Anda di halaman 1dari 26

xiv

PERSETUJUAN PENELITIAN

Skripsi yang berjudul “ hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan
penerapan pemberian obat di ruang icu rsud dr. moewardi “ oleh Dian islamiah, Nim FT.2017.002, telah
diperiksa dan ujikan dihadapan panitia ujian skripsi pada jurusan Fisioterapi stikes Budi Mulia

Kendari, 02 januari 2018

Jurusan Fisioterapi Stikes Budi Mulia

Pembimbing I pembimbing II

La Ramu , S.pd.,MM H.Laode Malik, S.KM.,M.kes


xv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak terputus yang selalu
kita nikmati sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat
Tentang Keselamatan Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi”
ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai tahapan awal sebelum peneliti melakukan penelitian
dan merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana Fisioterapi. Skripsi ini melibatkan berbagai pihak yang
turut serta membantu peneliti dalam penyusunannya. Oeh karena itu, peneliti ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Laode Malik,S.KM.,M.Kes, selaku Ketua Yayasan Nur Suci Budi Mulia Kendari
2. Ibu Fatimah Aini Zahra,S,.St.Ft,.M.Fis, selaku Ketua Program Studi DIII Fisioterapi Stikes Budi
Mulia Kendari
3. Bapak La Ramu, S.Pd.,MM selaku Dosen Pembimbing I Yang Telah Membantu Mengarahkan
Membimbing Dan Memberi Dorongan Dalam Penyusan Skripsi Atau Tugas Akhir
4. Segenap Staf Dan Dosen-Dosen Pengajaran JUrusan Fisioterapi Stikes Budi Mulia Kendari

Kendari, 2 januari 2018

Penulis
xvi

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL

HALAM MOTO

HALAMAN PRESETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Tujuan Teori

2.1.1 Pengetahuan

2.1.1.1 Definisi Pengetahuan

2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan

2.1.1.3 Faktor-Faktor Tingkat Pengetahuan

2.1.2 Pemberian Obat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

3.2.1 Teknik Analisis Data

3.2.2 Sumber Data


xvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN i

4.1 Hasil Penelitian

4.2 Pendidikan Responden

4.2.1 Umur Responden

4.2.2 Lama Kerja Responden

4.2.3 Pengetahuan perawat

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan

5.2 Penerapan obat

5.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Pemberian Obat

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS
xvi
Hermi Yulianti ii

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan


Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU

RSUD Dr. Moewardi


ABSTRAK

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat di Ruang ICU Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi. Jumlah populasi 28 orang. Jenis penelitian
yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu
total sampling. Analisis yang digunakan adalah uji chi square (χ2).

Karakteristik profesi yaitu memiliki ilmu pengetahuan, sikap, bertanggung


jawab dan akuntabel tenaga kesehatan profesional harus bertanggung jawab dan
bertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran keselamatan
pasien. Pengetahuan adalah salah satu faktor dari manusia yang berpengaruh
terhadap keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalam
pelayanan keperawatan. Perawat sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan
langsung dengan pasien bertanggung jawab menyediakan layanan yang
menunjang keselamatan tersebut. Peneliti melakukan wawancara kepada 4
perawat ICU, pada tahun 2013 terdapat satu kejadian tidak diharapkan berupa
kesalahan pemberian obat.
Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh diketahui bahwa nilai
chi-square test (χ2) adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 .
Oleh karena nilai χ2 5,600 > χ2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < α (0,05), maka H0
ditolak yang berarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanya
hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan penerapan pemberian obat. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio
4.00 artinya bahwa semakin tinggi pengetahuan beresiko mempertinggi terhadap
terjadinya penerapan pemberian obat.
Merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan
melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu umur,
pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya dengan
pemberian obat dan menambahkan analisis multivariat.

Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Pengetahuan, Pemberian Obat.

Kepustakaan: 46 ( 2000-2014 )
xix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman.

Prinsip-prinsip pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar pasien,

benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi. Benar

pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan harus dilakukan

setiap akan memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju dengan obat

yang telah diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian obat, yaitu

perintah tetap, perintah satu kali , perintah , perintah stat . Benar dosis adalah

dosis yang diresepkan pada pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat

yang diresepkan harus diberikan. Benar rute disesuaikan dengan ti enyerapan

ngkatdokumentasi
tubuh pada obat yang telah diresepkan. Benar p meliputi nama,

tanggal, waktu, rute, dosis dan tanda tangan atau insial petugas (Kuntari, 2005).

Meningkatkan keamanan dari obat yang harus di waspadai merupakan

salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien (JCI, 2013). Keselamatan pasien

menjadi bagian penting dalam pelayanan keperawatan. Perawat sebagai tenaga

terdepan yang bersentuhan langsung dengan pasien bertanggung jawab

menyediakan layanan yang menunjang keselamatan tersebut. Menurut Ballard

(2003) menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan komponen penting dan

vital dalam asuhan yang berkualitas Hal ini menjadi penting karena keselamatan

pasien merupakan satu langkah untuk memperbaiki mutu layanan dan menjadi

salah satu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan (Cahyono, 2008)


xx

Keselamatan pasien telah menjadi isu global termasuk untuk rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity)
yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan rumah sakit
yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan
tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Harus diakui
kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes RI, 2006). Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1) mewajibkan
Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien
tersebut menurut Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan
angka kejadian yang tidak diharapkan. Insiden keselamatan pasien adalah
kesalahan medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event),
dan nyaris terjadi (near miss) (Mahendra, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU RSUD Dr.
Moewardi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi.
xxi

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

Mendeskripsikan tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien.

Mendeskripsikan penerapan pemberian obat di ICU Rumah Sakit Umum


Daerah Dr. Moewardi.

Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dengan penerapan pemberian oba di ICU Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moewardi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Ruangan ICU RSUD Dr. Moewardi


Memperkaya pengetahuan perawat dan meningkatkan pelayanan di rumah
sakit dengan menerapkan standar keselamatan pasien serta dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia, dalam meningkatkan pengetahuan
dan praktik perawat dalam menerapkan program keselamatan pasien di
instalasi perawatan ICU RSUD Dr. Moewardi
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau sumbangan dalam
ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan di instalasi
pendidikan dan sebagai acuan penelitian lebih lanjut mengenai
keselamatan pasien.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut
mengenai keselamatan pasien.

.
xxi
i

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengetahuan

2.1.1.1 Defenisi Pengetahuan

Menurut Soerjono (2006), manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sebagai makhluk yang sadar, kesadaran manusia dapat disimpulkan dari
kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa, dengan pikirannya
manusia mendapat pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu,
penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya
(Vardiansyah, 2008).

Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui indera mata dan indera telinga (Notoatmodjo,
2007).

Pengetahuan sendiri merupakan domain yang sangat penting dalam


terbentuknya suatu tindakan. Terbentuknya perilaku seseorang karena adanya
pengetahuan yang ada pada dirinya hingga terbentuk suatu perilaku baru. Subyek
terlebih dahulu mendapat stimulus yang berupa materi atau obyek dari luar
sehingga menimbulkan pengetahuan yang baru pada subyek tersebut dan
selajutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap
obyek yang diketahuinya itu. Rangsangan yakni obyek yang telah diketahui dan
disadari sepenuhnya, tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu
xxi
ii

berupa tindakan atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Kenyataan
stimulus yang diterima si subyek dapat langsung menimbulkan tindakan artinya
seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui
makna dari stimulus yang diterimanya. Tindakan seseorang tidak harus didasari
oleh pengetahuan atau sikap. Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari


sebelumnya, pengetahuan juga disebut recall (mengingat kembali) yang dapat
menyangkut bahan yang luas ataupun sempit, seperti fakta (sempit) dan teori
(luas) (Notoatmodjo, 2007

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

2.1.1.4 Faktor Internal

1) Pendidikan

Tingginya pendidikan yang ditempuh diharapkan tingkat pengetahuan


seseorang akan bertambah, bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka
tinggi pula pengetahuan yang didapat oleh orang tersebut, yang artinya dapat
mempengaruhi terhadap pola pikir dan daya nalar seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mubarak (2007), Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan


seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya,
sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai – nilai
yang baru diperkenalkan.
xxi
v

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh


pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
(Mubarak, 2007).

Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, adanya


pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis
pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian
masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh
informasi (Notoatmodjo, 2007).

3) Umur

Umur adalah lama waktu hidup atau sejak kelahiran atau diadakan. Sikap
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup ada 2 sikap antara lain

1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai,


semakin banyak hal yang dikerjakan.
2. Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental (Notoatmodjo,
2007).
4) Penghasilan

Seseorang yang memiliki tingkat ekonomi yang lumayan akan memiliki


daya beli yang cukup tinggi pula. Penghasilan yang rendah akan mengurangi
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga : gizi anak, pendidikan
dll. (Notoatmodjo, 2007).

5) Jenis Kelami

Perilaku antara laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan, baik cara


berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari maupun reaksi terhadap kondisi sakit
yang menimpanya. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena faktor hormonal,
struktur fisik maupun norma pembagian tugas keluarga. Wanita lebih sering
xxv

berperilaku atas dasar perasaan, sebaliknya laki-laki sering bertindak atas


pertimbangan rasionalnya (Notoatmodjo, 2007).

6) Pengalam

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu


merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat sebagai upaya dalam memecahkan masalah yang
dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2007).

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam


berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat
pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Mubarak, 2007).

2.1.2 Pemberian Obat

Rancangan Kebijakan Obat Nasional menyatakan bahwa “obat adalah


sediaan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi” (Adisasmito, 2012). Menurut Potter dkk. (2011), “obat merupakan
komponen yang digunakan dalam diagnosis, pengobatan, pemulihan atau
pencegahan yang dapat mempengaruhi kesehatan”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum bahwa obat merupakan


paduan dari berbagai bahan yang digunakan untuk keperluan diagnosis dan
terapeutik serta berpengaruh terhadap sistim fisiologi/keadaan patologis dalam
kesehatan.
xxv
i

BAB III

METEDEOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional


yaitu penelitian yang menggunakan observasi sebagai salah satu instrumennya.
Penelitian survei ini bersifat korelatif yaitu menganalisa dinaika korelasi
hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan
penerapan pemberian obat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel
independent dan dependent hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2007)

3.2 Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di Ruang ICU Rumah Sakit Umum


Daerah Dr. Moewardi. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 16
Maret 2015 – 12 April 2015.

3.2.1 Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan


penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Agar analisis penelitian
menghasilkan informasi yang benar, maka akan dilakukan pengolahan data
dengan tahapan sebagai berikut (Nursalam, 2008) :

1. Editing

Editing yaitu melakukan pengecekan kelengkapan untuk memudahkan


pengolahan data. Hal yang perlu dicek diantaranya kelengkapan identitas
pengisi, kelengkapan lembar kuesioner, kesalahan pengisian, dan
kelengkapan isian sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat
dilengkapi dengan segera.

2. Coding
xxv
ii

Coding adalah usaha memberi kode-kode tertentu pada jawaban responden


dan memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor
serta memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.

Tingkat Pengetahuan Perawat Kode

SPSS ’1’: Rendah Kode

SPSS ’2’: Sedang Kode

SPSS ’3’: T

inggi Penerapan Obat

Kode SPSS ’1’: Tidak diterapkan

Kode SPSS ’2’: Diterapkan

3. Tabulating

Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang


diteliti. Peneliti memasukkan skor jawaban responden dari tiap item
pertanyaan ke dalam tabel.

4. Entry Data

Entry Data yaitu memasukkan data yang telah ditabulasi ke komputer


dengan menggunakan aplikasi program SPSS (Statistical Package for
Social Science).

5. Clearing
Peneliti mengoreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau huruf-
huruf yang kurang jelas.
xxv
iii

3.2.2 Sumber Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan


proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2008).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi format isian dan


kuesioner yang pengisiannya dilakukan sendiri oleh responden.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan tentang penelitian dan tujuan penelitian kepada calon


responden yaitu perawat ICU RSUD Dr. Moewardi.
2. Penjelasan tentang informed consent, setelah memahami tentang penelitian
dan tujuannya. Responden yang setuju akan diminta untuk
menandatangani informed consent tersebut.
3. Membagikan kuesioner kepada responden yaitu perawat ICU RSUD Dr.
Moewardi untuk dilakukan pengisian.
4. Pada saat perawat ICU melakukan tindakan pemberian obat, peneliti
melakukan sebanyak satu kali observasi untuk dilakukan penilaian dengan
berdasarkan lembar observasi.
5. Menarik kuesioner yang telah diisi oleh responden.
6. Kuesioner yang memenuhi syarat akan dilakukan pengolahan dan analisa
xxi
x

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2Pendidikan Responden

Tabel 4.1 Gambaran tingkat pendidikan perawat

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

Diploma 3 16 57

S1 Keperawatan 8 29

Ners 4 14

Jumlah 28 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan perawat di ruang ICU
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu diploma 3 16 (57%) responden.

4.1.3.Umur Responden

Tabel 4.2 Gambaran berdasarkan umur perawat

Umur (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

20 – 25 3 11

26 – 30 15 53

31 – 35 3 11

36 – 40 6 21

46 – 50 1 4

Jumlah 28 100
xxx

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar umur perawat di ruang ICU
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu umur 26 – 30 tahun 15
(53%) responden.

4.1.4 Lama Kerja Responden

Tabel 4.3 Gambaran berdasarkan lama kerja perawat

Lama Kerja (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

0–5 15 53

6 – 10 8 29

11 – 15 4 14

21 – 25 1 4

Jumlah 28 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar lama bekerja perawat ICU
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu bekerja 0- 5 tahun 15
(53%).

4.1.5 Pengetahuan Perawat

Tabel 4.4 Gambaran berdasarkan pengetahuan perawat

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 0 0

Cukup 14 50

Tinggi 14 50

Jumlah 28 100
xxx
i

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner terhadap 28 perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum
Daerah Moewardi, yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 (50%)
responden, yang memiliki pengetahuan tinggi yaitu 14 (50%) responden.

Distribusi frekuensi menunjukkan kelompok perawat yang memiliki


pengetahuan tinggi dan pengetahuan cukup seimbang. Pengetahuan
merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian
yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah
orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pada
penelitian ini pengetahuan responden mengenai keselamatan pasien paling banyak
didapatkan melalui teori dan praktik selama pelatihan.

4.2.1 Pemberian Obat

Pada penelitian ini distribusi penerapan pemberian obat dibagi menjadi


dua yaitu diterapkan dan tidak diterapkan. Dari 28 responden yang

meliputi perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.


Moewardi diperoleh 18 (64%) responden melaksanakan penerapan pemberian
obat sedangkan 10 (36%) responden tidak menerapkan pemberian obat.
xxx
ii

4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Pemberian Obat

Tabel 4.7 out put chi-square, diketahui bahwa nilai chi-square test (χ2)
adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 . Oleh karena nilai χ2
5,600 > χ2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < α (0,05), maka H0 ditolak yang berarti
menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanya hubungan antara
tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan
pemberian obat.

Perolehan hasil penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa semakin


tinggi pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien maka semakin baik dalam
pemberian obat. Pengetahuan maupun transfer pengetahuan di rumah sakit
merupakan hal yang penting. IOM (2000) dalam To Err Is Human: Building a
Safer Health System menggaris bawahi bahwa peran program edukasi pada
perawat dalam mengenalkan keselamatan pasien dapat meningkatkan identifikasi
terhadap terjadinya kesalahan dan mencegah terjadinya kesalahan itu sendiri. Joint
Commission International (2007) mengatakan bahwa faktor individu adalah salah
satu komponen yang mempengaruhi praktik klinik keperawatan.

Pada penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dari 14 responden pengetahuan tinggi didapatkan 12 (42,9%)
responden mampu menerapkan pemberian obat dengan berdasarkan keselamatan
pasien dengan informasi yang didapatkan perawat ICU RSUD Dr. Moewardi
diperoleh dari seminar dari 28 responden sebanyak 13 (46%) responden. Uji
statistik menunjukkan bahwa odds ratio 4.00 artinya bahwa semakin tinggi
pengetahuan beresiko mempertinggi terhadap terjadinnya penerapan pemberian
obat. Menurut Notoatmodjo (2007) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan berarti apa yang diketahui dan dimengerti sesudah melihat
menyakinkan mengalami atau diajar. Menurut (Nilasari, 2010), kualitas pelatihan
dan edukasi pada staff dapat mempengaruhi secara langsung tampilan kerja atau
kemampuan kerja staf dan berespon secara benar jika menghadapi kesulitan atau
xxx
iii

pada kondisi kedaruratan. Pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap


pengetahuan dan keterampilan perawat menggambarkan peningkatan yang
bermakna. Pengetahuan pengidentifikasian pasien, komunikasi saat operan,
pemberian obat secara benar, penandaan sisi tubuh yang benar, pencegahan salah
kateter atau salah selang, pencegahan resiko jatuh, kebersihan tangan dapat
membantu mengurangi kejadian tidak diinginkan dari petugas kesehatan ke
pasien.
xxx
iv

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara


tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan
pemberian obat di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :

1. Responden yang memiliki pengetahuan cukup 14 (50%) responden, dan


14 ( 50%) responden mempunyai pengetahuan tinggi.
2. Penerapan pemberian obat, sebagian besar responden melakukan dengan
baik yaitu sebanyak 18 (64%) responden.
3. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan analisis chi square
menghasilkan kesimpulan (H0) ditolak yang berarti menerima hipotesis
alternatif (Ha) artinya yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat di
ruang ICU RSUD Dr. Moewardi.

B. Saran
1. Perawat Ruang ICU Diharapkan peran petugas kesehatan untuk dapat
melakukan ketelitian dalam penerapan pemberian obat, hal tersebut
dikarenakan tren pemberian pelayanan keperawatan saat ini dan masa
depan ditujukan kepada
2. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian menunjukkan ada keterkaitan antara faktor pengetahuan
keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.
Merekomendasikan peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan
melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu
umur, pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya
dengan pemberian obat dan menambahkan analisis multivariat.
xxx
v

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik

. Jakarta : Rineka Cipta

Adib A..(2009). Materi Seminar Nasional Keperawatan dengan tema


“Sistem Pelayanan Keperawatan dan Manajemen Rumah Sakit untuk
Mewujudkan Patient Safety . Jogjakarta.UGM.

Adisasmito, W. (2012). Sistem Kesehatan (Cetakan ke., pp. 1–371).


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ariyani. (2009). Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yang


mempengaruhi sikap mendukung penerapan program patient safety di
Instalasi Perawatan Intensif Di RSUD Moewardi Surakarta. Tesis.
Program Pasca Sarjana UNDIP.

Ballard, K.A. (2003). Patient safety: A shared responsibility. Online


Journal of Issues in Nursing. Volume 8 - 2003 No 3: Sept 03.

Besral. 2010. Biostastika. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Cahyono, J.B. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam


praktik kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Dahlan, M.S. 2004. Seri Statistik : Statistika untuk Kedokteran dan


Kesehatan. Uji Hipotesis dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam.
Jakarta : PT Arkans Entertainment And Education In Harmony

Depkes, RI (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit


(patient safety).(ed-2). Jakarta: DepKes RI.

Depkes, RI.(2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.


Jakarta: Depkes RI.
xxx
vi

LAMPIRAN

Hermi Yulianti NIM : ST 13037 Program Studi S-1 Keperawatan STIKES


Kusuma Husada Surakarta 2015 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat
Di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, Agustus 2015

Penulis
xxx
vii

BIODATA

Nama : Dian islamiah

Tempat/Tanggal Lahir : Tiroau 15 September 1999

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. A.H Nasution Lrng. Kakatua

Riwayat Pendidikan

TK Islam Tiroau Tamat Tahun 2003

SD Negeri 2 Timu Tamat Tahun 2011

SMP Negeri 1 Tomia Tamat Tahun 2014

SMA Negeri 2 Tomia Tamat Tahun 2017 dan Lanjut Perguruan Tinggi di
Kampus STIKES BUDI MULIA KENDARI
xxx
viii

MOTTO

"Hiduplah seakan engkau akan mati besok. Belajarlah seakan engkau

akan hidup selamanya" Mahatma Gandhi

Jika Anda mendidik seorang pria, maka seorang pria akan menjad

i terdidik. Jika Anda mendidik seorang wanita, maka sebuah generasi

akan terdidik" Brigham Young

"Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda

dapat mengubah dunia" Nelson Mandela

"Kecerdasan dan karakter adalah tujuan sejati pendidikan" Martin

Luther King Jr.

"Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara berpikir, bukan apa yang

harus dipikir" Margaret Mead

Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-
orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini" Malcolm X

"Tidak penting seberapa lambat Anda berjalan, selama Anda tidak


xxx
ix

berhenti" Confucius

"Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong. Pendidikan


adalah proses menyalakan api pikiran" W.B. Yeats

Anda mungkin juga menyukai