Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN

KONTRAK KERJA WAKTU TERTENTU (KKWT) PROYEK


Nomor: 001/KKWT/ART-KONS/VIII/2019

Pada hari ini, Senin tangal Empat Belas Bulan januari Tahun Dua Ribu Sembilan Belas (14-01-
2019), yang bertanda tangan di bawah ini :

1. ARIYANTO GOBEL, ST : Selaku Pimpinan/Direktur yang berkedudukan di Jl. Zakaria


Kompleks Obyek Wisata Pentadio Resort Desa Pentadio Barat Kec. Telaga Biru Kab.
Gorontalo, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV. ARTEFAK KONSULTAN
Berdasarkan Akta Notaris Gunawan Budiarto, SH (Pemasukan dan Pengeluaran Persero Serta
Perubahan Anggaran Dasar No.50 Tanggal 20 Februari 2007) selanjutnya disebut Pihak
Pertama.
2. ALTER FERDI RAFLI RAMBI, ST : Bertindak untuk dan atas nama dan mewakili diri sendiri
yang beralamat di desa Motoling I Jaga IV Kecamatan Motoling Kabupaten Minahasa Selatan
selanjutnya di sebut sabagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama sama selanjutnya disebut para pihak, terlebih
dahulu menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Pihak Pertama adalah Direktur CV. ARTEFAK KONSULTAN yang berkedudukan di Jl.
Zakaria Kompleks Obyek Wisata Pentadio Resort Desa Pentadio Barat Kec. Telaga Biru Kab.
Gorontalo dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Konsultansi.
2. Bahwa Pihak Kedua adalah Tenaga Kerja yang mempunyai keahlian di bidang tertentu
sesuai dengan kemampuannya untuk mengembangkan perusahaan dan mempunyai rasa
loyalitas serta dedikasi yang tinggi untuk kemajuan terhadap perusahan.
3. Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat dan setuju untuk menjalin hubungan kerja
yang sangat harmonis dan kekeluargaan dan didasari dengan landasan agama yang
berketuhanan Yang Maha Esa. Yang mana aturan perjanjiannya sesuai dengan pasal-pasal
yang diatur sebagai berikut :

Pasal – 1
Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dibuatnya Surat Perjanjian Kerja ini adalah untuk “Mengatur hubungan kerja,
hak dan kewajiban karyawan dengan CV.ARTEFAK KONSULTAN demi terciptanya iklim kerja yang
serasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kerja perusahaan”.

1. Pihak Pertama menyatakan menerima Pihak Kedua sebagai Karyawan Kontrak Proyek
Waktu Tertentu (KKWT) selama berlangsungnya proyek dan Pihak Kedua dengan ini
menyatakan kesediaannya untuk bekerja sesuai dengan job description dan keahlian kepada
perusahaan dengan loyalitas den dedikasi yang tinggi, berkomitmen dan bersedia ikut
membangun kemajuan perusahaan.
2. Pihak Kedua dengan Jabatan pada ayat 1 pasal ini berhak untuk mendapatkan Nomor Induk
Pegawai dengan nomor ID : ART-KONS.
Pasal – 2
Hak dan Tanggung Jawab.

1. Pihak pertama berkewajiban untuk :


a. Memberikan tugas atau perintah kerja / job description.
b. Membayar imbalan jasa / upah sesuai dengan Perjanjian Kontrak Kerja Waktu Tertentu
(KKWT) ini.
c. Melindungi Pihak Kedua selama Bekerja di Perusahaan CV. ARTEFAK KONSULTAN
2. Pihak Kedua berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan semua perintah kerja (job description) baik secara lisan maupun tertulis,
dalam hal urusan kedinasan dengan penuh tanggung jawab dan sebaik-baiknya.
b. Mematuhi dan / atau menjalankan peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama.
c. Menghormati dan mentaati peraturan kewenangan yang telah ada dan petuntuk-petunjuk
dari Perusahaan.
d. Menjaga dan memelihara suasana yang sehat dan harmonis dalam hubungan kerja
dengan atasan, teman sekerja, dan relasi.
e. Melaporkan, baik secara lisan maupun tertulis, tentang kesalahan / kekeliruan yang
mungkin dapat menghambat kelancaran jalannya pekerjaan atau merugikan kepentingan
Perusahaan kepada atasan / Direksi yang berkepentingan di Perusahaan.
f. Melapor secara lisan atau tertulis kepada atasannya apabila berhalangan untuk masuk
kerja.
g. Menggunakan dan merawat serta menjaga alat / sarana kerja dan perlengkapan
keselamatan kerja yang telah dipercayakan kepada Pihak Kedua.
h. Menggunakan pakaian rapi, baju berkerah (kemeja) / seragam dan sepatu.

Pasal – 3
Tata Tertib Perusahaan dan Larangan

1. Pihak Kedua menyatakan kesediaanya untuk mematuhi serta menaati seluruh perturan tata
tertib perusahaan dan larangan – larangan yang telah ditetapkan Pihak Pertama.
2. Pihak Kedua selama perjanjian ini berlangsung dilarang:
a. Melakukan tindakan yang diperkirakan dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
b. Memberikan keterangan / informasi kepada Pihak Ketiga di luar batas kewenangannya
yang patut diduga mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.
c. Menerima pemberian hadiah berupa apapun dari Pihak Ketiga, jika diketahui atau patut
diketahui pemberian hadiah dimaksud dapat dapat mengakibatkan kerugian bagi
Perusahaan.
d. Tidur pada waktu jam kerja kecuali dikarenakan sakit, dan atau karena kelelahan setelah
menjalankan tugas lembur.
e. Membawa / mempergunakan barang barang milik Perushaan keluar lingkungan kerja
tanpa seizin atau menyalagunakan alat-alat, barang-barang, dan lain-lain benda milik
Perusahaan.
f. Meninggalakan tempat kerja lebih dari 1 jam kerja tanpa izin terlebih dahulu dari
atasannya.
g. Pada saat kesepakatan kerja diadakan memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
h. Menyalahgunakan atau memanfaatkan jabatan, tugas, wewenang, atau tanggung jawab
yang diberikan Pihak Pertama untuk kepentingan atau kelangsungan pribadi dan atau
Pihak Ketiga.
i. Membawa, minum-minuman yang mengandung alkohol, terlebih mabuk, memakai obat
bius atau narkotika (psikotropika) di tempat kerja.
j. Merencanakan dan atau melakukan pencurian, menggelapkan, menipu, dan melakukan
kejahatan lainnya.
k. Menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam atasan, keluarga atasa, atau teman
sekerja.
l. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik Perushaan.
m. Dengan sengaja, walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya.
n. Membongkar rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan.
o. Berjudi atau melakukan permainan bersifat judi di tempat kerja atau lingkungan
perusahaan.
p. Membuat dan atau meyebarkan pengumuman, pamflet, selebaran-selebaran, atau corat-
coret di lingkungan tempat kerja yang bersifat menghasut, memfitnah, melanggar tata
asusila, atau hal-hal lain semacam itu.
q. Membawa kedalam tempat kerja, barang atau benda benda dalam bentuk apa pun yang
dapat membahayakan keselamatan jiwa manusia dan atau Perusahaan, kecuali barang
atau benda tersebut bagian dalam pelaksanaan pekerjaannya.
r. Melakukan sesuatu di tempat kerja yang bertentangan dengan hukum atau keasusilaan.
s. Menggunakan kaos oblong dan sandal jepit ketika bekerja.

3. Pelanggaran – pelanggaran terhadap peraturan – peraturan tersebut diatas dapat


mengakibatkan Pihak Kedua dijatuhi :
a. Surat Peringatan 1 (SP 1), Surat Peringatan 2 (SP 2) hingga Skorsing.
b. Surat Peringatan 1 (SP 1) berlaku dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan. Apabila dalam kurun
waktu tersebut karyawan didapati melakukan pelanggaran, maka Perusahaan akan
mengeluarkan Surat Peringatan 2 (SP 2).
c. Surat Peringatan 2 (SP 2) berlaku dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan. Apabila dalam kurun
waktu tersebut karyawan masih melakukan pelanggaran, maka Perusahaan akan
mengeluarkan Surat Peringatan 3 (SP 3) atau Surat Peringatan Terakhir dimana
Perusahaan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan karyawan yang
bersangkutan tanpa adanya pesangon.
d. Hukuman dalam bentuklain dengan merujuk kepada Peraturan Pemerintah yang
mengaturnya.

Pasal – 4
Tugas dan Tanggung Jawab (Job Description)

1. Tugas dan Tanggung Jawab (Job Description)


Pihak Pertama menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada Pihak Kedua dengan tugas
dan tanggung jawab untuk jabatannya tersebut adalah :
Fungsi dan Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi :
1. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan
laju pencapaian volume / realisasi fisik
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
e. Menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat
lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik
yang dibuat oleh pelaksana konstruksi
f. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi
g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanan yang diajukan oleh pelaksana
konstruksi
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan sebelum
serah terima I
i. Menyusun daftar cacat sebelum serah terima I dan mengawasi perbaikannya
pada masa pemeliharaan
j. Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
k. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima I, berita
acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima II pekerjaan konstruksi,
sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi
l. Membantu mengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah, Kabupaten / Kota setempat.

2. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.


a. Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai suatu lembaga yang berfungsi
Integral dan profesional mempunyai tugas yang lebih panjang dalam suatu
proses pengadaan suatu kegiatan proyek dimana diantaranya membantu
pemberi tugas dalam proses pengadaan konsultan perencana, jasa pelaksana
hingga pelaksanaan di lapangan sampai masa pemeliharaan konstruksi.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi secara sistemik dan proporsional akan
berfungsi manajerial dalam setiap proses. Pengadaan Konsultan Perencana
yang akan membuat dokumen perencanaan terhadap fasilitas yang dikehendaki
oleh pemberi tugas dan pengadaan Pelaksana Fisik / Kontraktor yang akan
melaksanakan pembangunan fisik dari yang telah direncanakan.
c. Manajemen Konstruksi sebagai suatu institusi yang berfungsi Integral dan
turut serta memahami hasil perencanaan hingga diaplikasikan dalam
pelaksanaan. Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan wakil dari pemberi
tugas dalam mengendalikan proses pembangunan. Dengan Konsultan
Manajemen Konstruksi ini diharapkan akan dapat menjawab pertanyaan -
pertanyaan awal sebagai berikut :
 Bagaimana metode yang tepat dan efisien untuk mendudukkan klien
(pemberi tugas) dalam situasi yang menguntungkan dilihat dari
kemampuan untuk bernegosiasi secara teknis dengan perencana dan
Kontraktor.
 Bagaimana mengoptimalkan hasil perencanaan dan pelaksanaan sehingga
dapat menghasilkan produk yang dikehendaki baik untuk mutu, waktu dan
biaya.
 Bagaimana metoda yang tepat agar dapat menghemat waktu akibat tersita
permasalahan yang timbul di lapangan.
d. Konsultan MK bekerja mulai dari persiapan Tahap Pelelangan Kontraktor (bila
diperlukan membantu proses pelelangan Kontraktor), pengawasan
pelaksanaan pembangunan fisik dan pengawasan pelaksanaanmasa
pemeliharaan dan penyusunan kontraknya.

Tugas Pokok Ahli MEP :


1. Selalu berkoordinasi dengan pelaksana MEP dari kontraktor agar tidak terjadi
perbedaan sistem pekerjaan
2. Harus paham dengan sistem MEP sebuah gedung karena MEP berbeda dengan
struktur maupun arsitektural. MEP lebih ke sistem. Pembuktian pekerjaan benar-
benar selesai apabila sistemnya sudah berjalan.
3. Paham dan mempunyai wawasan luas mengenai spesifikasi-spesifikasi alat MEP
seperti Genzet, Panel listrik, Lift dan sebagainya.
4. Mengesahkan ijin pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor sebelum dimulai
5. Selalu memberikan masukan kepada owner mengenai pekerjaan MEP
6. Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail.
7. Bersama Team Leader membuat Rancangan Kerja Proyek (RKP).
8. Memberikan laporan pelaksanaan proyek kepada Team Leader secara berkala.
9. Berkoordinasi dengan Pelaksana, Drafter terkait pelaksanaan di Lapangan.
10. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
11. Membuat Laporan Mingguan dan Bulanan.
12. Memeriksa dan menyetujui progres harian, mingguan dan bulanan.
13. Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek.
14. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek sesuai petunjuk Tim Lider.
15. Mengadakan rapat koordinasi intern dan ekstern lapangan secara berkala.
16. Membina hubungan baik dengan owner dan Kontraktor Pelaksana.
17. Mengadakan meeting reguler intern.
18. Melaksanakan K3 dan memelihara kebersihan dan kerapian area kerja
Pasal – 5
Waktu Kerja
Kepada Pihak Kedua berlaku waktu/ jam kerja sebagai berikut :
1. Hari kerja adalah 7 (tujuh) hari yaitu mulai dari Senin sampai dengan Minggu atau sesuai
dengan kebutuhan proyek.
2. Jam masuk kerja yaitu sesuai dengan aturan yang berada di dalam proyek.

Pasal – 6
Gaji dan Tunjangan
1. Pihak Pertama harus memberikan gaji / imbalan jasa dan pekerjaannya setiap akhir bulan
berjalan kepada Pihak Kedua dengan uraian sebagai berikut :
a. Gaji (all in) : Rp. 2.500.000 ,-
b. Tunjangan Operasional : Rp. 300.000,-
c. Tunjangan Pulsa : Rp. 200.000 ,-
Total diterima : Rp. 3.000.000 ,-
Terbilang : ”TIGA JUTA RUPIAH”.

2. Intensif harian sebesar Rp 35.000,- / Hari yang akan dibayarkan oleh Kontraktor Pelaksana
setiap hari Senin atau Selasa minggu berikutnya. Ketentuan perhitungan intensif adaah
apabila Pihak Kedua bekerja melebihi pukul 17.00 WITA – 22.00 (Lembur) sesuai yang
tertuang pada Spesifikasi Teknis Pasal. A.9 Point 6 tentang Pengawasan yang dibuktikan
dengan absensi kehadiran.
3. Pihak Pertama akan memberikan imbalan tambahan berupa makan siang dan makan malam
sebesar 15.000.
4. Jatah Izin untuk Alhi Pelaksana MEP 2 kali dalam 1 Bulan paling lama 1 (Satu) hari kalender)
dan untuk Pengawas dan Staff 1 kali dalam 1 bulan paling lama 7 (tujuh) hari kalender.
Apabila ketidakhadiran melebihi jatah pulang maka akan diperhitungkan dengan
pengurangan gaji perhari.

Pasal – 7
Pengobatan dan uang Duka
1. Pihak Pertama akan menanggung biaya pengobatan serta perawatan jika Pihak Kedua sakit
atau memerlukan perawatan kesehatannya sesuai dengan syarat, peraturan, dan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Adapun ketentuan penggantian biaya Pengobatan yang dapat di reimburse (diganti) adalah
sebesar 60% (enak puluh persen) dari total biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh Pihak
Kedua dibuktikan dengna menyerahkan kwitansi asli dari rumah sakit atau dokter.
3. Uang duka akan diberikan kepada Pihak Kedua maksimal sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta
rupiah). Uang duka tersebut akan diberikan apabila terjadi pada : Karyawan, istri, anak, orang
tua dan mertua.

Pasal – 8
Kerja Rangkap
Kerja rangkap diperkenankan apa bila Pihak Pertama memberikan kewenangan kepada Pihak
Kedua untuk menjalankan dua atau lebih Proyek pada waktu yang bersamaan. Pemberian
kewenangan ini harus disertai dengan adanya Surat Perintah Kerja (SPK) yang diberikan Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua.
Pasal – 9
Pemutusan Hubungan Kerja
Pihak Pertama dapat mengakhiri hubungan kerja dengan Pihak Kedua sebelum masa
berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dan tanpa membayar ganti rugi dalam bentuk apapun
kepada, Pihak Kedua, apabila:

1. Pihak Kedua melakukan kesalahan berat, menggar hukum atau merugikan Perusahaan
sebagaimana dimaksud pada pasal 17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/1993.
2. Pihak Kedua tidak hadir tanpa pemberitahuan selama 3 (hari) hari berturut-turut.
3. Pihak Kedua setelah mendapatkan peringatan terakhir masih tetap melakukan
pelanggaran tata tertib dan disiplin kerja.

Pasal – 10
Pengunduran Diri
Jika Pihak Kedua mengundurkan diri sebelum berakhirnya jangka waktu kontrak ini maka
Pihak Kedua diharuskan untuk mengajukan permohonan terlebih dahulu selambatnya 7 (tujuh)
hari sebelumnya untuk mendapatkan dari Pihak Pertama.

Pasal – 11
Masa Akhir Kontrak
Setelah berakhirnya Kontrak Kerja ini, maka hubungan kerja antara Pihak Pertama dengan
Pihak Kedua berakhir secara hukum, dan tidak ada tuntutan hukum apapun dari Pihak Kedua
kepada Pihak Pertama. Adapun tidak menutupi kemungkinan Pihak Pertama akan memberikan
perpanjangan masa kontrak kepada Pihak kedua atas prestasi kinerja yang diberikan kepada
Pihak Pertama.

Pasal – 12
Lain- lain
1. Perjanjian Kerja ini dapat ditarik kembali dan atau diubah, kecuali atas persetujuan tertulis
dari kedua belah pihak.
2. Segala sesuatu yang tidak dan atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan tunduk
kepada ketentuan Peraturan Perusahaan yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.

Pasal – 13
Penutup
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sehat
dan sadar serta tanpa paksaan dari pihak mana pun. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) yang
sama bunyinya, semuanya bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi
kedua belah pihak.
Gorontalo, 14 Januari 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ARIYANTO GOBEL, ST ALTER FERDI RAFLI RAMBI, ST

Anda mungkin juga menyukai