Identitas Pasien :
Nama : Tn. D
Usia : 57 tahun
Teori Pasien
S: S:
Fatique, lemas Lemas badan sejak 2 bulan yang lalu
Penurunan aktivitas kerja semakin hari dirasakan semakin lemas
Lelah apalagi setelah bekerja, disertai pusing
Sesak nafas berputar apabila lama berbaring di tempat
Sakit kepala/pusing tidur dan untuk bangun. Pasien juga
Tangan dan kaki yang dingin mengeluh mual dan muntah 1x berisi
Kuku menjadi rapuh makanan. Tidak ada penurunan nafsu
Nafsu makan rendah makan.
Terlihat lebih pucat Pasien juga merasakan batuk sejak 2
minggu berdahak berwarna putih disertai
RPD : demam yang naik turun sejak batuk.
Kehamilan
Perdarahan organ dalam RPD : HT (-), DM (-), riwayat pingsan (-)
O: O:
Kesadaran : compos mentis
Kepala : Kesan sakit : sedang, malnutrisi. VAS
Wajah pucat 3
Mata :
Conjungtiva anemis TB/BB : 160cm/43 kg BMI : 16.19
Leher :
Dalam batas normal Tanda Vital
Thorax T : 130/80 mmHg
Paru-paru : N : 80x/menit
Tidak ada kelainan R : 20x/menit
Jantung : S : 36,50C
Tidak ada kelainan a. Kepala
Abdomen : Bentuk : normocephali
Tidak ada kelainan Rambut : putih, sukar dicabut,
distribusi tidak merata.
Kulit : Wajah : simetris, pucat
Pucat Mata : exophtalmus (-/-),
konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-,
Extremitas : refleks cahaya (/), pupil bulat isokor
Pucat telapak tangan, 3 mm/3 mm.
Kuku pucat/rapuh/cekung ( spoon nail) b. Mulut
Akral dingin Bibir : bibir kering (+), mukosa
bibir lembab (-), sianosis (-), pucat
(+),
Lidah : Atrofi papil (-), Bercak
keputihan (-)
Tonsil: T1/T1, hiperemis (-)
Faring: hiperemis (-)
c. Leher
Trakhea : terletak ditengah
KGB: pembesaran KGB (-)
Kelenjar tiroid : tidak membesar
JVP : 5+2cmH2O
d. Thoraks
Inspeksi
Inspeksi : simetris, bentuk
normochest, pernafasan torako-
abdominal, Kusmaul (-), retraksi
suprasternal (-), retraksi
intercostal(-)
Paru
Inspeksi : pernapasan simetris
kanan=kiri, tipe abdominotorakal
Palpasi : nyeri tekan (-), taktil
fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor di kedua lapangan
paru.
Auskultasi : suara napas dasar
vesikular (/), suara napas
tambahan rhonki (-/-),wheezing (-
/-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak
terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak
teraba
Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : ICS III, linea
midclavicularis sinistra.
Kiri : ICS V, linea
midclavicularis sinistra.
Kanan : ICS V, linea
parasternal dextra.
Auskultasi : BJM,S1=S2,
reguler,bradikardi (+), murmur (-).
e. Abdomen
Inspeksi : datar, striae (-)
Palpasi : soepel (+), Nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi : tympani
Auskultasi : BU + normal
f. Genitalia
Tidak Diperiksa
g. Ekstremitas
Superior : ikterik (-/-), edema (-/-),
pucat (+/+), akral dingin, CRT <2”.
Inferior : ikterik (-/-), edema (-
/-), pucat (+/+), akral dingin, CRT
<2”.
h. Kulit
Kering dan pucat
Pemeriksaan Hematologi
Hb : 5.4
Ht : 20
Leukosit : 4.97
Trombosit : 690000
Eritrosit : 3,5 juta
MCV : 60
MCH : 15
MCHC : 25
SGOT : 20
SGPT : 24
Natrium : 4.1
K : 4.1
GDS : 97
Kreatinin : 1.16
eGFR : 69.51
Gambaran darah tepi :
Eritrosit : hipokrom anisopoikilositosis
(mikrositik, cigar shape), normoblast
tidak ditemukan, retikulosit (+)
Leukosit : jumlah cukup, morfologi
dalam batas normal
Trombosit : jumlah meningkat, tersebar
Kesan : anemia hipokrom mikrositer
disertai trombositosis. Suspek anemia
defisiensi Fe disertai trombositosis aktif
Saran : jumlah retikulosit, Fe serum,
TIBC, CRP
A: A:
Anemia defisiensi Fe Anemia defisiensi Fe
P: P:
Usulan pemeriksaan penunjang : Usulan pemeriksaan penunjang :
- Hemoglobin - Hemoglobin
- Hematokrit - Hematokrit
- Leukosit - Leukosit
- Trombosit - Trombosit
- SADT - MCV
- MCV - MCH
- MCH - MCHC
- MCHC - Kreatinin
- Retikulosit - eGFR
- Hitung Jenis Leukosit - GDS
- Fe serum - SADT
- TIBC - SGOT
- B12 serum - SGPT
- Asam folat serum - Na, K
- SGOT
- SGPT
Penatalaksanaan : Penatalaksanaan :
- Transfusi PRC 150-200mL Foto thorax PA
- Terapi Nutrisi transfusi PRC 1 labu, besok 1 labu
Asam Folat 5mg NS 0.9 1000/24ham
Vit B12 100mcg i.m Vomceran 3x4mg iv
(1minggu) Pranza 2x1gr iv
- Suplemen Fe 15-20mg/hari
Levofrat 3x1 iv
Cek sputum BTA SPS
Pembahasan :
Klasifikasi
1. Morfologi eritrosit
Normokrom- Makrositer
Ukuran eritrosit besar , konsentrasi hemoglobin normal
Hipokrom-Mikrositer
Ukuran eritrosit kecil , konsentrasi hemoglobin menurun
Normokrom-normositer
Ukuran eritrosit normal , konsentrasi hemoglobin normal
2. Mekanisme anemia
Anemia pernisiosa
Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi Fe
Anemia Sideroblastik
Thalasemia
Anemia aplastik
Anemia hemolitik
Sickle cell anemia
Anemia pada penyakit kronis
Penatalaksanaan :
- Transfusi PRC 150-200mL
- Terapi Nutrisi
Asam Folat 5mg
Vit B12 100mcg i.m (1minggu)
- Suplemen Fe 15-20mg/hari
- Splenectomy
- Transplantasi Stem Sel
Etiologi :
1. Kebutuhan zat beso meningkat, anak dalam masa pertumbuhan, kehamilan
dan laktasi.
2. Kehilangan zat besi karena perdarahan.
a. Traktus gastrointestinalis : pemakaian NSAID, Ca colon, hemoroid ,
infeksi cacing tambang ( Ancylostoma duodenale )
b. Traktus urinarius : hematuria
c. Traktus respiratorius : hemoptoe
d. Organ reproduksi wanita : menoragia, metroragia
3. Kurangnya konsumsi zat besi ( N : 20mg/hari 2 mg yang diserap)
4. Gangguan absorbsi zat besi : pasca gastrektomi, penyakit Crohn
Epidemiologi
46-92% ibu hamil
55,5% balita
25-48% perempuan
Manifestasi Klinis
Gejala umum : lemah, cepat lelah, mata berkurang-kunang, pucat.
Gejala khas : koilonikia ( kuku sendok), atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
pica
Terapi :
1. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50 - 65 mg
a. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental,
195; 39).
b. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64)
c. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah,
heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
3. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka
dilakukan koreksi parenteral segera.
Anemia Penyakit Kronis adalah anemia yang dijumpai pada pasien dengan infeksi,
inflamasi kronis , maupun keganasan. Bersifat ringan atau sedang disertai dengan rasa
lelah atau penurunan berat badan.
Etiologi
1. Penyakit kronis , tuberkulosis, abses paru, endokarditis bakterialis,
osteomyelitis, infeksi jamur kronis, HIV/AIDS. Terjadi 1-2 bulan setelah
infeksi
2. Inflamasi kronis, arthritis reumatoid, kolitis ulseratif.
3. Neoplasma, limfoma atau sarkoma cancer related anemia
Manifestasi Klinis
Gejala umum : lemah, cepat lelah.
Anemia bersifat ringan atau sedang ( Hb 7-11 g/dL)
Konjungtiva anemis
Terapi
1. Mengobati penyakit dasarnya
2. Transfusi, dengan kadar Hb dipertahankan 10-11 g/dL. Pemberian preparat
besi tidak direkomendasikan pada anemia penyakit kronis
3. Pemberian eritropoietin hanya pada anemia akibat kanker, gagal ginjal,
multiple myeloma, arthritis reumatoid dan HIV
TROMBOSIT
Etiologi
Penatalaksanaan
1. Terapi kausal
2. Pemberian preparat besi
a. Terapi besi per oral : ferro sulfat 3x200mg
b. Terapi besi parenteral : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid
complex, iron ferric gluconate, iron sucrose (dosis : kebutuhan besi (mg)
= (15-Hb sekarang ) x BB x 2.4 + 500 atau 1000mg)
3. Diet : tinggi protein (terutama protein hewani)
4. Vitamin c : 3x100mg/hari
5. Transfuse darah