1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perbincangan hangat tentang Pancasila ditengah-tengah publik mulai
mengemuka seiring dengan kondisi bangsa sekarang ini. Terdapat beberapa perseorangan
atau bahkan kelompok mulai meragukan keabsahan Pancasila sebagai Ideologi Negara,
bahkan didapati pula beberapa kelompok lainnya yang ingin mencoba menggeser Ideologi ini
dengan mengusung suatu sistem Ideologi Baru untuk menggantikan Pancasila. Adapun
sebagaimana yang dimaksud dengan ideologi yaitu merupakan keseluruhan pandangan cita-
cita, nilai dan keyakinan yang ingin diwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkrit
(Soerjanto Poespowardojo, 1991:44). Dengan demikian ideologi diyakini mampu
memberikan semangat dan arahan yang positif, bagi kehidupan masyarakat untuk berjuang
melawan berbagai penderitaan, kemiskinan dan kebodohan. Dengan pemahaman yang baik
mengenai ideologi, maka seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,
serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Sementara itu, Prof Syafii Maarif (2011) menilai pejabat sekarang sudah "alergi"
Pancasila, padahal mereka seharusnya menjadi teladan tentang penghayatan dan pengamalan
Pancasila yang benar. "Buktinya, pejabat sekarang jarang bicara Pancasila, karena mereka
‟alergi‟. Itu karena Pancasila memang pernah ada selama 20 tahun, namun Pancasila
dijadikan alat pembenar kekuasaan’. Ia bahkan menyarankan pejabat sekarang untuk meniru
Bung Hatta yang melakukan internalisasi Pancasila. "Artinya, jangan seperti dulu, Pancasila
jangan berhenti pada kognitif, apalagi diperalat, sehingga Pancasila disalahgunakan dan
akhirnya dijauhi. Pancasila harus ada dalam diri kita, lalu amalkan dan beri contoh, jangan
justru memperalat Pancasila". Ditambah lagi pelbagai geliat beberapa pihak yang ingin
mencoba memunculkan Ideologi tandingan dari Pancasila itu sendiri, yang sudah semestinya
menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Sudah menjadi harga mati dan tidak dapat ditawar
bahwa Pancasila merupakan asas tunggal yang berlaku di negara ini. Tergerusnya
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat Indonesia pun
semakin terlihat jelas. Termasuk, yang ditunjukkan oleh para pejabat negara maupun elite
politik negeri ini. Di satu sisi, dalam masa keterbukaan sekarang, sangat memungkinkan
masuknya pengaruh beragam 'ideologi baru'. Namun, nyatanya kondisi itu tidak diimbangi
adanya landasan yang kuat lewat penanaman nilai-nilai Pancasila.
4. PENGUATAN INTERNALISASI NILAI PANCASILA SEBAGAI SUATU
SOLUSI
Melalui pengajaran dan pendidikan, muatan Pendidikan Pancasila mesti diterapkan
sejak dini sebagai suatu bentuk penguatan bagi generasi yang akan datang. Selain daripada
itu, diperlukannya penanaman nilai-nilai Pancasila dalam setiap bidang kerja baik pada
Badan Milik Pemerintah maupun Badan yang bersifat Swasta, penguatan tersebut
dimaksudkan agar realisasi dan kerja-kerja program yang dilakukan didasarkan serta
berorientasi mewujudkan pada Pancasila. Terakhir melalui upaya pembentukan Badan
Khusus Penegakan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat mampu memberi jawaban dengan
menghadirkan pelbagai agenda penanaman nilai Pancasila sebagai bentuk upaya Internalisasi
pemahaman khususnya bagi masyarakat luas yang ingin ditujukan.
BAHAN RUJUKAN :