Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR PENYUSUNAN

RENCANA BIMBINGAN
KLASIKAL
Oleh

Sunawan, Ph.D.
Prosedur Umum

1. Menetapkan Topik Bimbingan Klasikal


2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan
Klasikal:
a. Merancang tujuan
b. Merancang materi
c. Memilih metode dan langkah kegiatan
d. Menyusun media dan alat bantu
e. Menetapkan metode evaluasi
1. Menetapkan Topik Bimbingan Klasikal

• Dasar penetapan topik bimbingan klasikal:


a. Kebutuhan siswa yang diketahui dari data asesmen
kebutuhan
b. Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
• Dengan demikian, topik bimbingan klasikal pada satu sisi
memenuhi kebutuhan siswa dan di sisi lain memfasilitasi
siswa untuk memenuhi tugas perkembangannya
• Hasil yang diharapkan  siswa berkembang secara optimal
2.a. Merancang Tujuan Bimbingan Klasikal

• Tujuan bimbingan klasikal (instructional objectives)


adalah intensi konselor yang terkait dengan
pertumbuhan atau perubahan pada siswa yang
diharapkan dari bimbingan klasikal (Arends, 2007)
• Tujuan bimbingan klasikal dinyatakan dengan
menggunakan format taksonomi
• Tiga komponen pernyataan tujuan, yakni: subjek,
kata kerja, dan kata benda
• Contoh: “Siswa (subjek) mampu mendemonstrasikan (kata
kerja) perilaku menghargai perbedaan (toleransi) dalam
pergaulan sehari-hari (kata benda)”
• Taksonomi Bloom yang direvisi dalam ranah kognitif
mencakup:
1. Mengingat (remember) adalah mengambil informasi yang
relevan dari memori jangka panjang (long term memory).
2. Memahami (understanding/comprehension) adalah
mengkonstruksikan makna dari berbagai pesan yang
dibahas dalam kegiatan instruksional atau bimbingan
klasikal.
3. Menerapkan (apply) adalah melaksanakan atau
menggunakan suatu prosedur.
4. Menganalisis (analyze) adalah menguraikan materi menjadi
bagian-bagian konstituen atau menentukan pola hubungan
satu bagian dengan bagian yang lain.
5. Mengevaluasi (evaluate) adalah membuat penilaian
(judgement) berdasarkan suatu kriteria tertentu.
6. Menciptakan (create) adalah menyatukan berbagai elemen
untuk membentuk suatu pola atau struktur tertentu.
• Taksonomi Bloom dalam ranah afektif
1. Menerima (receiving) adalah menyadari atau
memperhatikan sesuatu di lingkungan.
2. Merespon (responding) adalah menunjukkan
(perform) perilaku baru sebagai bentuk hasil dari
pengalaman dan respon terhadap pengalaman.
3. Menghargai (valuing) adalah menunjukkan
keterlibatan multak atau komitmen yang tinggi
terhadap pengalaman tertentu.
5. Organisasi (organization) adalah mengintegrasikan nilai baru dan
memberikan nilai tersebut tempat yang layak dalam sistem
prioritas.
6. Karakterisasi menurut nilai (characterization by value) adalah
bertindak secara konsisten menurut nilainya dan memiliki
komitmen yang tinggi terhadap pengalaman yang telah
dipelajari.
• Taksonomi Bloom dalam ranah psikomotorik
1. Meniru adalah tindakan yang terjadi di luar kesadaran
atau kehendak sebagai respon terhadap stimulus
tertentu.
2. Manipulasi adalah pola gerakan bawaan yang
terbentuk dari kombinasi bermacam-macam gerak
reflex.
3. Presisi adalah penerjemahan stimulus yang diterima
melalui indera (sense) menjadi gerakan yang tepat
sebagaimana yang diinginkan.
5. Artikulasi adalah pengembangan gerakan-gerakan yang lebih
kompleks yang memenuhi tingkat efisiensi tertentu.
6. Naturalisasi adalah kemampuan untuk berkomunikasi melalui
garakan tubuh.
• Tahapan mencanangkan tujuan: 1) merumuskan tujuan umum; 2)
melakukan analisis instruksional; dan 3) merumuskan tujuan
khusus.
1) merumuskan tujuan umum:
a) tidak terlalu spesifik
b) berada pada level taksonomi yang tertinggi
c) dijabarkan lebih spesifik pada tujuan khusus
2) melakukan analisis instruksional; ada 4 macam struktur analisis
instruksional, yakni:
a) Struktur hirarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang
menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan
bila telah dikuasai yang lain. Contoh:
Mengidentifikasi ciri-ciri individu yang percaya diri

Menjelaskan definisi kepercayaan diri


b) Struktur prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang
menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang
menjadi persyaratan bagi yang lain.

Contoh teknik pesan saya (I-messages), “Saya merasa diperlakukan


tidak adil (perasaan) karena teman-teman kelompok belajar meminta
saya mengerjakan sebagian besar tugas (perilaku) sebab saya berpikir
kita bisa membagi tugas secara lebih proporsional (konsekuensi).”

Menyebutkan perasaan Menyebutkan Perilaku Menyebutkan Konsekuensi


c) Struktur kelompok merupakan struktur yang tidak seperti
prosedural dan hirarkis tetapi masih dalam satu
kesatuan/kelompok. Contoh struktur dari materi penetapan arah
karir. Memutuskan rencana
karir

Mengidentifikasi
Menangkap informasi
potensi diri
dunia kerja
d) Struktur kombinasi merupakan struktur yang tersusun atas
kombinasi dari ketiga jenis struktur sebelumnya.

3) merumuskan tujuan khusus:


a) untuk mengklarifikasi dan memperjelas apa yang hendak atau
diharapkan akan dipelajari siswa; dan
b) dirumuskan secara sistematis sesuai dengan hasil analisis
instruksional.
2.b. Menetapkan Materi Bimbingan Klasikal

• Dasar: tujuan bimbingan klasikal, khususnya tujuan khusus


• Topik-topik bimbingan klasikal sesuai dengan tujuan khusus
• Terdapat tujuh urutan (sequence) dalam mengembangkan materi
bimbingan klasikal, yaitu:
1) Sekuens kronologis adalah pengaturan urutan bahan ajar
berdasarkan urutan waktu. Bentuk sekuen ini banyak diterapkan
dalam menyusun bahan ajar untuk mata pelajaran sejarah,
seperti dalam menyajikan materi tentang sejarah kemerdekaan
Republik Indonesia yang mana pokok bahasannya diurutkan
dengan runtutan waktu.
2) Sekuens kausal adalah pengaturan urutan bahan ajar yang dimulai dari
sebab (pendahulu) dari suatu peristiwa tertentu menuju ke dampak
(kemudian). Contoh, untuk mengajarkan perilaku asertif maka urutan
bahan didahului dengan pokok bahasan “Bentuk perilaku asertif” lalu
“manfaat atau keuntungan berperilaku asertif”
3) Sekuens struktural adalah pengaturan urutan bahan ajar berdasarkan
atas alur struktur tertentu. Contoh: untuk mengajarkan konsep
keterbukaan dan kesadaran diri dari perspektif Johari Window, maka
pokok bahasan bimbingan klasikal diurutkan sesuai dengan struktur
teori Johari Window yang dimulai dengan (1) area keterbukaan, (2)
area buta, (3) area tersembuyi, dan (4) area yang tidak diketahaui.
4) Sekuens logis dan psikologis.
Sekuens logis adalah pengaturan urutan bahan ajar yang
dimulai dari bagian terkecil menuju keseluruhan,
Sekuens psikologis adalah pengaturan urutan bahan ajar yang
dimulai dari keseluruhan menuju bagian yang kecil.
Contohnya, dalam mengajarkan keterampilan asertif; sekuens
logis  unsur-unsur keterampilan asertif kemudian diakhiri
bentuk utuh keterampilan asertif; sekuens psikologis  latihan
keterampilan asertif kemudian pembahasan setiap komponen
dari keterampilan asertif.
5) Sekuens spiral adalah pengaturan urutan bahan ajar yang
dimulai dari topik yang populer dan sederhana kemudian
dilanjutkan pada topik yang lebih dalam dan kompleks.
Contoh, untuk mengajarkan pengembangan konsep diri
positif, maka pokok bahasan diawali dengan pembahasan
profil siswa dengan konsep diri positif dan negatif, kemudian
analisis dan refleksi konsep diri yang berkembang, dan
dilanjutkan dengan strategi pengembangan konsep diri
positif.
6) Rangkaian dari belakang (bacward chaining)
adalah pengaturan urutan sekuens bahan ajar
yang dimulai dari langkah terakhir dan menuju
ke awal/bagian depan.
Contoh, untuk mengajarkan peningkatan
kepercayaan diri maka siswa diajak untuk
mendemonstrasikan skenario tentang kepercayaan
diri yang kuat dan lemah
7) Sekuens berdasarkan hirarki belajar adalah pengurutan sekuens
bahan ajar yang dimulai dari bahan yang membutuhkan
pemikiran/belajar yang sederhana (misal pengetahuan) menuju
kepada bahan yang membutuhkan bahan/belajar yang lebih
kompleks (misal evaluasi).
Contoh, untuk mengajarkan siswa meningkatkan kepercayaan diri,
maka pembahasan pertama mengenai sosiodrama tentang
penerapan strategi pengembangan kepercayaan diri, kemudian
secara berturut-turut diikuti dengan pembahasan tentang strategi
peningkatan kepercaaan diri, pentingnya kepercayaan diri, dan
diakhiri dengan pembahasan tentang konsep dasar kepercayaan
diri.
2.c. Merencanakan metode bimbingan klasikal (Modul 2)
2.d. Memilih dan menggunakan media atau alat bantu
(Modul 3)
2.e. Merancang metode evaluasi:
• Menggunakan instrumen tes dan non tes
• Lingkup evaluasi: (1) proses (pelaksanaan bimbingan
klasikal), dan (2.a) pemahaman diri, sikap perilaku,
(2.b) perasaan positif, serta (2.c) rencana tindakan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai