Kasus Balita
Kasus Balita
1. Genting bocor
2. Dinding berlubang 5. PENCEGAHAN PADA ANEMIA
3. Tidur dekat pintu A. Primer
4. Selimut dan topi kurang rapat a) Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya
Menempel benda yang dingin: dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping
1. Tidur dilantai yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet
2. Mandi terlalu lama yang diberikan. Agar mengerti, harus diberikan pendidikan yang
3. Popok basah tidak segera diganti(ngompol,Diare) tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat
4. Hipoglikemi anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab
anemia adalah defisiensi zat besi.
1. Tidak dapat/kurang/jarang dapat makan Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung
2. Penyakit Infeksi kalori sebesar yang semestinya dikonsumsi.
Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan,
Gejala : yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat
memacu dan menghindarkan pangan yang bisa mereduksi
1. Hipotemi (<35c) penyerapan zat besi.
Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
vitamin zat bezi, seperti sayur-sayuran (bayam, bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
kangkung, jagung), telur, kismis. pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka
b) Pola istirahat dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan mg/hari.
tubuh mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari
B. Sekunder
kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel
a. Pengawasan penyakit infeksi
darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat
jam per hari.
mengurangi dampak gizi yang tidak diingini. Meskipun,
c) Pola Hidup jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi, pelayanan
menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan
eritrosit. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan lama serta beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali
kemampuan darah mengikat oksigen berkurang. dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik
keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama
d) Pola Aktifitas dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi upaya kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan
yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi
vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa cacing
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, tambang (Ancylostoma dan Necator) serta Schistosoma
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. yang menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis,
membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat menggaggu
untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia. penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus
dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika
pemusnahan parasit usus tidak dibarengi dengan langkah
e) Melakukan tes laboratorium pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga
memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan cacing itu
sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi selama 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap
manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh
asupan zat besi bertambah, baik melalui pemberian tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak
suplementasi maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin itu setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah
akan bertambah meskipun parasitnya sendiri belum darah sangat penting dilakukan. Suplementasi dijalankan
tereliminasi. dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil
b. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan disebabkan karena kekurangan zat besi.
yang diproses secara terpusat merupakan inti pengawasan
anemia di berbagai negara. Fortifikasi makanan merupakan e. Melakukan tes laboratorium
salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi yang bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka
dari jagung dan bubur jagung. Di negara sedang dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
berkembang lain telah dipertimbangkan untuk mg/hari. f). Suplemen asam folat dapat merangsang
memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan. pembentukan sel darah merah.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu Anak usia 1 sampai 3 tahun akan mengalami pertumbuhan
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima fisik yang relatif melambat, namun perkembangan motoriknya akan
tahun. meningkat cepat (Hatfield, 2008). Pada masa ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
istilah umum bagi anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3−5 tahun). Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan
Price dan Gwin (2014) mengatakan bahwa seorang anak dari dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
usia 1 sampai 3 tahun disebut batita atau toddler dan anak usia 3 memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap
sampai 5 tahun disebut dengan usia pra sekolah atau preschool child. setiap ajakan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2014) Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
seorang anak dikatakan balita apabila anak berusia 12 bulan sampai namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni
dengan 59 bulan. (Hartono, 2008):
Do: Do:
1. Sebanyak 30 balita 1. Keluarga balita
memiliki tubuh kurus memiliki kesulitan
2. Sebanyak 56 balita ekonomi
tampak lemah
3. Sebanyak 25 balita
memiliki rambut seperti
jagung
4. Sebanyak 38 balita
memiliki konjungtiva
mata anemis.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Memakan karbohidrat,
ditingkatkan suplemen)
menjadi 5)
Meminum
minuman yang
sesuai dengan
diet yang
ditentukan (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
Menghindari
makanan atau
minuman yang
tidak
diperbolehkan
dalam diet (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
Rencana makan
sesuai dengan
diet yang
ditentukan (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
1. Dukungan sosial (hal 84, Peningkatan system Pemberdayaan
1504) dukungan (hal 347, 5440) dan 1. Orang tua pada balita Afektif
Kemauan untuk Identifikasi tingkat Patnership di Desa L
menghubungi orang dukungan keluarga, mendapatkan
lain untuk meminta dukungan keuangan, dan dukungan dari
bantuan (Dari skala sumber daya lainnya keluarga
1 ditingkatkan Rujuk pada program 2. Orang tua pada balita Afektif
menjadi 3) pencegahan atau di Desa L
Bantuan yang pengobatan berbasis mendapatkan
ditawarkan oleh masyarakat dukungan dari
orang lain (Dari Sediakan layanan lingkungan
skala 2 ditingkatkan dengan sikap peduli dan
menjadi 4) mendukung
Informasi yang
disediakan orang
lain (Dari skala 1
ditingkatkan
menjadi 3)
Ketidakefektifan TUJUAN UMUM: NIC (549)
manajemen Setelah dilakukan tindakan PREVENSI PRIMER:
kesehatan pada kepeprawatan selama 3 bulan 1. Fasilitasi pembelajaran (hal Pendidikan 1. Terjadi peningkatan Kognitif
balita di Desa L manajemen kesehatan pada 106, 5520) kesehatan pengetahuan secara
(hal 162, domain balita di Desa L menjadi Tentukan tujuan signifikan pada
1, kelas 2, kode efektif pembelajaran yang jelas orang tua balita di
00078) fan mudah dinilai Desa L
TUJUAN KHUSUS: Sesuaikan instruksi
NOC HAL 635 dengan tingkat
PREVENSI PRIMER: pendidikan dan
1. Orientasi kesehatan ( hal kemampuan pasien
324, 7105) Buat isi pendidikan
Fokus pada menjaga kesehatan sesuai dengan
prilaku kesehatan kemampuan kognitif,
(dari skala 3 psikomotorik, ran afrktif
ditingkatkan pasien.
menjadi 5) Berikan informasi
Fokus pada drngan cara yang tepat
pencegahan seperti muali dari yang
penyakit (dari skala sederhana sampai yang
kompleks.
2 ditingkatkan
menjadi 4)
Persepsi bahwa
prilaku kesehatan
relevan dengan
kesehatan seseorang
( pentinnya
kesehatan ) (dari
skala 2 ditingkatkan
menjadi 4)
PREVENSI SEKUNDER: PREVENSI SEKUNDER:
1. Perilaku patuh: aktivitas 1. Konseling Nutrisi (hal 130, Kemitraan 1. Meningkatkan Kognitif
yang disarankan (hal 5246) dengan pengetahuan nutrisi
472, 1600) Kaji asupan makanan posyandu bagi keluarga balita
Mengevaluasi dan kebiasaan makan 2. Meningkatkan afektif
keakuratan dari pasien kebiasaan keluarga
informasi kesehatan Fasilitasi untuk balita untuk makan
yang diperoleh (Dari mengidentifikasi makanan yang
skala 1 ditingkatkan perilaku makan yang bergizi
menjadi 3) harus diubah
Mempertimbangkan Susun tujuan jangka
risiko/keuntungan pendek dan jangka
dari perilaku panjang yang realistis
sehat(Dari skala 2 dalam rangka mengubah
ditingkatkan status nutrisi pasin
menjadi 4)
Mendapatkan alasan
untuk melakukan
perilaku sehat(Dari
skala 1 ditingkatkan
menjadi 3)
Melakukan skrining
sendiri(Dari skala 1
ditingkatkan
menjadi 3)
PREVENSI TERSIER: PREVENSI TERSIER:
1. Partisipasi dalam 1. Dukunggan Keluarga (hal 91, Pemberdayaan 1. Orang tua pada balita Kognitif
keputusan perawatan 7140) di Desa L
kesehatan (hal 327, Orientasikan keluarga mengetahui
1606) terkait tatanan pelayanan hambatan dalam
kesehatan mencapai outcome
Identifikasi prioritas Berikan pengetahuan 2. Orang tua pada balita psikomotor
outcome kesehatan yang dibutuhkan kepada di Desa L
(dari skala 1 keluarga untuk mendapatkan
ditingkatkan membantu membuat bantuan dalam
menjadi 3) keputusan terkait pasien mengatasi hambatan
Identifikasi Sediakan kesempatan
hambatan mencapai untuk dukungan
outcome yang ingin kelompok
dicapai (Dari skala 2
ditingkatkan 2. Bantuan sumber keuangan
menjadi 4) dan pendapatan (hal 83,
Identifikasi 7380l
dukungan yang Bantu pasien untuk
tersedia untuk mengidrntifikasikan
mencapai outcome kebutuhan keuangan,
yang tetmasuk analisa aset dan
diinginkan(Dari kewajiban
skala 2 ditingkatkan Prioritaskan kebutuhan
menjadi 4) hiduo sehari hari pasirn
dan bantu pasien untuk
mengembangkab recana
dalam memenuhi
kebutuhan tersebut
Rancang rencana
perawatan untuk
mendorong
pasien/keluarga
mengakses tingkat
perawatan yang tepat
dengan cara yang paling
hrmat biaya