Anda di halaman 1dari 33

3) Kwashiorkor: Keadaan gizi buruk yang ditandai

dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung


3. PENGERTIAN kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot
a) Gizi buruk mengecil, pandangan mata sayu dan rambut
Gibson (2005), yang mengemukakan bahwa gizi tipis/kemerahan.
buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan
pengukuran antropometri. Sedangkan pengertian status gizi b) Anemia
adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi
keseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan. penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah
Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel-variabel (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/ panjang badan, darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai. 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang
Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah
keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang
deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-tanda klinis dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
Beberapa pengertian gizi buruk menurut Depkes RI (2008) hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari
adalah sebagai berikut : 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan
1) Gizi buruk: Keadaan kurang gizi tingkat berat pada
keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi
anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi
tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan tanda-
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-
oksigen ke jaringan.
kwashiorkor.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume
2) Marasmus: Keadaan gizi buruk yang ditandai dengan
eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang
tampak sangat kurus, iga gambang, perut cekung,
berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
wajah seperti orang tua dan kulit keriput
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen penyakit tertentu maka jika ada kuman yang masuk
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang ketubuhnya secara langsung tubuh akan membentuk
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang antibodi terhadap kuman tersebut.
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen c. Status ASI Eksklusif
darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam ASI mengandung gizi yang cukup lengkap
penyebabnya. Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel untuk kekebalan tubuh bayi. Keunggulan lainnya, ASI
darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga
normal. zat gizi cepat terserap. Berbeda dengan susu formula
atau makanan tambahan yang diberikan secara dini
kepada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus
ETIOLOGI bayi sehingga dapat menyebabkan susah buang air
a) Gizi buruk besar pada bayi. Proses pembuatan susu formula yang
1) Agen tidak steril menyebabkan bayi rentan terkena diare.
a. Makanan tidak seimbang Hal ini akan menjadi pemicu terjadinya kurnag gizi
b. Penyakit infeksi yang mungkin di derita anak. \ pada anak.
c. Tidak cukup tersedia pangan atau makanan di keluarga d. Pemberian Kolostrum
d. Pola pengasuhan anak yang tidak memadai e. Tingkat pendidikan Ibu
e. Keadaan sanitasi yang buruk dan tidak tersedia air Latar belakang pendidikan seseorang
bersih merupakan salah satu unsur penting yang dapat
f. Pelayanan kesehatan dasar yang tidak memad mempengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat
2) Host pendidkan yang lebih tingggi diharapkan pengetahuan
a. Berat Badan Lahir Anak Balita atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih
b. Status Imunisasi baik.
Tujuan imunisasi adalah mencegah penyakit f. Pengetahuan Gizi Ibu
dan kematian anak balita yang disebabkan oleh wabah Pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan
yang sering terjangkit, artinya anak balita yang telah agar dapat mengatasi masalah yang timbul akibat
memperoleh imunisasi yang lengkap sesuai dengan konsumsi gizi. Wanita khususnya ibu sebagai orang
umurnya otomatis sudah memiliki kekebalan terhadap yang bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan
bagi keluarga, ibu harus memiliki pengetahuan tentang b. Tidak cukupnya persediaan pangan di keluarga
gizi baik melalui pendidikan formal maupun informal. (household food insecurity).
g. Pekerjaan Ibu
Meningkatnya kesempatan kerja wanita dapat b) Anemia
mengurangi waktu untuk tugas-tugas pemeliharaan 1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
anak, kurang pemberian ASI. 2. Perdarahan
h. Jumlah Anak dalam Keluarga 3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi 4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia),
dan kurang gizi, sangat nyata pada masing-masing meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin
keluarga. Sumber pangan keluarga terutama mereka C dan copper
yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
makanannya jika yang harus diberi makan jumlahnya 1) Kurang mengkonsumsi makanan yang
sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
diantara seluruh anggota keluarga dan anak yang pembentukan sel darah merah.
paling kecil biasanya paling terpengaruh oleh 2) Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang
kekurangan pangan. sedang menstruasi rawan terkena anemia karena
i. Penyakit Infeksi kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
Gizi kurang menghambat reaksi imunologis banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan
dan berhubungan dengan tingginya prevalensi dan zat besi.
beratnya penyakit infeksi. Penyakit infeksi pada anak- 3) Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena
anak yaitu Kwashiorkor atau Marasmus sering anemia karena janin menyerap zat besi dan
didapatkan pada taraf yang sangat berat. Infeksi vitamin untuk pertumbuhannya.
sendiri mengakibatkan penderita kehilangan bahan 4) Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan
makanan melalui muntah-muntah dan diare. perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan
3) Environment (Lingkungan) seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
a. Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap menyebabkan anemia.
air bersih dan kebersihan lingkungan.
5) Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai
menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti edema anasarka.
infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan  Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema,
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll). dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian
6) Operasi pengambilan sebagian atau seluruh muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada
lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan stadium lanjut mungkin edema anasarka.
anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi  Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang
dan vitamin B12. menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek.
7) Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis  Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah
rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian
tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya besar penderita, yang selain infeksipenyebabnya
dapat menyebabkan anemia karena mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau
mempengaruhi proses pembentukan sel darah usus (atrofi). Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.
merah.  Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku,
8) Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena serta mudah dicabut. Pada taho lanjut, terlihat lebih
infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna pucat atau
yang menyebabkan kekurangan darah yang parah. putih, juga dikenal signo de bandero.

MANIFESTASI KLINIS Beberapa tanda-tanda klinis gizi buruk diatas menurut


a) Gizi Buruk (Gibson, 2005), sebagai berikut:
 Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, 1. Marasmus :
dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi  Badan nampak sangat kurus;
apatik, sopor atau koma.  Wajah seperti orang tua;
 Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang  Cengeng dan atau rewel;
terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah  Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis
dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat
tampak seperti memakai celana longgar/ 3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit
”baggy pants”) dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena
 Perut cekung; kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
 Iga gambang; 4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya aliran darah) Angina (sakit dada)
kronis) dan diare 5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas
2. Kwashiorkor : (pengiriman O2 berkurang)
 Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama 6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
pada punggung kaki; menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
 Wajah membulat (moon face) dan sembab; 7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia,
 Pandangan mata sayu; nausea, konstipasi atau diare)
 Rambut tipis, kemerahan seperti warna
rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa KOMPLIKASI ANEMIA PADA BALITA
sakit dan mudah rontok; 1. Terhadap kekebalan tubuh (imunitas seluler dan
 Perubahan status mental, apatis, dan rewel; humoral)
 Pembesaran hati; Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat lebih
 Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila meningkatkan kerawanan terhadap Penyakit infeksi.
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; Seseorang yang menderita defisiensi besi (terutama balita)
 Kelainan kulit berupa bercak merah muda lebih mudah terserang mikroorganisme, karena kekurangan
yang meluas dan berubah warna menjadi zat besi berhubungan erat dengan kerusakan kemampuan
coklat kehitaman dan terkelupas (crazy fungsional dari mekanisme kekebalan tubuh yang penting
pavement dermatosis); untuk menahan masuknya penyakit infeksi.
 Sering disertai penyakit infeksi (akut), Fungsi kekebalan tubuh telah banyak diselidiki pada
anemia dan diare hewan maupun manusia. Meskipun telah banyak publikasi
yang mengatakan bahwa kekurangan besi menimbulkan
b) Anemia konsekwensi fungsional pada sistem kekebalan tubuh, tetapi
1. Lemah, letih, lesu dan lelah tidak semua peneliti mencapai kesepakatan tentang
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang kesimpulan terhadap abnormalitas pada fungsi kekebalan
spesifik. Laporan klinis yang pertama-tama dilaporkan pada Invitro responsif dari limfosit dalam darah tepi dari
tahun 1928 oleh Mackay (dikutip oleh Scrimshaw-2) pasien defisiensi besi terhadap berbagai mitogen dan antigen
mengatakan bahwa bayi-bayi dari keluarga-keluarga miskin merupakan topik hangat yang saling kontraversial. Bhaskaram
di London yang menderita bronchitis dan gastroenteritis dan Reddy menemukan bahwa terdapat reduksi yang nyata
menjadi berkurang setelah mereka mendapat terapi zat besi. jumlah sel T pada 9 anak yang menderita defisiensi besi.
Lebih lanjut di Alaska, penyakit diare dan saluran pernafasan Sesudah pemberian Suplemen besi selama empat minggu,
lebih umum ditemui pada orang-orang eskimo dan orang- jumlah sel T naik bermakna.
orang asli yang menderita defisiensi besi. Meningitis lebih Srikanti dkk membagi 88 anak menjadi empat
sering berakibat fatal pada anak-anak dengan kadar kelompok menurut kadar hemoglobin yaitu defisiensi besi
hemoglobin di atas 10,1 g/dl. berat (Hb<8,0 g/dl). Pada anak yang defisiensi besi sedang
(Hb antara 8,0 - 10,0 g/dl), defisiensi ringaan (Hb antara 10,1
2. Imunitas humoral - 12,0 g/dl), dan normal (Hb > 12 g/dl). Pada anak yang
Peranan sirkulasi antibodi sampai sekarang dianggap defisiensi berat dan sedang terjadi depresi respons terhadap
merupakan pertahanan utama terhadap infeksi, dan hal ini PHA oleh limfosit, sedangkan pada kelompok defisiensi
dapat didemonstrasikan pada manusia. Pada manusi ringan dan normal tidak menunjukkan hal serupa. Keadaan ini
kemampuan pertahanan tubuh ini berkurang pada orang-orang diperbaiki dengan terapi besi.
yang menderita defisiensi besi. Nalder dkk mempelajari 4. Fagositosis
pengaruh defisiensi besi terhadap sintesa antibodi pada tikus- Faktor penting lainnya dalam aspek defisiensi besi
tikus dengan menurunkan setiap 10% jumlah zat besi dalam adalah aktivitas fungsional sel fagositosis. Dalam hal ini,
diit. Ditemukan bahwa jumlah produksi antibodi menurun defisiensi besi dapat mengganggu sintesa asam nukleat
sesudah imunisasi dengan tetanus toksoid, dan penurunan ini mekanisme seluler yang membutuhkan metaloenzim yang
secara proporsional sesuai dengan penurunan jumlah, zat besi mengandung Fe. Schrimshaw melaporkan bahwa sel-sel
dalam diit. Penurunan fifer antibodi tampak lebih erat sumsum tulang dari penderita kurang besi mengandung asam
hubungannya dengan indikator konsumsi zat besi, daripada nukleat yang sedikit dan laju inkorporasi (3H) thymidin
dengan pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar besi dalam menjadi DNA menurun.
serum atau feritin, atau berat badan. Kerusakan ini dapat dinormalkan dengan terapi besi.
Sebagai tambahan, kurang tersedianya zat besi untuk enzim
3. Imunitas sel mediated
nyeloperoksidase menyebabkan kemampuan sel ini Pollit, dkk melakukan penelitian di Cambridge terhadap
membunuh bakteri menurun. 15 orang anak usia 3-6 tahun yang menderita defisiensi besi
Anak-anak yang menderita defisiensi besi dan 15 orang anak yang normal, status besinya sebagai
menyebabkan persentase limfosit T menurun, dan keadaan ini kontrol. Pada awal penelitian anak yang menderita defisiensi
dapat diperbaiki dengan suplementasi besi. Menurunnya besi menunjukkan skor yang lebih rendah daripada anak yang
produksi makrofag juga dilaporkan oleh beberapa peneliti. normal terhadap uji oddity learning. Setelah 12 minggu
Secara umum sel T, di mana limfosit berasal, berkurang pada diberikan preparat besi dengan skor rendah pada awal
hewan dan orang yang menderita defisiensi besi. Terjadi penelitian, menjadi normal status besinya diikuti dengan
penurunan produksi limfosit dalam respons terhadap mitogen, kenaikan skor kognitif yang nyata sehingga menyamai skor
dan ribonucleotide reductase juga menurun. Semuanya ini kognitif anak yang normal yang dalam hal ini sebagai
dapat kembali normal setelah diberikan suplemen besi. kelompok kontrol.

Terhadap kemampuan intelektual


KOMPLIKASI GIZI BURUK PADA BALITA
Telah banyak penelitian dilakukan mengenai hubungan
antara keadaan kurang besi dan dengan uji kognitif. Walaupun Akibat Gizi Buruk
ada beberapa penelitian mengemukakan bahwa defisiensi besi
kurang nyata hubungannya dengan kemunduran intelektual 1. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangin oleh
tetapi banyak penelitian membuktikan bahwa defisiensi besi tenaga kesehatan
mempengaruhi pemusnahan perhatian (atensi), kecerdasan 2. Kurang cerdas
(IQ), dan prestasi belajar di sekolah. Denganl memberikan 3. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari
intervensi besi maka nilai kognitif tersebut naik secara nyata. normal
4. Sering sakit infeksi seperti batuk,pilek,diare,TBC,dan lain-
Salah satu penelitian di Guatemala terhadap bayi berumur
lain.
6-24 bulan. Hasil, penelitian tsb menyatakan bahwa ada
perbedaan skor mental (p<0,05) dan skor motorik (p<0, 05)
2.8 Komplikasi Gizi Buruk
antara kelompok anemia kurang besi dengan kelompok
normal. 1. Hipotermi
Penyebab : 2. Lemah
3. Penurunan kesadaran
1. Tidak/kurang/jarang diberi makan 4. Infeksi
2. Menderita Infeksi 5. Diare dan Dehidrasi
6. Syok
Paparan angin :

1. Genting bocor
2. Dinding berlubang 5. PENCEGAHAN PADA ANEMIA
3. Tidur dekat pintu A. Primer
4. Selimut dan topi kurang rapat a) Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya
Menempel benda yang dingin: dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping
1. Tidur dilantai yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet
2. Mandi terlalu lama yang diberikan. Agar mengerti, harus diberikan pendidikan yang
3. Popok basah tidak segera diganti(ngompol,Diare) tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat
4. Hipoglikemi anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab
anemia adalah defisiensi zat besi.

Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui


Penyebab : tiga cara :

1. Tidak dapat/kurang/jarang dapat makan  Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung
2. Penyakit Infeksi kalori sebesar yang semestinya dikonsumsi.
 Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan,
Gejala : yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat
memacu dan menghindarkan pangan yang bisa mereduksi
1. Hipotemi (<35c) penyerapan zat besi.
 Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
vitamin zat bezi, seperti sayur-sayuran (bayam, bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
kangkung, jagung), telur, kismis. pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka
b) Pola istirahat dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan mg/hari.
tubuh mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari
B. Sekunder
kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel
a. Pengawasan penyakit infeksi
darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat
jam per hari.
mengurangi dampak gizi yang tidak diingini. Meskipun,
c) Pola Hidup jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi, pelayanan
menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan
eritrosit. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan lama serta beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali
kemampuan darah mengikat oksigen berkurang. dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik
keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama
d) Pola Aktifitas dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi upaya kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan
yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi
vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa cacing
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, tambang (Ancylostoma dan Necator) serta Schistosoma
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. yang menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis,
membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat menggaggu
untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia. penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus
dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika
pemusnahan parasit usus tidak dibarengi dengan langkah
e) Melakukan tes laboratorium pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga
memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan cacing itu
sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi selama 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap
manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh
asupan zat besi bertambah, baik melalui pemberian tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak
suplementasi maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin itu setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah
akan bertambah meskipun parasitnya sendiri belum darah sangat penting dilakukan. Suplementasi dijalankan
tereliminasi. dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil
b. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan disebabkan karena kekurangan zat besi.
yang diproses secara terpusat merupakan inti pengawasan
anemia di berbagai negara. Fortifikasi makanan merupakan e. Melakukan tes laboratorium
salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi yang bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka
dari jagung dan bubur jagung. Di negara sedang dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
berkembang lain telah dipertimbangkan untuk mg/hari. f). Suplemen asam folat dapat merangsang
memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan. pembentukan sel darah merah.

c. Tranfusi Darah C. Tersier


Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti a. pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan
kehilangan darah pasien. Darah yang tersimpan di dalam Pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan
kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang seperti vitmin B12 atau B kompleks.
infus. b. Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi,
asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging
d. Pemberian tablet atau suntikan zat besi dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau c. Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui
lama suplementasi selama 3- 4 bulan untuk meningkatkan kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan
kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah hanya antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila
sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat
dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 b) Kebutuhan energi mulai dari 80 sampai 200 kalori per
mg/hari. kg BB/hari.
d. Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat c) Kebutuhan protein mulai dari 1 sampai 6 gram per kg
merangsang pembentukan sel darah merah. BB/hari.
e. Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang d) Pemberian suplementasi vitamin dan mineral bila ada
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, defisiensi atau pemberian bahan makanan sumber
vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan mineral tertentu, sebagai berikut :
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan  Sumber Zn : daging sapi, hati, makanan laut,
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan kacang tanah, telur ayam
sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen  Sumber Cuprum : tiram, daging, hati
atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.  Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai
 Sumber Magnesium : daun seledri, bubuk coklat,
kacang-kacangan, bayam,
6. PENATALAKSANAAN KASUS GIZI BURUK DAN  Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang-
ANEMIA PADA BALITA kacangan, kentang, apel, alpukat, bayam, daging
a. Penatalaksanaan Gizi tanpa lemak.
Tata laksana diet pada balita berat/gizi buruk ditujukan e) Jumlah cairan 130-200 ml per kg BB/hari, bila terdapat
untuk memberikan makanan tinggi energi, tinggi protein serta edema dikurangi
cukup vitamin dan mineral secara bertahap, guna mencapai f) Cara pemberian : per oral atau lewat pipa nasogastrik
status gizi optimal. (NGT)
g) Porsi makanan kecil dan frekuensi makan sering
Ada 4 kegiatan penting dalam tata laksana diet, yaitu h) Makanan fase stabilisasi hipoosmolar/isoosmolar dan
pemberian diet, pemantauan dan evaluasi, penyuluhan gizi, rendah laktosa dan rendah serat
serta tindak lanjut : i) Meneruskan pemberian ASI
1) Pemberian Diet Pemberian diet pada berat/gizi buruk j) Membedakan jenis makanan berdasarkan berat badan,
harus memenuhi syarat sebagai berikut : yaitu: BB<7 kg diberikan kembali makanan bayi dan BB
a) Melalui 3 periode yaitu periode stabilisasi, periode >7 kg dapat langsung diberikan makanan anak secara
transisi, dan periode rehabilitas. bertahap.
k) Mempertimbangkan hasil anamnesis riwayat gizi. b. Penatalaksanaan Anemia pada Balita
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab
2) Evaluasi dan Pemantauan Pemberian Diet. dan mengganti darah yang hilang:
a) Pemeriksaan BB sekali seminggu: Bila tidak naik, kaji penyebab 1) Anemia aplastik:
antara lain: masukkan zat gizi tidak adekuat, defisiensi zat tertentu, a) Transplantasi sumsum tulang
misalnya iodium, adanya infeksi, adanya masalah psikologi b) Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
b) Pemeriksaan laboratorium: Hb, Gula darah, feses (adanya cacing), antitimosit(ATG)
dan urin 2) Anemia pada penyakit ginjal
c) Masukan zat gizi: bila kurang, modifikasi diet sesuai selera a) Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian
d) Kejadian diare: gunakan formula rendah atau bebas laktosa dan besi dan asam folat
hiperosmolar, misal: susu rendah laktosa, tempe, dan tepung- b) Ketersediaan eritropoetin rekombinan
tepungan 3) Anemia pada penyakit kronis
e) Kejadian hipoglikemi: beri minum air guila atau makan setiap 2 jam Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan
tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan
3) Penyuluhan Gizi di Rumah Sakit keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
a) Menggunakan leaflet khusus yang berisi: jumlah, jenis, dan sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga
frekuensi pemberian makanan Hb meningkat.
b) Selalu memberikan contoh menu 4) Anemia pada defisiensi besi
c) Mempromposikan ASI a) Dicari penyebab defisiensi besi
d) Memperhatikan riwayat gizi b) Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
e) Mempertimbangkan sosial-ekonomi keluarga ferosus dan fumarat ferosus.
f) Memberikan demonstrasi atau praktek memasak makanan balita 5) Anemia megaloblastik
untuik ibu a) Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian
4) Tindak lanjut vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh
a) Merujuk ke puskesmas defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
b) Merencanakan dan mengikuti kunjungan rumah dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
c) Merencanakan pemberdayaan keluarga b) Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin
B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang
menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
tidak dapat dikoreksi. dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih
c) Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan besar dari masa usia pra- sekolah sehingga diperlukan jumlah
diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil
pada pasien dengan gangguan absorbsi. menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam
sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh
karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
7. KARAKTERISTIK DAN TUMBUH KEMBANG BALITA frekuensi sering pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif.
PENGERTIAN BALITA Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya.

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu Anak usia 1 sampai 3 tahun akan mengalami pertumbuhan
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima fisik yang relatif melambat, namun perkembangan motoriknya akan
tahun. meningkat cepat (Hatfield, 2008). Pada masa ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
istilah umum bagi anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3−5 tahun). Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan
Price dan Gwin (2014) mengatakan bahwa seorang anak dari dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
usia 1 sampai 3 tahun disebut batita atau toddler dan anak usia 3 memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap
sampai 5 tahun disebut dengan usia pra sekolah atau preschool child. setiap ajakan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2014) Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
seorang anak dikatakan balita apabila anak berusia 12 bulan sampai namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni
dengan 59 bulan. (Hartono, 2008):

KARAKTERISTIK BALITA a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju


bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu
dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
anak usia 1–3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 1−3
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan
menggunakan kakinya. bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk
b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai
penggunaan telapak tangan untuk menggenggam,
sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL FREUD
c. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar
mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti Pada teori Psikoanalisa ini Freud membagi tahapan-tahapan
melempar, menendang, berlari dan lain-lain. perkembangan kehidupan manusia menjadi lima fase, yaitu fase oral,
fase anal, fase phalic, fase latency dan fase genital. (wong 2009)

KONSEP TUMBUH KEMBANG Tahapan perkembangan diatas akan dijelaskan sebagaimana


berikut :
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun 1. Fase Oral ( 0 – 1 tahun )
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, Adalah masa dimana kepuasan baik fisik dan
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan emosional berfokus pada daerah sekitar mulut. Kebutuhan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); akan makanan adalah kebutuhan yang paling penting untuk
sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya faktor fisik dan emosional yang sifatnya harus segera
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih dipuaskan. Makan/minum menjadi sumber kenikmatannya.
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil Kenikmatan atau kepuasan diperoleh dari rangsangan
dari proses pematangan. terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku
menggigit dan menguyah (sesudah gigi tumbuh), serta
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak
seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; memuaskan). Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas
sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari menyuap/menelan (oral incorforation) dan menggigit (oral
alat tubuh. ( Depkes RI ) agression). Dimasa ini id dan pemenuhan kebutuhan sesegera
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam mungkin berperan sangat dominan.
besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun 2. Fase Anal (1 – 3 tahun)
Adalah masa dimana sensasi dari kesenangan berpusat bahwa BAB/BAK kapan saatnya dan dimana tempatnya
pada daerah sekitar anus dan segala aktivitas yang untuk buang air besar atau kecil dengan tepat.
berhubungan dengan anus. Pada masa inilah anak mulai
dikenalkan dengan “toilet training”, yaitu anak mulai 3. Fase Phalic ( 3 – 5 tahun )
diperkenalkan tentang rasa ingin buang air besar atau kecil. Adalah masa dimana alat kelamin merupakan bagian
Anak diperkenalkan dan diberi pembiasaan tentang kapan paling penting, anak sangat senang memainkan alat
saatnya dan dimana tempatnya untuk buang air besar atau kelaminnya yang terkadang dilakukannya untuk membuat
kecil, dan juga mengeliminasi kebiasaan – kebiasaan anak orang tuanya tidak senang. Anak laki – laki pada usia ini
yang kurang tepat dalam hal BAB dan BAK, misalnya BAB / sangat dekat dan merasa sangat mencintai ibunya (oedipus
BAK di celana. complex) begitu juga dengan anak perempuan yang sangat
Contoh : ketika anak sudah menunjukkan gejala atau bahasa mencintai ayahnya sehingga terkadang menganggap ibunya
tubuh ingin BAB / BAK, orang tua / guru / orang dewasa adalah saingannya (electra complex). Di masa ini anak – anak
segera mengantarkan anak ke kamar kecil, prilaku ini akan merasa sangat kecewa dan diabaikan jika keinginan atau
dilakukan berulang – ulang dan konsisten. harapannya kepada salah satu orang tua yang dianggap segala
Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap – galanya dan sangat dicintai tidak terpenuhi.
kepribadian di masa depan tergantung kepada sikap dan Pada umumnya anak lelaki sangat bangga akan
metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika ibu terlalu kelaminnya dan sering membanggakan di depan anak
keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. perempuan sehingga anak perempuanpun sangat tertarik dan
Ini adalah prototip tingkah laku keras kepala dan kikir (anal bertanya – tanya kenapa mereka tidak memiliki seperti yang
retentiveness personality). Sebaliknya ibu yang membiarkan dimiliki oleh anak laki – laki dan hal ini menimbulkan
anak tanpa toilet training, akan membuat anak bebas perasaan rendah diri pada anak perempuan. Di masa ini juga
melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di anak akan belajar mengenal dan mengidentifikasi dirinya
tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang dengan melihat perbedaan antara ayah dan ibunya dan
muncul sebagai sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif, mencari kesamaan dalam dirinya (misalnya ; seorang anak
semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman (anal laki – laki mengidentifikasikan dirinya dengan melihat kepada
exspulsiveness personality). Apabila ibu bersifat ayahnya yang berjenis kelamin sama dengan dirinya ;
membimbing dengan kasih sayang (dan pujian kalau anak bagaimana berpakaian ayahnya, bagaimana peran ayah di
defakasi secara teratur), anak mendapat pengertian rumah, dll).
Masa ini sangat penting untuk perkembangan Kateksis-kateksis pada tahap-tahap oral, anal, dan phalik lebur
identifikasi jenis kelamin pada anak, bagaimana seharusnya dan di sistensiskan dengan impuls-impuls genital. Fungsi
anak laki – laki atau anak perempuan bersikap, berpakaian dan biologis pokok dari tahap genital tujuan ini dengan
berperan. Jika masa ini lingkungan tidak mendukung anak memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
untuk mengidentifikasi dirinya dengan baik, maka anak akan
mengalami bias (ketidakjelasan) dalam mengidentifikasikan
dirinya sebagai seorang laki – laki atau perempuan. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
4. Tahap laten ( usia 6 – 12 tahun) Menurut Erik Erikson, perkembangan psikososial
Masa ini adalah periode tertahannya dorongan- terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap
dorongan seks agresif. Pada fase laten ini anak psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang
mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak
kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung
bidang intelektual, mengerjakan tugas tugas sekolah, atletik, pada pemecahan masalah pada tahap masasebelumnya.
keterampilan dan hubungan teman sebaya dan kegiatan Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah
lainnya. Tahapan latensi ini antara usia 6-12 tahun (masa sebagai berikut:
sekolah dasar)
5. Tahap genital/kelamin ( 12-dewasa) 1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang
fisiologi dalam diri remaja. Sistem endoktrin memproduksi adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari
hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl
seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan dengnan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang
pertumbuhan tanda seksual primer lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan
Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan
stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang- dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan
orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan dalah ibu.
bentuk-bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi anak. Selama Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui
masa adolesen, sebagian dari cinta diri atau narsisisme ini pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan
disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya. pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur
ini tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungan maka dapat terlalu mengontrol anak.
timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila
pengalaman untukmeningkatkan rasa percaya kurang atau 3. Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan
kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik., psikologis dan sosial memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai
yang kurang misalnya: anak tidak mendapat minuman atau air anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu.
susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika Anak mulai diikut sertakan sebagai individu misalnya turut
ia menggigitdotbotoldansebagainya. serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di
dapur. Anak mulai memperluas ruang lingkup pergaulannya
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun ) misalnya menjadi aktif diluar rumah, kemampuan berbahasa
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan
rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan saudara sekandung untuk menang sendiri.
Otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan
kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan hubungan segitiga antara Ayah-Ibu-Anak sangat penting
lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan untuk membina kemantapan idantitas diri. Orangtua dapat
kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan melatih anak untuk menguntegrasikan peran-peran sosial dan
kemauannya misalnya: kepuasan untuk berjalan atau tanggungjawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak
memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan tidak dapat mencapai tujuannya atau kegiatannya karena
mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa keterbatasannya, tetapi bila tuntutan lingkungan misalnya dari
Otonomi diri ini perlu dikembangkan karena penting untuk orangtua atau orang lain terlalu tinggi atau berlebihan maka
terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari. dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya atau
Hubungan dengan orang lain bersifat egosentris atau imajinasinya buruk, akhirnya timbul rasa kecewa dan
mementingkan diri sendiri. rasabersalah.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan
support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif 4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )
yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan
mampu mengatasi tindakan yang di pilihnya serta kurangnya menyelesaikan tugas atau perbuatan yang akhirnya dan dapat
support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah
atau orangtua dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah.
Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing
(sifat kompetetif), juga sifat kooperatif dengan orang lain, KASUS BALITA
saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar
peraturan-peraturan yang berlaku. Data survei di Desa L, balitanya memiliki berat badan yang kurang
Kunci proses sosialisasi pada tahap ini adalah guru dan dari normal usianya. Kondisi balita saat ini dari data posyandu,
teman sebaya. Dalam hal ini peranan guru sangat sentral. bahwa 100 balita menderita anemia. Data hasil pengkajian kader
Identifikasi bukan terjadi pada orangtua atau pada orang lain, didapatkan sebanyak 30 balita memiliki tubuh kurus, sebanyak 56
misalnya sangat menyukai gurunya dan patuh sekali pada balita tampak lemah, sebanyak 25 balita memiliki rambut seperti
gurunya dibandingkan pada orangtuanya. Apabila anak tidak jagung dan sebanyak 38 balita memiliki konjungtiva mata anemis.
dapat memenuhi keinginan sesuai standart dan terlalu banyak Keluarga balita yang gizi kurang umumnya belum memeriksakam
yang diharapkan dari mereka maka dapat timbul masalah anaknya ke pelayanan kesehatan. Perilaku keluarga balita
ataugangguan. kebanyakan tidak memiliki kebiasaan makan dengan gizi seimbang.

5. Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )


CORE
Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di
masa biologis seperti orang dewasa. sehingga nampak adanya 1. Sejarah
kontradiksi bahwa dilain pihak ia dianggap dewasa tetapi
Penduduk Desa L rata-rata adalah seorang
disisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan
perantau dari pulau lain. Mereka tinggal dan hidup
masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam
mencari nafkah menjadi seorang pekerja serabutan yang
bidang seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai
tidak menentu penghasilannya.
sumber perlindungan dan sumber nilai utama mulai menurun.
2. Demografi
Sedangkan peran kelompok atau teman sebaya tinggi. Teman
Dari data pengkaian kader didapatkan sebanyak 30
sebaya di pandang sebagai teman senasib, patner dan saingan.
balita memiliki tubuh kurus, sebanyak 56 balita tampak
Melalui kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen
lemah, sebanyak 25 balita memiliki ambut seperti jagung dan
dengan peranan dan dapat menyalurkan diri. Remaja memilih
sebanyak 38 balita memiliki konjungtiva mata anemis.
orang-orang dewasa yang penting baginya yang dapat mereka
percayai dan tempat mereka berpaling saat kritis. 3. Etnis
Mayoritas penduduk berasal dari pulau Jawa 7. Pendidikan
4. Nilai dan keyakinan Tingkat pendidikan orang tua balita rata-rata
Penduduk Desa L umumnya beragama islam tamatan SMP
8. Rekreasi
SUBSYSTEM Dari hasil wawancara, ibu balita jarang
membawa anak-anaknya tamasya karna bekerja
1. Lingkungan fisik membantu suaminya mencari penghasilan tambahan
Penduduk tinggal dirumah semi permanen, antar
rumah berdekatan, mayoritas tidak mempunyai halaman PERSEPSI
dirumahya dan selokan dilingkungan banyak yang
tersumbat. 1. Keluarga balita yang gizi kurang umumnya belum
2. Layanan kesehatan dan sosial memeriksakam anaknya ke pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan terdapat 1 puskesmas dan 1 2. Perilaku keluarga balita kebanyakan tidak memiliki
posyandu kebiasaan makan dengan gizi seimbang
3. Ekonomi 3. Keluarga balita meyakinkan bahwa anaknya akan
Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata tumbuh menjadi anak yang sehat nantinya
penghasilan kepala keluarga perbulan Rp. 200.000 –
500.000
ANALISA DATA
4. Transportasi dan keamanan
Mayoritas warga menggunakan sepeda motor dan Data Masalah
berjalan kaki untuk beraktivitas
Ds:
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintah belum memberikan bantuan pada 1. Keluarga mengatakan
Desa L belum memeriksakan
6. Komunikasi anaknya ke pelayanan
Komunikasi di Desa L baik secara verbal dan non
kesehatan
verbal
2. Keluarga mengatakan Ds:
tidak memiliki kebiasaan 1. Keluarga balita
makan dengan gizi Ketidakefektifan mengatakan tidak
seimbang Pemeliharaan Kesehatan punya uang untuk
3. Keluarga balita (00099) membawa anaknya ke Ketidakefektifan Manajemen
meyakinkan bahwa pelayanan kesehatan Kesehatan
anaknya akan tumbuh 2. Keluarga mengatakan (00078)
menjadi anak yang hanya mengandalkan
sehat nantinya posyandu yang ada

Do: Do:
1. Sebanyak 30 balita 1. Keluarga balita
memiliki tubuh kurus memiliki kesulitan
2. Sebanyak 56 balita ekonomi
tampak lemah
3. Sebanyak 25 balita
memiliki rambut seperti
jagung
4. Sebanyak 38 balita
memiliki konjungtiva
mata anemis.
INTERVENSI KEPERAWATAN

RENCANA KEGIATAN EVALUASI


DIAGNOSA TUJUAN
INTERVENSI STRATEGI STANDAR KRITERIA
1. Ketidakefektifan TUJUAN UMUM: NIC (562)
Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan PREVENSI PRIMER
Kesehatan pada kepeprawatan selama 3 bulan 1. Pendidikan kesehatan (hal Pendidikan 1. Terjadi peningkatan Kognitif
balita di Desa L pemeliharaan kesehatan pada 281, 5510 ) kesehatan pengetahuan secara
(hal 161, domain balita di Desa L menjadi  Targetkan sasaran pada signifikan pada
1, kelas 2, kode efektif kelompok berisiko orang tua balita di
00099) tinggi dan rentang usia Desa L
TUJUAN KHUSUS: yang akan mendapat
NOC HAL 647 manfaat besar dari
PREVENSI PRIMER pendidikan kesehatan.
1. Pengetahuan: Promosi  Terdapat indetifikasi
kesehatan (hal 422, factor internal
1823) ataueksternal yang
l) Memahami perilaku dapat meningkatkan
yang meningkatkan atau mengurangi
kesehatan (dari skala
2 ditingkatkan motivasi untuk
menjdi 4) berperilaku sehat.
m) Memahami  Pertibangkan riwayat
pemeriksaan individu dalam konteks
kesehatan yang personal dan riwayat
direkomendasikan sosial budaya individu,
(dari skala 2 keluarga dan
ditingkatkan masyarakat
menjadi 5)  Tentukan pengetahua
n) Memahami kesehatan dan gaya
Imunisasi yang hidup prilaku saat ini
direkomendasikan pada individu ,
(dari skala 2 keluarga, atau
ditingkatkan kelompok sasaran .
menjadi 4)  Tekankan manfaat
kesehatan positif yang
lansung atau jangka
pendek yang bisa
diterima oleh prilaku
gaya hidup positif
daripada manfaat
jangka panjang atau
efek negatif dari
ketiakpatuhan
 Bantu individu keluarga
dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan
dan nilai nilai
kesehatan.
 Pertimbangkan
dukungan keluarga,
teman sebaya, dan
masyarakat terhadap
perilaku yang kondusif
bagi kesehatan.
PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDER kemitraan 1. Terpenuhinya akses psikomotor
1. Perilaku promosi 1. Skining kesehatan (hal 422, dengan yang mudah bagi
kesehatan (hal 484, 6520 ) posyandu layanan skinning
1602)  Iklankan layanan (posyandu)
 Melakukan perilaku skrining kesehatan 2. Balita mendapatkan psikomotor
kesehatan secara untuk meningkatkan kemudahan akses
rutin(dari skala 1 kesadaran masyarakat posyandu
ditingkatkan  Sediakan akses yang 3. Terpenuhinya psikomotor
menjadi 4) mudah bagi layanan fasilitas penunjang
 Menggunakan skinning ( posyandu) kesehatan
dukungan sosial  Jadwalkan pertemuan
untuk meningkatkan (pemeriksaan) untuk
kesehatan (dari skala Meningkatkan efisiensi
2 ditingkatkan dan perawatan
menjadi 4) individual
 Mendapatkan  Instruksikan pasien
imunisasi yang akan rasionalisasi dan
direkomendasikan tujuan pemeriksaan
(dari skala 2 kesehatan serta
ditingkatkan pemantauan diri
menjadi 4)  Lakukan pengkajian
 Mendapatkan fisik yang sesuai
skiring kesehatan  Beri saran kepada
yang pasien (yang memiliki
direkomendasikan hasil) dengan temuan
(dari skala 2 abnormal mengenai
ditingkatkan alternatif pengobatan
menjadi 4) atau kebutuhan untuk
2. Perilaku patuh: Diet (dilakukannya)
yang disarankan (hal evaluasi lebih lanjut
475, 1622) 2. Manajemen Nutrisi (hal 197,
 Berpartisipasi 1100)
dalam  Tentukan status gizi
menetapkan pasien dan Pemberdayaan 1. Orang tua dari balita di Afektif
tujuan diet yang kemampuan (pasien) dan partnership Desa L mau mengikuti
bisa dicapai dalam memenuhi
program diet yang
dengan kebutuhan gizi
disarankan untuk para
profesional  Tentukan apa yang balitanya
kesehatan (dari menjadi prevensi 2. Orang tua dari balita di
skala 1 makanan bagi pasien Desa L melaksanakan
ditingkatkan  Instruksikan pasien Psikomotor
program diet yang
menjadi 3) mengenai kebutuhan disarankan untuk para
 Memilih nutrisi (yaitu: balitanya
makanan dan membahas program
cairan sesuai diet dan piramida
dengan diet makanan)
yang ditentukan  Tentukan jumlah
(dari skala 1 kalori atau jenis
ditingkatkan nutrisi yang
menjadi 3) dibutuhkan untuk
 Menggunakan memenuhi
informasi gizi persyaratan gizi
pada label untuk  Berikan pilihan
menentukan makanan sambil
pilihan (dari menawarkan
skala 1 bimbingan terhadap
ditingkatkan pilihan (makanan)
menjadi 3) yang lebih sehat, jika
 Memilih porsi diperlukan
yang sesuai  Atur diet yang
dengan diet diperlukan (yaitu:
yang ditentukan menyediakan
(dari skala 2 makanan protein
ditingkatkan tinggi, menambah
menjadi 5) atau mengurangi

 Memakan karbohidrat,

makanan yang menambah atau

sesuai dengan mengurangi kalori,

diet yang menambah atau

ditentukan (dari mengurangi vitamin,

skala 2 mineral, atau

ditingkatkan suplemen)

menjadi 5)
 Meminum
minuman yang
sesuai dengan
diet yang
ditentukan (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
 Menghindari
makanan atau
minuman yang
tidak
diperbolehkan
dalam diet (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
 Rencana makan
sesuai dengan
diet yang
ditentukan (dari
skala 2
ditingkatkan
menjadi 5)
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
1. Dukungan sosial (hal 84,  Peningkatan system Pemberdayaan
1504) dukungan (hal 347, 5440) dan 1. Orang tua pada balita Afektif
 Kemauan untuk  Identifikasi tingkat Patnership di Desa L
menghubungi orang dukungan keluarga, mendapatkan
lain untuk meminta dukungan keuangan, dan dukungan dari
bantuan (Dari skala sumber daya lainnya keluarga
1 ditingkatkan  Rujuk pada program 2. Orang tua pada balita Afektif
menjadi 3) pencegahan atau di Desa L
 Bantuan yang pengobatan berbasis mendapatkan
ditawarkan oleh masyarakat dukungan dari
orang lain (Dari  Sediakan layanan lingkungan
skala 2 ditingkatkan dengan sikap peduli dan
menjadi 4) mendukung
 Informasi yang
disediakan orang
lain (Dari skala 1
ditingkatkan
menjadi 3)
 Ketidakefektifan TUJUAN UMUM: NIC (549)
manajemen Setelah dilakukan tindakan PREVENSI PRIMER:
kesehatan pada kepeprawatan selama 3 bulan 1. Fasilitasi pembelajaran (hal Pendidikan 1. Terjadi peningkatan Kognitif
balita di Desa L manajemen kesehatan pada 106, 5520) kesehatan pengetahuan secara
(hal 162, domain balita di Desa L menjadi  Tentukan tujuan signifikan pada
1, kelas 2, kode efektif pembelajaran yang jelas orang tua balita di
00078) fan mudah dinilai Desa L
TUJUAN KHUSUS:  Sesuaikan instruksi
NOC HAL 635 dengan tingkat
PREVENSI PRIMER: pendidikan dan
1. Orientasi kesehatan ( hal kemampuan pasien
324, 7105)  Buat isi pendidikan
 Fokus pada menjaga kesehatan sesuai dengan
prilaku kesehatan kemampuan kognitif,
(dari skala 3 psikomotorik, ran afrktif
ditingkatkan pasien.
menjadi 5)  Berikan informasi
 Fokus pada drngan cara yang tepat
pencegahan seperti muali dari yang
penyakit (dari skala sederhana sampai yang
kompleks.
2 ditingkatkan
menjadi 4)
 Persepsi bahwa
prilaku kesehatan
relevan dengan
kesehatan seseorang
( pentinnya
kesehatan ) (dari
skala 2 ditingkatkan
menjadi 4)
PREVENSI SEKUNDER: PREVENSI SEKUNDER:
1. Perilaku patuh: aktivitas 1. Konseling Nutrisi (hal 130, Kemitraan 1. Meningkatkan Kognitif
yang disarankan (hal 5246) dengan pengetahuan nutrisi
472, 1600)  Kaji asupan makanan posyandu bagi keluarga balita
 Mengevaluasi dan kebiasaan makan 2. Meningkatkan afektif
keakuratan dari pasien kebiasaan keluarga
informasi kesehatan  Fasilitasi untuk balita untuk makan
yang diperoleh (Dari mengidentifikasi makanan yang
skala 1 ditingkatkan perilaku makan yang bergizi
menjadi 3) harus diubah
 Mempertimbangkan  Susun tujuan jangka
risiko/keuntungan pendek dan jangka
dari perilaku panjang yang realistis
sehat(Dari skala 2 dalam rangka mengubah
ditingkatkan status nutrisi pasin
menjadi 4)
 Mendapatkan alasan
untuk melakukan
perilaku sehat(Dari
skala 1 ditingkatkan
menjadi 3)
 Melakukan skrining
sendiri(Dari skala 1
ditingkatkan
menjadi 3)
PREVENSI TERSIER: PREVENSI TERSIER:
1. Partisipasi dalam 1. Dukunggan Keluarga (hal 91, Pemberdayaan 1. Orang tua pada balita Kognitif
keputusan perawatan 7140) di Desa L
kesehatan (hal 327,  Orientasikan keluarga mengetahui
1606) terkait tatanan pelayanan hambatan dalam
kesehatan mencapai outcome
 Identifikasi prioritas  Berikan pengetahuan 2. Orang tua pada balita psikomotor
outcome kesehatan yang dibutuhkan kepada di Desa L
(dari skala 1 keluarga untuk mendapatkan
ditingkatkan membantu membuat bantuan dalam
menjadi 3) keputusan terkait pasien mengatasi hambatan
 Identifikasi  Sediakan kesempatan
hambatan mencapai untuk dukungan
outcome yang ingin kelompok
dicapai (Dari skala 2
ditingkatkan 2. Bantuan sumber keuangan
menjadi 4) dan pendapatan (hal 83,
 Identifikasi 7380l
dukungan yang  Bantu pasien untuk
tersedia untuk mengidrntifikasikan
mencapai outcome kebutuhan keuangan,
yang tetmasuk analisa aset dan
diinginkan(Dari kewajiban
skala 2 ditingkatkan  Prioritaskan kebutuhan
menjadi 4) hiduo sehari hari pasirn
dan bantu pasien untuk
mengembangkab recana
dalam memenuhi
kebutuhan tersebut
 Rancang rencana
perawatan untuk
mendorong
pasien/keluarga
mengakses tingkat
perawatan yang tepat
dengan cara yang paling
hrmat biaya

Anda mungkin juga menyukai