Assalamualaikum Wr. Wb. Aloha teman-teman semuanya.... Apa kabar? Gimana nih perasaan
teman-teman semua seusai libur? Pastinya senang kan? Nah untuk mengawali KBM kali ini
kami akan mempersembahkan sebuah film pendek yang bertemakan pergaulan remaja di era
globalisasi yang maju ini. Kira-kira kaya gimana yang ceritanya? Yuk simak cerita kami yang
berjudul “Tersesat Daalam Pergaulan” beri tepuk tangan yang meriah (prok prok prok)
Sebelum itu ijinkan untuk kali pertama kami mengenalkan diri terlebih dahulu...
3. Clive Kenaz Fausto Sulastomo sebagai Kenaz atau lebih dikenal Kenot
5. Eric Priya Prisada sebagai Taufiq Priya Prisada ( Ayah Theo) dan polisi
----------------------- S C E N E 1 --------------------------
Theo: Hmm?
Ni Putu Candra: Selamat siang saudara. Liputan ba’dha dhuhur kembali menjumpai anda semua.
Telah kami siapkan sejumlah informasi aktual, tajam, dan terpecaya. Bersama saya Ni Putu
Candra , anda menyaksikan liputan ba’dha dhuhur (tet teret tetet).
Ni Putu Candra : Di belakang saya saudara banyak sekali wartawan yang akan melakukan
wawancara di kediaman Bapak Taufiq setelah dilakukannya pengajian secara besar-besaran di
kediamannya. Nah, pemirsa berita kali ini sekaligus menutup perjumpaan kita dalam liputan
ba’dha duhur kali ini. Saya Ni Putu Candra mewakili crew yang bertugas pamit undur diri.
Terima kasih dan sampai jumpa.
----------------------- S C E N E 2 -------------------------
Kenaz: PUBG bro, gue pro banget nih. Kill 20 nih, gila!!
Theo: Bacod
Theo: Dasar anj*ng, masa nilai ulangan gue cuma 20 apaan nih (mengambil rokok di dalam tas)
Kenaz: Eh eh eh apaan nih (mengambil rokok bagus), gok lu mau balik sama masa lalu lu?
Andre: Santai aja kali, lu ada masalah? Cerita aja ke kita. Barangkali kita-kita bisa bantu
Theo meninggalkan mereka tanpa rasa bersalah dan dia terlihat sedang mendatangi tempat
nongkrongnya dengan mengendarai motor secara ugal ugalan.
Theo: Aahh udah diputusin pacar, nilai ulangan jelek, temen bacot, nyokap mati, punya bokap
tapi serasa gak punya bokap. Repot mulu kerjaannya!
Teman Theo: Santai bro, relaxin aja. Nih, gue punya sesuatu buat lo yang bisa buat lo lebih baik
(sambil menyadarkan permen)
Teman Theo: Eh maaf maaf salah ambil. Sorry lah bro. Ini nih. (sambil menyodorkan bungkusan
berisi pil ekstasi)
Theo : Ok gue minum ya. Awas kalo ada apa-apa sama gue. Lu harus tanggung jawab ya
Namun tiba-tiba Theo merasa ada yang aneh dengan dirinya. Perlahan dia merasa berat dengan
dirinya. Kemudian matanya tertutup. Pada saat ia terbangun ia tidak mengetahui apa yang terjadi
padanya dan dimanakah ia berada. Ia merasa sangat pusing dan tidak bisa mengingat apapun
yang terjadi padanya.
Theo: Akhh. Gue ada dimana nih?! (sambil memegangi kepalanya yang merasa pusing)
Teman Theo: Lu aman kok sama gue
Theo: Ya gue ada dimana nih sekarang?
Teman Theo: Sini nih minum aja nih, minum dulu biar plong lo
Theo: Apaan lagi nih?
Teman Theo: Alah, minum aja dah
Theo: Oke, gue minum
Akhirnya Theo meminum apa yang diberikan oleh temannya tadi, namun perlahan dia mulai
kehilangan kesadaran diri.
Tahanan 2 : Aaaaaaa!!!!!
Polisi: Angkat tangan!
Theo : Ehh, ada apa ini?!
Theo yang baru tersadar dari pingsannya itu pun tidak tahu apa yang terjadi. Ia melihat orang-
orang berhamburan keluar masuk dari ruangan tempatnya sekarang, penglihatannya masih buram
sekarang sehingga ia tidak tahu dengan jelas apa yang terjadi disana.
Polisi memborgol kedua tangan Theo dengan cekat. Theo pun tertangkap saat polisi melakukan
operasi mereka pada diskotik dimana Theo berada. Setelah tertangkap polisi, Theo dibawa ke
BNN untuk dimintai keterangan lebih lanjut dan disana Theo bertemu ayahnya.
Theo: Ayah?!! Ayah ngapain kesini yah?! Ayah!!
Taufiq: Udah puas kamu bikin ayah malu?!!
Theo: Apa?!
Tiba-tiba petugas BNN memanggil mereka berdua untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Petugas BNN: Himbauan untuk saudara Theo dan wakil harap menuju ke ruang interogasi
sekarang juga
Taufiq dan Theo pun menuju ke ruang interogasi seperti apa yang dihimbaukan
Petugas BNN: Apakah benar saya berbicara dengan saudara Theo dan wakil?
Theo: Ya
Taufiq: Emang kamu anak ayah?! Ayah pernah ngajarin kayak gitu?
Petugas BNN: Wali telah meninggalkan ruangan sebelum wawancara selesai. Maka akan saya
mintai keterangan secara tertulis dan juga rehabilitasi saudara Theo akan di undur, dan
diperbolehkan pulang dengan jaminan.
Theo: Assalamualaikum
Theo: Ayah maafin aku yah. (Memegang tangan ayahnya yang sedang duduk di sebuah kursi
yang besar)
Taufiq: (Menebas tangan Bagus) Udah puas kamu bikin ayah malu! KELUAR!!
Taufiq: Kenapa ayah kayak gini. Kamu instropeksi diri!! Apa yang telah kamu perbuat?! Saya
bilang keluar!! Ayah gak sudi lihat muka kamu!!
Theo: Ayah? Ayah kenapa kayak gini?!! Ayah nyalahin semua masalah ke Theo?!! Ayah sadar
gak sih ayah gak pernah jagain aku. Ayah nggak pernah ada waktu untuk aku. Dulu, ayah pernsh
janji sama ibu ayah bakal selalu jagain aku, tapi kemana janji itu!! Ayah bahkan nggak pernah
peduli sama aku sejak ibu meninggal.
Theo: Kenapa ayah berhenti?! TAMPAR YAH TAMPAR!! Tambahin semua lukanya. Disaat
teman-temanku dijemput oleh orang tuanya. Ayah nggak pernah jemput aku. Disaat semua orang
tua ngasih semangat ke anaknya saat ujian. Ayah nggak pernah beri semangat ke aku. Bahkan
disaat aku wisuda ayah gak datang ke wisuda aku. Ayah hanya merasa aku beban hidup ayah.
Begitukah arti seorang ayah?!
Sebuah tamparan tepat jatuh di pipi Theo, Theo merasa kesal, kecewa, sedih, puas sekaligus lega
karena sudah mengatakan isi hatinya yang selama ini ia pendam bercampur menjadi satu. Lalu ia
pun meninggalkan rumah tanpa membawa sepeser uang pun.
----------------------- S C E N E 5 -------------------------
Theo berjalan tak tahu arah dengan pikiran kacau. Dalam hatinya dia bingung. Untungnya di
tengah jalan ia bertemu dengan salah satu temannya. Kenot.
Masyrakat 1: Eh eh lu tau gak sih itu kan anaknya Bapak Tau.. Tau
Taufiq: Membosankan!
Theo: Ayah!
Taufiq: Theo!!
Theo: Ayah!
Theo dan ayahnya pun saling meminta maaf dan mereka pun berbaikan dan hidup dengan
bahagia.
Theo: Kuylahh!!
Ingatlah kalian sebenci-bencinya orang tua pada anaknya ia akan tetap selalu sayang pada
anaknya. Jangan pernah merasa ragu untuk meminta maaf karena dengan satu kata maaf saja
cukup meredakan kegelisahan hati kalian.
THE END