Anda di halaman 1dari 141

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN A; PEKERJAAN ARSITEKTUR

12.1. PENJELASAN UMUM

12.1.3.URAIAN PEKERJAAN

12.1.3.1.Penyediaan

Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk


melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan
yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan
seperti scaffolding, alat-alat pengangkat, mesin mesin, alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan. Untuk semua alat-alat
tersebut pada waktu pekerjaan selesai harus segera dikeluarkan dari
proyek karena sudah tidak dipergunakan lagi, dan apabila ada
kerusakan yang timbul maka Kontraktor harus memperbaiki kerusakan
yang diakibatkannya.

12.1.3.2.Kwantitas dan Kwalitas Pekerjaan

a. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga


kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-
gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian rencana kerja dan
syarat-syara, siapapun terhadap yang disebut diatas dan apa yang
tertera dalam uraian rencana kerja dan syarat-syarat dalam kontrak
itu tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan
atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kwantitas atau kekurangan


bagian-bagian dari gambar atau kekurangsempurnaan uraian dari
Rencana Kerja dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan
yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.

c. Segala perubahan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin


dilakukan sewaktu-waktu Kontraktor tidak merupakan bagian dari
kontrak ini, maka harga-harga yang dimuat dalam daftar harga
Kontraktor ini harus tetap digunakan, meskipun ada ketidak
sesuaian antara harga-harga itu dengan kondisi harga pasar saat
dilakukan perubahan.

XII - 1
12.1.4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

12.1.4.1.Gambar gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar Rencana


Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Site Development dan
sebagainya yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah
disampaikan kepada Rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan
tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Gambar gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini atau dipergunakan untuk
maksud-maksud lain.

12.1.4.2.Gambar-gambar Tambahan

Bila Konsultan Pengawas menganggap perlu maka melalui Pemberi


Tugas, Konsultan Pengawas dapat meminta Konsultan Perencana
untuk membuat tambahan / gambar detail / gambar penjelasan
terhadap gambar rencana yang sudah ada, gambar-gambar tersebut
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pelaksanaan
proyek ini.
Konsultan Pengawas Juga dapat meminta secara langsung gambar-
gambar penjelas (shop - drawing) kepada Rekanan atas satu bagian /
keseluruhan bagian Pekerjaan yang akan dilaksanakan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan /
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dimaksud.

12.1.4.3.As Built Drawing

Untuk semua pekerjaan pelaksanaan yang berbeda dengan gambar


rencana atau pelaksanaan yang tidak ada gambar rencananya atau
pelaksanaan yang berubah akibat perintah Pemberi Tugas maka
Kontrakor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa
yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar-gambarkontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Kontraktor.

12.1.4.4.Gambar-gambar Ditempat Pekerjaan

Rekanan harus menyimpan ditempat/lokasi pekerjaan satu rangkap


gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat,
Berita Acara Aanwijzing, Time Schedulle dalam keadaan baik
termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar jika Pemberi Tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan dapat dengan mudah disediakan/diperlihatkan.
12.1.4.5.Contoh Bahan / Bahan Yang Ditawarkan

a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan, bahan / barang


yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara
Aanwijzing.

b. Barang/bahan yang akan ditawarkan dalam harga satuan bahan


upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga-harga
tersebut sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.

c. Contoh bahan/barang yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan


bila belum mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan atau
Konsultan Pengawas secara tertulis.

12.1.5.PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN

Berlaku dan mengikat di dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat ini :

a. Dalam Pelelangan ini semua ketentuan yang digunakan berpedoman


kepada :
Perpres No. 54 / 2010 dan Perpres No. 70 / 2012
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2003, tentang Pelaksanaan Jasa
Konstruksi

b. Algemene Voorwarden (AV) yang disyahkan dengan Keputusan


Pemerintah tanggal 28 Mei 1914 No.9 dan Tambahan Lembaran Negara
No. 1457, apabila tidak ada penyimpangan-penyimpangan seperti
tertera dalamBestek ini.

c. Peraturan Beton untuk Indonesia (PBI) tahun 1971.

d. PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan N.I.3/56).

e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI-6/1987.

f. Peraturan Pembebanan Untuk Gedung Indonesia (PPUGI) 1983.

g. Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 1979.

h. Algemene Voorschriften voor Drinker Instalasi 1946.

i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja)


antara lain tentang larangan menpekerjakan anak-anak dibawah umur.

j. Peraturan-peraturan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat mengenai


bangunan-bangunan.
12.1.6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail
maka gambar detail yang dipakai / diikuti.

b. Bila terdapat Skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka
ukuran dalam gambar yang di ikuti.

c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan bahan/barang yang


dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.

d. Bila Rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang


ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi, maka
Rekanan berkewajiban untuk menanyakan kepada Konsultan Pengawas
dan atau Pemberi Tugas.

e. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal


tersebut diatas. Setelah Rekanan menerima Dokumen dari Pemberi Tugas
dan hal tersebut wajib ditanyakan dan diinformasikan baik dalam Rapat
Aanwijzing atau pada Rapat-rapat Koordinasi Pelaksanaan.

f. Sebelum melaksanakan pekerjaan Rekanan diharuskan meneliti kembali


semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan.

12.1.7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

12.1.7.1.Bangunan Sementara (Bouwkeet)

Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan


sementara (bouwkeet) untuk digunakan sebagai gudang penyimpan
dan perlidungan bahan-bahan bangunan untuk keperluan Kontraktor
sendiri yang dapat dikunci dengan aman dan terlindung terhadap hujan
dan panas, untuk menempatkan seperti PC dan alat penting dan
sebagainya.

Kontraktor diwajibkan juga harus membuat bangsal terbuka untuk


pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan kayu daan lain-lain yang
tidak langsung dikerjakan dilapangan, supaya terhindar dari hujan dan
panas. Kontraktor harus pula membuat bangunan / ruangan yang
dipergunakan sebagai kantor Konsultan Pengawas dan dipergunakan
Konsultan Pengawas didalam melaksanakan tugasnya dilapangan yang
dilengkapi dengan perabot dan peralatan-peralatan sesuai yang diminta
dalam RKS ini.

Semua bouwkeet perlengkapan rekanan Kontraktor dan sebagainya,


pada waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar atau pada saat ada
perintah untuk membongkar dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas segala pekerjaan yang terganggu atau rusak akibat
pembongkaran ini harus diperbaiki. Pembongkaran bangunan
sementara tersebut harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas atau
Pemberi Tugas.

12.1.7.2.Jalan Masuk Ketempat Pekerjaan

Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan


oleh Rekanan, bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan Proyek.
Apabila jalan masuk sudah ada maka apabila pekerjaan proyek telah
selesai, segala kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan
tersebut, harus diperbaiki kembali seperti semula dengan biaya yang
dibebankan sepenuhnya kepada Kontraktor.

12.1.7.3.Direksi Keet

Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas seluas 18


m² berjendela cukup terang dan berventilasi baik.

Bahan Bangunan Kantor Konsultan Pengawas :


a. Bahan dinding dari papan bagian luar dan dilapisi triplex bagian
dalam dan pintu dari triplek
b. Rangka Bangunan dari Kayu Meranti
c. Lantai dari semen
d. Jendela Naco 8 Daun atau jendela kaca swing
e. Penutup Atap dari Asbes/seng/genteng
f. Pintu dilengkapi dengan handle dan pengunci
g. Mempunyai fasilitas KM/WC lengkap dengan fasilitas air bersih
dan kotor

Perlengkapan :
a. Meja Tulis
b. Kursi untuk meja tulis
c. Satu set meja kursi tamu
d. Papan tulis white board
e. Satu set meja besar dan kursi untuk keperluan rapat
f. Satu buah almari yang bisa dikunci

12.1.7.4.Segala biaya bangunan kantor Konsultan Pengawas beserta


perlengkapannya, Gudang dan Bangsal Kerja menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor.
12.1.8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat Rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima S.P.K dan atau SPL (Surat Penyerahan Lapangan) dari Pemberi
Tugas harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan
jadual/schedule pelaksanaan keseluruhan yang berupa Barchart secara tertulis,
berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan
disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.
Disamping itu Kontraktor harus mengajukan juga :
Schedule pengadaan tenaga kerja
Schedule pengadaan bahan

Schedule tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti
dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan
diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan,
semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

12.1.9. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

12.1.9.1.Pengawasan dan Prosedure Pelaksanaan

Kontraktor/Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan


dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Ia harus
semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi,
cara-cara teknik urutan dan prosedure dan untuk mengkoordinasikan
semua bagian daripada yang berada dibawah kontrak.

12.1.9.2.Pegawai Kontraktor yang melaksanakan

a. Sebagai Pemimpin sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan


Kontraktor harus dapat mengusakan dan menyerahkan kepada
seorang Site Manager yang ahli, sesuai dengan bidang pelaksanaan
pembangunan, cakap dan diberi kuasa dengan penuh tanggung
jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan. Site Manager
membawahi bebarapa pelaksana sebagai asisten dari Site Manager.

b. Sebagai penanggungjawab dilapangan pekerjaan Site Manager dan


harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, RKS dan
Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang
harus dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan


dapat dilaksanakan apabila ada ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas. Menyimpang dari hal tersebut menjadi
XII - 1
tanggung jawab Kontraktor, untuk melaksanakan sesuai gambar
dan RKS.

XII - 2
d. Konsultan Pengawas berhak menolak penunjukan seorang Site
Manager dan atau sebagai wakil dari Kontraktor berdasarkan
pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal
ini Kontraktor harus segera menempatkan pengganti lain dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

12.1.10.TEMPAT TINGGAL / DOMISILI

12.1.10.1.Apapun kebangsaan dari Kontraktor, Sub Kontraktor, Pemasok atau


penengah (Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat tinggal
/menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan
berada maka Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang
undang yang diberlakukan melindungi kontrak ini.

12.1.10.2.Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya


pelaksanaan pekerjaan rekanan Kontraktor berkewajiban memberikan
alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon kepada Pemberi
Tugas / Konsultan Pengawas.

12.1.11.PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

12.1.11.1.Keamanan dan Kesejahteraan

Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan


segala yang diperlu kan untuk keamanan para Pekerja dan Tamu,
seperti PPPK, sanitasi, air minum, dan fasilitas kesejahteraan. Juga
diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, yang dikeluarkan
oleh Pemerintah atau Pemerintah setempat.

12.1.11.2.Terhadap Wilayah Orang Lain

Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tapak


dan harus mencegah area kerja dan pekerjanya melanggar wilayah
orang lain yang berdekatan.

12.1.11.3.Terhadap Milik Umum

Kontraktor harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak
Pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu-lintas, baik bagi kendaraan maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Kontraktor juga harus bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum, seperti saluran air,
listrik dan sebagainya, yang disebabkan pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor. Dan biaya pemasangan kembali serta
segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12.1.11.4.Terhadap Bangunan Yang Ada

Selama masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab


penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembangunan dan sebagainya yang sudah ada ditapak.
Kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena pelaksana
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor dalam arti kata yang luas
harus diperbaiki (Kontraktor) hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

12.1.11.5.Keamanan Terhadap Pekerjaan

Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan


termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak
hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas. Ia
harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan
termasuk bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga
pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang
layak, memompa, atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.

12.1.12.LAPORAN MINGGUAN DAN BULANAN

12.1.12.1.Konsultan Pengawas harus membuat laporan mingguan/bulanan


mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut
sekurang-kurangnya mengenai keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian selama 1 (satu) bulan dimana
laporan tersebut minimal berisi sebagai berikut :

I. Jumlah Pegawai/Tenaga kerja yang dipekerjakan selama bulan


itu.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
III. Bahan-bahan dan perlengkapan yang telah masuk dan diterima
ditempat pekerjaan.
IV. Keadaan cuaca.
V. Kunjungan tamu-tamu yang ada kaitannya dengan Proyek.
VI. Kunjungan tamu-tamu lain.
VII. Kejadian-kejadian khusus.
VII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
VIII. Pengesahan Konsultan Pengawas/Pengguna Jasa.
IX. Laporan harian dibuat oleh kontraktor pelaksana.
12.1.13.JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

12.1.13.1.Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan

a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup


bersih ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.

b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat


mempergunakan atau menyambung pipa air PDAM dengan
meteran air tersendiri (guna memudahkan dalam memperhitungkan
pembayaran) atau air sumur yang bersih jernih dan tawar, bila
kualitas air sumur diragukan oleh Konsultan Pengawas maka
kualitas air sumur tersebut harus diperiksakan pada Laboratorium.

12.1.13.2.Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan


pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan Kontraktor harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan
biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.1.13.3.PPPK

Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan (P3K) untuk


pertolongan pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada
ditempat yang mudah untuk dilihat dan dijangkau.

12.1.14.ALAT-ALAT PELAKSANAAN, PENGUKURAN

a. Alat-alat

1. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk


melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan
efisien, misalnya : Tower Crane Concrete, batching Plan, Alat
Pemancang, Alat Pengebor, truk-truk, Fork Lift, Beton molen, katrol,
steger, mesin-mesin, pekerja, alat penarik, trailer dan alat-alat lainnya
yang diperlukan.

2. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama


perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak
mengganggu lalu lintas.

3. Bila pekerjaan telah selesai, Pemborong diwajibkan untuk segera


menyingkirkan alat-alat tersebut pada butir (1) pasal ini serta
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan
bekas-bekasnya.
4. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti
dimaksud pada butir (1) pasal ini, Pemborong harus menyediakan alat-
alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-
tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan dan lain-lain.

b. Pengukuran

1. Penentuan titik-titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun


datar (waterpast) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan
dengan memakai alat ukur Waterpast instrumen atau Theodolite.

2. Pemborong wajib memberitahukan kepada Konsultan Pengawas setiap


kali suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk dicek terlebih dahulu
ketepatan peil-peil dan ukuran-ukurannya.

3. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu


sama lain dalam tiap pekerjaan, dan segera melaporkan secara tertulis
kepada MK jika terdapat selisih / perbedaan-perbedaan ukuran untuk
diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Pemborong
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.

4. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan


pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran ukuran yang ditetapkan dalam
gambar Kerja dan Syarat ini.

5. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian


pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak
perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal
ini tidak akan ditolerir dan Konsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan dari
Konsultan Pengawas, atas beban Pemborong.

12.1.15.SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

a. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin dan perintah yang baik
kepada pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau
tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan


yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan semua
pekerjaan akan berkualitas baik, bebas dari cacat.

c. Dalam pengajuan penawaran, Kontraktor harus mempertimbangkan biaya-


biaya pengujian/pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah
tersebut Kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman
kembali bahan yang tidak memenuhi syarat.
12.1.16.PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor


membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau
mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan. Bahan dan Biaya untuk pekerjaannya menjadi beban
Kontraktor.

b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari


tempat pekerjaan, bahan-bahan atau pekerjaan apa saja yang tidak sesuai
kontrak.

12.1.17.PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

a. Kontraktor berkewajiban melaksanakan secara keseluruhan atau bagaian-


bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik.

Kontraktor selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya


mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai
bahan-bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan
dengan jelas dalam gambar dan RKS.

b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Pemberi Tugas. Selanjutnya perhitungan
penambahan / pengurangan pekerjaan, dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, jika harga pekerjaan tersebut tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Konsultan


Pengawas/Pemberi Tugas secara tertulis, adalah tidak sah dan menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

12.1.18.CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN

12.1.18.1.Harga Satuan dan Harga Penawaran

a. Dalam formulir surat penawaran, penawar harus melengkapi daftar


harga satuan. Tiap harga satuan harus meliputi segala perongkosan
(over head) keuntungan dan segala biaya yang menyangkut
pekerjaan.

b. Harga-harga penawaran yang dicantumkan (disebut) dalam


formulir surat penawaran hanya dicantumkan dalam rupiah.
Jumlahnya harus dibulatkan dalam ribuan rupiah kebawah.
12.1.18.2.Permohonan Untuk Pembayaran

Setelah Pemberi tugas menerima suatu permohonan untuk


pembayaran, maka suatu "Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan
Pekerjaan" untuk tiap tahap pembayaran yang tersebut diatas,
dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas apabila kemajuan
fisik pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan kontrak.

12.1.18.3.Ijin Mendirikan Bangunan dan Iklan

a. Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun


dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau di tanah yang
berdekatan tanpa ijin Peberi Tugas / Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan.
c. Kontraktor harus memasang papan nama Proyek dilokasi pekerjaan
dengan ukuran 0,80 x 1,20 m² berwarna dasar putih dengan tulisan
hitam, selambat lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
dikeluarkan S.P.K.(Redaksional dapat dikonsultasikan dengan
pihak pemberi tugas.

12.1.18.4.Pemberitahuan Penyerahan Pekerjaan yang Pertama

Apabila waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat


perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir,
Kontraktor harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya selesai
dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pemberi Tugas secara
tertulis dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas. Dengan surat
penyerahan pekerjaan dari Kontraktor tersebut, Konsultan Pengawas
berkewajiban:

1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan pekerjaan


sesuai dengan kontrak Kontraktor.
2. Menanggapi/melaporkan kepada Pemberi Tugas tentang sikap
Konsultan Pengawas berdasarkan hasil evaluasi pekerjaan tersebut
secara tertulis.

Pemberi Tugas akan mengadakan Rapat Koordinasi mengenai


pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan :

1. Kontrak Pemborongan Pekerjaan.


2. Surat Penyerahan pekerjaan dari Kontraktor.
3. Surat tanggapan dari Konsultan Pengawas, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan tersebut.
Dari hasil yang disepakati untuk menerima hasil pekerjaan dalam
Rapat Koordinasi dibuatkan Berita Acara Penyerahan Pekerjaan I
dengan melampirkan check – list pekerjaan yang kurang sempurna.

12.1.18.5.Pemeliharaan Bangunan Sebelum Penyerahan yang Kedua

Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang ke I


hingga 180 (Seratus Delapan Puluh ) hari kemudian adalah merupakan
masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya, antara lain :

1. Keamanan dan Penjagaan


2. Penyempurnaan dan Pemeliharaan
3. Pembersihan.
4. Pemakaian/penggunaan daya listrik, telephone, air yang sudah
tersambung ke gedung.

Apabila Kontraktor telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai


dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat
dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedure) pada penyerahan yang
pertama.
12.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN
PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

12.2.1. Pekerjaan Persiapan

a. Sebelum Kontraktor mengadakan persiapan dilokasi, harus memenuhi


prosedur tentang cara perijinan untuk memulai dengan persiapan persiapan
pembangunan pada Pemerintah setempat dan Pemberi Tugas, terutama
tentang dimana harus membangun bangunan sementara, bahan-bahan
bangunan, jalan masuk dan sebagainya.

b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran, Konsultan Pengawas


harus sudah mulai aktif untuk mengadakan Pengawasan sesuai dengan
tugasnya.

c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian


pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan
tersebut secara berkala.

d. Bila dilapangan pekerjaan terdapat barang-barang dan bekas bangunan


lama yang tidak ada kaitannya dengan proyek ini, tentunya sebelum
pekerjaan pembangunan dilaksanakan, barang-barang tersebut harus keluar
dari lapangan pekerjaan.

e. Pelaksanaan pemindahan barang-barang tersebut diatas dikerjakan oleh


Pemborong atas biayanya.

12.2.2. Papan Bouwplank (Bangunan) dan Peil Dasar 0,00 Bangunan

12.2.2.1.Papan Bouwplank

a. Sebagai titik awal referensi jarak ketinggian vertikal adalah peil


0.00. Dimana peil 0.00 diambil dari patokan BM (Bench Mark
yang ditentukan dalam RKS ini dan atau gambar). Sedang titik nol
sebagai referensi jarak horisontal ditentukan dari BM diatas atau
referensi lain yang disebut dalam RKS dan atau gambar.

b. Selanjutnya dilakukan pengukuran dan penempatan bangunan


sesuai rencana dengan menentukan patok-patok as bangunan
terlebih dahulu.

c. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/letak tanah yang


tersedia dengan apa yang terlukis dalam gambar maka Kontraktor
harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.
d. Setelah kesemuanya dirasakan tepat, pelaksanaan selanjutnya
adalah membuat patok-patok yang permanen dan membuat papan-
papan bouwplank.

e. Tiap bouwplank menggunakan kayu 5/7 cm. Papan harus cukup


kuat ukuran 2/20 cm dari kayu meranti diketam halus dan bagian
atasnya harus di pasang datar dengan waterpast instrumen.

f. Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak


minimum 2.00 M dari as bangunan.

g. Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri


tegak pada tempatnya hingga selesai pemasangan transram tembok.

h. Pemasangan papan bouwplank bagian atasnya dipasang sama


dengan peil / duga lantai 0,00 bangunan.

12.2.2.2.Peil Dasar 0.00 Bangunan

a. Sebagai tolok ukur dasar adalah peil 0.00 bangunan lama.


b. Ditentukan bahwa peil dasar bangunan baru ( 0.00) adalah sama
dengan + 0.60 dari butir (a) diatas.

12.2.3. Pekerjaan Tanah/Pekerjaan Urugan

1. Urugan dan Pemadatan :

a. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala


kotoran seperti sisa-sisa tumbuhan, akar akaran dan lain sebagainya.
Sebelum urugan dilaksanakan daerah bangunan harus dipadatkan
sehingga mencapai 85 % kepadatan maksimum, sedalam paling sedikit
15 cm. Untuk daerah bukan bangunan, pemadatan harus mencapai 80
% kepadatan maksimum, paling sedikit sedalam 15 cm..

b. Urugan tanah/sirtu dilakukan pada seluruh permukaan site/lokasi


sesuai gambar dan dilakukan selapis demi selapis (maximum per lapis
20-30cm) hingga mencapai ketinggian urugan sesuai gambar dan
dipadatkan. Urugan tanah/sirtu harus menggunakan tanah urug/sirtu
baru dan tidak boleh menggunakan tanah bekas galian pondasi.

c. Untuk pemadatan dasar jalan dan tempat parkir digunakan mesin gilas
yang mempunyai kapasitas minimum 5 ton, kecuali atas persetujuan
Konsultan Pengawas harus digunakan peralatan yang lebih kecil guna
mencegah kerusakan struktur yang telah ada, sedangkan untuk
pemadatan / peralatan paving stone dan grass block digunakan mesin
gilas seberat ½ ton.
d. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah
dapat dilaksanakan menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya
dilapangan.

e. Jika kepadatan daerah bangunan kurang dari 85 % dari kepadatan


maksimum, maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya
tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari
85 % dari kepadatan maksimum di laboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM
DI556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.
Penunjukan Laboraturium harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi
beban Kontraktor.

f. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500


meter persegi dari daerah yang dipadatkan atua ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas.

g. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari


cara / prosedur dibawah ini :

Density of soil inplace by sand - cone method “AASHTO.T.91.


Density of soil inplace by driven cylinder method
“AASHTO.T.204.
Density of soil inplace by the rubber ballon method
“AASHTO.T.205. atau cara-cara lain yang harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

2. Pembentukan muka tanah (Finish grading)

a. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri diatasnya harus dibentuk


dengan rata dan baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman
menurut gambar rencana.

b. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau bila akibat dari perataan
tanah terjadi suatu talud (tebing), maka harus diusahakan pengamanan
pada tebing yang rawan, untuk mencegah terjadinya longsoran dan
harus diusahakan agar air tidak menimpa daerah bangunan yang lebih
rendah.

c. Daerah-daerah yang akan menerima slab, base course atau pengerasan,


pembentukan permukaan tanah tidak boleh menyimpang lebih dari 1,5
cm dari ketinggian yang ditentukan.

d. Daerah yang akan ditanami atau dibiarkan terbuka, penyimpangannya


tidak boleh lebih dari 3 cm dari ketinggian yang ditentukan.

XII - 1
e. Untuk mencegah longsor dan erosi harus dibuat parit-parit sementara,
dan buatlah kemiringan 2 % dari bangunan struktur dan dinding.

XII - 2
f. Selama pelaksanaan pekerjaan harus diadakan tindakan pencegahan
terhadap genangan atau arus air, masuknya air hujan atau air tanah dari
daerah sekitarnya yang dapat mengakibatkan terjadinya erosi.
Pencegahan ini termasuk pada pembuatan-pembuatan tanggul-tanggul
dan parit-parit sementara, sumur-sumur atau bak penampungan, pompa
air dan tindakan lain yang dapat diterapkan guna mencegah kerusakan
pekerjaan atau penundaan pekerjaan.

g. Tidak ada perpanjangan waktu kontrak karena alasan hujan, cuaca


buruk, sulitnya lokasi atau masalah tenaga kerja, kecuali apabila
Kontraktor telah mengambil semua tindakan pengamanan dan
pencegahan semaksimal mungkin.

3. Pembentukan tanah untuk pondasi

a. Dalamnya parit pondasi harus sesuai dengan gambar rencana dan


gambar detail. Hal-hal yang menyimpang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan lebih atau kurang, galian harus cukup lebar untuk dapatnya
bekerja dengan baik serta sisi-sisinya tidak mudah gugur.

b. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan


diluar gedung sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali
kedalam lubang parit pondasi.

c. Jika Konsultan Pengawas menganggap pondasi sudah cukup mengeras,


urugan dilakukan selapis demi selapis dengan pasir urug yang sudah
dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat.

d. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan pasir


urug hingga mencapai tanah asli, kecuali bagian luar bangunan dapat
menggunakan tanah bekas galian, disiram dengan air hingga kenyang,
dan dipadatkan.

4. Pekerjaan tanah untuk struktur

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk


pekerjaan galian sruktur dan urugan kembali sesuai dengan gambar
rencana.

Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain,


yaitu :
Pekerjaan tanah medan.
Galian dan urugan tanah untuk sarana.

b. Persyaratan
Kontraktor harus benar-benar mempelajari gambar, dimana letak
titik-titik pondasi, jarak dan dimensinya, darimana pengukuran
dimulai dan hal-hal lain yang menyangkut ketepatan letak galian
struktur.

Setelah titik-titik ditentukan dan diberi tanda, sekali lagi dilakukan


pengecekan bersama Konsultan Pengawas dilapangan, apakah
rencana galian sudah benar. Kesalahan menentukan titik-titik
sehingga galian harus diulang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian yang
gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi
diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas, kecuali ditentukan lain
dalam gambar struktur.

Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu


penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus
disediakan pompa air atau pompa-pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus-menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.

Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding


tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding
penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah


pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali
dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang
sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah


mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.

Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan


tanah yang bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-
syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-
lubang galian yang terletak didalam garis bangunan harus diisi lagi
dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan
sampai mencapai 85 % kepadatan kering maksimum yang
dibuktikan dengan test laboratorium.

Perlindungan terhadap benda-benda bersejarah, kecuali


ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga
yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi / diganti oleh
Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
Bila suatu alat atau pelayanan fasilitas umum yang aktif ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan
cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata
diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.

Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat


pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian
yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak
akibat pekerjaan kontraktor.

Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan


dibawah tanah dan terletak didalam lapangan pekerjaan harus
dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas atas tanggung jawab Kontraktor.

c. Bahan

Tanah urugan yang dipakai harus bersih dari humus dan dapat
diambil dari tanah bekas galian dari jenis yang baik dan disetujui
Konsultan Pengawas.

Tanah urug yang berasal dari luar site / lokasi harus lebih berbutir,
tidak expansive, bebas sampah, batu yang lebih besar dari 10 cm,
akar-akaran dan bahan organik lainnya. Pasir sebagai urugan dapat
diterima.

d. Cara Pengerjaannya

Sebelum memulai pekerjaan ini, pekerjaan medan sampai dengan


finish grading harus sudah diselesaikan terlebih dahulu. Semua
galian, urugan dan pemadatan dalam pekerjaan ini harus sesuai
dengan ketentuan yang dibutuhkan.

5. Pekerjaan urugan pasir

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan


dengan pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan
persyaratan.

Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain,


yaitu :
Pekerjaan pasangan pondasi, sloof, rollaag bata, slab beton.
Pekerjaan pasangan lantai ubin, rabat beton, gravel, tempat
parkir, jalan, pengerasan lain dan lain-lain pekerjaan urugan
pasir seperti ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan dan Bahan


Pasir urug yang dipakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-
bijian, akar-akaran, kotoran-kotoran dan bahan organik lainnya.

Contoh pasir yang akan digunakan harus ditunjukkan kepada


Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya sebelum
bahan tersebut didatangkan ke lokasi.

c. Cara Pengerjaannya
Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya
dikerjakan.

Urugan pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai


ketebalan sesuai gambar. Tebal setiap lapisan padat minimal 10 cm
dengan diairi secukupnya.

12.2.4. Perataan Tanah Halaman

Bila duga lantai bangunan yang dilaksanakan lebih tinggi dari duga tanah
halaman, maka tanah halaman tersebut harus diratakan sedemikian rupa
hingga benar benar rata dan padat.

12.2.5. P o n d a s i

12.2.5.1.Pondasi Non Struktural

Pondasi Non Struktural adalah pondasi yang digunakan untuk


mendukung beban sendiri dan beban-beban ringan diatasnya (dinding
penyekat ruangan dan kolom-kolom dan balok-balok praktis). Pondasi
yang digunakan adalah pondasi batu kali belah. Persyaratan
selanjutnya lihat 12.2.9.2.

12.2.5.2.Pondasi Struktural

a. Pondasi Struktural adalah pondasi yang digunakan beban sendiri


dan beton-beton berat diatasnya (kolom, balok, plat struktur).
b. Pondasi struktural terbuat dari pondasi beton sumuran dengan
diameter dan ketebalan dinding sumur serta kedalaman sesuai
gambar.
c. Pembesian dari beton sumuran mengikuti petunjuk yang ada pada
gambar.
d. Proses penggalian dari pondasi beton sumuran diusahakan
sedemikian sehingga tidak menyebabkan kelongsoran dari dinding-
dinding galian pondasi. Pada dasar galian diratakan dan dipasang
lantai kerja setebal 5 cm dengan adukan 1pc: : 3ps : 5 kr.
e. Setelah itu tulangan-tulangan dirakit dengan pelindung bekisting
yang memenuhi persyaratan teknis. Dan setelah dicor maka pada
bagian dalam dapat diisi dengan urugan tanah urug.
f. Pada sisi atas ditutup dengan pile cap, yang masing-masing pondasi
dihubungkan dengan tie beam.

12.2.6. Bahan-Bahan Pasangan

Bahan-bahan pasangan pada umumnya mempergunakan bahan lokal yang


memenuhi syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis.

a. Batu gunung/batu kali


Berasal dari batu gunung/kali belah (tidak bulat) keras dan padat, bersih
dari segala kotoran, tanah, lumpur, padat dan tidak berpori dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Bata merah
Berasal dari tanah liat dan dari hasil pembakaran (produksi) lokal padat,
berukuran sama, hasil pembakaran yang masak, dengan maksimum
pecah/retak 10 %.

c. Pasir Pasang
Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus
memakai pasir pasang, berbutir kasar/ keras, tajam bersih dan tidak
mengandung tanah, lumpur, garam. Pasir larut sama sekali tidak
diperbolehkan dipakai.

d. Semen/PC
1. Yang dimaksud dengan semen adalah semen Portland (Portland
Cement ) Type I yang memenuhi syarat-syarat dari standard semen
Indonesia (NI-8-1972) dan standard industri Indonesia ( SII, 0013-81)
mutu dan cara uji semen portland. Type-type semen lainnya dapat
dipakai bila ada izin atau rekomendasi dari Konsultan Pengawas.

2. Semen-semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik-


pabrik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3. Pemborong menyerahkan kepada Konsultan Pengawas tentang


konsinyasi semen yang menyatakan nama Pabrik dari semen tersebut,
type dan jumlah semen yang akan dikirim bersama pula sertifikat hasil
test dari pabrik yang menyatakan bahwa konsinyasi tersebut telah
diadakan testing sesuai dengan segala sesuatu yang telah disebutkan
dalam standarisasi.

4. Semen tersebut harus dikirimkan ke lokasi proyek dengan


pembungkusan yang baik atau dalam kantong yang masih benar-benar
tertutup rapat, atau dapat pula dikirimkan dengan menggunakan
container dari pabrik.

5. Semen harus disimpan didalam tempat yang tertutup, bebas dari


kemungkinan kebocoran air, dan dilindungi dari kelembaban sampai
waktu penggunaan. Segala sesuatu yang menyebabkan rusaknya semen
seperti menjadi padat atau menggumpal atau rusaknya kantong-
kantong semen, maka semen-semen tersebut tidak bisa diterima dan
tidak boleh dipergunakan lagi.

e. Air
Air untuk adukan pasangan-pasangan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau bebas dari campuran yang mempengaruhi
daya lekat semen dan dibuktikan dengan hasil test Laboratorium.

12.2.7. Bahan-bahan Beton

Bahan-bahan pasangan pada umumnya mempergunakan bahan lokal yang


memenuhi syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis.

a. Kerikil Beton
Berasal dari hasil pecahan dari batu gunung atau boleh memakai kerikil
beton dengan butir-butir bulat dari sungai ukuran 1-3 cm, padat dan bersih
dari segala kotoran, tidak mengandung tanah, lumpur, garam.

b. Pasir Cor
Berbutir sangat keras, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk
pasir cor beton (lihat P B I thn 1971), tidak mengandung tanah, lumpur,
garam.

c. Semen P C
1. Yang dimaksud dengan semen adalah semen Portland (Portland
Cement ) Type I yang memenuhi syarat-syarat dari standard semen
Indonesia (NI-8-1972) dan standard industri Indonesia ( SII, 0013-81)
mutu dan cara uji semen portland. Type-type semen lainnya dapat
dipakai bila ada izin atau rekomendasi dari Konsultan Pengawas.
2. Semen-semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik-
pabrik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3. Pemborong menyerahkan kepada Konsultan Pengawas tentang


konsinyasi semen yang menyatakan nama Pabrik dari semen tersebut,
type dan jumlah semen yang akan dikirim bersama pula sertifikat hasil
test dari pabrik yang menyatakan bahwa konsinyasi tersebut telah
diadakan testing sesuai dengan segala sesuatu yang telah disebutkan
dalam standarisasi.
4. Semen tersebut harus dikirimkan ke lokasi proyek
dengan pembungkusan yang baik atau dalam kantong yang
masih benar-benar tertutup rapat, atau dapat pula dikirimkan dengan
menggunakan container dari pabrik.

5. Semen harus disimpan didalam tempat yang tertutup, bebas dari


kemungkinan kebocoran air, dan dilindungi dari kelembaban sampai
waktu penggunaan. Segala sesuatu yang menyebabkan rusaknya
semen seperti menjadi padat atau menggumpal atau rusaknya
kantong- kantong semen, maka semen-semen tersebut tidak bisa
diterima dan tidak boleh dipergunakan lagi.

d. Air
Air untuk adukan pasangan-pasangan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau bebas dari campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen dan dibuktikan dengan hasil test
Laboratorium.

12.2.12.Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

12.2.12.1.Lingkup Penjelasan Pasangan

a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


diperlukan untuk pekerjaan pasangan bata maupun batu sesuai
dengan gambar kerja dan rencana kerja dengan syarat.

b. Pekerjaan pasangan berkaitan erat dengan pekerjaan lapangan,


pekerjaan tanah dan galian, untuk referensi lihat pasal 12.2.3.

12.2.12.2.Bahan-bahan

a. Semen

Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan


yang digunakan untuk pekerjaan beton lihat ayat 12.2.6.d. pada
RKS ini.

b. Pasir

Pasir untuk pasangan harus pasir pasangan yang halus, bukan


pasir urug/pasir beton dengan gradasi tidak lebih dari diameter
0,35 mm.
Dan syarat-syarat lain sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton lihat ayat 12.2.7.c. pada RKS ini.

XII - 1
c. Air

Air untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan yang


digunakan untuk pekerjaan beton lihat ayat 12.2.7.d. pada RKS ini.

d. Batu Bata (PUBI 1982)

Lihat 12.2.6.b. pada RKS ini.

XII - 2
e. Batu Kali

Dari jenis batu basalt, bebas dari kotoran, tanah, lumpur, padat
tidak berpori.
Penampang batu maksimal 30 cm dengan minimal 3 muka
pecahan.

12.2.12.3.Pekerjaan Pasangan Batu Kali untuk Pondasi

a. Adukan

Untuk pekerjaan pasang batu untuk pondasi digunakan adukan


1PC:5PS.

b. Pelaksanaan

Pekerjaan pondasi dimulai setelah saluran saluran galian tanah


diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Bila pada lubang galian untuk pondasi terdapat banyak air


tergenang maka sebelum pasangan dimulai, terlebih dahulu air
harus dipompa dan dasar lubang dikeringkan.

Pekerjaan pondasi ini lengkap dengan penyediaan lubang-


lubang dan rongga-rongga khusus untuk saluran air dan
keperluan lain sesuai gambar kerja.

Pekerjaan pondasi dikerjakan sesuai gambar kerja.

Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung


penghentiannya harus bergigi agar pada penyambungan baru
berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna didalam
pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.

Semua pondasi batu kali dipasang dasar batu stamping setebal


20 cm diurug pasir dan dipadatkan setebal 20 cm.

Pondasi dikokohkan terhadap sloof dengan angker diameter 12


cm dipasang setiap jarak 50 cm.

12.2.12.4.Pekerjaan Pasangan Bata untuk Pondasi

a. Adukan

Untuk pekerjaan pasangan bata untuk pondasi digunakan adukan


1PC:4PS.
b. Pelaksanaan

Pondasi batu didasari lapiran pasir yang dipadatkan setebal 15


cm.

Sebelum batu bata dimulai, harus direndam dahulu dalam air


selama 5 menit dan batu bata yang pecah sama sekali tidak
boleh digunakan.

12.2.12.5.Pekerjaan Pasangan Bata untuk Dinding

a. Adukan

1. Trasram dengan jenis adukan 1PC : 3 PS dipasang dari ujung


balok pondasi sampai 20 cm diatas permukaan lantai jadi.

2. Didaerah kamar mandi dan WC setinggi dari 20 cm diatas


permukaan lantai jadi sampai dengan 1,65 m dan di lain-lain
tempat tertentu sesuai dengan gambar harus memakai jenis
adukan 1PC : 3PS.

3. Untuk pasangan biasa dipakai adukan 1 PC : 5 Ps.

b. Pelaksanaan

Bata yang ukurannya kurang dari yang ditentukan pada ayat


12.2.6.b. tidak boleh dipergunakan dan bata yang pecah hanya
boleh dipakai untuk keperluan bubungan batu.

Sebelum dipakai bata direndam dahulu dalam air selama 5


menit setelah pasangan dinding selesai harus dalam keadaan
basah seminggu berturut-turut.

Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata,


setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh
dilanjutkan setelah batu-batu mengeras.

c. Perlindungan

Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka selama untuk


waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menurut
bagian atas dari pasangan dengan sesuatu yang sesuai dan disetujui
Pengawas.

d. Bingkai beton

1. Pasangan bata untuk dinding setiap luas 10 m² harus diberi


bingkai beton dengan adukan 1PC+2PS+3Krl berupa kolom
atau balok praktis dengan pembesian 4 buah diameter 10 cm
dan sengkang diameter 8 mm dipasang setiap jarak 20 cm.
2. Ditempat-tempat tertentu sesuai dengan gambar diberi kolom
praktis ukuran 12x12 Cm.

3. Setiap pemasangan kusen kayu pada pasangan bata harus diberi


kolom praktis ukuran jadi 12x12 cm, dan bila lebar kusen
mencapai 1,5 m atau lebih harus balok latei ukuran jadi 12x20
cm.

4. Pada sopi-sopi pasangan dinding bata harus diberi balok


dengan tulangan praktis.

5. Pada balok dan kolom praktis setiap jarak 1 meter dipasang


stek dari besi diameter 8 mm agar kolom dan balok praktis
tersebut dapat mengikat pasangan dinding.

6. Untuk menghindari retak pada dinding akibat penyusutan yang


berbeda antar balok dengan dinding bata dibawahnya, maka
pada hubungan antara balok dengan dinding bata dibawahnya
sebelum dilakukan plesteran hendaknya diberi kawat ayam
setinggi 30 cm (15 cm dipakukan pada dinding).

7. Syarat-syarat beton untuk kolom dari balok tersebut diatas


agar megikuti ketentuan dalam pasal 12.2.7.

12.2.12.6.Lingkup Pekerjaan Plesteran

Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan


untuk plesteran seperti tercantum dalam gambar kerja.

a. Bahan-bahan

1. Untuk adukan plesteran penggunaan semen dan air dalam


segala hal harus memenuhi ketentuan ayat 4.6 pada RKS ini.

2. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradasi tidak


lebih diameter 0,35 cm bersih dan bebas dari segala macam
kotoran baik oranis maupun lumpur, tanah, garam dan
sebagainya.

3. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.

4. Mencampur adukan untuk plesteran harus dilakukan dalam alat


pencampur atau dicampur diatas permukaan yang keras.
Tidak boleh memakai adukan yang mulai mengeras dengan
membubuhkannya kembali.
b. Penggunaan Jenis Plesteran

1. Plesteran kasar (Beraben)

Permukaan pasangan bata dari pondasi batu kali yang


terendam dalam tanah harus kedap air harus diplester dengan
menggunakan jenis plesteran 1PC+5Pasir pasang.

2. Plesteran halus

a. Untuk penyelesaian permukaan dinding biasa dengan


plesteran, digunakan jenis plesteran 1PC + 5 PS.
b. Jenis plesteran 1PC : 3 PS dipakai untuk semua
permukaan transram yang tertanam didalam tanah sampai
dengan ± 20 cm diatas lantai jadi.

c. Untuk plesteran dinding transram pada KM/WC diatas + 20


s/d +165 dipakai plesteran 1PC : 3 PS.

d. Untuk semua permukaan beton bertulang, ujung-ujung dan


sudut-sudut dipakai jenis plesteran 1PC : 3PS

3. Plesteran lebih halus (Acian)

Setelah diplester dengan jenis plesteran seperti diuraikan


dalam ayat (b) diatas, selanjutnya permukaan plesteran
tersebut diperhalus lagi dengan plesteran halus (Acian)
yang menggunakan jenis plesteran yang sejenis dengan
plesteran sebelumnya, hanya pasir pasang yang digunakan
disaring / diayak agar menghasilkan butiran yang lebih
halus dari pasir pasang untuk plesteran.

4. Plesteran siar

Bila ada plesteran siar untuk penyelesaian permukaan pasangan


batu pecah atau bahan-bahan penutup lainnya digunakan jenis
plesteran 1 PC + 3 Pasir.

12.2.15.Pekerjaan Aluminium

12.2.15.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerjaan, menyediakan bahan kusen aluminium


dan kaca, penyetelan kusen aluminium sesuai dengan gambar
rencana, pemasangan kaca pada kusen aluminium serta
XII - 1
pemasangan kusen aluminium pada dinding / tepat-tepat yang
sesuai dengan gambar rencana dan rencana penggunaan bahan
(finishing schedule).

b. Aluminium dilaksanakan untuk : kusen, rangka pintu, rangka


jendela, rangka partisi, rangka langit-langit (plafond), serta tempat-
tempat lain seperti tercantum pada gambar kerja memakai bahan
aluminium dengan ukuran ketebalan kekuatan alloy, tempers dan
finish sesuai gambar kerja dan RKS.

12.2.15.2.Bahan-bahan

a. Aluminium

Produksi dalam negeri yang baik, ex INDAL, ALCAN, INDEX,


YKK sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada ayat berikut.

b. Bahan

Yang digunakan adalah :

Bahan harus asli dan tidak terbuat dari bahan-bahan scrap /


sisa.
Warna black tebal 18 micron.
Tebal / bentuk / sistim profil sesuai gambar detail dari
perancang.

c. Profile

Rangka vertikal memakai profil seri/dept 100 x 50 mm, tebal


1,7 mm.
Rangka horizontal memakai profil seri/dept 70x35 mm, tebal
1,7 mm.

XII - 2
Daun pintu dan jendela memakai profil seri/dept 38x50 mm,
tebal 1,7 mm.
Profil pelengkap lainnya memakai standard sesuai dengan
kegunaannya.

d. Kelengkapan aluminium

Kunci-kunci : lihat pasal 12.2.16.


Kaca : lihat pasal 12.2.20.
Komponen lain : Meliputi karet penjepit kaca (neoprene
gasket), karet peredam pintu (neoprene
water seal), klos-klos kayu jati, sekrup-
sekrup galvanized, dyna bolt, silicon
sealant, serta sealant-sealant lain, serta
bahan pelindung frame aluminium
untuk menghindari noda bekas
percikan adukan semen.

12.2.15.3.Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan pelaksanaan baru dapat berjalan setelah ada persetujuan dari


Konsultan Pengawas, sebelumnya dilakukan persiapan-persiapan
antara lain :

a. Periksa semua ukuran digambar kerja dan ditempat sebelum


membuat dan menyetel aluminium perbedaan dan keadaan yang
tidak sesuai akan mengakibatkan hasil kerja yang kurang
memuaskan, maka harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
untuk diadakan perubahan bilamana perlu.

b. Semua pekerjaan pembentukan (forming) harus dikerjakan lebih


dahulu daripada finishing atau anodizing.

c. Jika ada pekerjaan pembengkokan (bending form) maka proses


anodizing dikerjakan setelah proses pembengkokan tersebut.

d. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing yaitu rock atau gripper


yang timbul dipermukaan aluminium harus diganti.

12.2.15.4.Pekerjaan Pelaksanaan

a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kusen


aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh Pemborong
aluminium ahli dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat, Pemborong


aluminium harus datang kelapangan dan melakukan pengukuran-
pengukuran.
c. Bench Mark untuk ketinggian dan line Offset mark harus
dipastikan dan disediakan oleh Pemborong utama yang
bertanggung jawab pada ketepatannya jika ada kesalahan maka
Pemborong utama harus memperbaiki dulu sebelum pekerjaan
pemasangan aluminium dilaksanakan.

d. Untuk mendapatkan hasil yang baik pembuatan/penyetelan kusen


aluminium harus dilakukan dipabrik secara masinal dan
dilapangan tinggal pasang.

e. Apabila ada pekerjaan yang membutuhkan angker didinding atau


struktur maka pemasangan tersebut harus disesuaikan dengan
ketat seperti pada gambar pelaksanaan (shop Drawing) yang
sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, termasuk
diantaranya penyediaan toleransi 2 mm untuk horisontal / vertikal
jika ada penyimpangan melebihi batas toleransi tersebut yaitu
karena tidak rataan beton maka harus diadakan penyesuaian
didahulu dengan pihak Pemborong utama.

f. Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi


dengan seal yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.

g. Pemasangan kaca terhadap kusen aluminium harus diisi dengan


seal yang berupa alur karet.

h. Pemasangan sealant penggunaannya harus sesuai dengan


instruksi dari penghasil produk tersebut semua permukaan
aluminium yang disealant harus bersih dari segala benda asing
yang mungkin tertinggal.

i. Minyak gemuk serta plastik tape yang dipakai pada waktu


pemasangan harus segera dibersihkan.

j. Semua detail pertemuan harus runcing, halus, rata dan bersih dan
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan
aluminium.

k. Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut


maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil
aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup-
sekrup pengaku. Sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan.

l. Fixing accesssories seperti sekrup assembling dan engsel-engsel


harus terbuat dari bahan stainless steel.

m. Setiap kusen aluminium yang menggantung (tidak sampai ke plat


/ balok beton) harus dikokohkan dengan besi siku yang diangkur
keplat / balok beton.
n. Dalam keadaan tertutup atau terbuka, kaca-kaca tidak boleh
bergetar. Yang menandakan kurang sempurna pemasangan seal
sekeliling.

o. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin


bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang di akibatkan oleh air
hujan.
p. Pemasangan kusen jendela aluminium dengan kaca, setiap jarak 3
m diberi kekuatan aluminium ukuran 7x7 cm.

q. Pemasangan kaca / panil kaca sebaiknya dari arah dalam


bangunan, untuk memudahkan penggantian.

r. Almunium yang diperkirakan akan terkena air semen atau bahan


lain yang bisa merusak anodizing harus ditutup dengan minyak
kental / fat yang kering kemudian ditutup kertas.

s. Pemborong wajib menjaga kusen-kusen aluminium dan bidang-


bidang kaca yang sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti
air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta mengamankannya
dari benturan-benturan misalnya dengan memberi tanda pada
kaca yang sudah dipasang sehingga semua orang mengetahuinya
bahwa pada tempat tersebut ada kacanya.

t. Pemasangan jendela sorong tidak menimbulkan bunyi akibat


gesekan.

u. Pemborong utama harus menjaga agar supaya pekerjaan


aluminium ini, setelah terpasang, terjaga dan terpelihara dari
kotoran-kotoran atau kerusakan-kerusakan akibat pekerjaan-
pekerjaan lain yang belum selesai ataupun terkena benturan-
benturan, baik oleh manusia maupun oleh alat-alat kerja.

12.2.17.Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

12.2.17.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan


untuk pekerjaan kunci dan alat penggantung lain seperti tercantum
didalam gambar dan Rencana Kerja dan Syarat.

b. 1 Bulan sebelum melaksanakan pemasangan, Pemborong harus


membawa contoh barang dimaksud untuk disetujui Perancang.

c. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan penggantung, pengunci


dan engsel sesuai dengan schedule kunci yang terlampir didalam
buku RKS ini.

12.2.17.2.Bahan-bahan

a. Kunci, handle dan engsel

Kunci harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan


kemudian, baut-baut dan ungkitnya harus dari kuningan tiap
kunci harus mempunyai 2 anak kunci yang berselaput nekel
dijadikan 1 dengan ring dari kawat baja. Kunci ini dipakai
CISA, KEND, LOGO, FINO dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
Tipe-tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
Pegangan dan engsel-engsel harus dari baja.

12.2.17.3.Pekerjaan Pelaksanaan

a. Semua kunci engsel dan Door closer untuk pintu, harus


dilindungi dan dibungkus dengan plastik atau tempat aslinya
setelah dicoba pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai
dicat.

b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan


memukul sekrup, cara mengokohkannya hanya diputar sampai
ujung sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali
dan diganti.

c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah
sedangkan engsel ketiga dipasang ditengah-tengah.

d. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada


rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai
gambar.

12.2.18.Pekerjaan Langit-langit

12.2.18.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua peralatan, pekerja, bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan langit-langit sesuai gambar kerja
dan RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna dan texture yang
akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.

c. Setelah rangka langit-langit terpasang, harus mempunyai


permukaan yang rata, bila pada waktu pemasangan langit-langit
terjadi permukaan yang bergelombang atau melendut dan
kekurangan-kekurangan lain yang tidak diinginkan, rangka
langit-langit yang telah terpasang segera diteliti dan diperbaiki
bila perlu dibongkar kembali atas biaya Pemborong.

d. Pekerjaan langit-langit meliputi :

1. Langit-langit Beton
Langit-langit beton terdapat diruangan-ruangan seperti
ditunjukkan dalam gambar.
Uraian selanjutnya dapat dilihat pada pasal 4.8. pada RKS ini.

2. Langit-langit Kalsiboard
Langit-langit Kalsiboard dipasang pada semua ruangan
dilantai 2 dan teras dan R. Toilet semua lantai kecuali
ditunjukkan lain oleh gambar.

3. Langit gypsum-board

12.2.18.2.Pekerjaan Langit-langit Beton

a. Plat beton yang tidak ditutup dengan langit-langit seperti tersebut


pada pasal 12.2.8. penyelesaiannya menggunakan adukan
1PC+4PS.

b. Penyelesaian pekerjaan beton dengan plesteran sudah


diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya dan plesteran ini difinish
dengan cat tembok.

12.2.18.3.Pekerjaan Langit-langit Kalsiboard

Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus


dipesan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum dipasang, untuk mana
kontraktor harus menunjukkan penegasan pesanan setelah contoh
bahan disetujui oleh konsultan Pengawas dan Perencana.
Untuk menjaga mutu dan kwalitas bahan yang terpasang,
pemasangan harus dilaksanakan oleh agen yang resmi ditunjuk oleh
pabrik.

a. Rangka Langit-langit
1. Rangka langit-langit terbuat dari 'hot - dipped galvanized
steel' dengan penutup penutup aluminium warna 'low glass
white' kualitas : Mulcindo, JOFF Metal.
2. Rangka merupakan 'grid' yang terdiri dari profil-profil
berbentuk T (tee) yang terdiri atas profil utama (maintee),
profil penghubung (cross tee) dan lis-lis tepi D, 4 mm,
dengan gesper pengatur ketinggian.

3. Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah diseleksi


dengan baik, lurus dan rata, tidak ada bagian yang bengkok
atau melengkung atau cacat-cacat lainnya. Semua bahan
yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.

4. Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton atas


balok beton atas balok beton kawat penggantung seperti telah
disebutkan pada 1 butir b. Kawat penggantung dikaitkan
pada pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke plat beton
/ balok beton.

5. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh


permukaan harus rata, lurus dan waterpass. Tidak ada bagian
yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling
tegak lurus.

b. Penutup Langit-langit Kalsiboard

1. Bahan Kalsiboard mempunyai ketebalan 3,5 mm, ukuran


nominal 60 x 120 cm atau ukuran lain seperti yang ditentukan
dalam gambar.

2. Sebelum pemasangan, panel-panel Kalsiboard harus


disimpan diruang dimana panel-panel tersebut akan
dipasang, selama ± 4 jam. Tujuannya agar panel-panel
tersebut agar menyesuaikan diri dengan suhu dan kelembaban
ruangan. Untuk mencegah melengkungnya panel akibat
variasi suhu dan kelembaban yang besar selama dan setelah
pemasangan, disarankan pada setiap permukaan belakang
panel direkatkan 2 buah besi siku pengaku secara diagonal.

3. Kalsiboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan


gambar untuk itu dan setelah terpasang dibidang permukaan
langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan tidak
bergelombang. Sambungan antara unit-unit harus merupakan
garis lurus dan rata.

4. Pemborong harus memasang kerangka langit-langit gypsum


dengan kerangka induk (Top Cross Rail) 30 x 0,55 mm pada
jarak 1,20 meter dan kerangka pembagi (Furring Channel) 24
x 26 x 0,55 mm pada jarak 0,60 m. Kerangka langit-langit
digantung dengan besi suspension rod ke plat / balok beton
atau kerangka gording diatasnya dengan suspension clip,
suspension bracket.
c. Merk Bahan

Kalsiboard yang dipakai adalah merk Eternit Gresik : Ukuran 60


x 120 x 3,5 mm, datar, rangka langit-langit dan penggantung
adalah kelengkapan yang setara disediakan pabrik / agen dari
bahan dimaksud.

12.2.18.4.Pekerjaan Langit-langit Gypsum

a. Bahan

Lembaran gypsum untuk langit-langit harus bermutu tinggi.


gypsum ukuran ± 2400 x 1200 mm dengan tebal minimal 12
mm.
Kualitas : Jayaboard.

Lembaran gypsum tersebut harus mempunyai satu permukaan


yang halus, mulus, tidak melengkung, rata, datar, cukup keras,
tidak basah tidak mengelupas dan tidak ada cacat-cacat lainnya.

b. Persiapan

Pemborong harus memasang kerangka langit-langit gypsum


dengan kerangka induk (Top Cross Rail) 30 x 0,55 mm pada jarak
1,20 meter dan kerangka pembagi (Furring Channel) 24 x 26 x 0,55
mm pada jarak 0,60 m. Kerangka langit-langit digantung dengan
besi suspension rod ke plat / balok beton atau kerangka gording
diatasnya dengan suspension clip, suspension bracket.

c. Pelaksanaan

Gypsum dipasang pada kerangka dengan sistem menempel


pada system kerangka metal yang telah dipersiapkan untuknya.

Karena dipasang dengan sistem demikian, agar diperhatikan


kelurusan dari kerangka ataupun dari bahan Gypsum itu
sendiri, sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi.

Pelekatan baik dengan screw atau dengan lem harus


diperhatikan penyelesaian akhir, dengan jarak antara masing-
masing screw 20 cm pada batang induk dan berjarak 30 cm
pada batang pembagi. Sehingga mendapatkan hasil yang rapi.
Skrup yang digunakan haruslah tenggelam didalam
permukaan dengan kepala paku yang diratakan.
Bekas pemakuan haruslah ditutup dengan plamur untuk
mendapatkan hasil pengecatan yang baik.

Sambungan antar bidang gypsum harus ditutup dengan paper -


seal tape yang sesuai untuk ini kemudian diplamur dan
diamplas halus.
12.2.18.5.Pekerjaan List untuk Langit-langit

List gypsum / kayu dipasang untuk list tepi seluruh langit-langit


ruangan, yakni hubungan antara plafond dengan dinding
tembok/partisi hubungan antara plafond dengan kolom, antara
plafond dengan listplank.

Detail list kayu profil dipasang sesuai dengan gambar kerja.

Kayu yang dipilih adalah kayu kamper yang diawetkan dan


difinishing dengan cat.

12.2.19.Pekerjaan Lantai

12.2.19.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar kerja.

b. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Lantai Keramik
Dilaksanakan untuk seluruh bangunan seperti ditunjukkan
dalam gambar. Uraian selanjutnya dapat dilihat di pasal
12.2.18.2. pada RKS ini.

12.2.19.2.Pekerjaan Keramik

a. Bahan

1. Lantai keramik tersebut hasil produksi lokal yang memenuhi


syarat sebagai berikut :
Bahan dasar : Kaolin
Ukuran : 30X30X0,7 cm, 20x20x0,7
cm, 10x20x0,7 cm dan
stairnosing 10x20x3x0,7
cm untuk lantai
Kekerasannya : 6 - 88 skala Mohr
Moisture expansion : 0,02 - 0,05 kg
Modul keretakan : Rata-rata 250 Kg
Pengkaburan warna : tidak terjadi pengkaburan
Daya Tahan terhadap cuaca : Tidak terpengaruh
Daya tahan terhadap asam : Setelah dilakukan
pencelupan asam dalam
HCL selama 2 hari, hanya
terpengaruh sampai 3 %
Daya tahan terhadap basa : Dicelup kedalam KOH
selama 2 hari, hanya
terpengaruh 3 %
Thermal shock : Dipanaskan sampai 250°C,
kemudian dicelupkan
kedalam air dengan suhu
ruangan tidak akan terjadi
keretakan
Dimensi toleransi : Standard DIN dan BS

2. Warna keramik terang, type berpola.


3. Lembaran ini tidak boleh bergelombang, tidak rata dan lain-
lainnya.
4. Kualitas : Roman, Asia Tile, Mulia.

b. Persiapan

1. 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan lantai keramik dimulai,


Pemborong harus memberikan contoh untuk disetujui oleh
Pemberi Tugas.

2. Khusus untuk lantai yang berhubungan dengan tanah sebelum


dipasang lantai keramik harus dipasang beton rabat
1PC+3PS+5 Krl setebal 10 cm dengan tulangan silang diameter
8 - 20 cm diatas pasir yang dipadatkan setebal 10 cm.

3. Semua pasangan pipa saluran-saluran dan sebagainya yang


ditanam ditanah harus sudah dilaksanakan dan diperiksa
sebelum mulai memasang beton rabat dimaksud butir 2.

4. Lantai keramik baru dipasang setelah semua pekerjaan


plesteran, dinding, langit-langit selesai dan semua pekerjaan cat
telah dilakukan setelah plamur dan cat dasar.

5. Pasangan lantai keramik harus dikerjakan sesuai dengan


gambar.

c. Pelaksanaan

1. Adukan untuk alas = 1 PC + 3 Ps


Adukan untuk sambungan = 1 PC + 3 Ps
Pengisi = digunakan jenis grout sebagai
XII - 1
bahan pengisi nat dari bahan
dasar campuran semen,

XII - 2
synthetic resin dan bahan-bahan
additive dan mempunyai
kualitas setara dengan
Afagrout.

Semen pasir dan air dalam segala hal harus sesuai ketentuan
pasal 12.2.7.

2. Sebelum memasang keramik harus disiapkan dengan


membersihkan debu dari bagian bawahnya.
Sebelum pemasangan keramik dilakukan, pekerjaan lantai
kerja atau spesi perataan pada plat lantai, kemiringan,
ketinggian peil dan lapisan water proofing pada tempat-tempat
yang disyaratkan sudah selesai dikerjakan.
Setelah bagian yang akan dipasang selesai dibersihkan, maka
pemasangan kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Pengawas dan harus diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum
pemasangan keramik berikutnya dilaksanakan.
Pemasangan lantai harus rata air dan nat-nat yang terjadi harus
saling tegak lurus dengan lebar nat maksimum 5 mm untuk
selanjutnya nat diisi dengan bahan pengisi yang telah
ditentukan, secara penuh, rata dan tidak boleh berlubang atau
keropos.
Permukaan yang sudah selesai dipasang harus segera
dibersihkan dari sisa bahan perekat atau bahan pengisi nat
untuk kemudian disemir dan dijaga kebersihannya.

d. Pemotongan keramik

Pemotongan keramik harus dilakukan secara masinal, dengan alat


yang baik dan mendapatkan hasil yang lurus serta rapi. Keramik
yang retak atau pecah atau rusak akibat pemotongan yang gagal
harus segera diganti.

12.2.19.3.Pekerjaan Lantai Beton Rabat Difinish Plesteran

a. Lingkup Pekerjaan :

Meliputi pekerjaan penyiapan dan penyelesaian dengan beton


rabat pada permukaan-permukaan yang ditunjuk dalam gambar
rencana, termasuk penyediaan bahan dan peralatan pembantu.
Khusus pada R. Pompa semua lantai diselesaikan dengan lapisan
Floor Hardener.

b. Bahan-bahan :
Digunakan adukan dari campuran 1pc:3ps dengan persyaratan
sebagai berikut :
1. Semen :
Seperti yang disebutkan dalam ayat 12.2.7. pada RKS ini

2. Pasir :
Seperti yang disebutkan dalam ayat 12.2.7. pada RKS ini

3. Air :
Seperti yang dijelaskan dalam ayat 12.2.7. pada RKS ini

4. Floor Hardener:
Hardener Non-Metalic, harus tahan benturan, asam, dan
sebagainya.

c. Cara Pelaksanaan :

Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana harus meneliti kembali


ketinggian peil yang disyaratkan sesuai dengan gambar rencana
serta menyiapkan bagian tersebut dengan baik. Permukaan beton
asal harus dikasarkan terlebih dahulu dan diberi "bond coat"
dengan air semen.

Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pencampur


(molen) atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas, sampai didapat campuran yang homogen.

Ketebalan plesteran minimal 2 cm dan harus dibuat dengan


permukaan yang rata atau mempunyai kemiringan sesuai gambar
rencana. Untuk selanjutnya permukaan diselesaikan dengan
acian.

Pada pelaksanaan pelapisan Floor Hardener harus sesuai dengan


rekomendasi dari Pabrik pembuat dan petunjuk Konsultan
Pengawas. Pemasangan hardener harus dilaksanakan pada saat
beton masih hijau agar dapat terjadi ikatan yang kuat dengan
betonnya.
Kecuali dinyatakan lain, maka ketebalan floor hardener yang
dimaksudkan adalah 5 kg/m² atau Medium Duty. Tenaga
pelaksana pekerjaan ini harus benar-benar yang terlatih baik
untuk pekerjaan ini.

12.2.20.Pekerjaan Penyelesaian Dinding

12.2.20.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai
dengan gambar kerja dan rencana kerja dan Syarat.

b. Pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pelapis dinding dengan cat

12.2.20.2.Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik

a. Lingkup Pekerjaan :

Meliputi pekerjaan penyiapan dan pembersihan bagian-bagian


yang akan dipasang ; penyediaan bahan keramik, bahan perekat
dan perlengkapan-perlengkapan penunjang serta pemasangan
bahan keramik pada dinding, kolom atau bidang-bidang lain
sesuai gambar rencana dan / atau Daftar Pemakaian Bahan;
termasuk penyediaan tenaga kerja, upah dan peralatan-peralatan
pembantu.

b. Bahan-bahan :

1. Keramik :
Digunakan bahan keramik "non kaulin" yang mempunyai
warna badan coklat muda dari produksi dalam negeri setara
dengan Roman, Asia Tile, Mulia.

Keramik mempunyai ukuran 20 x 20 atau 20 x 25 cm untuk


dinding dengan ketebalan 7 mm, mempunyai dimensi yang
sama satu dengan lainnya (toleransi beda kecil sekali) dan
corak atau warna sesuai yang tersebut dalam gambar rencana
atau Daftar Pemakaian Bahan.

2. Perekat :
Seperti yang dijelaskan dalam ayat 12.2.18.2. buku
persyaratan teknis ini.

3. Pengisi Nat :
Seperti yang dijelaskan dalam ayat 12.2.18.2. buku
persyaratan teknis ini.
Pelaksana harus mengajukan semua contoh bahan yang akan
digunakan, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, bahan
yang dipakai harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.

c. Cara Pelaksanaan :

Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana harus membuat gambar


kerja yang menunjukkan pola pemasangan keramik pada bidang-
bidang yang akan dipasangi, dengan nat-nat horisontal pada
seluruh bidang baik diluar bangunan maupun dalam bangunan,
harus bertemu satu sama lainnya. Seperti diperlihatkan dalam
gambar rencana, maka pada jarak-jarak tertentu, nat-nat tersebut
dibuat menjadi 2-3 cm.
Gambar kerja ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Bidang yang akan dipasangi keramik harus disiapkan dengan


baik, diplester sampai mendapatkan permukaan yang rata dan
lurus dengan adukan trasraam.
Bidang tidak boleh diaci dan harus dihindarkan dari kotoran,
debu, minyak, lemak atau cat dan pemasangan baru dapat
dilakukan setelah plesteran menjadi kering.

Pemasangan keramik harus dilaksanakan dengan menggunakan


bahan perekat yang telah disetujui dengan cara pencampuran
adukan dan penggunaannya sesuai persyaratan dari pabrik
pembuatnya. Pengisian adukan pengikat dibelakang keramik
harus penuh, untuk menghindari terjadinya ruang kosong yang
akan mengakibatkan keretakan pada saat terjadi pemuaian.
Pelaksana bertanggung jawab penuh atas hal ini, dan harus
memperbaiki kerusakan akibat hal tersebut atas biayanya sendiri.

Pola pemasangan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah


disetujui, dan nat yang terjadi tidak boleh melebihi 3 mm, kecuali
pada jarak-jarak tertentu yang digambarkan sesuai gambar
rencana.
Nat-nat harus saling tegak lurus dan setelah kering diisi pengisi
nat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, pengisian
harus menutup dan rata serta tidak keropos.
Setelah keramik selesai dipasang dan nat-nat diisi dengan baik,
maka seluruh permukaan dinding keramik dibersihkan dari sisa-
sisa bahan/perekat, pengisi nat yang masih belum sempurna
disempurnakan dan dibersihkan kembali.

12.2.21.Pekerjaan Kaca

12.2.21.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan kaca sesuai gambar kerja dan
RKS.
b. Penyediaan dan pemasangan kaca dilaksanakan untuk :

1. Pintu dan jendela


2. Dinding-dinding partisi
3. Dinding-dinding kaca dengan rangka aluminium
4. Pintu frameless

12.2.21.2.Bahan-bahan

a. Kaca untuk dinding partisi adalah clear ex ASAHIMAS dengan


ketebalan 5 mm.

b. Kaca untuk jendela dengan kusen aluminium

Kaca exterior : 5 mm atau 6 mm stopsol silvergrey


Kaca interior : dark grey
Kaca frame less : tempered 10 m atau 12 mm (clear)
Cermin : 6 mm
Kualitas : Asahimas dan setara

c. Kaca untuk cermin


Tebal 6 mm diatas meja wastafel (lihat gambar) dari merk
Asahimas tepinya digosok sampai halus

d. Kaca untuk frameless


Kaca frameless, untuk pintu harus dipergunakan tempered glass.

e. Mutu dan cara uji kaca harus sesuai dengan SII 0189-78.
12.2.21.3.Pekerjaan Persiapan

a. Pemborong harus menyediakan dan memberikan kepada


Konsultan Pengawas contoh kaca yang akan dipasang sesuai
ketentuan butir a, b, c, d dan e pada ayat 12.2.20.2. pada RKS ini,
lengkap dengan sertifikat mutu bahan serta penjelasan mengenai
cara pemasangan dari pabriknya.

b. Bila dianggap perlu tapi dapat memerintahkan Pemborong untuk


mengadakan test kaca dilaboratorium dan semua biayanya
ditanggung oleh Pemborong.

12.2.21.4.Pelaksanaan

a. Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan langit-langit,


lantai, penyelesaian dinding selesai dikerjakan.

b. Pemotongan kaca harus teliti dan sesuai dengan ukuran sehingga


dalam pemasangan tanpa ada paksaan.

c. Karet penjepit kaca (vinyl gasket) yang digunakan adalah dari


jenis yang terbaik. Pemasangan karet penjepit kaca dilakukan
sedemikian rupa sehingga pertemuan antara masing-masing
ujung rapat, tidak ada celah sama sekali dan tidak diperkenankan
adanya karet sambungan dari karet penjepit.

d. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal


10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.

e. Kaca yang didalam pemasangannya mengalami retak, tergores


dan cacat lain-lainnya harus diganti atas biaya Pemborong.

f. Setelah kaca selesai terpasang, tidak diperkenankan memberi


tanda-tanda dengan menggunakan kapur maupun cat. Tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
lem kertas.

g. Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun


lunak dengan cairan pembersih kaca.

h. Khusus untuk dinding kaca frameless, penyambungan antara


kaca yang satu dengan kaca yang lain direkat dengan silicone
sealant.

i. Sebagai penjepit bagian atas dan bawah dipakai aluminium


profile U untuk baian atas dan L pada bagian bawah. Agar tidak
bergetar pada penjepit-penjepit tersebut ditambahkan vinyl
XII - 1
gasket dan silicone sealant.

XII - 2
12.2.22.Pekerjaan Pengecatan

12.2.22.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan pengecatan sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat dan gambar kerja.

b. Semua permukaan kayu, dinding, baja dan lain-lain difinish


dengan cat, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja dan RKS.

c. Pemborong harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi


Tugas bahwa semua cat sesuai dengan RKS dan hasil
pekerjaannya tidak menggelembung, mengelupas, dan cacat-
cacat lainnya selama 2 (dua) tahun sesudah penyerahan ke II.

d. Pekerjaan pengecatan terdiri dari :

1. Cat tembok
Pekerjaan pengecatan tembok terdapat pada dinding yang
tidak difinish oleh pelapis dinding lainnya.
Uraian selanjutnya dapat dilihat diayat 12.2.21.4. pada RKS
ini.

2. Cat baja dan logam


Untuk pekerjaan baja dan logam uraian selanjutnya dapat
dilihat diayat 12.2.21.2. pada RKS ini.

3. Cat kayu
Untuk kusen, built in.
Uraian selanjutnya dapat dilihat diayat 12.2.21.6. pada RKS
ini.

4. Cat Melamic
Untuk daun-daun pintu dan partisi teakwood serta kusen-
kusen dan pekerjaan kayu.
Uraian selanjutnya dapat dilihat diayat 12.2.21.7 pada RKS
ini.

5. Cat anti karat

6. Cat Epoxy
12.2.22.2.Bahan-bahan

a. Bahan

1. Produksi pabrik lokal

2. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel,


tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, Pemborong bertanggung jawab bahwa warna dan
bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan rencana kerja
dan Syarat.

3. Bahan pengecatan terdiri dari :

Cat tembok dalam :


Plamir : Acrylic wall filler
Wall Sealer : Alkali resisting primer
Cat dalam : setara ICI, Catylac.

Cat tembok luar :


Plamir : Acrylic wall filler
Wall sealer : Alkali resisting primer
Cat luar : setara ICI weathershield,
Mowilex weathersield.
Cat kayu :
Meni : Acrylic Primer Undercoat
Plamur : Acrylec Promer undercoat
Cat Kayu : setara ICI Supergloss, Mowilex
Supergloss.
Cat logam :
Meni : Metal primer chromate
Cat logam : Setara ICI Sypergloss, Mowilex
Supergloss.
Cat anti karat :
Meni : Metal primer chromate A.540-49020
Cat anti karat : Synthetic Super Gloss A.365.

b. Warna

1. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan


pengecatan, Pemborong mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas untuk dipilih
warnanya dan disetujui.

2. Segera setelah warna dipilih dan disetujui oleh Pemilik


Proyek, Pemborong menyiapkan bahan dan bidang
pengecatan untuk dijadikan contoh atas biaya Pemborong.
12.2.22.3.Pekerjaan Persiapan

a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-


langit dan lantai telah selesai dikerjakan.

b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :

1. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dengan disetujui


oleh Konsultan Pengawas.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat
karena masih basah dan lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh
warna

c. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga


terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar
sampai dengan pengecatan akhir.

d. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli


dalam pekerjaan pengecatan dan langsung dikerjakan oleh
tenaga-tenaga dari mana cat tersebut diproduksi.

e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari


Konsultan Pengawas dan pabrik pembuat cat tersebut.

12.2.22.4.Pekerjaan Pengecatan Tembok

a. Cat tembok dalam

1. Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu


untuk mengering. Setelah permukaan tembok kering maka
persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan / pengapuran
(efforescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
2. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur.
3. Pada bagian-bagian dimana banyak rekasi dengan alkali
dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.
4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan
amplas halus.
5. Kemudian dicat dengan lapisan pertama dengan campuran
kira- kira 15 % thinner.
6. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi
dan diamplas halus setelah kering.
7. Pengecatan akhir berulang kali (2 atau 3 kali) sampai
mencapai warna yang dikehendaki.
8. Pekerjaan-pekerjaan pengecatan dilakukan dengan Roller.
b. Cat Tembok luar

1. Seperti halnya seperti cat tembok dalam butir (a).


2. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (highly weather -
Resistant exterior wall paint).
3. Pengecatan dilakukan dengan Roller.

12.2.22.5.Pekerjaan Pengecatan Baja dengan Logam

a. Permukaan yang akan dicat harus dibebaskan dari kotoran-


kotoran, karat-karat dsb dengan amplas-amplas bila perlu dengan
sikat kawat tetapi harus dijaga jangan sampai merusak
permukaan logam yang bersangkutan.

b. Kemudian dicat dengan meni 2 (dua) kali.

c. Selanjutnya difinish dengan cat akhir.

d. Pekerjaan pengecatan dengan kuas untuk bidang kecil dan


semprot untuk bidang luas.

e. Bahan-bahan logam yang tertanam didalam pasangan atau beton


tidak diijinkan untuk dimeni.

12.2.22.7.Pekerjaan Finishing Melamic

Permukaan yang belum rata harus diratakan terlebih dahulu


kemudian diratakan dengan amplas.
Setelah rata benar dilapisi dengan wood - filter yang berfungsi
menutupi pori-pori dan atau celah-celah kayu wood filter harus
dikerjakan secara merata dan secukupnya saja. Setelah kering
diamplas halus.

Setelah pelapisan wood-filter dilanjutkan dengan wood-stain


yang dilakukan dengan alat semprot, setelah kering permukaan
kayu dibersihkan dengan lap kain kering untuk membersihkan
bubuk warna yang berlebih.

Kemudian dilanjutkan dengan pelapisan Melamine Sanding


Sealer dan Melamine lack.

Permukaan yang dikehendaki adalah doff dan atau semi gloss,


sehingga penggunaan Thinner, cara pengadukan haruslah benar-
benar diperhatikan agar menghasilkan derajat-keburaman yang
sama.

Thinner yang digunakan haruslah thinner yang sesuai untuk


masing-masing lapisan sehingga dapat mengatasi masalah-
masalah :
Permukaan tidak rata dan kasar
Permukaan menjadi keriput
Film yang terbentuk kurang transparant
Kurang kilap

12.2.23.Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi (Sanitary Fixtures)

12.2.23.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


digunakan dan berhubungan untuk pekerjaan sanitasi sesuai
dengan gambar kerja dan rencana kerja dan Syarat.

b. Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi


fixture lainnya, Pemborong harus memberikan contoh sesuai
yang ditentukan dalam RKS untuk disetujui Pemberi Tugas.

c. Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas dari


pekerjaan mekanikal Plumbing.

12.2.23.2.Bahan-bahan

a. Sanitari fixture harus dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan


perlengkapan yang standard.

b. Barang yang dipakai adalah dari produksi Lokal, mempunyai


permukaan yang halus, licin dan mengkilat dari bahan keramik.
c. Perlengkapan sanitasi tersebut menggunakan type sebagai
berikut:

1. Sanitary dan Fitting :

No. Item Type

1. Closet duduk CW. 702 J


Closet jongkok CE 7
2. Lavatory LW 501 C J
3. Urinal U 57 M
4. Paper holder S 20
5. Floor Drain TX 1 B
6. Robe Hook TS 118 WS
7. Shower Spray TX 423 SV1NS
8. Soap Holder -

2. Kran : A10C untuk Tempat Cuci di Dapur


T 23 B 13 / Tempat Wudlu
T 23 B13 V 7 N / kran dinding

3. Perlengkapan lain :

Floor drain :Tx1B


Clean out : setara San Ei H - 58 - 2"
Cermin : tebal 6 mm dari merk Asahimas

12.2.23.3.Pekerjaan Persiapan

a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, Pemborong harus


menentukan letak kelos-kelos kayu untuk pemasangan lavatory,
tempat tissue dan lain lain.

b. Sebelum pemasangan dinding porselen, Pemborong sekali lagi


memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan
sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu yang belum terpasang,
memeriksa instalasi air yang akan dihubungkan dengan
perlengkapan sanitasi.

c. Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah


pekerjaan penyelesaian dinding.

d. Barang yang sudah berada dilapangan dijaga agar tidak


mengalami kerusakan, lecet dan lain-lain kerusakan.
12.2.23.4.Pelaksanaan

a. Semua perlengkapan sanitasi dipasang kedinding atau lantai


dengan cara yang baik, sambungan-sambungan kokoh dan tidak
merusak fitting.

b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran,


khususnya yang mengalirkan air bersih dan air pembuangan
harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui.

c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapi, tidak miring.

d. Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan


final test dan commissioning dengan disaksikan dan disetujui
oleh Pihak Konsultan Pengawas.

e. Biaya test, commissioning dan kerusakan metarial adalah


menjadi tanggungan Pemborong.

12.2.24.Pekerjaan Penutup Atap dari Genteng

12.2.24.1.Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan yang diperlukan


untuk pekerjaan penutup atap dari genteng.
b. Pemborong harus mempersiapkan contoh dari bahan-bahan yang
akan dipergunakan untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

c. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah kayu-kayu pendukung


genteng yakni usuk dan reng serta pelapisan pelindung anti
panas.

12.2.24.2.Bahan-Bahan

a. Genteng yang digunakan adalah genteng karangpilang


Kualitas yang dikehendaki adalah genteng yang baik

b. Nok, ujung nok serta nok untuk letak penangkal petir


dipergunakan type yang diperuntukkan untuk keperluan itu dari
merk/pabrikan yang sama.

12.2.24.3.Pekerjaan Pelaksanaan

a. Kayu usuk dan reng dipasang sedemikian sesuai dengan aturan


teknis yang berlaku. Hasil dari pasangan tersebut haruslah
berjarak sama dan rata, jarak reng sesuai syarat pabrikan.
XII - 11
b. Genteng dipasang dari ujung sisa atap paling bawah menuju ke
sisi atap paling atas. Pemasangan genteng harus rata tidak
bergelombang. Dan garis genteng yang atas dan bawahnya haarus
lurus benar.

c. Untuk pemasangan bubungan (nok) harus diperhatikan papan nok


dan perlengkapan lain. Pemasangan dengan adukan (spesi)
haruslah diperhatikan bekas-bekas adukan / air semen yang
mengotori bidang atap genteng haruslah segera dibersihkan agar
tidak meninggalkan bekas / noda.

12.2.25.7.Pekerjaan Pemasangan Saluran Air Hujan

a. Saluran air hujan terbuat dari berbagai tipe sebagaimana ditunjuk


oleh gambar :

1. Saluran dari plat beton bertulang sesuai gambar.


2. Saluran pipa beton bulat penuh dengan ukuran sesuai gambar.
3. Saluran pipa beton bulat setengah dengan pengapit pasangan
batu kali dan penutup plat beton atau grill dari besi diameter
25 mm.

b. Bak kontrol saluran air hujan dari berbagai tipe, sebagaimana


ditunjuk oleh gambar :

1. Bak kontrol dari plat beton


2. Bak kontrol dari pasangan batubata

12.2.25.8.Pekerjaan Pemasangan Pagar dan Pintu Masuk

a. Pagar dibuat dari tipe :


Pagar pembatas dengan sebagian dinding dan pasangan pipa dan
atau plat besi.

XII - 12
b. Pagar pembatas dinding penuh.

1. Letak :
Dipasang pada pagar pembatas dengan tetangga.

2. Pondasi :
Pagar ditumpu pasangan pondasi batu kali dengan spesi 1pc :
5ps. Dibawah pondasi dipasang pasangan aanstamping
setinggi 15 cm dan pasir urug setinggi 20 cm.
Bagian dari pondasi batu kali yang tampak diplester halus
dengan spesi 1pc : 5ps.

3. Pasangan / plesteran :
Diatas pondasi dipasang pasangan bata dengan spesi 1pc : 3ps
untuk pasangan trasram setinggi 30 cm dari muka sloof, dan
spesi 1pc : 5ps untuk pasangan diatas pasangan trasram.
Pasangan bata diplester dengan pasangan 1pc: : 3ps untuk
plesteran trasram dan 1pc : 5ps untuk plesteran diatas
plesteran trasram.
Benangan dipakai spesi 1pc : 5ps.

4. Pengaku :
Untuk pengaku pekerjaan ini dipasang sloof ukuran 15/20
dengan besi tulangan 4 12 dan beugel 8~15cm.
Kolom utama dengan dimensi 15/15 cm dengan tulangan 4
12 dan beugel 8~15 yang dipasang setiap 3 meter dan
kolom 15/15 cm dengan tulang 4 10 dan beugel 8~15 yang
dipasang pada setiap 3.00.
Balok ring dibuat dengan ukuran 15/15 dengan tambahan
ornamen. Tulangan dipakai 4 10 dan beugel 8~15

5. Finishing :
Sisi luar dan sisi dalam dicat tembok.

c. Pintu Pagar :

1. Letak :
Dipasang pada sisi-sisi / tempat-tempat sesuai gambar.

2. Bahan :
Terbuat sesuai gambar.

3. Sistem Pembukaan :
Pintu ini dibuka dengan sistem rel, dimana rel terbuat dari
besi siku 60.60.6, yang dipasang menelungkup dan
diangkerkan pada landasan rel ini dari balok beton.
Rel dan balok beton ini dipasang selebar daun pintu ditambah
selebar daun pintu pula kearah pembukaannya.
Bagian bawah pintu dipasang dan diikat roda besi yang
berfungsi sebagai penggerak pintu diatas rel diatas.
12.2.26.Pekerjaan Perkerasan

12.2.26.1.Perkerasan dengan Paving Stone

a. Pekerjaan Persiapan :

1. Seluruh pekerjaan tanah yang akan dipakai sebagai badan


jalan harus dipadatkan terlebih dahulu. Apabila untuk
mencapai peil / tinggi dasar dari badan jalan harus diadakan
penimbunan, maka persyaratan untuk pekerjaan penimbunan
harus tetap berlaku.

2. Pemadatan badan jalan dilakukan dengan memakai mesin


gilas 10 ton, dan harus dilakukan minimal 6 kali gilas
sehingga seluruh permukaan dinyatakan padat.

3. Pada waktu penggilasan kadar air yang ada pada tanah harus
selalu dikontrol, tidak boleh terlalu basah atau kering.
4. Untuk daerah yang mengalami penurunan akibat pemadatan
ini, maka permukaannya harus ditimbun kembali sehingga
rata.

5. Bila terjadi pelendutan / gelombang atau adanya hal yang


dianggap tidak wajar sebagai akibat dari pemadatan ini, maka
daerah tersebut harus dibongkar dan tanah liatnya dikeluarkan
diganti dengan campuran tanah urug dan pasir urug (1 : 1),
baru kemudian digilas lagi sehingga dipadatkan permukaan
yang padat dan rata.

6. Semua pekerjaan yang disebut harus dikerjakan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam standard-
standard sebagai berikut :

NI - 2
NI - 3
NI - 8
AASHO T - 99 / Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan
Raya.

b. Pekerjaan Pengerasan dengan Paving stone

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan paving stone adalah jalan


lingkungan Pelataran parkir, sesuai yang ditunjukkan dan
tertera pada gambar-gambar berikut pekerjaan-pekerjaan lain
yang sehubungan dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

c. Bahan :

1. Paving stone yang dipakai adalah dengan bentuk, motif


warna sedemikian sehingga dapat dibuat pola, tebal 6 cm.

2. Pasir untuk laying course.

Pasir untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam


(sharp sand) dan bersih, dengan kadar tanah atau silt tidak
lebih dari 3% ( berat ) dan tidak lebih dari 15% yang
tertahan pada sieve 2,36 mm, di Indonesia dikenal dengan
pasir extra beton. Pasir tersebut pada waktu akan
dipergunakan harus dalam keadaan benar-benar kering.

3. Laying course

Pasir untuk laying course setelah diratakan dan dipadatkan


harus mempunyai ketebalan 50 mm.
Profil dari permukaan pasir yang belum dipadatkan harus
sama dengan profil permukaan yang dikehendaki dan
ketebalan sebelum dipadatkan ± 6,5 s/d 7 cm.
4. Pemasangan paving stone

Paving stone dipasang diatas permukaan pasir yang belum


dipadatkan tetapi telah diratakan.
Pasangan tersebut kemudian harus dipadatkan dengan
menggunakan vibrating plak compactor sebanyak 3 kali
jalan, sebelum pasir untuk pengisian celah-celah
ditebarkan.
Celah-celah/nat-nat (joint spacing) pada pasangan paving
stone tidak boleh lebih dari 4 mm. Apabila terjadi
pemasangan paving stone dengan celah/nat (joint spacing)
lebih besar dari 4 mm, maka pasangan tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki lagi.
Jarak antara garis kansteen dengan paving stone tidak boleh
lebih besar dari 4 mm dan tidak boleh dicor dengan adukan,
melainkan harus diperbaiki letak kansteennya atau
pasangannya.
Pemotongan didaerah pinggir harus menggunakan mesin
potong khusus.
Apabila tidak disebutkan lain dalam design, maka profile
minimal 2,5% dengan toleransi 10 mm.
Penyimpangan / deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur
pada tiap 3 meter garis lurus dan perbedaan maximal antara
level (ketinggian) sebuah paving stone dengan lainnya tidak
lebih dari 2 mm.
Pada jarak 1 meter dari tempat-tempat yang belum diberi
tahanan atau tanggul (kerb) tidak dipadatkan terlebih dahulu.
Pasir yang sesuai untuk laying course, kemudian disapu
diatas permukaan paving stone dan kemudian terakhir
dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali jalan.
Untuk mendapatkan permukaan pavement paving stone yang
rata (level), alat roller (± 3 ton) dijalankan diatas pavement
tersebut beberapa kali.
Bila terjadi pemberhentian pasangan, baris terakhir dari
paving stone harus dibongkar dulu pada waktu pekerjaan
dilanjutkan.
12.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

12.3.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi Elektrikal yang harus dilaksanakan dalam proyek ini
adalah :
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

b. Pelaksana Instalatir / sub. Kontraktor yang akan mengerjakan pekerjaan


listrik ini diharuskan mempunyai Surat Ijin Kerja Instalasi Listrik (SIKA)
tahun kerja yang berlaku dengan Pas. Instalasi Kelas C.

c. Mempunyai sertifikat yang sesuai untuk pekerjaan dimaksud.

12.3.2. Standarisasi dan Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi

1. Standard dan Normalisasi :

a. Semua pekerjaan listrik yang dilaksanakan dalam proyek ini harus


memenuhi persyaratan :

- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987


- Standard Konstruksi/Normalisasi PLN
- Peraturan-peraturan PLN/Jawatan Keselamatan Kerja setempat

b. Semua peralatan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah disesuaikan


untuk tegangan kerja 220/380, 50 Hz.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi

a. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara teknis pekerjaan


instalasi yang harus dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran-ukuran
bahan instalasi serta keterangan yang diperlukan.

b. Pelaksanaan lapangan selain yang tertera pada gambar disesuaikan


dngan kondisi lapangan atas petunjuk Konsultan Pengawas secara
tertulis/lisan.

c. Bila kntraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran /


konstruksi dalam pelaksanaan, maka kontraktor diwajibkan
mengajukan alternatif/shop drawing yang dikehendaki dan mendapat
persetujuan dari pengawas / pemilik proyek.
d. Segala perubahan yang sengaja dilakukan kontraktor tanpa ijin
Konsultan Pengawas adalah resiko kontraktor.
Bila nantinya tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus
dibongkar, maka dalam hal ini kontraktor tidak iperkenankan menuntut
ganti rugi.

e. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (shop drawing) untuk


gambar yang perlu detail fabrikasi atau konstruksi, serta gambar
pelaksanaan (as built drawing) yang sesuai dengan keadaan yang telah
dilaksanakan dilapangan. Gambar-gambar tersebut harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

f. Bahan-bahan material dan peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini


disediakan kontraktor dalam keadaan baru, tanpa cacat.
Serta diwajibkan menyerahkan contoh bahan/barang yang disebut
dalam lingkup pekerjaan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan sebelum dipasang.

12.3.3. Persyaratan Teknis Pelaksanaan dan Penyelesaian Pekerjaan Instalasi


Listrik

12.3.3.1.Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan Dan Pemasangan Instalasi Listrik :

Pengadaan dan pemasangan kabel NYFGBY 4x120 mm² dari


trafo/meter PLN ke Panel MDP dan kabel NYY 4x70 mm² dari
Genset ke panel MDP.
Feeder cable tegangan rendah dari panel MDP ke masing-
masing panel lampu (LP) dan panel peralatan (P.AC dan
P.Pompa) sesuai gambar.
Kotak kontak (socket outlet) 1 phasa
Instalasi kabel outlet 1 phasa.
Pengadaan semua armature lampu lengkap dengan fittingnya.
Semua instalasi penerangan dan kotak kontak.
Pengadaan dan instalasi semua exhaust fan 200 cfm, 500 cfm
dan 1500 cfm.
Pengadaan dan pemasangan panel LVMDP, LP, P.AC, P-
Komp. dan P.Pompa
Semua instalasi grounding untuk panel listrik lengkap dengan
pipa pelindung ke semua peralatan.
Cable tray untuk instalasi penerangan maupun instalasi kotak
kontak dan Instalasi AC.
Penyalur petir untuk bangunan sesuai gambar termasuk
grounding.
Semua material penunjang (penggantung, penumpu, klem dan
lain-lain) yang diperlukan.
b. Pengetesan seluruh pekerjaan instalasi sampai dinyatakan baik oleh
instansi setempat (PLN) secara tertulis dan diterima dengan baik
oleh Pengawas / Pemilik Proyek.

12.3.3.2.Pemasangan Jaringan Kabel Feeder Dari Tiang PLN Ke LVMDP dan


Dari LVMDP Ke Panel Distribusi Masing-masing Lantai

a. Macam Kabel

Kabel yang digunakan untuk jaringan distribusi ini adalah jenis


NYFGbY dan NYY dengan dimensi sesuai gambar.
Kabel yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari
LMK dengan standard merk : SUPREME, KABELINDO,
KABELMETAL atau TRANKA
Kabel harus dalam keadaan baru, tanpa cacat.

b. Pemasangan Dan Teknis Pelaksanaan

Kabel dipasang dari tiang PLN ke panel utama (MDP) di ruang


genset dengan menggunakan kabel NYFGBY (sesuai gambar).
Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar lay-out saluran
kabel tersebut terhadap situasi lapangan. Apabila diperlukan
adanya perubahan jalur karena alasan teknis, kontraktor harus
membuat gambar shop drawing untuk disetujui Pengawas /
Pemilik sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.
Jalur alternatif agar dipilih route yang aman / terlindung atau
sedikit mungkin adanya bahaya kerusakan yang dapat
menimpa saluran kabel tersebut. Alternatif ini diusahakan tidak
menimbulkan kerja tambah, kecuali dalam keadaan dimana
tidak ada pilihan lain.
Kabel ditanam langsung didalam tanah dikedalaman 80 cm dari
permukaan tanah kecuali yang melintas jalan mobil harus
ditanam 100 cm dari permukaan tanah sesuai gambar.
Kabel yang melintas jalan mobil harus dilindungi dengan
pipa galvanis berdiameter sesuai jumlah kabel yang ada.
Tidak diperkenankan melakukan penyambungan kabel di dalam
tanah ditengah perjalanan kecuali apabila panjang kabel /
saluran melebihi standard panjang yang telah ditentukan oleh
pabrik.
Apabila terpaksa dilakukan penyambungan karena saluran lebih
panjang dari standard panjang pabrik maka sistem / cara
penyambungan harus dibicarakan dengan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Setiap ujung saluran harus diberi kelebihan panjang / sling
secukupnya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
perubahan tempat / pergeseran peralatan / panel.
Sedikitnya belokan kabel harus diperhitungkan bahwa radius
belokan minimum r = 15 D, dimana D adalah diameter kabel.
Cara pemasangan kabel sesuai gambar yaitu : diberi pelindung
alas pasir 10 cm dibagian bawah dan diatas kabel, diberi
pelindung batu merah atau plat beton sesuai gambar /
keperluannya.
Semua kabel yang keluar bangunan harus diberi pipa pelindung
pipa PVC AW sampai 2 m diluar dinding bangunan (khusus
untuk instalasi lampu taman) lihat gambar.
Jalur kabel yang berpotongan dengan jalur pipa air bersih
harus dipasang 20 cm lebih dalam dari jalur pipa tersebut.
Pengurusan ijin instalasi Listrik kepada instansi yang
berwenang ( PLN ) merupakan pekerjaan dan tanggung jawab
dari kontraktor.
Untuk jalur kabel distribusi dari MDP ke masing-masing panel
lampu (PL), panel AC (P.AC), panel pompa di letakkan pada
kabel tray.
Pemasangan kabel distribusi pada kabel tray harus rapi dan
untuk mengikat kabel pada kabel tray digunakan kabel ties.

c. Tanda / Patok Kabel

2.3.a. Untuk menandai adanya kabel harus dipasang patok-


patok kabel / kabel marker yang dipasang ditempat-tempat
tertentu sesuai gambar.
2.3.b. Patok kabel dipasang pada setiap belokan, tempat
masuknya kabel kedalaman bangunan dan disalurkan lurus
pada jarak maksimum tiap 25 meter.
2.3.c. Patok kabel dibuat dari campuran beton 1pc:3pc:5kr
dengan tulangan besi beton dia. 6 mm seperti gambar.
2.3.d. Patok kabel pada bagian yang diatas tanah dicat dengan
warna kuning 2 atau 3 kali / sampai rata, diberi tulisan warna
merah sesuai dengan tegangan kerja kabel tersebut (380 V atau
20 KV) serta diberi petunjuk / gambar panah yang
menunjukkan arah saluran / kabel tersebut.

d. Pengetesan

2.4.a. Setiap saluran kabel harus ditest tahanan isolasinya


dengan menggunakan alat MEGGER 1.000 volt.
2.4.b. Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti
kabelnya dengan mantel pelindungnya phasa-phasa, phasa-
netral, phasa-ground dan netral-ground.
2.4.c. Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah
minimum 4 M - Ohm.

e. Penyambungan / Termination

Kontraktor diwajibkan memasang sepatu kabel pada ujung


kabel yang akan disambung ke panel / peralatan, kecuali

XII - 1
dipersyaratkan lain, misalkan sambungan baut tanpa sepatu
kabel.
Sepatu kabel yang digunakan adalah yang berkualitas baik,
standard merk GAE atau sederajat.
Pemasangan sepatu kabel harus menggunakan tang press atau
secara hidrolis.
Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua
bangunan adalah tanggung jawab kontraktor.
Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat
sesuai dengan model terminal peralatan yang terpasang.
Semua sambungan kabel pada terminal kabel harus
menggunakan sepatu kabel dengan ukuran yang sesuai bahan
C.U.

12.3.3.3.Pemasangan Kabel Dan Saluran Kabel Di Dalam Bangunan

a. Semua kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel yang


sudah direkomendasi oleh LMK dengan merk : Kabelindo,
Supreme, Kabelmetal.
Kelas : 600 / 1000 V
Inti : Tembaga
Isolasi : PVC
ukuran : minimum 2,5 mm² kecuali untuk kabel
kontrol dan
motor motor kecil digunakan ukuran 1,5 mm².
b. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 1987 :
Phase R/L1 : merah
Phase S/L2 : kuning
Phase T/L3 : hitam Netral
N : biru
Grounding PE : kuning - hijau
c. Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral)
dan kuning / hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada
maka pada ujung-ujung kabel harus diberi isolasi dengan warna
yang bersesuaian seperti butir b.
d. Kabel NYFGBY digunakan untuk instalasi dari panel MDP ke
panel lampu (LP), panel peralatan (P.komp), Panel AC (P.AC) dan
panel pompa.
e. Kabel NYA dalam pipa PVC HI dia. 3/4" digunakan untuk instalasi
dari panel ke beban penerangan atau peralatan / kotak kontak dan
Exhaust Fan.
f. Semua instalasi listrik 1 phasa ke beban lampu, Kotak Kontak,
Exhaust fan dan AC harus menggunakan kabel dengan 3 inti untuk
: Phasa, Netral dan Pentanahan
g. Pipa PVC merk EGA, CLIPSAL yang digunakan disyaratkan yang
sudah direkomender oleh LMK, bila diperlukan Kontraktor harus
dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
h. Untuk penyambungan ke beban penerangan digunakan kabel NYA
dalam pipa PVC Flexible EGA / Clipsal.
i. Pasangan kabel NYA dalam pipa PVC pada jarak maksimum 100
cm harus diberi klem.
j. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau aluminium,
pemasangan pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup,
pemasangan dengan menggunakan paku tidak dibenarkan.
k. Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan
sambungan putir (dengan lasdop), merk 3M, Clipsal, Legrand.
l. Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus diberi
pelindung (sealing end).
m. Kabel tray yang digunakan harus digalvanis dengan ketebalan min.
1 mm. Standard : Interack, Metosu.
n. Instalasi ke beban AC menggunakan kabel NYM berbagai ukuran
(sesuai gambar).
o. Untuk instalasi ruang khasanah / kluis, disyaratkan bahwa semua
instalasi harus :
1. Menggunakan kabel : type MI, (mineral insulated), metal
sheathed cable (a factory assemoly of one or more conductors
insulated with hughly compressed refrictory mineral insulation
and enclosed in a liquidtight and gastigh continuous copper
sheath).
2. Semua pertemuan dengan peralatan harus dijepit dengan "cable
gland" khusus dan dijamin tidak akan bocor oleh gas atau
butiran cair ke dalam peralatan.
3. Kalau instalasi dimungkinkan, maka alternatif instalasi kabel
dimasukkan ke dalam "threaded rigid metal conduit".
4. Semua komponen seperti saklar dan lain-lain, harus
dipergunakan type explosion proof.
5. Semua boxes, fittings, joint hubungan dengan konduit " cable
termination" haruslah hubungan ulir (threaded joint) dari bahan
yang explosion proof. Semua hubungan ulir harus terhubung
tidak boleh kurang dari 5 ulir (fully engaged). Semua
sambungan harus menggunakan " sealing compound " yang
sesuai dipakai untuk konduitdan type MI cable termination
fittings untuk menghindari adanya moisture dan liquid di
dalam instalasi.
6. Semua sambungan (joint) dan terminal haruslah dari type yang
dapat menahan masuknya cairan ke isolasi mineral kabel.
Fitting juga harus dapat menjaga kontinuitas dari kabel.
7. "Sealing compound" untuk pengisi fitting haruslah dari type
yang dapat menahan ambient temperatur 140 derajat celcius
sampai 18 derajat celcius.
8. Radius pembelokan kabel MICS tidak boleh lebih kecil dari 8
kali diameter luar kabel secara keseluruhan. Setiap pemasangan
rating kabel harus di Megger terlebih dahulu.
9. Pemborong tidak boleh mengkokohkan sambungan fitting
(gland) sebelum pembacaan pengukuran isolasi (megger)
memenuhi syarat.
10. Megger yang pakai haruslah 1000 V, dan pembacaan hasil
megger diambil penunjukan meter setelah ditentukan
pengukuran (megger) terus menerus selama tidak kurang dari 2
menit.

12.3.3.4.Sakelar Dan Kotak Kontak

a. Sakelar yang digunakan pada instalasi ini standard merk M.K,


Clipsal atau yang sederajat dengan kemampuan minimum 10 A.
b. Sakelar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (In-bouw) rata dengan permukaan plesteran dinding.
c. Kotak tempat sakelar dan kotak kontak dengan standard merk
MK, Clipsal atau yang sederajat.
d. Kotak-kontak yang digunakan pada instalasi ini berstandard merk
MK, clipsal atau yang sederajat dengan kemampuan minimum 16
A.
e. Kotak-kontak dipasang setinggi 30 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (In-Bouw) rata dengan permukaan plester dinding
sesuai petunjuk dari pengawas.
f. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus
memakai type tertutup (water proof type).
g. Semua kotak-kontak harus mempunyai terminal pentanahan (P + N
+ PE) tegangan 415 V.
h. Untuk kotak kontak pada meja teller pemasangan instalasinya
menggunakan ducting PVC dengan standard merk Double H,
GILFLEX yang dipasang pada ducting PVC (cable tranking) sesuai
gambar.

12.3.3.5.Spesifikasi Peralatan

a. Armature Lampu

1. Armature TL jenis TKI, TBS (Recessed Mounted) dan TKO


(Surface Mounted).
Armature merupakan jenis open type, dengan reflector.
Pemasangan in bouw / recessed mounted untuk TKI dan
TBS, pemasangan out bow/surface mounted untuk TKO
Housing : bahan plat besi tebal plat ± 0,6 mm, pembuatan
harus dengan mesin peralatan lampu built in.
Reflektor : bahan plat besi tebal ± 0,6 mm, dicat putih
bakar (built-in) lengkap dengan silver/mirror reflector.
Khusus lampu TBS dilengkapi dengan Cover dari mirror
louvre yang dapat mengontrol distribusi cahaya.
Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat
sedemikian rupa agar dapat dibuka / dilepas untuk
perbaikan / penggantian komponen yang berada di
dalamnya. Armature dan reflector harus dilengkapi dengan
sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan
perbaikan.
Seluruh rumah dan reflectornya harus dilapisi dengan cat
dasar, serta diberi lapisan akhir berwarna putih pengecatan
dengan cara "stove enamelled / bake enamelled" (cat
bakar). Seluruh armature harus lengkap dengan rangka
dudukan/gantungan.
Merk : Phillips, Artolite.

2. B a l l a s t.
Ballast harus leak proof, mempunyai temperatur kerja rendah
noise less, ballast dengan rumahan dari bahan polyester. Untuk
lampu TL dengan dua lampu disusun / digunakan "twin lamp
ballast" (anti stroboscopic). Rated tegangan 220 Volt. Rugi-rugi
/ losses ballast tidak lebih besar dari 2,0 watt untuk TL 18 watt
dan 2,5 watt untuk TL 36 watt.
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal merk
Philips.

3. Lamp Holder dan starter holder (sockets).


Lamp holder dan starter holder dari material white plastic
polycarbonate dengan proteksi : Uncorosive dan touchproof.
Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.
Merk : Philips, setara.

4. Starter.
Starter untuk lampu fluorescent mempunyai realibility tinggi,
terbuat dari high. Quality white polycarbonate. Rating starter
disesuaikan dengan rating lampu TL.
Merk: Philips

5. Lampu Fluorescent / TL D. 36 watt.


Lampu Fluorescent/TL D. 36 watt standard.
Warna : cool day light/TLD 54
Ballast dengan maximum losses 9,5 W, 220 volt.
Kapasitor dengan p.f. yang dihasilkan 0,95 (kapasitas 3,25
micro farad).
Starter switch, terminal dan tube fitting,
rotary lock.
Merk : GE, Phillips

6. Lampu fluorescent / TL.D. 18 watt.


Lampu fluorescent / TL.D. 18 watt, standard.
Warna cool day light / TLD 54
Ballast dengan maximum losses 9 w, 220 volt.
Kapasitor dengan p.f. yang dihasilkan 0,95 (kapasitas 4,5
micro farad).
Starter switch, terminal dan tube fitting,rotary lock.
Merk : GE, Philips.

7. Lampu taman.
Lampu : HPC-N 75 watt, mercury dengan control geared
Pemasangan : 2 m dari permukaan tanah.
Merk : Artolite
8. Lampu down light : recessed mounted.
Housing alluminium cylinder, brown polycarbonate di bagian
dalam, dilengkapi dengan black bayonet fitting diapharm dan
reflector.
Lampu : incandescent PL 13 Watt.
Merk : Philips, Artolite

9. Armature baret, baret dari gelas putih susu tebal 4 mm bentuk


persegi panjang (sesuai Gambar), base dari plat besi 0,8 mm
baret gelas dipasang pada dudukan plate dengan cara screw.
Lampu : 20 Watt
Merk : Philips, Artolite

10. Lampu Emergency.


Dengan single side atau double side disesuaikan dengan
perletakkan / tempat.
Lampu : TL 1x18 Watt (GMS).
TL 2x36 Watt (TBS).
Down Light PL 13 Watt
Duration : 2 hours.
Recharge : 24 hours.
Dilengkapi dengan battery charge unitdan battery nicad,
ammeter / ballast to operate fluorescent tube dan accesoreis
lainnya.
Lampu tegangan : 220 volt, 50 HZ.
Prinsip kerjanya pada waktu sumber PLN nyala, lampu
Emergency padam dan sebaliknya lampu Emergency nyala.
Merk : Manvier, Bardie, chloride.

11. Lampu TCZ 090


Rumah lampu : Increased safety
Dipasang : pada ruang arsip
Konstruksi : Tidak mengakibatkan ledakan.Standard
Eropa
Standard merk : Philips.

12. Flood Light lamp .


Housing : Diecasting alluminium housing, and
Rear
Cover, reflector with tanghenest,
frontglass, Rear lamp replacement, aiming
sight, protactor scale, Antiglare Louvre.
Reflector : Wide beam.
Lampu : High pressure sodium SON 400 watt,
25.000 lumen. High luminous efficacy
golden white light and Universal burning
position.
Base : E 40.
Merk : Philips
b. Exhaust Fan

Model : Celing Exhaust Fan.


Kapasitas : 50 CFM
Daya : 40 Watt, 220 Volt, 1 phasa
Fungsi : Membuang udara kotor

Model : Celing Exhaust Fan.


Kapasitas : 85 CFM
Daya : 50 Watt, 220 Volt, 1 phasa
Fungsi : Membuang udara kotor

Model : Wall Mounted.


Kapasitas : 100 CFM
Daya : 80 Watt, 220 Volt, 1 phasa
Fungsi : Mengatur keluar - masuknya udara
Merk : National, KDK

12.3.3.6.Pemeriksaan dan Test instalasi.

a. Pekerjaan instalasi dan pemasangan armature harus di test oleh


kontraktor dengan menggunakan alat test yang sesuai.
Macam test yang dilakukan :
Pemeriksaan kerapian
Test ketahanan / kekuatan mekanis
Test tahanan isolasi
Test beban, dinyalakan berturut-turut selama tiga malam.
b. Pengetesan harus dilakukan bersama pengawas dan hasil test harus
mendapat persetujuan/rekomendasi dari instansi yang berwenang
(PLN).

12.3.3.7.Panel Listrik Penerangan dan Peralatan

1. Kontruksi Panel

a. Panel Lampu (LP), Panel Peralatan (P.komp) dan P.AC adalah


jenis indoor Type, menempel dinding terbuat dari plat baja.
b. Rangka kontruksi ditutup dengan plat baja pada sisinya tebal
1,5 mm (untuk badan panel) dan 2 mm untuk pintu panel.
c. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan dynabolt 8
mm, kontruksi ini disesuaikan dengan peralatan / komponen
yang terpasang.
d. Semua bagian peralatan yang bertegangan harus mempunyai
jarak yang cukup dengan bagian peralatan yang lain. Apabila
perlu harus diberi tambahan isolator untuk menghindari adanya
hubung singkat.
e. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir
dari jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat,
panel termasuk rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila
perlu digunakan bahan kimia penghilang karat (RUST
REMOVER).
f. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pentanahan,
baut terminal harus dilas penuh pada rangka panel. Ukuran
mur-baut 3/8".
g. Pintu panel harus dihubungkan dengan rangka panel
menggunakan kawat tembaga flexible (NYMHY 1x6 mm²)
untuk pentanahan pintu panel.
h. Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel
menggunakan wartel-mur sesuai ukuran kabel.
i. Pemasangan kabel didalam panel yang tersambung ke terminal
kabel harus diatur serapi mungkin, bila perlu digunakan saluran
kabel (Cable Duct) sesuai ukuran dan Jumlah kabel.

2. Bus bar / Rel Tembaga

a. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dengan


kemampuan arus minimum 1,5 kali kapasitas / kemampuan
pengaman utamanya, kecuali bus-bar PE yang ukurannya lebih
kecil dan disesuaikan kawat tanahmya.
Demensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
b. Semua bus-bar (5 buah) harus dicat dengan warna sesuai
ketentuan PUIL pasal 701 :
Fasa ke 1 L1/R - Merah
Fasa ke 2 L2/S - Kuning
Fasa ke 3 L3/T - Hitam
Netral N - Biru
Penghantar PE - Hijau/Kuning
Pembumian
c. Semua Bus-Bar harus ditopang kokoh pada rangka kontruksi
dengan menggunakan penyangga atau dijepit pertinax pada
beberapa tempat sehingga konstruksi bus-bar cukup kuat dan
tidak lentur / bergetar. Tahanan isolasi terhadap body / rangka
minimum 50 Mega ohm.
d. Dimensi Bus-bar / rel untuk pertanahan / penghantar
pembumian di dalam panel boleh lebih kecil dari rel untuk
phasa / Netral, tetapi dengan ukuran penampang minimum
harus sama dengan 15x2 mm² atau sesuai dengan penampang
kawat pentanahan.
e. Ukuran panjang bus-bar / rel pentanahan harus cukup untuk
menampung seluruh jumlah saluran keluar. Maksimum masing-
masing 2 saluran untuk 1 terminal tidak bole lebih.
f. Hubungan rel pentanahan dengan badan panel harus sempurna
secara elektris, yaitu Support dilas pada badan panel dan bagian
yang menempel pada rel pentanahan tidak boleh dicat dan tidak
berkarat.
3. Peralatan Dan Komponen Panel

a. Peralatan pengaman / Circuit Breaker (MCCB/MCB) yang


dipasang pada Base Plate atau plat dasar yang terpasang kuat
pada rangka panel.
b. Pengaman saluran keluar dan masuk (MCCB/MCB) harus dari
pabrik yang sama dengan rating arus seperti tertera pada
gambar diagram. Standard merk : MG, ABB, SIEMENS dan
AEG.
c. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur
dan meter ukur type "Moving Iron Type" dengan ukuran 96 x
96 mm dan peralatan lain misalnya :
Lampu indikator
Minifuse
d. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap
MCCB / MCB dan peralatan penting yang lain harus diberi
nama / nomor saluran yang dapat dibaca dengan jelas / mudah.
e. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan
gambar / diagram panel.
Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul
plastik atau dilaminating.

4. Sistem Pentanahan Panel Listrik

a. Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada instalasi


ini adalah sistem PNP ( Pentanahan Netral Pengaman ), sesuai
aturan yang digunakan pada PUIL 1987.
b. Elektroda pentanahan menggunakan " Elektroda Pipa " dengan
pipa galvanis Diameter 1 1/2" dan kawat BC berbagai ukuran
(sesuai gambar diagram panel) yang ditanam sedalam 6 m.
c. Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan
panel harus dipisahkan penanamannya sejauh minimmum 3
meter satu dengan yang lain.
d. Saluran pentanahan dari elektroda pentanahan sampai kebadan
pentanahan harus dilindungi dengan pipa PVC HI dengan
diameter minimum 3/4 ".
e. Saluran ini tidak boleh ada sambungan hanya diperbolehkan
pada terminal yang disediakan dengan menggunakan
sambungan murbaut dan sepatu kabel yang sesuai.
f. Tahanan pentanahan panel distribusi yang diijinkan maximum
4 ohm.

12.3.3.8.Konstruksi Panel LVMDP.

a. K a b i n e t
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimal 2,0
mm. Kabinet untuk panel board mempunyai ukuran yang
proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang
besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau
menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran komponen
yang dipakai memenuhi standard panel. Frame / rangka panel harus
digrounding / ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang
baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board"
serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "throught feeder" harus
diatur sedemikian rupa sehingga ada saluran dengan lebar tidak
kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet
harus dilengkapi dengan kunci-kunci khusus untuk panel
berkualitas baik. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah
anak kunci dan memiliki master key.

b. F i n i s h i n g
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh
pengawas. Semua kabinet dan pintu-pintu untuk panel board listrik
harus dibuat tahan karat dengan cara "Galvanized plating" atau
dengan "Zink chromate primer" selain yang disebut di atas, harus
dilapisi dengan lapisan anti karat.

c. Pasangan panel
Pasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung daripada
macam / type panel, maka bila dibutuhkan tambahan alas / pondasi
/ penumpu / penggantung maka Pemborong harus menyediakan
dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.

d. Panel-panel distribusi utama


Panel distribusi harus seperti ditunjukkan pada gambar, kecuali
ditunjuk lain seluruh assemby termasuk housing, bus bar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan mana perlu
diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
Panel distribusi utama dari jenis in door type tersebut dari plat baja
(metal clad). Konstruksi harus terbuat dari rangka baja dengan
strukstur baja yang bisa mempertahankan strukturnya oleh stress
mekanis pada waktu hubungan singkat.
Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan
sisi-sisinya dengan plat-plat penutup (metal clad), harus cukup
louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian
yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL / PIL / VDE
untuk peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan
harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan-
kemungkinan percikan air. Semua material dan tombol transfer
yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel
yang berengsel yang tersembunyi.

e. Petunjuk Nama Saluran atau Nomor saluran


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
stiker nama saluran atau nomor saluran, dan dapat dilihat dengan
mudah. Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan
jelas rangkaian dari pemutus atau alat-alat yang tersambung
padanya. Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop
drawings.

f. Bus Bar / rel


Bus bar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis
dengan lapisan perak dengan ukuran sesuai dengan kemampuan
lalu arus minimal 150% dari arus beban terpasang yang ukurannya
sesuai dengan ukuran PUIL (daftar No. 630-DI-D4 /PUIL 1977).
Semua busbar/ rel harus dicat dan dipasang pada isolator dengan
kuat dan baik pada kerangka panel. Semua Bus Bar/rel harus dicat
dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan pada PUIL. Cat
tersebut harus tahan sampai temperatur 75 derajat celcius. Busbar
disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
Setiap panel harus mempunyai bus bar netral yang diisolir terhadap
tanah, sebuah bus bar pentanahan yang selanjutnya diklem dengan
kuat pada frame panel dan dilengkapi dengan klem untuk
pentanahan dari peralatan yang perlu diketanahkan.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings) harus menunjukkan
ukuran-ukuran dari bus bar dan susunannya. Ukuran dari busbar
harus penuh sepanjang panel dan harus disediakan jarak untuk
penyambungan dikemudian hari.

g. Terminal dan Mur Baut


Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan
disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga
atau mur baut yang divernikel (atau stainless) dengan ring tembaga
dan diperkuat dengan ring per.

h. Cadangan / penyambungan di kemudian Hari


Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruang-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan busbar, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya. Untuk peralatan yang
dipasang di kemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel,
switch, circuit breaker dan lain-lain.

i. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type "Moving Iron Vane Type" khusus
untuk panel, dengan scale sircular, flush atau semi flush, dalam
kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96
mm, dengan saklar putar untuk voltmeter (voltmeter selector
switch) harus ditandai dengan jelas.

j. Transformator Arus
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela
XII - 1
dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3
dengan burden sesuai dengan standard-standard VDE pemasangan
harus kuat dan dapat menahan gaya-gaya mekanis. Pada waktu
terjadinya hubungan singkat 100 KA. Trafo arus untuk ampere

XII - 2
meter juga boleh dipergunakan bersama dengan KWH meter
asalkan ketelitiannya masih baik bila tidak baik maka harus
dipergunakan trafo arus khusus.

k. S i k r i n g
Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Semua sikring
harus dipasang pada sisi sumber dari suatu peralatan yang dapat
dicabut (drawout) atau di sisi beban dari peralatan lainnya, dan
harus mempunyai kapasitas interupsi tidak kurang dari 30 KA. Bila
sikring merupakan bagian suatu saklar, maka harus diatur
sedemikian rupa sehingga saklar tersebut tidak dapat dimasukkan
bila sikringnya tidak pada tempatnya dan harus ada indikator untuk
sikring putus.
Sikring harus dipasang pada pendukung yang sama pada
peralatan-peralatan yang dapat dicabut (drawout). Untuk setiap
panel harus disediakan sikring cadangan sebanyak sikring yang
ada, yang disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal yang
jelas.

l. Kabel-kabel pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di
pabrik/bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi
terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari
type 600 volt. PVC.

m. Peralatan pengaman pemutus daya


Peralatan-peralatan pengaman pemutus daya adalah dari type draw
out tanpa minyak dengan sikring pembatas arus, pemutus dengan
type rumah ruangan (moulded case) dilengkapi dengan sikring
pembatas arus dan pemutus arus kerja dari draw out circuit breaker
harus sesuai dan mempunyai kapasitas intrupsi 16 KA minimum.
Pemutus sikring harus dari type yang membuka dan menutup
dengan cepat.

n. Pilot Lamp
Pilot lamp dipasang pada panel sebagai petunjuk / indikator
berfungsi atau tidaknya peralatan listrik yang dipasang pada panel
tersebut.
Untuk menunjukkan adanya tegangan masing-masing fasa dari
supply listrik digunakan voltmeter dan selector switch 7 posisi di
masing-masing panel.

o. Bagian-bagian panel MDP


Panel MDP terdiri dari beberapa cubicle yang tersambung menjadi
satu kesatuan yang berisi antara lain :
Panel Distribusi Beban.
Panel Incoming dari Diesel Genset.
Panel-panel tersebut terpasang lengkap dengan peralatan
kontrolnya, lampu-lampu indikator dan peralatan-peralatan ukur
yang diperlukan.
Contoh bentuk panel LVMDP dapat dilihat pada gambar.

p. Merk Pabrik
Semua peralatan dalam panel (pengaman, alat ukur, dll) harus
diusahakan buatan satu pabrik dan peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame panel-
panel. Merk yang diperbolehkan untuk digunakan adalah MERLIN
GERIN atau sederajad.

5.3.9. Sistem Pentanahan.

Elektrode pentanahan menggunakan "elektroda pipa" dengan pipa


galvanis 1,5" dengan kawat BC yang ditanam sedalam 3 meter
atau sampai dicapai tahanan tanah max. 4 ohm.
Penampang kawat pentanahan dapat dilihat pada gambar masing-
masing panel.
Saluran pentanahan dari titik pentanahan (elektrode) sampai ke
panel harus dilindungi dengan pipa galvanis 1". Penyambungan
dipanel harus pada rel pentanahan atau mur baut yang telah di las
ke badan panel.
Titik pentanahan untuk penangkal petir harus dipisahkan denggan
titik pentanahan panel.

5.3.10. Instalasi System Penangkal Petir.

1. Lingkup pekerjaan sistem penangkal petir meliputi penyediaan,


pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
sesuai dengan spesifikasi serta pengurusan ijin dari badan yang
berwenang.

2. Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang


berlaku dari Dinas Keselamatan Kerja atau standard / peraturan,
PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) Maret 1983.

3. Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam


keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui
oleh Direksi. Daftar material, katalog dan shop drawing harus
diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan pemasangan.
Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan
ditolak.

4. System penangkal petir yang dipakai adalah penangkal petir


Conventionil Sangkar Faraday, yang terdiri dari air terminal /
splitz, saluran penghantar, dan system pentanahan.

a. Air Terminal.
Air Terminal dengan system Splitzen dari bahan tembaga.
b. Penghantar.
Penghantar ini menghubungkan secara listrik antara Air
Terminal dan Elektrode Pentanahan. Penangkal ini harus
menjamin dapat mentransfer dengan aman energy kilat /
petir dari air terminal ke tanah. Penghantar dari BC Draad
50 sqmm.

c. System Pentanahan.
Terminal pentanahan, terletak didalam bak kontrol dengan
ukuran yang sesuai (Shop Drawing). Bak kontrol
diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektrode pentanahan, terbuat dari bahan Galvanis Iron
Pipe 1,5 “ panjang 6.000 mm. Dan harus dimasukkan
dalam tanah secara vertical.
Tahanan pentanahan maximal 2 OhM.

12.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN


PEKERJAAN MEKANIKAL

12.4.1. Persyaratan Umum

12.4.1.1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Mekanikal yang harus dilaksanakan dalam pekerjaan ini


adalah :

A. Pekerjaan instalasi pemipaan air bersih.


B. Pekerjaan instalasi dan pemipaan air bekas, air

12.4.1.2.Ijin Kerja Instalatir / Kontraktor :

Instalatir / Sub Kontraktor yang akan mengerjakan pekerjaan


mekanikal ini diharuskan :
Sudah pengalaman minimal 10 tahun dan dapat menunjukkan Surat
kemampuan / Pengalaman Kerja dalam mengerjakan pekerjaan yang
sejenis.

12.4.1.3.Standard Dan Normalisasi

Semua pekerjaan mekanikal/plumbing yang dilaksanakan dalam


proyek ini harus memenuhi/mematuhi persyaratan standard dari
instansi yang berwenang untuk itu :
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
- Ketentuan-ketentuan dari PDAM.
- Standard :
- SII (Standard Industri Indonesia).
- SNI (Standard Nasional Indonesia 225-1987).
- Peraturan Dinas Keselamatan Kerja DEPNAKER.
12.4.1.4.Gambar-gambar Instalasi

a. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara teknis pekerjaan


instalasi yang harus dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran
bahan-bahan instalasi serta keterangan lain yang diperlukan.

b. Pelaksana diwajibkan memeriksa gambar / design terhadap


kemungkinan adanya kesalahan atau ketidak cocokan dalam hal-
hal yang berhubungan dengan fabrikasi maupun pelaksanaan
pemasangannya.
Sebaiknya hal tersebut diajukan sebelum pemasukan Penawaran.
Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka instalasi/Kontraktor
dianggap sudah memahami secara keseluruhan. Bila dikemudian
hari diadakan penyesuaian oleh pemberi tugas yang mengakibatkan
perubahan dalam pelaksanaan, maka menjadi kewajiban kontraktor
untuk melaksanakan tanpa adanya biaya tambahan.

c. Pelaksanaan dilapangan selain yang tertera pada gambar


disesuaikan dengan kondisi lapangan atas petunjuk Konsultan
Pengawas secara tertulis / lisan.

d. Bila kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran /


konstruksi dalam pelaksanaan, maka kontraktor diwajibkan
mengajukan alternatif atau shop drawing yang dikehendaki dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.

e. Segala perubahan yang disengaja dilakukan kontraktor tanpa ijin


Konsultan Pengawas adalah resiko kontraktor. Bila nantinya tidak
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus terpaksa dibongkar.
Kontraktor dalam hal ini tidak diperkenankan menuntut ganti rugi.

f. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (shop drawing)


untuk gambar yang perlu detail fabrikasi atau konstruksi. Serta
gambar pelaksanaan (as built drawing) yang sesuai dengan keadaan
yang dilaksanakan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

g. Gambar pelaksanaan harus dibuat rangkap 3 (tiga) dan diserahkan


kepada Konsultan Pengawas/ Pemberi tugas.

h. Seluruh pola pemasangan fixture disesuaikan dengan gambar


desain / arsitektur.

12.4.1.5.Pelaksanaan Kerja

a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh Tenaga-


tenaga ahli dan sudah berpengalaman. Pelaksana yang dianggap
tidak cukup ahli / berpengalaman oleh Konsultan Pengawas, harus
segera diganti dengan orang lain setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

b. Untuk penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan lapangan kontraktor


harus menyediakan Bangsal yang berfungsi sebagai site office dan
gudang peralatan / material.

c. Kontraktor harus menempatkan seorang supervisor yang ahli,


berpengalaman dan profesional untuk masing-masing bidang yang
bertanggung jawab untuk pekerjaan supervisi, management proyek.
d. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli pada bidangnya, bila
tidak berpengalaman dan ahli harus diganti. Bila tidak dihiraukan
Konsultan Pengawas akan mengambil tindakan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.

e. Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan


harus, dilengkapi sesuai permintaan Konsultan Pengawas dengan
biaya dibebankan pada kontraktor.

12.4.1.6.Bahan / Material Dan Peralatan

a. Bahan/material dan peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini


harus disediakan oleh kontraktor dan harus dalam keadaan baru,
tanpa cacat.

b. Semua bahan / material yang akan dipergunakan diutamakan


produksi dalam negeri, sejauh mana bahan/material tersebut masih
memenuhi persyaratan teknis dan standard yang ditentukan oleh
proyek ini.

c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang


disebut dalam lingkup pekerjaan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan sebelum dipasang.
Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur
specifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui Konsultan
Pengawas.

12.4.1.7.Sistem Koordinasi

a. Kontraktor instalasi harus mengkoordinasikan pekerjaannya


dengan pekerjaan kontraktor lain untuk menghindari pekerjaan
pembongkaran / pekerjaan ulang dan gangguan yang dapat
memperlambat jalannya pekerjaan.

b. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus


menempatkan seorang atau lebih pemimpin lapangan yang
berpengalaman yang dapat mewakili kontraktor, menerima
perintah/petunjuk Konsultan Pengawas dan segera
melaksanakannya bila diperlukan.

c. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala


(harian/mingguan) yang memberikan gambaran tentang kegiatan
proyek.
Misalnya :
- Jadwal waktu pelaksanaan
- Kegiatan Pelaksanaan
- Prestasi kegiatan fisik
- Catatan perintah / petunjuk Konsultan Pengawasyang
disampaikan secara lisan atau tertulis.
- Dan kegiatan pekerjaan lain yang dianggap perlu
12.4.1.8.Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang


dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor instalasi ini.

b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin


tertulis dari Konsultan Pengawas.

c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan


hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh ijin / persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

12.4.1.9.P e n j a g a a n

a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus


menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan,
mesin dan alat-alat kerja yang disimpan ditempat kerja (gudang
lapangan).

b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-


barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.4.1.10.Kebersihan dan Ketertiban

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los


kerja dan tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.

b. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik


dalam gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian
rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan


oleh Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

12.4.1.11.Kecelakaan Dan Peti PPPK

a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan


pekerjaan ini, maka Kontraktor diwajibkan segera mengambil
segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi yang terkait dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan


pertolongan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
12.4.1.12.Pengujian / Testing

a. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan


dapat berfungsi dengan baik dan telah sesuai dengan persyaratan
teknis yang diminta, maka kontraktor diwajibkan menguji seluruh
pekerjaannya dengan standard uji masing-masing yang telah
ditetapkan dalam peraturan/spesifikasi peralatan.

b. Pengujian ini dilaksanakan dibawah pengawasan Konsultan


Pengawas yang ditunjuk.
Jadwal pelaksanaan pengujian dapat diatur seminggu
sebelumnya/atas persetujuan bersama.

c. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang


sempurna yang diketahui pada saat pemeriksaan/pengujian harus
segera diganti dengan yang baru/disempurnakan sampai dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai standard uji yang ada.

d. Pengujian ini antara lain berupa :


- Pemeriksaan Visual
- Pemeriksaan pekerjaan sambungan mekanis
- Pengujian dengan tekanan dua kali tekanan kerja
- Semua hasil pengujian harus dicatat dan ditanda tangani
bersama.

e. Dalam pengujian kontraktor diwajibkan menyediakan alat test


tekanan sesuai dengan kebutuhan yang diminta.

f. Semua biaya yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi


tanggung jawab pihak kontraktor.

g. Kontraktor diharuskan membuat jadwal dan prosedur pelaksanaan /


test yang akan dilakukan.

h. Semua peralatan test harus dalam keadaan baik dan memenuhi


standard persyaratan test yang ditentukan.

i. Hasil test harus dicatat dan ditanda tangani bersama oleh


kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas. Hasil test ini
baru dianggap syah/baik apabila telah disetujui / disyahkan oleh
instansi yang berwenang (DEPNAKER, dll).

12.4.1.13.G a r a n s i

a. Semua pekerjaan, pemasangan perlengkapan, dan bahan yang telah


dipasang oleh kontraktor harus digaransi selama 12 (dua belas)
bulan, sejak masa penyerahan pertama atau disesuaikan dengan
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi.
b. Selama masa garansi ini semua perlengkapan, bahan dan
pengerjaan yang kurang baik/rusak (yang bukan disebabkan oleh
salah pakai, salah operasi) harus secepatnya diganti atau diperbaiki
atas tanggungan kontraktor.

12.4.1.14.L a i n - l a i n

a. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara


teknis tidak dapat dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi
belum disebutkan dalam bestek / gambar, tetap harus dilaksanakan
kontraktor tanpa biaya tambahan.

b. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum


disebutkan dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.

c. Ketentuan-ketentuan pada persyaratan umum pekerjaan Arsitektur


dan Struktur yang masih berhubungan dengan pekerjaan
mekanikal, dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari
persyaratan pekerjaan ini.

12.4.2. Persyaratan teknis pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan instalasi


pemipaan air bersih.

12.4.2.1.Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Air Bersih.

1) Semua instalasi pipa air bersih (lay out, diruang pompa)


lengkap dengan fitting dan valve yang diperlukan untuk
instalasi pipa air bersih.

2) Instalasi pipa dalam bangunan lengkap dengan fitting, valve


dan isolasi yang diperlukan.

3) Pembuatan bantalan rabat untuk penumpu pipa yang ditanam


dalam tanah, termasuk untuk penumpu sambungan pipa.

4) Pembuatan pit (bak kontrol) untuk Gate Valve.

5) Penyambungan saluran air bersih dari PDAM, termasuk ijin-


ijin.

6) Semua material penunjang (penggantung, penumpu, klem dll)


yang diperlukan.
b. Pengetesan seluruh pekerjaan sistem pemipaan air bersih sampai
dinyatakan baik secara tertulis dan diterima baik oleh Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.

12.4.2.2.Standard Pekerjaan

Semua pekerjaan Plumbing yang dilaksanakan dalam proyek ini harus


memenuhi / mematuhi persyaratan standard edisi terakhir dari :
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
- Ketentuan-ketentuan dari PDAM.
- Standard : - ASTM
- ISO
- DIN (Deutsche Industrie Norm)
- VDI (Verein Deutscher Ingieneure)
- SNI (Standard Nasional Indonesia 225 - 1987)
- SII (Standard Industri Indonesia)
- PUIL

12.4.2.3.Peralatan Utama dan Bahan / Peralatan Instalasi

a. Fitting pipa dan


Valve
Semua fitting harus buatan pabrik.
Standard merk pipa : ex Bumi Kaya, ex Bakrie Tube maker, PPI,
SPINDO dengan tekanan sesuai tabel 1 pada item c.

1) Gate valve
type : bronze, cast iron dengan non rising stem
class : 125 WOG
buatan : Toyo,kitazawa atau sederajat

2) Globe valv
type : bronze, cast iron
class : 125 WOG
buatan : Toyo,kitazawa atau sederajat

XII - 1
3) Check valve
type : bronze, cast iron swing type
class : 125 WOG
buatan : Toyo,kitazawa atau sederajat

4) Strainer
type : bronze, cast iron Y pattern
class : 125 WOG
buatan : Toyo,kitazawa atau sederajat

5) Flexible joint
type : Flanged (chloroprene) rubber joint
class : 20 Kg/cm²
buatan : Tozen, Proco

6) Aluminium foil
type : single sided, fire retardant
buatan : sisalation, Harvi

7) Adhesive tape
type : Self adhesive all foil tape, fire retardant
lebar : 2"
tebal : min. 50 micron
type glue : fire retardant
strength : 80 N/inch, tensile 95 N/sq.in²
fire rating : class Din 4102 - B1

8) Therma tape
type : Self adhesive, fire retardant
lebar : 2" – 8”
tebal : 10 – 16 mm
fire rating : class Din 4102 - B1

c. Material Pipa

1) Material pipa dan peralatan sambungan yang digunakan harus


mengikuti tabel 1 berikut :
TABEL 1
MATERIAL PIPA

WATER MATERIAL OPERATING PIPE MATERIAL FITTING REMARK


SYSTEM PRESSURE NOMINAL FITTING NOMINAL
PRESSURE PRESSURE
Air bersih - galv. 4 bar PN 10 brass PN 10 sambungan
Iron pipe bronze ulir
(acc iso) alloy cast screwed
steel
sewage and - PVC 0,5 bar PN 10 PVC PN 10 fit with ulir
ventillation AW
2) Isolasi pipa
Bahan untuk isolasi dan pelindung pipa instalasi disesuaikan
dengan tabel 2 berikut :

TABEL 2
BAHAN ISOLASI

MATER IAL
DI TIDAK TERBENAM REMARK
DALAM TERBENAM DALAM
TANAH DINDING
Air dicat ter dicat meni dicat meni 2x & semua sistem air mat suptra
bersih 2x+ 2x& cat akhir cat akhir 1 x bersih & hydrant
goni/plastik 1x harus di isolasi
tape termasuk valve,
pompa,
penggantung dll.

12.4.2.4.Pekerjaan Pemasangan Pipa Instalasi

Semua tenaga kerja dan teknisi yang dipekerjakan untuk instalasi pipa
harus orang-orang yang sudah berpengalaman minimal 5 (lima) tahun
dibidangnya (tukang las, tukang pipa dll).

a. Pada prinsipnya jalur pipa air PDAM sesuai dengan gambar,


penyesuaian / perubahan karena kondisi lapangan dapat dilakukan
dengan seijin Konsultan Pengawas tanpa adanya tambahan biaya.

b. Fitting atau peralatan sambungan dengan diameter dibawah 50 mm


harus menggunakan sambungan ulir. Sambungan flange digunakan
untuk pipa ukuran 65 mm atau lebih.

c. Sambungan drad antara pipa dan fitting harus diperkuat /


dikedapkan dengan tali rami yang diberi pasta anti karat. PTFE
tape tidak boleh digunakan.

d. Pemasangan Fixture harus dibuat sehingga mudah dilepas untuk


perbaikan dan pembersihan dengan menggunakan sambungan-
sambungan atau fitting yang lazim dipakai.

e. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan


semua pembongkaran bagian bangunannya hanya boleh dilakukan
setelah ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus


dibuat oleh Kontraktor sambil melaksanakan pekerjaan. Hal ini
harus diketahui dengan tepat letak / ukuran lubang pada dinding
dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
g. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi
lubang-lubang tersebut, dan apabila perlu harus melakukan
pembobokan / penambalan tanpa biaya tambahan.

h. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala


kolom, atau balok, tanpa mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.

i. Semua pipa harus diikat dengan kuat dengan penggantung atau


penumpu untuk mencegah timbulnya getaran dan untuk menjaga
agar tidak berubah tempatnya, agar inklinasinya tetap. Dan harus
dipasang sedemikian rupa, sehingga masih memungkinkan
berexpansi oleh perubahan temperatur.

j. Pipa logam horizontal dalam bangunan yang digantung dengan


penggantung harus dapat diatur dengan jarak antar penggantung
tidak lebih dari 2 meter.

k. Syarat penggantung pipa air PAM / hydrant didalam bangunan


(diatas ceilling) :

- Penggantung / penumpu pipa harus terpisah dari penumpu /


penggantung airduct dan kabel tray.
- Penggantung / penumpu pipa didekat belokan (elbow) ± 30 cm
dari belokan.
- Pemasangan penggantung / penumpu pipa dibuat agar
pemasangan isolasi pipa dapat dilakukan dengan mudah dan
tidak merusak konstruksi.
- Konstruksi penggantung / penumpu harus di setel dan anti
getaran (misalnya diberi isolasi kayu).

l. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya


untuk disetujui oleh pengawas, apabila ada perubahan sistem
penggantung penahan.

m. Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi


bangunan dengan "insert" yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, atau penembakan dengan baut (Ramset).

n. Semua belokan pipa harus dari jenis "long radius" kecuali kondisi
tempat tidak memungkinkan.

o. Pipa-pipa dalam tanah :

1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman yang


tepat yaitu :
- dibawah halaman : 60 cm.
- dibawah jalan : 80 cm.
2) Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak / tertumpu dengan baik.

3) Pipa-pipa saluran air bersih dan pipa pembuangan air kotor,


tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama. Bagian
bawah dan atas pipa harus diberi pelindung lapisan pasir padat
setebal minimum 10 cm keliling pipa dan diberi marking tape
diatas pipa.

4) Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran


dibuang dari lubang galian dan setelah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas, maka lubang-lubang galian tersebut dapat
ditutup dengan tanah bekas galian atau dengan bahan lain yang
disetujui / sesuai gambar.

5) Pemeriksaan perletakan / pemasangan pipa didalam galian


tanah untuk seluruh jalur pipa yang ada, bersama Konsultan
Pengawas diperiksa terlebih dahulu sebagai berikut :
- Bahan dan kwalitas pipa, dimensi pipa, fitting dan marking
tape.
- Cara pemasangan/penyambungan, tebal lapisan pasir, serta
isolasi pipa.

6) Sebelum pemeriksaan dan test tekanan selesai dilakukan galian


tanah tidak boleh ditutup kembali.

7) Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa, sehingga


tidak mengganggu/mengubah letak pipa.

p. Jarak Penumpu Pipa (pipe support)


Jarak penumpu pipa horisontal atau vertikal di luar dan di dalam
tanah ataupun di dalam gedung disesuaikan seperti tabel di bawah
ini :

TABEL 4
JARAK PIPE SUPPORT

PIPE STEEL PIPE PLASTIC P


DIAMETER
PIPE HORIZONTAL VERTICAL HORIZONTAL
DIAMETER (DN) (mtr) (mtr) (mtr)

15 2 2,5 0,6
20 2,5 3 0,9
25 2,5 3 0,9
30 3 3 0,9
40 3 4 0,9
50 3 4 1,2
q. Pada saat pemasangan pipa harus selalu dijaga agar ujung pipa
yang sedang dipasang dalam keadaan tertutup untuk
menghindarkan masuknya kotoran yang tidak dikehendaki,
terutama apabila pemasangan belum selesai dan akan diteruskan
esok harinya.

r. Pipa-pipa supply air bersih untuk lantai satu harus dipasang diatas
plafond lantai satu (menggantung pada dak beton) dan tidak boleh
ditanam pada lantai beton.

s. Valve-valve harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau


untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan, misalkan dalam
shaft, pit / bak kontrol dan sebagainya.

t. Pekerjaan pemasangan sleeves untuk Pipa-pipa (Sparing) :


a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus konstruksi beton / tembok.

b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk


memberikan kelonggaran kirakira 5 mm diluar pipa dan
isolasinya.

c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi ruang atau pipa
baja.

d. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan
mengisinya dengan "gasket" atau bahan lain yang disetujui.

u. Pekerjaan pemasangan fitting-fitting :


a. Bahan / material fitting dapat dilihat pada tabel 1.

b. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan


luas penampang yang berbeda harus digunakan "Increaser" atau
reducer buatan pabrik.

c. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow)


dengan "long radius". Belokan-belokan dari jenis "short radius"
hanya dibolehkan bila kondisi tempat tidak memungkinkan
untuk penggunaan long radius dan Kontraktor harus
memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas.

d. Fitting atau alat-alat yang akan menimbulkan tahanan aliran-


aliran yang tidak wajar tidak boleh dipergunakan.

e. Sanitary Fixture sesuai dengan standard kualitas dan ukuran


dari SII.
f. Semua gate valve yang dipasang dalam pit (bak kontrol) harus
mempunyai "drain cock".
g. Konstruksi pit (bak kontrol) dibuat seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

v. Pembersihan

a. Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak


dan kotoran lain.

b. Semua bagian yang dilapisi chronium atau nikel harus digosok


bersih/mengkilap setelah selesainya pemasangan instalasi.

c. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus


dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran
lainnya yang ikut terbawa masuk.

d. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran pada bagian bangunan,


atau finishing arsitektur, atau timbulnya kerusakan lain, yang
semuanya atas kelalaian dari Kontraktor, harus diatasi dan
diperbaiki atas tanggungan kontraktor.

e. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang


akan ditutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus
dilapisi dengan cat pencegah karat.

w. Pemberian warna

Semua pipa instalasi plumbing pada bagian-bagian tertentu yag


ditunjukkan Konsultan Pengawas diberi warna dengan cat untuk
membedakan fungsi dari masing-masing pipa. Warna akan
ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.

12.4.2.5.Testing dan Commisioning

a. Sebelum melaksanakan pengujian kontraktor harus merencanakan


jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

b. Seluruh sistem dan pekerjaan instalasi harus diperiksa, diteliti dan


diuji dengan baik sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus
menyertakan Konsultan Pengawas dan bila perlu dengan petugas
dari instansi terkait yang berwenang.

c. Sebelum diserahkan dan dioperasikan seluruh system instalasi pipa


harus dibersihkan dengan filter.

d. Pemeriksaan pembersihan dan pengujian dilakukan bagian per


bagian, bila telah selesai dikerjakan tetapi belum diisolasi. Setelah
pekerjaan selesai semua dilakukan pengetesan seluruh sistem.
e. Pengujian sistem pemipaan air bersih (PDAM).

1) Seluruh sistim distribusi air bersih (PDAM) harus diuji dengan


tekanan hydrostatic sebesar 2x tekanan kerjanya (working
pressure) dan tanpa mengalami kebocoran selama 24 (dua
puluh empat) jam.

2) Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh


tembok atau konstruksi bangunan lainnya, untuk bagian dari
instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti
diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan
lainnya.

f. Pengujian pemipaan air bersih (PDAM) dilaksanakan sebelum pipa


ditutup dengan bahan isolasi. Untuk pipa diluar bangunan yang
ditanam dalam tanah pengujian dilaksanakan sebelum pipa
diisolasi dan galian ditutup.

g. Kerusakan atau kegagalan pengujian

1) Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada


kerusakan atau kegagalan dari satu bagian dari instalasi, maka
Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang
rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi
sampai cukup memuaskan.

2) Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal


tersebut harus dengan pipa atau bahan yang baru.

3) Penambahan (caulking)/penambalan dengan bahan apapun


tidak diperkenankan.

12.4.2.6.Jaminan

a) Jaminan peralatan (pompa, pressure tank dan lain-lain) menjadi


tanggung jawab Kontraktor bersangkutan.

b) Jaminan material dan instalasi/pemipaan menjadi tanggung jawab


kontraktor.

c) Jaminan/garansi peralatan diatur dalam perjanjian tersendiri antara


Kontraktor dan Pemberi Tugas.

12.4.2.7.Masa Pemeliharaan

a) Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi dan pemipaan


ditetapkan selama 6 bulan setelah barang diserahkan kepada
pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
b) Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak
atau berfungsi kurang baik maka Kontraktor harus segera
memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai dapat
berfungsi dengan baik.

12.4.2.8.Lain-lain

a) Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak


digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus
disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan
biaya.
b) Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan
untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini
atas tanggungan sendiri kepada instansi berwenang yang terkait
dengan pekerjaan ini (PDAM).

12.4.3. Persyaratan teknis pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan instalasi


pemipaan air bekas dan air kotor.

12.4.3.1.Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Pipa

1) Instalasi pipa air kotor dari masing-masing alat plumbing ke


bak penampungan air kotor (septic tank).
2) Instalasi pipa air bekas dari masing-masing alat plumbing ke
saluran air bekas.
3) Instalasi pipa ventilasi.
4) Semua material penunjang (penggantung, penumpu, klem, dll)
yang diperlukan.

b. Pengetesan seluruh pekerjaan sistem pemipaan air kotor sampai


dinyatakan baik secara tertulis dan diterima baik oleh Konsultan
Pengawas.

12.4.3.2.Standard Pekerjaan

Semua pekerjaan Plumbing yang dilaksanakan dalam proyek ini harus


memenuhi / mematuhi persyaratan standard edisi terakhir dari :
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
- Ketentuan-ketentuan dari PDAM.

- Standard :
- SNI (Standard Nasional 225 - 1987).
- SII (Standard Industri Indonesia)
- PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik)
- Peraturan Dinas Keselamatan Kerja DEPNAKER.
12.4.3.3.Bahan Instalasi

a. Material Pipa
1) Pipa Pembuangan Air Kotor, Bekas dan Vent
Pipa-pipa pembuangan air kotor dan air bekas dari pipa PVC
AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm². Pipa ventilasi dari pipa
PVC class dengan tekanan kerja 5 Kg/cm².
Semua fitting assesories yang dipasang (misal : "Y" PVC, sock,
elbow dll) harus buatan pabrik.
Ukuran diameter pipa sesuai gambar.
Standard mutu : pipa PVC, ex Banlon, Pralon, Wavin, Rucika,
Vinilon.

12.4.3.4.Pekerjaan Pemasangan Pipa Instalasi

Semua tenaga kerja dan teknisi yang dipekerjakan untuk instalasi pipa
harus orang-orang yang sudah berpengalaman minimal 5 tahun
dibidangnya (tukang las, tukang pipa dll).

a. Lokasi yang tepat dari peralatan plumbing, harus diperiksa dalam


gambar-gambar perencanaan mekanikal dan Arsitektur, dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pembuat
alat-alat tersebut.
b. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan
semua pembongkaran bagian bangunannya hanya boleh dilakukan
setelah ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
c. Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail haurs
diketahui Kontraktor sambil melaksanakan pembangunan. Hal ini
harus diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang pada dinding dan
lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi
lubang-lubang tersebut, dan apabila perlu harus melakukan
pembobokan / penambahan tanpa biaya tambahan.
e. Semua "floor drain" (pengering lantai), yang dipasang pada lantai
dengan lapisan water proofing harus dibuat dengan konstruksi
sedemikian rupa, sehingga dapat mencegah perembesan air
sepanjang pipanya sendiri.
f. Semua peturasan, pengeringan lantai, dan WC serta wastafel, harus
diberi "water trap", kecuali "water trap" yang sudah ada (built in).
g. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala
kolom, atau balok, tanpa mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
h. Cabang/bagian mendatar dari pipa vent, harus terletak sekurang-
kurangnya 0,15 meter diatas muka banjir dari perlatan tertinggi
yang dilayani oleh pipa vent tersebut.
i. Bagian vent yang dipasang horisontal, harus memiliki
kemiringan/slope sekurang-kurangnya 1 % keatas, dalam arah
pemasangan vent.
j. Pipa-pipa air kotor dan air bekas untuk lantai satu harus dipasang
diatas plafond lantai dasar (menggantung pada dak beton) dan tidak
boleh ditanam pada lantai beton.
k. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, apabila ada perubahan
sistem penggantung, penahan.
l. Penggantung atau penumou pipa harus diikat pada konstruksi
bangunan dengan "insert" yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, atau penembakan dengan baut (Ramset).
m. Semua belokan pipa harus dari jenis "long radius" kecuali kondisi
tempat tidak memungkinkan. Dan jika dirasa perlu maka harus
dipasang clean out.
n. Pipa-pipa Dalam Tanah :
1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan
kemiringan yang tepat.
2. Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.
3. Pipa-pipa saluran air bersih dan pipa pembuangan air kotor,
tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.
4. Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran
dibuang dari lubang galian dan setelah diperiksa oleh
pengawas, maka lubang-lubang galian tersebut dapat ditutup
dengan tanah bekas galian atau dengan bahan lain yang
disetujui.
5. Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa, sehingga
tidak mengganggu/mengubah letak pipa.
o. Pada saat pemasangan pipa harus selalu dijaga agar ujung pipa
yang sedang dipasang dalam keadaan tertutup untuk
menghindarkan masuknya kotoran yang tidak dikehendaki,
terutama apabila pemasangan belum selesai dan akan diteruskan
esok harinya.
p. Sleeves untuk Pipa-pipa (Sparing) :
1. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus konstruksi beton/tembok.
2. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan kelonggaran kira-kira 5 mm diluar pipa dan
isolasinya.
3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau pipa
baja.
4. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan
mengisinya dengan "gasket" atau bahan lain yang disetujui.
q. Pekerjaan pemasangan fitting-fitting :
1) Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan
luas penampang yang berbeda harus digunakan "Increaser" atau
reducer buatan pabrik.
XII - 1
2) Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow)
dengan "long radius". Belokan-belokan dari jenis "short radius"
hanya dibolehkan bila kondisi tempat tidak memungkinkan
untuk penggunaan long radius dan Kontraktor harus
memberitahukan hal ini kepada pengawas.

XII - 2
3) Fitting atau alat-alat yang akan menimbulkan tahanan aliran-
aliran yang tidak wajar tidak boleh dipergunakan.
4) Sanitary Fixture sesuai dengan standard kualitas dan ukuran
dari SPI.

r. Pembersihan :
1) Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak
dan kotoran lain.
2) Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran
lainnya yang ikut terbawa masuk.
3) Apabila terjadi kemacetan, pengotoran pada bagian bangunan,
atau finishing arsitektur, atau timbulnya kerusakan lain, yang
semuannya atas kelalaian dari Kontraktor, harus diatasi dan
diperbaiki atas tanggungan kontraktor.
4) Penggantung/penumpu pipa dan peralatan logam lainnya, harus
dilapisi dengan cat pencegah karat.

12.4.3.5.Testing Dan Commisioning

a. Sebelum melaksanakan pengujian kontraktor harus merencanakan


jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
b. Seluruh sistem dan pekerjaan instalasi harus diperiksa, diteliti dan
diuji dengan baik sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus
menyertakan Konsultan Pengawas.
c. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-
lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut
dapat diisi dengan air sampai lubang "vent" tertinggi.
d. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti
tersebut diatas minimum selama 30 menit, dan penurunan air
selama waktu pengetesan tidak lebih dari 10 cm.
e. Bila Konsultan Pengawas menginginkan pengujian dengan cara
lain disamping pengujian diatas, Kontraktor harus melakukan tanpa
tambahan biaya.
f. Kerusakan atau kegagalan pengujian.
1) Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan dari satu bagian dari instalasi, maka
Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang
rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi
sampai cukup memuaskan.
2) Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal
tersebut harus dengan pipa atau bahan yang baru.
3) Penambahan (caulking)/penambahan dengan bahan apapun
tidak diperkenankan.
12.4.3.6.J a m i n a n

a. Jaminan material dan instalasi pemipaan menjadi tanggung jawab


kontraktor.

12.4.3.7.Masa Pemeliharaan
a. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi dan pemipaan
ditetapkan selama 6 bulan setelah barang diserahkan kepada
pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan
untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini
atas tanggungan sendiri.

BAB IV
PENUTUP

1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah di jelaskan dalam Rencana Kerja dan
Syarat – Syarat bagian teknis, apabila ternyata masih ada pekerjaan yang harus di
laksanakan namun tidak tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat
bagian teknis maka pekerjaan tersebut tetap harus di laksanakan atas biaya
kontraktor pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu bisa disubtitusi/
diganti dengan merk lain asal kualitasnya sama/setara dan harus di ketahui
Pengawas Lapangan dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang.
3. Kontraktor pelaksana tidak hanya melaksanakan hal-hal yang tercantum
dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat bagian teknis, namun juga hal – hal
yang sifatnya membantu dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil kerja yang maksimal.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –
Syarat bagian teknis ini dapat dikonsultasikan ke Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan ( PPTK ).
5. Apabila di temukan sesuatu yang dapat mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan mengalami kesulitan karena pengaruh kondisi lapangan di sekitar
lokasi pekerjaan, diharapkan kontraktor pelaksana memberikan alat bantu yang
berfungsi sebagai pendukung dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai