Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Acuan Pelaksanaan

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

PENILAIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA TERKAIT PENYUSUNAN
RPJM DESA

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah, pemerintah desa mendapat amanah guna pelaksanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa dimana dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan berdasarkan pada RPJM Desa.

Payung hukum RPJM Desa terbaru yang berlaku saat ini adalah
Permendesa PDTT No. 21/2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai petunjuk teknis penyusunan
RPJM Desa di lapangan. Tetapi dalam pelaksanaannya sejak berlaku tahun
2020 lalu belum berjalan efektif disebabkan pandemi Covid-19 yang terjadi di
Indonesia.

Apalagi ketika pemerintah menerbitkan kebijakan penanggulangan Covid-


19 yang bersifat sementara dan berdampak pada fokus penggunaan Dana
Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Seluruh
program dan kegiatan itu terfokus pada solidaritas Desa untuk
menanggulangi pandemi Covid-19 yang mematikan. Di satu sisi agenda
perencanaan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa
berjalan lambat karena kondisi pandemi Covid-19.

Hal ini juga diperumit dengan adanya masalah transisi bentuk organisasi
Tim Penyusun RPJM Desa, dimana setelah diundangkannya Permendesa
PDTT No. 21/2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Ketua Tim Penyusun RPJM Desa yang
semula diemban oleh Sekretaris Desa berubah menjadi Ketua Tim Penyusun
RPJM Desa yang dipilih berdasar mandat dari Kepala Desa. Perubahan transisi
organisasi tersebut berkorelasi dengan kemampuan adaptasi Tim Penyusun
RPJM Desa dalam mengemban substansi hukum baru yakni pencapaian SDGs
Desa.

Secara hukum empiris beberapa Desa masih terbiasa menggunakan


pedoman pembangunan Desa yang diatur dalam Permendagri No. 114/2014.
Akibatnya, belum tentu semua Desa cepat melakukan adaptasi hukum bahwa
RPJM Desa disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa yang menerima mandat
dari Kepala Desa dan sekaligus merumuskan pencapaian SDGs Desa dalam
dokumen perencanaan. Hal ini tentu saja memiliki dampak terhadap RPJM
Desa yang dihasilkan/disusun.

Dalam rangka percepatan implementasi aturan RPJM Desa terbaru ini


serta memudahkan dalam memetakan masalah yang dihadapai dalam
implementasi Permendesa PDTT No. 21/2020 tentang Pedoman Umum
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa khususnya dalam
menghasilkan RPJM Desa yang berkualitas serta dapat
mengimplementasikannya guna kelancaran pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. Pendampingan dan bantuan teknis dari
Pemerintah juga diperlukan untuk melakukan proses penilaian/evaluasi
dengan output berupa studi kebijakan berbasis bukti (Evidance Based Policy).

B. Tujuan FGD

Pelaksanaan FGD dimaksudkan untuk:


 Memediasi pembahasan berbagai permasalahan dan temuan yang selama ini
menjadi kendala dalam proses pelaksanaan pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa khususnya terkait penyusunan RPJM Desa
dan pelaksanaannya.
 Memediasi proses dialog, tukar pikiran dan menyerap berbagai perspektif
pemikiran guna penyempurnaan disain penilaian kebijakan pembangunan
Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa. Khususnya terkait dengan:
masalah kebijakan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa;
masukan/usulan tentang opsi-opsi kebijakan kebijakan pembangunan Desa
dan pemberdayaan masyarakat Desa; keterlibatan representasi Desa dan
pemerintah dalam melakukan penilaian dampak regulasi pembangunan Desa
dan pemberdayaan masyarakat Desa; serta penilaian kebijakan berbasis bukti
dengan instrumen penilaian dampak regulasi/aturan terhadap kebijakan
pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

C. Hasil Yang Diharapkan

Pelaksanaan FGD ini diharapkan menghasilkan:


 Terserapnya pokok-pokok pemikiran dari berbagai unsur stakeholder pusat
dan daerah tentang pedoman penyusunan penyusunan RPJM Desa.
 Terpetakannya permasalahan, hambatan pokok, dan faktor-faktor yang dapat
memperlancar proses pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa khususnya terkait penyusunan RPJM Desa dan
pelaksanaannya.
 Terpetakannya masalah kebijakan pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa; masukan/usulan tentang opsi-opsi kebijakan kebijakan
pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa; keterlibatan
representasi Desa dan pemerintah dalam melakukan penilaian dampak
regulasi pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa; serta
penilaian kebijakan berbasis bukti dengan instrumen penilaian dampak
regulasi/aturan terhadap kebijakan pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa.

D. Pokok-Pokok Materi Yang Akan Dibahas

a) Transisi bentuk organisasi Tim Penyusunan RPJM Desa


 Apa yang menjadi faktor pembeda dan bagaimana menyikapinya, antara
Permendagri No. 114/2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa dengan
Permendesa PDTT No. 21/2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan
Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
 Apa yang menjadi kendala Penyusunan RPJM Desa.
 Bagaimana kebijakan penyusunan RPJM Desa di daerah-daerah lain di
Indonesia.
b) Succes Story Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa terkait penyusunan RPJM Desa
 Bagaimana pelaksanaan penyusunan RPJM Desa di desa-desa di
Indonesia yang telah berhasil menerapkan KPBU mulai dari tahap awal
persiapan, perencanaan, pelelangan dan pelaksanaannya.
c) Identifikasi Kebijakan Harmonisasi Regulasi Pembangunan Desa
 Bagaimana tanggapan atas hasil pemetaan masalah yang terjadi dalam
penyusunan RPJM Desa.

E. Peserta FGD

Sejalan dengan tujuan pelaksanaannya, FGD ini diharapkan dihadiri berbagai


unsur stakeholder pusat dan daerah, diantaranya:
 Perwakilan dari BPSDM PMDDTT khususnya Pusat PPMDDTT;
 Perwakilan dari TA P3PD;
 Perwakilan dari TPP Pusat;
 Perwakilan dari desa yang ditunjuk.
F. Agenda Pokok FGD

 Penjelasan awal mengenai tujuan program secara umum oleh wakil dari
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPSDM PMDDTT).
 Penjelasan Tim Ahli tentang tujuan, hasil dan sasaran yang ingin dicapai dari
pelaksanaan FGD.
 Penyampaian catatan, kebijakan strategis, dan hambatan yang ada di tingkat
daerah.
 Diskusi atau dialog terhadap berbagai pandangan, pendapat, usulan/saran
yang telah disampaikan masing-masing pihak.
 Perumusan pokok-pokok strategi penyiapan dokumen pemetaan masalah
kebijakan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa terkait
RPJM Desa.
 Pembacaan kesimpulan dan rekomendasi.

G. AGENDA PELAKSANAAN
1) TEMPAT DAN WAKTU

Hari / Tanggal : .........., .... …………….. 2022


Tempat : Meeting Room Hotel ....
Waktu : 08.30 – 16.00

2) JADWAL ACARA:

Agenda Pelaksanaan“Forum Group Discussion”

PENILAIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA TERKAIT PENYUSUNAN RPJM
DESA

Jam Acara

08.30-09.00 Registrasi Peserta

Sambutan Pembukaan:
Jam Acara
09.00-09.30 .......................................
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPSDM
PMDDTT)
09.30-.10.00 Coffee Break

10.00-10.30 Paparan Draft disain penilaian kebijakan pembangunan Desa dan


pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan bukti (Evidence-
Based Policymaking) dengan instrumen Penilaian Dampak Regulasi
(Regulatory
Impact Assessment)Tim Ahli (Konsultan)

10.30-12.00 Diskusi panel dan tanya jawab dengan perwakilan dari seluruh
peserta undangan.

12.00-13.00 Break ISHOMA

13.00-15.00 Lanjutan Diskusi Panel

15.00-15.15 Coffee Break

15.15-15.45 Kesimpulan Hasil FGD

15.45-16.00 Penutupan

Lampiran Surat No.: .......

Daftar Undangan:

1. Perwakilan dari BPSDM PMDDTT;


2. Perwakilan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Pusat PPMDDTT);
3. ……..

Anda mungkin juga menyukai