Sejarah
Kisah ini berawal dari kesukaan Farce akan produk branded sneakers.
Ia rela berburu sneakers hingga harus memesannya dari luar negeri
melalui teman yang baru ia kenal saat mengikuti bimbingan belajar.
Karena menggunakan sistem pre order, Farce harus menunggu
pesanannya tersebut. Setelah menunggu cukup lama, pesanan sneakers
yang ia nanti-nantikan tersebut tak kunjung datang. Farce akhirnya geram
dan menanyakan kembali pesanannya ke sang penjual. Bukannya
memberikan solusi, si penjual yang kala itu juga masih duduk di kelas 9
SMP malah meminta Farce untuk menghubungi langsung ke importir
aslinya yang ternyata juga berdomisili di Indonesia. “Aku kaget, Aku
pikir orangnya (penjual sneakers) perantara langsungnya dari sana. Tapi
ternyata dia juga melalui perantara disini.” Jelas Farce.
Farce mengembang senyum setelah sneakers yang ia pesan dari
temannya itu ia terima. Ia juga merasa sneakers pertamanya tersebut sulit
ditemui di pasaran Indonesia. Dari situlah Farce melihat sebuah peluang
bisnis. “Kenapa engga Gue jualin juga ini disini?” Pikirnya.
Berbekal kepercayaan diri yang tinggi, Farce pun akhirnya
menawarkan diri kepada sang importir untuk mau bekerja sama
dengannya.juga ini disini?” Pikirnya. Berbekal kepercayaan diri yang
tinggi, Farce pun akhirnya menawarkan diri kepada sang importir untuk
mau bekerja sama dengannya. Farce yang sejak SD sudah hobi berjualan,
memulai bisnis pertamanya dengan melalukan pemasaran melalui situs
jejaring sosial, Facebook. Ia memajang foto-foto produknya dengan
teaser khas bahasa anak sekolahan. Tak ayal, ‘masa percobaan’ yang
diberikan sang importir dalam sebulan berhasil dilewati Farce dengan
menjual ± 15 pasang sepatu impor.
Dalam perjanjian bisnisnya, Farce menawarkan sistem drop ship
kepada sang importir. Drop ship merupakan sistem perdagangan yang
paling banyak digunakan oleh para pedagang online Indonesia. Sistem
drop ship memberikan kemudahan bagi para pedagang online yang tidak
memiliki modal yang besar atau bahkan tidak bermodal. Mereka hanya
perlu melakukan pemasaran seluas-luasnya. Saat pesanan datang, mereka
dapat meminta para pembeli melakukan pembayaran di muka. Jika
pesanan dan pembayaran sudah diterima, para pedagang online tersebut
tinggal melakukan pesanan ke para supplier. Pengemasan dan pengiriman
ke para pembeli sepenuhnya dilakukan oleh supplier.
Sekalipun bersistem dropship, Farah Farce mengambil sistem yang
agak berbeda dengan dropshiper kebanyakan. Sebab ia merasa harus
memeriksa terlebih dahulu kondisi produk yang akan sampai ke tangan
pembeli. Karena itulah produk yang dijualnya harus transit terlebih
dahulu di rumahnya untuk kemudian dikirimkan kembali ke alamat
pembeli. Hal ini tentu saja dengan alasan, tidak ingin mengecewakan
pembeli jika barang tidak sesuai.
Kini Farce tak lagi mengandalkan importir yang ia kenal pertama
kali saat memulai bisnisnya. Ia telah berhasil melakukan perdagangan
langsung dengan beberapa pemasoknya di Cina, Inggris, Singapura,
Vietnam dan Thailand. Produk-produknya pun beragam, tak hanya
sneakers, Farce juga mulai merambah beberapa merek produk-produk
fashion lainnya melalui http://farceee.yukbisnis.com/ .