Anda di halaman 1dari 6

EFEK PEMBERIAN KOMBINASI PROBIOTIK DAN ZINK

TERHADAP DURASI DAN FREKUENSI DIARE


PADA PASIEN ANAK
THE EFFECT OF PROBIOTICS AND ZINK COMBINATION TO
DURATION AND FREQUENCY DIARRHEA
IN PEDIATRICS PATIENS
Oktafiani Wulandari1, Definingsih Yuliastuti 2, Wahyunita Yulia Sari3
1Stikes Paguwarmas Maos-Cilacap, email: oktafianiwulandari1997@gmail.com
2Stikes Paguwarmas Maos-Cilacap, email: defie.farmasi@gmail.com
3Stikes Paguwarmas Maos-Cilacap, email: wahyunitayulia@gmail.com

ABSTRAK

Diare merupakan peningkatan pengeluaran tinja dengan konsentrasi lebih cair atau
lebih lunak dari biasanya. Zink dan probiotik merupakan zat yang biasa digunakan sebagai
terapi pengobatan diare pada anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
pemberian kombinasi probiotik dan zink serta membandingkan pemberian tunggal dengan
kombinasi terhadap durasi dan frekuensi buang air besar pada pasien diare anak di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap. Penelitian ini menggunakan desain Cross
Sectional. Subjek yang diamati terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok I (pasien dengan
terapi tunggal zink), kelompok II (pasien dengan terapi kombinasi probiotik dan zink), serta
kelompok III (pasien yang tidak mendapat terapi probiotik dan zink). Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi probiotik dan zink efektif terhadap
penurunan durasi rawat inap dan frekuensi diare. Pemberian kombinasi probiotik dan zink,
tunggal zink maupun bukan keduanya terhadap penurunan frekuensi dan durasi diare
memberikan perbedaan yang signifikan (P<0,05).

Kata kunci : Durasi Diare, Frekuensi diare, Pasien diare anak, Pemberian kombinasi probotik dan zink.

ABSTRACT

Diarrhea is an increase in fecal expenditure with concentrations more fluid of softer than
usua. Zinc and probiotics are subtances commonly used as a therapy for the treatment of
diarrhea in children. The purpose of this study was to determine the effect of giving a
combination of probiotics and zinc as well as comparing a single administration with
combonation on the duration and frequency of bowel movment in diarrhea patiens of children in
the inpatien Installation of Fatimah Islamic Hospital Cilacap. This study uses Cross Sectional
Design. The subjects observed were divided into 3 groups, namely group I (patients with single
zinc therapy), group II (patiens with combination therapy of probiotics and zinc) and group III
(patients who did not recieve probiotic and zinc therapy). Based on the results of research on
the duration and frequency of diarrhea, it was shown that administration of probiotic and zinc
combinations was effektive in decreasing the duration of hospitalization and frequency of
diarrhea. The combination of probiotics and zinc, single zinc or not both of the decreases in the
frequency and duration of diarrhea provide a significant difference (P<0,05).

Keywords: Duration of diarrhea, Frequency of diarrhea, Pediatric diarrhea patients,


Probiotics and zinc combination therapy.

1
PENDAHULUAN menjadi 2 macam Sumampouw (2017)
Diare adalah buang air besar Diare Infeksi yang ditularkan melalui fecal
dengan konsistensi tinja yang lembek oral dapat disebabkan oleh virus (rotavirus
disertai dengan peningkatan frekuensi dan dan adenovirus), bakteri (E.coli,
berat feses lebih dari 200 gram perhari. Salmonella, Campylobact) dan protozoa
Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari, (Entamoeba dan Gardia). Diare Non Infeksi
persisten antara 14-28 hari dan kronik bila merupakan diare yang terjadi karena
lebih dari 4 minggu (Setiati, dkk., 2014). adanya luka pada dinding usus kecil atau
Kasus diare pada tahun 2017 di Indonesia mukosa usus akibat ulserasi hal ini
sebanyak 7.077.299 kasus, dengan penyebab hilangnya lensir, protein serum,
penanganan sebanyak 4.274.790 setiap dan darah yang m enuju lum en usus .
tahunnya. Presentase diare yang diperoleh Diare secara patofisiologi dapat
sebesar 60,40 %. Di Jawa Tengah disebabkan oleh satu atau lebih
ditemukan kasus diare sebanyak 924.962 penyebabnya Dwienda (2014) diare dapat
kasus dan yang mendapat penanganan terjadi karena peningkatan sekresi air,
sebanyak 417.178 kasus, sedangkan di elektrolit dan penurunan absorbsi usus
Kabupaten Cilacap penemuan kasus diare pada diare sekretorik, diare yang
sebanyak 39.438 kasus yang ditangani disebabkan karena meningkatnya tekanan
10.840 kasus dengan presentase diare osmotik intralumen dari usus halus pada
yang diperoleh sebesar 27,5 % (Dinas diare osmotik, motilitas dan waktu transit
Kesehatan,2017). usus yang abnormal, dan pada diare infeksi
Penatalaksanaan diare menurut yang dapat menginvansif maupun non
Kapti dan Nurona (2017) antara lain invasif. Diare bermanifestasi klinik
dengan rehidrasi, nutrisi dan zat besi. bergantung pada lokasi anatomi dan agen
Rehidrasi digunakan sebagai pengganti penyebab maupun sistemik penyebaranya
cairan dan elektrolit. Jumlah cairan yang (Selvia, 2017). Diare akut dan kronis akan
diberikan tergantung dari tingkat dehidrasi hilang dalam waktu 72 jam dari onset,
yang dialami pasien diare. Pemberian mengalami gejala buang air besar dengan
makanan sebagai nutrisi dilakukan selama tekstur yang encer dan terjadi berulang,
diare untuk menghindari dampak negatif rasa tidak enak dalam perut, buang angin
dari diare, makanan ini diberikan setelah dan nyeri perut (Sukandar, dkk., 2014).
rehidrasi 24 jam pertama secara oral dan Amnesis diare dapat ditegakkan
pada bayi yang masih mengkonsumsi air dengan menanyakan gejala dan tanda yang
susu ibu (ASI) harus diteruskan. sesuai dengan kemungkinan penyebab
Suplementasi zink yang diberikan selama antara diare non inflmasi maupun inflamasi,
periode diare akan mengurangi durasi, riwayat aktivitas, tempat tinggal, pola
keparahan diare dan menurunkan kejadian seksual maupun kontak dengan orang yang
diare dalam 2-3 bulan berikutnya. diare, pemeriksaan turgor kulit dan tingkat
Yonata dan Agus (2016) keberadaan saliva oral berguna dalam
menyatakan bahwa probiotik efektif untuk memperkirakan status cairan tubuh, dan
pencegahan primer maupun sekunder pemeriksaan parasit dan ova pada feses,
sebagai pengobatan diare. Pengobatan darah, mukus, emak maupun osmolaritas
diare dengan kombinasi probiotik dan zink feses, pH, dan elektrolit (Setiati, 2014).
ataupun pemberian tunggal probiotik dan Probiotik mikroorganisme hidup
zink masih kurang diterapkan. Hal ini yang apabila diberikan dalam jumlah yang
membuat peneliti tertarik melakukan sesuai dapat memberikan dampak positif
penelitian mengenai pengaruh pemberian bagi kesehatan usus penderita (Mulyani,
kombinasi probiotik dan zink pada pasien dkk., 2016). Bakteri probiotik adalah bakteri
diare anak serta melihat perbedaan antara yang aman dikonsumsi, tahan terhadap
hasil pemberian tunggal zink dengan kondisi asam, dan mampu menghambat
pemberian kombinasi probiotik dan zink bakteri patogen. Jenis bakteri probiotik ini
terhadap durasi dan frekuensi diare pada yang mendominasi ada dalam golongan
pasien anak. Klasifikasi diare terbagi Lactobaccilus dan Bifidobacterium.

2
METODE PENELITIAN HASIL
Penelitian yang dilakukan masuk Selama periode penelitian diperoleh
dalam j en is p e ne l it i an d es k rip t if sebanyak 40 sampel yang memenuhi
de n ga n rancangan Cross Sectional kriteria inklusi dan eksklusi yang terdiri dari
terhadap 40 pasien anak yang di rawat inap 10 subjek (25%) yang mendapatkan terapi
dengan diagnosis diare di Rumah Sakit tunggal zink, 15 subjek (37,5%)
Islam Fatimah Cilacap Periode bulan mendapatkan terapi kombinasi probiotik
Maret-Mei 2019. dan zink, dan 15 subjek (37,5%)
Subjek penelitian ditentukan mendapatkan terapi bukan keduanya. Data
berdasarkan kriteria inklusi pasien dengan jumlah penderita diare anak di RSI Fatimah
umur 1 bulan-12 tahun, pasien di rawat Cilacap Periode Maret-Mei 2019 tabel I.
inap, menderita diare, bukan penderita gizi
buruk, menderita dehidrasi ringan-sedang. Tabel I. Jumlah penderita diare anak di
Kriteria eksklusi pasien diare dengan rawat RSI Fatimah Cilacap
jalan, pasien diare anak yang disebabkan Bulan Jumlah Presentase
karena kanker saluran pencernaan, pasien Pasien (%)
pulang paksa. Penderita dikatakan diare Maret 6 15%
apabila bentuk feses cair atau lembek April 23 57,50%
dengan buang air besar 3 kali atau lebih Mei 11 23,50%
dalam sehari dengan atau tanpa Total 40 100%
darah/lendir. Diare dikatakan berhenti saat
konsistensi feses menjadi normal kembali Hasil pengumpulan data yang
sampai dinyatakan sembuh. Durasi diare dilakukan berdasarkan tabel I dapat
setelah terapi merupakan lama waktu disimpulkan bahwa paling tinggi terjadi
terjadinya diare, diitung dari awal masuk diare pada periode penelitian terdapat pada
rumah sakit hingga pasien dinyatakan layak bulan April yaitu 23 orang (57,50%), lalu
pulang dihitung dalam hari. Frekuensi pada bulan Mei 11 orang (23,50%), dan
buang air besar dihitung sejak awal masuk paling sedikit pada bulan Maret 6 orang
rumah sakit dari bentuk feses cair, lembek (15%).
dengan konsistensi buang air besar Karakteristik subjek penelitian
abnormal 3x atau lebih, menjadi normal berdasarkan jenis kelamin bertujuan untuk
sampai dinyatakan sembuh dihitung dalam melihat prevalensi penyakit diare pada
kali perhari. pasien anak. Jumlah pasien diare anak
Amnesis dilakukan pada seluruh berdasarkan jenis kelamin tersaji pada
penderita diare pada pasien anak dengan tabel II.
wawancara secara langsung dengan
orangtua pasien yang bersedia menjadi Tabel II. Jumlah responden berdasarkan
responden. Penderita diare dikelompokan karakteristik jenis kelamin
menjadi 3 kelompok sesuai dengan terapi Jenis Jumlah Presentase
pengobatanya. Kelompok I (zink), kelompok kelamin pasien (%)
II (kombinasi probiotik dan zink), kelompok Laki-laki 26 orang 65%
III ( bukan keduanya). Respon klinik yang Perempuan 14 orang 35%
dicatat meliputi frekuensi diare dan durasi Total 40 orang 100%
diare data dicatat pada formulir penelitian
kemudian dianalisis dengan menggunakan
Hasil penelitian pada tabel II
program SPSS 16. Perbandingan proporsi
berdasarkan karakteristik jenis kelamin
tiap kelompok dibandingan dengan Chi-
didapatkan anak laki-laki lebih banyak
Square test. Uji perbedaan durasi dan
terkena diare 26 orang (65%) dibandingkan
frekuensi diare antara 3 kelompok
anak perempuan 14 orang (35%).
menggunakan uji kruskal wallis dan uji
annova. Perbedaan antara 3 kelompok
Karakteristik subjek penelitian
bermakna bila (P<0,05) dengan taraf
berdasarkan umur pasien digunakan
kepercayaan 95%.

3
sebagai salah satu pedoman dalam perempuan 14 orang (35%) hasil ini sesuai
memberikan dosis terapi penyakit diare dengan pengamatan Departemen
pada anak sehingga memudahkan Kesehatan Republik Indonesia (2011) yang
penegakkan terapi pengobatan yang akan menyatakan bahwa prevalensi jenis
diberikan di tunjang dengan pemeriksaan kelamin laki-laki lebih tinggi dibanding
fisik pasien. perempuan kemungkinan terjadinya hal
tersebut dikarenakan pada anak laki-laki
T abel I II . K ar a kt er is t ik r e spo nd en lebih aktif dibanding perempuan sehingga
be rd as a rk an u mu r p a si en mudah terpapar dengan agen penyebab
Kat ego r i Jumlah Presentase diare (Palupi, 2009).
Umu r Pasien ( %) Umur pasien anak diare terbanyak
( 0- 5 t ah u n) 29 72 , 5% ditemukan pada rentang usia 0-5 tahun 29
( 6- 12 ta h un ) 11 27 , 5% orang (72,50%) diikuti rentang usia 6-12
tahun 11 orang (27,5%). Hal ini berkaitan
Umur penderita diare berdasarkan dengan umur anak, semakin muda usia
tabel III terbanyak ditemukan pada rentang anak balita maka semakin besar
umur 0-5 tahun (72,5%) kecenderunganya terkena diare karena
anak mulai aktif bermain dan beresiko
Pengambilan data dihitung dari terkena infeksi penyakit, dan kelompok usia
awal masuk rumah sakit sampai pasien kurang dari enam bulan diare dapat
dinyatakan sembuh dan dapat pulang. disebabkan karena makanan bayi yang
Pengambilan sampel ini terbagi menjadi 3 masih tergantung air susu ibu
kelompok, dengan melihat frekuensi perhari (Cahyaningrum, 2015). Kategori umur
buang air besar, serta durasi kesembuhan kurang dari 2 tahun kekebalan alaminya
diare pasien lalu dihitung secara statistika belum terbentuk sehingga kemungkinan
perbedaan antar kelompok. terjadinya infeksi lebih besar (Maryanti,
dkk., 2013). Hasil penelitian Sulaiman
T abel I V . H as il st at is t ik a ant a r a 3 (2011) menyatakan umunya daya tahan
ke lo mpo k t e r api t er had ap du r as i tubuh orang dewasa lebih tinggi
dan f re ku en si di a r e p ad a an ak dibandingkan bayi dan anak sehingga
Ke lom po k Du ra si Fr ek ue ns i memiliki resiko terkena diare yang lebih
t e rap i dia r e dia r e besar untuk menderita diare. Resiko
zi nk 17 , 60 4, 8 terjadinya diare menurun dengan
Pr ob i ot ik + zi nk 15 , 83 3, 8 bertambahnya usia, saat usia anak diatas 5
La i n ya 27 , 10 6, 0 7 tahun antibodi mulai terbentuk (Widiowati,
Si gn 0, 0 09 0, 1 08 dkk., 2012).
Secara klinis pemberian tunggal
zink sebagai tatalaksana utama diare tidak
lebih baik dibandingkan kombinasi dari
PEMBAH AS AN probiotik dan zink untuk penurunan
Penelitian ini dilakukan pada frekuensi maupun durasi diare. Hal ini
periode bulan maret-mei pada bulan ini dapat disebabkan karena probiotik dan zink
pasien terbanyak ada pada bulan april 23 apabila diberikan secara bersamaan
orang (57,50%), salah satu faktor yang mampu bersinergi mempercepat penurunan
dapat berpengaruh terhadap kejadian durasi dan frekuensi diare dengan fungsi
peningkatan ini adalah dari faktor iklim zink meningkatkan absorbsi air dan
atau cuaca yang terjadi pada bulan april elektrolit dengan cara mengurangi kadar air
yang merupakan musim peralihan dari dalam lumen usus yang menghasilkan
musim hujan ke musim kemarau untuk perbaikan konsistensi feses serta peran
wilayah di cilacap (BMKG Cilacap, 2019). probiotik dalam memperbaiki permeabilitas
Jenis kelamin yang mendominasi usus dalam proses absorbsi nutrisi dan
pada kejadian diare ini adalah jenis kelamin menjaga adanya ganguan dalam
laki-laki 26 orang (65%), sedangkan penyerapan air saat diare (Abdurrachman,

4
2015). Melalui mekanisme dari kombinasi Desi, Cahyaningrum. 2015. Studi Tentang
tersebut mampu menurunkan durasi diare Diare dan Faktor Resikonya pada
lebih cepat dibanding kelompok pemberian Balita Umur 1-5 Tahun di Wilayah
tunggal zink maupun bukan keduanya. Kerja Puskesmas Kalasan
Perhitungan perbedaan hasil antar 3 Sleman. Hal. 17. Skripsi.
kelompok tersebut dihitung menggunakan Yogyakarta.
uji kruskal wallis untuk melihat perbedaan
frekuensi diare dan uji annova untuk Dinas Kesehatan. 2017. Buku Profil
melihat perbedaan durasi diare uji statistik Kesehatan Kabupaten Cilacap.
menunjukkan terdapat perbedaan yang Kemenkes RI. Cilacap.
bermakna antar kelompok (P<0,05).
Dwienda RO, Lita M, Eka MS, Rina. 2014.
SIMPULAN DAN SARAN Asuhan Kebidanan Neonatus,
Simpulan : Terdapat pengaruh pemberian Bayi/Balita dan Anak Prasekolah
kombinasi probiotik dan zink terhadap untuk Bidan. Hal. 92-94.
durasi dan frekuensi diare pada pasien Deepublish. Yogyakarta.
anak, hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan secara Ernyasih. 2012. Hubungan Iklim (Suhu
statistik antara pemberian tunggal zink Udara, Curah Hujan, Kelembaban,
maupun kombinasi probiotik dan zink Dan Kecepatan Angin) dengan
terhadap frekuensi dan durasi diare. kasus Diare di Jakarta Tahun 2007-
Saran : Penelitian selanjutnya dapat 2011 Hal. 110. Tesis. Depok.
menggunakan metode yang berbeda untuk
melihat perbedaan hasil antara metode Palupi. 2009. Status gizi dan hubungannya
Cross Sectional dengan metode yang dengan kejadian diare pada anak di
lainya. ruang rawat inap RSUD Dr. Sardjito
Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta. Hal
UCAPAN TERIMAKASIH 63-65.
Penulis ucapan terimakasih kepada :
1. Alloh SWT karena atas izin-Nya penulis Permatasari DV. 2012. Perbedaan Durasi
diberikan kemudahan. Penyembuhan Diare Dehidrasi
2. Kedua orang tua dan keluarga atas doa- Ringan-Sedang Balita Yang
doanya sehingga penulis dapat Diberikan Asi dan Seng. Skripsi.
menyesuaikan jurnal ini. Semarang. Hal. 11-68.
3. Kedua Stikes Pagawurmas Maos
Cilacap dan Jajaranya. Selvia A. 2017. Karakteristik Penderita
4. Definingsih Yuliastuti, M. Farm.,Apt. Diare Pada Balita yang DiRawat
yang telah membantu dalam Inap Di RSUD Daya Kota Makassar
penyelesaian jurnal ini. Periode Januari-Desember 2016.
5. Wahyunita Yuliasari, M. Farm.,Apt. telah Skripsi. Hal. 14. Makassar
membantu dalam menyelesaikan jurnal
ini. SetiatiS, Idrus A, Aru W. Sudoyo,
Marcellus SK, Bambang S, Ari
DAFTAR PUSTAKA Fahrial S. 2014. Ilmu Penyakit
Badan Meteorologi Klimatologi dan Dalam Jilid.Edisi VI.Jakarta: Pusat
Geofisika (BMKG) Prediksi Cuaca Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Januari - Juni. 2019. Cilacap. Sukandar EY, Retnosari A, Joseph IS, I
Ketut A, A. Adji Prayitno Setiadi,
Depkes RI. 2011. Situasi Diare di
Kusnandar. 2014. ISO
Indonesia. Hal. 03-04. Jakarta.
Farmakoterapi Buku 1. Hal. 570.
Depkes RI. 2017. Profil Kesehatan PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.
Indonesia. Hal 23-26. Jakarta.

5
Sulaiman. 2011. Profil diare di Ruang
Rawat Inap Anak. Sari Pediatri. Vol
13 No. 4. Hal 265-267

Sumampouw, O.J., 2017. Diare Balita. Hal.


1-28. Deepublish, Yogyakarta.

Tjokroprawiro A, Poernomo BS, Djoko S,


Gatot S, LitA DR. 2015. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Hal 236-237.
Airlangga University Press.
Surabaya.

Widiowati T, Nenny S , Hera N, Yati S.


2012. Diare Rotavirus pada Anak
Usia Balita. Sari Pediatri. Vol.13 :
340-341.

Yonata A, Agus FM. 2016. Penggunaan


Probiotik sebagai Terapi Diare.
Majority. Volume 5 No.2. Hal. 52-
59.

Anda mungkin juga menyukai