Anda di halaman 1dari 9

Pembangunan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas

Mata Kuliah : Perencanaan Pembangunan


Dosen pengajar : M. Arifin Nasution

1. Khairil Anwar Batu Bara 170903003


2. Putri Mazia Salsabilla Lubis 170903029
3. Indah Wiana Rambe 170903043
4. Alfisa Rizky Zatira 170903055
5. Lucyana Virgi Sonia Br. Limbong 170903065
6. Rifqy Putra Priatna 170903067
7. Ega Putri Destari 170903121
8. Natalia Sihombing 170903131
9. Wenny Hazminovia Siregar 170903139
10. Bethesda Elrika Simanjuntak 170903147
11. M. Fadhlan Al Fuadi Lubis 170903153
12. Nita Sera Sihombing 170903163

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMTERA UTARA
MEDAN
2019
Pembangunan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah SDM yang komperhensip dalam berfikir
dan selalu mengantisipasi tuntutan di masa depan, memiliki sikap positif, berperilaku terpuji, dan
berwawasan, serta memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang sesuai dengan
kebutuhan diberbagai bidang serta sektor pembangunan. Werther dan Davis (1996), menyatakan
bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu dan siaga dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi pokok sisi sumber daya
adalah kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan dimensi pokok manusia adalah perlakuan
kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya.
Sifat-sifat manusia yang berkualitas ( unggul ) ialah :
1. Dedikasi
Seseorang manusia yang unggul haruslah mempunyai rasa pengabdian terhadap tugas dan
pekerjaannya. Dia harus memiliki visi jauh kedepan. Seorang yang berdedikasi adalah
seorang yang disiplin karena terfokus kepada apa yang ingin diwujudkan.
2. Jujur
Kejujuran memang penting tidak hanya jujur pada orang lain tapi jujur pada diri sendiri.
Terhadap orang lain seorang harus dapat bekerja sama, dan didalam kerjasama itu harus
dilandasi rasa saling percaya. Orang juga harus jujur pada kemampuan dirinya sendiri, seperti
jujur pada apa yang dapat diperbuat dan apa yang tidak dapat diperbuat.
3. Inovatif
Seorang manusia unggul bukan lah manusia rutin yang puas dengan apa yang telah
dicapainya, melainkan manusia yng unggul adalah manusia yang kreatif, yang selalu aktif
mencari hal-hal yang baru.
4. Tekun
Manusia unggul ialah seorang yang dapat memfokuskan perhatiannya kepada sesuatu yang
dikerjakannya. Ketekunan akan menghasilkan sesuatu, karena manusia unggul tidak akan
berhenti sebelum dia membuahkan sesuatu.
5. Ulet
Manusia unggul adalah manusia yang tidak mudah putus asa. Dia kan terus-menerus mencari
dan mencari, dibantu sikap tekun, maka keuletan akan membawa dia kepada sesuatu dedikasi
pekerjaan yang baik dan bermutu.
Arah Pembangunan Jangka Panjang Pembangunan Sumber Daya Manusia

Visi Nasional
Visi nasional pembangunan jangka panjang adalah terciptanya manusia yang sehat,
cerdas, produktif, dan berakhlak mulia dan masyarakat yang makin sejahtera dalam
pembangunan yang berkelanjutan didorong oleh perekonomian yang makin maju, mandiri, dan
merata di seluruh wilayah didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai serta makin
kokohnya kesatuan dan persatuan bangsa yang dijiwai oleh karakter yang tangguh dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diselenggarakan dengan demokrasi yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta menjunjung tegaknya supremasi hukum.

Sumber : Visi dan Arah


Pembangunan Jangka Panjang (PJP)
Tahun 2005-2025
KANTOR MENTERI NEGARA
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL

Pembangunan Sumber Daya Manusia

Visi

Terwujudnya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak Mulia

Arah Pembangunan Jangka Panjang

Secara umum, arah pembangunan jangka panjang bidang SDM adalah peningkatan
kualitas SDM, yang dilakukan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu
pelayanan sosial dasar, termasuk pendidikan dan kesehatan, peningkatan kualitas dan daya saing
tenaga kerja, dan peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan kehidupan umat beragama,
seiring dengan upaya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta penataan
persebaran dan mobilitas penduduk, yang mengikuti pembangunan wilayah dan sesuai dengan
daya dukung dan daya tamping lingkungan, untuk mencapai terwujudnya manusia Indonesia
yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia.

Secara khusus, arah pembangunan jangka panjang bidang SDM adalah:


1. Peningkatan kualitas SDM,

Melalui peningkatan akses dan pemerataan, kualitas dan relevansi, serta manajemen
pelayanan sosial/dasar, yang mencakup kesehatan, gizi, pendidikan, keluarga berencana dan
kesejahteraan sosial; peningkatan kualitas tenaga kerja; peningkatan kualitas kehidupan dan
kerukunan hidup intern dan antar umat beragama; dan perlindungan sosial. Sein, 2009
menyatakan bahwa pengembangan kualitas sumber daya manusia sendiri adalah upaya
pengembangan manusia yang menyangkut pengembangan aktifitas dalam bidang pendidikan,
latihan, kesehatan dan gizi. Pengertian ini memusatkan pada pemerataan dalam meningkatkan
kemampuan manusia dan pada pemanfaatan kemampuan tersebut.

a. Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan (sustainable) dan berkualitas bagi


penduduk miskin; peningkatan pemerataan pembangunan kesehatan dalam rangka meniadakan
ketimpangan antardaerah dan antarkelompok penduduk; peningkatan peran serta swasta dan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam pengembangan pelayanan medik;
dan peningkatan produksi, distribusi, dan pemanfaatan obat yang bermutu, efektif, dan aman
bagi penduduk, dengan harga yang terjangkau.

b. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan perilaku sehat masyarakat;


peningkatan kualitas gizi penduduk, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan perempuan dewasa,
yang didukung oleh produksi dan distribusi pangan yang mencukupi dengan harga yang
terjangkau; pengembangan tenaga kesehatan yang menunjang peningkatan jumlah, mutu, dan
penyebaran yang merata, sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan kesehatan; peningkatan dan
pengembangan pelayanan kesehatan dasar yang lebih bermutu, serta peningkatan efisiensi dan
mutu pelayanan kesehatan; peningkatan kesehatan jasmani dan mental masyarakat, melalui
pembinaan dan pemasyarakatan olahraga menuju pembentukan budaya olahraga; peningkatan
pembiayaan kesehatan, melalui alokasi pembiayaan pemerintah yang lebih memadai, dan
pengembangan asuransi kesehatan (sosial dan swasta).

c. Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau dengan
memperhatikan penduduk miskin, melalui peningkatan pelayanan pendidikan prasekolah dalam
rangka meningkatkan tumbuh kembang anak dan meningkatkan kesiapan anak untuk mengikuti
pendidikan persekolahan; pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun sebagai
kelanjutan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan peningkatan pelayanan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi, serta pemenuhan kebutuhan belajar dan perbaikan tingkat
keniraksaraan orang dewasa, melalui penyediaan pelayanan yang merata dan berkeadilan
terhadap pendidikan berkelanjutan, yang didukung oleh penyediaan informasi pendidikan yang
akurat dan tepat waktu, serta pemantapan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
pendidikan untuk semua dan sepanjang hayat.

d. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan yang mampu merespon
globalisasi dan kebutuhan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing
bangsa, melalui pengembangan kurikulum pendidikan yang dapat melayani keberagaman peserta
didik, jenis, dan jalur pendidikan. Terkhusus pada negara dunia ketiga seperti Indonesia, sangat
membutuhkan pendidikan, seperti pernyataan dari salah seorang tokoh yaitu Paulo Freire yang
mengatakan bahwasanya pendidikan adalah sebagai jalan meninggalkan ketertindasan.
Kebutuhan pasar kerja dan pembangunan wilayah; peningkatan kualitas dan profesionalisme
pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; penyediaan sarana pendidikan yang bermutu;
peningkatan penelitian dan penyebarluasan hasil penelitian, serta pelaksanaan pengabdian pada
masyarakat.

e. Pelaksanaan paradigma baru pendidikan tinggi, melalui pemberian kewenangan yang lebih
luas pada perguruan tinggi dalam pengelolaan pendidikan secara bertanggungjawab dan
terakunkan, sebagai aktualisasi otonomi keilmuan.

f. Pengembangan minat dan gemar membaca guna membangun masyarakat pembelajar dan kritis
(learning and critical society), demi terwujudnya bangsa yang cerdas dan maju.

g. Peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat dengan memberikan perhatian khusus bagi
anak, remaja, pemuda, perempuan, keluarga serta masyarakat miskin dan rentan di berbagai
bidang kehidupan dan pembangunan, dengan didukung oleh sistem hukum dan perlindungan
sosial yang responsif terhadap kebutuhan, peningkatan akses dan partisipasi, pembudayaan dan
peningkatan prestasi olahraga, serta berprinsip pada kesetaraan dan keadilan gender.

h. Peningkatan kualitas tenaga kerja, melalui perubahan orientasi pengelolaan pelatihan dan
pemberian dukungan bagi program program pelatihan yang strategis, untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi tenaga kerja sebagai bagian dari investasi SDM, dan memenuhi struktur kebutuhan
tenaga kerja yang diharapkan oleh industri.

i. Penyediaan tenaga kerja terampil dan profesional melalui penyetaraan kualitas baku standar
kompetensi tenaga kerja, untuk memenuhi sistem standar sertifikasi internasional dalam era
global.

j. Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pembangunan sumberdaya manusia, yang didukung


oleh partisipasi aktif masyarakat, kerangka peraturan untuk mendorong pengelolaan
pembangunan sumberdaya manusia yang menerapkan prinsip-prinsip good governance dengan
mengedepankan akuntabilitas dan transparansi, melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pelaksanaan dan pengawasannya, serta dengan menerapkan sistem pembiayaan yang berprinsip
pada pemerataan dan keadilan.

k. Peningkatan pengelolaan data dan informasi, penerapan dan pengembangan iptek, pengaturan
hukum, serta administrasi pembangunan sumberdaya manusia secara terpadu dan saling
mendukung, guna mencapai kualitas sumberdaya manusia yang setinggi-tingginya.

l. Peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan hidup intern dan antarumat beragama, menuju
terwujudnya manusia yang berakhlak mulia, melalui peningkatan pelayanan termasuk pemberian
fasilitas kemudahan umat dalam menjalankan ibadahnya, peningkatan kualitas pendidikan
agama, dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan agama.
2. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

melalui peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi


remaja dan keluarga berencana (KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta
pemberdayaan keluarga menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.
Teori Pertumbuhan Penduduk Robert Thomas Malthus (1766-1834). Menurut Malthus
(1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan yang lebih populer disebut
dengan prinsip kependudukan (the prinsiple of population) yang menyatakan bahwa apabila
tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi ini dan ia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup
memerlukan bahan makanan sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat di
banding dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan terhadap
pertumbuhan penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan sehingga
inilah yang menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia. (Ida Bagoes Mantra,
2000:62).

3. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang

sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, melalui pemerataan
pembangunan ekonomi dan wilayah, dan pembukaan kawasankawasan industrial terpadu yang
lebih banyak lagi menampung tenaga kerja.

4. Penataan administrasi kependudukan

Untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, dan


mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk dan perlindungan sosial. Sutarto (1977)
mengemukakan pula bahwa Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Berlangsung dalam suatu bentuk kerja sama. Dimaksudkan untuk mencapai Tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.
KESIMPULAN

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah SDM yang komperhensip dalam berfikir
dan selalu mengantisipasi tuntutan di masa depan, memiliki sikap positif, berperilaku terpuji, dan
berwawasan, serta memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang sesuai dengan
kebutuhan diberbagai bidang serta sektor pembangunan. Dalam hal ini terdapat sifat manusia
yang berkualitas diantaranya dedikasi, jujur, inovatif, tekun, ulet.
Secara umum, arah pembangunan jangka panjang bidang SDM adalah peningkatan
kualitas SDM, yang dilakukan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu
pelayanan sosial dasar, termasuk pendidikan dan kesehatan, peningkatan kualitas dan daya saing
tenaga kerja, dan peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan kehidupan umat beragama,
seiring dengan upaya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta penataan
persebaran dan mobilitas penduduk, yang mengikuti pembangunan wilayah dan sesuai dengan
daya dukung dan daya tamping lingkungan, untuk mencapai terwujudnya manusia Indonesia
yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia.
Pembangunan SDM yang berkualitas haruslah bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya prestasi
kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pentingnya pengembangan sumber daya
manusia ini juga dapat diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi masing-masing subjek yang
ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, perusahaan, dan untuk personal, hubungan
manusia, dan pelaksanaan kebijakan.

SARAN
Dalam proses pembangunan, manusia secara individual berada pada posisi sentral, karena
manusia bukan hanya sebagai subyek pendukung melainkan juga mencipta dan tujuan
pembangunan. Dalam proses pembangunan, manusia merupakan sumber daya yang berperan
sebagai unsur pendukung utama disamping sumber daya alam dan teknologi, oleh karena itu
pengembangan sumber daya manusia perlu ditingkatkan kembali guna meningkatkan kualitas
SDM yang ada, terutama di Indonesia. Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia itu
hendaknya dengan pemberian pendidikan yang layak bagi SDM di Indonesia, agar mampu
berkualitas dan berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai