Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM)
yang menjadi perhatian dan masalah kesehatan masyarakat,baik secara nasional
maupun global. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus
(DM) adalah penyakit kronis dan kompleks yang membutuhkan perawatan medis
berkelanjutan dengan strategi mengendalikan berbagai resiko multifaktor demi
tercapainya target terkontrol kadar gula dalam darah (ADA, 2016).

DM di definisikan sebagai suatu penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas


tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya, (WHO, 2018). Insulin adalah hormon
yang mengatur gula darah. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah, adalah efek
umum dari diabetes yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu menyebabkan
kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.
Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol,
misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan gangren
(WHO, 2018).

Daun pepaya secara medis dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Pada


ekstrak daun pepaya terdapat kandungan alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang
memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan dapat mengurangi kadar gula darah
dengan dosis 5,0mg/200g BB tikus (Fakeye et al.,2007).

Daun salam, selain penggunaannya sebagai penyedap masakan, dapat


digunakan sebagai bahan ramuan dalam pengobatan seperti asam urat, kolesterol dan
anti diabetes. Daun salam mengandung antidiabetik karena memiliki senyawa aktif
seperti eugenol, tanin dan flavonoid (Taufiqurrohman, 2015). Ekstrak daun salam
dengan dosis 5,5g/200g BB tikus memiliki aktivitas antihiperglikemik. Kedua
tanaman tersebut mengandung flavonoid sebagai antioksidan(Musyrifah dkk, 2012).

Pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia akan memiliki 12 Juta penderita


diabetes, karena adanya kecenderungan penderita diabetes pada usia muda.
Berdasarkan berdasarkan hasil riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi DM
mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2013, hal ini didasarkan hasil
pemeriksaan gula darah pada penduduk usia 15 tahun keatas di Indonesia adalah
sebesar 6,9% ( 2013) dan menjadi 8,5% (2018) dengan rincian prevalensi diabetes
tertinggi di DKI Jakarta sebesar 3,4% dan terendah di NTT sebesar 0,9% (Kemenkes
RI, 2018).

Tujuan pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan keseimbangan


kadar gula darah dan meminimalisasi resiko komplikasi. Menjaga keseimbangan
kadar gula darah dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan sehat atau
melakukan olahraga teratur. Selain itu, dibutuhkan perhatian khusus dari keluarga
ataupun tenaga kesehatan yang terlibat dalam pemantauan kondisi pasien DM.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang membuat tablet campuran ekstrak daun salam dan daun pepaya bisa
memberikan efektivitas antihiperglikemia?

2. Apakah bisa menjadikan tablet campuran ekstrak daun salam dan daun pepaya
sebagai alternativ atau pengganti obat-obat DM yang lain?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kandungan ekstrak daun salam dan daun pepaya sebagai


antihiperglikemia.

2. Mengetahui keunggulan tablet ekstrak daun salam dan daun pepaya dibanding
yang lain sebagai alternativ pertama pengobatan DM.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Mengembangkan obat-obatan herbal salah satunya tablet ekstrak daun salam dan
daun pepaya sebagai antihiperglikrmia.

2. Bagi penderita DM dapat digunakan sebagai pengobatan alternativ pertama.

3. Meningkatkan nilai guna bahan herbal Indonesiasehingga dapat memberikan cost


effective.
4. Mendukung program Kemenkes RI untuk menurunkan jumlah masyarkat yang
terkena DM.

Anda mungkin juga menyukai