Sesak napas harus dibedakan berasal dari kardiak atau nonkardiak. Karakteristik
sesak napas kardiak adalah sebagai berikut:
• Orthopnea (Tidur dengan beberapa bantal)
• Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (Terbangun saat malam hari)
• Dyspnea on Effort, Sesak dipengaruhi Aktivitas
• Gejala penyerta kardiak: Biru, Nyeri Dada,Edema ekstremitas, Palpitasi
• Ada gangguan perfusi: akral dingin / biru, sulit BAK (urin output menurun)
• Gejala komplikasi seperti bengkak kaki, asites
Sesak napas kardiak →
- Infark Miokard (SKA) → ada nyeri dada
- Fibrilasi atrium -→ada jantung berdebar debar
- Gagal jantung kiri → (komplikasi edema paru) Gejala dispnea PND, Ortopneu
- Gangguan kardiovaskular lain → bisa diliat pada nyeri dada)
Apabila ditemukan sesak napas kardiak,OPQRST sesak napas dan gali faktor risiko penyebab
gagal jantung:
• Hipertensi (terutama tidak terkontrol)
• Gangguan jantung/pembuluh lainnya (katup, aorta, dkk)
Pemeriksaan fisik yang harus dinilai:
• Palpasi Jantung untuk menilai Kardiomegali. Kardiomegali ditandai dengan ictus
cordis yang bergeser ke lateral
• Tanda retensi cairan: Edema (pitting/nonpitting) dan JVP
• Perfusi Perifer: Warm/Cold CHF
• Auskultasi untuk menilai bunyi jantung 1,2, murmur, dan bunyi napas
o Pelaporan: Murmur mid/pan/early sistolik/diastolik Grade x/6
o Bunyi napas yang berkaitan dengan gagal jantung adalah Ronkhi basah halus
(Wet/Dry CHF)
o Bedakan Ronkhi dengan Lendir. Lendir akan menghilang saat pasien batuk,
sedangkan ronkhi akan persisten.
NYERI DADA
Nyeri dada dinilai seperti pengkajian nyeri pada umumnya, yakni:
Onset – Provocation – Quality – Relieve – Severity – Time
Nyeri dada yang perlu segera disingkirkan adalah nyeri dada kardiak karena merupakan
kegawatdaruratan medis. Karakteristik nyeri dada kardiak adalah:
• Nyeri tumpul (seperti ditindih, bukan tertusuk) – tidak dapat ditunjuk
• Ada penjalaran ke rahang, lengan kiri, bahu, kadang sampai punggung
• Persisten > 20 menit
• Meringan dengan istirahat, posisi, atau obat (nitro)
Infark anterior →
cenderung sesak
Infark inferior →
cenderung muak,
muntah, diaforesis,
dan cegukan
Infark lateral →
cenderung nyerri
pada lengan kiri
Diseksi Aorta Tiba-tiba, nyeri tajam hebat
seperti robekan pada tengah
dada depan bisa menjalar ke
belakang atas
Riwayat hipertensi, marfan
syndrome.
Gejala lain: diaforesis,
sinkop/lightheadedness,nyeri
abdomen (tidak ada usaha
pasien yang berhasil
membantu meringankan
gejala)
Perikarditis Tiba-tiba bisa sampai
(infeksi,autoimun, berjam-jam
keganasan, sindrom Nyeri tajam ditusuk
dessler, dll) menyerupai pleuritik dan
terlokalisir pada tengah
dada/retrosternal menjalar
ke leher atau lengan
Memiliki riwayat infeksi
saluran napas atas atau
demam
Gejala penyerta: dispnea,
paradoxical pulse. EKG
pada semua lead ST elevasi
Faktor memperburuk:
bernapas, gerakan tertentu
(pembeda dengan angina)
Faktor peringan: obat,
duduk atau badan agak
condong ke depan
Stenosis Aorta Nyeri dada pada saat Radiologi
aktivitas, sinkop, tanda
gejala gagal jantung
Penanganan Angina SKA: Perbaiki faktor risiko, MONACO, pada tahap lanjut dpaat dilakukan
revskularisasi
PALPITASI
Palpitasi Sekunder (Ada gejala autonom Gejala Hipertiroid
kayak berkeringat, sesak Kebiasaan Makanan
napas) Konsumsi Obat
Primer OPQRST dan riwayat palpitasi
Reguler/irregular
Palpitasi sekunder adalah akibat aktivasi simpatis oleh obat, tirotoksikosis, atau serangan panik
Selanjutnya dinilai PF Prekordial untuk mencari faktor komorbiditas. EKG dilakukan apabila
mengarah ke kelainan primer atau curiga gangguan jantung (e.g. murmur pada saat auskultasi – curiga
aritmia valvular)
EDEMA (BENGKAK)
Temuan edema (bengkak) dapat disebabkan oleh tiga hal utama:
• Obstruksi cairan lokal (vena / limfatik)
• Gangguan tekanan hidrostatik (Gagal Jantung)
• Gangguan tekanan onkotik (e.c. Gagal Ginjal atau Gagal Hati)
Maka dari itu, perlu dilakukan pendekatan dengan menilai fungsi per organ sebagai keluhan penyerta.
Kemudian, pada PF dinilai:
• Pitting Edema
• PF lokal dari Jantung, Ginjal, Liver
• Venectasis, Ascites
BIRU (SIANOSIS)
Biru pada anak terjadi akibat Hb teroksigenasi turun >5 mg/dL, sehingga kurang nampak jika terjadi
anemia. Biru harus dicurigai sebagai gangguan perfusi & oksigenasi akibat penyakit jantung bawaan.
Hal yang perlu dinilai terutama adalah:
• Lokasi Sianosis: terjadi di sentral (lidah/mulut) atau perifer (ekstremitas). Sianosis sentral
menjadi tanda kecurigaan gangguan jantung
• Biru terpicu oleh aktivitas dan ada gangguan pertumbuhan gigi
• Pasien sering lelah
• Adanya usaha anak seperti jongkok untuk mengurangi biru (Tet Spells)
• Biru disertai sesak napas kardiak (lihat bagian Sesak Napas)
Apabila biru sulit untuk dinilai dari penampakan, nilai dengan Pulse Oximetry untuk menilai SaO2.
Pada anak dengan anemia. SaO2 akan tetap menurun.
PJB pada anak dicurigai jika ditemukan sesak kardiak dan biru pada anak yang mengarah ke PJB.
Setelah dilakukan evaluasi sesak dan biru, dilakukan evaluasi berikut untuk menilai PJB:
Evaluasi Teknik Anamnesis
FD (Feeding Difficulty) Berapa lama bayi minum ASI?
Apakah sedotan bayi selama menyusu kuat?
Apakah bayi mudah lelah saat menyusu?
Seberapa sering bayi minum ASI?
RRTI (Recurrent Respiratory Tract Infection, Pernahkah bayi batuk pilek?
terutama lower respiratory tract) Seberapa sering dalam setahun?
Apakah batuk pilek disertai sesak dan demam?
FTI (Failure to thrive) (Nilai KMS dan KPSP jika ada)
Apakah bayi sulit naik berat/tinggi badan?
Sudah bisa mengangkat kepala, merangkak?
Pada dewasa ditanyakan sesuai gejala sianosis saja dan disinggung tentang riwayat tumbuh kembang
Kemudian dilakukan pendekatan evaluasi
PJB Sianotik Kardiak (Gangguan Tetralogy of Fallot Imaging: Boot-shaped
struktur jantung) heart
Hipoplastic left heart
syndrome
Ebstein Anomaly Imaging: box shaped
heart
Nonkardiak (gangguan Transposition of great Imaging: egg on a
struktur luar jantung) arteries string
Total anomalous Imaging: Snowman
pulmonary venous sign
return
Persistent truncus
arteriosus
PJB tidak Sianotik Plethora (normal ASD Wide-fixed splitting
pulmonary blood VSD Pansistolik murmur di
flow) apex
PDA Continuous murmur
Oligemia (Reduced Pulmonary Stenosis Murmur midsistolik
pulmonary blood penjalaran ke
flow) pulmoner
Aortic Stenosis Murmur midsistolik
penjalaran aorta
EKG ga lengkap
1. Irama → ditentuin dengan
a. P selalu diikuti QRS
b. QRS rate 60-100 x/menit
c. R-R interval teratur
d. P di lead II harus positif dan di aVr negative
i. Catatan
1. Jika poin b, lebih dari 100 → sinus takikardia, kurang dari 60
→ sinus bradikardia
2. R-R interval tidak teratur → Namanya sinus aritmia
2. Laju QRS
a. Bisa 300/Jumlah kotak sedang antara R-R (antara puncak-puncak)
b. Bisa 1500/ jumlah kotak kecil antara R-R
i. Normalnya antara 60-100 atau gampangnya 3-5 kotak sedang
ii. Jika laju QRS ga teratur, itung jumlah kompleks QRS dalam sadapan II
panjang dalam 6 detik lalu kalikan 10
3. Tentukan Aksis QRS
a. pake aVF dan Lead I dulu
b. aVF +, I + → Normoaxis
c. +,- → lead II + → Normoaxis
d. +,- → Lead II - → LAD
e. -,+ → RAD
f. -,- → Extreme RAD
4. Morfologi gel. P → selalu positif di lead II dan selalu negatif di lead aVR. P paling
jelas diliat di lead II (normalnya durasi dibawah sama dengan 2,5mm dan tinggi
dibawah sama dengan 2,5 mm → 2,5 kotak kecil)
5. Interval PR → normal 0,12-0,20 detik ( 3-5 kotak kecil)
6. Kompleks QRS → normal durasi 0,05 – 0,11 detik (diatas 1 kotak kecil dan dibawah
3 kotak kecil)
7. Segmen ST → ada elevasi atau gaa
8. Gelombang T → T ada hiperakut atau ga, inversi?