Anda di halaman 1dari 4

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

Peraturan Bank Indonesia No.19/13/PBI Tanggal 15 Desember 2017


Tentang
Pelayanan Perizinan Terpadu terkait Hubungan Operasional
Bank Umum dengan Bank Indonesia

I. Apa maksud dan tujuan Bank Indonesia (BI) menerbitkan ketentuan


Pelayanan Perizinan Terpadu terkait Hubungan Operasional Bank Umum
dengan Bank Indonesia (PPTBU) ini?
1. BI memandang perlu untuk memberikan pelayanan perizinan secara terpadu
guna meningkatkan aspek pelayanan, tata kelola, efektivitas, dan efisiensi
dalam memberikan pelayanan kepada bank umum.
2. Pelayanan perizinan secara terpadu tersebut diberikan sehubungan dengan:
a. langkah strategis dan mendasar yang diajukan bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang akan berdampak terhadap hubungan operasional
bank umum dengan BI; atau
b. pendirian bank baru oleh pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip
pendirian bank oleh OJK.
3. Diharapkan, ketentuan mengenai PPTBU dapat:
a. memudahkan pelayanan perizinan kepada bank melalui 1 (satu) satuan
kerja di BI (Departemen Surveilans Sistem Keuangan - DSSK);
b. mempercepat pemrosesan perizinan yang dimohonkan bank kepada BI;
dan
c. mengharmoniskan/menyinergikan proses persetujuan/penolakan oleh BI
dan OJK terhadap permohonan bank.
4. Pada saat bank telah memperoleh persetujuan dari OJK maka bank
mengajukan perizinan atau persetujuan terkait hubungan operasional bank
dengan BI dengan memerhatikan berbagai peraturan yang ditetapkan oleh BI.

II. Apakah yang dimaksud dengan “langkah strategis dan mendasar” yang
memengaruhi hubungan operasional bank dengan BI?
Cakupan dari langkah strategis dan mendasar (yang dimohonkan Bank kepada
OJK) yang berdampak pada hubungan operasional bank dengan BI, meliputi:
1. aksi korporasi berupa penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan
pemisahan;
2. perubahan status (antara lain bank yang baru mendapatkan izin untuk
melakukan kegiatan usaha dalam valas atau bank umum konvensional yang
melakukan konversi kegiatan usaha menjadi bank umum syariah);
3. perubahan nama;

1
4. pencabutan izin usaha; dan/atau
5. langkah strategis lainnya (antara lain perubahan kantor cabang bank asing
menjadi bank berbadan hukum Indonesia, dan/atau pembentukan unit
usaha syariah).

III. Apakah bank akan dikenakan sanksi atau denda apabila bank tidak
mengajukan izin kembali setelah melakukan corporate action seperti
merger, konsolidasi dan akuisisi?
Dalam hal bank yang telah melakukan langkah strategis dan mendasar yang
memengaruhi hubungan operasional bank dengan BI namun tidak mengajukan
permohonan izin kembali kepada BI, maka bank tidak akan dapat menggunakan
Perizinan atas hubungan operasional yang sebelumnya telah diperoleh dari BI.

IV. Apakah dengan berlakunya ketentuan PPTBU seluruh surat-menyurat bank


terkait permohonan Perizinan sebagai dampak langkah strategis dan
mendasar yang sebelumnya ditujukan kepada satuan kerja terkait di BI
menjadi cukup ditujukan kepada DSSK?
Ya, dengan berlakunya ketentuan PPTBU, bank cukup menyampaikan seluruh
surat-menyurat terkait permohonan Perizinan sebagai dampak langkah strategis
dan mendasar melalui 1 (satu) satuan kerja di BI, yaitu DSSK.

V. Apakah dimungkinkan dalam satu surat permohonan, bank mengajukan


berbagai permohonan Perizinan ke BI sebagai dampak dari langkah strategis
dan mendasar yang telah disetujui oleh OJK?
Ya, berbagai permohonan Perizinan sebagai dampak dari langkah strategis dan
mendasar yang telah disetujui oleh OJK dapat disampaikan dalam satu surat
permohonan dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagaimana yang
dipersyaratkan pada masing-masing ketentuan.

VI. Apakah bank harus meminta izin kepada BI atas kegiatan sebagaimana diatur
dalam ketentuan PPTBU, apabila bank melakukan kegiatan seperti stock
split, pembagian dividen, reverse stock, divestasi, penerbitan saham baru,
pembagian saham bonus, dividen saham, share swap, debt share swap,
private placement, penyertaan di perusahaan lain?
1. Tidak
2. Cakupan dalam ketentuan PPTBU adalah terhadap (i) bank yang melakukan
langkah strategis dan mendasar yang berdampak pada Perizinan hubungan
operasional bank dengan BI, atau (ii) bank yang sedang mengajukan izin
usaha kepada OJK (untuk bank baru).

2
VII. Bagaimana proses Perizinan untuk bank yang berkantor pusat di luar
Jakarta?
Penyampaian rencana secara tertulis dan permohonan secara tertulis,
disampaikan kepada DSSK dengan tembusan kepada kantor perwakilan BI
setempat.

VIII. Kepada satuan kerja manakah perbankan harus menghubungi apabila bank
membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai langkah strategis dan
mendasar seperti merger, akuisisi, dan konsolidasi serta tindakan lain yang
mengubah status usaha/identitas bank/kepemilikan/kepengurusan dan hal-
hal lainnya terkait PBI dimaksud?
Departemen Surveilans Sistem Keuangan Bank Indonesia, Jalan M.H. Thamrin
No. 2 Jakarta 10350 atau melalui e-mail perizinandanpelaporan@bi.go.id.

IX. Bagaimana bila terdapat permohonan:


1. perubahan alamat kantor pusat bank yang juga berdampak pada perubahan
jaringan/server terkait sistem pembayaran (SKNBI, BI-RTGS atau BI-
SSSS)?
2. Perubahan pengurus yang juga berdampak pada perubahan spesimen
tandatangan terkait operasional bank di BI?
a. Terkait perubahan perubahan alamat kantor pusat bank yang juga
berdampak pada perubahan jaringan/server terkait sistem pembayaran
(SKNBI, BI-RTGS atau BI-SSSS) maka:
1) untuk perubahan alamat kantor pusat bank, hal dimaksud tunduk
pada ketentuan PPTBU, dimana bank harus melaporkan perubahan
tersebut kepada DSSK,
2) sementara itu, untuk perubahan lokasi jaringan/server, hal dimaksud
tunduk pada ketentuan terkait, dimana bank wajib menyampaikan
permohonan izin atas perubahan dimaksud.
b. Terkait perubahan pengurus yang juga berdampak pada perubahan
spesimen tandatangan pengurus tersebut dalam operasional bank di BI
maka:
1) untuk perubahan pengurus, hal dimaksud tunduk pada ketentuan
PPTBU, dimana bank harus melaporkan perubahan tersebut kepada
DSSK,
2) sementara itu, untuk perubahan spesimen pengurus tersebut, hal
dimaksud tunduk pada ketentuan terkait, dimana bank wajib
menyampaikan permohonan perubahan spesimen tanda tangan atas
perubahan pengurus dimaksud.

3
X. Apa yang membedakan antara keputusan perizinan/persetujuan yang
diberikan oleh BI dengan yang diberikan oleh OJK?
1. Pada prinsipnya BI dan OJK memberikan Perizinan atas hal yang berbeda.
2. Perizinan yang diberikan oleh BI adalah terkait dengan hubungan operasional
bank umum dengan BI berkenaan dengan tugas dan kewenangan BI di
bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengelolaan uang rupiah, serta
makroprudensial.
3. Dalam memberikan persetujuan/penolakan terhadap permohonan bank, BI
mengacu pada ketentuan BI yang berlaku. Dalam hal ini,
persetujuan/penolakan akan didasarkan pada pemenuhan persyaratan
sebagaimana ketentuan yang berlaku.
4. Dengan adanya ketentuan PPTBU, diharapkan BI dapat terinformasi sejak awal
mengenai langkah strategis dan mendasar yang akan dilakukan oleh bank
yaitu pada tahap penyampaian rencana oleh bank kepada BI, sehingga dapat
membantu proses Perizinan yang akan berdampak terhadap keberlangsungan
hubungan operasional bank umum dengan BI
pascaperizinan/persetujuan/rekomendasi terkait aspek kelembagaan yang
diperoleh dari OJK.

XI. Kapan tanggal mulai berlaku PBI ini?


PBI ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

--0000--

Anda mungkin juga menyukai