Hari : Jumat
Tanggal : 5 Mei 2017
Waktu : 10.00 s.d Selesai
Tempat : Ruang Rapat UPTD Puskesmas Kaliabang Tengah
1. dr. SYAMSURIAH
2. dr. DICEU ISTI GIRLANGSARI
3. dr. RAHMANIAH
4. dr. IIS FATIMAH, MKM
5. NENI HERYANI, AMKeb
6. ETI MARYATI
7. ARNELLI, AMKeb
8. SRIYANI
9. EUIS SRI YULIA
10. ISTIANAH KHAERUNISA
11. DWI UTAMI MARIAM, AMK
12. YUNITA, AMK
13. RUKIYAH WIHADMA, AMKeb
14. RACHITA CYNTIA SARI, AMKeb
MENUGASKAN
Kepada :
NAMA : Terlampir
NIP : Terlampir
PANGKAT/GOL : Terlampir
JABATAN : Terlampir
Untuk :
PERTAMA : Menghadiri undangan pertemuan Sosialisasi Kampanye
Imunisasi MR (Measles Rubella) untuk Tenaga Kesehatan
di lingkup UPTD Puskesmas Kaliabang Tengah
DIKALUARKAN DI : BEKASI
PADA TANGGAL : 3 Mei 2017
NOTULENSI
Pembukaan Oleh Kepala UPTD Puskesmas Kaliabang Tengah (drg. RR Elisabeth Hendarti)
Materi Sosialisasi Kampanye Imunisasi MR (Measles Rubella) Oleh Kepala UPTD
Puskesmas Kaliabang Tengah (drg. RR Elisabeth Hendarti)
Dasar Hukum pelaksanaan kampanye Imunisasi MR
UUD 1945 Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
UUD1945 Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin,
bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan
Undang-undang perlindungan anak nomor 35 Tahun 2014
UU Kesehatan No 36 Tahun 2016
Dengan Misi “Menjadi Sehat adalah Hak Anak, Anak Sehat adalah Investasi”
Keberhasilan imuisasi di Indonesia yaitu eradikasi cacar, eleminasi maternal dan neonatal
tetanus serta sertifikasi bebas polio.
Akan ada rencana Vaksin baru
2015 : Ritavirus
2016 :Pneuomo, Ritavirus
2017: MR, HPV, JE, Pneumo, Rotavirus
2018: JE, Pneumo Whole Cell
2019: JE, Pneumo Whole Cell
Penyakit yang dapat dcegah dengan Imunisasi (PD3I) : Tuberculosis, Polio, Hepatitis B,
Diptheria, Paertusis, Pneumonia, Maeasless Rubella, Tetanus, Diare Rotavirus, Japanese
Ensefalitis, Cervical Cancer.
Dampak imunisasi terhadap angka kematian bayi dan balita : dengan adanya imunisasi
akan dapat menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Target program imunisasi adalah akan mencapai Eradikasi Polio di seluruh dunia pada
tahun 2018. Kondisi saat ini Indonesia telah berhasil mencapai sertifikasi bebas polio
bersama negara Asia Tenggara (SEARO) lainnya pada tahun 2014. Tetapi masih ada
negara-negara yang belum berhasil mencapai eradikasi polio.
Latar belakang Eliminasi Campak Dan Pengendalian Rubella The World Health
Assembly (WHA) menetapkan Global Vaccine Action Plan (GVAP) of the decade of
vaccines pada bulan Mei 2012. Salah satu dari empat tujuan utama GVAP adalah
pencapaian target eliminasi global dan regional untuk mencapai eliminasi pada minimal 5
regional termasuk negara-negara SEAR pada tahun 2020. Indonesia telah berkomitmen
untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020.
Penyakit rubella ditandai dengan Demam dan rash ringan, jarang ada sequelae. Tingkat
penularannya tinggi, karakteristik epidemiologi mirip campak. Kekekbalan setelah
imunisasi seumur hidup.
Bila Infeksi Rubella terjadi pada wanita hamil terutama pada trimester pertama dapat
berakibat : Aborsi spontan atau Berbagai kelainan kongenital, Retardasi mental,
Kelainanan jantung, Tuli dan/atau Gangguan penglihatan seperti katarak congenital.
Tujuan utama Eliminasi Rubella adalah ELIMINASI CRS. Semua/hampir semua Wanita
Usia Subur harus kebal terhadap rubella.
Seperti halnya dengan campak, waktu imunisasi rubella masuk dalam imunisasi rutin,
epidemiology rubella akan berubah – jumlah kasus rubella turun, umur kasus bergeser
ke yang lebih tua
Bila tanpa “catch up campaign”, atau cakupan imunisasi rendah, maka ”immunity gap”
pada kelompok WUS tetap ada, dan rubella bersirkulasi pada kelompok WUS, risiko
CRS meningkat.
Kesimpulan: introduksi vaksin rubella vaccine berbahaya bila tanpa didahului dengan
catch up campaign.
Kampanye imunisasi MR :
Kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi
penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun,
Tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent.
Sasaran : Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun,
Lokasi : di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi), Pelayanan imunisasi dilaksanakan di
sekolah-sekolah yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK),
SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Waktu : dibagi ke dalam 2 fase. Fase 1 : bulan Agustus dan September 2017 di seluruh
provinsi P. Jawa Fase 2 : bulan Agustus dan September 2018 di seluruh provinsi P.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Kampanye MR dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan Imunisasi Rutin
Tujuan Kampanye Imunisasi MR : Tujuan umum untuk mencapai eliminasi campak dan
pengendalian rubella (Congenital Rubella Sindrom/CRS), Tujuan Khusus : meningkatkan
kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat, Memutuskan transmisi
virus campak dan rubella, Memutuskan angka kesakitan campak dan rubella,
Menurunkan angka kejadian CRS
Target cakupan imunisasi MR : Minimal 95%
Pelaksanaan kampanye MR merujuk pada :
Mekanisme / alur pelayanan
Persiapan vaksin dan logistik
Peran petugas kesehatan guru dan kader
Penyuntikan yang aman
Pengelolaan limbah
Pencatatan dan Pelaporan
Yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan :
Pelaksanaan di Posyandu sesuai situasi dan kondisi setempat
Pelaksanaan di sekolah disesuaikan dg jumlah sasaran& petugas kesehatan
Sasaran & orang tua/ pengasuh diminta tetap berada di pos pelayanan/sekolah 30
menit setelah imunisasi dan petugas jg tetapberada di pos /sekolah minimal 30 menit
setelah sasaran terakhir diimuisasi
antisipasi kasus KIPI serius (anafilaksis)
Persiapan vaksin dan logistik
Logistik yang dibutuhkan pada pelaksanaan Kampanye imunisasi MR di Puskesmas/Pos
pelayanan imunisasi :
1. Vaksin MR dan pelarut sejumlah sasaran
2. ADS 0,5 ml dan ADS 5 ml
3. Safety box
4. Satu set kapas
5. Formulir RR cakupan dan logistik
6. Formulir Laporan KIPI 5 lembar
7. Formulir investigasi KIP 1 paket
8. KIPI Kit
9. Kantong limbah medis untuk vial vaksin kosong
10. Pen Marker
11. Kantong /tempat sampah utk limbah non medis lainnya
Pelarutan Vaksin
Yang harus diperhatikan dalam MELARUTKAN VAKSIN :
1. Pelarutan vaksin hanya boleh dilakukan ketika sasaran sudah datang untuk
diimunisasi
2. Pelarut harus dari produsen yang sama dg vaksin
3. Pastikan vaksin dan pelarut belum kadaluwarsa dan VVM dalam kondisi A atau B
4. Vaksin & pelarut harus dg suhu yg sama (2 - 8⁰ C) dan tidak pernah beku
5. Melarutkan vaksin dg ADS 5 ml. 1 (satu) ADS 5 ml digunakan untuk melarutkan 1
vial vaksin. Jangan menyentuh jarum ADS dg jari
6. Memastikan 5 ml cairan pelarut terhisap dalam ADS
7.Masukkan pelarut secara perlahan agar tidak terjadi gelembung
8.Kocok campuran vaksin dg pelarut secara perlahan sp tercampur rata (utk mencegah
terjadinya abses dingin)
9. Vaksin yg sudah dilarutkan hanya boleh digunakan dlm waktu 6 jam
harus dicatat JAM pelarutan vaksin pd label vaksin
hanya boleh melarutkan vial baru bila vaksin pd vial sebelumnya sudah habis dan
msh ada sasaran
10. Memperhatikan prosedur aseptik
11. Ada kecurigaan vial vaksin yg terbuka telah terkontaminasi misalnya: vial jatuh,
rubber cap tdk sengaja tersentuh dan kontak dg air)
12. VVM C dan D
13. Waktu pelarutan sudah melebihi 6 jam
Pemeliharaan Cold Chain
1. Vaksin MR adalah vaksin sensitif panas (yg sdh dilarutkan lebih sensitif. Di lapangan
harus disimpan 2-8⁰ C dg vaccine carrier yg berisi cool pack
2. Vaccine carrier ditempatkan terlindung dr sinar matahari
3. Vaksin yg sudah dipakai ditempatkan pd spons/busa penutup vaccine carrier. Yg belum
dipakai tetap disimpan di vaccine carrier
4. Selalu memperhatikan VVM. Yg bisa digunakan adalah kondisi VVM A atau B
Jangan menyimpan barang selain vaksin dan pelarut di dalam vaccine carrier
Pengembalian Sisa Vaksin
Logistik (vaksin & pelarut) sisa pd akhir pelayanan yg sudah/belum dibuka harus
dikembalikan ke puskesmas. Hal yang harus diperhatikan:
1. Vaksin & pelarut yg blm digunakan dikembalikan beri tanda “K” (kembali) segera
masuk refrigerator. Untuk digunakan pd hari pelayanan berikutnya
2. Semua sisa vial vaksin yg sudah dilarutkan < 6 jam /akhir pelayanan di luar gedung
harus dimasukkan dalam box/plastik tersendiri diluar vaccine refrigerator untuk
dimusnahkan pd akhir keg kampanye MR
3. Tidak menyimpan vaksin sisa MR yg telah dilarutkan dalam vaccine refrigerator
Peran Tenaga Kesehatan :
1. Memastikan sasaran anak 9 bulan sampai dengan <15 tahun menerima imunisasi MR
2. Memastikan kondisi rantai vaksin terpelihara dengan baik dalam suhu 2 - 8 derajat
celcius
3. Memastikan vaksin dan pelarut berasal dari pabrik yang sama dan memeriksa tanggal
kadaluarsanya
4. Memeriksa kondisi VVM vaksin MR (pastikan dalam kondisi A dan B)
5. Melarutkan vaksin dan mencatat waktu pelarutan tiap vial
6. Memberikan penyuntikan vaksin MR dengan benar (sub kutan)
7. Melakukan pengolahan limbah imunisasi (tajam dan tidak tajam) secara aman
8. Memantau dan menangani kasus KIPI
9. Memeriksa register pelaksanaan imunisasi dan melengkapinya pada akhir kegiatan.
10. Mengawasi dan membina guru dan kader dalam melaksanakan tugasnya
11. Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat
12. Menunggu di tempat pelayanan minimal 30 menit untuk merespon jika ada kasus
KIPI
NOTULEN
ARNELLI, AMKeb
Bekasi, 20 Juli 2017
Nomor : 800/ 32.1 /UPTD PKM-KAT
Sifat : Biasa Kepada
Lampiran : 1 (Satu) berkas Yth. Kepala Sekolah SD/MI,
Hal : Pemberitahuan Kampanye MR MTS/SMP (Terlampir)
Di
Tempat
Di
Tempat
Di
Tempat
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Juli 2017
Waktu : 09.00 s.d Selesai
Jumlah Peserta : 88 Orang
Berkaitan dengan acara tersebut kami mohon kesediaan ibu agar dapat
meminjamkan aula Kelurahan Kaliabang Tengah untuk pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami
ucapkan terima kasih.