Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI II

DOSEN : INTAN JULIANTI SIMANJUNTAK, M.T

OLEH :

KELOMPOK II KELAS III B

FADHILA DHANESWARA PRIMASIWI

HILMAN ABDILLAH

ILMAN NURWAHYU

INTAN PERMATA SARI

KOMANG INDRA WIJAYA KUSUMA

JURUSAN DIPLOMA IV TRANSPORTASI DARAT

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT

BEKASI 2018
PERATURAN TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Dasar Hukum
1. PM No. 75 Tahun 2015
2. PM No. 46 Tahun 2016 – perubahan pertama atas PM No. 75 Tahun 2015
3. PM No. 75 Tahun 2016 – perubahan kedua atas PM No. 75 Tahun 2015
4. PM No. 11 Tahun 2017 – perubahan ketiga atas PM No. 75 Tahun 2015
Keterangan
PERUBAHAN PERTAMA
PERUBAHAN KEDUA
PERUBAHAN KETIGA
TABEL PERUBAHAN

PERUBAHAN I PERUBAHAN II PERUBAHAN III


NO PASAL PM No. 46 Tahun PM No. 75 Tahun PM No. 11 Tahun
2016 2016 2017
13 ayat 3 13 ayat 1 butir a 13 ayat 3
1 13 13 ayat 5 13 ayat 4 13 ayat 4
13 ayat 5
2 7 Penambahan ayat 3

PERUBAHAN PERTAMA

PM 75 TAHUN 2015 PM 46 TAHUN 20 16


1.Sebelumnya pada PM ini memuat pada hal 1.Pada PM ini tidak memuat lagi pada hal
mengingat tentang UU 22/2002,UU mengingatkan seperti yang tercantum pada
38/2004,KM 60/2010,UU 23/2014,PP kotak dialog sebelah kiri sdan memuat
34/2006,PP 37/2011,PP 24/2010 peraturan baru yakni UU 1/2011,PP
88/2014,PP 40/2015,PM 189/2015
Sedangkan peraturan lain seperti UU
22/2009,UU 32/2011,serta Perpres 7/2015
tetap termuat pada PM 46/2016

2.Pada bagian memperhatikan memuat Surat 2.Memuat Instruksi presiden republik


Menteri Pekerjaan Umum nomor HK 01.07- Indonesia tahun 2011
Mn/302,Surat Kepala Kepolisian Republik
Indonesia Nomor B/811/II/2015

3.Pada PM ini di pasal 13 3. Pada PM ini


ayat 3 dinyatakan bahwa jangka waktu Ayat 3 memberikan persetujuan dalam jangka
paling lama 60 hari unutk pemberian waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja untuk
persetujuan Andalalin dan sudah memuat pembangunan perumahan yang diperuntukkan
secara umum dan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) sedangkan untuk perumahan
ayat 5 yang menyatakan dikenakan biaya menengah atas, rumah susun, apartemen,
sebagai penerimaan Negara bukan pajak ruko serta pembangunan pusat kegiatan dan
sesuai ketentuan yang berlaku tanpa in fra struktur paling lama 15 (lima belas) hari
pengecualian MBR kerja sejak diterimanya dokumen Analisis
Dampak Lalu Lintas secara lengkap dan
memenuhi persyaratan.
Ayat 5 Pemberian persetujuan Hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas dikenakan biaya sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak, kecuali
untuk pembangunan perumahan yang
diperuntukkan bagi Masyarakat Be
rpenghasilan Rendah (MBR).
4.Punya Kop Permohonan 4.Tanpa Kop Permohonan

PERUBAHAN KEDUA

PM 46 TAHUN 2016 PM 75 TAHUN 2016

1.Pada PM ini memuat lebih banyak peraturan 1.Sedangkan pada PM ini hanya memuat
seperti UU 1/2011,PP 88/2014,PP 40/2015,PM peraturan seperti UU 22/2009,UU 32/2011 dan
189/2015 tambahan telah diubahnya PM 75/2015 ke PM
46/2016

2.Memasukan Perihal memperhatikan 2.Tidak memasukan perihal memperhatikan


dan langsung memuat tentang memutuskan
,menetapkan

3.Pada pasal 13 ayat 1 butir a. menyatakan 3. Pada PM hanya Menteri saja tanpa melalui
bahwa kewenangan persetujuan Andalalin direktur jenderal,dan menghapus ayat 4
salah satunya oleh Menteri melalui direktur
jenderal dan masih memuat ayat 4

PERUBAHAN KETIGA

PM 75 TAHUN 2016 PM 11 TAHUN 2017

1.Pada hal mengingat hanya memuat 1. Pada PM ini menambahkan Perpres 7/2015
22/2009,UU 32/2011 dan tambahan telah ,PP 40/2015, dan PM 189/2015
diubahnya PM 75/2015 ke PM 46/2016

2. Hanya terdapat 2 ayat pada pasal 7, 2. Pada pasal ini memuat ayat tambahan yakni
ayat 3 yang berbunyi perubahan terhadap
Ayat 4 telah dihapus,
fungsi peruntukkan bangunan dan fungsi awal
kecuali untuk pembangunan perumahan yang wajib dilakukan Andalalin
diperuntukkan bagi Masyarakat
Perubahan terhadap Pasal 13 ayat 3,4,5
Berpenghasilan Rendah (MBR)
3. tidak terlihat perubahan?

4. Menteri memberikan pendelegasian hasil


persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat(3) kepada :

a) Direktur Jenderal,Untuk seluruh jalan


nasional kecuali jalan nasional yang berada di
Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,dan
Bekasi,dan

b) Kepala Badan Pengelola Transportasi


Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi untuk
Jalan Nasional yang berada di
Jakarta,Bogor,Tangerang,dan Bekasi.
5. Pengecualian untuk pembangunan
perumahan

Anda mungkin juga menyukai