DISUSUN OLEH :
Nama Nim
Dhea nur arifah 17111024110031
Diah florentina astuti 17111024110032
Dita veranita 17111024110033
Nopia kanadita 17111024110081
Nur elviana daud 17111024110082
Nur hamidah 17111024110083
Putri puji astuti 17111024110094
Reni anggraini 17111024110095
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang
positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi
dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal
dan diri mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita
dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku
seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada
nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat
dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep
diri yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila, 2008).
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres
atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan (Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan
gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari
ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun
ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,
dan toileting secara mandiri.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air
besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012)
Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau
kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri
(Hidayat, 2006).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan
diri dan perawatan diri secara maksimal.
2. Tujuan khusus :
F P P F
F P F P P F P F
L CL
O O
Keterangan :
P : Pasien L : leader O : observer
F : fasilitator CL : co-leader
2. Tim Terapis
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati.Sebagai berikut:
Tak sp sesi I :
kebersihan diri : mandi , keramas, dan menyikat gigi.
Tak sp sesi II :
kebersihan diri : perawatan kuku
berdandan : berpakaian rapi, berhias diri
Tak sp sesi III :
tata cara makan dan minum
Tak sp sesi IV :
tata cara buang air kecil dan buang air besar
a. Leader sesi I : Nopia Kanadita
Leader sesi II : Dita Veranita
Leader sesi III : Putri Puji Astuti
Leader sesi IV : Reni Anggraeni
Uraian Tugas Pelaksana
Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
Memimpin diskusi kelompok.
Membuka acara.
b. Co leader sesi I : Nur Hamidah
Co leader sesi II : Dhea Nur Arifah
Co leader sesi III : Diah Florentina
Co leader sesi IV : Nur Elviana Daud
Uraian Tugas Pelaksana:
Mendampingi Leader
Mengambi lalih posisi leader jika leader bloking.
Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator :
Uraian Tugas Pelaksana
Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
d. Observer :
Uraian Tugas Pelaksana
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
3. a. Metode
Metode yang digunakan adalah metode diskusi, dan demonstrasi
b. Media
alat mandi
alat berdandan
alat makan dan minum
alat toileting
D. PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Perkenalan
Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua petugas
Menanyakan nama panggilan dari semua klien
Penjelasan tujuan dan aturan main.
Sebelum kita memulai permainannya saya akan menjelaskan tujuan dari TAK ini
yaitu agar kita dapat menjaga kebersihan diri. Aturan mainnya diharapkan bapak
semua mengikuti kegiatan TAK ini dari awal sampai akhir, jika ada yang ingin
meninggalkan diskusi TAK ini atau kekamar mandi, bapak-bapak harus izin
dengan perawat yang ada disini.
2. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tentang kebersihan diri yang
benar dan perawat akan memperagakannya, untuk itu diharapkan semua
memperhatikan.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis berharap bapak-bapak semua bisa menerapkan cara kebersihan diri,
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang,
Menyepakati waktu dan tempat
Tujuan :
Alat :
Metode:
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Langkah kegiatan:
1. Persiapan:
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendiskusikan tentang cara mandi yang
benar
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan
nama. Kemudian bergantian klien menyebutkan nama mereka masing-masing
d. Terapis meminta klien untuk menuliskan alat-alat yang diperlukan untuk mandi
e. Terapis meminta klien untuk membacakan manfaat mandi yang sudah ditulis
g. Terapis meminta tiap klien memperagakan cara mandi yang benar (apabila klien belum
ada yang dapat memulai memperagakannya, terapis mencontohkan)
4. Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien saling mengingatkan untuk mandi sehari 2 kali (pagi dan sore hari)
Evaluasi Proses: evaluasi dilakukan pada saat TAK berlangsung, khusus nya pada tahap kerja.
No. Nama Klien Menyebutkan manfaat Menyebutkan cara Menyebutkan
pentingnya perawatan menjaga kebersihan akibat apabila tidak
diri diri melakukan
perawatan diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk tiap Peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri, cara
menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri Beri tanda jika
klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
2. Dokumentsikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien.
Tujuan :
1. Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias
2. Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias dan
menyisir rambut untuk pria.
3. Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias
4. Klien mampu menjelaskan manfaat berhias
Alat:
- Peralatan berhias dan bercukur
- Satu set pakaian
- Kaca cermin
- Sisir
Metode:
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang dilakukan
selama ini.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berpakaian rapi, cara potong kuku dan berhias
untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a) Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias, bepakaian
rapi dan potong kuku manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, , bepakaian rapi dan
potong kuku manfaat dan mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk
pria.
d) Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias , bepakaian rapi
dan potong kuku (menyisir rambut).
e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias , bepakaian rapi dan
potong kuku
f) Memberikan pujian kepada klien
g) Upayakan semua klien mampu berhias , bepakaian rapi dan potong kuku sudah
mencoba
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias , bepakaian rapi dan potong kuku.
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias , bepakaian rapi dan
potong kuku.
b. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias , bepakaian
rapi dan potong kuku
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar dan
baik, Keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri
Menyebutkan
Menyebutkan tata Menyebutkan akibat
No Nama Klien alat untuk
cara berhias tidak berhias
berhias
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK
melakukan BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah
BAB/BAK, klien mampu membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika
klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
SESI III: Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
Tujuan:
1). Klien mampu menyebutkan alat –alat makan dan minum
2). Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
3). Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
4). Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
Alat:
Peralatan makan dan minum
Metode:
1). Dinamika kelompok
2). Diskusi dan tanya jawab
3). Bermain peran dan simulasi
Langkah kegiatan
1) . Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi kedua.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien.
- Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi atau validasi
- Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
- Terapis menanyakan pengalaman klien tentang tata cara makan dan minum yang
dilakukan selama ini.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan alat –alat makan dan
minum, cara mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib,
cara merapikan peralatan makan setelah makan.
- Menjelaskan aturan main, yaitu:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien menyebutkan alat –alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
b. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
c. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
d. Terapis menjelaskan alat alat makan dan minum dan mendemonstrasikan cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
e. Meminta klien secara bergilir untuk mendemonstrasikan ulang kegiatan pada point d.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Memberikan kesimpulan pada setiap kegiatan yang telah dipraktekkan.
4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari dalam tata cara makan yang baik.
Memasukkan kegiatan tata cara makan yang baik pada jadwal kegiatan harian
klien.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama Peserta x
Untuk tiap Peserta, beri penilaian tentang kemampuan mengenal dan menyebutkan alat-alat
makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan dan minum serta
merapikan peralatan makan dan minum. Beri tanda jika peserta mampu dan tanda jika klien tidak
mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK, melakukan
BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah BAB/BAK, klien
mampu membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika klien mampu dan tanda silang
jika klien tidak mampu.