Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN JIWA II

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :
Nama Nim
Diah florentina astuti 17111024110032
Dita veranita 17111024110033
Hairunisa agustina 17111024110043
M. Ramadhana syahid 17111024110071
Nur herlindra alawiyah 17111024110085
Nur elviana daud 17111024110082
Rosa awalia norfadillah 171110241101012
Saidah ariany 17111024110105

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
PRODI S1-KEPERAWATAN
2019/2020
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang
positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi
dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal
dan diri mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita
dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku
seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada
nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat
dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep
diri yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila, 2008).
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres
atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan (Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan
gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari
ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun
ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,
dan toileting secara mandiri.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air
besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012)
Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau
kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri
(Hidayat, 2006).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan
diri dan perawatan diri secara maksimal.

2. Tujuan khusus :

a. Klien mampu melaksanakan upaya kebersihan diri


b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Klien mampu makan dan minum dengan baik.
d. Klien mampu melaksanakan toileting.

II. RENACANA KEGIATAN


A. LANDASAN TEORI
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007). Di
dalam kelompok tersebut, akan terjadi dinamika interaksi yang saling ketergantungan,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium bagi klien untuk berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki tingkah laku lama yang maladaptif. Kelompok
merupakan kumpulan individu yang memiliki hubungan satu sama lain, saling
bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda, yang harus ditangani sesuai
dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom, 1995 dalam Stuart & Laraia, 2001).
Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi
dalam kelompok.
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam menaklukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toileting). Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu, atau
kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri
(Hidayat, 2006).

B. KRITERIA KLIEN
1. Kriteria
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang
c. Klien yang mudah mendengarkan dan dapat mempraktekkannya.
d. Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif).
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
e. Melibatkan perawat ruangan.
C. PENGORGANISASIAN
1. Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Rabu,15 Januari 2020
Waktu :
Tempat : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Setting tempat ;

O
F F F

P P

F
F

P P

L CL

Keterangan :
P : Pasien L : leader O : observer
F : fasilitator CL : co-leader

2. Tim Terapis
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati.Sebagai berikut:
Tak sp sesi I :
 kebersihan diri : mandi , keramas, dan menyikat gigi.
Tak sp sesi II :
 kebersihan diri : perawatan kuku
 berdandan : berpakaian rapi, berhias diri
Tak sp sesi III :
 tata cara makan dan minum
Tak sp sesi IV :
 tata cara buang air kecil
 tata cara buang air besar
a. Leader sesi I : Nopia Kanadita
Leader sesi II : Dita Veranita
Leader sesi III : Putri Puji Astuti
Leader sesi IV : Reni Anggraeni
Uraian Tugas Pelaksana
 Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
 Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
 Memimpin diskusi kelompok.
 Membuka acara.

b. Co leader sesi I : Nur Hamidah


Co leader sesi II : Dhea Nur Arifah
Co leader sesi III : Diah Florentina
Co leader sesi IV : Nur Elviana Daud
Uraian Tugas Pelaksana:
 Mendampingi Leader
 Mengambilalih posisi leader jika leader bloking.
 Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
 Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator :
Uraian Tugas Pelaksana
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
 Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.

d. Observer :
Uraian Tugas Pelaksana
 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
 Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

3. a. Metode
Metode yang digunakan adalah metode diskusi, dan demonstrasi
b. Media
 alat mandi
 alat berdandan
 alat makan dan minum
 alat toileting

D. PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Perkenalan
 Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua petugas
 Menanyakan nama panggilan dari semua klien
 Penjelasan tujuan dan aturan main.
Sebelum kita memulai permainannya saya akan menjelaskan tujuan dari TAK ini
yaitu agar kita dapat menjaga kebersihan diri. Aturan mainnya diharapkan bapak
semua mengikuti kegiatan TAK ini dari awal sampai akhir, jika ada yang ingin
meninggalkan diskusi TAK ini atau kekamar mandi, bapak-bapak harus izin
dengan perawat yang ada disini.

2. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tentang kebersihan diri yang
benar dan perawat akan memperagakannya, untuk itu diharapkan semua
memperhatikan.
3. Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis berharap bapak-bapak semua bisa menerapkan cara kebersihan diri,
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara berdandan.
 Menyepakati waktu dan tempat

SESI II

Perawat kuku, berpakaian rapi,berhias diri

Tujuan :
1. Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias
2. Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias dan
menyisir rambut untuk wanita
3. Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias
4. Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

Alat:
- Peralatan berhias dan bercukur
- Satu set pakaian
- Kaca cermin
- Sisir

Metode:
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi

Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang dilakukan
selama ini.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berpakaian rapi, cara potong kuku dan berhias
untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a) Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,
bepakaian rapi dan potong kuku manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk
pria. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, , bepakaian rapi dan
potong kuku manfaat dan mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk
pria.
d) Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias , bepakaian rapi
dan potong kuku (menyisir rambut).
e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias , bepakaian rapi dan
potong kuku
f) Memberikan pujian kepada klien
g) Upayakan semua klien mampu berhias , bepakaian rapi dan potong kuku sudah
mencoba

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias , bepakaian rapi dan potong kuku.
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias , bepakaian rapi dan
potong kuku.
b. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias , bepakaian
rapi dan potong kuku
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar dan
baik, Keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri
Menyebutkan
Menyebutkan tata Menyebutkan akibat
No Nama Klien alat untuk
cara berhias tidak berhias
berhias
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK
melakukan BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah
BAB/BAK, klien mampu membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika
klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.

SESI III: Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
Tujuan:
1). Klien mampu menyebutkan alat –alat makan dan minum
2). Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
3). Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
4). Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

Alat:
Peralatan makan dan minum

Metode:
1). Dinamika kelompok
2). Diskusi dan tanya jawab
3). Bermain peran dan simulasi

Langkah kegiatan
1) . Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi kedua.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien.
- Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi atau validasi
- Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
- Terapis menanyakan pengalaman klien tentang tata cara makan dan minum yang
dilakukan selama ini.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan alat –alat makan dan
minum, cara mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib,
cara merapikan peralatan makan setelah makan.
- Menjelaskan aturan main, yaitu:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien menyebutkan alat –alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
b. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
c. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
d. Terapis menjelaskan alat alat makan dan minum dan mendemonstrasikan cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara
merapikan peralatan makan setelah makan.
e. Meminta klien secara bergilir untuk mendemonstrasikan ulang kegiatan pada point
d.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Memberikan kesimpulan pada setiap kegiatan yang telah dipraktekkan.

4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
 Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari dalam tata cara makan yang baik.
 Memasukkan kegiatan tata cara makan yang baik pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
 kegiatan berikut, yaitu tata cara eliminasi yang baik.
 Menyepakati waktu dan tempat.

5) Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 3, dievaluasi kemampuan klien
menyebutkan alat-alat makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata
cara makan dan minum yang baik serta cara merapikan peralatan makan dan minum
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
Menyebutkan
Menyebutkan cara Menyebutkan akibat apabila
manfaat
No Nama Klien menjaga tidak melakukan perawatan
pentingnya
kebersihan diri diri
perawatan diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama Peserta x Untuk tiap
Peserta, beri penilaian tentang kemampuan mengenal dan menyebutkan alat-alat
makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan dan
minum serta merapikan peralatan makan dan minum. Beri tanda jika peserta
mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

SESI IV: Tata cara toileting (BAB/BAK)


Tujuan :
· Klien dapat mengenal alat-alat yang digunakan untuk toileting dan menjelaskan tata cara
BAB/BAK secara mandiri
Alat
· Peralatan toileting
Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran dan simulasi
Langkah Kegiatan:
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit perawatan diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam teraupetik
· Salam dan terapis kepada klien
· Perkenalkan nama dan panggilan terapis
· Menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Evaluasi/Validasi
· Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK

c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengetahui cara melakukan
dan membersihkan BAB/BAK. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
· Jika ada klien yang ingin maninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis
· Lama kegiatan 45 menit
· Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai.

3) Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB, tata cara
BAK/BAB yang baik. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB.
d. Menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
e. Memberikan pujian kepada klien.
f. Upayakan semua klien mampu mengenal tata cara BAK/BAB.

4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
· Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
· Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar tata cara BAK/BAB.
b. Tindak lanjut
· Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untu berhias
· Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5) Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
a. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar dan baik,
Keuntungan berhias dan akibat tidak berhias.
b. Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri

Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan cara


Nama Menyebutkan Cara
No secara mandiri Tempat membersihkan
Klien melakukan BAB/BAK
cara BAB/BAK BAK/BAB yang BAB/BAK
Benar

1
2
3
4
5
6

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK, melakukan
BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah BAB/BAK, klien
mampu membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika klien mampu dan tanda silang
jika klien tidak mampu.

Anda mungkin juga menyukai