Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Televisi yang sering disebut sebagai kotak ajaib, telah memberi pengaruh
positif dan negatif bagi kehidupan manusia yang menontonnya. Televisi dengan
kekuatannya menciptakan dunia yang tidak berjarak dan mudah diakses oleh
masyarakat dimanapun berada. Televisi juga menjadi tutor yang handal dalam
membentuk watak dan perilaku manusia. Anak kecil yang tidak tahu cara berkelahi
karena sering melihat acara gulat di tv jadi mahir ketika berkelahi dengan temannya.
Tv juga mampu menghipnotis kesadaran pemirsa sehingga terlupa dari kenyataan
yang dialaminya. Anggota masyarakat yang sedang didera rasa lapar ketika
berpuasa seolah lupa ketika menyaksikan infotainment di tv. Itulah berbagai
kekuatan yang tv miliki. Tv menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
umat manusia di dunia
Bertambahnya jumlah stasiun televisi di Indonesia semakin membuat
maraknya persaingan di antara stasiun stasiun televisi tersebut. Mereka berlomba-
lomba membuat program acara yang menarik, yang sedang dibicarakan saat ini, dan
yang dinantikan oleh penonton.
Berbagai macam konsep acara dibuat semenarik mungkin lain daripada
yang lainnya, dan memiliki nilai jual yang lebih sehingga dapat menaikan rating
stasiun televisi tersebut
Pada videografi terutama sinematografi, teknik pengambilan gambar
sangatlah penting untuk memperkuat mood yang ingin dibangun. Salah satu teknik
pengambilan gambar yang penting yaitu camera movement atau pergerakkan
kamera. Pada umumnya teknik pergerakkan kamera dalam sinematografi ada
beberapa jenis yaitu tilt, pan, dan dolly.
Untuk melakukan teknik pengambilan gambar tersebut agar pada hasilnya
terlihat halus, dibutuhkan alat bantuan seperti tripod, dolly track, jib crane,
monopod, rig, slider, dll.

1
2

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka judul yang di ambil untuk
laporan ini adalah “Mengenal dan Memahami Teknik Pengambilan Gambar
Kompas TV Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, yang diangkat dari latar belakang
diatas, maka pembahasan yang akan dibahas adalah bagaimana mengenalkan
kepada pembaca mengenai teknik yang dipakai dalam pengambilan gambar untuk
program televisi di PT. Pratama Cipta Digital Kompas TV Palembang

1.3 Batasan Masalah


Ruang lingkup permasalahan yang akan penulis bahas dalam laporan kerja
praktik ini adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan gambar dan
bagaimana proses pengambilan gambar tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian


- Agar dapat mengetahui tentang teknik yang digunakan pada proses
pengambilan gambar

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat sebagai berikut :
- Akan dihasilkan gambar yang baik agar bisa memberikan informasi
yang jelas.
- Agar pembaca dapat mengetahui dan memahani tentang teknik
pengambilan gambar yang baik dan benar, dan dapat melakukan sendiri
teknik pengambilan gambar tersebut.
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta terestrial nasional di
Indonesia. Kompas TV dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir
menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu
TV7. Sejak saham TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri di bawah
kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi
Trans7, maka saham Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir
setengah dari Trans Corp.
Kompas TV juga merupakan sebuah perusahaan media yang menyajikan
konten tayangan (content provider), yaitu sebuah perusahaan yang membuat
program acara televisi dan bekerjasama dengan stasiun televisi lokal dalam
penayangan program sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan dengan stasiun
televisi lokal dan mengacu kapada Undang-Undang Penyiaran Pasal 14 dan diawali
oleh KPI. Sesuai dengan visi misi yang diusung Kompas TV mengemas program
tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang mengedepankan
kualitas.
Konten program tayangan Kompas TV menekankan pada eksplorasi
Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini hingga talenta
berprestasi. Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula
produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talent seni
berbakat Indonesia.
Sebagai content provider, pada tanggal 30 Agustus 2011 Kompas TV
melakukan siaran percobaan dengan kerjasama dengan stasiun TV lokal Ktv atau
PT Komando Media Televisi di Tangerang yang dapat dinikmati pada channel 28
UHF untuk wilayah JABODETABEK Pada tanggal 7 September 2011 KPI Pusat
membuat Legal Opinion terhadap Kompas TV yang bersiaran pada beberapa
stasiun televisi lokal di sejumlah daerah yang mengacu pada pasal 33 PP No. 50

3
4

tahun 2005 tentang perolehan izin penyelenggaraan penyiaran dan Undang-Undang


No 32 tahun 2002 mengenai demokratisasi penyiaran.
Pemimpin Redaksi Kompas TV Taufik Hidayat Miharja menyatakan bahwa
Kompas TV adalah conten provider bukan penyelenggaraan penyiaran sehingga
tidak memerlukan izin siaran. Karena tidak mempunyai izin sebagai lembaga
penyiaran, Kementerian Komunikasi Dan Informatika (MENKOMINFO) meminta
Kompas TV untuk menghilangkan kata TV pada logo Kompas TV sejak tanggal 9
September 2011 agar kerancuan Kompas TV adalah stasiun televisi terselesaikan.

2.2 Visi dan Misi


Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian daii
KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People,
KOMPASTV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi
tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi
Indonesia.
I. VISI:
Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan
kehidupan masyarakat.
II. MISI:
Menayangkan program-program dan jasa yang informatif, edukatif, dan
menghibur. Melibatkan pemirsa dengan program-program yang independen khas,
serta memikat yang disajikan melalui layanan multiplatform

2.3 Logo Kompas TV

Gambar.2.1. Logo Kompas TV


5

Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan


menghilangkan tulisan TV pada logo tersebut, dan tulisan TV tersebut kembali
digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga sekarang.
Kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota
sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam
tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar
lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya
koran Kompas di seluruh Indonesia.
Pada awalnya Kompas TV di Jabodetabek bersiaran di frekuensi 28 UHF dengan
menggandeng stasiun televisi lokal KTV, tetapi mulai tanggal 28 Juni 2015, Kompas TV
di Jabodetabek pindah frekuensi menjadi 25 UHF. Frekuensi ini dulunya digunakan
oleh TV Plus! sebelum pindah frekuensi ke 32 UHF dan berganti nama
menjadi Megaswara TV.
Mulai tanggal 28 Januari 2016, Kompas TV berfokus menjadi saluran berita
dalam perhelatan Suara Indonesia. Kompas TV Palembang (sebelumnya bernama MOS
TV dan Kompas TV Sumsel) merupakan stasiun televisi lokal yang ada di Palembang,
Sumatera Selatan dan baru memulai siaran perdananya pada 1 Juni 2011. Berawal dengan
nama MOS TV, sebelumnya hanya bisa disaksikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir saja
melalui frekuensi 52 UHF.
Dengan program yang diberi nama "Hikayat", televisi ini mencoba mengawali
siarannya dengan menyajikan penjelajahan Sungai Musi dan menyorot kehidupan
masyarakat yang ada di pinggiran sungai terbesar di Pulau Sumatera. Slogannya adalah
Jembatan Inspirasi. Stasiun televisi ini merupakan jaringan dari Kompas TV. Sejak tahun
2015, Kompas TV Sumsel berganti nama menjadi Kompas TV Palembang dan pindah
frekuensi menjadi 60 UHF.

2.4 Struktur Organisasi


PT. Pratama Cipta Digital Kompas TV Palembang yaitu berlokasi di Jalan
Alamsyah Ratu Prawira Negara No. 120 Palembang Sumetrea Selatan memiliki berbagai
departemen dalam mendukung kegiatan operasional Kompas TV Palembang.
Berikut struktur organisasi yang ada ditempat penulis melakukan Kerja Praktek :
6

Gambar.2.2 Struktur Organisasi Kompas TV Palembang


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini
didapat dari camera obscura, bahasa latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal
untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja
kamera fotografi yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.
Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk
dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi,
sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya.
Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya.
Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak
jenis kamera potret.
Pada sebuah kamera minimal terdiri atas:
 Kotak yang kedap cahaya (bagian badan kamera)
 Sistem lensa (bagian depan kamera)
 Pemantik potret (shutter)
 Pemutar film

3.2. Jenis Kamera


Kamera memiliki banyak jenis dan bermacam-macam fungsi, dan
bermacam-macam bentuk yaitu:
1. Kamera Film atau Kamera Analog
Kamera analog adalah salah satu pelopor kamera-kamera canggih masa kini.
Kamera ini masih mengacu pada sistem kerja mekanik dari suatu kamera, dan
jenis kamera ini masih menggunakan pita film (seluloid) 35mm. Kamera film
seluloid sendiri punya tiga elemen, yaitu elemen mekanik berupa badan
kamera, elemen optikal berupa beragam lensa, serta elemen kimia yakni film
seluloid itu sendiri.

7
8

2. Kamera Polaroid
Kamera polaroid atau dikenal sebagai kamera instan pertama kali ditemukan
oleh Edwin land. Pada saat itu, kamera instan ciptaan Edwin Land dapat
mencetak foto hanya dalam waktu sekitar lima detik saja setelah
tombol shutter ditekan. Konsep kerja kamera ini adalah memproses foto
sendiri dalam badan kamera setelah proses memotret, sehingga Anda bisa
langsung melihat dan mendapatkan hasil cetaknya.
3. Kamera Saku atau Compact Camera
Mendengar namanya saja sudah jelas bahwa kamera ini bentuknya kecil,
bahkan bisa masuk ke dalam saku pakaian Anda. Kamera ini merupakan
kamera otomatis, di mana memiliki lensa yang menyatu dengan badan kamera
sehingga tidak dapat diganti-ganti.
4. Kamera TLR
Twin Lens Reflect atau kamera TLR memiliki keunikan, yakni dua lensa
dengan panjang fokal yang sama. Cara menggunakan kamera ini pun berbeda
dengan kamera pada umumnya.
Jika memotret biasanya Anda melihat melalui viewfinder (jendela kecil pada
kamera untuk melihat objek gambar yang akan dipotret) yang sejajar dengan
mata, kamera TLR justru digunakan dengan meletakkannya sejajar perut
kita. Viewfinder-nya berbentuk cermin 45 derajat dan terletak di atas badan
kamera.
5. Kamera SLR atau DSLR
Single Lens Reflect (SLR) atau kini telah berkembang menjadi Digital Single
Lense Reflect (DSLR) ini popular di kalangan pemula hingga profesional.
Kamera SLR atau kamera DSLR ini memiliki sebuah lensa yang menggunakan
sistem cahaya yang masuk ke dalam kamera, dan membelokkannya ke mata
fotografer. Dengan begitu, fotografer pun mendapatkan bayangan yang identik
dengan apa yang dibidiknya melalui lensa.
9

6. Kamera Prosumer
Jenis kamera yang disebut juga dengan bridge camera ini merupakan
perpaduan antara kamera saku dengan kamera SLR. Badan kamera ini mirip
dengan kamera SLR, namun lebih kecil. Meski begitu, kamera ini memiliki
sistem kamera profesional SLR walaupun lensanya tidak dapat diganti-ganti.
7. Kamera Mirrorless
Kamera Mirrorless Interchangable Lens Camera (MILC) merupakan kamera
tanpa cermin dengan lensa yang dapat diganti-ganti. Jenis kamera ini
bentuknya kecil seperti kamera saku, dan lensanya dapat diganti layaknya
kamera SLR.
Kamera mirrorless ini muncul pertama kali di tahun 2008 dan kini kian
diminati oleh banyak kalangan. Hal ini dikarenakan hasilnya yang nyaris
serupa dengan kamera SLR, namun dengan bentuk lebih kecil dan ringan
sehingga mudah dibawa kemana-mana.

3.2.1. Bagian-bagian Kamera DSLR

Gambar.3.1 Bagian Depan Kamera DSLR

1. Tombol Shutter
Tekan tombol ini untuk melepaskan shutter. Gerakan tombol shutter dibagi ke
dalam dua tahap: menekan tombol separuh ke bawah untuk mengaktifkan fungsi
AF, dan menekan sepenuhnya untuk melepaskan shutter.
10

2. Dudukan Lensa
Ini adalah bagian untuk menghubungkan lensa yang dapat dipertukarkan ke
kerangka kamera. Pasang lensa dengan cara menggelincirkannya pada sepanjang
permukaan dudukan.
3. Mirror (Cermin)
Cahaya masuk melalui lensa dan dipantulkan dari mirror ini ke arah
viewfinder. Mirror dapat digerakkan, dan langsung berputar-balik sebelum
bidikan diambil.
4. Wadah Baterai
Masukkan baterai yang disediakan di sini. Sisipkan baterai dengan mengarah ke
terminal baterai yang sejajar dengan yang ada di dalam kamera.
5. Soket Tripod
Ini adalah soket yang ditempatkan di bagian bawah kerangka kamera untuk
memasang kamera ke tripod yang banyak dijual di toko. Ukuran sekrup standar,
jadi tripod merek apa pun bisa digunakan.
6. Tombol Pelepas lensa
Tekan tombol ini apabila Anda ingin melepaskan lensa. Pin kunci lensa akan
ditarik keluar apabila tombol ditekan sehingga Anda dapat memutar lensa secara
bebas. Sebelum membidik, kuncikan lensa ke dalam tempatnya dengan
memutarnya sampai terdengar bunyi “klik”.
7. Indeks Dudukan Lensa
Sejajarkan tanda pada lensa dengan tanda ini apabila Anda memasang atau
melepas lensa. Untuk lensa EF, gunakan indeks warna merah.
8. Flash Built-in
Apabila diperlukan, Anda dapat menembakkan flash untuk menangkap bidikan
pemandangan yang redup cahaya. Flash dapat secara otomatis ditembakkan pada
sebagian mode.
11

Gambar 3.2.Bagian Belakang Kamera DSLR

1. Eyecup
Eyecup (bantalan mata) mencegah masuknya cahaya eksternal apabila mata
Anda kontak dengan eyepiece. Digunakan bahan yang halus untuk mengurangi
beban pada mata dan dahi.
2. Viewfinder Eyepiece
Menilik melalui eyepiece untuk melihat gambar yang ingin Anda tangkap.
Pengaturan kamera dapat juga ditampilkan dalam viewfinder selain gambar.
3. Tombol MENU
Gunakan tombol ini untuk menampilkan menu yang menyesuaikan fungsi
kamera yang berbeda-beda. Setelah memilih item menu, Anda dapat
menyesuaikan pengaturan kamera secara lebih rinci.
4 Monitor LCD
Selain pengaturan pemotretan seperti ditunjukkan dalam ilustrasi di sini,
tangkapan gambar serta informasi teks, seperti menu, dapat juga ditampilkan
pada monitor LCD. Anda juga dapat memperbesar gambar tampilan untuk
mengecek rinciannya. Dengan monitor LCD Vari-angle, sudut monitor dapat
diubah selama pemotretan Live View, membuatnya lebih mudah untuk
menangkap bidikan low-angle atau high-angle.
12

5 Tombol Playback
Ini adalah tombol untuk memutarkan gambar yang sudah Anda tangkap.
Dengan menekan tombol ini satu kali, akan menampilkan gambar terakhir yang
Anda tangkap atau putar kembali pada monitor LCD.
6 Tombol Erase
Gunakan tombol ini untuk menghapus gambar yang tidak diinginkan.
7 Lampu Indikator saat memasukkan Baterai / Memory Card
Lampu akan berkedip saat Baterai atau Memory Card sudah dimasukkan di
dalam kamera dan ditutup dengan penutup Baterai / Memory Card
8 Tombol SET/Multi-controller
Tombol Multi-controller dapat digunakan untuk berpindah di antara item
menu, atau memindahkan tampilan yang diperbesar ke titik berbeda selama
pemutaran gambar, sedangkan tombol SET digunakan untuk mengonfirmasi
pemilihan. Dalam mode pemotretan, fungsi tombol beralih ke tombol yang
ditunjukkan oleh ikon.
9 Speaker
Bunyi audio rekaman film dapat diputar kembali melalui speaker. Selama
pemutaran film, memutar Main Dial akan memungkinkan Anda menyesuaikan
level volume. Tidak hanya itu, Anda juga dapat memilih dan memutar kembali
musik latar belakang dari layar menu.
10 Tombol Pemilihan Titik Fokus
Gunakan tombol ini untuk memilih posisi yang akan menetapkan fokus (titik
AF) selama pemotretan AF. Anda dapat memilih titik AF mana saja secara
manual.
11 Sakelar Live View Shooting/ Movie Shooting
Gunakan tombol ini untuk menghidupkan atau mematikan fungsi Live View.
Menekan tombol ini satu kali akan menampilkan gambar Live View pada
monitor LCD, dan kamera siap untuk pemotretan Live View. Untuk merekam
film, tetapkan mode pemotretan ke “Movie shooting,” lalu tekan tombol ini
untuk mulai merekam. Untuk menghentikan, tekan lagi tombolnya.
13

12 Kenop Penyesuaian Dioptrik


Gunakan kenop ini untuk menyesuaikan kejernihan gambar viewfinder
menurut penglihatan mata Anda. Untuk melakukannya, putar kenop sewaktu
menilik melalui viewfinder.

Gambar 3. 3.Layar LCD Kamera DSLR

1. Shooting Mode
Menampilkan teks atau ikon yang berkaitan dengan shooting mode yang sudah
Anda pilih saat memutar Mode Dial.
2. Shutter Speed
Menampilkan interval waktu selama shutter terbuka. Meninggikan nilai
parameter akan memperpendek interval waktu shutter untuk tetap terbuka.
3. Tampilan Level Baterai
Menampilkan level sisa baterai dengan ikon. Ilustrasi di sini menunjukkan
status saat level baterai masih penuh. Tampilan ikon berubah saat level baterai
berkurang.
4. Sisa Bidikan
Menunjukkan jumlah sisa bidikan yang dapat ditangkap. Jumlah ini bervariasi
menurut kapasitas kartu memori yang digunakan serta kualitas rekaman
gambar yang sudah Anda pilih.
14

5. Kualitas Rekaman Gambar


Menampilkan kualitas rekaman gambar yang saat ini dipilih. Ikon di sini
menunjukkan status apabila JPEG Large/Fine yang dipilih.
6. ISO Speed
ISO speed yang lebih tinggi akan lebih memudahkannya untuk menangkap
bidikan pemandangan yang redup cahaya. Pada umumnya, ISO 100 digunakan
sebagai pengaturan standar. Dalam pengaturan ISO Auto, nilai optimal secara
otomatis dipilih menurut pemandangannya. Anda juga dapat memilih untuk
menetapkan ISO speed secara manual.
7. Nilai Aperture
Nilai ini menunjukkan hingga sebatas apa bila aperture di dalam lensa terbuka.
Nilai yang lebih kecil berarti aperture terbuka lebih lebar, yang memungkinkan
cahaya dapat ditangkap. Nilai aperture juga dikenal sebagai f-number yang
bervariasi dengan lensa yang digunakan.

Gambar 3.4.Bagian Atas Kamera DSLR

1. Sakelar Focus Mode


Gunakan sakelar ini untuk menetapkan mode ke Automatic (AF) atau Manual
(MF).
15

2. Mikrofon
Ini adalah mikrofon built-in untuk menangkap bunyi audio selama perekaman
film. Mikrofon yang digunakan bisa mono atau stereo, tergantung model
kamera.
3. Memasang Tali Gantung
Tarik ujung tali melalui eyelet (lubang), lalu kencangkan seraya memastikan
bahwa kedua ujung tali seimbang.
4. Hot Shoe
Ini adalah terminal untuk memasang unit flash eksternal ukuran besar. Data
ditransmisikan antara kamera dan unit flash melalui kontak. Simpan kontak
dalam keadaan bersih untuk memastikan tembakan flash eksternal yang tepat
saat diperlukan.
5. Mode Dial
Putar dial ini untuk memilih shooting mode menurut pemandangan yang ingin
Anda tangkap. Shooting mode pada umumnya dibagi ke dalam dua zona
berbeda, Creative (Kreatif) dan Basic (Dasar)
• A: Creative Zone
Creative Zone mode memungkinkan pengguna memilih dan menetapkan
fungsi menurut tujuan yang mereka niatkan.
• B: Basic Zone
Dalam Basic Zone mode, kamera secara otomatis memilih pengaturan yang
sesuai menurut pemandangan yang dipilih.
6. Sakelar Daya
Gunakan sakelar ini untuk menghidupkan dan mematikan daya kamera.
Apabila daya kamera dibiarkan hidup untuk jangka waktu yang lama, kamera
akan otomatis dialihkan ke mode standby untuk menghemat daya. Pada
sebagian kamera, sakelar daya dilengkapi ikon Movie (Film) seperti
ditunjukkan dalam ilustrasi, yang memungkinkan Anda beralih ke Movie
shooting mode secara langsung.
16

7. Tombol Pengaturan ISO Speed


Tekan tombol ini untuk menyesuaikan sensitivitas kamera terhadap cahaya.
ISO speed adalah standar internasional yang ditentukan berdasarkan
sensitivitas film negatif.
8. Main Dial
Ini adalah dial multiguna yang memungkinkan Anda melakukan berbagai
tugas, seperti menyesuaikan nilai pengaturan shooting dan melompat melintasi
pemutaran gambar.
9. Zoom Ring
Putar zoom ring untuk mengubah focal length. Focal length yang dipilih dapat
dikenali dari angka dan tanda indeks pada ujung bawah lensa.
10. Focus Ring
Apabila kamera berada dalam Manual Focus (MF) mode, putar ring ini untuk
menyesuaikan fokus. Posisi focus ring bervariasi menurut lensa yang
digunakan.

Gambar 3.5.Bagian Samping Kamera DSLR

1. Tombol Flash
Gunakan tombol ini untuk memunculkan flash built-in. Dalam Basic Zona,
flash built-in dapat muncul secara otomatis pada sebagian kasus menurut
fungsi yang digunakan.
17

2. Tombol Depth-of-field Preview


Tekan tombol ini untuk menurunkan bilah aperture menurut nilai aperture yang
ditetapkan sebelumnya. Anda juga dapat memeriksa depth of field melalui
viewfider atau pada monitor LCD.
3. Terminal Remote Control, Terminal Mikrofon IN Eksternal
• A: Terminal remote control
• B: Terminal mikrofon IN eksternal
Ini adalah terminal untuk menghubungkan kamera ke perangkat eksternal.
Sebelum melakukan itu, pastikan bahwa perangkat kompatibel dengan kamera,
lalu hubungkan sebagaimana mestinya.
4. Terminal Audio/Video OUT/Digital, Terminal HDMI Mini OUT
• A: Terminal Audio/Video OUT/Digital
• B: Terminal HDMI mini OUT
Semua terminal ini adalah untuk TV output dan transmisi data, serta untuk
HDMI mini output, masing-masing menggunakan kabel khusus.
5. Slot Kartu
Sisipkan kartu memori untuk merekam gambar ke dalam slot ini. Jenis kartu
yang dapat digunakan bervariasi dengan model kamera.

3.3.2. Cara Kerja Kamera DSLR


Kamera DSLR menggunakan Pentaprism atau yang biasa disebut cermin
segi limayang letaknya diatas jalur optis melalui lensa dan akan disalurkan ke
lempengan film untuk kamera analog atau sensor pada DSLR. Setelah itu cahaya
yang masuk akan dipantulkan ke bagian atas melalui cermin pantul dan setelah itu
baru mengenai pentaprism. Oh yah pentaprism disini gak berbentuk segi lima
beraturan loh, sisinya doang yang jumlahnya lima, jadi jangan salah paham yah.
18

3.3. Teknik Pengambilan Gambar


Adapun Teknik Pengambilan Gambar terhadap suatu objek dapat
dilakukan dengan lima cara :
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada
di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan
benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat
kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/
prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan
dramatis melainkan kesan wajar.
5. Frog Eye
Sudut kedudukan pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar
dengan alas/ dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak
seolah – olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat
emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
 Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat
detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
 Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
 Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek
yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu
baru
19

 Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan
diambil dari dada keatas.
 Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka
yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
 Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
 Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai
kaki.
 Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak
jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
 Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga
jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya
satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
 Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang
ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat
diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
 One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
 Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
 Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
 Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka
dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
 Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
 Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
 Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak
dan tilt down jika kamera mengangguk.
 Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika
bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
 Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
 Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
20

 Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul


dan fade outjika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2
saling menggantikan secara bersamaan.
 Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai
dan frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang
bergerak.
 Objek bergerak sejajar dengan kamera.
 Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
 Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan,
ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti
cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan
menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
 Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan
pencahayaan dari belakang.
 Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke
objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
 Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di
dalam ruangan.
 Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan
kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
 Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
 Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang
dimunculkan sehingga ada kesan indah.
 The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di
depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
 Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek
satu ke objek lain secara cepat.
21

 Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar
dan lebih dramatik.
 Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju
kencang.
 Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan.
Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-
buru atau dikejar sesuatu.
 Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek
tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk
memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek
sedang bercakap-cakap.
 Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya
dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.

3.4. Sinematografi
Sinematografi (dari bahasa Yunani: 'kinema - κίνημα' "gerakan"
dan graphein - γράφειν "merekam") adalah ilmu terapan yang membahas tentang
teknik menangkap gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut
sehingga menjadi rangkaian gambar yang memililki kemampuan menyampaikan
ide dan cerita.
Dalam kamus, istilah TELETALK yang di susun oleh Peter Jarvis terbitan
BBC Television Training, cinematography diartikan sebagai the craft of making
picture (pengrajin gambar). Sebagai pemahaman, sinematografi bisa di artikan
kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-
gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan yang bergerak menjadi
rangkaian gambar yang mampu menyanpaikan maksud tertentu atau
menyampaikan informasi atau mengomunikasikan ide tertentu.
22

3.5. Sudut kamera (camera angle)


Camera angle atau sudut penempatan kamera juga memegang peranan
yang sangat penting pada sinematografi. Bagaimanapun juga sebuah film dibentuk
oleh beberapa banyak shot yang membutuhkan penempatan kamera di tempat yang
terbaik bagi penonton untuk mengikuti cerita dalam film. Penempatan angle yang
baik tentu saja bisa memperkuat dramatik sebuah film karena angle kamera ini
adalah mata penonton melihat informasi visual dan juga bisa berarti seberapa besar
area yang kita gunakan dalam sebuah shot. Penempatan sudut kamera akan
memposisikan penonton lebih dekat dengan action yang ada dalam film, misalnya
dengan teknik close up dan lain sebagainya.
Penempatan sudut kamera ini sangat dipengaruhi beberapa faktor di
antaranya analisis pada skenario, penggunaan jenis lensa dan sebagainya. Memang
lewat pengalaman panjang dan ketrampilan penempatan kamera bisa di lakukan
secara intuisif sifatnya. Akan tetapi jika kita mempelajarinya tentu akan
mempermudah kita dalam membuat sebuah shot.
Penempatan sudut kamera juga berpengaruh pada kondisi psikologis
penonton, contohnya adalah jika kita menggunakan High Angle – kamera lebih
tinggi dari garis axis kamera, maka penonton akan diposisikan lebih tinggi dari
subjek, hal ini yang membuat penonton merasa subjek lebih kecil baik secara fisik
atau lebih rendah derajatnya dalam tatanan sosial. Pada film hal ini sering
digunakan untuk memperlihatkan pengemis, rakyat jelata dsb. Sedangkan
penggunaan Low Angle – Kamera lebih rendah dari garis aksis kamera, maka
penonton diposisikan lebih rendah dari subjek, hal ini yang membuat penonton
merasa subjek lebih tinggi secara fisik atau lebih tinggi derajatnya dalam tatanan
sosial.
Hal seperti ini banyak kita temukan di film untuk memperlihatkan raja,
hakim, dan sebagainya. Kemudian ada juga yang disebut dengan Eye level –
kamera sama tingginya dengan level subjek atau jika subjek berdiri/duduk kamera
berada pada aksis yang sama dengan posisi subjek. Bisa dikatakan sebagai
pandangan subjek ke subjek lain dalam sebuah potongan tetapi bukan Point of
View.
23

Pada dasarnya kamera angle dibagi dalam tiga jenis yaitu:


 Objektif camera angle
Angle objektif maksudnya adalah kamera menjadi point of view cerita,
artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara berikan
dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film
dokumenter di mana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau
dalam candid shot/kamera tersembunyi.
 Subjektif camera angle
Angle subjektif maksudnya adalah seperti personal view point artinya
penonton berpartisipasi dalam sebuah shot seperti pengalaman sendiri.
Contohnya adalah shot dari udara atau aerial shot yang memperlihatkan
pemandangan kota. Atau birds point of view.
Jika seorang aktor melihat langsung ke arah lensa/penonton maka
penonton di sini juga berpartisipasi dalam sebuah shot tersebut, maka bisa
juga disebut angle subjektif.
 Point of view
Point of view adalah pandangan subjektif dari subjek dalam scene.
Maksudnya jika kita melihat seorang aktor melihat ke arah langit
kemudian shot selanjutnya adalah arak-arakan mega di langit maka shot
ke dua tersebut adalah point of view subjek tersebut.

3.6. Jenis Rekaman


Shot sering didefinisikan sebagai sebuah aktivitas perekaman dimulai dari
menekan tombol rekam pada kamera hingga diakhiri dengan stop.
Sedangkan Scene adalah sering diartikan sebagai tempat atau setting di mana
sebuah cerita akan dimainkan, hal ini tentu saja terpengaruh dari dunia teater atau
panggung. Sebuah Scene bisa terdiri dari beberapa shot atau bisa saja satu shot
panjang yang disebut sebagai Sequence shot. Sequence adalah rangkaian dari
beberapa scene dan shot dalam satu kesatuan yang utuh.
Tipe-tipe dari shot dibagi dalam beberapa bagian, hal ini akan sangat
membantu pada komunikasi visual, ketika kita bercerita kepada penonton atau
24

menyampaikan informasi kepada penonton maka kita memerlukan beberapa


penekanan atas informasi penting tersebut, maka dari itu kita memerlukan detail
penyampaian informasi tersebut untuk itulah kita memerlukan beberapa tipe shot,
misalnya kita membuat close up dari sebuah benda agar penonton bisa lebih melihat
detail atau menerima dengan jelas atas informasi yang kita berikan.

3.7. Compotition (Komposisi)


Komposisi adalah bagian yang paling terpenting pada komunikasi visual
karena komposisi adalah usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame.
Menata elemen visual di sini bisa diartikan kita mengarahkan perhatian penonton
pada informasi yang kita berikan kepada mereka. Atau dalam arti lain kita
mengarahkan penonton pada Point of Interest (POI) dalam gambar yang kita buat.
Dengan mengarahkan penonton pada Poi maka penonton akan bisa mengikuti cerita
dalam film kita dengan emosi sepenuhnya. Jika kita terlalu banyak meletakan Poi
dalam sebuah gambar maka mata atau perhatian penonton akan terbagi-bagi,
akhirnya perhatian mereka pada cerita juga akan terganggu.
Dalam film atau dalam komunikasi visual kita harus memanfaatkan waktu
seefisien mungkin agar penonton bisa mendapatkan semua informasi yang
dibutuhkan dalam memahami film kita. Komposisi memang mempunyai aturan-
aturan yang sangat ketat, akan tetapi kita bisa saja melawan aturan tersebut asalkan
tetap bisa mengarahkan perhatian penonton pada Poi. Banyak sekali factor yang
mempengaruhi komposisi di antaranya; warna, garis, tekstur, bentuk, ukuran, dan
sebagainya.
Yang menjadi sedikit mempunyai tantangan adalah dalam film kita
mengkomposisi gerak. Karena bisa saja subjek atau kamera bergerak terus menerus
sehingga kita harus terus mengatur elemen-elemen visual tersebut dalam frame kita,
sehingga penonton tetap setia pada Poi.

3.8. Pencahayaan
Cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi. Bahkan
tak salah kiranya jika ada ungkapan Film are Light ! atau film adalah cahaya,
25

karena memang untuk meng-exposed sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan
bahkan untuk melihat sebuah benda di alam ini kita memerlukan pantulan cahaya.
Seni menata cahaya dalam film menjadi bagian yang terpenting karena
bisa mempengaruhi juga perhatian penonton terhadap cerita. Tata cahaya film
sangat dipengaruhi oleh pengalaman kita melihat kondisi cahaya dalam dunia nyata,
bagaimanapun juga cahaya dalam film meniru cahaya alam.
Secara Teori cahaya dalam film adalah 45 derajat tinggi dan jaraknya dari
kamera, hal ini dikarenakan masalah estetis saja, artinya dalam sudut 45 derajat
sudut cahaya yang mengenai wajah akan terlihat seperti yang kita lihat di alam
nyata.
Dalam sinematografi kita hanya mengenal dua warna cahaya atau yang
sering di sebut sebagai Daylight atau cahaya matahari dan Tungsten atau cahaya
lampu ruangan. Dua jenis warna cahaya tersebut diukur dengan satuan Kelvin.
Karena hanya ada dua jenis warna cahaya dalam film maka kita bisa
membaginya sebagai menggunakan warna Daylight untuk scene siang dan warna
tungsten untuk scene malam. Tentu saja untuk tujuan kreatif hal ini juga bisa tidak
dihiraukan, akan tetapi secara prinsip dua suhu warna tersebut yang harus kita
gunakan dalam bercerita.
Film juga sangat sensitive dalam menangkap beberapa spectrum cahaya
yang tak terlihat oleh mata kita seperti Ultra violet dan Infra red. Maka kita juga
harus memperhatikan dua elemen spectrum tersebut dalam membuat film.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menata lighting adalah bayangan
atau shadowkarena bayangan tersebut bisa mengganggu atau membantu gambar
kita. Mengganggu dalam arti jika kita salah menempatkan cahaya maka di wajah
aktor/aktris akan terlihat bayangan hidung, dahi, dan sebagainya hal ini tentu saja
bisa mengganggu penonton atau bahkan mengurangi kecantikan/estetika gambar
kita. Pada film horor, sering bayangan digunakan sebagai elemen bercerita yang
sangat efektif. Penonton bisa merasakan kehadiran makhluk halus dengan melihat
sebuah bayangan melintas di depan frame dan sebagainya.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Shooting (Teknik Pengambilan Gambar)

4.1.1. Pengambilan gambar pada tapping Kompas TV Palembang


Pengambilan gambar di Studio Kompas TV Palembang menggunakan 2
kamera Sony DCR SD1000E, sedangkan untuk liputan digunakan 2 kamera, yang
pertama kamera Sony HXR-MC2500 dan yang kedua kamera Canon EOS 750D.
Kali ini kami mengambil gambar di Studio Kompas TV pada program acara berita
yaitu KOMPAS SUMBAGSEL, didalam studio masing-masing kamera dalam
posisi still, setiap kamera memiliki pengambilan sudut gambar yang bebeda-beda,
seperti pada kamera 1 pengambilan gambarnya menggunakan teknik medium close-
up yang terfokus pada bagian kepala dan setengah badan objek, lalu pada kamera 2
pengambilan gambarnya menggunakan teknik long shot yaitu pengambilan gambar
secara keseluruhan yang membuat objek dan background terlihat menyeluruh.

Gambar.4.1. Studio Kompas TV Palembang

26
27

Karena kamera yang digunakan hanya pada posisi still, untuk itu pada saat
tapping di Studio Kompas TV Palembang perpindahan kamera biasanya dilakukan
dari ruangan Control Room, yaitu tempat dilakukannya proses perekaman,
perpindahan dari kamera 1 ke kamera 2, menaikkan dan mengecilkan volume suara
pembawa acara secara langsung dan lainnya.

Gambar.4.2. Ruangan Control Room

Treatment
SEGMENT 1
Segment 1 merupakan awal langkah penonton untuk mengetahui apa saja berita
yang akan diberitakan. Biasanya pada segmen ini pembawa acara membacakan
headline news lalu diikuti dengan mulainya pengambilan gambar dari kamera 2,
long shot dan perkenalan dari si pembawa acara.
28

Gambar.4.3. Shot kamera 2, longshot, segmen 1

SEGMENT 2
Segment 2 diawali dengan pembawa acara membacakan berita, diikuti dengan
pembawa acara melihat kamera 1, medium close-up.

Gambar.4.4. Shot kamera 1, medium close-up, segmen 2


29

SEGMENT 3
Segment 3 diawali dengan pembawa acara memberi informasi mengenai cuaca dan
berita dari daerah jambi dan banyuasin, diikuti dengan perpindahan dari kamera 1
medium close-up ke kamera 2 long shot

4.1.2. Pengambilan gambar pada liputan Kompas TV Palembang


Pada proses liputan kami menggunakan kamera yang berbeda-beda yaitu
Sony HXR-MC2500, Canon EOS 750D dan terkahir menggunakan drone . Pada
liputan ini kami mengambil tempat di aula Hotel Santika Primer Palembang,
adapun nama progam tv nya adalah SAPA SUMBAGSEL INSPIRASI WEEKEND
HOTEL SANTIKA PREMIER PALEMBANG.
Treatment
SEGMENT 1
Segment 1 merupakan awal langkah penonton untuk mengenal objek. Pada tahap
ini berisi shot gambar kosong lokasi yang diliput. Dimulai dari panning, dan zoom
out

Gambar.4.5. Shot lokasi menggunakan kamera Canon Eos 750D


30

Gambar.4.6. Shot lokasi menggunakan drone

SEGMENT 2
Segment 2 diawali dengan masuknya pembawa acara dalam frame dan menjelaskan
sedang dimana dan apa yang akan dilakukan, posisi kamera still, knee shot dan yang
bergerak hanya objeknya saja yaitu pembawa acara.

Gambar.4.7. Shot pada posisi still dan knee shot

SEGMENT 3
Segment 3 hanya berisi gambar kosong, menggambarkan apa saja yang ada di
dalam lokasi tersebut. Shot yang digunakan adalah medium shot, extreme long shot,
dan close-up
31

Gambar.4.8. Shot pada posisi still dan medium shot

Gambar.4.9. Shot pada posisi still dan extreme longshot

Gambar.4.10. Shot pada posisi still dan close-up


32

SEGMENT 4
Di segment 4 ini melakukan shot wawancara bersama General Manager dari Hotel
Santika Premier Palembang, diawali dengan teknik pengambilan longshot
pembawa acara dan narasumber diikuti dengan medium close up pada narasumber

Gambar.4.11. Shot wawancara, long shot

Gambar.4.12. Shot wawancara pada narasumber, medium close-up

SEGMENT 5
Segment 5 dimulai dengan menyoroti gambar kosong aktivitas di Hotel Santika
Premier Palembang dan penjelasan terakhir dari pembawa acara, teknik
pengambilan gambar yang dilakukan adalah panning, still, medium close up dan
zoom out
33

Gambar.4.13. Shot pada pembawa acara, medium close-up

Gambar.4.14. Shot Zoom out aktivitas di Hotel Santika Premier Palembang


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah penulis lakukan selama kerja praktik di PT.
Pratama Cipta Digital Kompas TV Palembang (Kompas TV Palembang) yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta terestrial nasional di
Indonesia yang dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir
menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia,
yaitu TV7
2. Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan
menghilangkan tulisan TV pada logo tersebut, dan tulisan TV tersebut kembali
digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga sekarang
3. Dalam pengambilan gambar berita ini Kompas TV Palembang kamera Sony
DCR SD1000E sedangkan dalam pengeditan video berita menggunakan
software Adobe Premiere Pro.
4. Program acara berita yang digunakan dalam pengambilan gambar berita ini
adalah KOMPAS SUMBAGSEL.

5.2. Saran
Sebaiknya dalam pengambilan gambar berita kita harus tahu teknik- teknik
pengambilan gambarnya terlebih dahulu. Sebagus – bagusnya pengambilan gambar
berita menggunakan kamera juga harus diimbangi dengan editing video yang bagus,
yang meliputi pemotongan & penyisipan video, penambahan efek transisi dalam
video, penambahan backsound & dubbing, penambahan efek animasi dll.

34

Anda mungkin juga menyukai