PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka judul yang di ambil untuk
laporan ini adalah “Mengenal dan Memahami Teknik Pengambilan Gambar
Kompas TV Palembang”.
TINJAUAN UMUM
3
4
3.1. Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini
didapat dari camera obscura, bahasa latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal
untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja
kamera fotografi yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.
Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk
dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi,
sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya.
Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya.
Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak
jenis kamera potret.
Pada sebuah kamera minimal terdiri atas:
Kotak yang kedap cahaya (bagian badan kamera)
Sistem lensa (bagian depan kamera)
Pemantik potret (shutter)
Pemutar film
7
8
2. Kamera Polaroid
Kamera polaroid atau dikenal sebagai kamera instan pertama kali ditemukan
oleh Edwin land. Pada saat itu, kamera instan ciptaan Edwin Land dapat
mencetak foto hanya dalam waktu sekitar lima detik saja setelah
tombol shutter ditekan. Konsep kerja kamera ini adalah memproses foto
sendiri dalam badan kamera setelah proses memotret, sehingga Anda bisa
langsung melihat dan mendapatkan hasil cetaknya.
3. Kamera Saku atau Compact Camera
Mendengar namanya saja sudah jelas bahwa kamera ini bentuknya kecil,
bahkan bisa masuk ke dalam saku pakaian Anda. Kamera ini merupakan
kamera otomatis, di mana memiliki lensa yang menyatu dengan badan kamera
sehingga tidak dapat diganti-ganti.
4. Kamera TLR
Twin Lens Reflect atau kamera TLR memiliki keunikan, yakni dua lensa
dengan panjang fokal yang sama. Cara menggunakan kamera ini pun berbeda
dengan kamera pada umumnya.
Jika memotret biasanya Anda melihat melalui viewfinder (jendela kecil pada
kamera untuk melihat objek gambar yang akan dipotret) yang sejajar dengan
mata, kamera TLR justru digunakan dengan meletakkannya sejajar perut
kita. Viewfinder-nya berbentuk cermin 45 derajat dan terletak di atas badan
kamera.
5. Kamera SLR atau DSLR
Single Lens Reflect (SLR) atau kini telah berkembang menjadi Digital Single
Lense Reflect (DSLR) ini popular di kalangan pemula hingga profesional.
Kamera SLR atau kamera DSLR ini memiliki sebuah lensa yang menggunakan
sistem cahaya yang masuk ke dalam kamera, dan membelokkannya ke mata
fotografer. Dengan begitu, fotografer pun mendapatkan bayangan yang identik
dengan apa yang dibidiknya melalui lensa.
9
6. Kamera Prosumer
Jenis kamera yang disebut juga dengan bridge camera ini merupakan
perpaduan antara kamera saku dengan kamera SLR. Badan kamera ini mirip
dengan kamera SLR, namun lebih kecil. Meski begitu, kamera ini memiliki
sistem kamera profesional SLR walaupun lensanya tidak dapat diganti-ganti.
7. Kamera Mirrorless
Kamera Mirrorless Interchangable Lens Camera (MILC) merupakan kamera
tanpa cermin dengan lensa yang dapat diganti-ganti. Jenis kamera ini
bentuknya kecil seperti kamera saku, dan lensanya dapat diganti layaknya
kamera SLR.
Kamera mirrorless ini muncul pertama kali di tahun 2008 dan kini kian
diminati oleh banyak kalangan. Hal ini dikarenakan hasilnya yang nyaris
serupa dengan kamera SLR, namun dengan bentuk lebih kecil dan ringan
sehingga mudah dibawa kemana-mana.
1. Tombol Shutter
Tekan tombol ini untuk melepaskan shutter. Gerakan tombol shutter dibagi ke
dalam dua tahap: menekan tombol separuh ke bawah untuk mengaktifkan fungsi
AF, dan menekan sepenuhnya untuk melepaskan shutter.
10
2. Dudukan Lensa
Ini adalah bagian untuk menghubungkan lensa yang dapat dipertukarkan ke
kerangka kamera. Pasang lensa dengan cara menggelincirkannya pada sepanjang
permukaan dudukan.
3. Mirror (Cermin)
Cahaya masuk melalui lensa dan dipantulkan dari mirror ini ke arah
viewfinder. Mirror dapat digerakkan, dan langsung berputar-balik sebelum
bidikan diambil.
4. Wadah Baterai
Masukkan baterai yang disediakan di sini. Sisipkan baterai dengan mengarah ke
terminal baterai yang sejajar dengan yang ada di dalam kamera.
5. Soket Tripod
Ini adalah soket yang ditempatkan di bagian bawah kerangka kamera untuk
memasang kamera ke tripod yang banyak dijual di toko. Ukuran sekrup standar,
jadi tripod merek apa pun bisa digunakan.
6. Tombol Pelepas lensa
Tekan tombol ini apabila Anda ingin melepaskan lensa. Pin kunci lensa akan
ditarik keluar apabila tombol ditekan sehingga Anda dapat memutar lensa secara
bebas. Sebelum membidik, kuncikan lensa ke dalam tempatnya dengan
memutarnya sampai terdengar bunyi “klik”.
7. Indeks Dudukan Lensa
Sejajarkan tanda pada lensa dengan tanda ini apabila Anda memasang atau
melepas lensa. Untuk lensa EF, gunakan indeks warna merah.
8. Flash Built-in
Apabila diperlukan, Anda dapat menembakkan flash untuk menangkap bidikan
pemandangan yang redup cahaya. Flash dapat secara otomatis ditembakkan pada
sebagian mode.
11
1. Eyecup
Eyecup (bantalan mata) mencegah masuknya cahaya eksternal apabila mata
Anda kontak dengan eyepiece. Digunakan bahan yang halus untuk mengurangi
beban pada mata dan dahi.
2. Viewfinder Eyepiece
Menilik melalui eyepiece untuk melihat gambar yang ingin Anda tangkap.
Pengaturan kamera dapat juga ditampilkan dalam viewfinder selain gambar.
3. Tombol MENU
Gunakan tombol ini untuk menampilkan menu yang menyesuaikan fungsi
kamera yang berbeda-beda. Setelah memilih item menu, Anda dapat
menyesuaikan pengaturan kamera secara lebih rinci.
4 Monitor LCD
Selain pengaturan pemotretan seperti ditunjukkan dalam ilustrasi di sini,
tangkapan gambar serta informasi teks, seperti menu, dapat juga ditampilkan
pada monitor LCD. Anda juga dapat memperbesar gambar tampilan untuk
mengecek rinciannya. Dengan monitor LCD Vari-angle, sudut monitor dapat
diubah selama pemotretan Live View, membuatnya lebih mudah untuk
menangkap bidikan low-angle atau high-angle.
12
5 Tombol Playback
Ini adalah tombol untuk memutarkan gambar yang sudah Anda tangkap.
Dengan menekan tombol ini satu kali, akan menampilkan gambar terakhir yang
Anda tangkap atau putar kembali pada monitor LCD.
6 Tombol Erase
Gunakan tombol ini untuk menghapus gambar yang tidak diinginkan.
7 Lampu Indikator saat memasukkan Baterai / Memory Card
Lampu akan berkedip saat Baterai atau Memory Card sudah dimasukkan di
dalam kamera dan ditutup dengan penutup Baterai / Memory Card
8 Tombol SET/Multi-controller
Tombol Multi-controller dapat digunakan untuk berpindah di antara item
menu, atau memindahkan tampilan yang diperbesar ke titik berbeda selama
pemutaran gambar, sedangkan tombol SET digunakan untuk mengonfirmasi
pemilihan. Dalam mode pemotretan, fungsi tombol beralih ke tombol yang
ditunjukkan oleh ikon.
9 Speaker
Bunyi audio rekaman film dapat diputar kembali melalui speaker. Selama
pemutaran film, memutar Main Dial akan memungkinkan Anda menyesuaikan
level volume. Tidak hanya itu, Anda juga dapat memilih dan memutar kembali
musik latar belakang dari layar menu.
10 Tombol Pemilihan Titik Fokus
Gunakan tombol ini untuk memilih posisi yang akan menetapkan fokus (titik
AF) selama pemotretan AF. Anda dapat memilih titik AF mana saja secara
manual.
11 Sakelar Live View Shooting/ Movie Shooting
Gunakan tombol ini untuk menghidupkan atau mematikan fungsi Live View.
Menekan tombol ini satu kali akan menampilkan gambar Live View pada
monitor LCD, dan kamera siap untuk pemotretan Live View. Untuk merekam
film, tetapkan mode pemotretan ke “Movie shooting,” lalu tekan tombol ini
untuk mulai merekam. Untuk menghentikan, tekan lagi tombolnya.
13
1. Shooting Mode
Menampilkan teks atau ikon yang berkaitan dengan shooting mode yang sudah
Anda pilih saat memutar Mode Dial.
2. Shutter Speed
Menampilkan interval waktu selama shutter terbuka. Meninggikan nilai
parameter akan memperpendek interval waktu shutter untuk tetap terbuka.
3. Tampilan Level Baterai
Menampilkan level sisa baterai dengan ikon. Ilustrasi di sini menunjukkan
status saat level baterai masih penuh. Tampilan ikon berubah saat level baterai
berkurang.
4. Sisa Bidikan
Menunjukkan jumlah sisa bidikan yang dapat ditangkap. Jumlah ini bervariasi
menurut kapasitas kartu memori yang digunakan serta kualitas rekaman
gambar yang sudah Anda pilih.
14
2. Mikrofon
Ini adalah mikrofon built-in untuk menangkap bunyi audio selama perekaman
film. Mikrofon yang digunakan bisa mono atau stereo, tergantung model
kamera.
3. Memasang Tali Gantung
Tarik ujung tali melalui eyelet (lubang), lalu kencangkan seraya memastikan
bahwa kedua ujung tali seimbang.
4. Hot Shoe
Ini adalah terminal untuk memasang unit flash eksternal ukuran besar. Data
ditransmisikan antara kamera dan unit flash melalui kontak. Simpan kontak
dalam keadaan bersih untuk memastikan tembakan flash eksternal yang tepat
saat diperlukan.
5. Mode Dial
Putar dial ini untuk memilih shooting mode menurut pemandangan yang ingin
Anda tangkap. Shooting mode pada umumnya dibagi ke dalam dua zona
berbeda, Creative (Kreatif) dan Basic (Dasar)
• A: Creative Zone
Creative Zone mode memungkinkan pengguna memilih dan menetapkan
fungsi menurut tujuan yang mereka niatkan.
• B: Basic Zone
Dalam Basic Zone mode, kamera secara otomatis memilih pengaturan yang
sesuai menurut pemandangan yang dipilih.
6. Sakelar Daya
Gunakan sakelar ini untuk menghidupkan dan mematikan daya kamera.
Apabila daya kamera dibiarkan hidup untuk jangka waktu yang lama, kamera
akan otomatis dialihkan ke mode standby untuk menghemat daya. Pada
sebagian kamera, sakelar daya dilengkapi ikon Movie (Film) seperti
ditunjukkan dalam ilustrasi, yang memungkinkan Anda beralih ke Movie
shooting mode secara langsung.
16
1. Tombol Flash
Gunakan tombol ini untuk memunculkan flash built-in. Dalam Basic Zona,
flash built-in dapat muncul secara otomatis pada sebagian kasus menurut
fungsi yang digunakan.
17
Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan
diambil dari dada keatas.
Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka
yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai
kaki.
Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak
jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga
jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya
satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang
ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat
diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka
dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak
dan tilt down jika kamera mengangguk.
Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika
bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
20
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang
bergerak.
Objek bergerak sejajar dengan kamera.
Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan,
ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti
cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan
menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan
pencahayaan dari belakang.
Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke
objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di
dalam ruangan.
Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan
kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang
dimunculkan sehingga ada kesan indah.
The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di
depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek
satu ke objek lain secara cepat.
21
Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar
dan lebih dramatik.
Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju
kencang.
Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan.
Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-
buru atau dikejar sesuatu.
Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek
tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk
memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek
sedang bercakap-cakap.
Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya
dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.
3.4. Sinematografi
Sinematografi (dari bahasa Yunani: 'kinema - κίνημα' "gerakan"
dan graphein - γράφειν "merekam") adalah ilmu terapan yang membahas tentang
teknik menangkap gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut
sehingga menjadi rangkaian gambar yang memililki kemampuan menyampaikan
ide dan cerita.
Dalam kamus, istilah TELETALK yang di susun oleh Peter Jarvis terbitan
BBC Television Training, cinematography diartikan sebagai the craft of making
picture (pengrajin gambar). Sebagai pemahaman, sinematografi bisa di artikan
kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-
gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan yang bergerak menjadi
rangkaian gambar yang mampu menyanpaikan maksud tertentu atau
menyampaikan informasi atau mengomunikasikan ide tertentu.
22
3.8. Pencahayaan
Cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi. Bahkan
tak salah kiranya jika ada ungkapan Film are Light ! atau film adalah cahaya,
25
karena memang untuk meng-exposed sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan
bahkan untuk melihat sebuah benda di alam ini kita memerlukan pantulan cahaya.
Seni menata cahaya dalam film menjadi bagian yang terpenting karena
bisa mempengaruhi juga perhatian penonton terhadap cerita. Tata cahaya film
sangat dipengaruhi oleh pengalaman kita melihat kondisi cahaya dalam dunia nyata,
bagaimanapun juga cahaya dalam film meniru cahaya alam.
Secara Teori cahaya dalam film adalah 45 derajat tinggi dan jaraknya dari
kamera, hal ini dikarenakan masalah estetis saja, artinya dalam sudut 45 derajat
sudut cahaya yang mengenai wajah akan terlihat seperti yang kita lihat di alam
nyata.
Dalam sinematografi kita hanya mengenal dua warna cahaya atau yang
sering di sebut sebagai Daylight atau cahaya matahari dan Tungsten atau cahaya
lampu ruangan. Dua jenis warna cahaya tersebut diukur dengan satuan Kelvin.
Karena hanya ada dua jenis warna cahaya dalam film maka kita bisa
membaginya sebagai menggunakan warna Daylight untuk scene siang dan warna
tungsten untuk scene malam. Tentu saja untuk tujuan kreatif hal ini juga bisa tidak
dihiraukan, akan tetapi secara prinsip dua suhu warna tersebut yang harus kita
gunakan dalam bercerita.
Film juga sangat sensitive dalam menangkap beberapa spectrum cahaya
yang tak terlihat oleh mata kita seperti Ultra violet dan Infra red. Maka kita juga
harus memperhatikan dua elemen spectrum tersebut dalam membuat film.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menata lighting adalah bayangan
atau shadowkarena bayangan tersebut bisa mengganggu atau membantu gambar
kita. Mengganggu dalam arti jika kita salah menempatkan cahaya maka di wajah
aktor/aktris akan terlihat bayangan hidung, dahi, dan sebagainya hal ini tentu saja
bisa mengganggu penonton atau bahkan mengurangi kecantikan/estetika gambar
kita. Pada film horor, sering bayangan digunakan sebagai elemen bercerita yang
sangat efektif. Penonton bisa merasakan kehadiran makhluk halus dengan melihat
sebuah bayangan melintas di depan frame dan sebagainya.
BAB IV
PEMBAHASAN
26
27
Karena kamera yang digunakan hanya pada posisi still, untuk itu pada saat
tapping di Studio Kompas TV Palembang perpindahan kamera biasanya dilakukan
dari ruangan Control Room, yaitu tempat dilakukannya proses perekaman,
perpindahan dari kamera 1 ke kamera 2, menaikkan dan mengecilkan volume suara
pembawa acara secara langsung dan lainnya.
Treatment
SEGMENT 1
Segment 1 merupakan awal langkah penonton untuk mengetahui apa saja berita
yang akan diberitakan. Biasanya pada segmen ini pembawa acara membacakan
headline news lalu diikuti dengan mulainya pengambilan gambar dari kamera 2,
long shot dan perkenalan dari si pembawa acara.
28
SEGMENT 2
Segment 2 diawali dengan pembawa acara membacakan berita, diikuti dengan
pembawa acara melihat kamera 1, medium close-up.
SEGMENT 3
Segment 3 diawali dengan pembawa acara memberi informasi mengenai cuaca dan
berita dari daerah jambi dan banyuasin, diikuti dengan perpindahan dari kamera 1
medium close-up ke kamera 2 long shot
SEGMENT 2
Segment 2 diawali dengan masuknya pembawa acara dalam frame dan menjelaskan
sedang dimana dan apa yang akan dilakukan, posisi kamera still, knee shot dan yang
bergerak hanya objeknya saja yaitu pembawa acara.
SEGMENT 3
Segment 3 hanya berisi gambar kosong, menggambarkan apa saja yang ada di
dalam lokasi tersebut. Shot yang digunakan adalah medium shot, extreme long shot,
dan close-up
31
SEGMENT 4
Di segment 4 ini melakukan shot wawancara bersama General Manager dari Hotel
Santika Premier Palembang, diawali dengan teknik pengambilan longshot
pembawa acara dan narasumber diikuti dengan medium close up pada narasumber
SEGMENT 5
Segment 5 dimulai dengan menyoroti gambar kosong aktivitas di Hotel Santika
Premier Palembang dan penjelasan terakhir dari pembawa acara, teknik
pengambilan gambar yang dilakukan adalah panning, still, medium close up dan
zoom out
33
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah penulis lakukan selama kerja praktik di PT.
Pratama Cipta Digital Kompas TV Palembang (Kompas TV Palembang) yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta terestrial nasional di
Indonesia yang dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir
menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia,
yaitu TV7
2. Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan
menghilangkan tulisan TV pada logo tersebut, dan tulisan TV tersebut kembali
digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga sekarang
3. Dalam pengambilan gambar berita ini Kompas TV Palembang kamera Sony
DCR SD1000E sedangkan dalam pengeditan video berita menggunakan
software Adobe Premiere Pro.
4. Program acara berita yang digunakan dalam pengambilan gambar berita ini
adalah KOMPAS SUMBAGSEL.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam pengambilan gambar berita kita harus tahu teknik- teknik
pengambilan gambarnya terlebih dahulu. Sebagus – bagusnya pengambilan gambar
berita menggunakan kamera juga harus diimbangi dengan editing video yang bagus,
yang meliputi pemotongan & penyisipan video, penambahan efek transisi dalam
video, penambahan backsound & dubbing, penambahan efek animasi dll.
34