Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul


Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) adalah praktek keahlian
produktif yang dilaksanakan di Industri, berbentuk kegiatan mengerjakan
pekerjaan produksi di Industri/Perusahaan. Dari berbagai pengalaman SMK
menyelenggarakan program PRAKERIND, komponen Normatif dan Adaptif
dilaksanakan di Sekolah. Komponen Teori Kejuruan dilaksanakan di Sekolah,
komponen Praktek Dasar kejuruan dapat dilaksanakan sebagian di Sekolah
dan sebagian di Industri, sedangkan komponen Praktek Industri sepenuhnya
dilaksanakan di Industri.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) yang bertempat di ESA TV
Bengkulu yang berlangsung dimana dalam Praktek Kerja Industri
(PRAKERIND) penulis tidak langsung turun tangan dalam melakukan kerja
praktek di bidang multimedia, akan tetapi semua pekerjaan itu ditangani
langsung oleh pembimbing yang telah berpengalaman yang bekerja khusus
untuk menangani pekerjaan yang berhubungan dengan multimedia atau
permasalahan yang ada yang berhubungan dengan multimedia. Jadi untuk
pertama kalinya penulis melakukan PRAKERIND hanya memperhatikan,
setelah berlangsung beberapa hari barulah penulis langsung turun atau kerja
langsung untuk mempraktekan apa saja pekerjaan yang berhubungan dengan
multimedia, Dan itu juga masih diperhatikan oleh pembimbing yang ada di
ESA TV Bengkulu agar tidak terjadi kesalahan pada saat mengoprasikan
aplikasi. Adapun kegiatan-kegiatan dan praktek oleh masing-masing penulis
adalah sebagai persyaratan untuk kenaikan kelas pada SMK Negeri 4
Kepahiang dan sebagai bukti bahwa penulis benar-benar telah selesai
melakukan PRAKERIND di ESA TV Bengkulu.
Tempat pelaksanaan PRAKERIND ini dilaksanakan di luar sekolah,
yaitu dunia kerja. Untuk kesempatan kali ini penulis melaksanakan
PRAKERIND di ESA TV Bengkulu dan ditempatkan sebagai editor program,

1
yang bertugas mengedit program yang akan tampil di TV. Penulis memilih
judul Proses Pengeditan Program VOA (Voice Of America) Dengan
Menggunakan Aplikasi Adobe Premiere Pro Cc 2017.
Adapun Penulis memilih judul ini didasarkan pada kegiatan yang dilakukan
selama melakukan PRAKERIND yaitu melakukan pengeditan program
menggunkan aplikasi Adobe Premiere Pro Cc 2017.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan PRAKERIND ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Adobe Premiere Pro Cc 2017?
2. Bagaimana cara pengeditan program menggunakan Adobe Premiere Pro
Cc 2017?
C. Tujuan
Tujuan pemecahan masalah pada laporan prkatek industri ini adalah:
1. Menambah ilmu tentang multimedia.
2. Mampu mengedit program menggunakan Adobe Premiere Pro Cc 2017.
D. Sistematika Laporan
Untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui isi dari laporan ini,
penulis mencoba untuk memberikan penguraian masalah tersebut secara
sistematis. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut : 
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar isi
5. Bab I Pendahuluan
6. Bab II Tinjauan Umum Tempat PRAKERIND
7. Bab III Hasil dan Pembahasan
8. Bab IV Penutup
9. Daftar Pustaka
10. Lampiran-lampiran

2
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKERIND

A. Sejarah Singkat ESA TV Bengkulu.


PT. Multi Televisi Indonesia (ESATV) berdiri sejak 8 Juli 2010.
Sedangkan ESATV Bengkulu berdiri sejak 21 Februari 2011. Dengan target
segmentasi penonton semua kalangan, ESATV Bengkulu mencoba
menghadirkan beragam pilihan tayangan yang menarik, bermutu, informatif,
edukatif, serta menghibur. ESATV mulai mengudara di wilayah kota
Bengkulu dan Bandung pada awal Januari 2011.
ESATV Bengkulu, merupakan salah satu stasiun televisi yang dimiliki
oleh PT. Multi Televisi Indonesia (ESATV), yang terletak di Jalan Semarak
Raya Bentiring, RT 03, RW 01, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu. ESATV sendiri adalah stasiun televisi berjaringan yang merupakan
stasiun televisi afiliasi bersama Fu Jian TV, yaitu stasiun televisi Lokal di
Propinsi Fu Jian, Cina. Masing–masing stasiun televisi tersebut
menghadirkan ragam program menarik dari masing–masing wilayah dan
diharapkan dapat menjadi jembatan transformasi dua kebudayaan, yaitu
kebudayaan Indonesia dan Cina.
Sebagai salah satu stasiun televisi lokal di Provinsi Bengkulu, ESATV
Bengkulu telah menunjukkan eksistensinya dengan kualitas yang mampu
unggul dibandingkan stasiun televisi lokal lainnya. Hal ini terjadi berkat
seluruh karyawan ESATV Bengkulu merupakan orang–orang yang
berpotensi kreatif dan selalu berinovasi tanpa batas. Hingga saat penelitian ini
dilaksanakan, karyawan ESATV Bengkulu berjumlah 45 orang, dengan
pembagian tugas dan peran yang sesuai dengan potensinya masing- masing.
ESA TV Bengkulu mengudara di Kota Bengkulu melalui channel /
frekuensi 32 UHF dan dapat juga diakses di kota lainnya hingga ke 185
negara secara streaming melalui mivo.tv.

B. Struktur Organisasi ESA TV Bengkulu

3
Sebagai salah satu televisi lokal di Provinsi Bengkulu, ESATV
Bengkulu berusaha memaksimalkan seluruh tayangan–tayangannya. Berbagai
hal dilakukan untuk mempertahankan eksistensinya di dunia media Provinsi
Bengkulu. Dalam mencapai visi dan misi perusahaan, setiap karyawan
ESATV Bengkulu diberikan tugas dan peran yang sesuai dengan potensinya
masing–masing.
STRUKTUR ORGANISASI ESA TV BENGKULU
LINAS SUTI
(KOMISARIS)

AMIR MAHMUD
(DIREKTUR UTAMA)

ALFA BERLIAN
(DIREKTUR
OPRASIONAL)

STELA
(DIREKTUR
DIREKSI)

ARY LEE HELEN ARIF CAMEL


(K. TEKNISI & (ACOUNTING &
SIARAN I) (FINANCE) (HAD) TAX)

FENY M. YUSUF EDI WIRIANTO


(HRD) (KEPALA
(MCR)
PRODUSER)

FERIKO
(PR & HEAD
MARKETING)

NOVIA RESTI.A
HADI LENA RIRIN
(HOST & (TRAFFIC)
MARKETING) (MARKETING) (MARKETING) (MAKETING)

GUNAWAN DWINKA M. YUSUF


(REPORTER) (REPORTER) (EDITOR)

C. Rencana-rencana ESA TV Bengkulu

4
Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang
paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya.
Mengelola media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia.
Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia
yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki
setiap media penyiaran yaitu teknik, program dan pemasaran.
Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas
orang-orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian,
kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan
pimpinan media penyiaran bersangkutan mengelola sumber daya manusia
yang ada. Karena alasan inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada
media penyiaran.
Pengelola stasiun penyiaran sering membuat kesalahan yaitu memulai
kegiatan dan membuat keputusan tanpa menetapkan tujuan terlebih dahulu.
Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan
dicapai. Setiap tujuan kegiatan dapat juga disebut dengan sasaran (goal) atau
target.
Sebagai tambahan, seluruh tujuan harus dapat dicapai, terukur,
memiliki tenggat waktu (deadline) serta dapat diawasi. Sekali tujuan
ditetapkan maka rencana atau strategi dapat disusun untuk mencapainya.
Skema berikut ini menunjukkan bahwa hanya setelah misi dasar ditetapkan
maka tujuan, strategi, program, kebijakan dan rencana dapat ditetapkan.
Berdasarkan kepemilikannya, media dapat dibagi dalam tiga bagian
besar. Pertama, not-for-profit media organization. Model manajemen media
seperti ini yang ideal dalam kerangka membangun ruang publik, karena
dengan model manajemen media seperti ini berbagai isu dan wacana dapat
saling dibenturkan secara bebas.
Kedua adalah organisasi media yang dimiliki oleh negara atau public
(public/state owned media organizations). Model kepemilikan organisasi
media seperti ini mendudukan kontrol negara dalam posisi yang vital.
Manajemen media dalam model kepemilikan seperti ini memainkan peran

5
menjadikan media sebagai alat penanam ideologi negara dan hegemoni,
sebuah fenomena sosial yang banyak dijumpai di negara komunis. Sedangkan
public owned media mengindikasikan media digunakan untuk kepentingan
publik, dengan dibiayai pajak langsung maupun tidak langsung, yang
biasanya berfokus pada berita dan dokumenter seperti BBC di Inggris.
Terakhir adalah organisasi media yang dimiliki oleh swasta (privately
owned media organizations). Model kepemilikan media ini mengindikasikan
bahwa media dimiliki swasta, dikontrol oleh individu, keluarga, pemegang
saham maupun holding company. Model kepemilikan yang terakhir inilah
yang saat ini secara telak mendominasi, sehingga manajemen media pun tidak
lepas dari kepentingan pemilik modal, sebagaimana yang dikemukakan
penganut teori neo Marxisme namun dibantah oleh para penganut teori
strukturasi yang mendudukan pekerja media dalam manajemen media sebagai
pihak yang memiliki daya tawar terhadap manajemen dan pemilik media.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
A. Analisa Sistem Aktual
1. Proses Bisnis
Pada proses penyiaran terdapat program yang akan disiarkan pada
audien, program tersebut ada yang diproduksi dan dibeli. Program
tersebut diteliti dan dikerjakan dengan seksama agar memliki kualitas
siaran yang terbaik. Proses tersebut adalah administrasi penyiaran.
Sedangkan proses pengaturan manusia-manusia penyiaran disebut dengan
manajemen penyiaran. Oleh sebab itu manajemen penyiaran merupakan
pengerak dari suatu lembaga penyiaran, yang bertujuan untuk mengelola
operasionalisasi siaran secara kreatif dan dinamis, serta menghasilkan
berbagai mata acara siaran yang diminati oleh sebagian besar khalayak
penonton atau pemirsa.
 Proses Kerja Editing Program ESATV Bengkulu
Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan
pertimbangan yang matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi
yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta organisasi pelaksana.
Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi agar
pelaksanaan produksi jelas dan efisien.
Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga
bagian yang biasa disebut dengan standard operation procedure
(SOP),yaitu:
1) Pra-Produksi
Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah
produksi, tahap ini meliputi:
a) Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah
menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian
dilanjutkan dengan riset dan pengembangan gagasan tersebut.
b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil
pengembangan gagasan dan riset.

7
c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi
produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata
suara, make up, wardrobe dan fasilitas teknik.
d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking
dan penyempurnaan naskah.
e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang
dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera.
Perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian
administrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan
produksi.
f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan
ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil
tentang setting, karakter, dialog dan adegan.
g) Pra-studio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading
para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara.
Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi,
pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.
h) Run trough, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari
blocking kamera, tata cahaya, tata artistik dan pemain
melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.
2) Produksi
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka
pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya
produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-
masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah
dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot
dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi
adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan
berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting
dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah

8
hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan
itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
3) Paska-produksi
Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara
televisi, setelah produksi lapangan maka materi masuk dalam pos
editing. Tahap ini meliputi:
a) Editing
Proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang
padu dan barkesinambungan sesuai konsep naskah. Dalam tahap
editing ini yang pertama dilakukan adalah:
 Editing offline
Yaitu memilah materi yang dianggap bagus sesuai
catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan
capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam
pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar
disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari
adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru
kemudian disusun berurutan .
 Editing online
Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline
yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara,
transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang.
 Mixing
Setelah semua komponen gambar dan suara selesai
disusun selanjutnya adalah mixing audio sesuai standar
penyiaran. Disini proporsi suara diatur mana suara yang perlu
dominan dan mana yang dijadikan backsound jangan sampai
suara saling mengganggu. Setelah semua selesai maka
selanjutnya adalah print to tape atau diubah kembali kedalam
pita kualitas broadcast.
b) Preview

9
Sebelum program diprint untuk disiarkan maka
dilakukan preview oleh produser untuk memastikannya program
sudah benar-benar fix. Jika ternyata masih terjadi kesalahan
maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan
revisi kembali. Setelah revisi fix barulah print on tape dan siap
tayang. Kaset atau Tape yang digunakan masing-masing stasiun
televisi belum tentu sama ada yang menggunakan jenis pita
Betacam, DVCPro, DVCam dan lainnya.
c) Tranmisi
Setelah semua urusan editing selesai selanjutnya masuk
pada bagian tranmisi yaitu bagian on air penyiaran program.
 Adobe Premiere Pro Cc

Adobe Premiere adalah program Video Editing yang


dikembangkan oleh Adobe. Program ini sudah umum digunakan oleh
rumah-rumah produksi, televisi dan praktisi di bidangnya. Keuntungan
belajar melakukan edit video menggunakan Adobe Premiere adalah
program ini sebenarnya mudah dipelajari dan dalam waktu singkat Anda
dapat mencapai tingkat mahir walaupun sekarang masih pemula. Dengan
latihan tentunya.
Adobe Premier lebih dikhususkan untuk merangkai gambar, video
dan audio, bukan untuk animasi karena untuk animasi kita bisa memakai
Adobe After Effect. Namun Adobe Premier terdapat beberapa trik rahasia
yang dapat menampilkan multimedia yang lebih menarik. Oleh karena itu
adobe premier dapat digabungkan oleh multimedia lainnya seperti 3D

10
Studio Max, After Effects, Adobe Photoshop dan Utility multemedia
lainnya.
Dengan menguasai adobe premier Pro anda akan mampu menyusun
video event seperti pernikahan, video klip music, film cerita, video profil,
showreel dll. Bagi orang awam ketika pertama membuka adobe premier
mungkin akan sangat rumit. namun jika terus dilatih dengan metode
pembelajaran tutorial sistematis, maka secara otomatis anda akan
memehami tools dan fungsi-fungsi yang ada di adobe premier pro.
Program Adobe Premiere adalah bagian dari Adobe Creative Suite,
sebuah rangkaian dari desain grafis, video editing, dan pengembangan
aplikasi web yang dibuat oleh Adobe Systems. Premiere Pro mendukung
banyak kartu video editing dan plug-in untuk percepatan proses, tambahan
mendukung format file, dan video / audio efek. Premiere Pro CS4 adalah
versi pertama yang akan dioptimalkan untuk 64-bit sistem operasi
meskipun tidak natively 64-bit.
Premiere Pro merupakan penerus untuk mendesain ulang Adobe
Premiere, dan diluncurkan pada tahun 2003. Premiere Pro merujuk ke
versi dirilis pada tahun 2003 dan kemudian, sedangkan Premiere merujuk
pada rilis sebelumnya. Meskipun dua versi Premiere Pro hanya didukung
Windows, Premiere Pro CS3 tersedia baik untuk Windows dan Mac OS
(hanya berbasis Intel Mac yang didukung) membuatnya menjadi salah satu
dari beberapa lintas platform NLEs tersedia.
Premiere Pro digunakan oleh broadcasters seperti BBC dan The
Tonight Show. Telah digunakan dalam fitur film, seperti Dust to Glory,
Captain Abu Raed, dan Superman Returns (untuk video capture proses),
dan tempat-tempat lainnya seperti Madonna’s Confessions Tour.
 Cara Menggunakan Aplikasi Adobe Premiere Pro Cc
Adobe Premiere Pro merupakan aplikasi pengedit video yang
tersedia bagi pengguna OS, Windows dan Linux. Jika kamu ingin memulai
karir sebagai video editor atau mungkin Vlogger yang menuntut

11
kemampuan untuk menyunting video maka kamu perlu
mempertimbangkan menggunakan aplikasi ini untuk pekerjaan sehari-hari.
a) Mengenal Fitur Adobe Premiere Pro
Sebelum kamu belajar menggunakan Adobe Premiere,
alangkah baiknya untuk mengenal terlebih dahulu user interface, fitur
dan istilah yang digunakan pada aplikasi ini. Lihat gambar di atas dan
berikut ini penjelasan berdasarkan nomor yang terterai.
1. Project: Merupakan kolom yang berisikan video atau sound.
Kamu dapat dengan memindahkan file dari komputer dengan
menggesernya ke kolom ini. Otomatis file akan tersedia dan siap
disunting. Pada kolom ini juga kamu dapat mengedit perpindahan
atau transisi antar video dan mengedit suara.
2. Sequence: Merupakan kolom untuk melakukan penyuntingan.
Kamu hanya perlu menggeser file yang indin diedit pada
kolom project. Kamu dapat menindih sampai dengan 3 video dan
3 audio sekaligus. Pada kolom ini kamu bisa memotong dan
menyatukan file.
3. Program: Merupakan real time preview video yang sedang kamu
sunting. Ketika kamu memutar video yang tengah disunting akan
muncul di kolom ini.
4. Source: Berisikan info mengenai video atau sound yang kamu
sedang gunakan. Pada kolom ini kamu juga bisa mengedit suara
ataupun tone warna dengan lebih detail.
b) Menggunakan Adobe Premiere
Berikut langkah-langkah penggunaan Adobe Premiere :
1. Buka “Adobe Premiere Pro CC” terlebih dahulu untuk memulai
editing video, Lalu klik “New Project”.
2. Dalam New Project nanti anda atur nama, settingan le disimpan di
folder mana, untuk General biarkan saja, lalu klik

12
3. Pilih menu “File > New > Sequence (Ctrl+N)” untuk bisa memulai
import dan mengedit video kalian.

4. Lalu pilih HDV 1080p25 (frame) dikarenakan menyesuaikan ukuran


resolusi dari gambar yang mempunyai ukuran 1920x1080p. Jika anda
tidak mengetahui silahkan cek terlebih dahulu ukuran resolusi
videonya, dan memilih sequence yang sesuai dengan ukuran video
anda

13
5. Maka anda akan mengetahui Workspace (tampilan) default adobe
premiere pro yang memiliki banyak kolom untuk pengeditan video.
Untuk penjelasan anda bisa lihat kolom yang saya sudah beri tanda
dengan kotak berwarna.

Warna Biru Aqua : Merupakan sebuah kolom yang dimana terdapat


kategori Effect, Project, dan Media.
Warna Ungu : Dimana anda bisa merubah posisi workspace sesuai
kebutuhan seperti Mode Editing, Mode Color, Mode Effect, Mode
Audio dan Title.
Warna Kuning : Kolom program untuk menampilkan visualisasi dan
time durasi video yang di edit pada kolom timeline.
Warna Hijau : Sebagai Tools yang di butuhkan untuk editing
Warna Merah : Merupakan kolom utama sebagai mengedit video dan
audio. Sekarang fokus pada kolom Project tadi, rubah kategori
menjadi Project : Nama project anda.

6. Setelah itu untuk memasukan video pilih menu File > Import bisa juga
untuk mengumpulkan bahan-bahan seperti gambar, dan audio yang
nantinya akan bertempat dikolom project. Anda juga bisa memasukan

14
dengan Sorcut Ctrl + I dan Klik kanan pada kolom project seperti
berikut ini.

7. Pilih video yang anda butuhkan untuk di edit di adobe premiere pro.

8. Ketika video sudah masuk kedalam kolom project, paling utama kita
hanya perlu memasukan video kedlam kolom Timeline.  Namun harus
anda ketahui dengan fungsi kolom Source dimana video bisa lebih
melihat atau memotong durasi video dan juga bisa memilih apakah
hanya video yang di ambil atau sebaliknya audio saja yang di
masukan kedalam timeline.
Jika anda DRAG video langsung kedalam kolom Timeline, maka
Video dan Audio akan terbawa secara utuh dari durasi video tersebut.

15
9. Ketika video tersebut di masukan ke kolom Souce dan langsung
kedalam kolom Timeline akan seperti berikut ini.

10. Setelah itu kita akan mencoba memotong sebuah video yang telah
dimasuka. Lalu kita akan memotong durasi video tersebut dengan
tools pada kolom merah dengan nama Mark In dan Mark Out yang
hasilnya akan ada tanda pada durasi video.
11. Kita akan melakukan penarikan hanya visualisasi saja dan memasukan
kedalam kolom timeline, Apa yang terjadi ? Simak gambar dibawah
ini :

Kesimpulan dari 2 cara perbedaan memasukan video kedalam kolom


timeline yaitu pada kolom source anda lebih bisa leluasa untuk
memotong dan meninjau sebuah video sebelum di edit. Sedangkan
ketika DRAG langsung ke timeline maka secara otomatis video akan
secara utuh pada durasi yang sesuai. Silahkan memilih kedua cara
tersebut dan saya sarankan DRAG video melalui kolom Source
terlebih dahulu.
12. Bagaimana cara memotong video atau audio pada kolom timeline ?
Anda hanya cukup dekatkan cursor mouse dengan bar video.  Ketika
cursor menyentuh secara otomatis cursor akan berubah menjadi

16
kurung tutup berwarna merah. Lalu anda klik kiri dan tahan dengan
menggeserkan ke arah kiri. Maka durasi
13. Perhatikan pada kolom timeline ada sebuah garis dimana berfungsi
sebagai mengatur durasi video yang akan terhubung dengan kolom
PROGRAM yang untuk memonitoring editing video anda.

14. Jika anda kesulitan melihat bar video dalam kolom timeline, silahkan
geser panel dibawah ini sesuai kenyamanan anda untuk mengedit
video.
15. Jika anda banyak bahan video silahkan sesuai kan video yang akan di
edit, dengan cara mengulang cara diatas.
16. Bagaimana cara Export video yang telah di edit ? Silahkan pada menu
File > Export > Media atau juga bisa menggunakan sorcut Crtl + M.

17. Atur pada settingan sebelum memulai RENDERING video. Untuk


penjelasan saya beri tanda kolom berwarna.
Kolom Merah : Mengatur format video H.264 (MP4), AVI, dan
lainnya. Pada umumnya video mempunyai format MP4 (H.264).

17
Kolom Hijau : Anda bisa merubah resolusi video yang akan di Export,
Walaupun resolusi asli tadi 1080p anda bisa merubah menjadi 360p
pada setingan tersebut.
Kolom Biru Aqua : Menambahkan nama dan menyimpan lokasi video
yang telah di Export atau Render. Jika anda sudah setting sesuai
keinginan silahkan untuk menekan tombol EXPORT.

2. Masalah dan Solusi


Selama ini penyebutan tv lokal hanya didasarkan atas pertimbangan
aspek geografis dan jangkauan semata. Penyebutan tv lokal hanya dalam
kerangka untuk head to head dengan tv nasional. Karena pertimbangan
tersebut, maka tv lokal selama ini hanya dikenal dan dipahami terbatas
pada televisi swasta (komersial). Guna mendapatkan pemahaman yang
komprehensif yang tidak semata didasarkan atas pertimbangan geografis,
tetapi juga semangat psikografis lokalitas maka tv lokal juga meliputi tv
komunitas dan tv publik lokal.
Dalam kompetisi program siaran, tv lokal tidak saja bersaing
dengan sesama stasiun lokal, tetapi juga harus berhadapan dengan siaran
nasional dan siaran asing yang terbukti lebih siap dan mapan dalam segala
aspek (program siaran, teknis, dan bisnis) serta sudah lebih dahulu berdiri
sehingga memiliki pengalaman mengelola tv secara profesional (best
practice). Tidak dimungkiri, pangsa penonton tv nasional juga meliputi
pemirsa lokal sehingga mau tidak mau tv lokal harus vis a vis dengan
siaran tv nasional dan siaran tv asing berlangganan.
TV lokal kini tengah menghadapi situasi yang serba sulit. Beberapa
regulasi, khususnya dalam hal wilayah layanan (area service) dan

18
jangkauan siaran (coverage area) juga masih dirasakan belum adil bagi
pengelola tv lokal. Program tv lokal harus diakui mulai berkembang dari
segi kualitas dan kuantitas, tetapi belum cukup direspons pasar iklan
karena keterbatasan jangkauan siaran jika dibandingkan dengan tv
nasional. Situasi ini membuat program tv lokal berada pada situasi yang
dilematis. Satu sisi program sudah dibuat dengan prinsip penyiaran yang
sehat, tetapi disisi lain program yang berkualitas tersebut belum cukup
direspons oleh para pengiklan nasional. Dalam situasi seperti ini maka
diperlukan panduan bagi para pengelola program tv lokal sehingga dapat
merencanakan dan memroduksi program yang memiliki daya saing.
Untuk memajukan tv lokal kita harus melakukan berbagaimacam
cara antara lainnya adalah :
18. Pengelola TV lokal harus terus menggali ide-ide hiburan berbasis
potensi dan budaya lokal agar program tv lokal dapat digemari dan
menjadi pilihan utama pemirsa. Jika program lokal sudah menjadi
pilihan utama maka ke depan akan dapat membentuk habit masyarakat
dalam mengkonsumsi hiburan berbasis budaya lokal. Hal ini sekaligus
akan dapat membentuk identuitas dan menjadi benteng pertahanan
budaya. Ide-ide yang digali sepanjang waktu ini genuine dari potensi
lokal dan dikembangkan menjadi shoping-market program yang bisa
ditawarkan kepada pemasang iklan dan pasar sepanjang waktu sehingga
program tv lokal terus dapat dikembangkan sepanjang masa.
19. Pengelola Tv lokal dapat melakukan workshop kepada para
pengelola tv lokal, khususnya para produser dalam rangka untuk
membuka wawasan (mindset) dan cakrawala pandang para produser
terkait dengan pilar dasar pembuatan program lokal sehingga dapat
menjadi paradigma baru dalam merencanakan dan memproduksi
program yang memiliki daya saing. Paradigma ini diperlukan agar
pengelola tv disamping memiliki bekal teknis prakmatis juga idealisme
untuk mengembangkan potensi lokal.

19
20. Melakukan bimbingan teknis terkait dengan penerapan beberapa
strategi dalam proses perencanaan dan produksi tv lokal. Strategi ini
bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan potensi sumber daya
yang dimiliki. Para produser dapat melakukan evaluasi atas program
lokal mereka dengan menerapkan strategi baru sekaligus sharing best
practice dengan pengelola tv lokal yang lain. Dalam hal ini para
pengelola media dapat memiliki peta dasar (roadmap) dan rencana
tindak lajut pengembangan program secara berkelanjutan.
21. Melakukan penjajakan kerja sama atau sinergi program dengan tv
nasional atau tv daerah lain dalam rangka memperluas wilayah layanan
guna memperluas pasar. Kerja sama ini diperlukan dalam kaitan saling
bertukar program atau berbagi program sehingga scheduling program
bisa semakin efsien dan efektif sesuai kemampuan dan daya dukung
ekonomi.
22. Pengelola TV lokal mulai memperkuat divisi kreatif dan litbang
sebagai basis pengembangan program dan terus melakukan perbaikan
program secara berkelanjutan untuk mengantisipasi persaingan yang
semakin ketat dan dalam rangka antisipasi masa depan melalui
dukungan institusi, teknologi, dan regulasi.
B. Analisa Global
Berkenaan dengan otonomi daerah dan desentralisasi, yang
kemudian di tindak lanjuti dengan munculnya UU nomor 32/2002
tentang penyiaran, maka keberadaan TV lokal seakan mendapatkan
restunya.
Pada perjalanannya dari awal hingga saat ini, UU tersebut
belum mendapatkan kejelasan yang pasti, terutama yang mengatur
mengenai batas wilayah siaran yang mengisyaratkan bahwa TV
nasional untuk mengurangi kapasitas dan wilayah jangkauannya.
Banyak pihak yang menentang UU ini terutama dari kalangan pemilik
TV swasta yang sudah terlanjur menanamkan investasi yang tinggi
untuk televisinya, UU tersebut dimaknai akan membatasi ruang bisnis

20
mereka. Karena munculnya pertentangan, akibatnya hingga kini UU
penyiaran tersebut masih belum jelas kekuatannya.
Terlepas dari konflik kepentingan antara pemerintah dan
kapitalisme industri pertelevisian yang ada, TV lokal kemudian lahir
dengan gairah otonomi daerah yang ada. Semangat untuk menjadi
media lokal yang memfasilitasi masyarakat daerah masing-masing,
baik dari segi informasi ataupun hiburan seakan menjadi jargon yang
memposisikan TV lokal sebagai prospek cerah bagi kemajuan dunia
media di Indonesia.
Sebagaimana kedudukannya sebagai media daerah, maka
dalam penyajian dan kemasannnya pun TV lokal cenderung
menampilkan dan mengedepankan permasalahan daerah, baik dari isu
yang dibawa maupun dari bahasa yang digunakan. Seperti S-TV dan
Bandung TV yang dominan menggunakan bahasa Sunda yang
menjadi bahasa asli Jawa Barat sebagai wilayah siaran TV lokal
tersebut, dan juga Bali TV yang sebagian besar menggunakan bahasa
Bali. Selain pemakaian bahasa, dalam isi pemberitaan juga program
acaranya TV lokal terfokus membahas permasalahan lokal daerah
masing-masing.
Walaupun mempunyai ciri khas dari segi pengemasan isu
maupun bahasa, pada perkembangannya TV lokal masih belum
mampu untuk menjadi alternatif dari TV-TV nasional yang telah dulu
mengudara seperti RCTI dan kawan-kawan. Hal itu bisa dilihat dari
format acara yang cenderung sama, daya kreatif yang diharapkan
belum mampu dipenuhi secara inovatif.
Fenomena ekor mengekor dalam dunia pertelevisian
sebenarnya bukan hal yang asing, hal ini tidak hanya terjadi pada TV
lokal tapi pada kenyataannya terjadi pula diantara TV nasional itu
sendiri. Keterbatasan investasi dan lemahnya daya saing terhadap TV
nasional menjadi kendala tersendiri bagi TV lokal untuk bersaing

21
dengan TV nasional, hal ini kemudian mengakibatkan TV lokal
kesulitan di dalam mengembangkan dirinya.
Populeritas TV lokal ditengah masyarakat yang kalah jauh
dibanding TV nasional menjadi faktor bagi minimnya sponsor dan
investasi pengiklan untuk ikut menghidupi TV lokal.
Faktor modal adalah salah satu kendala yang membatasi
kinerja dari sebagian besar TV lokal yang ada dewasa ini, namun jika
Pemerintah dalam hal ini lebih tegas dalam mengatur dan
menjalankan regulasi seperti yang tercakup dalam UU penyiaran yang
mengatur wilayah siaran maka sedikit banyaknya perkembangan TV
lokal akan terbantu, karena konsentrasi TV lokal baik dari segmentasi
pasar maupun iklan akan terjaga. Media, seperti dalam bentuk TV
harus dipandang sebagai alat untuk mencerdaskan masyarakat, bukan
aspek bisnis semata.
Seiring berkembangnya dunia pertelevisian di indonesia maka
semakin banyak pula stasiun televisi yang bermunculan. Dari asalnya
hanya stasiun televisi milik pemerintah yaitu TVRI, lalu berkembang
dan bermunculan berbagai stasiun televisi swasta nasional. Seiring
berjalannya waktu perkembangan dunia pertelevisian di indonesia pun
berkembang ditandai dengan bermunculannya barbagai televisi lokal
yang siaranya tidak berskala nasional, tetapi hanya berskala lokal.
Sama dengan radio televisi sekarang juga sudah mulai mengatas
namakan dirinya sebagai stasiun televisi berita seperti metro tv dan tv
one. Sedangkan di bandung juga ada yang mengatas namakan dirinya
sebagai stasiun televisi anak yaitu spacetoon. Sedangkan televisi lokal
yang lainnya masih sama seperti televisi pada umumya seperti
manyajikan berita, informasi, hiburan, pendidikan, dll.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerind ini, sangat banyak
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Jika di sekolah
kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka ketika prakerin,
teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan
(Praktek). Pada intinya, kegiatan Prakerin sangat berguna untuk
mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah. Prakerin bisa disebut
sebagai pelengkap dan proses pematangan atau pemantapan kelak saat
sudah berkecimpung dalam dunia kerja.
Pada praktek kerja Industri ini diperlukan keahlian yang cukup.
Selama penulis melaksanakan Prakerind (Praktek Kerja Industri) di
ESATV Bengkulu , penulis merasa bangga bisa mendapatkan Ilmu yang
belum pernah penulis dapatkan sebelumnya serta memperoleh banyak
pengalaman.
Tujuan lain Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah menambah
wawasan yang luas bagi siswa dan siswi, terutama dalam bidang yang di
tempatinya. Praktek Kerja Industri telah terlaksana dengan baik, dengan
program keahlian masing-masing tanpa halangan apapun dan penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada ESATV Bengkulu yang telah
bersedia menerima penulis apa adanya untuk melaksanakan Prakerind

23
(Praktek Kerja Industri) dan bersedia mendampingi penulis selama
Prakerind berlangsung.
B. Saran
Pada akhir dari bagian karya tulis ini, saya akan menyampaikan
saran-saran, baik untuk pihak sekolah maupun bagi pihak industri tentang
pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIND).
 Untuk Perusahaan
1. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan
lebih ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada
siswa/i SMK untuk Praktik Kerja Industri (PRAKERIND).
2. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan
kedisiplinannya dalam bekerja.
3. Hubungan karyawan dengan siswa/i Prakerin diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama
yang baik.
 Untuk Sekolah
1. Pemantauan terhadap siswa/i yang sedang Prakerin maupun yang
baru akan melaksanakan Prakerin agar lebih ditingkatkan lagi
untuk menyakinkan pihak perusahaan terhadap program
PRAKERIND ini.
2. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih
ditingkatkan terutama untuk pembinaan mental siswa/i.
3. Dan juga guru-guru selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
keringanan pada siswa/i yang sedang PRAKERID.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.belajarnyata.com/2016/10/cara-mengedit-video-menggunakan-
adobe.html
https://www.kompasiana.com/anitawardana/5500683b8133112019fa7695/manaje
men-dalam-pelaksanaan-media-penyiaran
https://www.dumetschool.com/blog/Cara-Memulai-Editing-Video-dengan-Adobe-
Premiere-Pro-CC
https://www.udemy.com/course/belajar-premiere-pro-cc-2019-untuk-pemula/
https://www.labana.id/view/tutorial-sederhana-mengedit-video-dengan-adobe-
premiere-pro-cs6/2018/06/29/?fullview
http://firdausns44.blogspot.com/2014/11/pengertian-adobe-premiere-dan-
sejarahnya_9.html

25
Lampiran

26

Anda mungkin juga menyukai