1,2
Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Abstrak Dalam suatu proses produksi tidak semua produk dapat memenuhi
target. Beberapa produk akan mengalami kecacatan karena tidak sesuai dengan
target. Sehingga diperlukan suatu pengendalian kualitas untuk proses produksi.
Untuk beberapa produk, kecacatan mungkin terjadi sangat kecil sehingga
pergeseran proses tidak dapat terdeteksi oleh peta kendali shewhart, maka dapat
digunakan peta kendali CUSUM dan EWMA. Begitu pula proses produksi kertas
produk Z di perusahaan PQR yang dilihat berdasarkan berat kertas setelah diberi
lem. Setelah dilakukan analisis menggunakan peta kendali CUSUM dan EWMA
didapatkan hasil bahwa proses produksi kertas produk Z tipe II tidak terkendali
secara statisik. Dengan menggunakan analisis kapabilitas proses, didapatkan hasil
bahwa proses produksi produk Z tipe II tidak kapabel.
1 Pendahuluan
Semakin ketatnya persaingan di sektor industri membuat perusahaan berlomba-
lomba ingin memproduksi barang yang berkualitas agar dapat bersaing di pasar. Namun
dalam suatu proses produksi, produk yang dihasilkan tidak akan selalu sempurna. Pasti
ada produk yang cacat atau menyimpang dari target meski penyimpangannya hanya
sedikit. Produk yang cacat tersebut tentunya akan berkurang kualitasnya. Begitu pula
dengan proses produksi kertas, karena ketebalan kertas yang sangat tipis dan berat kertas
yang sangat ringan sehingga penyimpangan atau kesalahan produksinya kecil. Pergeseran
yang kecil tersebut seringkali tidak dapat terdeteksi oleh peta kendali shewhart. Oleh
karena itu untuk mengukur suatu pergeseran proses yang kecil dibutuhkan peta kendali
yang lebih peka terhadap pergeseran proses yang kecil yaitu peta kendali CUSUM dan
EWMA [3].
Penelitian kali ini bertujuan untuk meneliti proses pengendalian statistik di PT
PQR yang merupakan sebuah perusahaan industri yang memproduksi labelstock, release
liner dan adhesive tape. Salah satu hasil produk labelstock adalah produk Z yang sering
digunakan dalam industri manufaktur. Produk Z dipasarkan dalam bentuk lembaran atau
sheet. Produk Z terdiri dari 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II. Pada penelitian kali ini hanya
digunakan satu variabel yaitu produk Z tipe II. Proses pengendalian produksi produk Z di
PT PQR dapat dilihat dari berat kertas, ketebalan lem, serta berat kertas setelah diberi
lem. Pada penelitian kali ini, analisis difokuskan pada variabel berat kertas setelah diberi
lem.
Penelitian kali ini menggunakan statistika deskriptif untuk mengetahui
karakteristik data. Kemudian menggunakan peta kendali CUSUM dan EWMA, serta
kapabilitas proses. Asumsi untuk peta kendali CUSUM yaitu data harus sudah diambil
secara acak dan berdistribusi normal, sedangkan untuk peta kendali EWMA asumsi yang
harus dipenuhi ialah data harus acak. Jumlah data yang digunakan minimal sebanyak 30
data serta pergeseran proses setidaknya harus berada diantara 0,5σ - 1,5σ.
Dengan adanya penellitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis agar
dapat memahami materi mengenai peta kendali CUSUM dan EWMA. Kemudian juga
dapat memahami materi mengenai kapabilitas proses serta diagram pareto. Manfaat untuk
PT PQR ialah dapat mengetahui pengendalian kualitas produk Z agar kedepannya dapat
terus meningkatkan kualitas produksi untuk produk Z tipe II.
2 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Mean
Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari
kelompok tersebut [2].
Rumus menghitung mean adalah sebagai berikut:
X i
X i 1
(2.1)
n
Keterangan:
xi = data ke-i
n = banyaknya data
2.1.2 Variance
Varians adalah salah satu ukuran penyebaran data atau ukuran variansi varians
dapat mengggambarkan bagaimana berpencarnya suatu data kuantitatif [2]. Rumus
varians adalah sebagai berikut :
( x x) i
2
2 i 1
(2.2)
n
Keterangan :
σ2 = varians
= data ke-i
n = jumlah data
̅ = rata-rata data
2.1.3 Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai
tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil [2]. Rumus median
adalah sebagai berikut.
Untuk n ganjil :
Me x n 1 (2.3)
2
Untuk n genap :
xn x n
1
Me 2 2
(2.4)
2
2n n
r 1 2 1
Z n1 n2 (2.5)
2n1n2 2n1n2 n1n2
n1 n2 2 ( n1n2 1)
Dengan,
r = banyaknya runtun data
n1 = banyaknya data bertanda (+)
n2 = banyaknya data bertanda (-)
Daerah kritis:
1. Untuk data < 20
Tolak H0 jika, r < atau r > , dimana dan diperoleh dari
tabel nilai kritis untuk runtun r dengan n1 dan n2.
2. Untuk data > 20
Tolak H0 jika, Z Z Z atau p-value < .
1 1 2
2 2
D Supx Fn ( x) F0 ( x) (2.6)
i
Ci ( x j 0 ) (2.7)
j 1
𝐶𝑖 adalah nilai CUSUM dari sampel ke-i, jika nilai rata-rata shift berubah naik
hingga terjadi 𝜇1 > 𝜇0 , maka pada CUSUM akan terjadi penyimpangan ke arah positif,
sebaliknya, jika nilai 𝜇1 < 𝜇0 , maka pada nilai CUSUM akan terjadi penyimpangan ke
arah negatif.
Dimana nilai awal C0 C0 0 , nilai K disebut reference value didapatkan dari nilai
tengah antara 𝜇0 dan 𝜇1 .Jika shift (𝛿) dinyatakan dengan standar deviasi, maka nilai 𝜇1
adalah
1 0
1 0 (2.10)
K
2 2
𝐶𝑖− dan 𝐶𝑖+ adalah kumpulan penyimpangan dari nilai target 𝜇0 yang lebih besar
dari 𝐾. 𝑁+ dan 𝑁− adalah banyaknya periode berurutan dari 𝐶+ dan 𝐶− yang tidak bernilai
nol. Nilai 𝐻 merupakan decision interval dan nilai yang paling sering digunakan sebesar
5𝜎 [3].
zi xi (1 ) zi 1 (2.11)
dimana 0 1 adalah konstan (sampel pertama i=1) maka z 0 0 . Kadang-kadang
data pengamatan awal digunakan sebagai initial value untuk memulai membuat EWMA
sehingga z0 x . Jika observasi xi adalah variabel random yang independen dengan
varians 2 , maka varians dari z i sebagai berikut:
z2 2 1 1
2i
(2.12)
i
2
Oleh karena itu, peta kendali EWMA akan dibuat dengan memplot zi versus
jumlah sampel i. Garis tengah dan batas kendali untuk peta kendali EWMA adalah
sebagai berikut.
UCL 0 L 1 1
2i
2
CL 0 (2.13)
LCL 0 L 1 1
2i
2
Keterangan :
UCL = Batas Kendali Atas
LCL = Batas Kendali Bawah
L = Lebar batas kontrol
0 = Nilai target
λ = Konstanta
σ = Standar Deviasi
USL LSL
Cp (2.14)
6
Apabila 𝐶 maka produk/jasa sudah capable atau sesuai dengan spesfikasi.
Untuk spesifikasi satu arah diganakan CPU dan CPL.
USL x
Cpu
3
(2.15)
x LSL
Cpl
3
Jika Cp = Cpk, proses terpusat di rataan spesifikasi, dan tidak terpusat bila Cp <
Cpk. Cp dinamakan kapabilitas potensial, Cpk mengukur kapabilitas aktual.
Syarat-syarat proses dapat disebut kapabel yaitu sebagai berikut.
a. Proses terkendali secara statistik
b. Memenuhi batas spesifikasi
c. Presisi dan akurasi proses tinggi
Beberapa kegunaan utama dalam analisis kapabilitas proses adalah memperkirakan
seberapa baik proses akan memenuhi toleransi yang diberikan, membantu
mengembangkan produk dalam memilih atau mengubah proses, serta mengurangi
variabilitas dalam proses produksi.
3 Metodologi Penelitian
70 x70
Tabel 4.2. Uji Asumsi Keacakan dan Distribusi Normal Data Berat Kertas Tipe II
Uji Keacakan Uji Distribusi Normal
P-value 0,194 >0,15
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa nilai p-value untuk kedua uji asumsi
bernilai lebih dari α=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berat kertas setelah dilem
jenis kertas tipe II telah memenuhi asumsi keacakan dan distribusi normal. Sehingga
pengendalian proses statistika menggunakan peta kendali CUSUM dan EWMA dapat
dilakukan.
40
30
Cumulative Sum
20
10
UCL=7.95
0 0
LCL=-7.95
-10
1 8 15 22 29 36 43 50 57 64
Sample
An estimated historical parameter is used in the calculations.
Dari hasil analisis peta kendali CUSUM didapatkan nilai UCL (Upper
Central Limit) sebesar 7,95 serta nilai LCL (Lower Central Limit) sebesar -7,95.
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik merah yang
keluar dari batas kendali atas atau UCL. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa
terjadi pergeseran rata-rata proses pada berat kertas setelah diberi lem yang terjadi
mulai pada pengamatan ke-48. Maka proses produksi kertas tipe II berdasarkan
berat kertas setelah diberi lem tidak terkendali secara statistik.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa Bobot optimum adalah 0,1
karena memiliki selisih terkecil di antara bobot lainnya. Batas kendali atas digunakan
karena ada data yang lebih besar dari batas spesifikasi yang ditentukan. Berikut ini adalah
peta kendali EWMA dengan bobot sebesar 0,1 untuk data berat kertas setelah dilem
jenis kertas tipe II.
99
98
97
UCL=96,326
EWMA
96
_
_
95 X=95
94
LCL=93,674
93
1 8 15 22 29 36 43 50 57 64
Sample
Peta kendali EWMA data berat kertas tipe II dengan bobot sebesar 0,1
berdasarkan Gambar 4.2 menghasilkan batas kenali atas 96,326 dan batas kendali bawah
sebesar 93,674. Terdapat 12 data yang terletak di luar batas kendali atas. Hal ini
menandakan bahwa proses produksi produk Z kertas tipe II berdasarkan berat kertas
setelah dilem tidak terkendali secara statistik dan terdapat pergeseran mean pada proses
tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Rata-rata berat kertas produk Z tipe II setelah diberi lem adalah sebesar 96,357 gram,
Median sebesar 96 gram, dan varians sebesar 6,913. Kertas dengan berat paling ringan
adalah kertas ke-17 dengan berat 92 gram sedangkan kertas paling berat adalah kertas
ke-68 dengan berat sebesar 104 gram.
2. Berdasarkan Uji Keacakan dan Uji nNormalitas didapatkan p-value untuk kedua uji
asumsi bernilai lebih dari α=0,05. Maka data berat kertas tipe II setelah diberi lem
telah memenuhi asumsi keacakan dan distribusi normal.
3. Berdasarkan peta kendali CUSUM terjadi pergeseran proses mulai pada pengamatan
ke-48. Sehingga proses produksi kertas tipe II setelah diberi lem tidak terkendali
secara statistik.
4. Pada Peta kendali EWMA dengan bobot sebesar 0,1 terdapat 12 titik yang berada
di atas LCL. Sehingga proses produksi kertas tipe II setelah diberi lem tidak terkendali
secara statistik.
5. Berdasarkan hasil analisis kapabilitas proses diperoleh nilai Pp sebesar 0.38, niilai Ppk
sebesar 0.21. Nilai Pp dan Ppk < 1 artinya proses produksi kertas tipe II berdasarkan
berat kertas setelah diberi lem tidak kapabel serta tidak memenuhi batas spesifikasi
yang telah ditentukan perusahaan. Nilai Ppm sebesar 200000 artinya dalam satu juta
produk Z tipe II yang produksi terdapat 200000 produk yang tidak memenuhi batas
spesifikasi.
5.2 Saran
Saran yang diberikan kepada pengamatan selanjutnya adalah lebih teliti
lagi dalam melakukan pengamatan. Selain itu, dibutuhkan ketelitian dalam proses
input data hasil pengamatan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses analisis.
Selanjutnya untuk proses produksi kertas produk Z tipe II di PT PQR diharapkan
lebih ditingkatkan lagi kualitasnya agar berat produk kertas setelah diberi lem
dapat akurat dan presisi sesuai dengan target spesifikasi yang telah ditentukan.
Daftar Pustaka
[2] R. E. Walpole, Pengantar Metode Statistika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2012.
Lampiran