disusun oleh :
Kelompok 5 /A 2017
PENDAHULUAN
Keberadaan usia lanjut pada suatu keluarga tidak akan lepas dengan peranan
keluarga dalam memnuhi tugas pekembangan pada keluarga usia lanjut. Proses lanjut
usia dan pensiun merupakan suatu realitas yang tidak dapat dihindari hal ini
dikarenakan adanya berbagai stresordan kehilangan yang harus dialami oleh keluarga.
Peran keluarga untuk mengatasi stressor tersebut dapat berupa berkurangnya suatu
pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan
menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan yaitu dapat membantu orangtua agar
mampu untuk berdaptasi menghadapi stresor tersebut (Susanto, 2012).
Berdasarkan kegiatan keluarga binaan yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas
keperawatan universitas jember yang dilakukan selama 7 minggu mulai dari tanggal 26
Oktober 2019 hingga 08 Desember 2019 pada keluarga Bp. J dan Ibu H Dusun Krajan
RT 02 RW 01 Glagahwero, Kecamatan Panti – Jember ditemukan permasalahan
kesehatan yakni Osteoarthiritis. Pera
Bagaimana cara keterlibatan keluarga Bp. J dan Ibu H untuk mengatasi nyeri
lutut (osteoarthritis) ?
1.3 Tujuan
Membantu keluarga Bp. J dan Ibu H untuk mengatasi masalah kesehatan yakni
Osteoarthritis. Serta dapat membantu keluarga untuk dapat meningkatkan status
kesehatannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga Bp. J dan
Ibu H yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun Krajan Desa Glagahwero, Kecamatan
Panti – Jember.
b. Mampu mengambil keeputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
pada keluarga Bp. J dan Ibu H yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun Krajan Desa
Glagahwero, Kecamatan Panti – Jember.
c. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada pada keluarga Bp. J dan Ibu H yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun
Krajan Desa Glagahwero, Kecamatan Panti – Jember.
d. Mampu mencegah masalah kesehatan yang ada pada keluarga Bp. J dan Ibu H
yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun Krajan Desa Glagahwero, Kecamatan Panti
– Jember
e. Mampu meningkatkan kualitas kesehatan yang ada pada keluarga Bp. J dan Ibu
H yang tinggal di RT 2 RW 1 Dusun Krajan Desa Glagahwero, Kecamatan
Panti – Jember
1.3 Manfaat
TINJAUAN TEORI
Keluarga Bp. J dan Ibu H merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yakni
suatu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. Keluarga Bp. J terdiri dari bapak
J, ibu H dan kedua anak yaitu An. Ek dan An Ed. Anak pertama An. Ek telah menikah
dan memiliki dua anak, bertempat tinggal di sebelah rumah dari Bp. J. Sedangkan anak
keduanya An. Ed telah menikah dan memiliki satu anak, bertempat tinggal di
kecamatan yang berbeda dengan Bp. J. Keluarga Bp. J ddan Ibu H beragama islam,
Latar belakang dari Bp. J merupakan warga asli dari Dusun Krajan RT 02 RW 01
Glagahwero, Kecamatan Panti – Jember dengan bersuku jawa sedangkan Ibu H istri
dari Bp. J merupakan warga Panti dengan bersuku pandhalungan. Keluarga Bp. J dan
Ibu H, keduanya sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutahan sehari-hari. Bp. J
bekerja sebagai buruh bangunan yang penghasilan setiap minggunya sebesar Rp.
360.000,- dengan estimasi kerja dari hari senin sampai sabtu pada pukul 07.00-16.00
WIB sedangkan Ibu H bekerja serabutan di rumah tetangganya dari pukul 13.00 – 21.00
WIB dengan penghasilan setiap minggunya Rp. 150.000,- Bp. J dan Ibu H juga sebagai
petani yang memiliki lahan sawah (tidak menyebutkan luasnya berapa).
Di usinya yang telah usia lanjut Bp. J dan Ibu H berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan kesehariannya tanpa meminta kepada anakanya. Permasalahan
yang dialami oleh keluarga Bp. J yakni Osteoarthtritis. 2 tahun yang lalu Bp. J masuk
rumah sakit dengan keluhan nyeri dibagian lutut dan selama 4 hari tidak bisa berjalan
hal ini juga dialami oleh ibu dari Bp. J yang semasa hidupnya mengalami nyeri lutut
yang tak kunjung sembuh.
2.2 Kerangka Model Family Center Nursing
Mahasiswa mengajarkan cara untuk mengatasi nyeri lutut pada keluarga Bp.
J serta Ibu H cara dengan cara terapi kompres hangat basah dan pandan
wangi sesuai dengan SOP dan Jurnal.
Mahasiswa mengajarkan cara untuk mengatasi nyeri lutut pada keluarga Bp.
J serta Ibu H cara dengan cara melakukan latihan relaksasi otot progresif
(ROP) dan range of motion (ROM) sesuai dengan SOP dan Jurnal.
Timing : nyeri akan muncul di pagi hari dan ketika melakukan aktivitas
berlebih, nyeri akan dirasakan apabila Bp. J tidak meminum obat
methylprednissoine dan terjadi secara mendadak serta akan hilang
kurang dari 15 menit
Jumat, 6 Desember 2019
Menurut orem, asuhan keperawatan dapat dilaksanakan pada setiaap individu yang
memiliki keyakinan dan kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga dapat
membantu individu memenuhi kebutuhan hidupnya, memelihara kesehatan dan
kesejahterannya oleh karena itu teori ini dikenal dengan sebutan “Self Care atau Self
Care Defisit Theory”. Terdapat 3 prinsip dalam perawatan diri sendiri atau perawatan
mandiri sebagai berikut:
1. Perawatan mandiri yang bersifat Pada keluarga Bp. J dan Ibu H telah
holistic yakni pemenuhan oksigen, mendapatkan pemenuhan oksigen
air, makanan, eliminasi, aktivitas yang optimal hal ini dibuktikan
serta istirahat yang ditujukan untuk dengan tidak adanya permasalahan
mencegah trauma dan kebutuhan sistem pernapasan akan tetapi jika Bp.
hidup lainnya. J melakukan aktivitas fisik secara
berlebih dapat berdampak sesak
napas. Kebutuhan air pada keluarga
Bp. J dan Ibu H telah tercukupi dengan
optimal hal ini ditandai dengan
Keluarga Bp. J dan Ibu H selalu
mengkonsumsi air matang dan air
hangat setiap harinya untuk
memelihara status kesehatan.
Konsumsi makanan pada keluarga Bp.
J dan Ibu H tergantung pada kondisi
keuangan yang dimili keluarga,
keluarga Bp. J dan Ibu H memiliki
kamar mandi dan toilet di dalam
rumahnya. Setiap harinya aktivitas
Bp. J bekerja sebagai buruh bangunan
dengan estimasi kerja dari hari senin
sampai sabtu pada pukul 07.00-16.00
WIB sedangkan Ibu H bekerja
serabutan di rumah tetangganya dari
pukul 13.00 – 21.00 WIB hal ini
berdampak pada pola istirahat pada
keluarga Bp. J dan Ibu H setiap
harinya dimulai pukul 22.00 sampai
04.00 WIB dengan tidak adanya
waktu istirahat di siang harinya. Pola
aktivitas yang padat dapat
menyebabkan permasalahan yang di
hadapi keluarga Bp. J dan Ibu H saat
ini yakni nyeri lutut (osteoarthritis).
2. Perawatan mandiri yang dilakukan Tugas perkembangan pertama
harus sesuai dengan tumbuh kembang mempertahankan suasana rumah
manusia yang menyenangkan telah dilakukan
dengan cara Keluaraga Bp. J setiap
harinya memiliki waktu bersama
dengan istrinya setelah isya untuk
menonton TV sambil berbincang-
bincang mengenai masalah
kesehariannya secara bersama-sama
dengan bermain dengan cucunya.
Kedua, adaptasi perubahan
kehilangan pasangan teman, kekuatan
fisik dan pendapatan telah dilakukan
dengan cara Keluarga Bp. J telah
menerima dari perubahan yang terjadi
serta yang dialami akan tetapi Bp. J
akan merasakan nyeri di bagian
kakinya apabila tidak meminum obat.
Di usinya yang telah usia lanjut Bp. J
dan Ibu H berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan kesehariannya
tanpa meminta kepada anakanya.
Ketiga, mempertahankan keakraban
suami, istri dan saling merawat telah
dilakukan dengan cara Keluarga
Bapak Jumali telah memiliki waktu
luang untuk bersama dan membentuk
keakraban satu sama lain serta
keluarga tersebut telah bisa merawat
satu sama lain apabila salah satu
pasangan yang sakit. Keempat,
mempertahankan hubungan dengan
anak dan sosial yang ada di
masyarakat telah dilakukan dengan
cara Keluarga Bapak Jumali
bersebelahan rumahnya dengan anak
pertamnya (An. Ek) dan sering
dikunjungi oleh anak kedunya (An.
Ed) serta Keluarga Bp. J rutin
mengikuti kegiatan sosial yang ada di
lingkungan RW 01. Kelima, Life
review: refleksi dari tujuan keluarga
yang sudah tercapai atau belum
dibuktikan dengan cara Setiap pagi
Bp. J dan Ibu H selalu masak bersama
di dapur sambil berbincang – bincang
mengenang masa lalunya, ketika
hujan mereka juga duduk berdua
bersama di depan rumah, bahkan
setiap malam mereka juga berbincang
terkait kesehariannya yang sudah
dilakukan hari ini. Tugas
perkembangan keluarga yang saat ini
masih belum dilaksanakan secara
optimal oleh keluarga Bp.J yakni
mampu beradaptasi dengan perubahan
kekuatan fisiknya yang ditandai
dengan Bp. J setiap hari akan
merasakan nyeri di bagian kakinya
apabila tidak meminum obat asam urat
yang dibelinya di apotek
3. Perawatan mandiri dilakukan karena Ketika Bp. J mengalami nyeri lutut
adanya masalah kesehatan atau maka, Ibu H akan mengompresnya
penyakit untuk mencegah dan dengan air hangat dengan cara
menigkatkan status kesehatan memasak air hingga mendidih lalu
dikompreskan secara langsung saat itu
juga ke lutut Bp. J. keluarga Bp. J dan
Ibu H setiap harinya meminum air
hangat untuk mencegah dan
mengingkatkan staus kesehatan
keluarganya.
3. Model Friedman
Rencana perawatan:
1. Penyusunan Tujuan
2. Mengidentifikasi sumber – sumber
3. Mendefinisikan pendekatan alternative
4. Memilih intervensi perawatan
5. Penyusunan prioritas
Intervensi:
Implementasi rencana pengerahan sumber – sumber
Evaluasi Perawatan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
I. Data Umum
Tanggal Pengkajian: Minggu, 3 November 2019
1. Nama KK : Bp. J
2. Usia : 63
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh Bangunan
5. Alamat : Dusun Krajan RT 02 RW 01 Glagahwero, Kecamatan
Panti – Jember
6. Komposisi anggota keluarga :
Keterangan Genogram:
7. Tipe Keluarga
Keluarga inti. Keluarga Bp. J terdiri dari bapak J, ibu H dan kedua anak
yaitu An. Ek dan An Ed. Anak pertama An. Ek telah menikah dan
memiliki dua anak, bertempat tinggal di sebelah rumah dari Bp. J.
Sedangkan anak keduanya An. Ed telah menikah dan memiliki satu
anak, bertempat tinggal di kecamatan yang berbeda dengan Bp. J. Saat
ini keharmonisan keluarga Bp. J saling mendukung satu sama lain.
Dengan tipe keluarga seperti ini Bp. J dan Ibu H tidak memiliki kendala
atau masalah dikarenakan Bp. J dan Ibu H merasa nyaman dengan tipe
keluarga yang seperti ini.
8. Suku Bangsa
Latar belakang dari Bp. J merupakan warga asli dari Dusun Krajan RT
02 RW 01 Glagahwero, Kecamatan Panti – Jember dengan bersuku
jawa sedangkan Ibu H istri dari Bp. J merupakan warga Panti dengan
bersuku pandhalungan. Bp. J mengatakan keluarga tidak memiliki
kebiasaan khusus dalam keluarga yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga yang diajarkan turun-temurun dari orangtua kakek neneknya.
Bp. J mengatakan hanya diajarkan cara merawat anaknya dengan penuh
kedisiplinan, mencukupi kebutuhan pangan dan kesehatannya. Praktek
sosial budaya yang dibawa baik dari Bp. J dan Ibu H sama yakni
setiap 2 minggu sekali tepatnya di malam jumat keluarga Bp. J akan
membuat “sandingan” untuk mengirim doa sesepuh atau kerabatnya
yang telah meninggal dunia. Rekreasi yang Bp. J lakukan biasanya
karena adanya ajakan dari anaknya. Ketika Bp. J dan Ibu H menikah
menggunakan adat busana jawa yang artinya keluarga tersebut tidak
pernah memakai busana tradisional dari suku madura. Dalam kehidupan
kesehariannya Keluarga Bapak Jumali menggunakan bahasa jawa,
bahasa madura dan bahasa indonesia akan tetapi yang paling sering
digunakan ialah bahasa jawa. Di sekitar lingkungan tempat tinggal
Keluarga Bp. J terdapat jasa pijat tradisonal akan tetapi Keluarga Bp. J
tidak memanfaatkannya dengan rutin dikarenakan Keluarga Bp. J lebih
mempercayai jasa pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan sekitar
tempat tinggalnya. Ibu H mengatakan dalam keluarganya memiliki
kebiasaan khusus yang dapat mempengaruhi status kesehatan
keluarganya.
9. Agama
Keluarga Bp. J memiliki keyakinan yang sama yakni beragama islam.
Kegiatan keagamaan keluarga Bp. J baik, Sholat lima waktu dilakukan
oleh Bp. J dan Ibu H. Keluarga Bp. J berperan aktif dalam kegiatan
keagamaan yang ada di lingkungan RW 01 seperti musliminan dan
muslimatan. Bp. J mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di RW 01
seperti pengajian musliminan yang dilaksanakan setiap hari minggu
malam senin pukul 18.00 WIB (Setelah Ba’da Magrib) sedangkan Ibu
H mengikuti pengajian rutin setiap hari rabu malam kamis pukul 19.00
(Setelah Ba’da isya). Keluarga tersebut mengikuti acara keagamaan
dengan rutin Menurut ibu H tingkatan ibadah seseorang tidak
mempengaruhi kualitas kesehatan dari seseorang tersebut.
Bp. J dan Ibu H merupakan orang bersuku jawa, sejak kecil Bp.
J telah bertempat tinggal di Dusun Krajan RT 02 RW 02 Glagahwero
sedangkan Ibu H berasal dari desa panti. Keluarga Bp. J menempati
tempat tinggal sekarang dari rumah yang dibangunkan oleh Bp. J diatas
lahannya. Bp. J mengatakan pernikahan yang terjadi karena adanya
perjodohan yang dilakukan oleh pak denya dengan Ibu H, selama 3
bulan berkenalan Bp. J dan Ibu H meresmikan hubungannya dengan
bertunangan selang 3 bulan Ibu H dan Bp. J meresmikan hubungan
dengan pernikahan. Satu tahun kemudian Ibu H dinyatakan
mengandung anak pertamanya yang bernama An. Ek (39 tahun) dan
selang 6 tahun lahir anak kedua An. Ed (33 tahun) saat ini Bp. J sedang
mengalami sesak napas dan nyeri di bagian kaki sedangkan Ibu H
memiliki penyakit asam lambung, ketika asam lambung meningkat
maka hipertensi yang diderita akan muncul. Imunisasi yang diberikan
pada kedua anak dari keluarga Bp. J telah lengkap dikarenakan Ibu H
tidak mengingatnya kembali. Kondisi An. Ek (39 tahun) dan An. Ed (33
tahun) bekerja sebagai pemborong masang plavon seringkali, kedua
anaknya bekerja di tempat yang sama. Anak pertamanya An. Ek (39
tahun) memiliki rumah sendiri dan sebuah sepeda motor sedangkan
untuk anak keduanya An. Ed (33 tahun) ikut tinggal dengan istrinya.
III. Lingkungan
Keterangan :
1. Ruang tamu dan keluarga 3m X 5m
2. Kamar tidur 2,5m X 2,5m
3. Kamar mandi 2m X 1m
4. Ruang Makan 2m X 1,5m
5. Sumur 1,5m
6. Dapur 2m X 1m
V. Fungsi keluarga
Pemeriksaan Penunjang Asam Urat: 3,5 mg/dl Asam urat : 4,3 mg/dl
Gula Darah: 141 mg/dl Gula Darah: 116 mg/dl
Kolestrol : 134 mg/dl Kolestrol: 216 mg/dl
2. Status mental dan cara berbicara
Status emosi Stabil Stabil
Orientasi Dapat mengenal waktu, tempat, dan Dapat mengenal waktu, tempat, dan
orang orang
Proses berfikir Tindak loncat-loncat dalam berbicara, Tindak loncat-loncat dalam berbicara,
cepat tanggap dalam berkomunikasi cepat tanggap dalam berkomunikasi
Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar
PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat bersih, bebas dari bau, Kulit terlihat bersih, bebas dari bau,
warna sawo matang, elastis, tidak ada warna sawo matang, elastis, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul. lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul.
Kuku Bersih Bersih
PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Simestris (normal) Simestris (normal)
Rambut Persebaran merata dan lebat akan tetapi Persebaran merata dan lebat akan tetapi
terdapat banyak rambut yang berwarna terdapat banyak rambut.
putih hampir diseluruh bagian rambut.
Mata Mata berbentuk bulat dengan adanya Mata berbentuk bulat dengan adanya
kantung mata kantung mata
Hidung Hindung tampak mancung Hidung tampak mancung
Telinga Simestris (normal) Simestris (normal)
Mulut Simestris (normal) Simestris (normal)
Leher Tampak adanya jakut disertai adanya Simestris (normal)
keriput
Dada (pernafasan) Simestris (Normal) Simestris (normal)
Dada (kardiovaskuler) Simestris (Normal) Simestris (normal)
PERUT Tampak buncit Tampak buncit
GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji Tidak dikaji
EKSTREMITAS atas dan bawah Dapat berfungsi dengan baik Dapat berfungsi dengan baik namun
terkadang terdapat rasa linu dibagian
ekstermitas bawah.
Interpretasi hasil pemeriksaan fisik :
Bp. J
Ibu H
DO:
- Bp. J memegang lutut yang linu dengan wajah
meringis
- Bp. J
TTV:
TD: 120/80 mmHg
RR: 15 X/menit
GCU:
Asam urat: 3,5 mg/dl
Gula darah: 141 mg/dl
Kolestrol: 134 mg/dl
- Ibu H
TTV:
TD: 110/80 mmHg
GCU:
Asam urat: 4,3 mg/dl
Gula darah: 116 mg/dl
Kolestrol: 216 mg/dl
DS: Mampu mengatasi masalah Informasi yang Domain 1. Kelas 1. 00261
- Karakteristik Rumah dengan cara meminum air didapat dari Kesiapan meningkatkan
Meskipun kebersihan rumahnya masih perlu di perbaiki hangat tanpa alasan yang saudaranya literasi kesehatan
terkait dengan sampah dan bekas makanan / jajan jelas
sang cucu. Terkadang juga barang sang cucu tercecer
dimana – mana. Namun bagi mereka rumah ini sudah
sangat nyaman dan meraka suka tinggal di rumah
tersebut
Secara umum keadaan lingkungan fisik rumah keluarga
Bp. J adalah kurang sehat dan nyaman untuk hunian
sebuah keluarga dari aspek kesehatannya.
- Karakteristik tetangga dan komunitas
Di lingkungan sekitar rumah Bp. J masih banyak rumah
yang saling berdempetan
Keluarga Bp. J tidak percaya terhadap praktek pelayanan
kesehatan terdekat seperti adanya praktek bidan
wilayah tersebut.
- Sistem pendukung keluarga
Ibu H mengatakan dirinya sehat karena minum air putih
hangat 3x sehari yaitu pagi hari saat selesai sholat
shubuh, siang hari setelah sholat shubuh, dan malam
hari ketika akan tidur, Ibu H mendapatkan saran
seperti ini dari saudaranya dan tidak memiliki alasan
yang jelas
- Ibu H mengatakan apabila gejala dari penyakit
muncul maka klien melakukan penanganan yang ia
tahu
- Ibu H mengatakan setiap harinya meminum air hangat
untuk meningkatkan kesehatan yang diperoleh dari
saudaranya
DO:
- Di depan teras rumah Bp. J dan Ibu H terdapat
tumpukan barang yang tidak di pakai
- Bp. J
TTV:
TD: 120/80 mmHg
RR: 15 X/menit
GCU:
Asam urat: 3,5 mg/dl
Gula darah: 141 mg/dl
Kolestrol: 134 mg/dl
- Ibu H
TTV:
TD: 110/80 mmHg
GCU:
Asam urat: 4,3 mg/dl
Gula darah: 116 mg/dl
Kolestrol: 216 mg/dl
3.3. Prioritas Masalah
a. Rasa nyeri dibagian lutut pada Bp. J berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
untuk mencegah dan mengatasi rasa nyeri pada lutut
Total 4
b. kebiasaan meminum air hangat pada keluarga Bp. J berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk mencegah dan mengatasi rasa nyeri pada lutut
Total 3 1/3
3.4 Rencana Keperawatan
3.6 Evaluasi
Ibu H
S: “Ibu H mengatakan
lebih tenang karena telah
mengetahui hasil tes
asam urat dan gula
darah”
O:
TTV:
TD: 110/80 mmHg
GCU:
Asam urat: 4,3 mg/dl
Gula darah: 116 mg/dl
Kolestrol: 216 mg/dl
A: Masalah terasi
P:Lanjutkan
intervensi,Memberikan
terapi keperawatan dan
terapi komplementer
untuk mengatasi
masalah nyeri
Selasa, 19 1. Melengkapi kekurangan data Bp. J
November pengkajian S: “Bp. J mengatakan
2019 2. Melakukan pengkajian head sangat bersemangat
to toe terkait penjadwalan
3. Melakukan konfirmasi terkait implementasi yang akan
jadwal sepervisi dilakukan”
implementasi O: RR: 15 X / Menit
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
Ibu H
S: “Ibu. H mengatakan
sangat bersemangat
terkait penjadwalan
implementasi yang akan
dilakukan”
O: tidak terdapat nyeri
tekan dibagian kepala
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
4.1 Pengkajian
- Dalam jurnal : tertulis bahwa penyakit osteoarthritis adalah penyakit persendian
yang menyerang usia lanjut, faktor yang mempengaruhinya adalah usia, jenis
kelamin, berat badan, genetic, pekerjaan, kelainan anatomis, aktivitas fisik, dan
trauma lutut. (FK UNEJ)
- Realitanya : di usia Bp. J yaitu 63 tahun dimana beliau sudah memasuki masa
usia lanjut / lansia, Bp. J masih bekerja sebagai kuli bangunan dan sering
mengangkat barang. Alasan kenapa Bp. J tetap bekerja adalah karena Bp. J dan
Ibu H tidak mau membebani kedua anaknya
- Dalam jurnal : -
- Realitanya : Bp. J sangat bergantung terhadap obat, ketika tiddak meminum
obat pada malam harri maka di pagi harinya Bp. J akan merasakan nyeri
- Dalam jurnal : -
- Realitanya : Bp. J tidak tahu akan apa penyakit yang di deritanya dan apa yang
harus dilakukan untuk mengatasinya
- Dalam jurnal : Pencahayaan dan juga ventilasi rumah sangatlah berpengaruh
terhadap keberadaan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, jika pencahayaan
kurang maka tidak ada yang memperhambat pertumbuhan daripada bakteri ini,
kemudia ventilasi rumah disini berguna untuk membebaskan ruangan dari
bakteri tersebut. (JKL UNAIR)
- Realitanya : di rumah Bp. J pencahayaaan dan juga ventilasi sangatlah kurang
dimana ventilasi dan pencahayaannya hanya bergantung terhadap pintu utama
dan 2 jendela biasa yang ada di sebelah pintu tersebut
- Dalam jurnal : dalam kasus DBD faktor – faktor yang mempengaruhi penyakit
ini adalah lingkungan rumah, dimana jarak antar rumah, kebersihan rumah,
pembuangan sampah. (FK UL)
- Realitanya : rumah Bp. J sangatlah berdekatan dengan tetangganya bahkan
hanya tersisa 1 meter untuk jalan dan juga kebersihan rumah dan juga sampah
yang ada di rumah masih belum terkendali masih banyak barang – barang yang
menumpuk di setiap sudut
- Dalam jurnal : kebutuhan tidur di lansia sangatlah penting karena berpengaruh
terhadap kesehatannya dan juga aktifitas hariannya, lansia dengan keluahan
insomnia biasanya dipengaruhi oleh faktor kecemasan. Maka untuk
meningkatkan kebutuhan tidurnya kita harus mengatasi kecemasan yang
dialaminya.
- Realitanya : Bp. J sering kebangun karena nyeri yang dialaminya, kebutuhan
tidur Bp. J dan Ibu H hanya 6 jam dalam sehari
- Dalam jurnal : hasil nilai daripada pengukuran kolesterol tidak ada
hubungannya dengan keparahan osteoarthritis yang di alami (junal MM)
- Realitanya : Bp. J memiliki nilai kolesterol sedikit melewati batas normal yaitu
216 mg/dl
4.2 Diagnosa
- Dalam jurnal : penderita osteoarthritis yang harus melakukan latihan terhadap
lututnya seperti ROM, strengthening exercise, dan aerobik. (Jurnal Yogya)
- Realitanya : Bp J hanya meminum air putih hangat di pagi hari dan juga
bergantung terhadap obat
4.3 Intervensi
- Intervensi 1 : Pendidikan Kesehatan Terkait Osteoarthritis
Dalam jurnal : pendidikan kesehatan haruslah di berikan kepada penderita
osteoarthritis karena penyakit ini hampir di derita oleh kebanyakan warga
Indonesia (prevalensi) diharapkan ketika sudah mendapatkan pendidikan
tersebut keluarga dapat melakukan preventif sekunder, primer, dan tersier
Realitanya : Bp. J dan Ibu H tidak mengetahui apa – apa tentang osteoarthritis
itu
- Intervensi 2 : Kompres hangat basah
Dalam jurnal : pemberian kompres hangat basah sangatlah efektif pada
penderita osteoarthritis dalam hal penurunan tingkat nyeri daripada kompres
dingin
Realitanya : Bp. J jarang sekali melakukan hal tersebut
- Intervensi 3 : Terapi pandan wangi
Dalam jurnal : hasil penelitian membuktikan bahwasannya terapi pandan wangi
juga dapat menurunkan skala nyeri penderita osteoarthritis sehingga dapat
memudahkan aktifitas fisik, istirahat, dan membuat lansia lebih nyaman
Realitanya : Bp. J tidak suka dengan pandan wangi ketika mencium baunya
maka aka nada reflex muntah dari Bp. J
- Intervensi 4 : ROM dan ROP
Dalam jurnal : ROM dan ROP cocok untuk melatih lutut penderita osteoarthritis
karena latihan tersebut efektif untuk menurunkan nyeri dan memelihara sendi
penderita
Realitanya : Bp. J dan Ibu H sangatlah senang dengan letihan tersebut, mereka
mengatakan bahwasannya latihan tersebut membuat badannya lebih nyaman
dan enak serta mengurangi nyeri lutut Bp. J
4.4 Implementasi
- Implementasi 1 : Pendidikan Kesehatan Terkait Osteoarthritis
- Implementasi 2 : Kompres hangat basah
- Implementasi 3 : Terapi pandan wangi
- Implementasi 4 : ROM dan ROP
4.5 Evaluasi
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka