Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

LATAR BELAKANG

1.1 Karakteristik Komunitas


a. Anak Usia Sekolah (usia 6-12 tahun)
Masa anak usia sekolah merupakan masa perkembangan anak-anak dari usia 6-12
tahun yang mencakup perkembangan fisik, kognitif, psikososial, emosi, sosial, dan moral.
Perkembangan pada anak usia sekolah merupakan gabungan dari beberapa proses , yaitu
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Ketiga proses ini saling berhubungan dan saling
memperbaiki. Dengan begitu, obyek psikologis perkembangan merupakan suatu proses
perubahan yang terjadi dalam diri anak meliputi beberapa aspek sebagai implikasinya,
yaitu aspek perkembangan pertama (aspek fisik dan motorik). Seluruh aspek
perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak karena
berkaitan dengan aspek perkembangan emosi, kepribadian, dan sosial, contohnya pada
anak yang memiliki struktur fisik yang kurang normal akan memiliki kepercayaan diri
yang rendah (Latifa, 2017).

Perkembangan fisik dan motorik merupakan perkembangan fisik anak yang meliputi
empat aspek, yang terdiri dari struktur fisik (tinggi badan, berat badan, dan proporsi
tubuh), sistem saraf yang berpengaruh terhadap perkembangan aspek lainnya (intelektual
dan emosi), kekuatan otot yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik, kelenjar
endokrin yang menyebabkan munculnya pola perilaku baru. Perkembangan motorik yang
terlambat menyebabkan terjadinya keterlambatan perkembangan motorik dibawah normal
usia anak pada umumnya. Sehingga pada umur tersebut anak tidak mampu menguasai
tugas perkembangan yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Contohnya, anak
mengalami kesulitan untuk mengalami kesusahan aktifitas seperti berjalan dan melakukan
sendiri akan dipandang sebagai anak “terbelakang”. Banyak penyebab terjadinya
keterlambatan perkembangan motorik salah satunya timbul dari adanya kerusakan otak
pada waktu lahir atau kondisi pralahir yang tidak menguntungkan. Akan tetapi
keterlambatan tersebut lebih sering diakibatkan oleh kurang adanya kesempatan anak
untuk mempelajari keterampilan motorik, perlindungan orang tua yang berlebihan atau
kurangnya motivasi anak untuk mempelajari keterampilan (Suyadi et al, 2018).

Aspek perkembangan kognitif berkaitan dengan potensi intelektual yang dimiliki


anak, yaitu kemampuan dalam berpikir dan memecahkan masalah. Aspek kognitif
dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf pusat diotak. Pada otak kiri berkaitan dengan
kemampuan berpikir secara rasional, ilmiah, logis, kritis, analitis, dan juga konvergen
(memusat). Jadi kegiatan yang banyak dilakukan adalah membaca, berhitung , belajar
bahasa, dan melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan dalam otak kanan berkaitan dengan
kemampuan berpikir intuitif, imajinatif, holistik, dan divergen (menyebar). Kegiatan yang
berkaitan dengan otak kanan contohnya adalah melukis, bermain musik, dan kerajinan
tangan (Latifa, 2017). Permasalahan pada perkembangan kognitif adalah saat anak
dihadapkan dengan permasalahan yang bersifat abstrak (verbal) tanpa adanya objek yang
nyata, maka anak akan mengalami kesulitan bahkan tidak mampu untuk
menyelesaikannya dengan baik.

Aspek perkembangan sosial pada anak ditandai dengan tercapainya kematangan


dalam interaksi sosialnya, misalnya kemampuan saat bergaul, beradaptasi dengan
lingkungan, dan penyesuaian diri terhadap norma-norma kelompok. Perkembangan sosial
anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana dia berada, baik keluarga, teman sebaya,
guru, dan masyarakat sekitarnya (Latifa, 2017). Masalah pada perkembangan sosial pada
anak usia sekolah adalah anak kurang mampu beragul dengan teman sebayanya sehingga
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial dan mengakibatkan anak memiliki
sedikit teman.

Aspek perkembangan bahasa merupakan suatu media komunikasi yang digunaka


dalam penyampaian pesan (pendapat dan perasaan) menggunakan simbol-simbol yang
disepakati bersama membentuk kalimat yang bermakna berdasarkan aturan atau tatanan
bahasa yang berlaku dalam komunitas atau masyarakat tersebut. pada perkembangan
bahasa setiap anak bergantung pada kematangan otak secara biologis (Latifa, 2017).
Gangguan perkembangan anakusia sekolah sangatlah banyak dan luas seperti proses
pendengaran, penerusan impuls ke otak, otot atau organ pembuat suara. Penyebab
gangguan tersebut atau keterlambatan bicara adlah gangguan pendengaran, kelainan
organ bicara, retardasi mental, kelainan genetik, autis, mutism selektif, keterlambatan
fungsional, afasia reseptif dan deprifasi lingkungan. Gangguan bicara pada anak dapat
disebabkan oeh kelainan organik yang mengganggu sistem tubuh seperti otak,
pendengaran, dan fungsi motorik lainnya.

Aspek perkembangan emosi merupakan perasaan intens yang ditujukan terhadap


seseorang ataupun suatu kejadian tertentu. Emosi memiliki beragam ekspresi, contohnya
perasaan senang mengenai sesuatu, marah terhadap seseorang, ataupun merasa takut
terhadap sesuatu. Emosi pada anak lebih cepat berlalu dibandingkan dengan suasana hati
bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Agar mencapai kematangan
emosi, anak harus belajar untuk memperoleh gambaran mengenai situasi yang dapat
menimbulkan reaksi emosional dengan cara membicarakan berbagai masalah yang
dialami dengan orang lain. Keterbukaan mengenai perasaan dan juga masalah yang
dialami anak terhadap seseorang dipengaruhi oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan
juga oleh tingkat kesukaan pada orang sasaran (Latifa, 2017). Masalah yang muncul pada
perkembangan emosional pada anak usia sekolah pada umumnya yaitu terdapat
gangguan emosi pada perkembangan konsep diri sehingga anak memunculkan sikap
agresif terhadap teman sebayanya seperti tindakan penganiayaan dan berkelahi dan tidak
percaya diri.

b. Usia Remaja (12-18 thn)

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Tingkah laku remaja biasanya sulit dimengerti dan dikenal sebagai masa penuh kesukaran
(Sarwono, 2010). Pada usia remaja dapat dibedakan berdasarkan rentang waktu yaitu
remaja awal (12-15 tahun), remaja tengah (15-18 tahun),remaja akhir (18-21 tahun)
(Desmita, 2009). Perkembangan remaja memililki beberapa ciri khas yang dapat dilihat
pada masa awal remaja, yaitu tahap dimana remaja mengalami krisis yang disebabkan
oleh perubahan cepat yang menimbulkan sesuatu perasaan baru atau berbeda pada aspek
fisik maupun psikososial (Wulandari, 2014).

Tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan
perilaku yang kekanak – kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa
dewasa. Pada kenyataannya hanya sedikit anak remaja laki-laki dan perempuan yang
dapat melewati tugas perkembangan masa awal remaja ini. hal ini disebabkan oleh remaja
yang mengalami keterlambatan kematangan (Hurlock,2004).

Menurut Herlina tahun 2013 terdapat beberapa ciri perkembangan emosional pada
masa remaja yaitu, yang memiliki kapasitas dalam mengembangkan hubungan jangka
panjang, sehat, dan saling membalas. Apabila remaja memiliki dasar dari perkembangan
sebelumnya (trust, pengalaman positif di masa lalu, dan pemahaman akan cinta) maka
kemampuan dalam hubungan jangka panjang akan lebih berkembang. Memahami
perasaan sendiri dan juga memiliki kemampuan dalam menganalisis penyebab perasaan
yang dirasakan menggunakan cara tertentu. Remaja akan mulai mengurangi nilai tentang
penampilan dan lebih menekankan terhadap nilai kepribadian. Perkembangan emosional
yang dihadapi pada usia remaja diantaranya ketidakmampuan anak remaja dalam
mengontrol emosi sehingga mengakibatkan kenakalan remaja seperti perilaku melanggar
aturan, perilaku membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain yang merupakan
suatu bentuk tindakan agresif karena frustasi (Muawanah,2012).

Bagi remaja, perubahan fisik yang terjadi merupakan sumber masalah terkait dengan
mulai muncul hasrat seksual yang ingin terpuaskan siring dengan kematangan organ –
organ seksual. Pertumbuhan organ seks primer (menstruasi atau mimpi basah)
berpengaruh terhadap timbulnya hasrat seksual ataupun ketertarikan terhadap lawan jenis.
Sedangkan pertumbuhan karakteristik seks sekunder meliputi payudara yang lebih
menonjol pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, tumbuhnya
rambut di ketiak dan juga rambut pubis (kemaluan) yang terlambat ataupun terlalu dini
yang seringkali menyebabkan remaja merasa malu atau minder dan kurang percaya diri
dikarenakan mereka merasa keadaannya berbeda dengan sebayanya. Adapun peningkatan
angka kejadian seks pra-nikah pada remaja merupakan bentuk perilaku yang ditimbulkan
karena dorongan untuk melepaskan energi yang meningkat seiring pertumbuhan seks
sekunder (Wulandari, 2014).

Keluarga dan teman sebaya berperan penting bagi remaja dalam beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang dialami remaja. Jadi, terdapat keterkaitan antara pertumbuhan
dan perkembangan remaja dengan masalah kesehatan yang terjadi yang berawal dari
perilaku yang berisiko. Perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol, dan juga
menggunakan obat-obatan terlarang terbentuk dari standar perilaku yang diperoleh dari
kelompok sebaya karena mereka terikat didalamnya. Jadi, kelompok sebaya memiliki
pengaruh yang kuat bagi remaja dalam proses mencari nilai-nilai baru (Wulandari, 2014).
1.2 Data Pendukung Kegiatan

Kekurusan pada anak di dunia sekitar 14,3 % dengan jumlah anak yang mengalami
kekurusan di seluruh dunia sekitar 95, 2 juta (WHO, 2015). Data riskesdas tahun 2013
menyatakan

Rencana pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa fakultas keperawatan pada


kamis 24 oktober 2019 pada komunitas usia sekolah dan remaja di RW 18 RT 001-004,
RW 19 RT 001 Dusun Prapah Desa Panti Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Diharapkan seluruh komunitas anak sekolah dan remaja dapat dikaji masalah kesehatan
dan dapat mencapai kesehatan yang optimal.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum

Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan


status kesehatan pada komunitas anak usia sekolah dan remaja di Dusun Prapah
RW 18/RT 001-004 & RW 19/RT 001 Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Dan
diharapkan masyarakat dan mahasiswa mengetahui masalah-masalah kesehatan
yang ada di Dusun Prapah dan dapat menentukan tindak lanjut dalam mengatasi
masalah kesehatan yang ada.

2.1.2 Tujuan Khusus

1. Membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa yang berada di lingkungan


Dusun Prapah.

2. Memaparkan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada di Dusun Prapah pada
masyarakat.

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dalam mengatasi


masalah kesehatan di Dusun Prapah.

2.2 Manfaat

2.2.1 Bagi Komunitas


Dengan adanya informasi tentang kesehatan, diharapkan pelayanan
keperawatan dan informasi kesehatan yang diberikan tenaga keperawatan kepada
masyarakat akan meningkat dan masyarakat mampu menjaga kesehatan secara
mandiri.

2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan informasi khususnya mengenai kesehatan warga berdasarkan


hasil pengkajian mahasiswa khususnya di Dusun Prapah. Dengan adanya informasi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja perawat.

BAB 3. RANCANGAN KEGIATAN

3.1 Topik
Upaya yang dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang ada di
Dusun Prapah adalah dengan mengadakan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) I pada tahap ini yakni perkenalan mahasiswa dan perkenalan wilayah,
membicarakan dengan perangkat desa, tenaga kesehatan, beserta kader, dan mahasiswa
mengenai permasalahan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Dusun Prapah.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I dilakukan pada hari Kamis, 24 Oktober 2019
pukul 15.00 di Balai Desa Panti.

Tahap selanjutnya adalah untuk menganalisis penyebab dari permasalahan yang


terjadi melalui pengkajian door to door kepada masyarakat dan menemukan solusi dari
permasalahan tersebut kedalam musyawarah masyarakat desa pada tahap selanjutnya.

3.2 Metode
Ceramah dan demonstrasi

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik

b. Mengidentifikasi pilihan tindakan

c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

3.3 Media
Leaflet
3.4 Waktu dan tempat
Kamis, 24 Oktober 2019 di Balai Desa Panti, Jam 15.00-selesai
3.5 Pengaturan
3.5.1 Setting tempat

3.5.2 Pengorganisasian Kelompok


MC : Ferita Elsa W
Moderator : Stefanie Hapy L
Pemateri : Ayu Putriyas N dan Jasmine Praditha S
Fasilitator : Otius Simalya
Pembacaan Doa : Aldi Rahardian P
Notulen : Anggalia Nur Mahjuroh
Dokumentasi : Putu Annesia W
Konsumsi : Anis Widyawati
Perlengkapan : Muhammad Aldi
3.6 Kriteria Evaluasi
3.6.1 Evaluasi struktur
a. 50% dari undangan dapat menghadiri pertemuan
b. Tempat dan alat yang tersedia sesuai dengan rencana
c. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya
d. Melakukan koordinasi dengan kepala desa, ketua RW/RT, dan puskesmas
3.6.2 Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Para undangan hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif selama diskusi
3.6.3 Evaluasi hasil
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di Dusun Prapah RW 18 dan 19 Desa Panti
b. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ada di Dusun Prapah RW 18 dan 19 Desa Panti
c. Menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan di Dusun Prapah RW 18 dan 19 Desa Panti
BAB 4. ALAT UKUR

KUESIONER

Tanggal Pengisian :

Jenis Kelamin :

Usia :

A. REMAJA
1) Dalam keluarga mempunyai anak remaja
1. Tidak 2. Ya
2) Kegiatan anak di luar sekolah
1. Keagamaan, sebutkan..... 2. Karang Taruna 3. Olahraga,
sebutkan...
4. Lain-lain, sebutkan......

3) Apakah ada remaja yang menderita penyakit


1. Tidak 2. Ya, sebutkan....
4) Jika Ya, sudahkah berobat
1. Sudah 2. Belum, alasannya....
5) Jika sudah berobat kemana
1. Medis, sebutkan 2. Non medis, sebutkan....
6) Kebiasaan Remaja
1. Merokok 2. Minum Alkohol 3. Narkoba
4. Lain-lain, sebutkan
B. REMAJA PEROKOK
Berilah tanda silang (x) pada kolom jawaban yang sesuai dengan persepsi
& perilaku

Anda.

Keterangan :

5 = Sangat setuju

4 = Setuju

3 = Ragu-ragu

2 = Tidak setuju

1 = Sangat tidak setuju

No Pernyataan 1 2 3 4 5
Cara merokok adalah dengan membakar
1. batang rokok dan menghisap asap yang
dihasilkan dari pembakaran itu.
Merokok merupakan bentuk dari pola hidup
2. tidak sehat yang banyak dilakukan oleh
masyarakat.
Menurut saya, dengan saya merokok, maka
3. saya termasuk dalam jajaran anak gaul di
sekolah & lingkungan saya.
Rokok dapat memberikan ketenangan
4. ketika saya sedang gelisah atau banyak
masalah.
Saya mencoba untuk menghisap rokok
5. karena saya ingin tahu bagaimana rasanya
merokok.
6. Saya menghisap rokok 1-5 batang/hari
7. Saya menghisap rokok 6-12 batang/hari
Menurut saya, seorang perokok jika tidak
merokok tubuhnya akan menagih sehingga
8.
mau tidak mau orang tersebut kembali
merokok.
C. PERILAKU SEKSUAL
PENGETAHUAN

1. Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual?


A. Ya
B. Tidak
2. Jika YA, penyakit Infeksi Menular Seksual adalah: (jawaban boleh>1)
A. Herpes
B. Gonoroe
C. Sifilis
D. HIV/AIDS
E. Tidak tahu
3. Bagaimana cara penularan infeksi menular seksual?(jawaban
boleh >1)

A. Berciuman
B. Hubungan seksual
C. Jarum Suntik
D. Jalan lahir
E. Tidak tahu
4. Sumber informasi seks anda?(Jawaban boleh >1)
A. Teman
B. Pacar
C. Orang tua
D. Media (VCD/DVD/Majalah porno)
E. Sekolah
5. Makna hubungan seksual menurut anda?
A. Berpegangan tangan
B. Melakukan hubungan intim
C. Berpelukan
D. Berciuman
E. Tidak tahu
SIKAP

6. Menurut anda apakah bacaan/gambar/film porno dapat menambah pengetahuan


tentang seks?
A. ya B. tidak

7. Menurut anda apakah membicarakan tentang kesehatan reproduksi adalah hal


yang tabu?
A. ya B. tidak

8. Menurut anda apakah memperkenalkan alat kontarsepesi pada remaja berarti


mengijinkan free sex?
A. ya B. tidak

9. Menurut anda apakah hamil pra nikah bukanlah hal yang memalukan?
A. ya B. tidak

10. Menurut anda apakah aborsi lebih baik daripada menangung malu karena hamil
pra nikah?
A. ya B. tidak

PERILAKU

11. Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual?


A. ya B. tidak

12. Jika YA ,pada umur berapa anda pertama kali


melakukan /hubungan seksual?

A. <12 tahun
B. 12-14 tahun
C. 14-16 tahun
D. 16-18 tahun
E. Tidak Tahu
13. Jika YA, apakah ketika anda melakukan hubungan seksual anda memakai alat
kontrasepsi?
A. ya B. tidak

14. Jika YA alat kontarasepsi apa yang anda gunakan?


A. Kondom
B. Spiral
C. Suntikan
D. Pil
E. Tidak tahu
15. Apakah anda pernah terkena penyakit meluar seksual?
A. Ya B. tidak

16. Jika YA apakah anda pernah memeriksakan diri ke dokter berkaitan dengan
infeksi menular seksual?
A. Ya B.Tidak

17. Jika TIDAK apa alasan anda tidak melakukan pengobatan?


A. Tidak ada biaya
B. Malu
C. Karena penyakit ini bisa sembuh sendiri
D. Takut ketahuan orang tua
E. Tidak tahu
Lampiran 4. Materi

PENGERTIAN MMD 1
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1 merupakan suatu pertemuan
pertama yang dilakukan oleh perwakilan warga desa beserta tokoh masyarakat,
petugas kesehatan wilyah dan para petugas untuk membahas hasil dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
survei.
TUJUAN MMD 1
Adapun tujuan dilaksanakannya Musyawarah Masyarakat Desa 1 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan status kesehatan pada komunitas anak usia sekolah dan remaja di
Dusun Prapah.
2. Masyarakat mengetahui masalah kesehatan di Dusun Prapah.
3. Masyarakat mampu menentukan tindak lanjut dalam mengatasi masalah
kesehatan.
PESERTA MMD 1
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas dan
sektor terkait di tingkat kecamatan (Seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan,
BKKBN, Pertanian, Agama dan lain-lain). MMD 1 dilaksanakan di Balai Desa atau
tempat pertemuan lain yang ada di desa.
CARA MELAKSANAKAN MMD 1
1. Pembukaan dilakukan oleh kepala desa dengan menguraikan tujuan MMD 1
dan menghimbau seluruh peserta agar aktif dan kooperatif mengemukakan
pendapat dan pengalaman sehingga membantu dalam proses pemecahan
masalah yang dihadapi bersama
2. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana
keakraban.
3. Penyajian hasil survey oleh mahasiswa selaku
4. Perumusan dan penentuan permasalahan yang sering dikeluhkan warga
5. Penyusunan rencana kegiatan dan solusi untuk menanggulangi permasalahan
secara bersama
6. Penutup
TINDAK LANJUT MMD 1
Setelah ditemukan permasalahan pada masyarakat selanjutnya menyusun
program-program untuk mengatasi masalah tersebut dan menindak lanjuti untuk
kegiatan kegiatan selanjutnya yang akan dibicarakan pada saat Musyawarah
Masyarakat Desa 2
DAFTAR PUSTAKA

Herlina.2013.Bibliotherapy : Mengatasi Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku.Bandung:


Pustaka Cendekia Utama
Latifa, U. 2017. Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar Masalah Dan
Perkembangannya. Surakarta. Jurnal Academica. (1)2: 1-12.
Lestari, Indah.2017.Meningkatkan Kematangan Karir Remaja Melalui Bimbingan Karir
Berbasis Life Skills Vol.3 No.1.Kudus:Jurnal Konseling Gusjigang
Muawanah, Lis & Praktikto, Herlan.2012.Kematangan Emosi, Konsep Diri dan Kenakalan
Remaja.Surabaya:Jurnal Psikologi
Wulandari, A. 2014. Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan Implikasinya
Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya. Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Keperawatan Anak. (2)1: 39-43.
Bujuri, Dian.2018.Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya
dalam Kegiatan Belajar Mengajar Vol.9 No.1.Yogyakarta.LITERASI
Suyadi, Wina Calista, Deska Puspita.2018.Perkembangan Fisik Motorik Siswa Usia Dasar :
Masalah Dengan Perkembangannya Vol.4 No.2.Yogyakarta.Jurnal Ilmiah PGMI

Anda mungkin juga menyukai