Anda di halaman 1dari 13

CHORD PROGRESSION ATAU PROGRESI AKOR

24 AGUSTUS 2016 REYHANADDIE TINGGALKAN KOMENTAR

Progresi akor atau Chord Progression adalah proses perubahan nada secara horizontal dan vertikal. Yang dimaksud dengan
horizontal adalah hubungan antar nada yang terjadi ketika perubahan itu berlangsung. Misalnya dari not C ke not D (hubungan
horizontal yaitu not C dan D yang dibunyikan secara bergantian). Yang dimaksud dengan perubahan nada secara vertikal adalah
hubungan antar nada secara mendatar. Misalnya dalam akor C Mayor terdapat not C-E-G (hubungan vertikal yaitu ketika not C,
E dan G dibunyikan secara bersamaan).
Untuk mengetahui bagaimana progresi akor, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana pembentukkannya.
Pembentukkan akor yang paling lazim adalah bentuk tertian (tertian order). Misalnya dari tangga nada mayor 1-2-3-4-5-6-7,
maka yang dimaksud dengan bentuk tertian adalah 1-3-5 atau 2-4-6.
Dalam akor-akor yang terbentuk dari tangga nada mayor tadi terdapat AKOR TINGKAT. Akor tingkat merupakan akor bentuk
tertian yang terbentuk berdasarkan tingkatannya.
Berarti jika tangga nada mayor : 1-2-3-4-5-6-7,
Akor tingkat I adalah 1-3-5
Akor tingkat II adalah 2-4-6
Akor tingkat III adalah 3-5-7
Akor tingkat IV adalah 4-6-1
Akor tingkat V adalah 5-7-2′
Akor tingkat VI adalah 6-1′-3′
Akor tingkat VII adalah 7-2′-4′

Keterangan : Perhatikan angka yang di-bold. Hal ini menunjukkan bahwa akor tingkat tersebut dibentuk sesuai dengan
tingkatannya.
Setelah mengetahui akor tingkat tersebut, barulah kita dapat mengetahui progresi akor atau chord progression.
Berbagai progresi akor yang lazim adalah sebagai berikut :
I – IV
V–I
II – V – I
I –VI –II – V
I – III – IV – V
dll

Butuh Cara Gampang Pilih Chord Penghubung? Pakai Jurus “Matematika” Ini

Ada pertanyaan dari pembaca :


Kawan semua mau tanya dong, chord-chord penghubung itu kaya gimana aja ya? Misal chord penyambung C, bisa ke G atau ke
D, dan am bisa ke em atau ke dm. Apa-apa saja chord penghubung yang lainnya?

Salah satu tantangan ketika membuat lagu adalah memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord yang “nyambung”.
Hal ini penting karena progresi chord menentukan “arah” lagu Anda.
Namun, dalam prakteknya, masih banyak pembuat lagu yang bingung ketika harus memilih chord apa yang dipakai sebagai
penghubung. Apakah teman-teman juga merasakan kebingungan yang sama?
Seperti lirik band Armada, “Mau dibawa kemana hubungan kita?”. Mau dibawa kemana hubungan Anda dengan para pendengar
Anda?
Agar arah lagu Anda jelas dan pendengar Anda punya “hubungan” yang jelas dengan lagu Anda, maka Anda harus pandai
memilih chord penghubung untuk membentuk progresi chord yang jelas.
Berikut ada satu jurus untuk memilih chord penghubung. Setelah Anda tahu cara memakai jurus ini, maka Anda akan bisa
memilih chord penghubung dengan gampang dan hampir tanpa pakai pikir.

Apa itu Circle of Fifths?


Sebelum saya memberikan contoh cara memilih chord penghubung yang bagus, ada satu ilmu “matematika” yang harus Anda
tahu. Ilmu matematika ini disebut dengan Circle of Fifths.
Circle of Fifths ini adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara satu chord dengan chord lainnya. Berikut adalah
gambar diagram Circle of Fifths:
Lalu kenapa saya harus tahu diagram chord ini?
Jawabannya adalah: Anda bisa memilih chord penghubung untuk membuat progresi chord dengan menggunakan diagram Circle
of Fifths sebagai “contekan”.
Diagram ini sering dipakai oleh penulis lagu hits untuk membuat progresi chord yang ngehits. Dengan “mencontek” dari diagram
ini, Anda sedang mencontek dari kitab jurus para penulis lagu hits!

Kenapa penulis lagu hits pakai jurus ini?


Seperti saya sebut sebelumnya, diagram ini menjelaskan hubungan antara chord secara “matematika”.
Dalam musik Barat, ada rumus matematika yang menjadi fondasi atau struktur dibalik bebunyian yang Anda sebut “lagu”. Salah
satu fondasi struktur ini adalah diagram Circle of Fifths.
Apa? Matematika? Ngga jadi deh kalo begitu …
Tenang, walaupun ada sedikit matematika dibalik Circle of Fifths, Anda tidak akan berurusan sama sekali dengannya. Anda
hanya akan “meminjam” diagram ini supaya punya jurus yang ampuh ketika Anda harus memilih chord penghubung.
Tanpa perlu memahami matematikanya, berikut adalah langkah yang Anda bisa tempuh untuk paham cara menggunakan Circle
of Fifths.
Cara memakai Circle of Fifths
Dalam diagram ini, sebagai contoh coba Anda memilih titik awal nada C. Berawal dari C, coba Anda ikuti arah diagram searah
jarum jam. Semakin Anda maju, Anda akan menemui urutan nada berikut:
C → G → D → A → E → B → dst

Sekarang, coba Anda mainkan urutan nada ini sebagai chord dengan instrumen Anda. Kalau Anda pakai gitar, berarti Anda
mainkan chord C Mayor, G Mayor, D Mayor, A Mayor dan seterusnya.
Bunyinya agak aneh bukan?
Hal ini karena urutan nada diatas tidak sesuai dengan skala diatonis apapun. Agar Anda bisa benar-benar memakai Circle of
Fifths untuk memilih chord penghubung, Anda harus “mengubahnya” menjadi skala diatonis.
Berikut caranya:
Anda gabungkan not not dalam urutan nada di atas dengan skala diatonis yang Anda pilih. Sebagai contoh, kalau saya memakai
skala diatonis C Mayor, maka saya akan dapat:

C → G → Dm → Am → Em → Bdim

Karena Circle of Fifths dan skala diatonis inilah, maka pembaca menyebut:
Chord penyambung C, bisa ke G atau ke D

dan am bisa ke em atau ke dm.

Sekarang Anda bisa lihat darimana asal usul chord penyambung yang disebut pembaca tadi bukan?

Sebagai contoh kedua, kalau saya memakai skala diatonis G Mayor, maka hasilnya:
C → G → D → Am → Em → Bm
Dari sini, Anda sudah punya “kerangka” untuk membuat progresi chord. Anda bisa memakai Circle of Fifths lalu
“menggabungkannya” dengan skala diatonis apapun pilihan Anda.
Silakan Anda coba gunakan jurus ini sendiri di rumah!
Selanjutnya, untuk memperjelas cara memilih chord penghubung dari Circle of Fifths, berikut saya akan memberikan beberapa
contoh progresi chord.

Cara memilih chord penghubung dari Circle of Fifths

Kembali ke urutan nada yang sudah saya buat di atas (berdasarkan skala diatonis C Mayor):
C → G → Dm → Am → Em → Bdim
Ada 2 cara Anda bisa memakai urutan nada ini:
Maju ke depan. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari C, lalu maju ke G, lalu maju ke Dm, dan seterusnya. Contoh
hasil progresi chordnya:

C – G – Dm – Am – C
Mundur ke belakang. Anda bisa membuat progresi dengan berawal dari ujung, yaitu Bdim, lalu mundur ke Em, lalu mundur ke
Am, dan seterusnya. Contoh hasil progresinya:

Bdim – Em – Am – Dm – G – C
Yang harus Anda tentukan sendiri adalah chord dasarnya. Apakah root chord Anda di C, atau di G, itu harus Anda sendiri yang
memilih.

Selanjutnya, Anda bisa memakai Circle of Fifths untuk membuat progresi chord dengan mulai dari chord dasar pilihan Anda.
Contohnya, kalau Anda membuat lagu dengan chord dasar di A, maka Anda akan mendapatkan Circle of Fifths (yang sudah
digabungkan dengan skala diatonis A Mayor) sebagai berikut:
A → E → Bm → F#m → C#m → G#dim → dst
Lalu, Anda tinggal pilih mau mulai dari chord mana. Kalau Anda mulai dari chord A, maka Anda pilih chord keduanya apa, lalu
mundur ke belakang dari sana.
Misal saya pilih chord pertama A, lalu saya mau chord kedua dari F#m, maka progresi chord yang saya dapatkan berdasarkan
Circle of Fifths adalah:
F#m → Bm → E → A
Progresi chord ini adalah hasil dari berawal dari chord A, lalu memilih chord kedua F#m, lalu “mundur ke belakang” berdasarkan
Circle of Fifths yang sudah digabung dengan skala diatonis A Mayor.
Kenapa progresi chord harus kembali ke chord dasar?
Hal ini karena fungsi dari progresi chord adalah kembali ke chord dasarnya. Setiap progresi chord adalah “perjalanan” dan di
akhir perjalanan Anda harus “pulang ke rumah”.
Tentunya, Anda tidak harus pulang ke rumah, tapi ini adalah kasus yang biasa terjadi.
Jadi dalam contoh diatas, saya memilih F#m, lalu menggunakan Circle of Fifths untuk cari tahu “rute” supaya “pulang ke
rumah”, alias kembali ke chord dasar. Kalau saya mau mulai dari chord lain bisa juga, yang penting saya mencari rute untuk
kembali ke rumah.

PR untuk Anda :

coba gunakan jurus Circle of Fifths untuk membuat lagu. Ingat, latihan ini berguna agar Anda menjadi pembuat lagu yang lebih
mahir:
Pilih chord dasar Anda
Gabungkan Circle of Fifths dengan skala diatonis chord dasar Anda
Buatlah progresi chord dengan urutan nada hasil penggabungan Anda
Bagaimana hasilnya? Apakah Anda pernah menggunakan Circle of Fifths sebelumnya? Tulis pendapat Anda di bagian komentar
di bawah!

Saya akan coba paparkan beberapa progresi akor Standar yang umum dimainkan orang.

Family chord formula :


I – ii – iii – IV – V – vi – vii dim (utk TRIAD)
IM7 – ii7 – iii7 – IVM7 – V7 – vi7 – vii halfdim (utk 7th chord)

Keterangan :

Angka romawi besar untuk Mayor & angka romawi kecil untuk minor, beberapa contoh progresi chord yang umum
dimainkan orang :

contoh progresi chord Do = C


I (C) – ii (Dm) – iii (Em) – IV (F) – V (G) – vi (Am) – vii dim (Bdim)
1. |I , , , |ii , , , |iii , , , |IV, , , |
|C , , , |Dm, , ,|Em, , ,|F , , , |
2. |I , , , |V, , , |vi , , , |IV , , , |
|C , , , |G , , , |Am, , ,|F , , , |
3. |I , , , |iii , , , |ii , , , |V , , , |
|C, , , |Em , , ,|Dm, , ,|G , , , |
4. |I , , , |V , , , |IV , , , |V , , , |
|C , , , |G , , , |F , , , |G , , , |
5. |I , , , |vi , , , |ii , , , |V , , , |
|C, , , |Am, , ,|Dm, , ,|G , , , |
6. |IV , , ,|iii , , , |ii , , , |I , , , |
|F , , , |Em , , ,|Dm , , ,|C , , , |
7. |vi , , , |V , , , |IV, , , |V , , , |
|Am, , ,|G , , , |F , , , |G , , , |
8. |ii , , , |V, , , |I , , , |I , , , |
|Dm, , ,|G , , , |C , , , |C , , , |

Progresi Akor I-IV-V... Standar Sederhana


27 Maret 2014 17:18 Diperbarui: 24 Juni 2015 00:24 630 0 0

Dalam bermain musik pada timgkat pemula biasanya kita memakai progresi akor dasar I, IV,V sebagai
berikut ;

Untuk Nada dasr C = do

C D E F G A B C

I II III IV V VI VII

Jadi kalau kita main Gitar Rhytm, Bass Gitar, Piano ataupun Keyboard pada Nada dasar C, maka posisi IV
(lebih tinggi note2nya) adalah Akor F dan posisi rendah (note2nya lebih rendah) adalah posisi Akor G.
jadi jelasnya kalau kita menggnreng Gitar Rhytm pada Nada dasar C, maka waktu refrain biasanya
pindah ke Akor F dan nanti waktu verse atau ada down ke nada rendah maka pindah ke Akor G. dengan
permainan 3 Akor ini saja sudah cukup membuat suatu lagu bagus didengar...Progresi Akor ini berlaku
untuk Akor Major maupun Minor. Sebagai contoh untuk Minor pada dasar Amin adalah sbb;

Akor

I IV V

A min D min E min

Akor sendiri cukup dengan Triad (3 nada saja) yaitu C E G ( do mi sol) untuk nada dasar C, untuk nada
dasar F menjad F A C, dst. Pemain Bass Guitar bisa bermain dengan berbagai pola darikombinasi 3 nada
itu saja, mungkin ditambah C oktaf untuk variasi...

Kalu mau lebih canggih bisa disisipkan Akor Dominant 7th pada waktu perpindahan dari Akor C ke F
(misalnya mau refrain) sebagai fill (isian tempo). Untuk Nada dasar C, maka Akor Dominant 7thnya
adalah C7 (artinya dominant 7th adalah 1/2 nada dibawah 7 =si, yaitu le atau A#)

Jadi sekarang menjadi ; C===> C7===>F===>G===>C..siklus standar sederhana.

Ada juga yang suka mnggaganti C7 dengan Dominan minor (Akor ke 6) atau untuk nada dasar C adalah A
min

Thus sekarang menjadi


C===.A min===>F====>G

(Sambungan dari tulisan sebelumnya)


Jika kita merangkai akor berdasarkan
rumusan diatas, maka jika kita
menyusun akor dari tangga nada C
maka tingkatan akor yang di dapat
adalah:

1. Akor C mayor (C-E-G atau 1-3-5),


merupakan tingkatan akor tonika (I).
2. Akor D minor (D-F-A atau 2-4-6),
merupakan tingkatan akor super
tonika (ii).
3. Akor E minor (E-G-B atau 3-5-7),
merupakan tingakatan
akor median(iii).
4. Akor F mayor (F-A-C atau 4-6-'1),
merupakan tingkatan
akor subdominan(IV).
5. Akor G mayor (G-B-D atau 5-7-'2),
merupakan tingkatan
akor dominan(V).
6. Akor A minor (A-C-E atau 6-'1-'3),
merupakan tingkatan
akor submedian(vi).
7. Akor B diminis (B-D-F atau 7-'2-'4),
merupakan tingkatan akor leading
tone/subtonika(viio).

akor2 di dalam gitar

Jika diperhatikan, jarak antara nada


tersebut memiliki kesamaan yaitu
berselang satu nada diantaranya
(Simetris).
Oh ya, gue seharusnya menjelaskan
jenis akor berdasarkan 'kualitasnya'.
Di dalam susunan akor tadi, gue
menyebutkan mayor dan minor.
Berdasarkan 'kualitas' nya, akor
biasanya terbagi dalam 4 jenis utama,
yaitu mayor, minor,
diminis, dan augmented.
Akor mayor memiliki jarak
interval tones masing2 2- 1 1/2. Akor
ini memiliki nuansa umumnya ceria
dan dominan.
Akor minor memiliki jarak
interval tones masing2 1 1/2 - 2. Akor
ini memiliki nuansa sedih dan
meredup.
Akor diminis memiliki jarak
interval tones masing2 1 1/2-1 1/2.
Akor ini memiliki nuansa miris dan
serasa sepert ada nada yang kurang.
Akor augmented memiliki jarak
interval tones masing2 2-2. Akor ini
memiliki nuansa janggal dan serasa
ada nada yang berlebih.

Sekarang kita sudah lebih paham


tentang 'kualitas' yang ada di dalam
setiap akor.

Penggunaan di dalam setiap akor itu


sendiri tidak bisa asal2an.

Anggaplah progresi akor itu adalah


sebuah 'kalimat', maka setiap awal
'kalimat' harus diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda
titik.
Maka di dalam progresi akor, harus
diawali dengan akor I dan diakhiri
dengan akor I juga.

Di dalam setiap kalimat juga tanda


pungtuasi lainya yaitu koma, yaitu
sebagai pemisah bagian didalam
kalimat.

Di dalam progresi akor juga ada


semacam tanda 'koma', yaitu akor IV
dan V.

Akor I, IV, dan V merupakan akor


standar yang pasti bisa 'nyambung'
sama semua lagu.

Dalam sebuah progresi akor terdapat


semacam 'hukum' bernama kadensa.

Kadens berarti alur akor yang sudah


pasti di dalam sebuah akhir kalimat
dalam lagu, dan bersifat resolutif.

Macam2 dari kadens yang umum


terjadi di dalam progresi akor dalam
lagu pop antara lain:

1. Kadens otentik
Sebuah progresi akor dimana nuansa
"selesai" nya sangat terasa, progresi
akor nya berupa V-I

Kadens penuh

2. Kadens separuh
Progresi akor yang nuansanya seperti
masih menggantung atau belum
"selesai" sepenuhnya, berupa I-V atau
ii-V atau dari akor mana saja yang
berakhir di akor V.

Kadens separuh (half cadence)

3.Kadens Plagal
Progresi akor yang nuansa nya bisa
"selesai" tetapi tidak terlalu tegas. Di
dalam musik gereja progresi akor ini
biasanya digunakan untuk mengiringi
kata "amen" pada akhir sebuah
pujian.
Biasanya berupa akor IV-I atau IV-iv-
I.

Sedangkan akor ii, vi, dan vii


biasanya menjadi akor jembatan di
dalam lagu, tergantung dari
pergerakan nadanya.
Untuk prakteknya? silahkan kalian
praktekin sendiri, karena bagaimana
pun seseorang bisa "peka" dengan
progresi akor tidak hanya karena
paham teori, tetapi juga bisa
merasakan pergerakan nada di dalam
sebuah lagu..

Jurus Progresif Chord


Apalagi sih ni Judul???..wkwkwkk….! Pasti ada yang nyasar baca artikel ini gara-gara
lihat judulnya.

Jurus chord yang saya maksud ini adalah chord-chord pengantar ketika kita mau
pindah ke chord lain. Misal biasanya kita bablas aja dari C langsung ke F. nah, kita
pasang jurus, sebelum ke F mau mutar kemana dulu nih, selagi ada waktu (ketukan)
dan si penumpang (melodi) juga ga masalah kita bawa mutar-mutar.

Sebenarnya artikel ini terinspirasi atas banyaknya pertanyaan dari teman-teman saya,
misal “ Kalo dari C ke F, enaknya di sisipin chord apa,Ton?” dan banyak pertanyaan
senada dengan ini.

Beberapa jurus kombinasi chord dibawah ini, bisa di jadikan alternatif untuk muter-
muterin chord, biar agak manis dikit kedengarannya he..he..he…
Untuk contoh, saya ambil Tonic C = Do.

C ke F
C – C7 – F
C – Gm – C7 – F
C – Caug – F
C – C9/D – C/E – F

C ke Dm
C – A – Dm
C – A7 – Dm
C – C#Dim – Dm

C ke Am
C – Dm-5 – E7 – Am
C – Dm-5 – Eaug – Am
C – Em/B – Am
C – Bmaj7 – Bes – Am
C – Cmaj7 – C7 – Am

C ke G
C – D7 – G
C – Dm7 – G
C – F#/Gb dim – G

F ke G
F – F#/Gb dim – G
F – Dm7 – G

Anda mungkin juga menyukai