Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI KASUS

KISTOMA OVARII

Diajukan kepada Yth:


dr. Adi Pramono, SpOG

Disusun Oleh:
Dandy Firmansyah
20070310187

SMF BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSB BUDI RAHAYU MAGELANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan kasus dengan judul

KISTOMA OVARII

Tanggal : April 2012

Disusun oleh:
Dandy Firmansyah
20070310187

Menyetujui
Dokter Pembimbing/Penguji

dr. Adi Pramono, SpOG


STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Farida Dwi


Umur : 43 tahun
Paritas : P1A0
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : PNS Dinkes
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Karangkajen Rt 05/Rw 02, Kecamatan Secang, Magelang
Nama suami : Bp. Suroyo
Umur suami : 50 tahun
Tanggal masuk : 2 April 2012 pukul 12.30
Cara masuk : Rujukan dari poli RSB Budi Rahayu

II. ANAMNESIS ( tanggal 2 April 2012 pukul 17.00)

Keadaan Sekarang dan Alasan Dirawat


Pasien datang ke poli (tanggal 31-03-2012) dengan keluhan sejak ±1 tahun yang lalu
mengalami menstruasi dengan lama siklus abnormal. Pasien juga mengeluh nyeri perut kiri
bawah sejak ±6 bulan yang lalu. Setelah dilakukan USG didapatkan kesan kistoma ovarii
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat operasi, sakit asma, sakit jantung, diabetes mellitus dan hipertensi disangkal
pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit asma, sakit jantung, diabetes mellitus dan hipertensi disangkal pasien
Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari tidak teratur
Lama haid : 7 hari , darah encer
Sakit waktu menstruasi : Tidak sakit
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, umur pernikahan dengan suami sekarang 15 tahun
Riwayat Obstetri
no Kahamilan,persalinan,keguguran Umur sekarang/ Keadaan Tempat
dan nifas tanggal lahir anak perawatan
1 Hamil aterm, partus spontan, nifas 14 tahun Sehat RB
baik Bhayangkara

Riwayat KB
Pasien mempunyai riwayat KB dengan cara IUD selama ±13 tahun di bidan. Sejak ±6
bulan yang lalu IUD dilepas permanen dengan alasan timbul keluhan nyeri perut kiri bawah.
Setelah itu pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Praesens
Keadaan umum : Baik
kesadaran : Compos Mentis.
Vital Sign :
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Suhu badan : 36,30 C
Berat Badan : 67 kg
Tinggi Badan : 155 cm

Kepala : Normochepal
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe leher, tidak ada
peningkatan JVP
Dada
Inspeksi : Bentuk simetris , tidak ada deformitas, tidak ada
ketertinggalan gerak nafas
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri, ictus
cordis tidak teraba
Perkusi : Sonor pada paru - paru kanan dan kiri
Auskultasi :
Paru : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ( - )
Jantung : S1/S2 reguler, bising jantung ( - )
Abdomen
Inspeksi : Striae gravidarum ( - ), sikatrik ( - )
Auskultasi : Peristaltik ( + )
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani (+)
Anggota Gerak
Kekuatan otot : atas (5) / bawah (5)
Edema : atas (-)/ bawah (-)
Varises : (-)/(-)

Status Ginekologis
Pemeriksaan luar :
TFU : TFU tidak teraba
Pemeriksaan dalam : flx : (-) / fl : (-)
v/u/v tenang
dinding vagina licin
portio sebesar jempol tangan, kenyal
OUE tertutup
corpus uteri tidak membesar
AP/CD tenang
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


USG

Laboratorium Darah:
(02 – 04 – 2012 ) HASIL NILAI NORMAL SATUAN

WBC 8,30 4.8 – 10.8 103/uL


RBC 4,64 4.2– 5,4 106/uL
HGB 12,1 12 – 16 g/dL
HCT 40,0 37-47 %
PLT 328 150 – 450 103/dL
HBsAg NEGATIF NEGATIF

(02 – 04 – 2012 ) HASIL NILAI NORMAL SATUAN


KIMIA KLINIK
GULA DARAH mg/dL
82 <140
SEWAKTU
UREUM 26 10-50 mg/dL
KREATININ 0,84 0,50-0,90 mg/dL
KOLESTEROL mg/dL
204 <200
TOTAL
SGOT 18 <32 U/L
SGPT 17 <32 U/L

V. DIAGNOSIS SEMENTARA
P1A0, 43 tahun
Kistoma ovarii

VI. SIKAP
Tanggal 2 April 2012 pukul 12.30
( Tensi : 130/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit)
 Rencana operasi
 Cek laboratorium darah lengkap
 Usaha darah 1 kolf (titip di PMI)
 Konsul anestesi
 Informed consent
 Pasang DC
 Skin test Ampicillin, jika hasil (-) berikan inj Amphicillin 2gram

VII. LAPORAN OPERASI


Tanggal Operasi : 02 - 04 - 2012
Jam Operasi : 12.15 – 13.30
Diagnosis Pre-Operasi : P1A0, 43 tahun dengan kistoma ovarii
Diagnosis Post-Operasi : P1A0, 43 tahun dengan kista duplex
Macam Operasi : Salphingo-ooforektomi dextra et sinistra
Jenis Operasi : Khusus
Dikirim pemeriksaan PA : Ya
Nama Operator Bedah : dr Adi Pramono SpOG
Jenis Anasthesi : Spinal
Laporan operasi :
 Insisi dinding abdomen lapis demi lapis
 Melakukan SOS
 Melakukan SOD
 Pasang drain abdomen
 Tutup dinding abdomen lapis demi lapis
 Operasi selesai

VIII. KEADAAN PASCA OPERASI


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 92x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,5 0 C
(03 – 04 – 2012 ) HASIL NILAI NORMAL SATUAN

WBC 21,51 4.8 – 10.8 103/uL


RBC 4,32 4.2– 5,4 106/uL
HGB 11,3 12 – 16 g/dL
HCT 36,2 37-47 %
PLT 320 150 – 450 103/dL

IX. FOLLOW UP

Tanggal 2 April 2012 jam 14.00

Post operasi : Spinal Anestesi, posisi tidur bantal tinggi 24 jam pertama, mual (-),
muntah (-), pusing (-). DC (+), Drain (+).
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 92 x/menit, reguler
 Suhu : 36,3oC
 Respirasi : 24 x/menit

Assesment : P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra atas


indikasi kista duplex
Terapi :
- Infuse Ringer Laktat 20 tetes/ menit
- Injeksi Antibiotik teruskan
- Injeksi Orasic 1 gr
- Injeksi B Komplek/vitamin C
- Pengawasan KU, TV, DC, Drain.

Tanggal 3 April 2012 jam 06.00

Keluhan : Nyeri tempat incisi, BAK (+) 50 cc, BAB (-), Flatus (+), Drain (+).
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 86 x/menit, reguler
 Suhu : 37oC
 Respirasi : 20 x/menit

Assesment : P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra hari ke 1


atas indikasi kista duplex
Terapi :
- Infuse Ringer Laktat 20 tetes/ menit
- Injeksi Cefotaxim 3x1 gr
- Injeksi Tradosic 3x1 gr
- Injeksi B Komplek/vitamin C
- Pengawasan KU, TV, DC, Drain.

Tanggal 4 April 2012 jam 06.00


Keluhan : Nyeri tempat incisi, BAK (+) DC 50 cc, BAB (-), Flatus (+), Drain (-).
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 86 x/menit, reguler
 Suhu : 37oC
 Respirasi : 20 x/menit

Assesment : P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra hari ke 2


atas indikasi kista duplex
Terapi :
- Infuse Ringer Laktat 20 tetes/ menit
- Injeksi Cefotaxim 3x1 gr
- Injeksi Cefadroxyl 2x500 mg
- Injeksi Tradosic 3x1 gr
- Injeksi B Komplek/vitamin C
- As. Mef 3x500 mg
- Viliron 1x1
- Pengawasan KU, TV, DC, Drain.

Tanggal 5 April 2012 jam 06.00


Keluhan : Nyeri tempat incisi, BAK (+) DC 50 cc, BAB (-), Flatus (+), Drain (-).
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 88 x/menit, reguler
 Suhu : 36oC
 Respirasi : 20 x/menit

Assesment : P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra hari ke 3


atas indikasi kista duplex
Terapi :
- Infuse Ringer Laktat 20 tetes/ menit
- Injeksi Cefotaxim 3x1 gr
- Injeksi Cefadroxyl 2x500 mg
- Injeksi Tradosic 3x1 gr
- Injeksi B Komplek/vitamin C
- As. Mef 3x500 mg
- Viliron 1x1
- Pengawasan KU, TV, DC, Drain.

Tanggal 6 April 2012 jam 06.00


Keluhan : Nyeri tempat incisi, BAK (+) DC 250 cc, BAB (+), Flatus (+), Mobilisasi
(+), Drain (-).
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit, reguler
 Suhu : 36,2oC
 Respirasi : 20 x/menit

Assesment : P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra hari ke 4


atas indikasi kista duplex
Terapi :
- Infuse Ringer Laktat 20 tetes/ menit
- Injeksi Cefotaxim 2x500 mg
- As. Mef 3x500 mg
- Viliron 1x1
- Pengawasan KU, TV.
- DC dan Drain dilepas.
- Besok boleh pulang.

X. DIAGNOSIS AKHIR
P1A0, 43 tahun, post salphingo-ooforektomi dextra et sinistra atas indikasi kista duplex
PEMBAHASAN

Tumor Ovarium
Tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik.
Tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak dibagi lagi
menjadi tumor kistik dan solid.
1. Tumor ovarium nonneoplastik
a. Tumor akibat radang
Termasuk di sini abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.
b. Tumor fungsional
 Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di
bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya
biasanya dengan diameter 1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar
jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel
granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan
ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu,
kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun
mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista
menghilang pula. Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor
yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tidak lebih
dari 5 cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.
 Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum
persisten). Perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus
luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bisa menjadi lebih besar
daripada yang kedua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi
gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas
sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan
gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista
dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang
dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak
dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial
dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang
khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis. Penanganan kista
korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan
operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa
mengorbankan ovarium.
 Kista teka lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan
bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel
teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-
sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau
koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.
 Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada
wanita yang berusia lanjut, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini
biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium.
Dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan
jernih dan serus.
 Kista endometrium
Endometriosis (satu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi
terdapat di luar kavum uteri) yang berlokalisasi di ovarium.
 Kista Stein-Leventhal
Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita
muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder,
kadang-kadang agak gemuk, seringkali (dalam kurang lebih 50%) hirsutisme tanpa
maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat,
membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin. Kapsul ovarium
menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya
disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita
terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan. Diagnosis dibuat atas dasar
gejala-gejala klinis, laparoskopi dapat membantu dalam pembuatan diagnosis.
Sebagai diagnosis diferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan
androgen, tetapi tumor ini umumnya terdapat hanya pada satu ovarium, dan
menyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula
kemungkinan hiperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal, pada sindrom Stein-
Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula suprarenalis
normal. Dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk
sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan
ovulasi. Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi dengan klomifen
tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek samping.
2. Tumor ovarium neoplastik jinak
a. Tumor kistik
 Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,
serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Karena
biasanya bertangkai maka dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak. Diduga bahwa kista ini adalah suatu jenis kistadenoma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya berhubungan dengan tekanan cairan dalam kista.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.
 Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal
dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama
dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60 % dari
seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40 % dari
seluruh kelompok neoplasma ovarium. Tumor paling sering terdapat pada wanita
berusia antar 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Gambaran klinik
Tumor berbentuk multilokuker oleh karena itu permukaan berbagala (lobulated).
Kira-kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita
yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan
jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga
dijumpai yang bilateral. Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai, kadang-
kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini
dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam
kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,
melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan
darah. Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak
tinggi dengan inti pada dasar sel, terdapat diantaranya sel-sel yang membundar
karena terisis lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat pada satu lapisan
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar. Kelenjar-kelenjar
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuker. Jika terjadi
sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan
peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma
peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun
dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya,
penderita meninggal karena ileus dan /atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat
ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu
diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas.
Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup
besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat
kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi
dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi
kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk
mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan
tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan
histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
 Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat
pula berbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuker, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini ialah
potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada
permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena
campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa tidak mungkin membedakan gambaran makroskopik kistadenoma serosum
pailiferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak
selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista
yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal epithelium), maka bentuk epitel pada papil
dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar,
seperti epitel tuba. Pada jaringan epitel dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan
bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papiliferum, tetapi tidak bahwa
tumor itu ganas.
Perubahan ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik
digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara
kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan
sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% sampai 35%
dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus
terdapat implantasi pada peritonium disertai dengan asites, maka prognosis penyakit
itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,
berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang
perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
 Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin. Pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
 Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-
struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi,
dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis
kista dermoid, teori yang paling banyak dianut bahwa tumor berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis.
Angka kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid
dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Gambaran klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain
padat. Sepintas kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,
biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada
umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal, dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,
serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel
saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam
rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula
merupakan gelondongan seperti konde. Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai
dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula
terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritonium. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Kista dermoid adalah satu
teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid ialah suatu tumor ganas, akan tetapi
biarpun jarang, dapat juga ditemukan teratoma solidum yang jinak. Terapi pada kista
dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium.
b. Tumor padat
 Fibroma ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai
potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis,
umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma
embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma
ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
Frekuensi
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering
ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan sesudahnya.
Gambaran klinik
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang
konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum, dan ada yang
cukup lunak yang disebut fibroma molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya
biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin terdapat
bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis. Neoplasma ini terdiri atas jaringan
ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur
fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi
hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos (fibroma ovarii) dan
kelenjar-kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii). Fibroma ovarii yang besar
biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak.
Yang penting ialah bahwa pad tumor ini sering ditemukan sindrom Meigs. Potensi
keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah, kurang dari 1 %.
Terapi
Terapi terdiri atas operasi yaitu ooforektomi. Sesudah operasi, asites dan hidrotoraks
menghilang secara spontan.
 Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan.
Biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5%
dari semua tumor ovarium. Menurut Meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal
dari sisa-sisa sel-sel Walthard yang belum mengadakan diferensiasi. Penyelidikan
yang terakhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner berasal dari
epitel selomik duktus Mulleri.
Gambaran klinik
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm)
sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada
pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil
(multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom Meigs.
Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang
yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat.
Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi, sehingga terbentuk ruangan yang
terisi sitoplasma, segala sesuatu mirip folikel dalam ovarium. Tumor Brenner tidak
menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih kecil biasanya
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Jika menjadi
besar, beratnya sampai beberapa kilogram dan dapat memberi gejala seperti fibroma.
Meskipun tumor Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus
tumor jenis ini yang histopatologik maupun klinis menunjukkan keganasan. Terapi
terdiri atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan dikerjakan
salpingo-ooforektomia bilateralis dan histerektomia totalis.
 Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30
kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm
diameter. Tentang asalnya ada beberapa teori yang mendapat dukungan ialah 2 teori,
yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim folikel primordial,
yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium. Pada pembelahan
warna permukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan histologik sel-sel disusun
dalam stroma, seperti zona glomerulosa dan zona fasikulata pada glandula
suprarenalis. Beberapa tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, terdiri atas
hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara. Terapi terdiri
atas pengangkatan tumor bersama ovarium.
3. Tumor ganas ovarium
Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.
Insidensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita
setahunnya.
Patologi
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi
besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke
jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah,
makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan
untuk melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium
yang menghasilkan ascites. Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan
histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
entodermal, dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka
ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering diperdebatkan. Kira-
kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada usia
yang jauh lebih muda.
a. Tumor-tumor epitelial ovarium
Merupakan 40% dari semua tumor ovarium. Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-
duanya mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga
peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis serosa.
Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu variasi dari tumor
dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.
b. Tumor-tumor stroma sex-cord
Diduga bahwa tumor jenis ini berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu
mendiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga tumor dapat
mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
Androblastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke dalam
struktur gonadal laki-laki : 1) Arrhenoblastoma, mikroskopik terlihat gambaran tubuler dan
berhubungan dengan gejala/tanda defeminisasi atau maskulinisasi. 2) Tumor Sertoli cell,
adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel Sertoli merupakan sumber dari
estrogen pada gonad lelaki. 3) Tumor Sel Granulosa. 4) Tumor Sel Theca. Dalam banyak
kejadian, elemen dari kedua-duanya terdapat pada tumor yang sama. Mereka bisa dikaitkan
dengan gejala hiperestrogenisme. Hiperplasia endometrium dan karsinoma endometrium
pernah dilaporkan berhubungan dengan tumor-tumor Sel Granulosa dan Sel Theca.
c. Tumor-tumor sel germinal
Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
 Disgerminoma
Paling umum dari kelompok tumor ini, merupakan homolog dari seminoma testis,
biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radiosensitif. Frekuensi tumor ini
kurang dibandingkan dengan Tumor Sel Granulosa yang kebanyakan ditemukan pada
wanita muda, dapat ditemukan dalam ukuran kecil sampai besar hingga mengisi
rongga perut. Tumor dengan permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-
bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang sel telur yang besar,
bundar, ovoid atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. Tumor ini walaupun
tergolong dalam tumor ganas, keganasannya tidak seberapa tinggi. Prognosis tumor
yang masih unilateral dan terbatas dalam kapsul yang baik (88,6% dapat
disembuhkan) hanya dengan USO (Unilateral Salpingo Ovarectomy) saja. Kalau perlu
pasca bedah dapat dipertimbangkan radioterapi pada tumor bed karena tumor ini
radiosensitif dan radiocurable.
 Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk
elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Bentuk teratoma yang benigna
merupakan tumor yang relatif banyak ditemukan pada wanita golongan yang lebih tua,
sedangkan teratoma maligna adalah jarang, dan ini justru berlawanan dengan teratoma
testis yang umumnya ganas (maligna). Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam
bentuk kistik maupun solid. Bentuk kistik disebut kista dermoid. Teratoma maligna
yang ganas berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang
(matur) dan yang tidak matang (immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada
anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan
mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di
samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Tumor sering
bilateral, mengadakan penyebaran di daerah sekitarnya sampai tempat-tempat di luar
rongga panggul. Suatu jenis yang jarang ditemukan ialah poliembrioma, suatu tumor
terdiri dari elemen-elemen embrional immatur dalam jumlah yang banyak. Terapi :
pembedahan dengan khemoterapi sebelum dan sesudahnya.
 Tumor sinus endodermal
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis atau
wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Jarang yang dapat bertahan hidup dari sejak
diagnosis dibuat dan ditangani secara benar, sampai lebih dari 6-18 bulan. Pada
pemeriksaan mikroskopik didapatkan retikulum dengan ruangan berbentuk kistik
(sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas pembuluh darah di
tengahnya dikelilingi oleh sel-sel kuboid.
 Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri seperti
khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG=Neoplasma Trofoblast Ganas
Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio dan sitotrofoblas tanpa
villikhorialis.
 Gonadoblastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovarium atau
testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel
Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan sering
menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung khromosom Y.
Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
d. Tumor-tumor yang berasal dari stroma ovarium
Pada umumnya adalah fibroma, relatif sering ditemukan pada wanita usia lanjut, tumor
unilateral yang dapat mencapai ukuran besar. Fibrosarkoma adalah jarang.
 Sarkoma ovarium
Sarkoma ovarium jauh lebih jarang daripada karsinoma ovarium, dapat dijumpai pada
segala umur. Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Sarkoma teratoid : sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan
tetapi unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan
prognosis jelek.
- Stromal sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan
dalam 2 jenis : 1) stromal-cell sarkoma dan 2) leiomiosarkoma. Prognosis
umumnya baik, apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
- Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas
sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi cepat.
Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapat
menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor juga
cepat secara hematogen.
 Karsinoma ovarium metastatik
Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpus
uterus, usus-usus, mamma atau kelenjar tiroid. Kurang lebih 6% dari karsinoma
ovarium yang ditemukan saat operasi adalah metastatik. Termasuk dalam golongan ini
adalah Tumor Krukenberg, yang mempunyai gambaran mikroskopik yang khas,
berupa sel-sel yang menyerupai cincin signet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar
dari tumor Krukenberg adalah metastasis dari karsinoma ventrikuli (gaster). Gejala-
gejala karsinoma metastatik pada umumnya mempunyai hubungan dengan tumor
primernya, akan tetapi kadang kala adanya tumor yang mengisi rongga panggul
disertai ascites menutupi gejala tumor primernya. Karena tumor ovarium yang bilateral
dan solid mungkin ganas dan mungkin metastatik, maka ada manfaatnya untuk
menyelidiki kemungkinan adanya tumor ganas primer di tempat lain. Karena gejala
awal sering tidak ada, penderita sering datang terlambat. Hasil sitologi usapan serviks
yang positif, harus mengingatkan kita akan adanya tumor ganas di tuba atau di
ovarium, bilamana proses ganas pada serviks uterus atau kavum uterus tidak dapat
dibuktikan. Diagnosis tumor ganas ini lebih sering dibuat sesudah laparotomi atas
indikasi ditemukannya tumor ovarium. Agar tindakan yang benar tidak terlambat
dilakukan, seharusnya dilakukan pemeriksaan histologik durante operationem (frozen
section atau beku). Pada laparotomi juga tidak boleh dilupakan pembilasan kavum
peritonei untuk diperiksakan tentang ada/atau tidak adanya sel ganas. (Sitologi
eksfoliatif cairan ascites atau cairan bilasan kavum peritoneum). Bilamana terdapat
cairan ascites yang cukup banyak, sering menyulitkan pemeriksaan ginekologik dan
prabedah perlu dilakukan pungsi abdomen untuk mengeluarkan cairan ascites tersebut.
Cairan ini setelah disentrifugasi, diperiksa mikroskopik akan ada atau tidak adanya sel
ganas. Dengan pengeluaran cairan ascites dalam jumlah yang cukup, dapatlah
dilakukan pemeriksaan dalam alat-alat genital. Bila terdapat ascites yang tidak dapat
diterangkan asalnya atau sebabnya (misalnya akibat cirrhosis hepatis), laparotomi
eksploratif harus dijalankan.
Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, mediastinal
dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-
paru, hati dan otak. Obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering
menyertai penderita tumor ganas ovarium.
Penetapan tingkat klinik keganasan
Secara internasional hingga saat ini diakui 2 sistem klasifikasi yang kedua-duanya
umum digunakan, ialah sistem TNM dari UICC (Union Internationale Contra le
Cancer) dan sistem FIGO (Federation Internationale de Gynecologie et d’Obstetrigue).

Klasifikasi tingkat keganasan


UICC Kriteria FIGO
T1 Terbatas pada ovarium I
T1a Satu ovarium, tanpa ascites Ia
T1b Kedua ovarium, tanpa ascites Ib
T1c Satu/dua ovarium, ada ascites Ic
T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan/atau tuba, tanpa ascites IIa
T2b Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites IIb
T2c Jaringan panggul lainnya, dengan ascites IIc
T3 Perluasan ke usus halus/omentum dalam panggul, atau III
penyebaran intraperitoneal/kelenjar retraperitoneal
M1 Penyebaran ke alat-alat jauh IV

Diagnosis
Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan deteksi dini
tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat tersembunyi. Diagnosis didasarkan
atas 3 gejala/tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah
agak lanjut :
- Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke
jaringan sekitar.
- Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan
bermanifestasi adanya ascites.
- Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi, atau
hiperestrogenisme. Intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe histologik
tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau massa,
di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai
yang solid (padat). Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya
dengan pemeriksaan klinik. Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan Ctscan
(Computerised axial Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berharga
mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi
eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih tetap merupakan
prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai
tumor dan perluasannya serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
Terapi tumor ganas ovarium
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan pilihan utama. Pada tingkatan
awal, prosedur adalah TAH+BSO+OM+APP (optional). Luas prosedur pembedahan
ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah lain (bilateral) dan
kecenderungan menginvasi badan rahim (korpus uterus). Meskipun pembedahan
bukan semata-mata untuk tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit
yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk kelak
melakukan penanganan yang adekuat. Biopsi di beberapa tempat, seperti omentum,
kelenjar getah bening para maupun pre-aortal dan area sub-diafragmatika, amatlah
penting. Pembadahan juga amat penting sebagai tindakan primer pada penderita
dengan penyakitnya yang ekstensif ialah dengan mengangkat sebanyak mungkin
jaringan tumor, bila keadaan memungkinkan meskipun tidak semua jaringan tumor
dapat diangkat seluruhnya (debulking). Dengan debulking(bulk reductive surgery)
memungkinkan khemo maupun radioterapi menjadi lebih efektif. Bila di kemudian
hari ditemukan kombinasi yang lebih efektif, hal ini akan membenarkan konsep
pemikiran dasar bulk reductive surgery/debulking tumor ganas ovarium tersebut di
atas. Tindakan konservatif (hanya mengankat tumor ovarium saja : oophorektomi atau
oophoro kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita
masih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
disgerminoma, tumor sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low potential
malignancy = borderline malignancy, hal itu masih dapat dipertanggung jawabkan,
meskipun beberapa ahli berpendapat tindakan seperti itu tetap merupakan gambling.
Pengawasan ketat terhadap penderita pasca bedah merupakan suatu conditionsine quo
non (keharusan).
Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan T2
(FIGO : Tingkat I dan II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga
perut. Juga radioterapi dapat diberikan kepada penyakit yang tingkatannya agak lanjut,
tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan bersama khemoterapi, baik sebelum atau
sesudahnya sebagai adjuvans, radio-sensitizer maupun radio-enhancer. Di banyak
senter, radioterapi dianggap tidak lagi mempunyai tempat dalam penanganan tumor
ganas ovarium. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkat III dan IV) dilakukan
debulking dilanjutkan dengan khemoterspi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor
yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif)
seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
Khemoterapi
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophosphamide, chlorambucil), antimetabolit (seperti MTX/metotrexate dan 5
Fluorouracil/5-FU), antibiotika (seperti Adriamisin) dan agens lain (seperti Cis-
Platinum). Pelbagai kombinasi dari agens telah digunakan yang ternyata dapat
menunjukkan potensi yang berarti. Adanya asites mungkin dapat dikendalikan dengan
khemoterapi intraperitoneal. Isotop radioaktif sekarang jarang digunakan pada
penanganan tumor ini, sedang teknik shunting cairan ascites ke dalam vena jugularis
melalui plastic tube yang berkatup searah, sekarang banyak dipakai. Penanganan
paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon progestativa.
Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan lanjut
yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat
by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau khemoterapi,
lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look
laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,
hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu
dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
Prognosis
Tergantung dari usia dan terutama luas proses keganasan di samping jenis histologik
tumornya. Pada kasus dengan tingkat klinik T1 dan T2, AKH-5 tahun sekitar 60-70%.
Pada kasus dengan tingkatan lebih lanjut (T2 dan T3) dengan paliasi yang memadai
dapat dicapai AKH-5 tahun antara 30%-60%, sedang T4 harapan hidup untuk 5 tahun
praktis tak ada (0%).

DIAGNOSIS
Dari anamnesis biasanya didapatkan keluhan timbulnya benjolan di perut, kadang-kadang
disertai gangguan haid, b.a.k/b.a.b dan nyeri perut. Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor
di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah
ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri,
terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian
bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau
kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar,
sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan
apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat
peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital,
dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu
waktu biasanya menghilang sendiri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak jarang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis. Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
TERAPI
Kista yang diangkat harus dilakukan pemeriksaan histologik ditempat yang dicurigai terdapat
keganasan, kadang perlu dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada operasi.

Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :


 Torsi
 Ruptur
 Perdarahan
 Menjadi Keganasan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah
dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan
tetapi dalam persentase yang relative sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Moeloek, F.A., Hudono, S.Tj., Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan, Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007, p : 401-27.

2. Sutoto, M.S.J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2006, p : 328-65.

3. www.PPDSOBGYNUNAIR.webblog.htm

Anda mungkin juga menyukai