Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

RENCANA INFRASTRUKTUR PENGUMPULAN


SAMPAH DI WILAYAH BAGIAN BARAT SEBERANG
ILIR KOTA PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana


Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

BOBBY WIKSO
03121401062

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

RENCANA INFRASTRUKTUR SISTEM


PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH BAGIAN
BARAT SEBERANG ILIR KOTA PALEMBANG

SKRIPSI

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana Teknik

Oleh :

BOBBY WIKSO
03121401062

Palembang, Juni 2019

Diperiksa dan disetujui oleh,


Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ir. Helmi Hakki, M.T. Febrinasti Alia, S.T., M.T.


NIP.198009112008122001 NIP. 19850207201222002

Mengetahui/Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Ir. Helmi Hakki, M.T.


NIP.198009112008122001

ii Universitas Sriwijaya
iii

HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Bobby Wikso


NIM : 03121401062
Judul : Rencana Infrastruktur Sistem Pengelolaan Sampah Di Wilayah
Bagian Barat Seberang Ilir Kota Palembang

Menyatakan bahwa Skripsi saya merupakan hasil karya sendiri


didampingi tim pembimbing dan bukan hasil penjiplakan / plagiat. Apabila
ditemukan unsur penjiplakan / plagiat dalam Skripsi ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya sesuai
aturan yang berlaku.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa
ada paksaan dari siapapun.

Inderalaya, November 2018


Yang membuat pernyataan,

Bobby Wikso
NIM. 03121401062

iii
HALAMAN PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bobby Wikso


NIM : 03121401062
Judul : Rencana Infrastruktur Sistem Pengelolaan Sampah Di Wilayah Bagian
Barat Seberang Ilir Kota Palembang

Memberikan izin kepada Pembimbing dan Universitas Sriwijaya untuk


mempublikasikan hasil penelitian saya untuk kepentingan akademik apabila
dalam waktu satu tahun tidak mempublikasikan karya penelitian saya. Dalam
kasus ini saya setuju menempatkan Pembimbing sebagai Penelitian ini
korespondensi (corresponding).
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan dari siapapun.

Indralaya, November 2018


Yang membuat pernyataan,

Bobby Wikso
NIM. 0312140106

iv Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Bobby Wikso


Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : 14 Juni 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Jl.Cinde Welan No 03- C Palembang
Nama Orang Tua : Solihin Oesin
Herlina
Alamat Orang Tua : Jl.Cinde Welan No 03- C Palembang
No. HP : 081369335724
E-mail : bwikso@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Fakultas Jurusan Pendidikan Masa

SD Baptis Palembang - - - 2000-2006

SMP Xaverius 1
- - - 2006-2009
Palembang
SMA Xaverius 1
- IPA - 2009-2012
Palembang

Universitas Sriwijaya Teknik T. Sipil S-1 2012-2019

Demikian riwayat hidup peneliti yang dibuat dengan sebenarnya.

Dengan Hormat,

Bobby Wikso
NIM 0312140106

v Universitas Sriwijaya
vi

RENCANA INFRASTRUKTUR SISTEM PENGELOLAAN


SAMPAH DI WILAYAH BAGIAN BARAT
SEBERANG ILIR KOTA PALEMBANG
Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Bobby Wikso

ABSTRAK

Kota Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang
pesat dari sisi pembangunan maupun laju pertumbuhan penduduk, hal ini mengakibatkan tingkat
produksi timbulan sampah pun turut meningkat. Maka dari itu, dibutuhkan rencana penambahan
TPS sebagai salah satu infrastruktur dalam pengelolaan sampah di Kota Palembang.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan TPS eksisting, 10 tahun ke depan
dan desain rencana TPS pada bagian barat seberang ilir Kota Palembang. Metode penelitian
jumlah TPS eksisting, timbulan sampah yang berada di lokasi penelitian didapat dari hasil survei
lokasi dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan TPS eksisting yang mampu menampung
volume sampah yang dihasilkan per hari berjumlah 166 buah TPS, dan jumlah kebutuhan TPS
untuk 10 tahun ke depan berjumlah 188 buah TPS, penempatan lokasi TPS rencana diplot dipeta
lokasi menggunakan program Arc-Gis. Desain penempatan TPS dibuat menggunakan program
Sketch-up dan perhitungan pelat lantai dasar kontainer di TPS menggunakan perhitungan manual.

Universitas Sriwijaya
vii

WASTE MANAGEMENT INFRASTRUCTURE


SYSTEM PLAN IN WEST PALEMBANG CITY DOWNSTREAM

Faculty of Engineering
Sriwijaya University

Bobby Wikso

ABSTRACT

Palembang City is one of the major cities in Indonesia that is growing rapidly in terms
of development and population growth, it is cause some problems such as the increasing amount of
waste production in that city. Therefore, it needs a plan to add more TPS as one of infrastructure
plan waste management in Palembang City.
The objectives of this research are to determine TPS existing needs for now, for 10
years ahead and the design of TPS plan in west Palembang City downstream. This research are
using some methods for knowing the amount of TPS existing and amount of waste such as,
location survey and literature study.
The results of this research are showing TPS existing that were able to accommodate
the amount of waste produced per day are 166 pieces, and the amount of TPS needs for next 10
years are 188 pieces. The location of these TPS are plotted in map using the Arc-gis program. TPS
placement design was made using Sketch-up program and calculation of container plate for TPS is
using manual calculation.

Universitas Sriwijaya
viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia-Nya
peneliti dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini
berjudul “Rencana Infrastruktur Sistem Pengelolaan Sampah Di Wilayah Bagian
Barat Seberang Ilir Kota Palembang”. Laporan tersebut dibuat sebagai salah satu
kelengkapan untuk mengambil Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya. Dalam penelitian laporan Tugas Akhir ini masih
banyak memiliki kekurangan dan kekeliruan karena keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki, untuk itu setiap kritik dan saran akan diterima dengan segala
kerendahan hati dan lapang dada, karena hal ini merupakan suatu langkah untuk
peningkatan kualitas diri dan juga pembekalan pengetahuan di masa yang akan
datang.
Penelitian ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan lapotan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, Peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Papa, mama dan keluarga tercinta yang tak pernah lelah memberikan doa,
kasih sayang, pelajaran, nasihat, semangat, materi, serta motivasi agar dapat
meraih cita-cita dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Nyimas Septi Rika Putri, S.T., M.Si., Bapak Ir. Helmi Hakki, M.T. dan
ibu Febrinasti Alia, S.T., M.T.Selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan ilmu yang bermanfaat, bimbingan, nasihat, dan motivasi untuk
terus melakukan yang terbaik dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Muhammad Baitullah Al Amin, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
4. Seluruh Dosen dan Staf Jurussan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam PenulisanTugas


Akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapakan
demi kemajuan karya tulis khususnya yang berhubungan dengan Tugas.Akhir.ini.

Universitas Sriwijaya
Akhirnya, peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khusunya bagi peneliti pribadi dan bagi Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sriwijaya.

Palembang, Juli 2019

Peneliti

vii Universitas Sriwijaya


DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul ................................................................................................... i


Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ...........................................................................................iii
Halaman Pernyataan Integritas ...........................................................................iv
Halaman Persetujuan Publikasi ........................................................................... v
Kata Pengantar ...................................................................................................vi
Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................vii
Summary…….. ...................................................................................................viii
Ringkasan…… ...................................................................................................ix
Daftar Isi……….................................................................................................. x
Daftar Gambar ...................................................................................................xi
Daftar Tabel… ...................................................................................................xii

PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Ruang Lingkup Penelitian 3
1.5. Sistematika Penulisan 4
BAB 2 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Penelitian Terdahulu 5
2.2. Sampah Domestik 5
2.2.1. Jenis dan Komposisi Sampah 6
2.2.2. Sumber Sampah 7
2.2.3. Timbulan Sampah 7
2.3. Sistem Pengelolaan Sampah 15
2.3.1. Proses Pewadahan 15
2.3.2. Proses Pengumpulan Sampah di TPS 15

x Universitas Sriwijaya
xi

2.3.3. Mendesain Pelat Landasan TPS 18


2.4. Demografi Kota Palembang 21
2.5. Program SPSS 22
METODOLOGI PENELITIAN 24
3.1. Studi Literatur 25
3.2. Pengumpulan Data 25
3.2.1. Data Primer 25
3.2.2. Data Sekunder 27
3.3. Peta Lokasi Penelitian 28
3.4. Pengolahan Data 29
3.5. Analisis Data 29
3.6. Kesimpulan dan Saran 29
BAB 4 30
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 30
4.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Volume Timbulan Sampah 30
4.2. Evaluasi Sarana dan Prasarana TPS Eksisting 36
4.2.1. Kondisi Infrastruktur TPS Eksisting 36
4.2.2. Evaluasi Kebutuhan TPS Eksisting 41
4.3. Rencana Kebutuhan TPS Untuk 10 Tahun Kedepan 42
BAB 5 59
PENUTUP 59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 59
BAB 6
Err
or! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
Err
or! Bookmark not defined.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1. Tempat Pembuangan Sementara .............................................................. 10
2.2. Tempat Pengumpulan Sampah ................................................................. 11
3.1. Bagan alir penelitian ................................................................................. 18
3.2. Bak Pengukur Volume Sampah (20cm x 20cm x 100cm) ........................ 20
3.3. Neraca Pegas Digital ................................................................................. 21
3.4. Mistar Ukur ................................................................................................ 21
3.5. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................... 22
4.1. Bak Sampah Komunal............................................................................... 26
4.2. Kontainer Sampah ..................................................................................... 27
4.3. Transfer Depo............................................................................................ 27
4.4. Peta TPS Liar dan TPS Eksisting .............................................................. 28
4.5. Peta TPS Rencana dan TPS 10 Tahun Mendatang ................................... 33
4.6. Tampak Atas Detail Penulangan Pelat Lantai Kontainer .......................... 41
4.7. Tampak Atas Desain Lokasi TPS ............................................................. 42
4.8. Tampak Samping Desain Lokasi TPS....................................................... 42

xii Universitas Sriwijaya


DAFTAR TABEL

Halaman
2.1. Jumlah Contoh Jiwa dan KK (SNI 19-3964-1994) ................................... 11
2.2. Jumlah Contoh Timbulan Sampah dari Non Perumahan
(SNI 19-3964-1994) .................................................................................. 12
2.3. Luas dan Jumlah Penduduk....................................................................... 15
4.1. Hasil Perhitungan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk ................................ 30
4.2. Pengambilan sampel pengukuran sampah perumahan (Agustus 2016) .... 31
4.3. Jumlah sampel masing-masing jenis perumahan (Agustus 2016) ............ 31
4.4. Hasil pengukuran berat sampah domestik (kg) perumahan
(Agustus 2016) ................................................................................................. 32
4.5. Hasil pengukuran volume sampah domestik (liter)
perumahan (Agustus 2016) ............................................................................. 33
4.6. Lokasi dan jumlah pengambilan sampel pengukuran sampah
non perumahan (Agustus 2016) ................................................................ 33
4.7. Rekapan hasil survei timbulan sampah non perumahan (Agustus 2016) . 34
4.8. Hasil Perhitungan Proyeksi Volume Timbulan Sampah 2026
(Agustus 2018) .......................................................................................... 36
4.9. Jumlah TPS Eksisting Menurut Jenisnya .................................................. 37
4.10. Rekapitulasi Kondisi TPS Eksisting ....................................................... 40
4.11. Jumlah Penambahan Kontainer TPS Rencana ........................................ 41
4.12. Perbandingan Volume Daya Tampung TPS dan Volume
Timbulan Sampah 10 Tahun Ke depan .................................................. 43
4.13. Rekapitulasi penulangan pelat lantai kontainer sampah ......................... 52
4.14. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 54

4.15. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............................... 54

4.16. Hasil Kuesioner Mengenai : Lokasi TPS Terdekat dari

Rumah Saya dengan Jarak < 200 meter.................................................. 55

4.17. Hasil Kuesioner Mengenai : Wajib Membayar Iuran Sampah

yang Dibuang ke TPS Setiap Bulan ....................................................... 56

xiii Universitas Sriwijaya


xiv

4.18. Hasil Kuesioner Mengenai : Tidak Membuang Sampah di


TPS karena yang Jauh> 200 meter ....................................................... 56
4.19. Hasil Kuesioner Mengenai: Lokasi TPS Berada Sejauh
Mungkin Karena Menimbulkan Bau dan Penyakit ................................ 57
4.20. Hasil Kuesioner Mengenai: TPS Terdekat dari Rumah Responden ....... 57
4.21. Hasil Kuesioner Mengenai: Membuang Sampah Selain di TPS............. 58

Universitas Sriwijaya
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah hasil buangan dari suatu proses produksi industri maupun
domestik (rumah tangga). Pada umumnya sampah dihasilkan dari proses
aktifitas manusia. Adapun sumber sampah dapat dibedakan menjadi dua
sumber yaitu sampah dari pemukiman penduduk dan sampah dari industri.
Sebagian jenis sampah yang dihasilkan dari sumber sampah pemukiman
penduduk atau domestik berjenis sampah organik seperti sisa makanan, atau
sampah yang bersifat basah, kering dan lainnya. Sedangkan sampah yang
bersumber dari aktifitas industri biasanya berupa sampah anorganik. Sampah
ini biasa dihasilkan dari bahan-bahan non hayati seperti produk sintetik
ataupun produk hasil olahan tambang dan logam. Sampah anorganik sangat
sulit untuk diurai oleh mikroorganisme sehingga sampah ini sebagian besar
masih menjadi penyumbang limbah terbesar. Contoh sampah anorganik adalah
botol plastik, tas plastik, kaleng, styrofoam dan lainnya.
Kondisi dan penanganan sampah yang ada di kota-kota besar Indonesia
merupakan salah satu tantangan bagi pengelola kota atau pemerintah.
Pertambahan dan peningkatan jumlah aktivitas penduduk telah mempengaruhi
timbulan sampah sehingga muncul permasalahan di dalamnya. Kemampuan
pengelolaan sampah di kota dalam 10 tahun belakangan cenderung menurun,
antara lain disebabkan oleh era otonomi daerah dan kemampuan pembiayaan
yang rendah. Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh masyarakat hanya
diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sisanya atau
hanya sebagian kecil yang diolah dengan cara dibakar, ditimbun dalam tanah
ataupun dikomposkan. Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam
pengelolaan sampah kota di Indonesia adalah kumpul – angkut – buang.
Seiring dengan bertambahnya volume maka timbulan sampah yang harus
ditangani semakin banyak. Prasarana yang tersedia juga akan bertambah tua
sehingga kemampuannya menjadi terbatas. Di samping itu, sebagian besar
instansi pemerintah sampai saat ini menganggap bahwa penanganan sampah

1 Universitas Sriwijaya
2

belum menjadi prioritas yang penting, apalagi dengan kondisi ekonomi yang
sulit. Dengan demikian beban pengelola sampah kota menjadi tambah berat,
kecuali bila cara pandang dalam pengelolaan sampah diperbaiki. Persoalan
sampah di Palembang bukan merupakan masalah baru yang dihadapi oleh
pemerintah kota ini. Pada tahun 2015, jumlah sampah yang masuk TPA
Sukawinatan sekitar 800 ton/ hari, dari total sampah tersebut, masih dijumpai
sisa sampah yang telah terangkut terutama di TPS-TPS liar. TPS liar adalah
tempat penampungan sampah yang tidak terdata sebagai lokasi sampah yang
diangkut menuju TPA. Sampah pada TPS diatasi dengan cara mereduksi
sampah dengan sistem 3R. Berdasarkan PerMen PU, TPS 3R adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,
pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan. Selain itu sebagian besar
kondisi konstruksi TPS sudah tidak layak untuk menampung volume sampah
yang ada. Kondisi TPS tersebut antara lain kapasitas penampungan sampah
yang tidak sesuai dengan sampah yang dihasilkan, kondisi TPS yang sudah
rusak, hingga tidak tersedianya TPS dibeberapa tempat sehingga menimbulkan
timbunan sampah liar diberbagai lokasi penelitian .
Oleh karena itu, diperlukan analisa kebutuhan dan rencana dalam
penambahan TPS diberbagai lokasi penelitian. Pada penelitian ini akan
menganalisis kebutuhan TPS di lokasi penelitian berdasarkan timbulan
sampah yang dihasilkan di wilayah bagian barat seberang ilir Kota Palembang
yaitu di kecamatan Alang-Alang Lebar, Ilir Barat I, Ilir Timur I, Gandus, Ilir
Barat II, dan Bukit Kecil.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diselesaikan dalam Tugas Akhir ini mengenai
sistem pengelolaan sampah di kecamatan (Alang-Alang Lebar, Bukit Kecil,
Gandus, Ilir Timur 1, Ilir Barat 1, Ilir Barat 2) yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis proyeksi pertumbuhan penduduk dan volume
timbulan sampah untuk 10 tahun ke depan?
2. Bagaimana kinerja sarana TPS eksisting dan TPS liar?

Universitas Sriwijaya
3

3. Bagaimana analisis rencana kebutuhan TPS dilokasi penelitian untuk 10


tahun ke depan?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini mengenai sistem pengelolaan sampah di
kecamatan (Alang-Alang Lebar, Bukit Kecil, Gandus, Ilir Timur 1, Ilir Barat
1, Ilir Barat 2) adalah:
1. Menganalisis proyeksi pertumbuhan penduduk dan volume timbulan
sampah untuk 10 tahun ke depan.
2. Mengevaluasi kinerja sarana TPS eksisting dan TPS liar.
3. Merencanakan kebutuhan TPS untuk 10 tahun ke depan.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian


Untuk mengarahkan Peneliti agar penelitian dan permasalahan yang dikaji
lebih mendetail dan sesuai dengan Judul dan Tujuan PenulisanTugas Akhir ini,
maka penelitian ini membatasi masalah yang akan dibahas berikut ini:
1. Melakukan survei dan investigasi lapangan untuk pengumpulan data
primer berupa kondisi fisik TPS, kapasitas tampung TPS, koordinasi lokasi
dan respon masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan sampah.
2. Melakukan evaluasi sistem pengelolaan sampah eksisting mulai dari
sumber timbulan hingga TPS.
3. Lokasi penelitian di wilayah bagian barat seberang ilir kota Palembang
yaitu, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan
Gandus, Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Ilir Barat I dan Kecamatan
Ilir Barat II.

Universitas Sriwijaya
4

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, ruang
lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan laporan Tugas
Akhir.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi landasan teori yang didapat dari jurnal dan buku yang
digunakan sebagai dasar perhitungan serta penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Berisi mengenai tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
perhitungan atau metode yang digunakan dalam menganalisis data
yang didapat.
BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN
Berisi mengenai hasil perhitungan dan pembahasan penelitian yang
didapat.
BAB V. PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian
yang telah dilakukan.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhajirin, et al. (2013)
bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah di Werdhapura dan
memperkirakan jumlah sampah yang berpotensi untuk dikelola, Hasil penelitian
menunjukan bahwa volume timbulan sampah sekitar 4,6m3/hari dan beratnya
sekitar 302,3 kg/hari. Komposisi sampah (% berat) yang terbanyak adalah sisa
makanan (26,43 %), kertas (18,55%), residu (14,64%), dan sampah organik
(10,93%). Sekitar 47,51% dari total sampah di Werdhapura berpotensi untuk
didaur ulang yaitu sampah organik, sisa makanan, dan sampah kering.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Zulfikar (2014). Hasil penelitiannya
menunjukan hasil sampling sampah dengan metode SNI 19-3964-1995 dan SNI
M 36-1991-03 menunjukan bahwa angka timbulan sampah di Kecamatan Sukasari
adalah sebesar 0,36 kg/org/hari atau 2,15 liter/org/hari dengan komposisi terbesar
adalah organik terkompos (61%) kemudian kertas (12%). Timbulan sampah ini
dinilai berpotensi untuk diminimasi.

2.2. Sampah Domestik


Menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, disebutkan
sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan. Dalam pengertian lain sampah adalah segala sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat, ada yang mudah membusuk
terutama terdiri dari zat-zat organik, seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan
sebagainya. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa kertas, plastik, karet,
logam, kaca, dan sebagainya. (Slamet, 1994). Selanjutnya Widyadmoko (2002)
mendefinisikan sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga yang terdiri dari berbagai macam jenis sampah. Sampah domestik
atau biasa disebut dengan sampah rumah tangga adalah sampah yang bersumber

5 Universitas Sriwijaya
6

dari hasil aktifitas masyarakat sekitar ataupun yang bersumber dari tempat-tempat
umum.

2.2.1. Jenis dan Komposisi Sampah


Jenis-jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beragam. Ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah industri, sampah pertanian,
sampah rumah sakit, dan sampah peternakan. Widyadmoko (2002),
mengelompokkan sampah rumah tangga yaitu sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga yang terdiri dari bermacam-macam jenis sampah sebagai berikut:

1. Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan organik yang mudah
membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan,
sayuran, dan lain-lain.
2. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua,
kaleng bekas dan sampah kering non logam, misalnya kertas, kaca,
keramik, batu- batuan, dan sisa kain.
3. Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari penyapuan lantai rumah,
gedung dan penggergajian kayu.
4. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga yang
besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio dan peralatan dapur.

Berdasarkan asal dan komposisi sampah padat dapat dibedakan menjadi


dua jenis, yaitu :

1. Sampah organik yaitu sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati


yang dapat diolah dan didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable. Sampah ini pada umumnya dapat dengan mudah terurai
oleh proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar biasanya
berbentuk sampah organik seperti sisa-sisa makanan, kulit buah, tepung,
sayur, dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga menjadi penghasil
sampah organik yang cukup besar seperti sampah sayuran dan buah-
buahan.
2. Sampah anorganik yaitu sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik merupakan produk hasil sintetik olahan kimia ataupun melalui

Universitas Sriwijaya
7

proses teknologi pengolahan tambang. Contoh sampah anorganik yaitu


adalah sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah kertas,
sampah plastik, sampah detergen, sampah kaca ataupun keramik. Sebagian
besar sampah anorganik tidak dapat diurai oleh mikroba atau bersifat
unbiodegradable. Sementara sebagian lainnyadapat diurai namun melalui
waktu yang sangat lama. Sampah jenis anorganik ini dalam tingkat rumah
tangga biasanya berupa botol plastik, kemasan produk kebersihan rumah
tangga, sterofoam dan kaleng.

2.2.2. Sumber Sampah


Sampah dapat berasal dari mana saja, berdasarkan sumbernya sampah
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sampah komersil yaitu sampah yang berasal dari pasar, pertokoan, rumah
makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan sebagainya.
2. Sampah bangunan, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan
termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan, seperti semen,
kayu, batu bata dan sebagainya.
3. Sampah fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari pembersihan dan
penyapuan jalan, trotoar, taman lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas
umum lainnya.

2.2.3. Timbulan Sampah


Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang di
hasilkan dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu
(Departemen PU, 2004). Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari
sumber sampah (SNI, 1995).
Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan
hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di
suatu wilayah. Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan
elemen-elemen pengelolaan seperti:
1. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat
2. Pengumpulan, dan pengangkutan

Universitas Sriwijaya
8

3. Perencanaan rute pengangkutan


4. Fasilitas untuk daur ulang Luas dan jenis TPA.
Timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam satuan berat ataupun satuan
volume. Pada laporan ini timbulan sampah dinyatakan dalam satuan volume yaitu
L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari, dan sebagainya.
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,
antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara
lainnya. Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu daerah dengan
daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain (Damanhuri dan Padmi, 2004):
1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
2. Tingkat hidup.
3. Perbedaan musim.
4. Cara hidup dan mobilitas penduduk.
5. Iklim.
6. Cara penanganan makanannya.
Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah kota di Indonesia
berkisar antara 2-3 liter/orang/hari dengan densitas 200-300 kg/m3 dan komposisi
sampah organik 70-80%.Menurut data Bappeda Masterplan 2015, besaran jumlah
volume timbulan sampah kota besar adalah 3,37 liter/orang/hari.
Besar volume timbulan sampah per kecamatan di TPS/hari dapat dihitung
menggunakan rumus :
Vtps = Vorg x p x n (2.1)
Keterangan :
Vorg = Volume timbulan sampah kota besar (Bappeda Masterplan 2015)
p = Jumlah penduduk (per kecamatan)
n = Persentase pelayanan sampah SNI pengelolaan sampah kota besar
Jumlah penduduk dibutuhkan untuk mengetahui berapa besar jumlah
timbulan sampah disuatu lokasi penelitian. Penelitian ini juga melakukan
perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk guna mengetahui berapa besaran
jumlah timbulan sampah dan kebutuhan TPS untuk 10 tahun kedepan.

Universitas Sriwijaya
9

Karena timbulan sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari
rumah tangga, maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan sampah
tersebut dapat dianggap sudah meliputi sampah yang ditimbulkan oleh setiap
orang dalam berbagai kegiatan dan berbagai lokasi, baik saat di rumah, jalan,
pasar, hotel, taman, kantor dsb. Namun tambah besar sebuah kota, maka tambah
mengecil porsi sampah dari permukiman, dan tambah membesar porsi sampah
non-permukiman, sehingga asumsi tersebut di atas perlu penyesuaian.

2.4.3. Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Sampling Pada


Analisis Timbulan Sampah
Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan
sampah adalah dengan pendekatan statistika, yaitu:
a. Metode stratified random sampling yang biasanya didasarkan pada komposisi
pendapatan penduduk setempat, dengan anggapan bahwa kuantitas dan kualitas
sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat.
b. Jumlah sampel minimum ditaksir berdasarkan berapa perbedaan yang bisa
diterima antara yang ditaksir dengan penaksir, berapa derajat kepercayaan yang
diinginkan, dan berapa derajat kepercayaan yang bisa diterima.
c. Pendekatan praktis dapat dilakukan dengan pengambilan sampel sampah
berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk penentuan
komposisi sampah, yaitu minimum 500 liter atau sekitar 200 kg. Biasanya
sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber sampahnya.
Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Probality Sampling
Probality sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi:
a) Simple random sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

Universitas Sriwijaya
10

yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b) Proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
c) Cluster sampling (Area sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten.

b. Nonprobality Sampling
Nonprobality sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a) Sampling sistematis. Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu
metode di mana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak
sedang unsur-unsur selanjut dipilih secara sistematis menurut suatu pola
tertentu.
b) Sampling kuota. Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
c) Sampling aksidental. Teknik pengambilan sampel berdasar kejadian
kebetulan, yaitu siapa saja yang dianggap tepat dan secara kebetulan bertemu
peneliti dapat dijadikan sampel.
d) Purposive Sampling. Merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh. Merupakan teknik penentuan sampel dimana seluruh anggota
populasi dijadikan sampel.
f) Snowball sampling. Teknik penentuan sampel yang mula-mula kecil
kemudian para sampel awal diminta untuk merekomendasikan sampel
berikutnya.
Dalam penelitian ini digunakan simple random sampling dan purposive
sampling untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan sampah, dan untuk
memperoleh data volume timbulan sampah digunakan metode pengukuran

Universitas Sriwijaya
11

langsung sesuai SNI 19 3964 1994 dari sejumlah sampel yang telah ditentukan
secara simple random sampling selama satu minggu dengan tujuh hari
pengukuran.

Dalam SNI 19-3964-1994, persyaratan pengambilan dan pengukuran contoh


timbulan dan komposisi sampah meliputi:
1) peraturan-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku di
daerah;
2) lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu kota;
3) alat pengambil dan pengukur contoh yaitu:
a. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak terbuat
dari logam);
b. mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya.

Pelaksanaan pengambilan contoh sampah dilakukan di sumber masing-


masing perumahan dan non perumahan.
1). Perumahan
Dibawah ini adalah jumlah contoh jiwa dan KK dari klasifikasi kota metropolitan,
besar, sedang/kecil yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan jumlah
contoh/sampel:
Tabel 2.1. Jumlah Contoh Jiwa dan KK (SNI 19-3964-1994)
Jumlah
Jumlah KK
No. Klasifikasi Kota Jumlah Penduduk Contoh Jiwa
(K)
(S)
1. Metropolitan 1.000.000-2.500.000 1.000 - 1.500 200 - 300
2. Besar 500.000 – 1.000.000 700 – 1.000 140 – 200
3. Sedang & kecil 3.000 – 500.000 150 - 350 30 - 70

Universitas Sriwijaya
12

Kategori perumahan yang ditentukan berdasarkan:


(1) keadaan fisik rumah dan atau;
(2) pendapatan rata-rata kepala keluarga dan atau;
(3) fasilitas rumah tangga yang ada.
2). Non Perumahan
Kategori non perumahan berdasarkan:
1) Fungsi jalan yaitu:
a) jalan arteri sekunder;
b) jalan kolektor sekunder;
c) jalan lokal;
d) untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter
panjang jalan arteri sekunder di pusat kota;
2) kriteria untuk pasar : berdasarkan fungsi pasar;
3) kriteria untuk hotel : berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia;
4) kriteria untuk rumah makan dan restoran : berdasarkan jenis kegiatan;
5) kriteria untuk fasilitas umum : berdasarkan fungsinya.
Dibawah ini adalah jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan:
Tabel 2.2. Jumlah Contoh Timbulan Sampah dari Non Perumahan (SNI 19-3964-
1994)
Klasifikasi Kota 1 KK
Lokasi Kota
Kota
No. Pengambilan Kota Besar Sedang &
Metropolitan
Contoh (Contoh) Kecil
(Contoh)
(Contoh)
1. Toko 3 - 30 10 – 13 5 – 10 3–5
2. Sekolah 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
3. Kantor 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
4. Pasar 6 – 15 3–6 1–3 1
5. Jalan 6 - 15 3-6 1-3 1

Jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan untuk yang tidak
tercantum pada Tabel 2.2 yaitu hotel, rumah makan/restoran, fasilitas umum
lainnya diambil 10% dari jumlah keseluruhan, sekurang-kurangnya 1.Dalam SNI
19-3964-1994 pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:

Universitas Sriwijaya
13

a. volume basah (asal) : liter/unit/hari


b. berat basah (asal) : kilogram/unit/hari
2) Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam %
berat basah/asal;
3) Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah (u),
yaitu:
a. perumahan : jumlah jiwa dalam keluarga;
b. toko : jumlah petugas atau luas areal;
c. sekolah : jumlah murid dan guru;
d. pasar : luas pasar atau jumlah pedagang;
e. kantor : jumlah pegawai;
f. jalan : panjang jalan dalam meter;
g. hotel : jumlah tempat tidur;
h. restoran : jumlah kursi atau luas areal;
i. fasilitas umum lainnya : luas areal.
4) Metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu:
a. sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan
ditimbang beratnya; dan atau
b. sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan
ditimbang beratnya; kemudian dipisahkan berdasarkan komponen
komposisi sampah dan ditimbang beratnya.
5) Perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan berdasarkan:
a. rata-rata timbulan sampah perumahan;
b. perbandingan total sampah perumahan dan non perumahan.
Besaran timbulan sampah perkotaan dianggap perbandingan % total
sampah perumahan dan non perumahan = 75 % dan 25 %, yaitu:
100 (𝑅1+𝑅2+𝑅3)
Sampah Perkotaan = 𝑥 ltr/org/hr (2.2)
75 3

dengan:
R1 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah permanen
R2 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah semi permanen
R3 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah non permanen

Universitas Sriwijaya
14

Adapun metode dalam menentukan volume sampah rata-rata dan persentase berat
sampah perkomponen adalah sebagai berikut:
a. Volume sampah rata-rata:
𝑉𝑠1 𝑉𝑠2 𝑉
+ +⋯+ 𝑠𝑖
𝑢 𝑢 𝑢
V= vol/jiwa/hr (2.3)
𝑖

dengan:
Vsi = volume sampah rumah ke- i
U = jumlah unit penghasil sampah (jiwa)
i = jumlah contoh sampah yang di ambil

b. Persentase berat sampah perkomponen yaitu terdiri dari :


a) Sisa makanan dan daun-daunan
𝐵𝑜𝑟1 +𝐵𝑜𝑟2 +⋯+ 𝐵𝑜𝑟𝑖
= 𝑥100% (2.4)
𝐵𝐵𝑆

dengan:
Bor1 = berat sampah organik ke-1
Bori = berat sampah organik ke-i
BBS = berat sampah yang diukur dalam bak contoh
b) Sampah bukan sisa makanan misalnya kertas, kayu, kain dan lain-lain
𝐵𝑘1 +𝐵𝑘2 +⋯+ 𝐵𝑘𝑖
= 𝑥100% (2.5)
𝐵𝐵𝑆

dengan:
Bk1 = berat sampah ke-1
Bki = berat sampah ke-i
BBS = berat sampah yang diukur dalam bak contoh
Timbulan sampah dapat diprediksi di tahun mendatang atau n tahun. Rumus
yang digunakan dalam memprediksi timbulan sampah ( SNI M 36- 1991-03)
adalah:
Qn = Qt ( 1 + Cs )n (2.6)
dengan:
Qn = timbulan sampah pada n tahun mendatang
Qt = timbulan sampah pada tahun awal perhitungan
Cs = peningkatan/pertumbuhan kota
n = tahun ke-n

Universitas Sriwijaya
15

Untuk menghitung pertumbuhan kota (Cs), digunakan rumus rasio


pertumbuhan dengan Model Pertumbuhan Malthusian, yaitu sebagai berikut:

populasi akhir periode−populasi awal periode


Cs = (2.7)
populasi awal periode

2.3. Sistem Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah suatu sistem yang dijalankan dalam mengolah
sampah yang di hasilkan oleh aktifitas masyarakat melalui beberapa tahap. Proses
sistem pengelolaan sampah di Indonesia biasanya terdiri dari pewadahan,
pengumpulan sampah di Tempat Pengumpulan Sementara (TPS), pengangkutan
sampah, dan pengolahan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

2.3.1. Proses Pewadahan


Proses pewadahan sampah adalah proses tahapan awal dalam sistem
pengelolaan sampah. Biasanya sampah domestik yang dihasilkan dari rumah
tangga, kantor, toko, pasar, atau aktifitas lainnya dikumpulkan terlebih dahulu
dalam suatu wadah atau tong sampah didalam ruangan. Berdasarkan survei yang
sudah dilakukan oleh peneliti, sampah domestik yang dihasilkan biasanya
sebanyak satu atau dua kantong plastik besar.

2.3.2. Proses Pengumpulan Sampah di TPS


Proses pengumpulan sampah ini adalah proses tahapan setelah sampah
dikumpulkan melalui proses pewadahan dari beberapa aktifitas rumah tangga
ataupun tempat lainnya.TPS biasanya berbentuk bak yang terbuat dari beton
ataupun bak-bak penampungan sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan
Kota (DKK). Pada umumnya TPS tersebar dibeberapa kelurahan.

Universitas Sriwijaya
16

Gambar 2.1. Tempat Pembuangan Sementara (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 2.2. Tempat Pengumpulan Sampah (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Terdapat beberapa jenis tempat pembuangan sementara (TPS) yang


tersebar di kota Palembang. Jenis-jenis TPS tersebut adalah TPS resmi dan TPS
liar. TPS resmi adalah TPS yang disediakan oleh dinas kebersihan kota. Biasanya
TPS ini berupa bak container ataupun tong sampah yang disebar di beberapa
lokasi yang tepat untuk dijadikan tempat pengumpulan sampah sementara.
Sedangkan TPS liar biasanya berupa bak sampah yang dicor dan berasal dari
swadaya masyarakat. TPS liar inipun bisa berupa suatu lokasi tanah yang
dijadikan tempat tumpukan pembuangan sampah. Tentunya TPS liar yang hanya
berupa suatu lokasi tanah ini terlihat berantakan dan sangat mengganggu
kenyaman aktifitas penduduk karena sampah tidak dibuang ditempat tertutup
seperti bak container ataupun tong sampah sehingga bau menyengat dari
tumpukan sampah itupun menyebar. SNI No 19-2454-2002 tentang Tata Cara

Universitas Sriwijaya
17

Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan menyebutkan bahwa


penempatan wadah kontainer sampah sebaiknya:
1. Kontainer individual diperuntukan bagi daerah permukiman tinggi dan daerah
komersial. Bentuk yang dipakai tergantung setara dan kemampuan pengadaannya
dari pemiliknya:
a. Di halaman muka (tidak di luar pagar)
b. Di halaman belakang (untuk sumber sampah dari hotel dan restoran)
2. Kontainer komunal diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh,
taman kota, jalan pasar. Bentuknya ditentukan oleh pihak instansi pengelola
karena sifat penggunaannnya adalah umum:
a. Tidak mengambil lahan trotoar (kecuali kontainer pejalan kaki)
b. Tidak di pinggir jalan protokol
c. Sedekat mungkin dengan sumber sampah
d. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya
e. Di tepi jalan besar, pada lokasi yang mudah untuk pengoperasiannya.
Adapun syarat-syarat teknis TPS adalah tempat pembuangan sampah
tersebut bersifat sementara bukan dibangun permanen, sampah tidak boleh berada
di TPS selama lebih dari 24 jam, penempatan TPS tidak mengganggu estetika dan
lalu lintas, dan TPS harus dalam keadaan bersih setelah diangkut (Irman, 2013).
Berdasarkan data survei dan pengecekan dilapangan, banyak ditemukan
TPS - TPS diberbagai kelurahan yang tidak memenuhi standar sebagai tempat
pembuangan sampah sementara bahkan di beberapa lokasi survei ditemukan TPS
liar. Ada juga beberapa TPS yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota yang
tidak mampu menampung jumlah volume timbulan sampah sehingga volume
sampah berserakan dipinggir jalan.
Pada dasarnya TPS terbagi menjadi tiga jenis yaitu bak komunal, bak
kontainer dan transfer depo. Bak komunal merupakan bak pengumpulan sampah
yang biasanya dibangun permanen dipinggir jalan. Bak containerdiletakkan
disuatu lokasi tertentu dan akan diisi oleh gerobak pengumpul sampah.
Dibutuhkan landasan permanen sekitar 25 - 50 m² untuk meletakkan kontainer.
Sedangkan transfer depo memerlukan areal tanah minimal seluas 200 m². Transfer

Universitas Sriwijaya
18

depo juga biasanya menjadi lokasi pengolahan sampah berskala kawasan. Berikut
adalah kondisi TPS eksisting dilokasi penelitian (April 2017).
Berikut adalah rumus kebutuhan jumlah TPS untuk wilayah perumahan:
(30 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 40%) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑠
CP = (2.8)
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑥 𝐹𝑝

Keterangan :
CP = Jumlah kontainer
TS = Timbulan Sampah
Kapasitas Kontainer (SNI 32422008)
Fp = Faktor Pemadatan Alat

2.3.3. Mendesain Pelat Landasan TPS


Menurut SNI-3242-2008 tentang tata cara pengelolaan sampah di
pemukiman menyebutkan bahwa spesifikasi dari TPS tipe 1 adalah tempat
pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut sampah yang
dilengkapi dengan :
a. Ruang pemilahan
b. Gudang
c. Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer
d. Luas lahan ± 10-50 m2
Maka dari itu, penelitian ini mendesain pelat landasan kontainer untuk
TPS yang direncanakan. Pelat landasan kontainer berfungsi untuk mengurangi
resiko bocornya kandungan berbahaya yang terdapat pada sampah yang dibuang
keluar dari kontainer penampungan ke tanah ataupun mengalir ke sumber air
terdekat yang biasa digunakan masyarakat. Pelat yang direncanakan merupakan
pelat dua arah.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mendesain tebal pelat beton
dua arah:
𝑙𝑥
β = 𝑙𝑦 (2.9)
𝐹𝑦
𝑙𝑥 (0.8+ )
1500
hmin = (2.10)
36+9β
𝐹𝑦
𝑙𝑥 (0.8+ )
1500
h= 36
(2.11)

Universitas Sriwijaya
19

Keterangan :
lx = Panjang pelat arah x
ly = Lebar pelat arah y
h = Tebal Pelat
Fy = Mutu Baja
Setelah didapat tebal pelat beton melalui rumus 2.4 dan 2.5 maka
dilakukan perhitungan pembebanan. Menurut SNI-1727-2013 tentang kombinasi
pembebanan dasar maka diperoleh rumus sebagai berikut :
Kombinasi pembebanan = 1,2DL + 1.6 LL (2.12)
Keterangan ;
DL = Dead Load (Beban Mati)
LL = Live Load (Beban Hidup)
Berdasarkan SNI T-15-1891-03 pasal 310-7, maka didapat rumus untuk
tinggi efektif arah (x) = 𝑑𝑥
1
𝑑𝑥 = h - s - 2 ∅ (2.13)

𝑑𝑦 = 𝑑𝑥 - ∅ (2.14)
Keterangan :
h = Tebal pelat beton
s = Tebal selimut beton (SNI T-15-1891-03)
ө = Diameter baja rencana
Menurut Gideon Kusuma (1993), pada tabel perhitungan beton bertulang
didapatkan rumus untuk momen pelat akibat terbagi rata sebagai berikut :
Mlx = 0.001.Wy.Lx2.x1 (2.15)
Mly = 0.001.Wy.Lx2.x2 (2.16)
Mtx = 0.001.Wy.Lx2.x3 (2.17)
Mty = 0.001.Wy.Lx2.x4 (2.18)
Keterangan :
Wy = Beban kombinasi
Lx = Panjang pelat arah x
x = Koefisien momen (Gideon Kusuma 1993)
Perhitungan koefisien nilai K :
𝑀𝑙𝑥
K = ө.b.dx2 RI (2.19)

Universitas Sriwijaya
20

𝑀𝑙𝑦
K = ө.b.dy2 RI (2.20)
𝑀𝑡𝑥
K = ө.b.dx2 RI (2.21)
𝑀𝑡𝑦
K = ө.b.dy2 RI (2.22)

Keterangan :
RI = Koefisien tulangan rangkap
ө = Diameter baja rencana
Perhitungan nilai F :
F = 1 – √1 − 2𝐾1 (2.23)
β.300
Rumus Fmax = 350+𝐹𝑦 (2.24)

Menghitung penulangan arah x :


𝑚𝑙𝑥
Rn = ө.b.dx2 (2.25)
𝐹𝑦
M = 0,85.𝑓𝑐′
0.85.𝑓𝑐 ′ .β 350
Pb = . 350+𝑓𝑦 (2.26)
𝑓𝑦

1 2𝑚.𝑅𝑛
PPerlu = . (1 − √1 − (2.27)
𝑀 𝐹𝑦

Keterangan :
Rn = Faktor Momen Pikul
Fc’ = Mutu Beton
Fy = Mutu Baja
Ast = Pmin .b.dx (2.28)
As.1.ө
Pkp = (2.29)
𝐴𝑠𝑡

Perhitungan kontrol kekuatan :


𝐴𝑠.𝐹𝑦
a = 0.85.𝐹𝑐 ′ .𝑏 (2.30)
𝑎
Mnt = As.Fy (dx - 2) (2.31)

Universitas Sriwijaya
21

2.4. Demografi Kota Palembang


Kota Palembang adalah ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Kota
Palembang merupakan kota terbesar nomor 2 di Pulau Sumatera. Luas wilayah
Kota Palembang 358,55 km2. Terdiri dari 18 kecamatan dan 107 kelurahan
dengan total jumlah penduduk sebanyak 1.602.071 jiwa (BPS 2016). Lokasi
penelitian ini meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Alang-Alang Lebar, Bukit
Kecil, Gandus, Ilir Timur I, Ilir Barat I dan Ilir Barat II.
Tabel 2.3. Luas dan Jumlah Penduduk (palembangkota.bps.go.id, 2016)

No. Kecamatan Kelurahan Jumlah Penduduk Luas (Km2)


(Jiwa)
1. Alang-Alang Lebar Alang-Alang Lebar
Karya Baru 101.251 34.581
Srijaya
Talang Kelapa
2. Bukit Kecil Talang Semut
19 Ilir 43.929 9.920
22 Ilir
23 Ilir
24 Ilir
26 Ilir
3. Gandus Pulo Kerto
Gandus 61.813 68.780
Karang Jaya
Karang Anyar
36 Ilir
4. Ilir Timur I 13 Ilir
14 Ilir 68.506 6.500
15 Ilir
16 Ilir
17 Ilir
18 Ilir
20 Ilir I
20 Ilir II
20 Ilir IV
5. Ilir Barat I Bukit Lama
26 Ilir I 135.080 19.770
Lorok Pajo
Demang Lebar Daun
Bukit Baru
Siring Agung
6. Ilir Barat II 27 Ilir
28 Ilir 65.555 6.220
29 Ilir
30 Ilir
32 Ilir
35 Ilir
Kemang Manis

Universitas Sriwijaya
22

Penelitian ini akan melakukan perhitungan proyeksi pertumbuhan


penduduk untuk 10 tahun kedepan. Proyeksi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui korelasi terhadap peningkatan pertumbuhan kedua variabel terkait
dengan timbulan sampah yang akan terjadi. Alasan yang dipakai adalah
peningkatan jumlah jiwa akan sangat menambah timbulan sampah karena
konsumsi bertambah. Dalam demografi, dikenal beberapa rumus untuk
menghitung proyeksi penduduk, salah satunya adalah rumus proyeksi penduduk
geometris. Rumus proyeksi geometris pertumbuhan penduduk (Kadoatie, 2005)
adalah sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + r )n (2.32)
Keterangan :
Pn = prediksi penduduk pada tahun (jiwa)
Po = penduduk pada awal tahun (jiwa)
1 = angka konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = jumlah rentang tahun dari awal laju tahun n

2.5. Program SPSS


Data statistik adalah semua data yang dapat dikumpulkan dan diorganisir
dengan cara tertentu. Hampir semua data di dunia dapat dikategorikan sebagai
data statistik. Oleh karena itu, tidaklah heran jika ilmu statistik diterapkan pada
semua bidang ilmu, seperti kedokteran ekonomi, manajemen, psikologi, pertanian,
hukum, dan lainnya. Namun, sesungguhnya statistik dalam konteks keilmuan
tidak berarti 'data angka' saja; ilmu statistik lebih dari sekadar sekumpulan data
mentah. Statistik juga dipakai untuk melakukan berbagai kegiatan analisis
terhadap data, seperti membuat grafik, menampilkan data dalam bentuk tabel,
melakukan peramalan (forecasting), melakukan berbagai uji hipotesis, dan
kegunaan lainnya.
Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik, dari
yang kuno, dan berbasis DOS seperti "Microstat sampai program berbasis
windows seperti SPSS, SAS, Statistica, Eviews, Minitab, dan lainnya.

Universitas Sriwijaya
23

Perhitungan statistik bisa dibuat sendiri untuk kegunaan tertentu dengan


bahasa BASIC, PASCAL dan lainnya. Saat ini yang populer adalahbahasa
pemrograman R dan Python (sudah terintegrasi dengan SPSS) Walaupun dapat
diunduh secara gratis, seperti bahasa R dan Phyton namun tetap diperlukan
keahlian khusus untuk menggunakannya. Selain itu, tampilan program tidak
userfriendly jikadibandingkan program statistik komersial seperti SPSS.
Sehingga, untuk pemakai awam hal tersebutmenjadi kendala tersendiri.
Pengolahan data statistik, sejalan dengan makin spesialisasinya banyak
software, bisa dilakukan dengan software yang khusus digunakan untuk
melakukan pengolahan data statistik. Software seperti itu hanya melakukan
pengolahan data statistik deskriptif maupun induktif; menyajikan
berbagai grafik yang relevan untuk membantu pengambilan keputusan di bidang
statistik. Contoh program tersebut seperti STATISTlCA, STATA, MINlTAB,
Eviews, SPSS, dan sebagainya.
SPSS adalah salah satu program komputer yang khusus dibuat untuk
mengolah data dengan metode statistik tertentu.SPSS sebagai software statistik
pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa StanfordUniversity, yakni
Norman H. Nie, C. HadlaiHull, dan Dale H. Bent. Saat itu, software dioperasikan
pada komputer mainframe. Setelah penerbit terkenal Mcgraw-Hill menerbitkan
user manual SPSS; program tersebut menjadi populer. Pada tahun 1984, spss
pertama kali muncul dengan versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop)
dengan nama SPSS/PC+, dan sejalan dengan mulai populernya sistem operasi
Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows. Dan untuk
memantapkan posisinya sebagai salah satu marketleader dalam
businessintelligence, SPSS juga menjalin aliansi strategi dengan softwarehouse
terkemuka dunia lainnya seperti Oracle Corp., Business Object, serta
CeresIntegratedSolutions.

Universitas Sriwijaya
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN
Pada laporan tugas akhir ini akan dibahas mengenai analisis sistem
pengelolaan sampah di Kota Palembang. Langkah kerja penelitian yang akan
dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 3.1
Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


1. Menentukan Jenis & Jumlah 1. Peta Lokasi Per Kecamatan
Sampling Timbulan Sampah 2. Data Demografi Penduduk
2. Mengukur Berat &Volume 3. Lokasi TPS Eksisting
Rata-Rata Sampah 4. Lokasi TPS Liar
3. Lokasi TPS Eksisting
dan TPS Liar
4. Kuesioner Perilaku
Masyarakat

Pengolahan Data :
1. Menghitung proyeksi pertumbuhan
penduduk dan volume timbulan sampah
2016-2026
2. Mengevaluasi sarana dan prasarana TPS
eksisting

Analisis Data :
1. Analisis kebutuhanTPS eksisting
2. Analisis kebutuhan TPS 10 tahun kedepan
3. Analisis partisipasi masyarakakt terhadap
kebutuhan TPS

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Bagan alir penelitian

24 Universitas Sriwijaya
25

Perhitungan metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan


komposisi sampah perkotaan akan mengacu pada SNI 19-3964-1994. Tahapan
metodologi penelitian laporan tugas akhir sendiri adalah studi literatur, survei
lapangan, pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan.

3.1. Studi Literatur


Studi literatur adalah tahapan pengumpulan literatur berupa buku dan
jurnal yang dirangkum untuk menjadi referensi pengerjaan laporan ini. Selain
literatur berupa buku dan jurnal, literatur penambah diperlukan juga sebagai
penambah referensi terkait masalah yang akan diteliti. Sumber literatur didapat
dari buku, jurnal dan artikel ilmiah nasional maupun internasional dan data dari
instansi-instansi terkait seperti Dinas Kebersihan Kota (DKK), Badan Lingkungan
Hidup (BLH) dan juga Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
yang semuanya berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah, metode
pengambilan dan pengukuran metode timbulan sampah.

3.2. Pengumpulan Data


Pengumpulan data dibagi menjadi dua jenis data yaitu, data primer dan
data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil survey di lapangan
mengenai rute pengangkutan sampah di wilayah Kota Palembang serta wawancara
kepada petugas kebersihan dan pihak-pihak terkait. Dari data primer kita dapat
memperoleh kondisi eksisting TPS dilapangan, rute pengangkutan eksisting, foto
dan dokumentasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas
Kebersihan Kota (DKK) Kota Palembang, Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Palembang
yang berupa jumlah penduduk, timbulan sampah dan yang tersangkut di Kota
Palembang

3.2.1. Data Primer


Dalam penelitian ini diperoleh data primer sebagai berikut :
1. Pengukuran berat, volume dan jenis sampah mengacu pada peraturan SNI
19-3964-1994. Pelaksanaan pengambilan data volume sampah dilakukan

Universitas Sriwijaya
26

dengan cara survei lapangan dengan bantuan alat pengujian sebagai


berikut :
1. a). Bak Sampel
Bak sampel merupakan suatu wadah yang digunakan untuk
mengukur volume timbulan sampah, ukuran digunakan
berdasarkan SNI 19-3964-1994 yang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2016.

Gambar 3.2. Bak Pengukur Volume Sampah (20cm x 20cm x 100cm)

1. b). Neraca Pegas Digital


Neraca pegas digital juga digunakan dalam survei pengukuran
volume timbulan sampah. Digunakan untuk mengukur berat dari
beberapa sampel sampah yang didapat dari sampah perumahan,
restoran, dan lainnya

Gambar 3.3. Neraca Pegas Digital

Universitas Sriwijaya
27

1. c). Mistar Ukur


Mistar ukur digunakan untuk mengukur ketinggian tumpukan
sampah yang telah dimasukkan dalam bak sampel.

Gambar 3.4. Mistar Ukur

2. Observasi kondisi eksisting TPS dilokasi penelitian mengacu pada


peraturan SNI 19-3964-1994. Pengambilan sampel dilakukan pada
masing-masing kecamatan, yaitu kecamatan Alang-alang Lebar, Bukit
Kecil, Gandus, Ilir Timur I, Ilir Barat I dan Ilir Barat II dengan teknik
pengambilan sampel Random Sampling. Jumlah sampel pada masing-
masing kecamatan adalah 30 responden.
3. Partisipasi masyarakat terhadap kebutuhan TPS dilokasi penelitian
dilakukan dengan metode kuisioner. Pertanyaan kuisioner yang
diajukan berasal dari perpaduan beberapa sumber seperti Permen PU
2013 dan SNI 19-3964-2008. Daftar pertanyaan kuisioner akan
disajikkan dalam lampiran.

3.2.2. Data Sekunder


Data sekunder meliputi peta lokasi penelitian per kecamatan yang ada.
Setelah itu data diambil dari jumlah ataupun demografi penduduk yang ada di

Universitas Sriwijaya
28

lokasi penelitian. Lokasi alamat TPS eksisting dan data volume sampah diperoleh
dari Dinas Kebersihan Kota (DKK).

3.3. Peta Lokasi Penelitian


Peneliti melakukan survei penelitian dibeberapa lokasi, dan berikut
ini merupakan peta lokasi penelitian di sebelah barat wilayah bagian ilir
kota Palembang :

Gambar 3.5. Peta Lokasi Penelitian (Dokumentasi Pribadi, 2016)

Universitas Sriwijaya
29

3.4. Pengolahan Data


Pada tahapan pengolahan data akan dibagi menjadi beberapa tahapan,
yaitu :
a). Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk dan timbulan sampah untuk
rencana 10 tahun kedepan. Proyeksi pertumbuhan penduduk menggunakan rumus
proyeksi geometris pada persamaan 2.3.
b). Evaluasi sarana dan prasarana TPS eksisting menggunakan metode tabulasi
untukk mengetahui jumlah, jenis dan kondisi TPS dilokasi penelitian. Kemudian
untuk menghitung evaluasi volume mengacu pada peraturan SNI 19-3964-2002.

3.5. Analisis Data


Analisis data merupakan tahapan terakhir dalam proses penelitian. Analsis
data yang akan dilakukan pada penellitian ini, yaitu :
a). Analisis kebutuhan TPS eksisting dilakukan dengan cara matematis yaitu
dengan menghitung selisih volume timbulan secara teoritis dengan volume
timbulan eksisting.
b). Analsis rencana kebutuhan TPS 10 tahun kedepan menggunakan data hasil
proyeksi pertumbuhan penduduk dan volume timbulan eksisting. Kemudian dari
data tersebut akan diperoleh selisih volume timbulan sampah yang nantinya akan
digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan TPS.
c). Analisis partisipasi masyarakat diperoleh dari hasil kuisioner yang disebarkan,
kemudian akan dilakukan korelasi terhadap pengaruh kehadiran TPS dilokasi.

3.6. Kesimpulan dan Saran


Pada tahapan kesimpulan, akan disimpulkan hasil dari perbandingan yang
telah dilakukan. Dari perbandingan tersebut diharapkan bisa mendapatkan
perbedaan dalam bentuk angka dan biaya. Kesimpulan tersebut akan menjawab
tujuan penelitian tugas akhir ini.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Volume Timbulan Sampah


Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk pada lokasi penelitian
(wilayah bagian barat Seberang Ilir Kota Palembang) dilakukan menggunakan
rumus proyeksi penduduk (Kadoatie, 2005) Data laju pertumbuhan penduduk di
Kota Palembang sebesar 1,01% (BPS Kota Palembang, 2016). Untuk selanjutnya
dengan dasar data tersebut dapat dilakukan perhitungan proyeksi pertumbuhan
penduduk pada lokasi khususnya di wilayah bagian barat Sebrang ilir Kota
Palembang untuk 10 tahun kedepan terhitung mulai tahun 2016 sampai tahun
2026. Berikut adalah contoh perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk untuk
10 tahun kedepan di Kecamatan Alang-Alang Lebar:
Jumlah penduduk tahun 2016 (Po) : 106.602 jiwa.
Tingkat pertumbuhan rerata (r) : 1,01% = 0.0101
Proyeksi penduduk (Pn) : Pn = Po ( 1 + r )n
Sebagai dasar analisis perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk diatas,
maka rentang waktu perhitungan diambil 10 tahun (n). Pada tahun 2026 P10 =
106.602 * (1,0101)10 = 117.872 jiwa.
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk (Agustus 2018)
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
2016 (Jiwa) 2026 (Jiwa)
1. Alang-Alang Lebar 106.602 117.872
2. Bukit Kecil 43.929 48.573
3. Gandus 61.813 68.348
4. Ilir Timur I 68.506 75.748
5. Ilir Barat I 135.080 149.360
6. Ilir Barat II 65.555 72.485

Dari hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan data
pengambilan sampel pengukuran sampah perumahan sebagai berikut :

30 Universitas Sriwijaya
31

Tabel. 4.2. Pengambilan sampel pengukuran sampah perumahan (Agustus 2016)

Jumlah
No. Kecamatan Lokasi Sampel
Sampel
1 Ilir Barat II Jl. Kemang Manis Bukit Besar 20
2 Bukit Kecil Jl. Batu Item kelurahan 26 Ilir 20
3 Ilir Barat I 1) Jl. Demang Lebar Daun, Perumahan Bank Raya 20
2) Jl. Demang Lebar Daun, Komp. Demang Azhar
4 Gandus Jl. Pangeran Si Doing Kenayan Tangga Buntung, 20
kelurahan Karang Anyar
5 Alang-alang Jl. Lebung Permai, Komp. Griya Revari Indah, 20
lebar kelurahan Talang Kelapa
6 Ilir Timur I Jl. Bambu Kuning, kelurahan 20 Ilir I (Dempo) 20
Total 120

Setelah mendapat data sampel dari berbagai lokasi survei, selanjutnya


peneliti melakukan pengumpulan jumlah sampel pada masing-masing jenis
perumahan. Data jumlah sampel masing-masing jenis perumahan direkap melalui
tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3. Jumlah sampel masing-masing jenis perumahan (Agustus 2016)
Rata-rata Jumlah
Jumlah Sampel
No. Jenis Perumahan anggota
(KK)
keluarga/rumah
1 Non Permanen 20 6
2 Semi Permanen 20 5
3 Permanen 60 5
4 Permanen Mewah 20 6
Total 120
Rata-rata 5.5 ~ 6 orang

Hasil pengukuran berat sampah perumahan dibuat rekapan yang ditunjukkan


pada tabel 4.3, dengan metode perhitungan (persamaan 2.4) seperti berikut ini:
a) Sampah Organik Non Permanen (20 sampel):
𝐵𝑜𝑟1 +𝐵𝑜𝑟2 +⋯+ 𝐵𝑜𝑟𝑖
= 𝐵𝐵𝑆

1,37 + 0,97 + 0,88 + 1,53 + 0,91 + 0,73 + 1,04 + 0,72 + 1,39 + 1,45 +
=
3,78 kg
0,51 + 0,74 + 0,80 + 1,11 + 0,92 + 0,63 + 0,58 + 0,74 + 0,91 + 0,82
3,78 kg
= 18,75 / 3,78 (kg/hari)

Universitas Sriwijaya
32

= 4,96 kg/hari

b) Sampah Non Organik Non Permanen (20 sampel) dari persamaan 2.5:
𝐵𝑘1 + 𝐵𝑘2 + ⋯ + 𝐵𝑘𝑖
=
𝐵𝐵𝑆
0,02 + 0,02 + 0,01 + 0,01 + 0,01 + 0,03 + 0,02 + 0,03 + 0,01 + 0,01 +
=
1,12 kg
0,05 + 0,01 + 0,02 + 0,03 + 0,01 + 0,02 + 0,01 + 0,02 + 0,01 + 0,08
=
1,12 kg
= 0,43 / 1,12 (kg/hari)
= 0,38 kg/hari

Tabel 4.4. Hasil pengukuran berat sampah domestik (kg) perumahan (Agustus
2016)
Rata- rata Rata- rata Berat Jumlah
Berat Sampah Sampah Non Sampah
No. Jenis Perumahan
Organik Organik Domestik
(kg) (kg) (kg)
1 Non Permanen 4.96 0.38 5.34
2 Semi Permanen 2.33 1.73 4.06
3 Permanen 1.45 1.91 3.36
4 Permanen Mewah 1.15 3.85 5.00
Rata-rata/kg/hari 2.47 1.97 4.44
Rata-rata/kg/orang/hari (/6 orang) 0.74

Sebagai contoh menghitung volume sampah organik rata-rata pada perumahan


non permanen:

50,08+63,14+58,78+60,35+59,73+61,19+55,89+59,22+64,13+60,29
V= 20

58,88 + 61,79 + 60,33 + 57,17 + 63,04 + 60,11 + 59,18 + 58,57 + 56,87 + 56,86
20
= 9,88 liter/hari

Catatan:
u = 5-6 oranh

Universitas Sriwijaya
33

Tabel 4.5. Hasil pengukuran volume sampah domestik (liter) perumahan (Agustus
2016)
Rata- rata Rata- rata Volume Volume
Volume Sampah Sampah Non Sampah
No. Jenis Perumahan
Organik Organik Domestik
(liter) (liter) (liter)
1 Non Permanen 9.88 2.46 12.34
2 Semi Permanen 7.32 6.76 14.08
3 Permanen 4.06 10.60 14.66
4 Permanen Mewah 3.45 13.63 17.08
Rata-rata/liter/hari 6.18 8.36 14.54

Berikut adalah data lokasi dan jumlah pengambilan sampel pengukuran


sampah non perumahan. Pengambilan sampel jenis sampah non perumahan
dikumpulkan berdasarkan sekolah, pertokoan, perkantoran, pasar, restoran dan
mall yang ada dikota Palembang.

Tabel 4.6. Lokasi dan jumlah pengambilan sampel pengukuran sampah non
perumahan (Agustus 2016)

Jenis Non Jumlah


No. Lokasi
Perumahan Sampel

1 Sekolah Bukit Besar, Kol Atmo, Lemabang,Polda, 30


Alang-Alang Lebar, Basuki Rahmat

2 Pertokoan Kol. Burlian, Dempo Luar, Ahmad Yani 30


3 Perkantoran Merdeka, Sudirman, Kol Atmo 30
4 Pasar Lemabang, Cinde, 16 Ilir, Sayangan, 15
Kertapati, Bukit, Kuto
5 Restoran Rajawali, Demang, Polda, R.Sukamto, 10
Bangau
6 Mall Mall di Palembang 5
TOTAL 120

Universitas Sriwijaya
34

Tabel 4.7. Rekapan hasil survei timbulan sampah non perumahan (Agustus 2016)
Rata-rata Volu
Rata-rata Jumlah
Jumlah Non me
Jenis Non Organik
No Organik Rata- Satuan
Perumahan
Berat Vol Berat Vol rata
(kg) (liter) (kg) (liter) (liter)
1 Sekolah 0,83 0,67 0,86 1,06 1,73 /murid/hari
2 Pertokoan 1,44 1,21 3,47 3,61 4,82 /orang/hari
3 Perkantoran 0,98 0,84 1,19 1,77 2,61 /pegawai/hari
4 Pasar 6,17 4,92 1,32 1,61 6,53 /pedagang/ha
ri
5 Restoran 3,38 2,38 2,10 2,57 4,95 /customer/har
i
6 Mall 2,55 1,75 1,51 2,03 3,78 /tenant/hari
Total 15,35 11,77 10,45 12,65 24,42

Timbulan sampah kota Palembang dapat diketahui apabila telah dihasilkan


rata-rata timbulan sampah perumahan dan non perumahan. Kedua sumber sampah
terlebih dahulu dibandingkan persentasenya sehingga diperoleh nilai presentase
sampah perumahan untuk kemudian dimasukkan pada persamaan timbulan
sampah perkotaan (persamaan 2.1). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai:
Rata-rata timbulan sampah perumahan = 14,54 liter/orang/hari
Rata-rata timbulan sampah non perumahan = 4,07 liter/orang/hari

Presentase kedua sumber sampah tersebut adalah:


Sampah non perumahan = 4,07 / 14,54 x 100%
= 27,99%
~ 28,00%

Presentase sampah perumahan = (100 – 28)%


= 72%
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata timbulan sampah kota
Palembang dari perumahan adalah 72% dari sampah non perumahan. Kemudian,
rata-rata timbulan sampah perkotaan dapat dicari dengan rumus (persamaan 2.2):
100 (𝑅1+𝑅2+𝑅3)
Sampah Perkotaan = 𝑥 ltr/org/hr
75 3

dimana:

Universitas Sriwijaya
35

R1 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah permanen


R2 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah semi permanen
R3 = rerata volume sampah yang diukur untuk rumah non permanen

100 (12,34+14,08+14,66+17,08)
Sampah kota Palembang = x
72 4

= 20,19 liter/hari
Rata-rata jumlah anggota keluarga pada masing-masing sampel rumah/ KK adalah
6 orang, maka rata-rata timbulan sampah perkotaan adalah:
20,19 liter/hari
Sampah kota Palembang = 6 orang

= 3,37 liter/orang/hari

Berdasarkan perhitungan proyeksi pertumbuhan, maka dapat pula


dihitung proyeksi volume timbulan sampah untuk 10 tahun kedepan. Data volume
timbulan sampah Kota Palembang diperoleh dari hasil perhitungan diatas. Sebagai
contoh analisis perhitungan proyeksi timbulan sampah untuk 10 tahun kedepan,
berikut merupakan perhitungan volume timbulan sampah di Kecamatan Alang-
Alang Lebar :
Volume timbulan sampah = 3.37 liter/org/hari
Jumlah penduduk proyeksi penduduk 10 tahun kedepan = 117.872 jiwa
Persentase pelayanan persampahan di kota besar (SNI) = 70% = 0.7
V10 = 3.37 liter x 117.872 jiwa x 0.7
= 278.060 liter/hari
Maka hasil volume timbulan sampah di Kecamatan Alang-Alang Lebar
untuk 10 tahun kedepan adalah V10 = 278.060 liter/hari.

Universitas Sriwijaya
36

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Proyeksi Volume Timbulan Sampah 2026 (Agustus
2018)
No. Kecamatan Volume Sampah Volume Sampah Selisih Volume
2016 (liter/hari) 2026 Sampah
(liter/hari) (liter/hari)
1. Alang-Alang 251.474 278.060 26.586
Lebar
2. Bukit Kecil 103.628 114.584 10.956
3. Gandus 145.817 161.233 15.416
4. Ilir Timur I 161.605 178.690 17.085
5. Ilir Barat I 318.653 352.340 33.687
6. Ilir Barat II 154.644 170.992 16.348

Berdasarkan tabel 4.2 didapat data selisih volume sampah dari tahun 2016
sampai tahun 2026 maka dapat ditentukan berapa jumlah TPS rencana yang
dibutuhkan untuk menampung jumlah volume sampah sampai 10 tahun kedepan.
Data lokasi pengambilan sampel sampah diatas, sampah perumahan terbagi
menjadi tiga jenis yaitu perumahan permanen, permanen mewah dan perumahan
semi permanen. Pada lokasi penelitian (wilayah bagian barat Seberang Ilir Kota
Palembang), perumahan jenis permanen dan semi permanen paling banyak
ditemui, dikarenakan pertumbuhan ekonomi Kota Palembang yang berkembang
cukup pesat dan tentunya hal ini berdampak pada hunian tempat tinggal
penduduk, dimana hal ini ditandai dengan semakin banyaknya pengembang-
pengembang properti yang membangun komplek perumahan-perumahan
permanen di lahan baru. Sehingga hal ini berdampak pada hasil survei dan
pengumpulan sampel dimana pengukuran sampah rumah permanen merupakan
pengukuran terbanyak. Sedangkan perumahan non permanen sudah sedikit dan
hampir tidak ditemui di lokasi penelitian.

4.2. Evaluasi Sarana dan Prasarana TPS Eksisting


4.2.1. Kondisi Infrastruktur TPS Eksisting
Berdasarkan hasil survei dan observasi di lapangan, ditemukan TPS
eksisting dilokasi penelitian berjumlah 28 TPS dan TPS liar berjumlah 3 TPS.
Peta sebaran titik TPS Eksisting dan TPS liar dapat dilihat pada gambar 4.1. Ada
TPS yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang yang tidak
mampu menampung jumlah volume timbulan sampah sehingga volume sampah

Universitas Sriwijaya
37

berserakan dipinggir jalan sebanyak 3 TPS. Dari hasil survey diperoleh jumlah
TPS lokasi penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.9. Jumlah TPS Eksisting Menurut Jenisnya
Transfer
No. Kecamatan Bak Komunal Kontainer TPS Liar
Depo

1. Alang-Alang 2 0 1 1
Lebar
2. Bukit Kecil 4 0 1 0
3. Gandus 3 2 0 0
4. Ilir Timur I 7 0 1 0
5. Ilir Barat I 3 1 0 1
6. Ilir Barat II 3 0 0 1

Pada dasarnya TPS terbagi menjadi tiga jenis yaitu bak komunal, bak
kontainer dan transfer depo. Bak komunal merupakan bak pengumpulan sampah
yang biasanya dibangun permanen dipinggir jalan. Berikut adalah contoh gambar
dari bak sampah komunal :

Gambar 4.1. Bak Sampah Komunal

Universitas Sriwijaya
38

Bak kontainer diletakkan disuatu lokasi tertentu dan akan diisi oleh
gerobak pengumpul sampah. Selain itu juga dibutuhkan tempat permanen sekitar
25 - 50 m² untuk meletakkan kontainer. Berikut adalah contoh gambar dari
kontainer sampah disalah satu lokasi :

Gambar 4.2. Kontainer Sampah

Sedangkan transfer depo memerlukan areal tanah minimal seluas 200 m².
Transfer depo juga biasanya menjadi lokasi pengolahan sampah berskala
kawasan. Berikut ini adalah contoh gambar transfer depo disalah satu lokasi:

Gambar 4.3. Transfer Depo

Universitas Sriwijaya
39

Hasil survei kondisi, letak dan jumlah TPS dilapangan telah direkapitulasi
dan dilampirkan dalam lampiran penelitian ini.

Gambar 4.4. Peta TPS Liar dan TPS Eksistin

Universitas Sriwijaya
40

Berikut adalah rekapitulasi hasil survei kondisi dan jumlah TPS eksisting
dan TPS liar :
Tabel 4.10. Rekapitulasi Kondisi TPS Eksisting
Kondisi eksisting TPS
Kecamatan Tidak rusak dan Tidak rusak Jumlah
Rusak Total
tidak cukup dan cukup TPS Liar
Alang – Alang - 1 2 1 4
Lebar
Bukit Kecil 1 2 2 - 5
Gandus - 3 2 - 5
Ilir Barat I 2 - 2 1 5
Ilir Barat II - 2 1 1 4
Ilir Timur I - 1 7 - 8

Dari data tabel 4.4. diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah TPS lebih
banyak terdapat di Kecamatan Ilir Timur I dengan jumlah total 8 buah TPS, Hal
ini kemungkinan dipengaruhi oleh banyaknya ruko – ruko, perkantoran dan pusat
aktifitas masyarakat di Kota Palembang, sedangkan jumlah TPS terendah terdapat
di Kecamatan Alang – Alang Lebar karena daerah tersebut masih dalam tahap
berkembang.Kondisi TPS eksisting pada lokasi penelitian ini sebagian besar
belum memenuhi syarat peraturan pemerintah contohnya seperti tidak adanya
tutup bak, kondisi infrastuktur sudah retak dan hancur.
Jumlah total TPS liar yang ada berdasarkan hasil survey adalah 3 lokasi
dan tentunya dampak utama yang dapat timbul dari adanya TPS liar yaitu
kerusakan lingkungan seperti estetika, pencemaran udara, air dan tanah. Penyebab
munculnya TPS ilegal menurut keterangan warga dikarenakan kurangnya TPS
legal yang dapat dijangkau masyarakat setempat serta tidak adanya perhatian
khusus yang diberikan oleh lembaga terkait untuk menyediakan fasilitas tempat
pembuangan sampah yang layak (Sulistyawati, 2014). Tentunya dengan semakin
banyaknya TPS liar yang terdapat di Kota Palembang maka akan berdampak pada
kesehatan lingkungan. Fungsi dari TPS itu sendiri yaitu menampung sampah dari
masyarakat agar tidak bersentuhan secara langsung dengan tanah, air maupun
udara.

Universitas Sriwijaya
41

4.2.2. Evaluasi Kebutuhan TPS Eksisting


Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan, maka diperoleh jumlah
dan jenis TPS yang ada pada lokasi penelitian. Sebagai contoh pada kecamatan
Alang-Alang Lebar terdapat 4 buah TPS bak komunal berkapasitas 1000L dan 2
buah TPS kontainer transfer depo berkapasitas 6000L. Sehingga dapat dijumlah
total volume sampah yang dapat ditampung dari TPS yang eksisting adalah :
VTPS = (4 x 1000) + (2 x 6000)
= 16000 Liter
Dari jumlah volume TPS eksisting yang telah dihitung, maka didapatkan
pula jumlah volume sampah yang tidak terlayani dan jumlah kebutuhan TPS
untuk sekarang dengan cara :
Vol. sampah tidak terlayani = Vol Timbulan Sampah - Vol TPS Eksisting
Sebagai contoh pada Kecamatan Alang – Alang Lebar, volume timbulan sampah
yang tidak terlayani berjumlah :
Vol. sampah tidak terlayani = 251.474 - 16.000 = 235.474 Liter
Dari selisih jumlah sampah yang tidak terlayani tersebut, dapat dihitung
jumlah kebutuhan TPS dengan asumsi penambahan kontainer berkapasitas 6000
L, maka jumlah kebutuhan penambahan TPS di Kecamatan Alang – Alang Lebar
sebanyak :
Jumlah Kontainer = Vol. sampah tidak terlayani : 6000 Liter
Jumlah Kontainer = 235.474 : 6000 = 39,24 = 40 Kontainer
Data dari kecamatan lain dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.11. Jumlah Penambahan Kontainer TPS Rencana
No. Kecamatan Volume TPS Volume Selisih Jumlah
Eksisting Timbulan (Liter) Penambahan
(Liter) Sampah Kontainer
(2016) (Liter) (6000 L)
1. Alang-Alang 16.000 251.474 235.474 40
Lebar
2. Bukit Kecil 23.000 103.628 80.628 14
3. Gandus 34.000 145.817 111.817 19
4. Ilir Barat I 28.000 161.605 133.605 23
5. Ilir Barat II 18.000 318.653 300.653 50
6. Ilir TImur I 35.000 154.644 119.644 20

Universitas Sriwijaya
42

Dari tabel 4.5. tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa jumlah kebutuhan
TPS tambahan untuk di Kecamatan Alang – Alang Lebar sebanyak 40 Kontainer
sampah berukuran 6000 Liter. Data dan jumlah kebutuhan penambahan TPS di
Kecamatan lain dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Dapat dilihat dari tabel
tersebut, lokasi penelitian yang paling banyak penambahan TPS adalah
Kecamatan Ilir Barat II dan Alang-Alang Lebar sebanyak 50 buah dan 40
kontainer sampah berukuran 6000 L. Hal ini kemungkinan terjadi karena dikedua
kecamatan tersebut sebagian besar merupakan perumahan dan perkampungan.
Dimana menurut hasil survey sebagian perumahan dan perkampungan memiliki
angkutan sampah yang mengangkut sampah rumah tangga dengan jadwal
tertentu.Sedangkan lokasi yang paling sedikit penambahan TPS adalah Kecamatan
Bukit Kecil dengan penambahan kontainer sebanyak 14 buah.

4.3. Rencana Kebutuhan TPS Untuk 10 Tahun Kedepan


Setelah sebelumnya kita telah menghitung jumlah volume timbulan
sampah yang tak tertampung dan mendapatkan jumlah kontainer yang dibutuhkan
untuk bias menampung volume sampah tersebut, dari data tersebut juga kita dapat
menentukan jumlah penambahan TPS untuk proyeksi 10 tahun kedepan dengan
cara :
Penambahan TPS untuk 10 tahun kedepan = Selisih timbulan sampah selama 10
tahun / 6000 Liter.
Sebagai contoh perhitungan di Kecamatan Alang – Alang Lebar :
Penambahan TPS untuk 10 tahun kedepan = 26.586/6000 = 4,4 = 5 buah
Sehingga didapatkan jumlah penambahan kontainer sampah di Kecamatan
Alang – Alang Lebar untuk mencukupi timbulan volume sampah adalah sebanyak
5 buah kontainer berukuran 6000 L. Data pada kecamatan lain dapat dilihat dari
tabel 4.6. berikut :

Universitas Sriwijaya
43

Tabel 4.12. Perbandingan Volume Daya Tampung TPS dan Volume Timbulan
Sampah 10 Tahun Kedepan
No. Kecamatan Volume Volume Selisih Timbulan Jumlah
TPS Sampah Sampah 10 Tahun Penambahan
Eksisting 2026 Kedepan Kontainer 10
(Liter) (liter/hari) (Liter/hari) Tahun Kedepan
(6000 L)
1. Alang-Alang 16.000 278.060 26.586 45
Lebar
2. Bukit Kecil 23.000 114.584 10.956 16
3. Gandus 34.000 161.233 15.416 22
4. Ilir Barat I 28.000 178.690 17.085 26
5. Ilir Barat II 18.000 352.340 33.687 56
6. Ilir TImur I 35.000 170.992 16.348 23

Dari data tabel diatas diketahui penambahan TPS untuk proyeksi 10 tahun
kedepan paling banyak di Kecamatan Ilir Barat II dengan jumlah penambahan
TPS sebanyak 56 buah kontainer, sedangkan penambahan TPS paling sedikit
adalah di Kecamatan Bukit Kecil dengan jumlah penambahan TPS sebanyak 22
buah kontainer berukuran 6000 Liter. Menurut Ayudis (2014) perencanaan
pengumpulan sampah dapat didukung dengan beberapa cara yaitu :
1. Pengosongan dilakukan setiap hari dengan frekuensi minimal 1 kali sehari.
2. Kapasitas perencanaan TPS disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia .
3. Tipe TPS yang digunakan sesuai dengan SNI 19-2454-2002 dan Kementrian
PU 2013.
Sedangkan syarat – syarat teknis TPS berdasarkan Permen PU Tahun 2010
bahwa harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Luas TPS sampai dengan 200 m2.
2. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling sedikit 5
(lima ) jenis sampah.
3. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan
wadah permanen.
4. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan.
5. Lokasinya mudah diakses.
6. Tidak mencemari lingkungan.
7. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas.
8. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.

Universitas Sriwijaya
44

Berikut adalah peta letak titik TPS di Kota Palembang bagian barat
meliputi peta TPS liar,TPS eksisting, TPS rencana dan TPS rencana untuk 10
tahun kedepan :

Gambar 4.5. Peta TPS Rencana dan TPS 10 Tahun Mendatang

Universitas Sriwijaya
45

Mengikuti syarat-syarat dari Permen PU Tahun untuk merencanakan TPS


yang tidak mencemari lingkungan, maka peneliti merencanakan perhitungan
landasan plat lantai untuk TPS. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko
tercemarnya lingkungan akibat bak kontainer yang bocor dan berakibat limbah
sampah mencemari tanah ataupun sumber air yang berada di dekat lokasi
penempatan TPS. Berikut adalah perhitungan perencanaan plat lantai landasan
kontainer :

Ly Ly = Ukuran Pelat terbesar


Lx = Ukuran Pelat Terkecil
Lx 2m 𝐿𝑦 3.5
= = 1,75
𝐿𝑥 2

3,5 m
Maka ditentukan plat tersebut 2 arah ( two way slab) karena Ly dan Lx
kurang dari atau sama dengan 2.
• Menghitung tebal pelat :
400
3500.(0.8+ )
1500
hmin = = 72.14 mm
36+9.1,75
400
3500.(0.8+ )
1500
h = = 103.7 mm
36

Maka ditentukan tebal pelat = 0.1 m


• Menentukan pembebanan plat berukuran 3500 x 2000 :
1. Beban Mati (D)
Berat sendiri pelat = 0.1 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
Berat Kontainer Kosong = 1140 kg/m2 +
1380 Kg/m2
2. Beban Hidup (L)
Beban Maksimal Kontainer = 350 kg/m3 x 6000 L = 2100 Kg/m2

3. Beban Terfaktor
Beban terfaktor (Wy) = 1,2 D + 1,6 LL
= (1,2 x 1380) + (1,6 x 2100)
= 5016 kg/m2
• Menentukan Tebal Selimut Beton :

Universitas Sriwijaya
46

Menurut SNI T-15-1891-03 Pasal 310-7, tebal selimut beton kurang dari
20mm untuk tulangan < ө 36 mm, maka :
Tebal selimut beton (s) = 20mm
Diameter rencana (ө) = 12mm

Tinggi efektif arah (x) = dx


1
Dx = h – s - 2 ө
1
= 100 – 20 - 2 12

= 74 mm
Tinggi efektif arah (y) = dy
Dy = dx – ө
= 74 mm – 12 mm
= 62 mm

• Menentukan Nilai Momen Lapangan dan Momen Tumpuan


Berdasarkan grafik dan tabel perhitungan beton bertulang (Gideon
Kusuma, 1993) maka momen per meter lebar dalam jalur tengah pada plat dua
arah akibat beban terbagi rata didapat dr ly/lx = 1,75 sehingga didapat :
x Mlx = 52
x Mly = 15
x Mtx = 80,25
x Mty = 54

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :


• Mlx = +0,001Wy.Lx2.x
= +0.001.5016 Kg/m2. (2m)2.52
= + 1043,33 Kg m

• Mly = +0,001Wy.Lx2.x
= +0.001.5016 Kg/m2. (2m)2.15
= + 300,96 Kg m

Universitas Sriwijaya
47

• Mtx = -0,001Wy.Lx2.x
= -0.001.5016 Kg/m2.(2m)2.80,25
= - 1610,14 Kg m
• Mty = -0,001Wy.Lx2.x
= -0.001.5016 Kg/m2.(2m)2.54
= - 1083,46 Kg m
• Menentukan Jenis Tulangan Pada Pelat
Perhitungan K :
𝑀𝑙𝑥 1043.33 𝑥 104 𝑁𝑚𝑚
K1 = ө b.dx2.RI = = 0,0747
1,2.1000.742 .21,25

𝑀𝑙𝑦 300,96 𝑥 104 𝑁𝑚𝑚


K2 = ө b.dy2.RI = 1,2.1000.622.21,25 = 0,0307
𝑀𝑡𝑥 1610,14 𝑥 104 𝑁𝑚𝑚
K3 = ө b.dx2.RI = = − 0,1153
1,2.1000.742 .21,25

𝑀𝑙𝑦 1083,45 𝑥 104 𝑁𝑚𝑚


K4 = ө b.dy2.RI = = − 0,1105
1,2.1000.622 .21,25

Perhitungan Nilai F :
F1 = 1 – √1 − 2𝐾1 = 1 – √1 − 2 𝑥 0.0747 = 0,078

F2 = 1 – √1 − 2𝐾2 = 1 – √1 − 2 𝑥 0,0307 = 0,032

F3 = 1 – √1 − 2𝐾3 = 1 – √1 − 2 𝑥 0,1153 = - 0,1228

F4 = 1 – √1 − 2𝐾4 = 1 – √1 − 2 𝑥 0,1105 = - 0,117


β.300 0,85.300
Fmax = 350+𝐹𝑦 = 350+400 = 0,34

Jika F < Fmax maka digunakan tulangan tunggal, sedangkan jika F > Fmin
maka digunakan tulangan ganda. Semua tulangan pada plat menggunakan
tulangan tunggal.

• Penulangan Lapangan Arah x


𝑀𝑙𝑥 1043,33 𝑥 104
Faktor momen pikul (Rn) = ө.b.dx = = 1,587
1,2.1000.742
𝐹𝑦 400 𝑚𝑝𝑎
M = 0,85.𝐹𝑐′ = = 18,824
0,85.25

0,85.𝐹𝑐 .′ β. 350 0,85.25.0,85. 350


Pb = . 350+𝐹𝑦 = . 350+400 = 0,02109
𝐹𝑦 400

Maka Pmaks (yang tidak boleh dilewatkan) = 75% Pb

Universitas Sriwijaya
48

Pmax = 75%.0,02109 = 0,0158


1,4
Pmin = 𝑓𝑦 = 0,0035

1 2𝑚.𝑅𝑛
PPerlu = 𝑀 . (1 − √1 − )
𝐹𝑦

1 2.18,824.1,587
= 18,824 . (1 − √1 − )
400

= 0,00412
Syarat seimbang : Pmin < Pperlu < Pmax
: 0,0035 < 0,0041 < 0,0158...... ok!
Maka Ast = Pperlu.b.dx
= 0,0041.1000.74
= 303,4 mm2
Ө Rencana = 12mm
1
As.1.ө .𝜋.122
4
Maka Pkp = .𝑏 = . 1000 = 372,5
𝐴𝑠𝑡 303,4

Syarat : Pkp ≤ 3h atau Pkp ≤ 450..... ok!

Kontrol Kekuatan :
𝐴𝑠.𝐹𝑦 303,4.400
a = 0.85.𝐹𝑐 ′ .𝑏 = 0,85.25.1000 = 5,711
𝑎 1
Mnt = As.Fy (dx - 2) = 303,4 . 400 (74 - 2 5,711) =

Mupakai = ө . Mnt = 1,2 x 962,27 = 1154,75


Syarat aman : Mupakai ≥ Muawal
: 1154,75 kg m ≥ 1043,33 kg m......ok!

• Penulangan Lapangan Arah y


𝑀𝑙𝑦 300,96 𝑥 104
Faktor momen pikul (Rn) = ө.b.dy2 = 1,2.1000.622 = 0,652
𝐹𝑦 400 𝑚𝑝𝑎
M = 0,85.𝐹𝑐′ = = 18,824
0,85.25

0,85.𝐹𝑐 .′ β. 350 0,85.25.0,85. 350


Pb = . 350+𝐹𝑦 = . 350+400 = 0,02109
𝐹𝑦 400

Maka Pmaks (yang tidak boleh dilewatkan) = 75% Pb


Pmax = 75%.0,02109 = 0,0158

Universitas Sriwijaya
49

1,4
Pmin = 𝑓𝑦 = 0,0035

1 2𝑚.𝑅𝑛
PPerlu = 𝑀 . (1 − √1 − )
𝐹𝑦

1 2.18,824.0,652
= 18,824 . (1 − √1 − )
400

= 0,00169
Syarat seimbang : Pmin < Pperlu < Pmax
: 0,0035 < 0,0017 < 0,0158...... karena tidak memenuhi maka
digunakan Pmin
Maka Ast = Pperlu.b.dy
= 0,0035.1000.62
= 217 mm2
Ө Rencana = 8 mm
1
As.1.ө .𝜋.82
4
Maka Pkp = .𝑏 = . 1000 = 231.52
𝐴𝑠𝑡 217

Syarat : Pkp ≤ 3h atau Pkp ≤ 450..... ok!

Kontrol Kekuatan :
𝐴𝑠.𝐹𝑦 217.400
a = 0.85.𝐹𝑐 ′ .𝑏 = 0,85.25.1000 = 4,08
𝑎 1
Mnt = As.Fy (dx - 2) = 217.400 (62 - 2 4,08) = 520,45

Mupakai = ө . Mnt = 1,2 x 520,45 = 624.54


Syarat aman : Mupakai ≥ Muawal
: 624.54 kg m ≥ 300.96 kg m......ok!

• Penulangan Tumpuan Arah X


𝑀𝑡𝑥 1610,14 𝑥 104
Faktor momen pikul (Rn) = ө.b.dx = = 2,45
1,2.1000.742
𝐹𝑦 400 𝑚𝑝𝑎
M = 0,85.𝐹𝑐′ = = 18,824
0,85.25

0,85.𝐹𝑐 .′ β. 350 0,85.25.0,85. 350


Pb = . 350+𝐹𝑦 = . 350+400 = 0,02109
𝐹𝑦 400

Maka Pmaks (yang tidak boleh dilewatkan) = 75% Pb


Pmax = 75%.0,02109 = 0,0158

Universitas Sriwijaya
50

1,4
Pmin = 𝑓𝑦 = 0,0035

1 2𝑚.𝑅𝑛
PPerlu = 𝑀 . (1 − √1 − )
𝐹𝑦

1 2.18,824.2,45
= 18,824 . (1 − √1 − )
400

= 0,00653
Syarat seimbang : Pmin < Pperlu < Pmax
: 0,0035 < 0,00653 < 0,0158...... ok!
Maka Ast = Pperlu.b.dx
= 0,0065.1000.74
= 481 mm2
Ө Rencana = 12mm
1
As.1.ө .𝜋.122
Maka Pkp = . 𝑏 = 4 481 . 1000 = 235
𝐴𝑠𝑡

Syarat : Pkp ≤ 3h atau Pkp ≤ 450..... ok!

Kontrol Kekuatan :
𝐴𝑠.𝐹𝑦 481.400
a = 0.85.𝐹𝑐 ′ .𝑏 = 0,85.25.1000 = 9,054
𝑎 1
Mnt = As.Fy (dx - 2) = 481 . 400 (74 - 2 9,054) = 1345.8

Mupakai = ө . Mnt = 1,2 x 1336,66 = 1614.96


Syarat aman : Mupakai ≥ Muawal
: 1615 kg m ≥ 1610 kg m......ok!
`
• Penulangan Lapangan Arah y
𝑀𝑡𝑦 1083,46 𝑥 104
Faktor momen pikul (Rn) = ө.b.dy2 = = 1,648
1,2.1000.622
𝐹𝑦 400 𝑚𝑝𝑎
M = 0,85.𝐹𝑐′ = = 18,824
0,85.25

0,85.𝐹𝑐 .′ β. 350 0,85.25.0,85. 350


Pb = . 350+𝐹𝑦 = . 350+400 = 0,02109
𝐹𝑦 400

Maka Pmaks (yang tidak boleh dilewatkan) = 75% Pb


Pmax = 75%.0,02109 = 0,0158
1,4
Pmin = 𝑓𝑦 = 0,0035

Universitas Sriwijaya
51

1 2𝑚.𝑅𝑛
PPerlu = 𝑀 . (1 − √1 − )
𝐹𝑦

1 2.18,824.1,648
= 18,824 . (1 − √1 − )
400

= 0,0043
Syarat seimbang : Pmin < Pperlu < Pmax
: 0,0035 < 0,0043 < 0,0158...... karena tidak memenuhi maka
digunakan Pmin
Maka Ast = Pperlu.b.dy
= 0,0043.1000.62
= 267 mm2
Ө Rencana = 12 mm
1
As.1.ө .𝜋.12
Maka Pkp = . 𝑏 = 4267 . 1000 = 423
𝐴𝑠𝑡

Syarat : Pkp ≤ 3h atau Pkp ≤ 450..... ok!

Kontrol Kekuatan :
𝐴𝑠.𝐹𝑦 267.400
a = 0.85.𝐹𝑐 ′ .𝑏 = 0,85.25.1000 = 5.025
𝑎 1
Mnt = As.Fy (dx - 2) = 267.400 (62 - 2 5.025) = 968.72

Mupakai = ө . Mnt = 1,2 x 635.33 = 1162.46


Syarat aman : Mupakai ≥ Muawal
: 1162.46 kg m ≥ 1083 kg m......ok!

Universitas Sriwijaya
52

Berikut ini merupakan rekapitulasi luas tulangan yang dibutuhkan untuk


plat lantai berikut diameter tulangan dan jarak antar tulangan.

Tabel 4.13. Rekapitulasi penulangan pelat lantai kontainer sampah


Tipe Plat Lx Ly 𝑙𝑥 Arah x Momen As Tulangan
(m) (m) 𝑙𝑦 Pembesian per Meter mm2
Lebar
(Kgm)
Lapangan 52 1043,33 304 Ө12 - 300
x
Lapangan 15 300.96 217 Ө8 - 225
(3,5 x 2) y
3,5 2 1,75
m Tumpuan 80. -1610.14 481 Ө12 - 225
x 25
Tumpuan 54 -1083.46 267 Ө12 - 300
y

Setelah didapat ukuran dan jarak detail pembesian plat beton untuk
landasan kontainer sampah, Berikut adalah gambar detail penulangan pelat lantai
kontainer :

Gambar 4.6. Tampak Atas Detail Penulangan Pelat Lantai Kontainer

Universitas Sriwijaya
53

Setelah mendapatkan luasan dan ukuran pelat lantai untuk landasan


kontainer, penelitian ini juga mendesain TPS dengan cara 3D menggunakan
program sketch up (2014), berikut adalah desain gambar TPS tersebut :

Gambar 4.7. Tampak Atas Desain Lokasi TPS

Gambar 4.8. Tampak Samping Desain Lokasi TPS

Universitas Sriwijaya
54

Dari hasil perhitungan jumlah kebutuhan TPS sebelummnya menunjukkan


bahwa adanya kekurangan jumlah TPS pada setiap kecamatan dikarenakan jumlah
volume timbulan tidak sebanding dengan kapasitas TPS yang ada. Untuk
mendukung analisis kebutuhan TPS, dalam penelitian ini juga menganalisis
perilaku masyarakat setempat terhadap kebutuhan TPS dengan cara menggunakan
metode kuesioner lalu diajukan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan diambil dari perpaduan beberapa jurnal dan juga
Permen yang berkaitan dengan TPS.Pada tabel 4.6 dan 4.7 di bawah ini diperoleh
bahwa dari 180 responden penelitian rata-rata memiliki tingkat pendidikan jenjang
SMA dan yang paling rendah yaitu pada jenjang SD sedangkan pada tingkat
pendapatan responden yang paling banyak yaitu antara Rp 1.500.000,00 sampai
Rp 2.500.000,00 dan yang paling rendah yaitu lebih dari Rp 2.500.000,00.

Tabel 4.14. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Kecamatan %Responden
SD SMP SMA PerguruanTinggi
Bukit Kecil 16.7 30.0 40.0 13.3
Ilir Barat 1 16.7 23.3 40.0 20.0
Ilir Barat 2 26.7 36.7 30.0 6.7
Gandus 10.0 16.7 40.0 33.3
Alang-alangLebar 3.3 20.0 60.0 16.7
IlirTimur 1 10.0 26.7 46.7 16.7
Rata-rata 13.9 25.6 42.8 17.8

Tabel 4.15. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan


Kecamatan %Responden
<Rp 1,5 Juta Rp 1,5 - 2,5 Juta >Rp 2,5 Juta
Bukit Kecil 43.3 43.3 13.3
Ilir Barat 1 36.7 33.3 30.0
Ilir Barat 2 36.7 50.0 13.3
Gandus 0 60.0 40.0
Alang-alangLebar 40.0 36.7 23.3
IlirTimur 1 26.7 43.3 30.0
Rata-rata 30.6 44.4 25.0

Universitas Sriwijaya
55

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 4.8) terhadap responden diperoleh


bahwa pada responden setiap kecamatan setuju dalam hal lokasi TPS berada
kurang dari 200 m, namun pada responden kecamatan Ilir Barat 2 kurang setuju
atau pun netral terhadap lokasi TPS yang kurang dari 200m. TPS yang jaraknya
dekat dengan sumber sampah dalam hal ini rumah tangga akan berdampak besar
terutama dalam hal pengumpulan sampah. Setiap rumah tangga tidak perlu
menggunakan jasa petugas sampah untuk membantu membuang sampah,
melainkan membuang sendiri saat bekerja ataupun berpergian.

Tabel 4.16. Hasil Kuesioner Mengenai : Lokasi TPS Terdekat dari Rumah Saya
dengan Jarak < 200 meter
Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 13.33 60 20 6.667 0
Ilir Barat 1 3.3 46.7 30 20 0
Ilir Barat 2 3.3 16.7 36.7 36.7 6.7
Gandus 6.7 66.7 16.7 10 0
Alang-alangLebar 0 46.7 40 13.3 0
IlirTimur 1 10 36.7 26.7 26.7 0
Rata-rata 6.11 45.58 28.35 18.89 1.12
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju N= TidakTahu / Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Untuk menyediakan sarana dan prasarana TPS yang ada diperlukan


dukungan dari pemerintah dan masyrakat.Dukungan dari masyrakat dalam ini
yaitu retribusi untuk mendukung biaya operasional agar TPS dapat berjalan
dengan baik. Dari hasil jawaban responden mengenai retribusi atau iuran sampah
setiap bulannya untuk TPS diperoleh 59,45% responden menjawab tidak setuju,
terutama pada kecamatan Ilir barat 1 yang sebagian besar responden menjawab
tidak setuju. Saat di wawancarai mengenai iuran untuk TPS, banyak responden
mengatakan bahwa pengeluaran biaya TPS merupakan tugas dari pemerintah
setempat, namun jika iuran tersebut sesuai dengan kemampuan responden
kemungkinan akan setuju dengan iuran untuk TPS.

Universitas Sriwijaya
56

Tabel 4.17. Hasil Kuesioner Mengenai : Wajib Membayar Iuran Sampah yang
Dibuang ke TPS Setiap Bulan
Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 0 0 20 80 0
Ilir Barat 1 0 0 3.3 96.7 0
Ilir Barat 2 0 3.3 13.3 3.3 13.3
Gandus 26.7 33.3 0 40 0
Alang-alangLebar 0 0 33.3 60 6.7
IlirTimur 1 3.3 6.7 13.3 76.7 0
Rata-rata 5.00 7.22 13.87 59.45 3.33
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju N= Tidak Tahu / Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.18. Hasil Kuesioner Mengenai : Tidak Membuang Sampah di TPS karena
yang Jauh> 200 meter.
Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 33.3 63.3 3.3 0 0
Ilir Barat 1 13.3 50 10 26.7 0
Ilir Barat 2 23.3 63.3 6.7 3.3 3.3
Gandus 20 23.3 6.7 40 10
Alang-alangLebar 56.7 30 6.7 6.7 0
IlirTimur 1 46.7 46.7 3.3 3.3 0
Rata-Rata 32.22 46.10 6.12 13.33 2.22
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju N= TidakTahu / Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan tabel 4.16, saat responden diberi pertanyaan mengenai


jauhnya lokasi TPS lebih dari 200 meter dari rumah, sebagian besar menjawab
setuju, namun untuk kecamatan Gandus 40% responden menjawab tidak setuju.
Pada Kecamatan Gandus sebagian besar responden bekerja di daerah lain
sehingga mereka setiap hari membawa sampah dan membuangnya di TPS
terdekat. Dari hasil tabel 4.17 dan 4.18. menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak setuju lokasi TPS berada jauh dari rumah walaupun menimbulkan
bau dan penyakit, lokasi TPS yang jauh akan menimbulkan rasa malas ingin
membuang sehingga dapat menimbulkan pembuangan secara liar pada responden.

Universitas Sriwijaya
57

Tabel 4.19. Hasil Kuesioner Mengenai :Lokasi TPS Berada Sejauh Mungkin
Karena Menimbulkan Bau dan Penyakit
Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 10 23.3 13.3 53.3 0
Ilir Barat 1 0 3.3 13.3 80 3.3
Ilir Barat 2 0 0 3.3 70 26.7
Gandus 0 6.7 33.3 56.7 3.3
Alang-alangLebar 0 6.7 33.3 56.7 3.3
IlirTimur 1 0 0 43.3 56.7 0
Rata-rata 1.67 6.67 23.30 62.23 6.10
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju N= TidakTahu / Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.20. Hasil Kuesioner Mengenai :TPS Terdekat dari Rumah Responden >
200 m
Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 0 0 10 90 0
Ilir Barat 1 0 3.3 3.3 90 3.3
Ilir Barat 2 0 0 6.7 50 43.3
Gandus 0 0 16.7 76.7 6.7
Alang-alangLebar 3.3 30 13.3 46.7 6.7
IlirTimur 1 0 0 10 83.3 6.7
Rata-rata 0.55 5.55 10.00 72.78 11.12
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju N= TidakTahu / Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Dari tabel 4.19, menunjukkan bahwa hasil pertanyaan responden mengenai


perilaku membuang sampah selain di TPS. Beberapa responden menjawab setuju
(39,43%) membuang sampah selain di TPS dan ada juga responden dari
kecamatan lain menjawab tidak setuju jika sampah tidak dibuangke TPS. Menurut
pendapat dari responden yang setuju, mereka pernah membuang sampah di jalan
atau di sungai karena tidak ada waktu untuk mampirke TPS membuang sampah.

Universitas Sriwijaya
58

Tabel 4.21. Hasil Kuesioner Mengenai :Membuang Sampah Selain di TPS


Kecamatan % Responden
SS S N TS STS
Bukit Kecil 10 30 23.3 36.7 0
Ilir Barat 1 20 43.3 6.7 30 0
Ilir Barat 2 3.3 33.3 23.3 26.7 13.3
Gandus 10 30 13.3 36.7 10
Alang-alangLebar 16.7 46.7 13.3 20 3.3
IlirTimur 1 13.3 53.3 16.7 16.7 0
Rata-rata 12.22 39.43 16.10 27.80 4.43

Melihat dari beberapa hasil jawaban dari responden menunjukkan bahwa


masyarakat sebagian besar memerlukan TPS sebagai tempat pembuangan sampah
dengan syarat:
1. Lokasi TPS dapat dijangkau dan tidak terlalu jauh dari rumah responden,
2. Iuran/retribusi sebagian besar responden tidak setuju membayar dan perlu
adanya kesepakatan dan diskusi bersama pemerintah mengenai besarnya
iuran/retirbusi
3. Sebagian besar responden membuang sampah di TPS saat mereka pergi
bekerja dan atau saat mereka melewatinya.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Analisis Rencana Infrastruktur Pengelolaan Sampah di Wilayah Bagian Barat
Seberang Ilir Kota Palembang adalah :
1. Berdasarkan perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dan analisis
timbulan sampah maka didapatkan volume timbulan sampah yang
dihasilkan perhari untuk 10 tahun kedepan mencapai 1.255.899 Liter/Hari.
2. Dari hasil evaluasi dan survey lapangan dapat disimpulkan bahwa sarana
dan prasarana TPS Eksisting yang ada di Wilayah Barat Seberang Ilir Kota
Palembang masih kurang memadai, hal itu dapat dilihat dari jumlah
volume timbulan sampah yang ada sebesar 1.135.821 Liter perhari
dibandingkan dengan jumlah kapasitas volume total TPS Eksisting yang
hanya sanggup menampung total 154.000 Liter timbulan sampah per hari.
3. Berdasarkan perhitungan volume timbulan sampah dan proyeksi
pertumbuhan penduduk untuk 10 tahun kedepan, maka didapatkan jumlah
total kebutuhan TPS dengan menggunakan TPS kontainer berukuran
6000L di wilayah penelitian sebanyak 188 buah kontainer. Sedangkan
jumlah penambahan TPS kontainer untuk masa sekarang dibutuhkan
sebanyak 166 buah kontainer. Hal ini didukung dengan hasil dari kuisioner
menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yaitu pendapatan memiliki korelasi
yang besar terhadap perilaku pembuangan sampah dengan penyediaan
sarana dan prasarana TPS.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, maka penelitian ini
merekomendasikan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelayanan infrastruktur
persampahan pada tiap kecamatan

59
Universitas Sriwijaya
60

2. Perlu dilakukan kajian mengenai kesesuaian TPS berdasarkan volume


sampah pada tiap kecamatan
3. Dalam mengurangi jumlah sampah maka perlu dilakukan kajian mengenai
Bank sampah dan TPS 3R

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Alex S. (2012). Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang. (2015). Palembang Dalam Angka.
Dipungut 05 Maret 2018 dari http://palembangkota.bps.go.id.

Damanhuri, E & Padmi, T. (2010). Pengelolaan Sampah. Diktat. Bandung:


Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.

Daniel, V. (2009). Easy Green Living. Bandung: Hikmah.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (1991). SNI 19-2454-1991


tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (1992). SK SNI S-04-


1992-03 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah Kota Sedang dan Kota
Kecil.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (1994). SNI 03-32342-


1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Permukiman.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (1994). SNI 19-3964-1994


tentang Metode pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan
Komposisi Sampah Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2002). SNI 19-2454-2002


tentang Spesifikasi Timbulan Sampah Kota Sedang dan Kota Kecil.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2002). SNI 19-2454-2002


tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2008). SNI 03-3242-2008


tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman.

Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2008). SNI 03-3243-2008


tentang Pengelolaan Sampah Permukiman yang Mengatur tentang
Kebutuhan Sarana Pengangkutan Sampah Yang Dipengaruhi Oleh Tipe
Rumah dan Tingkat Layanan Serta Jenis Alat Angkut.

61
Universitas Sriwijaya
62

Ikhsandri. (2014). Kajian Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan


Berkembang Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang. Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan, 2(1), 130-138.

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor


534/KPTS/M/2001. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Bidang
Penataan Ruang, Perumahan, dan Permukiman Pekerjaan Umum.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryono & Budiman. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di


Indonesia.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. TPS Eksisting pada masing-masing kecamatan di kota Palembang (Juli-Agustus 2016)
No. Koordinat Nama TPS Alamat TPS Kondisi Eksisting Jenis TPS
1. TPS pada kecamatan Bukit Kecil
1) 2°59'23.0"S TPS Jalan Indra Kelurahan Talang Bak Komunal
104°44'39.0"E Semut

2) 2°59'19.0"S TPS Kompleks Kelurahan 19 Ilir Bak Komunal


104°45'34.0"E Tengkuruk
Permai

3) 2°59'27.0"S TPS Jalan Kelurahan 22 Ilir Bak Komunal


104°45'21.0"E Merdeka

63
Universitas Sriwijaya
64

4) 2°59'07.0"S TPS belakang Kelurahan 23 Ilir Bak Komunal


104°45'18.0"E PIM

5) 2°58'48.0"S TPS Pasar Cinde Kelurahan 24 Ilir Transfer Depo


104°45'17.0"E

2 TPS pada kecamatan Gandus


1) 3°01'08.0"S TPS Jalan Gandus Kelurahan Pulo Kerto Bak Komunal
104°41'09.0"E

Universitas Sriwijaya
65

2) 3°00'48.0"S TPS Jalan Gandus Kelurahan Gandus Bak Komunal


104°43'09.0"E

3) 3°00'25.0"S TPS Perumahan Kelurahan Karang Kontainer


104°43'14.0"E Poligon Jaya

4) 3°00'55.0"S TPS Karang Kelurahan Karang Kontainer


104°43'51.0"E Anyar Anyar

Universitas Sriwijaya
66

5) 3°00'54.0"S TPS Jalan Kadir Kelurahan 36 Ilir Bak Komunal


104°44'23.0"E Tkr

3 TPS pada kecamatan Ilir Barat I


1) 2°59'18.0"S TPS Jalan Masjid Kelurahan Bukit Lama Bak Komunal
104°44'02.0"E Al Ghazali

2) 2°59'05.0"S TPS Jalan Kapten Kelurahan 26 Ilir Bak Komunal


104°44'39.0"E A Rivai

Universitas Sriwijaya
67

3) 2°58'01.0"S TPS Jalan Kapten Kelurahan Siring Kontainer


104°43'29.0"E Anwar Arsyad Agung

4) 2°58'31.0"S Jalan Demang Kelurahan Demang TPS Liar


104°46'32.0"E Lebar Daun Lebar Daun

5) 2°59'00.0"S TPS Jalan Brigjen Kelurahan Lorok Pajo Bak Komunal


104°45'02.0"E HM Dhani
Effendi

Universitas Sriwijaya
68

4 TPS pada kecamatan Ilir Barat II


1) Kelurahan 27 Ilir TPS Liar

2) 2°59'47.0"S TPS Lorong Kelurahan 28 Ilir Bak Komunal


104°45'16.0"E Seitawar 3

3) 2°59'56.0"S TPS Lorong Kelurahan 30 Ilir Bak Komunal


104°45'01.0"E Sungai Tawar 3

Universitas Sriwijaya
69

4) 3°00’40.0”S TPS Lorong Kelurahan 35 Ilir Bak Komunal


104°44’43.0”E Kelurahan

5 TPS pada kecamatan Ilir Timur I


1) 2°59'05.0"S TPS Jalan Ali Kelurahan 13 Ilir Bak Komunal
104°46'00.0"E Gatmir

2) 2°58'54.0"S TPS Jalan Dempo Kelurahan 15 ilir Bak Komunal


104°45'41.0"E Luar

Universitas Sriwijaya
70

3) 2°59'15.0"S TPS Pasar 16 Ilir Kelurahan 16 ilir Bak Komunal


104°45'44.0"E

4) 2°58'50.0"S TPS Jalan Kol. Kelurahan 17 ilir Bak Komunal


104°45'25.0"E Atmo

5) 2°59'06.0"S TPS Jalan Kebon Kelurahan 18 ilir Bak Komunal


104°45'33.0"E Jahe

Universitas Sriwijaya
71

6) 2°58'05.0"S TPS Jalan Lebong Kelurahan 20 Ilir-I Transfer Depo


104°45'25.0"E Tandai

7) 2°57'57.0"S TPS Jalan Mayor Kelurahan 20 Ilir-III Bak Komunal


104°44'48.0"E Mahidin

8) 2°57'32.0"S TPS Jalan Akses Kelurahan 20 Ilir-IV Bak Komunal


104°44'12.0"E Polda Sumsel

Universitas Sriwijaya
10 TPS pada kecamatan Alang-Alang Lebar
1) 2°55'02.0"S TPS Jalan Bypass Kelurahan Alang- Bak Komunal
104°40'55.0"E Alang-alang lebar alang Lebar

2) 2°56'33.0"S TPS Jalan Mayor Kelurahan Karya Baru Tidak ada


104°43'07.0"E H.M Noerdin
Pandji

3) 2°56'42.0"S TPS Jalan Kol H Kelurahan Srijaya Bak Komunal


104°43'50.0"E Burlian

72
Universitas Sriwijaya
73

4) 2°56'05.0"S TPS Talang Kelurahan Talang Transfer Depo


104°41'16.9"E Kelapa Kelapa

Universitas Sriwijaya
Tabel Lampiran 2. Laju Pertumbuhan Penduduk (BPS, 2016)

Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per


(Jiwa) Tahun (Persen)
2015 2016 2016
Ilir Barat II 65505 65555 1
Gandus 61007 61813 1.01
Seberang Ulu I 167780 174945 1.04
Kertapati 83365 83784 1.01
Seberang Ulu II 97095 97898 1.01
Plaju 81142 81281 1
Ilir Barat I 133236 135080 1.01
Bukit Kecil 44120 43929 1
Ilir Timur I 69030 68506 0.99
Kemuning 84550 84562 1
Ilir Timur II 163562 163934 1
Kalidoni 107746 109644 1.02
Sako 88650 89990 1.02
Sematang 35974 36983 1.03
Borang
Sukarami 155101 159339 1.03
Alang-alang 98037 101251 1.03
Lebar
Kota Palembang 1535900 1558494 1.01

74
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai