Anda di halaman 1dari 62

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KELOMPOK

KULIAH KERJA NYATA MULTI MODEL TEMATIK PROGRAM PUPR

ANGKATAN 77 UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

KELURAHAN : KAMONJI

KECAMATAN : PALU BARAT

KAB / KOTA : KOTA PALU

Laporan Akhir Ini Telah Disetujui Setelah Diperbaiki

Sesuai Saran-Saran Dosen Pembimbing

Palu, 22 September 2017

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Setiyawan, S.T., M.T.


NIP. 19761217 200003 1 001

ii
TIM PENYUSUN LAPORAN

NAMA MAHASISWA STAMBUK FAKULTAS JURUSAN

Srimugni Muqita S. A 111 14 040 FKIP Pendidikan Bahasa Indonesia

Ni Wayan Diana Putri A 241 14 057 FKIP Pendidikan Fisika

Angga Trianto C 201 13 210 EKONOMI Manajemen

Ellyza Prasni Wiguna C 201 14 178 EKONOMI Manajemen

Ajeng Aulia Rahmasari D 101 14 363 HUKUM Ilmu Hukum

Ni Komang Artiti F 111 14 037 TEKNIK Teknik Sipil

Guruh Bramanto F 221 14 110 TEKNIK Teknik Arsitektur

Chaerul Moh. Hatta F 231 14 028 TEKNIK Teknik Perencanaan Wilayah Kota

Ananta Fikar Perdana F 551 14 095 TEKNIK Teknologi Informasi

Anisa H Mangantjo O 121 14 019 PETERNAKAN Peternakan

Direview dan Disetujui Dosen Pembibing Lapangan

Tanggal : 17 September 2017

Dr. Setiyawan, S.T., M.T.

NIP. 19761217 200003 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik

Infrastruktur Permukiman dengan baik dan tepat pada waktunya selama yang bertempat di

Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu dari tanggal 10 Agustus-8 September

2017.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik

Infrastruktur Permukiman adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kuliah Kerja

Nyata (KKN) dan untuk memberikan gambaran dan keterangan tentang program kerja yang telah

kami laksanakan di Kelurahan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.

Penyusun menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksanakanya program-program yang telah

kami laksanakan bukanlah keberhasilan individu atau kelompok. Untuk itu, kami mengucapkan

terimakasi yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Setiayawan, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN di

Kelurahan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.

2. Ibu Ahlul Fitrah, S.E. selaku Lurah di Kelurahan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu

Barat, Kota Palu.

3. Seluruh masyarakat Kelurahan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.

Dalam penyusunan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur

Permukiman ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Sebagai manusia penyusun

menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata

iv
(KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman ini. Untuk itu penyusun meminta saran dan kritik

yang membangun untuk kesempurnaan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik

Infrastruktur Permukiman ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada mahasiswa yang akan

mengadakan KKN di tahun yang akan datang.

Palu, 19 September 2017

Penyusun

Mahasiswa KKN Kelurahan Kamonji Angkatan 77

v
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN LAPORAN .......................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. vi

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1

1.2 TUJUAN KKN...................................................................................................................... 4

1.3 MANFAAT KKN ................................................................................................................. 5

BAB II............................................................................................................................................. 8

GAMBARAN UMUM KELURAHAN KAMONJI ...................................................................... 8

2.1 SEJARAH KELURAHAN KAMONJI ................................................................................ 8

2.2 LETAK GEOGRAFIS KELURAHAN KAMONJI ........................................................... 10

2.3 POTENSI KELURAHAN KAMONJI ............................................................................... 12

2.4 KONDISI LINGKUNGAN KELURAHAN KAMONJI .................................................... 23

BAB III ......................................................................................................................................... 25

PROGRAM KERJA MAHASISWA KKN ANGKATAN 77 UNTAD KELURAHAN

KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT ................................................................................ 48

vi
3.1 PROGRAM POKOK .......................................................................................................... 48

3.1.1 Survei Identifikasi Masalah Analisis Potensi (IMAP) ................................................. 48

3.1.2 FGD I (Pemaparan dan Diskusi Awal Pelaksanaan IMAP Infrastuktur Permukiman) 49

3.1.3 Sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat ...................................................................... 49

3.1.4 Pembuatan dan Pembagian Brosur Mengenai Kualitas Air yang Sesuai dengan Standar

Kesehatan............................................................................................................................... 50

3.1.5 FGD II (Pemaparan dan Diskusi Lanjutan Pelaksanaan IMAP Infrastuktur

Permukiman) ......................................................................................................................... 51

3.1.6 Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Cara Mendaur Ulang....................... 52

3.1.7 FGD III (Pemaparan dan Diskusi Akhir Pelaksanaan IMAP Infrastuktur Permukiman)

............................................................................................................................................... 53

3.2 PROGRAM TAMBAHAN ................................................................................................. 53

3.2.1 Kegiatan 17 Agustus ..................................................................................................... 54

3.2.2 Pembuatan Papan Informasi ......................................................................................... 54

3.2.3 Kegiatan Sabtu Bersih (K5) .......................................................................................... 54

BAB IV ......................................................................................................................................... 55

PENUTUP..................................................................................................................................... 55

4.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 55

4.2 SARAN ............................................................................................................................... 56

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 55

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata didasarkan pada falsafah pendidikan yang didasarkan pada

Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .

Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian dan

pengabdian pada masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat

dipisahkan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang sudah

diprogramkan oleh suatu lembaga perguruan tinggi. Dengan demikian Kuliah Kerja

Nyata (KKN) merupakan implementasi dari salah satu amanat Tri Darma Perguruan

Tinggi yaitu Pengabdian pada masyarakat serta implementasi dari ilmu pengetahuan

yang di dapat selama berada di meja kuliah. Karena dimana kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) memiliki manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan

kehidupan masyarakat, sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan

mendapatkan pengetahuan serta pengalaman langsung yang di dapat oleh mahasiswa

selama mengikuti proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut.

1
Di samping itu Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan kontribusi yang

nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, seperti bidang sosial, budaya,

bidang keagamaan maupun dalam bidang-bidang yang lain sehingga program Kuliah

Kerja Nyata (KKN) dapat menyentuh langsung dengan masyarakat serta membantu

program pemerintah daerah.

Oleh sebab itu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan manfaat

yang di rasakan secara langsung oleh masyarakat, sehingga program-program yang di

lakukan dalam proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan konstribusi

dalam kehidupan masyarakat setempat karena di mana dari berbagai program yang di

laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga program tersebut dapat di

rasakan secara langsung hasilnya oleh masyarakat itu sendiri.

Hal ini berdasarkan materi pendidikan dan kebudayaan yang menyatakan bahwa :

1. Pendidikan tinggi harus merupakan bagian integral dari usaha-usaha

pembangunan nasional maupun regional.

2. Pendidikan tinggi harus merupakan penghubung antara dua yaitu ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat.

3. Menciptakan serta memadukan relevansi antara program studi, terutama

perangkat administrasi kurikulum dengan keadaan yang nyata.

Dalam hal ini mahasiswa calon sarjana selalu di identikkan dengan guru pengajar

ataupun dosen yang selalu berhubungan dengan dunia pendidikan. Yang memberikan

2
sumbangsi dan tenaganya untuk mengajar dan membimbing, relaitas yang terjadi

bahwa mahasiswa selain sebagai tenaga pengajar mereka juga harus mampu

bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar pembuktian bahwa ilmu yang

di dapat bisa di rasakan oleh masyarakat sekitar tanpa harus di identikkan dengan

dunia pendidikan yang formal tetapi harus mampu memberikan dedikasi kepada

masyarakat.

Fakta, bahwa masyarakat minoritas ada yang tidak mampu untuk mengikuti

jenjang pendidikan formal karena berbagai faktor penghambat salah satunya masalah

ekonomi, dampaknya masyarakat tidak bisa membaca, sehingga akan merembet pada

pendidikan anak yang tidak berpendidikan sehingga tidak mampu mencerdaskan

generasi-generasi yang akan menjadi estafet bangsa. Selain itu juga dari Kuliah

Kerja Nyata ini juga mahasiswa harus mampu memberikan solusi atas semua rentetan

permasalahan yang terjadi, yaitu dengan di terjunkan secara langsung dilapangan agar

mahasiswa bisa memberikan ide kreatifnya terhadap permasalahan yang terjadi.

Kelurahan merupakan unit pemerintah kecil setingkat dengan desa. Berbeda

dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam

perkembangannya sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.

Kamonji merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Palu Barat yang berada di

Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk sebanyak

9.282 jiwa dan terdiri dari 2.522 KK (Kepala Keluarga) dengan mengalami

perkembangan yang cukup signifikan. Berdasarkan dengan gerak laju perkembangan

Kota Palu, pembangunan yang berada di Kota Palu baik fisik, perekonomian, sosial

3
budaya maupun jumlah penduduk masih belum tumbuh dengan seimbang. Hal ini

disebabkan sebagian besar permukiman masyarakat di Kelurahan Kamonji yang

kumuh, tidak terjaminnya kualitas air bersih, bangunan rumah yang tidak memenuhi

standar teknis dengan tidak memiliki MCK (mandi, cuci, kakus), sanitasi yang tidak

terkelola dengan baik, serta sarana proteksi kebakaran yang belum terpenuhi. Hal ini

tentunya masih perlu perhatian dari pemerintah dan juga masyarakat setempat yang

sangat memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Berdasarkan Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi Infrastruktur Permukiman

Kelurahan Kamonji termasuk salah satu tempat yang layak diadakannya KKN

(Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Tadulako karena berdasarkan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Kelurahan Kamonji memiliki

potensi masalah yang sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan KKN Model Tematik

Program PUPR yaitu mengidentifikasi masalah dan analisis potensi (IMAP),

membuat rencana kerja masyarakat (RoadMap) jangka menengah dan peta sosial

Kelurahan Kamonji. Sehingga pelaksanaan KKN di Kelurahan Kamonji dapat

mengetahui masalah dengan membuat rencana kerja dan menemukan solusi yang

tepat untuk menaggulangi masalah permukiman yang kumuh.

1.2 Tujuan KKN

Secara umum Kuliah Kerja Nyata mempunyai 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui

keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung menemukan,

4
merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan

secara pragmatis interdisipliiner.

2. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, tekhnologi dan

seni dalam upya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan

kader pembangunan.

3. Supaya perguruan tinggi dapat mencetak sarjana pengisi teknologi struktur

dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permasalahan

yang komplek dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

Dengan demikian out put perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai

dan terlatih dalam menaggulangi permasalahan pembangunan yang lebih

pragmatis dan interdisipliner.

4. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah,

instasi terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi lebih dapat berperan

dan menyesuaikan pendidikan dan penelitiannya dengan tuntutan realistis dari

masyarakat yang sedang membangun.

1.3 Manfaat KKN

Bagi Mahasiswa KKN

1. Menambah pemahaman tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis dalam

menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat.

2. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang kegunaan agama, ilmu, seni

dan budaya bagi pembangunan.

5
3. Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kesulitan yang di hadapi

masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

4. Mendewasakan cara berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam melakukan

telaah, perumusan dan pemecahan masalah.

5. Membina mahasiswa menjadi inovator, motivator, dinamisator, problem

solver dan Religions counselor.

6. Membentuk sikap, rasa cinta serta rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap

kemajuan masyarakat.

7. Menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa.

Bagi Masyarakat dan Pemerintah

1. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam merencanakan dan

melaksanakan pembangunan.

2. Cara berpikir, bersikap dan bertindak dari masyarakat akan lebih sesuai

dengan pembangunan.

3. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di masyarakat sehingga

terjamin kelangsungan pembangunan bangsa dan negara.

Bagi Perguruan Tinggi.

1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan

masyarakat sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan.

6
2. Para dosen atau pengajar akan memperoleh berbagai pengalaman yang

berharga dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan kegiatan

penelitian.

3. Mempererat kerja sama antara lembaga Universitas Tadulako dengan instansi

lain dalam pelaksanaan pembangunan

7
BAB II
GAMBARAN UMUM KELURAHAN KAMONJI

2.1 Sejarah Kelurahan Kamonji

Kelurahan Kamonji yang ada pada umumnya adalah suatu Wilayah yang lebih

dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Kampung Kamonji, sebagaimana halnya

dengan desa Kelurahan lainnya. Istilah kampung ini bertahan cukup lama sampai

kira-kira pada tahun 1959. Nanti setelah dikenalnya istilah Desa dalam tata

pemerintahan kita, baru masyarakat secara perlahan-lahan mulai menyebut dengan

istilah Desa Kamonji.

Masyarakat yang hidup di wilayah ini cukup langgeng terbentuk dengan dasar

sebagai homogenetas, walaupun pada mulanya masih dalam jumlah yang relatif kecil.

Akan tetapi mereka telah hidup dalam satu kelompok, dan masyarakat dalam

kelompok itu saling mengadakan interaksi diantara satu sama lain. Akibat adanya

interaksi itu membawa dimana populasi mereka makin bertambah besar, mereka

mulai hidup secara berkelompok-kelompok dan terpencar-pencar ditempat-tempat

tertentu serta mencari pemukiman yang nyaman dan cocok untuk kelangsungan

hidupnya. Misalnya pada waktu itu, disebelah Utara Wilayah ini terdapat satu

pemukiman penduduk yang disebut Baruga (Ngata), disebelah timur disebut

Siranindi, disebelah barat disebut Pogego. Keadaan ini berlangsung pada masa

Kerajaan Palu memerintah dengan penguasa tertinggi disebut Magau. Magau yang

8
memerintah pada waktu itu adalah Yojokodi yang mempunyai pendamping yang

disebut Dewan Adat Patanggota (empat kota) yang terdiri dari :

a. Punggawa (Menteri Dalam Negeri)

b. Pabicara (Menteri Penerangan)

c. Baligau (Menteri Luar Negeri)

d. Galara (Menteri Kehakiman)

Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat mulai mendirikan rumah-rumah,

memperluas tempat pemukiman, melakukan aktivitas pertanian, berternak, sehingga

wilayah ini menjadi komunitas masyarakat yang cukup luas. Masyarakat yang hidup

berpencar-pencar dibeberapa tampat telah dihimpun dan disatukan oleh seorang yang

diangkat sebagai kepala kampung yang memerintah atas dasar hukum adat kampung,

sehingga masyarakat menjadi satu kesatuan yang mempunyai populasi yang besar.

Setelah mengalami proses perkembangan seiring dengan mobilitas secara terus-

menerus, maka sampai pada tahun 1963 kampung Kamonji ini dimana tata

pemerintahannya mulai teratur baik, telah dikenal dengan sebutan Desa Kamonji

bertepatan dengan masa memerintahnya seorang yang bernama G. Daeng Malindu ini

makin terbuka dari keterisolasian dan beberapa bagian kecil kelompok etnis mulai

masuk untuk tinggal dan bercampur dengan masyarakat yang telah ada sebelumnya

(Kaili). Kelompok etnis yang dating ini antara lain suku Bugis, Arab, Manado, Jawa

dan lain-lain.

9
2.2 Letak Geografis Kelurahan Kamonji

Kondisi Geografis

Letak dan Batas-Batasnya

Secara Geografis Kelurahan Kamonji berada dikawasan Kotamadya Palu

Propinsi Sulawesi Tengah, yang terdiri dari 15 RT dan 6 RW. Dengan luas

wilayah 34,7 Ha, pada ketinggian 8 m diatas permukaan laut dan beriklim

tropis, dengan suhu udara rata-rata 35oC.

Adapun batas wilayah Kelurahan Kamonji sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lere dan Kelurahan Baru.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bayaoge.

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Siranindi.

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Donggala Kodi.

Kondisi Demografis

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

1. Jumlah penduduk di Kelurahan Kamonji berkisar 4.281 jiwa.

2. Kepadatan Penduduk di Kelurahan Kamonji berkisar 123,37 jiwa /

Ha dengan luas wilayah sebesar 34,7 Ha.

b. Komposisi penduduk menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kelurahan Kamonji berkisar 4.281 jiwa mendiami

wilayah seluas 34,7 Ha, dengan angka kepadatan penduduk 123,37

jiwa/Ha. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.090 jiwa

10
dan perempuan 2.191 jiwa. Masyarakat di Kelurahan Kamonji sebagian

besar menganut agama islam, kemudian diikuti oleh agama Kristen,

Khatolik, Budha dan Hindu.

Laju pertumbuhan angka kerja relatif sangat kecil dibandingkan

dengan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi

yang mengalami krisis berkepanjangan yang cenderung membahayakan

peluang kesempatan kerja jika dilihat dari struktur umur produktif (16-61

tahun keatas) atau usia dewasa terdapat 7.720 jiwa, struktur usia tersebut

merupakan potensi tenaga kerja produktif yang secara kuantitatif sangat

kasar, sedangkan jika dilihat dari kualitas pendidikan potensi tersebut

sangat sedikit.

Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Kamonji yang terdiri dari berbagai etnis sebagai

hasil pembauran kebudayaan etnis Kaili yang notabennya etnis asli setempat

dengan etnis pendatang seperti Bugis, Arab, Cina serta etnis pendatang

lainnya. Mayoritas penduduk kelurahan Kamonji memeluk agama Islam,

sehingga kondisi sosial budaya yang bernuansa Islami sangatlah kental kita

jumpai di seluruh pelosok Kelurahan Kamonji, sekarang dikenal masyarakat

Kota Palu sebagai daerah pusat perdagangan dan jasa. Karena Kelurahan

Kamonji merupakan pusat perdagangan dan jasa menjadikan daerah tersebut

sebagai daerah pusat pertumbuhan ekonomi dan sebagai daerah ciri khas

11
daerah pusat ekonomi terjadi asimilasi kebudayaan masyarakat asli dengan

masyarakat pendatang kemudian membaur menjadi satu kesatuan. Pada

Kondisi sekarang Kelurahan Kamonji didominasi oleh etnis Bugis yang hidup

damai dengan masyarakat beretnis lainnya dengan nilai toleransi yang tinggi.

Ditinjau dari segi ekonomi Masyarakat Kelurahan kamonji rata-rata

bekerja dibidang pelayanan jasa dan perdagangan untuk wilayah kota Palu,

yang berkisar 194 usaha, sedangkan yang menjadi buruh dibidang niaga

mencapai 186 jiwa, rata-rata penduduk di Kelurahan Kamonji menggeluti

mata pencaharian di bidang non agraris. Hal ini dipengaruhi karena letak

Kelurahan Kamonji berada di tengah pusat perdagangan dan jasa angkutan

Kota Palu, sehingga mata pencaharian mayoritas penduduk Kelurahan

Kamonji adalah dagang dan jasa.

2.3 Potensi Kelurahan Kamonji

Adapun potensi yang ada di Kelurahan Kamonji adalah sebagai berikut :

Potensi Sumber Daya Manusia

1. Jumlah Penduduk

Pada data Badan Keswadayaan Masyarakat tahun 2016 memiliki

4..281 jiwa dengan Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.073. Komposisi

penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

12
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah

Pria 2.090 orang


Wanita 2.191 orang
Total 4.281 orang
Jumlah KK 1.073 orang
Dari data yang didapat oleh tim penyusun, maka jumlah penduduk

yang ada di Kelurahan Kamonji dapat di kategorikan berdasarkan umur

seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Kelompok Umur Laki laki Perempuan Jumlah


No.
(Tahun) (Umur) (Umur) (Orang)
1 04 139 120 259
2 59 140 179 319
Jumlah 279 299 578

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

selain itu tingkat pendidikan juga dapat menentukan pendapatan yang

didapat oleh masyarakat. Di Kelurahan Kamonji sebagian besar

masyarakatnya masih sangat membutuhkan pendidikan dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia untuk memperbaiki perekonomian

keluarga.

13
Tabel 2.3 Tingkatan Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Kamonji

No. Data Pendidikan Jumlah

1. Belum sekolah 534 orang

2. Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 48 orang

3. Pernah sekolah SD tapi tidak tamat 113 orang

4. Tamat SD/Sederajat 2.568 orang

5. SLTP/Sederajat 2.556 orang

6. SLTA/Sederajat 2.585 orang

7. D-I -

8. D-II 78 orang

9. D-III 187 orang

10. S-I 540 orang

11. S-II 61 orang

12. S-III 12 orang

Total 9.282 orang

3. Mata Pencaharian

Melihat dari segi ekonomi bahwa penduduk di Kelurahan Kamonji

memiliki berbagai macam mata pencaharian pokok yang terbagi dalam

beberapa kelompok, yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai

Pedagang.

14
Tabel 2.4 Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Kamonji
No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Buruh 44 orang
2. Pegawai Negeri 343 orang
3. Pedagang 1.935 orang
4. Penjahit 16 orang
5. Tukang Batu 25 orang
6. Tukang Kayu 7 orang
7. Peternak -
8. Montir 5 orang
9. Dokter 7 orang
10. Sopir 17 orang
11. Pengusaha 135 orang
12. Lain-lain 6.748 orang
Total 9.282 orang

4. Cacat Mental dan Fisik

Dari sekian banyak penduduk yang ada di Kelurahan Kamonji terdapat

beberapa orang penduduk yang memiliki cacat mental dan fisik. Seperti

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk yang Mengalami


No. Jenis Cacat Jumlah

1. Tuna Rungu -
2. Tuna Wicara 2 orang
3. Tuna Netra 2 orang
4. Lumpuh -

15
5. Sumbing 2 orang
6. Invalid -
Total 6 orang

Tabel 2.6Jumlah Penduduk yang Mengalami Cacat Mental


No. Jenis Cacat Jumlah

1. Idiot 1 orang
2. Gila 4 orang
3. Stress 1 orang
Total 6 orang

5. Agama

Salah satu faktor pendukung keharmonisan masyarakat di Kelurahan

Kamonji adalah mereka tidak melihat perbedaan agama satu sama lain.

Sehingga menciptakan suasana aman, damai, dan tentram.

Tabel 2.7 Agama yang ada di Kelurahan Kamonji

No. Agama Jumlah

1. Islam 8.984 orang


2. Kristen 158 orang
3. Katholik 34 orang
4. Hindu -
5. Budha 106 orang
Total 9.282 orang

16
6. Etnis/Suku

Sama halnya dengan agama, perbedaan etnis juga bukan hambatan

bagi masyarakat Kamonji untuk menciptakan suasana aman dan damai di

lingkungan Kelurahan Kamonji.

Kemajuan wilayah Kelurahan Kamonji justru karena seluruh

komponen penduduk di wilayah ini dapat menerima bentuk perbedaan-

perbedaan yang ada, sehingga menjadikan mereka dapat bekerjasama

dalam membangun perekonomian di Kelurahan Kamonji. Berikut ini tabel

beberapa etnis di Kelurahan Kamonji :

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis


No. Nama Etnis/Suku Jumlah
1. Kaili 3.000 orang
2. Bugis 5.206 orang
3. Lainnya 1.076 orang
Total 9.282 orang

Potensi Kelembagaan

Seluruh potensi institusi dan kelembagaan masyarakat yang

berkembang di Pusat Kota Palu, pada umumnya mempunyai kedudukan

dan tangan panjangnya hingga ke Kelurahan Kamonji. Organisasi dan

kelembagaan masyarakat bidang Kepemudaan, Pendidikan Agama, Seni

Budaya, Kesehatan dan Ekonomi,yang beraktivitas di Pusat Kota juga

melebarkan sayap aktivitas mereka ke Kelurahan Kamonji. Dengan

17
begitu, Kelurahan Kamonji adalah manifestasi Kota Palu mini, dan

potensinya juga menonjol.

1. Lembaga Pemerintahan

Perangkat pemerintah sebagai sistem yang berlanjut dari pusat sampai

ke Kelurahan, memungkinkan adanya perangkat Pemerintahan setingkat

Kelurahan di Kamonji. Tingkat Pendidikan Aparat Pemerintahan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.9 Tingkat Pendidikan Aparat Pemerintahan PNS


No. Pendidikan Aparat Pemerintah (PNS) Jumlah
1. Sarjana 3 orang
2. Diploma -
3. SLTA 5 orang
4. SLTP -
5. SD -
Total 8 orang
Jumlah RT 15 RT
Jumlah RW 6 RW

Table 2.10 Tingkat Pendidikan Pegawai Honorer


No. Pendidikan Pegawai Honorer Jumlah
1. Sarjana 2 orang
2. Diploma -
3. SLTA 14 orang
4. SLTP 1 orang
5. SD -

18
Total 17 orang

2. Lembaga Masyarakat

Peran serta dari lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada sangat

mendukung kemajuan pembangunan di Kelurahan Kamonji, baik

pembangunan perekonomian maupun pembangunan kepribadian dan pola

pikir masyarakat Kamonji itu sendiri. Adapun lembaga masyarakat yang

ada di Kelurahan kamonji dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.11 Lembaga Kemasyarakatan Di Kelurahan Kamonji


No. Jenis Lembaga Jumlah Jumlah Anggota
1. PKK 1 63 orang
2. Organisasi Pemuda - -
3. Karang Taruna 1 20 orang
4. Majelis Taklim 5 340 orang
5. LPM 1 20 orang
6. BKM 1 11 orang
7. KMS 1 5 orang

3. Lembaga Ekonomi

Berikut ini adalah tabel lembaga ekonomi yang ada di Kelurahan

Kamonji. Walaupun pada kenyataannya tingkat atau taraf ekonomi

masyarakatnya masih dapat terlihat adanya perbedaan yang mencolok.

19
Tabel 2.12 Lembaga Ekonomi di Kelurahan Kamonji
No. Jenis Lembaga Ekonomi Jumlah Jumlah Anggota/Tenaga Kerja
1. Koperasi - -
2. Industri Makanan 5 25 orang
3. Industri Kerajinan 5 13 orang
4. Industri Pakaian 1 10 orang
5. Industri Meubel 5 17 orang
6. Usaha Perdagangan 1000 1.020 orang
7. Warung Makan 50 50 orang
8. Kios Klontong 121 121 orang
9. Bengkel 16 32 orang
10. Swalayan 2 4 orang
11. Percetakan/Sablon 2 4 orang
12. Pasar 1 3.000 orang
Total 1.208 4.296 orang

4. Lembaga Pendidikan

Dalam hal pemenuhan kebutuhan pendidikan masyarakat di Kelurahan

Kamonji, terdapat beberapa fasilitas pendidikan seperti pada tabel berikut

ini;

20
Tabel 2.13 Lembaga Pendidikan di Kelurahan Kamonji
No. Jenis Lembaga Pendidikan Jumlah Jumlah Peserta Jumlah Tenaga
Didik Pengajar
1. TK 2 270 0rang 22 orang
2. SD/Sederajat 1 500 orang 12 orang
3. SLTP/Sederajat - - -
4. SLTA/Sederajat - - -
5. Perguruan Tinggi - - -
6. Lembaga Pendidikan Agama - - -
Total 3 770 orang 34 orang

Potensi Prasarana dan Sarana

1. Prasarana dan Sarana Transportasi

a. Jalan Kampung

Tabel 2.14 Kondisi Jalan Kampung


No. Jenis Jalan Kampung Kondisi
1. Jalan Aspal Baik
2. Jalan Makadam Baik

b. Sarana Transportasi darat

Wilayah Kelurahan Kamonji yang berada di tengah kota bukan

hanya dilalui beberapa sarana transportasi darat seperti Angkot,

Ojek, Dokar dan Becak, sedangkan sarana lainnya seperti Bus

Umum biasanya hanya sampai pada terminal-terminal yang

letaknya dipinggir kota. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah

21
terjadinya kemacetan arus dalam kota karena dilalui oleh Bus

Umum.

c. Prasarana Pemerintahan

Dalam melakukan tugas-tugas pelayanan publik, Kantor

Kelurahan Kamonji di lengkapi dengan fasilitas peralatan dan

perlengkapan yang cukup memadai seperti adanya satu unit mesin

ketik dan dua unit komputer dan laptop sebanyak tiga buah serta

meubelair yang ada walaupun masih terbatas arsip-arsip cukup

tertata dengan baik di dalam lemari arsip dengan kondisi yang

masih cukup baik.

d. Prasarana Peribadatan

Tabel 2.15 Prasana Peribadatan di Kelurahan Kamonji


No. Jenis Prasarana Peribadatan Jumlah Kondisi
1. Masjid 5 Baik
2. Musollah 5 Baik
3. Gereja - -
4. Pura - -
5. Vihara - -

e. Prasarana Kesehatan

Tabel 2.16 Jenis Prasarana Kesehatan di Kelurahan Kamonji


No. Jenis Prasarana Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit Umum -

22
2. Puskesmas -
3. Puskesmas Pembantu 1
4. Poloklinik/Balai Pengobatan 2
5. Apotik 3
6. Toko Obat 6
7. Posyandu 5
8. Dokter Praktek 4

2.4 KONDISI LINGKUNGAN KELURAHAN KAMONJI

2.4.1 Sumber Air

Sebagian besar penduduk Kelurahan Kamonji menggunakan sumber air

yang berasal dari sumur. Namun, kondisi air di wilayah ini dapat di

kategorikan kurang baik karena keruh dan berwarna kuning (tidak jernih).

Masyarakat biasanya menggunakan air isi ulang untuk di konsumsi sehari-

hari.

2.4.2 Pengobatan dan Pelayanan Kesehatan

Permasalahan di bidang kesehatan masih bisa dikatakan tidak begitu

terlalu bermasalah, karena fasilitas di Kelurahan Kamonji memiliki

puskesmas pembantu, apotik serta balai pengobatan yang dapat membantu

masyarakat yang sedang membutuhkan.

23
2.4.3 Keadaan Rumah Penduduk dan Kebersihan Lingkungan

Keadaan rumah penduduk di Kelurahan Kamonji terbagi menjadi 2

golongan, yaitu permanen dan semi permanen. Hal ini dapat dilihat dari bahan

dasar pembuatan rumah dan kondisi rumah.

Kebersihan lingkungan di tiap-tiap rumah secara umum belum terlalu

baik. Hal ini dikarenakan kebiasaan dan tingkah laku masyarakat yang masih

kurang sadar dengan pentingnya kebersihan lingkungan yang jika secara terus

menerus dibiarkan akan menimbulkan dampak buruk seperti penyakit dan

berbau tak sedap bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat

dari aktivitas masyarakat yang membuang sampah sembarangan, membuang

serta membiarkan sampah berserakan di depan rumah dan drainase (selokan).

2.4.4 Proteksi Kebakaran

Proteksi kebakaran masih tergolong kurang. Karena tidak tersedianya

prasarana dan sarana proteksi kebakaran pada lokasi. Seperti pasokan air,

jalan lingkungan yang tidak memungkinkan mobil pemadam masuk ke dalam

lokasi, tabung APAR, hydrant, dan peralatan perlindungan lainnya.

24
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN IMAP
(Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi)

3.1 Fasilitas Kesehatan Yang Terdapat Di Wilayah Kelurahan

Table 3.1 Fasilitas Kesehatan Kelurahan Kamonji


No. Jenis Prasarana Kesehatan Jumlah Lokasi
1. Puskesmas Pembantu 1 Kelurahan Kamonji
2. Poloklinik/Balai Pengobatan 2 Kelurahan Kamonji
3. Apotik 3 Kelurahan Kamonji
4. Toko Obat 6 Kelurahan Kamonji
5. Posyandu 5 Kelurahan Kamonji
6. Dokter Praktek 4 Kelurahan Kamonji

3.2 Jumlah Penduduk dan Akses Awal Terhadap Sarana dan Prasarana
Permukiman
3.2.1 Aspek Kondisi Bangunan Gedung

Kriteria Indikator Parameter Indikator Numerik

Ketidak teraturan bangunan


Jumlah bangunan tidak teratur
155 Unit

Tingkat Kepadatan Bangunan 29,4


Luas kawasan dengan kepadatan
250/300 unit/ha < Ha

Ketidak sesuaian dengan Persyaratan 333 Unit


Teknis Bangunan Jumlah bangunan tdk sesuai teknis

25
ASPEK KRITERIA PARAMETER SKOR KONDISI
AWAL(BASELINE)

PERSEN NILAI

1. KONDISI a. 76%-100% 5
BANGUNAN Ketidakteraturan bangunan pada
GEDUNG Bangunan lokasi tidak memiliki
keteraturan 11,3 1
51%-75% bangunan 3
pada lokasi tidak
memiliki keteraturan

25%-50% bangunan 1
pada lokasi tidak
memiliki keteraturan

b. Kepadatan 76% - 100% 5


Bangunan bangunan memiliki
kepadatan tidak
sesuai ketentuan
84,7 5
51%-75% bangunan 3
memiliki kepadatan
tidak sesuai
ketentuan

25%-50% bangunan 1
memiliki kepadatan
tidak sesuai
ketentuan

C. 76% - 100% 5
Ketidaksesuaian bangunan pada
dengan lokasi tidak
Persyaratan memenuhi 32,74 1
Teknis persyaratan teknis
Bangunan
51% - 75% 3
bangunan pada
lokasi tidak
memenuhi

26
persyaratan teknis

25% - 50% 1
bangunan pada
lokasi tidak
memenuhi
persyaratan teknis

3.2.2 Aspek Kondisi Jalan Lingkungan


Kriteria Indikator Parameter Indikator Numerik

Cakupan Pelayanan Jalan


Lingkungan Panjang jalan ideal
11.275 m1
Panjang jalan eksisting

11.275 m1
Kualitas Permukaan Jalan
lingkungan Panjang jalan dengan
permukaan rusak 4680 m

2. Kondisi a. Cakupan 76% - 100% area tidak 5


Jalan Pelayanan terlayani oleh jaringan
Lingkungan Jalan jalan lingkungan
Lingkungan
51% - 75% area tidak 3
terlayani oleh jaringan 4,81 1
jalan lingkungan

25% - 50% area tidak 1


terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan

b. Kualitas 76% - 100% area 5


Permukaan memiliki kualitas
Jalan permukaan jalan yang
lingkungan buruk

51% - 75% bangunan 3


pada lokasi tidak

27
memenuhi persyaratan 2,60 1
teknis

25% - 50% bangunan 1


pada lokasi tidak
memenuhi persyaratan
teknis

3.2.3 Aspek Penyediaan Air Minum

Kriteria Indikator Parameter Indikator Numerik

Ketersediaan Akses Aman


Air Minum Jumlah KK tidak terakses
air minum berkualitas 285 KK

Tidak terpenuhinya
Kebutuhan Air Minum Jumlah KK tidak
terpenuhi air minum 126 KK
cukup

3. Kondisi a. 76% - 100% Populasi 5


Penyediaan Ketersediaan tidak dapat
Air Minum Akses Aman mengakses air
Air Minum
minum yang aman

51% - 75% Populasi 3


tidak dapat
mengakses air
minum yang aman 26,56 1

25% - 50% 1

28
Populasi tidak
dapat
mengakses
b. Tidak 76% - 100% Populasi 5
terpenuhinya tidak terpenuhi
Kebutuhan kebutuhan air minum
Air Minum
minimalnya

51% - 75% Populasi 3


tidak terpenuhi
kebutuhan air minum
minimalnya
11,74 1
25% - 50% Populasi 1
tidak terpenuhi
kebutuhan air minum
minimalnya

3.2.4 Aspek Penyediaan Drainase Lingkungan

Kriteria indikator Parameter indikator Numerik

Ketidakmampuan Luas kawasan yang 100 m


Mengalirkan Limpasan Air terkena genangan
Panjang drainase 2.090 m
yang tidak ideal

Ketidaktersediaan Drainase Panjang saluran 10.107 m


drainase eksisting
Panjang saluran 9.185 m
akses ke sistem kota

Ketidakterhubungan dengan Panjang saluran 578 m


Sistem Drainase Perkotaan drainase tidak
terpelihara

29
Kualitas Konstruksi
Drainase Panjang saluran
drainase rusak 1.080 m

4. Kondisi a. 76% - 100% 5 0,9 1


Drainase Ketidakmampuan drainase
Lingkung Mengalirkan lingkungan tidak
Limpasan Air terhubung dengan
hirarki di atasnya

51% - 75% 3
area terjadi
genangan > 30
cm, > 2 jam >
2x setahun
25% - 50% 1
area terjadi
genangan > 30
cm, > 2 jam >
2x setahun

b. Ketidaktersediaan 76% - 100% area 5 18,53 1


Drainase tidak tersedia
drainase
lingkungan

51% - 75% area 3


tidak tersedia
drainase
lingkungan

25% - 50% area 1


tidak tersedia
drainase
lingkungan

30
c.Ketidakterhubungan 76% - 100% 5
dengan Sistem drainase
Drainase Perkotaan lingkungan tidak
terhubung dengan
hirarki di atasnya

51% - 75% 3
drainase
lingkungan tidak
terhubung dengan
hirarki di atasnya 0,01 1

25% - 50% 1
drainase
lingkungan tidak
terhubung dengan
hirarki di atasnya

d. Tidak 76% - 100% area 5


terpeliharanya memiliki drainase
Drainase lingkungan yang
kotor dan berbau

51% - 75% area 3


memiliki drainase
lingkungan yang
kotor dan berbau

25% - 50% area 1


memiliki drainase
0,00 1
lingkungan yang
kotor dan berbau

e. Kualitas 76% - 100% area 5


Konstruksi Drainase memiliki kualitas
konstruksi drainase
lingkungan buruk

51% - 75% area 3


memiliki kualitas
konstruksi drainase
lingkungan buruk

25% - 50% area 1

31
memiliki kualitas 0,00 1
konstruksi drainase
lingkungan buruk

3.2.5 Aspek Penyediaan Pengelolaan Air Limbah

Kriteria indikator Parameter indikator Numerik

Jumlah KK tidak terakses Jumlah KK tidak


sistem air limbah standar terakses sistem air 102 KK
limbah standar

Prasarana dan Sarana Jumlah KK dengan 83 KK


Pengelolaan Air Limbah sarpras air limbah
Tidak Sesuai dengan tidak sesuai standar
Persyaratan Teknis teknis

5. Kondisi a. Sistem 76% - 100% area 5


Pengelolaan Pengelolaan memiliki sistem air
Air Limbah Air Limbah limbah yang tidak
Tidak Sesuai sesuai standar teknis
Standar
Teknis
51% - 75% area 3
memiliki sistem air
limbah yang tidak
sesuai standar teknis

25% - 50% area 1 9,5 1


memiliki sistem
air limbah yang
tidak sesuai
standar teknis

b. Prasarana 76% - 100% area 5


dan Sarana memiliki sarpras air
Pengelolaan limbah tidak sesuai
Air Limbah dengan persyaratan
Tidak Sesuai teknis

32
dengan 7,7 1
Persyaratan
Teknis 51% - 75% area 3
memiliki sarpras air
limbah tidak sesuai
dengan persyaratan
teknis

25% - 50% area 1


memiliki sarpras air
limbah tidak sesuai
dengan persyaratan
teknis

3.2.6 Aspek Penyediaan Pengelolaan Persampahan

Kriteria Indikator Parameter Indikator Numerik


Prasarana dan Sarana Jumlah KK dengan 46 KK
Persampahan Tidak Sesuai sarpras pengolahan
dengan persyaratan Teknis sampah yang tidak
sesuai standar teknis

Sistem Pengelolaan
Persampahan yang tidak sesuai Jumlah KK dengan 27 kk
Standar Teknis sistem pengolahan
sampah tidak sesuai
standar teknis

Tidakterpeliharanya Sarana
dan Prasarana Pengelolaan Jumlah KK dengan 63 kk
Persampahan sarpras pengolahan
sampah tidak
terpelihara

6. Kondisi a. Prasarana dan 76% - 100% area


Pengelolaan Sarana Persampahan memiliki sarpras
Persampahan Tidak Sesuai dengan pengelolaan
persyaratan Teknis persampahan yang
tidak memenuhi

33
persyaratan teknis 5

51% - 75% area


memiliki sarpras
pengelolaan
persampahan yang 3
tidak memenuhi
persyaratan teknis 4,2 1

25% - 50% area


memiliki sarpras
pengelolaan 1
persampahan
yang tidak
memenuhi
persyaratan
teknis
b. Sistem 76% - 100% area 5
Pengelolaan memiliki sistem
Persampahan yang persampahan tidak
tidak sesuai Standar sesuai standar
Teknis

51% - 75% area 3


memiliki sistem
persampahan tidak
sesuai standar

25% - 50% area 1 2,5 1


memiliki sistem
persampahan tidak
sesuai standar

c.Tidak 76% - 100% area


terpeliharanya memiliki sarpras 5
Sarana dan persampahan yang
Prasarana tidak terpelihara
Pengelolaan
Persampahan

51% - 75% area 3


memiliki sarpras
persampahan yang

34
tidak terpelihara

25% - 50% area 1


memiliki sarpras
persampahan yang 5,8 1
tidak terpelihara

3.2.7 Aspek Penyediaan Pengelolaan Proteksi Kebakaran

Kriteria indikator Parameter indikator Numerik

Ketidaktersediaan Prasarana Jumlah bangunan 1010 Unit


Proteksi Kebakaran tidak terlayani
prasarana proteksi
kebakaran

Ketidaktersediaan Sarana Jumlah KK dengan 1010 Unit


Proteksi Kebakaran sarpras air limbah tdk
sesuai standar teknis

7. Kondisi a. Ketidaktersediaan 76% - 100% area 5


Proteksi Prasarana Proteksi tidak memiliki
Kebakaran Kebakaran prasarana proteksi
kebakaran

51% - 75% area 3


tidak memiliki
prasarana
proteksi
kebakaran

25% - 50% area 1


tidak memiliki
prasarana 99,3 5
proteksi
kebakaran
b. Ketidaktersediaan 76% - 100% area 5
Sarana Proteksi tidak memiliki

35
Kebakaran sarana proteksi
kebakaran

51% - 75% area 3


tidak memiliki
sarana proteksi
kebakaran
99,3 5

25% - 50% area 1


tidak memiliki
sarana proteksi
kebakaran

3.3 IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

3.3.1 Peta Batas Administrasi

Gambar di bawah ini merupakan peta batas administrasi yang ada di Kelurahan

Kamonji. Kelurahan Kamonji mempunyai 6 RW dan 15 RT.

Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi

36
3.3.2 Peta Permukiman

Peta Permukiman adalah peta yang menggambarkan letak bangunan baik itu

rumah warga, perkantoran, sekolah, pasar, dan lainnya. Peta ini juga mempermudah

pihak PUPR untuk mengetahui kondisi beberapa sektor pemukiman yang padat dan

tidak teratur.

Gambar 3.2 Peta Permukiman

37
3.3.3 Peta Permukiman Kumuh

Peta permukiman kumuh adalah peta yang menunjukan sebuah

permukiman dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah

kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Pada umumnya

permukiman kumuh diwarnai oleh tingkat kepadatan penduduk yang

sangat tinggi, tingkat kepadatan hunian sangat tinggi, tingkat kepadatan

bangunan yang sangat tinggi, kualitas rumah sangat rendah, tidak

memadainya kondisi sarana dan prasarana dasar seperti halnya air bersih,

jalan, drainase, sanitasi, listrik, fasilitas pendidikan, ruang

terbuka/rekreasi/sosial, fasilitas pelayanan kesehatan, perbelanjaan dan

sebagainya.

Table 3.3 Peta Permukiman Kumuh

38
3.3.4 Peta Drainase

Peta Drainase adalah peta yang menggambarkan sistem drainase di

Kelurahan Kamonji. Peta Drainase ini juga menggambarkan aliran

drainase dari rumah warga menuju ke Drainase Sekunder, sehingga peta

ini juga bisa memudahkan PUPR ke depannya untuk melanjutkan program

kerjanya.

Gambar 3.4 Peta Jalur Drainase

39
3.3.5 Peta Tempat Pembuangan Sampah

Peta tempat pembuangan sampah adalah peta yang menggambarkan

titik pembuangan sampah yang ada di Kelurahan Kamonji. Titik

pembuangan sampah tersebut bersifat pembuangan tetap. Peta ini juga

memudahkan pihak PUPR untuk mengetahui letak pembuangan sampah di

Kelurahan Kamonji.

Table 3.5 Peta Tempat Pembuangan Sampah

40
3.3.6 Peta Jalang Lingkungan

Peta jalan lingkungan merupakan peta yang menunjukan jalan umum

yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak

dekat dan kecepatan rata-rata rendah.

Table 3.6 Peta Jalan Lingkungan

41
BAB IV

RENCANA KERJA MASYARAKAT

Rencana kerja masyarakat pada laporan ini merupakan solusi-solusi yang

direncanakan oleh mahasiswa KKN Angkatan 77 UNTAD berdasarkan hasil survei

terkait sanitasi dan juga pertimbangan dari beberapa masyarakat Kelurahan Kamonji.

Solusi-solusi yang diberikan berikut ini lebih difokuskan di daerah Kompleks Lorong

Makassar yaitu di RT 01/RW 04. Rencana kerja masyarakat Kelurahan Kamonji akan

dikelompokkan berdasarkan permasalahan terkait infrastruktur permukiman.

4.1 PERMASALAHAN PERSAMPAHAN

Kondisi persampahan yang ada di Kelurahan Kamonji dapat dikategorikan dalam

dua keadaan wilayah, yaitu wilayah yang memiliki penanganan sampah yang baik,

dimana sampah di kumpulkan di halaman depan bangunan maupun rumah warga

yang kemudian akan diangkut oleh truk pengangkut sampah setiap pagi harinya dan

juga terdapat TPS berupa bak truk sampah di satu titik. Sedangkan di wilayah lainnya

memiliki penanganan sampah yang kurang baik, pembuangan sampah masyarakat

masih belum terarah, masyarakat masih membuang sampah tidak pada tempatnya hal

ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat dan juga sulitnya akses truk

pengangkut sampah untuk menjangkau rumah masyarakat. Oleh karena itu, solusi

yang dapat diberikan terkait masalah tersebut, yaitu :

42
4.1.1 Sosialisasi Kepada Masyarakat Terkait Persampahan

Seperti yang telah di kemukakan diatas mengenai keadaan

persampahan di Kelurahan Kamonji, terutama di daerah yang memiliki

penanganan sampah yang kurang baik yaitu RT 01/RW 04 berdasarkan

hasil survei yang telah kami lakukan, masih banyak masyarakat RT

01/RW 04 yang membuang sampah sembarangan. Untuk itu, perlu

diberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak buruk akibat

membuang sampah sembarangan dan bukti nyata yang sudah terjadi

terkait perilaku buruk masyarakat tersebut. Dengan mengetahui dampak

yang ditimbulkan akibat perilaku buruk yang secara sadar maupun tidak

sadar dilakukan oleh masyarakat tersebut, diharapkan akan meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Pelaksanaan sosialisasi ini ditargetkan pada masyarakat dengan usia

minimal 17 tahun sampai 50 tahun dan diselenggarakan minimal 2 bulan

sekali. Estimasi biaya untuk keperluan sosialisasi akan dilampirkan pada

lampiran RKM 1. Berikut ini tabel rencana kegiatan masyarakat

(sosialisasi persampahan) :

Table 4.1 Rencana Sosialisasi Persampahan

Jenis Tujuan Total Peserta Pelaksana Waktu Tempat Ket


Sosialisasi Peserta L P /Narasumber
Dampak Memberikan 40 20 20 Dosen Menyes Kantor
Buruk pemahaman Universitas uaikan Kelurahan
Membuang kepada Tadulako Kamonji

43
Sampah masyarakat
Sembarangan mengenai
dampak buruk
membuang
sampah
sembarangan

4.1.2 Pengadaan Tempat Penampungan Sementara

Selain upaya non-struktural dalam menghadapi masalah persampahan,

dibutuhkan juga upaya struktural yaitu pengadaan tempat penampungan

sementara yang diletakan di lokasi terfokus Lorong Makassar RT 01/RW

04. Hal ini dibutuhkan karena melihat kondisi hasil survei yang telah

dilakukan oleh mahasiswa KKN dimana terdapat beberapa titik

penumpukan sampah dengan sampah yang tersebar dan berserakan.

Dengan adanya tempat penampungan sementara diharapkan sampah

akan terkumpul rapi dan tidak akan berserakan, selain itu juga lingkungan

akan terlihat bersih dan enak dipandang mata. Tempat penampungan

sementara ini direncanakan akan diletakan satu uni Kontainer Sampah

dengan panjang 330 cm, lebar 180 cm dan tinggi 120 cm menggunakan

bahan dasar rangka sasis besi UNP 100, rangka badan besi UNP 100-50,

rangka pintu besi UNP 50, dinding plat eser ukuran 20 x 10 cm. Bak

sampah ini juga dilengkapi dengan pintu pelat besi yang akan

44
mempermudah masyarakat memasukkan sampah ke dalam bak sampah.

Rincian biaya yang diperlukan dalam pembagunan bak sampah ini akan

dilampirkan pada lampiran RKM 4.

4.1.3 Sosialisasi Kepada Masyarakat Tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sebuah usaha untuk

memberikan pengalaman/pengetahuan dengan belajar lalu menciptakan

suatu kondisi bagi masyarakat, kelompok keluarga dan yang paling utama

adalah perorangan. Dengan memberikan informasi, membuka jalur

komunikasi dan melakukan edukasi untuk memberikan/meningkatkan

pengetahuan, prilaku dan sikap melalui pendekatan advocacy (pimpinan),

social support (bina suasana) dan empowerment (pemberdayaan

masyarakat) sebagai suatu usaha untuk membantu masyarakat mengenali

serta mengatasi masalahnya sendiri, dalam masalah masing-masing, agar

dapat menerapkan/mengaplikasikan cara-cara hidup sehat di dalam rangka

memelihara, menjaga, dan meningkatkan standar kesehatannya.

Di Kelurahan Kamonji masih banyak masyarakat yang belum sadar

betapa pentingnya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Maka dari

itu kami mahasiswa KKN mengadakan kegiatan Sosialisasi Hidup Bersih

dan Sehat yang diharapkan agar masyarakat dapat merubah dan

menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Pelaksanaan sosialisasi ini

ditargetkan pada masyarakat dengan usia minimal 10 tahun sampai 50

45
tahun dan diselenggarakan minimal 2 bulan sekali. Estimasi biaya untuk

keperluan sosialisasi akan dilampirkan pada lampiran RKM 3. Berikut

merupakan tabel rencana kegiatan (sosialisasi pola hidup bersih dan sehat)

Tabel 4.2

Rencana Sosialisasi Persampahan

Jenis Tujuan Total Peserta Pelaksana Waktu Tempat Ket


Sosialisasi Peserta L P /Narasumber
Pola Hidup Memberikan 40 25 15 PMI 14:00 - Lorong
Bersih dan pemahaman selesai Makassar
Sehat kepada RT
masyarakat 01/RW04
mengenai
pentingnya
pola hidup
bersih dan
sehat

46
47
BAB IV

PROGRAM KERJA MAHASISWA KKN ANGKATAN 77 UNTAD

KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT

4.2 PROGRAM POKOK

Program Pokok 70% merupakan program kerja utama yang menjadi fokus

Mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur Permukiman. Tujuan program pokok 70% ini

adalah untuk mendukung upaya keberlanjutan pembangunan bidang infrastruktur

permukiman khususnya mengenai permukiman kumuh. Tujuan lain dari program

pokok 70% ini agar meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan

yang baik dan bersih serta mengenalkan praktik hidup sehat dan bersih kepada

masyarakat Kelurahan Kamonji, meningkatkan kapasitas masyarakat dan lembaga

masyarakat Kelurahan Kamonji dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur

permukiman khususnya mengenai permukiman kumuh yang berkelanjutan serta

menyusun Rencana Kerja Masyarakat.

Adapun program kerja pokok 70% mahasiswa KKN angkatan 77 UNTAD

Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat diantaranya sebagai berikut :

4.2.1 Survei Identifikasi Masalah Analisis Potensi (IMAP)

Survei IMAP merupakan langkah awal yang dilakukan untuk

mengumpulkan data permasalahan bangunan permukiman khususnya

48
permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Kamonji guna memberikan data

informasi keadaan Kelurahan Kamonji kepada Kementrian PUPR untuk

memperbaiki kembali atau membangun fasilitas yang kurang mengenai

bangunan permukiman khususnya permukiman kumuh.

4.2.2 FGD I (Pemaparan dan Diskusi Awal Pelaksanaan IMAP

Infrastuktur Permukiman)

Dalam pelaksanaan FGD I mahasiswa KKN memaparkan serta diskusi

awal bersama Lembaga Pemerintahan dan masyarakat skala Kelurahan

Kamonji mengenai program kerja yang akan di laksanakan oleh mahasiswa

KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Tadulako. Dengan kegiatan ini

diharapkan masyarakat dapat membantu mahasiswa KKN selama

pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi di Kelurahan Kelurahan.

4.2.3 Sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Di Kelurahan Kamonji masih banyak masyarakat yang belum sadar

betapa pentingnya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Maka dari itu

kami mahasiswa KKN mengadakan kegiatan Sosialisasi Hidup Bersih dan

49
Sehat yang diharapkan agar masyarakat dapat merubah dan menerapkan

Pola Hidup Bersih dan Sehat.

Beberapa kegiatan yang kami dilakukan bersama salah satu anggota PMI

adalah :

1. Sosialisasi Pentingnya Pola Hidup Bersi dan Sehat (membuang

sampah pada tempatnya, standar kualitas air yang baik digunakan,

pencegahan penyakit DBD).

2. Sosialisasi Cara Menggosok Gigi yang Baik dan Benar.

3. Sosialisasi Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar.

3.1.4 Pembuatan dan Pembagian Brosur Mengenai Kualitas Air yang

Sesuai dengan Standar Kesehatan

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk

melakukan segala kegiatan mereka. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa

persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas

bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan

sebagainya serta kualitas biologi dimana air terbebas dari mikroorganisme

penyebab penyakit. Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan

kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau

keperluan rumah tangga lainnya. Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh

manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau

langsung dari air hujan. Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu

50
sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut

mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan

penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.

Sebagian besar penduduk Kelurahan Kamonji menggunakan sumber air

yang berasal dari sumur. Namun, kondisi air di wilayah ini dapat di

kategorikan kurang baik karena keruh dan berwarna kuning (tidak jernih).

Masyarakat biasanya menggunakan air isi ulang untuk di konsumsi sehari-

hari.

Pembuatan dan pembagian brosur mengenai kualitas air yang sesuai

dengan standar kesehatan merupakan kegiatan memperkenalkan kepada

masyarakat mengenai kualitas air yang sesuai dengan standar kesehatan. Hal

ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada mayarakat agar dapat

mengetahui ciri-ciri kualitas air yang sesuai dengan standar kesehatan.

3.1.5 FGD II (Pemaparan dan Diskusi Lanjutan Pelaksanaan IMAP

Infrastuktur Permukiman)

Dalam pelaksanaan FGD II mahasiswa KKN memaparkan serta diskusi

lanjutan bersama Lembaga Pemerintahan dan masyarakat skala Kelurahan

Kamonji mengenai kemajuan/perkembangan dari program kerja yang telah

di laksanakan oleh mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas

Tadulako. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui

secara nyata kemajuan/perkembangan dari program kerja yang telah di

laksanakan oleh mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas

51
Tadulako di Kelurahan Kamonji serta dapat menganalisis apa saja keluhan

dari masyarakat mengenai kondisi yang ada di Kelurahan Kamonji tersebut

yang nantinya akan di dapatkan solusi untuk mengatasi masalah yang ada.

3.1.6 Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Cara Mendaur

Ulang

Komponen utama dalam manajemen sampah modern yaitu 6R (Reuse,

Reduce, Recycle, Replace, Refill, and Repair). Limbah dapat dikurangi

dengan cara pemanfaatan ulang dan mendaur ulang limbah. Daur ulang

adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak

digunakan, menjadi produk lain. Jadi daur ulang adalah salah satu strategi

pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,

pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk /material

bekas pakai.

Di Kelurahan Kamonji khususnya di Lorong makassar banyak terdapat

sampah plastik, hal ini mendorong kami mahasiswa KKN mengadakan

sosialisasi Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Cara Mendaur Ulang.

Produk dari daur ulang ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai produk baru

yang dapat dijual ataupun dipajang sebagai hiasan dirumah masyarakat

sendiri dan dapat mengurangi limbah sampah plastik yang berserakan

dimana-mana.

52
3.1.7 FGD III (Pemaparan dan Diskusi Akhir Pelaksanaan IMAP

Infrastuktur Permukiman)

Dalam pelaksanaan FGD III mahasiswa KKN memaparkan finalisasi

Identifikasi Masalah Analisis Potensi (IMAP) serta diskusi akhir bersama

Lembaga Pemerintahan dan masyarakat skala Kelurahan Kamonji.

Dalam hal ini mahasiswa KKN telah selasai melakukan observasi dan

menemukan solusi dari permasalahan yang ada di Kelurahan Kamonji yang

nantinya mahasiswa KKN akan menjadi fasilitator desa/kelurahan untuk

memberikan informasi kepada Kementrian PUPR mengenai kondisi dan

permasalahan yang ada dan dapat di atasi oleh Kementrian dengan

pembuatan dan penataan kembali permasalahan infrastruktur permukiman

yang ada di Kelurahan Kamonji.

3.2 PROGRAM TAMBAHAN

Pogram tambahan 30% merupakan program kerja tambahan yang di lakukan

mahasiswa KKN dengan tujuan menggali potensi masyarakat di Kelurahan Kamonji

tersebut dan merupakan bentuk sosialisasi mahasiswa KKN bersama masyarakat,

mengacu pada implementasi dari Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu Pengabdian

kepada masyarakat.

Adapun program kerja tambahan 30% mahasiswa KKN angkatan 77 UNTAD

Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat diantaranya sebagai berikut :

53
3.2.1 Kegiatan 17 Agustus

Dalam kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus pihak

ORMAS yang berada di RT 001/RW 004 Lorong Makassar mengadakan

lomba yang dimulai pada tanggal 16-18 Agustus 2017. Pihak RT 001/RW

004 Lorong Makassar mengajak mahasiswa KKN ikut berpatisipasi sebagai

panitia dalam lomba yang mereka selenggarakan. Hal ini bertujuan agar

mahasiswa KKN dan masyarakat dapat berbaur serta terjalinnya

silahturahmi yang baik.

3.2.2 Pembuatan Papan Informasi

Pembuatan papan informasi merupakan program tambahan yang

diajukan oleh masyarakat Kelurahan Kamonji kepada mahasiswa KKN yang

bertujuan untuk menginformasikan suatu tempat dan jalan agar masyarakat

dapat mengetahuinya.

3.2.3 Kegiatan Sabtu Bersih (K5)

Dalam mendukung program dari Walikota Palu yaitu Palu yang bersih

dan juga untuk mendukung agar pola hidup bersih dan sehat di lingkungan

masyarakat kota Palu maka setiap hari sabtu di setiap kelurahan diadakan

kegiatan K5 (Sabtu Bersih). Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan

lingkungan Kota Palu yang lebih bersih dan sehat serta agar masyarakat

sadar akan pentingnya bergotong royong dalam menjaga kebersihan

lingkungan sekitar.

54
BAB IV

PENUTUP

4.3 KESIMPULAN

Permukiman kumuh tumbuh akibat pembangunan yang tidak diimbangi oleh

sarana yang ada, untuk itu lahan yang ada pun menjadi semakin sulit didapatkan.

Akhirnya wilayah menjadi padat dan penuh sesak mengakibatkan area-area lambat

laun menjadi kumuh. Permukiman kumuh umumya memiliki masalah sanitasi,

ketersediaan air bersih, lahan terbatas, bangunan semi permanen yang mudah roboh

serta mudah terbakar, tidak dilengkapi dengan sarana MCK dan listrik yang

memadahi.

Terbentuknya pemukiman kumuh ini akibat padatnya lahan dalam wilayah

tersebut. Selain itu tingginya harga tanah dan harga sewa rumah tidak sebanding

dengan pendapatan masyarakat. Persebaran penduduk yang tidak merata, serta

kebijakan pemerintah yang kurang tegas dalam mengatur perencanaan penataan kota.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi permukiman kumuh

diantaranya Program Pemberdayaan Desa, Program Rumah Massal dan Revitalisasi

Slum Area atau Permukiman Kumuh.

55
4.4 SARAN

Pemerintah dan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam menjaga

lingkungankhususnya dalam mengurangi pemukiman kumuh.atau slum area.

Penegakkan peraturan penggunaan lahan oleh Pemerintah.

56

Anda mungkin juga menyukai