XII – IPA / 33
ORDE BARU
Pemerintahan Orde Baru (1966-1998)
Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966.
Tim perumus surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal
Basuki Rakhmat, Brigadir Jeneral M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung
lama.
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil
dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak
tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap
perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan
berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di
dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan.
Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada
pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana
pemerintahan.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena
akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada
Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat
Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan
negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .
12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.
Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde
Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden
Republik Indonesia.
4. 20 Juni sampai 5 Juli 1966 diadakan Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai
berikut.
- Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan
Supersemar.
- Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan LembagaLembaga
Negara Tingkat Pusat dan Daerah.
- Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI
Bebas Aktif.
- Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
- Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS yang
Bertentangan dengan UUD 1945.
- Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata
Urutan Perundang-undangan di Indonesia.
- Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan PKI
dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.
Selain itu dikumandangkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
sebagai akibat pelaksanaan pembangunan tidak akan bermakna apabila tidak
diiringi dalam memeratakan pembangunan di Indonesia. Oleh karna itu
dicetuskanlah Pelita III yang isinya sebagai berikut.
Pelita III didalam pemerintahan Orde baru terdiri dari Delapan Jalur Pemerataan
yakni:
- Pemerataan pemenuhan kebutuhan utama suatu rakyat yaitu kebutuhan
pangan, sandang serta juga kebutuhan tempat tinggal atau juga perumahan
- Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta pelayanan
kesehatan
- Pemerataan pembagian dalam pendapatan
- Pemerataan dalam kesempatan kerja
- Pemerataan dalam kesempatan berusaha
- Pemerataan dalam kesempatan berpartisipasi dibidang pembangunan terhadap
suatu generasi-generasi bangsa yaitu generasi muda serta generasi kaum wanita
- Pemerataan dalam penyebaran pembangunan di seluruh wilayah di tanah air
- Pemerataan dalam kesempatan memperoleh keadilan
1. Kelompok Demokrasi Pembangunan (11 Januari 1973), terdiri atas Partai Nasional
Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, dan Partai Murba.
3. Kelompok Golongan Karya terdiri dari berbagai organisasi profesi, seperti organisasi
buruh, organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan.
Soeharto tidak hanya melakukan restrukturisasi Partai Politik, tetapi melakukan pemilu yang
kedua. Pada tanggal 23 Mei 1970, Soeharto mengeluarkan Surat Keputusan no 43. Surat itu
berisi pengumuman nama-nama Partai Politik yang akan berpartisipasi dalam pemilu.
Hasilnya ada 3 pemenang besar dalam pemilu tanggal 3 Juli 1972. Urutan pertama adalah
Golongan Karya dengan 227 kursi, urutan kedua dipegang oleh Nahdlatul Ulama dengan 58
kursi, dan PNI menempati urutan ketiga dengan 20.
Pemilu 1977 terdapat 3 Parpol, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) dan Golongan Karya. Golkar selalu menang dan dijadikan mesin politik
2. Strategi Agregasi
Akibat : peranan negara makin lama makin kuat dan mendominasi seluruh alat-alat
negara yang ada dibawahnya.
Pasal 7 UUD 1945 (sebelum amandemen) : bahwa masa jabatan presiden berlangsung
selama 5 tahun dan selanjutnya dapat dipilih kembali.
- Kontrol presiden yang besar terhadap rekruitmen politik baik pada institusi
pemerintah maupun non-pemerintah
3. Media Massa : Adanya kebebasan pers dan media. Seperti Harian Tempo, Detik dan
Editor pada bulan Juni 1994
DAMPAK ORDE BARU
A. Segi Politik
Dampak Positif
- Pemerintahmampu membangun pondasi yang kuat bagikekusaan
lembagakepresidenan
- Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga
- Kontrol parpol oleh pemerintah
Dampak Negatif
- Pemerintahan yang otoriter, dominatif dan sentralistis
- Dominasi Partai Golkar
- Otoritarianisme dalam berbagai aspek dan sangat merugikan rakyat
- Pemerintah gagal memberikan pelajaranberdemokrasi
- Sistem perwakilan bersifat semu
- Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN
- Kebijakan politik yang birokratis, tidak demokratis,dan cenderung KKN
- Dwifungsi ABRI terlalu mengakar
- Kondisi politik dalam penegakan hukum yang lemah
B. Segi Ekonomi
Dampak Positif
- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
- Swasembada beras
- Penurunan angka kemiskinan
- Perbaikan kesejahteraan rakyat
- Penurunan angka kematian bayi
- Angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat
Dampak Negatif
- Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
- Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
- Konglomerasi
- Pencemaran lingkungan hidup dan SDA
- Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolonganpekerjaan, antarkelompok dalam
masyarakat semakin tajam
- Muncul kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
- Pembagunan cenderung terpusat dan tidak merata
- Terpuruknya perekonomian nasional Indonesia
- Pembangunan yang tidak seimbang
- Pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi secara fundamental pembangunan ekonomi
sangat rapuh
C. Segi Teknologi
Dampak positif
- Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk memberantas hama penyakit
- Proses pengolahan lahan menjadi cepat
- Proses pengolahan hasil menjadi cepaT
Dampak negatif
- Pencemaran air maupun tanah akibat penggunaan pestisida yang berlebih
- Penggunaan pestisida menjadi senyawa yang membahayakan kehidupan
- Pelaksanaan monokultur menyebabkan kesimbangan alam terganggu serta
berjangkitnya hama dan penyakit.
- Adanya sistem peladangan berpindah atau penebangan pohon dalam jumlah besar
- Meningkatnya kegitan penggalian sumber alam, pertambangan liar yang kurang
memperhatikan kondisi lingkungan
- Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia (pengangguran)
D. Segi Industrialisasi
Dampak positif : tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja
Dampak negatif
- Munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi yang ditandai oleh kemiskinan
- Munculnya patologi sosial (penyakit sosial) seperti kenakalan remaja dan kriminalitas
Peristiwa Kelam
Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari). Peristiwa demonstrasi mahasiswa dan
kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974, saat Perdana Menteri Jepang Kakuei
Tanaka berkunjung ke Jakarta (14 - 17 Januari 1974)
Penyebab :
1. Menolak investasi Jepang
2. Masyarakat menuntut pembubaran lembaga Komando Operasi Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib) dan Asisten Presiden (Aspri) karena dianggap memiliki
kekuasaan luar biasa besar
3. Terjadinya korupsi di Pertamina
4. Protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Terjadinya Peristiwa
1. Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangan PM Jepang dengan
berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma
2. Gagal karna dijaga ketat
3. Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk pada
akhir tahun 1973 : momentum untuk demonstrasi antimodal asing
4. Klimaks : kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan
dan merupakan puncak demo.
5. Beberapa wilayah di Jakarta terjadi pembakaran dan penjarahan massal, seperti
Proyek Senen, pabrik Coca Cola, showroom Toyota Astra, dan sejumlah tempat
lainnya
6. Sedikitnya 11 orang meninggal, 300 luka-luka, 775 orang ditahan
7. Sebanyak 807 mobil, 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 bangunan rusak
8. Sebanyak 160 kg emas hilang dari toko perhiasanonstrasi. Demonstrasi menjadi
kerusuhan massa
9. Aparat keamanan dan pemerintah : mengendalikan keadaan sekitar waktu magrib
10. Ketua Dewan Mahasiswa UI Hariman Siregar ditangkap Kopkamtib, diikuti gelombang
penangkapan yang mencapai ratusan orang. 3 aktivis dihadapkan ke meja hijau :
Hariman Siregar, Syahrir, dan Aini Chalid
11. Dakwaan melakukan makar melawan pemerintah dan divonis bersalah sehingga harus
menjalani masa tahanan selama 2-4 tahun.
12. Tokoh-tokoh lainnya yang terlibat, seperti Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Fahmi Idris,
Rahman Tolleng, Judil Hery Justam, dan lain-lain ditahan tanpa pengadilan selama 1-
2 tahun.
13. Keadaan kembali normal : tanggal 17 dan 18 Januari 1974.
14. Situasi keamanan belum sepenuhnya pulih, sehingga keberangkatan PM Jepang pada
17 Januari 1974 pukul 08.00 dari istana diantar Presiden Soeharto dengan helikopter
dari Bina Graha ke pangkalan udara Halim Perdanakusuma.
Upaya Soeharto
1. Berjanji akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi
2. Membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu; UU
Kepartaian; UU MPR, DPR, dan DPRD; UU Antimonopoli dan UU Antikorupsi
D. Pelaksanaan Pemilu
1. Berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang
demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik
2. Memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur ( sekarang Timor
Leste ) tanggal 30 agustus 1999
3. Mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau
masih tetap menjadi bagian dari Indonesia.
4. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama
Republik Demokratik Timor Leste dengan presidennya yang pertama Xanana Gusmao
dari Partai Fretilin
BJ HABIBIE
Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai Presiden RI.
Smua IDR pada akhirnya sampai di Indonesia, Pak Harto memerintahkan 49 orang
JENDERAL ( 7 orang Jenderal Bintang 4 & 42 orang Jenderal Bintang 2) untuk
mengamankan gudang2 IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.
BJ Habibie dipolitisir oleh Amerika Serikat untuk realisasi Referendum di TimTim, dengan
janji apabila terlaksana dengan 'JUJUR & ADIL' maka Habibie akan didukung untuk
menjabat sebagai Presiden RI untuk selanjutnya.
NOTE :
Habibie ditipu mentah2 oleh AS & sekutunya. Hasil jajak pendapat dimanipulasi ( yang
dihitung di Gedung Putih,Amerika Serikat, tidak dihitung di lapangan ) dan berujung pada
lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie dampak tertipu politik praktis.
Karena Habibie sejatinya bukan org misi Amerka Serikat, melainkan Habibie adalah
Jermanisme.
Rapuhnya Pemerintahan RI & sebagian besar tokoh2 negara terlibat dalam dosa
"KERUSUHAN MEI". Amerika Serikat pegang kartu tokoh2 negara tersebut, lalu leluasa
untuk mendikte pemerintah. Boleh dikata,s emenjak itu pemerintahan hanya menjadi
boneka Amerika Serikat dan tidak mampu untuk lepas dari cengkraman Amerika.
KABINET BJ HABIBIE
Adapun Catur Krida Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:
• Pertama, trilogi pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan
pemerataan, sebagai landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji
selama ini dan telah kita laksanakan.
• Kedua, kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan
percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang
timbul akibat globalisasi.
• Ketiga, ketahanan nasional. Dari kemandirian, kebersamaan, dan kekeluargaan itulah
tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan dan ketangguhan bangsa kita
menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
• Keempat, persatuan dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan
nasional dalam menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Pembentukan Kabinet Baru Jakarta 20 Mei 1998 Kepada Yth. Bapak Presiden RI
Dengan hormat
Bersama surat ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi
terhadap situasi akhir-akhir ini terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa
situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak
diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya mengenai reformasi di segala bidang,
seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR-RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada hari
selasa, 19 Mei 1998.
Dalam hubungan itu kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru
sebagaimana yang bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia
diikutsertakan dalam kabinet baru tersebut.
Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya
pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur krida Kabinet
Pembangunan VII. Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Nama anggota kabinet pembangunan VII
• Ir. Akbar Tanjung
• Ir. Drs. AM. Hendropriyono, SH, SE, MBA
• Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita
• Ir. Giri Suseno Hadihardjono, MSME
• Dr. Haryanto Dhanutirto
• Prof. Dr. Ir. Justika S. Baharsjah, M.Sc
• Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc
• Ir. Rachmadi Bambang Sumadhijo
• Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramelan, M.Sc
• Subiakto Tjakrawedaya, SE
• Sanyoto Sastrowardoyo, M.Sc
• Ir. Sumahadi, MBA
• Drs. Theo L. Sambuaga
• Tanri Abeng, MBA.
PEMERINTAHAN GUSDUR
Pendahuluan
Pada 20 Oktober 1999 Abudrrahman Wahid alias Gus Dur dipilih menjabat sebagai Presiden
RI keempat setelah B.J.Habibie.
PEMERINTAHAN MEGAWATI
Presiden Megawati merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden
Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Megawati
Soekarnoputri ( lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947 ) merupakan Presiden Indonesia yang
kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan
residen wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak
ayahnya menjadi presiden. Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa
MPR pada tahun 2001.
Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23
Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur.
Megawati adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. IbunyaFatmawati kelahiran Bengkulu di
mana Sukarno dahulu diasingkan pada masa penjajahan belanda. Megawati dibesarkan
dalam suasana kemewahan di Istana Merdeka.
Perjalanan pendidikan
- SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)
- SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)
- SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)
- Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)
- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai)
Karier Politik
• 1986
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta
Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun
menjadi anggota DPR RI.
• 1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati
terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum
• 1996
Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI.
Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan
tidak mengakui Kongres Medan. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah.
Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau
surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI.
Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara
paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro. Ancaman Soerjadi kemudian
menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut
kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan
pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang
dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa
aktivis mendekam di penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia
makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian
kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI
di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai
Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
• 1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan
suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai
Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega
sendiri memilih golput saat itu
• 1999
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari
tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi
presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain:
memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting
pemilihan Presiden: 373 banding 313 suara.
• 2001
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus
menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid,
setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa
MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah
Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
• 2004
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi
demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah,pemilihan umum presiden
secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu
keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40% - 60%)
dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak
kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada
masa pemerintahannya.
Perjalanan karier
• Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung, 1965)
• Anggota DPR-RI(1993)
• Anggota Fraksi DPI Komisi IV
• Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI (1987-1997)
• Ketua Umum PDI versi Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang dipimpinnya berganti
nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999 sampai sekarang
• Wakil Presiden Republik Indonesia (Oktober 1999 - 23 Juli 2001)
• Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli 2001 - 2004)
Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan
pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan
meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal
korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam
pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan
negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan
presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati disebut dengan
kabinet gotong royong.
Agenda Utama
• Pemulihan ekonomi
• Pengentasan kemiskinan
• Memberantas KKN
Kabinet Pemerintahan Megawati : Gotong Royong
Presiden : Megawati Soekarnoputri
Wakil Presiden : Hamzah Haz
Menteri Koordinator Menko Bidang Polkam : Susilo Bambang Yudhoyono
Menko Bidang Perekonomian : Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat : M. Jusuf Kalla
Menteri Negara
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata : I GDE ARDHIKA
Menteri Negara Riset dan Teknologi : HATTA RADJASA
Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah : ALIMARWAN HANAN
Menteri Negara Lingkungan Hidup : NABIEL MAKARIM
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan : SRI REDJEKI SUMARYOTO
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : FEISAL TAMIN
Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia : MANUEL KAISIEPO
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : KWIK KIAN GIE
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara : LAKSAMANA SUKARDI
Menteri Negara Komunikasi dan Informasi : SYAMSUL MU'ARIF
Pejabat Berkedudukan Setingkat Menteri
1. Panglima TNI
• Laksamana TNI Widodo As (2000-2002)
• Jenderal TNI Endriartono Sutarto (2002-2004)
2. Jaksa Agung : M. Rahman
3. Sekretaris Negara/Sekretaris Kabinet : Bambang Kesowo
4. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara : Am Hendropriyono
Kemajuan Pemerintahan
- Pada akhirnya kepatutan politik harus dijalankan dan diterima oleh semua pihak
ketika Ibu Megawati terpilih secara aklamasi di MPR untuk menjadi Presiden RI
yang ke 5.
- Sejak pertama kali dilantik, pemerintahannya memberikan kondisi yang kondusif
untuk membangun kembali ekonomi yang porak-poranda sejak terjadinya krisis,
pendarahan, dan koma ekonomi - politik sejak 1998, hingga 2001.
- Memberikan suasana yang kondusif bagi situasi keamanan dan gonjang-ganjing
politik.
- Menstabilkan fundamental ekonomi makro yang porak poranda sejak 1998,
meliputi inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, Angka kemiskinan, dan Pertumbuhan
Ekonomi.
- Nilai Kurs Rupiah yang Stabil dan stabilnya harga bahan-bahan pokok.
- Menyehatkan perbankan nasional yang runtuh setelah 1998 yang ditandai dengan
dibubarkannya BPPN pada Feb 2004
- Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia
sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri. Berani
menghentikan hutang baru.
- Kemauan yang kuat untuk menyelesaikan masalah BLBI sejak 1998
- Dimulainya pemberantasan KKN dan penegakan hokum
- Tidak menyeret mantan penguasa ke pengadilan sesuai tuntutan arus reformasi,
karena kerusakan memori sehingga pengadilan tidak akan berjalan semestinya, dan
demi penghormatan kepada mantan pemimpin negara
- Keberanian menerbitkan Keppres no 34/2004 tentang penertiban bisnis TNI
- KPK (Komisi Pemberantasn Korupsi) didirikan pada masa pemerintahan Megawati
pada tahun 2003 dan Undang-Undang KPK tahun 2002.
- Dimulainya pemberantasan kejahatan narkotika secara konsisten. Dibangun dan
diresmikannya LP Khusus narkotika di Cipinang.
- Tidak membiarkan pemerintahannya terkooptasi oleh konflik kepentingan
konglomerat atau pengusaha
- Berhasil menghasilkan 45 milyar USD dari penjualan LNG Tangguh ke China, Korea,
Meksiko untuk selama 20 tahun ke depan, pada saat ekonomi negara bangkrut
bagaikan pengemis yang tak dilirik sama sekali. Harga kontrak dapat dievaluasi
setiap 4 tahun. Negara tidak merugi sepeserpun.
- Menyehatkan BUMN. Tidak terjadi ledakan privatisasi BUMN untuk menghentikan
pendarahan perusahaan BUMN dan kebangkrutan ekonomi, dan tidak
menjadikannya sebagai sebuah program.
- Harga BBM yang stabil tidak naik dan tidak berubah berkali-kali, tidak terjadi
kelangkaan pasokan minyak, dan melakukan operasi pasar yang efektif untuk
menstabilkan harga bahan pokok,dan tidak terjerumus menilai rakyat kecil dengan
membagi-bagikan uang.
- Mulai membangun sistem ekonomi kerakyatan. Mulai membangun infrastruktur di
daerah tertinggal
- Menekan defisit anggaran dalam APBN setiap tahun sehingga penghematan yang
dilakukan dapat digunakan untuk biaya pendidikan, bebas SPP untuk SD sampai
SLTP, Beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa yang berprestasi, dan bebas biaya
pengobatan untuk puskesmas di pinggiran. Tidak terjerumus dengan kata ‘gratis’
- Berhasil menghasilkan Devisa negara hanya dalam dua tahun mengimbangi
perolehan devisa 25 tahun dalam pemerintahan sebelumnya.
- Berhasil menarik Pajak yang jumlahnya sama dengan pajak sembilan tahun dan
menghentikan hutang baru.
- Membeli pesawat tempur Sukhoi & heli Mi-35 dari Rusia tanpa memberatkan APBN
dan gembar-gembor, menjaga citra kemandirian Indonesia dari kooptasi AS
- Politik luar negeri yang lebih bebas dan aktif diantaranya dengan mengutuk agresi
militer AS dan menolak permintaan AS untuk menyerahkan tahanan dari Indonesia
- Didirikannya Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia
- Keberhasilan mengungkap dan menangkap para pelaku terorisme termasuk pelaku
bom bali I (satu), berhasil mengungkap jaringannya, sehingga teror pada tahun
berikutnya menjadi berkurang. Kapolri : Dai Bachtiar. NB : Bom Bali II tidak meledak
pada masa pemerintahan Megawati
- Memulai dan melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah
pembangunan berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-
Bandung) sekaligus dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura
(Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi sistem
transportasi dengan Busway.
- Bergairahnya kembali ekonomi dirasakan oleh masyarakat, antara lain dengan
stabilnya harga bahan pokok, menjamurnya bisnis pulsa handphone, mobil
“murah” Avanza, Xenia, pembangunan, dll.
- Pemerataan pembangunan dengan membentuk propinsi baru berdasarkan
kebutuhan yaitu Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua
Barat
- Mengembalikan proporsi pendapatan Arun sebagian besar kepada rakyat Aceh dgn
status daerah Otonomi Khusus menangkap petinngi GAM dan anggota GAM yang
bersenjata dan yang sering melakukan pembakaran dan penarikan pajak tidak sah,
dengan melibatkan wartawan dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran HAM.
Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM.
- Dimulainya diplomasi-diplomasi internasional dan perjanjian damai RI-GAM
(sebelum terjadi tsunami), juga melalui perjanjian Helsinski dengan prakarsa Pak
Jusuf Kalla (Menkokesra)
-
Pemerintahan Megawati Dinilai Berhasil
- Berhasil membangun kembali prekonomian bangsa yang sempat terpuruk sejak
Soeharto lengser dari kekuasaannya.
- Pemerintah telah menyelesaikan amandemen UUD 1945.
- Berhasil melakukan check and balance atau menyeimbangkan kedudukan dan
kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif.
- Kebebasan pers juga berlangsung seperti harapan banyak pihak.
- Berhasil mengembangkan ekonomi makro, antara lain rendahnya tingkat inflasi
dan stabilnya cadangan devisa negara.
- Tingkat inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil, cadangan devisa stabil, dan
menurunnya suku bunga bank.
Kekurangannya
- Belum berhasil menegakkan hukum (law enforcement).
- Menyebut aspek koordinasi antara pemerintahan pusat dan daerah, selama
Pemerintahan Mega, sangat kurang.
- Permasalahan yang dihadapi yaitu terorisme, gerakan separatisme di Aceh, Riau
dan Papua, konflik komunal dan gangguan terhadap ketertiban umum
- Belum bisa menangani masalah kesejahteraan sosial. Misalnya : penyediaan
lapangan kerja
- 40 juta penganggur yang ada nyaris tak berkurang secara signifikan sejak awal
masa pemerintahan Megawati
- Laju pertumbuhan ekonomi yang tak juga membaik
Pergantian Presiden
Masa jabatan Megawati habis dan ia mencalonkan diri menjadi presiden kembali namun
Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap
kedua pemilu presiden 2004.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Raja-raja yang Memerintah
Parasati Ligor
Raja Balaputeradewa
memiliki aneka komoditi seperti kamper, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga,
gading emas dan timah
Hasil Peninggalan
Prasati Kedukan Bukit
• Selamat ! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas
• tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)
Prasasti Ligor
Prasasti Nalanda
Keagamaan
Mayoritas agama Buddha
Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana
Agama Islam juga merupakan salah satu agama yang dianut masyarakat Sriwijaya
Mataram Kuno
Sejarah dan Lokasi
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah pusatnya disebut Bhumi
Mataram.
Mataram Kuno dibagi menjadi 2 dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra
Dinasti Sanjaya
Bukti-bukti berdirinya Dinasti Sanjaya dapat diketahui melalui Prasasti Canggal (daerah
Kedu) tahun 732 M, Prasasti Balitung, Kitab Carita Parahyangan
Rakai Pikatan -
Mpu Sindok -
Dinasti Syailendra
Bukti berdirinya Dinasti Syailendra adalah dengan ditemukannya prasasti Kalasan,
Kelurak, Ratu Boko, dan Nalanda
Hasil Peninggalan
Candi Borobudur
Candi Mendut
Candi Plaosan
Candi Prambanan