Anda di halaman 1dari 30

Yovela Audrys

XII – IPA / 33
ORDE BARU
Pemerintahan Orde Baru (1966-1998)
Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966.
Tim perumus surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal
Basuki Rakhmat, Brigadir Jeneral M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud

Latar belakang lahirnya Orde Baru :


1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung
lama.

3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%


sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan
bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

Kondisi yang tidak stabil menyebabkan munculnya Tritura:


Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan
tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
a. Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

b. Pembersihan Kabinet Dwikora

c. Penurunan Harga-harga barang.

Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil
dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak
tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap
perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan
berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di
dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan.
Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada
pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana
pemerintahan.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena
akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada
Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat
Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan
negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .
12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.
Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde
Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden
Republik Indonesia.

Tindak Lanjut Supersemar


1. Tanggal 12 Maret 1966, pembubaran dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya

2. Tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar mengamankan 15 orang menteri


yang dinilai tersangkut dalam G 30 S/PKI

3. Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang


disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan.

4. 20 Juni sampai 5 Juli 1966 diadakan Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai
berikut.
- Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan
Supersemar.
- Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan LembagaLembaga
Negara Tingkat Pusat dan Daerah.
- Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI
Bebas Aktif.
- Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
- Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS yang
Bertentangan dengan UUD 1945.
- Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata
Urutan Perundang-undangan di Indonesia.
- Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan PKI
dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.

Langkah yang diambil pemerintah untuk penataan kehidupan Politik :


A. Penataan Politik Dalam Negri
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan
Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA
dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk
menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai
berikut.
- Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
- Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
- Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
- Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk
dan manifestasinya.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden
untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama
Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, yang
meliputi :
- Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
- Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
- Pelaksanaan Pemilihan Umum
- Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
- Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI

2. Pembubaran PKI dan Organisasi Masanya


Suharto sebagai pengembang Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan,
serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya
Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966.
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang
di Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap
terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa
mereka tidak hendak membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban.
3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
- Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan
Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 ( Kelompok Partai
Politik Islam )
- Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai
Murba, IPKI, dan Parkindo ( kelompok partai politik yang bersifat nasionalis )
- Golongan Karya ( Golkar )
4. Pemilihan Umum:
• Pemilu 1971
Diikuti oleh 10 organisasi peserta pemilu yaitu Partai Golongan Karya (236
kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin Indonesia (24 kusi),
Partai Nasional Indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia (7 kursi), Partai
Katolik (3 kursi), Partai Islam Perti (2 kursi), Partai Murba dan Partai IPKI (tak
satu kursipun)
• Pemilu 1977
Jumlah partai sehingga ditetapkan bahwa terdapat 2 partai politik (PPP dan
PDI) serta Golkar. Hasil dari Pemilu 1977 yang diikuti oleh 3 kontestan
menghasilkan 232 kursi untuk Golkar, 99 kursi untuk PPP dan 29 kursi untuk
PDI.
• Pemilu 1982
Golkar berhasil memperoleh tambahan 10 kursi sementara PPP dan PDI
kehilangan 5 kursi.
• Pemilu 1997
Pemilu keenam dilaksanakan pada 29 Mei 1997. Hasilnya:
- Golkar memperoleh suara mayoritas perolehan suara mencapai 74,51 %
dengan perolehan kursi 325 kursi.
- PPP mengalami peningkatan perolehan suara sebesar 5,43 % dengan
perolehan kursi 27 kursi.
- PDI mengalami kemerosotan perolehan suara karena hanya mendapat 11
kursi di DPR. Hal ini disebabkan karena adanya konflik internal dan terpecah
antara PDI Soerjadi dan PDI Megawati Soekarno Putri.
5. Peran Ganda ABRI
Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi
ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan
Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah
tentara pejuang dan pejuang tentara.
MPR menetapkan GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) sejak 1973. GBHN adalah
suatu pola umum pembangunan nasional dengan berbagai rangkaian program.
GBHN tersebut direncanakan didalam pembangunan 5 tahun (Repelita) yang berisikan
program-program konkret yang akan dilaksanakan didalam kurun waktu 5 tahun.
Pembangunan itu tidak terlepas dalam Trilogi Pembangunan, berikut ini Trilogi
pembangunan.
Trilogi Pembangunan
- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
- Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
- Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis.

Selain itu dikumandangkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
sebagai akibat pelaksanaan pembangunan tidak akan bermakna apabila tidak
diiringi dalam memeratakan pembangunan di Indonesia. Oleh karna itu
dicetuskanlah Pelita III yang isinya sebagai berikut.
Pelita III didalam pemerintahan Orde baru terdiri dari Delapan Jalur Pemerataan
yakni:
- Pemerataan pemenuhan kebutuhan utama suatu rakyat yaitu kebutuhan
pangan, sandang serta juga kebutuhan tempat tinggal atau juga perumahan
- Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta pelayanan
kesehatan
- Pemerataan pembagian dalam pendapatan
- Pemerataan dalam kesempatan kerja
- Pemerataan dalam kesempatan berusaha
- Pemerataan dalam kesempatan berpartisipasi dibidang pembangunan terhadap
suatu generasi-generasi bangsa yaitu generasi muda serta generasi kaum wanita
- Pemerataan dalam penyebaran pembangunan di seluruh wilayah di tanah air
- Pemerataan dalam kesempatan memperoleh keadilan

Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada Masa Orde Baru


1. Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia
Di masa pemerintahan Presiden Soekarno, dibentuk suatu Dwikora (Dwi Komando
Rakyat) dengan alasan ialah untuk membantu perjuangan rakyat di Kalimantan Utara.
Dwikora tersebut langsung berada di bawah komando Presiden Soekarno. Dwikora itu
mempunyai tugas ialah membantu rakyat dan juga memerangi neokolonialisme
serta neoimperialisme. tetapi, gerakan tersebut belum berhasil terlaksana,
disebabkan karena bangsa Indonesia itu dikejutkan dengan meletusnya peristiwa
G3OS/PKI.
Normalisasi suatu hubungan Indonesia—Malaysia berhasil dicapai supaya dengan
ditandatanganinya Jakarta di tanggal 11 Agustus tahun1966. Hal tersebut dilanjutkan
dengan penempatan suatu perwakilan pemerintahan di masing-masing negara.
2. Kembalinya menjadi anggota PBB
Selama masa kekuasaan Presiden Soekarno tersebut, Indonesia menyatakan
untuk keluar dari keanggotanan PBB akibat dari terpilihnya Malaysia ialah sebagai
calon kuat Dewan Keamanan PBB padahal Malaysia tersebut adalah negara boneka
Inggris. Maka dengan itu Indonesia kemudian mengancam akan keluar apabila PBB
tetap mencalonkan Malaysia untuk menjadi anggota dewan Keamanan. Indonesia
kemudian menyatakan kembali menjadi anggota PBB serta juga melaksanakan tugas
dan kewajiban yang diberikan oleh PBB yakni di tanggal 28 september tahun 1966.
3. Pendirian ASEAN 8 Agustus 1945
Negara Indonesia tersebut perlu menjalin hubungan kerja sama dengan negara lain
dengan secara regional ataupun dengan global dengan melalui Organisasi ASEAN.
Tujuan awalnya dari didirikannya ASEAN adalah untuk dapat membendung paham
komunis. serta hubungan kerja sama yang dijalin antar negara daro anggota ASEAN
hampir merambah kearah sektor ekonomi, politik, sosial serta juga budaya.
4. Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia
Wilayah timor timur adalah koloni portugas sejak diabad ke 16 tetapi jaraknya yang
cukup jauh maka wilayah Timor Timur tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintahan
portugis.
Di tahun 1975 terjadi suatu kekacauan yangmana tidak jelasnya pemerintahan
tersebut untuk meredakan kekacauan yang terjadi di Timor timur sebagaian
masyakarat timor-timur tersebut menginginkan bergabung dengan indonesia
serta para partai politik di Timor-timur oleh sebab itu Timor-timor dengan secara
resmi bergabung di republik indonesia di bulan juli tahun 1976 di masa pemerintahan
presiden soeharto tetapi ada juga partai politik yang tidak setuju dengan hal tersebut
yaitu fretilin yang terus-menerus memperjuangkan hak-haknya.
Dan pada saat presiden habibie menjabat sebagai presiden RI 1999, ia merasa bahwa
Timor-timur tersebut merupakan duri didalam daging yang memberikan 2(dua)
pilihan yakni bersatu atau berpisah. Dengan digelarnya suatu ajak pendapat. pada
akhirnya Timor-timur tersebut resmi keluar dari negara kesatuan Republik Indonesia
serta membentuk sendiri negara dengan nama Republik Demokrasi Timor Lorose atau
juga Timor timur.

KEBIJAKAN PEMERINTAH ERA ORDE BARU


Menata Kembali Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1. TAP MPRS No.IX/MPRS/1966 (tentang Surat Perintah Presiden 11 Maret 1966)
2. TAP MPRS No.XII/MPRS/1966 (tentang Penegasan Kembali Politik Luar negeri
Indonesia yang Bebas Aktif)
3. TAP MPRS No.XIII/MPRS/1966 (tentang Kabinet Ampera)
4. TAP MPRS No.XV/MPRS/1966 (tentang Pemilihan / Penunjukkan Wapres dan Tatacara
Pengangkatan Pejabat Presiden)
5. TAP MPRS No.XXV/MPRS/1966 (tentang Pembubaran PKI sebagai Organisasi
Terlarang diseluruh wilayah Negara RI,& Larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan
atau mengembangkan paham atau Ajaran Komunis / Marxisme / Leninisme)

Pembentukkan Kabinet Ampera


1. Pada tanggal 25 Juli 1966 Soeharto membentuk Kabinet Ampera (berdasarkan TAP
No. XIII/MPRS/1966) yang menjadi pimpinannya adalah Sukarno dan Pembantu
Pimpinan terdiri atas 5 orang menteri utama dan beranggotakkan 24 orang menteri
2. Tugas pokok Kabinet Ampera adalah Dwi Karya :yakni menciptakan stabilitas
politik,dan Menciptakan Stabilitas Ekonomi
3. Program kerja : Catur Karya, yaitu :
• Memperbaiki sandang pangan
• Melaksanakan pemilu
• Melaksanakan politik luar negeri
• Anti imperialisme dan kolonialisme
• Dalam pelaksanaanya Kabinet Ampera, menimbulkan pertentangan politik
dalam masyarakat, yakni dengan munculnya pendukung Soekarno dan
Soeharto. Akhirnaya Kabinet Ampera dirombak tgl 11 Oktober 1966

Penataan Kehidupan Politik


1. Membubarkan PKI dan organisasi di bawahnya
2. Pemilihan umum pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
3. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) /Ekaprasetia
Pancakarsa
4. Penataan politik luar negeri dengan cara kembali menjadi anggota PBB serta
normalisasi hubungan dengan Malaysia dan Singapura

KEBIJAKAN BIDANG POLITIK


a. Soeharto membuat kebijakan yang beorientasi ke luar negeri juga.
b. Di tokyo tanggal 19-20 September 1966 ada perundingan pembayaran utang
Indonesia
c. Negara maju seperti Jepang, Inggris, AS, Perancis, Itali, Jerman Barat, Belanda
menanggapi baik
d. Paris club : Batas pembayaran diundur dari 1968 jadi 1972 - 1978
e. Utang yang jatuh tempo di 1969, 1970 ditunda dan diberi syarat yang lunak
f. Indonesia juga masuk ke institusi ekonomi dunia
g. World bank / bank of reconstruction and development, international monetary fund,
international development agency, asian development bank.
h. Bukti ekspor, 3 sektor :
• Impor = mencakup impor barang ekonomi seperti pupuk, suku cadang, obat
hama
• Proyek pembangunan = penjualan barang konsumtif digunakan sbagai modal
pembangunan
• Pangan = peningkatan hasil pangan
i. Orde Baru :
• Pembangunan yang merata
• Memusatkan pembangunan di sektor pertanian
• Pencairan dana pembangunan

Perkembangan Indonesia Pada Masa Orde Baru


Pembangunan nasional telah di rencanakan meliputi pembangunan jangka panjang,
pembangunan jangka menengah, pembangunan jangka pendek. Pembangunan jangka
panjang tahap I (PJPT I) berlangsung selama 25 tahun. PJPT I terdiri atas lima tahapan jangka
menengah.
Setiap tahapan jangka menengah waktunya lima tahun yang di kenal dengan nama
pembangunan lima tahun ( pelita ). Setiap pelita di bagi menjadi lima tahapan jangka pendek,
yaitu satu tahunan yang di kenal sebagai pelita tahun pertama dan seterusnya sampai pelita
tahun ke lima.

REPELITA ( Rencana Pembangunan Lima Tahun )


Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat
oleh pemerintah Orde baru di Indonesia.
• Repelita I ( 1 April 1969 - 31 Maret 1947 )
Repelita ini menekan pada rehabilitasi ekonomi, khususnya mengangkat hasil
pertanian dan penyempurnaan system irigasi dan transportasi. Hampir seluruh target
disector produksi berhasil di capai, bahkan produksi beras meningkat 25%. Repelita I
bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada
bidang pertanian
• Repelita II ( 1 April 1974 - 31 Maret 1979 )
Repelita II menekankan pada peningkatan standar hidup bangsa Indonesia. Tujuan
tersebut di wujudkan dengan menyediakan pangan, dan papan yang lebih baik,
meningkatkan pemerataan kesejahteraan, dan menyediakan lapangan kerja. Repelita
II bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura,
di antaranya melalui transmigrasi
• Repelita III ( 1 April 1979 - 31 Maret 1989 )
Pelita ini menekankan pada sector pertanian untuk mencapai swasemada pangan dan
pemantapan industri yang mengolah bahan dasar atau bahan baku menjadi bahan
jadi. Pelita II meningkat 274% di banding pelita sebelumnya. Penduduk yang hidup d
bawah garis kemiskinan tinggal 26,9 % dari jumlah penduduk tahun 1980. Tujuan
pembangunan adalah pemerataan pendidikan dasar dan peningkatan keahlian di
semua bidang, melibatkan generasi muda dan wanita dalam pembangunan.
• Repelita IV ( 1 April 1984 - 31 Maret 1989 )
Pelita ini menekankan pada sector pertanian untuk mempertahankan swasembada
pangan sekaligus meningkatkan industri yang dapat memproduksi mesin-mesin untuk
industri ringan maupun berat. Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tinggal
16,4% dari jumlah penduduk tahun 1987. Masa ini adalah masa keberhasilan orde
baru, misalnya program KB.
• Repelita V ( 1 April 1989 - 31 Maret 1994 )
Pelaksanaan pembangunan sudah tidak merata. Adanya tingkat korupsi yang tinggi,
dan utang luar negeri yang sangat banyak. Repelita V menekankan bidang
transportasi, komunikasi dan pendidikan
• Repelita VI ( 1 April 1994 - 31 Maret 1999 )
Masa kejatuhan pada pemerintahan Orde Baru. Utang luar negeri yang mencapai 136
miliyar dolar Amerika Serikat pada tahun 1997. Pada tahun ini pemerintah kehilangan
kepercayaan, pada tahun 1998 Presiden Soeharto turun dari jabatannya.

KEBIJAKAN BIDANG SOSIAL POLITIK


Langkah yang dilakukan Soeharto adalah melakukan fusi partai politik. Praktik tersebut
dilakukan pada tahun 1975, yang berdasar UU no. 3 tahun 1975.

1. Kelompok Demokrasi Pembangunan (11 Januari 1973), terdiri atas Partai Nasional
Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, dan Partai Murba.

2. Kelompok Persatuan Pembangunan ( 5 Januari 1973), terdiri atas Nahdlatul Ulama,


Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia.

3. Kelompok Golongan Karya terdiri dari berbagai organisasi profesi, seperti organisasi
buruh, organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan.

Soeharto tidak hanya melakukan restrukturisasi Partai Politik, tetapi melakukan pemilu yang
kedua. Pada tanggal 23 Mei 1970, Soeharto mengeluarkan Surat Keputusan no 43. Surat itu
berisi pengumuman nama-nama Partai Politik yang akan berpartisipasi dalam pemilu.

Hasilnya ada 3 pemenang besar dalam pemilu tanggal 3 Juli 1972. Urutan pertama adalah
Golongan Karya dengan 227 kursi, urutan kedua dipegang oleh Nahdlatul Ulama dengan 58
kursi, dan PNI menempati urutan ketiga dengan 20.

Tujuan parpol : Sebagai wadah aspirasi masyarakat saat itu

Pemilu 1977 terdapat 3 Parpol, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) dan Golongan Karya. Golkar selalu menang dan dijadikan mesin politik

Menguatnya Peran Negara


1. Pemusatan

2. Strategi Agregasi

3. Kebebasan Media Massa


Menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Politiknya diwarnai oleh
usaha-usaha pemanfaatan Pancasila dan UUD 1945 itu untuk kepentingan melanggengkan
kekuasaan

1. Lembaga kepresidenan = center of power (Terpusatnya kekuasaan pada tangan


presiden)

Akibat : peranan negara makin lama makin kuat dan mendominasi seluruh alat-alat
negara yang ada dibawahnya.

Secara eksplisit dalam pasal-pasal UUD 1945 (sebelum amandemen), kewenangan


presiden memang begitu besar dalam mengatur alat-alat negara

Kewenangan ini dimanfaatkan oleh Orba untuk mempertahankan kekuasaannya,


sehingga kekuasannya dapat berjalan sedemikian lama

Pasal 7 UUD 1945 (sebelum amandemen) : bahwa masa jabatan presiden berlangsung
selama 5 tahun dan selanjutnya dapat dipilih kembali.

Mengapa Soeharto dapat bertahan selama 32 tahun?

- Kontrol presiden yang besar terhadap rekruitmen politik baik pada institusi
pemerintah maupun non-pemerintah

- Posisi presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata

- Otoritas personal (gelar) presiden yang dijadikan sumber legitimasi


kekuasaan

- Sumber daya keuangan presiden yang amat besar

- Dukungan yang kuat dari basis militer

- Sistem ekonomi liberal yang digagasnya memperoleh banyak dukungan


dari dunia internasional

- Kondisi sosial ditopang oleh kekuatan Golkar

2. Strategi Agregasi Soeharto : Sistem Reward and Punishment


- Orang yang mendukung kekuatan Orba : diberi penghargaan oleh Soeharto
- Orang yang menentang kekuatan Orba : dipenjarakan

3. Media Massa : Adanya kebebasan pers dan media. Seperti Harian Tempo, Detik dan
Editor pada bulan Juni 1994
DAMPAK ORDE BARU
A. Segi Politik
Dampak Positif
- Pemerintahmampu membangun pondasi yang kuat bagikekusaan
lembagakepresidenan
- Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga
- Kontrol parpol oleh pemerintah

Dampak Negatif
- Pemerintahan yang otoriter, dominatif dan sentralistis
- Dominasi Partai Golkar
- Otoritarianisme dalam berbagai aspek dan sangat merugikan rakyat
- Pemerintah gagal memberikan pelajaranberdemokrasi
- Sistem perwakilan bersifat semu
- Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN
- Kebijakan politik yang birokratis, tidak demokratis,dan cenderung KKN
- Dwifungsi ABRI terlalu mengakar
- Kondisi politik dalam penegakan hukum yang lemah

B. Segi Ekonomi
Dampak Positif
- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
- Swasembada beras
- Penurunan angka kemiskinan
- Perbaikan kesejahteraan rakyat
- Penurunan angka kematian bayi
- Angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat

Dampak Negatif
- Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
- Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
- Konglomerasi
- Pencemaran lingkungan hidup dan SDA
- Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolonganpekerjaan, antarkelompok dalam
masyarakat semakin tajam
- Muncul kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
- Pembagunan cenderung terpusat dan tidak merata
- Terpuruknya perekonomian nasional Indonesia
- Pembangunan yang tidak seimbang
- Pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi secara fundamental pembangunan ekonomi
sangat rapuh

C. Segi Teknologi
Dampak positif
- Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk memberantas hama penyakit
- Proses pengolahan lahan menjadi cepat
- Proses pengolahan hasil menjadi cepaT

Dampak negatif
- Pencemaran air maupun tanah akibat penggunaan pestisida yang berlebih
- Penggunaan pestisida menjadi senyawa yang membahayakan kehidupan
- Pelaksanaan monokultur menyebabkan kesimbangan alam terganggu serta
berjangkitnya hama dan penyakit.
- Adanya sistem peladangan berpindah atau penebangan pohon dalam jumlah besar
- Meningkatnya kegitan penggalian sumber alam, pertambangan liar yang kurang
memperhatikan kondisi lingkungan
- Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia (pengangguran)

D. Segi Industrialisasi
Dampak positif : tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja
Dampak negatif
- Munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi yang ditandai oleh kemiskinan
- Munculnya patologi sosial (penyakit sosial) seperti kenakalan remaja dan kriminalitas

Peristiwa Kelam
Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari). Peristiwa demonstrasi mahasiswa dan
kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974, saat Perdana Menteri Jepang Kakuei
Tanaka berkunjung ke Jakarta (14 - 17 Januari 1974)
Penyebab :
1. Menolak investasi Jepang
2. Masyarakat menuntut pembubaran lembaga Komando Operasi Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib) dan Asisten Presiden (Aspri) karena dianggap memiliki
kekuasaan luar biasa besar
3. Terjadinya korupsi di Pertamina
4. Protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Terjadinya Peristiwa
1. Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangan PM Jepang dengan
berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma
2. Gagal karna dijaga ketat
3. Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk pada
akhir tahun 1973 : momentum untuk demonstrasi antimodal asing
4. Klimaks : kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan
dan merupakan puncak demo.
5. Beberapa wilayah di Jakarta terjadi pembakaran dan penjarahan massal, seperti
Proyek Senen, pabrik Coca Cola, showroom Toyota Astra, dan sejumlah tempat
lainnya
6. Sedikitnya 11 orang meninggal, 300 luka-luka, 775 orang ditahan
7. Sebanyak 807 mobil, 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 bangunan rusak
8. Sebanyak 160 kg emas hilang dari toko perhiasanonstrasi. Demonstrasi menjadi
kerusuhan massa
9. Aparat keamanan dan pemerintah : mengendalikan keadaan sekitar waktu magrib
10. Ketua Dewan Mahasiswa UI Hariman Siregar ditangkap Kopkamtib, diikuti gelombang
penangkapan yang mencapai ratusan orang. 3 aktivis dihadapkan ke meja hijau :
Hariman Siregar, Syahrir, dan Aini Chalid
11. Dakwaan melakukan makar melawan pemerintah dan divonis bersalah sehingga harus
menjalani masa tahanan selama 2-4 tahun.
12. Tokoh-tokoh lainnya yang terlibat, seperti Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Fahmi Idris,
Rahman Tolleng, Judil Hery Justam, dan lain-lain ditahan tanpa pengadilan selama 1-
2 tahun.
13. Keadaan kembali normal : tanggal 17 dan 18 Januari 1974.
14. Situasi keamanan belum sepenuhnya pulih, sehingga keberangkatan PM Jepang pada
17 Januari 1974 pukul 08.00 dari istana diantar Presiden Soeharto dengan helikopter
dari Bina Graha ke pangkalan udara Halim Perdanakusuma.

Akibat Peristiwa Malari


- Presiden Soeharto memberhentikan Jenderal Soemitro sebagai Panglima Kopkamtib
dan kemudian langsung mengambil alih jabatan itu
- Jabatan Asisten Pribadi Soeharto (Ali Soemitro) dibubarkan
- Kepala Bakin (Badan Koordinasi Intelijen Negara) Sutopo Juwono digantikan oleh Yoga
Sugama
- Dilaksanakan NKK/BKK untuk mahasiswa

Normalisasi Kehidupan Kampus dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK)


- Pembatasan hak-hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul
- Berbagai gerakan yang berbeda dengan asas tunggal pancasila langsung dihukum
RUNTUHNYA ORBA
Penyebab Utama
1. Adanya krisis moneter tahun 1997
2. Kondisi ekonomi Indonesia sejak tahun 1997 semakin memburuk
3. KKN semakin merajalela
4. Kemiskinan rakyat terus meningkat
5. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok
6. Munculnya kerusuhan sosial
7. Muncul demonstrasi 12 Mei 1998 (Peristiwa Trisakti)

Upaya Soeharto
1. Berjanji akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi
2. Membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu; UU
Kepartaian; UU MPR, DPR, dan DPRD; UU Antimonopoli dan UU Antikorupsi

Ada 14 Menteri menolak untuk diikutsertakan sehingga menyebabkan Presiden Soeharto


mundur darI jabatannya Tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J.
Habibie.

Masa Kepemimpinan B.J.Habibie


Ketika Habibie mengganti Soeharto sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998, ada lima isu
terbesar yang harus dihadapinya, yaitu :
a. Masa depan ABRI
b. Masa depan Reformasi
c. Masa depan daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia
d. Masa depan Soeharto, keluarganya, kekayaannya dan kroni-kroninya
e. Masa depan perekonomian dan kesejahteraan rakyat

Beberapa kebijakan yang berhasil dikeluarkan Habibie


A. Kebijakan Dalam Bidang Politik
UU No. 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik
UU No. 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum
UU No. 4 Tahun Tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR

B. Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi


1. Habibie berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan
UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik ( Undang -
undang Nomor 2 Tahun 2008 ) dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah (
UU no 32 thn 2004 )
2. Habibie berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara
Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah
pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp
6.500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan
selanjutnya
Apa itu UU Anti Monopoli? Terdapat dalam UU Pasal 50 Huruf G UU No. 5/1999,
karena sebelum UU tersebut diundangkan muncul iklim persaingan usaha yang tidak
sehat di Indonesia. Salah satu bentuk reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh
International Monetary Fund untuk bersedia membantu Indonesia keluar dari krisis
ekonomi. Berlaku efektif pada tanggal 5 Maret 2000 untuk mengawasi dan
menerapkan Undang-undang ini dibentuk Komisi Pengawas Pengawas Persaingan
Usaha atau disingkat KPPU ( berdasar pasal 30 UU No. 5/1995 )

C. Kebebasan Pada Masyarakat


1. Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal
ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi.
2. Habibie juga membebaskan para tahanan politik
3. Membentuk sebuah Kabinet dengan tujuan mendapatkan dukungan dari Dana
Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program
pemulihanekonomi

D. Pelaksanaan Pemilu
1. Berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang
demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik
2. Memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur ( sekarang Timor
Leste ) tanggal 30 agustus 1999
3. Mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau
masih tetap menjadi bagian dari Indonesia.
4. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama
Republik Demokratik Timor Leste dengan presidennya yang pertama Xanana Gusmao
dari Partai Fretilin

Keberhasilan Habibie yang patut dibanggakan


1. Habibie memperoleh nama harum di kalangan generasi muda pasca reformasi. Hal
ini disebabkan bahwa ia adalah satu-satunya presiden dalam sejarah yang
memegang “negara yang mengalami disintergrasi parah, birokrasi yang bobrok
dan militer yang mentalnya rendah” tapi berhasil menyelamatkan negara tersebut
dan memberi fondasi baru yang kokoh bagi penerusnya.
Peringkat Negara Gagal Tahun 2010
Somalia (0)
Chad (+2)
Sudan(0)
Zimbabwe(-2)
Republik Demokratik Kongo (0)
Afganistan (+1)
Irak (-1)
Republik Afrika Tengah (0)
Guinea(0)
Pakistan (0)
Haiti(+1)
Pantai Gading (-1)
Kenya (+1)
Nigeria (+1)
Yaman(+4)
Burma (-3)
Ethiopia (-1)
Timor Leste (+2)
Korea Utara(-2)
2. Memang pada masa Habibie Indonesia harus melepas Timor Timur, tetapi ia berhasil
mempertahankan wilayah eks Hindia Belanda tetap bersatu dalam Republik
Indonesia.

BJ HABIBIE
 Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai Presiden RI.
 Smua IDR pada akhirnya sampai di Indonesia, Pak Harto memerintahkan 49 orang
JENDERAL ( 7 orang Jenderal Bintang 4 & 42 orang Jenderal Bintang 2) untuk
mengamankan gudang2 IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.
 BJ Habibie dipolitisir oleh Amerika Serikat untuk realisasi Referendum di TimTim, dengan
janji apabila terlaksana dengan 'JUJUR & ADIL' maka Habibie akan didukung untuk
menjabat sebagai Presiden RI untuk selanjutnya.
NOTE :
Habibie ditipu mentah2 oleh AS & sekutunya. Hasil jajak pendapat dimanipulasi ( yang
dihitung di Gedung Putih,Amerika Serikat, tidak dihitung di lapangan ) dan berujung pada
lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie dampak tertipu politik praktis.
Karena Habibie sejatinya bukan org misi Amerka Serikat, melainkan Habibie adalah
Jermanisme.
 Rapuhnya Pemerintahan RI & sebagian besar tokoh2 negara terlibat dalam dosa
"KERUSUHAN MEI". Amerika Serikat pegang kartu tokoh2 negara tersebut, lalu leluasa
untuk mendikte pemerintah. Boleh dikata,s emenjak itu pemerintahan hanya menjadi
boneka Amerika Serikat dan tidak mampu untuk lepas dari cengkraman Amerika.
KABINET BJ HABIBIE
Adapun Catur Krida Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:
• Pertama, trilogi pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan
pemerataan, sebagai landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji
selama ini dan telah kita laksanakan.
• Kedua, kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan
percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang
timbul akibat globalisasi.
• Ketiga, ketahanan nasional. Dari kemandirian, kebersamaan, dan kekeluargaan itulah
tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan dan ketangguhan bangsa kita
menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
• Keempat, persatuan dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan
nasional dalam menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Nama – nama Kabinet


1. Menteri Dalam Negeri : R. Hartono
2. Menteri Luar Negeri : Ali Alatas
3. Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI : Wiranto
4. Menteri Kehakiman : Muladi

Pembentukan Kabinet Baru Jakarta 20 Mei 1998 Kepada Yth. Bapak Presiden RI
Dengan hormat
Bersama surat ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi
terhadap situasi akhir-akhir ini terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa
situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak
diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya mengenai reformasi di segala bidang,
seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR-RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada hari
selasa, 19 Mei 1998.
Dalam hubungan itu kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru
sebagaimana yang bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia
diikutsertakan dalam kabinet baru tersebut.

Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya
pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur krida Kabinet
Pembangunan VII. Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Nama anggota kabinet pembangunan VII
• Ir. Akbar Tanjung
• Ir. Drs. AM. Hendropriyono, SH, SE, MBA
• Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita
• Ir. Giri Suseno Hadihardjono, MSME
• Dr. Haryanto Dhanutirto
• Prof. Dr. Ir. Justika S. Baharsjah, M.Sc
• Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc
• Ir. Rachmadi Bambang Sumadhijo
• Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramelan, M.Sc
• Subiakto Tjakrawedaya, SE
• Sanyoto Sastrowardoyo, M.Sc
• Ir. Sumahadi, MBA
• Drs. Theo L. Sambuaga
• Tanri Abeng, MBA.

PEMERINTAHAN GUSDUR
Pendahuluan
Pada 20 Oktober 1999 Abudrrahman Wahid alias Gus Dur dipilih menjabat sebagai Presiden
RI keempat setelah B.J.Habibie.

Latar Belakang Pemerintahan Gus Dur


- Pada Juli 1999, Amien Rais membentuk Poros Tengah dan mulai menominasikan Gus
Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden.
- Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan
Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden.
- Pada 19 Oktober 1999, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur
- Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru

Program - program Gus Dur


a. Membentuk tim ekonomi, berdampak:
- Ekonomi Indonesia pada tahun 2000 mampu tumbuh 4,8 %
- Ekspor nasional juga terdongkrak naik hingga menyentuh 62 miliar dolar AS
- Surplus neraca perdagangan sebesar 28,6 miliar dolar AS
b. Melakukan dua reformasi pemerintahan:
- Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan, senjata utama
rezim Soeharto dalam menguasai media
- Reformasi kedua adalah membubarkan Departemen Sosial yang korup
- Berusaha menjalin hubungan dengan Israel
c. Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur nasional
d. Pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa
e. Mempercepat proses perizinan termasuk di antaranya adalah Sistem Adminsitasi
Badan Hukum (sisminbakum)
f. Memotong subsidi pendidikan secara bertahap
g. Pemberlakuan kebijakan otonomi kampus

Penyebab Kejatuhan Pemerintahan Era Gus Dur


- Pemerintahan Gus Dur memang tidak dipersiapkan jauh hari
- Pemerintahan Gus Dur juga harus berlomba dengan waktu
- Pemerintah Gus Dur saat itu berhadapan dengan dua pilihan yang bersifat trade off
antara efektivitas pemerintahan dan utang budi politik
- Gus Dur pribadi masih memerlukan waktu untuk mentransformasikan dirinya
- Pada tahun 2000, muncul skandal Buloggate dan Bruneigate

PEMERINTAHAN MEGAWATI
Presiden Megawati merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden
Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Megawati
Soekarnoputri ( lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947 ) merupakan Presiden Indonesia yang
kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan
residen wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak
ayahnya menjadi presiden. Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa
MPR pada tahun 2001.
Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23
Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur.
Megawati adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. IbunyaFatmawati kelahiran Bengkulu di
mana Sukarno dahulu diasingkan pada masa penjajahan belanda. Megawati dibesarkan
dalam suasana kemewahan di Istana Merdeka.

Perjalanan pendidikan
- SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)
- SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)
- SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)
- Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)
- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai)
Karier Politik
• 1986
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta
Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun
menjadi anggota DPR RI.
• 1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati
terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum
• 1996
Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI.
Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan
tidak mengakui Kongres Medan. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah.
Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau
surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI.
Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara
paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro. Ancaman Soerjadi kemudian
menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut
kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan
pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang
dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa
aktivis mendekam di penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia
makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian
kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI
di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai
Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
• 1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan
suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai
Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega
sendiri memilih golput saat itu
• 1999
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari
tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi
presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain:
memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting
pemilihan Presiden: 373 banding 313 suara.
• 2001
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus
menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid,
setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa
MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah
Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
• 2004
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi
demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah,pemilihan umum presiden
secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu
keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40% - 60%)
dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak
kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada
masa pemerintahannya.

Perjalanan karier
• Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung, 1965)
• Anggota DPR-RI(1993)
• Anggota Fraksi DPI Komisi IV
• Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI (1987-1997)
• Ketua Umum PDI versi Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang dipimpinnya berganti
nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999 sampai sekarang
• Wakil Presiden Republik Indonesia (Oktober 1999 - 23 Juli 2001)
• Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli 2001 - 2004)

Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan
pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan
meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal
korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam
pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan
negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan
presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati disebut dengan
kabinet gotong royong.

Agenda Utama
• Pemulihan ekonomi
• Pengentasan kemiskinan
• Memberantas KKN
Kabinet Pemerintahan Megawati : Gotong Royong
Presiden : Megawati Soekarnoputri
Wakil Presiden : Hamzah Haz
Menteri Koordinator Menko Bidang Polkam : Susilo Bambang Yudhoyono
Menko Bidang Perekonomian : Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat : M. Jusuf Kalla

Menteri Yang Memimpin Departemen


Menteri Dalam Negeri : HARI SABARNO
Menteri Luar Negeri : HASSAN WIRAYUDA
Menteri Pertahanan : MATORI ABDUL DJALIL
Menteri Kehakiman dan HAM : YUSRIL IHZA MAHENDRA
Menteri Keuangan : BOEDIONO
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral : PURNOMO YUSGIANTORO
Menteri Perindustrian dan Perdagangan : RINI MARIANI SOEWANDI
Menteri Pertanian : BUNGARAN SARAGIH
Menteri Kehutanan : MOHAMAD PRAKOSA
Menteri Perhubungan : AGUM GUMELAR
Menteri Kelautan dan Perikanan : ROKHMIN DAHURI
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : JACOB NUWA WEA
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah : SOENARNO
Menteri Kesehatan : ACHMAD SUYUDI
Menteri Pendidikan Nasional : ABDUL MALIK FADJAR
Menteri Sosial : BACHTIAR CHAMSYAH
Menteri Agama : SAID AGIL HUSIN AL MUNAWAR

Menteri Negara
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata : I GDE ARDHIKA
Menteri Negara Riset dan Teknologi : HATTA RADJASA
Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah : ALIMARWAN HANAN
Menteri Negara Lingkungan Hidup : NABIEL MAKARIM
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan : SRI REDJEKI SUMARYOTO
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : FEISAL TAMIN
Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia : MANUEL KAISIEPO
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : KWIK KIAN GIE
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara : LAKSAMANA SUKARDI
Menteri Negara Komunikasi dan Informasi : SYAMSUL MU'ARIF
Pejabat Berkedudukan Setingkat Menteri
1. Panglima TNI
• Laksamana TNI Widodo As (2000-2002)
• Jenderal TNI Endriartono Sutarto (2002-2004)
2. Jaksa Agung : M. Rahman
3. Sekretaris Negara/Sekretaris Kabinet : Bambang Kesowo
4. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara : Am Hendropriyono

Kemajuan Pemerintahan
- Pada akhirnya kepatutan politik harus dijalankan dan diterima oleh semua pihak
ketika Ibu Megawati terpilih secara aklamasi di MPR untuk menjadi Presiden RI
yang ke 5.
- Sejak pertama kali dilantik, pemerintahannya memberikan kondisi yang kondusif
untuk membangun kembali ekonomi yang porak-poranda sejak terjadinya krisis,
pendarahan, dan koma ekonomi - politik sejak 1998, hingga 2001.
- Memberikan suasana yang kondusif bagi situasi keamanan dan gonjang-ganjing
politik.
- Menstabilkan fundamental ekonomi makro yang porak poranda sejak 1998,
meliputi inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, Angka kemiskinan, dan Pertumbuhan
Ekonomi.
- Nilai Kurs Rupiah yang Stabil dan stabilnya harga bahan-bahan pokok.
- Menyehatkan perbankan nasional yang runtuh setelah 1998 yang ditandai dengan
dibubarkannya BPPN pada Feb 2004
- Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia
sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri. Berani
menghentikan hutang baru.
- Kemauan yang kuat untuk menyelesaikan masalah BLBI sejak 1998
- Dimulainya pemberantasan KKN dan penegakan hokum
- Tidak menyeret mantan penguasa ke pengadilan sesuai tuntutan arus reformasi,
karena kerusakan memori sehingga pengadilan tidak akan berjalan semestinya, dan
demi penghormatan kepada mantan pemimpin negara
- Keberanian menerbitkan Keppres no 34/2004 tentang penertiban bisnis TNI
- KPK (Komisi Pemberantasn Korupsi) didirikan pada masa pemerintahan Megawati
pada tahun 2003 dan Undang-Undang KPK tahun 2002.
- Dimulainya pemberantasan kejahatan narkotika secara konsisten. Dibangun dan
diresmikannya LP Khusus narkotika di Cipinang.
- Tidak membiarkan pemerintahannya terkooptasi oleh konflik kepentingan
konglomerat atau pengusaha
- Berhasil menghasilkan 45 milyar USD dari penjualan LNG Tangguh ke China, Korea,
Meksiko untuk selama 20 tahun ke depan, pada saat ekonomi negara bangkrut
bagaikan pengemis yang tak dilirik sama sekali. Harga kontrak dapat dievaluasi
setiap 4 tahun. Negara tidak merugi sepeserpun.
- Menyehatkan BUMN. Tidak terjadi ledakan privatisasi BUMN untuk menghentikan
pendarahan perusahaan BUMN dan kebangkrutan ekonomi, dan tidak
menjadikannya sebagai sebuah program.
- Harga BBM yang stabil tidak naik dan tidak berubah berkali-kali, tidak terjadi
kelangkaan pasokan minyak, dan melakukan operasi pasar yang efektif untuk
menstabilkan harga bahan pokok,dan tidak terjerumus menilai rakyat kecil dengan
membagi-bagikan uang.
- Mulai membangun sistem ekonomi kerakyatan. Mulai membangun infrastruktur di
daerah tertinggal
- Menekan defisit anggaran dalam APBN setiap tahun sehingga penghematan yang
dilakukan dapat digunakan untuk biaya pendidikan, bebas SPP untuk SD sampai
SLTP, Beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa yang berprestasi, dan bebas biaya
pengobatan untuk puskesmas di pinggiran. Tidak terjerumus dengan kata ‘gratis’
- Berhasil menghasilkan Devisa negara hanya dalam dua tahun mengimbangi
perolehan devisa 25 tahun dalam pemerintahan sebelumnya.
- Berhasil menarik Pajak yang jumlahnya sama dengan pajak sembilan tahun dan
menghentikan hutang baru.
- Membeli pesawat tempur Sukhoi & heli Mi-35 dari Rusia tanpa memberatkan APBN
dan gembar-gembor, menjaga citra kemandirian Indonesia dari kooptasi AS
- Politik luar negeri yang lebih bebas dan aktif diantaranya dengan mengutuk agresi
militer AS dan menolak permintaan AS untuk menyerahkan tahanan dari Indonesia
- Didirikannya Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia
- Keberhasilan mengungkap dan menangkap para pelaku terorisme termasuk pelaku
bom bali I (satu), berhasil mengungkap jaringannya, sehingga teror pada tahun
berikutnya menjadi berkurang. Kapolri : Dai Bachtiar. NB : Bom Bali II tidak meledak
pada masa pemerintahan Megawati
- Memulai dan melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah
pembangunan berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-
Bandung) sekaligus dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura
(Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi sistem
transportasi dengan Busway.
- Bergairahnya kembali ekonomi dirasakan oleh masyarakat, antara lain dengan
stabilnya harga bahan pokok, menjamurnya bisnis pulsa handphone, mobil
“murah” Avanza, Xenia, pembangunan, dll.
- Pemerataan pembangunan dengan membentuk propinsi baru berdasarkan
kebutuhan yaitu Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua
Barat
- Mengembalikan proporsi pendapatan Arun sebagian besar kepada rakyat Aceh dgn
status daerah Otonomi Khusus menangkap petinngi GAM dan anggota GAM yang
bersenjata dan yang sering melakukan pembakaran dan penarikan pajak tidak sah,
dengan melibatkan wartawan dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran HAM.
Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM.
- Dimulainya diplomasi-diplomasi internasional dan perjanjian damai RI-GAM
(sebelum terjadi tsunami), juga melalui perjanjian Helsinski dengan prakarsa Pak
Jusuf Kalla (Menkokesra)
-
Pemerintahan Megawati Dinilai Berhasil
- Berhasil membangun kembali prekonomian bangsa yang sempat terpuruk sejak
Soeharto lengser dari kekuasaannya.
- Pemerintah telah menyelesaikan amandemen UUD 1945.
- Berhasil melakukan check and balance atau menyeimbangkan kedudukan dan
kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif.
- Kebebasan pers juga berlangsung seperti harapan banyak pihak.
- Berhasil mengembangkan ekonomi makro, antara lain rendahnya tingkat inflasi
dan stabilnya cadangan devisa negara.
- Tingkat inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil, cadangan devisa stabil, dan
menurunnya suku bunga bank.

Kekurangannya
- Belum berhasil menegakkan hukum (law enforcement).
- Menyebut aspek koordinasi antara pemerintahan pusat dan daerah, selama
Pemerintahan Mega, sangat kurang.
- Permasalahan yang dihadapi yaitu terorisme, gerakan separatisme di Aceh, Riau
dan Papua, konflik komunal dan gangguan terhadap ketertiban umum
- Belum bisa menangani masalah kesejahteraan sosial. Misalnya : penyediaan
lapangan kerja
- 40 juta penganggur yang ada nyaris tak berkurang secara signifikan sejak awal
masa pemerintahan Megawati
- Laju pertumbuhan ekonomi yang tak juga membaik
Pergantian Presiden
Masa jabatan Megawati habis dan ia mencalonkan diri menjadi presiden kembali namun
Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap
kedua pemilu presiden 2004.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Raja-raja yang Memerintah

Nama Raja Ibu Kota Catatan Sejarah

Srivijaya Kedukan Bukit (683) Talang Tuo (684) dan


Dapunta Hyang Sri Jayanasa Kota Kapur Penaklukan Malayu penaklukan
Jawa

Parasati Ligor
Raja Balaputeradewa

Maharaja Jawa Prasasti Ligor menaklukkan Kamboja


WisnuDharmmatunggadewa

Dharanindra Jawa Prasasti Candi Kalasan 778


Sanggramadhananjaya

Samaragrawira Jawa Prasasti Nalanda

Sri Sanggrama Jawa Kerajaan sriwijaya perlahan runtuh –


Wijayatunggawarman Prasati Chola

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya


 Sebagai pusat perdagangan Internasional

 Merupakan kerajaan maritim

 memiliki aneka komoditi seperti kamper, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga,
gading emas dan timah

Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya


 Masyarakatnya bersifat majemuk

 Sudah mengenal stratifikasi sosial

Hasil Peninggalan
 Prasati Kedukan Bukit
• Selamat ! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas

• paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyang naik di

• sampan mengambil siddhayātra. di hari ke tujuh paro-terang

• bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga

• tambahan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan

• dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu

• tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)

• sukacita. di hari ke lima paro-terang bulan....(Asada)

• lega gembira datang membuat wanua....

• Śrīwijaya jaya, siddhayātra sempurna....

 Prasasti Kota Kapur

 Keberhasilan ! (disertai mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya)


 Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi
Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan
segala sumpah !
 Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan ini akan ada
orang yang memberontak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang
berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;
 yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk,
yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu;
biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena
kutuk biar sebuah ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan datu
atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka
 dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua perbuatannya yang
jahat; seperti mengganggu :ketenteraman jiwa orang, membuat orang sakit,
membuat orang gila, menggunakan mantra, racun, memakai racun upas dan tuba,
ganja,

 Prasasti Ligor

 Prasasti Nalanda

Keagamaan
 Mayoritas agama Buddha
 Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana

 Agama Islam juga merupakan salah satu agama yang dianut masyarakat Sriwijaya

Mataram Kuno
Sejarah dan Lokasi
 Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah pusatnya disebut Bhumi
Mataram.

 Mataram Kuno dibagi menjadi 2 dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra

Dinasti Sanjaya
Bukti-bukti berdirinya Dinasti Sanjaya dapat diketahui melalui Prasasti Canggal (daerah
Kedu) tahun 732 M, Prasasti Balitung, Kitab Carita Parahyangan

Raja – raja yang memerintah


Nama Raja Catatan Sejarah
Raja Sanna Kitab Carita Parahyangan

Raja Sanjaya Kitab Carita Parahyangan

Raja Rakai Penangkaran Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Kalasan

Rakai Pikatan -
Mpu Sindok -

Dinasti Syailendra
 Bukti berdirinya Dinasti Syailendra adalah dengan ditemukannya prasasti Kalasan,
Kelurak, Ratu Boko, dan Nalanda

 Berkuasa di daerah Bagelan dan Yogyakarta pada pertengahan abad ke-8

Raja – raja yang memerintah


Nama Raja Catatan Sejarah
Raja Wisnu -
Raja Indra -
Raja Samaratungga Candi Borobudur
Pramodhawardani -

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno


Mata pencaharian utama dari rakyat Mataram Kuno adalah pertanian, beternak, dan
pengrajin, sementara masalah perdagangan kurang mendapat perhatian.

Kehidupan Sosial Kerajaan Mataram Kuno


ditafsirkan sudah teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan
tenaga rakyat secara bergotong-royong.
Keagamaan
 Dinasti Sanjaya
Dinasti yang bercorak Hindu
 Dinasti Syailendra
Dinasti yang bercorak Buddha

Hasil Peninggalan
 Candi Borobudur

 Candi Mendut

 Candi Plaosan

 Candi Prambanan

Anda mungkin juga menyukai