Anda di halaman 1dari 22

1

ANALISIS KUALITAS DAN KELAYAKAN


PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
SEPATU FORMAL MR. ARIAL

Dirancang untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


Perancangan dan Pengembangan Produk
Tahun Ajaran 2019/2020

Disusun oleh:
Syahrial Yusuf/1710631140009

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II Analisis Kualitas 3
2.1 Perhitungan Nilai Kepentingan Konsumen 3
2.2 Mengevaluasi Atribut-Atribut Persaingan Produk 6
2.3 Mengembangkan Matriks Perancangan Produk 8
2.4 Penetapan Target 9
2.5 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan 10
2.6 Kembangkan Prioritas Deskripsi Secara Teknik 13
2.7 Gambar Produk Inovasi 14
BAB III Analisis Kelayakan Bisnis 15
3.1 Analisis Total Capital Investment (TCI) 15
3.2 Analisis Biaya Tetap 15
3.3 Analisis Biaya Variabel 16
3.4 Total Biaya Produksi 16
3.5 Biaya Pembuatan 16
3.6 Biaya Pengeluaran Umum 16
3.7 Metode Net Present Value (NPV) 16
3.8 Metode Break Event Point (BEP) 17
3.9 Metode Internal Rate of Return (IRR) 18
3.10 Metode Payback Periode (PBP) 19
3.11 Metode Benefit Cost Ratio (BCR) 20
BAB IV Kesimpulan 21

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Alas kaki, khususnya sepatu, merupakan media bagi penggunanya dalam
menunjang aktivitas sehari-hari. Berbagai macam jenis dan model telah dirancang
dalam menyesuaikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sepatu sendiri bertujuan
sebagai alat keselamatan bagi penggunanya, atau bisa digunakan untuk menunjang
penampilan supaya menarik namun harus tetap mempertahankan keergonomisan
dari sepatu tersebut. Basuki (2003) membagi sepatu berdasarkan fungsinya yang
meliputi sepatu olahraga, sepatu formal, sepatu kerja dan sepatu santai. Sepatu
olahraga berfungsi untuk meningkatkan kinerja saat berolahraga dan menghindari
cedera sedangkan sepatu formal digunakan dalam menunjang penampilan, biasanya
jenis sepatu ini terbuat dari kulit. Kemudian sepatu kerja merupakan sepatu yang
digunakan dalam keselamatan kerja bagi penggunanya sehingga sepatu ini didesain
seara khusus dan dengan bahan yang khusus pula. Terakhir, jenis sepatu santai yang
digunakan masyarakat umum dalam kegiatan sehari-hari baik digunakan dalam
kegiatan untuk bertamasya atau apapun sehingga sepatu jenis ini banyak
peminatnya.
Industri sepatu nasional mengalami kenaikan secara signifikan dalam menjadi
produsen sepatu yang mampu memproduksi sepatu secara massal. Dengan
munculnya produsen sepatu lokal ini maka menimbulkan persaingan semakin ketat
sehingga produk yang dihasilkan menggunakan strategi pendekatan konsumen agar
sepatu yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Industri sepatu lokal juga bisa mnejadi peluang devisa non-migas karena masyarakat
memiliki daya beli yang berbeda dari setiap produknya. Menurut Clarks (1976)
menyebutkan setidaknya ada 4 alasan pembelian sepatu, yaitu tampilan dan model
yang didasari pada penampilan atau eksterior produk, kenyamanan dan kesesuaian
berkaitan dengan ergonomi produk sehingga nyaman dan sesuai dengan ukuran
penggunanya, performansi dan ketahanan mengacu pada durabilitas dan ketahanan
produk dalam jangka waktu tertentu serta harga yang ditawarkan disesuaikan dengan
kualitas yang dihasilkan.
Saat ini, sepatu formal memiliki kegemaran tersendiri bagi mereka yang
berkutik dalam kegiatan formal baik rapat, acara wisuda atau apapun sehingga
1
menjadi penunjang dalam penampilannya. Keinginan setiap konsumen dalam
menggunakan sepatu kulit tentunya rasa nyaman karena sesuai dengan ukuran dan
bentuk kaki, aman dari gangguan apapun, menarik dari segi bentuk dan warna atau
motif dari sepatu tersebut. Sebagai produsen sudah

2
2

seharusnya memperhatikan apa yang diinginkan konsumen, apa yang dibutuhkan


konsumen dan apa yang diminta konsumen dengan tujuan konsumen dapat dilayani
dan menerima kepuasan pada produk yang dihasilkan.
Pada penyelesaian dalam menyeleraskan keinginan dan kebutuhan konsumen
dilakukanlah analisis QFD dan analisis kelayakan ekonomi untuk menentukan
kelayakan produk, baik secara produksi dan finansial agar tidak terjadi gap. QFD
merupakan metode untuk menyeleksi apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan
menerapkan konsep apa yang harus diterapkan dalam produk tersebut. Analisis
Kelayakan Ekonomi memberikan keputusan alternatif untuk menurunkan resiko
mengambil keputusan secara tergesa-gesa
.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana menentukan analisis kualitas menggunakan metode QFD?
b. Bagaimana menentukan analisis kelayakan bisnis?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui dan menganalisa kualitas produk dari QFD.
b. Mengetahui dan menganalisa kelayakan bisnis dari produk.
BAB II
ANALISIS KUALITAS

2.1 Perhitungan Nilai Kepentingan Konsumen


1. Perhitungan Nilai Kepentingan Konsumen (Eksternal)
a. Hitung jumlah setiap pemilihan item keinginan pelanggan melalui tabulasi
sebanyak sampel sehingga akan didapatkan volume pemilihan masing-masing
item.
Tabel 2.1 Persepsi Pelanggan Eksternal
No Pernyataan Jumlah
1 Aman 150
2 Harga Terjangkau 134
Terbuat dari Kulit
3 120
Berkualitas
4 Tahan lama 125
5 Mudah ditemukan 100
Memiliki Bentuk
6 95
Menarik
7 Nyaman 155
8 Mudah dibersihkan 105
9 Detail Jahitannya 157
10 Memiliki Square Toe 102
11 Sole Karet 134

b. Menghitung Interval Kelas

Dengan interval 13, maka dapat diketahui dapat diketahui derajat kepentingan
masing-masing atau pernyataan seperti terlihat dalam tabel dibawah ini. Derajat
kepentingan diurut dari yang terkecil sampai yang terbesa

3
4

Tabel 2.2 Penentuan Derajat Kepetingan


Interval Derajat Kepentingan
95 – 107 1
108 – 120 2
121 – 133 3
134 – 146 4
147 – 159 5

Dengan menggunakan interval diatas, maka derajat kepentingan masing-masing


item dapat ditentukan dan hasil masing-masing item dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.3 Derajat Kepentingan Peningkatan Kualitas
Pelanggan Eksternal
Derajat
No Pernyataan Jumlah
Kepentingan
1 Aman 150 5
2 Harga Terjangkau 134 4
3 Terbuat dari Kulit Berkualitas 120 2
4 Tahan lama 125 3
5 Mudah ditemukan 100 1
6 Memiliki bentuk menarik 95 1
7 Nyaman 155 5
8 Mudah dibersihkan 105 1
9 Detail Jahitannya 157 5
10 Memiliki Square Toe 102 1
11 Sole Karet 134 4

2. Untuk Karakteristik Teknis dari Produk Sepatu Formal Mr. Arial (Internal)
a. Hitung Jumlah Pemilihan setiap item keinginan pelanggan melalui tabulasi
sebanyak sampel, sehingga didapatkan volume pemilihan masing-masing.

Tabel 2.4 Persepsi Pelanggan Internal Mengenai


Perangkingan Produk Pesaing
No Uraian Jumlah
1 Bahan Kulit 65
2 Biaya Produksi Sepatu 70
3 Model Sepatu 64
4 Produk Lengkap 77
5 Kenyamanan Sepatu 87
6 Estetika Sepatu 78
7 Kekuatan Desain 64
5

b. Menghitung Interval Kelas

Dengan interval 5, maka dapat diketahui derajat kepentingan masing-masing


item atau pernyataan seperti terlihat dalam tabel berikut ini. Derajat kepentingan
diukur dari nilai terkecil hingga terbesar.
Tabel 2.5 Penentuan Derajat Kepentingan
Derajat
Interval
Kepentingan
64 – 68 1
69 – 73 2
74 – 78 3
79 – 83 4
84 – 88 5
Dengan menggunakan interval diatas, maka derajat kepentingan masing-masing
item dapat ditentukan dan hasil dari masing-masing item dilihat pada tabel.

Tabel 2.6 Derajat Kepentingan Peningkatan Kualitas Pelanggan Internal


Derajat
No Uraian Jumlah
Kepentingan
1 Bahan Kulit 65 1
2 Biaya Produksi Sepatu 70 2
3 Model Sepatu 64 1
4 Produk Lengkap 77 3
5 Kenyamanan Sepatu 87 5
6 Estetika Sepatu 78 3
7 Kekuatan Desain 64 1

2.2 Mengevaluasi Atribut-Atribut Persaingan Produk


1. Perhitungan penilaian kualitas produk terhadap persaingan untuk persyaratan
kebutuhan dan keinginan konsumen
Dari tabel ... didapat nilai total untuk masing-masing item untuk dihitung nilai rata-
rata sebagai berikut.
6

Tabel 2.7 Total Penilaian Kualitas Produk terhadap Pesaing untuk Kebutuhan dan
Keinginan Konsumen
Sepatu Formal Mr. Arial
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah 150 134 120 125 100 95 155 105 157 102 134

Sepatu Formal Mr. Kevin


Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah 140 145 110 135 90 100 145 120 150 125 145

Contoh perhitungan untuk Sepatu Formal Pernyataan 1, jumlah bobot pernyataan 1


adalah 150 dari 35 responden, maka:

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat tabel sebagai berikut.


Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Rata-rata Penilaian Produk Terhadap Produk Pesaing
untuk Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
Sepatu Formal Sepatu Formal
No Pernyataan
Mr. Arial Mr. Kevin
1 Aman 4,3 4
2 Harga Terjangkau 3,8 4,1
Terbuat dari Kulit
3 3,4 3,1
Berkualitas
4 Tahan lama 3,2 2,5
5 Mudah ditemukan 2,9 2,9
Memiliki Bentuk
6 2,7 4,1
Menarik
7 Nyaman 4,4 3,4
8 Mudah dibersihkan 3 4,3
9 Detail Jahitannya 4,5 4,2
Memiliki Square
10 2,9 3,5
Toe
11 Sole Karet 3,8 4,1

2. Perhitungan penilaian kualitas produk terhadap persaingan untuk karakteristik


teknik
Tabel 2.11 Total Penilaian Kualitas Produk terhadap Pesaing untuk Karakteristik
Teknik
Pilihan Produk
Res Sepatu Formal Mr. Arial Sepatu Formal Mr. Kevin
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
7

Jumlah 65 70 64 77 87 78 64 68 70 69 75 85 80 63

Contoh perhitungan untuk Sepatu Formal Mr. Arial pernyataan 1, jumlah bobot
pernyataan 1 adalah 65 dari 20 responden, maka:

Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Rata-rata Penilaian Kualitas Terhadap Produk Pesaing
untuk Karakteristik Teknis
Sepatu Formal Sepatu Formal
No Uraian
Mr. Arial Mr. Kevin
1 Bahan Kulit 3,2 3,4
Biaya Produksi
2 3,5 3,5
Sepatu
3 Model Sepatu 3,2 3,4
4 Produk Lengkap 3,8 3,8
Kenyamanan
5 4,4 4,2
Sepatu
6 Estetika Sepatu 3,9 4
7 Kekuatan Desain 3,2 3,2

2.3 Mengembangkan Matriks Perancangan Produk


1. Menggambar suatu matriks kebutuhan dan keinginan konsumen berlawanan
karakteristik teknik
Atribut produk membentuk baris matriks dan karakteristik engineering membentuk
kolom matriks. Setiap sel matriks menunjukkan hubungan potensial diantara
karakteristik engineering dengan kebutuhan konsumen.

Gambar 2.1 Matriks Atribut Produk berlawanan Karakteristik Teknis

2. Mengidentifikasi hubungan diantara kebutuhan dan keinginan konsumen


berlawanan karakteristik teknik
8

Gambar 2.2 Matriks Identifikasi Hubungan Diantara Produk


3. Mengidentifikasi suatu interaksi diantara karakteristik engineering

Gambar 2.3 Interaksi Diantara Karakteristik Teknis

2.4 Penetapan Target


Tabel 2.13 Penentuan Nilai Target Konsumen
Sepatu Formal
No Pernyataan Nilai Target
Mr. Arial
1 Aman 4,3 4,5
2 Harga Terjangkau 3,8 4
Terbuat dari Kulit
3 3,4 3,5
Berkualitas
4 Tahan lama 3,2 3,5
5 Mudah ditemukan 2,9 3
Memiliki Bentuk
6 2,7 3
Menarik
7 Nyaman 4,4 4,5
8 Mudah dibersihkan 3 3,5
9 Detail Jahitannya 4,5 4,7
Memiliki Square
10 2,9 3
Toe
11 Sole Karet 3,8 4
9

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Target Karakteristik Teknis


Sepatu Formal
No Uraian Nilai Target
Mr. Arial
1 Bahan Kulit 3,2 3,5
Biaya Produksi
2 3,5 3,7
Sepatu
3 Model Sepatu 3,2 3,5
4 Produk Lengkap 3,8 4
Kenyamanan
5 4,4 4,5
Sepatu
6 Estetika Sepatu 3,9 4
7 Kekuatan Desain 3,2 3,5

2.5 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan


1. Faktor Skala
Faktor skala adalah perbandingan antara nilai target terhadapa tingkat produk yang
diberikan dalam penilaian pesaing melalui pelanggan. Semakin tinggi jumlahnya
maka upaya lebih diperlukan. Disini pertimbangan penting adalag tingkat dimana
produk sekarang dan apa tingkatan targetnya dan memutuskan apakah perbedaannya
dalam alasan.
Contoh

Tabel 2.15 Faktor Skala Persyaratan


Sepatu Formal
No Pernyataan Nilai Target Faktor Skala
Mr. Arial
1 Aman 4,3 4,5 1,05
2 Harga Terjangkau 3,8 4 1,05
Terbuat dari Kulit
3 3,4 3,5 1,03
Berkualitas
4 Tahan lama 3,2 3,5 1,09
5 Mudah ditemukan 2,9 3 1,03
Memiliki Bentuk
6 2,7 3 1,11
Menarik
7 Nyaman 4,4 4,5 1,02
8 Mudah dibersihkan 3 3,2 1,07
9 Detail Jahitannya 4,5 4,7 1,04
Memiliki Square
10 2,9 3 1,03
Toe
11 Sole Karet 3,8 4 1,05

2. Poin Penjualan
10

Nilai poin yang digunakan:


1,0 Penjualan Rendah
1,2 Penjualan Sedang
1,5 Penjualan Tinggi

Tabel 2.16 Penentuan Nilai Poin Penjualan


No Pernyataan Poin Penjualan
1 Aman 1,5
2 Harga Terjangkau 1,2
Terbuat dari Kulit
3 1,0
Berkualitas
4 Tahan lama 1,2
5 Mudah ditemukan 1,2
Memiliki Bentuk
6 1,2
Menarik
7 Nyaman 1,5
8 Mudah dibersihkan 1,2
9 Detail Jahitannya 1,0
Memiliki Square
10 1,2
Toe
11 Sole Karet 1,5

3. Bobot Absolut
Tabel 2.17 Penentuan Bobot Absolut
Derajat Faktor Poin Bobot
No Pernyataan
Kepentingan Skala Penjualan absolut
1 Aman 5 1,05 1,5 7,9
Harga
2 4 1,05 1,2 6,3
Terjangkau
Terbuat dari
3 Kulit 2 1,03 1,0 2,06
Berkualitas
4 Tahan lama 3 1,09 1,2 3,9
Mudah
5 1 1,03 1,2 1,2
ditemukan
11

Memiliki
6 1 1,11 1,2 1,3
Banyak Bentuk
7 Nyaman 5 1,02 1,5 7,6
Mudah
8 1 1,07 1,2 1,3
dibersihkan
Detail
9 5 1,04 1,0 5,2
Jahitannya
Memiliki
10 1 1,03 1,2 1,2
Square Toe
11 Sole Karet 4 1,05 1,5 6,3

2.6 Kembangkan Prioritas Deskripsi Secara Teknik


1. Bobot absolut teknis
Bobot absolut untuk deskripsi teknis dirumuskan oleh:
Contoh:
Bobot absolut Item 1 :
= 138
Bobot absolut item 2 : = 70
Bobot absolut item 3 :
Bobot absolut item 4 :
Bobot absolut item 5 :
Bobot absolut item 6 :
Bobot absolut item 7 :
2. Bobot Relatif
Bobot relatif item 1 :

Bobot relatif item 2 :


Bobot relatif item 3 :

Bobot relatif item 4 :


Bobot relatif item 5 :
Bobot relatif item 6 :
Bobot relatif item 7 :
Maka, hasil QFD yang didapatkan adalah
12

Gambar 2.4 Hasil QFD Sempurna

2.7 Gambar Produk Inovasi

Gambar 2.5 Inovasi Produk Sepatu Formal Mr. Arial


BAB III
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

3.1 Analisis Total Capital Investment (TCI)


1. Modal tetap
Biaya Pembelian Tanah dan Gedung : Rp 400.000.000,-
Biaya Mesin – Mesin : Rp 200.000.000,-
Biaya Kendaraan : Rp 50.000.000,-
2. Modal Kerja
Biaya Tenaga Kerja : Rp 120.000.000,-
Biaya Perawatan Mesin : Rp 60.000.000,-
Biaya Bahan Bakar : Rp 20.000.000,-
Biaya Listrik : Rp 14.000.000,-
Biaya Air : Rp 36.000.000,-
Biaya Bahan Baku : Rp 100.000.000,-
3.2 Analisis Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan
Biaya Tetap : Rp 650.000.000,-
Biaya Akhir : Rp 80.000.000,-
N = 2 tahun
Biaya penyusutan tiap tahun adalah
D = ( 650 – 80 )/ 2 = Rp 27.500.000,-
b. Biaya Pajak Bumi Bangunan
Biaya Membeli Tanah dan Bangunan : Rp 400.000.000,-
NJKP : 20% X Biaya Tanah dan Bangunan
= 20% X Rp 400.000.000,-
= Rp 80.000.000,-
NJOP : 0,5% X NJKP
= 0,5% X Rp 80.000.000
= Rp 400.000,-

15
14

3.3 Analisis Biaya Variabel


1. Biaya pembuatan pabrik : Rp 400.000.000,-
2. Biaya perkakas kecil : Rp 90.000.000,-
3. Gaji pegawai : Rp 120.000.000,-

3.4 Total Biaya Produksi


Ada beberapa jenis-jenis biaya yang harus diperhatikan dalam perhitungan biaya
produksi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Biaya produksi langsung ialah biaya yang langsung diterapkan kepada suatu
jumlah hasil produksi tertentu.
Biaya Tenaga Kerja : Rp 120.000.000,-
Biaya Bahan Baku : Rp 100.000.00,-
b. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung diterapkan
kepada suatu jumlah hasil produksi tertentu akan tetapi kepada suatu prestasi.
Biaya Tanah dan Bangunan : Rp 400.000.000,-
Biaya Pembuatan : Rp 350.000.000,-
Biaya Pengeluaran Umum : Rp 610.000.000,-
3.5 Biaya Pembuatan
Biaya Pembuatan : Rp 350.000.000,-

3.6 Biaya Pengeluaran Umum


Biaya Pengeluaran Umum : Rp 610.000.000,-

3.7 Metode Net Present Value (NPV)


Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha pabrik inovasi produk sepatu
formal Mr. Arial di daerah Bandung, kami memperoleh data jumlah investasi yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp 650.000.000,- di samping itu untuk mengoperasikan
investasi tersebut Syahrial Yusuf membutuhkan biaya opersional (Bahan baku, upah
pegawai, biaya listrik air, alat produksi, dan lain-lain) rata-rata Rp 350.000.000,-/tahun,
selanjutnya dari hasil penjualan sepatu formal Mr. Arial yang setiap harinya
menghasilkan 200 pcs/ hari dimana harga jual sepatu formal Mr. Arial yaitu Rp
50.000,-/ pcs akan ada pemasukan rata-rata Rp 950.000.000/tahun. Dan umur investasi
diperkirakan 2 tahun dengan nilai sisa Rp 80.000.000. Dan suku bunga rata-rata selama
umur investasi adalah 18%.
Diketahui:
Investasi : Rp 650.000.000,-
Annual Benefit : Rp 950.000.000,-
15

Annual Cost : Rp 350.000.000,-


Nilai Sisa : Rp 80.000.000,-
Umur Investasi : 2 Tahun
Suku Bunga : 18%
Penyelesaian:

Dengan menggunakan rumus NPV

NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)


NPV = -650 + 950(P/A,18%,2) + 80(P/F,18%,2) – 350(P/A,18%,2)
NPV = -650 + 950(1,5656) + 80(0,7182) – 350(1,5656)
NPV = -650 + 1.487,2 + 57,456 – 547,96
NPV = 346.696.000,-
Karena NPV > 0 maka investasi dikatakan layak.

3.8 Metode Break Event Point (BEP)


Data diperoleh dari pemilik usaha inovasi Produk Sepatu Formal Mr, Arial
yaitu modal awal yang dikeluarkan oleh Syahrial Yusuf sebesar Rp
650.000.000,- dan menghasilkan produk setiap tahunnya sebesar 60.000
pcs/tahun dengan rata-rata produksi tiap bulan yaitu 5000 pcs , dimana
penjualan sepatu formal Mr. Arial dengan harga Rp 120.000.-/pcs. Adapun
analisis break event point dalam kegiatan usaha pabrik inovasi produk dump
truck di daerah Bandung dimana kondisi titik impas tercapai saat hubungan
antara biaya dan penjualan menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak
(earning before interest and tax/EBIT) sama dengan nol dapat dievaluasi
sebagai berikut :
Diketahui:
Fixed Cost : Rp 650.000.000,-
P : 120.000 pcs
VC : 200 pcs
Penyelesaian:

pcs
Dari data menunjukkan bahwa produksi minimal Sepatu Formal Mr. Arial adalah 5.426
pcs sedangkan produk tersebut telah melewati batas minimum yaitu 120.000 produk
dalam setahun maka dikatakan layak operasi.
16

3.9 Metode Internal Rate of Return (IRR)


Diketahui:
Investasi : Rp 650.000.000,-
Annual Benefit : Rp 950.000.000,-
Annual Cost : Rp 350.000.000,-
Nilai Sisa : Rp 80.000.000,-
Umur Investasi : 2 Tahun
Suku Bunga : 18%
MARR : 15%

Penyelesaian:
NPV =
Rumus interpolasi

Jika i=15%
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -650 + 950(P/A,15%,2) + 80(P/F,15%,2) – 350(P/A,15%,2)
NPV = -650 + 950(1,6257) + 80(0,7561) – 350(1,6257)
NPV = -650 + 1.544.415 + 60,488 – 568,995
NPV = Rp 385.908.000,-

Jika i=25%
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -650 + 950(P/A,25%,2) + 80(P/F,25%,2) – 350(P/A,25%,2)
NPV = -650 + 950(1,4400) + 80(0,6400) – 350(1,4400)
NPV = -650 + 1.368 + 51,2 – 504
NPV = Rp 265.200.000,-

Jika i=35%
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -650 + 950(P/A,35%,2) + 80(P/F,35%,2) – 350(P/A,35%,2)
NPV = -650 + 950(1,289) + 80(0,5587) – 350(1,289)
NPV = -650 + 1.224,55 + 47,096 – 451,15
NPV = Rp 170.496.000,-

Jika i=60%
NPV = -I + Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
NPV = -650 + 950(P/A,60%,2) + 80(P/F,60%,2) – 350(P/A,60%,2)
NPV = -650 + 950(1,016) + 80(0,3906) – 350(1,016)
NPV = -650 + 965,2 + 31,248 – 356,616
NPV = -Rp 10.168.000,-

Menentukan nilai persentase pada rumus interpolasi


17

Karena, nilai IRR>MARR, maka dikatakan layak

3.10 Metode Payback Periode (PBP)


Investasi : Rp 650.000.000,-
Annual Benefit : Rp 950.000.000,-
Periode : 2 tahun
Penyelesaian

Karena, nilai PBP<2 maka dikatakan layak.

3.11 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)


Diketahui:
Investasi : Rp 650.000.000,-
Annual Benefit : Rp 950.000.000,-
Annual Cost : Rp 350.000.000,-
Nilai Sisa : Rp 80.000.000,-
Umur Investasi : 2 Tahun
Suku Bunga : 18%
Penyelesaian:
BCR = PWB/PWC
PWB = Ab(P/A,i,n) + S(P/F,i,n)
= 950(P/A, 18%,2) + 80(P/F,18%,2)
= 950 (1,5656) + 80(0,7182)
= Rp 1.544.776
PWC = 650 + 350(P/A,18%,2)
= 650 + 350(1,5656)
= Rp 1.197.960
BCR = 1.544,776/1.197.960 = 1,289
Karena nilai BCR > 1, maka dikatakan layak.
18
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil analisa QFD, maka perancangan produk yang akan dilaksanakan
memiliki nilai yang layak, sehingga produk dapat dinyatakan dapat
bersaing dipasaran. Adapun berdasarkan analisa NPV,BEP,IRR,PBP, BCR
dikatakan layak yang bisa dibuktikan setiap analisa memiliki nilai
memenuhi syarat dari ketentuan-ketentuan didalamnya seperti nilai BCR>
1.

21

Anda mungkin juga menyukai