Anda di halaman 1dari 5

AKTIVITAS ENZIM AMILASE AIR LIUR PADA PEMECAHAN PATI I.

Tujuan
1. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan aktivitas enzim amylase saliva.
2. Mahasiswa dapat menunjukkan mekanisme percepatan reaksi oleh enzim amylase saliva.
3. Mahasiswa dapat membedakan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi percepatan reaksi oleh
enzim amylase saliva.
Dasar teori
Amilase saliva merupakan enzim penting didalam pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar
ludah. Amilase saliva dapat menguraikan polisakarida menjadi monosakarida. Hasil hidrolisis oleh
amilase terutama berupa maltosa, sebagian kecil berupa limit dekstrin, maltotriosa, dan glukosa. Hasil
hidrolisis tersebut saat berkumulasi dengan bakteri, dapat mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi
pada gigi dan kemudian menjadi karies.
Secara umum, amilase adalah enzim,yakni biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu rekasi kimia. Hamper semua enziim
merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat
dan enzim mengubah 16 molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut
produk.Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan
demikian mempercepat proses reaksi.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor, dan inhibitor
Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan
aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun
adlah inhibitor enzim.
Terdapat lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel.
1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau diturunkan
bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan. Bentuk regulase gen ini disebut
induksi dan inhibisi enzim. Sebagai contohnya, bakteri dapat menjadi resistan terhadap antibiotik
seperti penisilin karena enzim yang disebut beta-laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-
laktam penisilin
2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda yang terjadi
dalam kompartemen sel yang berbeda. Sebgai contoh, asam lemak disintesis oleh sekelompok
enzim dalam sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat golgi, dan digunakan oleh sekelompok
enzim lainnya sebagai sumber energy da- 17 lam mitokondria melalui β-oksidasi.
3. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan activator. Contohnya, produk akhir lintasan
metabolisme seringkali merupakan inhibitor enzim pertama yang terlibat dalam lintasan
metabolisme, sehingga dapat meregulasi jumlah produk akhir lintasan metabolisme tersebut.
4. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Hal ini dapat meliputi fosforilasi,
miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, sebagai respon terhadap insulin, fosforilasi banyak enzim
termasuk glikogen sintase membantu mengontrol sintesis atapun degradasi glikogen dan
mengijinkan sel merespon terhadap perubahan kadar gula dalam darah
5. Beberapa enzim dapt menjadi aktif ketika berada pada lingkungann yang berbeda. Contohnya,
hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif dikarenakan kondisi asam lingkungan. Hal ini
terjadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan memasuki lisosom.

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Larutan Pati 0,2%


2. Spiritus 2. Larutan KI-I2
3. Pipet volume 3. Larutan HCl
4. Penjepit tabung 4. Larutan NaOH 2 M
5. Termometer 5. Larutan Buffer Tris-HCl 0,05M PH 7
6. Penangas air
7. Spektrofotometer UV-Vis

CARA KERJA

A. Pengaruh pH dan suhu terhadap reaksi enzimatis

1. Persiapan larutan enzim (A’)

- Siapkan ± 1 ml cairan saliva (untuk memperoleh cairan saliva dalam jumlah yang banyak
dapat dibantu dengan mengunyah permen karet).

- Tambahkan aquades hingga 10 ml

2. Persiapan substrat (B’)

Tambahkan 1 ml larutan pati 0,2% kedalam buffer Tris-HCl pH 7 sebanyak 1 ml, larutkan
hingga homogen (buat larutan ini untuk masing-masing tabung A-D).

3. Uji pH dan Suhu

- Siapkan 5 tabung reaksi dengan label A-E. Masing-masing tabung diisi 2 ml HCl(A), 2 ml
NaOH (B), 2 ml aquadest (C) dan 2 ml saliva (D).

- Khusus untuk tabung D panaskan dengan pembakar spiritus terlebih dahulu sebelum
ditambahkan larutan pati

- Tambahkan substrat (B’) pada tabung A-D

- Tambahkan 2 ml saliva pada tabung A-C

- Inkubasi (atau pindahkan ke pengangas air) keempat tabung reaksi tersebut pada suhu 37˚C
atau genggam dengan tangan selama 10 menit.

- Tambahkan 0,5 ml larutan KI-I2 kedalam semua tabung reaksi.

- Amati dan catat hasilnya.


B. Penentuan Km dan Vmax

- Buat variasi konsentrasi pati: 0,1; 0,15; 0,2; 0,25%

- Siapkan 10 tabung reaksi

- Buatlah kondisi percobaan dengan format tabel A,A’-D,D’ dengan konsentrasi pati (jumlah
pati yang ditambahkan 0,2 ml), cairan saliva 2 ml, aquades 2 ml

- Inkubasi ke delapan tabung reaksi tersebut pada suhu 37˚C, atau genggam dengan tangan
selama 10 menit.

- Tambahkan 0,2 ml larutan HCl 2 M ke dalam masing-masing tabung reaksi

- Tambahkan 0,2 ml larutan KI-I2 kedalam masing-masing tabung reaksi dan encerkan sampai
volume menjadi 4 ml.

- Ukur serapan masing-masing sampel pada panjang gelombang 600 nm

- Untuk larutan blanko, larutan enzim diganti dengan aquadest (sesuaikan dengan format tabel)

- Hitung aktivasi enzim dengan rumus

- Tentukan harga Km dan Vmax dari enzim tersebut dengan menggunakan persamaan
Lineweaver-Burke.

TUGAS MASING-MASING KELOMPOK

Kelompok I

Persiapan larutan Saliva

Percobaan 1:

1 ml saliva add 10 ml untuk 4 tabung (A-D)

Buat larutan untuk 5 kelompok: 5 ml saliva add 50 ml (masing kelompok mengambil 10 ml)

Percobaan 2:

4 ml saliva add 40 ml untuk 5 kelompok (setiap kelompok mengambil 8 ml).

Kelompok 2

Persiapan larutan Pati pada percobaan 1

Larutan pati 0,2%  0,2 g/100 ml= 2 mg/ml (@ 1 tabung)  buatlah untuk 5 tabung dan 5 kelompok.

Persiapan larutan NaOH pada percobaan 1

Larutan 2 ml NaOH 2 N

Gram x valensi
N=
Mr x Volume (L)

gram x 1
2=
40 x 0,002

Gram= 40 x 0,002 x 2 = 0,16 g  160 mg dalam 2 ml (@ 1 kelompok)5 kelompok= 800 mg dalam 10


ml (setiap kelompok ambil 2 ml)

Kelompok 3
Pembuatan larutan HCl 2 M
M1.V1=M2.V2
12,06.V1=1.25
V1=25.2/12,06
V1= 4 ml
Jadi asam sulfat pekat yang dibutuhkan sebanyak 4 ml.

Langkah pembuatan HCl 2 M sebanyak 25 ml adalah :


1. Isi labu takar ukuran 25 ml dengan aquadest sebanyak 10 ml, lalu tambahkan 4 ml asam khlorida
pekat secara perlahan - lahan dialirkan melalui dinding labu.
2. Gojog sebentar kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas. Tunggu hingga dingin.

3. Pindahkan larutan tersebut ke dalam botol reagen dan beri label.

4. Pada pengenceran asam pekat, labu takar harus diisi aquadest terlebih dahulu untuk menghindari
perubahan panas yang spontan sehingga bisa menghasilkan letupan.

Kelompok 4

Pembuatan larutan KI-I2 (kalium iodida-iodium) untuk percobaan 1 dan 2

Formula Baku :
Iodide 50
Potasium Iodide 100
Aquadest ad 1000 ml

Perhitungan :
No Nama Bahan Perhitungan Jumlah Penimbangan
1. Iodium 1 1g

2 Kalii Iodium 2 2g

3 Air 22 g setara 22 ml 22 ml

Cara Pembuatan :
1. Ditimbang 2 gram Kalii Iodida
2. Ditimbang Iodium 1 gram dengan menggunakan kaca arloji yang telah ditara,
kemudian ditutup
3. Dimasukkan Iodium ke dalam lumpang, tambahkan sedikit etanol gerus sampai
halus.
4. Dilarutkan kalii iodida dengan sedikit air, aduk sampai homogen. Kemudian
masukkan iodium aduk sampai homogen.
5. Ditambahkan sisa air sedikit demi sedikit hingga 25 ml, aduk sampai homogen
6. Masukkan botol.

Warna : Biru
# setiap kelompok mengambil 5 ml larutan KI-I

Kelompok 5
Membuat keempat konsentrasi pati pada percobaan ke 2

Konsentrasi pati 0,1; 0,15; 0,2; 0,25%

Contoh:

 0,1 g/100 ml= 1 mg/ml (@ 1 tabung)  buatlah untuk 5 tabung dan 5 kelompok

Anda mungkin juga menyukai