Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOTERAPI 2

Disusun Oleh :
Nama : Siti Aqubah
NIM : 161-210-014
Prodi : S1 Farmasi
Semester : IX (Sembilan)

Dosen Pengampu :
Mawaqit Makani, M.Clin.Pharm.,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BORNEO CENDIKIA MEDIKA PANGKALAN BUN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Alamat : Jl. Sultan Syahrir No. 11 Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Bara
MODUL 7

PARKINSON

I. Tujuan praktikum :
Mahasiswa mampu mengerjakan dan mengidentifikasikan tatalaksana terapi Transient
ischemic attack
II. Dasar teori
A. Definisi parkinson
Penyakit Parkinson merupakan gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh
proses degenerasi ganglia basalis pada sel substansia nigra pars compacta (SNc)
dan ditandai dengan karakteristik seperti tremor saat istirahat, kekakuan otot dan
sendi (rigidity), kelambanan gerak dan bicara (bradikinesia) serta instabilitas posisi
tegak (postural instability). Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif yang
paling sering terjadi setelah alzheimer dan lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Penyakit parkinson dimulai perlahan, tidak disadari,
berangsur-angsur memburuk dan mempengaruhi kualitas hidup.
B. Patofisiologi
Dua ciri khas pada substansia nigra pars compacta adalah hilangnya neuron
dankehadiran tubuh Lewy. Derajat kehilangan dopamin nigrostriatal berkorelasi
positif dengan tingkat keparahan gejala motorik.
Pengurangan aktivasi reseptor dopamin1 dan dopamin2 menghasilkan
penghambatan yang lebih besar dari talamus dan mengurangi aktivasi korteks
motorik. Perbaikan klinis mungkin terkait dengan pemulihan
C. Etiologi
Etiologi dari penyakit parkinson belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa etiologi
penyakit ini berhubungan dengan faktor genetik, faktor lingkungan, umur, ras,
cedera kranioserebral dan stress emosional. Faktor lingkungan yang berisiko
menimbulkan penyakit parkinson adalah paparan toksin terutama pestisida
pertanian yang berbahaya bagi sistem neurologis.
D. Klasifikasi parkinson
Untuk kepentingan klinis diperlukan adanya penetapan berat ringannya
penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr
(1967) yaitu:
 Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat
gejala yang mengganggu tetapi menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat
tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat
(teman)
 Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara
berjalan terganggu
 Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang
 Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak
tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat
berkurang dibandingkan stadium sebelumnya
 Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu
berdiri dan berjalan walaupun dibantu.
E. Pengobatan Parkinson
F. Terapi Non farmakologi
 Edukasi
 Memberi support pada penderita
 Meningkatkan asupan nutrisi yang baik dan banyak serat
III. KASUS
Tn. AB, 60 (BB 65 kg, TB 170 cm) saat sedang beristirahat di kursi kerjanya
tiba-tiba tangannya gemetar (tremor) dan terasa kaku. Tn AB sudah akhir-akhir ini
mengalami gangguan yang sama disertai pengeluaran air liur yang berlebihan serta
lambat dalam melakukan gerakan. Tn AB bekerja sebagai buruh tani dan sering
berhubungan dengan penggunaan pestisida. Oleh dokter, Tn. AB didiagnosa
menderita penyakit parkinson dan diberikan bromokriptin 5 mg. Tn. AB memiliki
riwayat Angina dan sudah diterapi dengan baik.
IV. Uraian Gejala atau Penyakit
Diketahui :
 Nama : Tn.AB
 Umur/jenis kelamin : 60thn/laki-laki
 Pekerjaan : Buruh Tani
 Keluhan : tangan tremor gemetar (tremor) dan terasa kaku,
pengeluaran air liur yang berlebihan serta lambat dalam melakukan gerakan
 Riwayat penyakit : Angina
 Hasil pemeriksaan :
 Berat badan : 65 kg
 Tinggi badan : 170 cm
 Terapi yang didapatkan : bromokriptine 5mg
V. Analisis Menggunakan Metode SOAP
 Subject
Tangan gemeter (tremor) dan terasa
Keluhan kaku, disertai pengeluaran air liur
yang berlebihan serta lambat dalam
melakukan gerakan
Riwayat penyakit Angina dan sudah diterapi dengan
baik

 Object
Hasil pemeriksaan fisik  BB : 6 Kg
 TB : 170 cm

 Assessment
Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan fisik dengan meminta
pasien berjalan. Dan dapat dilakukan beberapa tes seperti MRI, CT scan dan
lain-lain.
 Plan
Penyakit S dan O Terapi Assessment Plan
Tangan gemetar Bromokriptine Pemberian terapi dengan Obat diberikan
(tremor) dan 5 mg/hari bromokriptine yang sebagai terapi awal
rasa kaku termasuk kedalam penyakit parkinson
(Rigiditas), golongan dopamine yang digunakan
disertai agonis telah tepat. untuk gejala awal
pengeluaran air Dosis awal penggunaan seperti mengurangi
liur yang bromokriptine menurut tremor (gemetar)
berlebihan serta (Dipiro pada pasien
lambat dalam Pharmacotherapy
melakukan Handbook Ninth Edition)
gerakan adalah : 2,5-5mg/hari
(bradikinesia) Carbidopa/levo pemberian terapi dengan Levodopa/carbidop
Parkinson dopa 10/100 carbidova sebagai terapi a berikan sebagai
mg awal penanganan terapi tambahan
penyakit parkinson untuk penyakit
parkinson
dosis awal yang
digunakan menurut
(Dipiro
Pharmacotherapy
Handbook Ninth Edition)
adalah : 10/100, 25/10,
25/250mg/hari
mual domperidone dosis yang digunakan obat diberikan
10mg adalah 3 kali sehari, untuk mengatasi
10mg mual pasien akibat
efek samping obat
parkiinson seperti
dopamine agonis.
VI. Pembahasan
pada kasus ini untuk gejala Tangan gemetar (tremor) dan rasa kaku
(Rigiditas), disertai pengeluaran air liur yang berlebihan serta lambat dalam
melakukan gerakan (bradikinesia) diberikan terapi Bromokriptine 5 mg/hari
Pemberian terapi dengan bromokriptine yang termasuk kedalam golongan
dopamine agonis telah tepat. Dosis awal penggunaan bromokriptine menurut
(Dipiro Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition) adalah : 2,5-5mg/hari, Obat ini
diberikan sebagai terapi awal penyakit parkinson yang digunakan untuk gejala awal
seperti mengurangi tremor (gemetar) pada pasien sedangkan Carbidopa/levodopa
10/100 mg pemberian terapi dengan carbidova sebagai terapi awal penanganan
penyakit parkinson dosis awal yang digunakan menurut (Dipiro Pharmacotherapy
Handbook Ninth Edition) adalah : 10/100, 25/10, 25/250mg/hari,
Levodopa/carbidopa berikan sebagai terapi tambahan untuk penyakit parkinson.

Borovac, J. A. (2016). Focus: The Aging Brain: Side effects of a


dopamine agonist therapy for Parkinson’s disease
Borovac, J. A. (2016). Focus: The Aging Brain: Side effects of a
dopamine agonist therapy for Parkinson’s disease

 untuk terapi Non farmakologi dilakukan pemberian nutrisi seperti kacang


kacangan, sayuran yang berdaun hijau

 untuk terapi penyakit parkinson jika dilami pasien wanita dalam kondisi hamil
maka tetap diberikan terapi bromokiptine dengan levodopa/carbidova karna pada
penelitian belum dijelasakan untuk penggunaan terapi parkinson pada wanita
hamil berpengaruh buruk atau tidak.
 kenapa peptisida dapat menyebabkan penyakit parkinson, karena Paparan pestisida
pada manusia diklasifikasikan menjadi dua kategori yaituoccupational exposure
dan non occupational exposure. Occupational exposure terjadi pada individu yang
pekerjaannya berhubungan langsung dengan pestisida seperti petani, keluarga
petani dan aplikator pestisida. Sedangkan non occupational exposure terjadi pada
individu yang tinggal di dekat lahan pertanian dan tempat penyemprotan pestisida.
Sehingga, semua komunitas pertanian berisiko mengalami masalah kesehatan
seperti penyakit parkinson akibat paparan pestisida.

VII. Daftar pustaka


Hanriko, R., & Anzani, B. P. (2018). Penyakit Parkinson: Ancaman Kesehatan
bagi Komunitas Pertanian. Jurnal Agromedicine, 5(1), 508-512.
Hanriko, R., & Anzani, B. P. (2018). Penyakit Parkinson: Ancaman
Kesehatan bagi Komunitas Pertanian. Jurnal Agromedicine, 5(1), 508-
512.
Olivola, S., Xodo, S., Olivola, E., Cecchini, F., Londero, A. P., & Driul, L.
(2020). Parkinson's Disease in Pregnancy: A Case Report and Review
of the Literature. Frontiers in neurology, 10, 1349.
Suharti, S. (2020). Patofisiologi Penurunan Kognitif pada Penyakit
Parkinson. UMI Medical Journal, 5(1), 1-11.
Borovac, J. A. (2016). Focus: The Aging Brain: Side effects of a dopamine
agonist therapy for Parkinson’s disease
Wells G. Barbara, DiPiro T. Joseph, Schwinghammer L. Terry, DiPiro V. Cecily.
2015. “Phamacotherapy Handbook” Ninth Edition. U.S .

Anda mungkin juga menyukai