Anda di halaman 1dari 17

STATUS PENDIDIKAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

Doktermuda :

Mingguke :

Dokter PPDS :

Dokter Supervisor :

ILMU PENYAKIT SARAF


MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL
TAHUN 2019
IDENTITAS PRIBADI
Nama :
JenisKelamin:
Usia :
SukuBangsa:
Agama :
Alamat:

Status:
Pekerjaan :
Tanggal Masuk :
Tanggal Keluar :

ANAMNESA
Keluhan Utama :

Telaah :

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Riwayat Penggunaan Obat :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 1
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius :

Traktus Respiratorius :

Traktus Digestivus :

Traktus Urogenitalis :

Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan :

Intoksikasi & Obat-obatan :

ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter :

Faktor Familier :

Lain-lain :

ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan :

Imunisasi :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Perkawinan dan Anak :

PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM

Tekanan Darah :
Nadi :
Frekuensi Nafas :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 2
Temperatur :
Kulit dan Selaput Lendir :

Kelenjar dan GetahBening :

Persendian :

KEPALA DAN LEHER

Bentuk dan Posisi :

Pergerakan :

Kelainan Panca Indera :

Rongga Mulut dan Gigi :

Kelenjar Parotis :

Desah :

Dan Lain-lain :

RONGGA DADA DAN ABDOMEN Rongga Dada Rongga Abdomen

Inspeksi :

Perkusi :

Palpasi :

Auskultasi :

GENITALIA

Toucher :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 3
STATUS NEUROLOGI

SENSORIUM/ TINGKAT KSADARAN

Qualitative
 ComposMentis (conscious) : Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
 Apatis : Keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
 Delirium : Gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
 Somnolen (Obtundasi, Letargi) : Kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh
tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
 Stupor (soporo koma) : Keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
 Coma (comatose) : Tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada
respon pupil terhadap cahaya).

 Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )


 1. Menilai respon membuka mata (E)
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon

2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V)


(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat.
Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon

3. Menilai respon motorik (M)


(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang
nyeri)

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 4
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M… Selanjutnya nilai-nilai
dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1 Setelah
dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis(GCS: 15-14) / Apatis (GCS: 13-12) /
Somnolen(11-10) / Delirium (GCS: 9-7)/ Sporo coma (GCS: 6-4) / Coma (GCS: 3))

KRANIUM

Bentuk:
Fontanela :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Transiluminasi :

PERANGSANGAN MENINGEAL

Adanya penyakit yang menyebabkan iritasi pada meninges akan menyebabkan timbulnya tanda rangsang
meninges. Pemeriksaan tanda rangsang meninges yang diajarkan pada manual ini antara lain: pemeriksaan
kaku kuduk, Kernig’s sign, Brudzinski I, II, III, dan IV. Proses iritasi meninges yang menimbulkan gambaran
meningismus (kaku kuduk) terjadi akibat refleks spasme otot-otot paravertebral

Kaku Kuduk :
Cara :

1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Mintalah pasien berbaring telentang tanpa bantal.

2. Tempatkan tangan kiri di bawah kepala pasien yang sedang berbaring, tangan kanan berada diatas
dada pasien.

3. Rotasikan kepala pasien ke kiri dan ke kanan untuk memastikan pasien sedang dalam keadaan rileks

4. Tekukkan (fleksikan) kepala pasien secara pasif dan usahakan agar dagu mencapai dada.
Melakukan Interpretasi:

 Kaku kuduk negatif (normal)

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 5
 Kaku kuduk positif (abnormal) bila terdapat tahanan atau dagu tidak mencapai dada.

 Meningismus apabila pada saat kepala dirotasikan ke kiri, ke kanan, dan di-fleksi-kan, terdapat tahanan

Arti klinis: Meningitis, meningoensefalitis, SAH, Karsinomameningeal.

Tanda Kerniq :
Cara :
1. Pasien berbaring telentang. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.

2. Fleksikan salah satu paha pasien pada persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat.

3. Ekstensikan tungkai bawah sisi yang sama pada persendian lutut sampai membuat sudut 135 derajat
atau lebih.

Lakukan Interpretasi:

Kernig’s sign: negatif (= Normal, apabila ektensi lutut mencapai minimal 135 derajat)

Kernig’s sign positif (= Abnormal, yaituapabila tidak dapat mencapai 135 derajat atau terdapat rasa nyeri

Tanda Brudzinski I :
Cara :
1. Pasien berbaring telentang tanpa bantal kepala. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.

2. Letakkan tangan kiri di bawah kepala, tangan kanan di atas dada kemudian lakukan fleksi kepala
dengan cepat kearah dada pasien sejauh mungkin.

Lakukan Interpretasi :

Brudzinski I negatif (Normal) bila pada saat fleksi kepala, tidak terjadi fleksi involunter kedua tungkai pada
sendi lutut

Brudzinski I positif (abnormal) bila terjadi fleksi involunter kedua tungkai pada sendi lutut.

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 6
Tanda Brudzinski II :
Cara :
1. Pasien berbaring telentang. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.

2. Fleksikan satu tungkai pada sendi lutut, kemudiansecara pasif lakukan fleksi maksimal pada
persendian panggul, sedangkan tungkai yang satu berada dalam kedaan ekstensi (lurus).

Lakukan Interpretasi :

Brudzinski II positif (abnormal) bila tungkai yangdalam posisi ekstensi terjadi fleksi involunter pada sendi
panggul dan lutut.

Brudzinski II negatif (normal) apabila tidak terjadi apa-apa.

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

Muntah :
Sakit Kepala :
Kejang :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 7
SARAF OTAK / NERVUS KRANIALIS

NERVUS I : nervus olfaktorius

Syarat Pemeriksaan : Tidak ada penyakit intranasal

1. Meminta penderita duduk atau berbaring, sambil menutup matanya.

2. Menaruh salah satu bahan/zat di depan salah satu lubang hidung klien sementara lubang hidung yang
lain ditutup. Zat pengetes yang digunakan sebaiknya zat yang dikenal sehari-hari, misalnya kopi, teh,
tembakau, jeruk.

3. Meminta klien mencium bahan/zat yang dikenalnya:

Normosmia : kemampuan menghidu normal, tidak terganggu.


Anosmia : kelainan pada indra penciuman, atau dalam kata lain
ketidakmampuan seseorang mencium bau.

Parosmia : tidak dapat mengenali bau-bauan, salah hidu

Hiposmia : kemampuan menghidu menurun, berkurang


Hiperosmia : meningkatnya kemampuan menghidu, dapat dijumpai pada penderita
hiperemesis gravidarum atau pada migren

NERVUS II :

pemeriksaan Lapang Pandang


Metode test :
Tanpa alat : Test konfrontasi.
Dengan alat : Test kampimeter dan Test perimeter
Persiapan :
Pasien kooperatif.

Test konfrontasi
Interpretasi: Normal atau menyempit

Test Kampimeter & Test Perimeter


• Papan hitam diletakan di depan pasien jarak 1 atau 2 m.
• Benda penguji (test objek) berupa bundaran kecil berdiameter 1-3 mm.
• Mata pasien difiksasi di tengah & benda penguji digerakan dari perifer ke tengah
dari segala jurusan

Ada bagian bagian visual field yang buta dimana pasien tidak dapat
melihatnya, ini disebut dengan SKOTOMA.
• Skotoma positif : tanpa diperiksa pasien sudah merasa adanya skotoma.

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 8
• Skotoma negatif: dengan diperiksa pasien baru merasa adanya skotoma.

Macam macam gangguan ”visual field” antara lain :


-hemianopsia ( temporal; nasal ; bitemporalis ; binasal )
-homonymous hemianopsia
-homonymous quadrantanopsia
-total blindness
Refleks Ancaman :

Fundus Okuli :
Pemeriksaan Funduskopi
o Pemeriksa memegang oftalmaskop dengan tangan kanan.
o Tangan kiri pemeriksa memfiksasi dahi pasien.
o Pemeriksa menyandarkan dahinya pd darsum manus tangan kiri yang memegang dahi pasien.
o Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa,begitu sebaliknya.
o Pemeriksa menilai retina & papil nervi optisi.
Interpretasi Funduskopi: 1. Gambaran retina Normal : Latar belakang :merah jingga, Papil nervus
optikus : lebih muda , Pembuluh darah berpangkal pada pusat papil memancarkan cabangcabangnya
ke seluruh retina, Arteri berwarna jernih dan vena berwarna merah tua , Reflek sinar hanya tampak
pada arteri, Vena berukuran lebih besar & tampak berkelak-kelokdibandingkan arteri , Tampak pulsasi
pada pangkal vena besar (di papil) dan penekanan bola mata → pulsasi lebih jelas
Gambaran Nervus Optikus
Normal : bentuk lonjong, warna jingga muda, bagian temporal sedikit pucat, batas tegas, bagian nasal
agak kabur

Papil edema : papil hiperemis, batas papil kabur, cupping menghilang Papil Atropi Primer : papil
pucat, batas tegas, cupping (+) Papil Atropi Sekunder: papil pucat,batas tidak tegas cupping (-)

NERVUS III, IV, VI

(OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 9
Gerakan Bola Mata :
Nistagmus :
Pupil
Lebar :
 Bentuk :
 RefleksCahayaLangsung :
 RefleksCahayaTidakLangsung :
 Rima Palpebra :
 DeviasiKonjugate :
 FenomenaDoll’s Eye :
 Strabismus :

NERVUS V Kanan Kiri

Motorik
Membukadanmenutupmulut :
 PalpasiOtot Masseter & Temporalis :
 KekuatanGigitan :

Sensorik
Kulit :
 SelaputLendir :

Reflex Kornea
Langsung :
 TidakLangsung :
Refleks Masseter :

RefleksBersin :

NERVUS VII Kanan Kiri

Motorik
Mimik :
 KerutKening :
 Menutup Mata :
 MeniupSekuatnya :
 Memperlihatkangigi :
 Tertawa :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 10
Sensorik

Pengecapan 2/3 DepanLidah:


 ProduksiKelenjarLudah :
 Hiperakusi :
 RefleksStapedial :

NERVUS VIII Kanan Kiri

Auditorius
Pendengaran :
Test Rinne :
Test Weber :
Test Schwabach :

Vestibularis

Nistagmus :
 ReaksiKalori :
 Vertigo :
 Tinnitus :

NERVUS IX, X

Pallatum Mole :

Uvala :

Disfagia :

Disartria :

Disfonia :

RefleksMuntah :

Pengecapan 1/3 BelakangLidah :

NERVUS XI Kanan Kiri

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 11
MengangkatBahu :

FungsiOtotSternocleidomastoideus :

NERVUS XII

Lidah
Tremor :
 Atroli :
 Fasikulasi :
Ujung LidahSewaktuIstirahat :

Ujung LidahSewaktuDijulurkan :

SISTEM MOTORIK

Trofi :

Tonus Otot :

KekuatanOtot : ESD : _________ ESS : __________

: EID : _________ EIS : __________

Sikap (Duduk – Berdiri – Berbaring) :

GerakanSpontan Abnormal

Tremor :
 Khorea :
 Ballismus :
 Mioklonus :
 Atetosis :
 Distonia :
 Spasme :
 Tic :
 Dan Lain-lain :

TEST SENSIBILITAS

Eksteroseptif :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 12
Proprioseptif :

Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas

Stereognosis :
 Pengenalan Dua Titik :
 Grafestesia :

REFLEKS

RefleksFisiologis Kanan Kiri

Biceps :
 Triceps :
 Radioperiost :
 APR :
 KPR :
 Strumple :

RefleksPatologis

Babinski :
 Oppenheim :
 Chaddock :
 Gordon :
 Schaefer :
 Hoffman – Tromner :
 KlonusLutut :
 Klonus Kaki :

RefleksPrimitif :

KOORDINASI

Lenggang :

Bicara :

Menulis :

PercobaanApraksia :

Mimik :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 13
Test Telunjuk – Telunjuk :

Test Telunjuk- Hidung :

Diadokhokinesia :

Test Tumit – Lutut :

Test Romberg :

VEGETATIF

Vasomotorik :

Sudomotorik :

PiloErektor :

Miksi :

Defekasi :

Libido :

VERTEBRA

Bentuk

Normal :
 Scoliosis :
 Hiperlordosis :

Pergerakan

Leher :
 Pinggang :

TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

Laseque :

Cross Laseque :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 14
Test Lhermitte :

Test Naffziger :

GEJALA-GEJALA SEREBELAR

Ataksia :

Disartria :

Tremor :

Nistagmus :

Fenomena Rebound :

Vertigo :

Dan Lain-Lain :

GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL

Tremor :

Rigiditas :

Bradikinesia :

Dan Lain-Lain :

FUNGSI LUHUR

KesadaranKualitatif :

IngatanBaru :

Ingatan Lama :

Orientasi

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 15
Diri :
 Tempat :
 Waktu :
 Situasi :

Intelegensia :

DayaPertimbangan :

ReaksiEmosi :

Afasia

Ekspresif :
 Represif :

Apraksia :

Agnosia

Agnosia Visual :
 AgnosiaJari – jari :
 Akalkulia :
 DisorientasiKanan-Kiri :

Status BagianIlmuPenyakitSaraf | 16

Anda mungkin juga menyukai