Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

KASUS

Ester Monika Hutapea

DEPARTEMEN ILMU
OBSTETRI
UHKBPN
RSUD SIDIKALANG
2019
BAB 1.
PENDAHULUAN
Riset data kesehatan dasar pada
tahun 2007 diIndonesia yang
menjadi penyebab kematian bayi
baru lahir pada kelompok umur 0-6
prematuritas
hari adalah
sebesar 32,4%. Penyebab
kematian bayi pada kelompok umur
7-28 hari adalah
prematuritas sebesar
12,8%
 Diperkirakan
penyebab langsung
utama kematian
neonatal adalah lahir
Angka kematian premature
bayi premature
dengan berat (28%)
lahir rendah di
Indonesia
termasuk tinggi,
yaitu mencapai
30%.
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA

Defenisi
Persalinan Preterm atau partus
prematurus dapat diartikan
sebagai dimulainya kontraksi
uterus yang teratur yang
disertai pendataran dan/atau
dilatasi serviks serta turunnya
bayi pada wanita hamil yang
lama kehamilannya kurang dari
37 minggu sejak hari pertama
haid terakhir
Etiologi
•Toksemia Gravidarum
•Multiparitas
•Perdarahan
Antepartum
Kausa •Kelainan Serviks
•Komplikasi dari

Ignota penyakit sifilis,


dekompensasi kordis,
rematik, penyakit-
penyakit ginjal, mioma
uteri
•Kelainan Kongenital
EPIDEMIOLOGI
 Tingkat kelahiran prematur di Amerika Serikat
sekitar 12,3% dari keseluruhan 4 juta
kelahiran setiap tahunnya
 Angka kematian bayi premature dengan berat
lahir rendah di Indonesia termasuk tinggi, yaitu
mencapai 30%. Setiap tahunnya sekitar
4 juta bayi meninggal dalam 4 minggu pertama
kehidupan .Secara global, diperkirakan
penyebab langsung utama kematian neonatal
adalah lahir premature (28%)
Faktor Resiko
Faktor Sosio
Faktor Maternal Faktor Janin
Demografi
• Hubungan Seksual • Gemelli
• Serviks • Kelainan Kongenital • Psiko Sosial (Stress
Inkompeten dan Perilaku
• IUD Insitu Merokok)
• Riwayat persalinan • Demografis(
prematur ras/etnik, usia,
• Ketuban Pecah Dini pendidikan)
• Penyakit dalam
Kehamilan
• Riwayat Abortus
• Paritas
• Perdarahan
Antepartum
PATOFISIOLOGI
Diagnosis

KONTRAKSI
 Serviks sedikitnya sudah terbuka 2 cm atau sudah
mendatar 75%
 Ada perubahan yang progresif pada serviks selama
periode observasi (Penipian 50-80%)
 Terjadinya kontraksi yang terasa nyeri, teratur, dan
intervalnya kurang dari 10 menit menunjukkan
bahwa pasien tersebut tengan berada dalam proses
persalinan.(Kontraksi 7-8 menit sekali atau 2-3
kali dalam 10 menit )
 Nyeri punggung bawah
 Perdarahan Bercak
 Perasaan menekan pada daerah serviks
 Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina
ischiadika
 Selaput ketuban pecah dapat menjadi tanda awal
adanya persalianan (kontraksi ) atau sebaliknya.
 Terjadi pada usia kehamilan 22 - kurang dari 37
minngu.
Indikator Indikator Indikator
Klinik Laboratorium Biokimia
• Keluhan klinis • Leukositosis • Fibronectin
• Pemeriksaan Janin
CRP • Corticotropin
Releasing
Hormone
(CRH)
• Sitokin
Inflamasi
• Ferritin
Penatalaksanaan
Tujuan utama pengelolaan persalinan
prematur adalah sebagai berikut:
a. Menghambat atau mengurangi
kekuatan dan kontraksi uterus untuk
menunda proses persalinan.
b. Untuk meningkatkan kualitas janin
sebelum dilahirkan
c. Menurunkan morbiditas dan
mortalitas perinatal
Penatalaksanaan

1. Tirah Baring

2. Hidrasi/ Sedasi

3. Progestrone
Injeksi 1-alpha-hydroxyprogesterone caproate
dapat menurunkan persalianan premature
berulang. Dosis yang digunakan 250 mg (1 ml)
secara IM setiap minggu sampai usia kehamilan 37
minggu atau sampai persalinan.
4. Tokolitik

Mencegah mortalitas dan morbiditas bayi


prematur
Memberi kesempatan bagi terapi
kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan
paru janin
Memberi kesempatan transfer intrauterine
pada fasilitas yang lebih lengkap
 Obat β-mimetik
Contoh obat β2 selektif adalah ritrodin,
terbutalin, salbutamol,isoxsuprine,
fenoterol, dan hexoprenaline
 MgSO4
Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20
menit, diikuti 1-4 gr per jam tergantung
produksi urine dan kontraksi uterus
 Prostaglandin Synthetase Inhibitors
indometasin, Dosis awal pemberiannya
100 mg dan dilanjutkan 50 mg peroral
setiap 6 jam untuk 8 kali pemberian
 Calcium Channel Blockers
Obat yang digunakan adalah nifedipin.
Nifedipin merupakan antagonis kalsium,
yang diberikan peroral dengan dosis
awal 20 mg dilanjutkan 10-20 mg,
diberikan 3-4 kali sehari sesuaikan
dengan aktifitas uterus sampai 48 jam.
Cara pemberiannya 10 mg/oral diulang
2-3 kali/ jam dilanjutkan tiap 8 jam
sampai kontraksi hilang. Dosis
maksimalnya adalah 60 mg/hari
5. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid dapat
menurunkan kejadian Respiratory Distress
Syndrome (RDS) sehingga dapat
menurunkan morbiditas perinatal pada
nonatus yang lahir sebelum usia 34 minggu
Kortikosterid yang paling sering digunakan
adalah:
Betametason : 2 x 12 mg intramuskular
dengan jarak pemberian 24 jam
Deksametason : 4 x 6 mg intravena
dengan jarak pemberian 6 jam
6.Antibiotika
Antibiotik diberikan hanya bilamana
kehamilan mengandung risiko
terjadinya infeksi. Obat diberikan per
oral, yang dianjurkan adalah
 eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari.
 ampisilin 3 x 500 mg selama tiga hari
 atau antibiotka lain klinsdamisin.
7. Proses Persalinan
Pencegahan
 Hindari kehamilan pada ibu usia terlalu muda
 Hindari jarak kehamilan yang terlalu dekat
 Menggunakan kesempatan untuk pemeriksaan
Antenatal Care (ANC)
 Anjurkan untuk tidak merokok maupun
konsumsi obat terlarang
 Hindari kerja berat dan perlu istirahat yang
cukup
 Obati penyakit yang dapat menjadi factor resiko
partus prematurus
 Segera kenali dan obati infeksi genital atau
saluran kencing
 Deteksi dan pengamanan factor resiko terhadap
persalinan prematur
Komplikasi dan
Prognosis
a. Bagi Janin

Adapun kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah:

 gangguan saluran pernapasan ( Respiratory Distress


Syndrome/RDS),

 dysplasia bronkopulmonal,

 perdarahan intra/periventrikuler,

 Necrortizing Entero Colitis (NEC),

 paten duktus arteriosus dan sepsis.

Sedangkan kelainan jangka panjang yang sering dialami berupa

 kelainan neurologic seperti cerebral palsy,

 retinopati

 retardasi mental.
b. Bagi Ibu
Setelah persalinan preterm ibu dapat
mengalami komplikasi seperti infeksi
endometrium, yang dapat menyebabkan
sepsis.
BAB 3. STATUS PASIEN
BAB 4. KESIMPULAN

KESIMPULAN
 Dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. MBM
yang berusia 22 tahun datang ke RSUD
Sidikalang dengan keluhan utama perut
mulas-mulas dan sakit hal ini dirasakan
setiap 10 menit sebanyak 2-3 kali dengan
durasi kurang dari 1 menit .
 Sebelumnya pasien juga sudah mengeluhkan
keluar cairan lendir jernih (+) dari
kemaluan, flek darah(+), Gerak janin (+), DJJ
(135), ketuban (+), Riwayat keputihan
selama hamil (+), pada VT portio masih
tebal dan pembukaan sekitar 2 cm.
 Setelah melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, maka didapatkan G1P0A0
gravida 35 minggu + prematurus.
Pada pasien ini dilakukan Observasi di
Ruangan.
 Pasien didiagnosa dengan G1P0A0
gravida 35 minggu + prematurus.
Secara umumpenegakkan diagnosis
maupun penatalaksanaan pada pasien
ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.
s
THAnk
YOU

Anda mungkin juga menyukai