Panduan Triase Rsudtala Revisi
Panduan Triase Rsudtala Revisi
Mengingat :
1. Undang _Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang –Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medis di Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 856/MENKES/SK/IX/2009
tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Panduan Triase Instalasi Gawat Darurat, RSUD Tamiang Layang 1
Menetapkan :
Kesatu : Memberlakukan tentang panduan triage di Rumah Sakit
Umum Daerah Tamiang Layang
Kedua : Panduan triage digunakan sebagai tata laksana metode
memberikan pelayanan di IGD kepada pasien di RSUD Tamiang
Layang
Ketiga : Perubahan panduan harus dibahas sekurang – kurangnya
setiap 3 (tiga) taun sekali dan apabila diperlukan, sewaktu-waktu
akan dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
apabila kemudian hari ditemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Pembina, IV / a
BAB I
PENDAHULUAN
D. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan
cara memilih anggota antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin
yang biasa digunakan adalah (Subagyo, 1993) :
1) FCFS : First Come First Serve (pertama masuk-pertama
dilayani)
2) LCFS : Last Come-First Serve (terakhir masuk-pertama
dilayani)
3) SIRO : Serve In Random Order (pelayanan dengan
urutan acak)
4) Emergency First : kondisi berbahaya yang didahulukan
Saat tiba di instalasi gawat darurat, pasien biasanya menjalani
pemilahan terlebih dahulu anamnesis untuk membantu menentukan
sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang kena penyakit serius
biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada
mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan
penangana awal pasien bias dirukuk ke rumah sakit untuk distabilkan
atau dipindahkan ke rumah sakit lain karena berbagai alasan.
1.2. TUJUAN
a. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat
b. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
c. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang
terjadi didaerah Kabupaten BaritoTimur
d. Mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat
dengan problem medis akut.
B. PRINSIP TRIASE
1. Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang
mengancam nyawa merupakan suatu yang sangat penting pada
bagian kegawatdaruratan
2. Pemeriksaan harus adequate dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu elemen
penting pada proses pengkajian.
3. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat
direncanakan jika ada informasi yang adequate dan data yang
akurat.
4. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
C. PRIORITAS
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacukepada tingkat
ancaman jiwa yang timbul. Prosedur pemindahan korban atau pasien
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tamiang Layang, dilakukan
berdasarkan labelisasi warna.
1.2. KLASIFIKASI
A. BERDASARKAN TIPE TRIASE
1. Daily Triage
Daily triage adalah triase yang selalu dilakukan sebagai dasar
pada system kegawatdaruratan. Triase yang terdapat pada setiap
rumah sakit berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk
mengenal, mengelompokkan pasien menurut tingkat keakutannya
dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang
tepat. Perawatan yang paling intensif diberikan pada pasien dengan
sakit serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.
3. Disaster Triage
Ada ketikan system emergenci local tidak dapat memberikan
perawatan intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat
membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari memberikan
4. Military Triage
Sama dengan triase lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
dibanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triase ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal
untuk mencapai misi akan mengakibatkan efek buruk pada
kesehatan dan kesejahteraan populasi yang lebih besar.
5. Special Triage
Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau
korban. Contohnya kejadian yang berhubungan dengan senjata
pemusnah masal dengan radiasi, kontaminasi biologis dan kimia.
Dekontaminasi dan perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh
tenaga medis. (Oman, Kathleen S, 2008, hal 2).
Prioritas 1 (Merah)
Prioritas 2 (Kuning)
Tamiang Layang,
Direktur
Pembina, IV / a