Anda di halaman 1dari 13

Belajar Bahasa Jawa Dan Artinya

Belajar Bahasa Jawa Dan Artinya

Belajar Bahasa Jawa Dan Artinya

Berikut ini ada kosakata yang terdiri dari bahasa jawa yang bisa anda gunakan untuk percakapan sehari-
hari. Diantaranya yaitu sebagai berikut :

Bahasa Jawa Ngoko/Krama

Bahasa Jawa Ngoko/Krama

Bahasa Jawa Ngoko/Krama

Kulo/Dalem : Saya

Kowe/Panjengengan : Kamu

Awekedhewe/Kito : Kami

Deweke/Piyambakipun : Dia

Iki/Meniko : Ini

Kui/Niku : Itu

Opo/Menopo : Apa

Ngendi/Wonten Pundhi : Di mana

Singendi/Ingkangpundhi : Yang mana

Sopo/Sinten : Siapa

Ngopo/Kadosmenopo : Mengapa

Piye/Kadospundhi : Bagaimana

Yoh/Inggih atau injih : Iya

Ora/Mboten : Tidak

Menowo/Menawi : Barangkali

Siji/Setunggal : Satu

Uwong/Tiyang atau Piyantun : Orang


Lanang/Kakong : Anak laki-laki

Wedhok atau wadon/Estri : Anak perempuan

Rama/Romo : Ayah

Lare atau putera/Putro : Anak

Jeneng atau Asma/Asmo : Nama

Duwit/Artho : Uang

(Kamar) Mburi/(Kamar) Wingking : Kamar kecil

Banyu/Toya : Air

Dalan/Mergi : Jalan

Kiro-kiro/Kinten-kinten : Kira-kira

Kabeh/Sedanten atau sedaya : Semua

Luwih/Langkung : Lebih

Banget/Sanget : Sangat atau sekali

Seko/Saking : Dari

Saiki/Sakmeniko : Sekarang

Anyar/Enggal : Baru

Tuwo/Sepuh : Tua

Dowo/Panjang : Panjang

Cendek/Cendak : Pendek

Merah/Mirah : Murah

Larang/Awis : Mahal

Benther/Benther : Panas

Adem/Asrep : Dingin

Wingi/Kolowingi : Kemarin

Sesuk/Mbenjang : Besok
Nduwur/Nginggil : Atas

Ngisor/Ngandap : Bawah

Ngelih/Luwe : Lapar

Seneng/Rahayu : Bahagia

Lara/Gerah : Sakit

Ngapunten/Ngapura atau ngapuro : Maaf

Esuk/Enjing-Injing : Pagi

Awan/Siang : Siang

Bengi/Dalu : Malam

Piyekabare/Pripun atau kadospundhi : Apa kabar

Piro/Pinten : Berapa

Monggo/Monggopunatri : Silahkan

Muwun/Maturnuwun : Terima Kasih

Bahasa Jawa Halus

Bahasa Jawa Halus

Bahasa Jawa Halus

Bahasa jawa halus adalah merupakan jenis bahasa jawa, yang digunakan untuk meninggikan derajat
lawan bicara dan untuk merendahkan diri atau bersikap rendah hati.

Berikut ini beberapa kosakata bahasa jawa halus yang perlu anda ketahui, diantaranya yaitu sebagai
berikut :

Sugeng tindak : Selamat jalan

Dereng : Belum

Amargi : Karena

Amargi : Tetapi
Wontenmriki : Di sini

Sae : Baik

Kirangsae : Jelek

Leres : Betul

Endah : Cantik atau indah

Ageng : Besar

Alit : Kecil

Kathah : Banyak

Sakedhik : Sedikit

Sami : Sama

Saget : Bisa

Kagungan : Punya

Wonten : Ada

Kersa : Mau

Ampun : Jangan

Tindhak : Pergi

Rawuh : Datang

Ngendika/Ngendiko : Bicara

Dawuh : Bilang

Mrisani : Lihat

Ngertos : Mengerti

Dahar atau nedo : Makan

Ngunjuk : Minum

Miereng : Dengar

Paringi : Kasih
Remen : Suka

Tresna atau tresno : Cinta

Penggalih : Pikir

Nadamel atau damel : Membuat

Lenggah atau pinarak : Duduk

Tumbas : Beli

Kendhel : Berhenti

Tebeh : Jauh

Cerak : Dekat

Tengen : Kanan

Kiwo : Kiri

Sama halnya dengan bahasa sunda, bahasa Jawa juga memiliki beberapa daerah yang memiliki bahasa
jawa halus dan bahasa jawa kasar. Untuk daerah yang masih menggunakan bahasa jawa halus yaitu
Semarang, Solo, dan Yogya. Sedangkan bahasa jawa kasar biasanya digunakan oleh daerah perbatasan
misalnya antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Daerah sekitar pantai selatan dan pantai utara misalnya, biasanya mereka menggunakan bahasa jawa
kasar. Lain lagi dengan daerah atau wilayah Jawa Timur, yang di mana dialek atau cara bicaranya
terdengar lantang dan tegas. Kemungkinan karena terpengaruh oleh bahasa Madura.

Bahasa Jawa Krama

Bahasa Jawa Krama

Bahasa Jawa Krama

Bahasa jawa krama atau kromo inggil juga merupakan bahasa jawa halus, sayangnya bahasa jawa ini bisa
saja punah karena anak muda zaman sekarang lebih senang menggunakan bahasa asing daripada bahasa
daerah. Atau mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul dibanding bahasa jawa krama ini.

Berikut ini ada beberapa perbendaharaan bahasa jawa krama yang bisa anda pelajari dan lestarikan.
Diantaranya yaitu sebagai berikut :
Abang : Merah

Abot : Berat

Adi : Adik

Adoh : Jauh

Adol : Jual

Adus : Mandi

Agomo : Agama

Ai : Kalau

Aja : Jangan

Akeh : Banyak

Ala : Buruk atau marah

Alas : Hutan

Amba : Lebar

Ambu : Bau

Ana : Ada

Bae : Saja

Bagen : Biar

Bak : Kalau

Balik : Pulang

Bari : Dengan

Batur : Teman

Begono : Begitu

Beli : Tidak

Beli kelingan : Lupa


Bengen : Dahulu

Bolah : Benang

Bosok : Busuk

Buru : Cepat

Ciut : Sempat

Dadi : Jadi

Dalan : Jalan

Damar : Lampu

Danyang : Menawar

Dekene : Punya

Derep : Panen

Penyebutan Angka Bahasa Jawa

Penyebutan Angka Bahasa Jawa

Penyebutan Angka Bahasa Jawa

Angka dalam bahasa jawa ini termasuk unik, karena ada misteri arti yang terkandung di dalam cara
menyebutkannya. Karena cara penyebutannya berhubungan dengan usia seseorang. Angka 2 puluhan
dalam bahasa Indonesia, biasanya disebutkan dengan dua puluh satu, dua puluh dua, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengucapan dalam bahasa jawa berbeda.

Misalnya salikur, rolikur untuk penyebutan angka dua puluh satu, dua puluh dua dan lain sebagainya.
Menurut cerita yang ada likur merupakan arti dari lingguh kursi, yang di mana angka 20 pada usia
seseorang melambangkan kepribadian, pekerjaan, profesi dan lain sebagainya. Itulah sebabnya
pengucapannya berbeda dengan penyebutan angka yang biasanya.

Namun untuk angka 25 tidak disebut dengan limanglikur, masyarakat Jawa lebih sering menyebut angka
25 dengan selawe. Arti dari selawe ini adalah seneng-seneng lanang lan wedok, yang di mana usia 25
pada seorang manusia artinya sudah pas untuk menikah dan merupakan usia yang ideal untuk menikah.
Lain halnya dengan bilangan puluhan misalnya 10 yang disebut dengan sepuluh, rongpuluh, telongpuluh,
patangpuluh. Tetapi di angka 50 tidak disebut dengan limang puluh, tetapi lebih sering disebut dengan
seket atau seneng kethonan. Artinya di umur 50 kebanyakan orang senang menggunakan peci, yang
artinya usia yang tepat untuk lebih memikirkan dan melakukan ibadah.

Satu bilangan aneh lainnya yang disebutkan dalam bahasa Jawa adalah nomor 60. Masyarakat jawa lebih
sering menyebutnya sewidak, yang artinya yaitu sejatine wis wayahe tindak. Artinya yaitu sesungguhnya
manusia di usia 60 sudah waktunya memikirkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Angka 1-10 Dalam Bahasa Jawa, yaitu :

Angka 1-10 dalam bahasa Jawa, yaitu :

Angka 1-10 dalam bahasa Jawa, yaitu :

Siji/Setunggal : Satu

Loro/Kalih : Dua

Telu/Tiga : Tiga

Papat/Sekawan : Empat

Limo/Gangsal : Lima

Enem/Enem : Enam

Pitu/Pitu : Tujuh

Wolu/Wolu : Delapan

Sanga/Sanga : Sembilan

Sepuluh/Sedasa : Sepuluh

Kalimat Tanya Dalam Bahasa Jawa

Kalimat Tanya Dalam Bahasa Jawa

Kalimat Tanya Dalam Bahasa Jawa


Bukan hanya kosakatanya saja yang harus anda pelajari dalam belajar bahasa Jawa ini. tetapi anda juga
harus mengetahui bagaimana kalimat tanya yang ada di dalam bahasa jawa. Kalimat tanya dalam bahasa
jawa disebut dengan Ukara Pitakon. Berikut ini beberapa penggunaan kata tanya dalam bahasa jawa :

Apa/Menapa : Apa

Sapa/Sinten : Siapa

Ing ngendi/Wonten pundhi : Di mana

Kpriye/Kepripun atau kadspundhi : Bagaimana

Geneya/Yagene atau kena apa atau kenging mengapa : Mengapa

Contoh Penggunaan Kalimat Tanya :

Contoh penggunaan kalimat tanya :

Contoh penggunaan kalimat tanya :

Apa sing kokgawa kuwi? : Apa yang kaubawa itu.

Sapa sing teka kae? : Siapa yang datang itu.

Sapa jenengmu? : Siapa namamu.

Endi sing arep kokgawa? : Mana yang engkau bawa.

Ana ngendi kowe tuku buku iki? : Di mana engkau membeli buku ini.

Kowe lunga menyang endi? : Engkau pergi ke mana.

Dheweke asli saka endi? : Dia berasal dari mana.

Jajan ini digawe saka apa? : Kue ini terbuat dari apa.

Saka sapa kowe oleh buku iki? : Dari siapa engkau mendapat buku ini.

Nganggo apa kowe mbukak lawang iki? : Dengan apa kamu membuka pintu ini.
Kata Kata Lucu Bahasa Jawa

Kata Kata Lucu Bahasa Jawa

Kata Kata Lucu Bahasa Jawa

Agar kegiatan berkumpul dengan teman-teman anda semakin terasa menyenangkan, maka anda bisa
menggunakan kata atau kalimat lucu dalam bahasa jawa yang membuat suasana semakin hangat.
Apalagi untuk orang jawa asli, becanda dengan menggunakan bahasa ibu akan lebih berasa dibanding
dengan bahasa Indonesia.

Akeh cewek suale ngisor dengkul jare lak gog ngono ora gaul, terae zaman iki zaman edan lak gak melu
edan ora keluman : Banyak wanita yang menggunakan celana pendek katanya jika tidak seperti itu maka
tidak gaul, memang sekarang zaman sudah gila kalau tidak ikut gila maka tidak akan kebagian.

Janjimu tresnamu gede nyatane sak ini kok tinggalne : Janjimu cintamu sangat besar, tetapi sayangnya
kamu sekarang meninggalkan aku.

Cah saiki akeh sek podo edan, sekolah re gelem, ngaji ra gelem, kerjaanne lontang lantung lan wani
ngelawan wong tuwo : Anak zaman sekarang banyak yang sudah gila, sekolah tidak mau, mengaji tidak
mau, tapi kerjaannya Cuma ke sana ke sini tidak jelas dan berani melawan kepada orang tua.

Janjimu mung lamis : Janjimu hanya sebatas di mulut saja.

Ngomongmu empuk mung nyereti : Perkataanmu manis dan empuk tapi sayang bikin aku seret.

Iso ngajari mung ra iso ngelakoni : Hanya bisan mengajarkan tetapi tidak bisa melakukannya sendiri.

Wong wedok ki ra ger siji, nak wes kelangan ra sah mbok pikiri : Wanita di dunia ini tidak hanya satu,
kalau kamu ditinggalkan tidak perlu dipikirkan lagi.

Nak pelit ki ojo mremet : Kalau pelit itu jangan medit-medit.

Kata Kata Bijak Bahasa Jawa

Kata Kata Bijak Bahasa Jawa

Kata Kata Bijak Bahasa Jawa

Sopo sing nandur yo kui sing bakal manen hasil : Siapa yang menanam itulah yang menuai hasilnya.

Ojo dumeh, ojo nyeleneh, ojo gresulo, ojo suloyo, lan rasah neko-neko : Jangan bangga, jangan aneh-
aneh, jangan mengeluh, jangan loyo, dan jangan macem-macem.

Yen kue terus sambat karo opo sing kue ora ndue, iku bakalan gawe kue ora cukup karo urip iki sukuri
wae opo sing ono : Jika kamu seringg mengeluh dengan apa yang tidak kamu miliki dalam hidup, itu akan
membuat kamu tidak cukup dengan yang kamu punya dalam hidup. Jadi syukuri saja semua yang sudah
kamu miliki.

Ora kabih seneng karo apa sing dewek lakoni, ora papa sing penting dewek niate apik lan ngelakoni sing
bener : Tidak semua orang senang dengan apa yang kita lakukan, tidak apa-apa yang penting niat kita
baik dan menjalani sesuatu dengan benar.

Sebejo-bejone wong kang lali, esek bejo wong kang eleng lan waspodo : Seberuntung-beruntungnya
orang yang lupa, masih tetap beruntung orang yang ingat dan selalu waspada.

Contoh Dialog Bahasa Jawa Dan Artinya

Contoh Dialog Bahasa Jawa Dan Artinya

Contoh Dialog Bahasa Jawa Dan Artinya

Nina : Kowe lagi apa? ( Kamu lagi ngapain?)

Siti : Aku lagi nandur kembang ki, aku njaluk tulung gawakno pot kembang sing ning kana kae mrene. Isa
ora? (Aku sedang menanam bunga nih, aku bisa minta tolong bawakan pot bunga yang di sana itu ke sini.
Bisa tidak?

Nina : Ya. Iki pot kembange (Ini pot kembangnya.)

Siti : Matur nuwun ya. (Terima kasih ya.)

Nina : Padha-padha ya siti, kembang-kembang iki endah ya apa iki kabeh duwekmu siti? (Sama-sama Siti,
bunga-bunga ini indah ya. Apa ini semua punyamu Siti?)

Siti : Iya, Ibuku munduthake kembang-kembang iki kabeh kanggo aku. (Iya Ibuku yang membelikan
bunga-bunga ini semua untukku.

Nina : Tak ewange nyirami kembange ya? (Aku bantu menyirami bunganya ya.)

Siti : Wis ora usah Nina, wis ngerepotake awakmu. (Sudahlah tidak usah Nina, nanti merepotkan dirimu.)
Nina : Ora apa-apa kok, aku malah seneng loh. (Tidak apa-apa kok, aku malah senang ya.)

Siti : Ya wis kae ne njupuk banyu ning keran kidul kae ya. (Ya sudah kalau mau mengambil airnya di
sebelah selatas sana ya.)

Nina : Iyo baiklah. (Iya baiklah.)

Istilah Jatuh dalam Bahasa Jawa

Istilah Jatuh dalam Bahasa Jawa

Istilah Jatuh dalam Bahasa Jawa

Arti kata jatuh dalam bahasa Indonesia hanya 1 yaitu jatuh, lain halnya dengan jatuh dalam bahasa jawa
yang terdiri dari beberapa varian. Sama halnya dengan bahasa sunda yang memiliki arti kata jatuh yang
bervariasi. Mari kita simak varian kata jatuh dalam bahasa jawa terdiri dari apa saja. Diantaranya yaitu
sebagai berikut :

Kepeleset : artinya sama dengan terpeleset dalam bahasa Indonesia.

Kegeblak : arti jatuh dari kata berikut merupakan lanjutan dari terpeleset, jika terpeleset tidak berarti
jatuh seutuhnya maka arti kata kegeblak merupakan jatuh yang seutuhnya. Artinya tubuh benar-benar
terjatuh dan menimbulkan suara seperti benda jatuh.

Kegriul : artinya terpeleset yang disebabkan oleh karena menginjak benda kecil seperti kerikil.

Kegelinding : berasal dari kata gelinding, misalnya saja jatuh dari tempat tidur.

Keplengkang : jatuh yang terjadi karena merentangkan kaki selebar-lebarnya.

Kejengkang : posisi jatuh ke belakang yang berakhir dengan posisi jongkok.

Kesundul : mungkin arti kata ini bukan benar-benar jatuh, tetapi keadaan kepala yang berbenturan
secara tidak sengaja. Baik dengan kepala lagi atau dengan benda lainnya.
Kejedhug atau kedhodhos : tidak jatuh dalam arti sebenarnya tetapi hampir sama dengan kesundul, yaitu
kondisi di mana kepala yang berbenturan dengan suatu benda tertentu.

Kejebles : yang ini versi parah dari kata kata kejedhug, yang di mana kepala terbentur suatu benda
dengan keras dan menimbulkan suara yang cukup keras. Tentu saja versi ini efeknya akan lebih membuat
si korban menderita.

Di dalam bahasa jawa tidak hanya bahasa halusnya saja, tetapi masih banyak juga bahasa jawa lainnya
misalnya bahasa jawa kasar. Namun bahasa jawa kasar ini biasanya digunakan oleh mereka yang
berdomisili di daerah perbatasan. Walaupun banyak juga orang jawa lainnya, yang menggunakan bahasa
jawa kasar dalam kehidupannya sehari-hari.

Keunikan dari Bahasa Jawa

Keunikan dari bahasa jawa ini adalah dialek dan logatnya yang berbeda, sehingga banyak orang dari luar
negeri sana yang tertarik belajar bahasa jawa. Jenis bahasa jawa yang termasuk kasar adalah bahasa
jawa ngoko yang dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Ngoko atau kasar lugu

Bahasa jawa yang satu ini memiliki bentuk unggahan yang ke semua kosakatanya memiliki bentuk ngoko
dan netral.

2. Ngoko atau kasar alus

Lain halnya dengan ngoko kasar halus yang bukan hanya memiliki unggahan leksikon ngoko dan netral
saja, tetapi juga terdiri dari leksikon karma inggil dan andhap. Pemakaiannya digunakan untuk
menghormati lawan bicaranya, yaitu orang kedua dan orang ketiga.

Anda mungkin juga menyukai