Anda di halaman 1dari 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK


MATERI KETENAGAKERJAAN
PADA SISWA KELAS VIII.1 SMP TARAKANITA 1
JAKARTA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH:

DRA. MARTHA SUTANTI


NIY: 04.99.0890

YAYASAN TARAKANITA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TARAKANITA 1
JL. WOLTER MONGINSIDI 118 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN

1
2017
LEMBAR PENGESAHAN
1 Peningkatan hasil belajar melalui metode Talking Stick,
a. Judul Penelitian
pada siswa kelas VIII. 1, SMP Tarakanita 1, Jakarta
b. Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas
2 Peneliti Dra. Martha Sutanti
a. Jenis Kelamin Perempuan
b. Golongan/ Pangkat/ NIP
IV/A

c. Jabatan Guru
d. Instansi SMP Tarakanita 1
Jl. Parikesit, Blok W II, No. 5, Pondok Benda,
e. Alamat rumah
Pamulang, Tangerang Selatan.
3 Jumlah Kolaboran
1 orang

Nama Kolaboran Maria Sri Purwati , S.Pd


4 Lokasi penelitian SMP Tarakanita 1 Jakarta
5 Lama penelitian 2,5 Bulan
6 Biaya Mandiri

Mengetahui Jakarta, Mei 2017


Kepala SMP Tarakanita 1 Peneliti

R.R Nugraha Djati, S.Pd. Dra. Martha Sutanti


NIY: 04.01.0952 NIY: 04.99.0890

KATA PENGANTAR

2
Segala puji bagi dan syukur kepada Tuhan, yang telah mencurahkan karunia dan
hidayahNya sehingga penulis dapat meneyelesaikan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, walaupun tidak sedikit mendapatkan halangan dan
rintangan.
Kegiatan penelitian ini sedianya akan dilaksanakan selama dua bulan lima belas
hari sejak bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2017. Kegiatan dimulai dari
Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran, Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran dan Penyusunan Laporan. Seluruh rangkaian kegitan tersebut
dilaksanakan pada Proses Pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2016/2017,
dalam rangka memenuhi persyaratan tugas pengajaran.
Berkenaan dengan penyusunan Laporan PTK ini izinkanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
sehingga laporan ini dapat terselesaikan terutama kepada :
1. Bp R.R. Nugraha Djati, S.Pd sebagai Kepala SMP Tarakanita 1,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
2. Ibu Maria Sri Purwati S.Pd, yang telah bersedia menjadi tiem peneliti
( laboran )
3. Seluruh guru SMP tarakanita 1, sebagai observer sekaligus teman
sejawat yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran di kelas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan,
untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya penyusunan PTK ini.
Akhirnya semoga PTK ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei, 2017


Peneliti,

Dra. Martha Sutanti

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah PTK dan Pemecahannya
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Belajar
B. Pengertian Hasil belajar
C. Pengertian Pelajaran IPS
D. Model Pembelajaran Talking Stick
E. Kerangka Berfikir
F. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN


A. Setting Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Jadwal Penelitian

Lampiran-Lampiran
 Daftar Pustaka
 Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN

4
A. Latar Belakang Masalah

Di jaman yang modern seperti sekarang ini menuntut banyak


pihak untuk lebih arif dan bijaksana dalam segala tindakan, terlebih bagi
seorang guru dituntut untuk lebih inovatif dalam proses pembelajaran.
Pepatah Jawa yang mengatakan bahwa soerang guru sebagai sosok ”
Yang di Gugu dan di Tiru” dimana setiap perkataan, tingkah laku seorang
guru akan dipercaya dan di ikuti oleh siswanya. Namun pada
kenyataannya di jaman moderen seperti sekarang ini sepertinya pepatah
tersebut sudah banyak berubah, karena siswa lebih mencari contoh dan
teladan dari sumber lain, seperti majalah, radio, televisi internet demikian
pula sumber belajar yang mereka temukan tidak lagi semua dari guru.
Meskipun demikian fungsi guru sebagai motivator, fasilitator,
pendamping dalam proses pembelajaran tetap sangat diperlukan.
Sehingga penerapan pembelajaran yang masih bersifat konvensional
dengan menjelaskan atau dengan metode ceramah, memberi contoh,
mengajukan pertanyaan, dan memberi tugas secara individual maupun
klasikal sepertinya sudah tidak menarik lagi. Model konvensional seperti
ini menunjukkan bahwa guru masih menjadi pusat pembelajaran dan
siswa menjadi objeknya. Di dalam proses pembelajaran guru harus
memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Cara mengajar yang
diterapkan guru selama ini cenderung monoton tidak variatif sehingga
iklim kelas tidak kondusif. Di samping itu latar belakang pendidikan
guru yang mengajar merupakan guru disiplin ilmu seperti geografi,
sejarah, dan ekonomi, sehingga sangat sulit untuk melakukan
pembelajaran yang memadukan antar disiplin ilmu tersebut.
Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Ekonomi di kelas VIII.1,
SMP Tarakanita1 Jakarta tahun pelajaran 2016/2017 antara lain
disebabkan oleh karena pelajaran Ekonomi dianggap sebagai pelajaran
yang tidak penting, karena bukan termasuk pelajaran yang di UN kan.

5
Cara guru mengajar yang kurang inovasi dalam pembelajaran, sehingga
siswa tidak termotivasi untuk belajar. Hal ini membuat keprihatinan
penulis karena berbagai metode telah dilakukan untuk meningkatkan
nilai siswa agar nilai yang didapat sekurang-kurangnya mencapai KKM
IPS yaitu 70. Contoh yang diambil adalah hasil ulangan semester Genap
pada kelas 8.1 untuk materi Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

No. NIS Nama Siswa KD 1.1 KETERANGAN


UH 1
1 12724 Agatha Kinanthi Pramdriswara T.A 93 Tuntas
2 12757 Agifta Grace Yossy 100 Tuntas
3 12791 Amanda Christy Siahaan 90 Tuntas
4 12725 Angelica Irda Puspita 62 Tidak Tuntas
5 12726 Arturo Vallemorin Cahyadi 48 Tidak Tuntas
6 12760 Axel Theodoriust Sebastian Binsar Situmorang 17 Tidak Tuntas
7 12761 Ayu Martha Fadhila
8 12728 Bhadranala Haryawirasma 100 Tuntas
9 12762 Chesya Angeline Mangera 83 Tuntas
10 12729 Chiandra Aninggar Nashira 37 Tidak Tuntas
11 12730 Dave Jeremiah Jonathan Napitupulu 70 Tuntas
12 12766 Exaudi Onasis Simarmata 34 Tidak Tuntas
13 12739 Ivena Holy 95 Tuntas
14 12741 Joan Beth Ovadya Siahaan 100 Tuntas
15 12769 Jose Marie Wynne Aquavita 100 Tuntas
16 12743 Kezia Zafania Prihantoro 95 Tuntas
17 12771 Kiana Aneli 95 Tuntas
18 12772 Laurentia Evelin Nauli 28 Tidak Tuntas
19 12744 Maria Jasmine Putri Subiyanto 100 Tuntas
20 12773 Martin Lauther Simanjutak 25 Tidak Tuntas
21 12745 Martinus Rendy Dwiantono 27 Tidak Tuntas
22 12774 Nayaka Fedora Aldianto 26 Tidak Tuntas
23 12747 Nicholas Wiriastama 87 Tuntas
24 12779 Ratu Virginia Riwu 33 Tidak Tuntas
25 12748 Rayvan Navarro Bernhard 37 Tidak Tuntas
26 12780 Revita Jovila Marie 47 Tidak Tuntas
27 12781 Reza Poetra Siregar 50 Tidak Tuntas
28 12783 Roswita Regina 25 Tidak Tuntas
29 12750 Sarah Arimurti Witjaksana 98 Tuntas
30 12785 Skolastika Anabel 96 Tuntas

6
31 12787 Valentino Otnel Sandi Pranoto 33 Tuntas
32 12751 Vallery Jessica Sidenden 100 Tuntas
33 12753 Widya Indah Permatasari 12 Tidak Tuntas
34 12790 Yudhistira Perwira Kristianto 80 Tuntas
35 12756 Zefanya Dailyblessed Simanjutak 91 Tuntas

35 12756 Zefanya Dailyblessed Simanjutak 91 Tuntas


Rata-rata 65,57
.
Dari data tersebut terlihat bahwa siswa yang mengalami
ketuntasan hanya 53% dari jumlah siswa keseluruhan. Hal ini terlihat
dari rata-rata siswa hanya mencapai nilai 65.57 dengan demikian nilai
yang dicapai oleh siswa perlu diadakan penelitian dan perbaikan.
Saya sebagai peneliti dan sekaligus sebagai guru yang mengajar
di kelas VIII.1 di SMP Tarakanita 1Tahun Pelajaran 2016/2017 tersebut
akan memberikan inovasi melakukan perubahan.
Alternatif yang dipakai sebagai salah satu inovasi adalah model
talking stick yaitu dengan cara menggunakan tongkat sebagai alat utuk
menyampaikan pertanyaan, setiap siswa yang mendapatkan tongkat dari
guru harus menjawab pertanyaan yang diajukan pada siswa tersebut,
setelah terjawab soal, tongkat bergiliran diberikan guru pada siswa yang
lain sehingga semua siswa dapat giliran menjawab pertanyaan dari guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah


yang dapat diidentifikasikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi belajar dalam pelajaran Ekonomi
2. Kurangnya minat siswa dalam belajar
3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran Ekonomi
4. Masih sulitnya siswa menemukan contoh dalam kehidupan nyata
5. Merasa bosan dengan metode yang biasa diberikan guru sebelumnya.

C. Rumusan Masalah PTK dan Pemecahannya

7
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan
masalah : “ Apakah melalui model pembelajaran Talking Stick siswa
dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi di kelas VIII.1 SMP
Tarakanita 1 Tahun Pelajaran 2016/2017?”

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa Model
Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi pada siswa kelas
VIII.1 SMP Tarakanita 1Tahun Pelajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian
a) Untuk Siswa : 1. Meningkatkan hasil belajar Ekonomi
2. Meningkatkan kreativitas siswa
b) Untuk Guru : 1. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan
ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang
bervariasi
2.Lebih termotivasi melakukan penelitian sederhana.
c) Untuk Sekolah : 1. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran
2. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan di
sekolah

8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS

A. Pengertian Belajar
Belajar menurut Nana Sudjana (1989:28) adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman,
melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan Umar Hamalik
(1999:37) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Adapun
pengertian belajar menurut Gulo W (2004:8) adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah laku
dalam berfikir, bersikap dan berbuat.
Slameto, menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi
lingkungannya (1995: 2).
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 6) menyatakan bahwa
ada perbedaan dalam hal pengertian belajar antara pandangan tradisional
dan pandangan modern. Pandangan tradisional mengenai belajar lebih
berorientasi pada pengembangan intelektualitas atau pengembangan otak.
Pandangan ini menyatakan bahwa belajar adalah usaha memperolah
sejumlah ilmu pengetahuan. Pandangan modern mengenai belajar lebih
berorientasi pada perubahan tingkah laku secara holistik dan integral.
Pandangan ini menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan
perilaku itu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Pengertian Hasil belajar

9
Suratinah Tirtonegoro (1988: 43) mengemukakan bahwa
“Hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar disebut hasil
belajar.
Sedangkan menurut S Nasution hasil belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja
perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga perubahan untuk
membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan
dan penghargaan dalam pribadi individu yang belajar. (S.Nasution)
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. (Asep Jihat)

C. Pengertian Pelajaran Ekonomi


Menurut asal usul bahasanya Ekonomi berasal dari bahasa Yunani
OIKONOMIA, yang terdiri dari kata OIKOS yang berarti rumah
tangga dan NOMOS yang berarti aturan, jadi ekonomi berarti aturan
rumah tangga.
1. Menurut Adam Smith, Ekonomi adalah penyelidikan tentang
keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.
2. Menurut Mill J. S, Ekonomi adalah ilmu tentang pengeluaran dan
penagihan.
3. Menurut Abraham Maslow, Ekonomi adalah salah satu bidang
pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asa
kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber
ekonomi yang ada dengan berdasarkan prinsip serta teori tertentu
dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang


diberikan di SMP yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:

10
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran Ekonomi meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
e. Ekonomi di SMP sebagai Pendidikan Global, yakni: Mendidik siswa
akan kebhinekaan bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya
komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi
kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

D. Model pembelajaran Talking Stick


Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang
berarti berbicara. Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode
yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk
mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat
dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Talking Stick (tongkat
berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku
Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.
Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk
memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat
pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus
memegang tongkat. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila
ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat
berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua sudah

11
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke
ketua/pimpinan rapat.

Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif.


Menurut Kagan (2000:1), belajar kooperatif adalah suatu istilah yang
digunakan dalam prosedur pembelajaran interaktif, dimana siswa
belajar bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memecahkan berbagai masalah. Setiap siswa tidak hanya
menyelesaikan tugas individunya, tetapi juga berkewajiban
membantu tugas teman kelompoknya, sampai semua anggota
kelompok memahami suatu konsep. Sedangkan menurut Johnson &
Johnson dalam Kagan (2000:1) model pembelajaran kooperatif
adalah strategi belajar yang menggunakan kelompok-kelompok kecil.
Setiap kelompok dengan siswa dari tingkat kemampuan berbeda,
menggunakan aktivitas belajar yang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman mereka terhadqap suatu konsep.

Fujioka dalam jurnal yang berjudul The Talking Stick: An


American Indian Tradition in the ESL Classroom mengemukakan
bahwa “The Talking Stick was a method used by native Americans,
to let everyone speak their mind during a council meeting, a type
of tribal meeting. According to the indigenous American's
tradition, the Stick was imbued with spiritual qualities, that
called up the spirit of their ancestors to guide them in making
good decisions. The Stick ensured that all members, who wished
to speak, had their ideas heard. All members of the circle were
valued equally”.

Model Pembelajaran Talking Stick ini adalah sebuah Model


Pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan
kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan
leluasa sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan
keharusan paksaan sepanjang tidak merugikan bagi peserta didik
dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa
percaya diri.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah sebagi


berikut :

12
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi pada buku pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan
siswa untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang mendapatkan g tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup
E. Kerangka Berpikir
Penggunaan model Talking Stick dalam mata pelajaran Ekonomi
akan dapat mengaplikasikan model pembelajaran secara aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan maka akan tersusun 4 jenis
pengetahuan yaitu pengetahuan secara fakta, knowledge,
pengetahuan tentang konsep dan pengetahuan tentang prosedur.
Ketercapaian materi pembelajaran diharapkan dapat terwujud dalam
proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Talking Stick
sehingga akan tercapai suasana belajar yang aktif dan kondusif
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Ekonomi
Kerangka berpikir ini dapat digambarkan secara skematis sebagai
berikut:

Pembelajaran
Bercirikan :
Model Pembelajaran Memperjelas dan

13
TALKING STICK Aktif mempermudah
pencapaian
Kreatif Kompetensi dasar
(factual,
conceptual,
Efektif Procedural)

Menyenangkan

F. Hipotesis Tindakan
Merujuk pada teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : Pembelajaran
Ekonomi dengan menggunakan model Talking Stick dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1
Jakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

G. Kreteria Keberhasilan
Ukuran dari keberhasilan dalam pencapaian tujuan penelitian ini
dinyatakan secara kwantitatif. Setelah siklus ke 2 berakhir
diharapkan dengan perbaikan cara, metode dan strategi
pembelajaran Ekonomi pada umumnya dan meteri
“Ketenagakerjaan” pada khususnya yang dirancang dan
dilaksanakan secara tepat dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

14
1. Subject
Penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas VIII.1 semester 2
tahun Pelajaran 2016/2017denga jumlah siswa 34 siswa, dengan
perincian jumlah anak laki-laki 12 dan anak perempuan 22.
2. Tempat
Penelitian ini diadakan di ruang kelas VIII.1, SMP Tarakanita 1
Jl.Wolter Monginsidi No 118, Petogogan, Jakarta Selatan
3. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini diadakan mulai dari bulan
Maret - Mei 2017

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap siklus terdiri dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Rencana
Tindakan
Observasi Siklus 1
Refleksi
Rencana
Tindakan Siklus 2
Observasi
Refleksi

C. Siklus Penelitian

15
1). Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti sekaligus sebagai guru menyiapkan


beberapa hal sebagai berikut ini :
(1). Peneliti bersama kolaboran yaitu ibu Maria Sri Purwati S.Pd
mengadakan kesepakatan yang akan diterapkan dalalm proses
belajar mengajar.
(2). Menyiapkan RPPI
(3). Menenentukan materi ajar
(4). Menyiapkan teknik evaluasi yang berupa instrument
(6). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
(7). Menyiapkan daftar nilai dan absensi siswa.

2). Tindakan
(a). Melaksanakan proses tindakan sebagai proses kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan perencanaan yang sudah disesuaikan
dengan RPPI. Menyiapkan tempat dan alat untuk pembelajaran.
(b). Guru menjelaskan Kompetensi Dasar dan Tujuan yang hendak
dicapai dapat dikaitkan dengan nilai-nilai Cc5
(c). Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan
dibahas.
(d). Siswa menjawab soal-soal evaluasi secara tertulis.

3). Tahap Pengamatan


a. Melakukan pengamatan dengan format yang telah disiapkan, siswa
mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting selama proses
belajar mengajar.
b. Mengamati proses belajar mengajar, dengan rubrik penilaian.
c. Kolaboran menilai aktivitas siswa dan hasil tindakan guru.

4) Refleksi.
Peneliti dan kolaboran mendiskusikan hasil pengamatan yang

16
dilakukan melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Hasil
yang diperoleh merupakan temuan untuk langkah selanjutnya, dan
diadakan perbaikan perbaikan.
Pertemuan peneliti dan kolaboran dilakukan sejak penyusunan
proposal penelitian ini. Dan selalu bertemu secara periodik untuk
merencanakan, mengevaluasi dan melakukan perbaikan proses
pembelajaran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

17
1. Diskripsi Lokasi
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Tarakanita 1
Jakarta yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi no 118, Kebayoran
Baru Jakarta Selatan. Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas
VIII.1 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 siswa, dengan
rincian laki-laki 12 siswa, dan perempuan 22 siswa.

2. Temuan Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti akan membandingkan
hasil belajar sebelum siklus (pra siklus) dengan hasil belajar pada siklus 1
dan hasil belajar pada siklus II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan hasil belajar siswa SMP Tarakanita I Jakarta
khususnya kelas VIII.1 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada pelajaran
ekonomi Tahapan pada siklus tersebut antara lain:

1. Pra Siklus
a. Perencanaan
1). Peneliti bersama kolaboran yaitu ibu Maria Sri Purwati S.Pd
mendiskusikan langkah-langkah yang akan ditempuh untu
meningkatkan hasil belajar pada materi “Ketenaga kerjaan”
2). Menyiapkan RPPI.
3). Menentukan indikator yang akan dicapai.
4). Menentukan tujuan pembelajaran.
5). Menganalisis materi.
6). Menetapkan metode pembelajaran, sumber belajar,
mengembangkan alat observasi, dan alat evaluasi
7). Menyiapkan daftar nilai dan absensi siswa.

b. Tindakan

18
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1). Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPI
2). Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
3). Guru memberikan pertanyaan (apersepsi) secara lisan kepada
siswa tentang materi ajar Ketenagakerjaan, yaitu “Apa tujuan
kalian sekolah ” anak yang bernama Agifta Grace Yossi
menjawab “Sebagai bekal untuk mencari pekerjaan bu”
”. Guru membenarkan jawaban Agifta dan kemudian memberikan
penjelasan tentang Ketenagakerjaan di Indonesia yang berkaitan
dengan pertanyaan.
4). Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah di pelajari
bersama.
5). Guru memberikan tugas untuk dikerjkan di rumah dari buku
paket.

D. Pengamatan
Dalam pengamatan pendahuluan menunjukkan siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran, mereka pada umumnya malas untuk
mengajukan pertanyaan, hanya beberapa siswa saja yang menunjukkan
keaktifan dan siswa tersebut cenderung yang tergolong pandai di kelas.
Setelah diadakan evaluasi hasil belajar, maka hasil yang diperoleh
sebagai berikut:

Hasil Belajar Ekonomi Sebelum Siklus (Pra Siklus)


Siswa Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1 Jakarta
Dari Nilai Terendah Sampai Nilai Tertinggi, semester II

19
Tahun Ajaran 2016-2017

NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 Agatha Kinanthi Pramdriswara T.A 93 Tuntas
2 Agifta Grace Yossy 100 Tuntas
3 Amanda Christy Siahaan 90 Tuntas
4 Angelica Irda Puspita 62 Tidak Tuntas
5 Arturo Vallemorin Cahyadi 48 Tidak Tuntas
6 Axel Theodoriust Sebastian Binsar Situmorang 17 Tidak Tuntas
7 Ayu Martha Fadhila
8 Bhadranala Haryawirasma 100 Tuntas
9 Chesya Angeline Mangera 83 Tuntas
10 Chiandra Aninggar Nashira 37 Tidak Tuntas
11 Dave Jeremiah Jonathan Napitupulu 70 Tuntas
12 Exaudi Onasis Simarmata 34 Tidak Tuntas
13 Ivena Holy 95 Tuntas
14 Joan Beth Ovadya Siahaan 100 Tuntas
15 Jose Marie Wynne Aquavita 100 Tuntas
16 Kezia Zafania Prihantoro 95 Tuntas
17 Kiana Aneli 95 Tuntas
18 Laurentia Evelin Nauli 28 Tidak Tuntas
19 Maria Jasmine Putri Subiyanto 100 Tuntas
20 Martin Lauther Simanjutak 25 Tidak Tuntas
21 Martinus Rendy Dwiantono 27 Tidak Tuntas
22 Nayaka Fedora Aldianto 26 Tidak Tuntas
23 Nicholas Wiriastama 87 Tuntas
24 Ratu Virginia Riwu 33 Tidak Tuntas
25 Rayvan Navarro Bernhard 37 Tidak Tuntas
26 Revita Jovila Marie 47 Tidak Tuntas
27 Reza Poetra Siregar 50 Tidak Tuntas
28 Roswita Regina 25 Tidak Tuntas
29 Sarah Arimurti Witjaksana 98 Tuntas
30 Skolastika Anabel 96 Tuntas
31 Valentino Otnel Sandi Pranoto 33 Tuntas
32 Vallery Jessica Sidenden 100 Tuntas
33 Widya Indah Permatasari 12 Tidak Tuntas
34 Yudhistira Perwira Kristianto 80 Tuntas
35 Zefanya Dailyblessed Simanjutak 91 Tuntas
Rata-rata 65,57

20
E. Refleksi
Peneliti mengadakan evaluasi tindakan dan hasil evaluasi belajar
pada saat pra siklus, dan memperbaikai pelaksanaan tindakan
sesuai dengan hasil evaluasi untuk tindakan berikutnya.
Hasil ulangan harian pra siklus dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab ini menjunjukkan siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM dimana KKM yang
ditetapkan adalah 70 yaitu 14 siswa, yang berarti = 40%,
sehingga yang tuntas hanya 18 siswa atau 60% saja, sehingga
diperoleh angka rata-rata 65,57

II. Siklus I
Pada siklus ini langkah-langkahnyan terdiri atas:
a. Perencanaan
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1). Mengadakan pertemuan dengan kolaboran yaitu ibu Maria Sri
Purwati S.Pd. untuk membicarakan persiapan kegiatan dan
menyiapkan format observasi.
2). Menetapkan rancangan pembelajaran dan menetapkan Model
Pembelajaran Talking Stick
3). Menentukan waktu pelaksanaan.
4). Menyiapkan bahan dan alat.
5). Mempersiapkan test hasil belajar siswa.

b. Tindakan
Peneliti masuk ke ruang Kelas VIII.1 mengucapkan salam dan
kemudian diteruskan berdoa yang dipandu oleh salah satu siswa.
Kemudian langkah berikutnya sebagai berikut:

21
1). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator dan menjelaskan
tentang model pembelajaran Talking Stick.
2). a. guru menyiapkan sebuah tongkat.
b. membagi kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa
c. guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi pada pegangan/paketnya.
setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru
mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya.
d. guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian
mendapatkan tongkat untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru.
e. guru memberikan kesimpulan.
f. evaluasi.
g. penutup.

h. Mengamati situasi kelas, aktifitas kelas, kreatifitas siswa dalam


pembelajaran.

3. Observasi

Pengamatan/ observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap

pelaksanaan tindakan. Guru bersama kolaboran sebagai peneliti

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian ini dan terjadi selama pelaksaan tindakan

berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan

lembar/instrument observasi/evaluasi yang telah disusun.

Pengamatan secara cermat dalam pelaksanaan model pembelajaran

Talking Stick dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap hasil

belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif

22
(hasil tes, ulangan harian, nilai tugas dll), yang menggambarkan

keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Setelah diadakan evaluasi yang berupa ulangan harian, maka hasil

yang diperoleh siswa yang tuntas ada 26 siswa atau 71,43%,

sehingga siswa yang tidak tuntas ada 8 atau 28,57%, dengan rata-

rata 76.17, dan hasil tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Hasil Belajar Ekonomi Siklus I


Siswa Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1 Jakarta
Dari Nilai Terendah Sampai Nilai Tertinggi, semester II
Tahun Ajaran 2016-2017

NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 Agatha Kinanthi Pramdriswara T.A 93 Tuntas
2 Agifta Grace Yossy 95 Tuntas
3 Amanda Christy Siahaan 90 Tuntas
4 Angelica Irda Puspita 72 Tuntas
5 Arturo Vallemorin Cahyadi 48 Tidak Tuntas
6 Axel Theodoriust Sebastian Binsar 78
Tuntas
Situmorang
7 Ayu Martha Fadhila
8 Bhadranala Haryawirasma 100 Tuntas
9 Chesya Angeline Mangera 83 Tuntas
10 Chiandra Aninggar Nashira 73 Tuntas
11 Dave Jeremiah Jonathan Napitupulu 70 Tuntas
12 Exaudi Onasis Simarmata 75 Tuntas
13 Ivena Holy 95 Tuntas
14 Joan Beth Ovadya Siahaan 100 Tuntas
15 Jose Marie Wynne Aquavita 100 Tuntas
16 Kezia Zafania Prihantoro 85 Tuntas
17 Kiana Aneli 80 Tuntas
18 Laurentia Evelin Nauli 58 Tidak Tuntas

23
19 Maria Jasmine Putri Subiyanto 100 Tuntas
20 Martin Lauther Simanjutak 72 Tuntas
21 Martinus Rendy Dwiantono 56 Tidak Tuntas
22 Nayaka Fedora Aldianto 26 Tidak Tuntas
23 Nicholas Wiriastama 87 Tuntas
24 Ratu Virginia Riwu 33 Tidak Tuntas
25 Rayvan Navarro Bernhard 37 Tidak Tuntas
26 Revita Jovila Marie 77 Tuntas
27 Reza Poetra Siregar 79 Tuntas
28 Roswita Regina 75 Tuntas
29 Sarah Arimurti Witjaksana 80 Tuntas
30 Skolastika Anabel 88 Tuntas
31 Valentino Otnel Sandi Pranoto 68 TidakTuntas
32 Vallery Jessica Sidenden 85 Tuntas
33 Widya Indah Permatasari 65 TidakTuntas
34 Yudhistira Perwira Kristianto 75 Tuntas
35 Zefanya Dailyblessed Simanjutak 91 Tuntas
Rata-rata 76.17

4. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, guru melakukan kegiatan sebagai berikut :


1). Guru bersama kolaboran menganalisa hasil pengamatan dilanjutkan
dengan membuat refleksi, serta membuat kesimpulan pada Siklus I.
2). Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indicator pengamatan,
mengadakan perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasarkan
hasil analisis tersebut.
Hasil refleksi berupa kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil

refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam

upaya mencapai tujuan PTK. Karena pada Siklus I masalah PTK belum

tuntas atau indicator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada

24
siklus berikutnya yaitu Siklus II melalui tahap- tahap yang sama dengan

siklus sebelumnya.

III. Siklus Kedua

1. Perencanaan

a. Mengadakan pertemuan dengan kolaboran yaitu ibu Maria Sri Purwati untuk

membicarakan persiapan kegiatan dan menyiapkan format observasi.

c. Merencanakan tindakan perbaikan berdasarkan temuan pengamatan


pada pembelajaran siklus I.
d. Menyiapkan RPPI.
e. Menetapkan indikator, tujuan dan materi ajar yang berbeda dengan
siklus I, pada siklus II ini materi ajar yang disampaikan adalah Negara
sebagai pelaku dan pengatur ekonomi.

2. Tindakan
Peneliti merancang pembelajaran Ekonomi dengan model make a match
berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama, yang
dikembangkan pada siklus kedua dalam program ini, antara lain meliputi :
Kesadaran guru bahwa di kalangan siswa didapati beberapa macam kemampuan,
seperti : (a) siswa yang mampu berkomunikasi; (b) siswa yang mampu
menjawab soal-soal dan (c) dapat mengembangkan dilapangan

Peneliti memberi penjelasan materi kepada siswa mengenai model


pembelajaran Talking Stick pembelajaran dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab.

2. Observasi

25
Peneliti mengamati situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung
kemudian mendeskripsikan hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pada Siklus II ini segala yang diharapkan
dalam proses pembelajaran sungguh-sungguh sesuai yang diharapkan
baik oleh guru sebagai peneliti dan juga siswa, sehingga pada saatnya
ulangan berlangsung mereka sangat antusias dan masing-masing
memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Hasil ulangan pada siklus ke II dapat diketahui bahwa tidak ada seorang

siswapun yang mendapatkan nilai dibawah KKM, sehingga tingkat ketuntasan

tercapai 100%. Adapun hasil ulangan harian pada Sikllus II dapat dilihat

sebagai berikut:

Hasil Belajar Ekonomi setelah siklus II

Siswa Kelas VIII.1SMP Tarakanita I Jakarta

Dari Nilai Terendah Sampai Nilai Tertinggi, semester I


Tahun Ajaran 2012-2013

NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 Agatha Kinanthi Pramdriswara T.A 93 Tuntas
2 Agifta Grace Yossy 95 Tuntas
3 Amanda Christy Siahaan 90 Tuntas
4 Angelica Irda Puspita 72 Tuntas
5 Arturo Vallemorin Cahyadi 71 Tuntas
Axel Theodoriust Sebastian Binsar 78 Tuntas
6
Situmorang
7 Ayu Martha Fadhila Tuntas
8 Bhadranala Haryawirasma 100 Tuntas
9 Chesya Angeline Mangera 83 Tuntas
10 Chiandra Aninggar Nashira 73 Tuntas
11 Dave Jeremiah Jonathan Napitupulu 70 Tuntas

26
12 Exaudi Onasis Simarmata 75 Tuntas
13 Ivena Holy 95 Tuntas
14 Joan Beth Ovadya Siahaan 100 Tuntas
15 Jose Marie Wynne Aquavita 100 Tuntas
16 Kezia Zafania Prihantoro 85 Tuntas
17 Kiana Aneli 80 Tuntas
18 Laurentia Evelin Nauli 75 Tuntas
19 Maria Jasmine Putri Subiyanto 100 Tuntas
20 Martin Lauther Simanjutak 72 Tuntas
21 Martinus Rendy Dwiantono 72 Tuntas
22 Nayaka Fedora Aldianto 70 Tuntas
23 Nicholas Wiriastama 87 Tuntas
24 Ratu Virginia Riwu 33 Tuntas
25 Rayvan Navarro Bernhard 71 Tuntas
26 Revita Jovila Marie 77 Tuntas
27 Reza Poetra Siregar 79 Tuntas
28 Roswita Regina 75 Tuntas
29 Sarah Arimurti Witjaksana 80 Tuntas
30 Skolastika Anabel 88 Tuntas
31 Valentino Otnel Sandi Pranoto 68 Tuntas
32 Vallery Jessica Sidenden 85 Tuntas
33 Widya Indah Permatasari 70 Tuntas
34 Yudhistira Perwira Kristianto 75 Tuntas
35 Zefanya Dailyblessed Simanjutak 91 Tuntas
Rata-rata
Untuk mengetahui hasil belajar maka peneliti membandingkan hasil belajar

sebelum siklus, hasil belajar pada siklus I dan hasil belajar pada siklus II, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Hasil Belajar Ekonomi Setelah siklus I

Siswa Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1 Jakarta

Dengan mempergunakan model pembelajaran “ Talking Stick”

27
Semester 1, Tahun Pembelajaran 2012-2013

SIKLUS PENINGKATA
SEBELUM SIKLUS
NO NAMA SISWA II HASIL
SIKLUS 1
BELAJAR

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa sebelum siklus

yaitu: siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 11 siswa ( 39,29%), siswa yang

mendapat nilai 70 keatas ada 17 siswa (60,71%), dengan rata-rata 71,36.

Hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukkan : siswa yang mendapat

nilai kurang dari 70 ada 8 siswa (28,57%), siswa yang mendapat nilai lebih dari 70

28
ada 20 siswa (71,43%) . Hasil belajar siswa sebelum siklus ke siklus 1 mengalami

peningkatan sebesar 2,64 (dari 71,36 menjadi74,07)

Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan siswa yang mendapat

nilai kurang dari 70 ada 0 (0%), sedangkan yang mendapatkan nilai atau lebih ada 28

(100%). Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu

sebesar 4,25 (dari 74,07 menjadi 78,32).

Pembelajaran dengan mempergunakan Model Talking Stick, ternyata dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Disini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai ulangan

harian pada siklus I adalah 71,36 dan pada siklus II hasil rata-rata ulangan harian

adalah 78,32, sehingga terdapat peningkatan sebesar 4,25.

3. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti mencoba merinci kemudian


menganalisis permasalahan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
pada siklus kedua. cukup signifikan sehingga penelitian dicukupkan pada
siklus kedua .
Berdasarkan hasil kuesioner tentang sikap siswa terhadap Model
Pembelajaran Talking Stick dapat direfleksikan sebagai berikut:
1. Dengan Model Pembelajaran Talking Stick, siswa dapar lebih
aktif kreatif dalam proses pembelajaran Ekonomi (Creativity)
2. Dengan Model Pembelajaran Make A Match, siswa dapat
semakin bisa kerja sama dengan teman sekelasnya (Community)
3. Dengan Model Pembelajaran Talking Stick, siswa semakin
menghargai pendapat orang lain, semakin mensyukuri atas
karunia Tuhan dengan adanya perbedaan-perbedaan yang ada
pada mereka semakin saling menguatkan (Celebration)

Pembahasan

29
1. Pembahasan sebelum siklus
Dalam pembahsan ini peneliti berusaha untuk mengkaitkan teori hasil
belajar dengan hasil penelitian, dengan menggunakan indikator keberhasilan.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa meningkat atau tidak maka peneliti
membandingkan hasil belajar sebelum siklus dilaksanakan dengan hasil belajar
pada siklus I dan hasil belajar pada siklus II, sesuai dengan hakekat hasil belajar
yang membedakan kecakapan pada awal proses dengan kecakapan akhir proses
dengan mempergunakan indikator keberhasilan, yang terdiri dari beberapa
tingkatan (Syaiful Bahri, 2006:105) yang menyatakan daya serap dikatakan baik
atau minimal bila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s/d 75% saja yang
dikuasai oleh siswa. Daya serap hasil belajar sebelum siklus mencapai 60,71%,
sesuai dengan teori hasil belajar yang dikemukakan oleh (Syaiful Bahri, 2006 :
105) maka hasil belajar sebelum siklus tersebut dikatagorikan baik /minimal.
Berdasarkan pengamatan awal sebelum siklus yang dilakukan oleh guru
yang bertindak sebagai peneliti, pada saat proses pembelajaran berlangsung
diperoleh data kondisi dan permasalahan pemnelajaran yang terjadi pada siswa
kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1 Jakarta, yang melakukan pembelajaran di ruang
kelas dengan metode ceramah dan diskusi, ternyata ditemukan permasalahan
antara lain: siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran, terbukti dari
perilaku siswa yang gelisah, cepat bosan, ada yang mengantuk, dan tidak kreatif.
Diterangkan oleh guru dengan metode ceramahdan saat berlangsungnya diskusi
kelompok siswa masih pasif, keaktifan siswa kurang. Siswa cenderung
menunggu perintah dari guru, malu-malu dan kurang aktif
Berdasarkan temuan tersebut maka guru yang bertindak sebagai peneliti
mencari cara-cara baru agar pembelajaran lebih menarik perhatian siswa yaitu
dengan mengembangkan skenario pembelajaran dengan pempergunakan Model
lain yang lebih inovatif dengan Model Talking Stick.

2. Pembahasan Siklus I
Pada kegiatan pembelajaran siklus I ini siswa kelihatan sangat antusias
dan gembira mereka segera ingin tahu setelah guru memberitahukan bahwa akan

30
menggunakan metode baru. Tetapi siswa belum tahu apa yang harus dilakukan.
Setelah mendapat penjelasan dari guru tentang metode Talking Stick, barulah
siswa tahu tugas-tugas yang harus mereka lakukan yaitu dengan mencocokkan
antara kartu yang diperoleh siswa yang satu dengan kartu yang di peroleh siswa
yang lain, karena kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.
Bagi siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan kartu lain yang cocok
yang dimiliki oleh siswa yang lain pada waktu yang ditentukan akan
mendapatkan point. Maka semua siswa berpartisipasi aktif untuk mendapatkan
point sebanyak-banyaknya. Sehingga setelah diadakan ulangan harian makan
daya serap rata-rata hasil belajar siklus I, pada Kompetensi Dasar Pelaku-pelaku
Ekonomi mencapai 71,43%.
Berdasakan indikator tingkat keberhasilan yang dikemukakan oleh
(Syaiful Bahri, 2006: 105), maka hasil belajar pada siklus I ini dikategorikan
baik/minimal. Disini terdapat prningkatan hasil belajar sebelum siklus ke siklus I
sebesar 2,47 (dari rata-rata 71,36 sebelum siklus menjadi 74,07 pada siklus I)

3. Pembahasan siklus II
Pada proses pembelajaran siklus II ini siswa sudah terbiasa dengan
pembelajaran Model Talking Stick sehingga guru hanya perlu sedikit
mengulangi penjelasan tentang Model pembelajaran. Pada siklus ke II ini
perlangsung lebih aktif lagi karena siswa benar-benar telah memahami langkah-
langkah yang harus merekan lakukan. Dari pengamatan guru (penelliti) dan
kolaborator ternyata Pembelajaran dengan Metode Talking Stick, dapat
miningkatkan hasil belajar Ekonomi Kelas VIII.1 SMP Tarakanit 1 Jakarta pada
Kompetensi Dasar Pelaku-pelaku Ekonomi. Daya serap hasil belajar pada siklus
II adalah 78,32%. Berdasarkan teori hasil belajar yang dikemukakan oleh
(Syaiful Bahri, 2006: 105), hasil belajar tersebut dikategorikan baik sekali
(optimal) yaitu berdasakan kriteria baik sekali, apabila daya serap mencapai 76%
s/d 99% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Disini
terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 4,25 (dari
74,07 pada siklus I menjadi 78,32 pada siklus II).

31
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh penelilti dan
kolaborator, ternyata pembelajaran dengan menggunakan Model Talking Stick
meningkatkan hasil belajar Ekonomi kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1 Jakarta pada
Kompetensi Dasar Pelaku-pelaku Ekonomi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut:

32
1. Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
kemampuan

siswa dalam berfikir dan miningkatkan kreatifitas, kemandirian dan


kepercayan
diri.
2. Penggunaan Pembelajaran Model Talking Stick dapatmeningkatkan
aktivitas
proses belajar mengajar, memperjelas penyampaian pesan dan informasi
serta
meningkatkan perhatian sehingga motivasi belajar tinggi.
3. Penggunaan Pembelajaran Model Talking Stick dalam proses belajar
mengajar
juga lebih menarik minat siswa, dan lebih menyenangkan, memberikan
penga-
laman pembelajaran baru kepada siswa, meningkatkan interaksi antara
guru dan
siswa.
4. Penggunaan Pembelajaran Model Talking Stick siswa lebih bisa
memahami nilai
kerjasama, baik dengan kelompok maupun kelasnya.
5. Dengan Pembelajaran Model Talking Stick para siswa menjadi lebih
empati dan
peduli dan akhirnya bisa mensukuri atas karunia Tuhan (Celebration)

B. Saran
Telah terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Talking
Stick dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran
Ekonomi, mengembangkan inquiry dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian, dan percaya diri, maka penelliti sampaikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Para guru jangan takut untuk mencoba berbagai Model Pembelajaran dalam
proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
2. Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran ekonomi
merupakan suatu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dan pasti
juga untuk mata pelajaran yang lain.

33
3. Penggunaan Model pembelajaran Talking Stick sangat bermanfaat baik bagi
guru maupun siswa, karena itu perlu dilakukan secara berkesinambungan pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial maupun pelajaran yang lain.
4. Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick sangat cocok untuk
pengajaran Ekonomi dan Ilmu Sosial lain, karena bisa dimasukkan Nilai-nilai
Cc5 dengan mengena.

D. Jadwal Penelitian
AKTIVITAS BULAN KE-
Okt Nov Des Jan
PERSIAPAN
a.Merencanakan Tindakan
b.Membuat pedoman wawancara
Pelaksanaan Tindakan
Proses Data Penelitian
Pelaporan Hasil

Kreteria Keberhasilan
Kreteria keberhasilan dengan hasil pengukuran pembuatan instrumen
yang dikehendaki guru dan yang tidak dikehendaki . Ukuran dari
keberhasilan dalam pencapaian tujuan penelitian ini dinyatakan secara
kualitatif. Setelah siklus ke 2 berakhir diharapkan dengan perbaikan cara,
metode dan strategi pembelajaran Ekonomi pada umumnya dan materi “
Kegiatan pelaku ekonomi” pada khususnya yang dirancang dan
dilaksanakan secara tepat dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa.

E. Daftar Pustaka
Nana Sudjana (1989:28)
……………………………………………………………………………
…………

34
Umar Hamalik (1999:37)
……………………………………………………………………………
…………
Gulo W (2004:8) …
Lorna Curran,
1994………………………………………………………………………
………………
Suratinah Tirtonegoro (1988: 43)
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make-
a-match-lorna-curran-1994/
……………………………………………………………………………
…………
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make-a-
match
……………………………………………………………………………
…………
Barker, Chris. 2004. Cultural Studies. Teori dan Praktek. Terj. Nurhadi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana

Dharmawati DM. 2012 “ Belajar Praktis” modul penelitian Tindakan


kelas
Goodman (1996:2-3). Membaca. Teori dan Praktek. Gramedia Jakarta

Kolker merujuk pendapat Athey (1985). Komunikasi. Gramedia Jakarta

Nunan ( 1991:67) . Stanovich (1980), Model interaktif-kompensatori


(interactive-
compensatory model) Jakarta Gramedia
……………………………………………………………………………
…………
… Slameto, (1995: 2) Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
……………………………………………………………………………
………
Sudjana, Nana. Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru. 2001.

35
……………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………
…………

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make-a-match-
lorna-curran-1994/

Hasil Ulangan Harian Tgl...


Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1

36
Tahun Ajaran 2012-2013

NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 Adhristhi Pramithaswari Firmansyah 88 Tuntas
2 Andry Wahyu Cebhastian 60 Tidak Tuntas
3 Angelina Natasia Susanto 65 Tidak Tuntas
4 Catherine Nathasya Agnes Tobing 75 Tuntas
5 Cecilia Vanessa Indradjaya 68 Tidak Tuntas
6 Christie Roselinda Louise Sara 65 Tidak Tuntas
7 Damianus Yaniko Dwipanji Sanubari 50 Tidak Tuntas
8 Demetrius Baia Andika 55 Tidak Tuntas
9 Erhandiva Crysthalia R 60 Tidak Tuntas
10 Febie 58 Tidak Tuntas
11 Gabriel Bryan Octaviano 63 Tidak Tuntas
12 Hosea Krisna Setiawan 68 Tidak Tuntas
13 Jason Martinus 65 Tidak Tuntas
14 Jessica Ruth Andina 80 Tuntas
15 John Daniel Chrisvaldo 85 Tuntas
16 Laurencia Audrey Dheanira Calista 100 Tuntas
17 Lisa Maria Wirjantoro 38 Tidak Tuntas
18 Mahareshi Unggul 60 Tidak Tuntas
19 Maria Kristia Rumondang 98 Tuntas
20 Maria Tesalonika Riwie Wesphalia 80 Tuntas
21 Maria Tri Angelica 73 Tuntas
22 Michael Andro Tedjakusuma 65 Tidak Tuntas
23 Nabhila Kharisma Capella 70 Tuntas
24 Naomi Alexandra 75 Tuntas
25 Prima Sekar Veda Uno 60 Tidak Tuntas
26 William Gilbert Satyanegara 60 Tidak Tuntas
27 Yosua Dovan Abdi Prasetya 67 Tidak Tuntas
28 Ze'ellyana Ame Maharani 60 Tidak Tuntas

Rata-rata 68.25

Hasil Ulangan Harian Tgl...


Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1
Tahun Ajaran 2012-2013

37
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Adhristhi Pramithaswari Firmansyah 100 Tuntas
2 Andry Wahyu Cebhastian 65 Tidak Tuntas
3 Angelina Natasia Susanto 70 Tuntas
4 Catherine Nathasya Agnes Tobing 75 Tuntas
5 Cecilia Vanessa Indradjaya 68 Tidak Tuntas
6 Christie Roselinda Louise Sara 65 Tidak Tuntas
7 Damianus Yaniko Dwipanji Sanubari 60 Tidak Tuntas
8 Demetrius Baia Andika 65 Tidak Tuntas
9 Erhandiva Crysthalia R 60 Tidak Tuntas
10 Febie 60 Tidak Tuntas
11 Gabriel Bryan Octaviano 65 Tidak Tuntas
12 Hosea Krisna Setiawan 70 Tuntas
13 Jason Martinus 70 Tuntas
14 Jessica Ruth Andina 80 Tuntas
15 John Daniel Chrisvaldo 85 Tuntas
16 Laurencia Audrey Dheanira Calista 100 Tuntas
17 Lisa Maria Wirjantoro 70 Tuntas
18 Mahareshi Unggul 70 Tuntas
19 Maria Kristia Rumondang 100 Tuntas
20 Maria Tesalonika Riwie Wesphalia 80 Tuntas
21 Maria Tri Angelica 80 Tuntas
22 Michael Andro Tedjakusuma 70 Tuntas
23 Nabhila Kharisma Capella 70 Tuntas
24 Naomi Alexandra 75 Tuntas
25 Prima Sekar Veda Uno 70 Tuntas
26 William Gilbert Satyanegara 60 Tidak Tuntas
27 Yosua Dovan Abdi Prasetya 70 Tuntas
28 Ze'ellyana Ame Maharani 60 Tidak Tuntas

Rata-rata 70

Hasil Ulangan Harian Tgl...


Kelas VIII.1 SMP Tarakanita 1
Tahun Ajaran 2012-2013

38
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Adhristhi Pramithaswari Firmansyah 100 Tuntas
2 Andry Wahyu Cebhastian 75 Tuntas
3 Angelina Natasia Susanto 80 Tuntas
4 Catherine Nathasya Agnes Tobing 80 Tuntas
5 Cecilia Vanessa Indradjaya 70 Tuntas
6 Christie Roselinda Louise Sara 70 Tuntas
7 Damianus Yaniko Dwipanji Sanubari 73 Tuntas
8 Demetrius Baia Andika 70 Tuntas
9 Erhandiva Crysthalia R 70 Tuntas
10 Febie 72 Tuntas
11 Gabriel Bryan Octaviano 70 Tuntas
12 Hosea Krisna Setiawan 75 Tuntas
13 Jason Martinus 70 Tuntas
14 Jessica Ruth Andina 83 Tuntas
15 John Daniel Chrisvaldo 85 Tuntas
16 Laurencia Audrey Dheanira Calista 100 Tuntas
17 Lisa Maria Wirjantoro 80 Tuntas
18 Mahareshi Unggul 70 Tuntas
19 Maria Kristia Rumondang 100 Tuntas
20 Maria Tesalonika Riwie Wesphalia 90 Tuntas
21 Maria Tri Angelica 90 Tuntas
22 Michael Andro Tedjakusuma 70 Tuntas
23 Nabhila Kharisma Capella 75 Tuntas
24 Naomi Alexandra 90 Tuntas
25 Prima Sekar Veda Uno 70 Tuntas
26 William Gilbert Satyanegara 70 Tuntas
27 Yosua Dovan Abdi Prasetya 75 Tuntas
28 Ze'ellyana Ame Maharani 70 Tuntas
Rata-rata 78.32

39
40
41
Pembelajaran Kooperatif “Make A Match”

3 Desember 2008 at 0:16 100 komentar \

48 Votes

Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan

beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya

42
proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa

dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau

bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam

kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung

belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara

bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang

menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan

pendekatan pembelajaran seperti itu hasil belajar siswa dirasa belum maksimal.

Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa. Dalam satu tahun belakangan

ini siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas tidak lebih dari 25%.

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa

pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi

belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran,

hingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa.

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori

dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti

mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan

metode make a match.

43
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini

socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie,

2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi

akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup

lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif,

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan

evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30).

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi

guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang

dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru

menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau

mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada

siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari

44
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa

yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini

adalah siswa sangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a

match sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.

Hasil Penerapan Make a Match pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas

VII.1

Pembelajaran kooperatif make a match mampu meningkatkan hasil belajar

siswa. Pada tes awal rata-rata hasil belajar siswa mencapai 55, siklus I rata-rata

45
63,08, siklus II rata-rata 75,08, dan tes akhir rata-rata 80,73. Kenaikan hasil

belajar ini digambarkan pada grafik berikut ini.

Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini

adalah siswa sangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a

match sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.

46
47

Anda mungkin juga menyukai