Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PATOFISIOLOGI

MATERI SISTEM PENCERNAAN

Dosen Pengampu : Ibu Ary Kurniawati, S. St., M. Si.

Disusun Oleh :

1. Faqih Kamaludin Isnain (P1337430219009)


2. Arsya Destian Ramadhan (P1337430219133)
3. Dea Rifdah Aquila (P1337430219153)
4. Maulidya Nurhaliza (P1337430219134)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KOTA


SEMARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyusun makalah ini
yang berjudul “Sisem Pencernaan” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempunaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materi nya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah.

Semarang, 28 Januari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua makhluk hidup memerlukan makanan untuk


mempertahankan hidupnya. Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah
untuk pertumbuhan dan menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang
masuk ke dalam tubuh kita akan diolah melalui proses pencernaan. Proses
pencernaan adalah proses penghancuran makanan menjadi zat-zat
makanan yang dapat diserap tubuh. Alat yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan. Agar makanan yang
dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat pencernaan
haruslah dalam keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat
makanan diolah terlebih dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh.

Didalam tubuh juga terdapat kelenjar pencernaan, serta dalam


proses pencernaan makanan tidaklah semulus yang kita bayangkan , dalam
mencerna makanan saluran pencernaan makanan bekerja sangat ekstrim
dalam makanan. Untuk itu kami menmbuat makalah yang berjudul sistem
pencernaan (traktus digestivus) agar kita dapat mengetahui proses
pencernaan makanan didalam tubuh.

B. Rumusan masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan patologi ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan patogenesis pada sistem pencernaan!

3. Bagaimana perkembangan penyakit pada sistem pencernaan?

4. Jelaskan Indikasi pemeriksaan yang terjadi pada sistem pencernaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan patologi.

2. Untuk mengetahui patogenesis pada sistem pencernaan

3. Untuk mengetahui perkembangan penyakit pada sistem pencernaan.

4. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan yang terjadi pada sitem pencernaan.


BAB II
PEMBAHASAN

 Patologi

 Patologi adalah ilmu atau studi mengenai penyakit. Dalam makna nya yang paling
luas,patologi secara harfiah adalah biologi abnormal,studi mengenai proses – proses biologik
yang tidak sesuai atau studi mengenal individu yang sakit atau terganggu.

Dua pembagian yang luas mengenai patologi adalah patologi anatomi (bedah,sitologi)
dan patologi klinis (kimia,klinis,mikrobiologi klinis,hematologi,bank darah,imunologi). Ahli
patologi adalah dokter yang memiliki spesialisasi dalam kedoteran laboraturium ,mereka
berkonsultasi degan dokter – dokter lain,dengan demikian dapat membantu dalam
diagnosisdan pengobatan penyakit.

2. Patogenesis pada sistem pencernaan

a. Esofagus
Esofagus adalah suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter
2 cm,yang terbentang dari hipofaring hingga kardia lambung. Esofagus terletak di posterior jantung dan
trakea, di anterior vertebra , dan menembus hiatus diafragma tepat di anterior aorta. Esofagus utama
berfungsi menghantarkan bahan yang di makan dari faring ke lambung.

Pada kedua ujung esofagus terdapat otot sfingter esofagus bagian atas dan terdiri atas serabut –
serabut otot rangka. Dinding esofagus seperti juga bagian lain saluran gastrointestinal,terdiri dari empat
lapisan:mukosa,submukosa,muskularis,mukosa.

 Patogenesis esofagus

Suatu faktor yang saat ini menarik adalah kemungkinan terlibatnya HPV. Sebagian kanker
esofagus mengandung HPV di dalam sel – sel nya,dan subtype semacam ini dapat ditemukan secara
utuh dalam mukosa esofagus normal. Dengan demikian sangat mungkin virus terintegerasi dalam host
genome menyebabkan aktivasi onkogen dan timbul karsinogenesis. Keterlibatan virus papilloma dalam
timbulnya karsinoma esofagus pada bovin telah dibuktikan.

Esofagitis kronis non-spesifik sering ditemukan pada populasi di derah yang insiden nya
tinggi,dan biopsi menunjukan adanya dysplasia. Epitel skuamosa menunjukkan sel – sel pleiomorfik,
terdapat gangguan maturasi dengan sel sel imatur disertai aktivitas mitotik yang dekat dengan
permukaan.
 Gejala dan gangguan esofagus

Disfagi atau kesulitan menelan makanan yang dimakan dari faring ,merupakan gejala utama
penyakit faring atau esofagus. Disfagi terjadi pada gangguan non- esofagus yang disebabkan oleh
penyakit – penyakit ini adalah gangguan peredaran darah otak(stroke,peyakit serebrovaskular).Disfagi
esophageal mungkin dapat bersifat obstruktif atau disebabkan oleh motorik. Penyebab obstruktif adalah
striktura esofagus dan tumor – tumor ekstrinsik atau instrinsik esofagus,yang mengakibatkan
penyempitan lumen. Gangguan motorik yang sering menimbulkan disfagi adalah
akalasia,scleroderma,dan spasme esofagus difus.

Pirosis (nyeri ulu hati) adalah gejala lain penyakit esofagus yang sering terjadi. Pirosis ditandai oleh
sensai panas,terbakar yang biasa nya sangat terasa di epigastrium atas atau di belakang prosesus
xifoideusdan menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung atau sekret
empedu ke dalam esofagus bagian bawah,keduanya mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap
disebabkan oleh inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa
hernia hiatus atau esophagitis. Nyeri ulu hati merupakan keluhan lazim selama kehamilan.

Odinofagi didefinisikan sebagai nyeri telan dan dapat terjadi bersama dengan disfagi.
Odinofagidapat dirasakan sebagai sensasi ketat atau nyeri membakar,tidak dapat dibedakan dari nyeri
ulu hati di bagian tengah dada.Odinofagi disebabkan oleh spasme esofagus akibat peregangan akut
,atau dapat terjadi sekunder akibat peradangan mukosa esofagus.

 Prosedur Diagnostik

1.Pemeriksaan Radiologi Barium

Pemeriksaan radiologis esofagus yang dilakukan secara rutin biasanya dikombinasi dengan
pemeriksaan radiologis lambung dan duodenum (rangkaian pemeriksaan radiologis
gastrointerstinalbagian atas) menggunakan barium sulfat dalam cairan atau suspensi krim yang di telan.
Mekanisme menelan dapat terlihat secara langsung dengan pemeriksaan fluoroskopi,atau perekaman
gambaran radiografik menggunakan teknik gambar bergerak(sineradiografi). Cara ini dapat mendeteksi
berbagai kelainan antara lain tumor,polip,diverticulitis,striktura, dan peristaltik yang lemah.

2. Pemeriksaan MRI dan Radiologis Lainnya

Pemeriksaan radiologis esofagus adalah dengan CT- Scan dan USG endoskopi.
Pemeriksaan CT- Scan lebih disukai untuk mengevaluasi penebalan abnormal lesi esofagus dan
untuk melihat anatomi pembuluh darah.Pemeriksaan USG endoskopi digunakan untuk
pencitraan karsinoma esofagus dan untuk menilai derajat infiltrasi tumor sebelum operasi.
Pemeriksaan MRI berguna untuk menentukan stadium keganasan esofagus dan EKG Doppler
dapat digunakan bersama dengan MRI untuk menilai aliran darah submukosa.
b. Lambung

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di bawah
diafragma . Dalam keadaan kosong lambug menyerupai tabung bentuk J,dan bila
penuh,berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 sampai 2 L.
Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor,dan bagian kiri bawah lambung
terdapat kurvatura mayor.

Lambung tersusun atas empat lapisan. Tunika serosa atau lapisan luar merupakan bagian
dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritoneum viseralis menyatu pada kurvatura minor
lambung dan duodenum kemudian terus memanjang ke hati,membentuk omentum minus.
Lipatan peritoneum yang keluar dari satu organ menuju ke organ lain disebut sebagai
ligamentum.

 Patogenesis Lambung
Terdapat dua faktor yang tampak nya melindungi lambung dari autodigesti: mukus lambung
dan sawar epitel. Menurut teori dua – komponen sawar mukus dari Hollander,lapisan mukus
lambung yang tebal dan liat merupakan garis depan pertahanan terhadap autodigesti. Lapisan
ini memberikan perlindungan terhadap trauma mekanis dan agen kimia.
Sawar mukosa Lambung pentig untuk perlindungan lambung dan duodenum. Walaupun
sebenarnya dari sawar ini tidak di ketahui ,namun agak nya melibatkan peran lapisan mukus
,lumen sel epitel thorax dan persambungan yang erat pada apex sel – sel ini.
 Gejala gangguan Lambung
Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan
gastrointestinal.sealin itu ada juga Retching ( gerakan dan suara sebelum muntah). Stadium
pertama ,mual,dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang
tenggorokan dan epigastrium,sering menyebabkan muntah. Gejala dan tanda mual sering kali
adalah pucat,meningkatnya salivasi,hendak muntah,hendak pingsan,berkeringat,dan takikardia.
3. Perkembangan Penyakit

 Gigi dan Gusi


a. Karies Dentis
Karies merupakan akibat destruksi komponen klasifikasi gigi oleh asam. Asam diproduksi
oleh bakteri,biasanya oleh strain spesifikdari Streptococcus mutans,yang berperan utama
untuk menyaring gula yang terperangkap sewaktu kontak dengan dentin oleh ‘plaque’,suatu
campuran antara bakteri dan residu gula.
b. Gingivitis
Gingivitis akut(radang gusi) merupakan infeksi yang jarang ditemukan,disebabkan oleh basil
anaerob Borrelia vincentti dan basil fusiform. Gingvitis akut merupakan penyakit ulseratif
derajat berat,pada mulanya disebut infeksi Vincent,yang mampu menyebar luas sepanjang
tepi gusi dan ke dalam sampai menghancurkan tulang.
 Mulut
a. Kelainan Radang
Membran mukus oral dapat terkena berbagai radang mukokutan seperti eritema
multiforme,liken planus dan sindroma Bechet.
b. Lesi Reparatif
Pada sebagian individu terjadi reparatif yang berlebihan sehingga timbul jaringan
fibrovaskuler yang membentuk polip. Lesi reparatif tertentu pada mulut disebut
epulis,dimana bentuk ‘kongenital’ dan sel datia dapat di temukan.
c. Tumor
Kanker bibir lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan intra-oral. Pada awalnya tidak
terasa nyeri dan tidak terdeteksi,terutama bila mengenai daerah sepertiga belakang
lidah,sampai terjadi fiksasi dan pembengkakan yang menyebabkan gangguan menelan dan
bicara.
 Faring
a. Faringitis viral
Penyebab umum faringitis adalah infeksi virus,tetapi virus penyebab nya jarang
terindentifikasi. Penderita dengan infeksi ini mula – mula mengeluh faringitis atau
timbul faringitis pada masa sakitnya. Dengan demikian yang
umum,influenza,campak,infeksi mononucleosis (demam kelenjar).
b. Tonsilitis
Tonsil faucial merupakan kumpulan jaringan limfoid yang ditutupi oleh epitel skuamosa
non – keratin yang melanjut ke dalam beberapa celah dapat berperan sebagai tempat
debris atau nidus infeksi. Karena nya tosil sering merupakan tempat infeksi bakteri yang
menimbulkan radang akut.
c. Tumor
Penyebab nya belum dapat di identifikasi,tetapi penderita karsinoma nasofaring
mempunyai titer anti bodi terhadap virus Epstein – Barr yang tinggi dibandigkan dengan
control sesuai umur dan bagian dari genom virus Epstein – Barr ini ditemukan pada
jaringan kanker.
 Kelenjar liur
a. Sialadenitis
Radang ini berasal dari infeksi asendens dari mulut,dan terjadi pada penderita yang
mempunyai kekeringan mulut yang abnormal (xerostomia) baik sebagai bagian dehidrasi
menyeluruh ataupun sebagai akibat autoimun yang merangsang kelenjar liur.
b. Adenoma Pleiomorfik
Adenoma Pleiomorfik merupakan tumor jinak,tetapi cenderung rekuren apabila terapi
bedah tidak sempurna (inkomplit). Pada saat tindakan bedah, harus waspada terhadap
terkena nya saraf fasialis. Saraf fasialis sangat mudah terkena pada saat operasi
pengangkatan tumor.
c. Karsinoma kistik adenoid
Karsinoma kistik adenoid merupakan tumor ganas yang tersusun dari sel – sel epitel kecil
dalam bentuk pulau – pulau disertai perubahan mikrokistik.
 Esofagus
a. Atresia
Atresia merupakan kegagalan kanalisasi secara embrional. Atresia umumnya berkaitan
dengan hubugan yang abnormal(fistula) antara bagian paten esofagus dengan trakea.
b. Divertikulum
Divertikulum merupakan penonjolan keluar dinding ruangan viskus.Divertikulum sering
ditemukan pada faring,tetapi dapat pula timbul pada esofagus akibat traksi atau pulsi.
c. Akalasia
Akalasia merupakan suatu kelainan yang jarang dimana kontraktilitas esofagus bagian
bawah bawah hilang dan didapatkan kegagalan relaksasi sfingter.Penyebab keadaan ini
tidak diketahui ,tetapi ditemukan berkurang nya jumlah sel ganglion pleksus mientrik, dan
degenerasi Wallerian pada akson bermielin maupun tak bermielin dari nervus vagus ekstra
esofagus.
 Lambung
a. Hernia Diafragmatik
Kesalahan pertumbuhan diafragma dapat menimbulkan defek dimana gaster,bersama
dengan bagian intestine dan lien ,menonjol ke vakum thoraks kiri
b. Gastritis Akut
Gastritis akut neutrofilik (salah satu diantara nya menunjukan infiltrasi polimorfonuklear
yang sangat menonjol) ditandai dengan respons pertama kali terhadap infeksi Helicobacter
pylori
 Usus Halus
a.

Anda mungkin juga menyukai