Anda di halaman 1dari 17

RESUME

“PATOLOGI PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA”


Disusun memenuhi tugas individu mata kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu : Ibu Yeti Kartikasari,ST. M.Kes

Disusun oleh:

DEA RIFDAH AQUILA

P1337430219153

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI

TAHUN 2020
Penyakit pada Sistem Peredaran Darah
1. Angina

Penyakit pada peredaran darah yang pertama adalah angina yang ditandai dengan berat
dan berulang ketidaknyamanan dada dan nyeri, disebabkan karena kurangnya pasokan darah atau
suplai oksigen pada otot jantung. Gejala lain yang dapat menyertai rasa nyeri tersebut antara lain:
keringat yang muncul berlebihan,meski cuaca tidak panas

Penyebab dan Faktor Risiko Angina Pectoris:

 Kebiasaan merokok.
 Riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.
 Kadar kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi.
 Menderita diabetes.
 Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga.
 Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
 Mengalami obesitas.
 Berusia di atas 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 55 tahun untuk wanita.

Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala angina adalah:

 Obat pengencer darah, seperti aspirin, clopidogrel, atau ticagrelor.


 Obat pelebar pembuluh darah, seperti nitrogliserin, untuk melebarkan dan merelaksasi
pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung lebih baik.
 Obat penghambat beta, untuk memperlambat denyut jantung dan merelaksasi pembuluh
darah, sehingga mengurangi beban kerja jantung.
2. Aritmia

Gejala utama aritmia jantung adalah irama jantung yang tidak teratur, di mana jantung
berdetak tidak normal, baik pada tingkat lebih lambat atau lebih cepat. Berikut adalah tanda-
tanda dan gejala henti jantung yang paling sering muncul: kepala pusing, napas lebih pendek dari
biasanya, dada terasa sakit, sesak napas, detak jantung tidak beraturan, detak jantung mendadak
lebih cepat, mengi (wheezing), kejang di kaki dan lengan, kehilangan kesadaran atau pingsan,
napas berhenti.

Penyebab Aritmia :

 Konsumsi obat pilek atau obat alergi


 Sleep apnea
 Hipertensi
 Diabetes
 Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium.

Pengobatan:

 Obat-obatan
Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi aritmia adalah obat antiaritmia,
warfarin

 Ablasi

Dokter melakukan tindakan ablasi jantung dengan cara memasang satu atau lebih
kateter di pembuluh darah yang menuju ke jantung. Elektroda yang terdapat di ujung
kateter akan menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang menyebabkan
gangguan irama jantung, sehingga irama jantung menjadi normal kembali.
 Alat pacu jantung
Dokter akan memasang alat pacu jantung di bawah kulit, tepat di bawah tulang
selangka. Alat pacu tersebut berfungsi mengembalikan irama jantung yang terlalu lambat
menjadi normal.

 ICD
Implantable cardioverter-defribilator (ICD) adalah alat kecil yang dipasang di
dada. Alat ini digunakan pada penderita yang berisiko mengalami henti jantung
mendadak. Implan alat ini akan mendeteksi tanda henti jantung dan otomatis mengalirkan
listrik untuk mengatasinya.

3. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat


penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Selama periode waktu, arteri mengeras dan
dinding kehilangan elastisitasnya. Komplikasi aterosklerosis termasuk penyakit jantung dan
serangan jantung.

Penyebab Aterosklerosis:

Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat terjadi kerusakan
atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh:

 Kolesterol tinggi.
 Tekanan darah yang tinggi.
 Diabetes.
 Peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus.
 Obesitas.
 Kebiasaan merokok.
Pengobatan Aterosklerosis:
Obat-obatan di bawah ini dapat memperlambat atau menghentikan dampak arteriosklerosis:

 Obat golongan statin atau fibrat, untuk menurunkan kolesterol.


 Obat anti platelet, untuk mencegah penggumpalan darah di arteri.
 Penghambat beta, untuk menurunkan irama jantung yang cepat.
 ACE inhibitor dan diuretik, untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi.
 Antagonis kalsium, untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan angin

4. Kardiomiopati

Penyakit dan gangguan sistem peredaran darah termasuk kardiomiopati, yang disebabkan
karena melemahnya otot jantung atau miokardium. Pada tahap awal, otot-otot ventrikel atau otot
ruang jantung yang lebih rendah terpengaruh. Jika tidak diobati, menyebar ke otot-otot jantung
atas

Gejala Kardiomiopati:

 Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan tungkai.


 Batuk saat berbaring.
 Perut kembung yang diakibatkan oleh adanya cairan.
 Rasa lelah.
 Sesak, bahkan saat beristirahat.
 Irama jantung tidak beraturan.
 Pusing, rasa melayang, dan pingsan.
 Nyeri dada.

Penyebab Kardiomiopati:

 Kelainan genetik.
 Penyakit tiroid.
 Irama jantung cepat yang tidak tertangani.
 Gangguan metabolic, seperti obesitas atau diabetes.
 Kekurangan vitamin dan mineral.
 Konsumsi alkohol berlebihan.

Pengobatan Kardiomiopati:
 Dilated cardiomyopathy. Kondisi ini dapat ditangani dengan obat-obatan atau implantable
cardioverter-defibrilator (ICD) yang berfungsi untuk mengamati irama jantung dan bila
diperlukan akan memberikan aliran listrik tambahan secara otomatis.
 Restrictive cardiomyopathy. Dokter akan memantau asupan garam dan air serta berat badan
setiap hari. Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan diuretik yang dapat menambah
frekuensi buang air kecil, bila pasien memiliki masalah dengan natrium dan air yang tidak dapat
keluar melalui urine.
 Hypertrophic cardiomyopathy. Kondisi ini dapat ditangani dengan tindakan medis maupun
pemberian obat. Obat-obatan dapat mengurangi tenaga pompa jantung, menstabilkan irama,
dan membuat jantung menjadi lebih lemas.

5. Cacat jantung bawaan

Cacat jantung bawaan muncul pada saat lahir dan bisa ringan atau berat. Janin mungkin
menunjukkan perkembangan yang tidak lengkap atau organ jantung tidak normal (abnormal),
menyebabkan gejala seperti murmur jantung pada bayi.

Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Meski sudah melakukan pemeriksaan rutin dengan USG, gejala penyakit jantung bawaan
bisa tidak tampak hingga bayi dilahirkan. Bayi baru lahir dengan kelainan jantung umumnya
mengalami sejumlah gejala berikut:

 Tampak semburat kebiruan pada bibir, kulit, atau jari-jari (sianosis).


 Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui.
 Memiliki berat badan rendah.
 Pertumbuhan terhambat.
 Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar mata.
 Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.

Penyebab Penyakit Jantung bawaan:

Pada penderita penyakit jantung bawaan, siklus dan aliran darah ini akan terganggu. Hal ini bisa
disebabkan oleh gangguan pada katup, ruang jantung, septum (dinding penyekat antar ruang jantung),
atau pembuluh darah dari dan ke jantung. Gangguan aliran darah ini akan menimbulkan keluhan dan
gejala pada penderitanya

Penggunaan obat-obatan:

 ACE inhibitor, untuk merelaksasi pembuluh darah.


 Beta blocker, untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
 Diuretik, untuk menurunkan volume darah dalam tubuh.
 Indomethachin, untuk membantu menutup bukaan di pembuluh darah.
 Prostaglandin, untuk membantu menutupnya saluran antara aorta dan arteri pulmonalis.

6. Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, sesorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolic.

Penyebab hipertensi :

• Kebiasaan merokok sejak

• Keturunan atau genetika

• Kegemukan atau obesitas

• Konsumsi garam yang berlebihan


• Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan

• Usia bertambah dan kurang olahraga

• Tingkat stres yang tinggi

Gejala :

• Pandangan berkunang-kunang dan sering kabur

• Jantung berdebar-debar

• Susah konsentrasi

Pencegahan :

• Membatasi konsumsi garam dan perbanyak makan sayur

• Rutin olahraga seperti jalan cepat (jogging)

• Banyak konsumsi kentang dan buah pisang

• Makanlah Cokelat

7. Penyakit vascular peripheral

Penyakit arteri perifer adalah jenis yang paling umum dari penyakit pembuluh darah
perifer, yang merupakan pengendapan asam lemak di dinding arteri. Gejala penyakit pada sistem
peredaran darah perifer adalah kesemutan, mati rasa, dan komplikasi lain, Kaki terasa dingin dan
membiru (tampak pucat), Muncul luka di kaki yang tidak kunjung sembuh, Kaki menghitam dan
membusuk. Adapun Penyebab nya itu dikarenakan timbunan lemak dapat membuat arteri
menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi tersumbat.

Obat-obatan
Untuk menangani penyakit arteri perifer, pasien bisa hanya memerlukan 1-2 jenis obat di bawah
ini, atau harus mengonsumsi semua obat berikut:

 Obat untuk kolesterol, misalnya simvastatin


 Obat untuk hipertensi, misalnya obat jenis ACE inhibitor
 Obat untuk diabetes, misalnya metformin.

8. Penyakit jantung rematik

Penyakit jantung rematik adalah komplikasi yang jarang diperhatikan pada anak-anak
yang mengalami demam rematik yang diobati, apa yang terjadi adalah antibodi yang diproduksi
oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi bakteri (streptococcus) palsu menyerang bagian
tubuh, termasuk katup jantung dan otot. Gejala-gejala penyakit ini tidak berbeda dari gagal
jantung kongestif ,Sesak napas, Aritmia, Nyeri dada, Cepat lelah.

Penyebab Penyakit Jantung Reumatik

Penyakit jantung reumatik merupakan komplikasi dari demam reumatik, yang disebabkan
infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptococcus tipe A.

Pengobatan Penyakit Jantung Reumatik

 Antibiotik, seperti penisilin.


 Aspirin
 Kortikosteroid, seperti prednisone.
9. Tromboemboli vena (VTE)

Tromboemboli vena (VTE) adalah gumpalan darah yang tersangkut di pembuluh darah,
yang menghalangi aliran darah. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis
darurat. Gejala nya yaitu: Pembengkakan kaki atau sepanjang vena di kaki, nyeri di kaki, yang
Anda rasakan hanya ketika berdiri atau berjalan, peningkatan suhu di daerah kaki yang bengkak
atau terasa sakit

Penyebab DVT (deep vein thrombosis):

 Rusak lapisan dalam pembuluh darah


 Aliran darah lambat
 Darah Anda lebih kental atau lebih rentan untuk menggumpal dari biasanya.

10. Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu
memproduksikan (pembentuk hemoglobin). Jika penderita thalasemia mampu memproduksi
eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.

Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:

a. Thalasemia Mayor

Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan
tidak dapat hidup tanpa transfusi darah .Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan
tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan
jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. Gejala lain yang
tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak
sesuai umur.

b. Thalasemia Intermedia

Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti thalasemia mayor
baru tampak pada masa dewasa.

c. Thalasemia Minor

Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan
anemia ringan.

11. Hemophilia
Hemophilia adalah terjadinya gangguan pada proses pembekuan darah sehingga darah
sukar membeku. Gangguan ini bisa terjadi karena tak adanya faktor antihemofilia yang
seharusnya hadir dalam setiap proses pembekuan darah.

1. Hemofilia A

Hemofilia A juga dikenal hemofilia klasik, karena jenis hemofilia ini adalah yang
paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah. Selain itu, tipe ini juga dikenal
hemofilia kekurangan facktor pembekuan VIII, yang terjadi karena kekurangan
faktor 8 protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

2. Hemofilia B

Hemofilia B juga dikenal penyakit Christmas, karena ditemukan untuk


pertama kalinya oleh seorang bernama Steven Christmas yang berasal dari Kanada.
Hemofilia faktor pembeku darah IX, yang terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX)
protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

3. Hemofilia C

Hemofilia C adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh protein pembekuan


Faktor XI yang hilang atau rusak. Penyakit ini pertama kali diketahui pada tahun 1953
pada pasien yang mengalami perdarahan hebat setelah pencabutan gigi. Penyakit hemofilia
C jarang terjadi, diperkirakan 1 dari 100.000 orang.

Penyebab :
Hemofilia adalah kelainan yang disebabkan oleh mutasi genetik. Kelainan ini
biasanya diwariskan oleh ibu kepada putra mereka. Kebanyakan wanita dengan
kondisi ini biasanya tidak memiliki gejala dan oleh karena itu sering dianggap sebagai
agen pembawa. Seorang anak mendapat satu kromosom dari setiap orang tua. Seorang
wanita mewarisi dua kromosom X, satu dari setiap orang tua. Di sisi lain, seorang pria
mewarisi kromosom X-nya dari ibunya dan kromosom Y-nya dari ayahnya.

Gejala :

Perdarahan spontan dapat menyebabkan hal berikut:

• Darah dalam urine

• BAB disertai darah

• Memar berukuran besar

• Memar yang dalam

• Perdarahan yang berlebihan

Pengobatan :

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikurangi gejala keparahannya
dengan obat-obatan. Jadi, orang dengan gangguan pembekuan darah dapat mencegah
perdarahan dan mengurangi gejala lain dari penyakit ini dengan obat-obatan secara
berkala. Pemberian obat tergantung pada jenis kelainan pembekuan darah yang
dimiliki pasien. Pada dasarnya, dokter akan memberikan partikel pembekuaan darah.

12. Anemia
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari
jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah
merah tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah.
Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh

Penyebab anemia:

• Kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit

• Kurangnya jumlah eritrosit dalam darah

• kurangnya volume darah dari volume normal

Gejala :

• Selalu merasa mudah marah.

• Tubuh lebih sering merasa lemah atau lelah atau saat berolahraga.

• Sakit kepala.

• Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.

Pencegahan:

Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang


mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Hindari mengonsumsi minuman berkafein
dan minum vitamin C agar tubuh dapat menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.

13. Varises

Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang


disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai
dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau
menonjol. Kondisi ini paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan
besar saat kita berdiri atau berjalan.

Penyebab :
Penyebab varises adalah melemahnya katup vena dan tidak mampu menahan
akumulasi darah. Varises adalah penyakit yang tidak menular ataupun diturunkan. Namun,
varises biasanya terjadi dalam satu keluarga.

Gejala :

• Vena terlihat menonjol dan membengkak sepanjang paha, mata kaki, atau lutut

• Kulit terasa gatal, terutama di area tungkai bawah dan pergelangan kaki

• Terjadi perubahan warna kulit, kulit jadi lebih tipis, dan terbentuk luka atau
infeksi jaringan lunak di dekat mata kaki

Pencegahan Varises :

Pencagehan varises dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

• Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakan.

• Kurangi makanan pedas yang bisa merangsang pelebaran pembuluh darah.

• Berhenti merokok karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah

14. Leukimia

Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu
banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan
anak-anak.

Ciri-Ciri dan Gejala Leukemia

 Demam dan menggigil.


 Tubuh terasa lelah dan rasa lelah tidak hilang meski sudah beristirahat.
 Berat badan turun drastis.
 Gejala anemia.
 Bintik merah pada kulit.
 Mimisan.

Penyebab Leukemia

 Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita leukemia.


 Menderita kelainan genetika, seperti Down Syndrome.
 Menderita kelainan darah, seperti sindrom mielodisplasia.
 Memiliki kebiasaan merokok.
 Pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi.
 Bekerja di lingkungan yang terpapar bahan kimia, misalnya benzena.

Pengobatan Leukemia

 Kemoterapi
 Terapi imun atau imunoterapi, yaitu pemberian obat-obatan
 Terapi target. Contoh jenis obat yang bisa digunakan adalah penghambat protein kinase, seperti
imatinib.
 Radioterapi
 Transplantasi sumsum tulang

15. Sklerosis

Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah gangguan saraf pada otak, mata, dan
tulang belakang. Multiple sclerosis akan menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan
tubuh.

Gejala Multiple Sclerosis:

 Sulit berjalan.
 Sulit menjaga keseimbangan.
 Sensasi seperti tersengat listrik yang terjadi akibat gerakan leher tertentu, terutama ketika
penderita menggerakan leher ke depan (Lhermitte’s sign).
 Tremor atau gemetar.

Penyebab Multiple Sclerosis

 Wanita berusia antara 16-55 tahun.


 Terdapat anggota keluarga yang menderita multiple sclerosis.
 Pernah atau sedang menderita penyakit mononukleosis, penyakit tiroid, diabetes tipe 1, dan
radang usus.
Pengobatan untuk meredakan gejala multiple sclerosis
Beberapa bentuk pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala multiple
sclerosis (MS) adalah:

 Obat-obatan
Selain itu, untuk mengurangi kaku pada otot dokter dapat memberikan obat pelemas otot,
seperti baclofen dan tizanidine, serta obat methylphenidate dan obat antidepresan untuk
mengurangi rasa lelah.
 Fisioterapi
 Plasmapheresis

Anda mungkin juga menyukai