Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia
seutuhnya. Upaya pembangunan kesehatan tersebut dilakukan sedini mungkin sejak
anak masih dalam kandungan hingga usia lima tahun pertama kehidupannya. Hal ini
ditujukan untuk memperrtahankan sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
tercapai pertumbuhan yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta
memiliki intelegasi majemuk sesuai denga potensinya. (Kemenkes RI, 2014)
Anak adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh maha pencipta kepada
makhluk hidup kepercayaan-Nya. Anak adalah seseorang yang rentang usianya 0-18
tahun dan belum dewasa dan belum kawin (Faried, 2017). Selain sebagai penerus
keturunan dan sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, tidak satupun orang
tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, kondisi sakit yang sering menyerang
pada anak balita salah satunya adalah infeksi pada sistem saluran pernapasan baik
bagian atas maupun bagian bawah.
Di Amerika, infeksi saluran pernafasan bagian bawah menjadi masih tetap
merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan sebanyak 13 % pada anak usia
dibawah 2 tahun, baik di negara berkembangan maupun negara yang sudah maju.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut berlangsung
selama 14 hari yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu
bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Anonim, 2007 dalam Panguribuan, 2017). Jenis Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) yaitu Flu, Tonsilitis, Epiglotitis, Bronkhilitis, Pneumonia,
dan Laringitis.
Menurut WHO (World Health Organization), bahwa ± 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara
berkembang di Asia dan Afrika seperti: India (48%), Indonesia (38%), Ethiopia
(4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%), Sudan (1,5%), dan Nepal (0,3%). Dimana
pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4
juta dari 13 juta anak balita setiap tahun (Depkes RI, 2012)
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis dinyatakan dengan adanya
daerah infeksi yang berbecak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm yang
mengelilingi dan melibatkan bronkus. Bronkopneumonia adalah peradangan pada
dinding di bronkuiolus (saluran nafas kecil pada paru-paru) yang ditandai dengan
adanya bercak-bercak berwana putih yang disebabkan oleh agen infeksius seperti
bakteri,virus, jamur dan benda asing, yang ditandai dengan gejala demam tinggi,
gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronki basah), muntah,
diare, batuk kering dan produktif. (Dicky, 2017)
Pada pembahasan kasus yaitu An. F datang dengan keluhan sesak yang disertai
berdahak dan juga demamnya naik turun, sebelumnya An. F pernah periksa di rumah
sakit dengan keluhan umur 2 bulan terdapat perubahan dengan kepala An.F yang
membesar. Menurut diagnosa medis An.F terkena Hidrochepalus

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada An. F dengan
bronkopneumonia.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian pada An. F degan
bronkopneumonia
2. Mahasiswa mampu memutuskan diagnosa keperawatan priorotas pada An.F
dengan bronkopneumonia
3. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan dan intervensi
keperawatan pada An.F dengan bronkopneumonia
4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada
An . F dengan bronkopneumonia.
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil implementasi pada An . F dengan
bronkopneumonia.
1.3 Manfaat
a. Bagi Pelayanan Perawatan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan bronkopneumonia.

b. Bagi Institusi
Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa profesi Ners yang sedang
menjalankan praktik klinik pada siklus Keperawatan Anak dengan masalah
keperawatan tentang bronkopneumonia.

c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa profesi Ners dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkopneumonia serta
dalam melakukan pendokumentasian dan penyusunan makalah bronkopneumonia.

Anda mungkin juga menyukai