Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu
meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara social dan ekonomis. Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Kementrian
Kesehatan, ditetapkanlah strategi untuk mencapainya yaitu dengan
pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global. Kegiatan
yang dilakukan adalah dengan strategi yang berbasis model pendekatan dan
kebersamaan yaitu berupaya memfasilitasi percepatan dan pencapaian
peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk dengan
mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa.

Puskesmas Aur Beduri memandang perlu untuk melaksanakan


kegiatan SMD dan MMD diwilayah kerjanya dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan nasional kita (Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur)
dengan saling kerjasama antara beberapa komponen, mulai dari masyarakat
sampai dengan penentu kebijakan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh
Puskesmas Aur Beduri adalah pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)
dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dimana masyarakat mampu
menggali/mendeteksi hingga mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya
masing-masing.
Dengan pelaksanaan SMD di harapkan bahwa masyarakat desa di
wilayah kerja Puskesmas Aur Beduri harus mampu menggali/mendeteksi
permasalahan kesehatan sekaligus mencari jalan keluar dalam
menanggulanginya. Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) yang diselenggarakan oleh Puskesmas Aur Beduri bersama
pemerintahan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan
adalah salah satu cara yang baik dalam menjawab persoalan tersebut.
B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan hasil kegiatan SMD dan MMD
tahun 2020 ini adalah untuk memberikan bahan acuan/masukan dan
pertimbangan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Aur Beduri tahun
2020.

b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD dan MMD tahun 2020

2) Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya


Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Aur Beduri tahun 2020
dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

C. Mekanisme Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD).

a. Pedoman pelaksanaan SMD

Dalam Permenkes RI No 44 Th 2016 Tentang Pedoman Managemen


Puskesmas Tentang Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang
dilakukan melalui Survey Mawas Diri (SMD).

(1) Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki
masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki
antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang dapat
dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri,
agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif
memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.

(2) Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan
membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala
desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat.

(3) Instrumen SMD disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan
masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun
mencakup format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi
informasi tentang:

Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita;


Status imunisasi dan status gizi balita;
Kondisi lingkungan permukiman/rumah tempat tinggal;
Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan
jamban sehat, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah
tangga;
Perawatan balita sehat dan sakit;
Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang,
gizi seimbang, imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
dll);
Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM);
Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau
Pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi masyarakat.

b. Prosedur SMD

1. Persiapan Kegiatan SMD

1) Menentukan waktu dan lokasi sasaran :


a. Waktu sebagaimana yang telah disepakati bahwa
pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) diwilayah kerja Puskesmas Aur Beduri
tahun 2020. Yaitu Pada Kamis, 23 Januari 2020.

b. Lokasi sasaran seluruh desa diwilayah kerja Puskesmas Aur Beduri.


2) Menentukan data populasi (keseluruhan objek sasaran).
Populasi pada pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) adalah
seluruh kepala keluarga (sebagai responden) yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Aur Beduri pada tahun 2020.
Berdasarkan data survey jumlah kepala keluarga di wilayah
kecamatan Puskesmas Aur Beduri tahun 2020 adalah sebanyak
KK.

3) Menentukan data sampel (sebagian atau wakil dari populasi).


Rumus besar sampel adalah:
N
n=
1+(Ne2 )
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas Toleransi Kesalahan 10% (0,1) (Saryono, 2010)

4) Menentukan metode kegiatan SMD (wawancara, pengamatan,


angket/kuesioner).

5) Membentuk tim surveyor pelaksana kegiatan SMD (petugas


kesehatan dan kader kesehatan).

6) Koordinasi dan komunikasi lintas program/sektoral.

7) Membuat tabulasi (rancangan kuesioner).

8) Membuat kuesioner.

Setelah adanya kesepakatan pembuatan konsep kuesioner dan


disyahkan oleh Kapus Limbangan, selanjutnya pembuatan
kuesioner dan pendistribusian berdasarkan jumlah sampel yang
telah disepakati.

\
2. Pelaksanaan SMD.

3. Pengolahan Data SMD

Setelah pelaksanaan SMD Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD


UPT Puskesmas Limbangan melakukan kegiatan :

1) Rekapitulasi data hasil survei secara keseluruhan


2) Membuat analisa data (identifikasi masalah, pemecahan
masalah, prioritas masalah, rumusan masalah, mencari
penyebab akar masalah, evaluasi masalah dan rencana tindak
lanjut).

Catatan:

- Diperlukan koodinasi dan komunikasi aktif dalam pembuatan


analisa data baik lintas program maupun lintas sektoral
- Dibentuk forum konsultasi (bila diperlukan).

4. Penyajian Data SMD

Hasil dari pengolahan data SMD ditindak lanjuti dengan adanya


pertemuan kelompok kecil (4 orang dari Tim Surveyor Pelaksana
Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri, dan tokoh presentatif
(tokoh agama/masyarakat, kader kesehatan dan BPD) masing-
masing 2 orang sebagai perwakilan. (Pertemuan kelompok kecil ini
untuk melakukan kegiatan pembahasan hasil analisis pelaksanaan
kegiatan SMD).

Catatan :

o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri


mengadakan pertemuan sesuai waktu dan tempat lokasi yang
sudah disepakati
o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD SMD Puskesmas Aur
Beduri menyampaikan materi hasil pengolahan data SMD kepada
tokoh presentatif
o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri
bangan memberikan waktu untuk umpan balik (pendapat,
saran atau masukan positif) dari tokoh presentatif terkait hasil
pengolahan data SMD
o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri
beserta tokoh presentatif membuat kesepakatan
terhadap permasalahan kesehatan serta kebutuhan dan harapan
masyarakat dalam pelayanan program UKM Puskesmas
Aur Beduri
o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri
menentukan atau menunjuk satu orang dari tokoh presentatif
untuk mewakili menyampaikan materi (hasil kesepakatan
bersama) pada rencana pertemuan MMD
o Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri
beserta tokoh presentatif mencanangkan waktu, tanggal dan
lokasi pertemuan MMD

D. Mekanisme Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

a. Prosedur Pelaksanaan MMD

1). Persiapan Pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa

Tim Surveyor Pelaksana Kegiatan SMD Puskesmas Aur Beduri


membuat surat permohonan izin pelaksanaan MMD yang ditujukan
kepada kepala desa Terkait (tembusan Dinkes, kecamatan dan
pertinggal/arsip PKM).
2). Menentukan waktu dan tempat lokasi pertemuan
3). Membuat surat undangan pertemuan MMD (oleh pihak
pemerintahan desa).
Dalam pelaksanaan pertemuan musyawarah masyarakat
desa (MMD) peserta yang diundang terdiri daripemuka masyarakat
desa, (toga/toma), petugas Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat
desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan
pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).
4). Membuat tim/panitia pelaksana pertemuan.
5). Koordinasi dan komunikasi lintas program/sektoral.
6). Menyiapkan ATK, konsumsi, alat peraga dan bahan dokumentasi
(daftar hadir, visum kegiatan dan poto/video kegiatan).
7). Gladi resik tempat lokasi pertemuan.

E. Harapan Dari Pelaksanaan Kegiatan SMD Dan MMD.

1) Mengetahui kebutuhan dan harapan terhadap pelayanan program UKM


yang diinginkan masyarakat
2) Mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pelaksanaan program UKM

Dapat menyusun Rencana


Usulan Kegiatan (RUK).
(Data yang dikumpulkan
melalui kegiatan SMD dan
MMD dapat digunakan
sebagai salah satu dasar
penyusunan)
3) Dapat mengembangkan program sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat
4) Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat menjadikan bahan pertimbangan
untuk perencanaan kegiatan lintas program dan sektoral
5) Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat menjadikan bahan informasi bagi
pihak lain yang membutuhkannya.
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Kondisi Geografis Desa

Desa memiliki luas wilayah :

Dengan batas wilayah :

1. Sebelah Utara :
2. Sebelah Selatan :
3. Sebelah Barat :
4. Sebelah Timur :

Desa terbagi menjadi lima Dusun :

1. Dusun
2. Dusun
3. Dusun
4. Dusun
5. Dusun
Lima dusun terbagi menjadi : RT

Dengan jumlah KK : KK
Jumlah Jiwa :
Terdiri dari Laki-laki :
Perempuan :

B. Masalah Kesehatan Desa

Dari hasil survey mawas diri yang di lakukan pada bulan januari tahun 2019
terdapat beberapa KK yang ditemukan masalah kesehatan desa :

1. Akses Pelayanan dan Pembiayaan


Tidaak menemukan kendala dan masalah karena jarak fasilitas
kesehatan dapat dijangkau.
2. Kesehatan ibu dan anak, KB, Gizi dan Imunisasi

Dari 50 Responden di ketahui ada 32 keluarga yang mempunyai balita


dan ibu hamil, 5 diantara merencanakan melahirkan di FASKES, Dan
rencana melahirkan di tolong oleh bidan .
Dari hasil survey ditemukan ada beberapa masalah, kami menemukan
adanya keguguran , prematur yang disebabkanoleh kurangnya
pengetahuan tentang kehamilan.

3. Surveilans

Survey yang dilakukan, kami menemukan adanya beberapa balita dan


lansia yang menderita penyakit seperti batuk, pilek, hipertensi.

4. Rumah dan Lingkungan


Hasil dari Survey di lapangan masih banyak sekali keluarga yang
menggunakan WC Cemplung, (dari 50 kuesioner masih di temukan 9
tidak memenuhi syarat seperti : kondisi
dinding,lantai,pencahayaan,jarak peresapan dengan sumber air bersih
minimal 10 meter, ketersediaan air bersih, dan memiliki septi tank.
5. Prilaku Anggota Keluarga
Dari prilaku anggota keluarga masih banyak sekali masyarakat yang
merokok sebanyak 95,12% dari 50 Kepala Keluarga yang disurvey.
6. Ekonomi
Dipandang dari sudut ekonomi hampir seluruh warga yang di survey
memiliki ekonomi yang sudah cukup baik.(diketahui dari 50 KK yg di
survey rata-rata penghasilan besar dari 800 per bulan dan rata2
pengeluaran rata2 seluruh anggota keluarga dalam 1 ulan besar dari 2
juta per bulan .
7. Kesehatan Remaja dan Lansia
Untuk kesehatan remaja kamitidak menemukan masalah, namun bagi
kesehatan lansia di temukan , menderita hipertensi.
8. Hasil Kegiatan PIS-PK

 Dari hasil survey program Indonesia sehat dengan pendekatan


keluarga masih banyak masyarakat yang tidak ikut JKN, dengan
permasalahan 74,69 % yang tidak mengikuti JKN sebanyak 909
KK.
 Masih banyak masyarakat yang merokok dalam rumah dari
1.217 KK yang di survey 682 KK yang merokok (56,04 %)
 Ditemukan masyarakat penderita Hipertensi tidak melakukan
pengobatan secara teratur ditemukan 371 penderita hipertensi
(30,48%)
 Masih banyak pasangan usia subur tidak mengikuti program KB
ditemukan 305 tidak mengikuti KB (25,06%)
 Masih ditemukan balita yang tidak memantau pertumbuhan
ditemukan 119 balita (9,78%)
 Masih ditemukan keluarga yang belum memiliki akses sarana
air bersih sebanyak 68 KK ( 5,59%)
 Masih ditemukan masyarakat yang menggunakan jamban tidak
sehat 51 KK (4,19 %)
 Masih ada babi yang belum mendapatkan ASI Ekslusif 22
(1,81%)
 Masih ditemukan ibu yang belum melahirkan di FASKES 19
yang belum melakukan persalinan di FASKES
 Masih ada di temukan bayi yang belum mendapatkan imunisasi
dasar lengkap
 Ditemukan penderita TB yang belum mendapatkan pengobatan
sesuai standart
 Masih ditemukan penderita Gangguan Jiwa .

C. RENCANA TINDAK LANJUT

Dari hasil Musyawarah masyarakat Desa dapat di sepakati sebagai berikut :

 Diusulkan membuat kegiatan sosialisasi Tentang JKN, karna banyak


masyarakat yang kurang memahami alur dan tata cara penggunaan
dan manfaatnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat dan pemahaman tentang JKN.
 Sudah ada 1 RT yang menerapkan bahwa setiapkali yasinan tidak
menyediakan asbak rokok di dalam rumah. Diharapkan ada ketegasan
dari Desa untuk membuat aturan/penegasan kepada semua RT agar
tidak merokok pada saat yasinan.rencana tindak lanjut agar di desa
ada RT Binaan /contoh kawasan bebas asap rokok.
 Dan dimohon desa membuat peraturan untuk tidak merokok pada saat
rapat.
 Untuk menanggulangi masalah sampah di lokasi pasar dan sekitarnya
diharapkan kades untuk dapat mengundang warga yang memiliki
usaha/ selokan yang bermasalah agar ditindak lanjuti segera.
 Dari pelaksanaan Kegiatan POSBINDU agar petugas Gizi dapat hadir
dalam upaya penyuluhan gizi bagi penderita Hipertensi, DM dan
masalah penyakit lainnya.
 Untuk kegiatan Posbindu harap petugas melengkapi obat yang
dibutuhkan karna terkadang obat tidak lengkap peserta yang hadir
kecewa
 Rencana masyarakat untuk membuat RT binaan mengenai BANK
SAMPAH. Dimohon kerjasamanya dari pihak Puskesmas .
 Desa dapat mengaktifkan kembali GERMAS disetiap RT dan Dusun
yang ada. (Jumat bersih , Gotong royong dalam hal PSN yaitu
pemberantasan sarang nyamuk )

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil musyawarah masyarakat desa (MMD) yang kami laksanakan


didapat beberapa kesimpulan tentang masalah kesehatan yang ada di
Desa yang telah kami prioritaskan dan merumuskan rencana tindak lanjut
untuk mengatasi masalah kesehatan didesa. Dengan adanya kegiatan
Desa Siaga yang dimulai dari Survey Mawas Diri dilanjutkan dengan
Musyawarah Masyarakat Desa diharapkan masyarakat dapat mengenal
masalah kesehatan desanya dan bersama-sama memecahkan masalah
kesehatan desa tersebut dan diharapkan masyarakat dapat
membudayakan masyarakat hidup bersih dan sehat. Serta dapat
membudayakan GERMAS .

B. SARAN –SARAN
Perlu adanya kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah Desa,
dan Instansi kesehatan. Untuk mewujudkan masyarakat sehat.Semoga
kegiatan ini dapat berjalan setiap Tahun untuk Mengetahui masalah
kesehatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai