Anda di halaman 1dari 352

Penerbit dan Penyalur Utama:

Derek Prince Ministries Indonesia


Telp: 021 – 45846494 / 70940645
Fax: 021 – 45846494
Email: kontak@dpmindonesia.org

Hak Cipta Dilindungi


Cetakan Ketujuh: Agustus 2012
Penerjemah: Peter R.

Originally published in English under the title,


Blessing or Curse: You Can Choose
Copyright © 1990 Derek Prince
All Rights Reserved
Indonesian translation published
by permission
Copyright © 1994
Derek Prince Ministries – International
P.O.Box 19501, Charlotte, NC 28219 – 9501, U.S.A.

Terima kasih untuk tidak mengcopy/mengambil bagian/seluruh isi buku ini


tanpa izin penerbit. Karena untuk setiap buku yang terjual, Anda telah
mendukung pelayanan literatur Derek Prince Ministries di Indonesia.

ISBN 0-934920-54-0
M-IN/B-56/2-M/Gr
Daftar Isi

Prakata ....................................................................................................................... v

Bab I – BERKAT DAN KUTUK ............................................................. 1


1 Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap..................................................... 3
2 Penghalang yang Tidak Kelihatan .............................................................. 13
3 Cara Kerja Berkat dan Kutuk ..................................................................... 25
4 Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa ..................................................... 35
5 Tujuh Pertanda Adanya Kutuk ................................................................... 45

Bab II – TIADA KUTUK TANPA PENYEBAB ............................... 65


6 Menyembah Ilah Palsu ................................................................................. 67
7 Dosa-dosa Moral dan Etika ......................................................................... 86
8 Sikap Anti Yahudi ......................................................................................... 94
9 Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan ............................................... 103
10 Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok Hak Tuhan ..................... 117
11 Ucapan Orang yang Berotoritas ............................................................... 125
12 Kutuk yang Didatangkan Sendiri ............................................................ 147
13 Hamba-hamba Iblis..................................................................................... 164

iii
iv Berkat atau Kutuk

14 Percakapan „Duniawi‰ ............................................................................... 177


15 Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu ................................................. 188
16 Ringkasan Bab II ......................................................................................... 202

Bab III – KELUAR DARI KUTUK MASUK


KE DALAM BERKAT TUHAN....................................... 205
17 Pertukaran yang Ajaib ................................................................................ 207
18 Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan .......................................... 224
19 Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib ....................... 241
20 Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan ................................... 256
21 Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian ............................... 267
22 Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan ............................ 280
Catatan Tambahan ...................................................................................... 295
23 Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan ................................................... 297
24 Memberkati atau Mengutuk? .................................................................... 308
Prakata

a! da suatu hari, tidak lama sebelum Derek dan saya menikah pada
Q tahun 1978, kami menyempatkan diri untuk bersantai di tepi pantai
kota Fort Lauderdale (di negara bagian Florida, Amerika, redaksi). Ketika
kami sedang berbaring di pantai itu saya berkata kepada Derek: „Derek,
maukah engkau mendoakan kakiku? Keduanya terasa sakit sekali.‰ Tanpa
menunggu lebih lama Derek pun berlutut sambil memegang kedua betis
saya dengan kedua belah tangannya, lalu ia berkata begini:
„Terima kasih, kaki. Ketahuilah, aku sungguh menghargaimu. Selama ini
kamu telah membawa Ruth dengan selamat ke mana pun ia pergi · dan
sekarang kamu telah membawa Ruth datang kepadaku. Terima kasih, kaki.‰
Dalam hati saya merasa agak aneh. Apakah demikian cara seorang
pengajar Alkitab, yang biasanya tidak suka bergurau, mendoakan
tunangannya! Tetapi pada saat itu juga rasa sakit itu hilang.
Kemudian Derek mengatakan kepada saya apa yang menurutnya telah
dilakukannya pada waktu itu. Melalui kata-kata yang diucapkannya itu ia
merasa telah „membatalkan‰ sesuatu yang tidak baik yang mungkin pernah
saya ucapkan mengenai kedua kaki saya itu. Maka saya teringat kembali
pada suatu peristiwa yang terjadi ketika saya masih gadis berusia 15 atau 16
tahun. Pada waktu itu saya sedang berada di ruang ganti pakaian di sekolah.
Seorang gadis lain masuk ke ruangan tersebut kemudian berdiri di depan
cermin sambil menyisir rambutnya. Saya memperhatikan bentuk kakinya

v
vi Berkat atau Kutuk

yang indah, kemudian memandangi kaki saya yang gemuk. Lalu tiba-tiba
saya berkata: „Aku benci kakiku!‰ Rupa-rupanya, dengan ucapan itu saya
telah mengutuk kaki saya sendiri!
Jadi, lebih dari tiga puluh tahun sebelumnya saya telah mengucapkan
suatu kutuk atas kedua kaki saya sendiri, tetapi pada hari itu Derek
mematahkan kutuk tersebut, dan saya mengaminkannya. Namun ternyata
ceritanya tidak berakhir sampai di situ saja.
Di Jerusalem, sembilan tahun kemudian saya terpaksa dilarikan dengan
mobil ambulans ke rumah sakit karena terjadi thrombosis (penggumpalan
darah) pada kedua kaki saya. Gumpalan darah yang akhirnya memasuki
pembuluh darah di bagian paru-paru saya hampir saja merenggut nyawa
saya. Rupa-rupanya kaki saya · dan mungkin juga kehidupan saya · masih
berada di bawah kutuk yang belum sepenuhnya terpatahkan.
Sejak peristiwa itu, yang terjadi hampir tiga tahun yang lalu, kesehatan
saya bahkan juga kehidupan saya masih sering terancam. Sakit penyakit
yang saya alami menunjukkan dengan jelas sekali kepada Derek dan saya
bahwa suatu peperangan rohani sedang berkecamuk di dalam tubuh jasmani
saya. Ada suatu pertempuran antara kekuatan-kekuatan supranatural yang
ingin menguasai badan saya. Sementara menulis dan menyusun isi buku ini
bersama-sama, Derek dan saya menyadari bahwa semua pertanda adanya
suatu kutuk yang kami cantumkan dalam pasal 5 sesungguhnya terdapat
juga dalam diri saya dan/atau keluarga saya sendiri. Jadi, ketika Derek dan
saya untuk pertama kalinya mematahkan kutuk yang saya ucapkan terhadap
kaki saya dahulu, itu hanyalah permulaan dari proses pelepasan saya. Roh
Kudus selanjutnya mengungkapkan adanya kutuk-kutuk lain yang berasal
dari nenek moyang saya, kutuk-kutuk yang hinggap karena adanya
hubungan dengan kuasa gelap (okultisme), kutuk-kutuk yang disebabkan
oleh dosa-dosa tertentu, dan masih banyak lagi kutuk lainnya.
Proses yang harus saya jalani untuk meninggalkan dan melepaskan diri
dari seluruh kutuk itu berlangsung amat lama, tetapi syukurlah Roh Kudus
begitu sabar dan tuntas dalam melakukan pekerjaan-Nya itu. Sering kali Ia
memberikan petunjuk yang bersifat supranatural, melalui karunia berkata-
Prakata vii

kata dengan hikmat dan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Selain


itu, kami juga mendapatkan dukungan doa dari ribuan orang Kristen di
seluruh dunia yang mendukung pelayanan kami. Akibatnya terjadilah suatu
perubahan yang besar sekali dalam pengertian serta sikap kami terhadap
kuasa Firman Tuhan, dan terhadap keberadaan kami sendiri.
Sering kali saya bertanya kepada Tuhan: „Mengapa Engkau memberikan
kepada Derek Prince seorang istri yang sakit-sakitan, yang menanggung
begitu banyak kutuk dalam kehidupannya?‰ Para pembaca yang pernah
membaca buku Jodoh Pilihan Tuhan tentu akan teringat betapa ajaibnya
cara yang dipakai Tuhan ketika memilih saya menjadi pendamping Derek
(setelah istrinya yang pertama meninggal dunia tiga tahun sebelumnya,
redaksi). Sampai sekarang saya belum pernah mendapatkan jawaban
langsung dari Tuhan atas pertanyaan saya itu, tetapi saya benar-benar
bersyukur bahwa Tuhan telah memilih saya dan menerima saya apa adanya.
Dengan demikian, Dia juga yang akan menerima segala kemuliaan pada saat
saya dilepaskan dan disembuhkan secara total di kemudian hari.
Selain itu, Derek dan saya berani mengatakan bahwa semua yang tertulis
dalam buku ini telah kami buktikan dan alami sendiri dalam kehidupan
kami. Saya belum seratus persen sembuh dari penyakit saya, tetapi saya tahu
dan yakin benar bahwa janji berkat Abraham juga berlaku bagi saya. Namun
sama seperti yang dialami oleh Abraham, untuk mendapatkan semua berkat
yang dijanjikan itu diperlukan suatu perjalanan yang cukup panjang sebagai
seorang musafir.
Kami berdoa agar melalui buku ini Anda dan orang-orang lain yang
ingin Anda tolong dapat memperoleh kelepasan sehingga memiliki
kemerdekaan sepenuhnya yang merupakan hak warisan Anda di dalam
Tuhan Yesus Kristus!

Ruth Prince
Bab Satu

BERKAT DAN KUTUK

Pendahuluan
Mungkin Anda atau keluarga Anda mengalami masalah ini. Mungkin juga
tetangga atau teman sekerja Anda. Terlepas dari siapa pun yang menghadapi
masalah itu, yang jelas dalam kehidupan orang itu selalu saja terjadi hal-
hal yang menimbulkan kekecewaan, frustrasi, bahkan kesedihan yang amat
mendalam. Begitulah, orang itu terus-menerus dirundung malang.
Sebaliknya, di antara kenalan Anda pasti terdapat juga orang-orang atau
keluarga yang latar belakang dan status sosialnya kurang lebih sama dengan
orang-orang yang disebutkan di atas, namun kehidupannya selalu berjalan
mulus saja. Mereka itu seakan-akan tidak pernah menemui kesulitan. Nasib
mereka begitu mujur, tak ubahnya seperti dalam cerita dongeng saja.
Di balik setiap cerita malang atau kisah keberhasilan itu sesungguhnya
ada dua macam kekuatan atau pengaruh yang tidak kelihatan namun sangat
menentukan perjalanan hidup manusia. Pengaruh yang satu bekerja untuk
kebaikan dan yang lainnya mendatangkan malapetaka. Dalam Alkitab
pengaruh-pengaruh atau kekuatan-kekuatan yang tidak terlihat oleh mata
itu disebut sebagai berkat dan kutuk. Selain itu Alkitab juga menjelaskan
cara yang harus ditempuh dalam menghadapi pengaruh-pengaruh atau
kekuatan yang tidak kelihatan itu supaya Anda dapat menerima faedah dan

1
2 Berkat atau Kutuk

pengaruh yang baik dan menolak serta melindungi diri terhadap pengaruh
yang mendatangkan celaka itu.
Setelah mengerti apa yang dikatakan Alkitab perihal berkat dan kutuk
itu serta cara kerja kedua kekuatan atau pengaruh tersebut, Anda akan mulai
dapat melihat kehidupan Anda sendiri dari sudut pandang baru yang dapat
benar-benar mengubah sikap hidup Anda. Selanjutnya Anda juga akan
mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau masalah berat yang
mungkin telah menggelisahkan atau membuat Anda putus asa selama Ini.
1

Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap

ilihat sepintas lalu, kehidupan manusia tampak bagaikan sua-


E tu permainan cahaya yang bercampur aduk antara terang
dan gelap dengan berbagai nuansanya. Cahaya terang dan bayang-bayang
yang gelap itu tampak berbaur tanpa mengikuti suatu pola yang jelas, dan
sama sekali tidak ada hukum-hukum yang mengatur susunannya secara
pasti.
Dalam permainan cahaya terang yang berbaur dengan bayang-bayang
gelap itu, cobalah Anda membayangkan dua orang pria yang akan
melakukan suatu perjalanan bersama-sama. Mereka berangkat dari tempat
yang sama. Latar belakang dan kemampuan mereka masing-masing kurang
lebih juga sama, dan keduanya hendak menuju ke suatu tempat yang sama
pula. Namun, pria yang pertama kelihatannya hampir selalu berjalan di
tempat yang cerah, bermandikan cahaya kesuksesan, dan kehidupannya
berlangsung serba mulus. Berbeda halnya dengan rekannya yang berjalan
tidak jauh dari dia. Pria yang terakhir ini selalu saja berada dalam bayang-
bayang kegelapan. Kemalangan dan kegagalan senantiasa membayangi
kehidupannya, sehingga ia selalu merasa putus asa dan akhirnya meninggal
dunia pada usia yang masih muda.
Kedua lelaki tersebut sama-sama tidak menyadari adanya pengaruh-
pengaruh atau kekuatan tertentu yang membawa dampak atas kehidupan
mereka. Sumber cahaya terang atau bayang-bayang kegelapan yang mempe-

3
4 Berkat atau Kutuk

ngaruhi kehidupan mereka masing-masing itu sama sekali tidak mereka


ketahui keberadaannya. Tentu juga tidak pernah terpikirkan oleh keduanya
bahwa terang atau kegelapan yang meliputi kehidupan mereka itu bisa saja
berawal dari hal-hal yang pernah terjadi pada masa nenek moyang mereka
dahulu.
Yang mengherankan adalah bahwa Alkitab memberikan suatu penjelasan
yang begitu gamblang mengenai kekuatan atau pengaruh-pengaruh yang
tidak kelihatan itu, bahkan berbicara cukup panjang lebar mengenai hal-
hal tersebut. Adapun pengaruh-pengaruh atau kekuatan yang misterius itu
disebut dalam Alkitab sebagai berkat dan kutuk.
Kini kita akan memperhatikan sejenak pria yang berada dalam kegelapan
itu. Ia sebenarnya adalah seorang yang normal dan hal-hal yang dilakukannya
pun wajar-wajar saja, seperti: berganti mata pencarian atau mencari tempat
tinggal yang baru; meningkatkan kemampuannya dengan rajin mengikuti
kursus ketrampilan tertentu; ia gemar membaca dan mempelajari buku-
buku mutakhir yang menganjurkan untuk berpikir secara positif. Bahkan ia
mungkin juga mengikuti kursus mengenai „cara mendayagunakan kemam-
puan yang terpendam dalam diri seseorang‰.
Tetapi entah mengapa, apa pun yang dilakukannya tak pernah mem-
buahkan hasil dalam kehidupannya. Anak-anaknya bersikap kurang ajar
dan berani melawan, hubungannya dengan istrinya selalu tegang dan
musibah serta sakit-penyakit silih berganti menimpanya. Cita-cita setinggi
langit yang didambakannya lolos begitu saja dari genggamannya, seperti air
yang tidak tergapai oleh tangan orang yang sedang tenggelam. Ia dihantui
bayang-bayang kegagalan yang tidak mungkin terelakkan. Memang ada
kemungkinan baginya untuk menunda datangnya kegagalan itu, tetapi pada
akhirnya ia tetap harus mengalaminya.
Sepanjang hidupnya ia merasa seperti harus bergumul melawan sesuatu
yang tidak kelihatan, „seorang‰ lawan yang tidak berwujud dan tidak
tersentuh. Dia merasa seakan-akan sedang bergelut melawan bayangan.
Betapapun kerasnya ia berusaha, dia tidak dapat menunjukkan penyebab
dari masalah yang dihadapinya. Dia seringkali merasa putus asa.
Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap 5

„Apa artinya ini semua?‰ demikian ia menjerit dalam hatinya. „Apa saja
yang kulakukan tidak ada yang beres! Setahuku, aku mengalami nasib yang
sama seperti ayahku. Ia pun gagal dalam kehidupannya!‰
Orang yang berada di bawah bayang-bayang kegelapan itu bisa juga
seorang wanita. Mungkin ia dipersunting seorang pria pada usia yang masih
muda dan memasuki bahtera perkawinan dengan berbagai rencana untuk
mewujudkan rumah tangga yang manis dan bahagia. Dia menemukan
dirinya seperti sedang berjalan di atas seutas tali · dalam satu hari berada di
atas dan hari berikutnya terhempas ke bawah. Meskipun tidak sakit parah,
namun secara jasmaniah kesehatannya tidak terlalu baik. Ada-ada saja
gangguan penyakit yang dialaminya. Tahu-tahu, ia mendapati anak lelakinya
telah terjerat obat-obat terlarang. Lalu tak lama kemudian suaminya mening-
galkannya begitu saja. Dan pada suatu pagi ketika terbangun dari tidur, ia
pun menyadari bahwa ia sendiri telah menjadi pecandu minuman keras.
Seperti pria yang berada di bawah bayang-bayang tadi, wanita itu pun
sebenarnya seorang yang normal dan tidak melakukan sesuatu yang di
luar kewajaran. Ia rajin membaca buku-buku yang meningkatkan pengeta-
huannya mengenai kesehatan dan cara mendidik anak yang baik. Demi
mengejar sukses, ia tekun melakukan berbagai usaha dengan segenap
kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya. Tetapi dengan perasaan kecewa
ia menatap wanita-wanita lain yang dengan sangat mudah meraih apa yang
dia juga impi-impikan.
Ketika Anda memperhatikan lebih seksama orang yang berada di bawah
bayang-bayang itu, kemungkinan Anda melihat adanya persamaan dengan
diri Anda sendiri. Anda mungkin merasa seperti melihat kehidupan Anda
sendiri, tetapi dari kaca mata orang lain. Mungkin Anda sedikit terkejut
ketika tiba-tiba menyadari bahwa kemungkinan besar kesulitan-kesulitan
yang Anda alami selama ini disebabkan oleh hal yang sama, yaitu adanya
suatu kutuk yang berasal dari generasi sebelumnya.
Atau boleh jadi juga yang Anda lihat bukanlah diri Anda sendiri,
melainkan seseorang yang cukup dekat hubungannya dengan Anda ·
mungkin itu suami atau istri Anda, salah seorang anggota keluarga atau
6 Berkat atau Kutuk

sahabat karib Anda. Anda telah lama prihatin akan kehidupan orang itu
dan sering mendoakannya agar kehidupannya menjadi baik, tetapi ternyata
sia-sia saja usaha Anda. Sekarang Anda mulai melihat kemungkinan yang
menyebabkan adanya bayang-bayang gelap itu, yang selama ini belum
pernah terpikirkan oleh Anda. Mungkinkah penyebab dari permasalahan
itu adalah sebuah kutuk?
Sekarang Anda mulai teringat kembali pada peristiwa-peristiwa aneh
yang telah terjadi dalam kehidupan Anda sendiri atau dalam keluarga Anda.
Anda sudah berusaha keras untuk tidak memikirkannya, tetapi sesekali
peristiwa-peristiwa itu muncul kembali dalam ingatan Anda. Sekarang
Anda mulai menyadari bahwa mungkin perlu untuk menyelidiki lebih
jauh duduk persoalannya. Andai kata benar saya berada di bawah suatu
kutuk, demikian Anda mungkin berkata dalam hati, lalu apa yang dapat
saya lakukan? Apakah penyebabnya?
Kutuk dapat kita umpamakan seperti
Kutuk dapat kita sebuah tangan raksasa dari masa silam
umpamakan seperti sebuah yang mencengkeram kehidupan manusia.
tangan raksasa dari masa Tangan itu menekan kehidupan Anda
silam yang mencengkeram
dengan kegelapan dan kesesakan, dan
kehidupan manusia.
sebagai akibatnya Anda tidak dapat
mengungkapkan kepribadian Anda yang
seutuhnya. Anda merasa tidak bebas untuk menjadi diri Anda sendiri.
Anda merasa bahwa potensi dan kemampuan yang saudara miliki tidak bisa
berkembang dengan baik. Anda selalu menginginkan lebih dari apa yang
dapat saudara capai selama ini.
Selain itu, tangan raksasa itu dapat juga membuat Anda terjungkal setiap
kali Anda sedang menjalani kehidupan Anda. Tampaknya tak ada rintangan
apa pun di jalan yang hendak Anda tempuh, tetapi berkali-kali Anda
tersandung dan jatuh tanpa dapat melihat apa yang menyebabkan Anda
tersandung itu. Anehnya, Anda selalu terjungkal pada saat keberhasilan
yang telah begitu lama Anda nantikan itu hampir dapat diraih. Sehingga
Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap 7

akhirnya cita-cita yang sudah lama dikejar itu lepas begitu saja dari gapaian
tangan Anda.
Sebenarnya, kata anehnya, dapat menjadi lampu peringatan untuk
Anda. Anda mengalami situasi-situasi dan keadaan-keadaan yang tidak
masuk akal. Seakan-akan ada kekuatan yang luar biasa yang tidak dapat
dilawan.
Ada sebuah istilah modern yang dengan tepat sekali menggambarkan
keadaan yang dialami seseorang sebagai akibat dari kutuk yang menimpanya:
Frustrasi. Anda mungkin sudah mencapai suatu tingkatan tertentu dalam
kehidupan Anda, dan segala sesuatunya tampak begitu mendukung Anda
dalam meraih masa depan yang cerah. Anda sudah memenuhi segala persya-
ratan yang dibutuhkan · tetapi tiba-tiba saja ada sesuatu yang tidak beres!
Akibatnya, Anda harus memulai dari nol kembali dan berusaha mencapai
lagi tingkatan yang semula telah Anda raih itu. Tetapi kemudian lagi-lagi ada
sesuatu yang kurang beres. Setelah keadaan demikian terulang beberapa kali,
Anda menyadari bahwa memang begitulah pola hidup yang Anda jalani
selama ini. Meskipun begitu, Anda sendiri tetap tidak mampu menemukan
alasannya yang masuk akal.
Banyak orang mengatakan kepada saya bahwa kehidupan mereka
kurang lebih seperti itu. Pengalaman mereka masing-masing memang tidak
benar-benar sama, tetapi semuanya memiliki pola dasar yang serupa. Pada
umumnya orang-orang seperti itu berkata: „Hal yang persis sama juga terjadi
pada ayah saya. Dan sekarang seakan-akan saya pun harus menghadapi
masalah yang sama.‰ Atau, „Saya teringat kembali bagaimana kakek saya
selalu mengatakannya berulang-ulang: ÂApa pun yang kulakukan tidak
pernah ada yang beres.ʉ
Pola dasar tersebut dapat terulang dalam berbagai bidang kehi-
dupan, seperti bidang usaha, pekerjaan, kesehatan, atau keuangan. Dan
keadaan semacam itu hampir selalu membawa dampak negatif atas
hubungan yang bersifat pribadi, terutama atas hubungan pernikahan
dan hubungan dengan anak-anak. Seringkali hal tersebut tidak hanya
berpengaruh kepada individu yang bersangkutan bahkan kepada ma-
8 Berkat atau Kutuk

syarakat luas. Umumnya yang turut merasakan akibatnya adalah ke-


luarga, tetapi kadang-kadang dampaknya juga dirasakan oleh suatu
lingkup masyarakat yang lebih luas, misalnya penduduk di suatu daerah
tertentu atau bahkan suatu bangsa.
Namun demikian, kutuk tidak selalu mengakibatkan kegagalan. Dalam
hal ini, mungkin saja seseorang mencapai apa yang konon dianggap suatu
sukses, namun kesuksesan itu dirongrong terus oleh rasa frustrasi, sehingga
akhirnya orang yang bersangkutan itu tidak pernah benar-benar menikmati
hasil jerih payahnya.
Ketika saya berada di salah satu negara di Asia Tenggara dalam rangka
pelayanan, saya berjumpa dengan seorang hakim wanita yang berasal
dan suatu keluarga ningrat. Wanita itu cerdas sekali dan berpendidikan
tinggi. Selain itu ia juga sudah mengenal Yesus secara pribadi sebagai Juru
Selamatnya. Ia merasa tidak mempunyai beban dosa lagi sebab ia sudah
mengakui semua dosa yang pernah dilakukannya. Tetapi ia mengeluh
kepada saya bahwa ia sebenarnya kurang bahagia. Inilah suatu contoh dari
akibat lain yang dapat ditimbulkan oleh kutuk. Karier yang cemerlang dan
kedudukan yang demikian tinggi dalam masyarakat masih belum mampu
juga membuat hakim wanita itu merasa puas dan bahagia.
Di dalam pembicaraan selanjutnya dengan wanita itu, akhirnya saya
mendapati bahwa ia dilahirkan dari sebuah keluarga yang telah secara turun-
temurun terlibat dalam penyembahan berhala. Saya mengatakan kepadanya
bahwa menurut Keluaran 20:3-5 Tuhan mengutuk orang-orang yang
menyembah berhala sampai kepada keturunannya yang ketiga dan keempat.
Selanjutnya saya menunjukkan kepadanya cara untuk dapat terlepas dari
kutuk itu melalui Yesus, Juru Selamatnya.
Te n t u s a j a , k u t u k t i d a k s e l a l u
Atau mungkin juga itu suatu disebabkan oleh dosa nenek moyang.
kutuk dari nenek moyang Bisa juga kutuk itu disebabkan oleh
yang menjadi bertambah
dosa yang telah Anda lakukan atau oleh
berat karena dosa yang
Anda perbuat sendiri. peristiwa yang terjadi semasa hidup Anda
sendiri. Atau mungkin juga itu suatu
Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap 9

kutuk dari nenek moyang yang menjadi bertambah berat karena dosa yang
Anda perbuat sendiri. Tetapi, apapun yang menjadi sumber permasalahan
Anda, ada satu hal yang sudah pasti: Anda bergumul melawan sesuatu yang
tidak dapat dilihat dan tidak Anda mengerti.
Seperti halnya hakim wanita itu, mungkin juga Anda cukup sukses dalam
kehidupan. Anda telah mencicipi nikmatnya sukses itu, namun kenikmatan
itu berlangsung sekejap saja, tidak bertahan lama. Tiba-tiba saja, tanpa alasan
yang jelas Anda merasa tidak puas. Perasaan Anda tertekan, dan seolah-olah
ada awan gelap di atas kepala Anda. Segala keberhasilan yang telah Anda
capai seperti hilang, tidak ada artinya.
Kemudian Anda memperhatikan orang-orang di sekeliling Anda yang
tingkat keberhasilannya kurang lebih sama dengan yang telah Anda capai.
Mereka tampak begitu puas dan bahagia. Keadaan tersebut membuat Anda
bertanya kepada diri sendiri: Apa yang salah dengan diriku? Mengapa
aku tidak pernah benar-benar merasa bahagia?
Kemungkinan besar setelah Anda membaca sampai di sini Anda mulai
berpikir demikian: Beberapa contoh yang diberikan tadi tidak berbeda
jauh dengan keadaanku sendiri. Apakah itu berarti tidak ada harapan
lagi bagiku? Apakah memang sudah begini jalan hidup yang harus
kutempuh hingga akhir hayat nanti?
Tidak! Masih ada harapan bagi Anda! Jangan sekali-kali Anda berkecil
hati. Jikalau Anda membaca terus buku ini, Anda akan mendapati bahwa
sesungguhnya Tuhan telah menyediakan suatu jalan keluar, dan Anda akan
memperoleh petunjuk-petunjuk yang sederhana serta praktis agar Anda
dapat memakai jalan keluar tersebut untuk menyelesaikan masalah Anda.
Selanjutnya, saya berharap Anda akan terhibur membaca kutipan surat
di bawah ini yang saya terima dari dua orang yang pernah mendengarkan
siaran khotbah saya melalui radio, yang berjudul „Tinggalkan Kutuk,
Terimalah Berkat‰. Surat yang pertama ditulis oleh seorang pria dan yang
kedua berasal dari seorang wanita
10 Berkat atau Kutuk

Saya mendengarkan khotbah Bapak mengenai kutuk itu dan baru sekarang saya
menyadari bahwa telah bertahun-tahun lamanya saya berada di bawah suatu
kutuk tanpa saya mengetahuinya. Selama ini saya kurang berhasil dalam kehi-
dupan saya. Saya juga menderita karena tak dapat melepaskan diri dari kecende-
rungan homoseks, meskipun hal itu hanya ada dalam pikiran dan belum pernah
saya lakukan. Saya sudah 10 tahun lamanya menjadi orang Kristen, tetapi oleh
karena kutuk itu saya tidak pernah merasa dekat dengan Tuhan, meskipun saya
merindukan hal itu. Jiwa saya sangat tertekan.
Sejak saya terlepas dari kutuk itu, saya merasa begitu merdeka di dalam
Tuhan Yesus dan mulai benar-benar hidup di dalam Dia. Belum pernah saya
merasa begitu dekat dengan Tuhan seperti sekarang ini!



Terima kasih atas siaran-siaran radio Bapak mengenai kutuk baru-baru


ini, juga untuk buku yang Bapak kirimkan kepada saya yang berjudul
„Tinggalkan Kutuk, Terimalah Berkat‰. Kehidupan saya sekarang benar-
benar mengalami perubahan karena khotbah Bapak itu.
Hampir seluruh masa lalu saya diwarnai oleh gangguan depresi (tekanan
jiwa), bahkan sudah lima tahun lamanya saya harus dirawat oleh psikiater.
Musim semi ini ada seorang ibu yang mengajak saya berdoa. Pada waktu
itu ia mendoakan saya, dan saya pun melepaskan semua hubungan saya
dengan kuasa gelap, karena saya pernah menanyakan nasib kepada dukun
yang meramal nasib dengan memakai kartu-kartu dan daun teh. Puji Tuhan,
sejak waktu itu saya merasa dimerdekakan!
Kemudian saya mendengar khotbah Bapak melalui radio, tentang
seseorang yang dapat berada di bawah suatu kutuk tanpa menyadarinya.
Dan saya mengikuti Bapak berdoa ketika Bapak memimpin para pendengar
untuk berdoa agar terlepas dan kutuk. Sekarang saya benar-benar sudah
merdeka!
Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap 11

Saya merasa suatu dobrakan telah terjadi dalam diri saya (seperti
bendungan air yang jebol), dan sekarang Tuhan dapat bekerja dengan
bebas dalam roh saya. Hal yang selalu menghalang-halangi saya selama ini
telah disingkirkan, dan dalam waktu beberapa minggu ini saya mengalami
kemajuan rohani yang pesat, sehingga saya dapat memuji-muji Tuhan atas
semua berkat-Nya. Kadang-kadang saya tidak bisa menahan air mata apabila
saya mengingat kembali apa yang telah dilakukan-Nya bagi saya, dan saya
merasa begitu bahagia karena perasaan saya jauh lebih tenang sekarang.
Sungguh ajaib sekali Allah yang kita sembah!

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Apa sajakah dua kekuatan yang dinyatakan dalam Alkitab yang dapat
menentukan jalan hidup seseorang?
2. Dapatkah kesuksesan pergi menjauh dari hidup seseorang yang sudah
bekerja keras, berpendidikan tinggi dan memiliki pikiran yang positif?
Jika Ya, apa yang menjadi penyebabnya?
3. Dapatkah kutuk diturunkan kepada generasi berikutnya? Bacalah Kitab
Keluaran 20:3-5 dan Ulangan 28:45-46.
4. Apakah satu kata yang dapat menggambarkan akibat dari adanya suatu
kutuk?
5. Apakah suatu kutuk hanya berakibat pada orang yang terkena kutuk itu
saja?
6. Dapatkah orang yang berada dibawah kutuk mengalami kesuksesan?
7. Kutuk tidak selalu disebabkan oleh dosa nenek moyang. Apa saja yang
menjadi penyebab lainnya dari suatu kutuk yang menimpa seseorang?
8. Jika Anda merasa berada dibawah kutuk, apakah itu berarti tidak ada
harapan lagi bagi Anda?
12 Berkat atau Kutuk

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah Anda (atau orang yang Anda kenal) hidup dalam situasi seperti
yang dijelaskan dalam bab ini? Hal apa yang menurut Anda mungkin
merupakan indikasi adanya suatu kutuk?
2. Bagaimana hal itu mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitar
Anda (atau orang yang Anda kenal)?
3. Apakah Anda menyadari adanya kutuk nenek moyang yang mungkin
bekerja dalam keluarga Anda? Jika Ya, sebutkan alasannya!
4. Apakah ada bidang tertentu dalam hidup Anda dimana Anda
berulangkali mengalami frustrasi? Jika ya, dalam bidang apakah?
5. Ada pengharapan di dalam Tuhan. Bacalah dua kutipan surat yang
membangkitkan semangat di halaman 9-10.

AYAT HAFALAN
„Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk:
berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini.‰
Ulangan 11:26-27

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku ingin hidup dalam berkat-Mu. Oleh karena itu pada hari ini
aku memilih untuk mentaati firman-Mu dan hidup sesuai dengan apa yang
Kauperintahkan padaku.
2

Penghalang yang Tidak Kelihatan

elama bertahun-tahun saya terjun dalam pelayanan konseling dengan


T orang-orang seperti yang diceritakan dalam bab terdahulu. Namun,
saya sering merasa ada sesuatu yang kurang dalam pelayanan tersebut.
Pasalnya, begitu banyak orang yang sesudah mengalami kemajuan rohani
sampai titik tertentu kemudian seakan-akan berhenti dihadang tembok yang
tidak kelihatan. Keadaan itu terjadi bukan karena mereka kurang bersungguh-
sungguh atau kurang penyerahan diri. Justru sebaliknya, orang-orang itu
sering kali lebih bersungguh-sungguh dan lebih berserah dibandingkan
dengan orang-orang lain yang lebih maju. Mereka benar-benar menerima
nasihat yang saya berikan dan berusaha melakukannya, tetapi hasilnya sangat
mengecewakan, baik bagi mereka sendiri maupun bagi saya pribadi.
Setelah menghadapi banyak kasus seperti itu saya sering berdoa: „Ya
Tuhan, mengapa saya tidak mampu menolong orang ini? Adakah sesuatu
yang belum saya ketahui · sesuatu yang perlu saya pelajari lebih lanjut?‰
Beberapa waktu kemudian Tuhan menjawab doa saya. Secara berangsur-
angsur Ia mulai menyingkapkan sebuah tabir, dan menunjukkan kepada
saya pengaruh-pengaruh atau kekuatan-kekuatan besar yang tidak kelihatan,
yang tidak tunduk kepada hukum alam yang kita kenal selama ini.
Pewahyuan ini tidak saya terima sekaligus, namun setahap demi setahap
sehingga saya melihat benang merah yang berhubungan di antara kejadian
yang tampaknya tidak saling berkaitan.

13
14 Berkat atau Kutuk

Salah satu pengalaman penting yang saya dapatkan adalah ketika saya
menjadi pembicara tamu di sebuah gereja Protestan. Saya baru saja selesai
menyampaikan khotbah yang telah saya siapkan untuk gereja itu, dan saat
itu saya sedikit ragu-ragu mengenai apa yang selanjutnya harus saya lakukan.
Sementara berdiam diri sejenak di belakang mimbar, tiba-tiba perhatian saya
terpusat pada suatu keluarga yang duduk di barisan paling depan di sebelah
kiri saya. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami-istri dan anak perempuan
mereka yang masih remaja. Kemudian timbul pikiran yang mengatakan:
Keluarga itu berada di bawah suatu kutuk. Sungguh, hal ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan khotbah yang baru saja saya sampaikan di
gereja itu, atau pun dengan apa yang ada dalam benak saya pada waktu itu.
Tetapi itulah kesan kuat yang timbul di dalam pikiran saya: Keluarga itu
berada di bawah suatu kutuk.
Akhirnya, setelah berdiam diri beberapa saat saya melangkah maju dari
belakang mimbar dan mendekati kepala keluarga itu. Saya mengatakan ke-
padanya apa yang saya rasakan dan bertanya apakah ia bersedia kalau saya
mematahkan kutuk yang mengikatnya dan membebaskan keluarganya dari
kutuk tersebut dalam nama Yesus. Bapak itu segera menjawab bahwa ia ber-
sedia. Sebenarnya itu adalah saat pertama kalinya saya melakukan hal seperti
itu, dan saya sendiri agak tidak siap melihat orang itu begitu cepat meng-
iyakan apa yang saya katakan. Baru belakangan saya mengetahui alasannya.
Lalu saya kembali ke belakang mimbar dan mulai mengucapkan suatu
doa singkat dengan suara yang cukup keras untuk mematahkan kutuk
yang menimpa keluarga itu. Sementara saya berdoa, saya sama sekali tidak
memegang atau menyentuh satu pun anggota keluarga itu, tetapi ketika doa
itu berakhir dengan kata-kata „dalam nama Yesus‰, terlihat suatu reaksi
yang amat jelas pada seluruh anggota keluarga itu. Secara bergantian tubuh
mereka kelihatan bergetar sesaat lamanya.
Pada saat itu barulah saya melihat bahwa kaki kiri anak perempuan
mereka yang berusia sekitar 18 tahun itu terbalut dalam gips dari pangkal
paha sampai ke telapak kakinya. Saya mendatangi kembali bapak itu
dan bertanya apakah ia mengizinkan saya mendoakan kaki anaknya agar
Penghalang yang Tidak Kelihatan 15

sembuh kembali. Sekali lagi ia menyetujuinya dengan senang hati, namun


ia menambahkan: „Asal Bapak tahu saja, kakinya itu sudah tiga kali patah
selama delapan belas bulan ini, dan sebenarnya menurut para dokter tak
mungkin sembuh.‰
Kalau sekarang saya mendengar hal demikian, yaitu bahwa kaki
seseorang patah pada bagian yang sama hingga tiga kali dalam waktu 18
bulan, akan ada bunyi alarm dalam hati saya yang mengatakan bahwa hal
tersebut pasti disebabkan oleh suatu kutuk. Tetapi pada waktu itu saya
sendiri belum melihat hubungan yang terdapat antara suatu kutuk dengan
kecelakaan yang terjadi secara berulang-ulang seperti itu yang tidak masuk
akal sama sekali. Lalu saya memegang kaki yang terbalut gips itu, sedikit
mengangkatnya dengan kedua tangan saya dan mengucapkan suatu doa
untuk kesembuhan yang singkat.
Beberapa minggu kemudian saya menerima sepucuk surat dari bapak itu.
Ia mengucapkan terima kasih atas semua yang terjadi. Ia melaporkan bahwa
anaknya sudah diperiksakan kembali ke rumah sakit, dan hasil foto Rontgen
yang terbaru menunjukkan bahwa kaki anak itu telah utuh kembali. Bebe-
rapa waktu kemudian balutan gipsnya pun sudah dapat dibuka.
Lalu bapak itu menjelaskan lebih lanjut mengenai serentetan kejadian
aneh serta menyedihkan yang telah menimpa keluarganya, dan pada waktu
itulah saya mulai mengerti mengapa ia begitu cepat mengakui bahwa
keluarganya perlu dilepaskan dari kutuk.
Selama bulan-bulan berikutnya saya benar-benar tidak dapat melupakan
pengalaman itu. Saya merasa ada sesuatu yang penting sekali dalam cara
Roh Kudus memberikan petunjuk-Nya kepada saya pada waktu itu.
Terlebih dahulu Ia mengungkapkan adanya kutuk atas keluarga itu dan
menggerakkan hati saya untuk segera mematahkan kutuk itu. Baru sesudah
itu Ia menyuruh saya berdoa untuk kesembuhan kaki anak itu. Seandainya
saya berdoa untuk kesembuhan anak itu sebelum mematahkan kutuk itu,
mungkinkah kesembuhan itu terjadi?
Semakin lama saya merenungkannya, semakin mengertilah saya bahwa
pencabutan kutuk itu merupakan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
16 Berkat atau Kutuk

kaki anak itu dapat disembuhkan.


Semakin lama saya
Rupanya kutuk itu merupakan suatu
merenungkannya, semakin
mengertilah saya bahwa penghalang yang tidak kelihatan yang
pencabutan kutuk itu telah menghambat kesembuhan yang
merupakan persyaratan sebenarnya ingin diberikan Tuhan kepada
yang harus dipenuhi anak itu.
sebelum kaki anak itu
Semua ini mengingatkan saya kepada
dapat disembuhkan.
suatu hal yang terjadi dalam kehidupan
saya sendiri. Pada tahun 1904 kakek saya
dari pihak ibu pernah bertugas sebagai komandan sebuah pasukan Inggris
yang dikirim ke daratan Cina untuk menumpas suatu pemberontakan di sana
(yang disebut Boxer Rebellion dalam sejarah, redaksi). Ketika pulang dari
sana beliau membawa kenang-kenangan berupa beberapa karya seni Cina
yang kemudian diwariskan kepada anak cucunya. Ketika ibu saya meninggal
pada tahun 1970 sebagian warisan itu jatuh ke tangan saya.
Salah satu karya seni yang paling indah di antaranya adalah sebuah
hiasan dinding berupa permadani yang bersulamkan gambar empat ekor
naga. Tentu saja hiasan dinding itu mendapat tempat yang terhomat untuk
dipajang pada salah satu dinding ruang keluarga kami. Paduan warnanya
yang didominasi warna merah dan ungu benar-benar menonjolkan ciri khas
ketimurannya. Keempat naga itu masing-masing memiliki lima cakar pada
setiap kakinya, dan menurut seorang ahli kebudayaan Cina itu menandakan
bahwa naga-naga itu melambangkan naga kerajaan, bukan naga biasa.
Karena saya sangat mencintai kakek, hiasan itu sering mengingatkan saya
kembali kepada masa kecil saya di rumah kakek.
Kurang lebih pada waktu yang sama dengan kejadian di atas saya mulai
merasakan adanya sesuatu yang mengganggu pelayanan saya, namun saya
sendiri tidak dapat memastikan penyebab yang sebenarnya. Gangguan
tersebut muncul berupa berbagai hambatan yang menimbulkan frustrasi.
Hambatan-hambatan tersebut tampaknya tidak saling berkaitan, tetapi
akhirnya mendatangkan rasa frustrasi yang bertumpuk dan menekan
perasaan. Saya mengalami gangguan dalam hubungan dengan orang-orang
Penghalang yang Tidak Kelihatan 17

yang tadinya begitu akrab dengan saya. Kemudian orang-orang yang selama
ini tidak pernah mengecewakan saya ternyata ingkar janji. Selain itu,
suatu warisan yang cukup besar nilainya, yang semestinya saya terima dari
almarhumah ibu saya, pembayarannya terkatung-katung karena kesalahan
pengacara yang mengurusnya.
Maka akhirnya saya memutuskan untuk berdoa dan berpuasa secara
intensif untuk waktu tertentu. Tidak lama kemudian saya merasakan
sesuatu yang agak aneh terhadap gambar naga itu. Setiap kali saya melihat
gambar tersebut selalu timbul pertanyaan dalam pikiran saya: Siapakah yang
di dalam Alkitab digambarkan sebagai seekor ular naga? Tentu saja saya
mengetahui jawabannya, yaitu Iblis.*
Selanjutnya timbul pertanyaan yang lain pula di dalam benak saya:
Pantaskah bagimu sebagai seorang hamba Kristus, menghiasi dinding
rumahmu dengan gambar yang melambangkan musuh utama Kristus? Lagi-
lagi, jawabannya memang jelas, tidak! Beberapa waktu lamanya saya agak
bingung memikirkan masalah ini, tetapi akhirnya saya menurunkan gambar
itu dari dinding rumah saya dan membuangnya. Saya melakukannya
semata-mata karena ingin taat, bukan karena motivasi yang lain.
Pada waktu itu saya sering diminta untuk berkhotbah di berbagai
gereja sebagai seorang pengajar Alkitab. Saya harus berkhotbah di hadapan
berbagai kelompok jemaat di seluruh wilayah Amerika Serikat. Penghasilan
yang saya terima dari honor saya sebagai pembicara pada waktu itu hanya
cukup untuk menutupi kebutuhan pokok keluarga saya. Tetapi tidak lama
sesudah saya membuang gambar naga itu keadaan keuangan saya mengalami
perubahan yang amat menakjubkan. Tanpa saya rencanakan sendiri, dan
tanpa ada perubahan jadwal yang berarti pada program pelayanan saya,
penghasilan saya bertambah menjadi lebih dari dua kali lipat. Demikian
juga, warisan yang sudah bertahun-tahun lamanya tertunda pembayarannya
itu akhirnya dapat saya terima.

*
Lihat Wahyu 12:1-12.
18 Berkat atau Kutuk

Maka saya pun bertanya dalam hati,


“...mungkin ada suatu
apakah mungkin ada suatu prinsip yang
penghalang yang tidak
kelihatan, yang mencegah belum saya ketahui yang berhubungan
masuknya uang secara dengan perubahan keadaan keuangan
berlimpah...” saya yang luar biasa itu maupun dengan
kesembuhan kaki anak perempuan yang
patah itu. Pada kasus anak perempuan
tersebut, suatu kutuk atas keluarganya telah menjadi penghalang yang
tidak kelihatan yang menghambat kesembuhannya. Setelah penghalang
itu disingkirkan, kesembuhan pun terjadi. Demikian juga dengan diri
saya sendiri, mungkin ada suatu penghalang yang tidak kelihatan, yang
mencegah masuknya uang secara berlimpah seperti direncanakan Tuhan
bagi kehidupan saya.
Semakin lama saya memikirkan hal ini, semakin yakinlah saya bahwa
gambar sulaman naga itu telah membawa suatu kutuk dalam rumah saya.
Dengan menyingkirkan gambar itu, saya telah membebaskan diri dari kutuk
dan membuka diri untuk menerima berkat yang disediakan Tuhan bagi saya.
Setelah mengalami perubahan tersebut, akhirnya saya berhasil me-
ngum pulkan cukup uang untuk membeli sebuah rumah, dan rumah
itu memainkan peranan penting dalam perkembangan pelayanan saya
selanjutnya. Sembilan tahun kemudian saya menjual rumah itu dengan
harga tiga kali lipat! Hasil penjualan rumah itu saya terima tepat pada waktu
saya memerlukannya, yaitu ketika Tuhan menantang saya untuk kembali
menanamkan modal dalam suatu pekerjaan pelayanan yang lebih besar lagi.
Karena pengalaman pribadi saya dengan gambar naga itu saya semakin
mengerti maksud ayat-ayat di Ulangan 7:25-26, yang di dalamnya Musa
memperingatkan bangsa Israel untuk tidak sekali-kali bergaul dengan
bangsa-bangsa penyembah berhala yang terdapat di negeri Kanaan:

„Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas
yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu
sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah
kekejian bagi TUHAN, Allahmu.
Penghalang yang Tidak Kelihatan 19

„Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam


rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau
benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu
dikhususkan untuk dimusnahkan.‰

Hiasan karya sulam yang bergambar naga itu memang bukan patung,
tetapi jelas melukiskan suatu berhala yang telah dipuja dan disembah
selama beribu-ribu tahun di negeri Cina. Dengan membawa „karya seni‰
itu ke dalam rumah saya, secara tidak sadar saya telah membiarkan diri
saya · demikian juga keluarga saya · terkena oleh kutuk. Betapa saya ber-
syukur kepada Roh Kudus karena Ia membuka mata saya mengenai bahaya
mengerikan yang mengancam saya itu!
Ini semua semakin mendorong saya untuk memulai suatu peneli-
tian khusus secara sistematis agar mengetahui apa yang diajarkan Alkitab
mengenai berkat dan kutuk. Dan saya pun heran ketika melihat betapa
banyak ayat yang menyangkut hal ini. Kata-kata berkat atau memberkati
tercatat kurang lebih 410 kali dalam ayat-ayat Alkitab, itu belum termasuk
kata-kata yang dalam teks aslinya dipakai untuk menggam barkan
„kebahagiaan‰ (seperti „ucapan bahagia‰ dalam Khotbah di Bukit yang
dalam bahasa Inggris berbunyi „Blessed ...‰, artinya „Diberkatilah ...‰)
Sedangkan kata kutuk dalam berbagai bentuknya tertulis lebih kurang 230
kali. Ini membuat saya sadar betapa sedikitnya pengajaran mengenai pokok
ini yang pernah saya peroleh selama menjadi orang Kristen sekian tahun
lamanya. Saya bahkan tidak dapat mengingat kembali satu khotbah pun
yang pernah membahas secara khusus dan sistematis tentang hal tersebut.
Setelah melakukan penelitian tersebut, saya pun mulai mengajarkan
masalah kutuk itu dalam pelayanan khotbah saya di berbagai tempat. Setiap
kali saya mengajarkan pokok-pokok itu, saya terheran-heran melihat dampak
luar biasa yang dihasilkan oleh pengajaran tersebut dan juga banyaknya orang
yang sungguh-sungguh membutuhkan pengajaran itu. Khotbah-khotbah itu
saya rekam dalam kaset dan selanjutnya kaset-kaset itu diedarkan ke berbagai
persekutuan. Laporan yang selanjutnya saya peroleh sungguh menakjubkan.
Khotbah-khotbah mengenai kutuk dan berkat itu tampaknya bukan
20 Berkat atau Kutuk

saja membawa perubahan yang drastis


Khotbah-khotbah mengenai
dalam kehidupan anak-anak Tuhan secara
kutuk dan berkat itu
tampaknya bukan saja pribadi, tetapi juga dalam sejumlah
membawa perubahan yang gereja secara keseluruhan. Demikianlah,
drastis dalam kehidupan akhirnya saya berhasil menerbitkan tiga
anak-anak Tuhan secara buah kaset khotbah dalam satu seri yang
pribadi, tetapi juga dalam
berjudul „Kutuk: Penyebabnya dan Obat
sejumlah gereja secara
keseluruhan. Penawarnya‰.
Beberapa waktu kemudian ketika saya
melakukan pelayanan di Afrika Selatan
saya berjumpa dengan seorang wanita Yahudi yang telah bertobat dan
menerima Yesus sebagai Mesiasnya. Wanita itu, yang kita sebut saja sebagai
Miryam, bersaksi sendiri kepada saya dan Ruth, istri saya, mengenai hal luar
biasa yang dialaminya ketika mendengarkan tiga kaset khotbah saya itu.
Miryam telah beberapa waktu lamanya bekerja sebagai sekretaris
eksekutif untuk seorang pengusaha yang menjabat sebagai direktur utama
perusahaannya sendiri. Belakangan Miryam mengetahui bahwa majikannya
dan semua pimpinan lain dalam perusahaan itu adalah anggota dari suatu
sekte atau aliran kepercayaan yang dipimpin oleh seorang dukun atau
„guru‰ wanita.
Pada suatu hari majikan Miryam memberikan sebuah kaset rekaman
kepadanya dan berkata: „Kaset ini berisi kalimat-kalimat berkat untuk
perusahaan ini yang diucapkan oleh guru pembimbing kami. Tolong
ketikkan.‰ Sementara mengerjakan ketikan itu Miryam mulai mengerti
bahwa „berkat-berkat‰ yang dimaksudkan itu sebenarnya tidak lain
adalah suatu mantra. Begitu ia menyadari hal itu, ia mengatakan kepada
majikannya bahwa hal-hal itu bertentangan dengan keyakinannya sebagai
orang Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus dan Alkitab. Karena itu
ia minta agar majikan itu menyuruh orang lain saja untuk mengetiknya.
Mendengar hal itu majikannya tidak marah, malah ia meminta maaf karena
telah menyuruh Miryam melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati
nuraninya.
Penghalang yang Tidak Kelihatan 21

Kira-kira pada waktu itulah Miryam mulai mengeluh karena tiba-tiba


saja kedua tangannya terasa sakit sekali. Jari-jemarinya tiba-tiba melengkung
ke dalam dan kaku sekali sehingga tidak dapat digerakkan. Lama-kelamaan
ia tidak dapat lagi mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang sekretaris.
Rasa sakitnya itu sedemikian rupa sampai-sampai ia harus tidur terpisah
dari suaminya, sebab apabila mereka tidur seranjang, setiap guncangan yang
timbul karena gerakan suaminya akan menyebabkan tangannya terasa sakit
sekali. Setelah diperiksa dengan sinar Rontgen, dokter mengatakan bahwa
penyakit yang dideritanya adalah rematik tulang (artritis).
Kebetulan Miryam mempunyai seorang teman wanita Kristen yang
mendengar mengenai penyakitnya itu, dan ia meminjamkan kaset-kaset saya
mengenai „Kutuk‰ itu untuk mereka dengarkan bersama. Sebagai seorang
wanita yang berpendidikan tinggi, Miryam tidak percaya kepada hal-hal yang
bersifat abstrak, apalagi yang berhubungan dengan kutuk. Baginya, „kutuk‰
adalah sesuatu yang primitif yang hanya terdapat dalam dongeng kerajaan
di zaman dahulu. Tetapi timbul juga pertanyaan dalam hatinya, kalau-
kalau terdapat hubungan antara penolakannya untuk mengetik „berkat-
berkat‰ itu dengan penyakit yang menyerang tangannya secara mendadak
itu. Apakah dukun wanita pemimpin ajaran mistik itu telah mengutuk
atau menyantet dia? Akhirnya Miryam setuju untuk turut mendengarkan
kaset-kaset khotbah saya itu. Pikirnya, apa salahnya mendengarkan kaset
tersebut, sedangkan semua cara lain yang sudah ditempuhnya tidak berhasil
menyembuhkan penyakitnya.
Akhirnya mereka mendengarkan kaset-kaset itu bersama-sama. Namun
ketika mendengarkan kaset yang ketiga, pada bagian di saat saya mengajak
hadirin mengucapkan suatu doa untuk melepaskan diri dari kutuk yang
mungkin telah menimpa kehidupan mereka, tiba-tiba saja kaset itu berhenti
karena macet. Kaset tersebut tidak dapat diputar lagi, baik maju maupun
mundur, bahkan tidak dapat dikeluarkan juga dari tapenya!
„Wah, kalau begini, saya tidak dapat mengucapkan doa itu!‰ kata
Miryam.
22 Berkat atau Kutuk

Untunglah rekan Miryam itu telah sempat mengetik kata-kata doa


pelepasan itu, dan pada saat itu ia juga membawa hasil ketikkannya itu. Ia
menyuruh Miryam membaca doa itu dengan bersuara. Sekali lagi Miryam
enggan melakukannya. Mana mungkin tangannya akan sembuh sendiri
dengan sekadar membaca kata-kata yang diketik di secarik kertas, demikian
pikirnya.
Tetapi karena didesak terus oleh temannya, akhirnya Miryam mau
juga membaca doa itu dengan suara keras. Ajaib sekali, pada waktu ia
mengucapkan doa itu tiba-tiba saja jari-jemarinya menjadi lurus dan normal
kembali. Rasa sakitnya pun hilang, dan begitu ia selesai membaca seluruh
doa itu, ia telah sembuh sama sekali! Seluruh kejadian itu memakan waktu
beberapa menit saja.
Selanjutnya Miryam memeriksakan dirinya lagi ke dokter yang telah
membuat foto Rontgen yang pertama. Hasil foto Rontgen yang baru
menunjukan bahwa penyakitnya sudah hilang tidak berbekas sama sekali.
Ada satu hal yang patut dicatat mengenai kejadian luar biasa ini. Dalam
doa pelepasan yang diucapkan Miryam itu sama sekali tidak disinggung
mengenai kesembuhan jasmani. Tangan Miryam sembuh semata-mata
melalui doa permohonan kelepasan dari kutuk, yang diucapkannya.
Kenyataan di atas merupakan bukti yang meyakinkan bahwa kutuk dapat
menjadi penghalang seseorang dalam menerima kesembuhan. Hal yang
sama juga dialami oleh anak perempuan yang patah kakinya itu. Kemudian,
dalam pengalaman pribadi saya, tanpa saya sadari ternyata ada suatu kutuk
yang telah menguasai kehidupan saya dan menghalang-halangi saya untuk
menikmati kelimpahan yang telah direncanakan Tuhan bagi saya.
Jika kutuk dapat menjadi penghalang yang mencegah datangnya berkat
yang semestinya kita terima, seperti kesembuhan atau kelimpahan dalam
hal materi, apakah tidak mungkin bahwa banyak berkat lain yang telah
disediakan Tuhan bagi kita juga terhalang oleh hal yang sama? Pertanyaan
itulah yang mendorong saya untuk menyelidiki persoalan ini secara tuntas
dan mencoba mendapatkan jawaban yang sebenarnya atas tiga pertanyaan
berikut:
Penghalang yang Tidak Kelihatan 23

– Pertama, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa ada suatu kutuk


dalam kehidupan kita?
– Kedua, apa yang harus kita lakukan untuk mencabut kutuk itu dan
melepaskan diri dan segala akibatnya?
– Ketiga, bagaimana kita dapat masuk ke dalam kelimpahan yang
sebenarnya telah disediakan Tuhan bagi kita?

Hasil penelaahan yang saya lakukan itu tersaji dalam bab-bab selanjutnya
dari buku ini.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Benar atau salah: Penghalang rohani (tidak kelihatan) untuk maju
hanya dihadapi oleh orang yang kurang berusaha dan bersungguh-
sungguh.
2. Pengaruh atau kekuatan rohani yang besar tidak tunduk kepada hukum
apakah?
3. Saat Derek Prince berdoa untuk satu keluarga yang berada dibawah
kutuk, perkataan apakah yang diucapkannya yang mengakibatkan
tubuh setiap anggota keluarga itu bereaksi?
4. Benar atau salah: Mencabut kutuk yang ada atas keluarga tadi bukanlah
hal penting yang mempengaruhi kesembuhan kaki anak perempuan
itu.
5. Pada kehidupan Derek Prince sendiri, benda apakah yang dibawa
masuk ke dalam rumahnya yang menjadi penyebab dari kutuk finansial
dalam kehidupan dan pelayanannya? Bacalah Ulangan 7:25-26.
6. Mengapa naga sangat dibenci oleh Tuhan?
7. Dalam kesaksian mengenai kesembuhan yang dialami Miryam, satu hal
penting apakah yang tidak dicantumkan dalam doa kelepasan yang ia
baca?
24 Berkat atau Kutuk

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah Anda pernah merasa seperti ada suatu penghalang yang tak
kelihatan yang menghalangi Anda untuk menerima berkat-berkat
Tuhan? Setelah membaca pasal 1 dan 2, Apakah Anda dapat melihat
dan mengetahui apa sesungguhnya penghalang yang tak kelihatan itu?
2. Apakah Anda mengetahui adanya benda tertentu di dalam rumah Anda
yang dapat mendatangkan kutuk atas diri Anda atau seisi rumah Anda?
Apakah Anda bersedia atau tidak bersedia untuk menyingkirkannya?
Mengapa?

AYAT HAFALAN
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh
kepandaian.
Amsal 3:13

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku rindu untuk berjalan dalam kebenaran. Berikanlah aku iman
untuk melakukan apa yang aku sudah pelajari.
3

Cara Kerja Berkat dan Kutuk

emua kekuasaan atau kekuatan yang mempengaruhi jalannya


T sejarah dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan. Apa yang terjadi di dalam sejarah pada hakikatnya
ditentukan oleh hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara kedua
kekuatan tersebut. Apabila pemikiran kita hanya terpaku pada hal-hal yang
dapat dilihat oleh mata, yaitu hal-hal yang bersifat jasmani belaka, maka
sewaktu-waktu kita akan mengalami kesulitan untuk memahami apalagi
mengendalikan kejadian-kejadian dan situasi tertentu yang kita alami.
Yang termasuk alam yang kelihatan itu adalah segala benda dan hal
yang terjadi di alam jasmani atau materi. Kita semua mengenal betul alam
materi ini dan cukup akrab dengannya, meskipun hal-hal yang kita alami
di dalamnya tidak selalu menyenangkan. Sayang sekali, kebanyakan orang
kurang memperhatikan hal-hal yang berada di luar jangkauan alam materi
ini. Padahal menurut Alkitab masih ada pula suatu alam lain yang tidak
kelihatan dan tidak bersifat materi, yaitu alam roh. Pengaruh-pengaruh
atau kekuatan yang terdapat di alam roh ini ternyata tidak pernah berhenti
memainkan peranan yang bahkan sangat menentukan dalam peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam jasmani ini.
Dalam II Korintus 4:17-18 Paulus menunjukkan adanya kedua alam
yang berbeda ini:

25
26 Berkat atau Kutuk

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami


kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan kami.
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.

Hal-hal yang tergolong pada dunia yang kasat mata (kelihatan) itu
bersifat sementara, tidak permanen atau tidak tetap. Hanya di dalam dunia
yang tidak kasat mata kita dapat menemukan kenyataan yang sebenarnya,
dan yang kekal. Di dalam alam ini pula terdapat pengaruh-pengaruh atau
kuasa yang pada akhirnya menentukan nasib kita, bahkan nasib kita di alam
yang kasat mata ini. Paulus jelas menunjukkan bahwa keberhasilan hidup
ini bergantung pada seberapa jauh pengertian dan tanggapan kita terhadap
hal-hal yang tidak kasat mata dan yang bersifat rohani ini.
Dua hal yang disebut sebagai berkat maupun kutuk itu pada hakikatnya
merupakan hal-hal yang termasuk dalam alam yang tidak kasat mata, yaitu
alam roh. Keduanya merupakan alat atau sarana bagi kekuatan supranatural,
yaitu kuasa roh. Di satu sisi, berkat bersifat positif karena mendatangkan
akibat yang baik dan bermanfaat sedangkan di sisi lain kutuk bersifat
merugikan, karena mendatangkan akibat yang buruk dan membahayakan.
Baik berkat maupun kutuk merupakan tema pembicaraan yang penting
dalam Kitab Suci. Seperti sudah saya katakan sebelumnya, kedua perkataan
tersebut tercatat dalam Alkitab sebanyak lebih dari 640 kali.
Baik berkat maupun kutuk memiliki dua ciri yang sama. Pertama,
dampak keduanya hampir-hampir tidak hanya mempengaruhi atau
dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Dampak suatu kutuk maupun
berkat dapat dirasakan juga oleh seluruh anggota keluarga, seluruh warga
suatu suku, seluruh penduduk desa atau daerah dan bahkan oleh seluruh
negeri. Kedua, begitu berkat atau kutuk mulai bekerja, maka ia cenderung
untuk berlangsung terus dari satu generasi hingga generasi selanjutnya,
sampai terjadi sesuatu yang meng henti kan atau menghapuskan
dampaknya. Beberapa dari berkat-berkat maupun kutuk-kutuk yang
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 27

disebutkan dalam Alkitab yang ditujukan kepada para bapak leluhur


bangsa Israel (Abraham, Ishak dan Yakub) masih berkesinam bungan
selama hampir 4.000 tahun ini dan hingga kini masih juga berlaku.
Ciri yang kedua itu menuntut suatu tindakan nyata dari pihak kita.
Mungkin saja ada kekuatan tertentu yang mempe ngaruhi kehidupan
kita sekarang, yang berasal dari generasi-generasi nenek moyang kita.
Akibatnya, kita harus berhadapan dengan kejadian maupun peristiwa-
peristiwa yang sepertinya sudah ditentukan bagi kita yang tidak dapat
diterima oleh akal sehat kita sesuatu yang telah terjadi di dalam
pengalaman hidup kita. Penyebabnya mungkin saja berawal dari sesuatu
(kesalahan) yang terjadi sebelum kita dilahirkan, bahkan mungkin
ribuan tahun yang telah silam.
Alat atau sarana dasar yang dipakai sebagai perantara (medium) untuk
menyampaikan suatu berkat maupun kutuk adalah kata-kata. Kata-
kata tersebut dapat berupa kata-kata yang diucapkan, ditulis atau hanya
dicetuskan dalam hati sese orang. Alkitab memuat banyak ayat yang
berbicara mengenai kekuatan ampuh yang terdapat dalam kata-kata. Kitab
Amsal Salomo khususnya sering memperingatkan kita tentang bagaimana
perkataan manusia dapat menjadi sarana untuk kebaikan maupun keja-
hatan. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang


benar diselamatkan oleh pengetahuan.
(Amsal 11:9)

Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah
orang bijak mendatangkan kesembuhan.
(Amsal 12:18)

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
(Amsal 15:4)

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan


memakan buahnya.
(Amsal 18:21)
28 Berkat atau Kutuk

Rasul Yakobus juga mengutarakan


“... lidah kita merupakan
banyak hal mengenai penggunaan kata-
anggota tubuh yang kecil,
kata. Ia mengingatkan bahwa lidah kita
tetapi menjadi yang paling
merupakan anggota tubuh yang kecil,
sulit untuk dikendalikan...”
tetapi menjadi yang paling sulit untuk
dikendalikan:

Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya
api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil
tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat
menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia
sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk
manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar
berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
(Yakobus 3:5-6, 9-10)

Yakobus memakai contoh-contoh yang menarik untuk menekankan


bahwa kata-kata memiliki kuasa yang luar biasa yang dapat berpengaruh
terhadap manusia maupun keadaan tertentu, dan pengaruh yang
ditimbulkannya ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat tidak
baik. Kiranya perlu dicatat bawa Yakobus secara khusus menyebutkan
berkat dan kutuk sebagai kata-kata yang begitu dahsyat pengaruhnya.
Namun demikian, kata-kata bukan satu-satunya sarana atau perantara
yang dapat dipakai untuk menyampaikan kuasa rohani berupa berkat dan
kutuk. Kadangkala benda-benda tertentu juga dapat menjadi sarana atau
perantara untuk menyampaikan pengaruh atau kuasa semacam itu.
Dalam Keluaran 30:22-33 Tuhan memberi petunjuk kepada Musa
mengenai cara pembuatan minyak yang harus dipakai khusus untuk
mengurapi Kemah Suci dan perabotannya serta para imam yang akan
melayani di Kemah Suci. Dalam Imamat 8:1-12 kita membaca cara minyak
itu dipergunakan. Dalam ayat 10-12 tercatat sebagai berikut:
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 29

Musa mengambil minyak urapan, lalu diurapinyalah Kemah Suci serta


segala yang ada di dalamnya dan dikuduskannya semuanya itu.
Dipercikkannyalah sedikit dari minyak itu ke mezbah tujuh kali dan di-
urapinya mezbah itu serta segala perkakasnya, dan juga bejana pembasuhan
serta alasnya untuk menguduskannya.
Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala
Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya.

Arti perkataan „menguduskan‰ di dalam perikop ini adalah


„me misahkan bagi Tuhan, menjadikan kudus‰. Dengan demikian
minyak pengurapan itu merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk
menyampaikan berkat kekudusan bagi Kemah Suci beserta perabotannya,
dan bagi para imam yang melayani di dalamnya.
Selanjutnya dalam sejarah bangsa Israel, minyak zaitun dipakai untuk
mencurahkan berkat kepada para raja yang akan memerintah umat
Tuhan sebagai wakil-Nya I Samuel 16:13 mencatat cara Nabi Samuel
mengkhususkan Daud sebagai raja yang dipilih oleh Tuhan sendiri:

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi
Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya
berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju
Rama.

Minyak yang dituangkan ke atas kepala Daud oleh Nabi Samuel menjadi
alat atau sarana yang dipakai untuk menyalurkan berkat Roh Kudus ke
dalam kehidupan Daud, untuk memperlengkapinya dalam menunaikan
tugas dan tanggungjawabnya sebagai raja.
Dalam Perjanjian Baru lambang-lambang yang digunakan dalam
Perjamuan Kudus pun merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk
menyalurkan berkat Tuhan kepada semua orang yang ambil bagian. Dalam
I Korintus 10:16 Paulus berkata:

Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah
persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
30 Berkat atau Kutuk

Bagi orang-orang yang ambil bagian dalam Perjamuan Kudus dengan


menaruh iman yang seperti dikatakan Alkitab, lambang-lambang yang
berupa roti dan anggur itu menjadi alat atau sarana penyaluran berkat
Tuhan. Paulus berbicara secara khusus mengenai „Cawan pengucapan
syukur‰ (cup of blessing, atau cawan berkat, dalam versi bahasa Inggris)
yaitu cawan yang menyalurkan berkat-berkat perjanjian yang baru kepada
semua orang yang minum anggur dan cawan itu.
Namun demikian, kiranya perlu ditandaskan di sini bahwa dalam semua
tata ibadat gereja yang diuraikan di atas tidak ada tempat bagi hal-hal yang
berbau mistik. Berkat-berkat yang disebut di atas tidak terdapat di dalam
benda-benda yang bersangkutan itu sendiri. Berkat itu hanya disalurkan
kepada orang-orang yang menerima kehendak Allah yang diungkapkan
dalam Alkitab, dan yang kemudian dengan iman dan ketaatan menerima
apa yang disampaikan kepada mereka melalui benda-benda tersebut. Tanpa
adanya iman dan ketaatan, tidak akan ada berkat.
Sebaliknya, dalam I Korintus 11:29
Paulus berkata mengenai roti dan anggur
Tanpa adanya iman dan
ketaatan, tidak akan ada yang dipakai pada Perjamuan Kudus
berkat. sebagai berikut: „Karena barangsiapa
makan dan minum tanpa mengakui
tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman
atas dirinya.‰ Jadi, pilihan yang dihadapkan kepada kita hanya itu saja.
Dengan iman dan ketaatan kita akan menerima berkat Tuhan melalui roti
dan anggur itu, sebaliknya dengan sikap yang tidak percaya dan tidak taat
kita akan terkena hukuman Tuhan. Dalam kedua pilihan tersebut lambang-
lambang jasmani yang dipakai dalam Perjamuan Kudus itulah yang menjadi
alat atau sarana yang dipakai untuk menyalurkan kuasa rohani, entah
berupa suatu berkat atau suatu penghukuman.
Bilangan 5:11-31 memuat suatu peraturan yang menetapkan cara
untuk mengetahui apakah istri seseorang telah berbuat serong atau tidak.
Doa-doa dan kurban-kurban persembahan tetap diperlukan, tetapi yang
paling menentukan dalam peraturan itu adalah secangkir air. Ke dalam
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 31

cangkir yang berisi air tersebut imam harus memasukkan debu yang diambil
dan lantai Kemah Suci, kemudian mencampurnya dengan tinta yang
berasal dan gulungan kitab yang bertuliskan suatu kutuk („air pahit yang
mendatangkan kutuk‰, Bilangan 5:18). Selanjutnya wanita itu diharuskan
minum air tersebut.
Jika wanita itu bersalah, maka akibat dari kutuk yang tertulis itu akan
terlihat jelas pada tubuh jasmaninya: „membuat engkau menjadi sumpah
kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan
mengembungkan perutmu‰. Itulah hukuman yang setimpal atas dosa
yang dilakukannya. Di sini secangkir air menjadi alat atau sarana yang
dipakai untuk menyampaikan kutuk tersebut.
Namun seandainya wanita itu tidak bersalah sama sekali, ia tidak akan
mengalami perubahan apa pun pada tubuhnya. Dengan demikian Tuhan
akan membenarkan dia di hadapan suaminya yang tidak berhak menuduh
dia lagi. Karena tidak bersalah, maka ia terlindung dari kutuk.
Berbagai contoh di atas membuktikan suatu kebenaran Alkitab
yang mendasar: Dalam keadaan tertentu, berkat maupun kutuk dapat
disampaikan melalui benda-benda jasmani. Sebaliknya, dalam praktek
sekte-sekte keagamaan yang sesat atau perdukunan yang berada di luar adat
kebiasaan yang berlaku dalam Alkitab, benda-benda fisik dapat dipakai
dengan berbagai cara yang tidak terbatas sebagai alat atau sarana untuk
mendatangkan suatu kutuk.
Dalam Keluaran 20:4-5, di dalam hukum yang kedua dari kesepuluh
Hukum, Tuhan dengan tegas melarang pembuatan patung atau gambar
apa pun juga yang dipakai untuk maksud-maksud keagamaan, dan Tuhan
memperingatkan bahwa orang-orang yang melanggar ketentuan ini akan
mendapatkan hukuman, yang berlaku
bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi Tuhan dengan tegas
melarang pembuatan
juga paling sedikit untuk tiga generasi
patung atau gambar apa
selanjutnya:
pun juga yang dipakai
untuk maksud-maksud
keagamaan...
32 Berkat atau Kutuk

„Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di


langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air
di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku.‰

Cukup banyak hal yang tercakup dalam larangan ini. Seperti kejadian
yang saya alami sendiri, yang telah saya ceritakan sebelumnya, gambar
naga dari Cina itu telah membawa kutuk atas kehidupan saya. Memang,
saya sama sekali tidak mempunyai niat untuk menyembah gambar naga
itu. Namun bagaimanapun, gambar naga itu mengacu kepada sesuatu
yang telah berabad-abad lamanya dijadikan berhala oleh manusia. Ternyata
sulaman naga itu membuka suatu peluang bagi kutuk untuk memasuki
rumah saya, berupa kuasa jahat dari tata ibadat kafir yang telah dilakukan
orang beribu-ribu tahun lamanya.
Setelah saya pikirkan kembali, saya memperhatikan salah satu dam-
pak yang saya rasakan dari adanya gambar naga di rumah saya itu.
Teryata benda-benda itu bukan saja menjadi suatu penghalang yang
menghadang berkat kelimpahan yang Tuhan sediakan. Benda najis itu
juga membutakan mata saya sehingga saya tidak dapat melihat adanya
berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi saya. Baru sesudah benda-
benda itu disingkirkan dan pengaruhnya tidak ada lagi, saya dapat melihat
dengan iman apa yang Tuhan telah sediakan bagi saya.
Sejak waktu itu saya melihat hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan
orang-orang lain yang berada di bawah suatu kutuk. Kutuk itu bukan saja
menghadang berkat yang telah disediakan Tuhan bagi mereka. Kutuk itu
juga membutakan mata rohani mereka sehingga mereka tidak melihat bahwa
berkat itu sebenarnya sudah tersedia. Sesudah Roh Kudus memancarkan
terang Firman Tuhan atas kehidupan kita, baru kita mulai menyadari bahwa
kita telah ditipu dan diperdayakan oleh Iblis selama ini.
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 33

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Dua kekuatan apakah yang menentukan jalannya sejarah?
2. Benar atau salah: Hal-hal yang ada di alam roh sifatnya sementara dan
tidak kekal.
3. Apakah yang menjadi dua ciri penting dari berkat ataupun kutuk?
4. Apakah yang menjadi perantara (medium) untuk menyampaikan suatu
berkat atau kutuk?
5. Benar atau salah: Hanya perkataan yang diucapkan saja yang memiliki
kuasa.
6. Dalam Alkitab, kitab Apakah yang isinya banyak memberi peringatan
mengenai kuasa dari perkataan yang dapat berdampak baik maupun
jahat?
7. Selain perkataan, suatu benda dalam situasi tertentu dapat digunakan
sebagai sarana untuk menyampaikan berkat. Sebutkan contoh benda
yang dicatat dalam Alkitab.
8. Benar atau salah: Suatu kutuk bukan hanya menghalangi orang untuk
menerima berkat dari Tuhan tetapi juga membutakan mereka akan
berkat yang Tuhan sediakan yang dapat mereka terima.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Berkat atau kutuk, ketika itu disampaikan cenderung berlaku terus dari
satu generasi ke generasi berikutnya sampai ada suatu kejadian yang
membatalkannya. Minta Roh Kudus untuk membantu Anda dalam
menyingkapkan sekiranya mungkin ada kutuk nenek moyang (generasi
sebelum Anda) yang mempengaruhi hidup Anda maupun keluarga
Anda. Sekiranya ada, sebutkanlah.
2. Bacalah kembali ayat- ayat dari Kitab Amsal dan Yakobus yang ada di
halaman 27-28 yang berbicara mengenai penggunaan kata-kata untuk
kebaikan maupun kejahatan. Apakah Anda berpikir hidup Anda telah
34 Berkat atau Kutuk

dipengaruhi oleh kata-kata yang baik atau jahat? Sebutkanlah secara


spesifik kata-kata apa yang telah mempengaruhi Anda selama ini.
3. Apakah Anda pernah mengucapkan perkataan yang mengundang maut
dan bukan kehidupan? Bila pernah, ambil waktu sejenak dan berdoalah
untuk meminta pengampunan dari Tuhan. Bila Anda teringat akan
situasi tertentu yang berkaitan dengan hal itu, sebutkanlah.
4. Benda-benda tertentu seringkali digunakan dalam kegiatan okultisme
untuk menyalurkan kutuk. Bacalah Keluaran 20:4-5 dimana Tuhan
memberi peringatan kepada kita mengenai bentuk ketidaktaatan ini.

AYAT HAFALAN
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan
memakan buahnya.
Amsal 18:21

TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, hari ini aku memilih untuk menjadi saluran berkat dan bukan
kutuk. Tolonglah aku untuk mengucapkan perkataan yang mendatangkan
kehidupan dan bukan perkataan yang mendatangkan kematian.
4

Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa

da sementara golongan orang Kristen yang dengan senang hati


B mempercayai adanya berkat tetapi meragukan adanya kutuk. Menurut
mereka, kutuk adalah sesuatu yang berbau takhayul yang hanya ada dalam
dongeng-dongeng kerajaan zaman dahulu. Pandangan yang demikian
sesungguhnya tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan. Apabila
terdapat suatu hal dengan dua sisi yang saling berlawanan, tentu kita tidak
dapat menerima salah satu sisinya saja karena hal itu menguntungkan bagi
kita dan menolak sisi yang lainnya karena tidak menguntungkan kita.
Lawan dari panas adalah dingin. Kedua-duanya nyata dan harus diakui
keberadaannya. Kebalikan dari baik adalah buruk, dan kedua-duanya harus
diakui sebagai suatu kenyataan. Demikian juga halnya dengan berkat dan
kutuk. Kalau berkat itu benar-benar ada, berarti kutuk juga merupakan
suatu kenyataan.
Dalam pelayanan saya selama ini saya telah berhubungan dengan banyak
orang Kristen dengan latar belakang yang berbeda-beda dan berasal dari
berbagai negara. Tetapi saya mendapati bahwa pada umumnya mereka
kurang jeli dalam membedakan antara berkat dan kutuk. Banyak anak
Tuhan yang seharusnya mendapatkan curahan berkat yang berlimpah dan
benar-benar merasakan nikmatnya kehidupan, ternyata justru masih hidup
di bawah berbagai kutuk. Ada dua hal yang menjadi penyebabnya: pertama,
mereka tidak mengetahui cara mengenali berkat dan kutuk, serta cara

35
36 Berkat atau Kutuk

membedakan kedua hal tersebut; kedua, sekalipun mereka berada di bawah


suatu kutuk, mereka tidak mengetahui cara dan atas dasar apa mereka dapat
dilepaskan dari kutuk tersebut.
Satu-satunya sumber tertinggi dari segala berkat adalah Tuhan sendiri,
meskipun berkat itu dapat datang kepada kita melalui beraneka cara dan
perantara. Di sisi lain, kutuk atau celaka sering juga bersumber dari Tuhan
sendiri, namun Tuhan bukan sumber satu-satunya dari kutuk yang bisa
menimpa seseorang. Sebentar lagi kita akan membicarakan tentang sumber-
sumber lain yang sering mendatangkan kutuk atau celaka itu.
Kutuk yang bersumber dari Tuhan sesungguhnya merupakan salah satu
tindakan disiplin yang dipakai Tuhan untuk menghukum orang-orang yang
memberontak kepada-Nya, dan orang-orang yang tidak percaya serta yang
hidup tanpa mempedulikan Dia. Dalam sejarah tercatat cukup banyak kisah
menyedihkan mengenai kutuk yang ditimpakan Tuhan pada orang-orang
semacam itu.
Di kalangan umat Kristen banyak orang yang salah kaprah bahwa
terdapat suatu dikotomi (perten tangan) antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Menurut penafsiran mereka, Perjanjian Lama meng-
gambarkan Tuhan sebagai Allah yang selalu murka dan suka menghukum
umat-Nya, sedangkan Perjanjian Baru menggambarkan-Nya sebagai Allah
yang penuh belas kasihan. Padahal sesungguhnya Perjanjian Lama dan
Baru tidak pernah saling bertentangan. Baik Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru menggambarkan Tuhan sebagai Allah yang dari kekal
hingga kekal selalu berbelas kasihan, namun sekaligus juga tidak segan-segan
menjatuhkan hukuman.
Kisah Perjanjian Lama mengenai kota Yerikho, misalnya, yang tercatat
dalam Yosua 6, memperlihatkan kedua sisi dari kepribadian Tuhan sama
jelas dan gamblangnya seperti bagian mana pun juga di dalam Perjanjian
Baru. Memang, pada waktu itu seluruh kota Yerikho disapu bersih oleh
satu tindakan hukuman yang dijatuhkan Tuhan, tetapi di sisi lain, seorang
pelacur bernama Rahab bersama seluruh anggota keluarganya diluputkan
dari hukuman tersebut. Selanjutnya tercatat dalam Alkitab bahwa Rahab
Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa 37

kemudian menjadi istri Salmon, seorang tokoh bangsawan dari suku


Yehuda. Betapa besar belas kasihan Tuhan, sehingga wanita yang dahulunya
pelacur itu akhirnya mendapat suatu kehormatan yaitu namanya dicantum-
kan dalam garis keturunan Yesus yang menjadi Mesias yang ditunggu-
tunggu kedatangan-Nya oleh seluruh bangsa Yahudi (lihat Matius 1:5).
Demikian juga, dalam Roma 1:17-18 Paulus menjelaskan bahwa Kitab
Injil mengungkapkan puncak pewahyuan mengenai dua segi kepribadian
Tuhan tersebut, yaitu belas kasihan-Nya di satu sisi dan ketegasan-Nya
dalam menegakkan hukum di sisi lainnya:

Sebab di dalamnya. [Injil] nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman
dan memimpin kepada iman, . . .
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.

Oleh karena belas kasihan-Nya Allah memberikan kebe naran dan


kekudusan-Nya secara cuma-cuma kepada orang-orang yang mau percaya
dan menerima kematian Yesus sebagai kurban penebusan bagi mereka.
Tetapi di sisi lain, kurban penebusan itu sesungguhnya merupakan suatu
pernyataan murka Allah yang paling dahsyat, yaitu murka yang tidak
kepalang tanggung yang dicurahkan atas diri Yesus ketika sebagai „wakil‰
tunggal umat manusia yang berdosa, Ia menjadi serupa dengan dosa
manusia. Oleh karena itu, sungguh mengherankan jika masih ada juga
anak-anak Tuhan yang mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar bisa
menjadi murka atas dosa manusia, dengan alasan bahwa „Allah itu kasih
adanya‰. Kiranya orang-orang seperti itu merenungkan kembali makna
yang sesungguhnya dari kematian Yesus yang demikian mengerikan di
kayu salib itu. Sekalipun Yesus adalah Anak Allah, tidak mungkin bagi-Nya
untuk membujuk Tuhan agar mau berkompromi dengan kekejian dosa.
Oleh karena itulah, Yesus sendiri harus menanggung murka Allah yang
dicurahkan secara habis-habisan atas-Nya.
Di dalam kitab yang sama, di Roma 11:22 Paulus sekali lagi me-
ngemukakan kedua sisi dari sikap Tuhan terhadap manusia itu: „Sebab itu
38 Berkat atau Kutuk

perhatikanlah kemurahan Allah dan juga


Berkat-berkat yang
kekerasan Nya.‰ Untuk mendapatkan
dicurahkan-Nya bersumber
dari kebaikan-Nya, gambaran yang tepat mengenai pribadi
tetapi hukuman-hukuman Tuhan, kita harus selalu memandang
mengerikan yang kedua sisi karakter-Nya itu. Berkat-ber-
dijatuhkan-Nya bersumber kat yang dicurahkan-Nya bersumber
atau bertitik tolak dari
dari kebaikan-Nya, tetapi hukuman-hu-
kekerasan atau ketegasan-
Nya yang tidak mengenal kuman mengerikan yang dijatuhkan-
ampun. Kedua segi itu Nya bersumber atau bertitik tolak dari
sama-sama merupakan kekerasan atau ketegasanNya yang tidak
kenyataan. mengenal ampun. Kedua segi itu sama-
sama merupakan kenyataan.
Dalam Amsal 26:2 Salomo menunjukkan bahwa setiap kutuk yang
menimpa manusia pasti ada alasan atau penyebabnya:

Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,


demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.

Prinsip yang tercantum dalam ayat ini menghasilkan dua kesimpulan.


Pertama, kutuk tidak akan berpengaruh pada diri seseorang kecuali ada
alasan untuk hal itu. Kedua, apabila seseorang terkena kutuk, itu berarti
ada alasan yang menjadi penyebabnya. Di dalam usaha saya menolong
orang-orang agar terlepas dari kutuk, pengalaman telah mengajar saya untuk
mencari tahu terlebih dahulu penyebab yang menimbulkan adanya kutuk
itu.
Ke-68 ayat dari Ulangan pasal 28 yang kesemuanya hanya berbicara
mengenai berkat dan kutuk memperlihatkan penyebab utama dari setiap
berkat dan kutuk. Dalam ayat 1 dan 2 Nabi Musa terlebih dahulu
menunjukkan hal yang menyebabkan datangnya berkat: „Jika engkau baik-
baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia
segala perintahNya . . . segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi
bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.‰
Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa 39

Seandainya kata-kata itu diterjemahkan secara harfiah, bagian pertama


dari ayat itu akan berbunyi sebagai berikut: „Jika engkau mendengarkan
(dengan) mendengarkan suara Tuhan, Allahmu...‰ Kata kerja „mendengarkan‰
diulang hingga dua kali berturut-turut untuk memberikan suatu penekanan
khusus. Jadi ayat tersebut mengatakan bahwa persyaratan untuk dapat
menikmati berkat-berkat yang tersedia adalah: pertama, mendengarkan
suara (perintah) Tuhan; kedua, melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.
Di sepanjang zaman, memang itulah yang menjadi persyaratan untuk
dapat hidup dalam suatu hubungan yang berupa ikatan janji (covenant)
dengan Tuhan. Ketika Tuhan hendak mengadakan suatu ikatan janji yang
pertama kalinya dengan bangsa Israel di Gunung Sinai, Ia berkata kepada
umat-Nya dalam Keluaran 19:5: „Jadi sekarang, jika kamu sungguh-
sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala
bangsa.‰ Persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah mendengarkan atau
mematuhi firman (suara) Tuhan dan berpegang pada ketentuan-ketentuan
perjanjian-Nya.
Begitu juga dalam Perjanjian Baru, di dalam Yohanes 10:27 Yesus
berkata mengenai orang-orang yang diakui-Nya sebagai „domba-domba-
Nya‰ · yaitu murid-murid-Nya yang sejati · sebagai berikut: „Domba-
domba-Ku mendengarkan suara-Ku . . . dan mereka mengikut Aku.‰ Jadi
dalam Perjanjian Baru pun persyaratan utamanya tetap sama: mendengarkan
suara (firman) Tuhan dan mengikuti pimpinan-Nya dengan penuh ketaatan.
Mendengarkan suara Tuhan berarti lebih dari pada sekadar menganut
suatu agama atau melakukan upacara ritual tertentu. Suara seseorang adalah
sesuatu yang benar-benar unik dan merupakan suatu ciri yang membedakan.
Dengan demikian mendengarkan suara Tuhan menunjukkan adanya suatu
hubungan yang akrab dengan Dia, yang berarti Tuhan dapat bercakap-cakap
atau berbicara kepada kita secara pribadi.
Tuhan tentu saja tidak berbicara seperti layaknya manusia yang suaranya
dapat kita dengar dengan telinga jasmani atau kita cerna dengan otak
kita. Tuhan berkomunikasi dengan kita dari Roh ke roh, artinya Roh-Nya
40 Berkat atau Kutuk

berbicara kepada roh kita. Dengan cara demikian suara Tuhan merasuk
hingga ke pribadi kita yang paling dalam, yaitu ke dalam batin kita. Dari
batin kita itulah getaran-getaran suara-Nya dapat dirasakan oleh seluruh
keberadaan kita.
Tuhan dapat berbicara kepada kita melalui Alkitab, atau Ia dapat juga
memberikan firman-Nya melalui suatu pewahyuan langsung. Tetapi, sekadar
membaca Alkitab saja tentu tidak cukup, kecuali bila kata-kata yang terbaca
pada halaman Alkitab itu diubah oleh Roh Kudus menjadi suatu „suara‰
yang hidup. Hanya dengan memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan
seperti inilah kita benar-benar memenuhi syarat untuk menerima berkat-
berkat yang dijanjikan-Nya kepada orang-orang yang mendengar dan
mematuhi suara-Nya.
Selanjutnya dalam Ulangan 28:15 Nabi Musa menyatakan penyebab
utama dari semua kutuk yang menimpa seseorang:

„Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan
mencapai engkau.‰

Penyebab dari semua kutuk itu adalah kebalikan dari penyebab


segala berkat. Berkat-berkat dicurahkan karena seseorang mendengarkan
suara Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya. Kutuk ditimpakan
pada seseorang karena ia tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak
melakukan segala perintah-Nya. Penolakan untuk mendengarkan dan
mematuhi suara Tuhan itu dapat dirangkum dalam sebuah perkataan,
yaitu pemberontakan, yang dilakukan bukan terhadap sesama manusia,
melainkan terhadap Tuhan.
Dalam Ulangan pasal 28 Nabi Musa juga mencatat secara jelas sekali
berbagai bentuk berkat dan kutuk yang dapat dialami seseorang. Berbagai
macam berkat itu tercatat dalam ayat 3 sampai 13, sedangkan beragam
jenis kutuk tercatat dalam ayat 16 sampai 68. Orang yang benar-benar
Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa 41

ingin mengetahui seluk-beluk hal ini seyogianya mempelajari seluruh pasal


Alkitab tersebut dengan seksama.
Berdasarkan studi yang saya lakukan, saya berusaha mengelompokkan
semua berkat dan kutuk itu ke dalam dua daftar dan merangkumnya sesuai
dengan urutannya dalam pasal tersebut di atas. Daftar saya yang pertama
yang mencakup semua berkat adalah sebagai berikut:

Penghormatan (ditinggikan)
Kesehatan (disembuhkan)
Kesuburan (reproduktif)
Kekayaan (kemakmuran)
Kemenangan
Perkenan Tuhan

Yang saya maksudkan dengan kesuburan adalah bahwa seseorang


menjadi berhasil dan „berkembang‰ (biak) dalam segala aspek kehi-
dupannya. Hal ini mencakup urusan keluarga, peternakan, pertanian, usaha
(mata pencarian) dan berkat serta kreativitas (daya cipta) yang dimiliki.
Berkat Tuhan seharusnya nyata terlihat dalam seluruh segi kehidupan
tersebut.
Adapun jumlah kutuk yang dicatat oleh Musa dalam ayat 16 sampai 68
jauh lebih banyak dari pada jumlah berkat yang dicantumkan dalam daftar
sebelumnya. Tetapi pada hakikatnya kutuk-kutuk itu merupakan kebalikan
dari berkat-berkat yang telah disebutkan. Berikut ini merupakan daftar
rangkuman saya mengenai kutuk-kutuk yang disebutkan oleh Musa:

Penghinaan (direndahkan)
Kemandulan (ketidak-berhasilan)
Sakit jiwa dan sakit badan
Kehancuran keluarga
Kemiskinan
Kekalahan
42 Berkat atau Kutuk

Penindasan
Kegagalan
Murka Allah (ditolak oleh-Nya)

Di bagian sebelumnya, yaitu dalam ayat 13, sehabis menyebutkan berkat-


berkat yang akan diterima, Musa mengemukakan dua buah gambaran yang
amat jelas. Kita semua sebaiknya memeriksa diri masing-masing untuk
mengetahui manakah dari keduanya yang sesungguhnya berlaku dalam
kehidupan kita.
Pertama Musa berkata: „TUHAN akan mengangkat engkau menjadi
kepala dan bukan menjadi ekor... „ Saya pernah bertanya kepada Tuhan
tentang makna kalimat tersebut dalam kehidupan saya sendiri. Dan saya
merasa bahwa „Tuhan menjawab demikian: Yang selalu membuat keputusan
adalah kepala, sedangkan ekor tidak dapat berbuat apa-apa kecuali
membuntuti ke sana ke mari.
Dengan demikian, segala sesuatunya terpulang kepada diri saya sendiri.
Dari kedua kemungkinan itu saya harus menentukan sendiri peranan yang
akan saya lakukan. Apakah saya akan menjadi kepala yang selalu mampu
mengendalikan setiap keadaan, dan dapat mengambil keputusan-keputusan
dengan tepat dan akhirnya menyaksikan keputusan-keputusan tersebut
berhasil dilaksanakan dengan baik? Ataukah peranan yang saya mainkan
(dalam kehidupan) tidak lebih seperti ekor yang diseret ke sana ke mari,
menjadi korban dari keadaan dan dijadikan bulan-bulanan oleh orang-
orang yang lebih berkuasa, tanpa saya sendiri mengerti mengapa hal itu
terjadi dan tanpa saya dapat melawannya?
Selanjutnya, untuk memperjelas maksudnya, Musa memakai gambaran
yang kedua: „Engkau akan tetap naik [di atas, dalam terjemahan bahasa
Inggris] dan bukan turun [di bawah, dalam terjemahan bahasa Inggris].‰
Kiranya lukisan kata-kata Musa itu mendorong kita untuk memeriksa
diri sekarang ini. Apakah kehidupanku seperti kepala atau seperti ekor?
Apakah aku mampu mengatasi (berada di atas) kesulitan-kesulitan yang
kuhadapi, atau tertindih (berada di bawah) kesulitan-kesulitan tersebut?
Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa 43

Kiranya jawaban kita sendiri atas pertanyaan-pertanyaan itu akan menun-


jukkan sejauh mana kita benar-benar menerima dan menikmati berkat-
berkat yang Tuhan sediakan.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Salah satu alasan yang membuat orang Kristen tetap berada dalam
kutuk ketimbang berkat adalah karena mereka tidak tahu membedakan
antara keduanya. Sebutkan alasan lainnya!
2. Benar atau salah: Semua berkat datangnya dari Tuhan, dan kutuk
tertentu juga datangnya dari Tuhan.
3. Perjanjian Lama dan Baru, menunjukkan pada kita bahwa Ia adalah
Allah yang _______ dan juga ________. Lihatlah Roma 11:22.
4. Suatu kutuk tidak akan kena pada diri seseorang tanpa ada _______.
5. Apakah yang menjadi penyebab utama dari setiap kutuk?
6. Tuliskan daftar dari semua berkat yang dapat diterima.
7. Tuliskan daftar dari semua kutuk yang dapat menimpa seseorang.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Bacalah Ulangan 28: 1-6 dan Ulangan 28:15-19. Dari daftar berkat yang
ada, yang manakah yang sudah Anda alami dalam hidup Anda?
2. Dari daftar kutuk yang tercantum disana, apakah saat ini ada yang
menimpa dan mempengaruhi hidup Anda? Bila ya, yang manakah?
3. Apa yang menjadi rintangan bagi Anda dalam mendengarkan dan
mentaati Tuhan?
4. Apa yang harus Anda lakukan untuk menyingkirkan rintangan itu?
44 Berkat atau Kutuk

AYAT HAFALAN
„Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada
hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan
kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu.‰
Ulangan 30:19

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, hari ini aku memilih kehidupan dan bukan kematian, berkat dan
bukan kutuk. Aku memilih untuk mendengarkan dan mentaati firman-Mu.
Aku menundukkan diriku kepada-Mu, ya Tuhan, dan aku menolak si jahat.
5

Tujuh Pertanda Adanya Kutuk

elalui berbagai pengalaman pribadi dan pengamatan yang saya


N lakukan saya mendapati bahwa tujuh macam gangguan yang saya
sebutkan di bawah ini biasanya menandakan adanya suatu kutuk dalam
kehidupan seseorang. Ketika daftar yang saya susun ini saya bandingkan
dengan daftar yang dibuat Nabi Musa dalam Ulangan pasal 28, saya
sendiri heran melihat banyaknya persamaan yang terdapat di antara kedua
daftar tersebut.

1. Gangguan kejiwaan dan/atau emosional.


2. Penyakit menahun (kronis) atau kambuhan (terutama yang turun
temurun).
3. Kemandulan (tidak bisa mendapatkan keturunan), sering mengalami
keguguran kandungan atau penyakit yang berhubungan dengan
kewanitaan.
4. Kehancuran rumah tangga dan keretakan hubungan dalam keluarga.
5. Selalu kekurangan uang.
6. Cenderung atau sering mengalami kecelakaan.
7. Seringnya terjadi kasus bunuh diri atau kematian tak wajar atau mati
muda dalam suatu keluarga.

45
46 Berkat atau Kutuk

Seseorang yang mengalami hanya satu atau dua dari gejala-gejala tersebut,
belum sepenuhnya dapat disimpulkan sebagai orang yang berada di bawah
suatu kutuk. Tetapi bila ada cukup banyak di antara gejala tersebut terdapat
pada diri orang itu atau bila salah satu di antaranya terjadi secara berulang-
ulang pada dirinya, kemungkinan besar itu menunjukkan bahwa ia dihinggapi
suatu kutuk. Namun tentu saja, yang paling bisa dijadikan pegangan adalah
„diagnosa‰ (hasil pemeriksaan) Roh Kudus sendiri yang pasti seratus persen
tepat.

1. Gangguan kejiwaan dan/atau emosional

Kata-kata yang dipakai dalam Ulangan 28 (baik dalam terjemahan standar,


Terjemahan Lama [TL], dan Kabar Baik dalam Bahasia Indonesia Sehari-hari
[BIS] dan Lembaga Alkitab Indonesia [LAI], maupun dalam Fiman Allah
yang Hidup [FAYH] dari Kalam Hidup) untuk menyebutkan gangguan itu
adalah sebagai berikut: kegilaan, kehilangan akal, kebingungan, ketakutan,
kepanikan (ayat 28, 34); kekacauan (ayat 20); hati yang gelisah, hati yang
gemetar selalu, dukacita, jiwa yang merana, cemas, putus asa, merana karena
kesedihan dan ketakutan (ayat 65).
Menurut ayat-ayat di atas, bagian dalam diri manusia yang mengalami
gangguan itu adalah hati, pikiran, atau jiwa. Dengan perkataan lain, bagian
batiniah manusia itu telah diserbu dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan atau
pengaruh dari luar yang kejam dan bersifat menjajah. Orang-orang yang dalam
keadaan demikian sudah tidak dapat lagi menguasai diri dengan sepenuhnya
dalam mengendalikan pikiran, perasaan dan tingkah laku mereka sendiri.
Mereka kadang-kadang „dihantui‰ atau dirasuk oleh sesuatu di dalam batin
mereka, yang tiada henti-hentinya berbisik: „Sekarang tamatlah riwayatmu . . .
Kamu sudah tidak mempunyai harapan lagi . . . Ibumu dulu akhirnya harus
masuk rumah sakit jiwa, dan sekarang tiba giliranmu!‰
Saya sungguh terkejut ketika mendapati banyak sekali orang Kristen
yang mendapat gangguan demikian. Pada umumnya mereka tidak berani
menceritakan masalahnya kepada orang lain. Bahkan mereka tidak berani
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 47

menerima kenyataan yang menimpa


Saya sungguh terkejut
dirinya atau pun mengakui kesulitan
ketika mendapati banyak
yang mereka hadapi, karena takut bahwa sekali orang Kristen yang
dengan demikian mereka akan dianggap mendapat gangguan
sebagai orang yang kurang beriman. demikian.
Dua buah kata yang menjadi kata
kunci dalam hal ini adalah kebingungan
dan depresi (tekanan jiwa). Kedua hal tersebut hampir selalu disebabkan
oleh hubungan yang pernah terjalin dengan kuasa gelap (pergi ke dukun,
dsb.). Sering kali hal itu memang merupakan gangguan dari roh jahat dan
pada umumnya roh jahat tersebut baru dapat diusir setelah hubungan yang
pernah terjalin dengan okultisme (ilmu hitam) itu diputuskan dan kutuk
yang ditimbulkannya, dipatahkan terlebih dahulu.

2. Penyakit menahun atau kambuhan (terutama yang bersifat


turunan)

Dalam Ulangan 28, penyakit semacam itu diuraikan dalam berbagai istilah,
antara lain: penyakit sampar, penyakit demi penyakit (ayat 21), penyakit
menular (ayat 22); sakit radang, bengkak-bengkak, infeksi (ayat 22); demam,
demam kepialu, demam panas (ayat 22); batuk kering, penyakit paru-paru
(ayat 22); bisul-bisul, borok, kudis yang gatal, tetapi tak ada obatnya (ayat
27); kebutaan (ayat 28), penyakit yang besar dan merana, penyakit yang tak
dapat disembuhkan, penyakit yang keras/jahat lagi lama, wabah yang tak
dapat dihentikan (ayat 59); macam-macam penyakit dan wabah (ayat 61).
Daftar di atas memang menyebutkan berbagai jenis penyakit, namun
itu tidak berarti bahwa setiap penyakit selalu merupakan akibat langsung
dari suatu kutuk. Meskipun demikian, ada beberapa kata kunci yang
kita temukan dalam ayat-ayat itu: penyakit sampar (=penyakit menular),
penyakit yang tak dapat disembuhkan, penyakit yang keras/jahat lagi
lama, wabah yang tak dapat dihentikan. Ciri-ciri yang disebutkan itulah
yang harus menjadi semacam tanda bahaya bagi kita karena menunjukkan
48 Berkat atau Kutuk

adanya suatu keadaan yang „berbau‰ kutuk. Ciri-ciri semacam itu membuat
kita merasakan adanya suatu kekuatan jahat dan busuk yang sedang bekerja
„di belakang layar‰.
Ada suatu istilah kedokteran yang memang tidak dipakai dalam Ulangan
28 itu, namun memiliki arti yang hampir sama dengan arti kata-kata yang
dipakai dalam perikop itu. Kata tersebut adalah ganas (malignant, dalam
bahasa Inggris). Arti utama kata tersebut adalah „memiliki atau memperlihat-
kan keinginan untuk mencelakakan orang lain.‰ Dengan demikian kata
„ganas‰ (malignant) dalam hal ini bukan hanya menggambarkan suatu
keadaan, melainkan juga suatu perangai. Dibandingkan dengan kata-kata
yang disebutkan dalam paragrap terdahulu, kata „malignant‰ (ganas) itu
secara lebih tegas menggambarkan suatu perangai licik yang benar-benar
kejam dan keji yang berada di balik penyakit itu. Jadi, yang kita hadapi
sesungguhnya bukan faktor-faktor fisik atau jasmani saja.
Suatu istilah lain yang juga dipakai sehubungan dengan jenis penyakit
tertentu adalah turun-temurun (hereditary). Penyakit semacam ini merupa-
kan salah satu gejala yang paling banyak dijumpai dan paling sering
menjadi ciri khas dari adanya suatu kutuk. Oleh karena itu, apabila saya
diminta untuk mendoakan seseorang yang mempunyai penyakit keturunan,
saya selalu mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa masalah yang
harus saya doakan itu merupakan akibat suatu kutuk.
Saya mempunyai seorang rekan gembala sidang yang ketika berusia enam
puluh tahun dinyatakan oleh dokter menderita penyakit hemochromatosis.
Ini adalah semacam penyakit yang menghasilkan kadar besi berlebihan
dalam darah seseorang yang biasanya terkumpul di organ-organ vital tubuh,
seperti hati (lever) dan jantung. Ayah teman saya ini meninggal pada usia
67 tahun karena penyakit yang sama. Menurut pemeriksaan dokter penyakit
itu bersifat keturunan dan tidak mungkin disembuhkan, sehingga teman
saya itu tinggal menunggu ajalnya saja. Untuk usaha pengobatannya, setiap
minggu hamba Tuhan itu terpaksa menjalani terapi phlebotomy (cara kuno
untuk mengeluarkan darah kotor dari pembuluh darah).
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 49

Akhirnya, setelah banyak berdoa, terutama melalui salah satu persekutuan


doa, pada suatu kebaktian Minggu pagi hamba Tuhan ini dengan cara yang
sederhana dan tanpa banyak memperlihatkan emosi membuat pernyataan
di hadapan jemaatnya sebagai berikut: „Dalam nama Yesus saya melepaskan
diri saya sendiri dari segala hal jahat yang saya warisi dari ayah saya.‰
Seketika itu juga teman saya tersebut mengalami kesembuhan total. Lima
tahun telah berlalu sejak waktu itu dan sampai sekarang ia tidak pernah
memerlukan pengobatan lagi, karena penyakitnya sudah hilang sama sekali.
Dalam keterangan saya sebelumnya, saya sengaja tidak mengatakan
bahwa penyakit tertentu pasti dan selalu diakibatkan oleh suatu kutuk. Dan
sebagian besar penyakit yang saya sebutkan tadi memang kemungkinan
besar penyebabnya adalah kutuk, tetapi jika tidak ada bukti-bukti lebih
lanjut, tentu kita tidak dapat secara gegabah menyimpulkannya demikian.
Hanya ada satu „pakar‰ yang „diagnosaÊÊ-
Nya pasti benar, yaitu Roh Kudus. Oleh Oleh karena itu kita harus
karena itu kita harus selalu menyadari selalu menyadari betapa
betapa kita amat bergantung kepada kita amat bergantung
Roh Kudus dalam memperoleh petunjuk kepada Roh Kudus...
tentang hal ini.

3. Kemandulan, keguguran kandungan yang berulang-ulang atau


penyakit kewanitaan lainnya

Kalimat yang mengandung kata-kata kunci di Ulangan 28 dalam hal ini


adalah: „Terkutuklah buah kandunganmu‰ (ayat 18). Kutuk ini dapat
mempengaruhi berbagai organ atau fungsi tubuh yang berperan dalam
mendapatkan keturunan. Ruth dan saya sudah melayani beratus-ratus
wanita yang menderita penyakit yang berhubungan dengan kewanitaan.
Antara lain kemandulan; keguguran kandungan yang terjadi berulang
kali; tidak pernah mendapat haid; masa haid yang tidak teratur; kram atau
kejang-kejang pada masa haid; frigiditas (tidak dapat menjalani fungsi
seks yang normal karena takut); kiste, tumor atau daging tumbuh atau
cacat struktural pada salah satu organ yang berhubungan dengan proses
50 Berkat atau Kutuk

mendapatkan keturunan. Sering kali kutuk ini menimpa seluruh keluarga,


sehingga semua atau hampir semua wanita dalam keluarga itu mengalami
masalah yang sama.
Ruth dan saya pada prinsipnya tidak akan melayani orang-orang yang
mempunyai masalah-masalah di atas tanpa terlebih dahulu mengajarkan
kepada mereka mengenai kutuk dan hal-hal yang menyebabkannya. Baru
sesudah itu kami akan berdoa dengan mereka supaya mereka terlepas
dari kutuk. Cara tersebut hampir selalu menghasilkan kesembuhan dan
pemulihan kesehatan pada orang-orang yang menderita kelainan semacam
itu. Kadang-kadang kami tidak perlu lagi mengucapkan doa untuk
kesembuhan, karena ternyata dengan mencabut kutuk itu saja sudah cukup.
Kutipan surat di bawah ini memperlihatkan hasil yang tercapai setelah
suatu kutuk kemandulan dicabut.

Kami telah menikah selama dua belas tahun tanpa mendapatkan anak.
Pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa keadaan jasmani kami berdua
tidak mengalami kelainan apa pun.
Pada tanggal 7 Juli 1985 kami menghadiri suatu kebaktian di kota
Amsterdam. Bapaklah yang menyampaikan khotbah. Bapak berbicara
mengenai kesembuhan dan berbagai hal yang menyebabkan beberapa orang
tidak dapat mengalami kesembuhan. Ketika Bapak berbicara mengenai
kutuk yang menimpa keluarga-keluarga, Tuhan berbicara di hati saya dan
mengatakan bahwa inilah yang menjadi masalah dalam keluarga kami.
Ketika Bapak memimpin hadirin untuk bersama-sama mengucapkan doa
agar terlepas dari kutuk apa pun juga yang mengikat kehidupan mereka, saya
benar-benar merasa telah dilepaskan dari suatu ikatan belenggu.
Ketika saya naik ke panggung untuk bersaksi, Bapak menyuruh saya
untuk memanggil suami saya, supaya ia ikut naik ke panggung dan didoakan
juga. Kemudian ketika Bapak berdoa bagi kami, Bapak menyatakan bahwa
kutuk atas kehidupan saya telah dipatahkan. Lain ketika Ruth meletakkan
tangannya di atas rahim saya, ia mengatakan bahwa saya „tidak mandul
lagi‰. Seluruh jemaat yang hadir diminta untuk berdiri dan ikut mendoakan
kami. Pada akhir kebaktian itu saya dan suami saya benar-benar merasa
bahwa Tuhan telah mengabulkan doa-doa kami.

Kira-kira dua setengah tahun kemudian, dalam suatu kebaktian besar lain
di Inggris, pasangan suami-isteri itu menemui kami untuk memperlihatkan
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 51

seorang bayi lelaki yang manis sebagai bukti bahwa kutuk kemandulan
telah dicabut dan kehidupan mereka, sehingga mereka pun dapat menerima
berkat yang disediakan Tuhan.
Hubungan yang erat antara masalah haid dan kutuk yang mengikat
seseorang dapat kita lihat dari sepucuk surat lain yang kami terima,
tertanggal 22 Desember 1987. Penulis surat itu adalah seorang wanita
Kristen berusia tiga puluhan tahun, yang melayani Tuhan di sebuah negara
di Asia Tenggara:

Pada tahun 1985 saya meminjam satu seri kaset khotbah, hasil rekaman yang
dibuat di Singapura. Di antaranya adalah khotbah Derek Prince mengenai
„Berkat dan Kutuk‰. Pada suatu malam sesudah mendengarkan kaset itu
dalam keadaan lampu sudah dimatikan, saya berdiri dalam kamar saya
untuk mengucapkan doa yang disampaikan pada bagian akhir khotbah
itu. Hal itu saya lakukan meskipun saya tidak merasakan adanya masalah
tertentu pada diri saya. Saya hanya berpikir, kalau toh ada sesuatu yang
mengikat saya, saya ingin benar-benar terlepas dari hal itu.
Saya tidak langsung merasakan perubahan apa pun. Tetapi nyatanya
sesuatu benar-benar terjadi, dan hal itu baru saya sadari belakangan. Tidak
lama kemudian Tuhan mengingatkan saya untuk selalu mencatat dalam
buku harian tanggal-tanggal saya mengalami haid. Saya belum pernah
melakukan hal itu sebelumnya, karena memang masa haid saya tidak pernah
teratur semenjak saya mendapatkannya pertama kali pada usia tiga belas
tahun. Jadi tidak ada gunanya untuk mencatat tanggal-tanggalnya. Masa
haid saya begitu kacaunya sampai-sampai pernah selama enam atau delapan
atau bahkan sepuluh bulan saya tidak mengalami haid sama sekali.
Ketika berumur dua puluhan tahun saya pernah memeriksakan diri
ke beberapa dokter dan diberi beberapa resep obat (yang sama sekali tidak
menolong). Saya bahkan mendapat banyak nasihat yang kurang bijaksana
dan bertentangan dengan norma kesusilaan.
Saya pernah juga berdoa mengenai hal ini tetapi tidak terlalu serius
· mungkin karena saya belum menikah · tetapi saya pernah diberitahu
dokter bahwa sebelum penyakit saya ini disembuhkan saya akan mengalami
gangguan dan ketidak teraturan dalam sistem metabolisme saya, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon yang ada dalam tubuh
saya.
Ketika mendengarkan kembali kaset khotbah itu beberapa bulan
kemudian, saya sungguh terkesan atas kalimat Derek Prince yang mengatakan
52 Berkat atau Kutuk

bahwa „hampir semua kelainan yang berkenaan dengan haid disebabkan


oleh suatu kutuk.‰ Lalu ketika saya membuka-buka kembali buku harian
saya dan memeriksa tanggal-tanggal haid saya, saya baru memperhatikan
bahwa masa haid saya telah menjadi teratur sekali (selalu bersiklus 28 hari)
semenjak saya mengucapkan doa pada malam hari bulan Agustus 1985 itu.
Saya sungguh heran ketika menyadari penyakit saya telah sembuh benar
dan bahwa Tuhan sendiri yang menggerakkan saya untuk mulai mencatat
tanggal-tanggal haid saya itu.
Kemudian saya mencoba mengingat-ingat kembali masa lalu saya untuk
mengetahui kapan kutuk itu masuk dalam kehidupan saya, oleh karena
suatu kutuk tidak mungkin timbul tanpa ada penyebabnya. Lalu saya
teringat bahwa pada masa-masa saya duduk di bangku sekolah lanjutan (usia
13-17 tahun) kami anak-anak perempuan di sekolah sering menyebutkan
haid sebagai „kutuk‰. Rupanya benar juga, bahwa „mati dan hidup ada
dalam kuasa lidah‰ (terjemahan bebas dari Amsal 18:21).
Sejak Agustus 1985 itu saya mencatat terus tanggal-tanggal haid saya dan
tampak bahwa siklus saya sekarang teratur sekali, yaitu berkisar antara 27-
29 hari. Demikian juga, berat badan saya yang dulu sering turun naik tidak
keruan, sekarang stabil terus.

Perlu kiranya dicatat, bahwa sama seperti yang dialami oleh Miryam di
dalam pasal 2 buku ini, nona ini tidak berdoa untuk meminta kesembuhan.
Ia hanya mengucapkan doa untuk melepaskan diri dari kutuk, lalu
kesembuhan itu terjadi dengan sendirinya.
Dalam hubungannya dengan proses memperoleh keturunan terdapat
juga suatu pertanda yang umumnya menunjukkan adanya suatu kutuk, yaitu
bayi yang dilahirkan dengan tali pusar melilit lehernya yang kadang·kadang
terjadi sampai beberapa kali pada ibu yang sama. Tentu saja, bayi-bayi
semacam itu seringkali mati dalam kandungan, padahal seharusnya lahir
suatu kehidupan baru yang merupakan berkat dari Allah.

4. Kehancuran rumah tangga dan keretakan hubungan dalam


keluarga
Salah satu akibat kutuk dibidang ini dilukiskan dalam Ulangan 28:41:
„Engkau akan mendapat anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan, tetapi
mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka akan menjadi tawanan.‰ Betapa
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 53

banyaknya orang tua yang mengalami kutuk tersebut dalam generasi


sekarang ini. Di depan mata mereka sendiri anak-anak lelaki dan anak-anak
perempuan mereka telah digiring pergi seperti tawanan... oleh suatu gaya
hidup yang bernafaskan pemberontakan dan yang menggandrungi obat
bius, hubungan seks bebas, lagu-lagu dan musik setan serta berbagai bentuk
ilmu hitam (okultisme).
Dalam Maleakhi 4:5-6 nabi menggambarkan keadaan dunia yang
menyedihkan yang akan terjadi sebelum zaman ini berakhir:

Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menje lang


datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Maka Ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul
bumi sehingga musnah**

Nabi Maleakhi menggambarkan adanya suatu pengaruh jahat yang


sedang giat bekerja dewasa ini dengan tujuan menceraikan orang-orang tua
dan anak-anak mereka dan menghancurkan keharmonisan keluarga. Kecuali
Tuhan ikut campur tangan, demikian nabi memperingatkan, kutuk yang
menghancurkan kehidupan keluarga ini akan menular sampai ke seluruh
dunia, dengan segala akibatnya yang mengerikan.
Nabi Maleakhi dengan tepat sekali menunjukkan masalah utama yang
sebenarnya sedang terjadi dalam masyarakat yang perlu segera ditangani
sekarang ini. Kita harus mengerti bahwa hal ini disebabkan oleh suatu
kutuk yang menimbulkan banyak penderitaan dalam keluarga-keluarga,
karena mengakibatkan percekcokkan, perceraian, dan kehancuran keluarga.
Mungkin perkataan yang paling tepat untuk menggambarkan roh yang
berada di belakang semua ini adalah keretakan hubungan (alienation,
dalam bahasa Inggris, artinya keterasing an). Roh yang menimbulkan
keterasingan ini memisahkan antara suami dan istri, antara orang tua dan
anak-anak mereka, antara kakak dan adik, dan antara anggota keluarga yang

* „Memukul bumi sehingga musnah„: dalam versi bahasa Inggris dikatakan: „smite the earth
with a curse‰, artinya memukul bumi dengan suatu kutuk.
54 Berkat atau Kutuk

lain yang seharusnya bersatu. Tujuan roh itu memang tidak lain adalah
menghancurkan keluarga.
Namun demikian, tidak ada alasan untuk berputus asa bagi orang-
orang yang mau menerima nasehat Tuhan. Ada jalan keluar bagi mereka.
Tetapi terlebih dahulu kita perlu menyadari bahwa itu semua disebabkan
oleh suatu kutuk. Selanjutnya kita harus mengambil langkah-langkah yang
ditunjukkan Alkitab untuk mencabut kutuk itu dan membebaskan para
tawanan tadi. Saya telah melihat banyak sekali keluarga yang berubah dan
dipulihkan kembali dengan cara demikian.

5. Selalu kekurangan uang

Ada dua pernyataan yang berkaitan dengan hal ini dalam Ulangan 28,
yaitu: „Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu‰ (ayat 17) dan
„perjalananmu tidak akan beruntung‰ (ayat 29), artinya, Anda tidak akan
berhasil dalam apa pun yang Anda lakukan.
Akibat yang sepenuhnya dari kutuk ini diperlihatkan lebih jelas lagi
dalam ayat 47-48:
„Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu,
dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-
galanya, maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan
kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh
yang akan disuruh TUHAN melawan engkau.‰

Di sini Nabi Musa menggambarkan dua kemungkinan yang akan


dialami seseorang. Ayat 47 menunjukkan hal yang sebenarnya dikehendaki
Tuhan bagi umat yang taat kepada-Nya: „menjadi hamba kepada TUHAN,
dengan sukacita dan gembira hati‰ dan „kelimpahan akan segala-galanya‰.
Ayat 48 melukiskan hal yang akan terjadi pada umat Tuhan jika
mereka tidak taat: „dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang
dan kekeringan akan segala-galaya engkau akan menjadi hamba kepada
musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau‰. Perhatikanlah hal-
hal yang digambarkan dalam ayat ini: kelaparan, kehausan, ketelanjangan
dan kekurangan akan segala-galanya. Apabila keempat hal tersebut terjadi
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 55

sekaligus, maka keadaan itu dapat dilukiskan dengan sebuah kata saja, yaitu
kemelaratan.
Apabila disatukan, ayat 47 dan 48 menunjuk kepada satu kesimpulan:
kekayaan merupakan suatu berkat dan kemiskinan suatu kutuk.
Anehnya, telah selama berabad-abad di kalangan gereja berkembang
suatu kepercayaan bahwa kemiskinan merupakan suatu hal yang baik,
suatu berkat. Memang, tidak salah juga jika dikatakan bahwa Tuhan sangat
mengasihi orang-orang miskin, dan bahwa umat Kristen harus mempunyai
sikap yang sama seperti Tuhan dan tidak
segan-segan berkorban banyak untuk Tetapi tidak ada ayat
dalam Alkitab yang
menolong orang-orang semacam ini.
mengatakan bahwa Tuhan
Tetapi tidak ada ayat dalam Alkitab sengaja memberikan
yang mengatakan bahwa Tuhan sengaja kemiskinan kepada umat-
memberikan kemiskinan kepada umat- Nya sebagai suatu berkat.
Nya sebagai suatu berkat.
Dalam hal ini pewahyuan dalam Perjanjian Baru tidak berbeda dengan
apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Dalam II Korintus 9:8 Paulus
menggambarkan betapa berlimpahnya persediaan Tuhan bagi umat Kristen:
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Dalam satu kalimat yang padat ini Paulus menyebutkan berulang-ulang


kata-kata yang menandaskan betapa besar dan berlimpahnya persediaan
Tuhan bagi umat-Nya. Kata-kata „melimpah‰ dan „berkelebihan‰ merupakan
ulangan sebanyak dua kali dari satu kata yang sama dalam bahasa Yunani.
Dalam ungkapan „segala kasih karunia‰ ... „senantiasa berkecukupan‰ ...
„segala sesuatu‰ ... „pelbagai kebajikan‰, dalam bahasa aslinya, kata „segala‰
dan semua padanannya itu („all‰ dalam terjemahan bahasa Inggris) ditulis
hingga lima kali. Hal itu menunjukkan betapa hebatnya persediaan Tuhan.
Persediaan-Nya lebih dari hanya „berkecukupan‰, sebab kita dinaikkan
ketingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu „berkelebihan‰ atau berlimpah-
56 Berkat atau Kutuk

limpah. Artinya, kita memiliki lebih dari pada yang kita butuhkan, sehingga
kita masih dapat membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan
kita.
Namun demikian, sungguh tidak alkitabiah kalau ukuran yang
kita pergunakan untuk menilai kekayaan dan kemiskinan adalah pola
kehidupan masyarakat Barat yang materialistis dewasa ini. Dalam Yohanes
6:38 Yesus mengungkapkan tujuan sebenarnya Ia hidup di dunia ini: „Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.‰ Kalau tujuan
Guru kita saja demikian, seharusnya sebagai murid-Nya kita juga harus
mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan kehendak Allah.
Jadi, „miskin‰ atau „kaya‰ itu
Kaya berarti bahwa seharusnya dilihat dari sudut pandang
kita mempunyai segala
ini. Miskin berarti bahwa yang kita
yang diperlukan untuk
melakukan kehendak miliki kurang dari apa yang dibutuhkan
Allah, dan masih ada untuk melakukan kehendak Allah dalam
kelebihannya untuk kehidupan kita. Semakin besar selisih
diberikan kepada orang yang terdapat antara apa yang diperlukan
lain. dan apa yang kita miliki, semakin
miskinlah keadaan kita. Sebaliknya, kaya
berarti bahwa kita mempunyai segala yang
diperlukan untuk melakukan kehendak Allah, dan masih ada kelebihannya
untuk diberikan kepada orang lain. Kekayaan atau kelimpahan dari Tuhan
tidak disediakan bagi kita untuk diboroskan dalam rangka menyenangkan
diri sendiri, melainkan untuk „pelbagai kebajikan‰ (untuk segala perbuatan
yang baik, dalam terjemahan bahasa Inggris). Itu berarti bahwa berkat Allah
yang telah memperkaya hidup kita itu harus dibagikan juga untuk orang
lain.
Apabila demikian penafsiran kita mengenai apa yang disebut dengan
kaya atau miskin, itu berarti bahwa sesungguhnya tidak ada patokan
yang bersifat mutlak yang dapat diukurkan kepada semua orang Kristen
secara merata. Ukuran bagi masing-masing orang percaya bersifat relatif,
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 57

karena berhubungan dengan kehendak Tuhan bagi kehidupan orang yang


bersangkutan.
Kesimpulan yang kita tarik mengenai definisi kemiskinan dan kekayaan
ini perlu diimbangi pula dengan dua pengertian tambahan. Pertama,
kita harus menyadari bahwa iman untuk memperoleh kelimpahan yang
disediakan Tuhan itu pasti harus diuji. Akan ada masa-masanya manakala
kita harus berpuas diri dengan mendapatkan ala kadarnya. Tetapi masa-
masa yang demikian seharusnya bersifat sementara saja. Setelah motivasi
hati kita yang sebenarnya teruji dan iman kita terbukti, maka Tuhan akan
menurunkan berkat-Nya dengan berlimpah menurut takaran yang sesuai,
yang dapat dipercayakan kepada kita untuk kita gunakan bagi kemuliaan-
Nya.
Kedua, kita harus menyadari bahwa ada suatu tingkatan kekayaan
yang bukan sekadar bersifat kekayaan materi. Ketika Musa meninggalkan
kekayaan dan kehidupan yang penuh kemewahan di negeri Mesir, kemudian
tinggal di suatu tempat terpencil di padang gurun, menurut penulis Surat
Ibrani, „Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang
lebih besar dari pada semua harta Mesir‰ (Ibrani 11:26). Musa tidak
bermaksud untuk menjadi melarat. Ia hanya menukarkan kekayaan materi
dengan kekayaan yang lebih tinggi tingkatannya.
Demikian juga sekarang ini ada sementara orang Kristen yang sengaja
meninggalkan kekayaan materi untuk dapat melayani Tuhan dengan lebih
baik. Hal tersebut dilakukannya karena dalam keadaan tertentu kekayaan
atau kemewahan yang dimilikinya itu tidak menjadi berkat, melainkan
justru menghalangi dia dalam mencapai tujuannya. Seringkali langkah
demikian memang diperlukan untuk dapat menyelami perasaan orang-
orang yang miskin dan menyamakan diri dengan orang yang tertindas.
Dalam Amsal 13:7 Salomo membandingkan orang semacam itu dengan
seseorang yang kekayaannya hanya di bidang materi:

Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula
yang berpura-pura miskin (who makes himself poor, yang menjadikan
dirinya miskin, dalam terjemahan bahasa Inggris), tetapi hartanya banyak.
58 Berkat atau Kutuk

Ada juga banyak orang Kristen dewasa ini yang menderita kesusahan
dan penindasan demi nama Kristus. Mereka mungkin ditindas sedemikian
rupa sehingga tidak memiliki apa pun yang dapat disebut sebagai kekayaan
materi, tetapi sebenarnya mereka akan mewarisi suatu kekayaan yang jauh
lebih mulia tingkatannya.
Namun demikian, semua ini tidak mengubah hakikat kemiskinan di
bidang materi. Kemiskinan yang tidak disebabkan oleh adanya penyerahan
diri seseorang kepada Kristus, biasanya merupakan pertanda adanya suatu
kutuk, yang mungkin hanya berpengaruh pada diri seseorang tetapi dapat
juga menyebar ke seluruh keluarga atau bahkan kelompok masyarakat yang
lebih besar lagi.

6. Cenderung/sering mengalami kecelakaan

Hal ini khususnya berlaku untuk orang-orang yang sering mengalami


kecelakaan secara tidak wajar. Ulangan 28 tidak secara spesifik menyebutkan
keadaan tersebut, tetapi hal itu tersirat
Salah satu akibat yang dari kata-kata „sehingga engkau meraba-
khas dari kutuk ini raba. . . seperti seorang buta meraba-raba
mungkin dapat dilihat di dalam gelap‰ (ayat 29).
pada serentetan kejadian
Salah satu akibat yang khas dari kutuk
“kecelakaan” yang tidak
masuk akal. ini mungkin dapat dilihat pada serentetan
kejadian „kecelakaan‰ yang tidak masuk
akal. Salah satu contohnya adalah peristiwa yang menimpa anak perempuan
yang diceritakan dalam pasal 2 buku ini, yang kakinya patah pada bagian
yang sama hingga tiga kali dalam jangka waktu hanya delapan belas bulan.
Sebagai contoh lain, ada sementara orang yang pandai mengendarai
mobil namun jumlah kecelakaan yang pernah dialaminya sungguh tidak
masuk akal. Mungkin saja, sebagian besar kecelakaan itu disebabkan oleh
„kesalahan pengendara mobil lainnya‰. Tetapi bagaimana pun, kecelakaan
itu masih sering juga menimpanya. Orang-orang yang seperti ini biasanya
cenderung mengatakan: „Aneh, mengapa hal ini selalu terjadi padaku?‰
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 59

Berikut ini adalah beberapa contoh lain yang saya pilih secara acak,
mengenai jenis „kecelakaan‰ yang mungkin menandakan adanya suatu
kutuk dalam kehidupan seseorang: patah pergelangan kaki karena salah
langkah di pinggir trotoar; patah gigi meski hanya menggigit buah yang
berdaging empuk; jari tangan terjepit ketika menutup pintu mobil (mungkin
juga, „gara-gara orang lain‰); tergelincir di anak tangga dan jatuh berguling-
guling dengan posisi kepala berada di bawah, sehingga sekian banyak tulang
patah; keselak karena ada tulang ikan tersangkut di kerongkongan; infeksi
mata yang agak jarang terjadi akibat kemasukan serangga; kepala kena batu
yang terpelanting dari roda mobil yang lewat; kesalahan dokter bedah yang
mengakibatkan cacat seumur hidup... dan banyak lagi contoh lain yang
serupa.
Tampaknya seperti ada suatu pengaruh jahat yang tidak kelihatan yang
tiada henti-hentinya menyusahkan orang-orang semacam ini. Pada saat-saat
yang berbahaya pengaruh itu menyebabkan mereka jatuh terpeleset atau
tersandung, atau mendorong mereka melakukan suatu gerakan atau langkah
yang gegabah tanpa dipikir masak-masak terlebih dahulu. Seringkali orang
semacam itu akan berseru: „Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku
berbuat demikian!‰ Ucapan seperti itu menunjukkan bahwa ia menyadari
kalau apa yang dilakukannya itu tidak sepenuhnya dapat dikendalikannya
sendiri karena dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak mungkin diketahuinya,
dan ia juga tidak tahu cara melindungi diri terhadap pengaruh itu.
Keberadaan masalah semacam ini bukan hanya diakui secara subyektif
oleh kalangan tertentu, tetapi bahkan dapat dibuktikan berdasarkan analisa
statistik. Beberapa perusahaan asuransi memakai data statistik tersebut untuk
mengenali orang-orang semacam ini, yaitu orang-orang yang diperkirakan
akan mendatangkan risiko besar bagi pihak asuransi, mengingat jumlah
kecelakaan yang pernah dialami orang-orang tersebut memang luar biasa
tinggi. Oleh karena itu orang-orang demikian diharuskan membayar premi
asuransi yang jauh lebih tinggi pula.
60 Berkat atau Kutuk

7. Banyaknya kasus bunuh diri dan kematian yang tidak wajar


atau mati muda dalam suatu keluarga

Ada begitu banyak kata-kata yang berhubungan dengan kematian yang tidak
wajar atau sebelum waktunya yang terdapat dalam Ulangan 28, sehingga
sulit untuk menyebutkannya satu persatu. Kutuk dalam bentuk ini biasanya
berakibat bukan hanya pada diri seseorang, tetapi juga mempengaruhi
kelompok masyarakat yang lebih besar, seperti keluarga atau warga suatu
suku. Dan umumnya kutuk ini berlangsung terus selama beberapa generasi.
Banyak suku bangsa telah menyaksikan adanya suatu kekuatan yang seakan-
akan tanpa mengenal lelah mengejar-ngejar anggota-anggota suatu keluarga
atau marga tertentu sampai berhasil menumpas habis semua korbannya.
Bangsa Yunani kuno menyebut kekuatan itu sebagai seorang dewi bernama
Nemesis. Kebudayaan lain menamai kekuatan tersebut dengan istilah yang
berbeda-beda pula. Meskipun berbau kafir, namun sesungguhnya kejadian
semacam itu bukan sesuatu yang bersifat takhayul belaka.
Sering kali orang-orang yang terkena kutuk semacam ini seakan-akan
memiliki firasat yang kuat. Mereka merasa seperti ada suatu sosok yang gelap
dan jahat yang sedang menghadang perjalanan mereka, tetapi mereka tidak
berdaya untuk menghindarinya. Kebanyakan dari mereka sering berkata:
„Hal itu pernah dialami ayah saya, jadi saya pikir sekarang mungkin giliran
saya untuk mengalaminya juga.‰
Salah satu gejala dari kutuk se-
Salah satu gejala dari kutuk
macam ini adalah bahwa orang yang
semacam ini adalah bahwa
orang yang dihinggapinya dihinggapinya meramalkan saat kematian
meramalkan saat kematian mereka sendiri. „Saya tahu umur saya
mereka sendiri. hanya akan sampai 45 tahun saja.‰ Atau,
„Semua anggota keluarga kami yang
lelaki mati muda.‰ Ucapan semacam itu tentu saja memberi kesan bahwa
hal yang mereka utarakan itu jugalah yang akan menjadi suratan nasib
mereka, meskipun tidak mereka nyatakan secara terang-terangan. Mereka
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 61

mempunyai semacam iman (yang negatif) bahwa mereka akan segera mati
dan menolak untuk percaya bahwa mereka dapat hidup terus.
Daftar ketujuh pertanda kutuk di atas masih dapat diperpanjang lagi,
karena ada banyak gejala lain yang belum disebutkan. Tetapi apa yang
sudah Anda baca tersebut mungkin telah cukup untuk membantu Anda
mengevaluasi atau menilai keadaan Anda sendiri.
Reaksi masing-masing orang setelah mengetahui semua ini tidak selalu
sama. Mungkin sekarang hilanglah keraguan Anda bahwa sesungguhnya
masalah yang Anda hadapi selama ini adalah suatu kutuk. Anda telah
melihat dengan jelas adanya salah satu atau lebih dari pertanda kutuk yang
ada dalam kehidupan pribadi atau keluarga Anda.
Atau mungkin juga, Anda kini sedikit terganggu perasaannya karena
kemungkinan memang ada kutuk yang bekerja dalam kehidupan Anda,
hanya Anda tidak dapat mengatakan dengan jelas bentuknya. Anda
mungkin merasa seperti orang yang digambarkan dalam pasal 1 buku
ini. Anda merasakan adanya bayang-bayang gelap dari masa silam yang
mencengkeram Anda, tetapi Anda tidak mengetahui asal-muasalnya. Atau
mungkin juga Anda telah melihat sendiri bagaimana „tangan raksasa‰ dari
masa lampau itu mempengaruhi berbagai segi kehidupan Anda dan bekerja
secara diam-diam di balik sebuah tabir yang tak mampu Anda singkapkan.
Bagaimana pun juga, Anda mulai bertanya dalam hati: Bagaimana
mungkin hal itu terjadi pada diriku? Apakah penyebab yang sesungguhnya
dari masalah yang kuhadapi ini?
Jika demikian halnya, maka kini Anda mungkin sudah siap untuk
melanjutkan ke Bab II yang berjudul „Tiada Kutuk Tanpa Penyebab‰. Bab
ini menjelaskan tentang banyak hal yang seringkali menjadi penyebab
adanya kutuk. Setelah Anda berhasil menemukan salah satu sumber
penyebab permasalahan Anda, diharapkan Anda akan dapat mengatasinya
dengan lebih mudah.
62 Berkat atau Kutuk

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Benar atau salah: Terlihatnya satu atau dua gangguan yang menjadi
pertanda adanya kutuk belum sepenuhnya menunjukan bahwa orang
tersebut berada di bawah kutuk.
2. Dua kata kunci dari Gangguan kejiwaan dan/atau emosional ada-
lah____________ dan____________. Kutuk jenis ini biasanya
berakar dari_____________.
3. Dibawah pertanda kutuk penyakit kronis dan kambuhan, apakah ciri
utama yang mengindikasikan kutuk tersebut bekerja atas diri seseorang?
4. Benar atau salah: Kemandulan biasanya hanya dialami oleh sebagian
kecil wanita saja dalam suatu keluarga.
5. Dibawah pertanda kutuk kehancuran keluarga dan keretakan hubungan
dalam keluarga, kata apakah yang paling tepat menggambarkan roh
yang berada dibalik semua ini? Tujuan roh itu adalah untuk ________
keluarga.
6. Dibawah pertanda kutuk kekurangan uang terus menerus, kita
mendapati bahwa __________adalah suatu berkat dan _________
adalah suatu kutuk.
7. Benar atau salah: Kemiskinan dan kemakmuran seharusnya diukur
berdasarkan standar hidup masyarakat Barat yang materialisitis.
8. Salah satu ciri yang khas dari kecenderungan mengalami kecelakaan
adalah mengalami kecelakaan yang sifatnya _______.
9. Benar atau salah: Dibawah pertanda kutuk bunuh diri dan kematian
tidak wajar atau mati muda, orang tersebut sering mengalami suatu
firasat yang kuat yang seolah-olah mereka akan segera mati.
10. Banyak orang yang berada di bawah kutuk jenis ini memiliki iman yang
_______ bahwa mereka akan ______ mati dan ________kehidupan.
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 63

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Tuliskanlah nama anggota keluarga baik dari pihak ibu atau ayah Anda
yang Anda ketahui pernah mengalami salah satu dari pertanda kutuk
tersebut.
2. Setelah menuliskan daftar nama tadi, lihatlah rangkaian peristiwa
tertentu yang dialami secara turun temurun di dalam keluarga Anda.
3. Apakah Anda melihat adanya indikasi mengenai kutuk tertentu yang
bekerja dalam hidup Anda? Bagaimanakah?
4. Mintalah Roh Kudus untuk membantu Anda menemukan akar
penyebab dari gangguan yang Anda alami agar dapat dituntaskan
dengan efektif.

AYAT HAFALAN
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
2 Korintus 9:8

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku rindu untuk dibebaskan dari segala kutuk yang ada dalam
hidupku. Aku rela melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk
terbebas dari kutuk dan hidup dalam kemerdekaan yang Kau sudah
bayarkan untukku di kayu salib.
BAB DUA

TIADA KUTUK TANPA PENYEBAB

KATA PENDAHULUAN
Sesungguhnya, berkat atau kutuk tidak akan terjadi dalam kehidupan kita
begitu saja atau tanpa ada panyebabnya. Kedua-duanya bekerja atas dasar
hukum-hukum Allah yang kekal dan tak pernah berubah. Untuk mengerti
hukum-hukum tersebut, ada baiknya kita memeriksanya kembali dalam
Alkitab.
Dalam Amsal 26:2 ketika berbicara mengenai kutuk, Salomo
menegaskan prinsip berikut ini: „Seperti burung pipit mengirap dan burung
layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena‰
Jadi, di balik setiap kutuk yang menimpa seseorang pasti ada penyebabnya.
Seandainya memang terdapat suatu tanda bahwa kita berada di bawah suatu
kutuk, kita harus terlebih dahulu menyelidiki hal yang menyebabkannya.
Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengatasinya. Dengan cara itu pula kita akan dapat menjawab pertanyaan
yang terus-menerus mengusik kita: „Mengapa hal-hal seperti ini selalu saja
terjadi pada diriku?‰
Bab ini memaparkan hal-hal pokok yang dapat menimbulkan kutuk-
kutuk yang mengganggu kehidupan manusia pada umumnya. Setelah
selesai membacanya, Anda akan lebih mudah memahami obat penawar atau

65
66 Berkat atau Kutuk

jalan keluar yang disediakan oleh Tuhan, yang akan diuraikan dalam bab
berikutnya.
6

Menyembah Ilah Palsu

alam pasal-pasal terdahulu kita telah membuktikan dua hal penting


E mengenai kutuk yang berasal dari Tuhan. Pertama, kutuk itu
ternyata merupakan salah satu cara yang dipakai Tuhan untuk menghukum
orang-orang yang membangkang dan bersikap acuh tak acuh terhadap-
Nya. Kedua, kutuk itu ditimpakan Tuhan terutama sekali karena manusia
tidak (mau) mendengarkan suaraNya dan tidak (mau) melakukan apa
yang diperintahkan-Nya. Kedua perilaku ini dapat dirangkum dalam satu
perkataan, yaitu ketidaktaatan.
Ketidaktaatan itu bentuknya berbagai macam. Oleh karena itu kita
tentu akan bertanya: Bentuk-bentuk ketidaktaatan yang seperti apakah yang
terutama mendatangkan kutuk dari Tuhan?
Jawaban Alkitab atas pertanyaan tersebut sungguh tegas. Bentuk
ketidaktaatan yang dengan sendirinya dan pasti akan mendatangkan kutuk
Tuhan adalah pelanggaran terhadap dua hukum atau perintah yang pertama
dari Sepuluh Perintah yang tercatat dalam Keluaran 20:1-5:

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:


„Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

67
68 Berkat atau Kutuk

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di


langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air
di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku.‰

Dua dosa apakah yang dikemukakan Tuhan dalam ayat-ayat ini? Dosa
pertama adalah mengakui adanya „allah‰ lain di hadapan · atau selain
dari · Tuhan. Jadi, sesungguhnya sekadar mengakui Dia sebagai „allah‰
yang pertama, atau yang paling utama dari sederetan „dewa‰ lainnya
belumlah cukup bagi Tuhan. Ia menuntut agar kita mengakui-Nya sebagai
Allah Yang Maha Esa, satu-satunya Allah yang benar.
Dalam Yesaya 45:21 Tuhan berkata dengan tegas:

„Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil
dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!‰

Dosa kedua yang dengan jelas disebutkan dalam perintah berikutnya


adalah dosa karena membuat suatu replika (jiplakan atau tiruan) untuk
menggambarkan Tuhan, kemudian menyembah atau memuliakan benda
tiruan itu. Dalam Roma l:20-23 Paulus menguraikan hal-hal yang berkaitan
dengan pelanggaran terhadap kedua perintah Tuhan tersebut:

Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal
dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia
sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka
menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah
menjadi bodoh.
Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran
yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang
yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
Menyembah Ilah Palsu 69

Orang-orang yang menganggap dan menyembah benda-benda buatannya


sebagai Allah, sebenarnya dengan sengaja telah menolak pewahyuan
mengenai Allah yang tampak begitu jelas pada segala sesuatu yang telah
diciptakan-Nya. Mereka lebih suka memuja dan menyembah berbagai
macam patung. Dan patung-patung tersebut menggambarkan hal-hal yang
makin lama makin merosot tingkatannya. Mula-mula patung-patung itu
masih berbentuk manusia, tetapi selanjutnya mereka membuat patung
yang berbentuk makhluk yang lebih rendah derajatnya, seperti burung
dan berbagai hewan lain, lalu akhirnya binatang yang melata, seperti
ular. Penjelasan Paulus tersebut menggambarkan secara tepat praktek
penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa Mesir pada zaman
dahulu. Tiga di antara dewa-dewa mereka yang paling ditakuti adalah dewa
elang (burung nazar, pemakan bangkai), dewa serigala dan dewa ular kobra.
Pikiran manusiawi sulit sekali me-
mahami betapa kejinya penyembahan
Pikiran manusiawi sulit
berhala itu sesungguhnya. Allah Yang sekali memahami betapa
Maha Esa · yang semula dikenal manusia kejinya penyembahan
melalui segala karya ciptaan-Nya, dan berhala itu sesungguhnya.
yang kemudian keberadaan-Nya semakin
dipaparkan melalui segala penjelasan yang tertulis dalam Alkitab itu ·
adalah Allah yang kudus, agung dan mulia dan benar-benar Mahakuasa.
Oleh karena itu tindakan menyama kan Dia dengan makhluk yang
diciptakanNya, baik itu manusia atau binatang, sebenarnya merupakan
perbuatan yang terang-terangan menghina Dia. Hal yang semacam itu meru-
pakan suatu perilaku yang jelas-jelas bertujuan menimbulkan kemarahan-
Nya.
Perbuatan tersebut mungkin dapat saya lukiskan (dengan contoh
sederhana berikut ini. Andaikan ada seseorang yang pada suatu hari
menemukan seekor kecoa lalu memotret kecoa itu kemudian memamerkan
potret tersebut di suatu tempat umum dan menuliskan nama Derek Prince
di bawahnya. Kalau saya melihat potret itu, saya akan langsung menganggap
hal itu sebagai suatu penghinaan terhadap pribadi saya yang bersifat sengaja
70 Berkat atau Kutuk

dan benar-benar kurang ajar. Jadi, betapa jauh lebih besar lagi penghinaan
yang ditujukan kepada Allah Pencipta, apabila ada orang yang berani
menggunakan nama-Nya yang mulia itu untuk sebuah patung manusia,
sekalipun benar manusia adalah mahluk ciptaan-Nya yang paling mulia.
Apalagi jika nama-Nya itu dipakai untuk menamai sebuah patung yang
menggambarkan jenis binatang yang paling rendah tingkatannya!
Hukuman yang pasti akan dijatuhkan Allah atas pelanggaran terhadap
kedua perintah-Nya yang pertama itu memiliki ciri khas suatu kutuk:
hukuman tersebut tidak akan berhenti sekalipun orang yang bersangkutan
sudah mati, karena akan terus berlaku sampai kepada anak cucunya, bahkan
paling sedikit sampai keturunan yang keempat! Bayangkanlah akibatnya
bagi bangsa-bangsa dan kelompok kebudayaan tertentu yang secara turun-
temurun menyembah dewa-dewa berhala selama ratusan, bahkan ribuan
tahun. Kutukan yang ditimpakan Allah kepada mereka dengan sendirinya
akan berlangsung berlipat-kali ganda lamanya.
Orang yang dilahirkan dalam keluarga dengan latar belakang demikian
sesungguhnya mewarisi suatu kutuk dari nenek moyangnya yang dapat
diumpamakan seperti benih alang-alang atau rumput liar yang ditanam dan
tumbuh dalam kehidupannya, yang menyebabkan orang tersebut hidup
dalam cengkeraman pengaruh Iblis. Alang-alang ini mempunyai dua jenis
akar: satu akar tunjang yang panjang yang masuk ke dalam tanah, dan
akar-akar lain yang lebih kecil yang menjalar ke segala arah. Akar tunjang
itu merupakan gambaran dari pengaruh atau kekuatan yang mengikat dari
para leluhur yang menyembah berhala di masa lampau. Sedangkan akar-
akar yang lebih kecil itu merupakan gambaran dari pengaruh-pengaruh
lain yang mengikat orang itu, yang berasal dari hal-hal yang terjadi semasa
hidup orang yang bersangkutan, misalnya melalui berbagai dosa yang
dilakukannya sendiri atau karena ia sendiri turut menyembah berhala dan
melakukan hal lain semacam itu.
Agar orang itu dapat benar-benar terlepas dari pengaruh itu dan
menikmati sepenuhnya kehidupan sebagai suatu „ciptaan baru‰ di dalam
Kristus, rumput liar itu terlebih dahulu harus dicabut sampai ke akar-
Menyembah Ilah Palsu 71

akarnya. Akar yang paling utama dan yang paling sulit dicabut adalah akar
tunjang yang menghubungkannya dengan generasi-generasi terdahulu yang
telah begitu terikat pada adat-istiadat penyembahan berhala. Tidak ada
kekuatan lain yang mampu mencabut semua akar itu, kecuali kasih karunia
dan kuasa Allah yang ajaib saja. Syukurlah, kita masih mempunyai harapan,
karena Yesus berjanji dalam Matius 15:13: „Setiap tanaman yang tidak
ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.‰
Namun demikian, jangan dikira bahwa dosa-dosa yang mendatangkan
kutuk sampai sekian keturunan itu hanyalah dosa-dosa yang jelas-jelas
berbentuk penyembahan berhala. Ada perbuatan-perbuatan lain yang lebih
luas cakupannya dan berada setingkat di bawah praktek penyembahan
berhala yang juga termasuk dalam dosa-dosa yang dapat mendatangkan
kutuk semacam itu. Perbuatan-perbuatan tersebut mungkin tidak terlihat
jelas sebagai penyembahan berhala atau bahkan sama sekali tidak bersifat
religius. Hakikat, yang sebenarnya dari praktek-praktek semacam itu
seringkali dikaburkan atau ditutup-tutupi dengan memakai istilah yang
tersamar. Oleh karena itu, sebutan yang paling tepat untuk praktek-praktek
semacam itu adalah okultisme, artinya „hubungan gelap‰ dengan dunia roh
(perkataan „occult‰ berasal dari sebuah perkataan bahasa Latin yang berarti
„tersembunyi‰ atau „ditatapi‰). Okultisme atau dunia mistik ini selalu
mempunyai suatu daya tarik tersendiri bagi umat manusia yang telah jatuh
ke dalam dosa, apalagi pada zaman sekarang ini.
Dua nafsu paling kuat yang terdapat
Dua nafsu paling kuat yang
pada diri manusia adalah nafsu untuk
terdapat pada diri manusia
memperoleh pengetahuan serta nafsu
adalah nafsu untuk
untuk berkuasa. Sampai titik tertentu, memperoleh pengetahuan
manusia memang dapat memuaskan serta nafsu untuk berkuasa.
kedua nafsu tersebut dengan hal-hal dan
cara-cara yang natural atau alamiah (wajar). Tetapi, apabila ia belum puas
juga dengan apa yang diperolehnya melalui cara demikian, biasanya ia akan
mulai mencari kepuasan dari sumber-sumber yang supranatural (gaib).
72 Berkat atau Kutuk

Pada titik inilah ia dengan mudah akan terpikat dan akhirnya terjebak oleh
okultisme.
Mengapa demikian? Karena di alam semesta ini hanya ada dua sumber
pengetahuan dan kekuasaan yang besifat supranatural, yaitu Tuhan dan
Iblis. Pengetahuan atau kekuasaan supranatural mana pun juga, jika tidak
berasal dari Tuhan sudah pasti datang dari Iblis. Pengetahuan atau kuasa
yang didapat dari Tuhan, tentu saja bersifat baik dan tidak melawan hukum.
Tetapi jika didapatkan dari Iblis, sudah pasti hal-hal itu bersifat illegal
(gelap, melawan hukum).
Kerajaan Allah adalah Kerajaan terang, oleh karena itu hamba-hamba-
Nya dapat melihat dengan jelas Siapa yang mereka sembah dan layani serta
apa yang mereka kerjakan setiap saat. Sebaliknya, kerajaan Iblis adalah suatu
kerajaan yang berada dalam kegelapan, maka sebagian besar pengikutnya
tidak dapat mengetahui dengan jelas siapa yang sebenarnya mereka layani,
atau pun apa yang mereka kerjakan setiap saat.
Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan yang illegal itulah yang
memancing manusia pertama berbuat dosa di Taman Eden. Sebenarnya
Tuhan telah membuat semacam garis batas yang tidak kelihatan antara
manusia dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu. Ketika
manusia melanggar batas tersebut, berarti ia telah memasuki wilayah
kekuasaan Iblis dan langsung menjadi tawanan Iblis. Semenjak waktu itu
keinginan untuk mendapatkan pengetahuan atau kekuasaan secara illegal
itu telah terus-menerus mendorong manusia memasuki „wilayah‰ Iblis itu.
Di wilayah inilah Iblis dengan mudah dapat menjebak dan menjerat mereka
(lihat II Timotius 2:26). Seperti sudah dikatakan sebelumnya, „wilayah‰
ini secara umum disebut sebagai dunia okult atau daerah „kuasa gelap‰
(mistik).
Orang-orang yang melanggar garis pembatas dan memasuki „daerah‰
ini sesungguhnya datang menghadap Iblis untuk meminta pengetahuan
atau kekuasaan supranatural kepadanya. Padahal Tuhan melarang manusia
mencari hal-hal itu dari sumber lain, kecuali dari diri-Nya sendiri. Dengan
berbuat demikian, sesungguhnya orang-orang tersebut telah mengakui
Menyembah Ilah Palsu 73

Iblis sebagai „allah‰ (junjungan) mereka yang lain di samping Allah Yang
Mahaesa. Ini sama saja artinya dengan melanggar perintah yang pertama
dari Sepuluh Perintah Tuhan. Dengan demikian mereka telah menyebabkan
dirinya sendiri dihing gapi kutuk yang pasti ditimpakan Tuhan pada
siapa pun yang melanggar perintah-Nya itu, yaitu suatu kutuk yang masa
berlakunya dapat mencapai generasi yang keempat!
Prinsip ini demikian penting untuk disadari dan dimengerti oleh kita
semua. Oleh karena itu, saya merasa perlu menandaskannya sekali lagi:
Barang siapa berhubungan dengan okultisme (kuasa gelap) berarti
membuka dirinya terhadap kutuk yang pasti akan ditimpakan pada
setiap orang yang melanggar Perintah Tuhan yang pertama.
Berbagai ayat Alkitab menyebut perbuatan beralih kepada ilah palsu
(menyembah berhala) itu sebagai „perzinahan rohani‰, yang dianggap
sebagai dosa yang lebih keji daripada perzinahan jasmani. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka peringatan yang diberikan dalam kitab Amsal
· untuk tidak sekali-kali berhubungan dengan „perempuan jalang‰ atau
perempuan yang berzinah · seharusnya juga diperhatikan dalam kaitannya
dengan dunia mistik ini. Dalam Amsal 5:3-6 itu digambarkan bahwa
wanita yang bobrok moralnya ini pada mulanya kelihatan begitu memikat
dan mempesona, tetapi pada akhirnya ia akan membawa celaka bagi orang
yang jatuh ke dalam pelukannya:

Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit


mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti
empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.
Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.
Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.

Kalimat terakhir dari Amsal itu merupakan suatu peringatan yang


sungguh perlu diperhatikan: „Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya
sesat, tanpa diketahuinya‰ (jalannya tidak menentu, engkau tidak mungkin
mengetahuinya, terjemahan dari versi bahasa Inggris). Tipu muslihat
yang dilakukan dalam dunia mistik itu tidak terhitung banyaknya. Begitu
74 Berkat atau Kutuk

tipuan yang satu terbuka kedoknya, sudah ada tipuan lain lagi yang siap
menggantikannya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menyebut
satu per satu jenis-jenis kegiatan okultisme yang harus kita waspadai. Tetapi
secara garis besar kita dapat mengenali dan membagi okultisme itu ke
dalam tiga cabang utama sebagai berikut: ilmu tenung/sihir, ilmu nujum
(ramalan nasib) dan ilmu gaib (magic).
Ilmu tenung/sihir (witchcraft, dalam
Ilmu tenung merupakan bahasa Inggris) atau perdukunan adalah
suatu ekspresi atau
cabang dari okultisme yang berhubungan
perwujudan dari pendurha-
kaan (pemberontakan) dengan kekuatan atau kuasa. Sumber
manusia terhadap Tuhan. yang sesungguhnya dari perdukunan
dapat disimpulkan dari sebuah kalimat
singkat yang tertulis di I Samuel 15:23:
„Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung [witchcraft,
bah. Inggris]. „ Ilmu tenung merupakan suatu ekspresi atau perwujudan
dari pendurhakaan (pemberontakan) manusia terhadap Tuhan. Manusia
memang selalu berusaha untuk mencapai cita-cita mereka dengan cara
mereka sendiri, tanpa mau tunduk kepada Hukum atau Perintah Tuhan.
Mereka lebih banyak didorong oleh keinginan untuk menguasai orang
dan mengendalikan keadaan. Untuk mencapai cita-citanya itu mereka
tidak segan-segan memakai tekanan psikologis atau tehnik-tehnik psikis
(kebatinan atau kejiwaan) tertentu, atau mungkin juga gabungan dari
keduanya.
Ada tiga kata kunci yang menggambarkan hal-hal yang sesungguhnya
dilakukan orang dalam ilmu tenung/sihir ini, yaitu mema nipulasi
(memperalat), mengintimidasi (meng gertak, menakut-nakuti) dan
mendominasi (menguasai). Tujuan terakhir yang hendak dicapai adalah
mendominasi atau menguasai. Manipulasi dan intimidasi merupakan cara-
cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Orang yang memakai
taktik atau cara-cara yang memanipulasi, mengintimidasi dan mendominasi
orang-orang lain di sekitar mereka, baik melalui kata-kata atau melalui
tindakan tertentu, sesungguhnya telah mempraktekkan „ilmu tenung/sihir‰.
Menyembah Ilah Palsu 75

Dalam bentuknya yang paling sederhana, „tenung/sihir‰ adalah semata-


mata perwujudan dari sifat manusia yang sudah „rusak‰ dan jatuh dalam
dosa karena telah memberontak terhadap Allah. Di Galatia 5:20 dalam
Alkitab King James Version (bahasa Inggris), „witchcraft‰ atau „sihir‰
(dalam Alkitab bahasa Indonesia), disebutkan bersama-sama dengan
penyembahan berhala (pemujaan patung) sebagai „perbuatan daging‰.
Mungkin hanya sedikit sekali orang yang, meskipun dalam keadaan
terpojok, benar-benar belum pernah menggunakan „ilmu tenung/sihr‰
dalam bentuknya yang paling sederhana sekalipun.
Namun, ilmu tenung dalam artian di atas dapat diumpamakan se-
perti „puncak‰ gunung es yang menonjol di permukaan air. Memang
demikian cara kerja Iblis, yang selalu memanfaatkan „perbuatan daging‰
yang dilakukan manusia sebagai celah-celah atau pintu masuk untuk
melebarkan kerajaan kegelapan itu. Ia menerobos melalui celah-celah atau
pintu masuk itu, dan menguasai manusia dengan tujuan memperbudak
dan memperalat mereka untuk melak sanakan rencananya yang jahat.
Akhirnya praktek-praktek tenung/sihir itu akan berkembang menjadi
suatu seni atau ilmu yang bertingkatan tinggi, yang sarana utamanya
berupa sihir dan kutuk.
Kedua cabang utama lainnya dari okultisme, yakni ilmu nujum dan
ilmu gaib, juga timbul karena didorong oleh keinginan dasar yang sama,
yaitu keinginan untuk menguasai orang dan mengendalikan keadaan.
Ilmu nujum (divination, dalam bahasa Inggris) adalah cabang
okultisme yang berhubungan dengam pengetahuan. Cabang okultisme ini
menyediakan berbagai macam pengetahuan yang tidak dapat diperoleh
melalui cara-cara yang normal. Dalam bentuknya yang paling lazim, yaitu
ramalan nasib, misalnya, ilmu itu bersifat membukakan mengenai masa
depan. Dalam ilmu ini tercakup juga segala macam „pewahyuan‰ agamawi
yang supranatural namun yang bukan berasal dari Tuhan.
Ilmu gaib (sorcery, dalam bahasa Inggris) atau magic bekerja melalui
benda-benda atau cara-cara lain yang dapat mempengaruhi indra jasmani
manusia, antara lain obot-obatan yang berdampak membius atau alunan
76 Berkat atau Kutuk

suara musik. Kata „sihir‰ (sorcery) yang terdapat dalam Wahyu 9:21 me-
rupakan terjemahan langsung dari suatu kata Yunani yang berarti „obat-
obatan‰. Di dalam II Timotius 3:13 Paulus memperingatkan bahwa
pada akhir zaman „orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka
menyesatkan dan disesatkan‰. Perkataan yang diterjemahkan sebagai
„penipu‰ di ayat itu secara harfiah berarti „pemantra‰. Mantra yang
diucapkan atau dialunkan telah lama dikenal sebagai suatu tehnik ilmu gaib
untuk membius pikiran. Kebiasaan anak-anak muda zaman modern yang
sering membius diri dengan obat-obatan sambil diiringi musik keras yang
disebut „heavy metal‰, merupakan contoh nyata dari bekerjanya gabungan
dua bentuk ilmu gaib di atas.
Berikut ini adalah suatu daftar yang singkat dari berbagai macam sarana/
cara/alat yang dipakai dalam ilmu gaib itu:

Segala macam benda yang dipakai dalam pemujaan berhala, baik yang
dilakukan dalam agama kafir atau pun yang dilakukan oleh kelompok
yang menyebut dirinya Kristen.
Segala macam benda yang dipakai sebagai lambang dari agama-agama
palsu, aliran sesat atau penyembahan setan.
Segala macam benda yang telah dibubuhi kekuatan supranatural oleh
seorang pelaku okultisme. (Meskipun kekuatan itu dikatakan untuk
tujuan yang „baik‰, misalnya menyembuhkan orang sakit, namun benda
itu tetap dapat menjadi penghantar suatu kutuk karena sumber kekuat-
annya tidak berasal dari Tuhan.)
Segala macam benda yang menggambarkan kepercayaan yang bersifat
takhayul, seperti tapal kaki kuda, koin „keberuntungan‰, patung „orang
suci‰, dan sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa bentuk spesifik dari okultisme atau mistik
yang dipraktekkan banyak orang di zaman modern ini:
Menyembah Ilah Palsu 77

1. Cabang okultisme yang menekankan kuasa/kekuatan

Tusuk jarum (akupunktur), tusuk jari (akupressure), proyeksi astral (roh


terbang keluar dari badan), hipnotisme, levitasi (melayang-layang di
udara), ilmu bela diri (yang pada saat mencapai tingkatan yang lebih tinggi
cenderung untuk „meminjam‰ kekuatan gaib), pengendalian (kontrol)
pikiran, dinamika pikiran, parakinesis, permainan dengan meja yang
menari-nari sendiri, telekinesis, penyembuhan melalui sentuhan badan,
perdukunan (witchcraft).

2. Cabang okultisme yang menekankan pengetahuan

Astrologi (nujum), menulis dengan roh, „channelling‰ (menjadi saluran


roh), clairaudience (mendengar „suara-suara‰), clairvoyance (melihat alam
roh), bola kristal, memeriksa penyakit dengan terapi warna atau pendulum,
ESP (extra sensory perception) atau penggunaan indra keenam, menganalisa
tulisan tangan, horoskop, iridologi, kabala, medium, membaca pikiran
orang lain, numerologi, omen, membaca suratan tangan, phrenologi, seance
(jailangkung), kartu tarot, membaca guratan daun teh, telepati, mencari
air dengan tongkat yang memakai getaran. Juga segala macam buku yang
mengajarkan hal-hal mistik.
Di dalam kelompok ini termasuk semua agama atau aliran agama palsu
yang mengaku mendapat pewahyuan yang ajaib namun sesungguhnya
bertentangan dengan ajaran Alkitab. Membedakan antara hal yang benar
dan yang palsu di alam roh ini, dapat diumpamakan seperti bila kita
membedakan antara garis yang lurus dan garis yang bengkok. Setelah kita
menetapkan standar atau patokan, tentang apa yang dimaksudkan dengan
„lurus‰, kita akan mengetahui bahwa apa pun juga yang menyimpang
dari garis yang menjadi patokan itu tentu adalah sesuatu yang bengkok.
Meskipun penyim pangannya hanya satu derajat, tetap saja benda itu
dikatakan bengkok, karena menyimpang dari standar yang berlaku. Alkitab
merupakan standar atau patokan untuk menentukan apa yang disebut lurus
atau benar dalam alam roh. Apa pun juga yang menyimpang dari ajaran
78 Berkat atau Kutuk

Alkitab adalah salah atau sesat. Besar


Ada pun bentuk-bentuk
kecilnya penyimpangan yang ada relatif
tipuan yang paling
berbahaya adalah agama- tidak penting. Tipuan-tipuan paling licik
agama atau kepercayaan biasanya justru berasal dari hal-hal yang
yang mengajarkan secara tampaknya hanya menyimpang sedikit
sesat hal-hal mengenai jati sekali dari Alkitab. Ada pun bentuk-
diri Yesus Kristus dan karya
bentuk tipuan yang paling berbahaya
penebusan yang telah
dilakukan-Nya. adalah agama-agama atau kepercayaan
yang mengajarkan secara sesat hal-hal
mengenai jati diri Yesus Kristus dan karya penebusan yang telah dilakukan-
Nya. Dalam Perjanjian Baru, misalnya, Yesus dikatakan sebagai „Allah yang
menyatakan diri dalam daging‰, tetapi ajaran Saksi Yehuwa mengatakan
bahwa Yesus adalah makhluk ciptaan Tuhan. Ada pula ajaran lain yang
menolak pernyataan Yesus sendiri bahwa Ia adalah Anak Allah dan ajaran
tersebut juga tidak percaya bahwa Ia telah mati disalibkan. Padahal kematian
Yesus sebagai penebus umat manusia merupakan satu-satunya jalan bagi
manusia untuk mendapatkan pengampunan dosa.
Berikut ini adalah sebagian dari agama-agama atau sekte sesat
yang semakin aktif pada waktu sekarang ini (di dunia Barat, redaksi):
Anthroposophy (Pencinta Manusia), Black Mass (Upacara Misa Kudus
Iblis), Children of God, Christadelphian, Christian Science, Freemasonry
(Pembangunan Semesta Merdeka), inner Peace Movement (Gerakan
Perdamaian Batiniah), JehovahÊs Witnesses (Saksi Yehuwa), Mormon (Gereja
Yesua Kristus Orang Kudus Akhir Zaman), New Age Movement (Gerakan
Zaman Baru), Religious Science (Ilmu Agama), Rosicrusianism, Scientology,
Spiritual Frontiers Fellowship (Persekutuan Front Rohani), Spiritualisme,
Theosophy, Unification Church (Gereja yang Mempersatukan · berasal
dan Korea Selatan, dipimpin oleh Sung Myun Moon, redaksi), Unitarian
Church (tidak percaya akan ajaran Allah Tritunggal), Worldwide Church
of God (Gereja Tuhan Sedunia, yang didirikan oleh Herbert W. Amstrong).
Termasuk dalam daftar di atas adalah berbagai macam praktek dan
aliran agama yang berasal dari timur, seperti ajaran Bahai, Konfusianisme
Menyembah Ilah Palsu 79

(ajaran Konghucu) Divine Light Mission (Pembawa Terang Ilahi) ·


(dan India, redaksi), Hare Krishna, Transcendental Meditation (Meditasi
Transendental) · (yang semua berasal dari India, redaksi), Yoga (juga berasal
dari India, redaksi), dan sebagainya.

3. Cabang okultisme yang bekerja melalui benda-benda, dan


sebagainya

Amulet, lambang ankh (salib yang di bagian atasnya berbentuk cincin),


kalung keberuntungan (untuk menghilangkan tahi lalat, misalnya), batu-
batu hablur yang dipakai untuk menyembuhkan, obat-obatan untuk
membius diri, piringan hitam atau kaset lagu-lagu keras „heavy metal‰,
lambang-lambang sihir, lambang-lambang keberuntangan (misalnya tapal
kaki kuda yang dibalik, dan sebagainya), papan ouija, jimat-jimat atau benda
keramat, gambar-gambar horoskop.
Pandangan Tuhan terhadap orang-orang yang melakukan hal-hal yang
disebutkan di atas dinyatakan dengan jelas dalam Ulangan 18:10-13:

Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan


anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api,
ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang
penelaah, seorang penyihir,
seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau
kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi
TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu,
menghalau mereka dari hadapanmu.
Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.

Perhatikanlah bahwa orang-orang yang melakukan praktek-praktek


okultisme itu dikelompokkan bersama dengan orang-orang yang
mempersembahkan anak-anak mereka kepada dewa-dewa kafir dengan cara
membakarnya dalam api. Di bawah hukum Taurat yang diberikan oleh Nabi
Musa semua orang yang melakukan hal-hal tersebut di atas harus dihukum
mati.
80 Berkat atau Kutuk

Perlu juga disadari bahwa buku-buku pun dapat menjadi perantara


untuk masuknya kuasa gelap. Melalui pelayanan Rasul Paulus, orang-orang
di Efesus yang mengaku dirinya Kristen menjadi terbuka matanya akan
hakikat pekerjaan dan kuasa Iblis, dan reaksi mereka pada saat itu sungguh
menakjubkan:

Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di
muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan
seperti itu.
Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan
kitab-kitabnya yang lain membakarnya di depan mata semua orang. Nilai
kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
(Kisah 19:18-19)

Satu-satunya tindakan paling tepat yang harus dilakukan terhadap


benda-benda yang dipakai dalam okultisme itu adalah memusnahkannya
sama sekali dengan cara membakarnya atau dengan cara-cara lain yang
sesuai, meskipun nilai barang-barang yang dimusnahkan itu mungkin
cukup tinggi.
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, dunia okultisme, yang bagaikan
„perempuan jalang‰ itu, selalu berusaha mencari taktik yang baru. Oleh
karena itu sungguh tidak mungkin untuk menyebutnya satu per satu semua
praktek okultisme yang dilakukan orang.
Selama bertahun-tahun saya telah berusaha membantu orang-orang
yang mempunyai masalah yang tidak berhasil dipecahkan dengan sekadar
pelayanan konseling atau cara-cara pelayanan yang umumnya terdapat di
dalam gereja-gereja dewasa ini. Sejauh yang dapat saya katakan, keadaan-
keadaan semacam itu terjadi bukan karena orang-orang yang bersangkutan
itu kurang bersungguh-sungguh dalam iman mereka. Justru sebaliknya,
sering kali mereka lebih bersungguh-sungguh dan lebih jujur dari pada
kebanyakan orang yang rajin ke gereja, yang tampaknya tidak mempunyai
persoalan apa-apa.
Menyembah Ilah Palsu 81

Dalam kasus-kasus semacam itu, yang saya berhasil membantu


mengatasinya, hampir selalu saya dapati bahwa orang-orang tersebut di
masa lalunya pernah mempunyai hubungan dengan okultisme. Seringkali
mereka sendiri tidak menyadari bahwa hal itu dapat saja menjadi penyebab
dari masalah mereka. Tetapi setelah kuasa gelap dari praktek okultisme
itu terbongkar dan diatasi, biasanya masalah-masalah lain yang terlihat di
permukaan akan relatif lebih mudah untuk diatasi.
Saya teringat akan suatu contoh sederhana yang dengan sangat jelas
menggambarkan keadaan semacam itu. Di suatu persekutuan doa rumah
tangga saya pernah duduk di sebelah seorang pemuda yang berusia dua
puluhan tahun. Kami belum pernah bertemu sebelumnya, tetapi saya
merasa Tuhan menyuruh saya bertanya kepadanya: „Sudahkah Anda
menerima Roh Kudus?‰
„Sudah,‰ jawabnya, tetapi sesudah itu dengan nada sedikit sedih ia
menambahkan: „tetapi sampai sekarang saya belum bisa berbicara dalam
Âkarunia lidahÊ (maksudnya, bahasa roh).‰ Jelas sekali bahwa ia merasakan
sesuatu yang masih kurang dalam pengalaman rohaninya.
Tanpa membicarakan lebih lanjut mengenai soal „karunia lidah‰ itu, saya
pun bertanya kepadanya: „Pernahkah Anda pergi ke seorang ahli nujum?‰
Pemuda itu berpikir sejenak, kemudian menjawab: „Pernah, sekali, ketika
saya berumur sekitar 15 tahun. Tetapi hanya untuk iseng, karena saya tidak
percaya hal-hal begitu.‰
„Tetapi bagaimana pun juga,‰ demikian saya mendesaknya lebih lanjut:
„Anda membiarkan ahli nujum itu meramal nasib Anda, bukan?‰
„Ya,‰ ia mengaku dengan agak enggan, kemudian menambahkan dengan
nada yang sedikit membela diri: „tetap saya hanya main-main saja.‰
„Maukah Anda mengakui perbuatan Anda itu sebagai suatu dosa?‰ tanya
saya, „dan maukah Anda meminta ampun kepada Tuhan, dan memohon
supaya Ia melepaskan Anda dari akibat dosa Anda itu?‰
Ketika ia bersedia melakukan hal-hal itu, saya pun memimpin dia
mengucapkan suatu doa yang singkat. Dalam doanya itu ia mengakui
bahwa kepergiannya ke ahli nujum itu merupakan suatu dosa dan ia
82 Berkat atau Kutuk

meminta agar Tuhan mengampuni dan membebaskan dia dari segala akibat
dosa tersebut. Selanjutnya, tanpa memberi penjelasan lebih banyak lagi saya
menaruh tangan saya pada bahu pemuda itu dan meminta kepada Tuhan
untuk mencurahkan Roh Kudus ke dalam dirinya. Saat itu juga, tanpa
ragu-ragu atau gagap sedikit pun, ia mulai berbicara dengan begitu jelas
dan lancar dalam suatu bahasa yang tidak dikenal. Tidak lama kemudian
ia hanyut dalam hadirat Tuhan, tanpa menyadari segala sesuatu yang ada
di sekelilingnya. Rupa-rupanya suatu penghalang tak kasat mata yang
menghambat kehidupannya selama ini telah disingkirkan saat itu juga!
Sejak peristiwa itu saya sering teringat akan pertemuan saya dengan
pemuda tersebut. Pemuda itu cukup jujur dan bersungguh-sungguh, maka
jelas masalahnya tidak terletak pada sikapnya. Yang menjadi masalah
pemuda itu sebenarnya adalah ia tidak menyadari bahwa kunjungannya ke
ahli nujum itu merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. Ia tidak menya-
dari bahwa di mata Tuhan ia telah melakukan perzinahan rohani.
Seandainya saya bertanya kepada pemuda itu: „Pernahkah Anda berzinah
dengan seorang wanita lain?‰ Tidak mungkin ia akan menjawab: „Ya, tetapi
waktu itu saya hanya iseng ... Saya hanya main-main.‰
Betapa banyaknya orang-orang yang berada dalam situasi seperti itu.
Mereka mungkin cukup rajin ke gereja. Tetapi karena tidak mengetahuinya,
mereka telah melakukan pelanggaran hukum Tuhan di bidang okultisme
sehingga melakukan dosa yang lebih berat dari pada perzinahan jasmani.
Sebelum mereka menyadari bahwa perbuatan tersebut adalah suatu dosa,
mereka akan terus berada di bawah bayang-bayang kutuk yang dijatuhkan
Tuhan pada semua orang yang berpaling dari Dia dan menyembah ilah
palsu. Selanjutnya, bayang-bayang yang sama itu mengikuti mereka terus
sepanjang masa, sampai empat keturunan mereka yang berikutnya.
Ketika mendengar penjelasan semacam itu, kadang-kadang ada orang
Kristen yang menjawab: „Habis, bagaimana? Saya tidak tahu bahwa itu dosa.‰
Sebagai jawabannya saya suka berpegang pada I Timotius 1:13-15, yang
di dalamnya Paulus menyebut dirinya sebagai „orang yang paling berdosa‰
karena dosa-dosa yang dilakukannya „tanpa pengetahuan‰ dan „di luar
Menyembah Ilah Palsu 83

iman‰ (dalam keadaan belum percaya).


Meskipun kita tidak
Meskipun kita tidak mengetahui bahwa
mengetahui bahwa kita
kita telah berbuat dosa, hal itu sama sekali telah berbuat dosa, hal itu
tidak dapat menghapus kesalahan yang sama sekali tidak dapat
kita lakukan. Tetapi Tuhan tetap berkenan menghapus kesalahan
mengampuni kita apabila kita bertobat yang kita lakukan.
dan berpaling kembali kepada-Nya.
Kita semua tanpa terkecuali perlu
memikirkan dengan sungguh-sungguh penerapan prinsip-prinsip di atas
dalam kehidupan kita sendiri. Di dalam dua perintah yang pertama dari
Sepuluh Perintah itu Tuhan menjatuhkan hukuman-Nya atas dua dosa yang
disebutkan secara spesifik, yaitu dosa karena menyembah ilah yang palsu di
samping Allah Yang Mahaesa; dan dosa karena membuat dan menyembah
lukisan atau patung yang menggambarkan Tuhan. Dalam kedua dosa
tersebut termasuk pula segala hal yang berhubungan dengan okultisme atau
kuasa gelap. Seperti telah kita lihat, hukuman Tuhan atas orang-arang yang
bersalah dalam hal ini berlanjut hingga empat generasi berikutnya.
Sebaliknya, siapa saja di antara leluhur kita yang termasuk salah satu
dari empat generasi yang mendahului kita dan yang pernah berdosa karena
melakukan hal ini, kemungkinan telah mendatangkan suatu kutuk dalam
generasi kita. Kita masing-masing mempunyai 2 orang tua, 4 kakek nenek, 8
kakek nenek buyut, dan 16 kakek-nenek yang merupakan para orang tua dari
kakek nenek buyut kita. Jadi jumlah leluhur kita dari 4 generasi sebelumnya
ada 30 orang, dan siapa pun di antara mereka boleh jadi merupakan sumber
penyebab suatu kutuk yang menimpa diri kita sekarang. Siapa di antara kita
berani menjamin bahwa tidak ada seorang pun di antara 30 orang leluhur
kita itu yang pernah terlibat dalam suatu bentuk pemujaan berhala atau
berhubungan dengan kuasa gelap?
Syukurlah, Tuhan telah menyediakan suatu jalan keluar agar kita boleh
terlepas dari kutuk akibat dosa nenek moyang itu! Syukurlah, kita dapat
memanfaatkan apa yang disediakan Tuhan itu! Pada waktu menghadap
Dia di akhirat kelak, Tuhan tidak akan mempersalahkan kita seandainya
84 Berkat atau Kutuk

kita terkena suatu kutuk karena dosa nenek moyang kita, tetapi Ia akan
menyatakan kita bersalah apabila kita menolak untuk memanfaatkan sarana
yang telah disediakan-Nya untuk melepaskan kita dari kutuk tersebut.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Menurut kitab Amsal 26:2, dibalik setiap kutuk yang menimpa
seseorang pasti ada____________.
2. Benar atau salah: Saat kita mengetahui penyebab dari suatu kutuk, kita
tetap tidak dapat mematahkannya.
3. Bentuk dari ketidaktaatan yang pasti mendatangkan kutuk dari Tuhan
adalah dengan melanggar __________ dari Sepuluh Perintah Allah.
4. Benar atau Salah: Kita hanya perlu mengakui bahwa Tuhan adalah
Allah yang terutama atau yang terbesar dari semua allah yang ada.
5. Dosa yang kedua adalah membuat tiruan atau patung yang meng-
gambarkan Tuhan dan melakukan __________ kepadanya.
6. Akibat dari melanggar Perintah Allah ini, kutuk yang diberikan akan
menimpa sampai berapa keturunankah?
7. Kata okultisme berasal dari bahasa Latin yang berarti __________.
8. Benar atau salah: Dua nafsu yang paling kuat dalam diri manusia
adalah nafsu untuk memperoleh pengetahuan dan nafsu memperoleh
cinta.
9. Alkitab menjelaskan bahwa berpaling kepada ilah-ilah palsu meru-
pakan__________ dan menganggap itu sebagai dosa yang lebih keji
dibandingkan ____________.
10. Apakah tiga cabang utama dari okultisme? _________ adalah cabang
okultisme yang berkaitan dengan pengetahuan, ___________ bekerja
melalui benda-benda dan _____________ adalah cabang okultisme
yang berkaitan dengan kekuasaan.
11. Benar atau salah: Bila seseorang berbuat dosa tanpa mengetahui bahwa
itu adalah dosa, Tuhan tidak akan menuntut pertanggungjawaban
darinya.
Menyembah Ilah Palsu 85

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Pernahkah Anda atau sanak keluarga Anda menyembah berhala atau
ilah palsu? Bila ya, sebutkanlah nama-nama berhala tersebut.
2. Bacalah daftar dari bentuk–bentuk lain okultisme di halaman 77-79.
Pernahkan Anda terlibat atau mencoba hal tersebut? Bila ya, tuliskanlah
dalam hal apa Anda pernah terlibat.

AYAT HAFALAN
Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,
demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
Amsal 26:2

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku nyatakan bahwa Engkaulah satu-satunya Allah yang benar.
Tidak ada allah lain. Hanya Engkau saja. Engkaulah sumber hikmat dan
kekuatanku.
7

Dosa-dosa Moral dan Etika

entuk paling utama dari ketidaktaatan yang mendatangkan


C kutuk Tuhan disebutkan dalam Keluaran 20:3-5, yaitu
mengakui dan menerima „allah‰ palsu. Selain itu, Perjanjian Lama juga
mengungkapkan berbagai macam bentuk ketidaktaatan lainnya yang
mendatangkan kutuk Tuhan. Termasuk dalam golongan ini adalah
12 dosa di bidang moral dan etika yang disebutkan Nabi Musa dalam
Ulangan 27:15-28. Semua dosa tersebut tak pelak lagi akan mendatangkan
kutuk Tuhan.
Bagian awal pasal ke-27 dari kitab Ulangan itu mencatat bahwa Nabi
Musa memerintahkan bani Israel untuk mengadakan suatu upacara khidmat
segera sesudah mereka memasuki negeri Kanaan. Di dua gunung yang saling
berhadapan, yaitu Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, mereka disuruh
mempersembahkan kurban dan menyiapkan batu-batu besar yang harus
ditulisi semua perkataan hukum Taurat. Di hadapan perkataan yang tertera
dengan jelas itu, separuh dari semua suku bani Israel disuruh mengundang
berkat bagi semua orang Israel yang taat. Sesudah itu, enam suku lainnya
disuruh mengundang kutuk bagi semua orang Israel yang tidak taat.
Sementara itu seluruh bani Israel harus menyambut masing-masing ucapan
berkat maupun kutuk itu dengan bersama-sama mengatakan „Amin!‰1
1 Dalam Yosua 8:32-35 tercatat bagaimana upacara tersebut diadakan sesudah bani Israel
memasuki negeri Kanaan.

86
Dosa-dosa Moral dan Etika 87

Dengan cara demikian Tuhan menetapkan bahwa selama berdiam di


negeri Kanaan bani Israel akan dihadapkan pada dua pilihan yang saling
berlawanan, yaitu: berkat apabila mereka taat atau kutuk apabila mereka
tidak taat. Tidak ada jalan tengah di antara keduanya. Tak ada pilihan lain
bagi mereka. Sejak saat itu setiap orang Israel yang memasuki negeri Kanaan
hanya akan mengalami salah satu dari dua hal berikut, yaitu: mengalami
dan menikmati curahan berkat Tuhan, atau sebaliknya, mengalami kutuk
yang mengerikan.
Kedua pilihan tersebut diungkapkan dengan jelas sekali di sepanjang
sejarah Israel, dan catatan-catatan sejarah Israel telah membuktikan
kebenarannya. Namun demikian, kedua pilihan tersebut berlaku bukan
bagi bangsa Israel saja. Keduanya juga berlaku penuh bagi semua orang yang
ingin menjalin hubungan dengan Tuhan berdasarkan suatu ikatan janji yang
kudus. Dalam ikatan Perjanjian Baru, seperti halnya dalam ikatan Perjanjian
Lama, Tuhan juga memberikan dua pilihan: berkat bagi mereka yang taat,
atau kutuk bagi yang tidak taat. Tetapi, banyak sekali orang Kristen yang
telah tertipu oleh siasat yang dengan liciknya dilancarkan Iblis, sehingga
mereka percaya akan adanya pilihan yang ketiga, yang membuat mereka
tidak tegas lagi dalam memilih antara ketaatan dengan segala berkatnya
atau ketidaktaatan dengan segala kutuknya. Padahal baik Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru tidak pernah memberikan pilihan lain di luar
kedua pilihan tersebut.
Dua belas macam kutuk yang disebutkan bagi bani Israel di Gunung
Gerizim itu disampaikan secara terperinci dan jelas sekali. Berikut ini
adalah semacam rangkuman dan perbuatan-perbuatan atau dosa-dosa utama
yang tercakup dalam kedua belas kutuk tersebut:

Mengakui dan menyembah ilah palsu.


Tidak menghormati orang tua.
Segala bentuk penindasan dan ketidakadilan, terutama yang
ditujukan kepada pihak yang lemah dan tidak berdaya.
Segala bentuk hubungan seks yang tidak sah dan melanggar kodrat.
88 Berkat atau Kutuk

Kutuk yang disebutkan terakhir mencakup segala macam bentuk


ketidaktaatan lainnya terhadap hukum Taurat.
Seperti biasanya, penyebab utama dari kutuk Tuhan adalah dosa karena
berhubungan dengan ilah palsu, dalam bentuk apa pun juga. Penyebab lain
yang disebutkan berikutnya adalah sikap yang kurang menghormati orang tua.
Adapun perintah untuk menghormati orangtua itu diulang dan ditegaskan
kembali dalam Perjanjian Baru. Dalam Efesus 6:1-3 Paulus menegaskan
kembali perintah yang kelima dari Sepuluh Perintah Tuhan:
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian.
Hormatilah ayahmu dan ibumu · ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini:
supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Begitu banyak orang Begitu banyak orang dewasa ini,


dewasa ini, termasuk termasuk umat Kristen sendiri, yang
umat Kristen sendiri, yang tidak menyadari bahwa sikap kurang
tidak menyadari bahwa ajar atau tidak menghormati orang tua
sikap kurang ajar atau
itu sesungguhnya mendatangkan kutuk
tidak menghormati orang
tua itu sesungguhnya Tuhan. Tak terhitung lagi jumlah orang
mendatangkan kutuk yang saya layani selama ini yang mem-
Tuhan. punyai masalah dalam hal ini. Namun,
saya mengucapkan syukur kepada Tuhan,
karena saya melihat adanya perubahan yang begitu indah dalam kehidupan
orang-orang tersebut setelah mereka akhirnya menyadari dosa mereka itu,
kemudian bertobat dan mengubah sikap terhadap orang tua mereka!
Khusus mengenai hal ini, ada baiknya saya mengutip apa yang pernah
saya tulis dalam buku saya yang terdahulu mengenai pernikahan, yang
berjudul Jodoh Pilihan Tuhan.

Paulus menunjukkan bahwa empat perintah yang terdahulu tidak


disertai dengan suatu janji tertentu bagi orang yang mematuhinya. Tetapi
untuk perintah kelima yang berhubungan dengan orang tua ini, Allah
Dosa-dosa Moral dan Etika 89

menambahkan yang khusus: „Supaya kamu berbahagia...‰. Janji tersebut


sekaligus mengandung satu syarat: Jika kamu ingin berbahagia, kamu
harus menghormati orang tuamu. Maka kebalikannya adalah: jika kamu
tidak menghormati orang tuamu, kamu tidak akan bahagia.
Hendaknya diingat, bahwa kita dapat menghormati orang tua tanpa
harus menyetujui pendapat mereka dalam segala hal atau membenarkan
segala tindak-tanduk mereka. Bahkan Anda bisa saja sangat berbeda
pendapat mengenai hal-hal tertentu, namun tetap bersikap hormat
terhadap mereka. Jika kita menghormati orang tua kita seperti itu, berarti
kita menghormati Allah sendiri yang mengeluarkan perintah tersebut.
Saya yakin bahwa sikap yang benar terhadap orang tua merupakan
syarat penting untuk menerima berkat Allah dalam kehidupan. Saya
sudah bertahun-tahun lamanya berurusan dengan orang-orang Kristen,
yaitu dengan mengajar, menggembalakan, melakukan konseling dan
dalam berbagai bentuk hubungan yang lain. Tetapi belum pernah saya
menemukan orang yang bersikap kurang ajar terhadap orang tuanya
dan diberkati oleh Allah. Mungkin saja orang itu cukup rajin dalam
kehidupan Kristen, atau aktif dalam gereja dan pelayanan. Ia juga akan
masuk ke surga kelak. Tetapi dalam kehidupannya di dunia selalu saja
ada yang kurang, yaitu berkat dan perkenan Allah.
Sebaliknya saya telah berjumpa dengan banyak orang Kristen yang
kehidupannya mengalami perubahan besar ketika mereka mengakui
sikapnya yang keliru terhadap orang tua, kemudian bertobat dan
memperbaiki kesalahan mereka. Saya ingat akan seseorang yang mulai
menyadari bahwa kehidupannya penuh dengan kepahitan dan rasa
benci terhadap ayahnya. Meskipun ayahnya sudah meninggal, orang
ini menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk pergi ke kuburan
ayahnya. Dengan berlutut di kuburan itu, ia mencurahkan isi hatinya
di hadapan Tuhan dengan penyesalan yang sungguh-sungguh. Ia tidak
berhenti berlutut sampai ia yakin benar dalam hatinya bahwa dosanya
sudah diampuni, dan bahwa ia benar-benar telah terbebas dari segala
akibat jahat dosanya. Sejak saat itu kehidupannya berubah sama sekali,
90 Berkat atau Kutuk

dan kehidupan yang penuh frustrasi dan kekalahan, menjadi hidup yang
penuh kemenangan dan kebahagiaan.

Jenis perilaku yang disebutkan berikutnya di dalam Ulangan 27 itu


adalah penindasan dan perlakuan tidak adil, terutama yang ditujukan
terhadap pihak yang lemah dan tidak berdaya. Tentu saja ada banyak contoh
mengenai hal ini dalam kehidupan modern dewasa ini, tetapi tidak ada yang
lebih mendatangan kutuk Tuhan daripada praktek pengguguran bayi-bayi
yang masih berada dalam kandungan. Adakah yang lebih tidak berdaya
untuk melindungi diri dari pada seorang bayi yang masih berada di dalam
perut ibunya, jika orang tuanya sendiri tidak mau melindunginya?
Alangkah anehnya, bahwa orang-orang yang begitu gigih menen-
tang diskriminasi rasial dan ketidakadilan · sesuatu yang memang patut
dipuji · ternyata tidak menolak bahkan menganjurkan praktek aborsi atau
pengguguran kandungan! Hal tersebut sama anehnya dengan orang-orang
yang tidak tega memukul seorang anak kecil tetapi ternyata sama sekali
tidak mempunyai belas kasihan terhadap bayi-bayi yang lebih kecil lagi,
yaitu yang masih berada dalam rahim ibunya! Dengan mengatakan bahwa
yang mereka gugurkan itu hanya janin, bukan bayi, hati nurani manusia
tampaknya menjadi tidak begitu terusik lagi. Padahal kenyataannya sama
sekali tidak ada yang berubah, meskipun istilah yang dipakai berbeda.
Pernah seseorang bertanya: „Masihkah ada harapan bagi suatu
masyarakat apabila kaum ibunya sampai hati membunuh anak-anak mereka
sendiri?‰ Sikap Tuhan terhadap praktek aborsi sesungguhnya tidak berubah,
meskipun manusia telah mengganti istilahnya. Bagi Dia pengguguran
kandungan adalah suatu „pembunuhan‰, dan Ia akan menghukum
pelakunya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan-Nya. Jutaan orang
dari berbagai bangsa di dunia dewasa ini merasakan adanya suatu kutuk
yang menimpa mereka yang diakibatkan oleh praktek aborsi yang mereka
lakukan itu.
Perilaku yang mendatangkan kutuk yang disebutkan terakhir dalam
Ulangan 27, adalah penyalahgunaan dan penyimpangan hubungan seks.
Dosa-dosa Moral dan Etika 91

Patut disayangkan, karena ada orang Kristen yang masih mempunyai


pandangan bahwa hubungan seks adalah sesuatu yang najis, „sesuatu
yang tidak dapat dihindarkan namun sungguh memalukan‰, kata mere-
ka. Padahal gambaran yang terdapat dalam Alkitab justru sebaliknya.
Hubungan seks merupakan bagian dari rencana mula-mula Allah Pencipta
bagi manusia, sesuatu yang sangat suci dan indah. Oleh karena itu Tuhan
menetapkan batasan-batasan tertentu yang tegas mengenai perilaku seks,
agar tidak sekali-kali disalahgunakan dan diselewengkan dari tujuannya
yang semula. Batasan-batasan tersebut dengan jelas dapat kita lihat dalam
kutuk-kutuk yang diucapkan di Ulangan 27:20-23.
Beberapa perilaku seks terlarang yang disebutkan dalam ayat-ayat itu
adalah hubungan seks dengan orang yang mempunyai hubungan darah
atau hubungan keluarga yang dekat, demikian juga hubungan seks dengan
binatang. Yang juga dilarang dalam Alkitab adalah segala bentuk perilaku
homoseks (hubungan seks dengan sesama jenis). Dalam Imamat 18:22 Allah
berkata: „Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh
dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.‰ Maksudnya adalah sesuatu
yang sungguh menjijikkan. Kata „kekejian‰ tersebut juga dipakai dalam
Ulangan 18:12 ketika penulisnya membicarakan berbagai praktek okultisme.
Di zaman sekarang banyak dari
batasan yang diberikan untuk melindungi Boleh saja orang berdalih,
antara lain dengan
kesucian hubungan seks tersebut telah
mengajukan dalih seperti
secara terang-terangan dilanggar, kadang- “etika situasi” atau
kadang bahkan dengan mengatasnama- “moralitas yang baru”
kan kekristenan (kasih). Boleh saja orang (padahal sama sekali
berdalih, antara lain dengan mengajukan tidak ada yang baru di
dalih seperti „etika situasi‰ atau „moralitas dalamnya), tetapi semua
itu tidak dapat mengubah
yang baru‰ (padahal sama sekali tidak ada
hukum-hukum Allah...
yang baru di dalamnya), tetapi semua itu
tidak dapat mengubah hukum-hukum Allah yang berlaku selamanya untuk
mengatur perilaku manusia. Oleh karena itu, semua orang yang melakukan
92 Berkat atau Kutuk

penyimpangan seksual sesungguhnya telah membuka diri untuk terkena


kutuk Tuhan.
Patut diperhatikan bahwa hal-hal yang mendatangkan kutuk Tuhan yang
disebutkan dalam Ulangan 27 segera diikuti oleh catatan yang terdapat di
Ulangan 28, yang memuat daftar berkat yang akan diterima oleh orang
yang taat dan kutuk yang akan menimpa orang yang tidak taat. Dengan
demikian Tuhan seakan-akan berkata: „Sebelum engkau memutuskan
apakah engkau akan taat atau tidak, pikirkanlah baik-baik terlebih dahulu
berbagai akibat yang akan engkau terima. Nah, inilah akibat-akibatnya!‰

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Dalam kitab Ulangan 27:15-26, Musa mendaftarkan dua belas dosa
_______ dan ________ yang akan mendatangkan kutuk dari Tuhan.
2. Benar atau salah: Persyaratan untuk menerima berkat atau kutuk dalam
Perjanjian Lama berbeda dengan Perjanjian Baru.
3. „Hormatilah ayahmu dan ibumu‰ merupakan Perintah yang pertama
yang disertai dengan sebuah ________.
4. Benar atau salah: Anda dapat bersikap tidak baik terhadap orang tua
Anda dan dapat tetap menikmati berkat-berkat Tuhan.
5. Bentuk lain dari perbuatan jahat adalah ________ dan _________,
terutama terhadap kaum yang lemah dan tidak berdaya.
6. Benar atau salah: Karena sekarang kita hidup dalam masyarakat
modern, maka kita tidak lagi tunduk pada hukum yang mengatur
tentang penyimpangan seksual.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Pernahkah Anda tidak menghormati orang tua Anda? Bila pernah,
akuilah dosa Anda kepada Tuhan dan mintalah pengampunan-Nya.
2. Pernahkah Anda berlaku tidak adil terhadap kaum yang lemah dan
tak berdaya? Bila pernah, akuilah perbuatan Anda kepada Tuhan dan
Dosa-dosa Moral dan Etika 93

mintalah pengampunan-Nya dan ucapkanlah perkataan berkat atas


mereka yang sudah pernah Anda perlakukan tidak adil.
3. Pernahkah Anda terlibat dalam hubungan seksual di luar nikah atau
di luar kewajaran? Bila pernah, akuilah dosa Anda dan mintalah
pengampunan-Nya dan penyucian-Nya.
4. Pernahkah Anda diperlakukan secara tidak adil dan ditindas? Atau
tidak dihormati oleh anak-anak Anda dan orang lain?

AYAT HAFALAN
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan
hati yang murni.
2 Timotius 2:22

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku akan bersepakat kepada kebenaran yang firman-Mu sampaikan
dan juga aku tidak akan membenarkan segala kesalahanku. Aku ingin
berjalan dan hidup dalam kebenaran-Mu.
8

Sikap Anti Yahudi

urang lebih 4.000 tahun yang lalu Tuhan membuat suatu keputusan,
L suatu pilihan yang ternyata membawa dampak yang sangat besar
pada sejarah manusia selanjutnya. Ia mencari seorang lelaki yang memenuhi
syarat untuk dijadikan sebagai perantara yang dapat menyalurkan berkat-
berkat-Nya kepada segala bangsa. Lelaki yang dipilih-Nya itu bernama
Abram (yang kemudian diubah namanya menjadi Abraham).
Rencana Allah dalam memilih Abraham itu diungkapkan di Kejadian
12:2-3. Seperti halnya pada ayat-ayat yang lain, di ayat inipun berkat dan
kutuk disebutkan sebagai dua hal yang saling berkaitan. Allah mengucapkan
empat buah janji berkat untuk Abraham:

„Aku akan memberkati engkau.‰


„Engkau akan menjadi berkat.‰
„Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,‰
„Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.‰

Namun demikian, di antara berkat-berkat yang disebutkan itu, terselip


sebuah kutuk:

„Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk* engkau.

* Kata kerja „mengutuk‰ yang kedua ini juga dapat diartikan „mengata-ngatai‰ atau
„memaki‰.

94
Sikap Anti Yahudi 95

Kutuk yang disisipkan di situ memang mempunyai suatu tujuan tertentu.


Siapa pun orangnya, kalau Tuhan sudah mengucapkan atau mencurahkan
berkat padanya, dengan sendirinya orang itu akan menjadi sasaran keben-
cian Iblis, yang sangat memusuhi Tuhan dan umat-Nya. Walaupun, hal ini
kedengarannya seperti suatu paradoks, sesuatu yang bertentangan, namun
kenyataan menunjukkan bahwa berkat yang diberikan Tuhan sesungguhnya
akan memancing kemarahan dan kutuk Iblis. Dan kutuk itu akan disam-
paikan melalui mulut orang-orang yang berada di bawah kekuasaan Iblis.
Oleh sebab itu, ketika Allah memberkati Abraham, Ia juga menyisipkan
suatu kutuk terhadap siapa pun yang berani mengutuk Abraham. Ini berarti
bahwa setiap orang yang mengutuk Abraham tidak mungkin luput dari
pembalasan Tuhan sendiri yang akan ganti mengutuknya.
Dalam Kejadian 27:29, ketika Ishak memberkati puteranya, Yakub, ia
juga memberikan perlindungan kepadanya seperti yang dilakukan Tuhan
bagi Abraham: „Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia.‰ Beberapa
waktu kemudian berdasarkan kedaulatan Tuhan, seorang bernama Bileam
mengucapkan suatu nubuat yang indah mengenai masa depan bangsa
Israel, yang justru merupakan kebalikan dari kutuk yang sebenarnya hendak
diucapkannya terhadap mereka. Sebagian dari nubuat itu yang tercatat
dalam Bilangan 24:9, mengulangi kembali nubuat yang pernah diucapkan
bagi Abraham dan Yakub:

„Diberkatilah orang yang memberkati engkau,


dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau.‰

Seluruh ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa berkat dan kutuk
yang semula diucapkan bagi Abraham ternyata berlaku terus untuk semua
keturunannya, Ishak dan Yakub, dan juga untuk generasi-generasi selanjut-
nya, yang kini dikenal secara kolektif sebagai bangsa Yahudi.
Tuhan tak pernah mencegah atau menghalang-halangi musuhNya yang
bermaksud mengutuk Abraham, Ishak, Yakub dan keturunan mereka, tetapi
Ia menjamin bahwa tidak ada orang yang dapat melakukan hal itu tanpa
96 Berkat atau Kutuk

mendapatkan balasan yang setimpal.


Perilaku yang pasti akan
Sejak waktu itu, belum pernah ada orang
mendapat balasan kutuk
dari Allah ini, dalam yang mengutuk bangsa Yahudi tanpa
kebudayaan modern dirinya sendiri ditimpa suatu kutuk yang
sekarang disebut sebagai mengerikan, yaitu kutuk yang berasal
sikap anti Yahudi. dari Allah Yang Mahakuasa. Perilaku
yang pasti akan mendapat balasan kutuk
dari Allah ini, dalam kebudayaan modern sekarang disebut sebagai sikap
anti Yahudi.
Mungkin diperlukan sebuah buku yang cukup tebal untuk menunjukkan
berbagai contoh yang terdapat dalam sejarah mengenai orang-orang dan
bangsa-bangsa yang pernah terkena kutuk Tuhan ini, mulai dari zaman para
patriark (Abraham-Ishak-Yakub) hingga sekarang. Dapat dikatakan bahwa
dalam kurun waktu hampir 4.000 tahun, belum ada orang atau bangsa
yang mengutuk bangsa Yahudi yang dapat terluput dari kutuk Tuhan yang
mengerikan.
Kisah nyata Nabil Haddad yang dicantumkan di bawah ini meru-
pakan suatu contoh modern mengenai kedua sisi dari janji Tuhan kepada
Abraham: di satu sisi, kutuk bagi orang-orang yang mengata-ngatai atau
menjelek-jelekkan bangsa Yahudi; di sisi lain, berkat yang akan diterima
karena memberkati bangsa Yahudi. Nabil adalah seorang warga Palestina
keturunan Arab yang dilahirkan di kota Haifa dari suatu keluarga Arab
yang sangat terkenal. Selanjutnya ia pindah ke Amerika Serikat, dan di
sana ia berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses. Selain itu, ia juga
menerima Tuhan Yesus Kristus melalui suatu pengalaman yang luar biasa,
karena berjumpa langsung dengan-Nya. Berikut ini adalah pengalamannya
yang diceritakannya sendiri:

Nama saya Nabil Haddad. Saya seorang warga Palestina keturunan Arab.
Saya dilahirkan di kota Haifa pada tahun 1938 dari sebuah keluarga Arab
yang beragama Kristen.
Saya masih ingat bahwa semenjak kecil saya selalu pergi tidur dengan
perasaan sedih setiap malam. Maka saya bertekad untuk mencari jalan untuk
Sikap Anti Yahudi 97

mendapatkan kebahagiaan. Saya tahu bahwa orang tua saya mencintai saya,
namun demikian saya tetap saja kurang bahagia. Akhirnya saya berkeyakinan
bahwa saya baru akan bahagia setelah menjadi kaya dan berhasil. Maka
itulah yang menjadi tujuan hidup saya.
Pada tahun 1948 pecahlah perang antara bangsa Arab dan bangsa
Yahudi. Seluruh keluarga kami terpaksa mengungsi ke Libanon. Kemudian
beberapa tahun sebelum tahun 1960 saya berhasil pindah ke Amerika untuk
kuliah di sana.
Di Amerika saya berusaha mewujudkan rencana saya untuk menjadi kaya
dan berhasil dalam kehidupan ini, melalui pendidikan dan bisnis. Beberapa
tahun kemudian saya menikah, lalu menjadi warganegara Amerika. Saya
mulai membangun sebuah keluarga dan juga berhasil membuka sejumlah
restoran franchise McDonald. Pada usia tiga puluh tahun saya sudah
menjadi jutawan (milyarder dalam ukuran Indonesia, redaksi). Tetapi
anehnya, kesedihan itu belum juga hilang dari hati saya. Maka saya mulai
mengejar materi · mobil yang bagus, bepergian ke berbagai tempat, rekreasi,
membeli apa saja yang dapat dibeli · untuk mendapatkan kebahagiaan itu.
Tetapi semuanya sia-sia saja.
Akhirnya saya mulai bertanya: Siapakah sebenarnya yang disebut Yesus
(Isa) itu? Siapakah Dia, sehingga 2.000 tahun sesudah kematian-Nya orang-
orang masih juga membicarakan-Nya? Siapakah Dia yang oleh sebagian
umat manusia begitu dipuja dan disembah?
Saya mulai membuka-buka Alkitab. Saya ingin melihat apa yang pernah
Yesus katakan mengenai diri-Nya sendiri. Tiba-tiba saya dapat merasakan
Hadirat-Nya. Entah bagaimana, akhirnya saya mengerti bahwa Yesus adalah
Anak Allah. Sepanjang tahun berikutnya saya banyak sekali membaca
Alkitab dan berdiskusi dengan teman-teman saya mengenai Yesus. Tetapi hati
saya masih tetap sedih. Di sekitar waktu itu saya menjual sembilan restoran
McDonald milik saya dengan harga beberapa juta dolar (milyar rupiah), lalu
memulai suatu usaha yang baru. Kehidupan saya mulai memburuk. Saya
bertambah sedih dan mulai menyangsikan Tuhan lagi.
„Mengapa, Tuhan? Dulu, sebelum aku mengerti bahwa Yesus adalah
Anak-Mu, kehidupanku cukup baik. Mengapa sekarang semuanya menjadi
begini?‰
Tuhan menjawab: Apa yang telah engkau lakukan dengan pewahyuan-
Ku bahwa Yesus memang benar Anak-Ku? Belum ada yang berubah dalam
kehidupanmu. Bukankah Iblis pun mengetahui bahwa Yesus adalah Anak-
Ku?‰
„Engkau menginginkan aku melakukan apa, Tuhan?‰
Bertobatlah, dan terimalah Dia dalam kehidupanmu.
98 Berkat atau Kutuk

Maka saya segera menghubungi seseorang yang bisa mengajar saya


berdoa. Saya bertobat dan meminta Yesus masuk ke dalam hati saya.
Beberapa bulan kemudian saya menerima baptisan Roh Kudus. Sekarang
saya mulai mengerti semuanya. Apabila saya pergi tidur pada malam hari,
hati saya tidak sedih lagi. Tetapi kehidupan saya belum membaik juga.
Usaha saya tetap saja mengalami kemunduran. Sekali lagi saya protes kepada
Tuhan.
„Tuhan!‰ demikian saya berkata. „Tuhan licik! Dulu sebelum aku
mengenal Anak-Mu, Yesus, kehidupanku baik-baik saja. Kemudian Engkau
menunjukkan kepadaku bahwa Ia adalah Anak-Mu, tetapi kehidupanku
malah semakin mundur. Lalu aku menerima Yesus dalam hatiku, tetapi
mengapa sekarang aku justru hampir kehilangan segala-galanya?‰
Aku Allah yang cemburu, kata „Tuhan menjawab saya. Bisnismu adalah
tuhanmu. Mobil Rolls Roycemu adalah tuhanmu. Kedudukanmu adalah
tuhanmu. Aku akan menyingkirkan semua ilah palsu itu dari kehidupanmu
untuk menunjukkan kepadamu, siapakah sesungguhnya Allah yang benar
itu. Tetapi Aku akan memulihkan keadaanmu kembali.
Sepuluh bulan kemudian perusahaan saya jatuh bangkrut.
Tak lama kemudian saya berkesempatan untuk pergi ke kota Fort
Lauderdale dan di sana saya menghadiri sebuah seminar yang berjudul
„Kutuk: Penyebab dan Obat Penawarnya‰, dengan Derek Prince sebagai
pengajarnya. Di seminar itu saya baru mengetahui bahwa banyak bidang
kehidupan saya berada di bawah suatu kutuk, termasuk bidang keuangan,
kesehatan, hubungan dengan anak-anak saya, dsb. Saya teringat bahwa
masalah-masalah yang sama juga dialami oleh ayah saya dan anggota-
anggota lain dalam keluarga saya.
Pada hari yang ketiga, ketika
Derek memimpin beberapa ratus orang
Selanjutnya, selama mengucapkan suatu doa agar terlepas dari
berbulan-bulan Tuhan terus kutuk-kutuk yang mengikat, saya pun ikut
menunjukkan kepada saya berdiri. Orang-orang yang berdiri di depan
bidang-bidang lain yang saya, di sebelah saya, dan di belakang saya
juga terkena kutuk. mengalami kelepasan yang terlihat jelas
melalui reaksi tubuh mereka. Tetapi saya
tidak mengalami kelepasan apa pun dalam
pertemuan itu. Baru keesokan harinya, selama delapan jam berturut-turut
saya mengalami kelepasan dari berbagai kutuk. Sakit sekali rasanya ketika
saya muntah-muntah terus, mengeluarkan hal-hal yang telah begitu berakar
dalam tubuh saya. Ketika saya bertanya kepada Tuhan, dari apa saja saya
dilepaskan pada waktu itu, Tuhan menunjukkan kepada saya adanya kuasa
Sikap Anti Yahudi 99

tenung dan banyak lagi hal lain yang mengganggu kehidupan saya selama
ini.
Selanjutnya, selama berbulan-bulan Tuhan terus menunjukkan kepada
saya bidang-bidang lain yang juga terkena kutuk. Setiap kali itu pula saya
bertobat lagi dan mengklaim kelepasan saya atas dasar bahwa Yesus telah
menjadi kutuk bagi saya.
Pada suatu hari ketika sedang menyembah, saya berkata: „Betapa
agungnya Engkau! Engkau yang menciptakan alam semesta dan segala
isinya!‰ Tiba-tiba Tuhan bertanya kepada saya, apakah saya benar-benar
percaya akan apa yang baru saja saya katakan itu. Saya jawab: „Ya, Tuhan.‰
Lalu Tuhan berkata: Bagaimana dengan bangsa Yahudi? Di dalam
hatimu engkau masih menyimpan rasa dengki terhadap mereka.
Di situlah saya mulai teringat bahwa sejak dahulu seluruh keluarga saya
selalu saja mengutuk orang-orang Yahudi. Sesungguhnya sejak kecil saya
sudah diajar untuk membenci mereka. Saat itu juga, di hadapan Tuhan,
saya berkata: „Aku melepaskan segala kedengkian yang ada dalam hatiku
terhadap orang-orang Yahudi. Aku mengampuni mereka!‰ Saat itu juga saya
merasakan suatu perubahan dalam diri saya.
Tidak lama sesudah itu saya melihat bahwa di dalam FirmanNya
Tuhan telah berkata kepada Abraham,
yaitu bapak bang sa Yahudi: „Aku
Maka saya mulai
akan memberkati orang-orang yang
menyadari bahwa
memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau‰
keuangan saya tidak
(Kejadian 12:3). Maka saya mulai mendapat berkat karena
menyadari bahwa keuangan saya berada di bawah
tidak mendapat berkat karena berada suatu kutuk, yaitu kutuk
di bawah suatu kutuk, yaitu kutuk kekurangan.
kekurangan. Saya tidak pernah ber-
hasil mengumpulkan cukup uang untuk memenuhi semua kebutuhan
saya. Sekalipun saya mendapat penghasilan sebesar katakanlah, $250.000,
jumlah itu ternyata tetap kurang, sebab yang saya butuhkan adalah $300.000.
Kemudian, ketika saya mendapat penghasilan sebesar $500.000, ternyata
masih kurang juga, karena yang saya butuhkan untuk menutupi segala
keperluan saya adalah $700.000.
Sejak tahun 1982, saat saya mulai terlepas dari kutuk yang disebabkan
oleh rasa benci saya terhadap bangsa Yahudi dan kutuk kekurangan yang
merupakan akibatnya, penghasilan saya selalu lebih besar dari segala
pengeluaran dan kebutuhan saya. Bahkan saya sekarang dapat memberi
secara tidak tanggung-tanggung untuk perluasan Kerajaan Allah.
100 Berkat atau Kutuk

Tuhan juga telah menyembuhkan tubuh dan jiwa saya. Saya benar-benar
terbebas dan rasa sedih itu sekarang. Saya dapat dengan sungguh-sungguh
mengatakan bahwa saya sekarang berjalan dalam kemenangan. Kesaksian
saya telah menolong banyak orang lain, sehingga mereka juga terlepas dari
kutuk dan mulai menerima berkat Tuhan.

Ada suatu pelajaran yang jelas sekali dari pengalaman Nabil itu: Jangan
sekali-kali membenci atau mengutuk bangsa Yahudi. Belum pernah pelajaran
ini begitu diperlukan seperti sekarang ini. Baik secara sosial maupun secara
politik, kebencian fanatik terhadap bangsa Yahudi merupakan salah satu
pengaruh paling kuat yang sedang bekerja di dunia dewasa ini. Padahal,
pada akhirnya hal itu hanya akan mendatangkan malapetaka bagi semua
orang yang membiarkan dirinya dikendalikan oleh kebencian tersebut.
Patut disayangkan, bahwa selama berabad-abad Gereja sendiri telah
melakukan kesalahan yang sama, bahkan telah ikut mengobarkan semangat
anti Yahudi. Padahal segala berkat rohani yang telah mereka nikmati
sesungguhnya merupakan utang mereka kepada bangsa Yahudi, yaitu bangsa
yang justru telah menjadi korban penindasan mereka yang kejam itu. Sebab
tanpa adanya orang-orang Yahudi dalam sejarah, umat Kristen tidak akan
mempunyai rasul, tidak akan ada Alkitab, dan tidak akan ada pula seorang
Juruselamat, yang bernama Yesus.
Inilah salah satu hal yang menyebabkan sebagian besar umat Kristen
mengalami kesuaman dan ketidakberdayaan yang demikian menyedihkan,
terutama di Eropa dan Timur Tengah, yaitu di tempat semangat anti Yahudi
telah demikian berurat akar. Pengalaman Nabil Haddad menunjukkan jalan
keluar agar orang dapat terlepas dari keadaan ini: mengakui bahwa sikap
anti Yahudi merupakan suatu dosa, kemudian disusul dengan bertobat dan
meninggalkan sikap anti Yahudi tersebut. Tindakan ini akan mengakibatkan
suatu perubahan sikap yang mendalam di hati seseorang terhadap bangsa
Yahudi, sehingga ia dapat melihat betapa banyaknya berkat rohani yang
telah diterima umat Kristen melalui bangsa tersebut.
Atas dasar itulah kita dapat memohon kepada Tuhan agar Ia mencabut
kutuk yang menakutkan yang kini masih menghinggapi sebagian besar
Sikap Anti Yahudi 101

umat Kristen, dan agar Ia menggantikannya dengan berkat-berkat-Nya yang


berlimpah.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Dalam kitab Kejadian 12:2-3, berapa banyakkah janji yang Allah
beritahukan kepada Abraham?
2. Benar atau salah: Allah memberikan perlindungan kepada Abraham
dari serangan Iblis dengan mengemukakan suatu kutuk diantara berkat-
berkat.
3. Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa berkat-berkat dan kutuk
yang pertama-tama diberitahukan kepada Abraham telah diteruskan
kepada ____________.
4. Benar atau salah: Tidak ada seorangpun yang pernah mengutuk
Abraham, Ishak dan Yakub atau keturunannya tanpa ia sendiri tertimpa
kutuk yang jauh lebih menakutkan.
5. Baik secara sosial dan politik __________ merupakan salah satu
kekuatan besar yang sedang bekerja dalam budaya modern kita saat ini.
6. Benar atau salah: Umat Kristen (Gereja) selama berabad-abad telah
melindungi orang-orang Yahudi.
7. Dalam rangka mematahkan kutuk sikap anti-Yahudi, yang harus
diakui adalah bahwa sikap itu merupakan suatu _______, selanjutnya
________ dan _________.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apa yang Anda pelajari dari pasal ini yang Anda belum pernah ketahui
sebelumnya?
2. Apakah topik tentang Sikap Anti Yahudi di pasal ini telah mengubah
cara pandang Anda terhadap bangsa Israel dan orang Yahudi?
Ceritakanlah.
3. Pernahkah Anda mengutuk bangsa Israel atau orang Yahudi? Bila
pernah, bertobatlah dan mintalah pengampunan Tuhan.
102 Berkat atau Kutuk

AYAT HAFALAN
Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: „Biarlah orang-orang yang
mencintaimu mendapat sentosa.
Mazmur 122:6

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku memberkati bangsa Israel di dalam nama-Mu dan menyampaikan
damai sejahtera bagi Yerusalem.
9

Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan

i! dalam Yeremia 17:5, Tuhan mengucapkan kutuk-Nya atas suatu


E dosa, yang seperti halnya sikap antiYahudi, dosa tersebut juga telah
berpengaruh terhadap kehidupan orang-orang Kristen.

Beginilah firman TUHAN:


„Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri [yang mengandalkan daging,
dalam terjemahan bahasa Inggris],
dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN.‰

Dalam ayat-ayat ini, seperti juga di dalam banyak ayat Alkitab yang
lain, yang dimaksudkan dengan daging bukanlah tubuh jasmani manusia.
Melainkan, kefanaan yang kita miliki sebagai suatu warisan dari Adam,
nenek moyang kita yang pertama. Perlu diingat bahwa Adam baru
mendapatkan anak sesudah melanggar perintah Tuhan. Pada hakikatnya,
motivasi Adam untuk melanggar perintah Tuhan bukanlah karena ia ingin
berbuat jahat. Ia hanya ingin menikmati kebebasan, supaya tidak perlu lagi
bergantung kepada Tuhan.
Keinginan ini terdapat dalam semua manusia keturunan Adam. Itulah
ciri khas dari „daging‰ yang dimaksudkan. Di bidang keagamaan, „daging‰
inilah yang selalu berusaha melakukan hal-hal yang baik tanpa mau ber-
gantung kepada kasih karunia Tuhan yang supranatural. Oleh karena itu,

103
104 Berkat atau Kutuk

betapa pun mulia maksudnya, hasil yang dicapai melalui upaya demikian
akan selalu berupa sesuatu yang dapat diumpamakan seperti „Ismael‰,
bukan „Ishak‰.
Kata sifat atau ciri tertentu yang di dalam Alkitab sering dihubungkan
dengan „daging‰ adalah kata „busuk‰ atau „rusak‰. Jadi, meskipun daging
bisa menghasilkan banyak perkara yang mampu menimbulkan kekaguman
pikiran dan perasaan manusia, namun semuanya itu tetap ternoda oleh
kebusukan tersebut. Hasil yang dicapai dengan segala upaya manusia itu
disebut dalam Ibrani 6:1 sebagai „perbuatan-perbuatan yang sia-sia‰ (dead
works, dalam bahasa Inggris, artinya „pekerjaan-pekerjaan, atau perbuatan-
perbuatan yang mati‰), dan Tuhan mengharuskan kita bertobat dari semua
upaya demikian.
Orang yang digambarkan dalam Yeremia 17:5 itu bukanlah orang
yang belum pernah mendengar mengenai kasih karunia Tuhan atau belum
mengalami kasih karunia itu. Hal ini ditunjukkan oleh kata-kata penutup:
„hatinya menjauh dari pada TUHAN‰. Seandainya ia belum pernah
mengenal Tuhan, tentu tak dapat dikatakan bahwa „hatinya menjauh dari
pada TUHAN‰. Jadi, orang ini sesungguhnya pernah mencicipi kasih
karunia dan kuasa Tuhan yang supranatural, tetapi kemudian bersandar
kembali kepada kekuatannya sendiri yang bersifat alami. Perilakunya itu
memperlihatkan bahwa sesungguhnya ia lebih percaya kepada apa yang bisa
dikerjakannya sendiri dan bukan pada apa yang dapat dilakukan Tuhan
baginya. Dengan kata lain, ia telah melecehkan (meremehkan) Tuhan. Dan
sikap inilah yang mengundang kutuk dari Tuhan.
Ayat yang berikutnya menggambarkan keadaan yang ditimbulkan kutuk
yang menimpa orang tersebut:
„Ia akan seperti semak bulus [belukar] di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik;
ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.‰

Betapa mengerikan gambaran yang diberikan tentang orang yang


dikutuk Tuhan itu! Ia akan berada di „tanah angus‰ dan di „padang
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 105

asin‰. Segala sesuatu di sekelilingnya tandus dan kering. Semua orang lain
di sekelilingnya mengalami kesegaran, tetapi, tanpa alasan yang jelas ia
sendiri tidak pernah mengalami kesegaran tersebut. Ia seorang diri dilanda
kekeringan dan frustrasi.
Kutuk di Yeremia 17:5-6 itu bukan hanya bekerja dalam kehidupan
banyak orang secara pribadi, tetapi juga dalam suatu lingkungan yang lebih
besar. Kutuk itu telah menjadi suatu penyebab yang nyata (meski tidak
terlihat oleh mata jasmani) dari kekeringan dan ketidakberhasilan banyak
jemaat Kristen pada masa ini. Hampir semua gerakan kerohanian yang
pernah terjadi di antara umat Tuhan selalu bermula dari adanya suatu karya
kasih karunia dan lawatan Roh Allah yang dahsyat dan supranatural. Kedua
hal itulah yang menyebabkan gerakan-gerakan tersebut mempunyai dampak
yang begitu besar dalam sejarah.
Sayangnya, banyak dari gerakan-gerakan tersebut · bahkan, boleh
dikatakan, sebagian besar di antaranya · pada akhirnya tidak lagi
menekankan kasih karunia Tuhan dan kuasa Roh Kudus. Mereka telah
berpaling untuk bersandar kepada hasil terbaik yang dapat dicapai melalui
upaya mereka sendiri. Mereka lebih „mengandalkan manusia‰ yaitu diri
mereka sendiri dan „mengandalkan kekuatannya sendiri‰ (kekuatan
daging). Meskipun tidak segera terlihat, dengan perlahan-lahan tetapi pasti
„hatinya menjauh dari pada TUHAN‰. Mungkin mereka telah menjadi
semakin diterima di kalangan kaum agamawi dan intelektual, tetapi
sementara itu mereka telah kehilangan perkenan Allah. Sebagai gantinya,
mereka telah mendatangkan bagi diri mereka sendiri bayang-bayang kutuk
yang dinyatakan di dalam Yeremia 17:5.
Apabila kita membiarkan kemam- Apabila kita membiarkan
puan manusia menggantikan kasih ka- kemampuan manusia meng-
runia Allah, itu berarti kita telah lebih gantikan kasih karunia
meng utamakan keda gingan dari pada Allah, itu berarti kita telah
lebih mengutamakan
kerohanian, dan akibatnya akan terasa di
kedagingan dari pada
dalam berbagai bidang. Misalnya: kerohanian...
106 Berkat atau Kutuk

Teologi akan lebih diutamakan daripada pewahyuan;


Pendidikan intelektual lebih diutamakan daripada pembinaan karakter;
Psikologi lebih diutamakan daripada hikmat dari Tuhan;
Program lebih diutamakan daripada pimpinan Roh Kudus;
Fasih lidah lebih diutamakan daripada kuasa supranatural;
Kecerdasan otak lebih diutamakan daripada langkah iman;
Peraturan-peraturan lebih diutamakan daripada kasih.

Semua kesalahan di atas merupakan berbagai perwujudan dari satu


kesalahan dasar yang utama, yaitu meletakkan manusia di tempat yang
sesungguhnya disediakan Allah hanya bagi Tuhan Yesus Kristus.
Situasi seperti inilah yang coba diatasi oleh Paulus dalam gereja-gereja di
propinsi Galatia pada zaman dahulu. Dalam Galatia 3:1-10 ia menganalisa
masalah yang dihadapinya, mulai dari penyebab nya sampai kepada
akibatnya yang terakhir. Berikut ini adalah ikhtisarnya.
Di dalam ayat I Paulus menyebutkan bahwa yang menjadi sumber
permasalahan tersebut adalah suatu pengaruh Iblis yang telah mengecoh
jemaat Galatia, yang disebutnya sebagai ilmu sihir (pesona, atau witchcraft,
dalam bahasa Inggris):

Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona


kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan
terang di depanmu?‰

Pengaruh Iblis ini membuat mereka tidak lagi memandang kepada


satu-satunya sumber yang mendatangkan kasih karu nia Allah, yang
merupakan satu-satunya hal yang dibutuhkan manusia: Yesus Kristus
yang disalibkan. Karena terpisah dari kasih karunia Allah, maka umat
Allah tersebut berbalik kepada satu-satunya alternatif yang lain, yaitu
sistem yang terdiri dari seperangkat peraturan agamawi. Hal inilah yang
menyebabkan Paulus mengajukan pertanyaan berikut: „Adakah kamu telah
menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya
kepada pemberitaan Injil?‰ Istilah yang biasa dipakai untuk menyebut hal
yang dimaksudkan Paulus itu adalah legalisme. Namun perkataan ini
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 107

sering dipakai secara kurang tepat. Oleh


Legalisme ... adalah upaya
karena itu, kita harus melihat dahulu
manusia untuk menjadi
definisinya (artinya) yang benar. benar di mata Tuhan
Legalisme dapat dijabarkan dalam dengan mencoba mematuhi
dua pengertian yang saling berkaitan. seperangkat peraturan.
Pertama, adalah upaya manusia untuk
menjadi benar di mata Tuhan dengan mencoba mematuhi seperangkat
peraturan.
Dalam Roma 3:20 Paulus dengan tegas menunjukkan bahwa upaya
semacam itu sama sekali tidak benar: „Sebab tidak seorangpun yang dapat
dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena
justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.‰ Perkataan „Taurat‰ dalam
ayat itu telah disisipkan sendiri oleh penerjemah Alkitab. Sedangkan yang
dimaksudkan oleh Paulus sebenarnya adalah bahwa „tidak seorangpun yang
dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum apa
pun juga.‰ Memang yang dimaksudkan pertama-tama adalah seperangkat
hukum Taurat yang diberikan oleh Nabi Musa. Tetapi pernyataan Paulus
tersebut berlaku juga untuk hukum-hukum atau peraturan-peraturan
agamawi yang lain. Hukum-hukum dapat menun jukkan kepada kita
bahwa kita adalah orang berdosa, namun hukum itu sendiri tidak mampu
mengubah perangai kita.
Selain itu, legalisme dapat diartikan juga sebagai upaya manusia untuk
menambah syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi suci, yang Tuhan
sendiri sebenarnya tidak menuntutnya demikian. Sebab yang dituntut
Tuhan tidak lebih dari apa yang tercatat dalam Roma 4:24-25:
... sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya [kebenaran itu], karena
kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari
antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran
kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita [diserahkan supaya kita
dinyatakan benar oleh Allah].

Jadi, hanya itulah syarat Tuhan yang harus kita penuhi agar Ia dapat
membenarkan kita: kita harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya,
108 Berkat atau Kutuk

dengan percaya bahwa Ia telah melakukan dua hal bagi kita. Pertama, Ia
telah menyerahkan Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Kedua, Ia telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, supaya kita dapat dinyatakan
benar. Allah tidak meminta lebih dari itu, dan tidak ada seorang pun yang
berhak untuk menambahkan persyaratan lainnya.
Selanjutnya, sesudah kita menerima pembenaran dengan cara tersebut
oleh karena iman kita, perbuatan-perbuatan yang benar akan mengalir
dengan sendirinya dalam kehidup an kita, oleh karena iman kita itu.
Tetapi apabila kita menambahkan persyaratan lain untuk mendapatkan
pembenaran, Tuhan tidak akan menanggapinya dan perbuatan-perbuatan
yang baik juga tidak akan muncul. Dengan upaya kedagingan kita sendiri
tidak mungkin untuk mencapai hasil yang benar-benar baik.
Maka jelaslah sekarang mengapa selanjutnya Paulus bertanya dalam
Galatia 3:3: „Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang
mengakhirinya di dalam daging?‰ {Apakah kamu sekarang sedang
disempurnakan oleh daging?, demikian dikatakan dalam terjemahan bahasa
Inggris.) Istilah yang lazim dipakai untuk hal ini adalah „kedagingan‰,
artinya bersandar pada „sifat manusiawi‰ kita sendiri. Selanjutnya, di dalam
Galatia 5:19-21 Paulus menyebutkan paling sedikit 15 macam „perbuatan
daging‰. Tak satu pun dari „perbuatan daging‰ itu berkenan kepada Tuhan,
karena daging tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang dapat diterima
oleh Tuhan. Dalam Roma 8:8 Paulus menyimpulkannya sebagai berikut:
„Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.‰
Akhirnya, dalam Galatia 3:10 Paulus menyebutkan titik akhir dari
seluruh proses kemerosotan itu: suatu kutuk. „Karena semua orang, yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.‰
Demikianlah, berdasarkan logika Roh Kudus, Paulus menyimpul-
kan masalah sebenarnya yang dihadapi oleh gereja-gereja di propinsi
Galatia, dan juga oleh gereja-gereja di zaman sekarang. Masalah tersebut
sebenarnya bermula dari adanya suatu pengaruh Iblis yang menyesatkan
yang telah berhasil menyusup ke dalam gereja, sehingga menyimpangkan
serta mengalihkan perhatian umat Allah dari satu-satunya sumber yang
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 109

mendatangkan kasih karunia-Nya, yaitu: Yesus Kristus yang telah


disalibkan. Menurut Paulus, pengaruh tersebut termasuk dalam jenis
tenung atau sihir [„pesona‰].
Karena terputus dari sumber kasih karunia, mau tidak mau orang-orang
Kristen itu mengalami kemerosotan karena terjebak oleh legalisme dan
kedagingan. Akibat yang terakhir dari proses kemerosotan ini adalah suatu
kutuk. Dan seperti sudah dikemukakan dalam pasal 6 buku ini, pesona
(sihir) dan kutuk merupakan senjata atau cara yang dipakai dalam ilmu
tenung/sihir (witchcraft).
Dengan demikian, kebenaran dari Yeremia 17:5-6 dilanjutkan dalam
Perjanjian Baru dan diungkapkan dalam Galatia 3:1-10. Mengandalkan
kekuatan atau pekerjaan hukum [legalisme] serta mengandalkan daging atau
kekuatan sendiri [kedagingan] pada akhirnya hanya akan mendatangkan
suatu kutuk. Sebagai akibatnya, umat Tuhan akan mendapati diri mereka
tinggal di „tanah angus‰ dan „padang asin‰.
Kedagingan itu wujudnya bermacam-macam. Seringkali ia tampak
begitu nyata dan jelas sehingga dapat dengan mudah dikenali dan langsung
dikecam serta dijauhi oleh orang-orang yang berjiwa religius. Misalnya,
kenajisan atau perilaku seksual yang tidak bermoral; kata-kata atau ucapan
yang kotor; makan dan minum secara berlebihan; ambisi pribadi; kemarahan
yang tak terkendali atau hawa nafsu lainnya. Akan tetapi, yang membuat
legalisme demikian berbahaya adalah
karena wujudnya juga dapat berupa Legalisme dalam bentuk
sesuatu yang tampak menarik sekali bagi yang lebih tersamar ini
orang-orang yang bersungguh-sungguh tetap sama berbahayanya
dan juga membawa
dalam iman kekristenannya, yaitu mereka
maut seperti dosa-dosa
yang tidak mudah jatuh ke dalam dosa- kedagingan lainnya yang
dosa kedagingan yang wujudnya lebih “lebih memalukan”.
nyata. Namun demikian, legalisme dalam
bentuk yang lebih tersamar ini tetap sama berbahayanya dan juga membawa
maut seperti dosa-dosa kedagingan lainnya yang „lebih memalukan‰.
Legalisme adalah cara yang paling banyak dipakai Iblis untuk mengalihkan
110 Berkat atau Kutuk

perhatian orang-orang Kristen, terutama mereka yang dapat menimbulkan


ancaman berat bagi kerajaannya.
Bagi saya pribadi, masalah yang dihadapi oleh jemaat-jemaat Tuhan di
Galatia itu bukan sekadar bahan studi teologi yang abstrak. Sebaliknya,
apa yang diungkapkan di Galatia itu telah menjadi suatu pengalaman yang
benar-benar nyata dan sangat menyakitkan bagi saya. Pada tahun 1970 di
kota Fort Lauderdale, oleh kuasa Tuhan yang ajaib saya dipersekutukan
dengan sekelompok kecil hamba-hamba Tuhan lainnya yang berasal dari
latar belakang yang berbeda-beda. Tak seorang pun di antara kami pernah
memperkirakan sebelumnya apa yang akan terjadi pada kami, dan tak
seorang pun juga mengerti rencana Tuhan yang sebenarnya bagi persekutuan
kami itu. Saya yakin, seandainya kami terus peka terhadap Roh Kudus yang
telah memulai persekutuan kami itu, Ia pasti akan mengungkapkan rencana-
Nya secara bertahap kepada kami. Namun sayang sekali, kami tidak begitu
peka pada waktu itu, sehingga keluar dari jalur yang seharusnya kami lalui.
Tidak lama kemudian, tanpa kami menyadari apa yang sesungguhnya
terjadi, gejala-gejala „penyakit‰ Galatia 3 mulai terlihat. Keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan kami makin lama makin tidak ber-
dasarkan prakarsa Roh Kudus lagi, tetapi lebih banyak didasarkan atas
berbagai peraturan dan konsep yang disusun dengan begitu rapi dan cermat.
Memang, kami masih mengakui keberadaan Roh Kudus, tetapi caranya
kurang lebih sama seperti cara para pengunjung restoran memperlakukan
pelayan yang berdiri di dekat mereka. Apabila kami merasa memerlukan
sesuatu, kami akan cepat-cepat memanggil-Nya sebentar. Tetapi selanjutnya
kami lebih banyak bersandar pada metode-metode dan rencana-rencana
yang telah kami susun sendiri.
Setelah saya merenungkannya kembali, saya menyadari bahwa pekerjaan
yang telah dimulai Roh Kudus di antara kami itu merupa kan suatu
ancaman besar bagi Iblis. Maka Iblis segera melancarkan taktik yang sama
seperti yang telah berhasil dipakainya di propinsi Galatia dahulu. Taktik itu
pulalah yang berhasil diterapkan Iblis dalam sekian banyak kasus yang tak
terhitung lagi jumlahnya yang pernah terjadi di sepanjang sejarah Gereja
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 111

selama berabad-abad. Ada dua langkah Iblis yang sangat menentukan dalam
hal ini. Pertama, Iblis memindahkan posisi salib yang tadinya berada pada
pusat kehidupan dan pelayanan kami. Kedua, ia memindahkan kedudukan
Yesus dari posisi-Nya sebagai „Kepala dari segala yang ada‰ (Efesus 1:22-
23) dalam tugas-tugas dari persekutuan yang telah terjalin di antara kami.
Melalui suatu proses yang memang sulit sekali untuk dihindari, akhirnya
persekutuan hamba-hamba Tuhan itu mengalami kemerosotan sehingga
berubah menjadi semacam organisasi kerohanian pada umumnya, yang
hanya dijalankan atas dasar akal sehat dan kemampuan manusiawi.
Ironisnya, masalah yang timbul dalam persekutuan kami itu terutama
disebabkan justru karena persekutuan tersebut dimulai dengan cara yang
bersifat supranatural. Seperti orang-orang Kristen di Galatia, kami telah
juga „mulai dengan Roh‰. Oleh karena itulah, sejak awal kami mengalami
banyak kesulitan dan harus menempuh jalan yang menyakitkan sebab
persekutuan tersebut tidak dapat diubah begitu saja menjadi organisasi
kerohanian yang biasa-biasa saja, yang sekadar berfungsi secara alami dan
menjadi sama seperti sekian banyak kelompok lain di kalangan masyarakat
Kristen. Sebagaimana dikemukakan Paulus kepada orang-orang Galatia,
segala sesuatu yang telah dimulai oleh Roh Kudus sesungguhnya tidak
mungkin diselesaikan dengan kedagingan manusia.
Tidak lama sesudah itu kami harus menanggung kutuk yang disebabkan
oleh ulah kami sendiri itu. Wujud kutuk itu serupa dengan yang sudah
sering terjadi dalam sejarah Gereja selama ini. Hubungan pribadi kami yang
telah terjalin erat menjadi renggang; jemaat-jemaat mengalami perpecahan
dan tercerai-berai; pelayanan-pelayanan yang begitu potensial gugur di
tengah jalan atau menyimpang dari rencana Allah yang semula; orang-orang
Kristen yang semula begitu bersemangat, berubah menjadi penuh kekece-
waan dan kehilangan visi mereka. Banyak pula yang akhirnya murtad.
Seandainya kami harus memberi suatu tema pada seluruh pengalaman kami
itu, kami terpaksa harus menamakannya „Ikabod, katanya: ÂTelah lenyap
kemuliaan‰Ê (I Samuel 4:21).
112 Berkat atau Kutuk

Segala sesuatu yang dihasilkan oleh


Segala sesuatu yang
kegiatan agama yang tidak dimulai dan
dihasilkan oleh kegiatan
agama yang tidak dimulai dipimpin oleh Roh Kudus sendiri disebut
dan dipimpin oleh Roh dalam Ibrani 6:1 sebagai „perbuatan-
Kudus sendiri disebut perbuatan yang sia-sia‰ (dead works,
dalam Ibrani 6:1 dalam bahasa Inggris, artinya karya yang
sebagai “perbuatan-
mati). Obat penawar untuk hal itu telah
perbuatan yang sia-sia”
disebutkan pula dalam ayat yang sama,
yaitu „pertobatan‰. Semua ini telah saya
alami sendiri. Saya jelas tidak dapat mempersalahkan orang lain dalam
hal ini. Saya harus berani menerima tanggung jawab atas keterlibatan saya
sendiri. Lebih dari itu semua, saya menyadari bahwa sebenarnya saya telah
mendukakan hati dan menyinggung perasaan Roh Kudus.
Saya menyadari bahwa saya harus mengaku dosa kepada Tuhan dan
percaya kepada-Nya bahwa Ia akan mengampuni dan memulihkan keadaan
saya. Ini merupakan suatu keputusan pribadi yang hanya dapat saya lakukan
sendiri. Saya tidak dapat melakukannya untuk mewakili orang lain. Tetapi
jika saya berhasil menemukan jalan menuju ke pemulihan Allah tersebut,
rekan-rekan saya yang lain yang merasa membutuhkan hal yang sama tentu
akan dapat mengikuti jalan yang saya lalui itu. Akhirnya pada tahun 1983
saya bertobat dan pertobatan tersebut membuka jalan bagi rekan-rekan yang
lain untuk melakukan hal yang sama.
Oleh karena belas kasihan-Nya, Tuhan menuntun saya selangkah demi
selangkah menuju jalan pemulihan yang saya dambakan itu. Akhirnya
terbukalah jalan bagi saya untuk keluar dari kutuk yang menimpa kami
sehingga saya dapat masuk kembali ke dalam berkat Allah. Seandainya saya
tidak menemukan jalan keluar itu, mungkin saya tidak akan pernah menulis
buku ini. Bagi Anda yang mungkin sedang menghadapi masalah yang
sama, di dalam Bab III tersedia petunjuk saya yang selengkapnya mengenai
langkah-langkah yang perlu Anda tempuh.
Di dalam Galatia 1:6-9 Paulus menunjukkan suatu hal lain yang dapat
mendatangkan kutuk bagi umat Allah, yaitu dosa kemurtadan.
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 113

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang
sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan
kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi:
jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda
dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Orang yang digambarkan dalam ayat-ayat di atas adalah orang


yang menyebut dirinya hamba „Tuhan Yesus, tetapi menyelewengkan
kebenaran hakiki Injil. Paulus mengatakan bahwa orang semacam itu
mendatangkan kutuk atas dirinya sendiri. Perkataan dalam bahasa Yunani
yang diterjemahkan menjadi „terkutuklah‰ itu ialah anathema. Perkataan
itu mengacu kepada sesuatu yang menimbul kan murka Allah dan
mendatangkan hukuman serta penolakan Allah yang tidak dapat ditarik
kembali.
Injil sesungguhnya mengandung suatu kebenaran dasar yang telah
diwahyukan dan diterima serta dijunjung tinggi oleh Gereja di sepanjang
zaman. Kebenaran dasar yang meru pakan hakikat Injil itu dapat
dirangkum sebagai berikut:

Yesus Kristus adalah Anak Allah yang kekal dan ilahi, yang pernah
menjadi manusia dan dilahirkan oleh seorang anak perawan. Ia hidup
tanpa dosa, lalu mati disalibkan menjadi suatu kurban pendamaian
untuk dosa-dosa seluruh umat manusia. Selanjutnya Ia dikuburkan dan
bangkit kembali dari kubur dalam tubuh jasmani-Nya pada hari yang
ketiga. Setelah itu Ia naik ke surga, dan dari sana Ia akan kembali ke
dunia ini secara pribadi, untuk menghakimi semua orang yang hidup
maupun yang sudah mati.
114 Berkat atau Kutuk

Setiap orang yang bertobat dari dosa dan percaya akan kurban
tebusan Yesus menerima pengampunan dosa dan mendapat karunia
kehidupan yang kekal.

Penting sekali untuk ditegaskan bahwa Injil itu pada hakikatnya


berpusat pada kematian Yesus serta kebangkitan-Nya dari antara orang
mati. Di dalam I Korintus 15:3-4 Paulus meringkas berita Injil itu sebagai
tiga peristiwa bersejarah: „Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci ...Ia telah dikuburkan ...Ia telah dibangkitkan, pada hari
yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.‰
Dasar pertama yang dikutip Paulus sebagai pegangannya untuk
menegaskan fakta-fakta sejarah itu adalah „Kitab Suci‰, dan yang ia
maksudkan pada waktu itu tentu saja adalah Perjanjian Lama. Sebagai
peneguhan atau konfirmasi atas kebangkitan Yesus dari antara orang mati
itu, Paulus kemudian menyebutkan banyak saksi mata yang telah melihat
Yesus sesudah Ia bangkit dari kematian. Namun demikian, kesaksian
yang diberikan orang-orang itu bersifat sekunder, sebab yang merupakan
pegangan yang terutama dalam hal ini adalah Kitab Suci Perjanjian Lama.
Dalam dua pernyataannya berturut-turut Paulus kemudian menegaskan
bahwa percaya akan kebangkitan Yesus dalam tubuh jasmani-Nya merupakan
syarat yang mutlak diperlukan untuk dapat menerima keselamatan:

Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan


kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. ... Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup
dalam dosamu.
I Korintus 15:14, 17

Di dalam II Tesalonika 2:3 Paulus memberikan peringatan bahwa pada


akhir zaman akan terjadi penyelewengan atau kemurtadan besar-besaran
di kalangan umat Kristen. Ada banyak alasan kuat yang membuat kita
percaya bahwa kita sudah mulai memasuki zaman kemurtadan tersebut. Di
dalam beberapa denominasi Kristen yang terkemuka banyak di antara para
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 115

pemimpinnya yang terkenal telah secara terang-terangan mengatakan, bahwa


sebenarnya mereka sendiri tidak percaya lagi kepada Kitab Suci, apa lagi
kepada kebangkitan Yesus Kristus dari kematian di dalam tubuh jasmani-
Nya. Kemungkinan besar tokoh-tokoh tersebut tidak menyadari bahwa
pernyataan ketidakpercayaan mereka itu merupakan suatu penggenapan
dari apa yang tertulis dalam Kitab Suci yang telah mereka campakkan itu!
Namun ada satu hal yang tidak mungkin mereka ubah: Jika tidak
bertobat, orang-orang yang telah menyelewengkan Injil dengan cara
demikian sebenarnya mendatangkan murka dan kutuk Allah atas diri
mereka sendiri.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Kata sifat apakah yang dalam Alkitab sering dihubungkan dengan
„daging‰?
2. Benar atau salah: Jenis orang yang dinyatakan dalam Yeremia 17:5-6
adalah mereka yang belum pernah mengalami kasih karunia Tuhan.
3. Orang yang berada dibawah kutuk seperti yang dikutip dalam Yeremia
17:5-6 mengalami ________ maupun _________.
4. Menempatkan kemampuan manusia diatas kasih karunia Tuhan sama
artinya dengan mengutamakan __________ dari pada ____________.
5. Benar atau salah: Salah satu definisi dari legalisme yaitu berusaha
menjadi benar di mata Tuhan dengan mencoba mematuhi seperangkat
peraturan.
6. Apakah dua hal yang harus kita percayai agar dapat dibenarkan Tuhan?
7. Apakah sebutan dari mengandalkan kekuatan sendiri?
8. Dalam 2 Tesalonika 2:3, Paulus memberi peringatan bahwa di akhir
zaman akan terjadi banyak______________ di kalangan umat
Kristen.
116 Berkat atau Kutuk

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Kedagingan memiliki banyak wujud. Pernahkah Anda mengalami sifat
kedagingan (manusia lama) Anda mendesak roh (manusia baru) Anda?
Bagaimanakah?
2. Dalam Galatia 3:1-10, Paulus menggambarkan orang yang memulai
dalam Roh tetapi mengakhirinya dalam daging. Apa yang Anda pelajari
tentang bagaimana hal itu dapat terjadi?
3. Apakah Anda pernah menjadi korban dari legalisme? Bila pernah,
ceritakanlah.
4. Ibrani 6:1 menyebutkan bahwa segala perbuatan yang tidak dipimpin
oleh Roh Kudus adalah „perbuatan sia-sia.‰ Pernahkah Anda terlibat
dalam perbuatan sia-sia? Obat penawar dari hal itu adalah bertobat.
Sediakanlah waktu untuk Anda bertanya kepada Tuhan, minta Dia
menyingkapkan perbuatan sia-sia apa saja yang ada dalam hidup Anda
dan naikkanlah doa pertobatan Anda serta mintalah pengampunan-
Nya.

AYAT HAFALAN
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat⁄
Galatia 3:13

TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, kerinduanku adalah berjalan dalam Roh dan bukan dalam
kedagingan. Mataku akan selalu tertuju kepada-Mu dan kasih karunia-Mu.
10

Mencuri, Bersumpah Palsu dan


Merampok Hak Tuhan

L etiga nabi terakhir dalam Perjanjian Lama yaitu Hagai, Zakharia dan
Maleakhi, masing-masing membicarakan berbagai segi kehidupan
bani Israel yang terkena kutuk dari Tuhan. Terdapat kesan, bahwa seakan-
akan para nabi tersebut disuruh Tuhan untuk menceritakan kembali sejarah
bani Israel semenjak mereka menerima Hukum Taurat dari Musa, dan juga
untuk menunjukkan hal-hal yang menyebabkan kutuk tertentu dari Hukum
Taurat itu menimpa mereka semua.
Dalam Zakharia 5:l-4 sang nabi menggambarkan suatu penglihatan
yang diberikan kepadanya, mengenai kutuk Allah yang memasuki rumah-
rumah umat-Nya:
Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan
kitab yang terbang.
Berkatalah ia kepadaku: „Apa yang engkau lihat?‰ Jawabku: „Aku melihat
sebuah gulungan kitab yang terbang; panjangnya dua puluh hasta dan
lebarnya sepuluh hasta.‰ Lalu ia berkata kepadaku: „Inilah sumpah serapah
[kutuk, TL] yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah
serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap
orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukuman.
Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang

117
118 Berkat atau Kutuk

bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah
mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya.‰

Kutuk yang digambarkan Nabi Zakharia ini memasuki rumah-


rumah orang yang telah melakukan dua macam dosa, yaitu mencuri dan
bersumpah palsu (atau memberikan kesaksian palsu). Begitu memasuki
suatu rumah, kutuk itu akan tinggal terus di situ sampai seluruh bagian
rumah itu dihancurkannya, termasuk kayu dan batu-batunya, serta seluruh
isinya.
Ini merupakan gambaran yang mengerikan sekali mengenai cara kerja
kutuk itu apabila kutuk tersebut diberi kesempatan untuk masuk ke dalam
kehidupan kita. Kita sama sekali tidak berdaya untuk membatasi „wilayah
kerja‰ kutuk tersebut, sehingga dengan merajalela ia akan menghancurkan
berbagai segi kehidupan kita. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan
adalah bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan, supaya kita bisa
terlepas dari kutuk itu. Tanpa tindakan tersebut, akhirnya seluruh rumah
kita akan dihancurkannya.
Kedua dosa itu (pencurian dan sumpah palsu atau kesaksian palsu)
telah demikian lazim dilakukan orang pada zaman sekarang. Hal itu
dapat kita ketahui dari data statistik yang sederhana sekalipun. Kebiasaan
mencuri barang di toko adalah sesuatu yang demikian umum dilakukan
di Amerika Serikat dewasa ini, sampai-sampai harga-harga barang sengaja
dinaikkan sebesar hampir sepuluh persen untuk membayar premi asuransi
terhadap pencurian itu. Tidaklah mengherankan jika harga-harga semakin
membubung tinggi! Di sisi lain, kerugian yang dialami Jawatan Pajak
jumlahnya mencapai milyaran dolar setiap tahun, karena para Wajib Pajak
tidak melaporkan kekayaan dan penghasilan mereka dengan jujur. Dengan
kata lain, banyak orang menandatangani surat pernyataan yang tidak
benar, yang berarti bahwa sesungguhnya mereka telah bersumpah palsu.
Seandainya saja semua warga negara (Amerika) berperilaku jujur sepenuhnya
dalam mengisi formulir pajak penghasilan mereka, negara tentu sama sekali
tidak perlu menderita defisit anggaran belanja!
Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok Hak Tuhan 119

Menurut penglihatan Zakharia, kutuk yang datang karena adanya


dosa mencuri dan memberi keterangan palsu itu bukan hanya akan
menghancurkan orang yang bersangkutan, tetapi juga seluruh rumah
tangganya. Dalam bahasa Ibrani yang dipakai di Alkitab Perjanjian Lama,
kata rumah bukan hanya berarti bangunan tempat tinggal, tetapi juga semua
orang yang tinggal di dalamnya, artinya semua anggota keluarga. Ternyata,
lebih dari yang tampak pada mulanya, kedua dosa tersebut serta kutuk yang
menimpa sebagai akibatnya telah menjadi salah satu penyebab kehancuran
rumah tangga yang makin sering terjadi akhir-akhir ini. Akibat dari kutuk
itu akhirnya akan seperti yang digambarkan Zakharia dalam penglihat-
annya itu: keruntuhan atau kehancuran seluruh bangsa dan bahkan seluruh
peradaban.
Sebelum Nabi Zakharia, Nabi Hagai pun telah memberikan suatu
gambaran yang mengerikan mengenai kutuk yang menimpa umat Allah:

„Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu


yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu!
Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan,
tetapi tidah sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidah sampai puas; kamu
berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja
untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi- pundi
[kantong] yang berlobang!‰
(Hagai 1:4-6)

Kutuk yang digambarkan oleh Nabi Hagai ini dapat dirangkum dalam
sebuah perkataan: kekurangan. Bila dilihat keadaan lahiriahnya saja, bani
Israel memang telah memiliki segala yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan jasmani mereka. Tetapi tanpa ada alasan yang mereka sendiri
dapat mengerti, mereka selalu saja mengalami kekurangan. Tuhan akhirnya
harus mengutus seorang nabi kepada mereka, untuk menunjukkan bahwa
kekuatan yang tidak kelihatan yang menggerogoti terus harta kekayaan dan
persediaan mereka itu adalah suatu kutuk yang disebabkan oleh kesalahan
120 Berkat atau Kutuk

mereka sendiri, yaitu mereka telah mendahulukan kepentingan diri sendiri


di atas kepentingan rumah Allah.
B a n y a k n e g a r a y a n g t e rg o l o n g
Generasi penerusnya maju di dunia ini pun sedang meng-
yang terus menerus hadapi masalah yang sama sekarang.
merasa kekurangan dan
Kebanyakan warganya dewasa ini memang
tidak pernah terpuaskan
hidupnya. mendapatkan penghasilan yang jauh
lebih besar daripada penghasilan orang
tua atau kakek mereka di waktu lampau.
Namun orang-orang dari generasi terdahulu itu dapat merasa lebih puas
dan terjamin hidupnya, dibandingkan dengan generasi penerusnya yang
terus menerus merasa kekurangan dan tidak pernah terpuaskan hidupnya.
Bahkan di beberapa negara tersebut, angka rata-rata utang pribadi dalam
masyarakatnya jauh melebihi angka yang pernah ada sebelumnya.
Nabi Maleakhi yang merupakan nabi terakhir dari ketiga nabi yang
diutus Tuhan pada waktu itu, menggabungkan semua tuduhan terhadap
bani Israel yang telah dilancarkan oleh kedua nabi yang terdahulu. Maleakhi
bukan hanya menuduh bahwa umat Allah telah bersikap keliru terhadap
Tuhan, tetapi juga bahwa mereka telah melakukan pencurian yang paling
memalukan: mereka bukan hanya mencuri hak manusia, tetapi bahkan
mencuri (merampok, dalam bahasa Inggris) apa yang merupakan hak
Tuhan.

Bolehkah manusia menipu [merampok, dalam terjemahan bahasa Inggris]


Allah? Namun kamu menipu [merampok] Aku. Tetapi kamu berkata:
„Dengan cara bagaimanakah kami menipu [merampok] Engkau?‰ Mengenai
... persepuluhan dan persembahan khusus!
Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu [merampok] Aku, ya
kamu seluruh bangsa!
(Maleakhi 3:8-9)

Ayat-ayat ini mengemukakan suatu prinsip yang berlaku dalam hubungan


Tuhan dengan umat manusia di sepanjang zaman: Tuhan menyimpan
Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok Hak Tuhan 121

catatan mengenai persembahan yang diberikan umat-Nya kepada-Nya.


Lebih dari seribu tahun sebelumnya, Tuhan telah memerintahkan agar
setiap orang Israel menyisihkan bagi-Nya sepersepuluh bagian yang pertama
dari seluruh penghasilan mereka, dalam bentuk tunai atau hasil bumi dan
ternak. Hal ini merupakan salah satu ciri khas dari hubungan bani Israel
dengan Tuhan yang didasarkan atas suatu ikatan janji. Apabila mereka tidak
menaati pokok ini, berarti mereka telah ingkar janji terhadap Tuhan.
Setelah sekian lama, Tuhan kemudian menyodorkan catatanNya melalui
Nabi Maleakhi. Mengenai semua persembahan yang tidak diserahkan
kepada Tuhan itu, Tuhan berkata bahwa mereka telah „menipu‰ Dia atau
„merampok‰ hak-Nya. Tuhan berkata bahwa tindakan ini telah menda-
tangkan suatu kutuk yang mengerikan bagi seluruh bangsa dan segala
bidang kehidupan mereka.
Tetapi Tuhan tidak berbicara tentang sisi negatif saja. Di dalam ayat
berikutnya Ia memberikan jalan keluar bagi umat-Nya agar mereka dapat
terlepas dari cengkeraman kutuk itu dan masuk ke dalam berkat-berkat-Nya
yang berlimpah:

Bawalah seluruh... persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,


supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman
TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-
tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
(Maleakhi 3:10)

Untuk dapat keluar dari kutuk itu dan menerima berkat, Tuhan meminta
dua hal dari umat-Nya: pertobatan dan pelunasan utang (restitusi). Dalam
setiap kasus penipuan (perampokan) tersebut, baik yang dilakukan terhadap
Tuhan atau pun terhadap manusia, tuntutan Tuhan tidak pernah berubah.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak pernah menetapkan suatu peraturan
khusus seperti dalam Perjanjian Lama, bahwa orang Kristen diharuskan
menyisihkan sepersepuluh dari seluruh penghasilan mereka bagi Tuhan.
Perjanjian Baru yang didasarkan atas kasih karunia itu tidak dilaksanakan
melalui peraturan-peraturan yang dipaksakan dari atas, melainkan melalui
122 Berkat atau Kutuk

hukum-hukum yang ditulis oleh Roh Kudus dalam hati orang-orang yang
percaya. Dalam II Korintus 9:7 Paulus berkata kepada orang-orang Kristen:
„Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang
yang memberi dengan sukacita.‰
Tetapi ada satu hal yang sudah pasti bahwa Roh Kudus takkan pernah
mengajar orang percaya untuk bersikap kikir. Dalam Mazmur 51:14 Daud
berdoa kepada Tuhan: „Lengkapilah aku
Salah satu ciri khas Roh dengan roh yang rela. (generous spirit =
Kudus adalah murah hati
roh murah hati, gemar memberi).‰ Salah
atau senang memberi.
satu ciri khas Roh Kudus adalah murah
hati atau senang memberi. Tuhan sendiri
adalah Pemberi Terbesar di antara semua pemberi. Apabila Roh-Nya bekerja
dalam hati umat-Nya, Ia akan menjadikan mereka seperti diri-Nya sendiri:
pemberi yang murah hati.
Dalam Ibrani 8:6 penulisnya memperbandingkan Perjanjian Lama
dengan Perjanjian Baru, kemudian mengingatkan umat Kristen bahwa
mereka telah memasuki suatu „perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan
atas janji yang lebih tinggi‰. Jadi sungguh tidak masuk akal jika orang-orang
yang sekarang menikmati suatu perjanjian yang lebih baik tingkatannya ini
kurang murah hati dalam memberi dibandingkan dengan orang-orang yang
berada dalam suatu perjanjian yang lebih rendah tingkatannya. Kalau umat
Allah yang berada di bawah Hukum Taurat memberikan persepuluhan
mereka kepada-Nya · ditambah banyak lagi persembahan yang lain ·
bagaimana mungkin umat Kristen yang hidup dalam kasih karunia akan
lebih menahan diri dalam hal ini? Standar kasih karunia sesungguhnya
lebih tinggi daripada standar Hukum Taurat.
Di sepanjang zaman terdapat satu prinsip dasar yang tidak pernah
berubah: sikap kikir terhadap Tuhan akan mendatangkan kutuk-Nya,
sedangkan kegemaran memberi mendatangkan berkat-Nya.
Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok Hak Tuhan 123

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Ketiga orang nabi terakhir dalam Perjanjian Lama masing-masing
berbicara tentang berbagai segi kehidupan bangsa Israel yang terkena
kutuk dari Tuhan. Siapakah sajakah mereka?
2. Dalam kitab Zakaria 5:1-4, apakah dua dosa yang mengakibatkan kutuk
menimpa seisi rumahnya bagi mereka yang melakukan dosa tersebut?
3. Dalam Maleaki 3:8-9, dosa apakah yang mendatangkan kutuk?
4. Dalam Hagai 1:4-6, kutuk apakah yang dinyatakan disana?
5. Supaya keluar dari kutuk dan masuk ke dalam berkat-Nya, Tuhan
memberikan dua syarat ini kepada umat-Nya: _________ dan________.
6. Kikir terhadap Tuhan akan mendatangkan kutuk-Nya sedangkan
_________ mendatangkan berkat-Nya.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Pernahkah Anda melakukan salah satu atau ketiga dosa yang dibahas
dalam pasal ini?
2. Apakah Anda melihat bukti dari kutuk yang ada dalam hidup Anda?
3. Untuk dapat keluar dari kutuk dan masuk ke dalam berkat mensyaratkan
pertobatan dan restitusi. Datanglah kehadapan Tuhan dan bertobatlah
dari dosa yang sudah Anda lakukan. Tanyakan Tuhan untuk
menunjukkan tindakan apa yang harus Anda lakukan sebagai restitusi.

AYAT HAFALAN
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
2 Korintus 9:7
124 Berkat atau Kutuk

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, semua yang aku punya adalah milik-Mu. Aku berkomitmen untuk
menempuh jalan orang baik, dan tetap berjalan dalam jalan kebenaran.
(Amsal 2:20).
11

Ucapan Orang yang Berotoritas

a! ik berkat maupun kutuk adalah bagian dari alam roh yang sangat
C luas dan tidak kelihatan, yang berdampak besar bagi kehidupan
manusia. Salah satu pokok yang memainkan peranan menentukan di alam
roh ini adalah otoritas atau wewenang (kekuasaan) yang dimiliki oleh
orang-orang tertentu. Apabila kita tidak mengetahui prinsip-prinsip atau
hukum-hukum alam yang berkenaan dengan otoritas atau wewenang itu,
akan sulit bagi kita untuk memahami cara kerja atau sistem yang berlaku
dalam alam roh itu, apalagi untuk dapat menanggapi dengan tepat segala
sesuatu yang berhubungan dengannya.
Khususnya pada abad yang kedua puluh ini di mana-mana kita melihat
adanya kecenderungan dalam masyarakat untuk memberontak dan tidak
mau tunduk lagi terhadap segala bentuk wewenang (kekuasaan), yang selama
ribuan tahun sebelumnya tidak pernah ada orang yang berani mengusiknya.
Perubahan sikap ini telah sangat mempengaruhi keberadaan berbagai
lembaga masyarakat, seperti keluarga, gereja, dan bahkan berbagai lembaga
pemerintahan.
Banyak orang berpikir bahwa dengan adanya pemberon takan-
pemberontakan itu berarti sudah tidak ada lagi otoritas yang berfungsi,
tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Hukum-hukum yang mengatur
pelaksanaan otoritas atau kekuasaan itu masih tetap ada dan berlaku seperti

125
126 Berkat atau Kutuk

sediakala bagi semua orang dan tidak mungkin dihapuskan, seperti layaknya
hukum gaya berat yang tidak pernah akan terhapus dari muka bumi ini.
Orang yang tidak mau menerima dan tunduk terhadap peraturan yang
berlaku boleh saja bersikap acuh tak acuh terhadap hukum yang mengatur
gaya tarik bumi, misalnya, kemudian meloncat keluar dari lantai kesepuluh
sebuah gedung bertingkat. Sekalipun ia mengabaikan hukum itu, tidak
berarti hukum itu telah tidak berlaku lagi. Sehingga bagaimana pun, ia
akan tetap jatuh ke bawah dan mati terhempas di trotoar di sekitar gedung
itu. Demikian juga halnya dengan hukum-hukum yang berlaku dalam
pelaksanaan otoritas. Manusia boleh saja mengabaikan atau menolak untuk
menaatinya, tetapi baik disadari atau pun tidak, hukam-hukum tersebut
akan tetap berpengaruh dalam kehidupan mereka.
Di seluruh alam semesta ini hanya terdapat satu sumber kekuasaan
yang tertinggi, yaitu Allah Pencipta sendiri. Namun pada umum nya
Allah tidak menjalankan kekuasaan-Nya secara langsung, sebab Ia telah
mewakilkan kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang telah dipilih-Nya.
Setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus berkata kepada murid-
murid-Nya: „Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi‰ (Matius 28:18). Jadi, semenjak waktu itu Allah telah menaruh
segala otoritas atau kekuasaan-Nya di tangan Yesus. Tetapi selanjutnya
Yesus menyerahkan kekuasaan yang diterima-Nya dari Bapa itu kepada
orang-orang lain lagi.
Dengan demikian, otoritas atau kekuasaan yang ada di alam semesta
ini dapat digambarkan seperti sebuah kabel yang luar biasa besarnya yang
diturunkan oleh Allah Bapa kepada Tuhan Yesus. Kemudian melalui Tuhan
Yesus kabel itu diuraikan menjadi kabel-kabel berukuran kecil yang tak
terhingga banyaknya dan disalurkan kepada para malaikat serta manusia
yang dipilih-Nya dari berbagai kawasan alam semesta ini.
Salah satu istilah yang sering dipakai dalam Alkitab untuk meng-
gambarkan seseorang yang menjalankan kekuasaan adalah kepala. Dalam I
Korintus 11:3, misalnya, Paulus menulis:
Ucapan Orang yang Berotoritas 127

Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari
Kristus ialah Allah.

Dengan memakai contoh di atas, Paulus menggambarkan suatu saluran


otoritas yang bersumber dari Allah Bapa, dan turun kepada Kristus,
kemudian dari Kristus disalurkan kepada seorang pria yang menjalankan
peran suami dan ayah dalam sebuah keluarga. Atas dasar hubungan inilah,
pria menjadi otoritas yang resmi ditunjuk Tuhan dalam keluarga.
Dalam hubungan kemasyarakatan, kedudukan sebagai suami/ayah
merupakan suatu contoh utama dari orang yang ditunjuk untuk memegang
otoritas atau kekuasaan. Tetapi selain itu ada banyak pemegang kekuasaan
yang lain: pemimpin yang berkuasa atas suatu bangsa, komandan yang
memerintah pasukan tentaranya; guru yang berwenang atas murid-murid-
nya; dan gembala sidang yang memimpin para anggota jemaatnya, dan
lain-lain.
Otoritas atau kekuasaan yang bersifat mutlak hanya dimiliki oleh Tuhan.
Semua bentuk kekuasaan yang lain harus tunduk kepada berbagai macam
pembatasan tertentu. Otoritas atau kekuasaan yang diwakilkan hanya
berlaku untuk ruang lingkup tertentu. Misalnya, otoritas atau kekuasaan
seorang pemimpin bangsa biasanya dibatasi oleh hukum-hukum yang
berlaku dalam bangsanya, dan tidak berlaku dalam bidang-bidang yang
bersifat „pribadi‰ dari kehidupan warganya. Demikian juga, otoritas atau
kekuasaan seorang ayah atas keluarganya tidak memberinya hak untuk
melanggar hukum-hukum yang berlaku dalam pemerintahan negaranya.
Otoritas atau wewenang seorang guru atas murid-muridnya berlaku sebatas
lingkungan sekolah saja. Begitu pula otoritas seorang gembala jemaat atas
jemaatnya hanya berlaku untuk hal-hal yang diatur oleh peraturan-peraturan
keagamaan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh jemaatnya.
Semua contoh otoritas di atas bersifat umum saja. Agar lebih spesifik,
tentu saja perlu ditambahkan lagi berbagai persyaratan dan pembatasan
tertentu. Selain itu akan timbul juga keadaan yang menyebabkan dua
128 Berkat atau Kutuk

macam otoritas atau kekuasaan saling tumpang tindih, yang akhirnya


dapat menimbulkan konflik. Namun contoh-contoh di atas saya rasa sudah
cukup untuk menetapkan hukum-hukum atau prinsip dasar yang mengatur
pelaksanaan otoritas atau kekuasaan.
Ada sementara orang yang beranggapan bahwa apabila terjadi penya-
lahgunaan kekuasaan, itu berarti kekuasaan tersebut dengan sendirinya
menjadi batal, tidak berfungsi lagi. Hal ini mungkin saja berlaku dalam kasus
tertentu yang jarang terjadi, tetapi biasanya tidak demikian. Bagaimana pun
juga, otoritas atau kekuasaan (dalam bentuk apa pun) sangat dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Penyalahgunaan otoritas memang sering
menimbulkan berbagai kesulitan, tetapi keadaan demikian masih jauh lebih
baik daripada terjadi anarki.*
Di banyak permukiman penduduk dewasa ini kondisi udaranya sudah
begitu tercemar sehingga menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat.
Namun demikian, keadaan itu tidak
Udara yang tercemar dijadikan alasan oleh Tuhan untuk
masih lebih baik daripada
menghilangkan udara yang terdapat di
tidak ada udara sama
sekitar wilayah yang tercemar itu. Udara
sekali. Demikian juga,
lebih baik ada kekuasaan yang tercemar masih lebih baik daripada
meski disalahgunakan tidak ada udara sama sekali. Demikian
daripada timbul anarki juga, lebih baik ada kekuasaan meski
atau kekacauan. disalahgunakan daripada timbul anarki
atau kekacauan.
Salah satu cara terpenting yang harus ditempuh seorang pemegang
kekuasaan dalam menjalankan otoritas adalah memberkati semua orang
yang berada di bawah kekuasaannya. Dalam Kejadian 27 tercatat betapa
pentingnya bagi Yakub maupun Esau, arti berkat yang akan diberikan oleh
Ishak, ayah mereka. Dan hal itu memang masuk akal, karena nasib anak
cucu kedua orang tersebut akhirnya ditentukan oleh kata-kata bertuah yang

* Menurut Kamus Webster definisi anarki adalah: 1. Sama sekali tidak berfungsinya
pemerintahan 2. kekacauan politik yang disertai kekerasan; keadaan tanpa hukum 3.
kekacauan dalam kegiatan apa pun juga.
Ucapan Orang yang Berotoritas 129

diucapkan Ishak bagi diri mereka masing-masing. Dan bukan hanya Ishak
yang mengalami hal tersebut. Seluruh catatan yang terdapat dalam Alkitab
menunjukkan bahwa berkat yang diberikan seorang ayah itu demikian
pentingnya, sehingga hanya ada satu hal yang nilainya lebih tinggi dari itu,
yaitu berkat yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
Namun demikian, tersirat di sini bahwa orang yang mempunyai kemam-
puan untuk memberkati, sudah tentu juga memiliki kemampuan untuk
mengutuk. Karena berkat dan kutuk memang tidak pernah dapat dipisahkan
satu dari yang lainnya, sama seperti panas dan dingin serta siang dan malam
yang tidak akan pernah dapat dipisahkan. Itu berarti bahwa orang yang
memiliki otoritas atau kekuasaan mempunyai dua cara untuk menggunakan
kekuasaan tersebut, yaitu memberkati atau mengutuk. Otoritas yang sama
yang mampu menghasilkan suatu berkat juga dapat mendatangkan suatu
kutuk yang tidak kalah nyatanya.
Salah satu contoh yang menyedihkan dapat kita lihat dari peristiwa yang
terjadi dalam keluarga Yakub. Dalam Kejadian 31 tercatat bahwa pada
suatu hari Yakub secara diam-diam meninggalkan pamannya Laban yang
tinggal di Mesopotamia, dan pulang ke negeri Kanaan, dengan memboyong
dua orang istri, dua orang gundik dan sebelas orang anak. Tetapi Laban
dengan ditemani sejumlah kerabatnya segera mengejar Yakub dan berhasil
menyusul Yakub beserta rombongannya di sekitar pegunungan Gilead. Lalu
terjadilah pertengkaran di antara kedua orang itu, karena Laban menuduh
Yakub mencuri teraphimnya (patung berhala pusaka keluarga, yaitu benda
keramat yang biasa dipakai untuk meramal atau jimat yang disimpan untuk
„melindungi‰ keluarga dari gangguan setan).
Yang tidak diketahui oleh Yakub adalah bahwa Rahel, istri kesa-
yangannya, telah mencuri patung-patung tersebut. Yakub tentu saja marah
mendengar tuduhan Laban. Ia menantang Laban untuk memeriksa seluruh
barang bawaan mereka. Kemudian karena ingin membuktikan kejujurannya,
ia menambahkan kata-kata yang pada akhirnya menjadi semacam kutuk:
„Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup
lagi‰ (Kejadian 31:32).
130 Berkat atau Kutuk

Laban pun memeriksa seluruh barang bawaan Yakub, tetapi teraphim


itu tidak ditemukan karena sudah disembunyikan oleh Rahel. Namun
demikian, kutuk Yakub itu tetap menjadi suatu kenyataan, disebabkan oleh
otoritas atau kekuasaan yang dimilikinya sebagai seorang suami. Kata-kata
itu sama seperti vonis hukuman mati atas orang yang telah bersalah karena
mencuri patung-patung berhala keluarga Laban itu. Yakub sendiri memang
tidak menyadari bahwa kata-katanya itu akan mencelakakan Rahel, namun
hal itu tetap tidak mampu menghalangi kutuk itu bekerja. Tak lama kemu-
dian, ketika melahirkan puteranya yang kedua, Rahel pun meninggal dunia.
(Lihat Kejadian 38:16-19.) Demikian besarnya otoritas dan kemampuan
seorang suami, baik dalam memberkati maupun mengutuk!
Perlu ditambahkan kiranya, bahwa dengan mengambil patung-patung
berhala atau „ilah‰ palsu itu, Rahel juga telah melanggar perintah Tuhan
yang melarang penyembahan berhala dan berhubungan dengan kuasa gelap.
Dengan demikian karena ulahnya sendiri Rahel kehilangan perlindungan
Tuhan dan terkena kutuk yang sudah pasti akan menimpa orang yang
berhubungan dengan kuasa gelap. Inilah suatu contoh yang dengan jelas
sekali menun jukkan bahwa hukum-
Hukum-hukum mengenai hukum mengenai alam roh yang berlaku
alam roh yang berlaku sehubungan dengan kutuk dan berkat
sehubungan dengan kutuk merupakan suatu kenyataan yang tidak
dan berkat merupakan
bisa dipungkiri dan juga perlu disegani
suatu kenyataan yang
tidak bisa dipungkiri dan sama seperti halnya hukum gaya berat.
juga perlu disegani sama Hukum-hukum mengenai alam roh itu
seperti halnya hukum gaya benar-benar ada dan berfungsi, tanpa
berat. mempedulikan apakah hal itu disadari
manusia atau tidak.
Di dalam rencana Tuhan bagi perkawinan, suami dan istri harus menjadi
„satu daging‰, yaitu menyatunya dua insan yang berbeda menjadi sebuah
unit atau kesatuan yang baru. Atas dasar ini, seyogianya seorang suami
selalu melibatkan istrinya dalam menjalankan kekuasaan yang mereka miliki
bersama yang berlaku atas anak-anak mereka. Apabila gagal melakukan hal
Ucapan Orang yang Berotoritas 131

ini, suami dapat menjadi diktator yang menyalahgunakan kekuasaan dalam


keluarganya.
Namun dewasa ini justru sebaliknya yang sering terjadi, yaitu bahwa
suami pada umumnya kurang bertanggungjawab terhadap istri dan anak-
anak mereka. Bahkan ada pula yang begitu tega meninggalkan keluarganya.
Dalam keadaan demikian, sang istri harus memikul beban yang seharusnya
dipikul oleh mereka berdua. Akibatnya seringkali seluruh rumah tangga
mengalami kehancuran. Kiranya kita patut memberikan pujian kepada para
istri Kristen yang harus menghadapi situasi demikian, tetapi yang dengan
iman, doa dan kasih karunia Tuhan berhasil memikul beban tambahan yang
diletakkan di atas pundak mereka.
Dalam kasus yang dialami Yakub, ia sendiri tidak menyadari bahwa
kata-kata yang diucapkannya itu sebenarnya tertuju pada Rahel. Namun
di zaman modern sekarang, yang justru sering terjadi adalah para suami
dengan sengaja melontarkan kata-kata yang tajam dan bersifat mengutuk
kepada istrinya sendiri. Berikut ini adalah suatu contoh yang sangat umum
terjadi:
Mary yang kurang mendapat latihan dari ibunya mengenai kehidupan
berumah tangga, pada suatu hari menikah dengan Jack, seorang pimpinan
perusahaan yang mempunyai kebiasaan suka marah-marah. Mary tidak pernah
dapat memasak makanan yang enak atau menyajikan hidangan yang menarik
untuk dilihat. Pada mulanya Jack masih dapat menahan diri. Tetapi akhirnya
meledak juga kejengkelannya dan dengan marah ia mengatakan: „Perutku
mual kalau harus makan masakanmu. Sampai kapan pun kamu tidak bakal
bisa memasak!‰ Ia sering mengucapkan kata-kata semacam itu pada berbagai
kesempatan.
Semenjak waktu itu setiap kali Mary harus menghidangkan makanan
tangannya selalu gemetar. Tugas di dapur menjadi suatu beban yang benar-
benar terlalu berat baginya. Setelah beberapa tahun akhirnya mereka bercerai.
Tetapi kutuk yang pernah diucapkan Jack pada dirinya terus mengikuti
Mary seumur hidupnya. Meskipun ia cukup berbakat dan sukses di bidang
yang lain, dalam hal masak-memasak ia tidak pernah berhasil. Setiapkali
132 Berkat atau Kutuk

ia harus bekerja di dapur, seakan-akan ada suatu bayangan gelap yang


mulai menguasainya, sehingga kemampuannya tidak dapat berkembang.
Hanya ada satu jalan keluar bagi masalahnya: ia perlu menyadari bahwa
sesungguhnya ia terkena kutuk dari suaminya dan perlu memohon kepada
Tuhan agar dilepaskan dari kutuk tersebut.
Tetapi di sisi lain, tanpa disadarinya, Jack sendiri telah mengundang
suatu kutuk atas dirinya sendiri. Sejak ia mengatakan: „Perutku mual kalau
harus makan masakanmu,‰ ia pun mulai mengalami sakit perut yang
kronis, tetapi para dokter tidak pernah menemukan penyebab penyakitnya
itu, sehingga tidak pernah berhasil mengobatinya. Di satu sisi, Mary tidak
pernah berhasil mengembangkan kemampuannya, dalam masak-memasak,
sedangkan di sisi lain Jack pun mengalami sakit perut kronis hingga akhir
hayatnya.
(Pasal 12 akan membahas lebih lanjut mengenai kutuk yang diucapkan
terhadap diri sendiri.)
Tentu saja contoh dari pengalaman Mary dan Jack ini bisa juga
berlaku dalam hal-hal yang lain. Mungkin dalam kasus yang lain sang
istri menghadapi masalah berat badan yang berlebihan. Lalu sang suami
mungkin mengutuknya dengan cara demikian: „Kamu kurang sungguh-
sungguh berusaha melangsingkan badanmu. Kamu akan tetap gembrot
seumur hidupmu.‰
Atau mungkin Mary adalah seorang wanita yang kurang pandai mengatur
keuangan. Gaji mingguan yang diterima dari suaminya habis dalam waktu
tidak sampai satu minggu. Ia tidak pernah bisa menyimpan uang. Mungkin
suaminya akan meluap kejengkelannya dan akhirnya mengatakan: „Anak
SD lebih pintar dari kamu dalam memegang uang. Bagaimana kamu bisa
kaya. Kamu pasti terus melarat seumur hidupmu.‰
Atau cobalah bayangkan sepasang suami-istri yang lain: Jim dan Jane.
Kata-kata yang dilontarkan Jim bahkan lebih keras dan lebih kejam dari
yang diucapkan Jack. Percekcokan sengit yang kerap terjadi di antara mereka
biasanya berakhir dengan umpatan Jim terhadap istrinya: „I hate your guts!‰
Ucapan Orang yang Berotoritas 133

(artinya secara harfiah, aku benci ususmu!)** Beberapa tahun kemudian


mereka bercerai, dan Jane terpaksa menjalani operasi usus hingga tiga
kali, karena berbagai penyakit yang menyerang silih berganti. Dan antara
penyakit yang satu dengan yang lain sama sekali tidak ada hubungannya.
Penyebab ketiga macam penyakit yang mengganggu Jane itu sesungguhnya
tertulis dalam Amsal 12:18: „Ada orang yang lancang mulutnya seperti
tikaman pedang‰. Akhinya diperlukan sayatan pisau ahli bedah untuk
mengobati „penyakit‰ yang ditimbulkan oleh kata-kata Jim yang penuh
kepahitan itu.
Kata-kata seperti yang diucapkan oleh Jack terhadap Mary, atau oleh Jim
terhadap Jane tersebut meluncur keluar karena dorongan suasana hati yang
berkisar antara sekadar perasaan kurang sabar, kemudian marah, hingga
benar-benar geram. Selain itu, pengaruh kuasa gelap juga ikut ambil bagian
dalam hal ini. Kata-kata itu pun lalu seumpama anak panah yang batangnya
diberi kait dan ujungnya diolesi dengan racun. Kalau panah itu menancap
ke dalam daging batangnya yang berkait membuat panah tersebut sulit
dicabut. Tetapi jika dibiarkan menancap terus, racun pada ujungnya akan
menjalar ke seluruh tubuh.
Suatu otoritas atau kekuasaan yang lebih besar daripada otaritas seorang
suami atas istrinya, adalah otoritas yang dimiliki seorang ayah atas anak-
anaknya. Ini merupakan bentuk hubungan otoritas yang paling mendasar
dalam kehidupan manusia. Selain itu, otoritas seorang ayah terhadap anak-
nya ini sesungguhnya merupakan perluasan dari hubungan kekal yang
terjalin antara Allah Bapa dengan Allah Putera.
Sebagaimana berkat seorang ayah mempunyai dampak yang tak
terhingga besarnya untuk mendatangkan kebaikan, demikian juga,
kutuk seorang ayah mempunyai dampak yang sangat besar pula dalam
mendatangkan hal-hal yang bersifat merusak. Sementara itu ada ayah
yang justru dengan sengaja mengeluarkan ucapan-ucapan kutuk terhadap

** Umpatan dalam bahasa Inggris itu sangat, tajam, kurang lebih sama tajamnya dengan:
„Aku membencimu sampai tujuh turunan‰, suatu makian pedas yang ada dalam bahasa
Indonesia.
134 Berkat atau Kutuk

anaknya. „Tetapi seperti halnya dalam


Sebagaimana berkat
hubungan otoritas suami terhadap istri,
seorang ayah mempunyai
dampak yang tak seringkali seorang ayah mengucapkan
terhingga besarnya untuk perkataan tertentu kepada anaknya yang
mendatangkan kebaikan, sebenarnya tidak sengaja dimaksudkan
demikian juga, kutuk sebagai suatu kutuk. Tetapi kata-kata
seorang ayah mempunyai
tersebut akhirnya tetap menimbulkan
dampak yang sangat besar
pula dalam mendatangkan akibat yang sama dengan yang dihasilkan
hal-hal yang bersifat oleh suatu kutuk. Masing-masing contoh
merusak. berikut ini memperlihatkan berbagai
faktor yang sering saya jumpai dalam
kenyataan sehari-hari.
Seorang ayah mempunyai tiga orang anak lelaki. Kelahiran anak yang
sulung benar-benar disambut dengan gembira, karena memang dialah anak
yang pertama. Adapun anak bungsu kebetulan memiliki bakat istimewa,
berkepribadian luwes dan pandai bergaul. Sedangkan anak yang tengah
tidak mempunyai faktor-faktor yang mengun tungkan itu. Anak yang
kedua ini sering kali merasa sedih karena kurang dimengerti oleh ayahnya,
namun ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya tersebut. Sementara
itu, sang ayah melihat bahwa pada diri anaknya yang kedua ini terdapat
segi-segi tertentu dari kepribadiannya sendiri yang kurang disukainya,
namun ia belum pernah secara serius berusaha mengatasi sifat-sifat itu
dalam kehidupannya sendiri. Baginya terasa lebih mudah untuk mengoreksi
sifat-sifat negatif itu dengan cara mengecam kehidupan anaknya daripada
mengoreksi dirinya sendiri.
Akibatnya, anak yang kedua itu merasa kurang disenangi oleh ayahnya.
Akhirnya ia pun malas untuk berusaha menyenangkan ayahnya. Ayahnya
salah mengerti dan menganggap perilaku anaknya itu sebagai sikap keras
kepala. Ia makin sering melampiaskan kejengkelannya dengan berkata:
„Kamu tidak pernah berusaha! Kamu malas! Kamu tidak akan pernah
berhasil dalam hidupmu!‰ Ia tidak menyadari bahwa sesungguhnya ia telah
mengutuk anak itu untuk seumur hidupnya.
Ucapan Orang yang Berotoritas 135

Sudah tidak terhitung lagi banyaknya pria yang saya layani, yang
kehidupannya telah dihancurkan oleh kata-kata negatif dan merusak serta
kecaman yang dilontarkan oleh ayah mereka. Dari pengalaman-pengalaman
tersebut saya menarik kesimpulan bahwa kata-kata yang dilontarkan ayah
mereka itu pada hakikatnya merupakan
suatu kutuk. Dan sementara waktu Ada orang-orang
bergulir, dampak dari kutuk itu tetap yang sudah setengah
baya umurnya, namun
berlangsung terus. Ada orang-orang yang
kehidupannya masih saja
sudah setengah baya umurnya, namun dipengaruhi oleh dampak
kehidupannya masih saja dipengaruhi dari kata-kata yang
oleh dampak dari kata-kata yang diucapkan ayah mereka
diucapkan ayah mereka semasa mereka semasa mereka masih kecil.
masih kecil. Satu-satunya jalan untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menanganinya secara serius sebagai
suatu kutuk, dan memakai obat penawar yang telah disediakan Tuhan.
Banyak orang mengalami peristiwa yang mirip dengan kasus Jack dan
Mary atau Jim dan Jane, hanya situasinya berbeda-beda. Misalnya, ada
seorang ayah yang sangat cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
yang membutuhkan ketrampilan tangan. Tetapi anak lelakinya sama sekali
tidak demikian. Karena anaknya sering gagal dalam menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan kepadanya, sang ayah akhirnya berkata: „Kedua tanganmu
itu seperti tangan kiri saja!‰ atau „Jari-jarimu itu semuanya ibu jari!‰
Mungkin saja si ayah mengucapkan kata-kata itu secara bergurau, dan
bukan dalam keadaan marah atau jengkel. Tetapi anak lelakinya tidak
dapat melupakan kata-kata itu. Tiga puluh tahun kemudian ia masih saja
mengalami kebingungan dan tidak memiliki rasa percaya diri setiap harus
mengerjakan suatu tugas yang membutuhkan ketrampilan tangan yang
sederhana sekalipun. Akhirnya ia tidak pernah berhasil dalam bidang
tersebut. Dan yang menjadi penyebab utama masalahnya adalah bukan
karena ia tidak mampu, melainkan hanya karena ia tidak cukup memiliki
kepercayaan diri. Ia tidak pernah berhasil membangun kembali kepercayaan
dirinya yang telah dihancurkan ayahnya sendiri di masa kecilnya.
136 Berkat atau Kutuk

Sama seperti anak-anak lelaki, anak-anak perempuan juga dapat


menderita akibat dan ucapan-ucapan negatif ayah mereka. Misalnya,
seorang gadis usia remaja yang mempunyai gangguan jerawat di wajahnya
menghabiskan waktu hingga berjam-jam di depan cermin setiap pagi dalam
upaya menutupi jerawatnya dengan segala macam krem kulit. Ayahnya
yang harus mengantar dia ke sekolah setiap hari makin lama makin jengkel
karena harus selalu menunggui anaknya berdandan begitu lama. Pada suatu
hari ketika ia harus menunggu lebih lama dari biasanya, kejengkelannya
pun meluap dan terlontarlah ucapan berikut: „Kamu hanya membuang-
buang waktu di depan cermin, jerawatmu tidak bakal sembuh sampai
kapan pun!‰ Dua puluh tahun kemudian, anaknya itu sudah menikah dan
mempunyai dua anak, tetapi jerawat di wajahnya masih belum sembuh juga.
Kata-kata yang penuh kemarahan dan kepahitan, baik yang diucapkan
oleh seorang suami terhadap istrinya atau oleh seorang ayah terhadap
anaknya, biasanya merupakan luapan dari ketegangan yang memuncak
di dalam hati. Hal ini dapat disamakan dengan ketel air yang peluitnya
berbunyi ketika air di dalamnya mulai mendidih. Mula-mula, tekanan dalam
ketel itu meningkat, meski tidak terlihat dari luar. Tetapi ketika airnya mulai
mendidih, uap air itu akan menerobos keluar, sehingga terdengarlah bunyi
peluitnya. Ketika mencapai titik didih tersebut, peluitnya itu akan berbunyi
terus tanpa dapat dihentikan. Satu-satunya cara untuk menghentikan bunyi
peluit itu adalah menurunkan ketel itu dari kompor dan membiarkan
airnya mendingin.
Bagi seorang Kristen ini berarti ia harus cepat berpaling kepada Tuhan
dengan suatu doa yang sungguh-sungguh: „Tuhan, aku hampir tidak bisa
mengendalikan diri lagi, aku ingin berserah kepada-Mu. Tolong ambil alih
dan kendalikanlah diriku.‰ Jika tidak demikian, pada saat kejengkelan
dan kemarahan telah bertumpuk dalam diri seseorang, semuanya itu akan
meluap keluar seperti halnya uap dalam ketel tadi, dalam bentuk ucapan
yang menyakitkan. Sedangkan kutuk yang terdapat dalam ucapan itu dapat
disamakan seperti bunyi peluit tadi. Begitu kutuk itu terdengar, tidak
mungkin lagi untuk menariknya kembali. Maka satu-satunya cara untuk
Ucapan Orang yang Berotoritas 137

mengatasi keadaan tersebut adalah dengan menyadari bahwa ucapan itu


merupakan suatu kutuk, kemudian memohon kepada Tuhan agar kutuk itu
segera dicabut.
Setiap ibu juga memiliki otoritas
atau kuasa tertentu atas anak-anaknya, Setiap ibu juga memiliki
otoritas atau kuasa
yang ia miliki bersama dengan suami
tertentu atas anak-
atau yang diwakilkan oleh suaminya. anaknya, yang ia miliki
Tetapi ada sebagian ibu-ibu yang tidak bersama dengan suami
puas dengan kuasa yang diwakilkan atau yang diwakilkan oleh
kepadanya, yang merupakan hal yang suaminya.
selayaknya di hadapan Tuhan. Lalu ia
mulai menyalahgunakan kasih sayang dan kesetiaan anak-anaknya untuk
menguasai mereka di luar batas kewajaran dan untuk mengatur setiap
segi kehidupan mereka. Ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk
praktek tenung/sihir! Hal ini akan terlihat semakin nyata pada waktu
anak-anaknya mulai memilih calon teman hidup mereka. Jika sang ibu
setuju dengan pilihan anaknya, tentu ia akan bersikap manis sekali. Tetapi
apabila ia kurang setuju dengan pilihan anaknya, akan terlihat sisi lain dari
kepribadiannya yang tidak menyenangkan.
Pada bagian berikut ini, seorang suami dan istrinya masing-masing
menceritakan pengalaman mereka yang merupakan akibat dari suatu kutuk
yang diucapkan oleh ibu mertua sang suami pada hari perkawinan mereka.
Terlebih dahulu mereka menceritakan akibat-akibat yang ditimbulkan kutuk
sang ibu dalam kehidupan mereka. Kemudian disampaikan cara mereka
menyadari adanya kutuk itu serta langkah-langkah yang digariskan dalam
Alkitab yang mereka tempuh untuk dapat terlepas dari kutuk itu.

Kisah Suami
Hidup di bawah suatu kutuk dapat diumpamakan seperti berada di tempat
yang berselubung kabut tebal: akibat yang ditimbulkannya dapat dilihat,
namun bentuk dan substansinya tidak begitu jelas. Mungkin saja kehidupan
138 Berkat atau Kutuk

Anda cukup berhasil, tetapi yang Anda rasakan tidak lain hanyalah frustrasi
dan keputus-asaan.
Bagi saya sendiri berkat-berkat Tuhan itu dahulu terasa begitu jauh dan
tidak mungkin saya peroleh. Saya sering merasakan hadirat Tuhan dan
saya juga mencoba mengembangkan karunia-karunia roh, tetapi saya tidak
pernah merasakan kepuasan dalam pelayanan maupun kehidupan saya. Istri
dan anak-anak saya tidak henti-hentinya mengalami gangguan kesehatan,
dan kami selalu saja kekurangan uang (padahal kami tidak pernah lalai
membayar persepuluhan dan persembahan-persembahan yang lain serta
hidup dengan sangat berhemat).
Meskipun saya mengerti dengan jelas panggilan pelayanan saya, saya
tidak mampu memenuhi panggilan itu. Sebagian besar pekerjaan yang saya
lakukan tidak pernah berhasil. Saya sering memulai sesuatu, tetapi tidak
pernah bisa menyelesaikannya. Seakan-akan ada penghalang yang tidak
kelihatan.
Pergumulan saya ini berlangsung bertahun-tahun lamanya. Tetapi
kemudian pada suatu hari saya menghadiri sebuah persekutuan. Di sana
saya menceritakan keadaan saya kepada sekelompok hamba Tuhan, termasuk
Bapak Derek Prince. Mereka segera melihat adanya kutuk yang mengganggu
keluarga saya yang berasal dari ibu mertua saya.
Berikut ini, istri saya akan menceritakan kelanjutannya.

Kisah Istri
Pada waktu kami baru saja menikah saya berdoa dan berpuasa selama dua
hari. Saya merasa Tuhan menunjukkan kepada saya, bahwa ada suatu kutuk
dalam keluarga saya. Saya dan suami saya baru saja menerima baptisan Roh
Kudus dan belum pernah mendengar tentang hal-hal semacam kutuk itu.
Pengalaman kami dalam berusaha mendapatkan kelepasan bisa diumpamakan
seperti mengelupasi sebuah bawang yang dilakukan selapis demi selapis.
Kutuk ini disebabkan oleh roh perdukunan yang telah bekerja melalui
para wanita dalam keluarga kami, terutama sekali melalui ibu saya. Keluarga
saya cukup rajin ke gereja, dan semuanya hidup secara bermoral dan
„normal‰. Tetapi kuasa perdukunan itu bekerja secara diam-diam untuk
merongrong otoritas para lelaki dalam keluarga kami, dan memanipulasi
para anggota keluarga yang lain.
Saya baru menyadari betapa jauhnya ibu saya berusaha menguasai saya
pada saat saya mulai bertunangan. Ketika secara berangsur-angsur kesetiaan
saya beralih kepada calon suami saya, saya dapat merasakan kekesalan ibu
yang semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari ibu mengatakan: „Suamimu itu
Ucapan Orang yang Berotoritas 139

tidak akan pernah bisa mencari uang dan nanti kamu harus bekerja terus
seumur hidupmu.‰ Selama sekian tahun menikah saya berusaha mati-matian
untuk melawan „kutuk‰ tersebut. Saya bertekad untuk „membuktikan‰
kepada ibu saya bahwa saya tidak perlu bekerja di luar rumah, tetapi pada
kenyataannya saya justru terkurung terus di rumah sehingga sulit sekali
untuk menerima pekerjaan yang lain! Demikian juga, saya dan suami saya
selalu mengalami kesulitan untuk membayangkan diri kami bisa hidup
makmur, dan kami tidak pernah berhenti mengalami masalah keuangan.
Beberapa waktu sesudah kami menikah ibu berkata: „Tahukah kamu,
bahwa sebenarnya kamu bukan orang yang terlalu kuat secara fisik.‰ Men-
dengar hal itu, saya merasa seperti ada godam menghantam kepala saya!
Kata-kata ibu itu demikian mengejutkan saya, karena selama ini saya tidak
pernah menganggap diri saya sebagai orang yang lemah atau sakit-sakitan.
Justru sebaliknya, saya selalu sehat, bahkan suka sekali berolah raga. Lalu
saya mulai meragukan anggapan saya tersebut dan berpikir bahwa mungkin
memang benar fisik saya agak lemah ... Semenjak saat itu saya menderita
berbagai macam penyakit, bahkan ada yang sampai lama sekali tidak
sembuh-sembuh.
Saya juga mengalami pergumulan karena akhirnya sikap saya terhadap
suami dan anak-anak saya tidak jauh berbeda dari sikap ibu saya. Semakin
saya menyadarinya, saya menjadi semakin putus asa. Bagaimana caranya
untuk dapat terlepas dari kutuk ini? Perdukunan telah menguasai keluarga
kami selama beberapa generasi. Rupa-rupanya roh yang masuk melalui
perdukunan itu benar-benar percaya bahwa ia berhak menguasai diri saya,
bahkan saya pikir ia benar-benar percaya bahwa saya ini miliknya!
Setiap kali saya menerima pelayanan pelepasan, roh tersebut berbisik
dan mengatakan bahwa saya tidak mungkin dilepaskan sepenuhnya. Saya
mempersalahkan ibu saya. ... Melalui suatu proses „selapis demi selapis‰ yang
lambat, rahasia masalah saya itu pun terungkap dan saya dilepaskan dari kuasa
gelap, hingga kemudian saya menyadari bahwa musuh saya yang sebenarnya
bukan ibu saya. Akhirnya saya dapat mengampuni ibu dan mulai menyadari
serta mengakui bahwa kutuk perdukunan itu telah menguasai kami berdua.
Sejak mendapat pelayanan khusus untuk mematahkan kutuk-kutuk
tersebut, saya belajar untuk menyingkirkan setiap pikiran dan kebiasaan
lama. Sekarang setiap hari dengan penuh keyakinan saya mengucapkan
pengakuan berikut: „Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib saya telah
dibebaskan dari kutuk dan telah menerima berkat-berkat dari Abraham,
yang telah diberkati Tuhan dalam segala hal‰ (Galatia 3:13-14). Kristus
telah menebus dan melepaskan saya dari kutuk itu!
140 Berkat atau Kutuk

Kisah Suami
Setelah mengucapkan doa untuk mematahkan kutuk-kutuk yang ada,
terjadilah perubahan yang nyata sekali. Seolah-olah udara menjadi begitu
bersih dan segar karena telah terbebas dari kabut tebal yang dahulu
menyelimuti kami. Memang perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi
secara dramatis dan sekonyong-konyong, namun perubahan-perubahan
tersebut benar-benar nyata. Saya mulai merasakan adanya suatu tujuan yang
pasti dalam kehidupan saya.
Terasa ada suatu kemajuan. Saya merasa bahwa saya dapat mengendalikan
kehidupan saya berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab
dan saya dapat menjalankan otoritas secara semestinya dalam keluarga
saya. Saya juga melihat bahwa saya semakin produktif dan berhasil dalam
pekerjaan saya.
Yang terpenting bagi saya adalah, kini saya memiliki suatu harapan.
Kegelapan masa depan telah digantikan oleh suatu gairah dan sukacita akan
apa yang sedang dikerjakan oleh Tuhan. „Kabut pekat‰ itu sudah tidak ada
lagi!

Penting untuk diperhatikan bahwa ibu mertua itu sama sekali tidak
menyadari betapa besar dampak dari kata-kata yang dia ucapkan terhadap anak
maupun menantunya itu. Ia sendiri menjadi tawanan dari suatu kekuatan
roh yang secara turun-temurun menguasai keluarganya. Kemungkinan besar
pengaruh itu telah ada dalam keluarganya selama beberapa generasi. Hanya
karena kemurahan Tuhanlah roh yang mencengkeram selama ini dapat
dilepaskan.
Di lingkungan sekolah juga terdapat bentuk hubungan otoritas lain
yang cukup besar dampaknya, meskipun otoritas seorang guru atas murid-
muridnya tidak terlihat sejelas seperti kekuasaan orang tua terhadap anak-
anaknya sendiri. Namun kata-kata negatif yang diucapkan seorang guru
terhadap muridnya dapat membawa akibat yang sama menghancurkannya
seperti bila kata-kata itu diucapkan oleh orang tuanya sendiri. Misalnya,
seorang guru mungkin jengkel terhadap salah seorang murid yang kurang
memperhatikan pelajaran yang diberikannya dan lambat belajar, sehingga
terlontarlah kata-kata berikut: „Kamu takkan pernah bisa membaca dengan
baik!‰ atau „Apa saja yang kamu kerjakan tidak pernah beres, kamu tidak
Ucapan Orang yang Berotoritas 141

akan pernah berhasil!‰ Kemungkinan


Seorang wanita Kristen
besar guru itu tidak menyadari betapa
yang telah 40 tahun
berbahaya ucapannya itu dan ia mungkin lamanya terganggu oleh
juga tidak akan pernah melihat akibatnya rasa rendah diri, yang
dalam kehidupan para muridnya itu di berawal dari ucapan
kemudian hari. Tetapi saya telah bertemu gurunya yang berkata
kepadanya: “Kamu
dengan banyak orang, baik lelaki maupun
bodoh!”
perempuan, yang mengalami kesulitan di
sepanjang hidupnya akibat kata-kata yang
diucapkan oleh guru mereka ketika di sekolah dasar. Saya teringat akan
seorang wanita Kristen yang telah 40 tahun lamanya terganggu oleh rasa
rendah diri, yang berawal dari ucapan gurunya yang berkata kepadanya:
„Kamu bodoh!‰ Padahal, kenyataannya sekarang, ia jauh lebih cerdas
daripada kebanyakan orang lain di sekitarnya.
Contoh-contoh di atas menunjukkan betapa besar dan betapa menge-
rikannya dampak dari kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang yang
mempunyai otoritas atau kekuasaan tertentu. Yaitu kekuasaan yang timbul
karena adanya hubungan tertentu. Hubungan-hubungan yang disebutkan
dalam contoh di atas adalah hubungan dengan suami, ayah, ibu dan
guru di sekolah. Ada suatu persamaan pada ucapan-ucapan negatif yang
dikeluarkan oleh semua orang yang mempunyai otoritas itu. Secara umum
semua ucapan mereka dapat diringkas dalam sebuah kalimat singkat
berikut ini: „Kamu tidak akan pernah berhasil!‰ Yang menarik untuk
diperhatikan adalah bahwa Musa juga menggunakan kata-kata yang serupa
pada saat ia menjelaskan kepada bangsa Israel tentang akibat-akibat yang
dapat ditimbulkan oleh kutuk hukum Taurat: „Perjalananmu tidak akan
beruntung‰ · artinya, „Kamu takkan pernah berhasil‰ (Ulangan 28:29).
Oleh karena itu setiap kali saya mendengar seseorang mengucapkan kata-
kata demikian, saya selalu berjaga-jaga, sebab ada kemungkinan kata-kata itu
merupakan suatu kutuk.
Di bidang keagamaan juga terdapat orang-orang yang meme gang
jabatan tertentu yang mengandung otoritas atau kekuasaan yang besar.
142 Berkat atau Kutuk

Maka tidak mengherankan bila kata-


Sungguh tidak mungkin
kata yang diucapkan oleh para pemuka
untuk berbicara mengenai
sejarah Eropa tanpa agama dalam keduduk annya sebagai
menyebutkan akibat- pemegang otoritas, dapat mendatangkan
akibat yang mengerikan dampak baik maupun buruk yang sangat
yang ditimbulkan oleh besar. Selama berabad-abad para paus
perintah pengucilan yang
(pemimpin tertinggi) dari Gereja Roma
dikeluarkan para paus
tersebut. Katolik di Eropa memiliki suatu senja-
ta „pamungkas‰ yang sangat ditakuti,
yaitu perintah „pengucilan‰ (yang pada
dasarnya adalah suatu „kutuk‰). Keputusan Paus tersebut dijatuhkan kepada
setiap orang yang dianggap telah berbuat murtad. Sungguh tidak mungkin
untuk berbicara mengenai seja rah Eropa tanpa menyebutkan akibat-
akibat yang mengerikan yang ditimbulkan oleh perintah pengucilan yang
dikeluarkan para paus tersebut. Bahkan raja-raja yang berkuasa atas negara-
negara yang besar pada waktu itu lebih takut terhadap perintah pengucilan
itu daripada terhadap suatu pernyataan perang dari negara lain.
Di kalangan Gereja Protestan belum pernah ada pejabat gereja yang
memiliki otoritas yang menyamai otoritas paus dari Gereja Katolik. Namun
demikian, penyalahgunaan kekuasaan itu dapat terjadi pada setiap otoritas
yang ada di lingkungan gereja mana pun. Bahkan seorang pendeta yang
menggembalakan sekelompok kecil Jemaat sekalipun, yang tidak terikat
kepada denominasi mana pun juga, bisa saja mengucapkan kata-kata yang
pada hakikatnya merupakan suatu kutuk.
Saya teringat akan seseorang yang pernah datang kepada saya untuk
pelayanan konseling. Ia adalah seorang yang memenuhi segala persyaratan
yang dibutuhkan sebagai seorang usahawan, dan kita sebut saja dia sebagai
Frank. Frank menceritakan bahwa selama sepuluh tahun terakhir ia benar-
benar mengalami frustrasi, karena pekerjaan yang dilakukannya tidak ada
yang berhasil, sehingga ia benar-benar harus bersusah payah untuk dapat
menghidupi istri dan anak-anaknya. Saya bertanya kepadanya, apakah
ada suatu kejadian kurang baik yang dialaminya kira-kira pada masa ia
Ucapan Orang yang Berotoritas 143

mulai merasakan adanya ketidakberesan itu. Lalu Frank teringat kembali


bahwa pada waktu itu ia dengan keluarganya menjadi anggota jemaat di
sebuah gereja kecil yang tidak tergabung pada denominasi apa pun. Setelah
mengalami selisih pendapat berkali-kali dengan gembala sidangnya, mereka
memutuskan untuk tidak lagi menjadi jemaat di tempat tersebut.
Oleh karena keluarga ini merupakan salah satu sumber pemasuk-
an terbesar di gereja tersebut, maka reaksi gembala sidang itu terhadap
keputusan Frank lebih didasarkan pada rasa takut atau khawatir karena
sumber keuangannya mulai terancam. Percakapan terakhir antara Frank
dengan gembala sidang itu berubah menjadi percekcokan sengit yang
disertai dengan kata-kata pedas dari kedua belah pihak. Akhirnya pendeta
itu berkata: „Tuhan sendiri yang menempatkan Saudara dalam jemaat ini.
Jika Saudara meninggalkan jemaat ini, Saudara tidak lagi berada dalam
kehendak Tuhan. Dan mulai saat ini Saudara takkan pernah berhasil dalam
kehidupan Saudara!‰
Benar saja, semenjak waktu itu Frank tidak pernah berhasil dalam
pekerjaannya. Untunglah, akhirnya ia menyadari penyebab masalahnya,
sehingga ia dapat melepaskan diri dari kutuk pendeta tersebut. Tetapi untuk
itu terlebih dahulu ia harus mengampuni pendeta itu dan membereskan
hubungannya dengan dia. Sesudah itu kehidupan Frank berubah dan
menjadi baik kembali.
Kasus Frank ini bukan suatu kekecualian yang jarang terjadi. Saya sendiri
heran karena bertemu dengan begitu banyak orang yang mengalami hal
yang sama. Para pendeta yang „mengutuk‰ itu hampir selalu mengucapkan
hal yang sama: „Tuhan yang menempatkan Saudara dalam jemaat ini. Kalau
Saudara pergi, maka Saudara akan gagal terus dalam kehidupan Saudara!‰
(Perhatikan kata-katanya yang mirip dengan kutuk dalam Alkitab itu!)
Tetapi syukurlah karena Tuhan memberikan suatu obat penawar dan jalan
keluar bagi kedua belah pihak yang berselisih pendapat itu.
Ketika saya melayani di Australia pada tahun 1985, saya mendengar
mengenai kutuk seorang hamba Tuhan yang menimpa suatu keluarga
sampai lebih dan tiga abad lamanya. Seorang wanita, yang saya sebut saja
144 Berkat atau Kutuk

sebagai Margaret, mendengarkan khotbah saya mengenai berkat dan kutuk.


Pada akhir khotbah, setelah menyadari adanya tanda-tanda yang dengan
jelas menunjukkan bahwa ia dan keluarganya juga terkena kutuk, Margaret
berdiri bersama hadirin lainnya dan turut mengucapkan doa untuk
pelepasan. Beberapa waktu kemudian ia menulis surat kepada saya untuk
menceritakan latar belakang kasus yang dialaminya.
Leluhur Margaret berasal dari Skotlandia, dan ia adalah keturunan
dari clan (marga) Nyxon. Pada tahun 1600-an marga ini banyak terlibat
dalam peperangan di daerah perbatasan yang berlangsung antara penduduk
Skotlandia melawan orang Inggris. Akibatnya, Uskup Skotlandia (yang
notabene ditunjuk dan diangkat oleh gereja Inggris) mengutuk seluruh
marga Nyxon itu. Margaret melampirkan salinan deklarasi uskup itu
yang pada dasarnya merupakan suatu kutuk. Dalam deklarasi uskup itu,
antara lain dinyatakan bahwa para anggota marga tersebut harus menjalani
hukuman gantung, kemudian mayatnya harus diseret dan dipenggal-
penggal*** lalu isi perutnya dijadikan makanan anjing dan babi.
Setelah marga itu kalah dalam peperangan, hukuman tersebut benar-
benar dilaksanakan atas para anggota marga yang tertangkap hidup-hidup.
Dua tahun kemudian, ketika saya kembali ke Australia, saya sempat
bertemu sebentar dengan Margaret. Sesudah itu ia menulis surat kepada
saya:

Terima kasih banyak untuk doa-doa Bapak bagi saya dan keluarga saya,
dan untuk firman nubuat Tuhan yang Bapak sampaikan kepada kami di
Melbourne beberapa waktu lalu. Bapak bertanya apakah keluarga kami
mengalami perubahan sesudah dilepaskan dari kutuk itu. Pada waktu
bertemu dengan Bapak terakhir kali itu saya tidak sempat bercerita kepada
Bapak. Tetapi sungguh, seluruh keluarga saya · suami saya, dua anak
perempuan saya, yang berusia 24 dan 23 tahun, dan anak lelaki saya, 21
tahun · semuanya sudah mengenal Yesus sejak dua tahun belakangan ini,
dan sekarang kami berbakti di gereja Full Gospel di Melbourne.

*** Orang yang menjalani hukuman ini terlebih dahulu harus digantung, kemudian
mayatnya ditarik oleh seekor kuda atau binatang lain dan diseret-seret di sepanjang jalan
dan akhirnya dipotong menjadi empat bagian.
Ucapan Orang yang Berotoritas 145

Sungguh luar biasa kesaksian wanita ini yang menunjukkan betapa dah-
syatnya pengaruh suatu kutuk! Kutuk itu telah membuntuti marga Margaret
sampai tiga abad lamanya, dan bahkan terus mengikuti cabang marga
Margaret itu yang telah menyeberang ke belahan bumi yang lain, dari Inggris
sampai ke Australia. Tetapi setelah kutuk itu diketahui keberadaannya dan
dicabut segala dampaknya, maka tersingkirlah penghadang yang tidak
kelihatan yang menghalangi keluarga Margaret untuk menerima berkat
Tuhan. Dan kini seluruh anggota keluarga Margaret telah diselamatkan.
Kenyataan di atas tentu saja menimbulkan sebuah pertanyaan: Berapa
banyak lagi keluarga lain yang belum menerima keselamatan, karena
masih ada kutuk yang mengikat mereka?

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Mustahil untuk kita memahami realita alam roh atau beroperasi di
dalamnya tanpa kita memahami lebih dulu ___________.
2. Allah saja yang memiliki otoritas bersifat ________.
3. Dalam keseluruhan Alkitab, berkat seorang _______ menurut ukuran
kepentingannya berada di urutan kedua setelah berkat dari Allah
sendiri.
4. Benar atau salah: Otoritas yang sama dapat mengalirkan berkat dengan
efektif begitu juga dengan kutuk.
5. Apakah otoritas yang paling dasar dalam hubungan antar sesama
manusia?
6. Benar atau salah: Sekali suatu kutuk diucapkan, ada beberapa cara yang
dapat menarik kembali kutuk tersebut.
7. Salah satu ciri yang terlihat yang diakibatkan dari kutuk seseorang yang
berotoritas adalah orang yang terkena kutuk tidak akan pernah ______
atau______.
146 Berkat atau Kutuk

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Pernahkah Anda berada di suatu posisi yang memiliki otoritas atas
bawahan Anda? Bila pernah, apakah Anda pernah mengucapkan kata-
kata jahat atau negatif pada mereka? Ambillah waktu sejenak untuk
meminta pengampunan Tuhan dan ucapkanlah berkat atas orang-orang
tadi.
2. Apakah Anda merasa memiliki kemiripan peristiwa atau pengalaman
dalam kisah-kisah kesaksian di pasal ini? Dalam hal apakah?
3. Apakah Anda mengetahui adanya situasi atau kondisi tertentu dalam
kehidupan Anda yang merupakan akibat dari kutuk yang diucapkan
oleh orang yang berotoritas atas Anda? Tuliskanlah secara spesifik.

AYAT HAFALAN
Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.
Amsal 23:16

TANGGAPAN IMAN
Bapa surgawi, aku akan selalu berusaha untuk mengucapkan perkataan
yang mendatangkan kasih karunia, mengucapkan perkataan kehidupan dan
bukan kematian, berkat dan bukan kutuk.
12

Kutuk yang Didatangkan Sendiri

alam salah satu contoh di pasal terdahulu dikisahkan tentang Jack


E yang berkata kepada istrinya: „Perutku mual kalau harus makan
masakanmu.‰ Dengan kata-kata tersebut, secara tidak sadar Jack telah men-
datangkan kutuk penyakit perut atas dirinya sendiri yang terus mengganggu
dia selama hidupnya.
Dengan mengingat contoh tersebut, kita sekarang akan mempelajari
secara lebih mendalam mengenai kutuk-kutuk yang didatangkan sendiri.
Hal ini amat penting untuk diketahui oleh semua orang yang ingin hidup
sejahtera. Dengan mempelajari hal ini kita dapat melihat betapa dahsyat
dan mengerikannya pengaruh dari kata-kata yang kita ucapkan mengenai
diri kita sendiri. Kata-kata tersebut dapat diumpamakan seperti bumerang
(senjata penduduk pribumi Australia) yang selalu terbang kembali dan
menghantam orang yang mengucapkannya.
Dalam Matius 12:36-37 Yesus memperingatkan tentang bahaya yang
ditimbulkan oleh kata-kata yang diucapkan secara serampangan:

„Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang
harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum.‰

147
148 Berkat atau Kutuk

Di sini Yesus menekankan mengenai „kata sia-sia‰, yaitu kata-kata yang


diucapkan secara kurang berhati-hati dan tanpa dipikirkan sebelumnya.
Biasanya jika orang terlanjur mengucapkan sesuatu yang bodoh atau
tidak baik mengenai dirinya sendiri, ia akan segera menarik kembali
perkataannya dengan berkata: „Ah, bukan begitu maksud saya.‰ Tetapi
justru terhadap kata-kata semacam itulah Yesus memberikan peringatan-
Nya. Meskipun akhirnya orang itu mengatakan bahwa „bukan begitu
maksud saya‰, pembetulan kata-katanya itu sama sekali tidak mengurangi
atau membatalkan dampak dari kata-kata yang sempat terlontar itu. Ia harus
tetap mempertanggungjawabkan ucapannya.
Dalam Amsal 6:2 Salomo memberikan peringatan kepada seseorang
yang secara kurang bijaksana memberikan jaminan atas uang yang dipin-
jam temannya: „... engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap
dalam perkataan mulutmu.‰ Itulah salah satu dari sekian banyak cara
yang dapat menyebabkan orang „tertangkap dalam perkataan mulut‰
mereka sendiri. Kita dapat tertangkap oleh jerat semacam itu tanpa
menyadarinya, dan untuk dapat terlepas dari jerat itu kita perlu dengan
penuh kesadaran mempraktekkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam
Alkitab. Kita harus menyadari bahwa Tuhan menanggapi dengan serius
setiap perkataan yang kita ucapkan, meskipun kita sendiri mengucapkan-
nya secara tidak serius.
Dalam Markus 14:66-72 tercatat bahwa di pelataran rumah Imam
Besar Petrus hingga tiga kali menyangkal bahwa ia adalah murid Yesus.
Untuk menandaskan penyangkalannya yang ketiga, ia bahkan „mengutuk
dan bersumpah‰. Dengan kata lain, ia telah mengundang suatu kutuk atas
dirinya sendiri.
Petrus segera menyadari kekeliruannya dan benar-benar menyesal, tetapi
mungkin ia tidak begitu mengerti dampak lebih lanjut dari kata-katanya itu.
Tiga hari kemudian, di depan kubur yang telah kosong malaikat-malaikat
berpesan kepada para wanita yang ada di situ: „Tetapi sekarang pergilah,
katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului
kamu ke Galilea‰ (Markus 16:7). Rupanya, Petrus tidak diakui lagi sebagai
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 149

murid Yesus. Oleh karena ucapannya sendiri ia kehilangan kedudukannya


sebagai salah seorang murid Yesus.
Yohanes 21:15-17 mengisahkan kejadian di tepi Laut Galilea ketika
beberapa waktu kemudian Yesus dengan penuh kemurahan hati memberi
kesempatan kepada Petrus untuk memperoleh kembali kedudukannya
sebagai seorang murid. Hingga tiga kali Ia bertanya kepada Petrus: „Apakah
engkau mengasihi Aku?‰ Setiap kali itu pula Petrus menjawab „Ya‰, dan ia
sedih sekali karena Yesus mengulang pertanyaan itu hingga tiga kali. Ia tidak
menyadari bahwa dengan cara demikian Yesus sebenarnya sedang membuat
dirinya menarik kembali atau membatalkan penyangkalan-penyangkalannya
dahulu. Petrus membuat pernyataan yang salah sebanyak tiga kali, dan
sekarang sebanyak tiga kali pula, ia harus mengucapkan pengakuannya yang
benar. Baru sesudah itu kedudukannya dipulihkan dan ia menjadi murid
Yesus kembali.
Cara Yesus menolong Petrus meru-
pakan suatu pola yang perlu ditiru oleh Bila dilakukan dengan
iman, ketiga langkah ini
semua orang yang ingin melepaskan
akan melepaskan kita dari
diri dari jerat salah bicara itu. Ada tiga jerat tersebut.
langkah berturut-turut yang diperlukan:
Bertobat · Menyangkali (Mencabut
Kembali) · Menggantikan. Pertama, kita harus mengakui bahwa kita telah
salah bicara dan bertobat dari kesalahan tersebut (menyesalinya). Kedua,
kita harus menyangkali atau membatalkan ucapan yang salah itu, artinya
menghapuskan ucapan itu. Ketiga, kita harus menggantikan ucapan yang
salah itu dengan ucapan yang benar. Bila dilakukan dengan iman, ketiga
langkah ini akan melepaskan kita dari jerat tersebut.
Dalam Kejadian 27:12-13 terdapat suatu contoh lain mengenai
kutuk yang diundang sendiri. Pada waktu itu Ribka berusaha membujuk
Yakub, anaknya, untuk mengelabui Ishak, bapanya yang telah buta, agar
ia mendapatkan berkat anak sulung (yang hendak diberikan kepada Esau,
anaknya yang lain), Yakub menginginkan sekali berkat itu, tetapi ia takut
menanggung akibatnya jika Ishak mengetahui bahwa ia telah ditipu.
150 Berkat atau Kutuk

„Mungkin ayahku akan meraba aku‰, kata Yakub, „maka nanti ia akan
menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku
akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat.‰
Tetapi ibunya langsung menjawab: „Akulah yang menanggung kutuk itu,
anakku.‰
Rencana Ribka untuk mendapatkan berkat bagi Yakub akhirnya berhasil,
tetapi ucapannya itu menyebabkan ia terkena kutuk, sehingga akhirnya ia
tidak menikmati hasil apa pun dari keberhasilannya itu. Tak lama kemudian
Ribka menjadi orang yang pesimis dan sinis. Selanjutnya ia berkata kepada
Ishak: „Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu;
jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri
ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?‰ (Kejadian
27:46).
Demikian juga, segera sesudah kejadian itu Yakub terpaksa melarikan
diri agar tidak terkena pembalasan dendam Esau, saudaranya, dan Yakub
harus merantau selama lebih kurang dua puluh tahun. Alkitab tidak
mengatakan apa-apa mengenai kehidupan Ribka sesudah itu atau pun saat
dan penyebab kematiannya. Tetapi tampaknya Ribka tidak pernah dapat
melihat Yakub menikmati berkat yang berhasil diperoleh melalui penipuan
yang diprakarsainya itu.
Sudah sejak lama saya sering mendengar orang mengucapkan hal-hal
yang serupa dengan yang dikatakan Ribka: „Aku sudah bosan hidup. ...
Semua yang kukerjakan tidak ada yang beres. ... Apa gunanya? ... Aku
menyerah saja. ... Lebih baik aku mati. ...‰ Berdasarkan pengalaman, saya
mengetahui bahwa ucapan-ucapan semacam itu hampir selalu menandakan
adanya kutuk yang diundang sendiri oleh orang yang mengucapkannya.
Suatu contoh lain dari kutuk yang diundang sendiri, yang akibatnya
jauh lebih menyedihkan dan lebih banyak menimbulkan korban adalah
kutuk yang disebutkan di Matius 27:20-26. Meskipun mengetahui bahwa
apa yang dilakukannya itu salah, Gubernur Pilatus dari kekaisaran Romawi
mengalah terhadap tekanan massa dan membiarkan seorang pembunuh
bernama Barabas dibebaskan, kemudian justru menjatuhkan hukuman mati
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 151

atas diri Yesus. Agar terlepas dari tanggungjawab, ia mencuci tangannya di


hadapan orang banyak dan berkata: „Aku tidak bersalah terhadap darah
orang ini; itu urusan kamu sendiri.‰
Mendengar hal itu, orang banyak menjawab: „Biarlah darahNya
ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!‰
Kata-kata itu sesungguhnya merupakan gabungan dari dua kutuk: kutuk
yang mereka undang atas diri sendiri, dan kutuk yang menimpa keturunan
mereka karena adanya hubungan keluarga. Catatan sejarah yang tidak
berat sebelah membuktikan bahwa kedua kutuk itu benar-benar menjadi
kenyataan. Pada akhirnya dalam jangka waktu satu generasi kemudian
tentara Romawi menghancurkan Jerusalem dan membunuh atau menjual
seluruh penduduk Yahudi sebagai budak belian.
Semenjak masa itu, selama sembilan belas abad, bangsa Yahudi tidak
pernah terlepas dari pertumpahan darah dan tragedi yang menimpa mereka
turun-temurun. Dari masa ke masa, melalui berbagai upaya pembinasaan
yang ditujukan terhadap warga Yahudi, bangsa-bangsa kafir (artinya, orang
bukan Yahudi) telah membiarkan orang-orang Yahudi yang tidak berdaya
diserang habis-habisan oleh penjahat-penjahat yang sekaliber dengan
Barabas, yaitu orang yang telah dipilih oleh bangsa Yahudi sendiri.
Tetapi puji syukur kepada Tuhan,
karena segalanya tidak berakhir di situ! Tuhan telah menyediakan
Tuhan telah menyediakan suatu jalan suatu jalan untuk berdamai
untuk berdamai kembali dengan Dia kembali dengan Dia
dan memulihkan bangsa
dan memulihkan bangsa Yahudi. Melalui
Yahudi.
hikmat-Nya yang tidak terselami dan
kemurahan-Nya yang tidak terhingga, kematian Orang yang telah dihukum
sebagai penjahat itu justru menyediakan jalan bagi umat-Nya agar dapat
terlepas dari segala akibat kutuk tersebut. Di dalam pasal 17 hal ini akan
dibahas secara lebih mendetil.
Di dalam pasal 8 kita telah melihat bahwa ketika Tuhan memanggil
Abraham dan memberkatinya, Ia juga mengucapkan suatu kutuk atas semua
orang yang mengutuknya. Di kemudian hari kutuk ini dipertegas lagi ketika
152 Berkat atau Kutuk

Ishak memberkati Yakub, dan juga pada waktu Bileam mengucapkan suatu
nubuat yang berisi berkat atas bangsa Israel. Dengan cara demikian Tuhan
telah memberikan perlindungan kepada Yakub dan seluruh keturunannya,
yaitu bangsa Yahudi, dan semua orang yang berusaha mengutuk mereka.
Namun sejarah mengungkapkan bahwa ada satu jenis kutuk yang bahkan
Tuhan sendiri tidak dapat melindungi mereka dan akibatnya: kutuk yang
mereka datangkan sendiri.
Hal ini berlaku juga bagi orang-orang Kristen „kafir‰ (bukan Yahudi),
yang menjadi pewaris dari berkat-berkat Abraham melalui Perjanjian Baru
yang diprakarsai oleh Yesus. Persediaan dari Perjanjian Baru itu antara lain
meliputi hak untuk memohon perlindungan Tuhan dari kutuk-kutuk yang
menyerang mereka dari luar. Tetapi ada satu jenis kutuk yang Tuhan sendiri
tidak dapat memberikan perlindungan-Nya: kutuk yang didatangkan oleh
orang Kristen atas diri mereka sendiri.
Inilah salah satu hal yang menyebabkan orang Kristen sering mengalami
berbagai kesulitan yang sebenarnya ditimbulkan oleh mereka sendiri,
namun mereka sama sekali tidak menyadarinya. Dengan mengucapkan
kata-kata yang tidak baik mengenai dirinya sendiri, mereka sesungguhnya
menutup diri terhadap berkat dan membuka diri bagi serangan kutuk.
Sejarah bangsa Israel juga memberikan suatu contoh yang jelas mengenai
hal ini. Dalam Bilangan pasal 13 dan 14 tercatat bahwa Musa mengutus
dua belas orang pemimpin suku untuk pergi mengintai seluruh negeri
Kanaan yang dijanjikan Tuhan sebagai tanah warisan bagi bangsa Israel. Dua
orang pengintai, yaitu Yosua dan Kaleb, kembali dengan membawa suatu
laporan yang positif: „Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab
kita pasti akan mengalahkannya.‰ Sepuluh pengintai yang lain memberikan
laporan yang negatif, yang lebih mempersoalkan tubuh musuh yang tinggi
besar dan benteng-benteng kokoh yang mengelilingi negeri tersebut. Kesim-
pulan mereka adalah: „Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita.‰
Akhirnya tibalah saat Tuhan menyatakan hukuman-Nya. Kepada orang
Israel yang percaya akan laporan yang negatif itu, Ia berkata: „Seperti yang
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 153

kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di


padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang
di antara kamu yang ... telah bersungut-sungut kepada-Ku.‰ Yang pertama-
tama jatuh menjadi mayat adalah para pengintai yang tidak percaya itu.
Sebaliknya, kepada Yosua dan Kaleb Tuhan berjanji bahwa mereka akan
menduduki negeri yang telah mereka laporkan keadaannya secara positif
itu.
Semua pengintai itu, baik yang percaya maupun yang tidak percaya,
menentukan nasib mereka melalui kata-kata yang mereka ucapkan mengenai
diri mereka sendiri. Mereka yang berkata: „Kita akan berhasil menduduki
negeri itu‰, akhirnya benar-benar dapat mendudukinya. Tetapi mereka yang
mengatakan: „Kita tidak dapat melakukannya‰, akhirnya memang tidak
dapat masuk ke negeri itu. Tuhan menanggapi sesuai dengan perkataan
mereka masing-masing. Dan hingga sekarang Tuhan tetap tidak berubah!
Kepada orang-orang Kristen, sama seperti kepada orang-orang Israel, sampai
sekarang pun Tuhan masih berkata: „Seperti yang kamu katakan di hadapan-
Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.‰
Dalam pasal 5 telah dikemukakan tujuh pertanda yang biasanya
menunjukkan adanya suatu kutuk. Seringkali, melalui cara bicaranya,
seseorang dapat membuka diri terhadap kutuk-kutuk yang disebutkan itu.
Orang-orang yang sering mengatakan hal-hal negatif mengenai dirinya
sendiri, tanpa sadar telah mengundang suatu kutuk atas diri mereka sendiri.
Agar tidak terjebak dalam kesalahan ini, mereka perlu mengenali berbagai
bentuk ucapan mereka yang salah dan mulai membiasakan diri untuk
mengucapkan kata-kata yang positif sebagai gantinya.
Daftar di bawah ini memuat kembali tujuh pertanda yang menunjukkan
adanya suatu kutuk, tetapi di bawah setiap judul dicantumkan ucapan-ucapan
yang dapat mendatangkan kutuk atas diri sendiri. Adapun ucapan-ucapan
tersebut telah begitu lazim dipakai dalam percakapan sehari-hari. Beberapa
contoh di bawah ini kiranya cukup untuk menunjukkan betapa berba-
hayanya ucapan-ucapan demikian dan betapa perlunya dilakukan suatu
perubahan dalam hal itu. Ruth dan saya sendiri terus-menerus belajar untuk
154 Berkat atau Kutuk

selalu mengendalikan diri dan waspada dalam berbicara mengenai diri kami
sendiri.

1. Gangguan mental dan/atau emosional.


„Saya bisa gila, kalau begini terus!‰
„Saya sudah tidak tahan lagi!‰
„Otak saya mau pecah, memikirkan hal ini...‰

2. Penyakit kambuhan atau menahun (terutama, yang turun-


temurun)
„Setiap kali musim penyakit, saya selalu kebagian.‰
„Aku sudah pusing dan capek... „
„Ini memang penyakit turunan dalam keluarga saya, jadi saya rasa saya
bisa kena juga.‰

3. Kemandulan, sering keguguran kandungan atau gang guan


kewanitaan lainnya.
„Saya rasa saya tidak bakalan punya anak!‰
„Saya baru kena kutuk, nih (maksudnya, datang bulan).‰
„Saya tahu, saya pasti akan mengalami keguguran lagi.‰

4. Perceraian dan keretakan dalam hubungan keluarga.


„Peramal itu bilang tidak lama lagi suami saya akan meninggalkan
saya.‰
„Saya sudah lama menduga suami saya akan mencari wanita lain.‰
„Keluarga kami selalu ribut saja.‰

5. Selalu kekurangan uang.


„Saya selalu tekor pada akhir bulan · dan ayah saya dulu pun
demikian.‰
„Saya tidak punya cukup uang untuk memberikan persepuluhan.‰
„Saya benci orang-orang kaya itu, karena bisa mendapatkan apa saja
yang mereka inginkan. Itu tidak pernah terjadi dengan saya!‰
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 155

6. Cenderung mengalami musibah/kecelakaan


„Mengapa hal ini selalu terjadi pada saya!?‰
„Saya sudah tahu bahwa akan terjadi masalah... „
„Saya memang selalu canggung kalau melakukan sesuatu.‰

7. Kasus bunuh diri dan kematian tidak wajar/terlalu dini dalam


keluarga.
„Apa gunanya hidup ini?‰
„Langkahi dulu mayat saya!‰
„Lebih baik mati.‰

Sesungguhnya, orang-orang yang suka menggunakan kata-kata negatif


demikian secara tidak sadar mengundang roh jahat untuk menguasai hidup
mereka. Jenis roh jahat yang datang untuk menguasainya tergantung kepada
kata-kata yang mereka ucapkan. Ada berbagai golongan roh jahat yang
berpadanan dengan masing-masing pertanda tersebut di atas.
Salah satu jenis roh yang sering menguasai manusia adalah roh „maut‰.
Roh ini datang karena ucapan-ucapan yang tadi disebutkan di bawah judul
„Kasus bunuh diri dan kematian tidak wajar/terlalu dini dalam keluarga‰.
Roh itu menimbulkan perasaan bahwa kehidupan itu tidak ada artinya
dan tidak memberi harapan lagi, dan membuat orang cenderung untuk
terus memusatkan perhatian kepada pikiran-pikiran yang mengarah kepada
kematian. Roh ini sering muncul melalui bermacam-macam penyakit
jasmani yang tak henti-hentinya mengganggu seseorang, dan dokter
seringkali tidak dapat menemukan penyebabnya.
Pada akhirnya, roh maut ini akan mendorong orang yang bersangkutan
melakukan bunuh diri atau menyebabkan kematian yang terlalu dini
melalui suatu cara lain. Dalam Yohanes 8:44 Yesus memperingatkan bahwa
Iblis adalah pembunuh. Salah satu perantara yang dipakai Iblis untuk
membunuh orang adalah roh maut itu, yang menyebabkan banyak orang
mati sebelum waktunya. Ketika hal ini saya ceritakan kepada seorang teman
yang bekerja sebagai dokter, ia mengatakan bahwa ia memang sering melihat
156 Berkat atau Kutuk

pasien mati, padahal tidak ada penyakit padanya yang cukup serius untuk
menyebabkan kematiannya.
Di antara judul-judul yang tercantum di atas Anda mungkin mendapati
kata-kata yang pernah atau sering Anda ucapkan selama ini. Jika demikian,
janganlah Anda berkecil hati! Ada suatu jalan keluar bagi Anda! Di bagian
permulaan pasal ini, Rasul Petrus memberikan suatu contoh mengenai tiga
langkah yang diperlukan untuk dapat terlepas dari kutuk yang diundang
sendiri, yaitu: Bertobat · Menyangkali · Menggantikan.
Pertama, kita harus menyadari bahwa kita telah mengucapkan sesuatu
yang tidak baik mengenai diri kita sendiri dan harus bertobat dari dosa
tersebut (menyesalinya). Kedua, kita harus menyangkali atau mencabutnya
kembali, membatalkan ucapan tersebut. Ketiga, kita harus menggantikan
ucapan yang salah itu dengan ucapan yang benar. Semua ini akan dijelaskan
secara lebih terperinci dalam pasal 21.
Cara lain untuk mengundang ku-
Cara lain untuk
tuk atas diri sendiri adalah dengan
mengundang kutuk atas
diri sendiri adalah dengan mengucapkan sumpah atau ikrar yang
mengucapkan sumpah atau diperlukan untuk menjadi anggota dari
ikrar yang diperlukan untuk suatu perkumpulan yang bersifat tertutup
menjadi anggota dari suatu atau organisasi rahasia. Saya teringat pada
perkumpulan yang bersifat
suatu keja dian ketika Lydia, istri saya
tertutup atau organisasi
rahasia. yang pertama, bersama saya membantu
melepaskan seorang pemudi Kristen dari
cengkeraman kuasa gelap. Meskipun
sudah cukup lama berdoa dan bergumul, kelepasan tetap tidak terjadi.
Tiba-tiba Lydia digerakkan untuk menyuruh pemudi itu melepaskan sebuah
cincin yang dikenakannya. Setelah cincin itu dilepaskan, ia segera menerima
kelepasan tanpa mengalami kesulitan lebih lanjut.
Lydia melakukan hal itu semata-mata karena digerakkan oleh Roh
Kudus, Ia tidak mengetahui apa-apa mengenai cincin tersebut, yang
sebenarnya tidak lebih dari cincin tanda keanggotaan suatu organisasi
mahasiswa. Rupanya untuk menjadi anggota organisasi mahasiswa yang
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 157

bergengsi itu pemudi itu diharuskan mengucapkan sumpah tertentu, yang


isinya bertentangan dengan kepercayaannya sebagai seorang Kristen. Maka
dengan tidak memakai cincin itu lagi, ia telah membatalkan segala janji
yang pernah diucapkannya dan memperoleh kembali kemerdekaannya
sebagai seorang anak Tuhan.
Pada suatu peristiwa yang lain Lydia dan saya bersama dengan suatu
kelompok pelayanan melayani seorang wanita muda, yang menurut penga-
kuannya sendiri pernah menjadi imam untuk gereja Setan. Wanita itu me-
ngenakan sebuah cincin sebagai lambang „pernikahannya‰ dengan Setan.
Ketika kami menyuruhnya melepaskan cincin itu, ia segera melakukannya.
Tetapi karena dorongan roh Setan ia langsung menelan cincin itu. Tetapi
seorang pemuda yang ikut melayani mendapat pengurapan iman yang khu-
sus dan memerintahkan wanita itu agar memuntahkan kembali cincin itu.
Cincin itu langsung dimuntahkannya keluar! Kami kemudian membuang
cincin itu ke dalam sebuah danau yang terdekat. Tahap terakhir dari pela-
yanan pelepasan wanita itu terjadi sesudah ia membakar di hadapan banyak
orang semua pakaian yang pernah dikenakannya ketika menyembah Setan.
Kejadian-kejadian seperti di atas membuat kata-kata yang terdapat dalam
Yudas 23 semacam nyata artinya bagi saya: „Selamatkanlah mereka dengan
jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang
disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian
mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.‰
Dalam kedua kasus di atas ikatan iblis itu dikaitkan dengan sebuah
cincin. Cincin memang sering melambangkan suatu hubungan yang bersifat
mengikat. Dalam kebudayaan barat, misalnya, wajar bagi seorang pria dan
seorang wanita untuk memakai cincin sebagai lambang dari pernikahan,
suatu ikatan janji (covenant). Berdasarkan standar Alkitab, ikatan janji
merupakan hubungan yang paling khidmat dan kuat yang dapat diadakan
oleh manusia, baik dengan Tuhan atau dengan sesama manusia. Iblis pun
menyadari hal ini, dan karena itu ia juga menciptakan ikatan-ikatan janji
yang serupa untuk dapat benar-benar menguasai kehidupan manusia.
158 Berkat atau Kutuk

Oleh karena itu dalam Keluaran 23:32 sehubungan dengan bangsa-


bangsa Kanaan yang menyembah berhala itu Tuhan memberikan perintah
kepada bani Israel: „Janganlah mengadakan perjanjian dengan mereka
ataupun dengan allah mereka.‰ Tuhan memperingatkan umat-Nya, bahwa
apabila mereka menjalin hubungan ikatan janji dengan penduduk negeri
Kanaan yang menyembah ilah palsu itu, maka ikatan janji itu akan
mengikat mereka bukan saja dengan orang-orang Kanaan tersebut, tetapi
juga dengan dewa-dewa mereka. Dengan demikian mereka akan terikat oleh
dewa-dewa tersebut.
Ada suatu kelompok tertentu di zaman modern ini yang disebut
Freemason (Pembangunan Semesta Merdeka), dan peringatan Tuhan tadi
secara khusus berlaku juga bagi kelompok ini. Anggota-anggota organisasi
Freemason ini sering mengatakan bahwa perkumpulan mereka bersifat
rahasia. Tetapi sebenarnya tidak demikian, karena kini semua upacara
dan ucapan-ucapan yang dipakai dalam perkumpulan itu sudah banyak
diketahui orang karena sering dipublikasikan, baik oleh orang-orang yang
sudah keluar dari organisasi tersebut (sebagian di antaranya bahkan pernah
mencapai pangkat yang tertinggi dalam organisasi tersebut) maupun oleh
orang-orang yang khusus mempelajari semua bahan bacaan yang ada menge-
nai kelompok tersebut untuk tujuan riset.
Khusus dalam buku ini, kiranya cukup untuk dikemukakan dua fakta
saja mengenai persekutuan Freemason ini. Pertama, untuk menjadi anggota
resmi, seorang calon anggota diharuskan mengucapkan suatu sumpah yang
mengundang suatu hukuman yang sungguh kejam dan sangat mengeri-
kan atas dirinya bila membocorkan rahasia Freemason kepada orang lain.
Sungguh mustahil rasanya untuk menemukan kutuk yang lebih kejam
daripada kutuk yang terdapat dalam sumpah organisasi ini.
Kedua, Freemason itu sebenarnya merupakan aliran agama yang sesat.
Ada sebagian anggotanya yang menyangkal keras bahwa Freemason adalah
suatu agama, tetapi berikut ini adalah beberapa ciri yang dengan jelas
membuktikan bahwa aliran ini merupakan suatu agama: kelompok ini
memiliki pewahyuan sendiri; memiliki kuil, ada mezbah, ada lambang-
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 159

lambang dan emblem-emblem tersendiri (antara lain, cincin), ada pengakuan


iman sendiri; ada imam-imamnya sendiri; ada upacara-upacaranya sendiri.
Akhirnya, aliran ini juga mempunyai allah atau junjungannya sendiri,
yaitu yang disebut „Creative Principle‰ (Asas Penciptaan) atau „the Great
Architect of the Universe‰ (Perancang Agung Alam Semesta).
Freemason adalah jelas-jelas agama yang sesat, karena mereka memuja
allah yang palsu. Banyak benda dan lambang yang berlaku dalam ke-
Kristenan juga dipakai dalam agama ini (termasuk Alkitab), tetapi se-
sungguhnya itu hanya untuk mengelabui orang. Allah yang diakuinya
bukan Allah yang disebutkan dalam Alkitab. Memang, literatur mereka
menggunakan nama Allah yang suci yang diambil dari Alkitab, yaitu nama
yang terdiri dan empat huruf mati YHWH (biasa disebut „Yehuwa‰), tetapi
mereka menafsirkannya sebagai suatu ilah yang terdiri dari unsur pria
dan wanita. Kemudian, untuk tingkatan yang lebih tinggi yang disebut
„Royal Arch‰ (Gerbang Kerajaan) mereka memakai singkatan nama Yehuwa
yang dikombinasikan dengan singkatan nama Baal dan Osiris, yaitu dua
dewa kafir, dan kombinasinya itu diakui sebagai allah. Ini adalah suatu
penghinaan yang terang-terangan terhadap Allah Yang Mahaesa yang
disebut dalam Alkitab sebagai Yehuwa.
Saya sendiri sebelumnya tidak begitu Aliran agama ini
tertarik kepada masalah Freemason ini (Freemason) telah
sampai pada suatu hari saya melihat memberikan beberapa
dampak negatif yang ditimbulkannya contoh yang paling menge-
rikan dari kutuk yang
dalam kehidupan orang-orang yang
menimpa seseorang yang
datang kepada kami untuk didoakan. pernah saya jumpai
Aliran agama ini (Freemason) telah
memberikan beberapa contoh yang paling mengerikan dari kutuk yang
menimpa seseorang yang pernah saya jumpai. Akibat dari kutuk tersebut
terasa sampai kepada generasi yang kedua dan ketiga dari orang yang pernah
menjadi anggota Freemason.*
* Yang berminat untuk mempelajari hal ini secara lebih mendalam dapat membaca buku
berjudul Freemasonry: An Interpretation, oleh Martin L. Wagner (bisa dipesan dari HRT
Ministries Box 12, Newtonville, N.Y. 12128-0012, U.S.A.)
160 Berkat atau Kutuk

Ada satu kasus yang sangat berkesan bagi saya. Pada akhir suatu kebaktian
Minggu pagi yang kami hadiri di Australia, Ruth dan saya mendoakan
orang-orang yang minta kesembuhan. Di antara hadirin yang maju untuk
didoakan terdapat seorang wanita muda yang matanya sayu, sama sekali
tidak bersinar, rambutnya tidak tersisir dan suaranya serak sekali, seperti
orang yang berasal dari suku primitif. Ia menggendong seorang bayi yang
sangat kecil badannya.
„Anak ini tidak mau makan sama sekali,‰ kata ibu tersebut dengan suara
yang tidak terdengar jelas dan matanya tidak berani menatap ke arah kami.
„Paling-paling ia hanya bisa makan satu, dua sendok.‰
„Berapa umurnya?‰ tanya kami.
„Enam minggu,‰ jawab ibunya, tetapi karena tubuhnya yang begitu
kecil kami merasa bahwa umur bayi itu lebih pantas dikatakan enam hari
daripada enam minggu.
Ketika Ruth dan saya menumpangkan tangan pada ibu itu untuk
mendoakannya, ia jatuh terlentang oleh kuasa Roh Kudus. Pada waktu ia
jatuh, Ruth menangkap bayi itu dan menggendongnya. Dua orang pekerja
gereja segera mendoakan ibu yang tergeletak di lantai itu.
Saat itulah Ruth mendapatkan kata-kata maÊrifat dari Roh Kudus. „Ayah
wanita ini adalah seorang anggota Freemason,‰ kata Ruth kepada dua pekerja
gereja itu. „Katakan kepadanya, ia harus menolak (memutuskan hubungan
dengan) roh Freemason itu.‰ Ibu yang terbaring di lantai itu dengan susah
payah mengeluarkan kata-kata pelepasan itu dari mulutnya: „Saya menolak
... roh... Freemason.‰ Sesaat setelah kata-kata tersebut terucapkan, roh jahat
keluar dari wanita itu melalui suatu jeritan yang panjang. Pada waktu yang
bersamaan bayi yang digendong Ruth itu juga mengeluarkan jeritan yang
persis sama, dan badannya langsung menjadi lemas. Pekerja-pekerja gereja
membantu wanita itu bangun kembali, dan Ruth mengembalikan bayi itu
kepadanya.
Kira-kira enam jam kemudian kami kembali ke gereja yang sama untuk
menghadiri kebaktian malam hari. Pada akhir kebaktian itu wanita muda
yang sama menghampiri kami lagi bersama dengan bayinya.
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 161

„Bagaimana keadaan bayimu?‰ kami bertanya.


„Dia sudah lain sekarang,‰ jawab ibunya. „Dia mau minum sampai tiga
botol susu sejak tadi siang!‰ Saya melihat bahwa ibunya sendiri juga sudah
mengalami perubahan besar. Matanya mulai bersinar dan suaranya menjadi
jernih.
Belakangan terpikir oleh saya bahwa melalui satu pengalaman yang
singkat itu kami telah menyaksikan bukti dari suatu kutuk yang diakibatkan
oleh agama Freemason, yang telah berlangsung selama paling sedikit dua
generasi: mulai dari ayah wanita itu yang menjadi anggota Freemason,
sampai kepada anaknya, kemudian juga cucunya yang baru berusia enam
minggu itu. Saya memutuskan bahwa mulai saat itu saya akan rajin
memperingatkan orang lain mengenai bahaya yang akan dialami bukan
hanya oleh anggota-anggota Freemason itu sendiri, tetapi juga anggota
keluarga mereka yang tidak langsung terlibat dalam organisasi itu sekalipun.
Kepada semua orang yang pernah mengangkat sumpah atau membuat
janji untuk mengikatkan diri kepada suatu organisasi gelap, seperti yang
disebutkan di atas, Salomo dalam Amsal 6:4-5 memberikan nasihat yang
nadanya mendesak untuk segera dilaksanakan:

Janganlah membiarkan matamu tidur,


dan kelopak matamu mengantuk;
lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan,
seperti burung dari pada tangan pemikat.

Paling sedikit ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mene-
rima kelepasan dari kutuk semacam itu. Pertama, Anda harus secara
lisan menyangkali atau membatalkan
Aliran agama ini
hubungan Anda dengan aliran sesat
(Freemason) telah
itu. Hanya Anda sendiri yang dapat memberikan beberapa
membatalkan sesuatu yang telah Anda contoh yang paling menge-
ucapkan dengan mulut Anda. Sebaiknya rikan dari kutuk yang
hal itu dilakukan di depan beberapa menimpa seseorang yang
pernah saya jumpai
162 Berkat atau Kutuk

orang saksi yang bersimpati terhadap Anda sehingga mereka dapat mendu-
kung Anda dengan iman mereka.
Kedua, Anda harus membuang dan menghancurkan segala lambang,
buku dan bahan-bahan lain yang menandai hubungan Anda dengan aliran
sesat tersebut. Dalam ketiga kejadian yang diuraikan di atas, cincin menjadi
lambang yang memegang peranan dalam hal ini. Dalam kasus Freemason
mungkin masih ada barang-barang lain yang juga dipakai, terutama kain
celemek yang diikatkan pada tubuh setiap anggota. Ingatlah kata-kata dalam
Yudas 23: „Bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-
keinginan dosa.‰

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Benar atau salah: Perkataan negatif atau perkataan bodoh kepada
diri sendiri tidak berlaku bila Anda tidak sungguh-sungguh
mengucapkannya.
2. Apakah tiga langkah berturut-turut yang dapat melepaskan Anda dari
jerat salah ucap terhadap diri sendiri?
3. Kutuk apakah yang Tuhan sendiri tidak dapat melindungi umat-Nya
dari kutuk itu?
4. Benar atau salah: Ketika seseorang mengucapkan perkataan negatif
terhadap diri mereka sendiri, mereka secara tidak sadar sedang
mengundang roh-roh jahat untuk menguasai mereka.
5. Cara lain untuk mengundang suatu kutuk atas diri sendiri adalah
dengan mengucapkan ________ atau ______ kepada perkumpulan
yang bersifat tertutup atau organisasi rahasia.
6. Menurut standar Alkitab, bentuk hubungan yang seperti apakah
yang merupakan hubungan paling kuat dan khidmat yang dilakukan
manusia?
7. Benar atau salah: Freemason bukanlah sebuah agama.
8. Paling sedikit ada dua syarat yang harus dipenuhi seseorang agar
terlepas dari ikatan organisasi sesat. Apa sajakah?
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 163

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah ada bidang tertentu dalam hidup Anda dimana Anda
mengalami kutuk yang diundang oleh diri Anda sendiri? Bila ada,
sebutkanlah.
2. Bertobatlah dari mengucapkan kata-kata negatif pada diri Anda
sendiri. Cabutlah kutuknya dan gantikan dengan kata-kata berkat yang
merupakan kebalikan dari kutuk tersebut.
3. Pernahkah Anda atau anggota keluarga Anda masuk menjadi anggota
dari sebuah organisasi rahasia atau sesat? Organisasi apakah?
4. Apakah Anda memiliki artikel atau bahan-bahan yang berkaitan
dengan organisasi rahasia atau sesat? Dapatkah Anda membuangnya?
Bila tidak, sebutkanlah alasannya?

AYAT HAFALAN
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib
apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Mazmur 139:14

TANGGAPAN IMAN
Terima kasih Tuhan atas pikiran-pikiran-Mu yang terlalu ajaib bagiku dan
betapa dahsyat-Nya rancangan-Mu atasku. Aku adalah buatan tangan-Mu.
(Bacalah Mazmur 139:17; Efesus 2:10).
13

Hamba-hamba Iblis

a! lam pasal ini kita akan membahas suatu sumber kutuk yang lain
E yaitu hamba Iblis alias pengikut Setan.
Pandangan dan sikap orang Kristen terhadap Iblis umumnya bervariasi
antara dua pola yang ekstrem. Sebagian orang Kristen benar-benar masa
bodoh terhadap hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan Iblis. Mereka
beranggapan bahwa „makhluk‰ itu sebenarnya tidak ada. Sebaliknya,
orang Kristen yang lain justru sangat takut kepada Iblis, dan terlalu sering
membicarakan atau memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
makhluk itu. Di antara kedua sikap ekstrem tersebut terdapat sikap yang
seimbang, yang sesuai dengan Alkitab.
Iblis adalah suatu makhluk ciptaan Tuhan juga, yaitu malaikat yang
memberontak dan dikeluarkan Tuhan dari surga. Ia memerintah suatu
kerajaan rohani yang terdiri dari malaikat-malaikat jahat yang memberontak,
serta roh-roh jahat yang lebih rendah kedudukannya, yang kesemuanya itu
disebut sebagai „setan-setan‰.
Nama Satan (Setan) berarti „Lawan‰ atau „Penentang‰. Ia adalah musuh
Allah yang tiada henti-hentinya menentang kehendak Tuhan dan umat-Nya.
Keinginan utamanya adalah membuat seluruh umat manusia takluk kepada
kekuasaannya. Sedangkan siasat utamanya adalah menyesatkan orang, dan
ia memang „pakar‰ dalam hal ini. Dalam Wahyu 12:9 ia dikatakan sebagai

164
Hamba-hamba Iblis 165

„naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan
seluruh dunia.‰
Saat ini Setan memang telah berhasil menguasai sebagian besar umat
manusia, yaitu semua orang yang juga memberontak terhadap Tuhan.
Dalam Efesus 2:2 Setan digambarkan sebagai „roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka‰. Kebanyakan dari orang-orang
yang bersikap memberontak itu tidak menyadari keadaan mereka yang
sebenarnya. Mereka hanya menjadi bulan-bulanan dari pengaruh-pengaruh
yang mereka sendiri tidak dapat memahaminya dan tidak berdaya untuk
mengendalikannya. Namun ada juga di antara mereka yang sengaja
membuka diri terhadap pengaruh Iblis, meskipun mereka belum tentu
mengetahui siapa dia sebenarnya. Untuk mendapatkan kekuasaan dan keun-
tungan materi, mereka rajin berusaha mengembangkan kekuatan suprana-
tural yang diberikan Iblis. Hamba-hamba Iblis itu dikenal dalam hampir
semua kebudayaan dan memiliki berbagai julukan: dukun, orang pintar,
tukang sihir, tukang santet, pendeta Setan, dan sebagainya. Dalam hampir
semua kebudayaan primitif di seluruh dunia terdapat nama-nama khusus
untuk orang semacam ini.
Sumber informasi utama kita mengenai Iblis adalah Yesus sendiri. Ketika
Yesus mengutus tujuh puluh orang murid untuk menyiapkan kedatangan-Nya,
para murid itu kembali dengan penuh sukacita dan berkata: „Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.‰ Mendengar hal itu Yesus
menjawab: „Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu‰ (Lukas 10:17-19).
Yesus tidak menyangkal bahwa Iblis itu benar-benar ada atau bahwa ia
memiliki kuasa tertentu. Tetapi Ia berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa
kuasa yang Ia berikan kepada mereka
akan mengalahkan kuasa Iblis, dan bahwa Yesus tidak menyangkal
mereka akan dilindungi terhadap segala bahwa Iblis itu benar-benar
upaya Iblis yang hendak mencelakakan ada atau bahwa ia memiliki
mereka. Karena itu semua hamba Tuhan kuasa tertentu.
166 Berkat atau Kutuk

perlu mengerti benar wewenang dan kuasa yang telah diberikan-Nya kepada
mereka dan harus belajar menggunakan wewenang dan kuasa itu secara
efektif.
Kutuk merupakan salah satu senjata utama yang dipakai oleh para
pengikut Setan untuk menyerang umat Allah. Hal ini diperlihatkan dengan
jelas sekali dalam kisah mengenai Raja Balak dan Bileam yang tercatat di
Bilangan 22-24.
Balak adalah raja yang berkuasa atas wilayah bani Moab di bagian timur
Sungai Yordan. Dalam perjalanan dari Mesir menuju negeri Kanaan, bani
Israel berkemah di perbatasan negeri Moab. Balak merasa kerajaannya
terancam, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun keberanian untuk
menyerang bani Israel secara terbuka. Maka ia menyewa Bileam untuk
mengucapkan suatu kutuk bagi mereka. Ia berharap dengan demikian bani
Israel akan menjadi lemah, sehingga bangsa Moab dapat mengalahkan
mereka. Bileam adalah „dukun‰ yang terkenal di seluruh kawasan itu, yang
biasanya meminta bayaran yang cukup mahal untuk jasanya.
Banyak orang Kristen dewasa ini akan menganggap kisah tersebut
sebagai cerita takhayul yang tidak masuk akal. Tetapi reaksi Tuhan dalam
hal ini sungguh berbeda. Ia menganggap kutuk yang kemungkinan akan
diucapkan oleh Bileam itu sebagai suatu ancaman yang tidak main-main
bagi bani Israel. Oleh karena itu, Ia melakukan campur tangan secara supra-
natural dan memperingatkan Bileam agar tidak menerima tugas tersebut.
Tetapi Bileam begitu bernafsu untuk memiliki kekayaan yang dijanjikan
Balak kepadanya, maka ia tetap meneruskan niatnya untuk memenuhi
permintaan Balak. Namun pada akhirnya, setiap kali Bileam mencoba
mengucapkan suatu kutuk atas bani Israel, Tuhan ikut campur tangan dan
mengubah kutuk itu menjadi suatu berkat!
Selanjutnya, dalam Ulangan 23:5 Nabi Musa mengingatkan bani Israel
mengenai peristiwa tersebut sebagai suatu bukti dari kasih Allah kepada
mereka: „Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan
TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu,
karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.‰
Hamba-hamba Iblis 167

Ada satu hal penting yang perlu diingat benar: Allah tidak menganggap
kutuk-kutuk yang hendak diucapkan Bileam terhadap bani Israel sebagai
kata-kata kosong belaka yang tidak mempunyai kuasa. Ia menanggapi kutuk
itu sebagai suatu ancaman yang sangat berbahaya bagi bani Israel, dan oleh
karena itu Ia sendiri bertindak untuk menggagalkan rencana Bileam.
Sikap Tuhan tersebut hingga kini te-
tap tidak berubah. Ia tidak pernah meng- Sikap Tuhan tersebut
anggap sepi atau meremehkan kutuk- hingga kini tetap tidak
berubah.
kutuk yang ditujukan kepada umat-Nya
oleh para pengikut Iblis. Sebaliknya,
seperti dikatakan Yesus, Tuhan mengakui bahwa Iblis mempunyai kuasa
tertentu, namun Ia memperlengkapi hamba-hamba-Nya dengan kuasa yang
jauh lebih besar.
Alkitab memberikan beberapa catatan mengenai kegiatan yang dilakukan
oleh para pengikut Setan. Catatan-catatan tersebut hendaknya dijadikan
peringatan bagi para hamba Tuhan yang sering menjadi sasaran kegiatan-
kegiatan para pengikut Iblis. Dalam Yehezkiel 13:17-20, misalnya, Tuhan
menjatuhkan hukuman-Nya atas beberapa nabiah palsu:

„Engkau anak manusia, tunjukanlah mukamu kepada kaum perempuan


bangsamu yang bernubuat sesuka hatinya saja dan bernubuatlah melawan
mereka.
Katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH. Celakalah dukun-dukun
perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan
mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk
menangkap jiwa orang. Apakah kamu hendak menangkap jiwa orang
yang termasuk umat-Ku dan membiarkan orang-orang lain hidup untuk
kepentinganmu?
Kamu melanggar kekudusan-Ku di tengah-tengah umat-Ku hanya demi
beberapa genggam jelai dan beberapa potong roti, dengan membunuh
orang-orang yang tidak patut mati, dan membiarkan hidup orang-orang
yang tidak patut hidup, dalam hal kamu berbohong kepada umat-Ku yang
sedia mendengar bohong.
Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menentang tali-
tali azimatmu, dengan mana kamu menangkap jiwa orang dan Aku akan
168 Berkat atau Kutuk

mengoyakkannya dari tanganmu dan melepaskan seperti burung-burung,


orang-orang yang kamu tangkap.‰

Sebagian dari keterangan dalam ayat-ayat di atas tidak begitu jelas, tetapi
tampaknya perempuan-perempuan itu melakukan praktek perdukunan.
Seringkali seseorang yang bersengketa akan menyewa jasa dukun-dukun
agar memakai ilmu mereka untuk melawan musuhnya. Salah satu cara yang
dipakai adalah dengan memberikan jimat-jimat dikenakan pada tubuh.
Dengan cara demi kian, dukun-dukun itu „me nangkap jiwa-jiwa‰ dan
bahkan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sebagai imbalannya,
mereka dibayar dengan beberapa genggam biji jelai atau beberapa potong
roti.
Hal ini bukanlah suatu tuduhan yang tidak berdasar yang hanya ada di
zaman kerajaan-kerajaan kuno pada Abad Pertengahan dahulu. Tuduhan
terhadap perempuan-perempuan tadi datang dari Tuhan sendiri. Sementara
itu, para pengikut Iblis juga menggunakan cara-cara yang serupa untuk
mencapai tujuan yang sama di sepanjang sejarah peradaban manusia, dan
sampai sekarang pun mereka masih melakukannya.
Pada tahun 1979-80 di kota Bath di bagian barat Inggris, para ahli
purbakala menemukan reruntuhan sebuah kuil yang khusus dibangun
untuk dewi Minerva, yang diperkirakan berasal dari zaman kerajaan
Romawi. Bukti-bukti peninggalan yang ditemukan menunjukkan bahwa
para imam dalam kuil itu tampaknya juga melakukan hal yang sama seperti
yang dilakukan para dukun perempuan pada zaman Yehezkiel itu. Orang
yang mencoba membalas dendam terhadap orang lain menyewa imam-
imam itu untuk menuliskan suatu kutuk bagi musuhnya. Kutuk itu barus
ditulis dengan mempergunakan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh
para imam tersebut. Sesudah kutuk itu ditulis, dilakukan suatu upacara gaib
untuk mengirimkan kutuk itu kepada orang yang dijadikan sasaran. Tentu
saja, untuk semua hal ini para imam menerima pembayaran yang sesuai.
Selain itu, para pemuja dewi itu akan menyerahkan persembahan nazar
mereka kepada dewi Minerva ke dalam mata air yang terdapat di kuil itu.
Hamba-hamba Iblis 169

Pemakaian kutuk dan ilmu gaib semacam itu masih biasa dilakukan
di antara sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, terutama di daerah Asia,
Afrika, kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kisah
berikut ini disampaikan oleh seorang rekan saya yang melayani sebagai
misionaris dan telah menghabiskan sebagian besar dari masa hidupnya di
negeri Zambia di Afrika bagian tengah. Ia menguasai bahasa dan juga adat
istiadat suku-suku setempat.

Pada waktu diadakan pertemuan besar umat Kristen di daerah pedalaman


Zambia, Roh Kudus menyampaikan suatu nubuat yang bernada keras yang
menuntut adanya kekudusan dalam Gereja. Banyak orang Kristen mulai
sadar akan dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Mereka benar-benar
bertobat, dan mengakui dosa mereka serta meminta pengampunan dari
Tuhan.
Selesai kebaktian, seorang penatua dari salah satu gereja kami yang ada
di pedalaman datang kepada pendeta yang berkhotbah sambil mencucurkan
air mata. Sekujur tubuhnya gemetar karena ia menyadari bahwa dirinya telah
bersalah melakukan pembunuhan dengan menggunakan ilmu tenung/sihir.
Penatua itu bercerita kepada pengkhotbah tersebut bahwa selama
bertahun-tahun ia bermusuhan dengan seorang rekan penatua yang lebih
senior di gerejanya. Keadaan menjadi begitu buruk, sehingga akhirnya ia
memutuskan untuk memberikan suatu pelajaran kepadanya. Ia pergi ke
dukun setempat dan menyewanya untuk mengutuk penatua itu. Dukun
itu senang sekali melakukan tugas tersebut, terutama karena ia mengetahui
bahwa kedua penatua itu adalah orang Kristen. Ia meminta uang muka
dalam jumlah besar, kemudian menyuruh penatua itu kembali keesokan
harinya.
Ketika kembali, si penatua melihat dukun itu sedang duduk di bawah
sebatang pohon dengan memegang sebuah cermin dan sebuah mangkok
berisi ramuan tertentu berada di atas tanah di hadapannya. Lalu dukun
itu mengambil secarik kain yang direndam dalam mangkok itu kemudian
memerasnya ke atas cermin sampai cermin itu basah sama sekali. Lalu
ia meminta penatua itu untuk memperhatikan baik-baik cermin itu dan
mengatakan apa yang dilihatnya di situ.
Betapa terkejutnya penatua itu, karena ia melihat dengan jelas sekali
wajah penatua yang dibencinya itu di dalam cermin. Kemudian dukun itu
mengambil sebuah pisau silet dan memotong bagian leher dari wajah yang
terlihat di cermin itu. Seketika itu juga cermin itu berlumuran darah.
170 Berkat atau Kutuk

Penatua itu menjerit: „Lho, mengapa Bapak membunuh dia? Saya hanya
minta supaya ia dikutuk!‰ Dukun itu menjawab sambil tertawa: „Saya
pikir apa salahnya kalau saya selesaikan saja persoalan ini, karena sudah
kepalang!‰
Penatua itu bergegas pulang ke rumahnya. Betapa takutnya ia setelah
mendengar bahwa rekan penatua itu benar-benar meninggal dunia secara
misterius karena pendarahan yang terjadi dengan tiba-tiba. Sejak waktu
itu penatua tersebut selalu ketakutan akan segala akibat perbuatannya,
dan ia tidak menceritakan kejadian itu kepada siapa pun juga. Tetapi pada
kebaktian itu kuasa Roh Kudus telah membuatnya sadar akan dosanya.
Syukurlah bagi penatua itu, karena
„di mana dosa bertambah banyak, di sana
“Di mana dosa bertambah
kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.‰
banyak, di sana kasih
Setelah mengaku dosa, bertobat dan menaruh
karunia menjadi berlimpah- iman kepada Yesus Kristus, orang itu bukan
limpah.” saja mendapat pengampunan dosa dan
perdamaian dengan Tuhan, tetapi ia juga
mengalami kelahiran baru.

Beberapa pembaca buku ini yang berlatar belakang pendidikan Barat


mungkin akan tidak mempercayai dan mengang gap semua hal yang
diceritakan itu sebagai kepercayaan takhayul yang primitif dari benua
hitam Afrika. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini bahkan di
negara-negara yang (katanya) berperadaban modern sedang terjadi suatu
kebangkitan kembali dari praktek-praktek mistik, yang tadinya sudah mulai
ditinggalkan orang. Di Jerman Barat, misalnya, banyak pengusaha yang
tidak pernah mau mendatangi pendeta Kristen untuk meminta nasihat,
ternyata sering pergi ke ahli nujum untuk meminta nasihat mengenai
transaksi bisnis yang akan dilakukannya.
Sekitar tahun 1985 seorang pemimpin Gereja Setan di Amerika
diwawancarai di televisi. Penyiar TV bertanya apakah benar para pemuja
Setan sering melakukan upacara dengan mempersembahkan kurban
manusia (menyembelih manusia). Orang itu menjawab: „Kami melakukan
penyembelihan manusia secara tidak langsung. Katakanlah saja, kalau ada
orang-orang yang menimbulkan situasi yang menyulitkan bagi kami, maka
Hamba-hamba Iblis 171

ia akan kami hancurkan, dengan jalan mengirimkan kutuk dan laknat.‰


Ini bukan sekadar tuduhan yang dilancarkan oleh pihak yang memusuhi
mereka, melainkan suatu pengakuan terang-terangan yang dibuat oleh
pemimpin tersebut atas kemauannya sendiri.
Seandainya hal ini terjadi di negeri Israel ketika Hukum Musa masih
berlaku, pelaku pelanggaran ini tentu akan dijatuhi hukuman mati. Tetapi
dalam kebudayaan kita yang modern ini kegiatan okultisme tidak dianggap
sebagai suatu delik kejahatan, dan tidak ada hukuman yang berlaku
untuknya sekalipun kegiatan itu dipakai untuk membunuh orang (santet).
Pernyataan dari pemimpin aliran Setan yang dikutip di atas menunjukkan
bahwa mereka memakai berbagai kutuk dan mantra untuk membunuh
orang, tetapi pernyataan itu sama sekali belum membuktikan bahwa mereka
tidak pernah benar-benar mempersembahkan kurban manusia. Bukti-bukti
mengerikan mengenai pembunuhan manusia untuk dijadikan kurban
dalam upacara Setan itu disebutkan dalam laporan yang kami kutip dari
harian New York Times berikut ini, tanggal 12 April 1989:

Matamoros, Mexico.
Pada hari Selasa yang lalu... petugas-petugas [Mexico dan A.S.] menemu-
kan 12 mayat termasuk di antaranya mayat seorang mahasiswa Universitas
Texas berusia 21 tahun yang telah menghilang sejak sebulan yang lalu.
Mayat-mayat tersebut ditemukan dalam delapan kuburan yang tampak
dibuat secara serampangan, di sebuah kompleks peternakan terpencil dekat
perbatasan A.S. Hari ini dalam konperensi pers di sini demikian juga di
Brownsville, Texas, para pejabat mengatakan bahwa yang bertanggungjawab
atas pembunuhan-pembunuhan tersebut adalah sebuah gang pecandu
obat bius, yang konon suka menyembelih manusia sebagai tumbal untuk
memperoleh „kekebalan‰ dalam menghadapi polisi. ...
Di antara para tersangka yang masih buron terdapat seorang penyelun-
dup obat bius bernama Adolfo de Jesus Constanzo, seorang warga Kuba,
yang oleh orang lain disebut El Padrino atau pelindung (godfather). Polisi
mengatakan dia memerintahkan pembunuhan yang dilakukan dalam
suatu upacara dengan cara menunjuk begitu saja pemuda-pemuda yang
dijumpai di jalan untuk diculik oleh pengikutnya, kemudian dibunuh dan
disembelih di peternakan itu.
172 Berkat atau Kutuk

Para pejabat menggambarkan pembunuhan-pembunuhan yang dilaku-


kan itu sebagai suatu kombinasi antara upacara pengorbanan dan praktek
ilmu hitam dari Haiti, Kuba dan Jamaika. ⁄

Terdapat pula laporan-laporan dari berbagai tempat lain di A.S. mengenai


pengorbanan bayi dan anak-anak kecil yang dilakukan oleh pengikut aliran
Setan sebagai bagian dari upacara mereka.
Sasaran utama dari kutuk dan senjata
Sasaran utama dari kutuk Okultisme lainnya adalah para hamba
dan senjata Okultisme
Tuhan. Para pengikut Setan mengetahui
lainnya adalah para
hamba Tuhan. benar musuh utama me reka, yang
senantiasa dijadikan sasaran penyerangan
mereka. Hal ini diperli hatkan dengan
jelas sekali oleh seorang rekan hamba Tuhan yang menceritakan sebuah
pengalamannya kepada saya, sebagai berikut:
Seorang wanita Kristen yang dikenal oleh rekan saya itu sedang makan-
makan di sebuah restoran di New Orleans bersama keluarganya. New
Orleans merupakan pusat kegiatan ilmu hitam di A.S. Ketika sedang
duduk-duduk di meja makan, mereka didatangi sekelompok pengikut gereja
Setan yang masuk ke restoran itu untuk melakukan kegiatan „penginjilan‰
dengan cara-cara seperti biasa dilakukan umat Kristen, sambil berjalan
dari satu meja ke meja lainnya. Mereka mencari anggota baru untuk gereja
Setan dan memperlihatkan kepada wanita itu sebuah buku panduan
untuk tahun 1988. Dalam panduan mereka itu tercantum suatu program
kegiatan yang menjangkau seluruh dunia, terdiri dari enam hal pokok yang
pelaksanaannya didukung dengan doa dan puasa (!):

1. Supaya Antikris segera menyatakan diri.


2. Supaya para hamba Tuhan, pemimpin jemaat dan utusan Injil
mengalami kejatuhan.
3. Supaya berbagai pelayanan dan pekerjaan Tuhan dihancurkan.
Hamba-hamba Iblis 173

4. Supaya umat Kristen mudah berpuas diri; agar mereka lebih meng-
inginkan kerukunan di atas segala-galanya, dan mencari gereja yang
tidak memberitakan Injil dengan sepenuhnya, yang digembalakan oleh
pendeta-pendeta yang lebih mengutamakan kerukunan daripada harus
menyatakan dosa-dosa yang dilakukan dalam jemaatnya.
5. Supaya orang-orang Kristen berhenti berpuasa dan berdoa.
6. Supaya umat Kristen mengabaikan dan tidak mengembangkan karunia-
karunia Roh Kudus.

Hal di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak bukti yang menun-
jukkan bahwa Gereja Tuhan sedang mengalami gempuran yang dahsyat dan
sistematis dari para pendukung Setan. Lalu apa yang dapat dilakukan oleh
umat Tuhan? Kristus telah mengalahkan Setan di kayu salib. Selanjutnya,
apa yang harus kita perbuat agar, pertama, kita dapat melindungi diri, dan
kedua, kita dapat menjadikan kemenangan Kristus itu sebagai kenyataan
dalam kehidupan kita sehari-hari dan dalam lingkungan gereja?
Beberapa jawaban yang menarik atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat kita temukan dalam kisah Alkitab mengenai rencana Bileam untuk
mengutuk bani Israel. Dalam kisah itu dinyatakan bahwa Tuhan turun
tangan sendiri untuk menolong bani Israel, dan mengubah kutuk yang
diucapkan Bileam itu menjadi berkat. Hal-hal apakah yang dilihat Tuhan
dalam perilaku bani Israel pada waktu itu, sehingga Ia tergerak untuk
membela mereka dari serangan Setan?
Berikut ini dalah beberapa faktor yang menyebabkan adanya perkenan
Tuhan atas umat-Nya itu:

1. Bani Israel hidup seturut dengan pelaksanaan rencana Tuhan bagi


mereka.
2. Mereka dibimbing secara supranatural siang dan malam oleh sebuah
tiang awan dan tiang api. Hal ini sama artinya dengan bimbingan Roh
Kudus yang tersedia bagi orang-orang percaya dalam Perjanjian Baru.
(lihat Roma 8:14.)
174 Berkat atau Kutuk

3. Mereka merupakan suatu bangsa yang hidup dengan tertib di bawah


bimbingan pemimpin-pemimpin yang ditunjuk oleh Tuhan dan
mematuhi hukum-hukum yang diberikan Tuhan.
4. Hubungan antar umat Allah ditata dengan rapi menurut suatu pola
ilahi. Pola hubungan yang harmonis itu dilukiskan dengan indah oleh
Bileam sendiri, berdasarkan penglihatan yang diterimanya dari Allah
ketika ia mengucapkan berkat atas bani Israel dalam Bilangan 24:5-6:

„Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub,


dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!
Sebagai lembah yang membentang semuanya;
sebagai taman di tepi sungai;
sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN;
sebagai pohon aras di tepi air.‰

Gambaran tentang bani Israel yang diberikan oleh Bileam itu jelas
bukan sesuatu yang benar-benar ada di hadapan mata jasmani Bileam,
karena pada waktu itu bani Israel sedang berkemah di padang gurun.
5. Sebagian besar dari hal-hal di atas terwujud karena seluruh generasi
orang-orang Israel yang tidak percaya dan tidak taat telah disingkirkan
dari tengah-tengah mereka. (Lihat Bilangan 26:63-65.)

Hal-hal apakah yang dapat kita pelajari dari keadaan bangsa Israel
tersebut? Pada dasarnya, bani Israel dapat digambarkan sebagai suatu
masyarakat yang hidup berdasarkan pranata ilahi, selalu berjalan dalam tata
tertib dan bimbingan Allah, serta mempunyai hubungan yang harmonis
satu sama lain. Dengan kata lain, Israel bukan sekadar kumpulan orang-
orang yang masing-masing hanya mengejar tujuan hidupnya sendiri.
Hingga sekarang Tuhan tidak pernah berubah dan Ia masih menuntut
hal-hal yang sama dari umat-Nya. Demikian juga siasat Iblis terhadap
umat Allah masih tetap sama. Jika Gereja sampai sekarang masih belum
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan perkenan dan perlindungan
Hamba-hamba Iblis 175

Tuhan, itu berarti hanya ada satu jalan


Hingga sekarang Tuhan
yang harus ditempuh: Gereja harus
tidak pernah berubah dan
berubah. Ia masih menuntut hal-hal
Namun patut disayangkan, bahwa yang sama dari umat-Nya.
siasat Bileam terhadap bangsa Israel Demikian juga siasat Iblis
itu tidak berakhir dengan kemenangan terhadap umat Allah masih
tetap sama.
total bagi bangsa Israel. Setelah gagal
mengutuk bangsa Israel, Bileam memakai
siasat yang lain. Ia menasihati Raja Balak agar menggunakan wanita-wanita
Moab untuk menjerat bangsa Israel. Mereka ditugaskan untuk menggoda
kaum pria Israel sehingga jatuh dalam dosa seks, dan selanjutnya dalam
dosa penyembahan berhala. Siasat Bileam yang pertama memang gagal,
tetapi siasatnya yang kedua benar-benar mendatangkan hasil.
Sesudah itu ia tidak perlu lagi mengutuk bangsa Israel. Dengan
melanggar Perintah Tuhan yang pertama, bangsa Israel telah mendatangkan
kutuk atas diri mereka sendiri, dan 24.000 orang Israel tewas sebagai
akibatnya. (Lihat Bilangan 28.) Dalam Bilangan 31:16 Musa menyatakan
dengan jelas bahwa semua itu terjadi karena nasihat yang diberikan Bileam
kepada Raja Balak.
Dalam I Korintus 10:8 Paulus memakai peristiwa itu sebagai suatu
peringatan bagi orang-orang percaya dalam Perjanjian Baru. Siasat licik
Bileam juga disebutkan dalam tiga ayat lain di Perjanjian Baru: II Petrus
2:15-16, Yudas 2 dan Wahyu 2:14. Jadi, jelas sekali bahwa siasat Bileam
terhadap bani Israel sarat dengan pelajaran yang perlu diperhatikan oleh
orang-orang percaya yang berada di bawah Perjanjian Baru. Adapun
pelajaran utamanya begitu sederhana: Apabila orang Kristen hidup dengan
tertib dan taat kepada Tuhan dan memiliki hubungan yang selaras satu
dengan yang lain, maka mereka dapat mengharapkan perlindungan Tuhan
terhadap serangan Iblis. Tetapi apabila orang Kristen hidup tidak tertib dan
tidak taat, serta tidak harmonis, maka mereka pun akan kehilangan hak
untuk memperoleh perlindunganTuhan.
176 Berkat atau Kutuk

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Ada dua sikap ekstrim atas Iblis yang kebanyakan orang Kristen miliki
yaitu __________ dan _____________ kepada Iblis.
2. Apakah taktik utama yang dipakai Iblis?
3. Benar atau salah: Kutuk adalah salah satu senjata utama yang dipakai
oleh hamba-hamba Iblis untuk melawan umat Tuhan.
4. Apakah taktik kedua yang Bileam gunakan agar bangsa Israel terkena
kutuk?
5. Tuhan tidak menyangkali kalau Iblis memiliki kuasa namun Ia
memperlengkapi umat-Nya dengan kuasa yang ____________.
6. Orang Kristen yang hidup dalam _________ yang sungguh kepada
Tuhan dan dalam __________ dengan sesama saudara seiman maka
mereka dapat mengharapkan perlindungan Tuhan terhadap Iblis.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah Anda percaya bahwa ada pengikut Iblis yang dapat mengutuk
seseorang? Sebutkan alasannya.
2. Pelajaran apa yang Anda dapati dari kisah Bileam dan bangsa Israel?
Bagaimanakah hal tersebut diterapkan dalam hidup Anda?
3. Bidang apakah yang harus diubah dalam hidup Anda agar Anda dapat
menikmati lebih besar lagi perlindungan dari Tuhan ?

AYAT HAFALAN
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah
kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia,
ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Roma 13:8

TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, aku ingin mentaati firman-Mu dan berjalan dalam kesatuan
dan kasih dengan sesama anggota keluarga Allah. (Bacalah 1 Petrus 3:8-12).
14

Percakapan „Duniawi‰*

anyak orang Kristen dengan mudah dapat mengerti betapa ber-


C bahayanya serangan rohani yang dilancarkan terhadap mereka oleh
para pengikut setan. Tetapi mungkin mereka akan heran bila mendengar
bahwa serangan rohani yang berbahaya dapat juga datang dari saudara
seiman kita sendiri. Tetapi nyatanya, pada waktu memberikan peringatan
mengenai hal tersebut dalam Yakobus 3:14-15 kata-kata sang rasul itu
ditujukan dan berbicara mengenai orang-orang Kristen sendiri:

Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan
kebenaran!
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan.

Untuk menggambarkan jenis „hikmat‰ yang dimaksudkan, Yakobus


memilih kata-kata sifat yang mengacu kepada tiga tingkatan yang semakin
menurun: pertama, „dari dunia‰; lalu yang lebih rendah dari itu, „dari
nafsu manusia‰; kemudian lebih rendah lagi, „dari setan-setan‰. Kunci
untuk dapat memahami proses yang makin menurun itu terletak pada kata
sifat kedua, yang diterjemahkan menjadi „dari nafsu manusia‰. Perkataan

* „Soulish Talk‰, dalam bahaha Inggris.

177
178 Berkat atau Kutuk

tersebut dalam bahasa Yunaninya adalah psuchikos, yang merupakan


bentukan dari kata psuche, yang berarti „jiwa‰.
Dalam I Tesalonika 5:23 Paulus berdoa: „Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu
terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,
Tuhan kita.‰ Di sini Paulus menyatukan tiga unsur yang secara bersama-
sama membentuk kepribadian manusia, Paulus menyebutkannya mulai dari
urutan yang tertinggi sampai yang terendah: pertama, roh; kemudian jiwa;
kemudian tubuh.
Roh adalah bagian dan kepribadian manusia yang langsung dihembusi
nafas Allah pada saat penciptaan. Oleh karena itu, roh tersebut dapat bersatu
dan berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta. Dalam I Korintus
6:17 Paulus berkata: „Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan,
menjadi satu roh dengan Dia.‰ Jadi, kurang tepat jika kita mengatakan
„satu jiwa dengan Dia‰. Hanya roh manusialah yang dapat langsung bersatu
dengan Tuhan.
Menurut pola penciptaan yang semula, roh manusia berhubungan ke
atas dengan Tuhan dan berhubungan ke bawah dengan jiwanya. Tuhan
berkomunikasi langsung dengan roh manusia, dan melalui roh manusia Ia
berhubungan dengan jiwanya. Secara bersama-sama, roh dan jiwa manusia
mengungkapkan keberadaannya melalui tubuh jasmani manusia.
Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa karena tidak taat, rohnya ter-
putus dari Tuhan, dan pada waktu itu juga jiwa manusia mulai menyatakan
dirinya secara terpisah dari rohnya. Hubungan baru yang „tidak kompak
lagi‰ antara roh dan jiwa ini merupakan akibat dan sekaligus juga ungkapan
dari pemberontakan manusia terhadap Tuhan.
Di ayat lain dalam Perjanjian
Istilah “psuchikos”
Baru istilah „psuchikos‰ menunjuk-
menunjukkan kegiatan
dari jiwa manusia yang kan kegiatan dari jiwa manusia yang
hubungannya dengan hubungannya dengan rohnya sudah
rohnya sudah tidak serasi tidak serasi lagi. Oleh sebab itu, istilah
lagi. psuchikos, tersebut („jiwani‰, bukan
Percakapan „Duniawi‰ 179

„rohani‰) menggambar kan suatu keadaan yang bertentangan dengan


kehendak Allah yang sempurna. Hal ini akan lebih jelas bila kita mempelajari
dua ayat lain dalam Perjanjian Baru yang memuat kata psuchikos tersebut.
Dalam I Korintus 2:14-15 Paulus berkata bahwa „manusia duniawi
[psuchikos] tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah ... ia tidak
dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.‰ Seba-
liknya, „manusia rohani menilai segala sesuatu.‰ Jelaslah, bahwa „duniawi‰
dan „rohani‰ itu saling bertentangan. Manusia „rohani‰ hidup menurut
kehendak Allah, sedangkan manusia „duniawi‰ tidak memiliki hubungan
yang serasi lagi dengan Allah. Manusia „duniawi‰ mencoba memahami
kebenaran rohani dengan jiwanya, tetapi tentu saja ia tidak dapat mema-
haminya. Manusia „rohani‰ bersatu dengan Tuhan melalui rohnya, sehingga
ia dapat menerima pewahyuan rohani secara langsung dari Tuhan.
Di dalam Yudas 16-19 sang rasul menggambarkan segolongan orang
yang tergabung di dalam gereja, tetapi mereka adalah „orang-orang yang
menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menurut hawa nafsu-
nya.‰ Lalu akhirnya ia berkata tentang mereka: „Mereka adalah pemecah
belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia [psuchikos] ini
dan yang hidup tanpa Roh Kudus.‰
Jika digabungkan, ayat-ayat dalam I Korintus dan Yudas itu menggam-
barkan secara konsisten apa yang dimaksud dengan yang „duniawi‰ [psu-
chikos]. Rupanya, orang yang „duniawi‰ adalah orang yang menjadi anggota
suatu gereja dan secara lahiriah tampaknya cukup rohani, tetapi sesung-
guhnya batinnya tidak bersatu dengan Tuhan melalui rohnya. Meskipun
mengaku beriman, sebenarnya ia adalah seorang pemberontak, yang tidak
memiliki hubungan yang serasi dengan Allah dan umat-Nya. Ia tidak dapat
memahami kebenaran rohani. Sikapnya yang memberontak mendukakan
Roh Allah dan merupakan batu sandungan bagi para anggota Tubuh Kristus.
Uraian ini menjelaskan tentang tiga tingkatan hikmat yang semakin
menurun yang disebutkan dalam Yakobus 3:5, yaitu: dari dunia, ke nafsu
manusia, lalu ke setan-setan. Akar permasalahannya adalah pemberontakan ·
suatu bentuk ketidaktaatan terhadap Tuhan · semacam penolakan terhadap
180 Berkat atau Kutuk

otoritas atau kedaulatan Allah. Pemberontakan tersebut memutuskan


hubungan roh orang itu dengan Roh Allah dan dengan perkara-perkara
surgawi. Kini ia hanya hidup atas dasar nilai-nilai dan motivasi duniawi.
Pada waktu yang bersamaan, jiwanya yang tidak bersatu dengan Allah
karena pemberontakannya itu mulai mendapat pengaruh dari setan-setan,
yang ia sendiri sudah tidak dapat lagi membedakannya, karena kepekaan
rohaninya sudah tumpul. Hasil yang diperolehnya adalah suatu hikmat
yang kelihatannya „rohani‰, tetapi sebenarnya berasal „dari setan-setan‰.
Seluruh Yakobus pasal tiga menyoroti satu masalah khusus, yaitu hal
penyalahgunaan lidah. Selain itu, seluruh surat Yakobus itu ditujukan
terutama kepada orang-orang yang mengaku percaya kepada Kristus, bahkan
mungkin secara khusus hanya ditujukan kepada mereka. Jadi, jelaslah bahwa
hikmat palsu dan busuk yang berasal dari setan-setan yang disebutkan oleh
Yakobus itu dalam kenyataan sehari-hari terwujud melalui kata-kata yang
keluar dari mulut orang Kristen. Bagaimanakah keadaan seperti itu dapat
terjadi?
Ada dua bidang utama yang di dalamnya orang-orang Kristen sering
melakukan kesalahan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Yang pertama
adalah kata-kata yang mereka gunakan pada waktu bercakap-cakap dengan
sesama manusia; dan yang kedua adalah kata-kata yang mereka ucapkan
kepada Tuhan, terutama ketika berdoa.
Perjanjian Baru memberikan peringatan yang jelas sekali kepada orang-
orang Kristen, tentang cara yang sepatutnya dilakukan dalam berbicara
mengenai orang-orang lain, terutama saudara seiman sendiri. Dalam Titus
3:2 Paulus berkata bahwa kita tidak boleh „memfitnah ... terhadap semua
orang‰ (membicarakan hal-hal yang kurang baik mengenai orang lain,
menurut versi bahasa Inggris). Istilah „semua orang‰ itu berlaku untuk
semua orang lain, baik orang yang percaya maupun yang tidak percaya.
Kata kerja dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai „memfitnah‰
itu adalah blasphemo, yang juga dapat diterjemahkan sebagai „menghujat‰.
Jadi, perlu disadari bahwa yang tergolong dalam dosa „memfitnah‰ atau
„menghujat‰ itu bukan hanya berupa ucapan yang tidak baik mengenai
Percakapan „Duniawi‰ 181

Tuhan, tetapi juga kata-kata yang kurang baik mengenai sesama manusia.
Tutur kata atau percakapan demikian, baik itu mengenai Tuhan atau sesama
manusia, sebenarnya merupakan hal yang terlarang bagi orang Kristen.
Dalam Yakobus 4:11 Yakobus berbicara lebih spesifik tentang kata-kata
yang diucapkan orang Kristen mengenai sesamanya: „Saudara-saudaraku,
janganlah kamu saling memfitnah!‰ Perkataan yang diterjemahkan sebagai
„memfitnah‰ di sini adalah katalalo yang artinya „berbicara menentang‰.
Banyak orang Kristen mengira bahwa yang dimaksudkan Yakobus itu adalah
kita tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai saudara
seiman kita. Namun, maksud Yakobus yang sebenarnya adalah bahwa kita
sama sekali tidak boleh berbicara buruk mengenai saudara seiman, sekalipun
apa yang kita katakan mengenai mereka itu benar. Dosa yang dimaksudkan
oleh Yakobus di sini bukanlah dosa karena mengatakan yang tidak benar,
melainkan karena mengatakan sesuatu yang bersifat menentang.
Salah satu dosa yang paling mudah menyeret orang Kristen adalah gosip.
Seandainya semua gosip atau pergunjingan dihentikan dalam beberapa
jemaat Kristen tertentu, kemungkinan semua percakapan akan terhenti
sekaligus!
Kamus Bahasa Inggris terbitan Collins memberikan dua definisi berikut
ini mengenai gosip:

1. Percakapan ringan yang bersifat iseng


2. Percakapan yang mengandung omongan jahat atau desas-desus yang
menjelekkan orang lain

Kita menemukan dua buah kata kunci di sini, yaitu iseng dan jahat
(malicious, dalam bahasa Inggris). Sekadar menghindari percakapan yang
jahat sesungguhnya masih belum cukup bagi orang Kristen. Dalam Matius
12:36 Yesus sendiri dengan tegas melarang percakapan yang bersifat iseng;
„Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia [iseng] yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.‰
Meskipun Perjanjian Baru secara tegas-tegas melarang gosip, banyak
orang Kristen menganggap hal itu sebagai suatu dosa yang „tidak terlalu
182 Berkat atau Kutuk

berat‰, asal tidak merugikan siapa pun. Tetapi pasti bukan demikian
pandangan Tuhan mengenai hal ini. Di dalam Roma 1:29-30 Paulus
melukiskan akibat-akibat yang akan dialami manusia apabila menjauhi
Tuhan. Berikut ini adalah sebagian dari hal-hal yang disebutkan Paulus:
„... penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan
kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang
ajar, congkak, sombong.‰
Kata „pengumpat‰ itu dalam Alkitab bahasa Inggris disebut „gossips‰,
artinya „tukang gosip‰. Kata tersebut ternyata disisipkan dalam daftar yang
panjang itu. Beberapa tabiat yang dikelompokkan bersama dengan „gosip‰
dalam ayat itu, antara lain adalah perelisihan, tipu muslihat, dan kefasikan.
Pengumpat atau tukang gosip itu sendiri disamakan dengan pemfitnah,
pembenci Allah, orang yang kurang ajar, congkak dan sombong. Orang-
orang Kristen yang suka bergosip mungkin menganggap dirinya tidak
termasuk dalam daftar tersebut, tetapi tidak demikian pandangan Tuhan
mengenai orang-orang semacam itu.
Bahaya dari percakapan semacam
Orang-orang Kristen yang itu diperlihatkan oleh urutan kata-kata
suka bergosip mungkin yang semakin menurun derajatnya dalam
menganggap dirinya tidak
Yakobus 3:15: „dari dunia, dari nafsu
termasuk dalam daftar
manusia, dari setan-setan.‰ Orang-orang
tersebut, tetapi tidak
demikian pandangan Kristen yang tidak segan-segan memper-
Tuhan mengenai orang- gunjingkan orang lain, apalagi saudara
orang semacam itu. seiman, telah jelas-jelas bersikap tidak taat
kepada perintah firman Tuhan. Sebagai
akibatnya, mereka akan tergelicir dan terperosok ke bawah. Tanpa mereka
sadari, percakapan mereka telah merosot dan yang disebut „dari dunia‰
menjadi „dari nafsu manusia‰, dan kemudian menjadi „dari setan-setan‰.
Membicarakan hal-hal buruk mengenai orang-orang lain itu biasanya
tidak akan dianggap sebagai „kutuk‰, namun akibatnya tetap sama saja.
Sesungguhnya kata-kata atau ucapan itu menjadi saluran yang dipakai
oleh setan-setan untuk menyerang anggota-anggota lain dari Tubuh
Percakapan „Duniawi‰ 183

Kristus. Lagipula, yang terkena akibatnya bukan hanya orang-orang yang


dibicarakan. Dalam Yakobus 3:6 rasul Yakobus berkata: „Lidahpun adalah
api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara
anggota-anggota tubuh kita sebagai suatu yang dapat menodai seluruh
tubuh.‰ Orang percaya yang bersalah karena melakukan pembicaraan sema-
cam ini sesungguhnya menodai dirinya sendiri dan juga bagian dari Tubuh
Kristus tempat ia tergabung.
Beberapa tahun yang lalu, ketika berada di Eropa dalam suatu pelayanan,
saya sendiri mengalami sesuatu yang membuat saya mengerti lebih jelas
betapa berbahayanya percakapan yang berasal „dari nafsu manusia‰ itu.
Pada waktu itu saya sedang mempersiapkan diri untuk berkotbah di suatu
pertemuan yang sangat penting. Tiba-tiba perut saya bagian bawah terasa
sakit sekali. Saya takut bahwa saya harus membatalkan janji saya untuk
berkhotbah malam hari itu, maka saya berseru untuk meminta pertolongan
Tuhan.
Saat itu juga dalam pikiran saya terlihat dua orang rekan saya sesama
hamba Tuhan yang saat itu berada di Amerika Serikat, di suatu tempat
yang jauhnya 9.000 kilometer dari tempat saya berada. Saya melihat mereka
sedang membicarakan diri saya. Hubungan kami bertiga sebenarnya sangat
akrab dan hangat, tetapi kedua rekan saya itu sangat menentang suatu
langkah yang baru saja saya ambil pada waktu itu. Saya merasa bahwa dalam
percakapan itu mereka mengecam langkah saya itu dan bahwa kata-kata
mereka yang negatif mengenai diri saya itulah yang menimbulkan rasa sakit
di perut saya. Dan rupanya ini memang termasuk siasat Iblis untuk meng-
gagalkan pelayanan saya malam hari itu.
Saya menyadari bahwa saya harus segera melakukan dua hal. Pertama,
secara sadar saya mengampuni kedua rekan saya itu atas kata-kata negatif
yang telah mereka ucapkan tentang diri saya. Selanjutnya saya bertindak
sesuai dengan janji Yesus dalam Matius 18:18: „Sesungguhnya apa yang
kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan
di dunia ini akan terlepas di sorga.‰ Dengan kuasa yang terdapat dalam
nama Yesus saya mulai mengikat kuasa-kuasa Iblis yang melawan diri saya,
184 Berkat atau Kutuk

kemudian melepaskan diri dari akibat yang ditimbulkan oleh ucapan-


ucapan rekan yang menentang saya itu. Tidak sampai lima menit kemudian
rasa sakit di perut saya itu hilang sama sekali (dan tidak pernah kembali!).
Beberapa jam kemudian saya dapat melayani dengan baik dalam pertemuan
itu, dan saya merasa bahwa maksud atau rencana Allah telah tercapai pada
waktu itu.
Setelah kembali lagi ke Amerika Serikat, saya segera menemui kedua
rekan saya itu dan ketegangan yang ada di antara kami dapat dibereskan.
Hubungan kami bertiga sekarang justru lebih akrab daripada sebelumnya.
Dalam Matius 7:1-2 Yesus berkata:

„Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan


penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi
dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.‰

Kata-kata kritik dan mengkritik sebenarnya diambil dari kata kerja


bahasa Yunani yang di dalam ayat di atas diterje mahkan sebagai
„menghakimi‰. Apabila kita membiasakan diri kita mengkritik orang lain
· terutama sesama saudara seiman · sedemikian rupa sehingga kita seakan-
akan mem‰vonis‰ atau menghakimi mereka, sesungguhnya kita sudah tidak
taat kepada Kitab Suci. Dengan demikian kita telah memberontak terhadap
Tuhan. Ini akan membuat kita terkena „penyakit‰ Yakobus 3:15: „dari
dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan‰.
Apabila kita kurang setuju dengan
Apabila kita membiasakan
perilaku seorang saudara seiman, kita
diri kita mengkritik
orang lain — terutama boleh · bahkan kadang-kadang harus
sesama saudara seiman · meniru contoh yang diberikan oleh
— sedemikian rupa Paulus, pada waktu berselisih paham
sehingga kita seakan- dengan Petrus mengenai praktek-
akan mem”vonis” atau
praktek Yudaisme. Dalam Galatia 2:11
menghakimi mereka,
sesungguhnya kita sudah Paulus berkata: „Aku berterang-terang
tidak taat kepada Kitab menentangnya [Petrus].‰
Suci.
Percakapan „Duniawi‰ 185

Paulus tidak mengkritik perilaku Petrus di hadapan rekan-rekan


sekerjanya, yaitu Barnabas dan Titus. Sebaliknya, ia langsung menda-
tangi Petrus sendiri dan menyelesaikan perselisihannya dengan dia secara
langsung. Seandainya Paulus bersalah karena mengkritik Petrus di belakang
punggungnya, boleh jadi hubungan mereka berdua akan retak untuk
seterusnya. Tetapi nyatanya, dalam II Petrus 3:15 · yang ditulis menjelang
akhir hayat Petrus · Petrus berbicara dengan baik dan hangat mengenai
„Paulus, saudara kita yang kekasih, [yang] telah menulis kepadamu menurut
hikmat yang dikaruniakan kepadanya.‰
Dalam Amsal 27:5 Salomo menyatakan suatu prinsip yang dibutuhkan
dalam berperilaku:

Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.

Tentu saja keadaannya akan berbeda apabila kita diharuskan memberi


kesaksian mengenai kesalahan orang lain di sidang pengadilan. Dalam hal
demikian kita wajib untuk mengatakan „kebenaran, seluruh kebenaran
dan hanya kebenaran saja.‰ Seseorang tidak mungkin bertindak sekaligus
sebagai seorang saksi dan seorang hakim. Dalam sidang pengadilan kita
tidak bertugas sebagai seorang hakim, melainkan hanya menjadi saksi. Kita
membiarkan orang lain memikul tanggungjawab untuk menjatuhkan vonis
kepada orang yang bersalah.
Yang khusus diperingatkan oleh Yesus ialah supaya kita jangan sekali-kali
menjadi hakim, apabila itu bukan kewajiban yang diberikan Tuhan kepada
kita. Ia juga memperingatkan, bahwa apabila kita masih juga mengkritik
orang lain, pada suatu hari kelak · entah dari sumber yang mana · kritik
yang serupa dengan yang telah kita lontarkan terhadap orang lain akan juga
dilontarkan kepada kita sendiri.
Penjelasan Alkitab yang begitu gamblang mengenai kerugian yang
ditimbulkan oleb penyalahgunaan lidah itu mungkin membuat hanya
beberapa orang di antara kita yang berani mengatakan bahwa mereka
belum pernah bersalah dalam hal ini. Jika kita menyadari bahwa kita
pernah bersalah karena melukai hati orang lain dengan lidah kita, yang
186 Berkat atau Kutuk

berarti menodai diri kita sendiri dan juga Tubuh Kristus, maka kita perlu
bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan, supaya Ia menyucikan
kita kembali. Kita mungkin juga harus meminta ampun kepada orang yang
kita rugikan.
Selanjutnya kita juga harus belajar untuk melindungi diri terhadap kata-
kata yang melukai dan menyakitkan yang mungkin akan dilontarkan orang
lain kepada kita. Cara melindungi diri tersebut akan dibahas dalam Bab III.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Apakah tiga unsur yang membentuk kepribadian manusia?
2. Unsur manakah yang diberikan nafas oleh Allah di saat penciptaan?
3. Bagian manakah dari ketiga unsur tersebut yang saling bertentangan
satu sama lain?
4. Benar atau salah: Dosa memfitnah hanya berlaku saat kita mengucapkan
hal-hal jahat yang menentang Tuhan.
5. Apakah dua kata sifat yang mewakili kata gosip?
6. Mengkritik sesama saudara seiman sedemikian rupa sehingga
seolah-olah kita menghakimi mereka merupakan salah satu bentuk
__________kita terhadap Tuhan.
7. Benar atau salah: Ukuran yang kita pakai dalam mengkritik orang lain
akan diukurkan juga kepada kita.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Definisikan menurut kata-kata Anda sendiri „percakapan duniawi.‰
2. Apakah bentuk-bentuk dari penyalahgunaan lidah kita?
3. Pernahkah Anda terlibat dalam percakapan duniawi atau
menyalahgunakan lidah Anda? Ceritakanlah.
4. Pikirkanlah untuk meminta maaf kepada orang-orang yang sudah
Anda serang dengan kata-kata Anda.
Percakapan „Duniawi‰ 187

AYAT HAFALAN
Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah
baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Amsal 15:23

TANGGAPAN IMAN
Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan
hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku (Mazmur 19:14).
15

Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu*

anyak orang Kristen menjadi terkejut setelah menyadari betapa besar


C kerugian yang timbul akibat kebiasaan mereka yang suka
membicarakan orang lain secara negatif. Tetapi mereka mungkin akan lebih
terkejut lagi setelah mengetahui bahwa kerugian yang lebih besar lagi dapat
timbul karena membicarakan orang lain secara negatif ketika berdoa kepada
Tuhan. Mereka beranggapan bahwa semua doa pasti dapat diterima oleh
Tuhan dan bahwa setiap doa akan selalu mendatangkan hasil yang baik.
Namun pandangan ini sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran yang ada
dalam Alkitab.
Di dalam Amsal 28:9, misalnya, kita mendapat peringatan:

Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga


doanya adalah kekejian.

Dalam Alkitab Tuhan telah menggariskan prinsip-prinsip tertentu me-


ngenai doa yang akan didengarkan-Nya. Orang yang mengabaikan begitu
saja prinsip-prinsip tersebut, lalu menaikkan doa yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip itu tentu akan menimbulkan ketidaksenangan Tuhan, se-
hingga doanya pun tidak didengar. Ketika melukiskan pandangan Tuhan

* „Soulish Prayers‰, dalam bahasa Inggris.

188
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 189

mengenai doa semacam itu, Salomo memakai sebuah perkataan yang paling
keras untuk menggambarkan ketidaksenangan Tuhan itu: kekejian.
Terlihat di sini betapa kita perlu menaikkan doa dengan benar. Oleh
karena itu, kita tentu tidak akan berani melakukannya dengan mengandalkan
hikmat kita sendiri. Syukurlah, Tuhan tidak membiarkan kita mencari jalan
sendiri. Ia telah menyediakan seorang Penolong bagi kita, yaitu Roh Kudus.
Dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat menaikkan doa-doa yang
berkenan kepada Tuhan. Namun di luar Roh Kudus, kita tidak mungkin
mampu menaikkan doa yang dapat menyenangkan Tuhan atau yang dapat
menyebabkan terlaksananya rencana Tuhan.
Dalam Roma 8:26-27 Paulus menyatakan hal ini dengan jelas sekali:

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak
tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Karena sifat kedagingannya, semua orang memiliki kelemahan masing-


masing. Kelemahan yang dimaksudkan di sini bukanlah kelemahan jasmani,
melainkan kelemahan (kekurangan) dalam pengetahuan atau pengertian.
Kelemahan-kelemahan itu terlihat dalam dua perkara yang saling berkaitan.
Pertama, kita seringkali tidak tahu apa yang harus kita doakan. Kedua,
sekali pun kita tahu apa yang harus didoakan, kita tidak tahu cara kita harus
mendoakannya. Karena itu kita benar-benar harus bergantung sepenuhnya
kepada Roh Kudus. Hanya Dialah yang dapat menunjukkan apa yang harus
kita doakan dan cara kita harus mendoakannya.
Dalam dua ayat di surat Efesus Paulus lebih jauh menan daskan
ketergantungan kita kepada Roh Kudus pada waktu kita memanjatkan doa-
doa yang mau didengar oleh Tuhan. Dalam Efesus 2:18 ia menekankan
bahwa hanya Roh Kuduslah yang dapat menolong kita masuk ke hadirat
Allah: „Karena oleh Dia [Yesus] kita kedua pihak [baik kaum Yahudi
maupun kaum bukan Yahudi] dalam satu Roh [Roh Kudus] beroleh jalan
190 Berkat atau Kutuk

masuk kepada Bapa‰. Di sini sekaligus diperlihatkan dua persyaratan yang


harus dipenuhi agar doa kita diterima: oleh (melalui) Yesus dan dalam Roh
(Kudus). Kedua-duanya amat diperlukan.
Tidak ada kekuatan alami yang dapat membawa suara manusia yang
lemah ini dari bumi sampai kepada telinga Tuhan yang duduk di singgasana-
Nya di surga. Hanya kuasa supranatural Roh Kudus yang dapat melaku-
kannya. Tanpa Dia, kita tidak mungkin dapat menghampiri Tuhan.
Selanjutnya dalam Efesus 6:18 Paulus menekankan kembali betapa kita
memerlukan pertolongan Roh Kudus, terutama untuk mendoakan sesama
saudara seiman kita. Ia berkata bahwa kita harus „dalam segala doa dan
permohonan... berdoa... setiap waktu di dalam Roh [Roh Kudus] ... untuk
segala orang kudus‰. Hanya doa-doa „dalam Roh‰ Kuduslah yang dapat
mendatangkan pertolongan dan penghiburan Tuhan bagi orang-orang yang
kita doakan itu.
Jadi, bagaimana kita dapat memperoleh pertolongan Roh Kudus? Ada
dua persyaratan yang harus dimiliki, yaitu kerendahan hati dan motivasi yang
murni. Pertama, kita harus merendahkan diri di hadapan Roh Kudus dan
mengakui bahwa kita membutuhkan-Nya. Kemudian kita harus membiarkan
Dia membersihkan diri kita dari segala motivasi yang salah dan sikap-sikap
yang mementingkan diri, dan mengilhami kita dengan kasih yang tulus serta
kepedulian yang sungguh bagi orang-orang yang ingin kita doakan.
Doa-doa yang diilhamkan oleh Roh Kudus itu tidak harus selalu
panjang-panjang atan menggunakan kata-kata yang bagus. Kalimat-kalimat
yang indah atau nada suara yang khidmat bukanlah hal yang membuat
Tuhan terkesan akan doa-doa kita. Beberapa di antara doa-doa yang paling
manjur yang terdapat dalam Alkitab
Beberapa di antara justru sederhana sekali bentuknya. Ketika
doa-doa yang paling
Musa berdoa bagi kakaknya, Miryam,
manjur yang terdapat
dalam Alkitab justru yang terkena penyakit kusta, ia hanya
sederhana sekali bentuk- berkata: „Ya Allah, sembuhkanlah kiranya
nya. dia‰ (Bilangan 12:13). Ketika si pemu-
ngut cukai berdoa di dalam bait Allah, ia
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 191

hanya mengucapkan sebuah kalimat yang pendek: „Ya Allah, kasihanilah


aku orang berdosa ini‰ (Lukas 18:13). Dan kita tahu bahwa Tuhan
mendengar serta menjawab kedua doa tersebut.
Jika Anda suatu kali merasa perlu mendoakan seseorang atau sesuatu hal,
tetapi tidak tahu cara memulainya, mintalah saja bantuan Tuhan. Berikut
ini adalah kata-kata sederhana yang dapat Anda pakai:

Tuhan, saya ingin berdoa, tetapi tidak tahu caranya. Tolonglah saya dengan
Roh Kudus-Mu untuk mengucapkan doa yang akan Kau dengar dan
Kaujawab.

Selanjutnya, percayalah bahwa Tuhan sudah mendengar dan memenuhi


permintaan Anda itu, kemudian ucapkanlah dalam doa Anda tersebut
segala sesuatu yang keluar dari dalam hati Anda. Yesus telah menjamin
bahwa apabila kita meminta roti kepada Allah, tidak mungkin Ia akan
memberi kita batu (Matius 7:9).
Tetapi apa yang terjadi seandainya seseorang tidak mau menundukkan
diri kepada Roh Kudus dan tidak mencari bimbingan-Nya? Bagaimana jika
doa orang itu hanya didorong oleh rasa iri dan sifat mementingkan diri (se-
perti yang dikatakan dalam Yakobus 3:14) atau oleh sikap-sikap kedagingan
lainnya, seperti kedengkian, kemarahan, kritik atau sikap membenarkan diri
sendiri? Roh Kudus tentu tidak akan membenarkan doa-doa yang
mempunyai motivasi demikian, dan Ia tidak akan membawa doa-doa itu
kepada Allah Bapa.
Doa-doa yang demikian mau tidak mau akan mengalami kemerosotan
dan terkena „penyakit‰ Yakobus 3:15: dari dunia · dari nafsu manusia ·
dari setan-setan. Dampak dari doa-doa demikian itu akan sama seperti dam-
pak yang ditimbulkan oleh percakapan yang didorong hawa nafsu. Akibat
yang ditimbulkannya bersifat negatif, dan sama sekali tidak baik. Orang-
orang yang kita doakan dengan cara demikian kemungkinan akan terkena
suatu pengaruh yang menimbulkan tekanan-tekanan tertentu yang tidak
kelihatan dan tidak dimengerti oleh orang itu sendiri. Akibatnya, beban
orang yang didoakan bukannya berkurang, melainkan bertambah berat.
192 Berkat atau Kutuk

Ada dua sikap kedagingan yang perlu dihindari terutama pada waktu
mendoakan sesama saudara seiman: Kita sekali-kali tidak dibenarkan untuk
menuduh seseorang, atau pun mencoba menguasai orang yang bersangkutan.
Melihat kelemahan dan kesalahan orang-orang Kristen yang lain me-
mang hal yang amat mudah dilakukan. Sesungguhnya, itulah yang men-
dorong kita untuk berdoa bagi mereka. Berdoa untuk sesama adalah
perbuatan yang baik, tetapi kita harus berhati-hati dengan cara kita mendoa-
kan mereka. Kita tidak berhak untuk datang kepada Tuhan dengan
membawa suatu daftar panjang yang penuh dengan kesalahan-kesalahan
yang telah mereka lakukan.
Apabila kita mulai berperan sebagai penuduh, sesungguhnya kita sudah
meniru Iblis, bukan Kristus. Gelar utama musuh besar Allah itu adalah Iblis,
yang berarti „pemfitnah‰/„penghujat‰ atau „penuduh‰. Dalam Wahyu
12:10 ia digam barkan sebagai penuduh yang mendakwa orang-orang
Kristen siang dan malam di hadapan Allah. Ia telah melakukan kegiatan itu
sejak zaman dahulu, dan ia memang sangat ahli dalam hal itu. Haruskah
orang Kristen juga membantu pekerjaan Iblis itu.
Saya perhatikan bahwa dalam hampir semua doa Paulus untuk sesama
orang Kristen, baik itu untuk pribadi atau untuk jemaat-jemaat yang didoa-
kannya, ia selalu mulai dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan atas
mereka. Suatu contoh yang istimewa dapat kita lihat dalam kata-kata pem-
bukaan surat I Korintus. Kalau kita membaca isi surat itu selanjutnya, kita
melihat bahwa ada begitu banyak dosa yang telah dilakukan dalam jemaat
Korintus itu: dosa pertengkaran antara sesama jemaat; dosa kedagingan;
dosa karena melakukan hubungan seks yang tidak benar; demikian juga ada
orang yang mabuk selama Perjamuan Kudus. Meskipun demikian, Paulus
memulai suratnya itu dengan suatu ucapan syukur yang begitu indah:

Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih
karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala
macam perkataan dan segala macam pengetahuan,
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 193

sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah di teguhkan di antara


kamu.
... Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga
kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
(I Korintus 1:4-6, 8)

Mengucapkan syukur pada permulaan suatu doa memang akan menda-


tangkan dampak psikologis tertentu. Ucapan syukur itu akan mendapatkan
sikap positif dalam hati orang yang berdoa itu sendiri. Orang yang memulai
doanya dengan cara demikian akan lebih mudah untuk meneruskan doanya
dengan iman yang positif, meskipun itu tidak berarti bahwa kita tidak
mengetahui kelemahan atau masalah besar yang terdapat pada orang-orang
yang kita doakan. Saya sendiri mempunyai prinsip untuk tidak pernah
mendoakan sesama saudara seiman tanpa terlebih dahulu mengucap syukur
kepada Tuhan bagi mereka. Jika saya belum dapat mengucap syukur bagi
mereka, lebih baik saya tidak mendoakan mereka sama sekali!
Ada seorang utusan injil yang melayani di negeri India beberapa puluh
tahun yang lalu, yang begitu terkenal karena pelayanan doanya yang manjur,
sehingga ia disebut „Hyde si Pendoa‰ (Praying Hyde). Pada suatu hari Saudara
Hyde ini berdoa bagi seorang rekan penginjil berkebangsaan India yang pela-
yanannya kurang bersemangat dan tidak menghasilkan buah. Pada waktu
berdoa, Saudara Hyde ini hampir saja mengatakan: „Tuhan, Engkau sendiri
tahu betapa dinginnya saudara ini.‰ Tetapi ia hanya dapat mengatakan: „Tu-
han, Engkau sendiri tahu betapa ... „, dan tiba-tiba ia tidak dapat melanjutkan
doanya, karena Roh Kudus tidak membiarkan dia meneruskan kalimatnya.
Tiba-tiba Saudara Hyde ini menyadari bahwa ia sebenarnya sama sekali
tidak berhak untuk menuduh rekannya sesama hamba Tuhan itu. Maka ia
kemudian berhenti memusatkan pikirannya kepada kelemahan-kelemahan
orang tersebut, dan mulai mengucap syukur kepada Tuhan atas segala hal
baik yang dapat ditemukannya dalam diri orang itu. Beberapa bulan kemu-
dian, hamba Tuhan yang orang India itu mengalami suatu perubahan yang
begitu menakjubkan. Ia mulai dikenal di seluruh negeri itu sebagai seorang
194 Berkat atau Kutuk

pelayan Tuhan yang bersemangat dan penuh pengabdian dan banyak sekali
memenangkan jiwa.
Itulah kekuatan dan kuasa dari doa yang didasarkan atas sikap yang po-
sitif dan menghargai serta mensyukuri segala hal baik yang terdapat dalam
diri seseorang. Tetapi bayangkanlah seandainya Saudara Hyde itu kurang
peka terhadap Roh Kudus, lalu meneruskan doanya yang disertai sikap
negatif dan menuduh itu. Apakah tidak mungkin bahwa doa semacam itu
juga cukup berkuasa untuk menghasilkan kebalikan dari apa yang diharap-
kan? Tidakkah mungkin bahwa doa-doanya itu justru mendatangkan
perasaan tertuduh yang begitu berat yang akan menyerang penginjil itu,
sehingga ia tidak dapat maju sebagai akibatnya?
Kadang-kadang, seperti kebanyakan orang Kristen yang lain, pada saat-
saat tertentu saya pun merasakan suatu beban rohani yang berat. Tanpa
alasan yang jelas, tiba-tiba saya mulai merasa bersalah atau tidak layak. Tetapi
saya sama sekali tidak dapat menemukan kesalahan tertentu yang mungkin
telah saya lakukan yang menyebabkan saya mengalami perasaan demikian.
Namun, pengalaman telah mengajarkan kepada saya bahwa keadaan
semacam itu biasanya sama sekali tidak disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
saya sendiri. Beban berat yang saya rasakan itu mungkin datang dari seorang
Kristen lain · yang bermaksud baik, tetapi kurang bijaksana · yang
menuduh saya di hadapan Tuhan. Dalam keadaan demikian yang terutama
menjadi tanda peringatan bagi saya adalah rasa tertuduh yang timbul pada
diri saya. Rasa tertuduh memang selalu tim bul karena adanya suatu
tuduhan. Setelah saya dapat menemu kan penyebab masalah itu yang
sebenarnya saya akan segera menghadap Tuhan Yesus sebagai Imam Besar
saya, yang mampu melihat segala kesalahan saya namun tiada henti-hentinya
membela perkara saya di hadapan Allah Bapa.
Doa, boleh dikatakan, tidak ada yang tidak manjur. Namun yang
dipertanyakan bukanlah apakah suatu doa itu manjur atau tidak. Melainkan
apakah doa itu membawa dampak yang positif atau negatif. Adapun
dampak suatu doa itu ditentukan oleh kuasa yang bekerja melalui doa-doa
tersebut. Apakah doa-doa itu benar-benar berasal dan Roh Kudus? Atau
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 195

hanya berasal dari sesuatu yang timbul


Doa syafaat yang benar
dari dorongan hawa nafsu saja?
adalah yang sesuai dengan
Doa syafaat yang benar adalah yang pola yang diberikan Yesus.
sesuai dengan pola yang diberikan Yesus,
yang dijelaskan dalam Roma 8:33-34:

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang


membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi, yang telah bangkit, yang
juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Kristus tentu saja melihat kesalahan-kesalahan kita dengan lebih jelas


dari pada kita melihat kesalahan satu sama lain. Tetapi doa syafaat-Nya bagi
kita tidak membuat kita semakin tertuduh, justru sebaliknya, Ia membela
dan membenarkan kita. Ia tidak berniat untuk membuktikan kesalahan kita,
melainkan hanya ingin menguduskan kita.
Demikian juga seharusnya bentuk doa syafaat kita untuk sesama saudara
seiman. Beranikah kita mengajukan suatu tuduhan terhadap orang-orang
yang sudah dipilih Allah sendiri? Atau mempersalahkan orang-orang yang
telah dibenarkan-Nya? Betapa kurang ajarnya kita, seandainya kita berani
berbuat demikian!
Prinsip yang tertulis dalam Kitab Suci ini tidak perlu diragukan lagi.
Kita sama sekali tidak boleh menuduh sesama saudara seiman dalam doa-
doa kita kepada Tuhan. Tetapi selain itu, masih ada semacam godaan lain
untuk menyalahgunakan kuasa doa. Godaan ini bersifat lebih halus, sehing-
ga lebih sulit untuk dikenali. Wujudnya berupa doa-doa yang dinaikkan
untuk menguasai orang yang didoakan.
Di dalam diri manusia yang mewarisi dosa Adam ini memang selalu
terdapat kecenderungan untuk menguasai orang lain dan memaksakan ke-
hendak diri sendiri atas mereka. Dalam pasal 6 diperlihatkan bahwa ke-
inginan untuk menguasai dan mengatur orang lain ini adalah akar yang
menyebabkan timbulnya praktek ilmu tenung/sihir, mula-mula dalam
196 Berkat atau Kutuk

bentuk perbuatan daging, dan kemudian berkembang menjadi praktek


okultisme atau mistik.
Salah satu kata kunci yang menunjukkan adanya dorongan nafsu sema-
cam itu adalah manipulasi. Ada begitu banyak bidang yang di dalamnya
manusia sering melakukan manipulasi demi mendapatkan sesuatu yang
mereka inginkan dari orang lain. Suami-suami sering memanipulasi istri
mereka, dan istri-istri suka memanipulasi suaminya; anak-anak memanipulasi
orang tua; pendeta-pendeta memanipulasi anggota jemaatnya; dan biro
iklan pun memanipulasi khalayak ramai supaya membeli produk yang
mereka iklankan. Semua orang melakukannya, dan hal itu sudah begitu
umum, sehingga orang tidak menyadari lagi adanya kebiasaan memanipulasi
yang terdapat dalam diri mereka sendiri atau pun dalam diri orang lain.
Tetapi, bagaimana pun juga, manipulasi itu bertentangan dengan ke-
hendak Tuhan. Tuhan sendiri tidak pernah memanipulasi kita, dan Ia tidak
pernah menyuruh kita memanipulasi orang lain. Apabila kita melakukan
manipulasi, itu berarti kita telah beralih dari alam rohani dan masuk ke
dalam alam hawa nafsu. Dengan demikian, kita sudah bekeja dengan
hikmat yang bukan dari atas.
Kita pada umumnya beranggapan
Tetapi apabila doa tersebut bahwa doa adalah sesuatu yang baik dan
didorong oleh keinginan rohani, sehingga kitapun berpikir bahwa
hawa nafsu, maka
hasil yang dicapai oleh doa itu akan
dampaknya tidak baik,
selalu baik dan pasti sesuai dengan
bahkan dapat merugikan,
dan tidak mendatangkan kehendak Tuhan. Hal itu memang benar
manfaat. asalkan kuasa yang bekeja dalam doa kita
itu adalah Roh Kudus. Tetapi apabila doa
tersebut didorong oleh keinginan hawa nafsu, maka dampaknya tidak baik,
bahkan dapat merugikan, dan tidak mendatangkan manfaat.
Di balik doa-doa yang bersifat kedagingan ini seringkali terdapat sikap
penuh kesombongan, yang membuat kita seakan-akan dapat menggantikan
kedudukan Tuhan dan merasa berhak untuk memaksakan kehendak kita
dalam kehidupan orang lain. Padahal, setiap pengaruh yang berusaha
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 197

menggeser kekuasaan dan kedaulatan Tuhan atas kehidupan seseorang, jelas


bukan berasal dari Roh Kudus.
Ada berbagai macam situasi yang dapat membuat orang-orang Kristen
tergoda untuk berdoa dengan cara yang kelihatannya rohani, tetapi sebe-
narnya bersifat kedagingan. Berikut ini saya berikan dua contoh yang khas:

1. Doa yang bersifat menuduh

Apabila terjadi perpecahan dalam suatu gereja sudah pasti akan ada juga
faktor-faktor kedagingan yang ikut berperan dalam diri semua pihak yang
terlibat. Dalam contoh kasus herikut ini diceritakan bahwa Pendeta Jones
dari Gereja Injil Sepenuh yang Pertama mendapati istrinya berbuat serong
dengan Bapak Williams, yang melayani di bidang musik. Pendeta Jones pun
lalu menceraikan istrinya dan memecat Bapak Williams dari keanggotaan
gereja.
Tetapi Bapak Williams menolak tuduhan bahwa ia telah berzinah. Ia
memprotes tuduhan Pendeta Jones yang dianggapnya tidak adil dan berhasil
meyakinkan kurang lebih separoh dari anggota jemaat untuk memihak
kepadanya. Selanjutnya ia mulai mendirikan sebuah gereja lain. Maka mu-
lailah terjadi suatu pertikaian yang berkepanjangan antara kedua kelompok
gereja tersebut mengenai pembagian dana pembangunan gereja yang telah
terkumpul.
Setahun kemudian Pendeta Jones menikah lagi. Bapak Williams dan
jemaatnya menuduh bahwa pernikahan itu tidak sah, karena seorang hamba
Tuhan yang telah bercerai dianggap tidak alkitabiah apabila menikah lagi.
Maka mereka memulai suatu kebaktian doa khusus untuk mendoakan
pendeta itu dan meminta agar Tuhan menghukumnya.
Selama dua tahun berikutnya istri kedua dari Pendeta Jones itu meng-
alami kehamilan hingga dua kali, tetapi kedua-duanya berakhir dengan
keguguran. Ahli kandungan tidak menemukan adanya kelainan yang dapat
menyebabkan keguguran kandungan tersebut. Bapak Williams dan kelom-
pok doanya menganggap bahwa itulah jawaban Tuhan atas doa mereka, dan
198 Berkat atau Kutuk

bahwa Tuhan telah membenarkan pihak mereka dan menghukum Pendeta


Jones.
Saya dapat menyetujui kesimpulan mereka yang pertama bahwa kegu-
guran kandungan yang terjadi hingga dua kali itu memang disebabkan oleh
doa-doa mereka. Tetapi kuasa apakah yang bekerja melalui doa mereka itu?
Karena dalam Kitab Suci Roh Kudus dengan jelas memperingatkan kita
untuk tidak sekali-kali menghakimi sesama saudara seiman. Itu berarti
bahwa Roh Kudus tidak mungkin membenarkan dan mendukung doa yang
diucapkan dengan motif menghakimi itu. Oleh karena itu, kesimpulan satu-
satunya yang dapat ditarik adalah yang tercatat dalam Yakobus 3:15. Kuasa
yang telah bekerja melalui doa-doa tersebut adalah „dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan‰.

2. Doa untuk menguasai dan memanipulasi

Pendeta Strong sudah terbiasa mengatur dan menguasai semua orang yang
berada di sekelilingnya. Ia adalah seorang duda, dan mempunyai dua anak
lelaki dan seorang anak perempuan. Ia sebenarnya mengharapkan kedua
anak lelakinya juga menjadi pendeta, tetapi akhirnya mereka memilih
pekerjaan sekuler. Anak perempuannya yang bernama Mary masih tinggal
serumah dengan dia. Mary sangat mencintai ayahnya dan aktif membantu
pelayanan ayahnya.
Pada suatu KKR Mary berkenalan dengan Bob, seorang aktivis gereja
dari suatu denominasi yang lain, dan mereka kemudian mulai berkencan.
Sayangnya, hubungan antara Pendeta Strong dan gereja tempat Bob berbakti
itu kurang baik, sehingga sejak semula ia menentang hubungan Mary
dengan Bob. Selain itu, ia juga takut kalau-kalau akhirnya ia akan kehilangan
Mary yang selama ini membantunya, baik di rumah maupun dalam
lingkungan gereja. Belakangan Mary memutuskan untuk meninggalkan
rumah orang tuanya dan tinggal bersama seorang teman wanitanya di
sebuah apartemen. Pendeta Strong marah dan menyebut perbuatan Mary itu
sebagai suatu „pemberontakan‰. Dan ketika Mary memberitahu ayahnya
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 199

bahwa ia telah bertunangan dengan Bob, Pendeta Strong memutuskan


untuk berdoa supaya rencana perkawinan anaknya itu gagal.
Bob dan Mary meneruskan rencana mereka untuk menikah, tetapi lama-
kelamaan hubungan mereka menjadi makin kurang baik. Apabila sedang
bersama, mereka tidak pernah merasa bisa santai. Seringkali sedikit salah
pengertian saja dapat menimbulkan pertengkaran yang hebat. Setiap hal
yang mereka lakukan bersama pada akhirnya hanya menimbulkan keke-
cewaan. Maka akhirnya Mary berkata: „Bob, kurasa Tuhan tidak meng-
hendaki kita kawin!‰, lalu ia mengembalikan cincin pertunangannya kepada
Bob.
Mary berpikir bahwa satu-satunya cara untuk dapat terlepas dari semua
kekecewaannya adalah: memutuskan hubungan dengan semua orang
Kristen. Demikianlah, sesudah putus hubungan dengan ayahnya dan juga
dengan gereja, ia mengikuti jejak kedua kakak lelakinya dan terjun dalam
pekerjaan sekuler. Akhirnya ia berkenalan dengan seorang pria yang sama
sekali tidak percaya kepada Tuhan dan menikah dengannya.
Jadi, apa yang dapat kita katakan mengenai doa-doa yang dipanjatkan
oleh Pendeta Strong itu? Doanya memang manjur, tetapi akibat yang ditim-
bulkannya sungguh sangat merugikan. Doa-doa yang dinaikkannya itu
sesungguhnya adalah suatu ekspresi dari keinginannya yang telah berurat
akar selama ini untuk selalu menguasai dan mengatur kehidupan orang-
orang yang dekat dengannya. Doanya cukup berkuasa untuk membatalkan
suatu hubungan yang sebenarnya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi
anak perempuannya itu. Tetapi, selanjutnya doa-doanya itu tidak cukup
mampu untuk membawa anaknya kembali kepada iman yang ditinggal-
kannya. Doa-doa tersebut juga tidak mampu mencegah anaknya melakukan
suatu pernikahan yang jelas-jelas tidak selaras dengan Alkitab. Kuasa doa
yang membawa akibat negatif demikian jelas tidak berasal dari Roh Kudus.
Prinsip-prinsip yang diperlihatkan oleh kedua contoh di atas berlaku
juga dalam berbagai situasi lain di lingkungan gereja pada umumnya. Hal
yang diajarkan di sini sangat penting untuk disimak: Kuasa dari doa yang
didorong oleh hawa nafsu itu sungguh nyata sekaligus berbahaya. Hasil
200 Berkat atau Kutuk

yang dicapai oleh doa semacam itu bukanlah suatu berkat, melainkan
kutuk.
Dosa yang timbul dari kebiasaan berdoa mengikuti hawa nafsu itu harus
diberantas dengan cara yang sama seperti yang dilakukan terhadap dosa
yang ditimbulkan oleh percakapan yang bersifat duniawi, yang telah
diuraikan dalam pasal sebelumnya. Jika kita telah berdosa dalam hal ini,
kita harus segera bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan. Kita
mungkin juga harus meminta pengampunan dari orang-orang yang telah
terkena akibat buruk dari doa-doa yang
Kita perlu dengan tegas kita panjatkan itu.
menolak setiap godaan Akhirnya, di kemudian hari kita perlu
yang bertujuan untuk
dengan tegas menolak setiap godaan yang
menuduh orang lain atau
menguasai mereka dengan bertujuan untuk menuduh orang lain
kata-kata yang kita atau menguasai mereka dengan kata-kata
ucapkan dalam doa. yang kita ucapkan dalam doa.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Hanya Roh Kudus yang dapat menunjukkan kepada kita ____ dan
_________ kita seharusnya berdoa.
2. Benar atau salah: Tanpa Roh Kudus kita tidak bisa masuk ke hadirat
Allah.
3. Saat kita berdoa untuk saudara seiman, kita harus menjaga diri kita dari
dua sikap kedagingan. Apa sajakah itu?
4. Setiap kali kita berusaha untuk memanipulasi orang lain, kita sudah
beralih dari alam_______ kepada alam ________.
5. Akibat dari doa yang kedagingan justru mendatangkan _______ dan
bukan berkat.
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 201

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Ada dua persyaratan agar doa kita diterima yaitu: melalui Yesus dan
dalam Roh Kudus. Apa artinya hal itu bagi Anda? Apakah Anda sudah
memenuhi persyaratannya?
2. Pernahkah Anda menuduh atau menguasai seseorang melalui doa
Anda seperti yang dijabarkan di pasal ini? Bila pernah, minta Tuhan
untuk mengampuni Anda.

AYAT HAFALAN
Akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu
mengingat kamu dalam doaku.
Efesus 1:16

TANGGAPAN IMAN
Bapa, aku bergantung pada Roh Kudus untuk memimpinku dalam doa.
Tolonglah aku agar aku tidak menyimpang dan tetap berdoa dalam Roh
Kudus.
16

Ringkasan Bab II

alam kesepuluh pasal sebelumnya kita telah membahas berbagai


E penyebab utama dari kutuk-kutuk yang diungkapkan dalam Al-
kitab. Saya rasa ada baiknya bab ini diakhiri dengan merangkum kembali
penyebab-penyebab kutuk tersebut.

• Mengakui dan/atau memuja ilah palsu


• Mengadakan segala bentuk hubungan dengan okultisme atau dunia
mistik
• Tidak menghormati orang tua
• Segala macam bentuk penindasan atau perlakuan tidak adil, terutama
terhadap pihak yang lemah dan tak berdaya
• Segala bentuk hubungan seksual yang gelap atau yang melawan kodrat
• Sikap anti Yahudi
• Mencuri atau memberikan kesaksian palsu
• Menahan persembahan dalam bentuk uang atau yang lainnya yang
menjadi hak Tuhan
• Kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang yang mempunyai otoritas,
seperti ayah, ibu, suami, istri, guru, pendeta (pastor) atau gembala
sidang
• Kutuk-kutuk yang diucapkan terhadap diri sendiri
• Janji atau sumpah yang mengikat kepada persekutuan yang fasik (jahat)

202
Ringkasan Bab II 203

• Kutuk-kutuk yang diucapkan oleh para pengikut Setan


• Ucapan-ucapan terhadap orang lain yang didorong oleh hawa nafsu
• Doa-doa yang bersifat kedagingan yang menuduh atau berusaha
menguasai orang lain

Selain itu, ada pula kutuk-kutuk yang disebabkan oleh hal yang lain atau
yang datang dari sumber-sumber lain, yang disebutkan dalam Alkitab tetapi
tidak termasuk dalam daftar di atas. Yang paling penting di antaranya
tercantum di bawah ini sesuai dengan urutannya dalam Alkitab. Sejumlah
ayat yang sekadar mengulangi kutuk-kutuk yang disebutkan di Ulangan 27
dan 28 tidak dicantumkan lagi dalam daftar tersebut.
Perlu diketahui bahwa sejumlah besar orang-orang yang terkena kutuk
Tuhan adalah para nabi, imam dan guru yang menyesatkan serta murtad
kepada Tuhan. Kutuk-kutuk tersebut secara khusus diberi tanda**.

– Kutuk atas penduduk kota Meros, karena menolak untuk bergabung


dengan Barak, panglima tentara Tuhan yang berperang melawan Raja
Sisera (Hakim-hakim 5:23).
– Kutuk Yotam atas orang-orang yang telah bersalah karena membunuh
putera-putera Gideon (Hakim-hakim 9:57).
– Kutuk atas Izebel karena ilmu sihir dan persundalan yang dilaku-
kannya (II Raja-raja 9:34) · bandingkan dengan II Raja-raja 9:22).
– Kutuk atas orang-orang yang menolak perintah-perintah Tuhan karena
kesombongan mereka (Mazmur 119:21).
– Kutuk atas keluarga orang jahat (Amsal 3:33).
– Kutuk atas bumi oleh karena penduduknya telah menajiskannya,
dengan mengubah dan melanggar hukum-hukum serta perjanjian
Tuhan (Yesaya 24:6).
– Kutuk atas orang Edom karena terus memusuhi dan mengkhianati
bani Israel (Yesaya 34:5).
204 Berkat atau Kutuk

– **Kutuk atas nabi-nabi palsu yang menjanjikan perdamaian kepada


orang-orang yang tidak taat kepada Tuhan (Yeremia 29:18).
– **Kutuk atas nabi-nabi palsu yang melakukan persundalan (Yeremia
29:22).
– Kutuk atas orang-orang Israel yang pergi ke negeri Mesir padahal sudah
diperingatkan oleh Tuhan untuk tidak melakukannya (Yeremia 42:18
· bandingkan dengan Yeremia 44:8, 12).
– Kutuk atas siapa pun juga yang tidak melaksanakan hukuman Tuhan
atas musuh-musuh-Nya (Yeremia 48:10).
– **Kutuk atas berkat-berkat yang diberikan oleh imam-imam yang
menolak teguran Tuhan (Maleakhi 2:2).
– Kutuk atas bangsa-bangsa „kambing‰ yang tidak menaruh belas kasihan
kepada saudara-saudara Yesus (Matius 25:41).
– Kutuk atas orang yang selalu diajari kebenaran Tuhan, namun tidak
menghasilkan buah yang diharapkan (Ibrani 6:8).
– **Kutuk atas guru-guru palsu yang serakah, menyesatkan dan berzinah
(II Petrus 2:14).
BAB TIGA

KELUAR DARI KUTUK MASUK


KE DALAM BERKAT TUHAN

PENDAHULUAN
Apakah saat ini Anda mulai berpikir bahwa kehidupan Anda tampaknya
telah terkena suatu kutuk tertentu? Lalu Anda bertanya-tanya dalam hati,
adakah suatu jalan untuk keluar dari bayangan gelap yang senantiasa
mencegah Anda untuk masuk ke dalam terang Tuhan yang ajaib, tempat
Anda akan menerima segala berkat yang telah disediakan bagi Anda itu? Ya
jalan keluar itu ada! Tetapi hanya ada satu jalan keluar yang telah disediakan
oleh Allah, yaitu melalui kurban kematian Yesus di kayu salib.
Bab ini akan menjelaskan secara sederhana dan praktis cara-cara yang
dapat Anda tempuh untuk menemukan dan mengikuti jalan keluar yang
disediakan oleh Tuhan itu, supaya Anda dapat melangkah keluar dari
bayangan yang gelap itu dan memasuki sinar terang Allah, sehingga Anda
dapat menggagalkan kutuk dan masuk ke dalam berkat yang disediakan
Tuhan.
Untuk memberi semangat kepada Anda, di pasal 20 terdapat kisah nyata
dari seorang pria yang akhirnya menemukan jalan keluar itu. Dahulu

205
206 Berkat atau Kutuk

kehidupannya penuh dengan frustrasi dan kekecewaan, tetapi kini begitu


bahagia dan sukses. Anda pun dapat mengalami hal yang sama!
17

Pertukaran yang Ajaib

e! rita Injil itu pada hakikatnya bertumpu pada satu peristiwa yang
C tidak ada duanya dalam sejarah umat manusia, yaitu kematian Yesus
di kayu salib sebagai kurban penebusan. Mengenai hal ini penulis surat
yang ditujukan kepada orang-orang Ibrani berkata: „Sebab oleh satu
korban saja Ia [Yesus] telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka
yang Ia kuduskan‰ (Ibrani 10:14). Dua ungkapan yang begitu luar biasa
kita temukan di sini, yaitu: „menyempurnakan‰ dan „selama-lamanya‰.
Gabungan kedua kata tersebut menggambarkan suatu pengorbanan yang
sekaligus mampu menjawab segala persoalan dan memenuhi semua
kebutuhan yang terdapat pada seluruh umat manusia. Selain itu, dampak
pengorbanan itu bukan hanya berlaku sepanjang masa, tetapi juga bahkan
dari kekal hingga kekal.
Atas dasar pengorbanan itulah Paulus dapat berkata dalam Filipi 4:19:
„Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.‰ „Segala keperluanmu‰ itu berarti
mencakup pula keperluan Anda akan kelepasan dari kutuk. Tetapi sebelum
sampai di situ, terlebih dahulu Anda harus melihat pengorbanan Yesus
tersebut sebagai suatu peristiwa yang jauh lebih luas cakupannya: Pengor-
banan Yesus itu merupakan tindakan yang hanya dilakukan satu kali oleh
Allah Yang Mahakuasa untuk menghimpun segala dosa dan seluruh

207
208 Berkat atau Kutuk

penderitaan umat manusia dalam satu momen yang merupakan puncak


peristiwa dalam sejarah.
Tuhan tidak memberikan rupa-rupa jawaban untuk memecahkan ber-
macam-macam masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Ia menawarkan
kepada kita hanya satu jalan keluar. Namun, satu-satunya jalan keluar itu
telah mencakup segala-galanya dan sekaligus merupakan jawaban Tuhan
untuk semua masalah yang ada. Latar belakang kita mungkin berbeda-beda,
dan kita masing-masing mempunyai suatu kebutuhan tersendiri, tetapi
untuk memperoleh jawaban atau jalan keluar yang telah disediakan Allah,
semua orang harus datang ke satu tempat yang sama, yaitu salib Yesus.
Keterangan yang paling lengkap mengenai segala sesuatu yang sesung-
guhnya terlaksana pada kayu salib itu disampaikan melalui Nabi Yesaya
tujuh ratus tahun sebelum peristiwa penyaliban itu sendiri terjadi. Dalam
Yesaya 53:10, Nabi Yesaya menggambarkan seorang „hamba‰ Tuhan yang
nyawanya diserahkan kepada Tuhan sebagai kurban untuk menghapuskan
dosa manusia. Semua penulis dari kitab-kitab Perjanjian Baru bersepakat
bahwa „hamba‰ yang dimaksudkan dalam kitab Yesaya itu tidak lain adalah
Yesus. Adapun rencana Allah yang hendak dicapai melalui pengorbanan
Yesus itu disimpulkan dalam Yesaya 53:6:

Kita sekalian sesat seperti domba,


masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian.

Inilah masalah paling mendasar yang dihadapi oleh seluruh umat ma-
nusia: kita semua tanpa terkecuali telah menempuh jalan kita sendiri. Ada
dosa-dosa tertentu yang mungkin saja
Inilah masalah paling
belum pernah kita lakukan, misalnya
mendasar yang dihadapi
oleh seluruh umat manusia: membunuh, berzinah, mencuri, dan lain-
kita semua tanpa terkecuali lainnya. Tetapi dosa yang satu ini telah
telah menempuh jalan kita dilakukan oleh semua orang: Kita semua
sendiri. telah mengambil atau menempuh jalan
Pertukaran yang Ajaib 209

kita sendiri. Sesungguhnya kita telah meninggalkan Tuhan. Istilah dalam


teks asli bahasa Ibrani yang merangkum semua perbuatan semacam itu
adalah avon, yang di sini diterjemahkan dengan kata „kejahatan‰ (kedur-
janaan). Kata lain yang mungkin paling mirip dengan kata tersebut adalah
„pemberontakan‰, yaitu yang dilakukan bukan terhadap manusia,
melainkan terhadap Tuhan. Di pasal 4 kita melihat bahwa hal ini merupakan
penyebab utama dari kutuk-kutuk yang disebutkan dalam Ulangan 28.
Tetapi tak satu pun dari perkataan dalam bahasa Indonesia itu, baik
„kejahatan‰ (kedurjanaan) atau pun „pemberontakan‰, yang dapat dengan
tepat sekali menggambarkan seluruh arti yang terkandung dalam kata avon
itu. Menurut pemakaiannya dalam Alkitab, kata avon bukan saja menggam-
barkan kejahatan, tetapi sekaligus juga hukuman yang setimpal atau akibat
buruk yang ditimbulkan oleh kejahatan itu sendiri.
Dalam Kejadian 4:13, misalnya, sesudah dijatuhi hukuman karena
membunuh adiknya, Kain berkata: „Hukumanku itu lebih besar dari pada
yang dapat kutanggung.‰ Perkataan yang diterjemahkan sebagai „hukuman‰
di ayat itu adalah avon. Kata tersebut tidak hanya berarti „kejahatan‰ yang
telah dilakukan oleh Kain, tetapi juga „hukuman‰ yang menimpanya.
Dalam Imamat 16:22, sehubungan dengan kambing jantan yang dilepas
pergi pada Hari Raya Pendamaian, Tuhan berkata: „Demikianlah kambing
jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus.‰
Secara simbolis kambing jantan tersebut bukan hanya mengangkut segala
kejahatan yang telah dilakukan oleh orang-orang Israel, tetapi selain itu juga
semua malapetaka yang diakibatkan oleh kejahatan tersebut.
Dalam Ratapan 4 kata avon terdapat dua kali dengan arti yang sama.
Dalam ayat 6 kata tersebut diterjemahkan: „Kedurjanaan puteri bangsaku.‰
Kemudian dalam ayat 22: „Telah hapus kesalahanmu, puteri Sion.‰ Dalam
Alkitab bahasa Inggris kedua kata avon itu diterjemahkan menjadi: „the
punishment of (your) iniquity‰, artinya „hukuman atas kejahatan(mu)‰.
Dengan kata lain, arti avon yang seutuhnya itu bukan hanya „kejahatan‰ itu
sendiri, tetapi termasuk juga segala akibat buruk berupa hukuman Tuhan
atas kejahatan tersebut.
210 Berkat atau Kutuk

Demikian juga halnya dengan kurban Yesus pada kayu salib itu. Yesus
sendiri sama sekali tidak berdosa. Dalam Yesaya 53:9 nabi berkata:
„Sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.‰
Namun dalam ayat 6 ia berkata: „TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian.‰ Yesus bukan saja menjadi serupa dengan kejahatan
manusia. Ia juga menanggung segala akibat dari kejahatan tersebut. Seperti
halnya kambing jantan yang merupakan gambaran nubuat mengenai diri-
Nya, Yesus membawa pergi semua malapetaka yang mengerikan itu ke suatu
tempat lain yang jauh, supaya tidak akan menimpa kita lagi.
Inilah makna dan tujuan yang sebenarnya dari kayu salib. Pada kayu
salib itu terjadilah suatu pertukaran yang ajaib. Pertama, di kayu salib itu
Yesus menggantikan tempat kita untuk menanggung semua malapetaka atau
hukuman yang menurut ketetapan Allah seharusnya ditimpakan kepada
kita karena segala kejahatan yang telah kita lakukan. Sebagai gantinya,
Tuhan kini menawarkan kepada kita semua hal baik yang dimiliki oleh
Yesus karena kehidupan-Nya yang selalu taat dan suci dan dosa itu.
Singkatnya, kejahatan yang seharusnya menimpa kita ditimpakan kepa-
da Yesus, supaya segala hal baik yang siap diterima Yesus dapat dianugerahkan
kepada kita. Tuhan dapat menganugerahkan semua ini kepada kita tanpa
melanggar asas keadilan-Nya yang kekal, oleh karena sebagai wakil kita,
Yesus telah dijatuhi hukuman yang setimpal untuk segala kejahatan kita.
Semua ini berawal dari kasih karunia Allah yang luar biasa dan yang
hanya dapat diterima atas dasar iman. Sebab dan akibat semua tindakan
Allah itu tidak mungkin untuk dimengerti oleh akal manusia. Tak seorang
pun di antara kita pernah melakukan
Setiap hal yang tidak baik sesuatu yang baik yang dapat membuat
(celaka) ditimpakan
kita layak untuk mendapatkan tawaran
kepada Yesus supaya
setiap hal yang baik yang seperti itu. Dan tak seorang manusia pun
merupakan kebalikannya mampu mempersem bahkan amal per-
dapat dianugerahan buatan tertentu untuk dapat „membeli‰
kepada kita. persediaan Allah itu.
Pertukaran yang Ajaib 211

Alkitab mengungkapkan berbagai macam aspek mengenai pertukaran


yang ajaib itu serta berbagai segi kehidupan yang tercakup di dalamnya.
Dalam setiap aspek dari pertukaran yang ajaib itu terdapat satu prinsip
yang sama: Setiap hal yang tidak baik (celaka) ditimpakan kepada
Yesus supaya setiap hal yang baik yang merupakan kebalikannya
dapat dianugerahan kepada kita.
Kedua aspek yang pertama dari pertukaran tersebut diungkapkan dalam
Yesaya 53:4-5:
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilur [luka-luka]nya kita menjadi sembuh.

Ada dua kebenaran yang saling terkait di sini. Kebenaran yang pertama
bersifat rohani, dan yang lainnya bersifat jasmani. Dalam segi rohani, Yesus
dijatuhi hukuman karena pelanggaran dosa kita, supaya kita mendapat
pengampunan dan diperdamaikan dengan Allah. (Lihat Roma 5:1.) Dalam
segi jasmani, Yesus menanggung segala penyakit dan rasa sakit kita, supaya
melalui bilur-bilur-Nya itu kita disembuhkan dari segala sakit-penyakit.
Penerapan aspek jasmani dari pertukaran ini ditegaskan kembali oleh
dua ayat di dalam Perjanjian Baru. Matius 8:16-17 mengacu kepada Yesaya
53:4 dan mengatakan bahwa Yesus „menyembuhkan orang-orang yang
menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi Yesaya: ÂDialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung
penyakit kita.ʉ
Demikian juga, dalam I Petrus 2:24 Rasul Petrus menunjuk kepada
Yesaya 53:5-6 dan berkata mengenai Yesus:
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-
bilur [luka-luka] Nya kamu telah sembuh.
212 Berkat atau Kutuk

Dua aspek dari pertukaran ajaib yang digambarkan dalam ayat-ayat di


atas dapat dirangkum sebagai berikut:

Yesus dijatuhi hukuman, supaya kita menerima pengampunan.


Yesus disakiti dan dilukai, supaya kita menerima kesembuhan.

Aspek ketiga dari pertukaran ajaib itu diungkapkan dalam Yesaya 53:10
yang mengatakan bahwa nyawa Yesus dijadikan sebagai „korban penebus
salah‰. Hal ini harus dilihat dari sisi pelaksanaan hukum Taurat, khususnya
yang menetapkan bermacam kurban yang harus dipersembahkan untuk
penebusan karena dosa. Menurut ketentuan tersebut, orang yang ingin
membuat penebusan karena dosanya diharuskan membawa korban per-
sembahannya kepada imam, berupa domba, kambing, lembu atau bi-
natang lainnya. Kemudian ia harus mengaku dosanya di atas kurban itu,
lalu secara simbolis imam akan memindahkan dosa yang diakuinya itu
kepada binatang tersebut. Lalu binatang itu disembelih sebagai pelunasan
atas dosa yang telah dilimpahkan kepadanya.
Jauh sebelumnya Tuhan telah merencanakan bahwa semua peraturan
hukum Taurat mengenai kurban-kurban ini berfungsi untuk menggambarkan
apa yang akan terjadi pada waktu Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai
kurban, yang dilakukan-Nya hanya satu kali namun mencakup segala-
galanya itu. Pada kayu salib, dosa yang telah dilakukan oleh seluruh umat
manusia dilimpahkan ke nyawa Yesus. Akibat pelimpahan itu digambarkan
dalam Yesaya 53:12: „ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut‰.
Melalui kematian-Nya sebagai kurban yang menggantikan umat manusia
yang berdosa, sesungguhnya Yesus telah membuat pendamaian atas dosa
seluruh dunia.
Di dalam II Korintus 5:21 Paulus menunjuk kepada Yesaya 53:10 itu
dan sekaligus mengemukakan salah satu aspek positif dari pertukaran yang
ajaib itu:

Dia [Yesus] yang tidak mengenai dosa telah dibuat-Nya [Allah] menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia [Yesus] kita dibenarkan oleh Allah.
Pertukaran yang Ajaib 213

Di sini Paulus tidak berbicara mengenai suatu „kebenaran‰ atau keku-


dusan yang dapat kita „beli‰ melalui upaya atau amal perbuatan kita sendiri.
Paulus sesungguhnya berbicara mengenai „kebenaran‰ yang berasal dari
Tuhan sendiri, suatu kebenaran yang suci dari dosa. Tak ada seorang pun
manusia yang dapat membeli kebenaran ini. Kebenaran tersebut jauh lebih
tinggi dari kebenaran kita, seperti tingginya langit dan bumi. „Kebenaran‰
itu merupakan anugerah yang hanya dapat diterima dengan menaruh iman.
Aspek ketiga dari pertukaran itu dapat diringkas sebagai berikut:

Yesus dijadikan dosa dengan cara menerima sifat dosa kita, supaya
kita dibenarkan (dikuduskan) oleh kebenaran (kekudusan)-Nya.

Aspek berikutnya dari pertukaran tersebut merupakan suatu akibat logis


dari aspek yang sebelumnya. Seluruh isi Alkitab, baik Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru, menekankan bahwa dosa pada akhirnya akan
mengakibatkan maut. Dalam Yehezkiel 18:4 Tuhan berkata: „Orang yang
berbuat dosa, itu yang harus mati.‰ Dalam Yakobus 1:15 Rasul Yakobus
berkata: „Apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut‰. Ketika Yesus
menanggung dosa kita, mau tidak mau Ia juga harus mengalami maut, yang
merupakan akibat paling berat yang ditimbulkan oleh dosa.
Untuk menegaskan prinsip tersebut, penulis surat Ibrani berkata dalam
Ibrani 2:9 bahwa „Dia [Yesus] yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit
lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, ... [agar menjalani] penderitaan
maut, ... supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua
manusia.‰ Kematian yang dialami Yesus merupakan konsekuensi (akibat)
yang tidak dapat dihindarkan dari dosa umat manusia yang ditanggung-Nya
itu. Ia memikul dosa seluruh dunia dan dengan demikian Ia pun menjalani
kematian yang seharusnya dialami oleh setiap manusia sebagai hukuman
atas dosa.
Selanjutnya, kepada setiap orang yang mau menyambut pengorbanan-
Nya sebagai „tumbal‰ untuk seluruh umat manusia, Yesus menganugerahkan
karunia kehidupan yang kekal. Dalam Roma 6:23 Paulus mengemukakan
214 Berkat atau Kutuk

dua pilihan yang ada secara berdampingan: „Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah [yang tidak dapat dibeli] ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.‰
Dengan demikian, aspek keempat dari pertukaran yang ajaib itu dapat
dijabarkan sebagai berikut:

Yesus mengalami kematian yang seharusnya merupakan bagian kita,


supaya kita memperoleh bagian dalam kehidupan-Nya.

Suatu aspek lain dari pertukaran ajaib itu disebutkan Paulus dalam II
Korintus 8:9: „Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita
Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun
ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.‰ Pertu-
karannya jelas sekali di sini: kemiskinan ditukar dengan kekayaan. Yesus
menjadi miskin, supaya kita (manusia) boleh menjadi kaya.
Kapankah Yesus menjadi miskin? Ada orang yang mengajarkan bahwa
Yesus menderita kemiskinan sepanjang masa pelayanan-Nya di dunia ini,
tetapi pendapat itu sesungguhnya tidak benar. Memang, Yesus tidak pernah
membawa banyak uang tunai di sakunya, tetapi sesungguhnya Ia tidak
pernah kekurangan sedikit pun juga. Ketika Ia mengutus murid-murid-Nya
pergi tanpa Dia, mereka juga tidak mengalami kekurangan dalam hal apa
pun. (Lihat Lukas 23:35.) Justru sebaliknya, Ia dan murid-murid-Nya gemar
memberi sedekah kepada orang-orang miskin. (Lihat Yohanes 12: 4-8;
13:29.)
Memang, cara-cara yang dipakai Yesus untuk mendapatkan uang kadang-
kadang tidak lazim. Namun, bagaimana pun juga, uang itu sama saja
nilainya, baik ia dikeluarkan dari rekening bank atau pun dari mulut seekor
ikan! (Lihat Matius 17:27.) Cara Yesus dalam menyediakan makanan pun
sering tidak bersifat lazim, namun seseorang yang sanggup menjamu makan
(hingga kenyang) lebih dari 5.000 orang lelaki, belum terhitung wanita dan
anak-anak, menurut ukuran yang biasa jelas tidak bisa dikatakan miskin!
(Matius 14:15-21.)
Pertukaran yang Ajaib 215

Sepanjang pelayanan-Nya di bumi Yesus justru merupakan suatu contoh


dari apa yang disebut „kelimpahan‰, seperti yang digambarkan dalam pasal
5. Ia senantiasa mempunyai semua yang dibutuhkan untuk melakukan
kehendak Allah dalam kehidupan-Nya sendiri. Selain itu, Ia juga senantiasa
masih bisa memberi sesuatu kepada orang lain, dan persediaan-Nya sendiri
tidak pernah habis.
Kalau begitu, kapankah Yeaus menjadi miskin demi kita? Jawabannya
adalah: pada kayu salib. Dalam Ulangan 28:48 Musa menyebutkan empat
hal yang menggambarkan puncak kemiskinan: kelaparan, kehausan,
ketelanjangan dan kekurangan dalam segala hal. Yesus mengalami semua itu
ketika tergantung di kayu salib.
Ia menderita kelaparan, karena ia tidak makan sedikit pun selama
hampir 24 jam.
Ia merasa kehausan. Salah satu ucapan-Nya yang terakhir adalah: „Aku
haus!‰ (Yohanes 19:28.)
Ia dalam keadaan telanjang. Para prajurit telah mengambil semua
pakaian-Nya (Yohanes 19:23).
Ia kekurangan dalam segala hal. Ia tidak memiliki apa-apa lagi. Ketika
mati, Ia dikuburkan dengan memakai jubah orang lain, di dalam kubur
milik orang lain pula (Lukas 23:50-53). Demikianlah, Yesus sungguh-
sungguh mengalami kemiskinan secara mutlak demi kita semua.
Di dalam II Korintus 9:8 Paulus
menggambarkan dengan lebih lengkap Satu-satunya dasar
lagi aspek positif dari pertukaran yang pertukaran ini adalah kasih
karunia Allah semata-mata.
ajaib itu: „Dan Allah sanggup melimpah-
Kasih karunia tersebut
kan segala kasih karunia kepada kamu, sama sekali tidak dapat
supaya kamu senantiasa berkecukupan di “dibeli”.
dalam segala sesuatu dan malah berkele-
bihan di dalam pelbagai kebajikan.‰
Paulus sangat berhati-hati dalam menekankan bahwa satu-satunya dasar
pertukaran ini adalah kasih karunia Allah semata-mata. Kasih karunia
216 Berkat atau Kutuk

tersebut sama sekali tidak dapat „dibeli‰. Ia hanya dapat diterima sebagai
suatu anugerah dengan cara menaruh iman.
„Kelimpahan‰ yang akan kita alami biasanya akan sama seperti yang
dialami Yesus ketika Ia berada di bumi. Kita tidak akan membawa banyak
uang tunai ke mana-mana. Kita mungkin juga tidak mempunyai tabungan
dalam jumlah yang besar di bank. Tetapi hari lepas hari segala kebutuhan
kita akan tercukupi dan kita masih akan memiliki kelebihan untuk
dibagikan kepada orang lain.
Ada satu alasan penting yang menye-
Maksud Tuhan adalah babkan persediaan kita dibuat sedemikian
supaya semua anak-Nya melimpah. Alasan tersebut dikemukakan
dapat menikmati berkat
oleh Yesus dan dikutip dalam Kisah
yang lebih besar itu.
20:35: „Adalah lebih berbahagia [diber-
kati] memberi daripada menerima.‰
Maksud Tuhan adalah supaya semua anak-Nya dapat menikmati berkat
yang lebih besar itu. Karena itu Ia memberi kelimpahan agar kita dapat
mencukupi keperluan kita sendiri serta masih memiliki kelebihan untuk
diberikan kepada orang lain.
Jadi, aspek kelima dari pertukaran itu dapat dijabarkan sebagai berikut:

Yesus menjadi miskin dengan kemiskinan kita, supaya kita menjadi


kaya dengan kekayaanNya.

Pertukaran yang ajaib pada kayu salib itu juga meliputi segala macam
penderitaan batin yang merupakan bagian dari akibat yang ditimbulkan
oleh dosa manusia. Dalam hal ini pun Yesus menderita karena kejahatan
manusia, supaya kita boleh menikmati segala hal baik yang merupakan
kebalikannya. Dalam segi penderitaan batin ini ada dua hal paling menya-
kitkan yang diakibatkan oleh kejahatan manusia, yaitu rasa malu (peng-
hinaan) dan rasa tertolak (penolakan). Kedua hal itu pun dialami Yesus
ketika Ia tergantung di kayu salib.
Pertukaran yang Ajaib 217

Rasa malu (terhina) memiliki berbagai tingkatan. Bisa berupa tingkat


yang luar biasa karena dipermalukan di depan orang banyak, namun dapat
juga sekadar berupa suatu perasaan tidak layak (minder), yang mengakibatkan
terputusnya hubungan yang akrab dengan Allah atau dengan sesama
manusia. Salah satu penyebab yang paling sering terjadi, yang semakin
banyak dialami dalam masyarakat modern dewasa ini adalah pemerkosaan
terhadap anak-anak atau pelecehan seksual yang dialami seseorang ketika
masih di bawah umur. Seringkali kejadian demikian meninggalkan bekas
yang begitu mendalam, dan penderitaan batin itu hanya dapat dihapuskan
oleh kasih karunia Allah.
Berbicara mengenai Yesus yang tergantung di kayu salib, penulis surat
kepada orang Ibrani berkata bahwa Ia „dengan mengabaikan kehinaan
tekun memikul salib‰ (Ibrani 12:2). Penghukuman di kayu salib merupakan
bentuk kematian yang paling hina dan memalukan, yang hanya diberlakukan
bagi penjahat yang paling bejat. Seseorang yang disalib selalu ditelanjangi
terlebih dahulu di hadapan orang banyak agar dapat ditonton oleh semua
orang yang lewat, yang akan mengejek dan mengolok-oloknya. Sejauh itulah
tingkat kehinaan yang dialami Yesus ketika Ia digantung di kayu salib
(Matius 27:35-44).
Sebagai ganti dari kehinaan yang ditanggung oleh Yesus, Allah ingin
membawa semua orang yang percaya kepada-Nya ke dalam kemuliaan-Nya
yang kekal. Dalam Ibrani 2:10 penulisnya berkata: „Sebab memang sesuai
dengan keadaan Allah ... yang membawa banyak orang kepada kemu-
liaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada
keselamatan, dengan penderitaan.‰ Kehinaan yang dialami Yesus pada kayu
salib membuka jalan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya untuk
dapat dilepaskan dari kehinaan yang mereka alami. Bukan itu saja, sebab
selanjutnya Ia akan membagikan kepada kita kemuliaan yang merupakan
milik-Nya yang kekal!
Ada suatu luka batin yang lain yang lebih menyakitkan dari pada
kehinaan. Luka itu disebut penolakan. Pada umumnya penolakan itu terjadi
karena terputusnya suatu hubungan. Sebelum mengalami bentuk-bentuk
218 Berkat atau Kutuk

penolakan yang lain, penolakan yang dialami pertama kali dalam kehidupan
seseorang biasanya berasal dari penolakan yang dilakukan orang tua terha-
dap anaknya sendiri. Penolakan itu bisa dilakukan secara aktif, misalnya
melalui tindakan yang kasar dan tidak baik, tetapi bisa juga timbul karena
orang tua tidak mampu memperlihatkan kasih sayang dan sikap yang mene-
rima keberadaan anaknya. Jika seorang wanita hamil menyimpan perasaan
yang kurang senang terhadap bayi yang ada di kandungannya, kemungkinan
anak itu akan lahir ke dunia dengan rasa tertolak, dan perasaan tertolak itu
akan tetap melekat padanya sekalipun ia sudah dewasa, bahkan dapat juga
dibawa sampai ke liang kubur.
Perceraian seringkali juga menjadi salah satu penyebab rasa tertolak itu.
Hal ini terlihat jelas dari firman Tuhan di dalam Yesaya 54:6:

Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati


TUHAN memanggil engkau kembali;
masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.

Sarana yang disediakan Tuhan untuk menyembuhkan luka-luka yang


diakibatkan penolakan itu dapat dibaca dalam Matius 27:46, 50, yang
menggambarkan puncak kepedihan hati Yesus:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: „Eli, Eli, lama
sabakhtani?‰ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah alam semesta, Anak Allah berseru
kepada Bapa-Nya, tetapi tidak menerima jawaban. Demikian sempurnanya
Yesus menyerap seluruh kejahatan manusia ke dalam diri-Nya, sehingga
dalam kekudusanNya yang tidak mengenal kom promi itu dan Allah
terpaksa menolak Anak-Nya sendiri. Dengan demikian Yesus mengalami
penolakan dalam bentuknya yang paling mengerikan: penolakan seorang
ayah. Segera sesudah itu Yesus pun mati, namun bukan disebabkan oleh
luka-luka jasmani yang diderita-Nya, melainkan karena patah hati. Dengan
Pertukaran yang Ajaib 219

cara itu Ia menggenapi gambaran nubuat mengenai Mesias yang dinyatakan


dalam Mazmur 69:21: „Cela itu telah mematahkan hatiku.‰
Injil Matius selanjutnya mengatakan: „Dan lihatlah, tabir Bait Suci
terbelah dua dari atas sampai ke bawah.‰ Hal ini menunjukkan secara
simbolis bahwa sudah terbuka suatu jalan bagi umat manusia yang berdosa
untuk dapat berhubung an langsung dengan Allah yang Mahasuci.
Penolakan yang dialami Yesus telah membuka jalan bagi kita untuk diterima
Allah sebagai anak-anak-Nya. Hal ini dikatakan Paulus dalam Efesus 1:5-6:
„Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anak-Nya, ... yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia [Yesus],
yang dikasihi-Nya [Allah].‰* Oleh karena Yesus ditolak, kita dapat diterima
dan dikasihi.
Obat penawar yang disediakan oleh
Tuhan untuk penghinaan dan penolakan Obat penawar yang
itu tidak pernah sebelumnya demikian disediakan oleh Tuhan
untuk penghinaan dan
dibutuhkan seperti sekarang ini. Menurut
penolakan itu tidak pernah
perkiraan saya, paling sedikit seperempat sebelumnya demikian
dari semua orang dewasa yang ada di dibutuhkan seperti
Amerika Serikat pada waktu ini menderita sekarang ini.
luka-luka batin yang ditimbulkan oleh
penghinaan atau penolakan. Karena itu saya begitu bergairah untuk
menyampaikan kepada semua orang tentang kesembuhan yang mengalir
dari kayu salib Yesus itu!
Dua aspek pertukaran yang baru saja kita bahas khususnya yang
menyangkut segi emosional itu dapat dirangkum sebagai berikut:

Yesus menanggung kehinaan kita, supaya kita dapat mengambil


bagian dalam kemuliaan-Nya.
Yesus menanggung penolakan kita, supaya kita diterima Allah sebagai
anak-anak-Nya.

* Efesus 1:6, BIS: „Karena melalui Anak-Nya yang tercinta ia sangat rnengasihi kita.‰
220 Berkat atau Kutuk

Seluruh aspek dari pertukaran ajaib yang telah diuraikan di atas men-
cakup beberapa kebutuhan manusia yang paling mendasar dan paling
diperlukan dewasa ini, tetapi tentu saja belum seluruh aspek disebutkan
secara tuntas. Meskipun demikian, sesungguhnya tak ada satu pun kebu-
tuhan yang timbul karena dosa manusia yang tidak tercakup oleh prinsip
pertukaran ini: Hal yang tidak baik (buruk) menimpa Yesus, supaya
hal yang baik dapat dianugerahkan kepada kita. Setelah kita menerapkan
dengan benar prinsip ini dalam kehidupan kita, maka akan mengalirlah
segala sesuatu yang telah disediakan Allah untuk memenuhi setiap kebu-
tuhan kita.
Kini tiba saatnya Anda harus memegang prinsip ini juga untuk me-
menuhi suatu kebutuhan khusus dalam kehidupan Anda: kelepasan dari
kutuk. Paulus menggambarkan aspek yang berkaitan dengan hal ini dalam
Galatia 3:13-14:

„Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: „Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!
„Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh
yang telah dijanjikan itu.

Paulus menerapkan pada Yesus peraturan Hukum Taurat di Ulangan


21:23 yang mengatakan bahwa orang yang dihukum gantung pada sebuah
„tiang‰ sesungguhnya mengalami kutuk dari Tuhan. Tetapi sesudah itu ia
menunjukkan hasil yang diperoleh kemudian: berkat yang diterima dari
Tuhan.
Orang awam pun tentu dapat menyimpulkan aspek pertukaran tersebut
di atas: Yesus menjadi suatu kutuk, supaya kita boleh menerima berkat.
Kutuk yang telah menimpa Yesus itu disebut sebagai „kutuk hukum
Taurat‰. Yang termasuk di dalamnya adalah semua kutuk yang disebutkan
Musa satu per satu dalam Ulangan 28, yang telah kita pelajari dalam pasal
4. Semua kutuk itu secara total menimpa Yesus pada kayu salib. Dengan cara
demikian Yesus membuka jalan bagi semua orang untuk memperoleh
Pertukaran yang Ajaib 221

kelepasan yang total pula, sehingga mereka berhak menerima berkat-berkat


Tuhan yang merupakan kebalikan dari kutuk-kutuk tersebut.
Cobalah Anda membayangkan sejenak, saat-saat ketika Yesus tergantung
di kayu salib itu. Dapatkah Anda membayangkan betapa mengerikannya
kutuk yang bersifat total itu!
Yesus telah ditolak mentah-mentah oleh bangsa-Nya sendiri, dikhianati
salah seorang murid dan ditinggalkan oleh murid-murid lainnya (meskipun
belakangan ada juga yang kembali untuk mengikuti dari jauh penderitaan
yang dialami-Nya.) Ia tergantung di antara langit dan bumi dalam keadaan
telanjang bulat. Tubuhnya diserang oleh seribu satu macam rasa sakit karena
luka-lukanya yang tak terhitung banyaknya, sedangkan jiwa-Nya dibebani
oleh berbagai bentuk dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh seluruh umat
manusia. Bumi tidak mau menerima Dia lagi, dan langit (surga) pun tidak
sudi menanggapi seruan-Nya. Ketika matahari berhenti memberikan sinar-
nya dan kegelapan mulai menyelimuti-Nya, darah kehidupan-Nya menetes
tiada henti-hentinya di atas tanah berbatu dan berdebu yang ada di bawah-
nya. Tetapi di tengah-tengah kegelapan itu, sesaat sebelum Ia mengembuskan
nafas-Nya yang terakhir, terdengarlah suatu pekik kemenangan-Nya yang
terakhir: „Sudah selesai!‰
Dalam teks asli bahasa Yunani ungkapan „Sudah selesai‰ itu dinyatakan
dalam satu kata saja. Kata tersebut berupa kata kerja dalam bentuk perfek,
yang artinya „menjadikan sesuatu lengkap atau sempurna‰. Jika diter-
jemahkan, maksudnya kurang lebih adalah: sudah benar-benar sempurna,
sudah benar-benar tuntas.
Yesus telah menanggung segala akibat buruk yang seharusnya dialami
umat manusia oleh karena pemberontakan mereka. Segala kutuk yang
seharusnya menimpa mereka karena telah melanggar Hukum Allah, sudah
ditimpakan secara habis-habisan kepada-Nya. Semuanya itu terjadi, supaya
kita boleh menerima segala berkat yang dihasilkan oleh ketaatan-Nya itu.
Hal yang tercakup dalam pengorbanan Yesus itu sungguh tidak terhingga
luasnya, tetapi luar biasa mengagumkan kesederhanaannya.
222 Berkat atau Kutuk

Apakah Anda telah benar-benar percaya dan menerima dengan iman


berita besar mengenai pengorbanan Yesus itu dan segala sesuatu yang telah
Ia peroleh bagi Anda? Khususnya apabila Anda masih berada di bawah
bayangan suatu kutuk, apakah Anda sudah dapat melihat betapa tidak
terhingganya harga yang harus dibayar Yesus untuk menyediakan jalan agar
Anda dapat terlepas dari kutuk tersebut?
Jika demikian, hanya ada satu tanggapan yang harus segera Anda berikan.
Tanggapan tersebut merupakan pernyataan yang paling murni dan paling
sederhana dari iman Anda, yaitu berupa ucapan: „Terima kasih, Tuhan!‰
Katakanlah hal itu kepada Tuhan, sekarang juga! Katakan, „Terima kasih,
Tuhan! Terima kasih, Tuhan Yesus, atas segala sesuatu yang telah Kaulakukan
bagi saya! Saya belum mengerti sepenuhnya hal ini, tetapi saya percaya dan
saya sungguh berterima kasih.‰
Teruslah mengucap syukur kepada-Nya, dengan memakai kata-kata Anda
sendiri. Semakin banyak Anda mengucapkan terima kasih kepada-Nya,
semakin Anda akan percaya pada segala sesuatu yang telah dilakukan-Nya
bagi Anda. Dan semakin Anda percaya, semakin besar pula keinginan Anda
untuk mengucap syukur kepada-Nya.
Mengucapkan syukur merupakan langkah pertama yang harus
ditempuh untuk dapat melepaskan diri dari kutuk.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Apakah satu peristiwa yang tiada duanya dalam sejarah umat manusia
dimana seluruh pesan Alkitab bertumpu kepada peristiwa tersebut?
2. Benar atau salah: Allah menyediakan berbagai macam jawaban atas
seluruh masalah umat manusia.
3. Dalam kitab Ulangan 28:4, Musa menyimpulkan empat bentuk dari
kemiskinan total. Apa sajakah itu?
4. Dua jenis luka batin yang disebabkan oleh kejahatan kita adalah________
dan _________.
Pertukaran yang Ajaib 223

5. Daftarkan delapan macam pertukaran di kayu salib yang dijelaskan di


pasal ini.
6. Sebagai hasil dari pertukaran di kayu salib, Yesus menjadi_________
supaya kita dapat menerima______________.
7. Apa langkah pertama untuk dapat dilepaskan?

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah Anda percaya Yesus sudah disalibkan untuk dosa-dosa Anda?
2. Pernahkah Anda mengalami pengorbanan Kristus dalam hidup Anda
pribadi?
3. Dari kedelapan pertukaran yang terjadi di kayu salib yang disebutkan,
apakah masih ada yang belum Anda alami? Bila ya, yang manakah?
Sebutkan alasannya.

AYAT HAFALAN
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:19

TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus aku menerima semua yang sudah Kau lakukan di kayu salib.
Aku percaya bahwa semua kebutuhanku sudah tersedia di dalam-Mu.
18

Tujuh Langkah untuk


Mendapat Kelepasan

a! nya ada satu dasar · dan cukup satu dasar itu saja · yang me-
I mungkinkan manusia untuk menerima seluruh kemurahan yang
telah disediakan Allah. Dasar itu adalah pertukaran ajaib yang terjadi pada
kayu salib. Di pasal terdahulu telah dijabarkan delapan aspek utama dan
pertukaran yang luar biasa itu:

Yesus dijatuhi hukuman, supaya kita menerima pengampunan.


Yesus disakiti dan dilukai, supaya kita menerima kesembuhan.
Yesus dijadikan dosa oleh sifat dosa kita, supaya kita dibenarkan
(dikuduskan) oleh karena kebenaran (kekudusan)-Nya.
Yesus mengalami kematian yang seharusnya merupakan bagian kita, supaya
kita memperoleh bagian dalam kehidupan-Nya.
Yesus menjadi miskin dengan kemiskinan kita, supaya kita menjadi kaya
dengan kekayaan-Nya.
Yesus menanggung kehinaan kita, supaya kita dapat mengambil bagian
dalam kemuliaan-Nya.
Yesus menanggung penolakan kita, supaya kita dapat diterima Allah sebagai
anak-anak-Nya.
Yesus menjadi kutuk, supaya kita dapat menerima berkat.

Sebenarnya masih banyak aspek lain yang dapat ditambahkan. Semuanya


itu merupakan berbagai sisi lain dari persediaan yang diberikan Tuhan

224
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 225

melalui pengorbanan Yesus. Di dalam Alkitab seluruh persediaan itu


dirangkum dalam sebuah kata yang mencakup semuanya, yaitu: keselamatan.
Namun pengertian orang Kristen akan arti keselamatan itu seringkali hanya
terbatas pada pengam punan dosa dan kelahiran kembali. Meskipun
keselamatan memang mencakup hal-hal yang indah tersebut, namun kedua
hal itu hanyalah bagian awal dari seluruh keselamatan yang diberitakan
dalam Perjanjian Baru.
Arti keselamatan secara menyeluruh, dalam beberapa segi memang
menjadi agak kabur, antara lain karena kesulitan yang timbul dalam
menerjemahkan Alkitab. Dalam teks asli Perjanjian Baru yang memakai
bahasa Yunani terdapat kata kerja sozo yang biasanya diterjemahkan sebagai
„menyelamatkan‰. Tetapi kata itu juga dipakai dalam berbagai cara lain yang
tidak hanya berarti pengampunan atas dosa-dosa. Kata itu juga dipakai,
misalnya, untuk menggambarkan orang yang mengalami kesembuhan dari
penyakit jasmani.1 Kata yang sama dipakai pula untuk menggambarkan
orang yang dilepaskan dari roh jahat.2 Demikian juga, untuk orang mati
yang dihidupkan kembali.3 Dalam kasus Lazarus kata itu menandakan
kesembuhan yang dialami seseorang dari suatu penyakit yang membawa
maut.4 Dalam II Timotius 4:18 Paulus memakai kata kerja yang sama
untuk menggambarkan pemeliharaan dan perlindungan (dan kejahatan)
yang terus-menerus diberikan Allah kepada Paulus di sepanjang hidupnya.
Keselamatan yang seutuhnya mencakup segala segi keberadaan manusia.
Hal itu dengan indah sekali digambarkan dalam doa Paulus yang tercatat di
I Tesalonika 5:23: „Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.‰ Jadi, kese-
lamatan itu mencakup selurah kepribadian manusia · termasuk roh, jiwa,

1
Matius 9:21-22; 14:36; Markus 5:23, 28, 34; 6:56; 10:52; Lukas 8:48; Kisah 4:9; 14:9: Yakobus
5:15.
2
Lukas 8:36.
3
Lukas 8:50.
4
Yohanes 11:12.
226 Berkat atau Kutuk

dan tubuh · dan semua itu baru akan sempurna setelah terjadi kebangkitan
tubuh jasmani kita pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali.
Tetapi tak ada orang yang dapat secara sekaligus menerima semua perse-
diaan keselamatan itu. Cara yang wajar untuk menerima semua persediaan
itu adalah dengan mengalami kemajuan secara bertahap, yaitu dengan
beralih dari satu persediaan ke persediaan
Memang, banyak juga yang berikutnya. Memang, banyak juga
orang Kristen yang orang Kristen yang sesudah menerima
sesudah menerima
pengampunan dosa tidak mengalami
pengampunan dosa tidak
mengalami kemajuan kemajuan lainnya lagi. Mereka tidak
lainnya lagi. menyadari bahwa sebenarnya masih ba-
nyak lagi persediaan yang berhak mereka
terima secara cuma-cuma.
Segala persediaan itu akan diberikan kepada manusia berdasarkan urut-
an tertentu yang ditetapkan oleh Tuhan, karena Dialah yang berdaulat dan
ia tidak akan memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama. Pada
umumnya, persediaan keselamatan itu mula-mula diberikan kepada sese-
orang dalam bentuk pengampunan dosa, tetapi tidak selalu demikian.
Dalam pelayanan Yesus di bumi orang-orang seringkali menerima kesem-
buhan jasmani terlebih dahulu, dan baru sesudah itu pengampunan atas
dosa-dosa mereka.
Hal itu masih dapat terjadi juga dewasa ini. Pada tahun 1968 Ruth, istri
saya sendiri menderita sakit selama berminggu-minggu. (Waktu itu ia belum
menikah dan masih menganut agama Yahudi secara sungguh-sungguh.) Ia
terbaring di tempat tidurnya di dalam kamar, dan dengan tiba-tiba menda-
pat suatu penglihatan: Yesus sendiri menampakkan diri kepadanya dan
seketika itu juga Ruth mengalami kesembuhan total. Namun baru dua
tahun sesudah itu ia mulai menyadari bahwa sesungguhnya ia juga memer-
lukan pengampunan atas dosa-dosanya. Dan baru pada saat itulah ia
mengalami kelahiran baru.
Apabila kita datang kepada Tuhan dengan dasar pengorbanan Kristus
untuk kita semua, kita harus peka dalam mengikuti apa yang dikatakan oleh
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 227

Roh Kudus. Kita tidak dapat memaksa Tuhan melakukan sesuatu berda-
sarkan urutan yang kita kehendaki. Kita harus membiarkan Tuhan bekerja
dalam diri kita, sesuai dengan urutan yang dikehendaki-Nya. Misalnya, ada
orang yang menghendaki agar masalah keuangannya dibereskan terlebih
dahulu, tetapi menurut Tuhan yang lebih penting dan lebih harus didahu-
lukan oleh orang itu adalah kekudusannya. Jika orang itu bersikeras untuk
menuntut agar diberi kekayaan lebih dahulu dan bukan kekudusan, bisa
saja kedua-duanya pun tidak jadi diberikan oleh Tuhan!
Begitu juga, mungkin ada orang yang menginginkan penya kitnya
disembuhkan, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya akar penyakitnya itu
adalah masalah yang ada di dalam hatinya, seperti rasa tertolak, kesedihan
atau rasa kurang aman. Menanggapi masalah itu Tuhan tentu akan terlebih
dahulu memberikan kesembuhan batin yang diperlukan. Tetapi jika orang
yang bersangkutan tidak mau membuka diri untuk hal itu, dan terus-me-
nerus hanya berdoa agar penyakitnya disembuhkan, pada akhirnya ia mung-
kin bahkan tidak mengalami kesembuhan sama sekali, baik secara batin
maupun jasmani.
Kadang-kadang Tuhan ingin mengungkapkan kepada kita suatu persedia-
an keselamatan tertentu yang sebetulnya merupakan kebutuhan kita yang
lebih mendesak, meskipun kita sendiri tidak menyadarinya. Keadaan ini
terutama berlaku dalam hal kelepasan dari kutuk. Kutuk yang menimpa
kehidupan seseorang seringkali menjadi rintangan yang tidak terlihat dan
tidak terduga yang menghalanginya untuk menerima berbagai persediaan
keselamatan lainnya. Lazimnya, rintangan itu harus disingkirkan dahulu,
agar kebutuhan-kebutuhan yang lain dapat dipenuhi sesudah itu.
Persediaan keselamatan yang selanjutnya akan kita soroti adalah: per-
tukaran dari kutuk menjadi berkat. Dalam hal ini pilihan yang kita hadapi
sekarang persis sama dengan yang dihadapkan Nabi Musa kepada bani
Israel ketika mereka akan memasuki negeri Kanaan: „Aku memanggil langit
dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuper-
hadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan,
supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu‰ (Ulangan
228 Berkat atau Kutuk

30:19). Pilihan yang dihadapkan itu demikian seriusnya, dan demikian luas
jangkauan akibatnya, sehingga Musa perlu memanggil langit dan bumi
menjadi saksi atas tanggapan yang diberikan bangsa Israel.
Pilihan-pilihan yang dihadapkan cukup jelas: kehidupan dan berkat, di
satu sisi; kematian dan kutuk, di sisi lainnya. Tuhan meminta agar bani
Israel memilih sendiri apa yang mereka kehendaki. Ia tentu menganjurkan
agar mereka memilih yang baik, yaitu kehidupan dan berkat. Tetapi Tuhan
tidak mau memilihkan untuk mereka. Ia juga mengingatkan bahwa pilihan
mereka akan mempengaruhi bukan saja kehidupan mereka sendiri, tetapi
juga nasib anak cucu mereka di kemudian hari. Seperti telah saya kemukakan
sebelumnya, memang hal itulah yang menjadi suatu ciri khas dari berkat
dan kutuk: berkat dan kutuk akan berkesinambungan sampai generasi-
generasi yang berikutnya.
Nasib bani Israel ditentukan oleh pilihan yang mereka buat pada waktu
itu. Demikian juga halnya dengan kita dewasa ini. Tuhan menghadapkan
kepada kita kedua pilihan yang sama:
Dan seperti halnya bani
kehidupan dan berkat atau kematian dan
Israel, nasib kita pun akan
kutuk. Ia juga menyuruh kita memilih
ditentukan oleh pilihan kita
sendiri. sendiri hal yang kita kehendaki. Dan
seperti halnya bani Israel, nasib kita pun
akan ditentukan oleh pilihan kita sendiri.
Dan pilihan tersebut juga akan mempengaruhi nasib anak cucu kita di
kemudian hari.
Saya teringat ketika saya untuk pertama kalinya membaca kata-kata Nabi
Musa itu. Ketika saya menyadari bahwa Tuhan mengharapkan suatu tang-
gapan dari diri saya, saya menjadi gentar. Bayangkan saja! Tuhan sendiri
menunggu saya menen tukan pilihan! Saya tidak mungkin mengelak.
Sesungguhnya apabila saya menolak untuk memilih, hal itu sama saja
dengan mengambil pilihan yang salah.
Saya berterima kasih kepada Tuhan karena Ia memberi saya kasih
karunia untuk memilih yang benar. Sejak saya menentukan pilihan itu, di
sepanjang tahun-tahun berikutnya belum pernah sekali pun saya menyesali
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 229

pilihan yang saya buat itu. Tak lama kemudian Tuhan pun menunjukkan
kepada saya, segala akibat yang timbul dari pilihan saya itu. Sesungguhnya
dengan menentukan pilihan tersebut, saya seakan-akan telah melalui sebuah
pintu gerbang, dan mulai menapaki suatu kehidupan yang harus terus-
menerus dijalani dengan iman dan ketaatan, dan tidak mungkin lagi bagi
saya untuk kembali lagi ke kehidupan yang lama.
Semua orang yang ingin meninggalkan „wilayah‰ kutuk dan memasuki
„wilayah‰ berkat juga harus melalui pintu gerbang yang sama. Pertama,
mereka harus menyadari dengan jelas pilihan yang dihadapkan Tuhan
kepada mereka. Selanjutnya mereka harus memberikan suatu tanggapan
yang jelas namun positif: „Tuhan, atas dasar Firman-Mu, aku menanggapi
pilihan yang Kau sediakan. Aku dengan tegas menolak kematian dan kutuk,
aku menghendaki kehidupan dan berkat.‰
Setelah kita menentukan pilihan itu, maka kita dapat mulai mengajukan
klaim dan meminta kelepasan dari kutuk apa pun yang mengikat kehidupan
kita. Langkah-langkah apakah yang harus kita ambil untuk itu? Sebenarnya
tidak ada pedoman baku yang berlaku untuk semua orang secara sama rata.
Tetapi berdasarkan pengalaman saya dalam membawa banyak orang ke
tahap pelepasan ini saya mendapati bahwa seluruhnya ada tujuh tahapan,
yang sebaiknya dilalui satu persatu sebelum seseorang dilepaskan dari kutuk
yang mengikatnya.
Mungkin Anda melihat masalah ini hanya dari kaca mata seorang
hamba Tuhan yang rindu untuk menolong dan menasihati orang lain.
Tetapi untuk dapat menerima faedah yang sepenuhnya dari petunjuk-petun-
juk di bawah ini, saya menganjurkan supaya Anda mencoba menempatkan
diri Anda sendiri sebagai orang yang memerlukan kelepasan tersebut.
Jangan-jangan ternyata Anda sendiri pun memerlukan kelepasan!

1. Ungkapkan (akuilah) iman dan kepercayaan Anda akan Kristus


dan pengorbanan-Nya bagi Anda.
230 Berkat atau Kutuk

Dalam Roma 10:9-10 Paulus menjelaskan bahwa ada dua persyaratan


penting yang harus dipenuhi untuk dapat mene rima faedah dari
pengorbanan Kristus: Anda harus benar-benar percaya dalam hati bahwa
Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, kemudian
mengaku dengan mulut bahwa Dia adalah Tuhan. Percaya dalam hati saja
belum cukup, karena selain itu Anda juga harus mengakuinya dengan
mulut.
Secara harfiah, kata mengaku berarti „mengucapkan hal yang sama
seperti‰. Dalam konteks iman yang diajarkan Alkitab, pengakuan berarti
mengucapkan dengan mulut segala sesuatu yang dikatakan Tuhan dalam
Firman-Nya. Dalam Ibrani 3:1 Yesus disebut sebagai „Imam Besar yang kita
akui‰ (dalam terjemahan bahasa Inggris: „Imam Besar dari pengakuan
kita‰). Apabila kita mengucapkan pengakuan yang benar dan alkitabiah
mengenai Dia, hal itu akan memungkinkan Dia untuk melayani sebagai
Imam Besar kita.
Untuk menerima faedah dari pengorbanan Kristus, perlu untuk mem-
buat suatu pengakuan secara spesifik dengan mengucapkan kata-kata yang
benar-benar keluar dari hati nurani kita sendiri. Misalnya:

Tuhan Yesus Kristus, aku percaya bahwa Engkaulah Anak Allah dan jalan
satu-satunya yang menuju kepada Allah; dan bahwa Engkau telah mati di
kayu salib untuk dosa-dosa yang kulakukan, namun kemudian bangkit
kembali dari antara orang mati.

2. Bertobatlah dari segala pemberontakan dan dosa Anda.

Kutuk yang menimpa kehidupan Anda bisa saja disebabkan oleh hal-hal
yang berada di luar kekuasaan Anda, bahkan mungkin juga berasal dari hal-
hal yang terjadi semasa hidup nenek moyang Anda. Namun bagaimana pun
juga, akar penyebab dari semua masalah Anda yang sebenarnya terletak pada
diri Anda sendiri, dan hal itu tercakup semua dalam kata avon (kejahatan),
yaitu sikap Anda yang memberontak terhadap Tuhan dan dosa-dosa yang
telah Anda lakukan sebagai akibatnya. Oleh karena itulah Anda harus
berani menerima tanggungjawab atas perbuatan Anda sendiri itu.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 231

Tetapi, untuk dapat menerima


Orang yang benar-benar
pengampunan-Nya, Tuhan menuntut
bertobat tentu saja tidak
agar Anda bertobat dahulu. Ini harus akan berbantah-bantah
merupakan suatu keputusan yang Anda lagi dengan Allah!
buat sendiri: Anda harus berhenti membe-
rontak dan menyerah tanpa syarat kepada
segala tuntutan Allah. Orang yang benar-benar bertobat tentu saja tidak
akan berbantah-bantah lagi dengan Allah!
Perjanjian Baru tidak akan membenarkan iman yang tidak disertai oleh
suatu pertobatan. Ketika Yohanes Pembaptis menyiapkan jalan bagi
kedatangan Yesus, perkataan pertama yang ia ucapkan dalam khotbahnya
adalah „Bertobatlah!‰ (Matius 3:2). Kemudian ketika Yesus sendiri memulai
pelayananNya Ia mengulangi kembali pesan yang disampaikan Yohanes
Pembaptis itu: „Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!‰ (Markus 1:15).
Tanpa pertobatan, tidak mungkin untuk mempunyai iman yang sungguh-
sungguh. Banyak orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi kehidupan
iman mereka selalu jatuh bangun saja, karena sesungguhnya mereka belum
pernah memenuhi persyaratan dasar iman kekristenan tersebut, yaitu perto-
batan. Sebagai akibatnya, mereka tidak dapat memperoleh faedah-faedah
yang sepenuhnya dari pengorbanan Kristus.
Berikut ini adalah sebuah contoh pengakuan yang menyatakan perto-
batan seperti yang dikehendaki Tuhan:

Sekarang aku tidak akan memberontak dan berdosa lagi terhadap-Mu, dan
aku berserah kepada-Mu karena sesungguhnya Engkaulah Tuhanku.

3. Mintalah ampun atas semua dosa yang telah Anda lakukan.

Salah satu kendala terbesar yang menghalang-halangi Tuhan untuk mem-


berkati kehidupan kita adalah dosa yang belum diampuni. Memang, Tuhan
sudah menyediakan pengampunan bagi dosa-dosa kita, tetapi Ia tak akan
mengampuni dosa-dosa tersebut sebelum kita mengakuinya. „Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
232 Berkat atau Kutuk

mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan‰ (I
Yohanes 1:9). Allah itu setia, maka Ia pasti akan mengampuni dosa kita
karena hal itu telah dijanjikan-Nya, dan Allah pasti menepati janji-Nya. Ia
juga adil, karena denda yang seharusnya dibayar atas dosa-dosa kita pun
telah dilunasi oleh Yesus.
Sampai di sini, mungkin Tuhan telah menunjukkan bahwa ada dosa-dosa
tertentu dalam kehidupan Anda yang menyebabkan Anda terkena kutuk.
Bila demikian, akuilah dosa-dosa tersebut di hadapan Tuhan sekarang juga.
Kutuk yang menimpa Anda dapat juga disebabkan oleh dosa-dosa yang
dilakukan para leluhur Anda (terutama yang berupa penyembahan berhala
atau kegiatan okultisme/mistik). Anda sendiri mungkin tidak bersalah
dalam hal ini, tetapi Anda terkena akibatnya. Jika demikian halnya, minta-
lah Tuhan untuk melepaskan Anda dari segala akibat itu.
Berikut ini adalah suatu doa yang sesuai untuk hal itu:

Aku mengakui semua dosaku di hadapan-Mu dan kumohon pengampunan-


Mu, terutama atas dosa-dosa yang menyebabkan diriku terkena kutuk.
Lepaskanlah diriku juga dari segala akibat dosa-dosa nenek moyangku di
masa lalu.

4. Ampunilah semua orang yang pernah merugikan atau berbuat


kesalahan terhadap Anda.

Penghalang besar lainnya yang dapat menghambat turunnya berkat Allah


dalam kehidupan kita adalah sikap tidak mau mengampuni yang ada di
dalam hati kita. Dalam Markus 11:25 Yesus menunjukkan bahwa masalah
ini harus segera diselesaikan jika kita ingin Tuhan menjawab doa-doa kita:

„Dan Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada
barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang
di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.‰

Prinsip ini terdapat dalam seluruh Perjanjian Baru. Jika ingin mendapat
pengampunan dari Tuhan, kita harus mau mengampuni orang lain juga.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 233

Mengampuni orang lain bukanlah persoalan yang menyangkut perasaan


saja. Perbuatan itu lebih tepat disebut sebagai suatu keputusan. Saya kadang-
kadang menerangkan hal itu dengan sebuah „perumpamaan‰ sederhana
berikut ini. Anda menyimpan surat yang menyatakan utang orang lain
kepada Anda sebesar Rp. 100.000,-. Sedangkan Tuhan di surga juga memiliki
surat yang menyatakan utang Anda kepada-Nya sejumlah Rp. 100.000.000,-.
Lalu Tuhan memberikan suatu penawaran kepada Anda: „Kalau kamu
menyobek-nyobek dan membatalkan surat utang yang ada di tanganmu,
Aku juga akan menyobek-nyobek dan membatalkan surat utangmu itu.
Tetapi kalau kamu tetap menyimpan surat utang itu, Aku juga akan tetap
memegang surat utangmu!‰
Jika demikian halnya, maka mengampuni orang lain sebenarnya bukan
merupakan pengorbanan yang teramat besar, karena sebenarnya kita sendiri
pun berkepentingan dalam hal ini. Orang yang tidak bersedia menghapuskan
utang orang lain yang besarnya Rp. 100.000,- agar utangnya sendiri yang
sebesar Rp. 100.000.000,- dapat dihapuskan, adalah orang yang sama sekali
tidak mengerti hitungan dagang!
Mungkin Tuhan sekarang mengingatkan Anda pada seseorang atau
beberapa orang tertentu yang perlu Anda ampuni kesalahannya. Jika
demikian, Anda dapat meminta pertolongan Roh Kudus, Ia akan membantu
Anda membuat keputusan yang benar, tetapi Ia tidak mau memutuskan hal
itu untuk Anda. Jika Anda merasakan
teguran-Nya dalam hati Anda, segeralah Ambilah suatu keputusan
yang tegas untuk
lakukan petunjuk-Nya. Ambilah suatu
mengampuni orang itu.
keputusan yang tegas untuk mengampuni
orang itu. Selanjutnya ucapkanlah kepu-
tusan untuk mengampuni itu dengan mulut Anda. Katakanlah dengan
suara yang jelas: „Tuhan, saya mengampuni .....‰. Sebutkanlah nama dari
orang atau orang-orang yang Anda maksudkan. Jika ada nama yang paling
sulit Anda sebutkan itu berarti nama itu pula yang paling perlu Anda
ampuni! Berikut ini adalah kata-kata sederhana yang dapat Anda ucapkan:
234 Berkat atau Kutuk

Aku memutuskan atas kemauanku sendiri untuk mengampuni semua orang


yang pernah merugikan atau menyakitiku, seperti aku ingin Tuhan meng-
ampuniku. Terutama sekali aku mengampuni .............. [sebutkanlah nama
orang atau orang-orang yang Anda maksudkan].

5. Putuskan segala hubungan dengan okultisme atau kuasa gelap


dalam bentuk apa pun.

Sebelum Anda mulai berdoa untuk kelepasan, ada satu bidang tertentu yang
harus dibereskan terlebih dahulu: segala hubungan Anda dengan okultisme/
mistik atau kuasa gelap. Ada begitu banyak hal dan kegiatan yang tercakup
dalam bidang ini. Mungkin Anda perlu memeriksa sekali lagi halaman 78-
82 di pasal 6, yang mencantumkan beberapa bentuk kegiatan okultisme/
mistik. Jika ada hal-hal yang meragukan yang tidak disebutkan dalam daftar
itu, mintalah agar Tuhan sendiri membukakan pikiran Anda.
Sekiranya Anda pernah melakukan kegiatan okultisme/mistik berarti
Anda telah menyeberangi suatu garis tapal batas yang tidak kelihatan dan
masuk ke dalam wilayah kekuasaan Iblis. Baik Anda sadari atau pun tidak,
semenjak waktu itu Iblis menganggap Anda sebagai anak buahnya. Ia
beranggapan bahwa secara hukum ia berhak atas kehidupan Anda. Adapun
Kerajaan Allah dan kerajaan Iblis itu saling bermusuhan. Dengan demikian
Anda tak akan dapat menikmati sepenuhnya hak-hak dan faedah yang
dimiliki seorang warga Kerajaan Allah, sebelum Anda secara tuntas memu-
tuskan untuk selama-lamanya segala hubungan dengan Iblis dan membatal-
kan sama sekali hak-hak Iblis atas kehidupan Anda.
Di dalam II Korintus 6:14-15 Paulus menekankan betapa pentingnya
dilakukan pemutusan hubungan sama sekali dengan kerajaan Iblis itu:
„Bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang
terdapat antara Kristus dan Belial [maksudnya, Iblis]?‰ Di dalam ayat 17 ia
menyimpulkan penjelasannya dengan suatu perintah yang datang langsung
dari Tuhan sendiri:
Sebab itu:
Keluarlah kamu dari antara mereka,
dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 235

dan janganlah menjamah apa yang najis,


maka Aku akan menerima kamu.

Agar hubungan tersebut benar-benar terputus Anda juga perlu menying-


kirkan segala macam benda yang selama ini dipakai untuk mengadakan
„kontak‰ dengan Iblis. Ada berbagai macam benda yang termasuk dalam hal
ini. Dalam kasus saya sendiri, seperti yang saya ceritakan di pasal 2, benda
itu berupa gambar naga dari Cina yang saya peroleh sebagai warisan dari
orang tua. Jika Anda masih ragu-ragu dalam hal ini, dan kurang memahami
penerapannya dalam kehidupan Anda, berdoalah kepada Tuhan agar Ia
sendiri menunjukkan kepada Anda benda milik Anda yang mungkin tidak
disenangi-Nya. Sesudah itu singkirkanlah
benda tersebut dengan cara yang paling Berdoalah kepada Tuhan
tuntas: bakarlah, hancurkanlah, buanglah agar Ia sendiri menun-
ke laut, atau entah apa saja! jukkan kepada Anda
Jika Anda sudah siap untuk benar- benda milik Anda yang
mungkin tidak disenangi-
benar memutuskan hubungan secara
Nya. Sesudah itu
total dengan Iblis dan kerajaannya, singkirkanlah benda
berikut inilah kata-kata yang dapat Anda tersebut...
ucapkan untuk menegaskannya:
Aku membatalkan dan memutuskan segala hubunganku dengan hal-hal
yang bersifat mistik dan yang berasal dari Iblis. Seandainya aku masih juga
memiliki benda-benda tertentu yang menghubungkan diriku dengan Iblis,
saat ini juga aku berjanji untuk menghancurkannya. Dengan ini pula
kubatalkan segala hak atau kekuasaan yang dimiliki Iblis atas kehidupanku.

6. Kini Anda siap untuk mengucapkan doa untuk kelepasan dari


kutuk.

Jika Anda sudah menempuh kelima langkah yang terdahulu, itu berarti
Anda sekarang sudah siap untuk mengucapkan doa yang akan melepaskan
segala kutuk yang mengikat kehidupan Anda. Tetapi hendaknya diingat,
hanya ada satu dasar bagi Tuhan ketika Ia menawarkan belas kasihan-Nya
kepada Anda, yaitu: pertukaran ajaib yang terjadi ketika Yesus mati di kayu
236 Berkat atau Kutuk

salib. Yang termasuk dalam pertukaran itu adalah persediaan Tuhan supaya
kita dapat terlepas dari segala macam kutuk. Dengan mati tergantung pada
kayu salib, Yesus telah menjadi suatu kutuk demi segala kutuk yang
mengikat Anda itu, supaya Anda dapat dilepaskan dari kutuk-kutuk itu dan
menerima berkat Tuhan sebagai gantinya.
Oleh karena itu Anda perlu menda-
Anda tidak dituntut untuk sarkan iman Anda hanya pada apa yang
melakukan sesuatu untuk telah diperoleh Yesus bagi Anda melalui
“membeli” kelepasan pengorbanan-Nya di kayu salib itu. Anda
Anda.
tidak dituntut untuk melakukan sesuatu
untuk „membeli‰ kelepasan Anda. Anda
tidak perlu menjadi „layak‰ dahulu. Jika Anda masih juga mempunyai
pikiran seperti itu pada waktu Anda datang kepada Tuhan, maka Anda
sebenarnya belum mempunyai dasar iman yang kuat. Tuhan hanya
menanggapi kita atas dasar apa yang telah dilakukan Yesus bagi kita, bukan
atas dasar kebaikan atau kebajikan yang Anda rasa Anda memilikinya.
Jika Anda berdoa dengan dasar iman semacam ini, maka doa Anda
seharusnya tidak berakhir dengan suatu permintaan, melainkan dengan
suatu keyakinan bahwa Anda telah benar-benar menerimanya. Dalam
Markus 11:24 Yesus menegaskan prinsip ini: „Karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan kepadamu.‰
Dalam doa semacam ini terdapat dua tahapan yang berbeda yang masing-
masing merupakan sebab dan akibat, yaitu: menerima dan memiliki.
Menerima adalah sebabnya, dan sebagai akibat nya Anda memiliki.
Menerima adalah sesuatu yang sudah terjadi, sedangkan memiliki akan
terjadi kemudian. Menerima terjadi pada waktu kita berdoa. Selanjutnya,
memiliki akan menyusul pada waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh
Tuhan. Dan prinsip yang ditekankan oleh Yesus adalah: jika kita tidak
menerima pada waktu kita berdoa, maka sebenarnya tidak ada jaminan
bahwa kita akan memilikinya.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 237

Berikut ini adalah sebuah doa yang saya sarankan. Mungkin Anda perlu
membaca terlebih dahulu kata-kata doa ini, kemudian juga petunjuk-
petunjuk yang diberikan selanjutnya.

Tuhan Yesus, aku percaya bahwa di kayu salib Engkau telah menanggung
segala kutuk yang mungkin mengikat diriku selama ini. Karena itu kuminta
Engkau untuk melepaskan diriku dari segala kutuk yang mengikat
kehidupanku, di dalam nama-Mu, ya Tuhan Yesus Kristus!
Dengan iman aku menerima kelepasanku sekarang, dan kuucapkan terima
kasih atas kelepasan tersebut.

Sekarang, berhentilah sejenak! Sebelum Anda mengucapkan doa tersebut


untuk menerima kelepasan, sebaiknya Anda menegaskan kembali kelima
pernyataan atau pengakuan yang telah Anda ucapkan sebelumnya. Untuk
memudahkan Anda, semua pernyataan itu diulangi kembali di bawah ini,
tetapi tanpa disertai komentar atau penjelasan lagi.
Bacalah semua pernyataan itu dengan suara keras, dengan tidak tergesa-
gesa, dengan hati yang mantap serta penuh perhatian. Jika Anda merasa
ragu-ragu mengenai bagian tertentu dari pernyataan itu, kembalilah ke
bagian tersebut dan cobalah Anda membacanya ulang. Usahakanlah agar
setiap kata yang Anda ucapkan itu benar-benar keluar dari hati Anda.
Setelah selesai membaca semuanya, Anda kemungkinan besar akan merasa
bahwa sesungguhnya Anda telah datang di hadapan Tuhan melalui ungkap-
an kata-kata yang Anda ucapkan itu. Selanjutnya, teruskanlah dengan
membaca doa kelepasan yang dicantumkan lagi pada bagian penutup doa
ini. Inilah doa yang selengkapnya, dari awal hingga akhir:

Tuhan Yesus Kristus, aku percaya bahwa Engkaulah Anak Allah dan jalan
satu-satunya yang menuju kepada Allah; dan bahwa Engkau telah mati di
kayu salib untuk dosa-dosa yang kulakukan, namun kemudian bangkit
kembali dari antara orang mati.
Sekarang aku tidak akan memberontak dan berdosa lagi terhadap-Mu, dan
aku berserah kepada-Mu karena sesungguhnya Engkaulah Tuhanku.
Kumengaku semua dosaku di hadapan-Mu dan kumohon pengampunan-
Mu, terutama atas dosa-dosa yang menyebabkan diriku terkena oleh kutuk.
238 Berkat atau Kutuk

Lepaskanlah diriku juga dari akibat-akibat dosa-dosa nenek moyangku di


masa lalu.
Aku memutuskan atas kemauanku sendiri untuk mengampuni semua orang
yang pernah merugikan atau menyakitiku, seperti aku ingin Tuhan
mengampuniku sendiri. Terutama sekali aku mengam puni ...............
[sebutkanlah nama orang atau orang-orang yang Anda maksudkan].
Aku membatalkan dan memutuskan segala hubunganku dengan hal-hal
yang bersifat mistik dan yang berasal dari Iblis. Seandainya aku masih juga
memiliki benda-benda tertentu yang menghubungkan diriku dengan Iblis,
saat ini juga aku berjanji untuk menghancurkannya. Dengan ini pula
kubatalkan segala hak atau kekuasaanya yang dimiliki Iblis atas kehidupanku.
Tuhan Yesus, aku percaya bahwa di kayu salib Engkau telah menanggung
segala kutuk yang mungkin mengikat diriku selama ini. Karena itu kuminta
Engkau untuk melepaskan diriku dari segala kutuk yang mengikat
kehidupanku, di dalam nama-Mu, ya Tuhan Yesus Kristus!
Dengan iman aku menerima kelepasanku sekarang, dan kuucapkan terima
kasih atas kelepasan tersebut.

Sekarang jangan langsung berhenti setelah hanya sekali atau dua kali
mengatakan „Terima kasih‰. Pikiran Anda sebe narnya belum dapat
mencerna apa yang baru saja Anda doakan supaya dilakukan oleh Tuhan
itu. Oleh karena itu tetaplah mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hati
Anda! Mungkin inilah saatnya untuk melepaskan dan membuang segala
sakit hati atau tekanan jiwa atau kekangan yang telah menumpuk dalam diri
Anda selama bertahun-tahun. Jika terjadi sesuatu dalam diri Anda, yang
dapat diumpamakan seperti sebuah bendungan air yang bobol, janganlah
menahan air mata yang mungkin akan berderai pada waktu ini.
Janganlah menahan diri hanya karena malu atau „gengsi‰! Tuhan sejak
dahulu sudah mengetahui segala sesuatu yang terpendam dalam hati Anda
selama ini, dan Tuhan sedikit pun tidak merasa malu atau „gengsi‰ dengan
hal-hal itu. Jadi, mengapa Anda harus merasa malu atau „gengsi‰?
Katakanlah kepada Tuhan betapa Anda mengasihi Dia. Semakin Anda
menyatakan dan mengungkapkan kasih Anda itu, Anda akan semakin
merasakan bahwa kasih itu sungguh nyata.
Tetapi perlu diingat juga, bahwa tidak semua orang akan mempunyai
reaksi yang sama dalam mengalami kelepasan ini. Pengalaman kelepasan
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 239

tidak ditentukan oleh adanya reaksi tertentu. Iman dapat dinyatakan atau
diungkapkan melalui begitu banyak cara. Yang penting, Anda harus bersikap
apa adanya di hadapan Tuhan. Bukalah diri Anda bagi kasih Tuhan, seperti
sekuntum bunga yang membuka setiap kelopaknya untuk menerima
pancaran sinar matahari.

7. Sekarang percayalah bahwa Anda telah menerima kelepasan, dan


hiduplah terus dalam berkat Tuhan!

Janganlah mencoba untuk mulai mereka-reka sekarang juga berkat-berkat


apa yang akan diberikan Tuhan atau pun cara yang akan dipakai Tuhan
untuk memberikannya kepada Anda. Serahkanlah semuanya itu kepada
Tuhan. Biarlah Dia sendiri menentukan cara dan waktu-Nya sendiri. Anda
tidak perlu memikirkannya sama sekali. Tugas Anda hanyalah membuka
diri untuk menerima tanpa syarat segala sesuatu yang Tuhan ingin kerjakan
di dalam diri Anda dan untuk Anda melalui berkat-berkat-Nya itu.
Ingatlah bahwa Tuhan „dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada
yang kita doakan atau pikirkan‰ (Efesus 3:20). Karena itu, janganlah
membatasi Tuhan dengan memperkirakan sendiri hal-hal yang mungkin
akan dilakukan Tuhan.
Berikut ini adalah kata-kata sederhana yang dapat Anda ucapkan:
Tuhan, sekarang aku membuka diri untuk menerima berkatMu. Cara apa
pun yang hendak Kau pakai untuk menyampaikannya, kuserahkan
semuanya ke dalam kehendak-Mu saja.

Selanjutnya, Anda akan takjub sendiri melihat tanggapan yang akan


Tuhan berikan kepada Anda.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Keselamatan mencakup bagian apa sajakah dari kepribadian manusia?
2. Dalam pelayanan Yesus di dunia, orang banyak seringkali pertama-tama
menerima _________, sesudahnya baru mereka menerima pengampun-
an atas ________.
240 Berkat atau Kutuk

3. Seringkali suatu kutuk atas hidup seseorang merupakan _____________


yang menghalangi orang itu dari persediaan keselamatan yang lainnya.
4. Benar atau salah: Iman di dalam hati tidak sepenuhnya efektif sampai
iman itu disempurnakan oleh pengakuan mulut kita.
5. Tanpa__________tidak mungkin ada iman yang efektif.
6. Apakah tiga penghalang yang menghalangi kita untuk menerima
berkat-berkat Tuhan?
7. Mengampuni orang lain terutama bukanlah soal perasaan, melain-
kan___________.
8. Benar atau salah: segala bentuk hubungan yang berkaitan dengan
okultisme harus diputuskan lebih dulu sebelum Anda dapat berdoa
untuk kelepasan.
9. Daftarkanlah tujuh tahap untuk kelepasan.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah Anda siap untuk melakukan tujuh tahap untuk memperoleh
kelepasan dari kutuk atas hidup Anda? Bila tidak, jelaskan mengapa.
2. Lakukanlah ketujuh tahap kelepasan. Jangan melangkahi urutannya
dan jangan terburu-buru. Sediakanlah waktu untuk masing-masing
tahap. Tinjau kembali jawaban-jawaban Anda di lembaran Penerapan
Dalam Kehidupan yang ada di tiap-tiap akhir pasal dan Anda dapat
menaikkan doa kepada Tuhan sesuai dengan contoh doa yang ada di
halaman ???.

AYAT HAFALAN
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.
Yohanes 8:36

TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, aku akan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang sudah Kau
perbuat bagiku. Aku tidak mau terikat lagi.
19

Keluar dari Kegelapan ·


Masuk Terangnya yang Ajaib

K i!ka Anda sudah mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam


pasal sebelumnya, berarti Anda telah melangkah melewati suatu tapal
batas yang tidak kelihatan. Kini yang ada di belakang Anda adalah suatu
„wilayah‰ yang diliputi kegelapan yang diakibatkan oleh berbagai macam
kutuk yang datang dari berbagai macam sumber. Namun di hadapan Anda
terbentang suatu „wilayah‰ lain yang terang benderang oleh karena pancaran
berkat Tuhan. Sebelum melangkah lebih jauh, cobalah Anda mengingat kem-
bali daftar berkat yang diberikan Musa dalam Ulangan 28:2-13:
Penghormatan (ditinggikan)
Kesehatan (disembuhkan)
Kesuburan (reproduktivitas)
Kekayaan (kemakmuran)
Kemenangan
Perkenan Tuhan

Sesungguhnya semua ini merupakan sebagian dari warisan yang Anda


miliki di dalam Kristus, yang sedang menanti kedatangan Anda, agar Anda
dapat menjelajahi dan memilikinya.
Mungkin akan berfaedah bagi Anda, jika Anda sering mengucapkan
kata-kata kunci tersebut secara berulang-ulang, dan sedapat mungkin dengan

241
242 Berkat atau Kutuk

suara yang kedengaran. Hidup terlalu lama di bawah suatu kutuk, seringkali
membuat orang sulit untuk membayangkan bagaimana rasanya menikmati
berkat-berkat yang merupa kan kebalikan dari kutuk-kutuk tersebut.
Mintalah tepada Tuhan supaya warisan Anda yang baru ini benar-benar
menjadi nyata dan jelas bagi Anda. Anda mungkin harus sering mengulangi
kata-kata tadi, bahkan mengulanginya berkali-kali setiap hari, sampai Anda
sungguh meyakini bahwa semua itu benar-benar sudah menjadi milik Anda!
Sementara Anda mengulang-ulang kata-kata tersebut, berhentilah sejenak
dan ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan karena semua berkat itu telah
Anda warisi sekarang. Ingatlah bahwa pengucapan syukur merupakan
pernyataan iman yang paling murni dan paling sederhana. Jika Anda sudah
hidup begitu lama di bawah kegelapan kutuk yang mengganggu kehidupan
Anda, maka mungkin ada bidang-bidang tertentu dalam pikiran Anda yang
belum sepenuhnya terlepas dari kegelapan tersebut. Kata-kata positif yang
menggambarkan berkat-berkat itu jika diucapkan berulang-ulang dapat
diumpamakan seperti seberkas sinar matahari yang mulai menembus suatu
lembah yang gelap, dan kemudian menyebar terus ke seluruh lembah itu
hingga akhirnya seluruh lembah tersebut penuh bermandikan cahaya.
Peralihan dari daerah yang gelap menuju daerah yang bermandikan
cahaya itu dapat terjadi dengan berbagai cara. Tidak ada ketentuan yang
berlaku sama untuk semua orang. Beberapa orang dapat mengalami
kelepasan dengan begitu cepat dan langsung menikmati berkat-berkat yang
dijanjikan dalam Alkitab. Orang lain yang juga sama bersungguh-sung-
guhnya, mungkin masih harus menjalani pergumulan yang cukup lama dan
berat. Semakin dalam keterlibatan seseorang dalam dunia mistik/okultisme
di masa lalunya, biasanya semakin berat pula pergumulan yang harus
dilaluinya untuk dapat keluar dari kegelapan itu. Iblis terlanjur menganggap
orang itu sebagai mangsa yang berhak dikuasainya terus, dan ia bertekad
keras untuk terus mencengkeramnya. Dengan demikian orang yang bersang-
kutan harus memiliki tekad yang lebih keras lagi untuk menuntut haknya
atas kemerdekaan yang telah dibeli baginya melalui kematian Yesus.
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 243

Demikian juga, Iblis sudah sedikit mengetahui sebelumnya rencana yang


dipersiapkan Tuhan bagi orang-orang yang keluar dari cengkeramannya itu.
Makin besar berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi orang tersebut,
makin gigih pula usaha Iblis untuk mempertahankan orang itu. Jadi,
pergumulan yang harus dialami itu seakan menjadi pertanda bagi kita
bahwa ada berkat-berkat luar biasa yang sudah disiapkan Tuhan untuk kita.
Oleh karena itu pergumulan tersebut seharusnya memberi semangat kepada
kita untuk terus berjuang melawan cengkeraman Iblis itu.
Terlepas dari semua itu, kita juga harus menyadari bahwa yang berdaulat
atas semua hal itu adalah Tuhan sendiri. Sudut pandang Tuhan tentu
berbeda dari sudut pandang manusia. Tuhan selalu mempertimbangkan
faktor-faktor tertentu yang ada dalam situasi kita yang mungkin sama sekali
tidak kita ketahui. Tuhan selalu menepati janji-Nya, tetapi pada umumnya
ada dua hal yang tidak pernah diberitahukan sebelumnya kepada kita: cara
yang hendak ditempuh-Nya dalam kehidupan kita masing-masing, serta
waktu yang ditentukan-Nya untuk melaksanakan rencana-Nya itu dalam
kehidupan kita. Tak ada manusia yang dapat memaksakan cara-cara yang
harus ditempuh Tuhan dalam menepati janji-janji-Nya. Bagian yang harus
kita kerjakan adalah memelihara sikap percaya yang teguh, bahwa Tuhan
akan melakukan segala sesuatunya pada waktu dan dengan cara yang Ia
anggap terbaik.
Kita perlu melihat lagi sisi positif dari pertukaran yang digambarkan
Paulus dalam Galatia 3:13-14 itu:

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: „Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!‰
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh
yang telah dijanjikan itu.

Paulus menunjukkan tiga hal penting mengenai berkat yang dijanjikan


itu:
244 Berkat atau Kutuk

Pertama, berkat itu bukan sesuatu yang samar-samar atau tidak pasti.
Berkat-berkat itu disebut secara spesifik, yaitu: berkat Abraham. Dalam
Kejadian 24:1 cakupan berkat Abraham tersebut dinyatakan dengan jelas
sekali: „Abraham... diberkati TUHAN dalam segala hal‰ Nyatanya, berkat
Tuhan mencakup setiap bidang kehidupan Abraham. Karena itu sekarang
juga Tuhan telah menyediakan berkat-berkat yang sama untuk setiap orang
yang memenuhi perayaratan-Nya.
Kedua, berkat itu hanya datang
...berkat itu hanya datang melalui Yesus Kristus. Berkat itu tidak
melalui Yesus Kristus. dapat dibeli dengan amal perbuatan kita
Berkat itu tidak dapat dibeli
sendiri. Berkat itu dibagikan hanya atas
dengan amal perbuatan
kita sendiri. dasar hubungan kita dengan Tuhan
melalui Yesus Kristus. Tak ada saluran
lain yang dapat mengalirkan berkat itu ke dalam kehidupan kita. Jika
hubungan dengan Kristus itu terputus atau terganggu oleh kekurang
percayaan atau ketidaktaatan kita, maka berkat itu akan berhenti mengalir.
Tetapi syukur kepada Tuhan, berkat itu akan mengalir kembali segera setelah
kita bertobat dengan sungguh-sungguh!
Ketiga, berkat itu selanjutnya dikatakan sebagai „Roh [Kudus] yang telah
dijanjikan itu‰. Mengenai hal ini Yesus berkata dalam Yohanes 16:13-15:

„Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke


dalam seluruh kebenaran. ... Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu
yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari, pada-Ku.‰

Betapa indahnya kata-kata penghiburan itu! Ketiga Pribadi dari Allah


Tritunggal · Bapa, Anak dan Roh Kudus · bersatu untuk membagikan
kepada kita segala sesuatu yang telah dibeli bagi kita melalui pengorbanan
Yesus itu. Hal ini jauh lebih besar dari pada apa yang dapat ditangkap atau
dimengerti oleh pikiran manusia. Oleh karena itu kita harus bergantung
sepenuhnya kepada Roh Kudus agar Ia memimpin kita menuju ke seluruh
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 245

warisan kita serta memperlihatkan cara untuk mendapatkan segala sesuatu


yang telah disediakan Tuhan bagi kita.
Dalam Roma 8:14 Paulus sekali lagi menekankan peranan. Roh Kudus
yang istimewa itu: „Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak
Allah.‰ Di dalam bahasa Yunani Paulus memakai kata kerja dalam bentuk
„sedang‰: „Semua orang, yang sedang terus-menerus dipimpin Roh Allah.‰
Jadi, „dipimpin Roh Allah‰ itu bukanlah suatu peristiwa tunggal yang
cukup terjadi sekali saja seumur hidup. Dari saat ke saat kita harus terus-
menerus bergantung pada pimpinan Roh Kudus. Ini adalah satu-satunya
cara untuk mencapai kedewasaan rohani. Dengan cara itulah kita akan
bertumbuh dari anak kecil menjadi putera-putera Allah, yang akil balig.
Patut disayangkan, bahwa banyak orang Kristen tidak pernah dapat
menikmati sepenuhnya pimpinan dan penyertaan Roh Kudus. Hal itu
disebabkan hanya karena: mereka tidak menyadari bahwa Roh Kudus itu
sesungguhnya adalah suatu Pribadi tersendiri. „Tuhan adalah Roh‰ (II
Korintus 3:17). Sebagaimana Allah Bapa adalah Tuhan dan Allah Putera
adalah Tuhan, demikian juga Allah Roh Kudus adalah Tuhan. Roh Kudus
bukanlah suatu doktrin teologi yang abstrak. Ia juga bukan sekadar
seperangkat peraturan, atau hanya sepenggal kalimat pada bagian penutup
Kredo atau Iman Rasuli. Roh Kudus adalah suatu Pribadi, yang meng-
inginkan kita menjalin suatu hubungan pribadi yang intim dengan Dia.
Roh Kudus mempunyai sifat-sifat tersendiri yang menjadi ciri khasnya.
Ia tidak agresif atau suka memaksakan kehendak-Nya. Ia tidak pernah
berteriak-teriak kepada kita. Ia biasanya berbicara dengan nada suara yang
lembut, dan membimbing kita dengan sentuhan-sentuhan yang halus.
Untuk menerima pimpinan-Nya kita harus peka dalam mendengar suara-
Nya dan peka terhadap sentuhan-Nya.
Selain itu, Roh Kudus memperlakukan kita masing-masing secara
khusus. Untuk memasuki berkat Tuhan, tidak ada seperangkat peraturan
yang berlaku secara seragam bagi semua orang. Masing-masing orang memi-
liki kepribadian tersendiri, dengan kebutuhan dan cita-cita yang berbeda,
dan kelebihan serta kelemahan yang berbeda-beda pula. Roh Kudus meng-
246 Berkat atau Kutuk

hormati keunikan kita masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa Tuhan


tidak pernah membuat satu orang percaya menjadi „fotokopi‰ dari orang
percaya lainnya. Ia juga tidak pernah membuat orang Kristen seperti barang
cetakan suatu pabrik yang semuanya persis sama.
Hanya Roh Kudus yang dapat mengerti benar bahaya-bahaya yang dapat
mengancam kita dalam situasi tertentu, atau pun berkat-berkat tertentu yang
akan memenuhi kebutuhan kita masing-masing. Ia dengan setia memimpin
kita melalui segala mara bahaya dan membukakan berkat-berkat itu untuk
kita. Jika kita mulai terjebak dengan mengikuti suatu sistem agamawi atau
mencoba meniru orang Kristen yang lain, kita akan kehilangan berkat-
berkat terbaik yang sebenarnya telah disediakan Tuhan bagi kita.
Sebab itu, alangkah baiknya jika Anda dapat berhenti sejenak, kemudian
mengucapkan doa singkat berikut ini:

Ya Roh Kudus, kubuka hati dan pikiranku untuk menerima Engkau.


Nyatakanlah kepadaku berkat-berkat yang telah diperoleh Yesus bagiku serta
cara untuk menerimanya.

Dalam surat Ibrani 10:14, yang sudah dikutip dalam pasal 17, penu-
lisnya memakai dua bentuk waktu („tense‰) yang berbeda untuk menggam-
barkan dua sisi yang berlawanan dari pertukaran ajaib yang terjadi pada
kayu salib itu. Untuk menggambarkan hal yang telah dicapai oleh Yesus,
penulis surat tersebut memakai kalimat dalam bentuk „perfect tense‰:
„Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-
lamanya.‰ Jadi, apa yang telah dikerjakan
Jadi, apa yang telah oleh Yesus itu adalah sesuatu yang sudah
dikerjakan oleh Yesus itu tuntas secara mutlak dan kekal. Tidak ada
adalah sesuatu yang sudah yang perlu ditambahkan lagi dan tidak
tuntas secara mutlak dan ada yang dapat dikurangi darinya.
kekal. Tidak ada yang
Sebaliknya, untuk menggambarkan
perlu ditambahkan lagi dan
tidak ada yang dapat bekerjanya pengorbanan Yesus itu dalam
dikurangi darinya. kehidupan orang-orang yang meneri-
manya, penulis surat Ibrani tersebut
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 247

menggunakan kalimat dalam bentuk „present continuous‰: „mereka yang


[sedang] Ia kuduskan [sekarang]‰. Itu berarti bahwa faedah dari korban itu
sedang kita peroleh melalui suatu proses yang masih berlangsung terus.
Proses itulah yang dimaksudkan dengan „pengudusan‰, arti nya kita
dipisahkan bagi Tuhan, untuk dijadikan kudus. Sementara kehidupan kita
makin disesuaikan dengan tuntutan kekudusan Tuhan, kita akan semakin
masuk ke dalam kepenuhan berkat-berkat-Nya.
Apabila menerima tantangan seperti itu, orang-orang Kristen sering
menjawab: „Lho, saya kira saya sudah mendapatkan segala-galanya ketika
lahir baru!‰ Jawaban untuk hal itu Ya dan Tidak! Masalah ini memang dapat
ditinjau dari dua segi, yaitu segi yuridis dan segi pengalaman yang nyata.
Jadi, jawaban untuk pertanyaan tadi tentu tidak akan selalu sama, tergantung
dari segi mana kita meninjaunya.
Secara hukum atau yuridis, Anda memang telah „mendapatkan semua-
nya‰ pada waktu Anda lahir baru, Menurut Roma 8:17, pada waktu
menjadi seorang anak Tuhan, Anda dijadikan „ahli waris, ... yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus‰. Secara yuridis, sejak saat Anda
lahir baru Anda sudah berhak menerima seluruh warisan itu bersama
dengan Yesus.
Tetapi dari segi pengalaman yang nyata, pada saat lahir baru itu Anda
sebenarnya masih berada di titik awal suatu proses yang membutuhkan
waktu seumur hidup untuk menyelesaikannya. Kehidupan kekristenan
dapat digambarkan sebagai suatu perjalanan yang diawali dengan hal-hal
yang bersifat yuridis dan akan berakhir dengan pengalaman yang nyata.
Dengan penuh iman kita harus berjalan selangkah demi selangkah untuk
mengalami secara nyata segala sesuatu yang secara yuridis, yaitu melalui
iman kita kepada Kristus, sudah menjadi milik kita. Itulah yang oleh
penulis surat Ibrani dikatakan sebagai „sedang dikuduskan‰.
Dalam Yohanes 1:12-13 berkenaan dengan orang-orang yang lahir baru
karena menerima Yesus, rasul Yohanes mengatakan bahwa mereka telah
„diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah‰. Kata Yunani yang
diterjemahkan sebagai „kuasa‰ itu adalah exousia, yang berarti „otoritas‰.
248 Berkat atau Kutuk

Itulah yang sesungguhnya diterima seseorang pada waktu ia lahir baru:


otoritas untuk menjadi anak Allah.
Namun otoritas atau kekuasaan itu
Namun otoritas atau hanya akan berfungsi apabila dipergu-
kekuasaan itu hanya akan nakan. Potensi yang timbul dari kelahiran
berfungsi apabila diper-
baru memang tidak terbatas, tetapi hasil
gunakan.
yang sesungguhnya akan diperoleh ter-
gantung pada seberapa jauh otoritas yang
diberikan itu benar-benar dipergunakan. Apa jadinya seseorang setelah lahir
baru itu ditentukan dari bagaimana ia mempergunakan otoritas atau kuasa
yang diberikan Tuhan itu.
Ada satu persamaan antara pengalaman orang-orang percaya yang masuk
ke dalam berkat-berkat Tuhan dalam Perjanjian Baru dengan pengalaman
bani Israel ketika memasuki negeri Kanaan di bawah Perjanjian Lama.
Dalam perjanjian yang lama, di bawah seorang pemimpin bernama Yosua,
Tuhan membawa umat-Nya ke dalam suatu negeri yang dijanjikan kepada
mereka. Dalam perjanjian yang baru, di bawah pimpinan Yesus (bentuk lain
dari nama Yosua) Tuhan membawa umat-Nya ke dalam suatu negeri
perjanjian juga, yang dapat juga diartikan sebagai „negeri yang penuh janji‰.
Negeri Kanaan merupakan warisan jasmani yang diberikan kepada bani
Israel, sedangkan janji-janji Tuhan yang diberikan melalui Yesus merupakan
warisan rohani yang ditujukan kepada orang-orang Kristen pada waktu
sekarang. Dengan demikian prinsip yang berlaku untuk bani Israel berlaku
juga kini bagi orang-orang Kristen.
Di dalam Yosua 1:2-3 Tuhan memberi instruksi kepada Yosua mengenai
cara bani Israel harus merebut negeri yang akan mereka warisi itu:

„Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah


sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan
Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada
kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.‰
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 249

Menurut tata bahasa Ibrani yang dipakai dalam ayat ini terdapat
perbedaan „tense‰ yang persis sama dengan yang kita dapati dalam Ibrani
10:14. Dalam ayat 2 Tuhan memakai bentuk „sedang melakukan sesuatu‰
(present continuous tense): „negeri yang (sedang) Kuberikan‰ Tetapi dalam
ayat 3 Ia memakai bentuk „telah‰ (perfect tense): „(telah) Kuberikan kepada
kamu‰. Mulai dari ayat 3 dan seterusnya, masalah kepemilikan negeri
Kanaan dianggap sudah selesai: Tanah Kanaan kini sudah menjadi milik
Israel. Tetapi dari segi pengalaman yang nyata, sebenarnya belum terjadi
perubahan apa-apa. Penduduk pribumi Kanaan masih mendiami seluruh
negeri itu.
Tantangan yang dihadapi oleh Yosua dan bangsanya adalah: mereka
harus melangkah dari segi yuridis ke segi pengalaman nyata. Hal ini harus
dilakukan selangkah demi selangkah. Melalui setiap langkah maju yang
dicapai, hal yang tadinya bersifat yuridis mulai menjadi suatu kenyataan
bagi mereka.
Seandainya reaksi atau tanggapan bani Israel terhadap janji Tuhan pada
waktu itu sama seperti reaksi sebagian orang Kristen dewasa ini, sejarah
Israel mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Mungkin mereka
akan berdiri terus di tepi timur Sungai Yordan, sambil melipat tangan dan
memandang ke arah barat, serta berkata: „Seluruh negeri itu milik kita!‰
Tetapi orang-orang Kanaan akan menertawakan mereka. Karena mereka
tahu bahwa negeri itu masih tetap di dalam kekuasaan mereka.
Tetapi Yosua dan bani Israel waktu itu tidak demikian. Pertama-tama,
mereka menyeberangi Sungai Yordan melalui suatu mukjizat yang dilakukan
Tuhan ketika melihat ketaatan mereka terhadap perintah-Nya. Kemudian
mereka mengepung dan merebut kota Yerikho, lagi-lagi dengan suatu
mukjizat. Tetapi kemajuan yang selanjutnya mereka capai lebih banyak
ditentukan oleh pertempuran-pertempuran yang mereka lakukan, bukan
oleh mukjizat. Mereka masuk ke segala penjuru negeri Kanaan dan
berperang hingga lama sekali melawan berbagai suku bangsa yang tinggal di
negeri itu. Dan sesudah berperang dengan susah payah, tugas mereka untuk
menaklukkan negeri itu ternyata belum selesai juga. Lama sesudah itu Tuhan
250 Berkat atau Kutuk

berkata kepada Yosua: „Dari negeri ini masih amat banyak yang belum
diduduki‰ (Yosua 13:1).
Tantangan yang persis sama juga dihadapi oleh semua orang percaya yang
berada dalam Perjanjian Baru: kita harus bergerak dari hal-hal yang bersifat
yuridis ke suatu pengalaman yang nyata. Seperti bani Israel, kita juga harus
maju selangkah demi selangkah. Seperti bani Israel juga, kita akan menghadapi
berbagai kendala. Kemajuan kita akan terus ditentang oleh kekuatan-kekuatan
yang dipakai oleh Iblis, tetapi kita harus belajar untuk mengalahkan mereka
dengan senjata-senjata rohani yang telah disediakan Tuhan bagi kita. Pada
akhirnya, semua janji Kristus dalam Perjanjian Baru hanya akan dinikmati
oleh orang-orang yang „menang‰ (Lihat Wahyu 2 dan 3.) Hak untuk
memiliki warisan itu disimpulkan dalam Wahyu 21:7: „Barangsiapa
menang, ia akan memperoleh semuanya ini.‰
Untuk menguatkan dan menghibur kita lebih lanjut, Tuhan juga mema-
kai contoh mengenai Abraham, yang disebut sebagai „bapa dari kita semua‰.
Melalui Abraham Tuhan bukan saja, menentukan ukuran berkat yang
disiapkan-Nya bagi kita masing-masing, yaitu „dalam segala hal‰, Ia juga
telah menetapkan jalan yang menuju ke berkat tersebut. Kehidupan
Abraham sekaligus merupakan suatu contoh dan juga suatu tantangan yang
terdiri dari tiga bidang yang utama: ketaatannya yang bersifat segera [tanpa
pernah menunda-nunda waktu), keyakinannya yang bulat akan firman
Tuhan, dan kegigihannya yang pantang menyerah.
Di dalani Ibrani 11:8 penulisnya menekankan ketaatan Abraham yang
tidak pernah menunda-nunda waktu dan tidak pernah ragu-ragu: „Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tuju.‰
Abraham tidak bertanya-tanya dahulu mengapa ia harus pergi, atau
meminta penjelasan mengenai tempat yang akan ia tuju. Ia melakukan saja
apa yang diperintahkan Tuhan dengan segera, tanpa meragukan atau mem-
pertanyakan perintah-Nya. Ketaatan yang semacam itulah yang menandai
seluruh hidupnya: misalnya, ketika Tuhan menyuruh dia dan seluruh
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 251

keluarganya disunat (Kejadian 17:9-14, 23-27); bahkan juga ketika Tuhan


menyuruhnya mempersembahkan Ishak, puteranya, sebagai suatu korban
(Kejadian 22:1-14). Tidak pernah
Abraham, ragu-ragu dalam ketaatan-Nya Tidak pernah Abraham,
ragu-ragu dalam ketaatan-
atau bertanya-tanya kepada Tuhan menge-
Nya atau bertanya-tanya
nai apa yang harus dilakukannya.
kepada Tuhan mengenai
Dalam Roma 4:16-21 Paulus menun- apa yang harus
jukkan bahwa ketika Tuhan memanggil dilakukannya.
Abraham sebagai „bapa banyak bangsa‰,
ia hanya mempunyai seorang putera yang diperolehnya melalui Hagar,
seorang budak perempuannya, sedangkan Sara, istrinya sudah mandul
selama bertahun-tahun. Namun, Abraham langsung mempercayai setiap hal
yang dikatakan Tuhan mengenai dirinya sejak pertama kali ia mendengar
hal-hal tersebut disam paikan Tuhan kepadanya. Karena mempercayai
perkataan Tuhan tanpa sedikit pun mempertanya kannya, meskipun
perkataan tersebut bertentangan dengan segala sesuatu yang diterima oleh
seluruh panca inderanya, maka akhirnya ia pun mengalami kenyataan yang
benar-benar sesuai dengan apa yang dikatakan oleh panca inderanya.
Mulai saat Tuhan berjanji pertama kalinya kepada Abraham bahwa
keturunannya akan sebanyak bintang di langit, sampai lahirnya anak lelaki
yang menjadi ahli waris yang dijanjikan itu secara keseluruhan memakan
waktu sekitar 25 tahun. Selama sekian tahun itu ia tidak mempunyai
pegangan apa pun juga, kecuali janji yang diberikan oleh Tuhan. Sudah
pasti, ia mengalami begitu banyak hal yang dapat membuatnya berkecil hati.
Tetapi imannya tidak pernah kendor. Pada akhirnya, hasil dari kemantapan
imannya itu disimpulkan dalam Ibrani 6:15: „Abraham menanti dengan
sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.‰
Dalam Roma 4:11-12 Paulus memberitahu kita bahwa kita adalah anak-
anak Abraham jika kita „mengikuti jejak iman Abraham‰. Inilah persyaratan
yang ditetapkan Alkitab untuk dapat masuk ke dalam „berkat Abraham‰
yang dijanjikan dalam Galatia 3:14. Seperti Abraham, kita juga harus
mempercayai Firman Tuhan sebagai satu-satunya unsur yang pasti dan tidak
252 Berkat atau Kutuk

akan pernah berubah dalam pengalaman hidup kita. Berbagai pendapat


manusia yang berbeda-beda dan segala kesan yang selalu berubah-ubah yang
timbul oleh panca indera kita adalah sama seperti „rumput [yang] menjadi
kering‰. „Tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya‰ (Yesaya
40:8).
Tetapi kepercayaan kita terhadap Firman Tuhan hendaknya jangan hanya
bersifat intelektual atau teoritis. Kita harus dapat mendemonstrasikannya
dalam perilaku kita, seperti Abraham yang melakukannya dengan ketaatan
yang bersifat segera dan tidak pernah ragu-ragu, dan dengan kegigihan yang
pantang menyerah, meskipun menghadapi banyak hal yang dapat mele-
mahkan iman. Dengan cara demikian kita akan mendapati bahwa Firman
Allah akhirnya akan terbukti kebenarannya secara nyata. Selanjutnya kita
akan mengalami sendiri berkat-berkat Tuhan itu, sama seperti Abraham,
„dalam segala hal‰.
Iblis tidak henti-hentinya akan melawan kita dengan berbagai tekanan
mental dan emosional: keragu-raguan, ketakutan, rasa bersalah, kebingungan,
dan sebagainya. Ia dapat juga menyerang tubuh kita dengan berbagai
macam penyakit dan kelemahan tubuh. Tetapi terhadap semua hal ini
Tuhan telah menyediakan satu senjata yang luar biasa ampuhnya: Firman-
Nya. Dalam Efesus 6:17 Paulus mengatakan kepada kita: „Terimalah...
pedang Roh, yaitu firman Allah.‰
Hal ini memerlukan suatu perpaduan antara pekerjaan manusia dan
pekerjaan Tuhan. Pedang itu adalah pedang Roh Kudus, tetapi kitalah yang
bertanggungjawab untuk „menerimanya‰. Jika kita menerimanya, Roh
Kuduslah yang akan mengayunkan pedang tersebut. Tetapi kalau kita tidak
menerimanya, maka Roh Kudus tidak dapat mengayunkan apa-apa.
Perkataan dalam bahasa Yunani yang dipakai oleh Paulus di sini untuk
menggambarkan Firman Tuhan tersebut adalah rhema. Jadi, yang dimak-
sudkan di sini adalah firman yang diucapkan. Firman tersebut hanya akan
berguna dan manjur apabila diucapkan oleh orang yang percaya. Yang
dimaksudkan Paulus sebagai firman di sini bukanlah Alkitab yang ditaruh
di rak buku, atau pun yang ditaruh di sebelah tempat tidur kita. Yang
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 253

dimaksudkan adalah Alkitab yang isinya kita ucapkan dengan mulut kita
dan kita utarakan dengan iman yang mantap.
Contoh terbesar mengenai pemakaian pedang ini diberikan oleh Tuhan
Yesus sendiri, ketika Ia mendemonstrasikan pemakaian pedang itu melawan
godaan Iblis di padang gurun. (Lihat Matius 4:1-11.) Ketika godaan yang
dilancarkan Iblis pada waktu itu mengandung kata Jika. Dengan perkataan
lain, tujuan Iblis adalah menggoyahkan keyakinan dan menimbulkan
keragu-raguan.
Dua godaan yang pertama dimulai dengan kalimat: „Jika Engkau Anak
Allah... „ Padahal tidak lama sebelumnya, ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes
di Sungai Yordan, Allah Bapa telah menyatakan di depan banyak orang:
„Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.‰ (Matius
3:17) Tetapi Iblis berusaha untuk membuat Yesus bimbang mengenai apa
yang dikatakan Bapa-Nya tentang diri-Nya.
Godaan yang ketiga juga mengandung kata „jika‰, tetapi bukan sekadar
godaan untuk menimbulkan keragu-raguan, melainkan untuk langsung
menjadi tidak taat. „Jika Engkau sujud menyembah aku ...‰ Di sini Iblis
menantang Yesus untuk melakukan dosa yang paling besar, yaitu melanggar
perintah Tuhan yang pertama.
Godaan-godaan Iblis terhadap kita, yang adalah para pengikut Yesus,
juga akan memiliki pola seperti itu. Pertama-tama, ia akan mencoba
menimbulkan keragu-raguan dalam hati kita mengenai apa yang telah
dikatakan Tuhan tentang diri kita; untuk menjadi ragu-ragu apakah benar
dosa-dosa kita sudah diampuni, apakah benar Tuhan mengasihi kita, apakah
benar kita telah diterima sebagai anak-anak Allah dan menjadi bagian dari
keluarga Allah, apakah benar kita sudah
terlepas dari kutuk dan sudah memasuki Yesus hanya memakai satu
„negeri‰ penuh berkat itu. Tetapi pada senjata saja untuk
akhirnya godaannya akan selalu berusaha mengalahkan Iblis, yaitu
untuk membuat kita tidak taat kepada rhema atau Firman Tuhan
yang diucapkan.
Tuhan.
254 Berkat atau Kutuk

Yesus hanya memakai satu senjata saja untuk mengalahkan Iblis, yaitu
rhema atau Firman Tuhan yang diucapkan. Ia menangkis setiap godaan
Iblis dengan kata-kata yang sama: „Ada tertulis.‰ Setiap kali Ia memberikan
suatu kutipan langsung dari Alkitab Perjanjian Lama. Iblis tidak dapat
bertahan bila dihadapi dengan Firman Tuhan yang langsung dikutip di
hadapannya. Mau tidak mau, ia mundur dan kalah.
Dalam semua hal ini Yesus merupakan contoh kita yang paling
sempurna. Ia tidak bersandar kepada hikmat manusia atau alasan-alasan-
Nya sendiri. Ia memakai senjata yang sama dengan yang diberikan Tuhan
kepada kita: Firman Tuhan. Keselamatan kita sesungguhnya bergantung
kepada bagaimana kita meniru teladan Yesus. Tentu akan bodoh sekali bila
kita bersandar kepada pengetahuan, kekuatan atau kebenaran kita sendiri.
Iblis mengetahui seribu kali lebih banyak dan seribukali lebih kuat dari kita.
Ia dapat menunjukkan seribu kelemahan yang ada dalam kebenaran atau
kekudusan kita. Tetapi ada satu senjata yang tidak sanggup dilawannya:
Firman Tuhan yang diucapkan dengan iman.
Demikianlah jalan yang dapat ditempuh untuk keluar dari „wilayah‰
yang diliputi kegelapan karena penuh dengan kutuk dan memasuki
„wilayah‰ yang bermandikan cahaya berkat Tuhan. Syarat yang pertama
adalah iman yang tidak goyah dan tetap gigih, yang didasarkan atas
pertukaran ajaib pada kayu salib itu. Iman yang semacam ini bersikap
bahwa apa yang dijanjikan oleh Tuhan itu akan pasti terjadi sejak saat janji
itu diterima. Kita tidak menunggu sampai ada pembuktian dari panca
indera kita. Dengan ketaatan yang bersifat segera serta tidak ragu-ragu dan
dengan kegigihan yang pantang menyerah, kita akan berjalan terus dari hak
kita secara yuridis dalam Kristus sampai benar-benar mengalami semua janji
itu secara nyata. Kita akan menghadapi segala serangan Iblis dengan
„pedang Roh‰, yaitu Firman Allah yang diucapkan.
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 255

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Apakah wujud ekspresi yang paling murni dan paling sederhana dari
iman?
2. Sebutkanlah dua hal yang Tuhan tidak akan beritahukan lebih dulu di
dalam memenuhi janji-Nya.
3. Apakah yang menjadi tiga fakta penting mengenai berkat yang
dijanjikan menurut kitab Galatia 3:13-14?
4. Banyak orang Kristen tidak pernah dapat menikmati sepenuhnya
pimpinan dan penyertaan Roh Kudus karena mereka gagal untuk
menyadari bahwa Roh Kudus adalah suatu _________.
5. Apakah tiga bidang dalam kehidupan Abraham yang menjadi teladan
sekaligus tantangan bagi kita?
6. Apakah senjata yang dipakai oleh Yesus dalam mengalahkan Iblis?

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah yang dapat Anda lakukan dalam mengembangkan hubungan
yang pribadi dengan Roh Kudus?
2. Pernahkah Anda menggunakan Firman Allah untuk mengalahkan
Iblis?

AYAT HAFALAN
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke
dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.
Kolose 1:13

TANGGAPAN IMAN
Bapa, aku berterima kasih kepada-mu dan aku memuji-Mu karena Engkau
telah melayakkan aku untuk menerima bagian yang ditentukkan untuk
orang-orang kudus. (Bacalah Kolose 1:12)
20

Berjuang Keras untuk Mendapatkan


Kelepasan

etika Yosua ditugaskan menjadi pemimpin yang harus membawa


L bani Israel memasuki negeri Kanaan yang akan mereka Warisi, ia
menerima nasihat yang sama hingga tiga kali beturut-turut: „Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu‰ (Yosua 1:6, 9, 18). Dua nasihat yang itu disampaikan
oleh Tuhan sendiri. Sedangkan, yang ketiga diberikan oleh rekan-rekannya
sesama bangsa Israel. Setelah tiga kali mendapat nasihat demikian, pasti
Yosua mengerti bahwa masuk ke dalam Negeri Perjanjian itu bukan suatu
pekerjaan yang mudah!
Hal tersebut berlaku juga bagi orang-orang Kristen dewasa ini, yang ingin
menikmati berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan bagi semua orang yang
mengambil bagian dalam Perjanjian Baru. Tuhan berjanji bahwa Ia akan
menyertai kita dan menepati segala janji-Nya. Selain itu Ia memperingatkan
bahwa kita akan mengalami berbagai gangguan yang akan menguji
kesungguhan iman dan komitmen kita.
Dalam Matius 11:12 Yesus berbicara mengenai pemberitaan Injil yang
telah dimulai-Nya: „Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang,
Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba mengua-
sainya.‰ (Menurut bahasa Yunani: „Sejak hari-hari Yohanes Pembaptis
hingga sekarang Kerajaan Sorga menderita kekerasan, dan orang-orang yang
keras merebutnya.‰]

256
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 257

Dalam Lukas 16:16 Ia menekankan hal yang sama: „Hukum Taurat dan
kitab para nabi yang berlaku kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut me-
masukinya.‰
Jelaslah bahwa janji untuk mendapatkan kerajaan Allah tidak ditujukan
kepada orang-orang yang hanya ingin santai atau yang lebih banyak
berbicara saja mengenai perkara agama. Untuk meraih janji Tuhan
diperlukan usaha yang sungguh-sungguh, suatu sikap yang pantang mundur
menghadapi segala macam kesulitan atau perkara yang mengecewakan.
Dalam Kisah 14:22 Paulus dan Barnabas memberikan peringatan yang
sama kepada sekelompok petobat baru dan mengatakan „bahwa untuk
masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara‰.
Apabila ada suatu jalan yang di dalamnya sama sekali tidak terdapat
kesusahan, sudah pasti itu bukan jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Jika kita telah memahami benar prinsip ini maka segala macam
kesusahan yang ada tidak akan mengurungkan niat kita.
Otto Aguiar adalah contoh orang yang
benar-benar harus berjuang keras untuk Otto Aguiar adalah contoh
orang yang benar-benar
dapat masuk dalam Kerajaan Allah dan
harus berjuang keras untuk
menerima berkat-berkat. Otto adalah dapat masuk dalam
seorang warga negara Brasil yang dila- Kerajaan Allah dan
hirkan dengan banyak sekali kutuk dalam menerima berkat-berkat.
kehidupannya, yang diakibatkan oleh
dosa nenek moyangnya selama beberapa generasi. Selanjutnya kutuk atas
hidupnya itu makin bertambah besar karena dosa-dosa yang dilakukannya
sendiri. Tetapi, akhirnya ia berhasil meninggalkan „negeri‰ terkutuk yang
gelap itu dan masuk ke dalam „negeri perjanjian‰ yang terang benderang
bermandikam curahan berkat Allah. Di „negeri‰ itulah Otto kini berada dan
menikmati kehidupannya.
258 Berkat atau Kutuk

Kisah Otto Aguiar:


Saya dilahirkan 50 tahun yang lalu di kota Rio de Janeiro, Brasil. Ayah saya
seorang jenderal yang terkenal, berdarah campuran Eropa dan suku Indian
pribumi. Ibu saya berasal dari keluarga yang terpandang dalam masyarakat.
Di antara anggota keluarganya ada yang menjadi gubernur propinsi dan
negarawan lainnya. Keluarga saya, baik dari pihak ayah maupun ibu, telah
terlibat dalam kegiatan spiritisme (pemanggilan arwah) selama beberapa
generasi.
Saya adalah anak yang ketujuh dari sepuluh bersaudara. Saya lahir dalam
keadaan sungsang, dengan berat badan yang tidak tanggung-tanggung: 6 kilo
(!), hingga selama bertahun-tahun saya harus mendengar tuduhan bahwa
saya hampir menjadi penyebab kematian ibu saya. Akibatnya, saya selalu
diliputi rasa besalah dan kurang pandai bergaul. Saya sering duduk seorang
diri dengan menyembunyikan muka di balik kedua lengan sambil berusaha
membayangkan proses kelahiran saya yang mengerikan [saya lahir dengan
cara ditarik keluar dari rahim ibu memakai alat khusus]. Terbayang oleh saya
bahwa saya lahir dalam keadaan benar-benar tidak siap untuk menghadapi
kehidupan di dunia ini. Di kelas satu SD saya tidak naik kelas hingga empat
kali. Ketika saya akhirnya dinaikkan juga ke kelas dua, badan saya sudah
hampir setinggi guru saya.
Kutuk-kutuk yang berasal dari nenek moyang mulai bekerja dalam diri
saudara-saudara saya yang lebih tua ketika saya masih kecil. Kakak perem-
puan saya yang tertua pada waktu itu masuk sebuah sekolah Katolik yang
berdisiplin ketat, tetapi kemudian ia dibawa ke suatu tempat yang dipakai
khusus untuk kegiatan spiritisme. Pada masa itu ia sering kemasukan „roh-
roh orang kudus‰, seperti lazimnya kepercayaan orang Brasil. Akhirnya
sebagian besar dari masa hidupnya harus dijalaninya di rumah sakit jiwa.
Anak yang kedua, saudara lelaki saya yang tertua, sebenarnya cukup
cerdas di sekolah, tetapi sayang sekali pada usia sepuluh tahun ia jatuh
dengan posisi kepala di bawah, sehingga menderita sakit ayan sejak waktu
itu. Di negeri Brasil pada waktu itu orang umumnya percaya bahwa penyakit
ayan bersifat menular, karena itu ia dipindahkan bersama dengan barang-
barang miliknya dari gedung utama tempat tinggal kami ke kamar pembantu
di belakang. Apabila dia terkena serangan ayan, ibu saya benar-benar
kebingungan dan hanya dapat menjerit-jerit dalam keadaan panik: „Tidak
ada Tuhan!‰ Akhirnya abang saya ini masuk rumah sakit jiwa juga selama 15
tahun belakangan ini.
Ketika saya berumur 16 tahun, saya juga mulai memperlihatkan gejala-
gejala penyakit ayan: mulut berbusa, jatuh pingsan, muntah-muntah, dan
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 259

kelihatan bingung. Namun ketika diperiksa dokter dengan alat scanner,


ternyata otak saya normal.
Meskipun ayah saya hebat sebagai pemimpin di dalam ketentaraan,
terhadap ketujuh anak lelakinya ia terlalu pasif dan sama sekali tidak mem-
punyai wibawa. Saya tidak dapat mengingat lagi kapan ia pernah berbicara
kepada saya di masa kecil saya · tetapi bagaimana pun saya tetap mengagumi
dan mencintai ayah saya. Ia sering pergi ke suatu pusat kegiatan spiritisme.
Sejak semula saya kurang senang dengan praktek spiritisme, tetapi kadang-
kadang saya juga ikut ke tempat itu.
Saya tidak begitu mengerti kejadian yang sesungguhnya, tetapi yang jelas
saya kemudian berhasil diterima untuk belajar di sebuah sekolah seni rupa
yang terkenal. Di sekolah itu saya mendapatkan gelar sarjana, bahkan lulus
dengan mendapat pujian di bidang seni grafis (seni lukis)! Tetapi saya tidak
pernah mengembangkan lebih jauh bakat seni saya itu. Saya memutuskan
untuk menjadi seorang peragawan. Maka saya sering terbang antara Brasil
dan Paris, untuk melakukan pekerjaan sebagai seorang peragawan.
Saya kemudian menjadi pecandu berat obat bius dan tenggelam dalam
gaya hidup yang banyak berfoya-foya. Kadang-kadang saya pergi ke sebuah
villa di tepi pantai milik keluarga kami, hanya untuk dapat menyendiri. Saya
sering memandangi langit dan berpikir mengenai Dia yang menempatkan
semua bintang di langit itu dan yang menyebabkan matahari terbit setiap
hari. Saya rindu sekali mengetahui siapakah Dia sebenarnya, tetapi saya
tidak mengetahui ke mana saya harus mencari-Nya.
Pada waktu itulah saya bertemu dengan Ellen, seorang wanita Yahudi
dari Amerika Serikat. Dia juga bekerja sebagai seorang peragawati. Ketika
saya berjumpa dengan dia, saya memutuskan untuk mulai mengubah pola
kehidupan saya, tetapi saya sama sekali tidak berhasil. Pada suatu hari Ellen
pergi untuk melakukan pekerjaannya selama lima hari, dan saya pergi
kembali ke pantai bersama teman-teman saya. Kami memakai obat bius
hingga „teler‰, dan ketika saya mencoba berenang di laut yang sedang keras
ombaknya, dengan segera tubuh saya terseret ke tengah laut oleh sebuah
ombak yang kuat sekali. Gelombang demi gelombang menghantam tubuh
saya, sehingga saya tidak dapat bernafas. Saya berpikir: „Ya Tuhan, apakah
saya harus mati sekarang? Padahal saya baru saja kenal dengan Ellen dan
saya ingin mengubah kehidupan saya.‰ Itulah saat pertama kalinya selama
37 tahun kehidupan saya, saya berseru kepada Tuhan, tetapi ternyata Ia
mendengarkan jeritan hati saya. Tiba-tiba saya terhempas di atas pasir di
pantai. Seluruh tubuh saya gemetar dan luka-luka memar terdapat di sekujur
tubuh saya. Saya benar-benar ketakutan namun juga terheran-heran karena
saya masih hidup.
260 Berkat atau Kutuk

Sebelas bulan kemudian saya bukan saja sudah menikah, namun kami
juga sudah mempunyai seorang bayi. Lagi-lagi saya merasa tidak kuat untuk
menghadapi kehidupan ini. Namun. sekarang saya tidak dapat lagi menyem-
bunyikan kepala di balik kedua lengan seperti yang biasa saya lakukan ketika
saya masih kecil. Saya hanya dapat melamun dan memandang terus ke
langit-langit kamar dalam keadaan „trance‰ (kesurupan). ... Saya masih
bekerja sebagai peragawan, sebab semua pekerjaan lain yang saya coba
lakukan selalu gagal ... maka akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke kota
Fort Lauderdale di Florida, dengan membawa istri dan anak lelaki saya.
Pekerjaan saya yang pertama di Fort Lauderdale adalah sebagai pegawai
part time di sebuah toko busana pria di daerah Las Olas Boulevard yang
bergengsi. Namun saya selalu dicekam oleh rasa takut. Saya kurang pandai
berbicara bahasa Inggris (untuk dapat memperoleh pekerjaan yang lebih
baik), sehingga terpaksa mencari uang dengan bekerja sebagai tukang gali
selokan, membersihkan kamar mandi, w.c., dan mencuci mobil orang. Saya
juga tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan membaca majalah cabul,
dan benar-benar merasa sedih dan murung. Saya tidak dapat menyesuaikan
diri dengan kebudayaan orang Amerika, dan orang yang mempekerjakan
saya sering menipu saya atau bahkan tidak membayar gaji saya sama sekali!
Pada suatu hari kami diundang untuk menghadiri kebaktian di Good
News Church (Gereja Kabar Baik). Di situ Ellen berlutut dan menerima
Tuhan. Sebenarnya ia tidak mengerti apa-apa, tetapi hanya merasa ketakutan
dan sekujur badannya gemetar! Minggu berikutnya saya juga maju ke depan
untuk menerima keselamatan, tetapi tampaknya tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu saya makin sering mengalami „trance‰ (kesurupan). Saya tidak
dapat bertahan lebih lama dari seminggu dalam pekerjaan apa pun yang saya
lakukan. Rasa depresi saya makin menjadi-jadi. Ellen dan saya tidak henti-
hentinya bertengkar, karena kami tidak mempunyai uang.
Ellen juga pernah terlibat dengan okultisme, dan ia menyadari bahwa ia
memerlukan pelepasan. Kelepasan itu akhirnya ia peroleh setelah menyang-
kali dan memutuskan segala hubungannya dengan kuasa gelap di masa lalu.
Saya tidak percaya bahwa saya juga perlu dilepaskan dari roh jahat. Saya juga
tidak percaya bahwa Tuhan ingin memberkati saya seperti Dia memberkati
orang-orang lain.
Di masa itu saya sudah menerima segala macam pekerjaan kasar dengan
bayaran rendah yang tidak mungkin akan dilakukan oleh seorang anak
jenderal! Banyak orang suka mengatakan kepada saya: „Mengapa kamu tidak
memanfaatkan bakat senimu?‰ Tetapi saya selalu takut untuk mencobanya,
karena segala sesuatu yang baik tampaknya begitu jauh dari jangkauan saya.
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 261

Saya kemudian menghadiri seminar Derek Prince mengenai „Kutuk:


Penyebab dan Obat Penawarnya‰, tetapi tidak terjadi apa-apa pada diri saya.
Saya mendapatkan kaset khotbahnya dan memutar kaset-kaset itu hingga
berkali-kali. Saya menyadari bahwa saya memerlukan pelayanan dan benar-
benar rindu untuk dilepaskan, tetapi tampaknya semua itu sia-sia saja.
Namun sedikit demi sedikit saya mengalami kelepasan juga akhirnya.
Setelah menjadi orang Kristen selama dua setengah tahun tanpa mengalami
kemajuan apa-apa, saya memutuskan untuk berpuasa dan berdoa kepada
Tuhan, supaya Ia menolong dan melepaskan saya. Saya berhasil berpuasa
selama sepuluh hari, dan ketika beberapa teman Kristen mendoakan saya,
saya menerima kelepasan secara sebagian.
Untuk pertama kalinya saya merasakan ada SUKACITA dalam hidup saya
... tetapi tidak bertahan lama. Kami berkali-kali mengalami kecelakaan mobil.
Saya tidak pernah mampu mencukupi kebutuhan keluarga saya. Saya kuatir
sekali ketika mendengar kabar mengenai ayah yang sedang sakit keras di Brasil,
tetapi keadaan kami tidak memungkinkan untuk pergi menjenguknya.
Orang-orang yang mencoba menolong saya umumnya beranggapan
bahwa keadaan saya sudah tidak mungkin dibenahi kembali, karena saya
begitu pasif dan tidak mau berbuat apa-apa. Saya merasa tidak tenang jika
didekati pria-pria Kristen. ...
Ellen dan dua orang sahabatnya mulai berkumpul dan berdoa bagi
suami mereka masing-masing di tempat persekutuan doa setiap pukul 6
pagi. Ellen selalu mengatakan: „Aku akan berdoa supaya kamu berhasil
dalam segala sesuatu yang kamu kerjakan, dan supaya Tuhan memberi kamu
pekerjaan yang akan kamu sukai dan memungkinkan kamu memakai bakat-
bakat yang telah diberikan-Nya kepadamu.‰ Saya merasa sulit untuk percaya
bahwa Tuhan mau menjawab doa yang demikian. Bagaimana mungkin istri
saya dapat mempercayainya? (Tetapi sejak waktu itu ketiga wanita itu melihat
bahwa Tuhan benar-benar menjawab doa-doa mereka: Suami dan salah satu
teman Ellen itu sekarang menjadi hamba Tuhan yang melayani sepenuh
waktu, yang seorang lagi berhasil dilepaskan dari kecanduan minuman
keras, dan saya sendiri mendapatkan hal yang persis seperti yang didoakan
istri saya.) Akhirnya, setelah enam tahun lamanya menjadi orang Kristen,
saya pergi ke gembala sidang saya untuk dilepaskan dari roh-roh jahat
(setelah bertahun-tahun lamanya saya terlalu sombong untuk mengakui
bahwa saya membutuhkan pelayanan itu). Selanjutnya saya mengikuti
pelatihan „Evangelism Explosion‰. Ketika saya menyadari segala hal yang
telah dilakukan Yesus Kristus bagi diri saya, saya sungguh merasa kagum.
Saya merasa begitu BERSUKACITA. Saya jatuh cinta pada Tuhan. Rekan-
262 Berkat atau Kutuk

rekan sekerja dan langganan-langganan saya di toko mulai ikut ke gereja juga
untuk mengetahui apa yang telah terjadi dengan diri saya!
Namun, setelah beberapa waktu sukacita saya menyurut lagi. Begitu juga
pekerjaan saya, keuangan saya, perhatian saya pada ayah yang sakit-sakitan ...
Saya masih saja dalam keadaan pasif dan frustrasi. Saya merasakan suatu
keinginan untuk mulai melukis lagi, tetapi saya begitu takut. Saya takut akan
gagal lagi. Akhirnya saya mencobanya sekali lagi, tetapi hasil lukisan saya
begitu jelek, sehingga orang mengira itu adalah lukisan anak saya yang baru
berumur 8 tahun! Tetapi Tuhan mulai membangkitkan ide-ide dalam pikiran
saya. Saya mulai mencipta dalam pikiran saya. ...
Saya memutuskan untuk berpuasa selama 40 hari. Saya merasa bahwa
Tuhan menghendaki saya berhenti bekerja di toko busana itu, tetapi saya
ingin memastikan apakah itu benar-benar kehendak Tuhan. Saya bertekad
untuk pantang makan terus sampai Tuhan berbicara kepada saya. Setelah 40
hari berpuasa saya belum juga mendengar suara Tuhan. Maka sepanjang
musim panas itu saya berpuasa selama dua minggu, dan dalam dua minggu
berikutnya saya makan, dan begitu seterusnya hingga musim panas itu
berakhir. Itu adalah musim panas yang paling
Istri dan anak-anak saya berat yang pernah saya alami. Demikian be-
ratnya, sehingga memaksa saya untuk berseru
menumpangkan tangan
kepada Tuhan meminta belas kasihan-Nya.
pada saya dan berdoa
Saya mulai memohon kepada Tuhan agar Ia
agar Tuhan melakukan sudi untuk berbicara kepada saya. Saya benar-
suatu mukjizat dalam benar ingin mengetahui kehendak-Nya. Istri
kehidupan saya. dan anak-anak saya menumpangkan tangan
pada saya dan berdoa agar Tuhan melakukan
suatu mukjizat dalam kehidupan saya.
Lalu pada suatu hari seorang rekan seniman memberi saya selembar kain
kanvas yang telah dipasangkan pada bingkai kayu. Pada suatu hari Minggu
saya menyuruh keluarga saya pergi ke gereja dan saya tinggal di rumah untuk
memulai lukisan saya yang pertama.
Dua hari kemudian ketika saya sedang duduk di dalam toko busana itu,
Tuhan berbicara kepada saya: Otto, apakah engkau percaya bahwa Aku
benar-benar ingin memberkatimu?
Saya menjawab: „Ya,Tuhan.‰
Kalau begitu, mengapa engkau masih tinggal di toko ini? Engkau ada di
sini karena engkau tidak mau diberkati. Itu adalah pilihanmu sendiri.
Sebenarnya engkau belum pernah mempercayai Aku untuk sepenuhnya
menguasai hidupmu.
Saya pun menjawab: „Ambillah hidupku! Kehidupanku ini milik-Mu.‰
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 263

Tuhan lalu mengatakan: Ambillah tasmu dan pulanglah ke rumah. (Saya


merasa, seakan-akan Tuhan berkata: Ambillah alat-alat lukismu dan mulailah
melukis.‰)
Saya pun bangkit, berjalan keluar dari toko itu dan tidak pernah me-
nengok ke belakang lagi.
Lukisan saya yang pertama terjual dalam waktu seminggu dengan harga
$80. Dalam waktu dua minggu kemudian saya dibayar $900 untuk enam
lukisan saya. Setelah dua bulan lukisan-lukisan saya mulai laku dengan harga
$600 sebuah. Dalam waktu setahun lukisan saya laku seharga $1.800 se-
buahnya. Sebelum dua tahun berlalu, lukisan saya laku $6.500 per buah.
Lukisan saya terjual semuanya, dan saya kewalahan memenuhi per-
mintaan konsumen. Tetapi saya benar-benar mencintai pekerjaan saya ini!
Setelah melukis selama sembilan bulan, saya bukan saja bisa membiayai
semua keperluan keluarga saya, tetapi juga mempunyai cukup uang untuk pergi
ke Brasil. Ayah saya belum pernah mendengar Injil, tetapi ketika ia men-
dengarnya, ia langsung percaya! Betapa bersukacitanya saya melihat ayah
saya yang sudah berusia 89 tahun itu mengeluarkan seluruh tenaga yang
masih ada padanya untuk mengucapkan doa untuk memohon pengampun-
an atas dosa-dosanya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.
Selain itu saya juga membawa beberapa saudara saya yang lelaki dan perem-
puan kepada Tuhan, demikian juga beberapa orang jururawat dan orang lain
yang tidak saya kenal. Dua minggu sesudah kami pulang ke Amerika Serikat,
ayah saya meninggal dunia dengan sukacita di wajahnya! Betapa besar
kehormatan yang diberikan Tuhan kepada saya.
Memang, tampaknya perubahan terbesar dalam kehidupan saya adalah
di bidang keuangan. Tetapi yang jauh lebih penting dari itu adalah: Tuhan
memperlihatkan dengan sempurna kepada saya apa yang sebenarnya telah
dilakukan Yesus bagi saya di kayu salib. Sekarang saya benar-benar percaya
bahwa Ia telah membebaskan kita dari kutuk dan bahwa Ia sungguh-
sungguh rindu untuk memberkati kita, dan bahwa Ia menghendaki agar kita
memberikan kepada-Nya kebebasan sepenuhnya untuk mengatur segala
sesuatu yang menjadi kebutuhan kita. Saya menyadari bahwa tanpa kuasa
dan kasih karunia-Nya, saya tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi mencipta.
Saya sepenuhnya bergantung kepada urapan Tuhan. Saya tahu benar bahwa
Ia mencintai saya!
Sekarang Tuhan banyak berbicara kepada saya lewat mimpi, dengan
begitu jelas. ... Saya yakin bahwa sekiranya Ia menghendaki saya berhenti
melukis, pasti itu bertujuan agar saya dapat melakukan sesuatu yang lebih
baik lagi. Saya tidak akan berhenti memuji Dia dan menaruh harap pada-
Nya.
264 Berkat atau Kutuk

Sekarang saya mempunyai tiga anak yang sehat-sehat, rumah tangga saya
bahagia dan saya mempunyai sahabat-sahabat yang baik. Saya merasa diri
saya benar-benar diberkati. Saya melihat Iblis benar-benar dikalahkan dalam
kehidupan saya, dan Tuhan telah memberikan kepada saya suatu kesaksian
yang menguatkan banyak orang Kristen dan membuat orang-orang yang
belum diselamatkan terheran-heran.

Kisah Otto tadi mengandung begitu banyak hal yang biasa dialami oleh
orang-orang yang kehidupannya dibayangi suatu kutuk. Kisah nyata ini da-
pat memberi dorongan semangat bagi orang-orang lain yang ingin meno-
long saudara-saudara mereka yang menghadapi masalah serupa. Berikut ini
adalah beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari pengalaman di
atas.
Akar penyebab dari kutuk-kutuk yang mengikat kehidupan Otto adalah
keterlibatan nenek moyangnya dalam spiritisme (praktek pemanggilan
arwah) selama beberapa generasi. Saya telah belajar dari pengalaman bahwa
kutuk-kutuk, pasti akan datang sebagai akibat dari kegiatan seperti itu, sama
pastinya dengan siang yang akan selalu diikuti oleh malam.
Kutuk-kutuk bukan hanya menimpa Otto sendiri. Hampir semua kakak
adiknya, baik yang lelaki maupun yang perempuan, masing-masing juga
terkena kutuk tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Ia menceritakan
bahwa dua di antara saudaranya tinggal cukup lama di rumah sakit jiwa.
Diagnosa yang tepat dari keadaan yang dihadapi Otto, merupakan salah
satu langkah pertama dari kelepasannya. Setelah ia mengerti dengan jelas
bahwa kehidupannya berada di bawah suatu kutuk, timbullah motivasinya
yang kuat untuk mengusahakan kelepasan yang telah dibeli Yesus baginya
melalui pertukaran ajaib di kayu salib itu.
Tetapi seperti yang terjadi pada umumnya. Otto telah hidup begitu lama
di bawah kutuk, sehingga ia tidak dapat membayangkan bahwa berkat
Tuhan dapat menjadi suatu kenyataan dalam hidupnya seandainya tidak
ditolong oleh orang lain, mungkin ia tidak akan pernah dapat memasuki
„wilayah‰ berkat itu. Ia terlalu minder dan selalu menyendiri. Ia tidak
memiliki „semangat baja‰ yang diperlukan untuk berebut masuk lebih jauh
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 265

ke dalam Kerajaan Allah, Tetapi karena doa syafaat yang rajin dilakukan
oleh istri dan anak-anaknya, dan juga oleh orang-orang lain, sedikit demi
sedikit ia mulai terlepas dari rasa takut itu dan imannya pun mulai bangkit,
yang akhirnya memungkinkan dia untuk keluar dari „wilayah‰ kutuk dan
memasuki „Wilayah‰ berkat Tuhan.
Kiranya pengalaman ini memberi dorongan kepada orang-orang Kristen
lain yang prihatin dengan keadaan anggota keluarga atau teman-teman
mereka yang berada di bawah suatu kutuk. Doa syafaat yang dipanjatkan
dengan penuh kesabaran dan ketekunan, yang didorong oleh motivasi
kasih, dapat melepaskan orang-orang yang tidak memiliki sendiri iman yang
kuat.
Barangkali ada orang tua yang membaca buku ini, yang menyadari
dengan penuh kesedihan bahwa dosa-dosa mereka karena berhubungan
dengan kuasa gelap itulah yang menyebabkan kutuk atas anak-anak mereka,
sehingga anak-anak itu menjadi tawanan Iblis. Bagi orang tua yang demi-
kian, yang bertobat dan mencari Tuhan dengan segenap hatinya, Tuhan
memberikan suatu janji khusus di dalam Yesaya 49:24-25:

Dapatkah direbut kembali jarahan dan pahlawan


atau dapatkah lolos tawanan orang gagah?
Sungguh, beginilah firman TUHAN:
„Tawanan pahlawanpun dapat direbut kembali,
dan jarahan orang gagah dapat lolos,
sebab Aku sendiri akan melawan orang yang melawan engkau
dan Aku sendiri akan menyelamatkan anak-anakmu.‰

Akhirnya, sungguh menggembirakan melihat betapa luasnya cakupan


berkat yang diberikan Tuhan kepada Otto sekarang. Tuhan telah member-
katinya, sama seperti Ia memberkati Abraham, „dalam segala hal‰.
266 Berkat atau Kutuk

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Nasehat apakah yang Yosua terima sebanyak tiga kali saat ia ditugaskan
untuk menjadi pemimpin yang baru atas bangsa Israel?
2. Benar atau salah: Bila Anda hidup di dalam Tuhan maka Anda tidak
akan mengalami sengsara?
3. Apakah langkah pertama yang menjadi faktor penting dari kelepasan
yang dialami oleh Otto?
4. Benar atau salah: Banyak orang yang karena hidup terlalu lama dibawah
kutuk sulit untuk membayangkan berkat Tuhan dapat menjadi suatu
kenyataan dalam hidup mereka.
5. Doa syafaat yang dipanjatkan dengan penuh _________ dan
________, yang didorong oleh motivasi kasih dapat menolong anggota
keluarga mereka untuk terlepas dari kutuk.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah kisah kesaksian Otto menguatkan Anda untuk tetap bertekun?
2. Apakah Anda percaya bahwa Tuhan ingin memberkati Anda? Bila
tidak, sebutkan alasannya.

AYAT HAFALAN
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai
engkau, ke manapun engkau pergi.‰
Yosua 1:9

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku akan terus berusaha merebut hadiah yang sudah Kau sediakan
bagiku sama seperti Engkau sudah merebut aku dan menjadikanku milik-
Mu (Bacalah Filipi 3:12)
21

Proklamasi, Pengucapan Syukur,


Serta Puji-pujian

! a kelepasan yang diberikan di pasal 18 bertitik-tolak pada kebe-


o
E naran yang diungkapkan dalam Ibrani 3:1, yaitu bahwa Yesus
adalah „Imam Besar yang kita akui‰ („Imam Besar atas pengakuan kita‰,
dalam versi bahasa Inggris). Prinsip ini seharusnya juga berlaku dalam
hubungan kita dengan Tuhan di setiap saat. Segala sesuatu yang kita alami
seharusnya ditanggapi dengan ucapan atau „pengakuan‰ yang benar dan
alkitabiah, sebab hanya dengan cara demikianlah kita memberi kesempatan
kepada Yesus untuk benar-benar berperan dan melayani sebagai Imam Besar
kita.
Setiap situasi yang ada dalam kehidupan ini pada umumnya dapat
ditanggapi dengan salah satu dari ketiga cara berikut ini: memberi komentar
atau pengakuan yang bersifat positif dan alkitabiah; tidak memberi komen-
tar atau pengakuan apa pun; membuat suatu komentar atau pengakuan
negatif yang bertentangan dengan Alkitab. Dengan membuat komentar atau
pengakuan positif, sesungguhnya kita memberi kesempatan kepada Tuhan
Yesus untuk melayani sebagai Imam Besar, yaitu memberikan bantuan serta
memenuhi kebutuhan kita. Apabila kita diam saja dan tidak memberi
komentar atau pengakuan apa-apa, maka nasib kita akan lebih banyak diten-
tukan oleh situasi yang ada. Sedangkan, jika kita membuat komentar atau

267
268 Berkat atau Kutuk

pengakuan yang bersifat negatif, sesungguhnya kita membuka diri bagi


serangan kuasa gelap. Dalam pasal 12 yang membahas tentang „kutuk yang
didatangkan sendiri‰ telah diberikan berbagai contoh yang menunjukkan
betapa kata-kata yang negatif dapat menghasilkan dampak yang buruk dan
mencelakakan dalam kehidupan manusia.
Kita harus bisa membedakan antara pengakuan iman yang alkitabiah
dengan apa yang disebut „wishful thinking‰ (mengharap-harapkan sesuatu
dengan berkhayal) atau falsafah „positive thingking‰ (berpikir positif) (yang
seakan-akan mencoba memaksa Tuhan untuk mengikuti kehendak kita),
misalnya. Perbedaannya pada dasarnya mencakup tiga hal. Pertama, „penga-
kuan‰ yang bersifat alkitabiah terbatas hanya kepada pernyataan-pernyataan
dan janji-janji yang tercantum dalam Alkitab. Jadi dalam hal ini kita sekadar
mengakui (mengiyakan, mengaminkan) dengan mulut kita apa yang dikata-
kan Tuhan dalam firman-Nya. Pengakuan yang benar tidak dapat beranjak
jauh dari ini.
Kedua, pengakuan juga dibatasi oleh persyaratan-persyaratan tertentu yang
harus dipenuhi agar suatu janji tertentu dapat dipenuhi. Sebagian besar janji
yang terdapat dalam Alkitab selalu disertai persyaratan tertentu. Pada dasar-
nya Tuhan berkata: „Kalau kamu melakukan ini, maka Aku akan melakukan
itu.‰ Jika kita belum memenuhi persyaratan Tuhan, sesungguhnya kita tidak
berhak mengharapkan Tuhan untuk memenuhi janji-Nya. Pengakuan itu
hanya akan manjur apabila persyaratan yang ditetapkan sudah dipenuhi
juga. Pengakuan tidak akan ada artinya bila tidak disertai dengan ketaatan.
Ketiga, pengakuan tidak dapat dibakukan menjadi suatu „metoda‰ yang
dengan mudah dapat dijalankan sekehendak kita sendiri. Menurut Roma
10:10 pengakuan itu hanya akan manjur apabila didasari oleh iman yang
terdapat dalam hati. Ada suatu perbedaan yang sangat besar antara iman
yang terdapat dalam hati dan iman yang terdapat dalam pikiran. Iman yang
terdapat dalam pikiran merupakan hasil dari proses pemikiran manusia dan
yang bisa dihasilkan oleh iman semacam itu tidak lebih dari kata-kata yang
sama sekali tidak memiliki kuasa.
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 269

Sebaliknya, iman yang terdapat dalam hati dapat timbul hanya karena
pekerjaan Roh Kudus, dan mampu menghasilkan kata-kata yang penuh
dengan kuasa yang diperlukan untuk memperoleh hal yang disebutkan
dalam pengakuan itu. Apa yang telah dijanjikan Tuhan untuk orang yang
percaya dengan hatinya tidak mungkin diraih oleh orang yang hanya per-
caya dengan pikirannya.
Pada saat menanamkan iman di hati manusia, Roh Kudus bersikap
waspada sekali dalam menjaga kedaulatan-Nya sendiri. Roh Kudus menolak
apa pun juga yang berbau ilmu tenung/sihir atau perdukunan. Tak ada yang
dapat memanipulasi Tuhan atau menakut-nakuti atau pun memaksa-Nya
untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Berke-
naan dengan iman yang semacam itu Paulus memberitahu kita dalam
Efesus 2:8-9 bahwa hal itu „bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.‰
Iman yang didasarkan pada otak/pikiran cenderung menghasilkan kesom-
bongan dan sikap terlalu percaya diri. Tetapi sebaliknya iman yang benar-
benar timbul dari hati dengan penuh kejujuran akan mengakui ketergan-
tungannya kepada Tuhan dalam segala hal.
Bila didasarkan atas persyaratan-persyaratan tersebut, pengakuan yang
dimengerti dan dipraktekkan dengan benar bisa menjadi sesuatu yang am-
puh sekali. Dalam Yakobus 3:4-5 rasul Yakobus membandingkan lidah
manusia dengan kemudi sebuah kapal. Meskipun ukurannya sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran kapal itu sendiri, kemudi itu menentukan
haluan yang akan diambil oleh kapal. Jika dipergunakan dengan benar,
kemudi akan membawa kapal dengan aman ke pelabuhan yang dituju.
Sebaliknya, jika terjadi kesalahan dalam menjalankan kemudi itu, akibatnya
seluruh kapal dapat tenggelam.
Demikian juga halnya dengan pengakuan iman. Pengakuan iman yang-
benar akan membawa kita ke dalam segala berkat yang sudah dijanjikan
Tuhan. Tetapi pengakuan iman yang salah dapat membawa kita melenceng
begitu jauh sehingga tersesat ke laut lepas yang berbahaya yang belum
tercantum dalam peta, dan di situ bahaya karam kapal telah menanti kita.
270 Berkat atau Kutuk

Manusia seringkali tidak mau bertang-


Kata-kata yang kita
gungjawab atas kata-kata yang telah
ucapkan dapat berfungsi
untuk meneguhkan mereka ucapkan. Tetapi menurut Yesus,
pembenaran Tuhan atas tak ada orang yang bisa melepaskan diri
diri kita, atau sebaliknya, dari tanggungjawab terse but: „Karena
mendatangkan menurut ucapanmu engkau akan dibe-
penghukuman atas
narkan, dan menurut ucapan mu pula
diri kita sendiri.
engkau akan dihukum‰ (Matius 12:37).
Kata-kata yang kita ucapkan dapat ber-
fungsi untuk meneguhkan pembenaran Tuhan atas diri kita, atau sebalik-
nya, mendatangkan penghukuman atas diri kita sendiri. Tidak ada
kemungkinan yang ketiga dalam hal ini.
Menurut Roma 10:10, iman (kepercayaan) yang terdapat dalam hati
hanya akan benar-benar mengandung kuasa apabila dinyatakan (diakui)
dengan mulut. Demikian juga halnya dengan ketidakpercayaan yang ada
dalam hati seseorang. Bila seseorang mengungkapkan ketidakpercayaannya
melalui ucapan-ucapan yang diutarakannya, sesungguhnya ia menimbulkan
suatu kuasa negatif yang akan memukul dirinya sendiri, dan menghalang-
halanginya untuk menerima berkat yang dijanjikan Tuhan kepada orang
yang mempunyai iman.
Penulis surat kepada orang Ibrani memberikan dua peringatan lebih
jauh mengenai pentingnya pengakuan yang benar. Dalam Ibrani 4:14:
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita.

Dan sekali lagi, di dalam Ibrani 10:21, 23


... dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita,


sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

Dalam kedua ayat tersebut terdapat suatu hubungan langsung antara


pengakuan iman kita dan pelayanan Yesus sebagai Imam Besar. Prinsip
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 271

tersebut terdapat dalam seluruh Perjanjian Baru: Pengakuan iman kitalah


yang akan mempersatukan kita dengan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita
dan memungkinkan pelayanan imamat-Nya bagi kita.
Tekanan utama lainnya dalam kedua ayat itu adalah pada kata-kata
„teguh berpegang‰. Jadi, penting sekali sejak awal untuk membuat suatu
pengakuan iman yang benar. Tetapi pengakuan awal itu sendiri belum
cukup. Setiap kali timbul masalah, kita harus dengan konsisten menegaskan
kembali pengakuan iman yang awal tadi.
Dalam Ibrani 10:23 penulisnya menantang kita untuk bukan hanya
berpegang teguh pada pengakuan kita, tetapi juga untuk berpegang teguh
„dengan tiada menaruh bimbang‰. Jelas bahwa penulis surat tersebut
melihat kemungkinan timbulnya berbagai situasi yang dapat membuat
orang bimbang. Kebimbangan itu bisa menyebabkan kita tidak mau lagi
berpegang pada pengakuan iman kita yang semula. Kebimbangan itu
bahkan dapat mengubah pengakuan iman yang positif menjadi pengakuan
iman yang negatif. Pada pokoknya, peringatan mengenai kebimbangan ini
menunjukkan bahwa berbagai tekanan yang akan kita alami itu hanya
mempunyai satu tujuan: supaya kita menarik kembali, dan bahkan
menyangkali pengakuan iman kita yang semula.
Gagasan mengenai pengakuan iman yang benar ini kelihatannya begitu
sederhana, bahkan terkesan terlalu sederhana: Karena dalam menghadapi
masalah atau ujian apa pun juga, kita hanya diminta untuk mengatakan apa
yang dikatakan Alkitab mengenai masalah atau ujian itu, dan untuk tidak
pernah berhenti mengatakannya. Sederhana sekali, tetapi sesungguhnya ini
bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan! Bahkan saya berkesimpulan
atas dasar pengalaman hidup saya sendiri maupun sesudah memperhatikan
orang lain, bahwa mungkin inilah tantangan paling berat yang akan
menguji karakter dan komitmen seorang Kristen.
Pada dasarnya itulah tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang
telah mati sahid (martir) selama ini. Dihadapkan dengan segala macam
tuduhan, ancaman, penyiksaan, para martir itu hanya mempunyai satu
272 Berkat atau Kutuk

„komitmen‰ utama di atas segala-galanya: ia harus tetap berpegang pada


pengakuan imannya yang benar sampai saat-saat yang terakhir.
Apabila tuduhan-tuduhan itu dilancarkan oleh musuh yang kelihatan,
yaitu manusia darah daging, persoalan yang harus kita hadapi setidaknya
cukup jelas. Tetapi ada suatu ujian yang lain jenisnya yang lebih sulit untuk
dikenali. Dalam ujian yang satu ini kuasa gelap yang tidak kelihatan me-
munculkan tuduhannya dalam hati dan menyerang pikiran kita. Namun
persoalan yang harus kita hadapi sebenarnya tetap sama: kita harus
berpegang teguh pada pengakuan iman yang benar dengan tidak menaruh
bimbang sama sekali, sampai semua kuasa gelap yang tidak kasat mata itu
akhirnya dapat dibungkam dan diusir pergi.
Setiap orang Kristen yang berhasil melewati tantangan dan ujian ini
dapat dipastikan akan menjadi seorang pemenang yang akan mewarisi
berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan (kepada pemenang).
Namun untuk menyatakan iman yang seutuhnya dan yang benar-benar
penuh kemenangan, masih diperlukan suatu gagasan alkitabiah lainnya
yang akan membawa kita selangkah lebih maju dari sekadar membuat
pengakuan iman. Itulah yang disebut „proklamasi‰. Istilah itu diambil dari
sebuah kata kerja dalam bahasa Latin, yang artinya „berteriak‰ (dengan
suara nyaring). Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan proklamasi
tidak lain adalah suatu pernyataan keyakinan iman yang tegas, yang tidak
dapat dibungkam oleh segala macam perlawanan atau serangan. Proklamasi
mengisyaratkan adanya suatu perubahan sikap, yaitu dari sikap yang
defensif (bertahan) menjadi sikap ofensif (menyerang).
Di dalam Mazmur 118:11-17 pemazmur menggambarkan pengalaman
yang demikian. Musuh-musuh telah mengepungnya dari segala penjuru dan
mereka hampir berhasil membinasakan dia, tetapi Tuhan menyatakan cam-
pur tangan-Nya dan memberikan kemenangan kepadanya. Perubahan sikap
pemazmur itu, yaitu dari sikap bertahan menjadi sikap menyerang digam-
barkan dalam ayat 15 dan 17:
Suara sorak-sorai dari kemenangan di kemah orang-orang benar:
„Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, ...‰
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 273

Aku tidak akan mati, tetapi hidup,


dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.

Hal yang menjamin kemenangan sang pemazmur adalah proklamasinya


yang penuh kegirangan dan keyakinan atas pertolongan Tuhan. Jika dilaku-
kan dengan benar, kebiasaan mengucapkan proklamasi juga akan menda-
tangkan kemenangan seperti itu bagi kita.
Sementara kita membiasakan diri untuk mengucapkan proklamasi atau
pernyataan yang penuh keyakinan mengenai segala sesuatu yang telah
disediakan Tuhan bagi kita melalui pengorbanan Yesus, kita akan dipimpin
menuju ke dua bentuk pernyataan lain yang bahkan lebih ampuh lagi, yaitu:
pengucapan syukur dan puji-pujian. Jika kita sungguh-sungguh mempercayai
hal-hal yang kita proklamasikan, bentuk tanggapan kita yang paling tepat
tentu hanya akan berupa ucapan syukur dan puji-pujian. Iman yang benar
akan menghasilkan proklamasi yang pasti akan disertai dengan pengucapan
syukur dan puji-pujian.
Pengucapan syukur dan puji-pujian adalah dua hal yang sangat erat
hubungannya. Meskipun demikian, tetap ada perbedaan di antara keduanya.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kita mengucapkan syukur kepada
Tuhan atas karya atau perbuatan-Nya (apa yang dilakukan-Nya). Sedangkan
puji-pujian kita naikkan karena keberadaan-Nya (siapa Dia sebenarnya).
Bila disatukan, pengucapan syukur dan puji-pujian akan membawa kita
masuk langsung ke hadirat Tuhan.
Hal ini diperlihatkan dengan jelas sekali dalam Mazmur 100:4:
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur,
ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan
pujilah nama-Nya!

Di sini pemazmur menggambarkan dua tahapan yang harus kita lalui


apabila menghampiri Tuhan. Terlebih dahulu kita masuk pintu gerbang-
Nya dengan nyanyian (ucapan) syukur. Selanjutnya kita masuk ke dalam
pelataran-Nya dengan puji-pujian. Akhirnya kita akan masuk ke hadirat
274 Berkat atau Kutuk

Tuhan. Jika dua persyaratan untuk masuk


Terlebih dahulu kita masuk
ke hadirat-Nya ini tidak kita penuhi, kita
pintu gerbang-Nya dengan
nyanyian (ucapan) syukur. memang masih dapat berseru-seru kepada
Selanjutnya kita masuk ke Tuhan, tetapi di tempat yang jauh dari-
dalam pelataran-Nya Nya. Karena belas kasihan-Nya, Tuhan
dengan puji-pujian. tetap akan menjawab kita, namun tidak
mungkin bagi kita untuk berada langsung
dalam hadirat-Nya.
Pengucapan syukur dan puji-pujian merupakan dua jalur yang paling
cepat untuk menyatakan iman kepada Tuhan. Apabila Tuhan memberi sua-
tu janji berkat atau menunjukkan suatu persediaan yang telah Dia siapkan
bagi kita, kita harus menanggapinya seperti Abraham: Kita harus memper-
cayai kebenaran hal yang disampaikan Tuhan itu sejak saat Ia mengucapkan-
Nya. Oleh karena itu, tentu saja kita barus langsung mengucapkan terima
kasih (bersyukur) kepada Tuhan dan memuji Dia. Kita tidak perlu menung-
gu untuk mengucap syukur dan memuji Tuhan sampai sesudah kita
mengalami penggenapan dari janji atau persediaan tersebut.
Dalam II Tawarikh 20 prinsip ini diperlihatkan melalui suatu peristiwa
yang terjadi pada suku Yehuda semasa pemerintahan Raja Yosafat. Raja
mendapat kabar bahwa ada pasukan tentara yang besar yang sedang dalam
perjalanan untuk menyerbu negerinya dari arah selatan, Yosafat mengetahui
bahwa ia tidak mempunyai pasukan bersenjata yang tangguh untuk meng-
hadapi musuh ini. Oleh karena itu, ia mengerahkan seluruh rakyat untuk
bersama-sama menghadap Tuhan dan meminta pertolongan-Nya melalui
doa dan puasa bersama.
Tuhan pun menanggapi doa mereka dengan menyampaikan suatu
nubuat melalui seorang hamba-Nya dari suku Lewi. Melalui nubuat itu Raja
Yosafat mendapatkan petunjuk mengenai cara yang barus ditempuhnya
untuk memimpin rakyatnya melawan musuh. Nubuat itu sekaligus juga
memberikan dorongan semangat dan penghiburan kepada semua orang:
„Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab
bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.... Dalam peperangan ini
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 275

tidak usah kamu bertempur. ... Tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah
bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu.‰
Pada saat tersebut sebenarnya belum terjadi perubahan apa pun juga
sehubungan dengan bahaya yang dihadapi. Tetapi Yosafat menerima janji
Tuhan dengan iman, tanpa memerlukan bukti lebih lanjut. Keesokan
harinya „ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk
TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada
waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata:
ÂNyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-
lamanya kasih setia-Nya.ʉ
Tentu saja ini bukan cara yang lazim dipakai oleh tentara yang akan maju
ke medan perang, tetapi nyatanya cara tersebut benar-benar berhasil! Pada
saat Tuhan mendengar nyanyian pujian dari umat-Nya, dengan penuh
kedaulatan-Nya Ia bertindak secara ajaib, yaitu dengan mengirimkan suatu
roh pemecah belah di antara berbagai kelompok etnis yang terdapat dalam
pasukan tentara gabungan yang menyerbu itu. Tiba-tiba, tanpa suatu alasan
yang jelas, mereka mulai berkelahi di antara mereka sendiri, sampai semua-
nya binasa di depan mata bangsa Israel. Rakyat Yehuda sama sekali tidak
perlu menggunakan senjata. Mereka hanya keluar untuk mengumpulkan
jarahan perang dari tentara musuh yang sudah mati! Tuhan melakukan
campur tangan yang luar biasa, karena umat-Nya menanggapi janji-Nya
dengan iman, tanpa menunggu konfirmasi atau bukti lebih lanjut.
Ada dua prinsip penting yang diper-
lihatkan oleh kisah Alkitab itu. Pertama, Tuhan menginginkan agar
Tuhan menginginkan agar kita memuji- kita memuji-muji Dia atas
muji Dia atas segala janji yang diberikan- segala janji yang diberikan-
Nya kepada kita, tanpa
Nya kepada kita, tanpa menunggu sampai
menunggu sampai janji itu
janji itu dipenuhi dahulu. Kedua, puji- dipenuhi dahulu.
pujian yang dinaikkan dengan penuh
iman akan mengundang campur tangan Tuhan yang ajaib. Singkatnya:
Iman akan segera memuji-muji Tuhan sebelum kemenangan yang dijanjikan
itu diraih, bukan hanya sesudah kemenangan tercapai.
276 Berkat atau Kutuk

Pengalaman Paulus dan Silas di Filipi yang tercatat di Kisah 16 dalam


Perjanjian Baru, secara dramatis menunjukkan prinsip yang sama pula. Sete-
lah mengusir setan yang telah lama merasuki jiwa seorang budak perempuan,
mereka ditangkap, dianiaya dan dipukuli, kemudian dijebloskan di bagian
yang paling dalam dari penjara setempat, dengan kaki dipasung. Tidak ada
seberkas cahaya pun di ruang penjara yang gelap itu. Sama sekali tidak ada
hal yang dapat menghibur mereka atau pun membuat mereka merasa
nyaman secara jasmani. Sama sekali tidak ada jaminan mengenai apa yang
akan tejadi selanjutnya.
Namun di dalam roh mereka kedua orang itu mengetahui bahwa tiada
sesuatu yang dapat mengubah kesetiaan Tuhan yang kekal dan tiada sesuatu
yang dapat merampas kemenangan yang telah diraih oleh Kritus bagi
mereka. Logika dari iman mereka menang atas logika dari logika dari situasi
yang mereka hadapi. Tepat di tengah malam, ketika keadaan sedang gelap-
gelapnya, mereka menaikkan nyanyian puji-pujian bagi Tuhan!
Puji-pujian yang mereka naikkan menghasilkan dampak yang sama
seperti puji-pujian yang dinaikkan oleh tentara Yosafat: Puji-pujian itu
mendatangkan tindakan campur tangan Tuhan bagi mereka. „Akan tetapi
terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah;
dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu
mereka semua‰ (Kisah 16:26). Pelajaran yang dapat ditarik dari tentara
Yosafat dan Paulus dengan Silas dalam penjara itu dirangkum sendiri oleh
Tuhan dalam Mazmur 50:23:
„Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;
siapa yang jujur jalannya,
keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.‰
[Terjemahan dari Bahasa Inggris: Siapa yang mempersembahkan syukur
sebagai korban, ia memuliakan Aku; dan itu berarti ia menyiapkan jalan
agar keselamatan yang dari Allah dapat Kuperlihatkan kepadanya.]

Keselamatan Tuhan sesungguhnya sudah lengkap tersedia melalui


pengorbanan Yesus di kayu salib. Tak ada satu pun perbuatan atau ucapan
kita yang dapat mengubah hal itu. Tetapi apabila kita menanggapinya dengan
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 277

korban persembahan syukur dan puji-pujian, itu berarti kita membuka jalan
agar faedah-faedah keselamatan itu berlaku dalam kehidupan kita. Seperti
Yosafat, Paulus dan Silas, kita harus belajar mempersembahkan kurban-
kurban tersebut dengan penuh iman, meskipun kita belum benar-benar
menikmati faedah keselamatan itu.
Dalam Mazmur 20:6 Daud berkata: „Kami mau ... mengangkat panji-
panji demi nama Allah kita‰ Demikian juga, dalam Kidung Agung 6:10
Mempelai Perempuan Kristus digambarkan sebagai „bala tentara dengan
panji-panjinya‰. Ada pun tiga macam „panji-panji‰ pemberian Tuhan yang
paling membuat musuh gemetar adalah proklamasi, pengucapan syukur
dan puji-pujian.
Pertama-tama, kita menaikkan panji proklamasi. Dengan suara lantang
dan sikap yang penuh iman kita menyerukan janji atau persediaan Firman
Tuhan yang berlaku dalam persoalan yang sedang kita hadapi atau pun yang
menjawab kebutuhan kita pada saat itu. Sesudah itu kita menaikkan ucapan
syukur kepada Tuhan · masih dalam sikap iman · atas kebenaran yang
baru saja kita proklamasikan. Dan akhirnya kita akan beralih dari peng-
ucapan syukur ke puji-pujian yang meriah. Semuanya itu kita lakukan
dengan iman yang murni, tanpa perlu menunggu adanya perubahan dalam
situasi yang sedang kita hadapi.
Dengan cara-Nya dan pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri pula,
Tuhan akan menanggapi iman kita seperti yang dilakukan-Nya terhadap
iman Abraham. Dan akhirnya kebenaran yang kita proklamasikan dan yang
atasnya kita mengucap syukur serta memuji-muji Dia, akan menjadi suatu
kenyataan dalam kehidupan kita.
Dengan mengangkat tinggi-tinggi ketiga panji-panji tersebut, yakni
proklamasi, pengucapan syukur dan puji-pujian, ada dua tujuan yang
sekaligus tercapai. Pertama, kita akan mendapatkan berkat-berkat Tuhan
yang kita proklamasikan itu. Kedua, kita membungkam segala kuasa Iblis,
yang mencoba menentang kita dan yang berusaha menghalang-halangi agar
berkat-berkat itu tidak sampai kepada kita. Dengan menaikkan ketiga panji
tersebut, sambil berbaris bersama-sama menuju „negeri perjanjian‰ warisan
278 Berkat atau Kutuk

kita itu, kita menggenapi gambaran nubuat Salomo mengenai sebuah bala
tentara perkasa yang membawa panji-panji itu.

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Prinsip apakah yang harus selalu kita pegang dalam hubungan kita
dengan Tuhan?
2. Apakah tiga kemungkinan yang dapat terjadi pada kita berkaitan
dengan pengakuan?
3. Pengakuan yang bersifat alkitabiah terbatas pada ________ dan
___________ yang tertulis di Alkitab.
4. Benar atau salah: Sebagian besar janji-janji yang ada dalam Alkitab
selalu ada persyaratannya.
5. Menurut Roma 10:10, iman di dalam hati akan bekerja dengan efektif
hanya bila disertai dengan __________ oleh mulut kita.
6. Dimana ada iman yang murni, proklamasi akan selalu diikuti oleh
_________ dan ___________.
7. Apakah dua prinsip penting yang diilustrasikan dalam kisah para
penyembah Tuhan yang berjalan mendahului tentara Yosafat?

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Apakah proklamasi, ucapan syukur, dan puji-pujian merupakan hal
yang Anda lakukan sehari-hari dalam kehidupan rohani Anda? Bila
tidak, jelaskan mengapa?
2. Apa yang dapat Anda lakukan agar hal tersebut dapat benar-benar
menjadi aktivitas yang Anda lakukan sehari-hari?

AYAT HAFALAN
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;
siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan
kepadanya.‰
Mazmur 50:23
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 279

TANGGAPAN IMAN
Allah yang mahakuasa, seperti Raja Daud aku nyatakan bahwa „Aku mau
bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan
segala perbuatan-Mu yang ajaib‰ (Mazmur 9:1).
22

Aneka Proklamasi untuk Memelihara


Kemenangan

L ebenaran-kebenaran yang telah saya kemukakan dalam buku ini


bukan sekadar hasil suatu riset yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan yang bersifat abstrak dan hanya memenuhi kebutuhan
intelektual (pikiran). Lebih dari itu, kebenaran-kebenaran tersebut berhasil
saya „gali‰ melalui suatu perjuangan doa dan peperangan rohani berat; yang
saya gumuli bersama Ruth selama sedikitnya tiga tahun. Setiap kebenaran
utama yang diungkapkan dalam buku ini telah terlebih dahulu kami uji
coba sendiri. Saya tidak berani menawarkan kepada orang lain sekadar teori
yang belum pernah berhasil kami praktekkan sendiri.
Dalam pasal terdahulu saya menjelaskan bagaimana proklamasi, peng-
ucapan syukur, dan puji-pujian apabila dijalankan bersama-sama dapat
mendatangkan hujan berkat Allah dalam kehidupan orang Kristen, sebagai
penggenapan dari janji-janji-Nya. Dalam pasal ini saya ingin menceritakan
secara singkat bagaimana Ruth dan saya belajar menerapkan prinsip tersebut
dalam kehidupan kami sendiri. Sekarang ini, memproklamasikan Firman
Tuhan, kemudian mengucapkan syukur dan memuji Tuhan atas Firman itu,
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari disiplin kerohanian yang
kami jalani sehari-hari. Di antara semua rahasia kebenaran Alkitab yang

280
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 281

telah dibukakan Tuhan bagi kami, kami anggap hal ini sebagai salah satu
yang paling indah dan berharga.
Atas petunjuk dan bimbingan Tuhan sekarang kami memiliki suatu
koleksi ayat-ayat Alkitab yang berfungsi sebagai semacam „bank sentral‰
bagi kami. Ayat-ayat itu sudah kami hafalkan di luar kepala, dan pada waktu
kami berdoa atau melakukan peperangan rohani, kami mengucapkan kem-
bali ayat itu untuk memproklamasikannya. Dengan sendirinya proklamasi
yang kami ucapkan dengan penuh iman itu selanjutnya akan selalu
menimbulkan ucapan syukur dan puji-pujian.
Biasanya, kami berdua secara bersama-sama atau pula sendiri-sendiri
mengucapkan ayat-ayat tersebut dengan suara yang keras. Tetapi kami tidak
mengucapkan ayat-ayat itu untuk diri kami sendiri, dan kami juga tidak
menyampaikan kata-kata itu kepada dinding kamar atau langit-langit rumah
di atas kepala kami. Pada saat berproklamasi sesungguhnya kami menyam-
paikan kata-kata tersebut kepada suatu dunia roh yang begitu luas dan tidak
kasat mata: pertama-tama, kata-kata itu kami tujukan kepada Allah Bapa,
Putera dan Roh Kudus; selanjutnya kata-kata itu juga kami perdengarkan
untuk semua makhluk surgawi yang menyembah dan berbakti kepada
Tuhan, yang ditunjuk sebagai „roh-roh yang melayani, yang diutus untuk
melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan‰ (Ibrani 1:14). Kami
juga menyadari bahwa kami diperhatikan pula oleh „banyak saksi, bagaikan
awan yang mengelilingi kita‰, yang terdiri dari semua orang kudus dari
sepanjang zaman yang telah dengan penuh kemenangan berhasil menyele-
saikan perjalanan musafir mereka dibumi (Ibrani 2:l).
Kami percaya bahwa proklamasi merupakan suatu aplikasi atau penerap-
an yang sangat tepat dari perikop di Ibrani 12:22-24:

Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,
Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang
meriah,
dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan
kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-
orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara
282 Berkat atau Kutuk

perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat
dari pada darah Habel.

Namun, di antara semua yang memperhatikan kita dari alam roh itu
terdapat juga Iblis dan jajaran malaikat jahat serta mahluk-mahluk setan lain
yang berada di bawah kekuasaan Iblis. Mereka ini sedang sibuk mengerjakan
hal yang merupakan kebalikan dari yang dikerjakan oleh malaikat-malaikat
Tuhan yang diutus untuk melayani itu. Tujuan mereka tidak lain adalah
berusaha mendatangkan berbagai gangguan dan kejahatan atas seluruh umat
manusia, terutama sekali atas orang-orang yang berbakti kepada Allah yang
benar.
Sehubungan dengan ini, proklamasi yang kita dengungkan itu meng-
hasilkan dua macam akibat atau dampak yang ber beda. Di satu sisi,
proklamasi itu mendatangkan pertolongan Tuhan dan malaikat-malaikat-
Nya bagi kita. Di sisi lainnya, proklamasi itu melindungi dan membentengi
kita dari segala tipu daya dan serangan Iblis serta roh-roh jahat lainnya.
Proklamasi semacam ini akan semakin membangun iman kita. Menurut
Roma 10:17: „... iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman [rhema] Kristus.‰ Mendengar orang lain mengucapkan Firman
Tuhan akan mendatangkan suatu faedah, namun mendengarkan diri kita
sendiri mengucapkannya akan jauh lebih berfaedah. Dengan mengucapkan
dan mendengarkannya sekaligus, kedua belah mata pedang Firman Tuhan
akan bekerja dalam hati kita pada waktu yang bersamaan. (Lihatlah Ibrani
4:12.)
Akhirnya, suatu proklamasi yang
Akhirnya, suatu proklamasi
diucapkan secara bersa ma-sama dan
yang diucapkan secara
bersama-sama dan dengan dengan sikap yang seia sekata akan
sikap yang seia sekata menghasil kan kuasa yang ajaib. Yesus
akan menghasilkan kuasa berkata: „Jika dua orang dari padamu di
yang ajaib. dunia ini sepakat [seia-sekata] meminta
apa pun juga, permintaan mereka itu
akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang disorga‰ (Matius 18:19). Kuasa yang
timbul dari satu orang percaya yang mengucapkan suatu proklamasi sudah
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 283

demikian dahsyatnya, apalagi kuasa yang timbul dari dua orang atau lebih
yang bersama-sama mengucapkan suatu proklamasi secara seia-sekata.
Peningkatan kuasanya tentu akan terjadi berlipat-kali ganda.
Tentu saja, ada waktu-waktu dan keadaan tertentu yang tidak memungkinkan
untuk mengucapkan suatu proklamasi dengan suara yang keras. Dalam keadaan
demikian proklamasi tersebut dapat kita serukan dalam pikiran kita. Kata-kata,
meskipun hanya diutarakan dalam pikiran dan tidak terdengar oleh telinga
jasmani, akan tetap mendatangkan dampak yang besar di alam roh.
Mungkin inilah cara yang paling ampuh untuk menghadapi segala
macam dusta dan tuduhan yang tidak henti-hentinya dilancarkan Iblis
untuk menyerang pikiran kita. Pikiran manusia merupakan ajang pertem-
puran untuk serangan-serangan semacam ini. Apabila pikiran kita aktif
menanggapi Firman Tuhan yang kita proklamasikan tanpa suara itu, maka
tak akan ada tempat lagi bagi gagasan-gagasan negatif dan tuduhan Iblis.
Tetapi dalam melakukan semua ini kita harus dengan waspada meme-
lihara ketergantungan yang terus-menerus kepada Roh Kudus. Jika tidak,
pikiran manusia yang bersifat kedagingan akan mengubah prinsip-prinsip
di atas menjadi sekadar suatu „sistem‰ atau metode, sehingga Tuhan menjadi
seperti sebuah „mesin surgawi‰ yang cukup dimasuki koin saja. Kita tinggal
memasukkan sebuah proklamasi yang tepat, lalu keluarlah hasil yang
memenuhi selera dan keinginan kita! Ini merupakan gambaran yang
menyindir orang-orang percaya yang tidak memiliki dasar hubungan yang
benar dengan Tuhan.
Ada perbedaan yang besar sekali antara cara kita sebagai manusia me-
mandang diri sendiri dan cara Roh Kudus memandang kita. Mungkin saja
kita menyadari hal yang kita inginkan, namun Roh Kudus lebih jeli melihat
hal yang sesungguhnya kita butuhkan. Hanya Dia yang dapat dipercaya
untuk memimpin kita masing-masing menemukan proklamasi tertentu
yang tepat bagi keadaan pribadi dan tingkatan iman kita. Demikianlah cara
Tuhan melaksanakan kehendak dan rencana-Nya dalam kehidupan kita.
Setelah memberikan sedikit peringatan di atas saya kira ada baiknya saya
menyebutkan dalam daftar di bawah ini berbagai proklamasi yang Ruth dan
284 Berkat atau Kutuk

saya sering ucapkan bersama-sama. Saya sertakan juga situasi-situasi yang


bersesuaian dengan proklamasi tersebut. Sedapat mungkin, ayat-ayat Alkitab
yang kami kutip itu kami „pribadiÊÊkan. Misalnya, jika ayat itu ditujukan
kepada sejumlah orang percaya dan di situ dikatakan „kamu [sekalian]‰,
biasanya kata „kamu‰ itu akan kami ganti dengan „aku‰ atau „kami‰, dan
kata-kata lain pun diubah seperlunya agar sesuai dengan kaidah tatabahasa.
Berbagai proklamasi yang tercantum di bawah ini dimulai dengan ayat-
ayat Alkitab yang langsung berhubungan dengan tema buku ini, tetapi
selanjutnya ditambahkan pula ayat-ayat lain yang bersifat lebih umum. Saya
selipkan pula sedikit komentar dan penjelasan yang diperlukan. Ayat-ayat
penunjang proklamasi itu kami cantumkan juga.

1. Setelah selesai mengucapkan doa kelepasan dari kutuk (lihat pasal


18).
Karena pengorbanan Yesus pada kayu salib aku sudah terlepas dari kutuk
dan masuk ke dalam berkat Abraham, dan Abraham diberkati Tuhan dalam
segala hal.
berdasarkan Galatia 3:13-14

Ruth telah menerima kelepasan dari begitu banyak kutuk yang


menghinggapi kehidupannya, namun demikian hingga sekarang ia harus
tiada henti-hentinya memperjuangkan kelepasan itu dalam kehidupannya
sehari-hari. Oleh karena itu proklamasi yang satu ini sangat besar artinya
bagi kami. Kami sering mengucapkan proklamasi ini hingga beberapa kali
dalam sehari. Selama dua, tiga tahun belakangan ini kami telah mengucapkan
proklamasi ini sampai ratusan kali. Setiap kali melakukan hal ini, kami
semakin menjauhi akibat-akibat yang didatangkan oleh kutuk dan masuk ke
dalam berkat-berkat yang menjadi warisan kita.

2. Apabila kita menyadari adanya serangan rohani yang ditujukan


pada kita, baik dari pengikut Iblis atau karena ucapan orang
Kristen yang terbawa hawa nafsu (lihat pasal 13, 14 dan 15)
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 285

Setiap senjata yang ditempa terhadapku tidak akan berhasil, dan setiap orang
yang melontarkan tuduhan melawanku dalam pengadilan, akan kubuktikan
salah. Inilah yang menjadi bagian [warisan]ku [sebagai] hamba Tuhan dan
kebenaran yang kuterima [berasal] dari Engkau, ya Tuhan.
berdasarkan Yesaya 54:17

Ada dua hal penting yang perlu dicatat mengenai proklamasi ini. Per-
tama, kita tidak disuruh meminta agar Tuhan melakukan sesuatu untuk
membuktikan kesalahan setiap orang yang menuduh kita. Tuhan telah
memberi kepada kita sendiri kuasa untuk melakukan hal itu, dan Ia
menghendaki agar kita menjalankan kekuasaan tersebut.
Kedua, kekuasaan tersebut harus dijalankan bukan atas dasar kebenaran
kita sendiri, melainkan berdasarkan kebenaran Tuhan yang dianugerahkan
kepada kita oleh karena iman kita. Kebenaran tersebut tentu saja berasal dari
pertukaran yang terjadi di kayu salib, yaitu di tempat Yesus dijadikan dosa
oleh dosa-dosa kita, agar kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya. Semua
faedah dari pertukaran itu saling berkaitan dan tidak boleh dipisahkan satu
sama lainnya.
Tetapi Tuhan meminta kita untuk
Akhirnya, Ia meng-
tidak sekadar menolak kata-kata busuk
harapkan agar kita beralih
yang diucapkan terhadap kita. Lebih dari sikap negatif ke sikap
lanjut Ia menyuruh kita untuk meng- yang positif: membalas
ampuni orang-orang yang mau mence- kutuk itu dengan suatu
lakakan kita itu. Akhirnya, Ia meng- berkat.
harapkan agar kita beralih dari sikap
negatif ke sikap yang positif: membalas kutuk itu dengan suatu berkat.*
Untuk memberkati orang-orang yang mengutuk kita, seperti halnya
mengampuni orang-orang yang ingin mencelakakan kita, kita tidak bergan-
tung kepada kondisi perasaan atau emosi kita sendiri. Hal itu timbul dari
keputusan kita yang mantap, yang kita buat sendiri atas dasar ketaatan kita
kepada Firman Tuhan. Berikut ini adalah kata-kata yang tepat untuk meng-
ampuni dan sekaligus memberkati orang yang telah mengutuk kita:

* Hal ini dibahas lebih jauh lagi dalam pasal 24.


286 Berkat atau Kutuk

Tuhan, aku mengampuni semua orang yang telah mengucapkan hal yang
jahat terhadapku, dan oleh karena aku sudah mengampuni mereka, aku pun
memberkati mereka dalam Nama-Mu.

Seluruhnya ada tiga langkah yang perlu diambil untuk menanggapi


orang-orang yang mengutuk kita. Pertama, kita membuktikan kesalahan
orang-orang yang mengucapkan kutuk itu. Kedua, kita mengampuni orang
yang mengeluarkan kutuk itu. Ketiga, kita meminta Tuhan untuk mem-
berkati orang itu. Dengan melakukan ketiga langkah ini, kita akan dapat
mengusir segala kegelapan atau beban berat yang datang menindih kita
akibat kutuk tersebut.

3. Apabila kita dikejar oleh dosa, rasa bersalah atau rasa tidak layak
yang berasal dari masa lalu kita

Aku ada di dalam Kristus, karena itu aku adalah ciptaan baru. Semua
perkara yang lama sudah berlalu. Segala perkara dalam kehidupanku telah
menjadi baru, dan segala perkara itu dari Tuhan.
berdasarkan II Korintus 5:17-18

Tuhan bertanggung jawab Tuhan bertanggung jawab penuh atas


penuh atas setiap ciptaan- setiap ciptaan-Nya yang baru. Semua itu
Nya yang baru. merupakan hasil karya-Nya sendiri. Ia tak
akan mau memakai kembali apa pun juga
dari ciptaan lama, yang telah rusak dan bejat karena dosa.
Apabila gangguan dari masa silam datang dan mencoba menguasai kita
kembali, kita harus merenungkan gambaran yang diberikan oleh Yohanes
dalam Wahyu 21:5:
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: „Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru! „ Dan firman-Nya: „Tuliskanlah, karena segala perkataan ini
adalah tepat dan benar.‰

Kata-kata ini diucapkan oleh Dia yang duduk di atas takhta itu, yaitu
Dia yang berkuasa atas seluruh jagat raya dan segala isinya. Berarti segala
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 287

urusan kehidupan kita sampai yang se- kecil-kecilnya ada di tangan-Nya.


Dan Ia menegaskan bahwa Ia telah menjadikan segala sesuatu baru.
Mungkin Yohanes masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah hal ini
tidak terlalu luar biasa, bahkan bagi Tuhan sekalipun. Tetapi Tuhan
menegaskan kepadanya „Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah
tepat dan benar.‰ Seakan-akan Ia mengatakan: „Ya, Yohanes, kamu dapat
menegaskannya kepada umat-Ku: „Aku melakukan tepat seperti yang
Kukatakan.‰

4. Apabila kita tertekan oleh perasaan putus asa dan sering memi-
kirkan kematian sendiri
Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-
perbuatan TUHAN.
Mazmur 118:17

Tentu saja ini tidak berarti: „Aku tak akan pernah mati‰. Maksudnya
hanyalah: „Aku tak akan mati sebelum waktu yang ditentukan oleh Tuhan
· Aku tak akan membiarkan diriku dibunuh oleh Iblis.‰ Jika diproklamasikan
dengan iman dan pengertian, ayat ini dapat menyelamatkan dan melindungi
orang-orang yang mendapat serangan roh maut. Proklamasi ini dapat
dipakai untuk membatalkan ucapan-ucapan negatif yang dilontarkan oleh
orang-orang yang membuka diri untuk roh tersebut melalui ucapannya.
(Sebagai contohnya, lihat pasal 12.)
Bagi beberapa orang mungkin perlu untuk mengucapkan proklamasi ini
berulang kali, sampai benar-benar menjadi nyata dan menggantikan pola
pikir negatif yang mereka miliki sebelumnya. Ingatlah bahwa Yesus juga
menyuruh Petrus berulang kali menyatakan kasihnya kepada-Nya sebanyak
jumlah penyangkalan yang telah dilakukannya.

5. Apabila kita diserang oleh penyakit atau kelemahan tubuh


Yesus sendiri telah memikul dosaku di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya aku, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya aku telah sembuh.
berdasarkan I Petrus 2:24
288 Berkat atau Kutuk

Selain itu saya juga telah menyiapkan sebuah proklamasi khusus seperti
tercantum di bawah ini. Proklamasi ini menggabungkan berbagai kebenaran
dari beberapa ayat Alkitab dan proklamasi ini telah menolong banyak orang
Kristen di berbagai tempat di seluruh dunia:

Tubuhku adalah bait Allah yang didiami Roh Kudus, yang telah ditebus,
disucikan, dan dikuduskan oleh darah Yesus.
Anggota tubuhku, yaitu seluruh bagian tubuhku, merupakan senjata
kebenaran, yang sudah kuserahkan kepada Allah untuk berbakti kepada-Nya
demi kemuliaan-Nya.
Tak ada tempat bagi Iblis dalam diriku, dan ia tidak berkuasa atas diriku,
karena tak ada tuntutan perkaranya yang belum diselesaikan. Semua
tuntutannya telah diselesaikan secara tuntas oleh darah Yesus.
Aku mengalahkan Iblis dengan darah Anak Domba dan dengan perkataan
kesaksianku, dan aku tidak mengasihi nyawaku sampai ke dalam maut.
Tubuhku adalah untuk Tuhan dan Tuhan adalah untuk tubuhku.
berdasarkan I Korintus 6:19; Efesus 1:7;
I Yohanes 1:7; Ibrani 13:12;
Roma 6:13; 8:33-34;
Wahyu 12:11:1 Korintus 6:13

Dalam hal ini mungkin ada orang yang bertanya: Apakah jujur bila saya
membuat proklamasi semacam ini, sedangkan pada tubuh saya masih
terlihat adanya penyakit, atau bila jiwa saya masih merasakan adanya kuasa
dosa yang bekerja melawan saya? Jawabannya tergantung dari sudut pandang
Anda sendiri. Jika Anda melihat diri Anda secara jasmani (natural), maka
tentu itu tidak jujur. Tetapi jika Anda melihat diri Anda dari sudut pandang
Tuhan, maka Anda berhak membuat proklamasi demikian.
Setelah kita bertobat dari dosa-dosa kita dan menyerahkan kehidupan
kita kepada Kristus, Tuhan tidak lagi
Dari segi rohani Ia melihat memandang kita menurut keadaan jas-
bahwa kita telah dibenar- mani kita. Karena sekarang Ia melihat
kan; dan dari segi jasmani,
kita atas dasar pertukaran yang telah
Ia melihat kita dalam
terjadi pada kayu salib itu. Dari segi
keadaan sudah
disembuhkan. rohani Ia melihat bahwa kita telah dibe-
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 289

nar kan; dan dari segi jasmani, Ia melihat kita dalam keadaan sudah
disembuhkan.
Patut dicatat pula bahwa di dalam Alkitab kesembuhan yang tersedia
melalui pengorbanan Yesus tidak pernah dinyatakan dalam konteks waktu
yang akan datang. Dalam Yesaya 53:5 yang telah ditulis tujuh ratus tahun
sebelum kematian Yesus, kesembuhan itu dinyatakan sebagai suatu hal yang
sudah terjadi: „Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh‰ [we are healed,
dalam bahasa Inggrisnya, kita sudah sembuh]. Dalam Perjanjian Baru, di I
Petrus 2:24 (yang baru saja dikutip) sang rasul menunjuk kepada Yesaya
53:5, dan ia menggunakan kata kerja waktu lampau: „Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.‰
Apabila kata-kata yang kita ucapkan mengenai keadaan diri kita selaras
dengan yang dikatakan Tuhan mengenai diri kita di dalam Kristus,
sesungguhnya kita memberi Dia kesempatan untuk mewujudkan dalam diri
kita segala sesuatu yang Ia katakan mengenai kita. Tetapi jika kita tidak
mengucapkan pengakuan atau proklamasi yang benar mengenai diri kita
sendiri, sesungguhnya kita masih terbelenggu oleh keadaan jasmani kita.
Dengan demikian kita menutup diri bagi bekerjanya kuasa dan kasih karunia
Allah yang ajaib, yang hanya dapat bekerja dan mengubah kita melalui iman
kita.
Sekali lagi, mungkin ada orang yang bertanya: Bagaimana jika seseorang
sudah mengucapkan serta melakukan semua hal yang benar, tetapi hasil
yang dijanjikan tidak kunjung tiba juga? Salah satu jawabannya terdapat
dalam kata-kata Musa dalam Ulangan 29:29: „Hal-hal yang tersembunyi
ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita
dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan
segala perkataan hukum Taurat ini.‰
Alasan yang menyebabkan sementara orang ada yang tidak menerima
sebagian dari berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan itu seringkali termasuk
dalam „hal-hal yang tersembunyi‰ itu. Takkan ada gunanya untuk mengorek-
ngorek dan mencari jawaban rahasia itu dari Tuhan. Selain tidak bermanfaat,
tindakan tersebut juga merupakan perbuatan yang tidak menghormati
290 Berkat atau Kutuk

Tuhan. Jika Tuhan tidak berkenan mem-


Jika Tuhan tidak berkenan
berikan suatu jawaban, maka lebih pen-
memberikan suatu
jawaban, maka lebih ting bagi kita untuk tetap mempercayai
penting bagi kita untuk Tuhan daripada mencoba mengerti du-
tetap mempercayai Tuhan duk persoalannya.
daripada mencoba Selain itu, kata-kata Nabi Musa itu
mengerti duduk
mengingatkan bahwa sebagai umat Allah
persoalannya.
kita diharuskan untuk percaya, menyam-
paikan proklamasi, kemudian bertindak
atas dasar hal-hal yang dengan jelas sudah dinyatakan dalam Firman-Nya.
Yang sangat menentukan dalam hal ini adalah bahwa segala sesuatu telah
disediakan Tuhan bagi kita melalui pengorbanan Yesus pada kayu salib.
Janganlah kita membiarkan kekuatiran mengenai hal-hal yang tersembunyi
itu menghalangi kita untuk percaya dan menaati hal-hal yang sudah
dinyatakan bagi kita.

6. Apabila Iblis menyerang kita dalam bidang-bidang kehidupan


yang menjadi tanggungjawab kita rumah tangga, keluarga, usaha,
pelayanan, dsb.

Biarlah dari besi dan dari tembaga palang pintu kami, selama umur kami
kiranya kekuatan kami.
Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun. Ia berkendaraan melintasi langit
sebagai penolong kami dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan.
Allah yang abadi adalah tempat perlindungan kami, dan di bawah kami ada
lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depan kami dan
berfirman: Punahkanlah!
berdasarkan Ulangan 33:25-27

Dengan proklamasi ini kita dimampukan untuk beralih dari sikap


bertahan ke sikap menyerang. Pertama-tama, „palang pintu kami‰ berbicara
mengenai sistem pertahanan kita. Allah berjanji bahwa pertahanan kita
akan cukup kuat untuk menahan gempuran musuh. Selanjutnya kita
mendapat gambaran yang indah sekali mengenai Tuhan yang melakukan
campur tangan secara supranatural untuk menolong kita: „Ia berkendaraan
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 291

melintasi langit sebagai penolong kami.‰ Berproklamasi merupakan salah


satu cara untuk mendatangkan pertolongan Tuhan.
Akhirnya, ada suatu kepastian bahwa musuh akan dikalahkan: „Tuhan
akan mengusir musuh dari hadapan kami.‰ Allah menuntut agar kita
sendiri juga mengerjakan bagian kita dalam tahapan yang terakhir ini; oleh
karena itu Ia berkata: „Punahkanlah!‰ Ia telah memperlengkapi kita dengan
senjata-senjata rohani yang diperlukan untuk melakukan hal itu.

7. Apabila kita menyadari bahwa pikiran kita menjadi ajang per-


tempuran tempat dusta-dusta Iblis terus-menerus berperang
melawan kebenaran-kebenaran Firman Allah.

Senjata-senjata yang kupakai dalam peperanganku penuh dengan kuasa


Allah.
Dengan senjata-senjata itu aku meruntuhkan kubu-kubu yang telah
dibangun Iblis dalam pikiranku.
Aku menaklukkan segala pikiranku kepada Kristus.
Tiga senjataku yang paling ampuh adalah proklamasi, pengucapan syukur
dan puji-pujian.
berdasarkan II Korintus 10:3-5

Namun penting untuk diingat bahwa „lawan‰ yang kita hadapi sebagai
orang Kristen bukanlah sesama manusia darah daging. Lawan kita adalah
roh-roh jahat yang memusuhi kita yang berasal dari kerajaan Iblis. Paulus
menunjukkan hal ini dalam Efesus 6:12: „Sebab kita tidak berperang
melawan manusia, melainkan pribadi-pribadi yang tidak berjasad, penguasa-
penguasa dunia yang tidak kelihatan, setan-setan yang berkuasa, dan
penghulu-penghulu kegelapan yang memerintah dunia ini; dan melawan
roh-roh jahat yang sangat besar jumlahnya.‰ (Firman Allah yang Hidup)
Dalam peperangan gaib yang ke dalamnya Tuhan memanggil kita untuk
berperang, aturan mainnya berbeda dengan yang biasa berlaku dalam dunia
materi atau yang kasat mata ini. Berdasarkan tata nilai yang berlaku di alam
rohani, mengampuni lebih ampuh kekuatannya dari pada mendendam,
memberkati lebih ampuh dari pada mengutuk, mengucapkan syukur lebih
292 Berkat atau Kutuk

ampuh daripada menggerutu; menaikkan puji-pujian lebih ampuh dari


pada menuduh, dan mengasihi lebih ampuh dari pada membenci.
Berdasarkan prinsip yang kelihatannya bertentangan dengan kebiasaan
yang umum berlaku ini, di bawah ini saya cantumkan dua buah proklamasi
yang akan mendatangkan kekuatan dan kemampuan dari Tuhan apabila
kekuatan dan kemampuan kita sendiri tidak mencukupi.

8. Apabila kita menghadapi suatu tugas atau pekerjaan yang terlalu


berat bagi kita

Dengan kuasa yang diberikan Kristus kepada saya, saya mempunyai


kekuatan untuk menghadapi segala rupa keadaan.
berdasarkan Filipi 4:13, BIS.

9. Apabila kekuatan kita sendiri hilang atau kurang

Dalam kelemahankulah kuasa Allah menjadi sempurna... Sebab jika aku


lemah, maka aku kuat.
berdasarkan II Korintus 12:9-10.

Akhirnya, berikut ini adalah dua buah proklamasi khusus untuk


menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang sewaktu-waktu timbul dalam
kehidupan hampir semua orang percaya.

10. Apabila kita harus percaya bahwa Tuhan sudah menyediakan


kebutuhan keuangan yang harus dipenuhi

Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kami, supaya
kami senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
berdasarkan II Korintus 9:8

Tingkatan dari persediaan Tuhan bagi umat-Nya dikatakan sebagai


„berkelebihan‰, bukan sekadar berkecukupan. Ruth dan saya secara teratur
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 293

mengucapkan proklamasi ini sebagai dasar keuangan Derek Prince


Ministries.

11. Apabila kita dicengkeram rasa takut

Sebab Allah memberikan kepadaku bukan roh ketakutan, melainkan roh


yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
berdasarkan II Timotius 1:7.

Dalam nama Yesus aku tunduk kepada Allah, dan melawan Iblis, maka ia
akan lari daripadaku.
berdasarkan Yakobus 4:7

Ayat-ayat tersebut hanya sebagian kecil dari koleksi ayat-ayat kami.


Sebenarnya proklamasi ayat Alkitab yang dapat kita ucapkan tidak terbatas
jumlahnya. Kita masing-masang harus peka terhadap pimpinan Roh Kudus
yang akan menunjukkan proklamasi yang sesuai dengan masalah dan
keadaan yang kita hadapi.
Ada satu dampak yang sangat penting bagi diri kita apabila kita
menyiapkan proklamasi-proklamasi tertentu yang tepat dan kemudian
mengucapkannya. Dengan demikian berarti kita menerima dan menerapkan
Firman Tuhan secara aktif, bukan hanya secara pasif. Kita tidak sekadar
membaca sebuah ayat Alkitab, lalu selesai begitu saja. Sebaliknya kita akan
menjalani tiga tahap secara berturut-turut Pertama, kita meminta Roh
Kudus untuk membimbing kita menemukan ayat-ayat Alkitab yang tepat
untuk keadaan kita. Kedua, kita menghafal dan mencamkan ayat-ayat itu
dengan sungguh-sungguh dalam pikiran kita. Ketiga, dengan memproklama-
sikannya, kita memberi kesempatan pada kuasa yang ada dalam ayat-ayat itu
untuk bekerja dalam bidang-bidang kehidupan kita yang membutuhkannya.
Kemungkinan Anda adalah salah seorang dari sekian banyak orang
Kristen dewasa ini yang merasa perlu untuk „mengambil pedang Roh‰, seperti
yang disebutkan dalam pasal 19. Hanya saja Anda belum mempunyai suatu
cara yang sederhana dan praktis untuk melakukan hal itu. Bila demikian,
Ruth dan saya menganjurkan agar Anda memakai cara kami ini dan
menyampaikan proklamasi Firman dari koleksi kami. Kami telah memprak-
tekkannya dalam kehidupan kami sendiri, dan kami dapat mengatakan
bahwa cara ini benar-benar manjur!
Sebagai akhir kata saya ingin menyampaikan sedikit peringatan! Jangan
kemudian Anda terlalu mengandalkan proklamasi itu sendiri, atau metode
atau prosedur apa pun juga yang Anda
Proklamasi itu hanya pakai. Iman atau keyakinan kita harus
merupakan cara yang pada Tuhan saja · bukan pada seseorang
efektif untuk menyatakan atau sesuatu yang lain. Proklamasi itu
iman kepada Allah. hanya merupakan cara yang efektif untuk
menyatakan iman kepada Allah.
Baiklah sekarang, seraya Anda memasuki „negeri perjanjian‰ yang penuh
dengan segala berkat Tuhan itu, terimalah pesan yang juga disampaikan
kepada Yosua hingga tiga kali berturut-turut:

„Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!‰

294
Catatan Tambahan

PENDAHULUAN
Tak pelak lagi, tema berkat dan kutuk merupakan inti dari hubungan yang dijalin
Tuhan dengan manusia. Masalah berkat dan kutuk itu dapat diumpamakan seperti
batang sebuah pohon yang mempunyai banyak dahan yang menjulur ke berbagai
arah yang berlainan. Apabila masalah ini dipelajari secara sistematis, selanjutnya ia
akan menimbulkan beberapa pertanyaan praktis dan penting mengenai bidang-
bidang lain yang juga disinggung oleh kebenaran Alkitab.
Bab ini akan khusus membahas dua di antara pertanyaan-pertanyaan yang pasti
akan timbul itu:

1. Pada masa ini, dapatkah manusia, atas dasar iman, mengalami kelepasan total
dari segala kutuk dosa yang menimpanya? Jika tidak mungkin, kapan · dan
bagaimana · kelepasan yang sempurna ini akan terjadi?
2. Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak contoh mengenai hamba-hamba
Tuhan yang mengucapkan suatu kutuk atas musuh-musuh mereka.
Bagaimanakah sepantasnya reaksi orang Kristen apabila ia dimusuhi oleh
orang lain dan mendapatkan perlakuan yang kurang baik?
PERTANYAAN UNTUK STUDI
1. Proklamasi mempunyai dua dampak yang dihasilkan, sebutkanlah.
2. Benar atau salah: Mengucapkan proklamasi di dalam hati tidak akan efektif.
3. Apakah tiga langkah berurutan yang harus dilakukan saat menghadapi orang
yang mengutuk kita?
4. Dalam peperangan rohani sebagaimana yang Tuhan ijinkan umat-Nya alami,
apakah yang lebih ampuh dari membenci?
5. Membuat suatu proklamasi yang sesuai kebutuhan kita menunjukkan bahwa
kita menerima dan menerapkan Firman Tuhan dengan cara yang _________
dan bukan pasif.

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Mengapa peranan Roh Kudus begitu sangat penting dalam proklamasi yang
Anda ucapkan?
2. Apakah menghafal Firman Tuhan itu penting? Sebutkan alasannya.
3. Ambillah waktu untuk memproklamasikan sebelas macam proklamasi sesuai
Firman Tuhan yang disebutkan di halaman ????

AYAT HAFALAN
Pilihlah salah satu ayat di pasal ini untuk Anda hafalkan.

TANGGAPAN IMAN
Tuhan aku mengucap syukur kepada-Mu atas kemenangan yang Kau berikan
padaku melalui Yesus Kristus. Oleh iman aku lebih dari pada pemenang. (Bacalah
1 Korintus 15:57; 1 Yohanes 5:4).
23

Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan

L etika tergantung pada kayu salib Yesus telah memikul segala akibat
mengerikan yang seharusnya menimpa umat manusia karena
pemberontakan mereka terhadap Allah. Akibat-akibat tersebut terbagi dalam
dua golongan: akibat-akibat yang menimpa umat manusia karena dosa awal
yang dilakukan di Taman Eden; dan kutuk-kutuk yang diucapkan kemudian
sehubungan dengan hukum Taurat yang diturunkan lewat Nabi Musa.
Di Galatia 3:13 Paulus membicarakan golongan yang kedua ini. Ia
secara khusus mengatakan bahwa „Kristus telah menebus kita dari kutuk
hukum Taurat‰. Paulus menghubungkan hal tersebut dengan prinsip:
hukum Taurat menyatakan bahwa siapa pun juga, jika dihukum dengan cara
digantung pada sebuah tiang kayu, ia menjadi suatu kutuk, sebab dengan
digantung demikian orang yang bersangkutan itu dikutuk. Dengan
demikian, hukum Taurat yang menetapkan kutuk itu sendiri telah sekaligus
membuka jalan bagi kelepasan dari kutuk itu melalui pengorbanan Kristus
yang menggantikan umat manusia (di kayu salib).
Di pasal 4 kita menyimpulkan bahwa „kutuk hukum Taurat‰ antara lain
mencakup hal-hal seperti: penghinaan, kemandulan, ketidakberhasilan,
penyakit mental dan jasmani; keretakan rumah tangga; kemiskinan;
kekalahan; penindasan; kegagalan; dan hilangnya perkenan Tuhan.
Menurut pernyataan Paulus yang terlihat jelas di Galatia 3:13, kematian
Kristus pada kayu salib menyediakan atau memungkinkan adanya kelepasan

297
298 Berkat atau Kutuk

dari segala akibat yang timbul dari setiap pelanggaran hukum Taurat. Tetapi
dalam ayat itu Paulus tidak mencantumkan bentuk-bentuk kutuk yang
didatangkan sebagai hukuman Tuhan atas Adam dan Hawa setelah mereka
melanggar perintah-Nya di Taman Eden. Adapun kutuk-kutuk yang ada
terlebih dahulu ini tercatat di Kejadian 3:16-19 dan terbagi dalam dua
bagian utama. Yang pertama adalah kutuk yang diucapkan terhadap Hawa,
dan yang kedua adalah kutuk yang diucapkan terhadap Adam.
Kutuk yang dijatuhkan sebagai hukuman atas Hawa berhubungan
dengan fungsinya yang unik sebagai seorang wanita dan kutuk ini pun
terbagi dalam dua bagian:

1. Kelahiran anak-anak akan menjadi suatu proses yang sulit dan


menyakitkan.
2. Hawa harus tunduk kepada otoritas suaminya dan harus bergantung
kepadanya dalam memuaskan keinginan dasar kewanitaannya untuk
mempunyai anak.

Sedangkan kutuk yang dijatuhkan sebagai hukuman atas Adam terutama


berkaitan dengan tanggungjawab awal yang diberikan Tuhan kepadanya di
Kejadian 2:15, yaitu untuk „mengusahakan dan memelihara taman‰,
artinya menggarap atau mengusahakan tanah. Kutuk ini terbagi dalam tiga
bagian:

1. Keadaan tanah yang digarap itu (bumi) akan mengalami suatu


perubahan. Sejak waktu itu tanah (bumi) hanya akan menghasilkan
sesuatu setelah manusia bekerja keras mengolahnya dengan memeras
keringat.
2. Bukti bahwa keadaan tanah itu berubah akan terlihat dalam perubahan
yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang dihasilkannya, terutama
dengan tumbuhnya dua macam tanaman yang tidak produktif: duri
dan onak (rumput duri).
Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan 299

3. Manusia sendiri akan mengalami kemerosotan dan kematian, dan pada


akhirnya terkutuk untuk kembali lagi kepada debu tanah tempat
asalnya. Meskipun ditujukan kepada Adam, bagian kutuk yang ketiga
sesungguhnya juga mempengaruhi Hawa beserta keturunan mereka.

Jelas bahwa kutuk-kutuk yang diucapkan pada waktu itu juga mempunyai
dampak atas bumi ini. Hal ini memang masuk akal karena terdapat
hubungan yang demikian erat antara Adam dan alam lingkungannya. Hal
ini dapat dilihat dari perkataan dalam bahasa Ibrani untuk „bumi‰, yaitu
adamah. Adam sendiri terbuat dari tanah. Tuhan menganggapnya bertang-
gungjawab juga untuk memelihara dan menjaga keadaan bumi ini.
Selain itu ada suatu kutuk istimewa yang diucapkan atas ular. Kutuk
tersebut menjadikan ular berbeda dari segala makhluk hewan lainnya sejak
waktu itu.
Di Pengkhotbah 1:2 dan Roma 8:20 keadaan bumi dan penduduknya
yang disebabkan oleh kutuk-kutuk ini digambarkan dengan sebuah kata:
kesia-siaan.
Pelepasan dari „kutuk hukum Taurat‰ yang disebutkan Rasul Paulus
dalam Galatia 3:13 itu tidak mencakup kutuk-kutuk yang diuraikan di atas.
Kutuk-kutuk yang baru saja diuraikan ini merupakan akibat dari pembe-
rontakan Adam dan Hawa di Taman Eden. Pada waktu itu belum ada suatu
sistem atau perangkat hukum yang diberikan oleh Tuhan sendiri, sehingga
tentu saja belum ada kutuk yang dijatuhkan atas pelanggarannya.
Di Roma 5:13-14 Paulus berkata: „Sebab sebelum hukum Taurat ada,
telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak
ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman
Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat
dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam.‰
Selama periode „dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa‰ itu
umat manusia belum mempunyai suatu sistem atau perangkat hukum yang
diberikan oleh Tuhan sendiri. Tetapi semua manusia tetap menanggung
300 Berkat atau Kutuk

segala akibat dari kutuk yang dijatuhkan


Selama periode “dari
atas Adam dan Hawa, dan setiap manusia
zaman Adam sampai
kepada zaman Musa” itu harus membayar upah dosanya.
umat manusia belum Awal dari periode hukum Taurat itu
mempunyai suatu sistem disebutkan dalam Yohanes 1:17: „Hu-
atau perangkat hukum kum Taurat diberikan oleh Musa.‰
yang diberikan oleh Tuhan
Pemberian hukum Taurat disertai dengan
sendiri.
disampaikannya suatu daftar panjang
yang terdiri dari berbagai kutuk. Kutuk-
kutuk tersebut ditujukan bagi semua orang yang berada di bawah hukum
Taurat namun gagal menjalankannya. Itulah kutuk-kutuk yang terutama
dicatat dalam Ulangan 28:15-68. Secara kolektif kutuk-kutuk itu disebut
„kutuk hukum Taurat‰. Ketika Paulus berkata dalam Galatia 3:13 bahwa
„Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat‰, kutuk-kutuk itulah
yang dimaksudkannya.
Lalu, bagaimana dengan kutuk-kutuk yang dijatuhkan sebagai hukuman
atas Adam dan Hawa? Apakah Allah juga menyediakan penebusan bagi
kutuk-kutuk yang terdahulu itu? Dan jika ya, atas dasar apakah Ia melakukan
hal itu?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita perlu mengerti bahwa
ketika Ia datang ke bumi sesungguhnya Yesus mengidentifikasikan atau
„menyatukan‰ diri-Nya dengan orang-orang yang akan ditebus-Nya melalui
dua cara yang berbeda. Perjanjian Baru menggambarkan dua aspek yang
berbeda dari identifikasi atau „penyatuanÊÊ-Nya dengan manusia itu, dan hal
ini terlihat dari dua macam daftar silsilah nenek moyang Yesus yang terdapat
dalam injil.
Dalam Injil Matius silsilah nenek moyang Yesus ditelusuri kembali
sampai kepada Abraham. Sebagai „benih Abraham‰ yang dijanjikan, Yesus
telah menyatukan diri-Nya dengan bangsa Israel, keturunan Abraham, dan
mereka ini berada di bawah hukum Taurat. Dalam Galatia 4:4-5 Paulus
berkata bahwa Yesus dilahirkan dalam keadaan yang „takluk kepada hukum
Taurat... diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat‰.
Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan 301

Tetapi dalam Injil Lukas silsilah nenek moyang Yesus ditelusuri kembali
sampai kepada Adam, ini berarti Yesus „menyatu‰ dengan seluruh umat
manusia yang dimulai dari Adam. Selama hidup di bumi Ia paling sering
menggunakan gelar „Anak Manusia‰ bagi diri-Nya sendiri. Dalam bahasa
Ibrani nama Adam itu berarti „manusia‰. Jadi, „Anak Manusia‰ sebenarnya
sama dengan „Anak Adam‰. Maka dengan memakai gelar ini, Yesus
sesungguhnya selalu menekankan betapa Ia telah „menyatu‰ dengan selurah
keturunan Adam, yaitu seluruh umat manusia.
Oleh karena identifikasi atau „penyatuan‰ ini, kematian Yesus pada kayu
salib sebagai korban pengganti manusia itu tidak hanya menyediakan
kelepasan bagi kutuk yang ditimpakan atas pelanggaran hukum Taurat.
Kematian-Nya juga menyediakan kelepasan dari segala akibat buruk yang
didatangkan atas umat manusia oleh dosa Adam yang semula, tanpa melihat
apakah mereka berada di bawah hukum Taurat atau tidak.
Hal ini ditunjukkan oleh dua buah „gelar‰ atau julukan yang berbeda
yang diberikan Paulus kepada Yesus dalam I Korintus 15. Dalam ayat 45
ia menyebut Yesus „Adam yang akhir‰, dan di ayat 47, „manusia kedua‰.
Kedua gelar tersebut mengacu kepada kematian dan kebangkitan Yesus dari
antara orang mati.
Pada kayu salib Yesus mati sebagai „Adam yang akhir‰. Yesus telah
memikul segala akibat buruk yang menimpa seluruh umat manusia karena
ketidaktaatan Adam. Ketika Yesus mati, sesungguhnya semua akibat buruk
tersebut telah habis dipunahkan. Ketika Yesus dikuburkan, sesungguhnya
semuanya itu telah dihapuskan sama sekali dari permukaan bumi untuk
selama-lamanya.
Tetapi pada hari yang ketiga Yesus bangkit kembali dari antara orang
mati sebagai „manusia kedua‰. Dengan demikian Ia telah menjadi Kepala
atau Sesepuh dari suatu umat manusia yang sama sekali baru, yaitu bangsa
manusia Immanuel, umat manusia Allah, suatu umat manusia ciptaan baru,
yang di dalamnya manusia dan Allah telah disatukan.
Semua orang yang karena iman dan keputusan mereka telah menyatu
dengan Yesus dalam kematian-Nya, penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya
302 Berkat atau Kutuk

dari kematian, dengan sendirinya menjadi anggota atau warga dari umat
manusia yang baru. Dalam I Petrus 1:3-4 rasul Petrus berkata mengenai
mereka: „Allah ... telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat
cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.‰
Oleh karena itu ada dua aspek yang saling melengkapi dari penebusan
atas kutuk yang disediakan melalui kematian Yesus. Sebagai „keturunan
Abraham‰ yang dilahirkan dalam keadaan takluk kepada hukum Taurat,
Yesus memikul semua kutuk atas pelanggaran hukum Taurat yang
disebutkan dalam Ulangan 28: 15-68. Sebagai „Adam yang akhir‰, Ia juga
memikul segala kutuk yang dijatuhkan atas Adam dan Hawa karena
ketidaktaatan mereka yang mula-mula itu. Seperti telah kita lihat, kutuk-
kutuk tersebut berpengaruh pula pada keadaan bumi dan tumbuh-
tumbuhan di atasnya, yang teruta ma
Yesus bukan saja memikul sekali terlihat dari adanya dua macam
kutuk-kutuk yang telah tanaman yang tidak produktif, yaitu duri
menimpa Adam dan Hawa, dan onak.
tetapi juga kutuk yang Perjanjian Baru memberikan suatu
menimpa bumi ini.
gambaran yang indah sekali untuk
memperlihatkan bahwa Yesus bukan saja
memikul kutuk-kutuk yang telah menimpa Adam dan Hawa, tetapi juga
kutuk yang menimpa bumi ini. Dalam Yohanes 19:5 sang rasul mencatat
peristiwa ketika Yesus dihadapkan kepada para penuduh-Nya:

Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus
kepada mereka: „Lihatlah manusia itu („sang Manusia‰, dalam terjemahan
bahasa lnggris)!‰

Ungkapan „manusia itu‰ („the Man‰, dalam bahasa Inggris) menunjuk


kepada Yesus sebagai satu-satunya keturunan Adam yang sempurna, yang
menjadi wakil tunggal seluruh umat manusia. Pada waktu yang bersamaan,
apa yang dikenakan Yesus pada waktu itu menggambarkan kedua kutuk
Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan 303

yang didatangkan Adam atas bumi ini. Mahkota yang dipakai-Nya meng-
gambarkan kutuk duri, sedangkan warna ungu jubah-Nya menggambarkan
kutuk onak.
Adegan yang singkat namun menarik ini memperlihatkan Yesus sebagai
„Adam yang akhir‰, yang memikul kutuk yang telah menimpa Adam dan
Hawa maupun kutuk yang didatangkan atas bumi oleh karena perbuatan
mereka.
Oleh karena itu, ditinjau dari sudut
...ditinjau dari sudut mana
mana pun juga, kelepas an dan kutuk
pun juga, kelepasan dan
yang disediakan oleh kematian Yesus kutuk yang disediakan oleh
sesungguh nya bersi fat paripurna dan kematian Yesus sesungguh-
lengkap. Penebusannya mencakup setiap nya bersifat paripurna dan
kutuk yang ditimpakan atas umat lengkap.
manusia. Yaitu mencakup kutuk yang
dijatuhkan atas Adam dan Hawa karena ketidaktaatan mereka. Penebusan
itu mencakup pula kutuk yang didatangkan atas bumi ini oleh ketidaktaatan
mereka; dan ia mencakup pula semua kutuk yang selanjutnya didatangkan
oleh pelanggaran terhadap hukum Musa.
Tetapi, selanjutnya pelajaran Alkitab memperlihatkan bahwa kelepasan
yang seutuhnya dari kutuk itu akan dilaksanakan dalam beberapa tahap
secara berturut-turut. Kelepasan dan „kutuk hukum Taurat‰ sudah dapat
diterima pada masa sekarang ini oleh orang-orang yang dapat menerimanya
dengan iman. Namun segala sesuatunya baru akan sempurna pada saat
kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak. Pada waktu itu pula semua
orang yang diangkat untuk bertemu dengan Tuhan akhirnya dan untuk
selama-lamanya akan terlepas dari kutuk Adam itu.
Di Filipi 3:20-21 Paulus menggambarkan perubahan yang akan terjadi
pada tubuh setiap orang percaya pada waktu itu:

Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita
menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah
tubuh kita yang fana ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia,
304 Berkat atau Kutuk

menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-


Nya.

Di sini Paulus memperbandingkan dua macam tubuh: „tubuh kita yang


fana ini‰ dan „tubuh-Nya [Kristus] yang mulia‰. Bila diterjemahkan secara
harfiah, semestinya ayat itu berbunyi „tubuh kehinaan kita‰ dan „tubuh
kemuliaan-Nya‰. Memang, kutuk yang ditimpakan atas Adam membuat dia
dan keturunannya terkurung dan terpenjara dalam suatu „tubuh kehinaan‰.
Tubuh itu terus-menerus mengingatkan manusia akan keadaannya yang
berdosa.
Semenjak saat kita dilahirkan tubuh ini terus-menerus mengalami
kemunduran dan kemerosotan, dan sangat bergantung kepada banyak faktor
luar untuk dapat hidup terus dalam keadaan baik dan sehat. Melalui sedikit
kemewahan dan dengan berfoya-foya kita mungkin dapat sejenak lamanya
melupakan kelemahan yang terdapat dalam keberadaan kita, tetapi beberapa
saat kemudian kita dihadapkan kembali kepada keterbatasan tubuh kita yang
sungguh hina ini.
Boleh saja kita mengenakan pakaian yang paling bagus dan mahal, tetapi
begitu kita harus melakukan suatu pekerjaan dengan tubuh ini, bau keringat
yang keluar akan segera mengingatkan kita bahwa kita masih berada dalam
sebuah „tubuh kehinaan‰. Atau kita mungkin mencoba mengenyangkan
perut dengan makanan dan minuman yang paling lezat. Tetapi setelah
beberapa jam kita akan terpaksa mengeluarkan semua itu lagi dari
kandungan air kencing dan kandungan pencernaan kita, dan hal yang
terakhir ini tidak menimbulkan sedikit pun kebanggaan pada diri kita.
Bagi semua orang yang telah menerima penebusan yang disediakan oleh
Kristus, semua hal yang bersifat hina yang terdapat pada tubuh yang
sekarang ini akan diubahkan, tidak secara bertahap atau sedikit demi sedikit
melainkan serentak pada satu saat yang singkat namun penuh kemuliaan.
Dalam I Korintus 15:51-53 Paulus menggambarkan perubahan yang ajaib
dan supranatural itu:
Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan 305

Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri
akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan
yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa,
dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

Dalam I Korintus 15 secara keseluruhan Paulus menunjukkan lima


perubahan yang akan terjadi pada tubuh setiap orang percaya pada saat
kedatangan Kristus yang kedua kali:

1. Dari dapat binasa menjadi tidak dapat binasa.


2. Dari dapat mati menjadi tidak dapat mati.
3. Dari kehinaan kepada kemuliaan.
4. Dari kelemahan kepada kuasa.
5. Dari alami (natural) · kedagingan · menjadi supraalami (supranatural).

Kelima hal negatif di atas merupakan akibat dari kutuk Adam yang
mula-mula. Kelepasan yang seutuhnya dari semua hal itu akan terlebih
dahulu dialami oleh orang-orang percaya yang terangkat untuk bertemu
dengan Kristus pada saat Ia kembali. Dalam Yakobus 1:18 mereka ini
digambarkan sebagai „anak sulung di antara semua ciptaan-Nya‰. Perubah-
an yang akan mereka alami merupakan suatu jaminan mengenai kepastian
penebusan yang pada akhirnya akan juga dialami oleh seluruh ciptaan
Allah.
Pada masa sesudah itu bagi penduduk bumi yang masih tersisa,
pemerintahan millenium (seribu tahun) Kristus yang adil dan suci akan
banyak mengurangi, namun belum sepenuhnya menghapuskan, kutuk
hukum Taurat itu. Umur manusia akan menjadi jauh lebih panjang, tetapi
kutuk Adam akan tetap ada. Demikian juga bumi ini dan seluruh hewan
akan mengalami suatu masa kesuburan dan kelimpahan yang tidak pernah
dialaminya semenjak kejatuhan manusia dalam dosa, namun „kesia-siaan‰
masih belum hilang sepenuhnya. Penghapusan yang terakhir dan
306 Berkat atau Kutuk

sepenuhnya dari setiap kutuk baru akan terjadi pada masa „langit yang baru
dan bumi yang baru‰ (II Petrus 3:13).
Semua ini merupakan hasil yang dicapai melalui pertukaran yang
dilakukan pada kayu salib, ketika Yesus menjadi suatu kutuk untuk dapat
menghapuskan segala kutuk yang menimpa umat manusia dan seluruh
ciptaan Tuhan karena ketidaktaatan manusia. Di dalam Wahyu 22:3
penghapusan kutuk yang seutuhnya diungkapkan dalam sebuah kalimat
yang singkat namun mencakup semuanya: „Maka tidak akan ada lagi
laknat [kutuk].‰

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Sebutkanlah dua macam kutuk dimana Yesus sudah menebus kita
darinya.
2. Kutuk yang pertama kalinya dijatuhkan atas Adam terutama
berhubungan dengan suatu tugas yang harus diembannya. Tugas
apakah itu?
3. Benar atau salah: Penebusan yang Yesus lakukan dengan cara
mengorbankan diri-Nya di kayu salib melingkupi atas kutuk hukum
Taurat dan segala akibat yang disebabkan oleh dosa ketidaktaatan
Adam.
4. Saat Yesus bangkit kembali dari kematian pada hari yang ketiga sebagai
„Manusia kedua‰, Ia menjadi kepala dari suatu ras/umat manusia yang
baru. Ras apakah itu?
5. Saat Pilatus membawa Yesus ke hadapan penuduh-penuduh-Nya, jubah
dan mahkota duri yang dipakaikan kepada Yesus mewakili dua aspek
dari kutuk yang pertama di zaman Adam. Apa sajakah itu?
6. Benar atau salah: Penghapusan yang terakhir dan sepenuhnya dari
setiap kutuk akan terjadi saat Yesus memerintah seribu tahun di bumi.
Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan 307

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Dengan mengetahui tentang adanya kutuk-kutuk yang belum dicabut,
bagaimanakah hal itu membantu Anda dalam hidup kekristenan Anda?
2. Dalam 1 Korintus 15, Rasul Paulus memberitahukan kita tentang
perubahan yang akan terjadi saat Yesus datang kembali. Apakah dengan
mengetahui hal tersebut mempengaruhi iman dan kehidupan Anda
dalam Kristus saat ini?

AYAT HAFALAN
Pilihlah satu ayat lain dalam pasal 22 untuk Anda hafalkan.

TANGGAPAN IMAN
Terima kasih Tuhan Yesus atas jaminan kewargaanku di surga. Aku sungguh-
sungguh menantikan kedatangan-Mu kembali.
24

Memberkati atau Mengutuk?

! daikanlah bahwa ada orang yang mencaci maki, mengutuk,


n
B menentang dan menganiaya kita oleh karena kepercayaan kita kepada
Kristus. Andaikanlah bahwa mereka kemudian menyebarkan fitnah yang
jahat sekali serta memakai segala macam cara yang licik dan melawan
hukum untuk mencelakakan kita. Bolehkah sebagai orang Kristen kita
membalas perbuatan itu dengan mengutuk mereka? Jawaban yang diberikan
dalam Perjanjian Baru atas pertanyaan itu adalah jelas-jelas: TIDAK!
Dalam Roma 12:9-21 Paulus menyebutkan sejumlah prinsip yang
mengatur perilaku orang Kristen. Dalam ayat 9 ia mulai dengan hal
terpenting yang seharusnya menjadi satu-satunya dasar perilaku mereka:
„Hendaklah kasih itu jangan pura-pura!‰ Semua petunjuk yang diberikan
kemudian sebenarnya hanya menjabarkan bermacam cara yang dapat
dipakai orang Kristen untuk menyatakan kasihnya.
Dalam ayat 14 Paulus memberitahu orang-orang Kristen tentang cara
yang harus dipakai dalam menanggapi orang-orang yang menyakiti mereka:
„Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!‰
Dalam ayat 21 ia mengakhiri penjelasannya dengan suatu penerapan
yang bersifat umum dari prinsip yang sama: „Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!‰ Hanya
ada satu kekuatan yang mampu mengatasi kejahatan, dan kekuatan itu
adalah kebaikan. Berbagai bentuk kejahatan yang kita hadapi, harus selalu

308
Memberkati atau Mengutuk 309

kita tanggapi dengan bentuk-bentuk kebaikan yang merupakan kebalikannya.


Kalau tidak, kejahatan itu akan mengalahkan kita.
Dalam I Petrus 3:8-9 Petrus memberikan peringatan yang sama agar
tidak terpancing oleh kejahatan:

Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi


saudara-saudara, penyayang dan rendah kati,
dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan
caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk
itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.

Bila kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, itu berarti kita ikut
menikmati kemenangan Kristus atas kejahatan, seperti yang digambarkan
dalam II Korintus 2:14-15:

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan
kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.
Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah
mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

Seperti Maria dari desa Betania yang menuangkan minyak yang mahal
harganya di atas kepala Yesus, kita pun akan menyebarkan bau harum
semerbak di sekeliling kita. Orang-orang yang melawan dan mengecam kita
pun akan ikut mendapat berkat karena keharuman itu. (Lihat Markus 14:3-
9.)
Di sini kita melihat suatu perbedaan
mendasar antara Perjanjian Lama dan ...hamba Tuhan yang
Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama mengucapkan suatu kutuk
Tuhan seringkali memakai umat-Nya atas orang-orang yang
menjadi suatu alat untuk menghukum menentang atau tidak
menaati Tuhan, dan
bangsa-bangsa lain. Ketika membawa
akibatnya adalah seperti
bani Israel ke negeri Kanaan, misalnya, jika Tuhan sendiri yang
Tuhan memakai Yosua dan tentaranya mengutuk mereka.
untuk melaksanakan hukuman-Nya atas
310 Berkat atau Kutuk

bangsa Kanaan yang telah mendiami negeri itu sebelumnya. Dalam berbagai
kasus lain di Perjanjian Lama, ada banyak hamba Tuhan yang mengucapkan
suatu kutuk atas orang-orang yang menentang atau tidak menaati Tuhan,
dan akibatnya adalah seperti jika Tuhan sendiri yang mengutuk mereka.
Dalam Yosua 6:26 misalnya, sesudah bani Israel merebut dan
menghancurkan kota Yerikho, Yosua mengucapkan kutuk yang berikut ini
atas siapa pun yang di kemudian hari membangun kembali kota Yerikho di
atas tanah yang sama:

„Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun


kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung
ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya
yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!‰

Lebih kurang lima ratus tahun kemudian, semasa pemerintahan Raja


Ahab dari Israel, kutuk ini mengalami suatu penggenapan, seperti tercatat
dalam I Raja-raja 16:34:

Pada zamannya [Ahab] itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho.
Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan
dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang
bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN
yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.

Ini merupakan suatu contoh yang nyata sekali mengenai kekuatan-


kekuatan atau pengaruh yang tidak kasat mata yang senantiasa bekerja di
sepanjang sejarah manusia namun sering diabaikan oleh kebanyakan orang.
Berapa banyak ahli sejarah di masa ini yang akan mengaitkan kematian
kedua orang muda itu dengan kata-kata yang pernah diucapkan oleh
seorang hamba Tuhan lima ratus tahun sebelumnya?
Penting kiranya untuk diperhatikan, bahwa dalam I Raja-raja 16:34
penulisnya menegaskan bahwa kutuk itu digenapi „sesuai dengan firman
TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.‰ Yosua
sekadar menjadi perantara bagi datangnya kutuk itu, tetapi sumbernya
Memberkati atau Mengutuk 311

adalah Tuhan sendiri. Hanya ini yang dapat menjelaskan mengapa akibat
kutuk itu demikian dahsyatnya.
Seorang hamba Tuhan lainnya yang mengucapkan kutuk yang akibatnya
menimpa orang sampai beberapa generasi selanjutnya adalah Raja Daud.
Dalam Mazmur 69:23-26 dan sekali lagi dalam Mazmur 109:6-13 Daud
mengucapkan serangkaian kutuk atas orang atau orang-orang yang tidak
disebutkan namanya, karena pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap
seorang yang saleh, yang telah dituduh dan dijatuhi hukuman secara tidak
adil. Kira-kira seribu tahun kemudian, sesudah kematian dan kebangkitan
Yesus, para rasul melihat bahwa kutuk-kutuk Daud itu digenapi dalam diri
Yudas Iskariot, yang telah mengkhianati Yesus. (Lihat Kisah 1:15-20.)
Beberapa orang nabi sesudah zaman Daud juga pernah mengucapkan
kutuk yang mendatangkan hukuman Tuhan dengan berbagai cara. Dalam II
Raja-raja 1:9-12, misalnya, Nabi Elia memanggil api dari langit yang
menghanguskan secara berturut-turut dua pasukan tentara yang ditugaskan
untuk menangkapnya. Dalam II Raja-raja 2:23-24 Nabi Elisa, penggantinya,
mengutuk sejumlah anak-anak muda yang memperolok-olok dia, dan
akibatnya 42 orang di antara mereka tewas diterkam beruang.
Kemudian sesudah itu Tuhan memakai Nabi Elisa untuk menyembuhkan
secara ajaib penyakit kusta yang diderita oleh seorang panglima bangsa Siria
bernama Naaman. Naaman selanjutnya menawarkan banyak hadiah kepada
Elisa sebagai tanda terima kasihnya, tetapi Elisa menolaknya, untuk
menunjukkan bahwa tidak mungkin bagi Naaman untuk „membayar‰
kesembuhan yang diterimanya dari Tuhan sendiri itu. Belakangan Gehazi,
pelayan Elisa, karena didorong oleh ketamakannya berlari menyusul
Naaman dan dengan dalih yang palsu meyakinkan Naaman untuk
memberikan kepadanya suatu hadiah yang cukup besar terdiri dari perak
dan sejumlah pakaian yang bagus (II Raja-raja 5:1-27).
Ketika Gehazi kembali, Elisa yang mendapat penglihatan secara
supranatural menegur dia atas ketamakan dan kecurangannya. Lalu Elisa
mengucapkan hukuman Tuhan atasnya:
312 Berkat atau Kutuk

„Penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu
untuk selama-lamanya.‰ Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena
kusta, putih seperti salju.

Dampak dari kutuk Elisa itu langsung terlihat. Gehazi mendapati


dirinya telah terjangkit oleh penyakit kusta tingkat berat yang dialami oleh
Naaman sebelum ia disembuhkan. Penyakit yang sama juga akan men-
jangkiti seluruh keturunan Gehazi selama mereka masih ada di dunia ini.
Ada suatu ciri utama yang terdapat pada semua kutuk yang disebutkan
di atas, baik yang diucapkan oleh Yosua, Daud, Elia atau Elisa. Masing-
masing kutuk itu menyatakan suatu hukuman yang dijatuhkan oleh Tuhan
dalam kedaulatan-Nya sebagai Allah. Semua itu bukan hasil pemikiran atau
kehendak dari orang yang mengucapkan kutuk itu. Kutuk-kutuk itu bukan
merupakan luapan kemarahan atau kejengkelan manusia. Dalam kedaulatan
kuasa-Nya „Tuhan telah memakai manusia sebagai alat-Nya untuk menjatuh-
kan hukuman-Nya yang adil. Tidak ada
Dalam kedaulatan kuasa- petunjuk dalam Alkitab yang mengatakan
Nya “Tuhan telah memakai
bahwa Tuhan pernah menarik kembali
manusia sebagai alat-Nya
untuk menjatuhkan hak-Nya sendiri untuk sewaktu-waktu
hukuman-Nya yang adil. melakukan hal tersebut di kemudian
hari.
Namun dalam Perjanjian Baru Tuhan memutuskan untuk memakai
hamba-bamba-Nya terutama sebagai bejana kemurahan-Nya, bukan sebagai
alat untuk menghukum manusia. Perbedaan menco lok antara kedua
perjanjian itu terlihat dalam peristiwa yang tercatat di Lukas 9:51-86. Pada
waktu itu Yesus telah mengirim utusan untuk mempersiapkan kedatangan-
Nya di sebuah desa Samaria yang hendak disinggahi-Nya. Tetapi warga
Samaria di situ menolak kedatangan-Nya. Sebagai reaksi mereka, Yakobus
dan Yohanes kemudian bertanya: „Tuhan, apakah Engkau mau, supaya
kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka (seperti
yang dilakukan oleh Nabi Elia)?‰
Memberkati atau Mengutuk 313

Yesus menegur mereka atas sikap mereka itu dan berkata: „Engkau tidak
tahu kamu ini dari roh apa. Karena Anak Manusia tidak datang untuk
membinasakan orang tetapi untuk menyelamatkan mereka.‰
Yesus tidak menyangkal bahwa Elia pernah memanggil api untuk
membinasakan musuh-musuhnya. Dan Ia juga tidak mempertanyakan
kemampuan Yakobus dan Yohanes dalam melakukan hal yang sama. Ia
hanya mengingatkan bahwa mereka hidup pada suatu zaman lain dan oleh
karenanya Tuhan memakai hamba-hamba-Nya dengan cara yang lain pula.
Mereka dipanggil untuk menjadi bejana kemurahan Allah, bukan alat untuk
menjatuhkan hukuman.
Namun demikian, Perjanjian Baru mencatat adanya beberapa hamba
Tuhan yang mengucapkan suatu kutuk. Yesus sendiri merupakan salah satu
contohnya. Pada waktu itu Yesus sedang dalam perjalanan-Nya menuju kota
Yerusalem. Dalam keadaan lapar Ia menghampiri sebatang pohon ara untuk
memetik buah yang seharusnya sudah keluar pada waktu itu, karena saat itu
adalah musim berbuah bagi pohon ara. Tetapi setelah melihat bahwa pohon
itu hanya berdaun lebat dan tidak menghasilkan buah, Ia berkata kepada
pohon itu: „Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!‰ (Matius
21:19).
Keesokan harinya, ketika Ia dan mu-
...Yesus memberikan
rid-murid-Nya mele wati tempat itu
kepada murid-murid-Nya
pohon ara itu telah menjadi kering sam- otoritas atau kuasa yang
pai ke akar-akarnya. Petrus pun berkata: sama seperti yang
„Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kau diperlihatkan-Nya ketika
kutuk itu sudah kering.‰ (Markus mengutuk pohon ara itu:
“Aku berkata kepadamu,
11:21). Sebagai jawaban-Nya, Yesus
sesungguhnya jika kamu
memberikan kepada murid-murid-Nya percaya dan tidak
otoritas atau kuasa yang sama seperti bimbang, kamu bukan saja
yang diperlihatkan-Nya ketika mengutuk akan dapat berbuat apa
pohon ara itu: „Aku berkata kepadamu, yang Kuperbuat dengan
sesungguhnya jika kamu percaya dan pohon ara itu...
tidak bimbang, kamu bukan saja akan
314 Berkat atau Kutuk

dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, ... .‰ (Matius
21:21). Dengan perkataan lain, Ia memberikan mereka kuasa untuk
mengucapkan kutuk yang sama seperti yang baru saja Ia ucapkan kepada
pohon ara itu.
Banyak penafsir Alkitab berkata bahwa pohon ara itu menggambarkan
kehidupan iman orang Yahudi penganut hukum Taurat Musa yang telah
merosot menjadi formalitas agama belaka. Kehidupan beragama mereka itu
penuh dengan „daun‰, artinya secara lahiriah kelihatannya bagus. Tetapi
tidak menghasilkan buah yang seharusnya dihasilkan oleh hukum Taurat
itu · Yesus mengatakan bahwa buah yang diharapkan adalah „keadilan dan
belas kasihan dan kesetiaan*‰ (Matius 23:23). Akibatnya, orang-orang yang
bersungguh-sungguh mencari Tuhan dan datang pada sistem agama demi-
kian untuk memuaskan rasa lapar rohani mereka itu, pada akhirnya men-
jadi kecewa dan pulang dengan perasaan hampa. Maka Tuhan kemudian
menjatuhkan penghukuman-Nya sehingga dalam jangka waktu satu
generasi seluruh sistem itu dibuat „kering sampai ke akar-akarnya‰.
Tampaknya para murid itu tidak memahami makna di balik pohon ara
yang tidak berbuah itu, dan mereka akan melewati pohon itu begitu saja.
Yesuslah yang bertindak terhadap pohon itu, dan kemudian menugaskan
para murid-Nya untuk mengambil tindakan yang sama. Namun sebagian
besar orang Kristen dalam generasi-generasi berikutnya tampaknya tidak
mengerti benar makna dari pelajaran Yesus ini. Kita sering menemui „po-
hon-pohon ara yang tidak berbuah‰, yaitu sistem keagamaan yang menye-
satkan manusia dan yang mengecewakan orang-orang yang dengan sungguh-
sungguh ingin mengetahui hakikat Injil yang sebenarnya. Apakah kita akan
berjalan begitu saja melewati „pohon-pohon ara‰ itu, tanpa mempedulikan
apa yang terjadi? Atau apakah kita juga akan mengambil tindakan agresif
semacam yang diperlihatkan oleh Yesus itu?
Dalam Matius 10:14-15 ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya yang
pertama untuk memberitakan Injil, Ia memberi mereka otoritas atau kuasa

*
„Keadilan dan belas kasihan dan iman‰, menurut terjemahan bahasa Inggris.
Memberkati atau Mengutuk 315

yang serupa untuk berurusan dengan orang-orang yang menolak mereka


dan berita yang mereka bawa:
„Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar
perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan
kebaskanlah debunya dari kakimu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah
Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.‰

Dengan mengebaskan debu di kaki mereka, para rasul itu sesungguhnya


menyerahkan orang-orang yang menolak mereka kedalam hukuman Tuhan
sendiri, dan hukuman itu akhirnya akan lebih berat daripada yang menimpa
warga kota Sodom dan Gomora.
Para rasul dalam Perjanjian Baru menerima perintah Yesus tersebut
secara sungguh-sungguh bahkan sangat harafiah. Di kota Antiokia di tanah
Pisidia, sesudah Paulus dan Barnabas melayani beberapa lama dengan hasil
yang menggembirakan, akhirnya mereka diusir pergi oleh orang yang
memusuhi mereka. Kisah 13:51 mencatat reaksi kedua rasul itu:
Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai
peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium.

Kejadian-kejadian seperti ini mene-


Apabila suatu berkat
gaskan kembali suatu prinsip yang telah
ditawarkan tetapi ditolak,
ditetapkan dalam Perjanjian Lama: Berkat tentu saja akan datang
dan kutuk tidak pernah berdiri secara kutuk sebagai gantinya.
terpisah satu dan yang lainnya. Apabila
suatu berkat ditawarkan tetapi ditolak,
tentu saja akan datang kutuk sebagai gantinya. Ketika bani Israel masuk
negeri Kanaan di bawah bukum Taurat Musa, Tuhan menuntut agar mereka
mendatangkan sendiri salah satu di antara kedua hal ini: berkat-berkat yang
dijanjikan apabila mereka taat, atau kutuk-kutuk apabila mereka tidak taat.
Tidak ada pilihan yang lain. Demikian juga halnya dengan orang-orang
yang mendengarkan pemberitaan Injil yang lengkap dengan segala ber-
katnya, tetapi kemudian sengaja menolaknya dengan penuh kesadaran.
316 Berkat atau Kutuk

Penolakan tersebut hampir dapat dipasti kan sama dengan tindakan


membuka diri terhadap kutuk-kutuk yang merupakan kebalikan dari berkat-
berkat yang telah mereka tolak.
Beberapa waktu sebelumnya, di pulau Siprus Tuhan membuka pintu
bagi Paulus dan Barnabas untuk menyampaikan Injil kepada prokonsul
(gubernur) Romawi bernama Sergius Paulus. Akan tetapi, ada seorang
penyihir terkenal (seorang ahli di bidang okultisme atau mistik) bernama
Elimas yang mencoba menghalang-halangi kedua rasul itu berbicara dengan
pejabat tersebut. Tanggapan Paulus terhadap tantangan Iblis ini diceritakan
dalam Kisah 13:9-12:

Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap
dia,
dan berkata: „Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat
dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan
berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?‰
„Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau
menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.‰
Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil
meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. Melihat apa yang
telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

Dampak dari kata-kata Paulus atas diri Elimas itu demikian cepat terlihat
dan amat menakjubkan, sama seperti kutuk penyakit kusta yang diucapkan
oleh Nabi Elisa atas Gehazi. Penulis Kisah Para Rasul menandaskan bahwa
pada saat itu Paulus „penuh dengan Roh Kudus‰. Oleh karena itu, kata-kata
yang diucapkannya bukanlah disebabkan oleh reaksi kedagingannya sendiri
terhadap perlawanan yang dialaminya, tetapi benar-benar merupakan
hukuman yang langsung dijatuhkan oleh Tuhan sendiri dan diucapkan oleh
Roh Kudus. Gubernur itu demikian terkesan atas kuasa Yesus yang melebihi
kuasa Iblis itu, sehingga ia langsung menjadi orang percaya.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa sebenarnya ada faktor penentu
bagi orang Kristen dalam memutuskan apakah ia boleh atau tidak
mengucapkan kutuk dalam situasi-situasi tertentu. Jika terdorong oleh suatu
Memberkati atau Mengutuk 317

reaksi kedagingan, misalnya karena jengkel atau marah, atau keinginan


untuk balas dendam atau membenarkan diri atau memuliakan diri sendiri,
maka mengucapkan kutuk dalam keadaan demikian merupakan suatu dosa.
Lebih jauh lagi, hal itu justru mendatangkan akibat yang lebih buruk bagi
orang yang mengucapkan kutuk itu daripada bagi orang yang dikutuk.
Dalam Roma 6:16 Paulus menandaskan betapa berbahayanya bila orang
terpengaruh oleh dorongan motivasi semacam ini yang sebenarnya berasal
dari Iblis:
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada
seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu,
yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada
kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebe-
naran?

Memang kita dapat tergoda untuk memperoleh kepuasan yang bersifat


sementara dengan memenuhi dorongan nafsu jahat untuk mengeluarkan
suatu kutuk dari mulut kita, tetapi dengan demikian berarti kita menawarkan
diri menjadi hamba dari dia yang menimbulkan godaan tersebut, yaitu Iblis.
Dan Iblis ini jelas tidak puas dengan hanya menguasai kita sementara saja.
Ia akan menggunakan godaan itu sebagai suatu pintu masuk. Melalui pintu
tersebut ia akan masuk serta menguasai kehidupan kita untuk seterusnya.
Apabila kita menyerah kepada godaan Iblis, biar pun hanya sesaat saja,
berarti kita akan menjadi hambanya untuk seterusnya. Oleh karena itu,
orang yang menggunakan suatu kutuk untuk mendatangkan kesusahan atas
orang lain sebenarnya mendatangkan kesusahan yang lebih besar dan lebih
permanen atas dirinya sendiri.
Sebaliknya, Perjanjian Baru memberikan contoh-contoh yang cukup
jelas mengenai situasi tertentu ketika Roh Kudus dalam kedaulatan-Nya
memutuskan untuk mengeluarkan suatu kutuk melalui seorang hamba
Tuhan. Jika kita menyangkal adanya kemungkinan untuk hal ini, sesung-
guhnya kita menutup diri terhadap salah satu cara yang bisa saja dipilih
Tuhan untuk memakai kita. Satu-satunya cara supaya hal itu tidak terjadi
adalah dengan terus memupuk hubungan yang intim dengan Roh Kudus,
318 Berkat atau Kutuk

supaya kita senantiasa peka akan petunjuk


Dan jika kita masih ragu-
dan bimbingan yang diberikan-Nya. De-
ragu juga mengenai
kemurnian motivasi kita ngan demikian kita juga akan peka baik
sendiri atau ada tidaknya terhadap perintah-Nya untuk mengucap-
pimpinan Roh Kudus, lebih kan suatu kutuk ataupun larangan-Nya
baik kita diam saja. untuk tidak mengucapkan kutuk. Dan
jika kita masih ragu-ragu juga mengenai
kemurnian motivasi kita sendiri atau ada tidaknya pimpinan Roh Kudus,
lebih baik kita diam saja.
Ada kemungkinan bahwa dalam keadaan tertentu Roh Kudus akan
mendorong kita untuk mengucapkan suatu kutuk. Hal itu pernah saya
alami sendiri melalui suatu peristiwa yang terjadi dalam pelayanan saya di
sekitar tahun 1965. Pada waktu itu saya menjadi staf gembala di sebuah
gereja yang terletak di jantung kota Chicago, Amerika Serikat. Kebetulan
gedung yang sebelah-menyebelah dengan gereja kami merupakan sebuah
bar. Bar itu telah menjadi tempat bagi perkelahian berdarah dan pusat
berbagai macam kejahatan, termasuk penjualan narkotik dan pelacuran
yang dilakukan baik oleh wanita maupun pria.
Pada suatu hari saya sedang berada di mimbar gereja dan memimpin
suatu kebaktian bersama untuk mendoakan kota Chicago. Di tengah-tengah
doa itu, tanpa saya terlebih dahulu memikirkan apa yang harus dikatakan,
tiba-tiba saya mendengar diri saya berkata-kata dengan suara yang cukup
keras: „Aku mengutuk bar itu dengan kutuk dari Tuhan!‰ Sesudah itu
kebaktian berlangsung terus seperti biasa. Saya pun kemudian tidak
memikirkan lagi apa yang saya katakan pada saat itu.
Kira-kira dua bulan kemudian saya dibangunkan pada pukul 3 pagi,
karena ada orang yang menelepon dan memberitahukan bahwa gedung
gereja kami sedang mengalami kebakaran. Saya segera mengenakan pakaian
dan bergegas menuju tempat kejadian, tetapi yang saya dapati bukan gereja
melainkan bar itulah yang mengalami kebakaran. Namun angin yang
bertiup dari arah Danau Michigan mengarahkan jilatan api ke gedung
gereja. Kelihatannya gereja itu akan habis dimakan api juga bersama dengan
Memberkati atau Mengutuk 319

bar itu, tetapi tiba-tiba arah angin berubah 180 derajat dan jilatan api
berbalik sehingga tidak lagi mengancam gedung gereja kami.
Akhirnya bar itu hancur sama sekali, sedangkan gereja hanya ternoda
oleh warna hitam-hitam karena asap, dan kerugian itu sudah ditanggung
oleh perusahaan asuransi. Tidak terdapat korban jiwa, dan tidak ada juga
yang mengalami cidera. Setelah meninjau tempat kejadian, pimpinan dinas
kebakaran berkata kepada penatua senior gereja itu: „Kelihatannya kalian
mempunyai hubungan yang istimewa dengan Bos yang di atas itu!‰
Saya sendiri tertegun dan diliputi rasa takut. Saya menjadi yakin bahwa
yang baru saja saya saksikan itu merupakan dampak dari kutuk yang telah
saya ucapkan atas bar itu hanya dua bulan sebelumnya. Saya tidak menyesali
kejadian itu. Saya memang merasa bahwa Tuhan sendiri yang telah
melakukan campur tangan dan menjatuhkan hukuman, namun masih juga
disertai belas kasihan. Tetapi pada waktu yang bersamaan saya juga
menyadari betapa besar kuasa yang timbul dan kata-kata yang diucapkan
oleh seorang hamba Tuhan. Saya pun memutuskan bahwa saya akan terus
memohon kemurahan Tuhan agar saya tidak sekali-kali menyalahgunakan
kuasa tersebut.
Dalam skala kecil, kehancuran bar karena kebakaran itu menegaskan
suatu kebenaran Alkitab yang merupakan suatu fakta pokok dan masalah
berkat dan kutuk ini: Kuasa yang dimiliki lidah sungguh tidak terhingga
besarnya · dalam mendatangkan kebaikan maupun kejahatan. Dengan
lidah kita dapat memberkati, tetapi kita dapat juga mengutuk; dengan lidah
kita dapat membangun dan merubuhkan; dengan lidah kita dapat melukai
maupun menyembuhkan; dengan lidah kita dapat melakukan kebaikan
yang besar, tetapi juga menimbulkan kerugian yang besar.
Kuasa lidah itu juga menakutkan, oleh karena kita sendiri tidak mampu
mengendalikannya. Pengalaman kita berkali-kali menunjukkan betapa
benarnya apa yang dikatakan dalam Yakobus 3:8: „Tetapi tidak seorang pun
yang berkuasa menjinakkan lidah.‰ Oleh karena itu, hanya ada satu jalan
yang aman bagi kita: menyerahkan lidah kepada Tuhan melalui Roh Kudus
dan meminta agar Ia mengendalikannya bagi kita. Untuk membantu kita
320 Berkat atau Kutuk

melakukan hal ini, berikut ini adalah dua buah doa yang dipanjatkan oleh
Daud, yang dapat kita panjatkan juga kepada Tuhan:

Awasilah mulutku, ya TUHAN,


berjagalah pada pintu bibirku!
(Mazmur 141:3)

Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan


hatiku, ya TUHAN,
gunung batuku dan penebusku.
(Mazmur 19:15)

PERTANYAAN UNTUK STUDI


1. Berdasarkan kitab Roma 12:14, bagaimana seharusnya kita berespon
terhadap mereka yang berusaha menganiaya kita?
2. Apakah satu kekuatan yang mampu mengalahkan kejahatan?
3. Dalam Perjanjian Baru, Allah memanggil umat-Nya untuk menjadi alat
___________ -Nya dan bukan alat __________-Nya.
4. Benar atau salah: Berkat atau kutuk tidak pernah jauh terpisah satu
sama lain.
5. Seseorang yang memakai kutuk untuk berbuat jahat kepada orang lain
sesungguhnya ia mendatangkan kesusahan yang lebih _______ dan
lebih __________ pada dirinya sendiri.
6. Menurut kitab Mazmur 141:3, apa yang harus kita lakukan untuk
dapat mengendalikan lidah kita?

PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN


1. Bagaimana menurut Anda mengenai orang yang Anda berkati karena
ia sudah mengutuk Anda, apakah itu berdampak atas hidupnya?
Apakah yang terjadi dalam hidup Anda sendiri ketika Anda memberkati
orang itu?
2. Bagaimana caranya Anda dapat menjadi alat kemurahan-Nya?
3. Apakah sekarang Anda memiliki pengertian yang lebih baik tentang
penggunaan lidah Anda? Dengan cara apakah?

AYAT HAFALAN
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Roma 12:14

TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku memilih untuk menjadi alat kemurahan-Mu yaitu dengan memberkati,
membangun dan menunjukkan kasih kepada mereka yang ada di sekitarku.
JAWABAN

1. Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap


1. Berkat dan Kutuk.
2. Ya, karena ada kutuk yang menimpa orang itu.
3. Ya.
4. Frustrasi.
5. Tidak, kutuk dapat berdampak atas suatu keluarga, komunitas dan
bangsa.
6. Ya, namun orang itu tidak dapat menikmati kesuksesannya.
7. Perbuatan atau peristiwa yang terjadi semasa hidup Anda.
8. Tidak, sebab Tuhan sudah menyediakan penawarnya.

2. Penghalang yang Tidak Kelihatan


1. Salah. Seringkali yang menghadapi penghalang tersebut adalah mereka
yang paling berusaha dan bersungguh-sungguh.
2. Hukum alam
3. „Dalam nama Yesus.‰
4. Salah. Kutuk adalah penghalang yang tak kelihatan atas kesembuhan
anak perempuan itu.
5. Permadani dengan sulaman 4 ekor naga.
6. Karena naga adalah gambaran dari ilah palsu yang dipuja-puja di negeri
Cina. Selain itu, dalam Alkitab naga adalah gambaran dari Iblis.
7. Tidak dicantumkannya doa untuk kesembuhan fisik, hanya doa untuk
kelepasan dari kutuk.

322
Jawaban 323

3. Cara Kerja Berkat dan Kutuk


1. Yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
2. Salah. Hanya dalam alam roh saja kita dapat menemukan kenyataan
yang sebenarnya dan kekal.
3. Dampak dari keduanya jarang sekali hanya terbatas pada seseorang saja;
dan keduanya menuntut suatu tindakan nyata dari kita.
4. Kata-kata.
5. Salah. Kuasa dari perkataan dapat disalurkan melalui ucapan, tulisan
ataupun dicetuskan dalam hati seseorang.
6. Amsal.
7. Minyak urapan yang digunakan untuk pengudusan dan lambang-
lambang yang digunakan dalam Perjamuan Kudus.
8. Benar.

4. Berkat dan Kutuk Catatan Nabi Musa


1. Mereka tidak mengetahui cara dan atas dasar apa mereka dapat
dilepaskan dari kutuk.
2. Benar.
3. Berbelas kasihan dan menghukum.
4. Sebabnya.
5. Tidak mendengarkan dan mentaati suara-Nya –dengan kata lain,
pemberontakan.
6. Penghormatan, kesehatan, kesuburan, kekayaan, kemenangan, perkenan
Tuhan.
7. Penghinaan, kemandulan, sakit jiwa dan fisik, kehancuran keluarga,
kemiskinan, kekalahan, penindasan, kegagalan, murka Allah.

5. Tujuh Pertanda Adanya Kutuk


1. Benar. Hanya Roh Kudus saja yang dapat mendiagnosa dengan tepat.
2. Kebingungan dan depresi; okultisme.
324 Berkat atau Kutuk

3. Terjadi secara turun-temurun.


4. Salah. Kemandulan biasanya dialami oleh hampir atau bahkan seluruh
wanita.
5. Keterasingan; kehancuran.
6. Kemakmuran, kemiskinan.
7. Salah. Standarnya ditentukan berdasarkan kaitan dengan kehendak
Tuhan atas orang yang bersangkutan.
8. Ganjil/ janggal.
9. Benar.
10. Negatif, segera, menolak.

6. Menyembah Ilah Palsu


1. Penyebabnya.
2. Salah.
3. Dua perintah pertama.
4. Salah. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang benar.
5. Penyembahan.
6. Empat.
7. Tersembunyi, ditutupi.
8. Salah. Untuk memperoleh pengetahuan dan berkuasa.
9. Perzinahan rohani, perzinahan jasmani.
10. Ilmu nujum, ilmu gaib, ilmu tenung/ sihir.
11. Salah. Bacalah 1 Timotius 1:13-15.

7. Dosa-dosa Moral dan Etika


1. Moral dan etika.
2. Salah; sama saja. Ketaatan mendatangkan berkat dan ketidaktaatan
mendatangkan kutuk.
3. Janji.
4. Salah.
Jawaban 325

5. Penindasan, perlakuan tidak adil.


6. Salah.

8. Sikap Anti Yahudi


1. Empat.
2. Benar. „Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau.‰
3. Orang-orang Yahudi.
4. Benar.
5. Sikap anti Yahudi.
6. Salah. Umat Kristen seringkali ikut mengobarkan semangat anti
Yahudi.
7. Dosa, pertobatan, meninggalkan sikap anti Yahudi.

9. Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan


1. Busuk/rusak.
2. Salah. Orang ini sudah pernah mengalami kasih karunia dan kuasa
Tuhan namun berbalik dari Tuhan untuk kembali mengandalkan
kekuatannya sendiri.
3. Kekeringan, frustrasi.
4. Kedagingan, kerohanian.
5. Benar.
6. Bahwa Bapa telah menyerahkan Yesus untuk mati menanggung dosa-
dosa kita dan membangkitkan Yesus dari kematian.
7. Kedagingan.
8. Kemurtadan dan kejatuhan.

10. Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok


Hak Tuhan
1. Hagai, Zakaria, Maleaki.
326 Berkat atau Kutuk

2. Mencuri dan bersumpah palsu.


3. Merampok Tuhan.
4. Kekurangan.
5. Bertobat, restitusi.
6. Gemar memberi.

11. Ucapan Orang yang Berotoritas


1. Prinsip-prinsip otoritas.
2. Mutlak.
3. Ayah.
4. Benar.
5. Otoritas ayah atas anak-anaknya.
6. Salah. Tidak ada cara apapun yang dapat menariknya kembali. Kita
harus meminta pertolongan Tuhan untuk mencabut kutuk tersebut.
7. Berhasil, makmur.

12. Kutuk yang Didatangkan Sendiri


1. Salah. Hal itu tidak membatalkan dampak dari kata-kata yang diucap-
kan, juga tidak membebaskan Anda dari tanggung jawab.
2. Bertobat, mencabut, menggantikan.
3. Kutuk yang berasal oleh ucapan kita sendiri.
4. Benar.
5. Sumpah, ikrar.
6. Ikatan janji.
7. Salah. Freemason memiliki tempat ibadah, mezbah, imam dan ritual-
ritual keagamaan sendiri.
8. Menyangkali serta membatalkan hubungan Anda secara lisan dan
membuang atau membakar simbol-simbol, buku dan benda-benda yang
menandai hubungan Anda dengan organisasi tersebut.
Jawaban 327

13. Hamba-hamba Iblis


1. Masa bodoh, takut.
2. Penyesatan.
3. Benar.
4. Membujuk mereka berbuat dosa dan menyembah berhala, yang
mengakibatkan mereka mendatangkan kutuk atas diri mereka sendiri.
5. Lebih besar atau lebih kuat.
6. Ketaatan, keharmonisan.

14. Percakapan „Duniawi‰


1. Roh, jiwa, tubuh.
2. Roh.
3. Jiwani dan rohani.
4. Salah. Dosa memfitnah juga berlaku di saat kita mengucapkan hal-hal
yang jahat terhadap sesama kita manusia.
5. Iseng, jahat.
6. Pemberontakan.
7. Benar.

15. Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu


1. Apa, bagaimana.
2. Benar.
3. Menuduh dan menguasai.
4. Rohani, kedagingan atau hawa nafsu.
5. Kutuk.

17. Pertukaran yang Ajaib


1. Kematian Yesus di kayu salib sebagai kurban penebusan.
328 Berkat atau Kutuk

2. Salah. Allah hanya menawarkan kepada kita satu solusi yang mencakup
seluruh kebutuhan manusia: salib Yesus.
3. Kelaparan, kehausan, ketelanjangan, kekurangan akan segala sesuatu.
4. Rasa malu, penolakan.
5. (1) Yesus dihukum supaya kita diampuni.
(2) Yesus disakiti supaya kita disembuhkan.
(3) Yesus dijadikan berdosa karena dosa-dosa kita, supaya kita dibe-
narkan oleh kebenaran-Nya.
(4) Yesus mengalami kematian kita supaya kita menerima kehidupan-
Nya.
(5) Yesus menjadi miskin karena kemiskinan kita supaya kita menjadi
kaya karena kekayaan-Nya.
(6) Yesus menanggung rasa malu kita supaya kita menerima kemuliaan-
Nya.
(7) Yesus menanggung penolakan kita supaya kita diterima Allah
sebagai anak-anak-Nya.
(8) Yesus menjadi kutuk supaya kita menerima berkat.
6. Kutuk, berkat.
7. Mengucap syukur.

18. Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan


1. Roh, jiwa, tubuh.
2. Kesembuhan jasmani, dosa-dosa.
3. Penghalang tak terduga.
4. Benar.
5. Pertobatan.
6. Dosa yang belum diampuni (tahap ketiga), tidak mau mengampuni
(tahap keempat), memiliki hubungan dengan okultisme.
7. Keputusan.
8. Benar.
Jawaban 329

9. (1) Akuilah iman kepercayaan Anda akan Kristus dan pengorbanan-


Nya bagi Anda.
(2) Bertobatlah dari segala dosa dan pemberontakan Anda.
(3) Mintalah ampun atas semua dosa yang telah Anda lakukan.
(4) Ampunilah semua orang yang telah merugikan atau berbuat
kesalahan terhadap Anda.
(5) Putuskanlah segala hubungan dengan okultisme dalam bentuk
apapun.
(6) Doakanlah doa kelepasan.
(7) Percayalah bahwa Anda sudah menerima kelepasan.

19. Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya


yang Ajaib
1. Mengucap syukur.
2. Cara Dia bekerja dan kapan waktunya.
3. Berkatnya spesifik yaitu „Berkat Abraham.‰ ; Berkat itu hanya datang
melalui Yesus Kristus; Berkat itu dikatakan sebagai „Roh[Kudus] yang
telah dijanjikan.‰
4. Pribadi.
5. Ketaatannya yang bersegera (tidak menunda-nunda), keyakinannya
yang bulat akan firman Tuhan, kegigihannya yang pantang menyerah.
6. Rhema atau Firman Tuhan yang diucapkan.

20. Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan


1. „Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.‰
2. Salah. Kisah Para Rasul 14:22 menyatakan,‰⁄bahwa untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.‰
3. Diagnosa yang tepat atas kutuk yang menimpanya.
4. Benar.
5. Kesabaran, ketekunan.
330 Berkat atau Kutuk

21. Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian


1. Bahwa Yesus adalah „Imam Besar yang kita akui.‰
2. Membuat pengakuan yang bersifat positif dan alkitabiah, tidak
membuat pengakuan apapun, membuat pengakuan yang bersifat
negatif dan bertentangan dengan Alkitab.
3. Pernyataan-pernyataan, janji-janji.
4. Benar.
5. Pengakuan.
6. Pengucapan syukur, puji-pujian.
7. Memuji-muji Tuhan karena beriman akan janji kemenangan yang Dia
berikan, Pujian-pujian yang dinaikkan sebagai tindakan iman akan
melepaskan kuasa kemenangan dari Tuhan.

22. Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan


1. Mendatangkan pertolongan Tuhan, melindungi kita dari rencana jahat
dan serangan Iblis.
2. Salah. Proklamasi dalam hati dapat berdampak besar di alam roh.
3. Kita harus:
(1) Menolak setiap perkataannya.
(2) Ampuni orang tersebut.
(3) Minta Tuhan memberkati orang tersebut.
4. Mengampuni.
5. Aktif.

23. Kutuk-kutuk yang Belum Dihapuskan


1. Kutuk Adam dan Hawa, Kutuk hukum Taurat.
2. Menggarap tanah.
3. Benar, karena Yesus diidentifikasikan bukan hanya sebagai keturunan
Abraham saja tetapi juga sebagai anak Adam.
4. Ras Imanuel, ras manusia Allah.
Jawaban 331

5. Mahkota duri mewakili kutuk duri sedangkan jubah ungu mewakili


kutuk onak--- dua kutuk yang menimpa bumi.
6. Salah. Terjadi pada masa „ langit yang baru dan bumi yang baru.‰

24. Memberkati atau Mengutuk


1. Berkati mereka dan jangan membalas.
2. Kekuatan kebaikan.
3. Kemurahan, penghukuman.
4. Benar. Bila berkat ditolak maka kutuk akan datang sebagai gantinya.
5. Besar, permanen.
6. Minta Tuhan untuk memasang penjagaan atas mulut kita.
332 Berkat atau Kutuk

Riwayat Hidup Penulis

erek Prince (1915-2003) lahir di India dalam sebuah keluarga Inggris


E (ayahnya seorang tentara yang sedang bertugas di sana). Lulus sebagai
sarjana bahasa Yunani dan Latin di Eton College dan Cambridge University,
Inggris. Ia sempat menjadi guru besar Filsafat Kuno dan Modern di KingÊs
College. Lalu ia mempelajari juga beberapa bahasa modern, termasuk bahasa
Ibrani dan Aramaik di Cambridge University dan kemudian dilanjutkan di
Hebrew University di Yerusalem.
Semasa Perang Dunia II, sementara menjalani masa wajib militer
dalam pasukan tentara Inggris, Derek Prince mulai rajin membaca Alkitab.
Secara ajaib dan langsung, ia berjumpa sendiri dengan Yesus Kristus dan
pengalaman tersebut sungguh mengubah kehidupannya secara drastis. Sejak
saat itu, ia menjadi yakin sekali mengenai dua hal: pertama, bahwa Tuhan
Yesus Kristus itu benar-benar hidup; kedua, bahwa Alkitab merupakan buku
yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, masih tetap relevan untuk
masa kini dan tidak ketinggalan zaman. Karena keyakinannya tersebut, ia
pun mengabdikan hidupnya bagi Tuhan dan mengkhususkan diri untuk
mendalami Alkitab serta melayani sebagai pengajar Firman Tuhan.
Derek Prince diakui memiliki karunia yang sungguh istimewa untuk
menjelaskan Alkitab dan mengajarkannya dengan cara yang sederhana
namun sangat jelas. Hal inilah yang telah membantu jutaan orang untuk

332
333

membangun dasar iman mereka yang benar-benar kokoh. Prinsipnya yang


netral terhadap denominasi dan aliran mana pun membuat pengajarannya
relevan dan dapat diterima oleh semua kalangan, sehingga sangat membantu
orang-orang dari berbagai latar belakang bangsa dan agama.
Derek telah menulis lebih dari 50 buku, dan menyampaikan pengajaran
lewat 600 seri audio dan 100 seri video, yang telah juga diterjemahkan dan
dipublikasikan ke dalam lebih dari 100 bahasa. Siaran radionya disiarkan
setiap hari dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab,
Chinese (bahasa nasional Mandarin, serta bahasa daerah: Amoy, Kanton,
Shanghai dan Swatow), dan juga dalam bahasa Jerman, Kroasia, Malagasy,
Mongolia, Rusia, Spanyol dan Tonga. Program siaran radionya hingga kini
masih membawa dampak atas kehidupan banyak orang di seluruh dunia.
Atas permintaan almarhum yang ingin terus melayani sebagai pengajar
Firman Tuhan „sampai Yesus datang kembali,‰ lembaga Derek Prince
Ministries hingga kini masih tetap melayani umat yang percaya di lebih dari
140 negara dengan menyebarluaskan pengajaran-pengajaran Derek Prince.
Hal ini dilakukan melalui lebih dari 30 kantor Derek Prince Ministries di
seluruh dunia, antara lain di negara Afrika Selatan, Swiss, Australia, Belanda,
Inggris, Jerman, Kanada, Norwegia, Perancis, Rusia, RRC, Selandia Baru
dan Amerika Serikat. Untuk mengakses informasi yang mutakhir mengenai
pelayanan-pelayanan tersebut dan negara-negara yang lain di seluruh dunia,
silahkan kunjungi website kami di www.derekprince.com
334 Berkat atau Kutuk

LENGKAPILAH KOLEKSI BUKU ANDA


DENGAN BUKU-BUKU KARANGAN DEREK
PRINCE LAINNYA:

I. SERI PENGAJARAN ALKITAB & DOKTRIN


• Foundations For Righteous Living (Dasar Iman-Bertobat dan
Percaya)
• Foundations For Righteous Living (Dari Sungai Yordan-Faedah
Pentakosta)
• Foundations For Righteous Living (Penumpangan Tangan-
Kebangkitan Orang Mati-Penghakiman Kekal)
• Jodoh Pilihan Tuhan
• Pelajari dan Pahamilah Alkitab Anda
• Pernikahan Ikatan yang Kudus
• Suami dan Ayah
• Rencana Allah untuk Uang Anda
• Panduan Mengenai Nubuat Akhir Zaman (Menyongsong Masa
Depan Tanpa Rasa Takut)
II. SERI PENGENALAN AKAN ALLAH
• Bapa Sejati
• Kasih yang Tidak Kepalang Tanggung
• Petikan Kecapi Daud
• Roh Kudus dalam Diri Anda
III. SERI KESELAMATAN, KESEMBUHAN & KELEPASAN
• Berkat atau Kutuk: Pilihan di Tangan Anda
• Botol Obat Tuhan
• Pertukaran Pada Kayu Salib
• Rasa Tertolak: Bagaimana Mengatasinya
• Mereka Akan Mengusir Setan-setan
• Tinggalkan Kutuk Terimalah Berkat
IV. SERI IMAN, DOA & PEPERANGAN ROHANI
• Puasa yang Berhasil

334
• Doa dan Puasa Menentukan Masa Depan
• Dapatkan yang Terbaik dari Tuhan
• Iman yang Olehnya Kita Hidup
• Pelayanan Doa Syafaat
• Peperangan Rohani
• Berdoa bagi Kesejahteraan Bangsa
• War in Heaven – Pertempuran dahsyat Allah melawan kejahatan
• The Power of Proclamation
• Kuasa Rohani yang Mengubah Hidup Anda
• Perjalanan Menuju Kekekalan
• Lucifer Exposed
• Mendeklarasikan Firman Tuhan – Renungan 365 Hari
• Empowered For Life
V. SERI PEMBENTUKAN KARAKTER
• Mengalah Itu Indah
• Sehatkah Lidah Anda
• Tujuan Hidup
• Ujian Dalam Kehidupan Orang Percaya
VI. SERI GEREJA DAN PELAYANAN
• Membangun Jemaat Kristus
• Yerusalem Memanggilku
• Rediscovering GodÊs Church – Temukan Kembali Rencana Tuhan
yang Semula bagi Gerejanya
• Anda Dipanggil untuk Menjadi Pemenang

Dengarkan juga pengajaran Derek Prince melalui program radio „Keys to


Successful Living‰ di stasiun-stasiun radio berikut ini:
• Jakarta, RPK FM 96,35
Pukul 06.45 – 07.00, Setiap hari Senin – Jumat (in English)
• Semarang, Radio Ichtus FM 96,50
Pukul 21.05 – 21.20, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Bandung, Radio Maestro FM 92,5
Pukul 22.00 – 22.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)

335
• Manokwari, Radio Swara Kemenangan FM 101
Pukul 06.20 – 06.35, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Surabaya, Radio Sangkakala AM 1062
Pukul 08.45 – 09.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 20.45 – 21.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Manado, Radio El Gibbor FM 95,7
Pukul 14.00– 14.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 18.00– 18.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Halmahera Utara, Radio Syallom FM 90,2
Pukul 07.00 – 07.20, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 20.00 – 20.20, Setiap hari Senin – Jumat (in English)
• Manado, Radio ROM 2 FM 102
Pukul 20.00 – 20.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Kendari, Radio Kendari Solusi FM 98,3
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Pontianak, Radio Samaria FM 97,9
Pukul 15.00 – 15.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa
• Palu, Radio Proskuneo FM 105,8
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Lampung, Radio Heartline FM 91,7
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Salatiga, Radio Suara Agape FM 107,9
Pukul 18.00 – 18.15, Setiap hari Selasa – Sabtu (in Bahasa)
• Pekalongan, Radio Blessing Family FM 107,0
Pukul 21.30 – 22.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Samarinda, Radio Heartline FM 98,4
Pukul 06.45 – 07.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Medan, Radio Bethany AM 900
Pukul 07.00 – 07.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Ungaran, Radio Sahabat Sejati FM 107,7
Pukul 09.30 – 09.45, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 22.00 – 22.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Tasikmalaya, Radio Nafiri FM 96,2
Pukul 22.00 – 22.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)

336
• Malang, Radio Suara Sangkakala FM 97,9
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Palangkaraya, Radio Sangkakala FM 88,4
Pukul 07.00 – 07.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Salatiga, Radio Bethany FM 107,7
Pukul 20.30 – 20.45, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)

Pengajaran Derek Prince juga tersedia dalam bentuk kaset, Audio CD, MP-3,
DVD, dan script. Anda juga dapat melihat artikel pengajaran Derek Prince
dan free download MP3 kotbah Derek Prince di www.dpmindonesia.org

337
Derek Prince akan membagikan kepada Anda kebenaran-
kebenaran Firman Tuhan yang Anda butuhkan untuk menjadi
seorang pemenang di dalam dunia ini. Kebenaran-kebenaran
yang akan menguatkan iman Anda dan memberikan Anda kunci
untuk memiliki hidup yang berkemenangan di dalam Kristus.
Buku yang menguatkan Iman dan memberikan Hidup yang
Berkemenangan.
388 Halaman Rp. 55.000,-

262 Halaman Rp. 32.500,- 314 Halaman Rp. 35.000,- 266 Halaman Rp. 32.500,-

Buku ini menjelaskan secara detil segala sesuatu yang Anda butuhkan untuk membangun
kehidupan kekristenan Anda yang sehat, kuat, dan dipenuhi oleh Roh. Miliki hidup yang
berkemenangan dengan DASAR yang telah diberikan Kristus bagi Gereja-Nya.

Banyak orang Kristen ingin menjadi prajurit doa yang


tangguh dalam peperangan rohani, namun tidak mengetahui
bagaimana mereka harus berpuasa. Dalam buku ini Derek
Prince menunjukkan prinsip-prinsip Alkitab mengenai berpuasa
dan cara-cara praktis untuk melakukannya secara rutin. Kiranya
dengan saran-saran praktis yang diberikan, kehidupan doa Anda
makin meningkat dengan kuasa yang begitu dahsyat sehingga
mengherankan Anda sendiri. Apabila dilakukan dengan motivasi
yang benar dan murni, doa dan puasa dalam nama Yesus dapat
menjadi suatu senjata yang tajam dan ampuh di tangan Anda.
120 Halaman Rp.18.000,-

338
Entah anda menyadarinya atau tidak, semua orang Kristen
terlibat di dalam pertempuran sehari-hari melawan kekuatan jahat
(Iblis). Melalui buku ini, Derek Prince menunjukkan bagaimana
melakukan peperangan rohani dan meraih kemenangan bagi
bala tentara Tuhan, para pemenang!
Buku ini menjelaskan kepada Anda tentang:
• Peperangan di Alam Roh
• Senjata untuk Pertahanan
• Senjata untuk Penyerangan
128 Halaman Rp. 26.000,-

Lucifer jatuh! Inilah yang sesungguhnya menjadi penyebab


utama yang memicu semua pertikaian yang terjadi di sepanjang
peradaban manusia. Dan sesungguhnya Anda sendiri tidak bisa
terhindar dari pertikaian ini!
Lucifer Exposed adalah salah satu buku yang ditulis oleh
Derek Prince sebelum beliau meninggal, dan tulisan beliau
mengemukakan sejumlah fakta yang cukup mencengangkan,
sebagai berikut:
• Mengapa Lucifer memutuskan untuk memberontak terhadap
Allah
• Mengapa Iblis kini tidak lagi menyandang nama Lucifer
• Bagaimana Iblis berhasil membujuk dan melibatkan sepertiga
jajaran malaikat Tuhan untuk berdiri di pihaknya
• Mengapakah ada juga orang-orang Kristen yang dapat
dikelabui oleh tokoh rohani yang jahat ini
• Bagaimana caranya kita dapat melumpuhkan Iblis dan
melucuti „senjata-senjata‰nya
158 Halaman Rp. 35.000,-

Kematian bukanlah sesuatu yang harus kita takuti. Pada saatnya


kita semua harus menghadapi akhir dari kehidupan kita di
dunia ini. Buku ini berisi tentang hikmat dan penguatan yang
akan memberikan rasa aman dan keberanian kepada Anda
untuk menghadapi kematian ketika saat itu tiba. Derek Prince
menjelaskan sifat dari kehidupan dan kematian, bagaimana kita
mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan apa yang
akan kita alami setelah kita meninggalkan dunia fana ini.
180 Halaman Rp. 36.000,-

339
Melalui buku ini Anda akan mengalami perubahan yang sangat
penting di dalam hidup Anda dan menemukan keintiman bersama
Allah seperti yang belum pernah Anda alami sebelumnya
Bahkan bila Anda belum pernah membaca Alkitab sebelumnya,
Anda akan menemukan di dalam buku ini panduan pelajaran
yang sistematis dan mudah untuk diikuti, yang akan menolong
Anda. Atau bila Anda telah sekian lama menjadi orang Kristen,
Anda akan mendapati bahwa bukanlah suatu hal yang sulit bagi
Anda untuk berbicara dengan Allah, untuk memiliki persekutuan
dengan sesama orang percaya, untuk mendapatkan bimbingan
dan untuk membagikan iman Anda kepada orang lain.
216 halaman Rp. 37.500,-

Derek Prince menunjukkan bahwa kutuk bukanlah suatu takhyul


dari zaman kegelapan dan beliau juga menunjukkan bagaimana
caranya agar Anda dapat mengenali kutuk yang mungkin bekerja
dalam hidup Anda dan menolong Anda untuk dapat terlepas
dari kutuk dan menerima berkat-berkat dari Tuhan.
72 Halaman Rp. 21.000,-

Derek Prince menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana


ia disembuhkan dari penyakit kulit yang dideritanya. Ia juga
akan membagikan kepada Anda bagaimana caranya agar Anda
dapat memperoleh kesembuhan bagi seluruh tubuh Anda.
64 Halaman Rp. 15.000,-

Sesungguhnya, rahasia pernikahan yang bahagia hanya akan


dibukakan kepada orang yang benar-benar takut akan Allah.
Dalam buku ini diperlihatkan prinsip-prinsip pernikahan
sebagai suatu perjanjian kudus yang mengikat berdasarkan pola
Alkitabiah.
Selain bermanfaat bagi semua orang yang ingin mempunyai
rumah tangga bahagia, buku ini juga bermanfaat bagi seluruh
umat Kristen dan warga gereja umumnya, karena prinsip-
prinsip yang berlaku dalam pernikahan berdasarkan covenant
relationship itu sesungguhnya praktis juga sebagai langkah nyata
menuju keesaan gereja.
104 Halaman Rp. 26.000,-

340
416 Hal. Rp 74.000,-

BAGAIMANA ANDA DAPAT MEMENUHI PANGGILAN TUHAN


UNTUK HIDUP ANDA DI DALAM ABAD KE-21?

BAGAIMANA SEHARUSNYA PERAN ANDA DALAM GEREJA?

Derek Prince merupakan seorang Guru Alkitab yang diakui di seluruh dunia.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lainnya akan dijawab oleh beliau di
dalam menerangkan Rencana Tuhan yang semula bagi Gereja-Nya.
Dalam buku ini Anda akan mengetahui bagaimana caranya menemukan:

• POLA HIDUP PERJANJIAN BARU YANG DINAMIS DAN RODUKTIF


• PERAN ANDA YANG MENGASYIKKAN DALAM KOMUNITAS
TUHAN
• PERAN ANDA DALAM MENAATI AMANAT AGUNG
• KEMENANGAN DALAM PEPERANGAN ROHANI
• PERSAUDARAAN YANG SEJATI DENGAN SAUDARA SEIMAN
• KEHENDAK TUHAN DALAM KEHIDUPAN ANDA

Sesungguhnya Gereja adalah keluarga besar Tuhan – tempat untuk menemukan


cinta kasih, penyambutan, keceriaan, pengetahuan dan makna kehidupan; tempat
berteduh dalam menghadapi berbagai tekanan dunia; OASIS tempat kita dikuatkan
lagi untuk meneruskan perjalanan mengiringi Tuhan.
Kiranya Anda mendapatkan gairah yang baru dengan belajar apa artinya
menjadi anggota Tubuh Kristus yang benar-benar berfungsi. Jadilah jurubicara yang
baik yang bisa menyampaikan pesan Tuhan kepada kaum yang tersesat dan turut
merealisasikan visi Tuhan bagi Gereja.

341
432 Hal. Rp 84.500,-

TEMUKAN KUASA DALAM MEMPERKATAKAN FIRMAN TUHAN

Allah mengharapkan kita untuk mengucapkan perkataan-perkataan Yesus


dan mengalami hasil yang penuh kuasa sama seperti yang Yesus alami! Untuk
pertama kalinya, pengajaran Alkitab Derek Prince yang terkenal di dunia telah
diringkas menjadi sebuah renungan harian. Sementara Anda mencari Allah dan
mendeklarasikan prinsip-prinsip alkitabiah ini, Anda akan:

• Menerima kesembuhan jasmani dan emosional


• Terbebas dari rasa takut, rasa bersalah, dan rasa malu
• Mengenali suara Tuhan
• Belajar mengenai jalan Allah menuju berkat keuangan
• Menemukan tujuan dan rencana Allah untuk hidup Anda
• Mencapai kemenangan atas pencobaan
• Mengembangkan iman untuk perkara-perkara yang ajaib

Mulailah hari Anda dalam hadirat sang Pencipta, bersandarlah pada


kebenaran Firman Tuhan, maka Anda akan mengalami sukacita dengan melihat
Dia mengerjakan mukjizat dan tanda-tanda ajaib di dalam hidup Anda!

„Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh
perkataan kesaksian mereka...‰
(Wahyu 12:11)

342
MILIKI SERI PENGAJARAN FIRMAN TUHAN OLEH DEREK PRINCE
DALAM FORMAT AUDIO CD DAN MP3 DI BAWAH INI:

SERI KUASA DOA


• Bagaimana Berdoa dan Memperoleh Apa Yang Kita Doakan Part – 1
• Bagaimana Berdoa dan Memperoleh Apa Yang Kita Doakan Part – 2
• Doa Dalam Keputusasaan
• Memerintah Dengan Doa
• Tujuh Syarat Utama Yang Membuat Doa Anda Dikabulkan

SERI IMAN, PENGHARAPAN & KASIH


• Iman Part – 1
• Iman Part – 2
• Pengharapan Part – 1
• Pengharapan Part – 2
• Sasarannya Adalah Kasih
• Kasih Allah Part – 1
• Kasih Allah Part – 2
• Kasih Allah Part – 3
• Harga Itu Harus Dibayar Dengan Semua Yang Ia Miliki

SERI KARAKTER
• Kesombongan Vs Kerendahan Hati Part – 1
• Kesombongan Vs Kerendahan Hati Part – 2
• Kesabaran
• Ketekunan
• Takut Akan Tuhan Part – 1
• Takut Akan Tuhan Part – 2
• Kehambaan
• Perjalanan Menuju Kesempurnaan Part – 1
• Perjalanan Menuju Kesempurnaan Part – 2
• Kekuatan Melalui Kelemahan
• Pengampunan

343
• Manusia Lama Dan Manusia Baru
• Pertobatan
• KALEB: Pelajaran Dari Kehidupan Seekor Anjing
• Dosa Independen : Mengapa perkara ini terjadi pada umat Allah

SERI FONDASI IMAN KRISTEN


• Didirikan Diatas Batu Karang
• Otoritas Dan Kuasa Firman Tuhan
• Pertobatan, Jalan Menuju Iman
• Iman Dan Perbuatan
• Dibenamkan di Dalam Air
• Dibenamkan di Dalam Roh Kudus
• Mengalirkan Kuasa Tuhan
• Pada Akhir Zaman
• Kebangkitan Orang Mati
• Penghakiman Kekal

SERI HUBUNGAN DALAM KELUARGA


• Kunci Pernikahan Yang Berhasil
• Kebapaan
• Anda Dan Seisi Rumah Anda

SERI RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN


• Membangun Hubungan Pribadi dengan Allah
• Membangun Hubungan dengan Umat Allah
• Mengklaim Warisan Kita Part – 1
• Mengklaim Warisan Kita Part – 2
• Berjalan Ke Negeri Yang Berisi Janji- Janji Tuhan Part – 1
• Berjalan Ke Negeri Yang Berisi Janji- Janji Tuhan Part – 2
• Berjalan Ke Negeri Yang Berisi Janji- Janji Tuhan Part – 3
• 12 Langkah Untuk Menuju Tahun Yang Baik Part – 1
• 12 Langkah Untuk Menuju Tahun Yang Baik Part – 2
• 12 Langkah Untuk Menuju Tahun Yang Baik Part – 3
• Mendengar Suara Tuhan Part – 1
• Mendengar Suara Tuhan Part – 2
• Menanti-nantikan Tuhan
• Aman Di Dalam Pilihan Allah Part – 1
• Aman Di Dalam Pilihan Allah Part – 2
Dapatkan juga seri-seri pengajaran Firman Tuhan lainnya! Semua judul tersebut
juga tersedia dalam bahasa Inggris. Silakan hubungi kami:

DEREK PRINCE MINISTRIES INDONESIA


Telp: 021 – 4584 6494; 7094 0645
Email: kontak@dpmindonesia.org / ydpm@cbn.net.id

344

Anda mungkin juga menyukai