ISBN 0-934920-54-0
M-IN/B-56/2-M/Gr
Daftar Isi
Prakata ....................................................................................................................... v
iii
iv Berkat atau Kutuk
a! da suatu hari, tidak lama sebelum Derek dan saya menikah pada
Q tahun 1978, kami menyempatkan diri untuk bersantai di tepi pantai
kota Fort Lauderdale (di negara bagian Florida, Amerika, redaksi). Ketika
kami sedang berbaring di pantai itu saya berkata kepada Derek: „Derek,
maukah engkau mendoakan kakiku? Keduanya terasa sakit sekali.‰ Tanpa
menunggu lebih lama Derek pun berlutut sambil memegang kedua betis
saya dengan kedua belah tangannya, lalu ia berkata begini:
„Terima kasih, kaki. Ketahuilah, aku sungguh menghargaimu. Selama ini
kamu telah membawa Ruth dengan selamat ke mana pun ia pergi · dan
sekarang kamu telah membawa Ruth datang kepadaku. Terima kasih, kaki.‰
Dalam hati saya merasa agak aneh. Apakah demikian cara seorang
pengajar Alkitab, yang biasanya tidak suka bergurau, mendoakan
tunangannya! Tetapi pada saat itu juga rasa sakit itu hilang.
Kemudian Derek mengatakan kepada saya apa yang menurutnya telah
dilakukannya pada waktu itu. Melalui kata-kata yang diucapkannya itu ia
merasa telah „membatalkan‰ sesuatu yang tidak baik yang mungkin pernah
saya ucapkan mengenai kedua kaki saya itu. Maka saya teringat kembali
pada suatu peristiwa yang terjadi ketika saya masih gadis berusia 15 atau 16
tahun. Pada waktu itu saya sedang berada di ruang ganti pakaian di sekolah.
Seorang gadis lain masuk ke ruangan tersebut kemudian berdiri di depan
cermin sambil menyisir rambutnya. Saya memperhatikan bentuk kakinya
v
vi Berkat atau Kutuk
yang indah, kemudian memandangi kaki saya yang gemuk. Lalu tiba-tiba
saya berkata: „Aku benci kakiku!‰ Rupa-rupanya, dengan ucapan itu saya
telah mengutuk kaki saya sendiri!
Jadi, lebih dari tiga puluh tahun sebelumnya saya telah mengucapkan
suatu kutuk atas kedua kaki saya sendiri, tetapi pada hari itu Derek
mematahkan kutuk tersebut, dan saya mengaminkannya. Namun ternyata
ceritanya tidak berakhir sampai di situ saja.
Di Jerusalem, sembilan tahun kemudian saya terpaksa dilarikan dengan
mobil ambulans ke rumah sakit karena terjadi thrombosis (penggumpalan
darah) pada kedua kaki saya. Gumpalan darah yang akhirnya memasuki
pembuluh darah di bagian paru-paru saya hampir saja merenggut nyawa
saya. Rupa-rupanya kaki saya · dan mungkin juga kehidupan saya · masih
berada di bawah kutuk yang belum sepenuhnya terpatahkan.
Sejak peristiwa itu, yang terjadi hampir tiga tahun yang lalu, kesehatan
saya bahkan juga kehidupan saya masih sering terancam. Sakit penyakit
yang saya alami menunjukkan dengan jelas sekali kepada Derek dan saya
bahwa suatu peperangan rohani sedang berkecamuk di dalam tubuh jasmani
saya. Ada suatu pertempuran antara kekuatan-kekuatan supranatural yang
ingin menguasai badan saya. Sementara menulis dan menyusun isi buku ini
bersama-sama, Derek dan saya menyadari bahwa semua pertanda adanya
suatu kutuk yang kami cantumkan dalam pasal 5 sesungguhnya terdapat
juga dalam diri saya dan/atau keluarga saya sendiri. Jadi, ketika Derek dan
saya untuk pertama kalinya mematahkan kutuk yang saya ucapkan terhadap
kaki saya dahulu, itu hanyalah permulaan dari proses pelepasan saya. Roh
Kudus selanjutnya mengungkapkan adanya kutuk-kutuk lain yang berasal
dari nenek moyang saya, kutuk-kutuk yang hinggap karena adanya
hubungan dengan kuasa gelap (okultisme), kutuk-kutuk yang disebabkan
oleh dosa-dosa tertentu, dan masih banyak lagi kutuk lainnya.
Proses yang harus saya jalani untuk meninggalkan dan melepaskan diri
dari seluruh kutuk itu berlangsung amat lama, tetapi syukurlah Roh Kudus
begitu sabar dan tuntas dalam melakukan pekerjaan-Nya itu. Sering kali Ia
memberikan petunjuk yang bersifat supranatural, melalui karunia berkata-
Prakata vii
Ruth Prince
Bab Satu
Pendahuluan
Mungkin Anda atau keluarga Anda mengalami masalah ini. Mungkin juga
tetangga atau teman sekerja Anda. Terlepas dari siapa pun yang menghadapi
masalah itu, yang jelas dalam kehidupan orang itu selalu saja terjadi hal-
hal yang menimbulkan kekecewaan, frustrasi, bahkan kesedihan yang amat
mendalam. Begitulah, orang itu terus-menerus dirundung malang.
Sebaliknya, di antara kenalan Anda pasti terdapat juga orang-orang atau
keluarga yang latar belakang dan status sosialnya kurang lebih sama dengan
orang-orang yang disebutkan di atas, namun kehidupannya selalu berjalan
mulus saja. Mereka itu seakan-akan tidak pernah menemui kesulitan. Nasib
mereka begitu mujur, tak ubahnya seperti dalam cerita dongeng saja.
Di balik setiap cerita malang atau kisah keberhasilan itu sesungguhnya
ada dua macam kekuatan atau pengaruh yang tidak kelihatan namun sangat
menentukan perjalanan hidup manusia. Pengaruh yang satu bekerja untuk
kebaikan dan yang lainnya mendatangkan malapetaka. Dalam Alkitab
pengaruh-pengaruh atau kekuatan-kekuatan yang tidak terlihat oleh mata
itu disebut sebagai berkat dan kutuk. Selain itu Alkitab juga menjelaskan
cara yang harus ditempuh dalam menghadapi pengaruh-pengaruh atau
kekuatan yang tidak kelihatan itu supaya Anda dapat menerima faedah dan
1
2 Berkat atau Kutuk
pengaruh yang baik dan menolak serta melindungi diri terhadap pengaruh
yang mendatangkan celaka itu.
Setelah mengerti apa yang dikatakan Alkitab perihal berkat dan kutuk
itu serta cara kerja kedua kekuatan atau pengaruh tersebut, Anda akan mulai
dapat melihat kehidupan Anda sendiri dari sudut pandang baru yang dapat
benar-benar mengubah sikap hidup Anda. Selanjutnya Anda juga akan
mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau masalah berat yang
mungkin telah menggelisahkan atau membuat Anda putus asa selama Ini.
1
3
4 Berkat atau Kutuk
„Apa artinya ini semua?‰ demikian ia menjerit dalam hatinya. „Apa saja
yang kulakukan tidak ada yang beres! Setahuku, aku mengalami nasib yang
sama seperti ayahku. Ia pun gagal dalam kehidupannya!‰
Orang yang berada di bawah bayang-bayang kegelapan itu bisa juga
seorang wanita. Mungkin ia dipersunting seorang pria pada usia yang masih
muda dan memasuki bahtera perkawinan dengan berbagai rencana untuk
mewujudkan rumah tangga yang manis dan bahagia. Dia menemukan
dirinya seperti sedang berjalan di atas seutas tali · dalam satu hari berada di
atas dan hari berikutnya terhempas ke bawah. Meskipun tidak sakit parah,
namun secara jasmaniah kesehatannya tidak terlalu baik. Ada-ada saja
gangguan penyakit yang dialaminya. Tahu-tahu, ia mendapati anak lelakinya
telah terjerat obat-obat terlarang. Lalu tak lama kemudian suaminya mening-
galkannya begitu saja. Dan pada suatu pagi ketika terbangun dari tidur, ia
pun menyadari bahwa ia sendiri telah menjadi pecandu minuman keras.
Seperti pria yang berada di bawah bayang-bayang tadi, wanita itu pun
sebenarnya seorang yang normal dan tidak melakukan sesuatu yang di
luar kewajaran. Ia rajin membaca buku-buku yang meningkatkan pengeta-
huannya mengenai kesehatan dan cara mendidik anak yang baik. Demi
mengejar sukses, ia tekun melakukan berbagai usaha dengan segenap
kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya. Tetapi dengan perasaan kecewa
ia menatap wanita-wanita lain yang dengan sangat mudah meraih apa yang
dia juga impi-impikan.
Ketika Anda memperhatikan lebih seksama orang yang berada di bawah
bayang-bayang itu, kemungkinan Anda melihat adanya persamaan dengan
diri Anda sendiri. Anda mungkin merasa seperti melihat kehidupan Anda
sendiri, tetapi dari kaca mata orang lain. Mungkin Anda sedikit terkejut
ketika tiba-tiba menyadari bahwa kemungkinan besar kesulitan-kesulitan
yang Anda alami selama ini disebabkan oleh hal yang sama, yaitu adanya
suatu kutuk yang berasal dari generasi sebelumnya.
Atau boleh jadi juga yang Anda lihat bukanlah diri Anda sendiri,
melainkan seseorang yang cukup dekat hubungannya dengan Anda ·
mungkin itu suami atau istri Anda, salah seorang anggota keluarga atau
6 Berkat atau Kutuk
sahabat karib Anda. Anda telah lama prihatin akan kehidupan orang itu
dan sering mendoakannya agar kehidupannya menjadi baik, tetapi ternyata
sia-sia saja usaha Anda. Sekarang Anda mulai melihat kemungkinan yang
menyebabkan adanya bayang-bayang gelap itu, yang selama ini belum
pernah terpikirkan oleh Anda. Mungkinkah penyebab dari permasalahan
itu adalah sebuah kutuk?
Sekarang Anda mulai teringat kembali pada peristiwa-peristiwa aneh
yang telah terjadi dalam kehidupan Anda sendiri atau dalam keluarga Anda.
Anda sudah berusaha keras untuk tidak memikirkannya, tetapi sesekali
peristiwa-peristiwa itu muncul kembali dalam ingatan Anda. Sekarang
Anda mulai menyadari bahwa mungkin perlu untuk menyelidiki lebih
jauh duduk persoalannya. Andai kata benar saya berada di bawah suatu
kutuk, demikian Anda mungkin berkata dalam hati, lalu apa yang dapat
saya lakukan? Apakah penyebabnya?
Kutuk dapat kita umpamakan seperti
Kutuk dapat kita sebuah tangan raksasa dari masa silam
umpamakan seperti sebuah yang mencengkeram kehidupan manusia.
tangan raksasa dari masa Tangan itu menekan kehidupan Anda
silam yang mencengkeram
dengan kegelapan dan kesesakan, dan
kehidupan manusia.
sebagai akibatnya Anda tidak dapat
mengungkapkan kepribadian Anda yang
seutuhnya. Anda merasa tidak bebas untuk menjadi diri Anda sendiri.
Anda merasa bahwa potensi dan kemampuan yang saudara miliki tidak bisa
berkembang dengan baik. Anda selalu menginginkan lebih dari apa yang
dapat saudara capai selama ini.
Selain itu, tangan raksasa itu dapat juga membuat Anda terjungkal setiap
kali Anda sedang menjalani kehidupan Anda. Tampaknya tak ada rintangan
apa pun di jalan yang hendak Anda tempuh, tetapi berkali-kali Anda
tersandung dan jatuh tanpa dapat melihat apa yang menyebabkan Anda
tersandung itu. Anehnya, Anda selalu terjungkal pada saat keberhasilan
yang telah begitu lama Anda nantikan itu hampir dapat diraih. Sehingga
Bergelut Melawan Bayang-bayang Gelap 7
akhirnya cita-cita yang sudah lama dikejar itu lepas begitu saja dari gapaian
tangan Anda.
Sebenarnya, kata anehnya, dapat menjadi lampu peringatan untuk
Anda. Anda mengalami situasi-situasi dan keadaan-keadaan yang tidak
masuk akal. Seakan-akan ada kekuatan yang luar biasa yang tidak dapat
dilawan.
Ada sebuah istilah modern yang dengan tepat sekali menggambarkan
keadaan yang dialami seseorang sebagai akibat dari kutuk yang menimpanya:
Frustrasi. Anda mungkin sudah mencapai suatu tingkatan tertentu dalam
kehidupan Anda, dan segala sesuatunya tampak begitu mendukung Anda
dalam meraih masa depan yang cerah. Anda sudah memenuhi segala persya-
ratan yang dibutuhkan · tetapi tiba-tiba saja ada sesuatu yang tidak beres!
Akibatnya, Anda harus memulai dari nol kembali dan berusaha mencapai
lagi tingkatan yang semula telah Anda raih itu. Tetapi kemudian lagi-lagi ada
sesuatu yang kurang beres. Setelah keadaan demikian terulang beberapa kali,
Anda menyadari bahwa memang begitulah pola hidup yang Anda jalani
selama ini. Meskipun begitu, Anda sendiri tetap tidak mampu menemukan
alasannya yang masuk akal.
Banyak orang mengatakan kepada saya bahwa kehidupan mereka
kurang lebih seperti itu. Pengalaman mereka masing-masing memang tidak
benar-benar sama, tetapi semuanya memiliki pola dasar yang serupa. Pada
umumnya orang-orang seperti itu berkata: „Hal yang persis sama juga terjadi
pada ayah saya. Dan sekarang seakan-akan saya pun harus menghadapi
masalah yang sama.‰ Atau, „Saya teringat kembali bagaimana kakek saya
selalu mengatakannya berulang-ulang: ÂApa pun yang kulakukan tidak
pernah ada yang beres.ʉ
Pola dasar tersebut dapat terulang dalam berbagai bidang kehi-
dupan, seperti bidang usaha, pekerjaan, kesehatan, atau keuangan. Dan
keadaan semacam itu hampir selalu membawa dampak negatif atas
hubungan yang bersifat pribadi, terutama atas hubungan pernikahan
dan hubungan dengan anak-anak. Seringkali hal tersebut tidak hanya
berpengaruh kepada individu yang bersangkutan bahkan kepada ma-
8 Berkat atau Kutuk
kutuk dari nenek moyang yang menjadi bertambah berat karena dosa yang
Anda perbuat sendiri. Tetapi, apapun yang menjadi sumber permasalahan
Anda, ada satu hal yang sudah pasti: Anda bergumul melawan sesuatu yang
tidak dapat dilihat dan tidak Anda mengerti.
Seperti halnya hakim wanita itu, mungkin juga Anda cukup sukses dalam
kehidupan. Anda telah mencicipi nikmatnya sukses itu, namun kenikmatan
itu berlangsung sekejap saja, tidak bertahan lama. Tiba-tiba saja, tanpa alasan
yang jelas Anda merasa tidak puas. Perasaan Anda tertekan, dan seolah-olah
ada awan gelap di atas kepala Anda. Segala keberhasilan yang telah Anda
capai seperti hilang, tidak ada artinya.
Kemudian Anda memperhatikan orang-orang di sekeliling Anda yang
tingkat keberhasilannya kurang lebih sama dengan yang telah Anda capai.
Mereka tampak begitu puas dan bahagia. Keadaan tersebut membuat Anda
bertanya kepada diri sendiri: Apa yang salah dengan diriku? Mengapa
aku tidak pernah benar-benar merasa bahagia?
Kemungkinan besar setelah Anda membaca sampai di sini Anda mulai
berpikir demikian: Beberapa contoh yang diberikan tadi tidak berbeda
jauh dengan keadaanku sendiri. Apakah itu berarti tidak ada harapan
lagi bagiku? Apakah memang sudah begini jalan hidup yang harus
kutempuh hingga akhir hayat nanti?
Tidak! Masih ada harapan bagi Anda! Jangan sekali-kali Anda berkecil
hati. Jikalau Anda membaca terus buku ini, Anda akan mendapati bahwa
sesungguhnya Tuhan telah menyediakan suatu jalan keluar, dan Anda akan
memperoleh petunjuk-petunjuk yang sederhana serta praktis agar Anda
dapat memakai jalan keluar tersebut untuk menyelesaikan masalah Anda.
Selanjutnya, saya berharap Anda akan terhibur membaca kutipan surat
di bawah ini yang saya terima dari dua orang yang pernah mendengarkan
siaran khotbah saya melalui radio, yang berjudul „Tinggalkan Kutuk,
Terimalah Berkat‰. Surat yang pertama ditulis oleh seorang pria dan yang
kedua berasal dari seorang wanita
10 Berkat atau Kutuk
Saya mendengarkan khotbah Bapak mengenai kutuk itu dan baru sekarang saya
menyadari bahwa telah bertahun-tahun lamanya saya berada di bawah suatu
kutuk tanpa saya mengetahuinya. Selama ini saya kurang berhasil dalam kehi-
dupan saya. Saya juga menderita karena tak dapat melepaskan diri dari kecende-
rungan homoseks, meskipun hal itu hanya ada dalam pikiran dan belum pernah
saya lakukan. Saya sudah 10 tahun lamanya menjadi orang Kristen, tetapi oleh
karena kutuk itu saya tidak pernah merasa dekat dengan Tuhan, meskipun saya
merindukan hal itu. Jiwa saya sangat tertekan.
Sejak saya terlepas dari kutuk itu, saya merasa begitu merdeka di dalam
Tuhan Yesus dan mulai benar-benar hidup di dalam Dia. Belum pernah saya
merasa begitu dekat dengan Tuhan seperti sekarang ini!
Saya merasa suatu dobrakan telah terjadi dalam diri saya (seperti
bendungan air yang jebol), dan sekarang Tuhan dapat bekerja dengan
bebas dalam roh saya. Hal yang selalu menghalang-halangi saya selama ini
telah disingkirkan, dan dalam waktu beberapa minggu ini saya mengalami
kemajuan rohani yang pesat, sehingga saya dapat memuji-muji Tuhan atas
semua berkat-Nya. Kadang-kadang saya tidak bisa menahan air mata apabila
saya mengingat kembali apa yang telah dilakukan-Nya bagi saya, dan saya
merasa begitu bahagia karena perasaan saya jauh lebih tenang sekarang.
Sungguh ajaib sekali Allah yang kita sembah!
AYAT HAFALAN
„Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk:
berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini.‰
Ulangan 11:26-27
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku ingin hidup dalam berkat-Mu. Oleh karena itu pada hari ini
aku memilih untuk mentaati firman-Mu dan hidup sesuai dengan apa yang
Kauperintahkan padaku.
2
13
14 Berkat atau Kutuk
Salah satu pengalaman penting yang saya dapatkan adalah ketika saya
menjadi pembicara tamu di sebuah gereja Protestan. Saya baru saja selesai
menyampaikan khotbah yang telah saya siapkan untuk gereja itu, dan saat
itu saya sedikit ragu-ragu mengenai apa yang selanjutnya harus saya lakukan.
Sementara berdiam diri sejenak di belakang mimbar, tiba-tiba perhatian saya
terpusat pada suatu keluarga yang duduk di barisan paling depan di sebelah
kiri saya. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami-istri dan anak perempuan
mereka yang masih remaja. Kemudian timbul pikiran yang mengatakan:
Keluarga itu berada di bawah suatu kutuk. Sungguh, hal ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan khotbah yang baru saja saya sampaikan di
gereja itu, atau pun dengan apa yang ada dalam benak saya pada waktu itu.
Tetapi itulah kesan kuat yang timbul di dalam pikiran saya: Keluarga itu
berada di bawah suatu kutuk.
Akhirnya, setelah berdiam diri beberapa saat saya melangkah maju dari
belakang mimbar dan mendekati kepala keluarga itu. Saya mengatakan ke-
padanya apa yang saya rasakan dan bertanya apakah ia bersedia kalau saya
mematahkan kutuk yang mengikatnya dan membebaskan keluarganya dari
kutuk tersebut dalam nama Yesus. Bapak itu segera menjawab bahwa ia ber-
sedia. Sebenarnya itu adalah saat pertama kalinya saya melakukan hal seperti
itu, dan saya sendiri agak tidak siap melihat orang itu begitu cepat meng-
iyakan apa yang saya katakan. Baru belakangan saya mengetahui alasannya.
Lalu saya kembali ke belakang mimbar dan mulai mengucapkan suatu
doa singkat dengan suara yang cukup keras untuk mematahkan kutuk
yang menimpa keluarga itu. Sementara saya berdoa, saya sama sekali tidak
memegang atau menyentuh satu pun anggota keluarga itu, tetapi ketika doa
itu berakhir dengan kata-kata „dalam nama Yesus‰, terlihat suatu reaksi
yang amat jelas pada seluruh anggota keluarga itu. Secara bergantian tubuh
mereka kelihatan bergetar sesaat lamanya.
Pada saat itu barulah saya melihat bahwa kaki kiri anak perempuan
mereka yang berusia sekitar 18 tahun itu terbalut dalam gips dari pangkal
paha sampai ke telapak kakinya. Saya mendatangi kembali bapak itu
dan bertanya apakah ia mengizinkan saya mendoakan kaki anaknya agar
Penghalang yang Tidak Kelihatan 15
yang tadinya begitu akrab dengan saya. Kemudian orang-orang yang selama
ini tidak pernah mengecewakan saya ternyata ingkar janji. Selain itu,
suatu warisan yang cukup besar nilainya, yang semestinya saya terima dari
almarhumah ibu saya, pembayarannya terkatung-katung karena kesalahan
pengacara yang mengurusnya.
Maka akhirnya saya memutuskan untuk berdoa dan berpuasa secara
intensif untuk waktu tertentu. Tidak lama kemudian saya merasakan
sesuatu yang agak aneh terhadap gambar naga itu. Setiap kali saya melihat
gambar tersebut selalu timbul pertanyaan dalam pikiran saya: Siapakah yang
di dalam Alkitab digambarkan sebagai seekor ular naga? Tentu saja saya
mengetahui jawabannya, yaitu Iblis.*
Selanjutnya timbul pertanyaan yang lain pula di dalam benak saya:
Pantaskah bagimu sebagai seorang hamba Kristus, menghiasi dinding
rumahmu dengan gambar yang melambangkan musuh utama Kristus? Lagi-
lagi, jawabannya memang jelas, tidak! Beberapa waktu lamanya saya agak
bingung memikirkan masalah ini, tetapi akhirnya saya menurunkan gambar
itu dari dinding rumah saya dan membuangnya. Saya melakukannya
semata-mata karena ingin taat, bukan karena motivasi yang lain.
Pada waktu itu saya sering diminta untuk berkhotbah di berbagai
gereja sebagai seorang pengajar Alkitab. Saya harus berkhotbah di hadapan
berbagai kelompok jemaat di seluruh wilayah Amerika Serikat. Penghasilan
yang saya terima dari honor saya sebagai pembicara pada waktu itu hanya
cukup untuk menutupi kebutuhan pokok keluarga saya. Tetapi tidak lama
sesudah saya membuang gambar naga itu keadaan keuangan saya mengalami
perubahan yang amat menakjubkan. Tanpa saya rencanakan sendiri, dan
tanpa ada perubahan jadwal yang berarti pada program pelayanan saya,
penghasilan saya bertambah menjadi lebih dari dua kali lipat. Demikian
juga, warisan yang sudah bertahun-tahun lamanya tertunda pembayarannya
itu akhirnya dapat saya terima.
*
Lihat Wahyu 12:1-12.
18 Berkat atau Kutuk
„Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas
yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu
sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah
kekejian bagi TUHAN, Allahmu.
Penghalang yang Tidak Kelihatan 19
Hiasan karya sulam yang bergambar naga itu memang bukan patung,
tetapi jelas melukiskan suatu berhala yang telah dipuja dan disembah
selama beribu-ribu tahun di negeri Cina. Dengan membawa „karya seni‰
itu ke dalam rumah saya, secara tidak sadar saya telah membiarkan diri
saya · demikian juga keluarga saya · terkena oleh kutuk. Betapa saya ber-
syukur kepada Roh Kudus karena Ia membuka mata saya mengenai bahaya
mengerikan yang mengancam saya itu!
Ini semua semakin mendorong saya untuk memulai suatu peneli-
tian khusus secara sistematis agar mengetahui apa yang diajarkan Alkitab
mengenai berkat dan kutuk. Dan saya pun heran ketika melihat betapa
banyak ayat yang menyangkut hal ini. Kata-kata berkat atau memberkati
tercatat kurang lebih 410 kali dalam ayat-ayat Alkitab, itu belum termasuk
kata-kata yang dalam teks aslinya dipakai untuk menggam barkan
„kebahagiaan‰ (seperti „ucapan bahagia‰ dalam Khotbah di Bukit yang
dalam bahasa Inggris berbunyi „Blessed ...‰, artinya „Diberkatilah ...‰)
Sedangkan kata kutuk dalam berbagai bentuknya tertulis lebih kurang 230
kali. Ini membuat saya sadar betapa sedikitnya pengajaran mengenai pokok
ini yang pernah saya peroleh selama menjadi orang Kristen sekian tahun
lamanya. Saya bahkan tidak dapat mengingat kembali satu khotbah pun
yang pernah membahas secara khusus dan sistematis tentang hal tersebut.
Setelah melakukan penelitian tersebut, saya pun mulai mengajarkan
masalah kutuk itu dalam pelayanan khotbah saya di berbagai tempat. Setiap
kali saya mengajarkan pokok-pokok itu, saya terheran-heran melihat dampak
luar biasa yang dihasilkan oleh pengajaran tersebut dan juga banyaknya orang
yang sungguh-sungguh membutuhkan pengajaran itu. Khotbah-khotbah itu
saya rekam dalam kaset dan selanjutnya kaset-kaset itu diedarkan ke berbagai
persekutuan. Laporan yang selanjutnya saya peroleh sungguh menakjubkan.
Khotbah-khotbah mengenai kutuk dan berkat itu tampaknya bukan
20 Berkat atau Kutuk
Hasil penelaahan yang saya lakukan itu tersaji dalam bab-bab selanjutnya
dari buku ini.
AYAT HAFALAN
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh
kepandaian.
Amsal 3:13
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku rindu untuk berjalan dalam kebenaran. Berikanlah aku iman
untuk melakukan apa yang aku sudah pelajari.
3
25
26 Berkat atau Kutuk
Hal-hal yang tergolong pada dunia yang kasat mata (kelihatan) itu
bersifat sementara, tidak permanen atau tidak tetap. Hanya di dalam dunia
yang tidak kasat mata kita dapat menemukan kenyataan yang sebenarnya,
dan yang kekal. Di dalam alam ini pula terdapat pengaruh-pengaruh atau
kuasa yang pada akhirnya menentukan nasib kita, bahkan nasib kita di alam
yang kasat mata ini. Paulus jelas menunjukkan bahwa keberhasilan hidup
ini bergantung pada seberapa jauh pengertian dan tanggapan kita terhadap
hal-hal yang tidak kasat mata dan yang bersifat rohani ini.
Dua hal yang disebut sebagai berkat maupun kutuk itu pada hakikatnya
merupakan hal-hal yang termasuk dalam alam yang tidak kasat mata, yaitu
alam roh. Keduanya merupakan alat atau sarana bagi kekuatan supranatural,
yaitu kuasa roh. Di satu sisi, berkat bersifat positif karena mendatangkan
akibat yang baik dan bermanfaat sedangkan di sisi lain kutuk bersifat
merugikan, karena mendatangkan akibat yang buruk dan membahayakan.
Baik berkat maupun kutuk merupakan tema pembicaraan yang penting
dalam Kitab Suci. Seperti sudah saya katakan sebelumnya, kedua perkataan
tersebut tercatat dalam Alkitab sebanyak lebih dari 640 kali.
Baik berkat maupun kutuk memiliki dua ciri yang sama. Pertama,
dampak keduanya hampir-hampir tidak hanya mempengaruhi atau
dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Dampak suatu kutuk maupun
berkat dapat dirasakan juga oleh seluruh anggota keluarga, seluruh warga
suatu suku, seluruh penduduk desa atau daerah dan bahkan oleh seluruh
negeri. Kedua, begitu berkat atau kutuk mulai bekerja, maka ia cenderung
untuk berlangsung terus dari satu generasi hingga generasi selanjutnya,
sampai terjadi sesuatu yang meng henti kan atau menghapuskan
dampaknya. Beberapa dari berkat-berkat maupun kutuk-kutuk yang
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 27
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah
orang bijak mendatangkan kesembuhan.
(Amsal 12:18)
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
(Amsal 15:4)
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya
api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil
tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat
menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia
sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk
manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar
berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
(Yakobus 3:5-6, 9-10)
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi
Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya
berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju
Rama.
Minyak yang dituangkan ke atas kepala Daud oleh Nabi Samuel menjadi
alat atau sarana yang dipakai untuk menyalurkan berkat Roh Kudus ke
dalam kehidupan Daud, untuk memperlengkapinya dalam menunaikan
tugas dan tanggungjawabnya sebagai raja.
Dalam Perjanjian Baru lambang-lambang yang digunakan dalam
Perjamuan Kudus pun merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk
menyalurkan berkat Tuhan kepada semua orang yang ambil bagian. Dalam
I Korintus 10:16 Paulus berkata:
Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah
persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
30 Berkat atau Kutuk
cangkir yang berisi air tersebut imam harus memasukkan debu yang diambil
dan lantai Kemah Suci, kemudian mencampurnya dengan tinta yang
berasal dan gulungan kitab yang bertuliskan suatu kutuk („air pahit yang
mendatangkan kutuk‰, Bilangan 5:18). Selanjutnya wanita itu diharuskan
minum air tersebut.
Jika wanita itu bersalah, maka akibat dari kutuk yang tertulis itu akan
terlihat jelas pada tubuh jasmaninya: „membuat engkau menjadi sumpah
kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan
mengembungkan perutmu‰. Itulah hukuman yang setimpal atas dosa
yang dilakukannya. Di sini secangkir air menjadi alat atau sarana yang
dipakai untuk menyampaikan kutuk tersebut.
Namun seandainya wanita itu tidak bersalah sama sekali, ia tidak akan
mengalami perubahan apa pun pada tubuhnya. Dengan demikian Tuhan
akan membenarkan dia di hadapan suaminya yang tidak berhak menuduh
dia lagi. Karena tidak bersalah, maka ia terlindung dari kutuk.
Berbagai contoh di atas membuktikan suatu kebenaran Alkitab
yang mendasar: Dalam keadaan tertentu, berkat maupun kutuk dapat
disampaikan melalui benda-benda jasmani. Sebaliknya, dalam praktek
sekte-sekte keagamaan yang sesat atau perdukunan yang berada di luar adat
kebiasaan yang berlaku dalam Alkitab, benda-benda fisik dapat dipakai
dengan berbagai cara yang tidak terbatas sebagai alat atau sarana untuk
mendatangkan suatu kutuk.
Dalam Keluaran 20:4-5, di dalam hukum yang kedua dari kesepuluh
Hukum, Tuhan dengan tegas melarang pembuatan patung atau gambar
apa pun juga yang dipakai untuk maksud-maksud keagamaan, dan Tuhan
memperingatkan bahwa orang-orang yang melanggar ketentuan ini akan
mendapatkan hukuman, yang berlaku
bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi Tuhan dengan tegas
melarang pembuatan
juga paling sedikit untuk tiga generasi
patung atau gambar apa
selanjutnya:
pun juga yang dipakai
untuk maksud-maksud
keagamaan...
32 Berkat atau Kutuk
Cukup banyak hal yang tercakup dalam larangan ini. Seperti kejadian
yang saya alami sendiri, yang telah saya ceritakan sebelumnya, gambar
naga dari Cina itu telah membawa kutuk atas kehidupan saya. Memang,
saya sama sekali tidak mempunyai niat untuk menyembah gambar naga
itu. Namun bagaimanapun, gambar naga itu mengacu kepada sesuatu
yang telah berabad-abad lamanya dijadikan berhala oleh manusia. Ternyata
sulaman naga itu membuka suatu peluang bagi kutuk untuk memasuki
rumah saya, berupa kuasa jahat dari tata ibadat kafir yang telah dilakukan
orang beribu-ribu tahun lamanya.
Setelah saya pikirkan kembali, saya memperhatikan salah satu dam-
pak yang saya rasakan dari adanya gambar naga di rumah saya itu.
Teryata benda-benda itu bukan saja menjadi suatu penghalang yang
menghadang berkat kelimpahan yang Tuhan sediakan. Benda najis itu
juga membutakan mata saya sehingga saya tidak dapat melihat adanya
berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi saya. Baru sesudah benda-
benda itu disingkirkan dan pengaruhnya tidak ada lagi, saya dapat melihat
dengan iman apa yang Tuhan telah sediakan bagi saya.
Sejak waktu itu saya melihat hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan
orang-orang lain yang berada di bawah suatu kutuk. Kutuk itu bukan saja
menghadang berkat yang telah disediakan Tuhan bagi mereka. Kutuk itu
juga membutakan mata rohani mereka sehingga mereka tidak melihat bahwa
berkat itu sebenarnya sudah tersedia. Sesudah Roh Kudus memancarkan
terang Firman Tuhan atas kehidupan kita, baru kita mulai menyadari bahwa
kita telah ditipu dan diperdayakan oleh Iblis selama ini.
Cara Kerja Berkat dan Kutuk 33
AYAT HAFALAN
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan
memakan buahnya.
Amsal 18:21
TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, hari ini aku memilih untuk menjadi saluran berkat dan bukan
kutuk. Tolonglah aku untuk mengucapkan perkataan yang mendatangkan
kehidupan dan bukan perkataan yang mendatangkan kematian.
4
35
36 Berkat atau Kutuk
Sebab di dalamnya. [Injil] nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman
dan memimpin kepada iman, . . .
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
berbicara kepada roh kita. Dengan cara demikian suara Tuhan merasuk
hingga ke pribadi kita yang paling dalam, yaitu ke dalam batin kita. Dari
batin kita itulah getaran-getaran suara-Nya dapat dirasakan oleh seluruh
keberadaan kita.
Tuhan dapat berbicara kepada kita melalui Alkitab, atau Ia dapat juga
memberikan firman-Nya melalui suatu pewahyuan langsung. Tetapi, sekadar
membaca Alkitab saja tentu tidak cukup, kecuali bila kata-kata yang terbaca
pada halaman Alkitab itu diubah oleh Roh Kudus menjadi suatu „suara‰
yang hidup. Hanya dengan memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan
seperti inilah kita benar-benar memenuhi syarat untuk menerima berkat-
berkat yang dijanjikan-Nya kepada orang-orang yang mendengar dan
mematuhi suara-Nya.
Selanjutnya dalam Ulangan 28:15 Nabi Musa menyatakan penyebab
utama dari semua kutuk yang menimpa seseorang:
„Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan
mencapai engkau.‰
Penghormatan (ditinggikan)
Kesehatan (disembuhkan)
Kesuburan (reproduktif)
Kekayaan (kemakmuran)
Kemenangan
Perkenan Tuhan
Penghinaan (direndahkan)
Kemandulan (ketidak-berhasilan)
Sakit jiwa dan sakit badan
Kehancuran keluarga
Kemiskinan
Kekalahan
42 Berkat atau Kutuk
Penindasan
Kegagalan
Murka Allah (ditolak oleh-Nya)
AYAT HAFALAN
„Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada
hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan
kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu.‰
Ulangan 30:19
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, hari ini aku memilih kehidupan dan bukan kematian, berkat dan
bukan kutuk. Aku memilih untuk mendengarkan dan mentaati firman-Mu.
Aku menundukkan diriku kepada-Mu, ya Tuhan, dan aku menolak si jahat.
5
45
46 Berkat atau Kutuk
Seseorang yang mengalami hanya satu atau dua dari gejala-gejala tersebut,
belum sepenuhnya dapat disimpulkan sebagai orang yang berada di bawah
suatu kutuk. Tetapi bila ada cukup banyak di antara gejala tersebut terdapat
pada diri orang itu atau bila salah satu di antaranya terjadi secara berulang-
ulang pada dirinya, kemungkinan besar itu menunjukkan bahwa ia dihinggapi
suatu kutuk. Namun tentu saja, yang paling bisa dijadikan pegangan adalah
„diagnosa‰ (hasil pemeriksaan) Roh Kudus sendiri yang pasti seratus persen
tepat.
Dalam Ulangan 28, penyakit semacam itu diuraikan dalam berbagai istilah,
antara lain: penyakit sampar, penyakit demi penyakit (ayat 21), penyakit
menular (ayat 22); sakit radang, bengkak-bengkak, infeksi (ayat 22); demam,
demam kepialu, demam panas (ayat 22); batuk kering, penyakit paru-paru
(ayat 22); bisul-bisul, borok, kudis yang gatal, tetapi tak ada obatnya (ayat
27); kebutaan (ayat 28), penyakit yang besar dan merana, penyakit yang tak
dapat disembuhkan, penyakit yang keras/jahat lagi lama, wabah yang tak
dapat dihentikan (ayat 59); macam-macam penyakit dan wabah (ayat 61).
Daftar di atas memang menyebutkan berbagai jenis penyakit, namun
itu tidak berarti bahwa setiap penyakit selalu merupakan akibat langsung
dari suatu kutuk. Meskipun demikian, ada beberapa kata kunci yang
kita temukan dalam ayat-ayat itu: penyakit sampar (=penyakit menular),
penyakit yang tak dapat disembuhkan, penyakit yang keras/jahat lagi
lama, wabah yang tak dapat dihentikan. Ciri-ciri yang disebutkan itulah
yang harus menjadi semacam tanda bahaya bagi kita karena menunjukkan
48 Berkat atau Kutuk
adanya suatu keadaan yang „berbau‰ kutuk. Ciri-ciri semacam itu membuat
kita merasakan adanya suatu kekuatan jahat dan busuk yang sedang bekerja
„di belakang layar‰.
Ada suatu istilah kedokteran yang memang tidak dipakai dalam Ulangan
28 itu, namun memiliki arti yang hampir sama dengan arti kata-kata yang
dipakai dalam perikop itu. Kata tersebut adalah ganas (malignant, dalam
bahasa Inggris). Arti utama kata tersebut adalah „memiliki atau memperlihat-
kan keinginan untuk mencelakakan orang lain.‰ Dengan demikian kata
„ganas‰ (malignant) dalam hal ini bukan hanya menggambarkan suatu
keadaan, melainkan juga suatu perangai. Dibandingkan dengan kata-kata
yang disebutkan dalam paragrap terdahulu, kata „malignant‰ (ganas) itu
secara lebih tegas menggambarkan suatu perangai licik yang benar-benar
kejam dan keji yang berada di balik penyakit itu. Jadi, yang kita hadapi
sesungguhnya bukan faktor-faktor fisik atau jasmani saja.
Suatu istilah lain yang juga dipakai sehubungan dengan jenis penyakit
tertentu adalah turun-temurun (hereditary). Penyakit semacam ini merupa-
kan salah satu gejala yang paling banyak dijumpai dan paling sering
menjadi ciri khas dari adanya suatu kutuk. Oleh karena itu, apabila saya
diminta untuk mendoakan seseorang yang mempunyai penyakit keturunan,
saya selalu mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa masalah yang
harus saya doakan itu merupakan akibat suatu kutuk.
Saya mempunyai seorang rekan gembala sidang yang ketika berusia enam
puluh tahun dinyatakan oleh dokter menderita penyakit hemochromatosis.
Ini adalah semacam penyakit yang menghasilkan kadar besi berlebihan
dalam darah seseorang yang biasanya terkumpul di organ-organ vital tubuh,
seperti hati (lever) dan jantung. Ayah teman saya ini meninggal pada usia
67 tahun karena penyakit yang sama. Menurut pemeriksaan dokter penyakit
itu bersifat keturunan dan tidak mungkin disembuhkan, sehingga teman
saya itu tinggal menunggu ajalnya saja. Untuk usaha pengobatannya, setiap
minggu hamba Tuhan itu terpaksa menjalani terapi phlebotomy (cara kuno
untuk mengeluarkan darah kotor dari pembuluh darah).
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 49
Kami telah menikah selama dua belas tahun tanpa mendapatkan anak.
Pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa keadaan jasmani kami berdua
tidak mengalami kelainan apa pun.
Pada tanggal 7 Juli 1985 kami menghadiri suatu kebaktian di kota
Amsterdam. Bapaklah yang menyampaikan khotbah. Bapak berbicara
mengenai kesembuhan dan berbagai hal yang menyebabkan beberapa orang
tidak dapat mengalami kesembuhan. Ketika Bapak berbicara mengenai
kutuk yang menimpa keluarga-keluarga, Tuhan berbicara di hati saya dan
mengatakan bahwa inilah yang menjadi masalah dalam keluarga kami.
Ketika Bapak memimpin hadirin untuk bersama-sama mengucapkan doa
agar terlepas dari kutuk apa pun juga yang mengikat kehidupan mereka, saya
benar-benar merasa telah dilepaskan dari suatu ikatan belenggu.
Ketika saya naik ke panggung untuk bersaksi, Bapak menyuruh saya
untuk memanggil suami saya, supaya ia ikut naik ke panggung dan didoakan
juga. Kemudian ketika Bapak berdoa bagi kami, Bapak menyatakan bahwa
kutuk atas kehidupan saya telah dipatahkan. Lain ketika Ruth meletakkan
tangannya di atas rahim saya, ia mengatakan bahwa saya „tidak mandul
lagi‰. Seluruh jemaat yang hadir diminta untuk berdiri dan ikut mendoakan
kami. Pada akhir kebaktian itu saya dan suami saya benar-benar merasa
bahwa Tuhan telah mengabulkan doa-doa kami.
Kira-kira dua setengah tahun kemudian, dalam suatu kebaktian besar lain
di Inggris, pasangan suami-isteri itu menemui kami untuk memperlihatkan
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 51
seorang bayi lelaki yang manis sebagai bukti bahwa kutuk kemandulan
telah dicabut dan kehidupan mereka, sehingga mereka pun dapat menerima
berkat yang disediakan Tuhan.
Hubungan yang erat antara masalah haid dan kutuk yang mengikat
seseorang dapat kita lihat dari sepucuk surat lain yang kami terima,
tertanggal 22 Desember 1987. Penulis surat itu adalah seorang wanita
Kristen berusia tiga puluhan tahun, yang melayani Tuhan di sebuah negara
di Asia Tenggara:
Pada tahun 1985 saya meminjam satu seri kaset khotbah, hasil rekaman yang
dibuat di Singapura. Di antaranya adalah khotbah Derek Prince mengenai
„Berkat dan Kutuk‰. Pada suatu malam sesudah mendengarkan kaset itu
dalam keadaan lampu sudah dimatikan, saya berdiri dalam kamar saya
untuk mengucapkan doa yang disampaikan pada bagian akhir khotbah
itu. Hal itu saya lakukan meskipun saya tidak merasakan adanya masalah
tertentu pada diri saya. Saya hanya berpikir, kalau toh ada sesuatu yang
mengikat saya, saya ingin benar-benar terlepas dari hal itu.
Saya tidak langsung merasakan perubahan apa pun. Tetapi nyatanya
sesuatu benar-benar terjadi, dan hal itu baru saya sadari belakangan. Tidak
lama kemudian Tuhan mengingatkan saya untuk selalu mencatat dalam
buku harian tanggal-tanggal saya mengalami haid. Saya belum pernah
melakukan hal itu sebelumnya, karena memang masa haid saya tidak pernah
teratur semenjak saya mendapatkannya pertama kali pada usia tiga belas
tahun. Jadi tidak ada gunanya untuk mencatat tanggal-tanggalnya. Masa
haid saya begitu kacaunya sampai-sampai pernah selama enam atau delapan
atau bahkan sepuluh bulan saya tidak mengalami haid sama sekali.
Ketika berumur dua puluhan tahun saya pernah memeriksakan diri
ke beberapa dokter dan diberi beberapa resep obat (yang sama sekali tidak
menolong). Saya bahkan mendapat banyak nasihat yang kurang bijaksana
dan bertentangan dengan norma kesusilaan.
Saya pernah juga berdoa mengenai hal ini tetapi tidak terlalu serius
· mungkin karena saya belum menikah · tetapi saya pernah diberitahu
dokter bahwa sebelum penyakit saya ini disembuhkan saya akan mengalami
gangguan dan ketidak teraturan dalam sistem metabolisme saya, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon yang ada dalam tubuh
saya.
Ketika mendengarkan kembali kaset khotbah itu beberapa bulan
kemudian, saya sungguh terkesan atas kalimat Derek Prince yang mengatakan
52 Berkat atau Kutuk
Perlu kiranya dicatat, bahwa sama seperti yang dialami oleh Miryam di
dalam pasal 2 buku ini, nona ini tidak berdoa untuk meminta kesembuhan.
Ia hanya mengucapkan doa untuk melepaskan diri dari kutuk, lalu
kesembuhan itu terjadi dengan sendirinya.
Dalam hubungannya dengan proses memperoleh keturunan terdapat
juga suatu pertanda yang umumnya menunjukkan adanya suatu kutuk, yaitu
bayi yang dilahirkan dengan tali pusar melilit lehernya yang kadang·kadang
terjadi sampai beberapa kali pada ibu yang sama. Tentu saja, bayi-bayi
semacam itu seringkali mati dalam kandungan, padahal seharusnya lahir
suatu kehidupan baru yang merupakan berkat dari Allah.
* „Memukul bumi sehingga musnah„: dalam versi bahasa Inggris dikatakan: „smite the earth
with a curse‰, artinya memukul bumi dengan suatu kutuk.
54 Berkat atau Kutuk
lain yang seharusnya bersatu. Tujuan roh itu memang tidak lain adalah
menghancurkan keluarga.
Namun demikian, tidak ada alasan untuk berputus asa bagi orang-
orang yang mau menerima nasehat Tuhan. Ada jalan keluar bagi mereka.
Tetapi terlebih dahulu kita perlu menyadari bahwa itu semua disebabkan
oleh suatu kutuk. Selanjutnya kita harus mengambil langkah-langkah yang
ditunjukkan Alkitab untuk mencabut kutuk itu dan membebaskan para
tawanan tadi. Saya telah melihat banyak sekali keluarga yang berubah dan
dipulihkan kembali dengan cara demikian.
Ada dua pernyataan yang berkaitan dengan hal ini dalam Ulangan 28,
yaitu: „Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu‰ (ayat 17) dan
„perjalananmu tidak akan beruntung‰ (ayat 29), artinya, Anda tidak akan
berhasil dalam apa pun yang Anda lakukan.
Akibat yang sepenuhnya dari kutuk ini diperlihatkan lebih jelas lagi
dalam ayat 47-48:
„Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu,
dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-
galanya, maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan
kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh
yang akan disuruh TUHAN melawan engkau.‰
sekaligus, maka keadaan itu dapat dilukiskan dengan sebuah kata saja, yaitu
kemelaratan.
Apabila disatukan, ayat 47 dan 48 menunjuk kepada satu kesimpulan:
kekayaan merupakan suatu berkat dan kemiskinan suatu kutuk.
Anehnya, telah selama berabad-abad di kalangan gereja berkembang
suatu kepercayaan bahwa kemiskinan merupakan suatu hal yang baik,
suatu berkat. Memang, tidak salah juga jika dikatakan bahwa Tuhan sangat
mengasihi orang-orang miskin, dan bahwa umat Kristen harus mempunyai
sikap yang sama seperti Tuhan dan tidak
segan-segan berkorban banyak untuk Tetapi tidak ada ayat
dalam Alkitab yang
menolong orang-orang semacam ini.
mengatakan bahwa Tuhan
Tetapi tidak ada ayat dalam Alkitab sengaja memberikan
yang mengatakan bahwa Tuhan sengaja kemiskinan kepada umat-
memberikan kemiskinan kepada umat- Nya sebagai suatu berkat.
Nya sebagai suatu berkat.
Dalam hal ini pewahyuan dalam Perjanjian Baru tidak berbeda dengan
apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Dalam II Korintus 9:8 Paulus
menggambarkan betapa berlimpahnya persediaan Tuhan bagi umat Kristen:
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
limpah. Artinya, kita memiliki lebih dari pada yang kita butuhkan, sehingga
kita masih dapat membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan
kita.
Namun demikian, sungguh tidak alkitabiah kalau ukuran yang
kita pergunakan untuk menilai kekayaan dan kemiskinan adalah pola
kehidupan masyarakat Barat yang materialistis dewasa ini. Dalam Yohanes
6:38 Yesus mengungkapkan tujuan sebenarnya Ia hidup di dunia ini: „Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.‰ Kalau tujuan
Guru kita saja demikian, seharusnya sebagai murid-Nya kita juga harus
mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan kehendak Allah.
Jadi, „miskin‰ atau „kaya‰ itu
Kaya berarti bahwa seharusnya dilihat dari sudut pandang
kita mempunyai segala
ini. Miskin berarti bahwa yang kita
yang diperlukan untuk
melakukan kehendak miliki kurang dari apa yang dibutuhkan
Allah, dan masih ada untuk melakukan kehendak Allah dalam
kelebihannya untuk kehidupan kita. Semakin besar selisih
diberikan kepada orang yang terdapat antara apa yang diperlukan
lain. dan apa yang kita miliki, semakin
miskinlah keadaan kita. Sebaliknya, kaya
berarti bahwa kita mempunyai segala yang
diperlukan untuk melakukan kehendak Allah, dan masih ada kelebihannya
untuk diberikan kepada orang lain. Kekayaan atau kelimpahan dari Tuhan
tidak disediakan bagi kita untuk diboroskan dalam rangka menyenangkan
diri sendiri, melainkan untuk „pelbagai kebajikan‰ (untuk segala perbuatan
yang baik, dalam terjemahan bahasa Inggris). Itu berarti bahwa berkat Allah
yang telah memperkaya hidup kita itu harus dibagikan juga untuk orang
lain.
Apabila demikian penafsiran kita mengenai apa yang disebut dengan
kaya atau miskin, itu berarti bahwa sesungguhnya tidak ada patokan
yang bersifat mutlak yang dapat diukurkan kepada semua orang Kristen
secara merata. Ukuran bagi masing-masing orang percaya bersifat relatif,
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 57
Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula
yang berpura-pura miskin (who makes himself poor, yang menjadikan
dirinya miskin, dalam terjemahan bahasa Inggris), tetapi hartanya banyak.
58 Berkat atau Kutuk
Ada juga banyak orang Kristen dewasa ini yang menderita kesusahan
dan penindasan demi nama Kristus. Mereka mungkin ditindas sedemikian
rupa sehingga tidak memiliki apa pun yang dapat disebut sebagai kekayaan
materi, tetapi sebenarnya mereka akan mewarisi suatu kekayaan yang jauh
lebih mulia tingkatannya.
Namun demikian, semua ini tidak mengubah hakikat kemiskinan di
bidang materi. Kemiskinan yang tidak disebabkan oleh adanya penyerahan
diri seseorang kepada Kristus, biasanya merupakan pertanda adanya suatu
kutuk, yang mungkin hanya berpengaruh pada diri seseorang tetapi dapat
juga menyebar ke seluruh keluarga atau bahkan kelompok masyarakat yang
lebih besar lagi.
Berikut ini adalah beberapa contoh lain yang saya pilih secara acak,
mengenai jenis „kecelakaan‰ yang mungkin menandakan adanya suatu
kutuk dalam kehidupan seseorang: patah pergelangan kaki karena salah
langkah di pinggir trotoar; patah gigi meski hanya menggigit buah yang
berdaging empuk; jari tangan terjepit ketika menutup pintu mobil (mungkin
juga, „gara-gara orang lain‰); tergelincir di anak tangga dan jatuh berguling-
guling dengan posisi kepala berada di bawah, sehingga sekian banyak tulang
patah; keselak karena ada tulang ikan tersangkut di kerongkongan; infeksi
mata yang agak jarang terjadi akibat kemasukan serangga; kepala kena batu
yang terpelanting dari roda mobil yang lewat; kesalahan dokter bedah yang
mengakibatkan cacat seumur hidup... dan banyak lagi contoh lain yang
serupa.
Tampaknya seperti ada suatu pengaruh jahat yang tidak kelihatan yang
tiada henti-hentinya menyusahkan orang-orang semacam ini. Pada saat-saat
yang berbahaya pengaruh itu menyebabkan mereka jatuh terpeleset atau
tersandung, atau mendorong mereka melakukan suatu gerakan atau langkah
yang gegabah tanpa dipikir masak-masak terlebih dahulu. Seringkali orang
semacam itu akan berseru: „Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku
berbuat demikian!‰ Ucapan seperti itu menunjukkan bahwa ia menyadari
kalau apa yang dilakukannya itu tidak sepenuhnya dapat dikendalikannya
sendiri karena dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak mungkin diketahuinya,
dan ia juga tidak tahu cara melindungi diri terhadap pengaruh itu.
Keberadaan masalah semacam ini bukan hanya diakui secara subyektif
oleh kalangan tertentu, tetapi bahkan dapat dibuktikan berdasarkan analisa
statistik. Beberapa perusahaan asuransi memakai data statistik tersebut untuk
mengenali orang-orang semacam ini, yaitu orang-orang yang diperkirakan
akan mendatangkan risiko besar bagi pihak asuransi, mengingat jumlah
kecelakaan yang pernah dialami orang-orang tersebut memang luar biasa
tinggi. Oleh karena itu orang-orang demikian diharuskan membayar premi
asuransi yang jauh lebih tinggi pula.
60 Berkat atau Kutuk
Ada begitu banyak kata-kata yang berhubungan dengan kematian yang tidak
wajar atau sebelum waktunya yang terdapat dalam Ulangan 28, sehingga
sulit untuk menyebutkannya satu persatu. Kutuk dalam bentuk ini biasanya
berakibat bukan hanya pada diri seseorang, tetapi juga mempengaruhi
kelompok masyarakat yang lebih besar, seperti keluarga atau warga suatu
suku. Dan umumnya kutuk ini berlangsung terus selama beberapa generasi.
Banyak suku bangsa telah menyaksikan adanya suatu kekuatan yang seakan-
akan tanpa mengenal lelah mengejar-ngejar anggota-anggota suatu keluarga
atau marga tertentu sampai berhasil menumpas habis semua korbannya.
Bangsa Yunani kuno menyebut kekuatan itu sebagai seorang dewi bernama
Nemesis. Kebudayaan lain menamai kekuatan tersebut dengan istilah yang
berbeda-beda pula. Meskipun berbau kafir, namun sesungguhnya kejadian
semacam itu bukan sesuatu yang bersifat takhayul belaka.
Sering kali orang-orang yang terkena kutuk semacam ini seakan-akan
memiliki firasat yang kuat. Mereka merasa seperti ada suatu sosok yang gelap
dan jahat yang sedang menghadang perjalanan mereka, tetapi mereka tidak
berdaya untuk menghindarinya. Kebanyakan dari mereka sering berkata:
„Hal itu pernah dialami ayah saya, jadi saya pikir sekarang mungkin giliran
saya untuk mengalaminya juga.‰
Salah satu gejala dari kutuk se-
Salah satu gejala dari kutuk
macam ini adalah bahwa orang yang
semacam ini adalah bahwa
orang yang dihinggapinya dihinggapinya meramalkan saat kematian
meramalkan saat kematian mereka sendiri. „Saya tahu umur saya
mereka sendiri. hanya akan sampai 45 tahun saja.‰ Atau,
„Semua anggota keluarga kami yang
lelaki mati muda.‰ Ucapan semacam itu tentu saja memberi kesan bahwa
hal yang mereka utarakan itu jugalah yang akan menjadi suratan nasib
mereka, meskipun tidak mereka nyatakan secara terang-terangan. Mereka
Tujuh Pertanda Adanya Kutuk 61
mempunyai semacam iman (yang negatif) bahwa mereka akan segera mati
dan menolak untuk percaya bahwa mereka dapat hidup terus.
Daftar ketujuh pertanda kutuk di atas masih dapat diperpanjang lagi,
karena ada banyak gejala lain yang belum disebutkan. Tetapi apa yang
sudah Anda baca tersebut mungkin telah cukup untuk membantu Anda
mengevaluasi atau menilai keadaan Anda sendiri.
Reaksi masing-masing orang setelah mengetahui semua ini tidak selalu
sama. Mungkin sekarang hilanglah keraguan Anda bahwa sesungguhnya
masalah yang Anda hadapi selama ini adalah suatu kutuk. Anda telah
melihat dengan jelas adanya salah satu atau lebih dari pertanda kutuk yang
ada dalam kehidupan pribadi atau keluarga Anda.
Atau mungkin juga, Anda kini sedikit terganggu perasaannya karena
kemungkinan memang ada kutuk yang bekerja dalam kehidupan Anda,
hanya Anda tidak dapat mengatakan dengan jelas bentuknya. Anda
mungkin merasa seperti orang yang digambarkan dalam pasal 1 buku
ini. Anda merasakan adanya bayang-bayang gelap dari masa silam yang
mencengkeram Anda, tetapi Anda tidak mengetahui asal-muasalnya. Atau
mungkin juga Anda telah melihat sendiri bagaimana „tangan raksasa‰ dari
masa lampau itu mempengaruhi berbagai segi kehidupan Anda dan bekerja
secara diam-diam di balik sebuah tabir yang tak mampu Anda singkapkan.
Bagaimana pun juga, Anda mulai bertanya dalam hati: Bagaimana
mungkin hal itu terjadi pada diriku? Apakah penyebab yang sesungguhnya
dari masalah yang kuhadapi ini?
Jika demikian halnya, maka kini Anda mungkin sudah siap untuk
melanjutkan ke Bab II yang berjudul „Tiada Kutuk Tanpa Penyebab‰. Bab
ini menjelaskan tentang banyak hal yang seringkali menjadi penyebab
adanya kutuk. Setelah Anda berhasil menemukan salah satu sumber
penyebab permasalahan Anda, diharapkan Anda akan dapat mengatasinya
dengan lebih mudah.
62 Berkat atau Kutuk
AYAT HAFALAN
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
2 Korintus 9:8
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku rindu untuk dibebaskan dari segala kutuk yang ada dalam
hidupku. Aku rela melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk
terbebas dari kutuk dan hidup dalam kemerdekaan yang Kau sudah
bayarkan untukku di kayu salib.
BAB DUA
KATA PENDAHULUAN
Sesungguhnya, berkat atau kutuk tidak akan terjadi dalam kehidupan kita
begitu saja atau tanpa ada panyebabnya. Kedua-duanya bekerja atas dasar
hukum-hukum Allah yang kekal dan tak pernah berubah. Untuk mengerti
hukum-hukum tersebut, ada baiknya kita memeriksanya kembali dalam
Alkitab.
Dalam Amsal 26:2 ketika berbicara mengenai kutuk, Salomo
menegaskan prinsip berikut ini: „Seperti burung pipit mengirap dan burung
layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena‰
Jadi, di balik setiap kutuk yang menimpa seseorang pasti ada penyebabnya.
Seandainya memang terdapat suatu tanda bahwa kita berada di bawah suatu
kutuk, kita harus terlebih dahulu menyelidiki hal yang menyebabkannya.
Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengatasinya. Dengan cara itu pula kita akan dapat menjawab pertanyaan
yang terus-menerus mengusik kita: „Mengapa hal-hal seperti ini selalu saja
terjadi pada diriku?‰
Bab ini memaparkan hal-hal pokok yang dapat menimbulkan kutuk-
kutuk yang mengganggu kehidupan manusia pada umumnya. Setelah
selesai membacanya, Anda akan lebih mudah memahami obat penawar atau
65
66 Berkat atau Kutuk
jalan keluar yang disediakan oleh Tuhan, yang akan diuraikan dalam bab
berikutnya.
6
67
68 Berkat atau Kutuk
Dua dosa apakah yang dikemukakan Tuhan dalam ayat-ayat ini? Dosa
pertama adalah mengakui adanya „allah‰ lain di hadapan · atau selain
dari · Tuhan. Jadi, sesungguhnya sekadar mengakui Dia sebagai „allah‰
yang pertama, atau yang paling utama dari sederetan „dewa‰ lainnya
belumlah cukup bagi Tuhan. Ia menuntut agar kita mengakui-Nya sebagai
Allah Yang Maha Esa, satu-satunya Allah yang benar.
Dalam Yesaya 45:21 Tuhan berkata dengan tegas:
„Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil
dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!‰
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal
dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia
sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka
menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah
menjadi bodoh.
Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran
yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang
yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
Menyembah Ilah Palsu 69
dan benar-benar kurang ajar. Jadi, betapa jauh lebih besar lagi penghinaan
yang ditujukan kepada Allah Pencipta, apabila ada orang yang berani
menggunakan nama-Nya yang mulia itu untuk sebuah patung manusia,
sekalipun benar manusia adalah mahluk ciptaan-Nya yang paling mulia.
Apalagi jika nama-Nya itu dipakai untuk menamai sebuah patung yang
menggambarkan jenis binatang yang paling rendah tingkatannya!
Hukuman yang pasti akan dijatuhkan Allah atas pelanggaran terhadap
kedua perintah-Nya yang pertama itu memiliki ciri khas suatu kutuk:
hukuman tersebut tidak akan berhenti sekalipun orang yang bersangkutan
sudah mati, karena akan terus berlaku sampai kepada anak cucunya, bahkan
paling sedikit sampai keturunan yang keempat! Bayangkanlah akibatnya
bagi bangsa-bangsa dan kelompok kebudayaan tertentu yang secara turun-
temurun menyembah dewa-dewa berhala selama ratusan, bahkan ribuan
tahun. Kutukan yang ditimpakan Allah kepada mereka dengan sendirinya
akan berlangsung berlipat-kali ganda lamanya.
Orang yang dilahirkan dalam keluarga dengan latar belakang demikian
sesungguhnya mewarisi suatu kutuk dari nenek moyangnya yang dapat
diumpamakan seperti benih alang-alang atau rumput liar yang ditanam dan
tumbuh dalam kehidupannya, yang menyebabkan orang tersebut hidup
dalam cengkeraman pengaruh Iblis. Alang-alang ini mempunyai dua jenis
akar: satu akar tunjang yang panjang yang masuk ke dalam tanah, dan
akar-akar lain yang lebih kecil yang menjalar ke segala arah. Akar tunjang
itu merupakan gambaran dari pengaruh atau kekuatan yang mengikat dari
para leluhur yang menyembah berhala di masa lampau. Sedangkan akar-
akar yang lebih kecil itu merupakan gambaran dari pengaruh-pengaruh
lain yang mengikat orang itu, yang berasal dari hal-hal yang terjadi semasa
hidup orang yang bersangkutan, misalnya melalui berbagai dosa yang
dilakukannya sendiri atau karena ia sendiri turut menyembah berhala dan
melakukan hal lain semacam itu.
Agar orang itu dapat benar-benar terlepas dari pengaruh itu dan
menikmati sepenuhnya kehidupan sebagai suatu „ciptaan baru‰ di dalam
Kristus, rumput liar itu terlebih dahulu harus dicabut sampai ke akar-
Menyembah Ilah Palsu 71
akarnya. Akar yang paling utama dan yang paling sulit dicabut adalah akar
tunjang yang menghubungkannya dengan generasi-generasi terdahulu yang
telah begitu terikat pada adat-istiadat penyembahan berhala. Tidak ada
kekuatan lain yang mampu mencabut semua akar itu, kecuali kasih karunia
dan kuasa Allah yang ajaib saja. Syukurlah, kita masih mempunyai harapan,
karena Yesus berjanji dalam Matius 15:13: „Setiap tanaman yang tidak
ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.‰
Namun demikian, jangan dikira bahwa dosa-dosa yang mendatangkan
kutuk sampai sekian keturunan itu hanyalah dosa-dosa yang jelas-jelas
berbentuk penyembahan berhala. Ada perbuatan-perbuatan lain yang lebih
luas cakupannya dan berada setingkat di bawah praktek penyembahan
berhala yang juga termasuk dalam dosa-dosa yang dapat mendatangkan
kutuk semacam itu. Perbuatan-perbuatan tersebut mungkin tidak terlihat
jelas sebagai penyembahan berhala atau bahkan sama sekali tidak bersifat
religius. Hakikat, yang sebenarnya dari praktek-praktek semacam itu
seringkali dikaburkan atau ditutup-tutupi dengan memakai istilah yang
tersamar. Oleh karena itu, sebutan yang paling tepat untuk praktek-praktek
semacam itu adalah okultisme, artinya „hubungan gelap‰ dengan dunia roh
(perkataan „occult‰ berasal dari sebuah perkataan bahasa Latin yang berarti
„tersembunyi‰ atau „ditatapi‰). Okultisme atau dunia mistik ini selalu
mempunyai suatu daya tarik tersendiri bagi umat manusia yang telah jatuh
ke dalam dosa, apalagi pada zaman sekarang ini.
Dua nafsu paling kuat yang terdapat
Dua nafsu paling kuat yang
pada diri manusia adalah nafsu untuk
terdapat pada diri manusia
memperoleh pengetahuan serta nafsu
adalah nafsu untuk
untuk berkuasa. Sampai titik tertentu, memperoleh pengetahuan
manusia memang dapat memuaskan serta nafsu untuk berkuasa.
kedua nafsu tersebut dengan hal-hal dan
cara-cara yang natural atau alamiah (wajar). Tetapi, apabila ia belum puas
juga dengan apa yang diperolehnya melalui cara demikian, biasanya ia akan
mulai mencari kepuasan dari sumber-sumber yang supranatural (gaib).
72 Berkat atau Kutuk
Pada titik inilah ia dengan mudah akan terpikat dan akhirnya terjebak oleh
okultisme.
Mengapa demikian? Karena di alam semesta ini hanya ada dua sumber
pengetahuan dan kekuasaan yang besifat supranatural, yaitu Tuhan dan
Iblis. Pengetahuan atau kekuasaan supranatural mana pun juga, jika tidak
berasal dari Tuhan sudah pasti datang dari Iblis. Pengetahuan atau kuasa
yang didapat dari Tuhan, tentu saja bersifat baik dan tidak melawan hukum.
Tetapi jika didapatkan dari Iblis, sudah pasti hal-hal itu bersifat illegal
(gelap, melawan hukum).
Kerajaan Allah adalah Kerajaan terang, oleh karena itu hamba-hamba-
Nya dapat melihat dengan jelas Siapa yang mereka sembah dan layani serta
apa yang mereka kerjakan setiap saat. Sebaliknya, kerajaan Iblis adalah suatu
kerajaan yang berada dalam kegelapan, maka sebagian besar pengikutnya
tidak dapat mengetahui dengan jelas siapa yang sebenarnya mereka layani,
atau pun apa yang mereka kerjakan setiap saat.
Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan yang illegal itulah yang
memancing manusia pertama berbuat dosa di Taman Eden. Sebenarnya
Tuhan telah membuat semacam garis batas yang tidak kelihatan antara
manusia dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu. Ketika
manusia melanggar batas tersebut, berarti ia telah memasuki wilayah
kekuasaan Iblis dan langsung menjadi tawanan Iblis. Semenjak waktu itu
keinginan untuk mendapatkan pengetahuan atau kekuasaan secara illegal
itu telah terus-menerus mendorong manusia memasuki „wilayah‰ Iblis itu.
Di wilayah inilah Iblis dengan mudah dapat menjebak dan menjerat mereka
(lihat II Timotius 2:26). Seperti sudah dikatakan sebelumnya, „wilayah‰
ini secara umum disebut sebagai dunia okult atau daerah „kuasa gelap‰
(mistik).
Orang-orang yang melanggar garis pembatas dan memasuki „daerah‰
ini sesungguhnya datang menghadap Iblis untuk meminta pengetahuan
atau kekuasaan supranatural kepadanya. Padahal Tuhan melarang manusia
mencari hal-hal itu dari sumber lain, kecuali dari diri-Nya sendiri. Dengan
berbuat demikian, sesungguhnya orang-orang tersebut telah mengakui
Menyembah Ilah Palsu 73
Iblis sebagai „allah‰ (junjungan) mereka yang lain di samping Allah Yang
Mahaesa. Ini sama saja artinya dengan melanggar perintah yang pertama
dari Sepuluh Perintah Tuhan. Dengan demikian mereka telah menyebabkan
dirinya sendiri dihing gapi kutuk yang pasti ditimpakan Tuhan pada
siapa pun yang melanggar perintah-Nya itu, yaitu suatu kutuk yang masa
berlakunya dapat mencapai generasi yang keempat!
Prinsip ini demikian penting untuk disadari dan dimengerti oleh kita
semua. Oleh karena itu, saya merasa perlu menandaskannya sekali lagi:
Barang siapa berhubungan dengan okultisme (kuasa gelap) berarti
membuka dirinya terhadap kutuk yang pasti akan ditimpakan pada
setiap orang yang melanggar Perintah Tuhan yang pertama.
Berbagai ayat Alkitab menyebut perbuatan beralih kepada ilah palsu
(menyembah berhala) itu sebagai „perzinahan rohani‰, yang dianggap
sebagai dosa yang lebih keji daripada perzinahan jasmani. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka peringatan yang diberikan dalam kitab Amsal
· untuk tidak sekali-kali berhubungan dengan „perempuan jalang‰ atau
perempuan yang berzinah · seharusnya juga diperhatikan dalam kaitannya
dengan dunia mistik ini. Dalam Amsal 5:3-6 itu digambarkan bahwa
wanita yang bobrok moralnya ini pada mulanya kelihatan begitu memikat
dan mempesona, tetapi pada akhirnya ia akan membawa celaka bagi orang
yang jatuh ke dalam pelukannya:
tipuan yang satu terbuka kedoknya, sudah ada tipuan lain lagi yang siap
menggantikannya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menyebut
satu per satu jenis-jenis kegiatan okultisme yang harus kita waspadai. Tetapi
secara garis besar kita dapat mengenali dan membagi okultisme itu ke
dalam tiga cabang utama sebagai berikut: ilmu tenung/sihir, ilmu nujum
(ramalan nasib) dan ilmu gaib (magic).
Ilmu tenung/sihir (witchcraft, dalam
Ilmu tenung merupakan bahasa Inggris) atau perdukunan adalah
suatu ekspresi atau
cabang dari okultisme yang berhubungan
perwujudan dari pendurha-
kaan (pemberontakan) dengan kekuatan atau kuasa. Sumber
manusia terhadap Tuhan. yang sesungguhnya dari perdukunan
dapat disimpulkan dari sebuah kalimat
singkat yang tertulis di I Samuel 15:23:
„Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung [witchcraft,
bah. Inggris]. „ Ilmu tenung merupakan suatu ekspresi atau perwujudan
dari pendurhakaan (pemberontakan) manusia terhadap Tuhan. Manusia
memang selalu berusaha untuk mencapai cita-cita mereka dengan cara
mereka sendiri, tanpa mau tunduk kepada Hukum atau Perintah Tuhan.
Mereka lebih banyak didorong oleh keinginan untuk menguasai orang
dan mengendalikan keadaan. Untuk mencapai cita-citanya itu mereka
tidak segan-segan memakai tekanan psikologis atau tehnik-tehnik psikis
(kebatinan atau kejiwaan) tertentu, atau mungkin juga gabungan dari
keduanya.
Ada tiga kata kunci yang menggambarkan hal-hal yang sesungguhnya
dilakukan orang dalam ilmu tenung/sihir ini, yaitu mema nipulasi
(memperalat), mengintimidasi (meng gertak, menakut-nakuti) dan
mendominasi (menguasai). Tujuan terakhir yang hendak dicapai adalah
mendominasi atau menguasai. Manipulasi dan intimidasi merupakan cara-
cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Orang yang memakai
taktik atau cara-cara yang memanipulasi, mengintimidasi dan mendominasi
orang-orang lain di sekitar mereka, baik melalui kata-kata atau melalui
tindakan tertentu, sesungguhnya telah mempraktekkan „ilmu tenung/sihir‰.
Menyembah Ilah Palsu 75
suara musik. Kata „sihir‰ (sorcery) yang terdapat dalam Wahyu 9:21 me-
rupakan terjemahan langsung dari suatu kata Yunani yang berarti „obat-
obatan‰. Di dalam II Timotius 3:13 Paulus memperingatkan bahwa
pada akhir zaman „orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka
menyesatkan dan disesatkan‰. Perkataan yang diterjemahkan sebagai
„penipu‰ di ayat itu secara harfiah berarti „pemantra‰. Mantra yang
diucapkan atau dialunkan telah lama dikenal sebagai suatu tehnik ilmu gaib
untuk membius pikiran. Kebiasaan anak-anak muda zaman modern yang
sering membius diri dengan obat-obatan sambil diiringi musik keras yang
disebut „heavy metal‰, merupakan contoh nyata dari bekerjanya gabungan
dua bentuk ilmu gaib di atas.
Berikut ini adalah suatu daftar yang singkat dari berbagai macam sarana/
cara/alat yang dipakai dalam ilmu gaib itu:
Segala macam benda yang dipakai dalam pemujaan berhala, baik yang
dilakukan dalam agama kafir atau pun yang dilakukan oleh kelompok
yang menyebut dirinya Kristen.
Segala macam benda yang dipakai sebagai lambang dari agama-agama
palsu, aliran sesat atau penyembahan setan.
Segala macam benda yang telah dibubuhi kekuatan supranatural oleh
seorang pelaku okultisme. (Meskipun kekuatan itu dikatakan untuk
tujuan yang „baik‰, misalnya menyembuhkan orang sakit, namun benda
itu tetap dapat menjadi penghantar suatu kutuk karena sumber kekuat-
annya tidak berasal dari Tuhan.)
Segala macam benda yang menggambarkan kepercayaan yang bersifat
takhayul, seperti tapal kaki kuda, koin „keberuntungan‰, patung „orang
suci‰, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa bentuk spesifik dari okultisme atau mistik
yang dipraktekkan banyak orang di zaman modern ini:
Menyembah Ilah Palsu 77
Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di
muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan
seperti itu.
Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan
kitab-kitabnya yang lain membakarnya di depan mata semua orang. Nilai
kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
(Kisah 19:18-19)
meminta agar Tuhan mengampuni dan membebaskan dia dari segala akibat
dosa tersebut. Selanjutnya, tanpa memberi penjelasan lebih banyak lagi saya
menaruh tangan saya pada bahu pemuda itu dan meminta kepada Tuhan
untuk mencurahkan Roh Kudus ke dalam dirinya. Saat itu juga, tanpa
ragu-ragu atau gagap sedikit pun, ia mulai berbicara dengan begitu jelas
dan lancar dalam suatu bahasa yang tidak dikenal. Tidak lama kemudian
ia hanyut dalam hadirat Tuhan, tanpa menyadari segala sesuatu yang ada
di sekelilingnya. Rupa-rupanya suatu penghalang tak kasat mata yang
menghambat kehidupannya selama ini telah disingkirkan saat itu juga!
Sejak peristiwa itu saya sering teringat akan pertemuan saya dengan
pemuda tersebut. Pemuda itu cukup jujur dan bersungguh-sungguh, maka
jelas masalahnya tidak terletak pada sikapnya. Yang menjadi masalah
pemuda itu sebenarnya adalah ia tidak menyadari bahwa kunjungannya ke
ahli nujum itu merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. Ia tidak menya-
dari bahwa di mata Tuhan ia telah melakukan perzinahan rohani.
Seandainya saya bertanya kepada pemuda itu: „Pernahkah Anda berzinah
dengan seorang wanita lain?‰ Tidak mungkin ia akan menjawab: „Ya, tetapi
waktu itu saya hanya iseng ... Saya hanya main-main.‰
Betapa banyaknya orang-orang yang berada dalam situasi seperti itu.
Mereka mungkin cukup rajin ke gereja. Tetapi karena tidak mengetahuinya,
mereka telah melakukan pelanggaran hukum Tuhan di bidang okultisme
sehingga melakukan dosa yang lebih berat dari pada perzinahan jasmani.
Sebelum mereka menyadari bahwa perbuatan tersebut adalah suatu dosa,
mereka akan terus berada di bawah bayang-bayang kutuk yang dijatuhkan
Tuhan pada semua orang yang berpaling dari Dia dan menyembah ilah
palsu. Selanjutnya, bayang-bayang yang sama itu mengikuti mereka terus
sepanjang masa, sampai empat keturunan mereka yang berikutnya.
Ketika mendengar penjelasan semacam itu, kadang-kadang ada orang
Kristen yang menjawab: „Habis, bagaimana? Saya tidak tahu bahwa itu dosa.‰
Sebagai jawabannya saya suka berpegang pada I Timotius 1:13-15, yang
di dalamnya Paulus menyebut dirinya sebagai „orang yang paling berdosa‰
karena dosa-dosa yang dilakukannya „tanpa pengetahuan‰ dan „di luar
Menyembah Ilah Palsu 83
kita terkena suatu kutuk karena dosa nenek moyang kita, tetapi Ia akan
menyatakan kita bersalah apabila kita menolak untuk memanfaatkan sarana
yang telah disediakan-Nya untuk melepaskan kita dari kutuk tersebut.
AYAT HAFALAN
Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,
demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
Amsal 26:2
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku nyatakan bahwa Engkaulah satu-satunya Allah yang benar.
Tidak ada allah lain. Hanya Engkau saja. Engkaulah sumber hikmat dan
kekuatanku.
7
86
Dosa-dosa Moral dan Etika 87
dan kehidupan yang penuh frustrasi dan kekalahan, menjadi hidup yang
penuh kemenangan dan kebahagiaan.
AYAT HAFALAN
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan
hati yang murni.
2 Timotius 2:22
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku akan bersepakat kepada kebenaran yang firman-Mu sampaikan
dan juga aku tidak akan membenarkan segala kesalahanku. Aku ingin
berjalan dan hidup dalam kebenaran-Mu.
8
urang lebih 4.000 tahun yang lalu Tuhan membuat suatu keputusan,
L suatu pilihan yang ternyata membawa dampak yang sangat besar
pada sejarah manusia selanjutnya. Ia mencari seorang lelaki yang memenuhi
syarat untuk dijadikan sebagai perantara yang dapat menyalurkan berkat-
berkat-Nya kepada segala bangsa. Lelaki yang dipilih-Nya itu bernama
Abram (yang kemudian diubah namanya menjadi Abraham).
Rencana Allah dalam memilih Abraham itu diungkapkan di Kejadian
12:2-3. Seperti halnya pada ayat-ayat yang lain, di ayat inipun berkat dan
kutuk disebutkan sebagai dua hal yang saling berkaitan. Allah mengucapkan
empat buah janji berkat untuk Abraham:
* Kata kerja „mengutuk‰ yang kedua ini juga dapat diartikan „mengata-ngatai‰ atau
„memaki‰.
94
Sikap Anti Yahudi 95
Seluruh ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa berkat dan kutuk
yang semula diucapkan bagi Abraham ternyata berlaku terus untuk semua
keturunannya, Ishak dan Yakub, dan juga untuk generasi-generasi selanjut-
nya, yang kini dikenal secara kolektif sebagai bangsa Yahudi.
Tuhan tak pernah mencegah atau menghalang-halangi musuhNya yang
bermaksud mengutuk Abraham, Ishak, Yakub dan keturunan mereka, tetapi
Ia menjamin bahwa tidak ada orang yang dapat melakukan hal itu tanpa
96 Berkat atau Kutuk
Nama saya Nabil Haddad. Saya seorang warga Palestina keturunan Arab.
Saya dilahirkan di kota Haifa pada tahun 1938 dari sebuah keluarga Arab
yang beragama Kristen.
Saya masih ingat bahwa semenjak kecil saya selalu pergi tidur dengan
perasaan sedih setiap malam. Maka saya bertekad untuk mencari jalan untuk
Sikap Anti Yahudi 97
mendapatkan kebahagiaan. Saya tahu bahwa orang tua saya mencintai saya,
namun demikian saya tetap saja kurang bahagia. Akhirnya saya berkeyakinan
bahwa saya baru akan bahagia setelah menjadi kaya dan berhasil. Maka
itulah yang menjadi tujuan hidup saya.
Pada tahun 1948 pecahlah perang antara bangsa Arab dan bangsa
Yahudi. Seluruh keluarga kami terpaksa mengungsi ke Libanon. Kemudian
beberapa tahun sebelum tahun 1960 saya berhasil pindah ke Amerika untuk
kuliah di sana.
Di Amerika saya berusaha mewujudkan rencana saya untuk menjadi kaya
dan berhasil dalam kehidupan ini, melalui pendidikan dan bisnis. Beberapa
tahun kemudian saya menikah, lalu menjadi warganegara Amerika. Saya
mulai membangun sebuah keluarga dan juga berhasil membuka sejumlah
restoran franchise McDonald. Pada usia tiga puluh tahun saya sudah
menjadi jutawan (milyarder dalam ukuran Indonesia, redaksi). Tetapi
anehnya, kesedihan itu belum juga hilang dari hati saya. Maka saya mulai
mengejar materi · mobil yang bagus, bepergian ke berbagai tempat, rekreasi,
membeli apa saja yang dapat dibeli · untuk mendapatkan kebahagiaan itu.
Tetapi semuanya sia-sia saja.
Akhirnya saya mulai bertanya: Siapakah sebenarnya yang disebut Yesus
(Isa) itu? Siapakah Dia, sehingga 2.000 tahun sesudah kematian-Nya orang-
orang masih juga membicarakan-Nya? Siapakah Dia yang oleh sebagian
umat manusia begitu dipuja dan disembah?
Saya mulai membuka-buka Alkitab. Saya ingin melihat apa yang pernah
Yesus katakan mengenai diri-Nya sendiri. Tiba-tiba saya dapat merasakan
Hadirat-Nya. Entah bagaimana, akhirnya saya mengerti bahwa Yesus adalah
Anak Allah. Sepanjang tahun berikutnya saya banyak sekali membaca
Alkitab dan berdiskusi dengan teman-teman saya mengenai Yesus. Tetapi hati
saya masih tetap sedih. Di sekitar waktu itu saya menjual sembilan restoran
McDonald milik saya dengan harga beberapa juta dolar (milyar rupiah), lalu
memulai suatu usaha yang baru. Kehidupan saya mulai memburuk. Saya
bertambah sedih dan mulai menyangsikan Tuhan lagi.
„Mengapa, Tuhan? Dulu, sebelum aku mengerti bahwa Yesus adalah
Anak-Mu, kehidupanku cukup baik. Mengapa sekarang semuanya menjadi
begini?‰
Tuhan menjawab: Apa yang telah engkau lakukan dengan pewahyuan-
Ku bahwa Yesus memang benar Anak-Ku? Belum ada yang berubah dalam
kehidupanmu. Bukankah Iblis pun mengetahui bahwa Yesus adalah Anak-
Ku?‰
„Engkau menginginkan aku melakukan apa, Tuhan?‰
Bertobatlah, dan terimalah Dia dalam kehidupanmu.
98 Berkat atau Kutuk
tenung dan banyak lagi hal lain yang mengganggu kehidupan saya selama
ini.
Selanjutnya, selama berbulan-bulan Tuhan terus menunjukkan kepada
saya bidang-bidang lain yang juga terkena kutuk. Setiap kali itu pula saya
bertobat lagi dan mengklaim kelepasan saya atas dasar bahwa Yesus telah
menjadi kutuk bagi saya.
Pada suatu hari ketika sedang menyembah, saya berkata: „Betapa
agungnya Engkau! Engkau yang menciptakan alam semesta dan segala
isinya!‰ Tiba-tiba Tuhan bertanya kepada saya, apakah saya benar-benar
percaya akan apa yang baru saja saya katakan itu. Saya jawab: „Ya, Tuhan.‰
Lalu Tuhan berkata: Bagaimana dengan bangsa Yahudi? Di dalam
hatimu engkau masih menyimpan rasa dengki terhadap mereka.
Di situlah saya mulai teringat bahwa sejak dahulu seluruh keluarga saya
selalu saja mengutuk orang-orang Yahudi. Sesungguhnya sejak kecil saya
sudah diajar untuk membenci mereka. Saat itu juga, di hadapan Tuhan,
saya berkata: „Aku melepaskan segala kedengkian yang ada dalam hatiku
terhadap orang-orang Yahudi. Aku mengampuni mereka!‰ Saat itu juga saya
merasakan suatu perubahan dalam diri saya.
Tidak lama sesudah itu saya melihat bahwa di dalam FirmanNya
Tuhan telah berkata kepada Abraham,
yaitu bapak bang sa Yahudi: „Aku
Maka saya mulai
akan memberkati orang-orang yang
menyadari bahwa
memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau‰
keuangan saya tidak
(Kejadian 12:3). Maka saya mulai mendapat berkat karena
menyadari bahwa keuangan saya berada di bawah
tidak mendapat berkat karena berada suatu kutuk, yaitu kutuk
di bawah suatu kutuk, yaitu kutuk kekurangan.
kekurangan. Saya tidak pernah ber-
hasil mengumpulkan cukup uang untuk memenuhi semua kebutuhan
saya. Sekalipun saya mendapat penghasilan sebesar katakanlah, $250.000,
jumlah itu ternyata tetap kurang, sebab yang saya butuhkan adalah $300.000.
Kemudian, ketika saya mendapat penghasilan sebesar $500.000, ternyata
masih kurang juga, karena yang saya butuhkan untuk menutupi segala
keperluan saya adalah $700.000.
Sejak tahun 1982, saat saya mulai terlepas dari kutuk yang disebabkan
oleh rasa benci saya terhadap bangsa Yahudi dan kutuk kekurangan yang
merupakan akibatnya, penghasilan saya selalu lebih besar dari segala
pengeluaran dan kebutuhan saya. Bahkan saya sekarang dapat memberi
secara tidak tanggung-tanggung untuk perluasan Kerajaan Allah.
100 Berkat atau Kutuk
Tuhan juga telah menyembuhkan tubuh dan jiwa saya. Saya benar-benar
terbebas dan rasa sedih itu sekarang. Saya dapat dengan sungguh-sungguh
mengatakan bahwa saya sekarang berjalan dalam kemenangan. Kesaksian
saya telah menolong banyak orang lain, sehingga mereka juga terlepas dari
kutuk dan mulai menerima berkat Tuhan.
Ada suatu pelajaran yang jelas sekali dari pengalaman Nabil itu: Jangan
sekali-kali membenci atau mengutuk bangsa Yahudi. Belum pernah pelajaran
ini begitu diperlukan seperti sekarang ini. Baik secara sosial maupun secara
politik, kebencian fanatik terhadap bangsa Yahudi merupakan salah satu
pengaruh paling kuat yang sedang bekerja di dunia dewasa ini. Padahal,
pada akhirnya hal itu hanya akan mendatangkan malapetaka bagi semua
orang yang membiarkan dirinya dikendalikan oleh kebencian tersebut.
Patut disayangkan, bahwa selama berabad-abad Gereja sendiri telah
melakukan kesalahan yang sama, bahkan telah ikut mengobarkan semangat
anti Yahudi. Padahal segala berkat rohani yang telah mereka nikmati
sesungguhnya merupakan utang mereka kepada bangsa Yahudi, yaitu bangsa
yang justru telah menjadi korban penindasan mereka yang kejam itu. Sebab
tanpa adanya orang-orang Yahudi dalam sejarah, umat Kristen tidak akan
mempunyai rasul, tidak akan ada Alkitab, dan tidak akan ada pula seorang
Juruselamat, yang bernama Yesus.
Inilah salah satu hal yang menyebabkan sebagian besar umat Kristen
mengalami kesuaman dan ketidakberdayaan yang demikian menyedihkan,
terutama di Eropa dan Timur Tengah, yaitu di tempat semangat anti Yahudi
telah demikian berurat akar. Pengalaman Nabil Haddad menunjukkan jalan
keluar agar orang dapat terlepas dari keadaan ini: mengakui bahwa sikap
anti Yahudi merupakan suatu dosa, kemudian disusul dengan bertobat dan
meninggalkan sikap anti Yahudi tersebut. Tindakan ini akan mengakibatkan
suatu perubahan sikap yang mendalam di hati seseorang terhadap bangsa
Yahudi, sehingga ia dapat melihat betapa banyaknya berkat rohani yang
telah diterima umat Kristen melalui bangsa tersebut.
Atas dasar itulah kita dapat memohon kepada Tuhan agar Ia mencabut
kutuk yang menakutkan yang kini masih menghinggapi sebagian besar
Sikap Anti Yahudi 101
AYAT HAFALAN
Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: „Biarlah orang-orang yang
mencintaimu mendapat sentosa.
Mazmur 122:6
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku memberkati bangsa Israel di dalam nama-Mu dan menyampaikan
damai sejahtera bagi Yerusalem.
9
Dalam ayat-ayat ini, seperti juga di dalam banyak ayat Alkitab yang
lain, yang dimaksudkan dengan daging bukanlah tubuh jasmani manusia.
Melainkan, kefanaan yang kita miliki sebagai suatu warisan dari Adam,
nenek moyang kita yang pertama. Perlu diingat bahwa Adam baru
mendapatkan anak sesudah melanggar perintah Tuhan. Pada hakikatnya,
motivasi Adam untuk melanggar perintah Tuhan bukanlah karena ia ingin
berbuat jahat. Ia hanya ingin menikmati kebebasan, supaya tidak perlu lagi
bergantung kepada Tuhan.
Keinginan ini terdapat dalam semua manusia keturunan Adam. Itulah
ciri khas dari „daging‰ yang dimaksudkan. Di bidang keagamaan, „daging‰
inilah yang selalu berusaha melakukan hal-hal yang baik tanpa mau ber-
gantung kepada kasih karunia Tuhan yang supranatural. Oleh karena itu,
103
104 Berkat atau Kutuk
betapa pun mulia maksudnya, hasil yang dicapai melalui upaya demikian
akan selalu berupa sesuatu yang dapat diumpamakan seperti „Ismael‰,
bukan „Ishak‰.
Kata sifat atau ciri tertentu yang di dalam Alkitab sering dihubungkan
dengan „daging‰ adalah kata „busuk‰ atau „rusak‰. Jadi, meskipun daging
bisa menghasilkan banyak perkara yang mampu menimbulkan kekaguman
pikiran dan perasaan manusia, namun semuanya itu tetap ternoda oleh
kebusukan tersebut. Hasil yang dicapai dengan segala upaya manusia itu
disebut dalam Ibrani 6:1 sebagai „perbuatan-perbuatan yang sia-sia‰ (dead
works, dalam bahasa Inggris, artinya „pekerjaan-pekerjaan, atau perbuatan-
perbuatan yang mati‰), dan Tuhan mengharuskan kita bertobat dari semua
upaya demikian.
Orang yang digambarkan dalam Yeremia 17:5 itu bukanlah orang
yang belum pernah mendengar mengenai kasih karunia Tuhan atau belum
mengalami kasih karunia itu. Hal ini ditunjukkan oleh kata-kata penutup:
„hatinya menjauh dari pada TUHAN‰. Seandainya ia belum pernah
mengenal Tuhan, tentu tak dapat dikatakan bahwa „hatinya menjauh dari
pada TUHAN‰. Jadi, orang ini sesungguhnya pernah mencicipi kasih
karunia dan kuasa Tuhan yang supranatural, tetapi kemudian bersandar
kembali kepada kekuatannya sendiri yang bersifat alami. Perilakunya itu
memperlihatkan bahwa sesungguhnya ia lebih percaya kepada apa yang bisa
dikerjakannya sendiri dan bukan pada apa yang dapat dilakukan Tuhan
baginya. Dengan kata lain, ia telah melecehkan (meremehkan) Tuhan. Dan
sikap inilah yang mengundang kutuk dari Tuhan.
Ayat yang berikutnya menggambarkan keadaan yang ditimbulkan kutuk
yang menimpa orang tersebut:
„Ia akan seperti semak bulus [belukar] di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik;
ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.‰
asin‰. Segala sesuatu di sekelilingnya tandus dan kering. Semua orang lain
di sekelilingnya mengalami kesegaran, tetapi, tanpa alasan yang jelas ia
sendiri tidak pernah mengalami kesegaran tersebut. Ia seorang diri dilanda
kekeringan dan frustrasi.
Kutuk di Yeremia 17:5-6 itu bukan hanya bekerja dalam kehidupan
banyak orang secara pribadi, tetapi juga dalam suatu lingkungan yang lebih
besar. Kutuk itu telah menjadi suatu penyebab yang nyata (meski tidak
terlihat oleh mata jasmani) dari kekeringan dan ketidakberhasilan banyak
jemaat Kristen pada masa ini. Hampir semua gerakan kerohanian yang
pernah terjadi di antara umat Tuhan selalu bermula dari adanya suatu karya
kasih karunia dan lawatan Roh Allah yang dahsyat dan supranatural. Kedua
hal itulah yang menyebabkan gerakan-gerakan tersebut mempunyai dampak
yang begitu besar dalam sejarah.
Sayangnya, banyak dari gerakan-gerakan tersebut · bahkan, boleh
dikatakan, sebagian besar di antaranya · pada akhirnya tidak lagi
menekankan kasih karunia Tuhan dan kuasa Roh Kudus. Mereka telah
berpaling untuk bersandar kepada hasil terbaik yang dapat dicapai melalui
upaya mereka sendiri. Mereka lebih „mengandalkan manusia‰ yaitu diri
mereka sendiri dan „mengandalkan kekuatannya sendiri‰ (kekuatan
daging). Meskipun tidak segera terlihat, dengan perlahan-lahan tetapi pasti
„hatinya menjauh dari pada TUHAN‰. Mungkin mereka telah menjadi
semakin diterima di kalangan kaum agamawi dan intelektual, tetapi
sementara itu mereka telah kehilangan perkenan Allah. Sebagai gantinya,
mereka telah mendatangkan bagi diri mereka sendiri bayang-bayang kutuk
yang dinyatakan di dalam Yeremia 17:5.
Apabila kita membiarkan kemam- Apabila kita membiarkan
puan manusia menggantikan kasih ka- kemampuan manusia meng-
runia Allah, itu berarti kita telah lebih gantikan kasih karunia
meng utamakan keda gingan dari pada Allah, itu berarti kita telah
lebih mengutamakan
kerohanian, dan akibatnya akan terasa di
kedagingan dari pada
dalam berbagai bidang. Misalnya: kerohanian...
106 Berkat atau Kutuk
Jadi, hanya itulah syarat Tuhan yang harus kita penuhi agar Ia dapat
membenarkan kita: kita harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya,
108 Berkat atau Kutuk
dengan percaya bahwa Ia telah melakukan dua hal bagi kita. Pertama, Ia
telah menyerahkan Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Kedua, Ia telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, supaya kita dapat dinyatakan
benar. Allah tidak meminta lebih dari itu, dan tidak ada seorang pun yang
berhak untuk menambahkan persyaratan lainnya.
Selanjutnya, sesudah kita menerima pembenaran dengan cara tersebut
oleh karena iman kita, perbuatan-perbuatan yang benar akan mengalir
dengan sendirinya dalam kehidup an kita, oleh karena iman kita itu.
Tetapi apabila kita menambahkan persyaratan lain untuk mendapatkan
pembenaran, Tuhan tidak akan menanggapinya dan perbuatan-perbuatan
yang baik juga tidak akan muncul. Dengan upaya kedagingan kita sendiri
tidak mungkin untuk mencapai hasil yang benar-benar baik.
Maka jelaslah sekarang mengapa selanjutnya Paulus bertanya dalam
Galatia 3:3: „Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang
mengakhirinya di dalam daging?‰ {Apakah kamu sekarang sedang
disempurnakan oleh daging?, demikian dikatakan dalam terjemahan bahasa
Inggris.) Istilah yang lazim dipakai untuk hal ini adalah „kedagingan‰,
artinya bersandar pada „sifat manusiawi‰ kita sendiri. Selanjutnya, di dalam
Galatia 5:19-21 Paulus menyebutkan paling sedikit 15 macam „perbuatan
daging‰. Tak satu pun dari „perbuatan daging‰ itu berkenan kepada Tuhan,
karena daging tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang dapat diterima
oleh Tuhan. Dalam Roma 8:8 Paulus menyimpulkannya sebagai berikut:
„Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.‰
Akhirnya, dalam Galatia 3:10 Paulus menyebutkan titik akhir dari
seluruh proses kemerosotan itu: suatu kutuk. „Karena semua orang, yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.‰
Demikianlah, berdasarkan logika Roh Kudus, Paulus menyimpul-
kan masalah sebenarnya yang dihadapi oleh gereja-gereja di propinsi
Galatia, dan juga oleh gereja-gereja di zaman sekarang. Masalah tersebut
sebenarnya bermula dari adanya suatu pengaruh Iblis yang menyesatkan
yang telah berhasil menyusup ke dalam gereja, sehingga menyimpangkan
serta mengalihkan perhatian umat Allah dari satu-satunya sumber yang
Legalisme, Kedagingan dan Kemurtadan 109
selama berabad-abad. Ada dua langkah Iblis yang sangat menentukan dalam
hal ini. Pertama, Iblis memindahkan posisi salib yang tadinya berada pada
pusat kehidupan dan pelayanan kami. Kedua, ia memindahkan kedudukan
Yesus dari posisi-Nya sebagai „Kepala dari segala yang ada‰ (Efesus 1:22-
23) dalam tugas-tugas dari persekutuan yang telah terjalin di antara kami.
Melalui suatu proses yang memang sulit sekali untuk dihindari, akhirnya
persekutuan hamba-hamba Tuhan itu mengalami kemerosotan sehingga
berubah menjadi semacam organisasi kerohanian pada umumnya, yang
hanya dijalankan atas dasar akal sehat dan kemampuan manusiawi.
Ironisnya, masalah yang timbul dalam persekutuan kami itu terutama
disebabkan justru karena persekutuan tersebut dimulai dengan cara yang
bersifat supranatural. Seperti orang-orang Kristen di Galatia, kami telah
juga „mulai dengan Roh‰. Oleh karena itulah, sejak awal kami mengalami
banyak kesulitan dan harus menempuh jalan yang menyakitkan sebab
persekutuan tersebut tidak dapat diubah begitu saja menjadi organisasi
kerohanian yang biasa-biasa saja, yang sekadar berfungsi secara alami dan
menjadi sama seperti sekian banyak kelompok lain di kalangan masyarakat
Kristen. Sebagaimana dikemukakan Paulus kepada orang-orang Galatia,
segala sesuatu yang telah dimulai oleh Roh Kudus sesungguhnya tidak
mungkin diselesaikan dengan kedagingan manusia.
Tidak lama sesudah itu kami harus menanggung kutuk yang disebabkan
oleh ulah kami sendiri itu. Wujud kutuk itu serupa dengan yang sudah
sering terjadi dalam sejarah Gereja selama ini. Hubungan pribadi kami yang
telah terjalin erat menjadi renggang; jemaat-jemaat mengalami perpecahan
dan tercerai-berai; pelayanan-pelayanan yang begitu potensial gugur di
tengah jalan atau menyimpang dari rencana Allah yang semula; orang-orang
Kristen yang semula begitu bersemangat, berubah menjadi penuh kekece-
waan dan kehilangan visi mereka. Banyak pula yang akhirnya murtad.
Seandainya kami harus memberi suatu tema pada seluruh pengalaman kami
itu, kami terpaksa harus menamakannya „Ikabod, katanya: ÂTelah lenyap
kemuliaan‰Ê (I Samuel 4:21).
112 Berkat atau Kutuk
Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang
sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan
kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi:
jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda
dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
Yesus Kristus adalah Anak Allah yang kekal dan ilahi, yang pernah
menjadi manusia dan dilahirkan oleh seorang anak perawan. Ia hidup
tanpa dosa, lalu mati disalibkan menjadi suatu kurban pendamaian
untuk dosa-dosa seluruh umat manusia. Selanjutnya Ia dikuburkan dan
bangkit kembali dari kubur dalam tubuh jasmani-Nya pada hari yang
ketiga. Setelah itu Ia naik ke surga, dan dari sana Ia akan kembali ke
dunia ini secara pribadi, untuk menghakimi semua orang yang hidup
maupun yang sudah mati.
114 Berkat atau Kutuk
Setiap orang yang bertobat dari dosa dan percaya akan kurban
tebusan Yesus menerima pengampunan dosa dan mendapat karunia
kehidupan yang kekal.
AYAT HAFALAN
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat⁄
Galatia 3:13
TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, kerinduanku adalah berjalan dalam Roh dan bukan dalam
kedagingan. Mataku akan selalu tertuju kepada-Mu dan kasih karunia-Mu.
10
L etiga nabi terakhir dalam Perjanjian Lama yaitu Hagai, Zakharia dan
Maleakhi, masing-masing membicarakan berbagai segi kehidupan
bani Israel yang terkena kutuk dari Tuhan. Terdapat kesan, bahwa seakan-
akan para nabi tersebut disuruh Tuhan untuk menceritakan kembali sejarah
bani Israel semenjak mereka menerima Hukum Taurat dari Musa, dan juga
untuk menunjukkan hal-hal yang menyebabkan kutuk tertentu dari Hukum
Taurat itu menimpa mereka semua.
Dalam Zakharia 5:l-4 sang nabi menggambarkan suatu penglihatan
yang diberikan kepadanya, mengenai kutuk Allah yang memasuki rumah-
rumah umat-Nya:
Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan
kitab yang terbang.
Berkatalah ia kepadaku: „Apa yang engkau lihat?‰ Jawabku: „Aku melihat
sebuah gulungan kitab yang terbang; panjangnya dua puluh hasta dan
lebarnya sepuluh hasta.‰ Lalu ia berkata kepadaku: „Inilah sumpah serapah
[kutuk, TL] yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah
serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap
orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukuman.
Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang
117
118 Berkat atau Kutuk
bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah
mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya.‰
Kutuk yang digambarkan oleh Nabi Hagai ini dapat dirangkum dalam
sebuah perkataan: kekurangan. Bila dilihat keadaan lahiriahnya saja, bani
Israel memang telah memiliki segala yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan jasmani mereka. Tetapi tanpa ada alasan yang mereka sendiri
dapat mengerti, mereka selalu saja mengalami kekurangan. Tuhan akhirnya
harus mengutus seorang nabi kepada mereka, untuk menunjukkan bahwa
kekuatan yang tidak kelihatan yang menggerogoti terus harta kekayaan dan
persediaan mereka itu adalah suatu kutuk yang disebabkan oleh kesalahan
120 Berkat atau Kutuk
Untuk dapat keluar dari kutuk itu dan menerima berkat, Tuhan meminta
dua hal dari umat-Nya: pertobatan dan pelunasan utang (restitusi). Dalam
setiap kasus penipuan (perampokan) tersebut, baik yang dilakukan terhadap
Tuhan atau pun terhadap manusia, tuntutan Tuhan tidak pernah berubah.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak pernah menetapkan suatu peraturan
khusus seperti dalam Perjanjian Lama, bahwa orang Kristen diharuskan
menyisihkan sepersepuluh dari seluruh penghasilan mereka bagi Tuhan.
Perjanjian Baru yang didasarkan atas kasih karunia itu tidak dilaksanakan
melalui peraturan-peraturan yang dipaksakan dari atas, melainkan melalui
122 Berkat atau Kutuk
hukum-hukum yang ditulis oleh Roh Kudus dalam hati orang-orang yang
percaya. Dalam II Korintus 9:7 Paulus berkata kepada orang-orang Kristen:
„Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang
yang memberi dengan sukacita.‰
Tetapi ada satu hal yang sudah pasti bahwa Roh Kudus takkan pernah
mengajar orang percaya untuk bersikap kikir. Dalam Mazmur 51:14 Daud
berdoa kepada Tuhan: „Lengkapilah aku
Salah satu ciri khas Roh dengan roh yang rela. (generous spirit =
Kudus adalah murah hati
roh murah hati, gemar memberi).‰ Salah
atau senang memberi.
satu ciri khas Roh Kudus adalah murah
hati atau senang memberi. Tuhan sendiri
adalah Pemberi Terbesar di antara semua pemberi. Apabila Roh-Nya bekerja
dalam hati umat-Nya, Ia akan menjadikan mereka seperti diri-Nya sendiri:
pemberi yang murah hati.
Dalam Ibrani 8:6 penulisnya memperbandingkan Perjanjian Lama
dengan Perjanjian Baru, kemudian mengingatkan umat Kristen bahwa
mereka telah memasuki suatu „perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan
atas janji yang lebih tinggi‰. Jadi sungguh tidak masuk akal jika orang-orang
yang sekarang menikmati suatu perjanjian yang lebih baik tingkatannya ini
kurang murah hati dalam memberi dibandingkan dengan orang-orang yang
berada dalam suatu perjanjian yang lebih rendah tingkatannya. Kalau umat
Allah yang berada di bawah Hukum Taurat memberikan persepuluhan
mereka kepada-Nya · ditambah banyak lagi persembahan yang lain ·
bagaimana mungkin umat Kristen yang hidup dalam kasih karunia akan
lebih menahan diri dalam hal ini? Standar kasih karunia sesungguhnya
lebih tinggi daripada standar Hukum Taurat.
Di sepanjang zaman terdapat satu prinsip dasar yang tidak pernah
berubah: sikap kikir terhadap Tuhan akan mendatangkan kutuk-Nya,
sedangkan kegemaran memberi mendatangkan berkat-Nya.
Mencuri, Bersumpah Palsu dan Merampok Hak Tuhan 123
AYAT HAFALAN
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
2 Korintus 9:7
124 Berkat atau Kutuk
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, semua yang aku punya adalah milik-Mu. Aku berkomitmen untuk
menempuh jalan orang baik, dan tetap berjalan dalam jalan kebenaran.
(Amsal 2:20).
11
a! ik berkat maupun kutuk adalah bagian dari alam roh yang sangat
C luas dan tidak kelihatan, yang berdampak besar bagi kehidupan
manusia. Salah satu pokok yang memainkan peranan menentukan di alam
roh ini adalah otoritas atau wewenang (kekuasaan) yang dimiliki oleh
orang-orang tertentu. Apabila kita tidak mengetahui prinsip-prinsip atau
hukum-hukum alam yang berkenaan dengan otoritas atau wewenang itu,
akan sulit bagi kita untuk memahami cara kerja atau sistem yang berlaku
dalam alam roh itu, apalagi untuk dapat menanggapi dengan tepat segala
sesuatu yang berhubungan dengannya.
Khususnya pada abad yang kedua puluh ini di mana-mana kita melihat
adanya kecenderungan dalam masyarakat untuk memberontak dan tidak
mau tunduk lagi terhadap segala bentuk wewenang (kekuasaan), yang selama
ribuan tahun sebelumnya tidak pernah ada orang yang berani mengusiknya.
Perubahan sikap ini telah sangat mempengaruhi keberadaan berbagai
lembaga masyarakat, seperti keluarga, gereja, dan bahkan berbagai lembaga
pemerintahan.
Banyak orang berpikir bahwa dengan adanya pemberon takan-
pemberontakan itu berarti sudah tidak ada lagi otoritas yang berfungsi,
tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Hukum-hukum yang mengatur
pelaksanaan otoritas atau kekuasaan itu masih tetap ada dan berlaku seperti
125
126 Berkat atau Kutuk
sediakala bagi semua orang dan tidak mungkin dihapuskan, seperti layaknya
hukum gaya berat yang tidak pernah akan terhapus dari muka bumi ini.
Orang yang tidak mau menerima dan tunduk terhadap peraturan yang
berlaku boleh saja bersikap acuh tak acuh terhadap hukum yang mengatur
gaya tarik bumi, misalnya, kemudian meloncat keluar dari lantai kesepuluh
sebuah gedung bertingkat. Sekalipun ia mengabaikan hukum itu, tidak
berarti hukum itu telah tidak berlaku lagi. Sehingga bagaimana pun, ia
akan tetap jatuh ke bawah dan mati terhempas di trotoar di sekitar gedung
itu. Demikian juga halnya dengan hukum-hukum yang berlaku dalam
pelaksanaan otoritas. Manusia boleh saja mengabaikan atau menolak untuk
menaatinya, tetapi baik disadari atau pun tidak, hukam-hukum tersebut
akan tetap berpengaruh dalam kehidupan mereka.
Di seluruh alam semesta ini hanya terdapat satu sumber kekuasaan
yang tertinggi, yaitu Allah Pencipta sendiri. Namun pada umum nya
Allah tidak menjalankan kekuasaan-Nya secara langsung, sebab Ia telah
mewakilkan kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang telah dipilih-Nya.
Setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus berkata kepada murid-
murid-Nya: „Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi‰ (Matius 28:18). Jadi, semenjak waktu itu Allah telah menaruh
segala otoritas atau kekuasaan-Nya di tangan Yesus. Tetapi selanjutnya
Yesus menyerahkan kekuasaan yang diterima-Nya dari Bapa itu kepada
orang-orang lain lagi.
Dengan demikian, otoritas atau kekuasaan yang ada di alam semesta
ini dapat digambarkan seperti sebuah kabel yang luar biasa besarnya yang
diturunkan oleh Allah Bapa kepada Tuhan Yesus. Kemudian melalui Tuhan
Yesus kabel itu diuraikan menjadi kabel-kabel berukuran kecil yang tak
terhingga banyaknya dan disalurkan kepada para malaikat serta manusia
yang dipilih-Nya dari berbagai kawasan alam semesta ini.
Salah satu istilah yang sering dipakai dalam Alkitab untuk meng-
gambarkan seseorang yang menjalankan kekuasaan adalah kepala. Dalam I
Korintus 11:3, misalnya, Paulus menulis:
Ucapan Orang yang Berotoritas 127
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari
Kristus ialah Allah.
* Menurut Kamus Webster definisi anarki adalah: 1. Sama sekali tidak berfungsinya
pemerintahan 2. kekacauan politik yang disertai kekerasan; keadaan tanpa hukum 3.
kekacauan dalam kegiatan apa pun juga.
Ucapan Orang yang Berotoritas 129
diucapkan Ishak bagi diri mereka masing-masing. Dan bukan hanya Ishak
yang mengalami hal tersebut. Seluruh catatan yang terdapat dalam Alkitab
menunjukkan bahwa berkat yang diberikan seorang ayah itu demikian
pentingnya, sehingga hanya ada satu hal yang nilainya lebih tinggi dari itu,
yaitu berkat yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
Namun demikian, tersirat di sini bahwa orang yang mempunyai kemam-
puan untuk memberkati, sudah tentu juga memiliki kemampuan untuk
mengutuk. Karena berkat dan kutuk memang tidak pernah dapat dipisahkan
satu dari yang lainnya, sama seperti panas dan dingin serta siang dan malam
yang tidak akan pernah dapat dipisahkan. Itu berarti bahwa orang yang
memiliki otoritas atau kekuasaan mempunyai dua cara untuk menggunakan
kekuasaan tersebut, yaitu memberkati atau mengutuk. Otoritas yang sama
yang mampu menghasilkan suatu berkat juga dapat mendatangkan suatu
kutuk yang tidak kalah nyatanya.
Salah satu contoh yang menyedihkan dapat kita lihat dari peristiwa yang
terjadi dalam keluarga Yakub. Dalam Kejadian 31 tercatat bahwa pada
suatu hari Yakub secara diam-diam meninggalkan pamannya Laban yang
tinggal di Mesopotamia, dan pulang ke negeri Kanaan, dengan memboyong
dua orang istri, dua orang gundik dan sebelas orang anak. Tetapi Laban
dengan ditemani sejumlah kerabatnya segera mengejar Yakub dan berhasil
menyusul Yakub beserta rombongannya di sekitar pegunungan Gilead. Lalu
terjadilah pertengkaran di antara kedua orang itu, karena Laban menuduh
Yakub mencuri teraphimnya (patung berhala pusaka keluarga, yaitu benda
keramat yang biasa dipakai untuk meramal atau jimat yang disimpan untuk
„melindungi‰ keluarga dari gangguan setan).
Yang tidak diketahui oleh Yakub adalah bahwa Rahel, istri kesa-
yangannya, telah mencuri patung-patung tersebut. Yakub tentu saja marah
mendengar tuduhan Laban. Ia menantang Laban untuk memeriksa seluruh
barang bawaan mereka. Kemudian karena ingin membuktikan kejujurannya,
ia menambahkan kata-kata yang pada akhirnya menjadi semacam kutuk:
„Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup
lagi‰ (Kejadian 31:32).
130 Berkat atau Kutuk
** Umpatan dalam bahasa Inggris itu sangat, tajam, kurang lebih sama tajamnya dengan:
„Aku membencimu sampai tujuh turunan‰, suatu makian pedas yang ada dalam bahasa
Indonesia.
134 Berkat atau Kutuk
Sudah tidak terhitung lagi banyaknya pria yang saya layani, yang
kehidupannya telah dihancurkan oleh kata-kata negatif dan merusak serta
kecaman yang dilontarkan oleh ayah mereka. Dari pengalaman-pengalaman
tersebut saya menarik kesimpulan bahwa kata-kata yang dilontarkan ayah
mereka itu pada hakikatnya merupakan
suatu kutuk. Dan sementara waktu Ada orang-orang
bergulir, dampak dari kutuk itu tetap yang sudah setengah
baya umurnya, namun
berlangsung terus. Ada orang-orang yang
kehidupannya masih saja
sudah setengah baya umurnya, namun dipengaruhi oleh dampak
kehidupannya masih saja dipengaruhi dari kata-kata yang
oleh dampak dari kata-kata yang diucapkan ayah mereka
diucapkan ayah mereka semasa mereka semasa mereka masih kecil.
masih kecil. Satu-satunya jalan untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menanganinya secara serius sebagai
suatu kutuk, dan memakai obat penawar yang telah disediakan Tuhan.
Banyak orang mengalami peristiwa yang mirip dengan kasus Jack dan
Mary atau Jim dan Jane, hanya situasinya berbeda-beda. Misalnya, ada
seorang ayah yang sangat cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
yang membutuhkan ketrampilan tangan. Tetapi anak lelakinya sama sekali
tidak demikian. Karena anaknya sering gagal dalam menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan kepadanya, sang ayah akhirnya berkata: „Kedua tanganmu
itu seperti tangan kiri saja!‰ atau „Jari-jarimu itu semuanya ibu jari!‰
Mungkin saja si ayah mengucapkan kata-kata itu secara bergurau, dan
bukan dalam keadaan marah atau jengkel. Tetapi anak lelakinya tidak
dapat melupakan kata-kata itu. Tiga puluh tahun kemudian ia masih saja
mengalami kebingungan dan tidak memiliki rasa percaya diri setiap harus
mengerjakan suatu tugas yang membutuhkan ketrampilan tangan yang
sederhana sekalipun. Akhirnya ia tidak pernah berhasil dalam bidang
tersebut. Dan yang menjadi penyebab utama masalahnya adalah bukan
karena ia tidak mampu, melainkan hanya karena ia tidak cukup memiliki
kepercayaan diri. Ia tidak pernah berhasil membangun kembali kepercayaan
dirinya yang telah dihancurkan ayahnya sendiri di masa kecilnya.
136 Berkat atau Kutuk
Kisah Suami
Hidup di bawah suatu kutuk dapat diumpamakan seperti berada di tempat
yang berselubung kabut tebal: akibat yang ditimbulkannya dapat dilihat,
namun bentuk dan substansinya tidak begitu jelas. Mungkin saja kehidupan
138 Berkat atau Kutuk
Anda cukup berhasil, tetapi yang Anda rasakan tidak lain hanyalah frustrasi
dan keputus-asaan.
Bagi saya sendiri berkat-berkat Tuhan itu dahulu terasa begitu jauh dan
tidak mungkin saya peroleh. Saya sering merasakan hadirat Tuhan dan
saya juga mencoba mengembangkan karunia-karunia roh, tetapi saya tidak
pernah merasakan kepuasan dalam pelayanan maupun kehidupan saya. Istri
dan anak-anak saya tidak henti-hentinya mengalami gangguan kesehatan,
dan kami selalu saja kekurangan uang (padahal kami tidak pernah lalai
membayar persepuluhan dan persembahan-persembahan yang lain serta
hidup dengan sangat berhemat).
Meskipun saya mengerti dengan jelas panggilan pelayanan saya, saya
tidak mampu memenuhi panggilan itu. Sebagian besar pekerjaan yang saya
lakukan tidak pernah berhasil. Saya sering memulai sesuatu, tetapi tidak
pernah bisa menyelesaikannya. Seakan-akan ada penghalang yang tidak
kelihatan.
Pergumulan saya ini berlangsung bertahun-tahun lamanya. Tetapi
kemudian pada suatu hari saya menghadiri sebuah persekutuan. Di sana
saya menceritakan keadaan saya kepada sekelompok hamba Tuhan, termasuk
Bapak Derek Prince. Mereka segera melihat adanya kutuk yang mengganggu
keluarga saya yang berasal dari ibu mertua saya.
Berikut ini, istri saya akan menceritakan kelanjutannya.
Kisah Istri
Pada waktu kami baru saja menikah saya berdoa dan berpuasa selama dua
hari. Saya merasa Tuhan menunjukkan kepada saya, bahwa ada suatu kutuk
dalam keluarga saya. Saya dan suami saya baru saja menerima baptisan Roh
Kudus dan belum pernah mendengar tentang hal-hal semacam kutuk itu.
Pengalaman kami dalam berusaha mendapatkan kelepasan bisa diumpamakan
seperti mengelupasi sebuah bawang yang dilakukan selapis demi selapis.
Kutuk ini disebabkan oleh roh perdukunan yang telah bekerja melalui
para wanita dalam keluarga kami, terutama sekali melalui ibu saya. Keluarga
saya cukup rajin ke gereja, dan semuanya hidup secara bermoral dan
„normal‰. Tetapi kuasa perdukunan itu bekerja secara diam-diam untuk
merongrong otoritas para lelaki dalam keluarga kami, dan memanipulasi
para anggota keluarga yang lain.
Saya baru menyadari betapa jauhnya ibu saya berusaha menguasai saya
pada saat saya mulai bertunangan. Ketika secara berangsur-angsur kesetiaan
saya beralih kepada calon suami saya, saya dapat merasakan kekesalan ibu
yang semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari ibu mengatakan: „Suamimu itu
Ucapan Orang yang Berotoritas 139
tidak akan pernah bisa mencari uang dan nanti kamu harus bekerja terus
seumur hidupmu.‰ Selama sekian tahun menikah saya berusaha mati-matian
untuk melawan „kutuk‰ tersebut. Saya bertekad untuk „membuktikan‰
kepada ibu saya bahwa saya tidak perlu bekerja di luar rumah, tetapi pada
kenyataannya saya justru terkurung terus di rumah sehingga sulit sekali
untuk menerima pekerjaan yang lain! Demikian juga, saya dan suami saya
selalu mengalami kesulitan untuk membayangkan diri kami bisa hidup
makmur, dan kami tidak pernah berhenti mengalami masalah keuangan.
Beberapa waktu sesudah kami menikah ibu berkata: „Tahukah kamu,
bahwa sebenarnya kamu bukan orang yang terlalu kuat secara fisik.‰ Men-
dengar hal itu, saya merasa seperti ada godam menghantam kepala saya!
Kata-kata ibu itu demikian mengejutkan saya, karena selama ini saya tidak
pernah menganggap diri saya sebagai orang yang lemah atau sakit-sakitan.
Justru sebaliknya, saya selalu sehat, bahkan suka sekali berolah raga. Lalu
saya mulai meragukan anggapan saya tersebut dan berpikir bahwa mungkin
memang benar fisik saya agak lemah ... Semenjak saat itu saya menderita
berbagai macam penyakit, bahkan ada yang sampai lama sekali tidak
sembuh-sembuh.
Saya juga mengalami pergumulan karena akhirnya sikap saya terhadap
suami dan anak-anak saya tidak jauh berbeda dari sikap ibu saya. Semakin
saya menyadarinya, saya menjadi semakin putus asa. Bagaimana caranya
untuk dapat terlepas dari kutuk ini? Perdukunan telah menguasai keluarga
kami selama beberapa generasi. Rupa-rupanya roh yang masuk melalui
perdukunan itu benar-benar percaya bahwa ia berhak menguasai diri saya,
bahkan saya pikir ia benar-benar percaya bahwa saya ini miliknya!
Setiap kali saya menerima pelayanan pelepasan, roh tersebut berbisik
dan mengatakan bahwa saya tidak mungkin dilepaskan sepenuhnya. Saya
mempersalahkan ibu saya. ... Melalui suatu proses „selapis demi selapis‰ yang
lambat, rahasia masalah saya itu pun terungkap dan saya dilepaskan dari kuasa
gelap, hingga kemudian saya menyadari bahwa musuh saya yang sebenarnya
bukan ibu saya. Akhirnya saya dapat mengampuni ibu dan mulai menyadari
serta mengakui bahwa kutuk perdukunan itu telah menguasai kami berdua.
Sejak mendapat pelayanan khusus untuk mematahkan kutuk-kutuk
tersebut, saya belajar untuk menyingkirkan setiap pikiran dan kebiasaan
lama. Sekarang setiap hari dengan penuh keyakinan saya mengucapkan
pengakuan berikut: „Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib saya telah
dibebaskan dari kutuk dan telah menerima berkat-berkat dari Abraham,
yang telah diberkati Tuhan dalam segala hal‰ (Galatia 3:13-14). Kristus
telah menebus dan melepaskan saya dari kutuk itu!
140 Berkat atau Kutuk
Kisah Suami
Setelah mengucapkan doa untuk mematahkan kutuk-kutuk yang ada,
terjadilah perubahan yang nyata sekali. Seolah-olah udara menjadi begitu
bersih dan segar karena telah terbebas dari kabut tebal yang dahulu
menyelimuti kami. Memang perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi
secara dramatis dan sekonyong-konyong, namun perubahan-perubahan
tersebut benar-benar nyata. Saya mulai merasakan adanya suatu tujuan yang
pasti dalam kehidupan saya.
Terasa ada suatu kemajuan. Saya merasa bahwa saya dapat mengendalikan
kehidupan saya berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab
dan saya dapat menjalankan otoritas secara semestinya dalam keluarga
saya. Saya juga melihat bahwa saya semakin produktif dan berhasil dalam
pekerjaan saya.
Yang terpenting bagi saya adalah, kini saya memiliki suatu harapan.
Kegelapan masa depan telah digantikan oleh suatu gairah dan sukacita akan
apa yang sedang dikerjakan oleh Tuhan. „Kabut pekat‰ itu sudah tidak ada
lagi!
Penting untuk diperhatikan bahwa ibu mertua itu sama sekali tidak
menyadari betapa besar dampak dari kata-kata yang dia ucapkan terhadap anak
maupun menantunya itu. Ia sendiri menjadi tawanan dari suatu kekuatan
roh yang secara turun-temurun menguasai keluarganya. Kemungkinan besar
pengaruh itu telah ada dalam keluarganya selama beberapa generasi. Hanya
karena kemurahan Tuhanlah roh yang mencengkeram selama ini dapat
dilepaskan.
Di lingkungan sekolah juga terdapat bentuk hubungan otoritas lain
yang cukup besar dampaknya, meskipun otoritas seorang guru atas murid-
muridnya tidak terlihat sejelas seperti kekuasaan orang tua terhadap anak-
anaknya sendiri. Namun kata-kata negatif yang diucapkan seorang guru
terhadap muridnya dapat membawa akibat yang sama menghancurkannya
seperti bila kata-kata itu diucapkan oleh orang tuanya sendiri. Misalnya,
seorang guru mungkin jengkel terhadap salah seorang murid yang kurang
memperhatikan pelajaran yang diberikannya dan lambat belajar, sehingga
terlontarlah kata-kata berikut: „Kamu takkan pernah bisa membaca dengan
baik!‰ atau „Apa saja yang kamu kerjakan tidak pernah beres, kamu tidak
Ucapan Orang yang Berotoritas 141
Terima kasih banyak untuk doa-doa Bapak bagi saya dan keluarga saya,
dan untuk firman nubuat Tuhan yang Bapak sampaikan kepada kami di
Melbourne beberapa waktu lalu. Bapak bertanya apakah keluarga kami
mengalami perubahan sesudah dilepaskan dari kutuk itu. Pada waktu
bertemu dengan Bapak terakhir kali itu saya tidak sempat bercerita kepada
Bapak. Tetapi sungguh, seluruh keluarga saya · suami saya, dua anak
perempuan saya, yang berusia 24 dan 23 tahun, dan anak lelaki saya, 21
tahun · semuanya sudah mengenal Yesus sejak dua tahun belakangan ini,
dan sekarang kami berbakti di gereja Full Gospel di Melbourne.
*** Orang yang menjalani hukuman ini terlebih dahulu harus digantung, kemudian
mayatnya ditarik oleh seekor kuda atau binatang lain dan diseret-seret di sepanjang jalan
dan akhirnya dipotong menjadi empat bagian.
Ucapan Orang yang Berotoritas 145
Sungguh luar biasa kesaksian wanita ini yang menunjukkan betapa dah-
syatnya pengaruh suatu kutuk! Kutuk itu telah membuntuti marga Margaret
sampai tiga abad lamanya, dan bahkan terus mengikuti cabang marga
Margaret itu yang telah menyeberang ke belahan bumi yang lain, dari Inggris
sampai ke Australia. Tetapi setelah kutuk itu diketahui keberadaannya dan
dicabut segala dampaknya, maka tersingkirlah penghadang yang tidak
kelihatan yang menghalangi keluarga Margaret untuk menerima berkat
Tuhan. Dan kini seluruh anggota keluarga Margaret telah diselamatkan.
Kenyataan di atas tentu saja menimbulkan sebuah pertanyaan: Berapa
banyak lagi keluarga lain yang belum menerima keselamatan, karena
masih ada kutuk yang mengikat mereka?
AYAT HAFALAN
Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.
Amsal 23:16
TANGGAPAN IMAN
Bapa surgawi, aku akan selalu berusaha untuk mengucapkan perkataan
yang mendatangkan kasih karunia, mengucapkan perkataan kehidupan dan
bukan kematian, berkat dan bukan kutuk.
12
„Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang
harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum.‰
147
148 Berkat atau Kutuk
„Mungkin ayahku akan meraba aku‰, kata Yakub, „maka nanti ia akan
menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku
akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat.‰
Tetapi ibunya langsung menjawab: „Akulah yang menanggung kutuk itu,
anakku.‰
Rencana Ribka untuk mendapatkan berkat bagi Yakub akhirnya berhasil,
tetapi ucapannya itu menyebabkan ia terkena kutuk, sehingga akhirnya ia
tidak menikmati hasil apa pun dari keberhasilannya itu. Tak lama kemudian
Ribka menjadi orang yang pesimis dan sinis. Selanjutnya ia berkata kepada
Ishak: „Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu;
jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri
ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?‰ (Kejadian
27:46).
Demikian juga, segera sesudah kejadian itu Yakub terpaksa melarikan
diri agar tidak terkena pembalasan dendam Esau, saudaranya, dan Yakub
harus merantau selama lebih kurang dua puluh tahun. Alkitab tidak
mengatakan apa-apa mengenai kehidupan Ribka sesudah itu atau pun saat
dan penyebab kematiannya. Tetapi tampaknya Ribka tidak pernah dapat
melihat Yakub menikmati berkat yang berhasil diperoleh melalui penipuan
yang diprakarsainya itu.
Sudah sejak lama saya sering mendengar orang mengucapkan hal-hal
yang serupa dengan yang dikatakan Ribka: „Aku sudah bosan hidup. ...
Semua yang kukerjakan tidak ada yang beres. ... Apa gunanya? ... Aku
menyerah saja. ... Lebih baik aku mati. ...‰ Berdasarkan pengalaman, saya
mengetahui bahwa ucapan-ucapan semacam itu hampir selalu menandakan
adanya kutuk yang diundang sendiri oleh orang yang mengucapkannya.
Suatu contoh lain dari kutuk yang diundang sendiri, yang akibatnya
jauh lebih menyedihkan dan lebih banyak menimbulkan korban adalah
kutuk yang disebutkan di Matius 27:20-26. Meskipun mengetahui bahwa
apa yang dilakukannya itu salah, Gubernur Pilatus dari kekaisaran Romawi
mengalah terhadap tekanan massa dan membiarkan seorang pembunuh
bernama Barabas dibebaskan, kemudian justru menjatuhkan hukuman mati
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 151
Ishak memberkati Yakub, dan juga pada waktu Bileam mengucapkan suatu
nubuat yang berisi berkat atas bangsa Israel. Dengan cara demikian Tuhan
telah memberikan perlindungan kepada Yakub dan seluruh keturunannya,
yaitu bangsa Yahudi, dan semua orang yang berusaha mengutuk mereka.
Namun sejarah mengungkapkan bahwa ada satu jenis kutuk yang bahkan
Tuhan sendiri tidak dapat melindungi mereka dan akibatnya: kutuk yang
mereka datangkan sendiri.
Hal ini berlaku juga bagi orang-orang Kristen „kafir‰ (bukan Yahudi),
yang menjadi pewaris dari berkat-berkat Abraham melalui Perjanjian Baru
yang diprakarsai oleh Yesus. Persediaan dari Perjanjian Baru itu antara lain
meliputi hak untuk memohon perlindungan Tuhan dari kutuk-kutuk yang
menyerang mereka dari luar. Tetapi ada satu jenis kutuk yang Tuhan sendiri
tidak dapat memberikan perlindungan-Nya: kutuk yang didatangkan oleh
orang Kristen atas diri mereka sendiri.
Inilah salah satu hal yang menyebabkan orang Kristen sering mengalami
berbagai kesulitan yang sebenarnya ditimbulkan oleh mereka sendiri,
namun mereka sama sekali tidak menyadarinya. Dengan mengucapkan
kata-kata yang tidak baik mengenai dirinya sendiri, mereka sesungguhnya
menutup diri terhadap berkat dan membuka diri bagi serangan kutuk.
Sejarah bangsa Israel juga memberikan suatu contoh yang jelas mengenai
hal ini. Dalam Bilangan pasal 13 dan 14 tercatat bahwa Musa mengutus
dua belas orang pemimpin suku untuk pergi mengintai seluruh negeri
Kanaan yang dijanjikan Tuhan sebagai tanah warisan bagi bangsa Israel. Dua
orang pengintai, yaitu Yosua dan Kaleb, kembali dengan membawa suatu
laporan yang positif: „Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab
kita pasti akan mengalahkannya.‰ Sepuluh pengintai yang lain memberikan
laporan yang negatif, yang lebih mempersoalkan tubuh musuh yang tinggi
besar dan benteng-benteng kokoh yang mengelilingi negeri tersebut. Kesim-
pulan mereka adalah: „Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita.‰
Akhirnya tibalah saat Tuhan menyatakan hukuman-Nya. Kepada orang
Israel yang percaya akan laporan yang negatif itu, Ia berkata: „Seperti yang
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 153
selalu mengendalikan diri dan waspada dalam berbicara mengenai diri kami
sendiri.
pasien mati, padahal tidak ada penyakit padanya yang cukup serius untuk
menyebabkan kematiannya.
Di antara judul-judul yang tercantum di atas Anda mungkin mendapati
kata-kata yang pernah atau sering Anda ucapkan selama ini. Jika demikian,
janganlah Anda berkecil hati! Ada suatu jalan keluar bagi Anda! Di bagian
permulaan pasal ini, Rasul Petrus memberikan suatu contoh mengenai tiga
langkah yang diperlukan untuk dapat terlepas dari kutuk yang diundang
sendiri, yaitu: Bertobat · Menyangkali · Menggantikan.
Pertama, kita harus menyadari bahwa kita telah mengucapkan sesuatu
yang tidak baik mengenai diri kita sendiri dan harus bertobat dari dosa
tersebut (menyesalinya). Kedua, kita harus menyangkali atau mencabutnya
kembali, membatalkan ucapan tersebut. Ketiga, kita harus menggantikan
ucapan yang salah itu dengan ucapan yang benar. Semua ini akan dijelaskan
secara lebih terperinci dalam pasal 21.
Cara lain untuk mengundang ku-
Cara lain untuk
tuk atas diri sendiri adalah dengan
mengundang kutuk atas
diri sendiri adalah dengan mengucapkan sumpah atau ikrar yang
mengucapkan sumpah atau diperlukan untuk menjadi anggota dari
ikrar yang diperlukan untuk suatu perkumpulan yang bersifat tertutup
menjadi anggota dari suatu atau organisasi rahasia. Saya teringat pada
perkumpulan yang bersifat
suatu keja dian ketika Lydia, istri saya
tertutup atau organisasi
rahasia. yang pertama, bersama saya membantu
melepaskan seorang pemudi Kristen dari
cengkeraman kuasa gelap. Meskipun
sudah cukup lama berdoa dan bergumul, kelepasan tetap tidak terjadi.
Tiba-tiba Lydia digerakkan untuk menyuruh pemudi itu melepaskan sebuah
cincin yang dikenakannya. Setelah cincin itu dilepaskan, ia segera menerima
kelepasan tanpa mengalami kesulitan lebih lanjut.
Lydia melakukan hal itu semata-mata karena digerakkan oleh Roh
Kudus, Ia tidak mengetahui apa-apa mengenai cincin tersebut, yang
sebenarnya tidak lebih dari cincin tanda keanggotaan suatu organisasi
mahasiswa. Rupanya untuk menjadi anggota organisasi mahasiswa yang
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 157
Ada satu kasus yang sangat berkesan bagi saya. Pada akhir suatu kebaktian
Minggu pagi yang kami hadiri di Australia, Ruth dan saya mendoakan
orang-orang yang minta kesembuhan. Di antara hadirin yang maju untuk
didoakan terdapat seorang wanita muda yang matanya sayu, sama sekali
tidak bersinar, rambutnya tidak tersisir dan suaranya serak sekali, seperti
orang yang berasal dari suku primitif. Ia menggendong seorang bayi yang
sangat kecil badannya.
„Anak ini tidak mau makan sama sekali,‰ kata ibu tersebut dengan suara
yang tidak terdengar jelas dan matanya tidak berani menatap ke arah kami.
„Paling-paling ia hanya bisa makan satu, dua sendok.‰
„Berapa umurnya?‰ tanya kami.
„Enam minggu,‰ jawab ibunya, tetapi karena tubuhnya yang begitu
kecil kami merasa bahwa umur bayi itu lebih pantas dikatakan enam hari
daripada enam minggu.
Ketika Ruth dan saya menumpangkan tangan pada ibu itu untuk
mendoakannya, ia jatuh terlentang oleh kuasa Roh Kudus. Pada waktu ia
jatuh, Ruth menangkap bayi itu dan menggendongnya. Dua orang pekerja
gereja segera mendoakan ibu yang tergeletak di lantai itu.
Saat itulah Ruth mendapatkan kata-kata maÊrifat dari Roh Kudus. „Ayah
wanita ini adalah seorang anggota Freemason,‰ kata Ruth kepada dua pekerja
gereja itu. „Katakan kepadanya, ia harus menolak (memutuskan hubungan
dengan) roh Freemason itu.‰ Ibu yang terbaring di lantai itu dengan susah
payah mengeluarkan kata-kata pelepasan itu dari mulutnya: „Saya menolak
... roh... Freemason.‰ Sesaat setelah kata-kata tersebut terucapkan, roh jahat
keluar dari wanita itu melalui suatu jeritan yang panjang. Pada waktu yang
bersamaan bayi yang digendong Ruth itu juga mengeluarkan jeritan yang
persis sama, dan badannya langsung menjadi lemas. Pekerja-pekerja gereja
membantu wanita itu bangun kembali, dan Ruth mengembalikan bayi itu
kepadanya.
Kira-kira enam jam kemudian kami kembali ke gereja yang sama untuk
menghadiri kebaktian malam hari. Pada akhir kebaktian itu wanita muda
yang sama menghampiri kami lagi bersama dengan bayinya.
Kutuk yang Didatangkan Sendiri 161
Paling sedikit ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mene-
rima kelepasan dari kutuk semacam itu. Pertama, Anda harus secara
lisan menyangkali atau membatalkan
Aliran agama ini
hubungan Anda dengan aliran sesat
(Freemason) telah
itu. Hanya Anda sendiri yang dapat memberikan beberapa
membatalkan sesuatu yang telah Anda contoh yang paling menge-
ucapkan dengan mulut Anda. Sebaiknya rikan dari kutuk yang
hal itu dilakukan di depan beberapa menimpa seseorang yang
pernah saya jumpai
162 Berkat atau Kutuk
orang saksi yang bersimpati terhadap Anda sehingga mereka dapat mendu-
kung Anda dengan iman mereka.
Kedua, Anda harus membuang dan menghancurkan segala lambang,
buku dan bahan-bahan lain yang menandai hubungan Anda dengan aliran
sesat tersebut. Dalam ketiga kejadian yang diuraikan di atas, cincin menjadi
lambang yang memegang peranan dalam hal ini. Dalam kasus Freemason
mungkin masih ada barang-barang lain yang juga dipakai, terutama kain
celemek yang diikatkan pada tubuh setiap anggota. Ingatlah kata-kata dalam
Yudas 23: „Bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-
keinginan dosa.‰
AYAT HAFALAN
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib
apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Mazmur 139:14
TANGGAPAN IMAN
Terima kasih Tuhan atas pikiran-pikiran-Mu yang terlalu ajaib bagiku dan
betapa dahsyat-Nya rancangan-Mu atasku. Aku adalah buatan tangan-Mu.
(Bacalah Mazmur 139:17; Efesus 2:10).
13
Hamba-hamba Iblis
a! lam pasal ini kita akan membahas suatu sumber kutuk yang lain
E yaitu hamba Iblis alias pengikut Setan.
Pandangan dan sikap orang Kristen terhadap Iblis umumnya bervariasi
antara dua pola yang ekstrem. Sebagian orang Kristen benar-benar masa
bodoh terhadap hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan Iblis. Mereka
beranggapan bahwa „makhluk‰ itu sebenarnya tidak ada. Sebaliknya,
orang Kristen yang lain justru sangat takut kepada Iblis, dan terlalu sering
membicarakan atau memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
makhluk itu. Di antara kedua sikap ekstrem tersebut terdapat sikap yang
seimbang, yang sesuai dengan Alkitab.
Iblis adalah suatu makhluk ciptaan Tuhan juga, yaitu malaikat yang
memberontak dan dikeluarkan Tuhan dari surga. Ia memerintah suatu
kerajaan rohani yang terdiri dari malaikat-malaikat jahat yang memberontak,
serta roh-roh jahat yang lebih rendah kedudukannya, yang kesemuanya itu
disebut sebagai „setan-setan‰.
Nama Satan (Setan) berarti „Lawan‰ atau „Penentang‰. Ia adalah musuh
Allah yang tiada henti-hentinya menentang kehendak Tuhan dan umat-Nya.
Keinginan utamanya adalah membuat seluruh umat manusia takluk kepada
kekuasaannya. Sedangkan siasat utamanya adalah menyesatkan orang, dan
ia memang „pakar‰ dalam hal ini. Dalam Wahyu 12:9 ia dikatakan sebagai
164
Hamba-hamba Iblis 165
„naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan
seluruh dunia.‰
Saat ini Setan memang telah berhasil menguasai sebagian besar umat
manusia, yaitu semua orang yang juga memberontak terhadap Tuhan.
Dalam Efesus 2:2 Setan digambarkan sebagai „roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka‰. Kebanyakan dari orang-orang
yang bersikap memberontak itu tidak menyadari keadaan mereka yang
sebenarnya. Mereka hanya menjadi bulan-bulanan dari pengaruh-pengaruh
yang mereka sendiri tidak dapat memahaminya dan tidak berdaya untuk
mengendalikannya. Namun ada juga di antara mereka yang sengaja
membuka diri terhadap pengaruh Iblis, meskipun mereka belum tentu
mengetahui siapa dia sebenarnya. Untuk mendapatkan kekuasaan dan keun-
tungan materi, mereka rajin berusaha mengembangkan kekuatan suprana-
tural yang diberikan Iblis. Hamba-hamba Iblis itu dikenal dalam hampir
semua kebudayaan dan memiliki berbagai julukan: dukun, orang pintar,
tukang sihir, tukang santet, pendeta Setan, dan sebagainya. Dalam hampir
semua kebudayaan primitif di seluruh dunia terdapat nama-nama khusus
untuk orang semacam ini.
Sumber informasi utama kita mengenai Iblis adalah Yesus sendiri. Ketika
Yesus mengutus tujuh puluh orang murid untuk menyiapkan kedatangan-Nya,
para murid itu kembali dengan penuh sukacita dan berkata: „Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.‰ Mendengar hal itu Yesus
menjawab: „Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu‰ (Lukas 10:17-19).
Yesus tidak menyangkal bahwa Iblis itu benar-benar ada atau bahwa ia
memiliki kuasa tertentu. Tetapi Ia berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa
kuasa yang Ia berikan kepada mereka
akan mengalahkan kuasa Iblis, dan bahwa Yesus tidak menyangkal
mereka akan dilindungi terhadap segala bahwa Iblis itu benar-benar
upaya Iblis yang hendak mencelakakan ada atau bahwa ia memiliki
mereka. Karena itu semua hamba Tuhan kuasa tertentu.
166 Berkat atau Kutuk
perlu mengerti benar wewenang dan kuasa yang telah diberikan-Nya kepada
mereka dan harus belajar menggunakan wewenang dan kuasa itu secara
efektif.
Kutuk merupakan salah satu senjata utama yang dipakai oleh para
pengikut Setan untuk menyerang umat Allah. Hal ini diperlihatkan dengan
jelas sekali dalam kisah mengenai Raja Balak dan Bileam yang tercatat di
Bilangan 22-24.
Balak adalah raja yang berkuasa atas wilayah bani Moab di bagian timur
Sungai Yordan. Dalam perjalanan dari Mesir menuju negeri Kanaan, bani
Israel berkemah di perbatasan negeri Moab. Balak merasa kerajaannya
terancam, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun keberanian untuk
menyerang bani Israel secara terbuka. Maka ia menyewa Bileam untuk
mengucapkan suatu kutuk bagi mereka. Ia berharap dengan demikian bani
Israel akan menjadi lemah, sehingga bangsa Moab dapat mengalahkan
mereka. Bileam adalah „dukun‰ yang terkenal di seluruh kawasan itu, yang
biasanya meminta bayaran yang cukup mahal untuk jasanya.
Banyak orang Kristen dewasa ini akan menganggap kisah tersebut
sebagai cerita takhayul yang tidak masuk akal. Tetapi reaksi Tuhan dalam
hal ini sungguh berbeda. Ia menganggap kutuk yang kemungkinan akan
diucapkan oleh Bileam itu sebagai suatu ancaman yang tidak main-main
bagi bani Israel. Oleh karena itu, Ia melakukan campur tangan secara supra-
natural dan memperingatkan Bileam agar tidak menerima tugas tersebut.
Tetapi Bileam begitu bernafsu untuk memiliki kekayaan yang dijanjikan
Balak kepadanya, maka ia tetap meneruskan niatnya untuk memenuhi
permintaan Balak. Namun pada akhirnya, setiap kali Bileam mencoba
mengucapkan suatu kutuk atas bani Israel, Tuhan ikut campur tangan dan
mengubah kutuk itu menjadi suatu berkat!
Selanjutnya, dalam Ulangan 23:5 Nabi Musa mengingatkan bani Israel
mengenai peristiwa tersebut sebagai suatu bukti dari kasih Allah kepada
mereka: „Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan
TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu,
karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.‰
Hamba-hamba Iblis 167
Ada satu hal penting yang perlu diingat benar: Allah tidak menganggap
kutuk-kutuk yang hendak diucapkan Bileam terhadap bani Israel sebagai
kata-kata kosong belaka yang tidak mempunyai kuasa. Ia menanggapi kutuk
itu sebagai suatu ancaman yang sangat berbahaya bagi bani Israel, dan oleh
karena itu Ia sendiri bertindak untuk menggagalkan rencana Bileam.
Sikap Tuhan tersebut hingga kini te-
tap tidak berubah. Ia tidak pernah meng- Sikap Tuhan tersebut
anggap sepi atau meremehkan kutuk- hingga kini tetap tidak
berubah.
kutuk yang ditujukan kepada umat-Nya
oleh para pengikut Iblis. Sebaliknya,
seperti dikatakan Yesus, Tuhan mengakui bahwa Iblis mempunyai kuasa
tertentu, namun Ia memperlengkapi hamba-hamba-Nya dengan kuasa yang
jauh lebih besar.
Alkitab memberikan beberapa catatan mengenai kegiatan yang dilakukan
oleh para pengikut Setan. Catatan-catatan tersebut hendaknya dijadikan
peringatan bagi para hamba Tuhan yang sering menjadi sasaran kegiatan-
kegiatan para pengikut Iblis. Dalam Yehezkiel 13:17-20, misalnya, Tuhan
menjatuhkan hukuman-Nya atas beberapa nabiah palsu:
Sebagian dari keterangan dalam ayat-ayat di atas tidak begitu jelas, tetapi
tampaknya perempuan-perempuan itu melakukan praktek perdukunan.
Seringkali seseorang yang bersengketa akan menyewa jasa dukun-dukun
agar memakai ilmu mereka untuk melawan musuhnya. Salah satu cara yang
dipakai adalah dengan memberikan jimat-jimat dikenakan pada tubuh.
Dengan cara demi kian, dukun-dukun itu „me nangkap jiwa-jiwa‰ dan
bahkan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sebagai imbalannya,
mereka dibayar dengan beberapa genggam biji jelai atau beberapa potong
roti.
Hal ini bukanlah suatu tuduhan yang tidak berdasar yang hanya ada di
zaman kerajaan-kerajaan kuno pada Abad Pertengahan dahulu. Tuduhan
terhadap perempuan-perempuan tadi datang dari Tuhan sendiri. Sementara
itu, para pengikut Iblis juga menggunakan cara-cara yang serupa untuk
mencapai tujuan yang sama di sepanjang sejarah peradaban manusia, dan
sampai sekarang pun mereka masih melakukannya.
Pada tahun 1979-80 di kota Bath di bagian barat Inggris, para ahli
purbakala menemukan reruntuhan sebuah kuil yang khusus dibangun
untuk dewi Minerva, yang diperkirakan berasal dari zaman kerajaan
Romawi. Bukti-bukti peninggalan yang ditemukan menunjukkan bahwa
para imam dalam kuil itu tampaknya juga melakukan hal yang sama seperti
yang dilakukan para dukun perempuan pada zaman Yehezkiel itu. Orang
yang mencoba membalas dendam terhadap orang lain menyewa imam-
imam itu untuk menuliskan suatu kutuk bagi musuhnya. Kutuk itu barus
ditulis dengan mempergunakan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh
para imam tersebut. Sesudah kutuk itu ditulis, dilakukan suatu upacara gaib
untuk mengirimkan kutuk itu kepada orang yang dijadikan sasaran. Tentu
saja, untuk semua hal ini para imam menerima pembayaran yang sesuai.
Selain itu, para pemuja dewi itu akan menyerahkan persembahan nazar
mereka kepada dewi Minerva ke dalam mata air yang terdapat di kuil itu.
Hamba-hamba Iblis 169
Pemakaian kutuk dan ilmu gaib semacam itu masih biasa dilakukan
di antara sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, terutama di daerah Asia,
Afrika, kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kisah
berikut ini disampaikan oleh seorang rekan saya yang melayani sebagai
misionaris dan telah menghabiskan sebagian besar dari masa hidupnya di
negeri Zambia di Afrika bagian tengah. Ia menguasai bahasa dan juga adat
istiadat suku-suku setempat.
Penatua itu menjerit: „Lho, mengapa Bapak membunuh dia? Saya hanya
minta supaya ia dikutuk!‰ Dukun itu menjawab sambil tertawa: „Saya
pikir apa salahnya kalau saya selesaikan saja persoalan ini, karena sudah
kepalang!‰
Penatua itu bergegas pulang ke rumahnya. Betapa takutnya ia setelah
mendengar bahwa rekan penatua itu benar-benar meninggal dunia secara
misterius karena pendarahan yang terjadi dengan tiba-tiba. Sejak waktu
itu penatua tersebut selalu ketakutan akan segala akibat perbuatannya,
dan ia tidak menceritakan kejadian itu kepada siapa pun juga. Tetapi pada
kebaktian itu kuasa Roh Kudus telah membuatnya sadar akan dosanya.
Syukurlah bagi penatua itu, karena
„di mana dosa bertambah banyak, di sana
“Di mana dosa bertambah
kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.‰
banyak, di sana kasih
Setelah mengaku dosa, bertobat dan menaruh
karunia menjadi berlimpah- iman kepada Yesus Kristus, orang itu bukan
limpah.” saja mendapat pengampunan dosa dan
perdamaian dengan Tuhan, tetapi ia juga
mengalami kelahiran baru.
Matamoros, Mexico.
Pada hari Selasa yang lalu... petugas-petugas [Mexico dan A.S.] menemu-
kan 12 mayat termasuk di antaranya mayat seorang mahasiswa Universitas
Texas berusia 21 tahun yang telah menghilang sejak sebulan yang lalu.
Mayat-mayat tersebut ditemukan dalam delapan kuburan yang tampak
dibuat secara serampangan, di sebuah kompleks peternakan terpencil dekat
perbatasan A.S. Hari ini dalam konperensi pers di sini demikian juga di
Brownsville, Texas, para pejabat mengatakan bahwa yang bertanggungjawab
atas pembunuhan-pembunuhan tersebut adalah sebuah gang pecandu
obat bius, yang konon suka menyembelih manusia sebagai tumbal untuk
memperoleh „kekebalan‰ dalam menghadapi polisi. ...
Di antara para tersangka yang masih buron terdapat seorang penyelun-
dup obat bius bernama Adolfo de Jesus Constanzo, seorang warga Kuba,
yang oleh orang lain disebut El Padrino atau pelindung (godfather). Polisi
mengatakan dia memerintahkan pembunuhan yang dilakukan dalam
suatu upacara dengan cara menunjuk begitu saja pemuda-pemuda yang
dijumpai di jalan untuk diculik oleh pengikutnya, kemudian dibunuh dan
disembelih di peternakan itu.
172 Berkat atau Kutuk
4. Supaya umat Kristen mudah berpuas diri; agar mereka lebih meng-
inginkan kerukunan di atas segala-galanya, dan mencari gereja yang
tidak memberitakan Injil dengan sepenuhnya, yang digembalakan oleh
pendeta-pendeta yang lebih mengutamakan kerukunan daripada harus
menyatakan dosa-dosa yang dilakukan dalam jemaatnya.
5. Supaya orang-orang Kristen berhenti berpuasa dan berdoa.
6. Supaya umat Kristen mengabaikan dan tidak mengembangkan karunia-
karunia Roh Kudus.
Hal di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak bukti yang menun-
jukkan bahwa Gereja Tuhan sedang mengalami gempuran yang dahsyat dan
sistematis dari para pendukung Setan. Lalu apa yang dapat dilakukan oleh
umat Tuhan? Kristus telah mengalahkan Setan di kayu salib. Selanjutnya,
apa yang harus kita perbuat agar, pertama, kita dapat melindungi diri, dan
kedua, kita dapat menjadikan kemenangan Kristus itu sebagai kenyataan
dalam kehidupan kita sehari-hari dan dalam lingkungan gereja?
Beberapa jawaban yang menarik atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat kita temukan dalam kisah Alkitab mengenai rencana Bileam untuk
mengutuk bani Israel. Dalam kisah itu dinyatakan bahwa Tuhan turun
tangan sendiri untuk menolong bani Israel, dan mengubah kutuk yang
diucapkan Bileam itu menjadi berkat. Hal-hal apakah yang dilihat Tuhan
dalam perilaku bani Israel pada waktu itu, sehingga Ia tergerak untuk
membela mereka dari serangan Setan?
Berikut ini dalah beberapa faktor yang menyebabkan adanya perkenan
Tuhan atas umat-Nya itu:
Gambaran tentang bani Israel yang diberikan oleh Bileam itu jelas
bukan sesuatu yang benar-benar ada di hadapan mata jasmani Bileam,
karena pada waktu itu bani Israel sedang berkemah di padang gurun.
5. Sebagian besar dari hal-hal di atas terwujud karena seluruh generasi
orang-orang Israel yang tidak percaya dan tidak taat telah disingkirkan
dari tengah-tengah mereka. (Lihat Bilangan 26:63-65.)
Hal-hal apakah yang dapat kita pelajari dari keadaan bangsa Israel
tersebut? Pada dasarnya, bani Israel dapat digambarkan sebagai suatu
masyarakat yang hidup berdasarkan pranata ilahi, selalu berjalan dalam tata
tertib dan bimbingan Allah, serta mempunyai hubungan yang harmonis
satu sama lain. Dengan kata lain, Israel bukan sekadar kumpulan orang-
orang yang masing-masing hanya mengejar tujuan hidupnya sendiri.
Hingga sekarang Tuhan tidak pernah berubah dan Ia masih menuntut
hal-hal yang sama dari umat-Nya. Demikian juga siasat Iblis terhadap
umat Allah masih tetap sama. Jika Gereja sampai sekarang masih belum
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan perkenan dan perlindungan
Hamba-hamba Iblis 175
AYAT HAFALAN
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah
kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia,
ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Roma 13:8
TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, aku ingin mentaati firman-Mu dan berjalan dalam kesatuan
dan kasih dengan sesama anggota keluarga Allah. (Bacalah 1 Petrus 3:8-12).
14
Percakapan „Duniawi‰*
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan
kebenaran!
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan.
177
178 Berkat atau Kutuk
Tuhan, tetapi juga kata-kata yang kurang baik mengenai sesama manusia.
Tutur kata atau percakapan demikian, baik itu mengenai Tuhan atau sesama
manusia, sebenarnya merupakan hal yang terlarang bagi orang Kristen.
Dalam Yakobus 4:11 Yakobus berbicara lebih spesifik tentang kata-kata
yang diucapkan orang Kristen mengenai sesamanya: „Saudara-saudaraku,
janganlah kamu saling memfitnah!‰ Perkataan yang diterjemahkan sebagai
„memfitnah‰ di sini adalah katalalo yang artinya „berbicara menentang‰.
Banyak orang Kristen mengira bahwa yang dimaksudkan Yakobus itu adalah
kita tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai saudara
seiman kita. Namun, maksud Yakobus yang sebenarnya adalah bahwa kita
sama sekali tidak boleh berbicara buruk mengenai saudara seiman, sekalipun
apa yang kita katakan mengenai mereka itu benar. Dosa yang dimaksudkan
oleh Yakobus di sini bukanlah dosa karena mengatakan yang tidak benar,
melainkan karena mengatakan sesuatu yang bersifat menentang.
Salah satu dosa yang paling mudah menyeret orang Kristen adalah gosip.
Seandainya semua gosip atau pergunjingan dihentikan dalam beberapa
jemaat Kristen tertentu, kemungkinan semua percakapan akan terhenti
sekaligus!
Kamus Bahasa Inggris terbitan Collins memberikan dua definisi berikut
ini mengenai gosip:
Kita menemukan dua buah kata kunci di sini, yaitu iseng dan jahat
(malicious, dalam bahasa Inggris). Sekadar menghindari percakapan yang
jahat sesungguhnya masih belum cukup bagi orang Kristen. Dalam Matius
12:36 Yesus sendiri dengan tegas melarang percakapan yang bersifat iseng;
„Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia [iseng] yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.‰
Meskipun Perjanjian Baru secara tegas-tegas melarang gosip, banyak
orang Kristen menganggap hal itu sebagai suatu dosa yang „tidak terlalu
182 Berkat atau Kutuk
berat‰, asal tidak merugikan siapa pun. Tetapi pasti bukan demikian
pandangan Tuhan mengenai hal ini. Di dalam Roma 1:29-30 Paulus
melukiskan akibat-akibat yang akan dialami manusia apabila menjauhi
Tuhan. Berikut ini adalah sebagian dari hal-hal yang disebutkan Paulus:
„... penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan
kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang
ajar, congkak, sombong.‰
Kata „pengumpat‰ itu dalam Alkitab bahasa Inggris disebut „gossips‰,
artinya „tukang gosip‰. Kata tersebut ternyata disisipkan dalam daftar yang
panjang itu. Beberapa tabiat yang dikelompokkan bersama dengan „gosip‰
dalam ayat itu, antara lain adalah perelisihan, tipu muslihat, dan kefasikan.
Pengumpat atau tukang gosip itu sendiri disamakan dengan pemfitnah,
pembenci Allah, orang yang kurang ajar, congkak dan sombong. Orang-
orang Kristen yang suka bergosip mungkin menganggap dirinya tidak
termasuk dalam daftar tersebut, tetapi tidak demikian pandangan Tuhan
mengenai orang-orang semacam itu.
Bahaya dari percakapan semacam
Orang-orang Kristen yang itu diperlihatkan oleh urutan kata-kata
suka bergosip mungkin yang semakin menurun derajatnya dalam
menganggap dirinya tidak
Yakobus 3:15: „dari dunia, dari nafsu
termasuk dalam daftar
manusia, dari setan-setan.‰ Orang-orang
tersebut, tetapi tidak
demikian pandangan Kristen yang tidak segan-segan memper-
Tuhan mengenai orang- gunjingkan orang lain, apalagi saudara
orang semacam itu. seiman, telah jelas-jelas bersikap tidak taat
kepada perintah firman Tuhan. Sebagai
akibatnya, mereka akan tergelicir dan terperosok ke bawah. Tanpa mereka
sadari, percakapan mereka telah merosot dan yang disebut „dari dunia‰
menjadi „dari nafsu manusia‰, dan kemudian menjadi „dari setan-setan‰.
Membicarakan hal-hal buruk mengenai orang-orang lain itu biasanya
tidak akan dianggap sebagai „kutuk‰, namun akibatnya tetap sama saja.
Sesungguhnya kata-kata atau ucapan itu menjadi saluran yang dipakai
oleh setan-setan untuk menyerang anggota-anggota lain dari Tubuh
Percakapan „Duniawi‰ 183
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
berarti menodai diri kita sendiri dan juga Tubuh Kristus, maka kita perlu
bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan, supaya Ia menyucikan
kita kembali. Kita mungkin juga harus meminta ampun kepada orang yang
kita rugikan.
Selanjutnya kita juga harus belajar untuk melindungi diri terhadap kata-
kata yang melukai dan menyakitkan yang mungkin akan dilontarkan orang
lain kepada kita. Cara melindungi diri tersebut akan dibahas dalam Bab III.
AYAT HAFALAN
Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah
baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Amsal 15:23
TANGGAPAN IMAN
Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan
hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku (Mazmur 19:14).
15
188
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 189
mengenai doa semacam itu, Salomo memakai sebuah perkataan yang paling
keras untuk menggambarkan ketidaksenangan Tuhan itu: kekejian.
Terlihat di sini betapa kita perlu menaikkan doa dengan benar. Oleh
karena itu, kita tentu tidak akan berani melakukannya dengan mengandalkan
hikmat kita sendiri. Syukurlah, Tuhan tidak membiarkan kita mencari jalan
sendiri. Ia telah menyediakan seorang Penolong bagi kita, yaitu Roh Kudus.
Dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat menaikkan doa-doa yang
berkenan kepada Tuhan. Namun di luar Roh Kudus, kita tidak mungkin
mampu menaikkan doa yang dapat menyenangkan Tuhan atau yang dapat
menyebabkan terlaksananya rencana Tuhan.
Dalam Roma 8:26-27 Paulus menyatakan hal ini dengan jelas sekali:
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak
tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Tuhan, saya ingin berdoa, tetapi tidak tahu caranya. Tolonglah saya dengan
Roh Kudus-Mu untuk mengucapkan doa yang akan Kau dengar dan
Kaujawab.
Ada dua sikap kedagingan yang perlu dihindari terutama pada waktu
mendoakan sesama saudara seiman: Kita sekali-kali tidak dibenarkan untuk
menuduh seseorang, atau pun mencoba menguasai orang yang bersangkutan.
Melihat kelemahan dan kesalahan orang-orang Kristen yang lain me-
mang hal yang amat mudah dilakukan. Sesungguhnya, itulah yang men-
dorong kita untuk berdoa bagi mereka. Berdoa untuk sesama adalah
perbuatan yang baik, tetapi kita harus berhati-hati dengan cara kita mendoa-
kan mereka. Kita tidak berhak untuk datang kepada Tuhan dengan
membawa suatu daftar panjang yang penuh dengan kesalahan-kesalahan
yang telah mereka lakukan.
Apabila kita mulai berperan sebagai penuduh, sesungguhnya kita sudah
meniru Iblis, bukan Kristus. Gelar utama musuh besar Allah itu adalah Iblis,
yang berarti „pemfitnah‰/„penghujat‰ atau „penuduh‰. Dalam Wahyu
12:10 ia digam barkan sebagai penuduh yang mendakwa orang-orang
Kristen siang dan malam di hadapan Allah. Ia telah melakukan kegiatan itu
sejak zaman dahulu, dan ia memang sangat ahli dalam hal itu. Haruskah
orang Kristen juga membantu pekerjaan Iblis itu.
Saya perhatikan bahwa dalam hampir semua doa Paulus untuk sesama
orang Kristen, baik itu untuk pribadi atau untuk jemaat-jemaat yang didoa-
kannya, ia selalu mulai dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan atas
mereka. Suatu contoh yang istimewa dapat kita lihat dalam kata-kata pem-
bukaan surat I Korintus. Kalau kita membaca isi surat itu selanjutnya, kita
melihat bahwa ada begitu banyak dosa yang telah dilakukan dalam jemaat
Korintus itu: dosa pertengkaran antara sesama jemaat; dosa kedagingan;
dosa karena melakukan hubungan seks yang tidak benar; demikian juga ada
orang yang mabuk selama Perjamuan Kudus. Meskipun demikian, Paulus
memulai suratnya itu dengan suatu ucapan syukur yang begitu indah:
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih
karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala
macam perkataan dan segala macam pengetahuan,
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 193
pelayan Tuhan yang bersemangat dan penuh pengabdian dan banyak sekali
memenangkan jiwa.
Itulah kekuatan dan kuasa dari doa yang didasarkan atas sikap yang po-
sitif dan menghargai serta mensyukuri segala hal baik yang terdapat dalam
diri seseorang. Tetapi bayangkanlah seandainya Saudara Hyde itu kurang
peka terhadap Roh Kudus, lalu meneruskan doanya yang disertai sikap
negatif dan menuduh itu. Apakah tidak mungkin bahwa doa semacam itu
juga cukup berkuasa untuk menghasilkan kebalikan dari apa yang diharap-
kan? Tidakkah mungkin bahwa doa-doanya itu justru mendatangkan
perasaan tertuduh yang begitu berat yang akan menyerang penginjil itu,
sehingga ia tidak dapat maju sebagai akibatnya?
Kadang-kadang, seperti kebanyakan orang Kristen yang lain, pada saat-
saat tertentu saya pun merasakan suatu beban rohani yang berat. Tanpa
alasan yang jelas, tiba-tiba saya mulai merasa bersalah atau tidak layak. Tetapi
saya sama sekali tidak dapat menemukan kesalahan tertentu yang mungkin
telah saya lakukan yang menyebabkan saya mengalami perasaan demikian.
Namun, pengalaman telah mengajarkan kepada saya bahwa keadaan
semacam itu biasanya sama sekali tidak disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
saya sendiri. Beban berat yang saya rasakan itu mungkin datang dari seorang
Kristen lain · yang bermaksud baik, tetapi kurang bijaksana · yang
menuduh saya di hadapan Tuhan. Dalam keadaan demikian yang terutama
menjadi tanda peringatan bagi saya adalah rasa tertuduh yang timbul pada
diri saya. Rasa tertuduh memang selalu tim bul karena adanya suatu
tuduhan. Setelah saya dapat menemu kan penyebab masalah itu yang
sebenarnya saya akan segera menghadap Tuhan Yesus sebagai Imam Besar
saya, yang mampu melihat segala kesalahan saya namun tiada henti-hentinya
membela perkara saya di hadapan Allah Bapa.
Doa, boleh dikatakan, tidak ada yang tidak manjur. Namun yang
dipertanyakan bukanlah apakah suatu doa itu manjur atau tidak. Melainkan
apakah doa itu membawa dampak yang positif atau negatif. Adapun
dampak suatu doa itu ditentukan oleh kuasa yang bekerja melalui doa-doa
tersebut. Apakah doa-doa itu benar-benar berasal dan Roh Kudus? Atau
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 195
Apabila terjadi perpecahan dalam suatu gereja sudah pasti akan ada juga
faktor-faktor kedagingan yang ikut berperan dalam diri semua pihak yang
terlibat. Dalam contoh kasus herikut ini diceritakan bahwa Pendeta Jones
dari Gereja Injil Sepenuh yang Pertama mendapati istrinya berbuat serong
dengan Bapak Williams, yang melayani di bidang musik. Pendeta Jones pun
lalu menceraikan istrinya dan memecat Bapak Williams dari keanggotaan
gereja.
Tetapi Bapak Williams menolak tuduhan bahwa ia telah berzinah. Ia
memprotes tuduhan Pendeta Jones yang dianggapnya tidak adil dan berhasil
meyakinkan kurang lebih separoh dari anggota jemaat untuk memihak
kepadanya. Selanjutnya ia mulai mendirikan sebuah gereja lain. Maka mu-
lailah terjadi suatu pertikaian yang berkepanjangan antara kedua kelompok
gereja tersebut mengenai pembagian dana pembangunan gereja yang telah
terkumpul.
Setahun kemudian Pendeta Jones menikah lagi. Bapak Williams dan
jemaatnya menuduh bahwa pernikahan itu tidak sah, karena seorang hamba
Tuhan yang telah bercerai dianggap tidak alkitabiah apabila menikah lagi.
Maka mereka memulai suatu kebaktian doa khusus untuk mendoakan
pendeta itu dan meminta agar Tuhan menghukumnya.
Selama dua tahun berikutnya istri kedua dari Pendeta Jones itu meng-
alami kehamilan hingga dua kali, tetapi kedua-duanya berakhir dengan
keguguran. Ahli kandungan tidak menemukan adanya kelainan yang dapat
menyebabkan keguguran kandungan tersebut. Bapak Williams dan kelom-
pok doanya menganggap bahwa itulah jawaban Tuhan atas doa mereka, dan
198 Berkat atau Kutuk
Pendeta Strong sudah terbiasa mengatur dan menguasai semua orang yang
berada di sekelilingnya. Ia adalah seorang duda, dan mempunyai dua anak
lelaki dan seorang anak perempuan. Ia sebenarnya mengharapkan kedua
anak lelakinya juga menjadi pendeta, tetapi akhirnya mereka memilih
pekerjaan sekuler. Anak perempuannya yang bernama Mary masih tinggal
serumah dengan dia. Mary sangat mencintai ayahnya dan aktif membantu
pelayanan ayahnya.
Pada suatu KKR Mary berkenalan dengan Bob, seorang aktivis gereja
dari suatu denominasi yang lain, dan mereka kemudian mulai berkencan.
Sayangnya, hubungan antara Pendeta Strong dan gereja tempat Bob berbakti
itu kurang baik, sehingga sejak semula ia menentang hubungan Mary
dengan Bob. Selain itu, ia juga takut kalau-kalau akhirnya ia akan kehilangan
Mary yang selama ini membantunya, baik di rumah maupun dalam
lingkungan gereja. Belakangan Mary memutuskan untuk meninggalkan
rumah orang tuanya dan tinggal bersama seorang teman wanitanya di
sebuah apartemen. Pendeta Strong marah dan menyebut perbuatan Mary itu
sebagai suatu „pemberontakan‰. Dan ketika Mary memberitahu ayahnya
Doa-doa yang Timbul dari Hawa Nafsu 199
yang dicapai oleh doa semacam itu bukanlah suatu berkat, melainkan
kutuk.
Dosa yang timbul dari kebiasaan berdoa mengikuti hawa nafsu itu harus
diberantas dengan cara yang sama seperti yang dilakukan terhadap dosa
yang ditimbulkan oleh percakapan yang bersifat duniawi, yang telah
diuraikan dalam pasal sebelumnya. Jika kita telah berdosa dalam hal ini,
kita harus segera bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan. Kita
mungkin juga harus meminta pengampunan dari orang-orang yang telah
terkena akibat buruk dari doa-doa yang
Kita perlu dengan tegas kita panjatkan itu.
menolak setiap godaan Akhirnya, di kemudian hari kita perlu
yang bertujuan untuk
dengan tegas menolak setiap godaan yang
menuduh orang lain atau
menguasai mereka dengan bertujuan untuk menuduh orang lain
kata-kata yang kita atau menguasai mereka dengan kata-kata
ucapkan dalam doa. yang kita ucapkan dalam doa.
AYAT HAFALAN
Akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu
mengingat kamu dalam doaku.
Efesus 1:16
TANGGAPAN IMAN
Bapa, aku bergantung pada Roh Kudus untuk memimpinku dalam doa.
Tolonglah aku agar aku tidak menyimpang dan tetap berdoa dalam Roh
Kudus.
16
Ringkasan Bab II
202
Ringkasan Bab II 203
Selain itu, ada pula kutuk-kutuk yang disebabkan oleh hal yang lain atau
yang datang dari sumber-sumber lain, yang disebutkan dalam Alkitab tetapi
tidak termasuk dalam daftar di atas. Yang paling penting di antaranya
tercantum di bawah ini sesuai dengan urutannya dalam Alkitab. Sejumlah
ayat yang sekadar mengulangi kutuk-kutuk yang disebutkan di Ulangan 27
dan 28 tidak dicantumkan lagi dalam daftar tersebut.
Perlu diketahui bahwa sejumlah besar orang-orang yang terkena kutuk
Tuhan adalah para nabi, imam dan guru yang menyesatkan serta murtad
kepada Tuhan. Kutuk-kutuk tersebut secara khusus diberi tanda**.
PENDAHULUAN
Apakah saat ini Anda mulai berpikir bahwa kehidupan Anda tampaknya
telah terkena suatu kutuk tertentu? Lalu Anda bertanya-tanya dalam hati,
adakah suatu jalan untuk keluar dari bayangan gelap yang senantiasa
mencegah Anda untuk masuk ke dalam terang Tuhan yang ajaib, tempat
Anda akan menerima segala berkat yang telah disediakan bagi Anda itu? Ya
jalan keluar itu ada! Tetapi hanya ada satu jalan keluar yang telah disediakan
oleh Allah, yaitu melalui kurban kematian Yesus di kayu salib.
Bab ini akan menjelaskan secara sederhana dan praktis cara-cara yang
dapat Anda tempuh untuk menemukan dan mengikuti jalan keluar yang
disediakan oleh Tuhan itu, supaya Anda dapat melangkah keluar dari
bayangan yang gelap itu dan memasuki sinar terang Allah, sehingga Anda
dapat menggagalkan kutuk dan masuk ke dalam berkat yang disediakan
Tuhan.
Untuk memberi semangat kepada Anda, di pasal 20 terdapat kisah nyata
dari seorang pria yang akhirnya menemukan jalan keluar itu. Dahulu
205
206 Berkat atau Kutuk
e! rita Injil itu pada hakikatnya bertumpu pada satu peristiwa yang
C tidak ada duanya dalam sejarah umat manusia, yaitu kematian Yesus
di kayu salib sebagai kurban penebusan. Mengenai hal ini penulis surat
yang ditujukan kepada orang-orang Ibrani berkata: „Sebab oleh satu
korban saja Ia [Yesus] telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka
yang Ia kuduskan‰ (Ibrani 10:14). Dua ungkapan yang begitu luar biasa
kita temukan di sini, yaitu: „menyempurnakan‰ dan „selama-lamanya‰.
Gabungan kedua kata tersebut menggambarkan suatu pengorbanan yang
sekaligus mampu menjawab segala persoalan dan memenuhi semua
kebutuhan yang terdapat pada seluruh umat manusia. Selain itu, dampak
pengorbanan itu bukan hanya berlaku sepanjang masa, tetapi juga bahkan
dari kekal hingga kekal.
Atas dasar pengorbanan itulah Paulus dapat berkata dalam Filipi 4:19:
„Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.‰ „Segala keperluanmu‰ itu berarti
mencakup pula keperluan Anda akan kelepasan dari kutuk. Tetapi sebelum
sampai di situ, terlebih dahulu Anda harus melihat pengorbanan Yesus
tersebut sebagai suatu peristiwa yang jauh lebih luas cakupannya: Pengor-
banan Yesus itu merupakan tindakan yang hanya dilakukan satu kali oleh
Allah Yang Mahakuasa untuk menghimpun segala dosa dan seluruh
207
208 Berkat atau Kutuk
Inilah masalah paling mendasar yang dihadapi oleh seluruh umat ma-
nusia: kita semua tanpa terkecuali telah menempuh jalan kita sendiri. Ada
dosa-dosa tertentu yang mungkin saja
Inilah masalah paling
belum pernah kita lakukan, misalnya
mendasar yang dihadapi
oleh seluruh umat manusia: membunuh, berzinah, mencuri, dan lain-
kita semua tanpa terkecuali lainnya. Tetapi dosa yang satu ini telah
telah menempuh jalan kita dilakukan oleh semua orang: Kita semua
sendiri. telah mengambil atau menempuh jalan
Pertukaran yang Ajaib 209
Demikian juga halnya dengan kurban Yesus pada kayu salib itu. Yesus
sendiri sama sekali tidak berdosa. Dalam Yesaya 53:9 nabi berkata:
„Sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.‰
Namun dalam ayat 6 ia berkata: „TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian.‰ Yesus bukan saja menjadi serupa dengan kejahatan
manusia. Ia juga menanggung segala akibat dari kejahatan tersebut. Seperti
halnya kambing jantan yang merupakan gambaran nubuat mengenai diri-
Nya, Yesus membawa pergi semua malapetaka yang mengerikan itu ke suatu
tempat lain yang jauh, supaya tidak akan menimpa kita lagi.
Inilah makna dan tujuan yang sebenarnya dari kayu salib. Pada kayu
salib itu terjadilah suatu pertukaran yang ajaib. Pertama, di kayu salib itu
Yesus menggantikan tempat kita untuk menanggung semua malapetaka atau
hukuman yang menurut ketetapan Allah seharusnya ditimpakan kepada
kita karena segala kejahatan yang telah kita lakukan. Sebagai gantinya,
Tuhan kini menawarkan kepada kita semua hal baik yang dimiliki oleh
Yesus karena kehidupan-Nya yang selalu taat dan suci dan dosa itu.
Singkatnya, kejahatan yang seharusnya menimpa kita ditimpakan kepa-
da Yesus, supaya segala hal baik yang siap diterima Yesus dapat dianugerahkan
kepada kita. Tuhan dapat menganugerahkan semua ini kepada kita tanpa
melanggar asas keadilan-Nya yang kekal, oleh karena sebagai wakil kita,
Yesus telah dijatuhi hukuman yang setimpal untuk segala kejahatan kita.
Semua ini berawal dari kasih karunia Allah yang luar biasa dan yang
hanya dapat diterima atas dasar iman. Sebab dan akibat semua tindakan
Allah itu tidak mungkin untuk dimengerti oleh akal manusia. Tak seorang
pun di antara kita pernah melakukan
Setiap hal yang tidak baik sesuatu yang baik yang dapat membuat
(celaka) ditimpakan
kita layak untuk mendapatkan tawaran
kepada Yesus supaya
setiap hal yang baik yang seperti itu. Dan tak seorang manusia pun
merupakan kebalikannya mampu mempersem bahkan amal per-
dapat dianugerahan buatan tertentu untuk dapat „membeli‰
kepada kita. persediaan Allah itu.
Pertukaran yang Ajaib 211
Ada dua kebenaran yang saling terkait di sini. Kebenaran yang pertama
bersifat rohani, dan yang lainnya bersifat jasmani. Dalam segi rohani, Yesus
dijatuhi hukuman karena pelanggaran dosa kita, supaya kita mendapat
pengampunan dan diperdamaikan dengan Allah. (Lihat Roma 5:1.) Dalam
segi jasmani, Yesus menanggung segala penyakit dan rasa sakit kita, supaya
melalui bilur-bilur-Nya itu kita disembuhkan dari segala sakit-penyakit.
Penerapan aspek jasmani dari pertukaran ini ditegaskan kembali oleh
dua ayat di dalam Perjanjian Baru. Matius 8:16-17 mengacu kepada Yesaya
53:4 dan mengatakan bahwa Yesus „menyembuhkan orang-orang yang
menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi Yesaya: ÂDialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung
penyakit kita.ʉ
Demikian juga, dalam I Petrus 2:24 Rasul Petrus menunjuk kepada
Yesaya 53:5-6 dan berkata mengenai Yesus:
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-
bilur [luka-luka] Nya kamu telah sembuh.
212 Berkat atau Kutuk
Aspek ketiga dari pertukaran ajaib itu diungkapkan dalam Yesaya 53:10
yang mengatakan bahwa nyawa Yesus dijadikan sebagai „korban penebus
salah‰. Hal ini harus dilihat dari sisi pelaksanaan hukum Taurat, khususnya
yang menetapkan bermacam kurban yang harus dipersembahkan untuk
penebusan karena dosa. Menurut ketentuan tersebut, orang yang ingin
membuat penebusan karena dosanya diharuskan membawa korban per-
sembahannya kepada imam, berupa domba, kambing, lembu atau bi-
natang lainnya. Kemudian ia harus mengaku dosanya di atas kurban itu,
lalu secara simbolis imam akan memindahkan dosa yang diakuinya itu
kepada binatang tersebut. Lalu binatang itu disembelih sebagai pelunasan
atas dosa yang telah dilimpahkan kepadanya.
Jauh sebelumnya Tuhan telah merencanakan bahwa semua peraturan
hukum Taurat mengenai kurban-kurban ini berfungsi untuk menggambarkan
apa yang akan terjadi pada waktu Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai
kurban, yang dilakukan-Nya hanya satu kali namun mencakup segala-
galanya itu. Pada kayu salib, dosa yang telah dilakukan oleh seluruh umat
manusia dilimpahkan ke nyawa Yesus. Akibat pelimpahan itu digambarkan
dalam Yesaya 53:12: „ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut‰.
Melalui kematian-Nya sebagai kurban yang menggantikan umat manusia
yang berdosa, sesungguhnya Yesus telah membuat pendamaian atas dosa
seluruh dunia.
Di dalam II Korintus 5:21 Paulus menunjuk kepada Yesaya 53:10 itu
dan sekaligus mengemukakan salah satu aspek positif dari pertukaran yang
ajaib itu:
Dia [Yesus] yang tidak mengenai dosa telah dibuat-Nya [Allah] menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia [Yesus] kita dibenarkan oleh Allah.
Pertukaran yang Ajaib 213
Yesus dijadikan dosa dengan cara menerima sifat dosa kita, supaya
kita dibenarkan (dikuduskan) oleh kebenaran (kekudusan)-Nya.
dua pilihan yang ada secara berdampingan: „Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah [yang tidak dapat dibeli] ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.‰
Dengan demikian, aspek keempat dari pertukaran yang ajaib itu dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Suatu aspek lain dari pertukaran ajaib itu disebutkan Paulus dalam II
Korintus 8:9: „Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita
Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun
ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.‰ Pertu-
karannya jelas sekali di sini: kemiskinan ditukar dengan kekayaan. Yesus
menjadi miskin, supaya kita (manusia) boleh menjadi kaya.
Kapankah Yesus menjadi miskin? Ada orang yang mengajarkan bahwa
Yesus menderita kemiskinan sepanjang masa pelayanan-Nya di dunia ini,
tetapi pendapat itu sesungguhnya tidak benar. Memang, Yesus tidak pernah
membawa banyak uang tunai di sakunya, tetapi sesungguhnya Ia tidak
pernah kekurangan sedikit pun juga. Ketika Ia mengutus murid-murid-Nya
pergi tanpa Dia, mereka juga tidak mengalami kekurangan dalam hal apa
pun. (Lihat Lukas 23:35.) Justru sebaliknya, Ia dan murid-murid-Nya gemar
memberi sedekah kepada orang-orang miskin. (Lihat Yohanes 12: 4-8;
13:29.)
Memang, cara-cara yang dipakai Yesus untuk mendapatkan uang kadang-
kadang tidak lazim. Namun, bagaimana pun juga, uang itu sama saja
nilainya, baik ia dikeluarkan dari rekening bank atau pun dari mulut seekor
ikan! (Lihat Matius 17:27.) Cara Yesus dalam menyediakan makanan pun
sering tidak bersifat lazim, namun seseorang yang sanggup menjamu makan
(hingga kenyang) lebih dari 5.000 orang lelaki, belum terhitung wanita dan
anak-anak, menurut ukuran yang biasa jelas tidak bisa dikatakan miskin!
(Matius 14:15-21.)
Pertukaran yang Ajaib 215
tersebut sama sekali tidak dapat „dibeli‰. Ia hanya dapat diterima sebagai
suatu anugerah dengan cara menaruh iman.
„Kelimpahan‰ yang akan kita alami biasanya akan sama seperti yang
dialami Yesus ketika Ia berada di bumi. Kita tidak akan membawa banyak
uang tunai ke mana-mana. Kita mungkin juga tidak mempunyai tabungan
dalam jumlah yang besar di bank. Tetapi hari lepas hari segala kebutuhan
kita akan tercukupi dan kita masih akan memiliki kelebihan untuk
dibagikan kepada orang lain.
Ada satu alasan penting yang menye-
Maksud Tuhan adalah babkan persediaan kita dibuat sedemikian
supaya semua anak-Nya melimpah. Alasan tersebut dikemukakan
dapat menikmati berkat
oleh Yesus dan dikutip dalam Kisah
yang lebih besar itu.
20:35: „Adalah lebih berbahagia [diber-
kati] memberi daripada menerima.‰
Maksud Tuhan adalah supaya semua anak-Nya dapat menikmati berkat
yang lebih besar itu. Karena itu Ia memberi kelimpahan agar kita dapat
mencukupi keperluan kita sendiri serta masih memiliki kelebihan untuk
diberikan kepada orang lain.
Jadi, aspek kelima dari pertukaran itu dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pertukaran yang ajaib pada kayu salib itu juga meliputi segala macam
penderitaan batin yang merupakan bagian dari akibat yang ditimbulkan
oleh dosa manusia. Dalam hal ini pun Yesus menderita karena kejahatan
manusia, supaya kita boleh menikmati segala hal baik yang merupakan
kebalikannya. Dalam segi penderitaan batin ini ada dua hal paling menya-
kitkan yang diakibatkan oleh kejahatan manusia, yaitu rasa malu (peng-
hinaan) dan rasa tertolak (penolakan). Kedua hal itu pun dialami Yesus
ketika Ia tergantung di kayu salib.
Pertukaran yang Ajaib 217
penolakan yang lain, penolakan yang dialami pertama kali dalam kehidupan
seseorang biasanya berasal dari penolakan yang dilakukan orang tua terha-
dap anaknya sendiri. Penolakan itu bisa dilakukan secara aktif, misalnya
melalui tindakan yang kasar dan tidak baik, tetapi bisa juga timbul karena
orang tua tidak mampu memperlihatkan kasih sayang dan sikap yang mene-
rima keberadaan anaknya. Jika seorang wanita hamil menyimpan perasaan
yang kurang senang terhadap bayi yang ada di kandungannya, kemungkinan
anak itu akan lahir ke dunia dengan rasa tertolak, dan perasaan tertolak itu
akan tetap melekat padanya sekalipun ia sudah dewasa, bahkan dapat juga
dibawa sampai ke liang kubur.
Perceraian seringkali juga menjadi salah satu penyebab rasa tertolak itu.
Hal ini terlihat jelas dari firman Tuhan di dalam Yesaya 54:6:
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: „Eli, Eli, lama
sabakhtani?‰ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah alam semesta, Anak Allah berseru
kepada Bapa-Nya, tetapi tidak menerima jawaban. Demikian sempurnanya
Yesus menyerap seluruh kejahatan manusia ke dalam diri-Nya, sehingga
dalam kekudusanNya yang tidak mengenal kom promi itu dan Allah
terpaksa menolak Anak-Nya sendiri. Dengan demikian Yesus mengalami
penolakan dalam bentuknya yang paling mengerikan: penolakan seorang
ayah. Segera sesudah itu Yesus pun mati, namun bukan disebabkan oleh
luka-luka jasmani yang diderita-Nya, melainkan karena patah hati. Dengan
Pertukaran yang Ajaib 219
* Efesus 1:6, BIS: „Karena melalui Anak-Nya yang tercinta ia sangat rnengasihi kita.‰
220 Berkat atau Kutuk
Seluruh aspek dari pertukaran ajaib yang telah diuraikan di atas men-
cakup beberapa kebutuhan manusia yang paling mendasar dan paling
diperlukan dewasa ini, tetapi tentu saja belum seluruh aspek disebutkan
secara tuntas. Meskipun demikian, sesungguhnya tak ada satu pun kebu-
tuhan yang timbul karena dosa manusia yang tidak tercakup oleh prinsip
pertukaran ini: Hal yang tidak baik (buruk) menimpa Yesus, supaya
hal yang baik dapat dianugerahkan kepada kita. Setelah kita menerapkan
dengan benar prinsip ini dalam kehidupan kita, maka akan mengalirlah
segala sesuatu yang telah disediakan Allah untuk memenuhi setiap kebu-
tuhan kita.
Kini tiba saatnya Anda harus memegang prinsip ini juga untuk me-
menuhi suatu kebutuhan khusus dalam kehidupan Anda: kelepasan dari
kutuk. Paulus menggambarkan aspek yang berkaitan dengan hal ini dalam
Galatia 3:13-14:
„Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: „Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!
„Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh
yang telah dijanjikan itu.
AYAT HAFALAN
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:19
TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus aku menerima semua yang sudah Kau lakukan di kayu salib.
Aku percaya bahwa semua kebutuhanku sudah tersedia di dalam-Mu.
18
a! nya ada satu dasar · dan cukup satu dasar itu saja · yang me-
I mungkinkan manusia untuk menerima seluruh kemurahan yang
telah disediakan Allah. Dasar itu adalah pertukaran ajaib yang terjadi pada
kayu salib. Di pasal terdahulu telah dijabarkan delapan aspek utama dan
pertukaran yang luar biasa itu:
224
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 225
1
Matius 9:21-22; 14:36; Markus 5:23, 28, 34; 6:56; 10:52; Lukas 8:48; Kisah 4:9; 14:9: Yakobus
5:15.
2
Lukas 8:36.
3
Lukas 8:50.
4
Yohanes 11:12.
226 Berkat atau Kutuk
dan tubuh · dan semua itu baru akan sempurna setelah terjadi kebangkitan
tubuh jasmani kita pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali.
Tetapi tak ada orang yang dapat secara sekaligus menerima semua perse-
diaan keselamatan itu. Cara yang wajar untuk menerima semua persediaan
itu adalah dengan mengalami kemajuan secara bertahap, yaitu dengan
beralih dari satu persediaan ke persediaan
Memang, banyak juga yang berikutnya. Memang, banyak juga
orang Kristen yang orang Kristen yang sesudah menerima
sesudah menerima
pengampunan dosa tidak mengalami
pengampunan dosa tidak
mengalami kemajuan kemajuan lainnya lagi. Mereka tidak
lainnya lagi. menyadari bahwa sebenarnya masih ba-
nyak lagi persediaan yang berhak mereka
terima secara cuma-cuma.
Segala persediaan itu akan diberikan kepada manusia berdasarkan urut-
an tertentu yang ditetapkan oleh Tuhan, karena Dialah yang berdaulat dan
ia tidak akan memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama. Pada
umumnya, persediaan keselamatan itu mula-mula diberikan kepada sese-
orang dalam bentuk pengampunan dosa, tetapi tidak selalu demikian.
Dalam pelayanan Yesus di bumi orang-orang seringkali menerima kesem-
buhan jasmani terlebih dahulu, dan baru sesudah itu pengampunan atas
dosa-dosa mereka.
Hal itu masih dapat terjadi juga dewasa ini. Pada tahun 1968 Ruth, istri
saya sendiri menderita sakit selama berminggu-minggu. (Waktu itu ia belum
menikah dan masih menganut agama Yahudi secara sungguh-sungguh.) Ia
terbaring di tempat tidurnya di dalam kamar, dan dengan tiba-tiba menda-
pat suatu penglihatan: Yesus sendiri menampakkan diri kepadanya dan
seketika itu juga Ruth mengalami kesembuhan total. Namun baru dua
tahun sesudah itu ia mulai menyadari bahwa sesungguhnya ia juga memer-
lukan pengampunan atas dosa-dosanya. Dan baru pada saat itulah ia
mengalami kelahiran baru.
Apabila kita datang kepada Tuhan dengan dasar pengorbanan Kristus
untuk kita semua, kita harus peka dalam mengikuti apa yang dikatakan oleh
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 227
Roh Kudus. Kita tidak dapat memaksa Tuhan melakukan sesuatu berda-
sarkan urutan yang kita kehendaki. Kita harus membiarkan Tuhan bekerja
dalam diri kita, sesuai dengan urutan yang dikehendaki-Nya. Misalnya, ada
orang yang menghendaki agar masalah keuangannya dibereskan terlebih
dahulu, tetapi menurut Tuhan yang lebih penting dan lebih harus didahu-
lukan oleh orang itu adalah kekudusannya. Jika orang itu bersikeras untuk
menuntut agar diberi kekayaan lebih dahulu dan bukan kekudusan, bisa
saja kedua-duanya pun tidak jadi diberikan oleh Tuhan!
Begitu juga, mungkin ada orang yang menginginkan penya kitnya
disembuhkan, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya akar penyakitnya itu
adalah masalah yang ada di dalam hatinya, seperti rasa tertolak, kesedihan
atau rasa kurang aman. Menanggapi masalah itu Tuhan tentu akan terlebih
dahulu memberikan kesembuhan batin yang diperlukan. Tetapi jika orang
yang bersangkutan tidak mau membuka diri untuk hal itu, dan terus-me-
nerus hanya berdoa agar penyakitnya disembuhkan, pada akhirnya ia mung-
kin bahkan tidak mengalami kesembuhan sama sekali, baik secara batin
maupun jasmani.
Kadang-kadang Tuhan ingin mengungkapkan kepada kita suatu persedia-
an keselamatan tertentu yang sebetulnya merupakan kebutuhan kita yang
lebih mendesak, meskipun kita sendiri tidak menyadarinya. Keadaan ini
terutama berlaku dalam hal kelepasan dari kutuk. Kutuk yang menimpa
kehidupan seseorang seringkali menjadi rintangan yang tidak terlihat dan
tidak terduga yang menghalanginya untuk menerima berbagai persediaan
keselamatan lainnya. Lazimnya, rintangan itu harus disingkirkan dahulu,
agar kebutuhan-kebutuhan yang lain dapat dipenuhi sesudah itu.
Persediaan keselamatan yang selanjutnya akan kita soroti adalah: per-
tukaran dari kutuk menjadi berkat. Dalam hal ini pilihan yang kita hadapi
sekarang persis sama dengan yang dihadapkan Nabi Musa kepada bani
Israel ketika mereka akan memasuki negeri Kanaan: „Aku memanggil langit
dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuper-
hadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan,
supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu‰ (Ulangan
228 Berkat atau Kutuk
30:19). Pilihan yang dihadapkan itu demikian seriusnya, dan demikian luas
jangkauan akibatnya, sehingga Musa perlu memanggil langit dan bumi
menjadi saksi atas tanggapan yang diberikan bangsa Israel.
Pilihan-pilihan yang dihadapkan cukup jelas: kehidupan dan berkat, di
satu sisi; kematian dan kutuk, di sisi lainnya. Tuhan meminta agar bani
Israel memilih sendiri apa yang mereka kehendaki. Ia tentu menganjurkan
agar mereka memilih yang baik, yaitu kehidupan dan berkat. Tetapi Tuhan
tidak mau memilihkan untuk mereka. Ia juga mengingatkan bahwa pilihan
mereka akan mempengaruhi bukan saja kehidupan mereka sendiri, tetapi
juga nasib anak cucu mereka di kemudian hari. Seperti telah saya kemukakan
sebelumnya, memang hal itulah yang menjadi suatu ciri khas dari berkat
dan kutuk: berkat dan kutuk akan berkesinambungan sampai generasi-
generasi yang berikutnya.
Nasib bani Israel ditentukan oleh pilihan yang mereka buat pada waktu
itu. Demikian juga halnya dengan kita dewasa ini. Tuhan menghadapkan
kepada kita kedua pilihan yang sama:
Dan seperti halnya bani
kehidupan dan berkat atau kematian dan
Israel, nasib kita pun akan
kutuk. Ia juga menyuruh kita memilih
ditentukan oleh pilihan kita
sendiri. sendiri hal yang kita kehendaki. Dan
seperti halnya bani Israel, nasib kita pun
akan ditentukan oleh pilihan kita sendiri.
Dan pilihan tersebut juga akan mempengaruhi nasib anak cucu kita di
kemudian hari.
Saya teringat ketika saya untuk pertama kalinya membaca kata-kata Nabi
Musa itu. Ketika saya menyadari bahwa Tuhan mengharapkan suatu tang-
gapan dari diri saya, saya menjadi gentar. Bayangkan saja! Tuhan sendiri
menunggu saya menen tukan pilihan! Saya tidak mungkin mengelak.
Sesungguhnya apabila saya menolak untuk memilih, hal itu sama saja
dengan mengambil pilihan yang salah.
Saya berterima kasih kepada Tuhan karena Ia memberi saya kasih
karunia untuk memilih yang benar. Sejak saya menentukan pilihan itu, di
sepanjang tahun-tahun berikutnya belum pernah sekali pun saya menyesali
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 229
pilihan yang saya buat itu. Tak lama kemudian Tuhan pun menunjukkan
kepada saya, segala akibat yang timbul dari pilihan saya itu. Sesungguhnya
dengan menentukan pilihan tersebut, saya seakan-akan telah melalui sebuah
pintu gerbang, dan mulai menapaki suatu kehidupan yang harus terus-
menerus dijalani dengan iman dan ketaatan, dan tidak mungkin lagi bagi
saya untuk kembali lagi ke kehidupan yang lama.
Semua orang yang ingin meninggalkan „wilayah‰ kutuk dan memasuki
„wilayah‰ berkat juga harus melalui pintu gerbang yang sama. Pertama,
mereka harus menyadari dengan jelas pilihan yang dihadapkan Tuhan
kepada mereka. Selanjutnya mereka harus memberikan suatu tanggapan
yang jelas namun positif: „Tuhan, atas dasar Firman-Mu, aku menanggapi
pilihan yang Kau sediakan. Aku dengan tegas menolak kematian dan kutuk,
aku menghendaki kehidupan dan berkat.‰
Setelah kita menentukan pilihan itu, maka kita dapat mulai mengajukan
klaim dan meminta kelepasan dari kutuk apa pun yang mengikat kehidupan
kita. Langkah-langkah apakah yang harus kita ambil untuk itu? Sebenarnya
tidak ada pedoman baku yang berlaku untuk semua orang secara sama rata.
Tetapi berdasarkan pengalaman saya dalam membawa banyak orang ke
tahap pelepasan ini saya mendapati bahwa seluruhnya ada tujuh tahapan,
yang sebaiknya dilalui satu persatu sebelum seseorang dilepaskan dari kutuk
yang mengikatnya.
Mungkin Anda melihat masalah ini hanya dari kaca mata seorang
hamba Tuhan yang rindu untuk menolong dan menasihati orang lain.
Tetapi untuk dapat menerima faedah yang sepenuhnya dari petunjuk-petun-
juk di bawah ini, saya menganjurkan supaya Anda mencoba menempatkan
diri Anda sendiri sebagai orang yang memerlukan kelepasan tersebut.
Jangan-jangan ternyata Anda sendiri pun memerlukan kelepasan!
Tuhan Yesus Kristus, aku percaya bahwa Engkaulah Anak Allah dan jalan
satu-satunya yang menuju kepada Allah; dan bahwa Engkau telah mati di
kayu salib untuk dosa-dosa yang kulakukan, namun kemudian bangkit
kembali dari antara orang mati.
Kutuk yang menimpa kehidupan Anda bisa saja disebabkan oleh hal-hal
yang berada di luar kekuasaan Anda, bahkan mungkin juga berasal dari hal-
hal yang terjadi semasa hidup nenek moyang Anda. Namun bagaimana pun
juga, akar penyebab dari semua masalah Anda yang sebenarnya terletak pada
diri Anda sendiri, dan hal itu tercakup semua dalam kata avon (kejahatan),
yaitu sikap Anda yang memberontak terhadap Tuhan dan dosa-dosa yang
telah Anda lakukan sebagai akibatnya. Oleh karena itulah Anda harus
berani menerima tanggungjawab atas perbuatan Anda sendiri itu.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 231
Sekarang aku tidak akan memberontak dan berdosa lagi terhadap-Mu, dan
aku berserah kepada-Mu karena sesungguhnya Engkaulah Tuhanku.
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan‰ (I
Yohanes 1:9). Allah itu setia, maka Ia pasti akan mengampuni dosa kita
karena hal itu telah dijanjikan-Nya, dan Allah pasti menepati janji-Nya. Ia
juga adil, karena denda yang seharusnya dibayar atas dosa-dosa kita pun
telah dilunasi oleh Yesus.
Sampai di sini, mungkin Tuhan telah menunjukkan bahwa ada dosa-dosa
tertentu dalam kehidupan Anda yang menyebabkan Anda terkena kutuk.
Bila demikian, akuilah dosa-dosa tersebut di hadapan Tuhan sekarang juga.
Kutuk yang menimpa Anda dapat juga disebabkan oleh dosa-dosa yang
dilakukan para leluhur Anda (terutama yang berupa penyembahan berhala
atau kegiatan okultisme/mistik). Anda sendiri mungkin tidak bersalah
dalam hal ini, tetapi Anda terkena akibatnya. Jika demikian halnya, minta-
lah Tuhan untuk melepaskan Anda dari segala akibat itu.
Berikut ini adalah suatu doa yang sesuai untuk hal itu:
„Dan Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada
barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang
di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.‰
Prinsip ini terdapat dalam seluruh Perjanjian Baru. Jika ingin mendapat
pengampunan dari Tuhan, kita harus mau mengampuni orang lain juga.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 233
Sebelum Anda mulai berdoa untuk kelepasan, ada satu bidang tertentu yang
harus dibereskan terlebih dahulu: segala hubungan Anda dengan okultisme/
mistik atau kuasa gelap. Ada begitu banyak hal dan kegiatan yang tercakup
dalam bidang ini. Mungkin Anda perlu memeriksa sekali lagi halaman 78-
82 di pasal 6, yang mencantumkan beberapa bentuk kegiatan okultisme/
mistik. Jika ada hal-hal yang meragukan yang tidak disebutkan dalam daftar
itu, mintalah agar Tuhan sendiri membukakan pikiran Anda.
Sekiranya Anda pernah melakukan kegiatan okultisme/mistik berarti
Anda telah menyeberangi suatu garis tapal batas yang tidak kelihatan dan
masuk ke dalam wilayah kekuasaan Iblis. Baik Anda sadari atau pun tidak,
semenjak waktu itu Iblis menganggap Anda sebagai anak buahnya. Ia
beranggapan bahwa secara hukum ia berhak atas kehidupan Anda. Adapun
Kerajaan Allah dan kerajaan Iblis itu saling bermusuhan. Dengan demikian
Anda tak akan dapat menikmati sepenuhnya hak-hak dan faedah yang
dimiliki seorang warga Kerajaan Allah, sebelum Anda secara tuntas memu-
tuskan untuk selama-lamanya segala hubungan dengan Iblis dan membatal-
kan sama sekali hak-hak Iblis atas kehidupan Anda.
Di dalam II Korintus 6:14-15 Paulus menekankan betapa pentingnya
dilakukan pemutusan hubungan sama sekali dengan kerajaan Iblis itu:
„Bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang
terdapat antara Kristus dan Belial [maksudnya, Iblis]?‰ Di dalam ayat 17 ia
menyimpulkan penjelasannya dengan suatu perintah yang datang langsung
dari Tuhan sendiri:
Sebab itu:
Keluarlah kamu dari antara mereka,
dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 235
Jika Anda sudah menempuh kelima langkah yang terdahulu, itu berarti
Anda sekarang sudah siap untuk mengucapkan doa yang akan melepaskan
segala kutuk yang mengikat kehidupan Anda. Tetapi hendaknya diingat,
hanya ada satu dasar bagi Tuhan ketika Ia menawarkan belas kasihan-Nya
kepada Anda, yaitu: pertukaran ajaib yang terjadi ketika Yesus mati di kayu
236 Berkat atau Kutuk
salib. Yang termasuk dalam pertukaran itu adalah persediaan Tuhan supaya
kita dapat terlepas dari segala macam kutuk. Dengan mati tergantung pada
kayu salib, Yesus telah menjadi suatu kutuk demi segala kutuk yang
mengikat Anda itu, supaya Anda dapat dilepaskan dari kutuk-kutuk itu dan
menerima berkat Tuhan sebagai gantinya.
Oleh karena itu Anda perlu menda-
Anda tidak dituntut untuk sarkan iman Anda hanya pada apa yang
melakukan sesuatu untuk telah diperoleh Yesus bagi Anda melalui
“membeli” kelepasan pengorbanan-Nya di kayu salib itu. Anda
Anda.
tidak dituntut untuk melakukan sesuatu
untuk „membeli‰ kelepasan Anda. Anda
tidak perlu menjadi „layak‰ dahulu. Jika Anda masih juga mempunyai
pikiran seperti itu pada waktu Anda datang kepada Tuhan, maka Anda
sebenarnya belum mempunyai dasar iman yang kuat. Tuhan hanya
menanggapi kita atas dasar apa yang telah dilakukan Yesus bagi kita, bukan
atas dasar kebaikan atau kebajikan yang Anda rasa Anda memilikinya.
Jika Anda berdoa dengan dasar iman semacam ini, maka doa Anda
seharusnya tidak berakhir dengan suatu permintaan, melainkan dengan
suatu keyakinan bahwa Anda telah benar-benar menerimanya. Dalam
Markus 11:24 Yesus menegaskan prinsip ini: „Karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan kepadamu.‰
Dalam doa semacam ini terdapat dua tahapan yang berbeda yang masing-
masing merupakan sebab dan akibat, yaitu: menerima dan memiliki.
Menerima adalah sebabnya, dan sebagai akibat nya Anda memiliki.
Menerima adalah sesuatu yang sudah terjadi, sedangkan memiliki akan
terjadi kemudian. Menerima terjadi pada waktu kita berdoa. Selanjutnya,
memiliki akan menyusul pada waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh
Tuhan. Dan prinsip yang ditekankan oleh Yesus adalah: jika kita tidak
menerima pada waktu kita berdoa, maka sebenarnya tidak ada jaminan
bahwa kita akan memilikinya.
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 237
Berikut ini adalah sebuah doa yang saya sarankan. Mungkin Anda perlu
membaca terlebih dahulu kata-kata doa ini, kemudian juga petunjuk-
petunjuk yang diberikan selanjutnya.
Tuhan Yesus, aku percaya bahwa di kayu salib Engkau telah menanggung
segala kutuk yang mungkin mengikat diriku selama ini. Karena itu kuminta
Engkau untuk melepaskan diriku dari segala kutuk yang mengikat
kehidupanku, di dalam nama-Mu, ya Tuhan Yesus Kristus!
Dengan iman aku menerima kelepasanku sekarang, dan kuucapkan terima
kasih atas kelepasan tersebut.
Tuhan Yesus Kristus, aku percaya bahwa Engkaulah Anak Allah dan jalan
satu-satunya yang menuju kepada Allah; dan bahwa Engkau telah mati di
kayu salib untuk dosa-dosa yang kulakukan, namun kemudian bangkit
kembali dari antara orang mati.
Sekarang aku tidak akan memberontak dan berdosa lagi terhadap-Mu, dan
aku berserah kepada-Mu karena sesungguhnya Engkaulah Tuhanku.
Kumengaku semua dosaku di hadapan-Mu dan kumohon pengampunan-
Mu, terutama atas dosa-dosa yang menyebabkan diriku terkena oleh kutuk.
238 Berkat atau Kutuk
Sekarang jangan langsung berhenti setelah hanya sekali atau dua kali
mengatakan „Terima kasih‰. Pikiran Anda sebe narnya belum dapat
mencerna apa yang baru saja Anda doakan supaya dilakukan oleh Tuhan
itu. Oleh karena itu tetaplah mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hati
Anda! Mungkin inilah saatnya untuk melepaskan dan membuang segala
sakit hati atau tekanan jiwa atau kekangan yang telah menumpuk dalam diri
Anda selama bertahun-tahun. Jika terjadi sesuatu dalam diri Anda, yang
dapat diumpamakan seperti sebuah bendungan air yang bobol, janganlah
menahan air mata yang mungkin akan berderai pada waktu ini.
Janganlah menahan diri hanya karena malu atau „gengsi‰! Tuhan sejak
dahulu sudah mengetahui segala sesuatu yang terpendam dalam hati Anda
selama ini, dan Tuhan sedikit pun tidak merasa malu atau „gengsi‰ dengan
hal-hal itu. Jadi, mengapa Anda harus merasa malu atau „gengsi‰?
Katakanlah kepada Tuhan betapa Anda mengasihi Dia. Semakin Anda
menyatakan dan mengungkapkan kasih Anda itu, Anda akan semakin
merasakan bahwa kasih itu sungguh nyata.
Tetapi perlu diingat juga, bahwa tidak semua orang akan mempunyai
reaksi yang sama dalam mengalami kelepasan ini. Pengalaman kelepasan
Tujuh Langkah untuk Mendapat Kelepasan 239
tidak ditentukan oleh adanya reaksi tertentu. Iman dapat dinyatakan atau
diungkapkan melalui begitu banyak cara. Yang penting, Anda harus bersikap
apa adanya di hadapan Tuhan. Bukalah diri Anda bagi kasih Tuhan, seperti
sekuntum bunga yang membuka setiap kelopaknya untuk menerima
pancaran sinar matahari.
AYAT HAFALAN
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.
Yohanes 8:36
TANGGAPAN IMAN
Tuhan Yesus, aku akan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang sudah Kau
perbuat bagiku. Aku tidak mau terikat lagi.
19
241
242 Berkat atau Kutuk
suara yang kedengaran. Hidup terlalu lama di bawah suatu kutuk, seringkali
membuat orang sulit untuk membayangkan bagaimana rasanya menikmati
berkat-berkat yang merupa kan kebalikan dari kutuk-kutuk tersebut.
Mintalah tepada Tuhan supaya warisan Anda yang baru ini benar-benar
menjadi nyata dan jelas bagi Anda. Anda mungkin harus sering mengulangi
kata-kata tadi, bahkan mengulanginya berkali-kali setiap hari, sampai Anda
sungguh meyakini bahwa semua itu benar-benar sudah menjadi milik Anda!
Sementara Anda mengulang-ulang kata-kata tersebut, berhentilah sejenak
dan ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan karena semua berkat itu telah
Anda warisi sekarang. Ingatlah bahwa pengucapan syukur merupakan
pernyataan iman yang paling murni dan paling sederhana. Jika Anda sudah
hidup begitu lama di bawah kegelapan kutuk yang mengganggu kehidupan
Anda, maka mungkin ada bidang-bidang tertentu dalam pikiran Anda yang
belum sepenuhnya terlepas dari kegelapan tersebut. Kata-kata positif yang
menggambarkan berkat-berkat itu jika diucapkan berulang-ulang dapat
diumpamakan seperti seberkas sinar matahari yang mulai menembus suatu
lembah yang gelap, dan kemudian menyebar terus ke seluruh lembah itu
hingga akhirnya seluruh lembah tersebut penuh bermandikan cahaya.
Peralihan dari daerah yang gelap menuju daerah yang bermandikan
cahaya itu dapat terjadi dengan berbagai cara. Tidak ada ketentuan yang
berlaku sama untuk semua orang. Beberapa orang dapat mengalami
kelepasan dengan begitu cepat dan langsung menikmati berkat-berkat yang
dijanjikan dalam Alkitab. Orang lain yang juga sama bersungguh-sung-
guhnya, mungkin masih harus menjalani pergumulan yang cukup lama dan
berat. Semakin dalam keterlibatan seseorang dalam dunia mistik/okultisme
di masa lalunya, biasanya semakin berat pula pergumulan yang harus
dilaluinya untuk dapat keluar dari kegelapan itu. Iblis terlanjur menganggap
orang itu sebagai mangsa yang berhak dikuasainya terus, dan ia bertekad
keras untuk terus mencengkeramnya. Dengan demikian orang yang bersang-
kutan harus memiliki tekad yang lebih keras lagi untuk menuntut haknya
atas kemerdekaan yang telah dibeli baginya melalui kematian Yesus.
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 243
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: „Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!‰
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh
yang telah dijanjikan itu.
Pertama, berkat itu bukan sesuatu yang samar-samar atau tidak pasti.
Berkat-berkat itu disebut secara spesifik, yaitu: berkat Abraham. Dalam
Kejadian 24:1 cakupan berkat Abraham tersebut dinyatakan dengan jelas
sekali: „Abraham... diberkati TUHAN dalam segala hal‰ Nyatanya, berkat
Tuhan mencakup setiap bidang kehidupan Abraham. Karena itu sekarang
juga Tuhan telah menyediakan berkat-berkat yang sama untuk setiap orang
yang memenuhi perayaratan-Nya.
Kedua, berkat itu hanya datang
...berkat itu hanya datang melalui Yesus Kristus. Berkat itu tidak
melalui Yesus Kristus. dapat dibeli dengan amal perbuatan kita
Berkat itu tidak dapat dibeli
sendiri. Berkat itu dibagikan hanya atas
dengan amal perbuatan
kita sendiri. dasar hubungan kita dengan Tuhan
melalui Yesus Kristus. Tak ada saluran
lain yang dapat mengalirkan berkat itu ke dalam kehidupan kita. Jika
hubungan dengan Kristus itu terputus atau terganggu oleh kekurang
percayaan atau ketidaktaatan kita, maka berkat itu akan berhenti mengalir.
Tetapi syukur kepada Tuhan, berkat itu akan mengalir kembali segera setelah
kita bertobat dengan sungguh-sungguh!
Ketiga, berkat itu selanjutnya dikatakan sebagai „Roh [Kudus] yang telah
dijanjikan itu‰. Mengenai hal ini Yesus berkata dalam Yohanes 16:13-15:
Dalam surat Ibrani 10:14, yang sudah dikutip dalam pasal 17, penu-
lisnya memakai dua bentuk waktu („tense‰) yang berbeda untuk menggam-
barkan dua sisi yang berlawanan dari pertukaran ajaib yang terjadi pada
kayu salib itu. Untuk menggambarkan hal yang telah dicapai oleh Yesus,
penulis surat tersebut memakai kalimat dalam bentuk „perfect tense‰:
„Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-
lamanya.‰ Jadi, apa yang telah dikerjakan
Jadi, apa yang telah oleh Yesus itu adalah sesuatu yang sudah
dikerjakan oleh Yesus itu tuntas secara mutlak dan kekal. Tidak ada
adalah sesuatu yang sudah yang perlu ditambahkan lagi dan tidak
tuntas secara mutlak dan ada yang dapat dikurangi darinya.
kekal. Tidak ada yang
Sebaliknya, untuk menggambarkan
perlu ditambahkan lagi dan
tidak ada yang dapat bekerjanya pengorbanan Yesus itu dalam
dikurangi darinya. kehidupan orang-orang yang meneri-
manya, penulis surat Ibrani tersebut
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 247
Menurut tata bahasa Ibrani yang dipakai dalam ayat ini terdapat
perbedaan „tense‰ yang persis sama dengan yang kita dapati dalam Ibrani
10:14. Dalam ayat 2 Tuhan memakai bentuk „sedang melakukan sesuatu‰
(present continuous tense): „negeri yang (sedang) Kuberikan‰ Tetapi dalam
ayat 3 Ia memakai bentuk „telah‰ (perfect tense): „(telah) Kuberikan kepada
kamu‰. Mulai dari ayat 3 dan seterusnya, masalah kepemilikan negeri
Kanaan dianggap sudah selesai: Tanah Kanaan kini sudah menjadi milik
Israel. Tetapi dari segi pengalaman yang nyata, sebenarnya belum terjadi
perubahan apa-apa. Penduduk pribumi Kanaan masih mendiami seluruh
negeri itu.
Tantangan yang dihadapi oleh Yosua dan bangsanya adalah: mereka
harus melangkah dari segi yuridis ke segi pengalaman nyata. Hal ini harus
dilakukan selangkah demi selangkah. Melalui setiap langkah maju yang
dicapai, hal yang tadinya bersifat yuridis mulai menjadi suatu kenyataan
bagi mereka.
Seandainya reaksi atau tanggapan bani Israel terhadap janji Tuhan pada
waktu itu sama seperti reaksi sebagian orang Kristen dewasa ini, sejarah
Israel mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Mungkin mereka
akan berdiri terus di tepi timur Sungai Yordan, sambil melipat tangan dan
memandang ke arah barat, serta berkata: „Seluruh negeri itu milik kita!‰
Tetapi orang-orang Kanaan akan menertawakan mereka. Karena mereka
tahu bahwa negeri itu masih tetap di dalam kekuasaan mereka.
Tetapi Yosua dan bani Israel waktu itu tidak demikian. Pertama-tama,
mereka menyeberangi Sungai Yordan melalui suatu mukjizat yang dilakukan
Tuhan ketika melihat ketaatan mereka terhadap perintah-Nya. Kemudian
mereka mengepung dan merebut kota Yerikho, lagi-lagi dengan suatu
mukjizat. Tetapi kemajuan yang selanjutnya mereka capai lebih banyak
ditentukan oleh pertempuran-pertempuran yang mereka lakukan, bukan
oleh mukjizat. Mereka masuk ke segala penjuru negeri Kanaan dan
berperang hingga lama sekali melawan berbagai suku bangsa yang tinggal di
negeri itu. Dan sesudah berperang dengan susah payah, tugas mereka untuk
menaklukkan negeri itu ternyata belum selesai juga. Lama sesudah itu Tuhan
250 Berkat atau Kutuk
berkata kepada Yosua: „Dari negeri ini masih amat banyak yang belum
diduduki‰ (Yosua 13:1).
Tantangan yang persis sama juga dihadapi oleh semua orang percaya yang
berada dalam Perjanjian Baru: kita harus bergerak dari hal-hal yang bersifat
yuridis ke suatu pengalaman yang nyata. Seperti bani Israel, kita juga harus
maju selangkah demi selangkah. Seperti bani Israel juga, kita akan menghadapi
berbagai kendala. Kemajuan kita akan terus ditentang oleh kekuatan-kekuatan
yang dipakai oleh Iblis, tetapi kita harus belajar untuk mengalahkan mereka
dengan senjata-senjata rohani yang telah disediakan Tuhan bagi kita. Pada
akhirnya, semua janji Kristus dalam Perjanjian Baru hanya akan dinikmati
oleh orang-orang yang „menang‰ (Lihat Wahyu 2 dan 3.) Hak untuk
memiliki warisan itu disimpulkan dalam Wahyu 21:7: „Barangsiapa
menang, ia akan memperoleh semuanya ini.‰
Untuk menguatkan dan menghibur kita lebih lanjut, Tuhan juga mema-
kai contoh mengenai Abraham, yang disebut sebagai „bapa dari kita semua‰.
Melalui Abraham Tuhan bukan saja, menentukan ukuran berkat yang
disiapkan-Nya bagi kita masing-masing, yaitu „dalam segala hal‰, Ia juga
telah menetapkan jalan yang menuju ke berkat tersebut. Kehidupan
Abraham sekaligus merupakan suatu contoh dan juga suatu tantangan yang
terdiri dari tiga bidang yang utama: ketaatannya yang bersifat segera [tanpa
pernah menunda-nunda waktu), keyakinannya yang bulat akan firman
Tuhan, dan kegigihannya yang pantang menyerah.
Di dalani Ibrani 11:8 penulisnya menekankan ketaatan Abraham yang
tidak pernah menunda-nunda waktu dan tidak pernah ragu-ragu: „Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tuju.‰
Abraham tidak bertanya-tanya dahulu mengapa ia harus pergi, atau
meminta penjelasan mengenai tempat yang akan ia tuju. Ia melakukan saja
apa yang diperintahkan Tuhan dengan segera, tanpa meragukan atau mem-
pertanyakan perintah-Nya. Ketaatan yang semacam itulah yang menandai
seluruh hidupnya: misalnya, ketika Tuhan menyuruh dia dan seluruh
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 251
dimaksudkan adalah Alkitab yang isinya kita ucapkan dengan mulut kita
dan kita utarakan dengan iman yang mantap.
Contoh terbesar mengenai pemakaian pedang ini diberikan oleh Tuhan
Yesus sendiri, ketika Ia mendemonstrasikan pemakaian pedang itu melawan
godaan Iblis di padang gurun. (Lihat Matius 4:1-11.) Ketika godaan yang
dilancarkan Iblis pada waktu itu mengandung kata Jika. Dengan perkataan
lain, tujuan Iblis adalah menggoyahkan keyakinan dan menimbulkan
keragu-raguan.
Dua godaan yang pertama dimulai dengan kalimat: „Jika Engkau Anak
Allah... „ Padahal tidak lama sebelumnya, ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes
di Sungai Yordan, Allah Bapa telah menyatakan di depan banyak orang:
„Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.‰ (Matius
3:17) Tetapi Iblis berusaha untuk membuat Yesus bimbang mengenai apa
yang dikatakan Bapa-Nya tentang diri-Nya.
Godaan yang ketiga juga mengandung kata „jika‰, tetapi bukan sekadar
godaan untuk menimbulkan keragu-raguan, melainkan untuk langsung
menjadi tidak taat. „Jika Engkau sujud menyembah aku ...‰ Di sini Iblis
menantang Yesus untuk melakukan dosa yang paling besar, yaitu melanggar
perintah Tuhan yang pertama.
Godaan-godaan Iblis terhadap kita, yang adalah para pengikut Yesus,
juga akan memiliki pola seperti itu. Pertama-tama, ia akan mencoba
menimbulkan keragu-raguan dalam hati kita mengenai apa yang telah
dikatakan Tuhan tentang diri kita; untuk menjadi ragu-ragu apakah benar
dosa-dosa kita sudah diampuni, apakah benar Tuhan mengasihi kita, apakah
benar kita telah diterima sebagai anak-anak Allah dan menjadi bagian dari
keluarga Allah, apakah benar kita sudah
terlepas dari kutuk dan sudah memasuki Yesus hanya memakai satu
„negeri‰ penuh berkat itu. Tetapi pada senjata saja untuk
akhirnya godaannya akan selalu berusaha mengalahkan Iblis, yaitu
untuk membuat kita tidak taat kepada rhema atau Firman Tuhan
yang diucapkan.
Tuhan.
254 Berkat atau Kutuk
Yesus hanya memakai satu senjata saja untuk mengalahkan Iblis, yaitu
rhema atau Firman Tuhan yang diucapkan. Ia menangkis setiap godaan
Iblis dengan kata-kata yang sama: „Ada tertulis.‰ Setiap kali Ia memberikan
suatu kutipan langsung dari Alkitab Perjanjian Lama. Iblis tidak dapat
bertahan bila dihadapi dengan Firman Tuhan yang langsung dikutip di
hadapannya. Mau tidak mau, ia mundur dan kalah.
Dalam semua hal ini Yesus merupakan contoh kita yang paling
sempurna. Ia tidak bersandar kepada hikmat manusia atau alasan-alasan-
Nya sendiri. Ia memakai senjata yang sama dengan yang diberikan Tuhan
kepada kita: Firman Tuhan. Keselamatan kita sesungguhnya bergantung
kepada bagaimana kita meniru teladan Yesus. Tentu akan bodoh sekali bila
kita bersandar kepada pengetahuan, kekuatan atau kebenaran kita sendiri.
Iblis mengetahui seribu kali lebih banyak dan seribukali lebih kuat dari kita.
Ia dapat menunjukkan seribu kelemahan yang ada dalam kebenaran atau
kekudusan kita. Tetapi ada satu senjata yang tidak sanggup dilawannya:
Firman Tuhan yang diucapkan dengan iman.
Demikianlah jalan yang dapat ditempuh untuk keluar dari „wilayah‰
yang diliputi kegelapan karena penuh dengan kutuk dan memasuki
„wilayah‰ yang bermandikan cahaya berkat Tuhan. Syarat yang pertama
adalah iman yang tidak goyah dan tetap gigih, yang didasarkan atas
pertukaran ajaib pada kayu salib itu. Iman yang semacam ini bersikap
bahwa apa yang dijanjikan oleh Tuhan itu akan pasti terjadi sejak saat janji
itu diterima. Kita tidak menunggu sampai ada pembuktian dari panca
indera kita. Dengan ketaatan yang bersifat segera serta tidak ragu-ragu dan
dengan kegigihan yang pantang menyerah, kita akan berjalan terus dari hak
kita secara yuridis dalam Kristus sampai benar-benar mengalami semua janji
itu secara nyata. Kita akan menghadapi segala serangan Iblis dengan
„pedang Roh‰, yaitu Firman Allah yang diucapkan.
Keluar dari Kegelapan · Masuk Terangnya yang Ajaib 255
AYAT HAFALAN
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke
dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.
Kolose 1:13
TANGGAPAN IMAN
Bapa, aku berterima kasih kepada-mu dan aku memuji-Mu karena Engkau
telah melayakkan aku untuk menerima bagian yang ditentukkan untuk
orang-orang kudus. (Bacalah Kolose 1:12)
20
256
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 257
Dalam Lukas 16:16 Ia menekankan hal yang sama: „Hukum Taurat dan
kitab para nabi yang berlaku kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut me-
masukinya.‰
Jelaslah bahwa janji untuk mendapatkan kerajaan Allah tidak ditujukan
kepada orang-orang yang hanya ingin santai atau yang lebih banyak
berbicara saja mengenai perkara agama. Untuk meraih janji Tuhan
diperlukan usaha yang sungguh-sungguh, suatu sikap yang pantang mundur
menghadapi segala macam kesulitan atau perkara yang mengecewakan.
Dalam Kisah 14:22 Paulus dan Barnabas memberikan peringatan yang
sama kepada sekelompok petobat baru dan mengatakan „bahwa untuk
masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara‰.
Apabila ada suatu jalan yang di dalamnya sama sekali tidak terdapat
kesusahan, sudah pasti itu bukan jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Jika kita telah memahami benar prinsip ini maka segala macam
kesusahan yang ada tidak akan mengurungkan niat kita.
Otto Aguiar adalah contoh orang yang
benar-benar harus berjuang keras untuk Otto Aguiar adalah contoh
orang yang benar-benar
dapat masuk dalam Kerajaan Allah dan
harus berjuang keras untuk
menerima berkat-berkat. Otto adalah dapat masuk dalam
seorang warga negara Brasil yang dila- Kerajaan Allah dan
hirkan dengan banyak sekali kutuk dalam menerima berkat-berkat.
kehidupannya, yang diakibatkan oleh
dosa nenek moyangnya selama beberapa generasi. Selanjutnya kutuk atas
hidupnya itu makin bertambah besar karena dosa-dosa yang dilakukannya
sendiri. Tetapi, akhirnya ia berhasil meninggalkan „negeri‰ terkutuk yang
gelap itu dan masuk ke dalam „negeri perjanjian‰ yang terang benderang
bermandikam curahan berkat Allah. Di „negeri‰ itulah Otto kini berada dan
menikmati kehidupannya.
258 Berkat atau Kutuk
Sebelas bulan kemudian saya bukan saja sudah menikah, namun kami
juga sudah mempunyai seorang bayi. Lagi-lagi saya merasa tidak kuat untuk
menghadapi kehidupan ini. Namun. sekarang saya tidak dapat lagi menyem-
bunyikan kepala di balik kedua lengan seperti yang biasa saya lakukan ketika
saya masih kecil. Saya hanya dapat melamun dan memandang terus ke
langit-langit kamar dalam keadaan „trance‰ (kesurupan). ... Saya masih
bekerja sebagai peragawan, sebab semua pekerjaan lain yang saya coba
lakukan selalu gagal ... maka akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke kota
Fort Lauderdale di Florida, dengan membawa istri dan anak lelaki saya.
Pekerjaan saya yang pertama di Fort Lauderdale adalah sebagai pegawai
part time di sebuah toko busana pria di daerah Las Olas Boulevard yang
bergengsi. Namun saya selalu dicekam oleh rasa takut. Saya kurang pandai
berbicara bahasa Inggris (untuk dapat memperoleh pekerjaan yang lebih
baik), sehingga terpaksa mencari uang dengan bekerja sebagai tukang gali
selokan, membersihkan kamar mandi, w.c., dan mencuci mobil orang. Saya
juga tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan membaca majalah cabul,
dan benar-benar merasa sedih dan murung. Saya tidak dapat menyesuaikan
diri dengan kebudayaan orang Amerika, dan orang yang mempekerjakan
saya sering menipu saya atau bahkan tidak membayar gaji saya sama sekali!
Pada suatu hari kami diundang untuk menghadiri kebaktian di Good
News Church (Gereja Kabar Baik). Di situ Ellen berlutut dan menerima
Tuhan. Sebenarnya ia tidak mengerti apa-apa, tetapi hanya merasa ketakutan
dan sekujur badannya gemetar! Minggu berikutnya saya juga maju ke depan
untuk menerima keselamatan, tetapi tampaknya tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu saya makin sering mengalami „trance‰ (kesurupan). Saya tidak
dapat bertahan lebih lama dari seminggu dalam pekerjaan apa pun yang saya
lakukan. Rasa depresi saya makin menjadi-jadi. Ellen dan saya tidak henti-
hentinya bertengkar, karena kami tidak mempunyai uang.
Ellen juga pernah terlibat dengan okultisme, dan ia menyadari bahwa ia
memerlukan pelepasan. Kelepasan itu akhirnya ia peroleh setelah menyang-
kali dan memutuskan segala hubungannya dengan kuasa gelap di masa lalu.
Saya tidak percaya bahwa saya juga perlu dilepaskan dari roh jahat. Saya juga
tidak percaya bahwa Tuhan ingin memberkati saya seperti Dia memberkati
orang-orang lain.
Di masa itu saya sudah menerima segala macam pekerjaan kasar dengan
bayaran rendah yang tidak mungkin akan dilakukan oleh seorang anak
jenderal! Banyak orang suka mengatakan kepada saya: „Mengapa kamu tidak
memanfaatkan bakat senimu?‰ Tetapi saya selalu takut untuk mencobanya,
karena segala sesuatu yang baik tampaknya begitu jauh dari jangkauan saya.
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 261
rekan sekerja dan langganan-langganan saya di toko mulai ikut ke gereja juga
untuk mengetahui apa yang telah terjadi dengan diri saya!
Namun, setelah beberapa waktu sukacita saya menyurut lagi. Begitu juga
pekerjaan saya, keuangan saya, perhatian saya pada ayah yang sakit-sakitan ...
Saya masih saja dalam keadaan pasif dan frustrasi. Saya merasakan suatu
keinginan untuk mulai melukis lagi, tetapi saya begitu takut. Saya takut akan
gagal lagi. Akhirnya saya mencobanya sekali lagi, tetapi hasil lukisan saya
begitu jelek, sehingga orang mengira itu adalah lukisan anak saya yang baru
berumur 8 tahun! Tetapi Tuhan mulai membangkitkan ide-ide dalam pikiran
saya. Saya mulai mencipta dalam pikiran saya. ...
Saya memutuskan untuk berpuasa selama 40 hari. Saya merasa bahwa
Tuhan menghendaki saya berhenti bekerja di toko busana itu, tetapi saya
ingin memastikan apakah itu benar-benar kehendak Tuhan. Saya bertekad
untuk pantang makan terus sampai Tuhan berbicara kepada saya. Setelah 40
hari berpuasa saya belum juga mendengar suara Tuhan. Maka sepanjang
musim panas itu saya berpuasa selama dua minggu, dan dalam dua minggu
berikutnya saya makan, dan begitu seterusnya hingga musim panas itu
berakhir. Itu adalah musim panas yang paling
Istri dan anak-anak saya berat yang pernah saya alami. Demikian be-
ratnya, sehingga memaksa saya untuk berseru
menumpangkan tangan
kepada Tuhan meminta belas kasihan-Nya.
pada saya dan berdoa
Saya mulai memohon kepada Tuhan agar Ia
agar Tuhan melakukan sudi untuk berbicara kepada saya. Saya benar-
suatu mukjizat dalam benar ingin mengetahui kehendak-Nya. Istri
kehidupan saya. dan anak-anak saya menumpangkan tangan
pada saya dan berdoa agar Tuhan melakukan
suatu mukjizat dalam kehidupan saya.
Lalu pada suatu hari seorang rekan seniman memberi saya selembar kain
kanvas yang telah dipasangkan pada bingkai kayu. Pada suatu hari Minggu
saya menyuruh keluarga saya pergi ke gereja dan saya tinggal di rumah untuk
memulai lukisan saya yang pertama.
Dua hari kemudian ketika saya sedang duduk di dalam toko busana itu,
Tuhan berbicara kepada saya: Otto, apakah engkau percaya bahwa Aku
benar-benar ingin memberkatimu?
Saya menjawab: „Ya,Tuhan.‰
Kalau begitu, mengapa engkau masih tinggal di toko ini? Engkau ada di
sini karena engkau tidak mau diberkati. Itu adalah pilihanmu sendiri.
Sebenarnya engkau belum pernah mempercayai Aku untuk sepenuhnya
menguasai hidupmu.
Saya pun menjawab: „Ambillah hidupku! Kehidupanku ini milik-Mu.‰
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 263
Sekarang saya mempunyai tiga anak yang sehat-sehat, rumah tangga saya
bahagia dan saya mempunyai sahabat-sahabat yang baik. Saya merasa diri
saya benar-benar diberkati. Saya melihat Iblis benar-benar dikalahkan dalam
kehidupan saya, dan Tuhan telah memberikan kepada saya suatu kesaksian
yang menguatkan banyak orang Kristen dan membuat orang-orang yang
belum diselamatkan terheran-heran.
Kisah Otto tadi mengandung begitu banyak hal yang biasa dialami oleh
orang-orang yang kehidupannya dibayangi suatu kutuk. Kisah nyata ini da-
pat memberi dorongan semangat bagi orang-orang lain yang ingin meno-
long saudara-saudara mereka yang menghadapi masalah serupa. Berikut ini
adalah beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari pengalaman di
atas.
Akar penyebab dari kutuk-kutuk yang mengikat kehidupan Otto adalah
keterlibatan nenek moyangnya dalam spiritisme (praktek pemanggilan
arwah) selama beberapa generasi. Saya telah belajar dari pengalaman bahwa
kutuk-kutuk, pasti akan datang sebagai akibat dari kegiatan seperti itu, sama
pastinya dengan siang yang akan selalu diikuti oleh malam.
Kutuk-kutuk bukan hanya menimpa Otto sendiri. Hampir semua kakak
adiknya, baik yang lelaki maupun yang perempuan, masing-masing juga
terkena kutuk tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Ia menceritakan
bahwa dua di antara saudaranya tinggal cukup lama di rumah sakit jiwa.
Diagnosa yang tepat dari keadaan yang dihadapi Otto, merupakan salah
satu langkah pertama dari kelepasannya. Setelah ia mengerti dengan jelas
bahwa kehidupannya berada di bawah suatu kutuk, timbullah motivasinya
yang kuat untuk mengusahakan kelepasan yang telah dibeli Yesus baginya
melalui pertukaran ajaib di kayu salib itu.
Tetapi seperti yang terjadi pada umumnya. Otto telah hidup begitu lama
di bawah kutuk, sehingga ia tidak dapat membayangkan bahwa berkat
Tuhan dapat menjadi suatu kenyataan dalam hidupnya seandainya tidak
ditolong oleh orang lain, mungkin ia tidak akan pernah dapat memasuki
„wilayah‰ berkat itu. Ia terlalu minder dan selalu menyendiri. Ia tidak
memiliki „semangat baja‰ yang diperlukan untuk berebut masuk lebih jauh
Berjuang Keras untuk Mendapatkan Kelepasan 265
ke dalam Kerajaan Allah, Tetapi karena doa syafaat yang rajin dilakukan
oleh istri dan anak-anaknya, dan juga oleh orang-orang lain, sedikit demi
sedikit ia mulai terlepas dari rasa takut itu dan imannya pun mulai bangkit,
yang akhirnya memungkinkan dia untuk keluar dari „wilayah‰ kutuk dan
memasuki „Wilayah‰ berkat Tuhan.
Kiranya pengalaman ini memberi dorongan kepada orang-orang Kristen
lain yang prihatin dengan keadaan anggota keluarga atau teman-teman
mereka yang berada di bawah suatu kutuk. Doa syafaat yang dipanjatkan
dengan penuh kesabaran dan ketekunan, yang didorong oleh motivasi
kasih, dapat melepaskan orang-orang yang tidak memiliki sendiri iman yang
kuat.
Barangkali ada orang tua yang membaca buku ini, yang menyadari
dengan penuh kesedihan bahwa dosa-dosa mereka karena berhubungan
dengan kuasa gelap itulah yang menyebabkan kutuk atas anak-anak mereka,
sehingga anak-anak itu menjadi tawanan Iblis. Bagi orang tua yang demi-
kian, yang bertobat dan mencari Tuhan dengan segenap hatinya, Tuhan
memberikan suatu janji khusus di dalam Yesaya 49:24-25:
AYAT HAFALAN
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai
engkau, ke manapun engkau pergi.‰
Yosua 1:9
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku akan terus berusaha merebut hadiah yang sudah Kau sediakan
bagiku sama seperti Engkau sudah merebut aku dan menjadikanku milik-
Mu (Bacalah Filipi 3:12)
21
267
268 Berkat atau Kutuk
Sebaliknya, iman yang terdapat dalam hati dapat timbul hanya karena
pekerjaan Roh Kudus, dan mampu menghasilkan kata-kata yang penuh
dengan kuasa yang diperlukan untuk memperoleh hal yang disebutkan
dalam pengakuan itu. Apa yang telah dijanjikan Tuhan untuk orang yang
percaya dengan hatinya tidak mungkin diraih oleh orang yang hanya per-
caya dengan pikirannya.
Pada saat menanamkan iman di hati manusia, Roh Kudus bersikap
waspada sekali dalam menjaga kedaulatan-Nya sendiri. Roh Kudus menolak
apa pun juga yang berbau ilmu tenung/sihir atau perdukunan. Tak ada yang
dapat memanipulasi Tuhan atau menakut-nakuti atau pun memaksa-Nya
untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Berke-
naan dengan iman yang semacam itu Paulus memberitahu kita dalam
Efesus 2:8-9 bahwa hal itu „bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.‰
Iman yang didasarkan pada otak/pikiran cenderung menghasilkan kesom-
bongan dan sikap terlalu percaya diri. Tetapi sebaliknya iman yang benar-
benar timbul dari hati dengan penuh kejujuran akan mengakui ketergan-
tungannya kepada Tuhan dalam segala hal.
Bila didasarkan atas persyaratan-persyaratan tersebut, pengakuan yang
dimengerti dan dipraktekkan dengan benar bisa menjadi sesuatu yang am-
puh sekali. Dalam Yakobus 3:4-5 rasul Yakobus membandingkan lidah
manusia dengan kemudi sebuah kapal. Meskipun ukurannya sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran kapal itu sendiri, kemudi itu menentukan
haluan yang akan diambil oleh kapal. Jika dipergunakan dengan benar,
kemudi akan membawa kapal dengan aman ke pelabuhan yang dituju.
Sebaliknya, jika terjadi kesalahan dalam menjalankan kemudi itu, akibatnya
seluruh kapal dapat tenggelam.
Demikian juga halnya dengan pengakuan iman. Pengakuan iman yang-
benar akan membawa kita ke dalam segala berkat yang sudah dijanjikan
Tuhan. Tetapi pengakuan iman yang salah dapat membawa kita melenceng
begitu jauh sehingga tersesat ke laut lepas yang berbahaya yang belum
tercantum dalam peta, dan di situ bahaya karam kapal telah menanti kita.
270 Berkat atau Kutuk
tidak usah kamu bertempur. ... Tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah
bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu.‰
Pada saat tersebut sebenarnya belum terjadi perubahan apa pun juga
sehubungan dengan bahaya yang dihadapi. Tetapi Yosafat menerima janji
Tuhan dengan iman, tanpa memerlukan bukti lebih lanjut. Keesokan
harinya „ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk
TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada
waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata:
ÂNyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-
lamanya kasih setia-Nya.ʉ
Tentu saja ini bukan cara yang lazim dipakai oleh tentara yang akan maju
ke medan perang, tetapi nyatanya cara tersebut benar-benar berhasil! Pada
saat Tuhan mendengar nyanyian pujian dari umat-Nya, dengan penuh
kedaulatan-Nya Ia bertindak secara ajaib, yaitu dengan mengirimkan suatu
roh pemecah belah di antara berbagai kelompok etnis yang terdapat dalam
pasukan tentara gabungan yang menyerbu itu. Tiba-tiba, tanpa suatu alasan
yang jelas, mereka mulai berkelahi di antara mereka sendiri, sampai semua-
nya binasa di depan mata bangsa Israel. Rakyat Yehuda sama sekali tidak
perlu menggunakan senjata. Mereka hanya keluar untuk mengumpulkan
jarahan perang dari tentara musuh yang sudah mati! Tuhan melakukan
campur tangan yang luar biasa, karena umat-Nya menanggapi janji-Nya
dengan iman, tanpa menunggu konfirmasi atau bukti lebih lanjut.
Ada dua prinsip penting yang diper-
lihatkan oleh kisah Alkitab itu. Pertama, Tuhan menginginkan agar
Tuhan menginginkan agar kita memuji- kita memuji-muji Dia atas
muji Dia atas segala janji yang diberikan- segala janji yang diberikan-
Nya kepada kita, tanpa
Nya kepada kita, tanpa menunggu sampai
menunggu sampai janji itu
janji itu dipenuhi dahulu. Kedua, puji- dipenuhi dahulu.
pujian yang dinaikkan dengan penuh
iman akan mengundang campur tangan Tuhan yang ajaib. Singkatnya:
Iman akan segera memuji-muji Tuhan sebelum kemenangan yang dijanjikan
itu diraih, bukan hanya sesudah kemenangan tercapai.
276 Berkat atau Kutuk
korban persembahan syukur dan puji-pujian, itu berarti kita membuka jalan
agar faedah-faedah keselamatan itu berlaku dalam kehidupan kita. Seperti
Yosafat, Paulus dan Silas, kita harus belajar mempersembahkan kurban-
kurban tersebut dengan penuh iman, meskipun kita belum benar-benar
menikmati faedah keselamatan itu.
Dalam Mazmur 20:6 Daud berkata: „Kami mau ... mengangkat panji-
panji demi nama Allah kita‰ Demikian juga, dalam Kidung Agung 6:10
Mempelai Perempuan Kristus digambarkan sebagai „bala tentara dengan
panji-panjinya‰. Ada pun tiga macam „panji-panji‰ pemberian Tuhan yang
paling membuat musuh gemetar adalah proklamasi, pengucapan syukur
dan puji-pujian.
Pertama-tama, kita menaikkan panji proklamasi. Dengan suara lantang
dan sikap yang penuh iman kita menyerukan janji atau persediaan Firman
Tuhan yang berlaku dalam persoalan yang sedang kita hadapi atau pun yang
menjawab kebutuhan kita pada saat itu. Sesudah itu kita menaikkan ucapan
syukur kepada Tuhan · masih dalam sikap iman · atas kebenaran yang
baru saja kita proklamasikan. Dan akhirnya kita akan beralih dari peng-
ucapan syukur ke puji-pujian yang meriah. Semuanya itu kita lakukan
dengan iman yang murni, tanpa perlu menunggu adanya perubahan dalam
situasi yang sedang kita hadapi.
Dengan cara-Nya dan pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri pula,
Tuhan akan menanggapi iman kita seperti yang dilakukan-Nya terhadap
iman Abraham. Dan akhirnya kebenaran yang kita proklamasikan dan yang
atasnya kita mengucap syukur serta memuji-muji Dia, akan menjadi suatu
kenyataan dalam kehidupan kita.
Dengan mengangkat tinggi-tinggi ketiga panji-panji tersebut, yakni
proklamasi, pengucapan syukur dan puji-pujian, ada dua tujuan yang
sekaligus tercapai. Pertama, kita akan mendapatkan berkat-berkat Tuhan
yang kita proklamasikan itu. Kedua, kita membungkam segala kuasa Iblis,
yang mencoba menentang kita dan yang berusaha menghalang-halangi agar
berkat-berkat itu tidak sampai kepada kita. Dengan menaikkan ketiga panji
tersebut, sambil berbaris bersama-sama menuju „negeri perjanjian‰ warisan
278 Berkat atau Kutuk
kita itu, kita menggenapi gambaran nubuat Salomo mengenai sebuah bala
tentara perkasa yang membawa panji-panji itu.
AYAT HAFALAN
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;
siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan
kepadanya.‰
Mazmur 50:23
Proklamasi, Pengucapan Syukur, Serta Puji-pujian 279
TANGGAPAN IMAN
Allah yang mahakuasa, seperti Raja Daud aku nyatakan bahwa „Aku mau
bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan
segala perbuatan-Mu yang ajaib‰ (Mazmur 9:1).
22
280
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 281
telah dibukakan Tuhan bagi kami, kami anggap hal ini sebagai salah satu
yang paling indah dan berharga.
Atas petunjuk dan bimbingan Tuhan sekarang kami memiliki suatu
koleksi ayat-ayat Alkitab yang berfungsi sebagai semacam „bank sentral‰
bagi kami. Ayat-ayat itu sudah kami hafalkan di luar kepala, dan pada waktu
kami berdoa atau melakukan peperangan rohani, kami mengucapkan kem-
bali ayat itu untuk memproklamasikannya. Dengan sendirinya proklamasi
yang kami ucapkan dengan penuh iman itu selanjutnya akan selalu
menimbulkan ucapan syukur dan puji-pujian.
Biasanya, kami berdua secara bersama-sama atau pula sendiri-sendiri
mengucapkan ayat-ayat tersebut dengan suara yang keras. Tetapi kami tidak
mengucapkan ayat-ayat itu untuk diri kami sendiri, dan kami juga tidak
menyampaikan kata-kata itu kepada dinding kamar atau langit-langit rumah
di atas kepala kami. Pada saat berproklamasi sesungguhnya kami menyam-
paikan kata-kata tersebut kepada suatu dunia roh yang begitu luas dan tidak
kasat mata: pertama-tama, kata-kata itu kami tujukan kepada Allah Bapa,
Putera dan Roh Kudus; selanjutnya kata-kata itu juga kami perdengarkan
untuk semua makhluk surgawi yang menyembah dan berbakti kepada
Tuhan, yang ditunjuk sebagai „roh-roh yang melayani, yang diutus untuk
melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan‰ (Ibrani 1:14). Kami
juga menyadari bahwa kami diperhatikan pula oleh „banyak saksi, bagaikan
awan yang mengelilingi kita‰, yang terdiri dari semua orang kudus dari
sepanjang zaman yang telah dengan penuh kemenangan berhasil menyele-
saikan perjalanan musafir mereka dibumi (Ibrani 2:l).
Kami percaya bahwa proklamasi merupakan suatu aplikasi atau penerap-
an yang sangat tepat dari perikop di Ibrani 12:22-24:
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,
Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang
meriah,
dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan
kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-
orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara
282 Berkat atau Kutuk
perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat
dari pada darah Habel.
Namun, di antara semua yang memperhatikan kita dari alam roh itu
terdapat juga Iblis dan jajaran malaikat jahat serta mahluk-mahluk setan lain
yang berada di bawah kekuasaan Iblis. Mereka ini sedang sibuk mengerjakan
hal yang merupakan kebalikan dari yang dikerjakan oleh malaikat-malaikat
Tuhan yang diutus untuk melayani itu. Tujuan mereka tidak lain adalah
berusaha mendatangkan berbagai gangguan dan kejahatan atas seluruh umat
manusia, terutama sekali atas orang-orang yang berbakti kepada Allah yang
benar.
Sehubungan dengan ini, proklamasi yang kita dengungkan itu meng-
hasilkan dua macam akibat atau dampak yang ber beda. Di satu sisi,
proklamasi itu mendatangkan pertolongan Tuhan dan malaikat-malaikat-
Nya bagi kita. Di sisi lainnya, proklamasi itu melindungi dan membentengi
kita dari segala tipu daya dan serangan Iblis serta roh-roh jahat lainnya.
Proklamasi semacam ini akan semakin membangun iman kita. Menurut
Roma 10:17: „... iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman [rhema] Kristus.‰ Mendengar orang lain mengucapkan Firman
Tuhan akan mendatangkan suatu faedah, namun mendengarkan diri kita
sendiri mengucapkannya akan jauh lebih berfaedah. Dengan mengucapkan
dan mendengarkannya sekaligus, kedua belah mata pedang Firman Tuhan
akan bekerja dalam hati kita pada waktu yang bersamaan. (Lihatlah Ibrani
4:12.)
Akhirnya, suatu proklamasi yang
Akhirnya, suatu proklamasi
diucapkan secara bersa ma-sama dan
yang diucapkan secara
bersama-sama dan dengan dengan sikap yang seia sekata akan
sikap yang seia sekata menghasil kan kuasa yang ajaib. Yesus
akan menghasilkan kuasa berkata: „Jika dua orang dari padamu di
yang ajaib. dunia ini sepakat [seia-sekata] meminta
apa pun juga, permintaan mereka itu
akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang disorga‰ (Matius 18:19). Kuasa yang
timbul dari satu orang percaya yang mengucapkan suatu proklamasi sudah
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 283
demikian dahsyatnya, apalagi kuasa yang timbul dari dua orang atau lebih
yang bersama-sama mengucapkan suatu proklamasi secara seia-sekata.
Peningkatan kuasanya tentu akan terjadi berlipat-kali ganda.
Tentu saja, ada waktu-waktu dan keadaan tertentu yang tidak memungkinkan
untuk mengucapkan suatu proklamasi dengan suara yang keras. Dalam keadaan
demikian proklamasi tersebut dapat kita serukan dalam pikiran kita. Kata-kata,
meskipun hanya diutarakan dalam pikiran dan tidak terdengar oleh telinga
jasmani, akan tetap mendatangkan dampak yang besar di alam roh.
Mungkin inilah cara yang paling ampuh untuk menghadapi segala
macam dusta dan tuduhan yang tidak henti-hentinya dilancarkan Iblis
untuk menyerang pikiran kita. Pikiran manusia merupakan ajang pertem-
puran untuk serangan-serangan semacam ini. Apabila pikiran kita aktif
menanggapi Firman Tuhan yang kita proklamasikan tanpa suara itu, maka
tak akan ada tempat lagi bagi gagasan-gagasan negatif dan tuduhan Iblis.
Tetapi dalam melakukan semua ini kita harus dengan waspada meme-
lihara ketergantungan yang terus-menerus kepada Roh Kudus. Jika tidak,
pikiran manusia yang bersifat kedagingan akan mengubah prinsip-prinsip
di atas menjadi sekadar suatu „sistem‰ atau metode, sehingga Tuhan menjadi
seperti sebuah „mesin surgawi‰ yang cukup dimasuki koin saja. Kita tinggal
memasukkan sebuah proklamasi yang tepat, lalu keluarlah hasil yang
memenuhi selera dan keinginan kita! Ini merupakan gambaran yang
menyindir orang-orang percaya yang tidak memiliki dasar hubungan yang
benar dengan Tuhan.
Ada perbedaan yang besar sekali antara cara kita sebagai manusia me-
mandang diri sendiri dan cara Roh Kudus memandang kita. Mungkin saja
kita menyadari hal yang kita inginkan, namun Roh Kudus lebih jeli melihat
hal yang sesungguhnya kita butuhkan. Hanya Dia yang dapat dipercaya
untuk memimpin kita masing-masing menemukan proklamasi tertentu
yang tepat bagi keadaan pribadi dan tingkatan iman kita. Demikianlah cara
Tuhan melaksanakan kehendak dan rencana-Nya dalam kehidupan kita.
Setelah memberikan sedikit peringatan di atas saya kira ada baiknya saya
menyebutkan dalam daftar di bawah ini berbagai proklamasi yang Ruth dan
284 Berkat atau Kutuk
Setiap senjata yang ditempa terhadapku tidak akan berhasil, dan setiap orang
yang melontarkan tuduhan melawanku dalam pengadilan, akan kubuktikan
salah. Inilah yang menjadi bagian [warisan]ku [sebagai] hamba Tuhan dan
kebenaran yang kuterima [berasal] dari Engkau, ya Tuhan.
berdasarkan Yesaya 54:17
Ada dua hal penting yang perlu dicatat mengenai proklamasi ini. Per-
tama, kita tidak disuruh meminta agar Tuhan melakukan sesuatu untuk
membuktikan kesalahan setiap orang yang menuduh kita. Tuhan telah
memberi kepada kita sendiri kuasa untuk melakukan hal itu, dan Ia
menghendaki agar kita menjalankan kekuasaan tersebut.
Kedua, kekuasaan tersebut harus dijalankan bukan atas dasar kebenaran
kita sendiri, melainkan berdasarkan kebenaran Tuhan yang dianugerahkan
kepada kita oleh karena iman kita. Kebenaran tersebut tentu saja berasal dari
pertukaran yang terjadi di kayu salib, yaitu di tempat Yesus dijadikan dosa
oleh dosa-dosa kita, agar kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya. Semua
faedah dari pertukaran itu saling berkaitan dan tidak boleh dipisahkan satu
sama lainnya.
Tetapi Tuhan meminta kita untuk
Akhirnya, Ia meng-
tidak sekadar menolak kata-kata busuk
harapkan agar kita beralih
yang diucapkan terhadap kita. Lebih dari sikap negatif ke sikap
lanjut Ia menyuruh kita untuk meng- yang positif: membalas
ampuni orang-orang yang mau mence- kutuk itu dengan suatu
lakakan kita itu. Akhirnya, Ia meng- berkat.
harapkan agar kita beralih dari sikap
negatif ke sikap yang positif: membalas kutuk itu dengan suatu berkat.*
Untuk memberkati orang-orang yang mengutuk kita, seperti halnya
mengampuni orang-orang yang ingin mencelakakan kita, kita tidak bergan-
tung kepada kondisi perasaan atau emosi kita sendiri. Hal itu timbul dari
keputusan kita yang mantap, yang kita buat sendiri atas dasar ketaatan kita
kepada Firman Tuhan. Berikut ini adalah kata-kata yang tepat untuk meng-
ampuni dan sekaligus memberkati orang yang telah mengutuk kita:
Tuhan, aku mengampuni semua orang yang telah mengucapkan hal yang
jahat terhadapku, dan oleh karena aku sudah mengampuni mereka, aku pun
memberkati mereka dalam Nama-Mu.
3. Apabila kita dikejar oleh dosa, rasa bersalah atau rasa tidak layak
yang berasal dari masa lalu kita
Aku ada di dalam Kristus, karena itu aku adalah ciptaan baru. Semua
perkara yang lama sudah berlalu. Segala perkara dalam kehidupanku telah
menjadi baru, dan segala perkara itu dari Tuhan.
berdasarkan II Korintus 5:17-18
Kata-kata ini diucapkan oleh Dia yang duduk di atas takhta itu, yaitu
Dia yang berkuasa atas seluruh jagat raya dan segala isinya. Berarti segala
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 287
4. Apabila kita tertekan oleh perasaan putus asa dan sering memi-
kirkan kematian sendiri
Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-
perbuatan TUHAN.
Mazmur 118:17
Tentu saja ini tidak berarti: „Aku tak akan pernah mati‰. Maksudnya
hanyalah: „Aku tak akan mati sebelum waktu yang ditentukan oleh Tuhan
· Aku tak akan membiarkan diriku dibunuh oleh Iblis.‰ Jika diproklamasikan
dengan iman dan pengertian, ayat ini dapat menyelamatkan dan melindungi
orang-orang yang mendapat serangan roh maut. Proklamasi ini dapat
dipakai untuk membatalkan ucapan-ucapan negatif yang dilontarkan oleh
orang-orang yang membuka diri untuk roh tersebut melalui ucapannya.
(Sebagai contohnya, lihat pasal 12.)
Bagi beberapa orang mungkin perlu untuk mengucapkan proklamasi ini
berulang kali, sampai benar-benar menjadi nyata dan menggantikan pola
pikir negatif yang mereka miliki sebelumnya. Ingatlah bahwa Yesus juga
menyuruh Petrus berulang kali menyatakan kasihnya kepada-Nya sebanyak
jumlah penyangkalan yang telah dilakukannya.
Selain itu saya juga telah menyiapkan sebuah proklamasi khusus seperti
tercantum di bawah ini. Proklamasi ini menggabungkan berbagai kebenaran
dari beberapa ayat Alkitab dan proklamasi ini telah menolong banyak orang
Kristen di berbagai tempat di seluruh dunia:
Tubuhku adalah bait Allah yang didiami Roh Kudus, yang telah ditebus,
disucikan, dan dikuduskan oleh darah Yesus.
Anggota tubuhku, yaitu seluruh bagian tubuhku, merupakan senjata
kebenaran, yang sudah kuserahkan kepada Allah untuk berbakti kepada-Nya
demi kemuliaan-Nya.
Tak ada tempat bagi Iblis dalam diriku, dan ia tidak berkuasa atas diriku,
karena tak ada tuntutan perkaranya yang belum diselesaikan. Semua
tuntutannya telah diselesaikan secara tuntas oleh darah Yesus.
Aku mengalahkan Iblis dengan darah Anak Domba dan dengan perkataan
kesaksianku, dan aku tidak mengasihi nyawaku sampai ke dalam maut.
Tubuhku adalah untuk Tuhan dan Tuhan adalah untuk tubuhku.
berdasarkan I Korintus 6:19; Efesus 1:7;
I Yohanes 1:7; Ibrani 13:12;
Roma 6:13; 8:33-34;
Wahyu 12:11:1 Korintus 6:13
Dalam hal ini mungkin ada orang yang bertanya: Apakah jujur bila saya
membuat proklamasi semacam ini, sedangkan pada tubuh saya masih
terlihat adanya penyakit, atau bila jiwa saya masih merasakan adanya kuasa
dosa yang bekerja melawan saya? Jawabannya tergantung dari sudut pandang
Anda sendiri. Jika Anda melihat diri Anda secara jasmani (natural), maka
tentu itu tidak jujur. Tetapi jika Anda melihat diri Anda dari sudut pandang
Tuhan, maka Anda berhak membuat proklamasi demikian.
Setelah kita bertobat dari dosa-dosa kita dan menyerahkan kehidupan
kita kepada Kristus, Tuhan tidak lagi
Dari segi rohani Ia melihat memandang kita menurut keadaan jas-
bahwa kita telah dibenar- mani kita. Karena sekarang Ia melihat
kan; dan dari segi jasmani,
kita atas dasar pertukaran yang telah
Ia melihat kita dalam
terjadi pada kayu salib itu. Dari segi
keadaan sudah
disembuhkan. rohani Ia melihat bahwa kita telah dibe-
Aneka Proklamasi untuk Memelihara Kemenangan 289
nar kan; dan dari segi jasmani, Ia melihat kita dalam keadaan sudah
disembuhkan.
Patut dicatat pula bahwa di dalam Alkitab kesembuhan yang tersedia
melalui pengorbanan Yesus tidak pernah dinyatakan dalam konteks waktu
yang akan datang. Dalam Yesaya 53:5 yang telah ditulis tujuh ratus tahun
sebelum kematian Yesus, kesembuhan itu dinyatakan sebagai suatu hal yang
sudah terjadi: „Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh‰ [we are healed,
dalam bahasa Inggrisnya, kita sudah sembuh]. Dalam Perjanjian Baru, di I
Petrus 2:24 (yang baru saja dikutip) sang rasul menunjuk kepada Yesaya
53:5, dan ia menggunakan kata kerja waktu lampau: „Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.‰
Apabila kata-kata yang kita ucapkan mengenai keadaan diri kita selaras
dengan yang dikatakan Tuhan mengenai diri kita di dalam Kristus,
sesungguhnya kita memberi Dia kesempatan untuk mewujudkan dalam diri
kita segala sesuatu yang Ia katakan mengenai kita. Tetapi jika kita tidak
mengucapkan pengakuan atau proklamasi yang benar mengenai diri kita
sendiri, sesungguhnya kita masih terbelenggu oleh keadaan jasmani kita.
Dengan demikian kita menutup diri bagi bekerjanya kuasa dan kasih karunia
Allah yang ajaib, yang hanya dapat bekerja dan mengubah kita melalui iman
kita.
Sekali lagi, mungkin ada orang yang bertanya: Bagaimana jika seseorang
sudah mengucapkan serta melakukan semua hal yang benar, tetapi hasil
yang dijanjikan tidak kunjung tiba juga? Salah satu jawabannya terdapat
dalam kata-kata Musa dalam Ulangan 29:29: „Hal-hal yang tersembunyi
ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita
dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan
segala perkataan hukum Taurat ini.‰
Alasan yang menyebabkan sementara orang ada yang tidak menerima
sebagian dari berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan itu seringkali termasuk
dalam „hal-hal yang tersembunyi‰ itu. Takkan ada gunanya untuk mengorek-
ngorek dan mencari jawaban rahasia itu dari Tuhan. Selain tidak bermanfaat,
tindakan tersebut juga merupakan perbuatan yang tidak menghormati
290 Berkat atau Kutuk
Biarlah dari besi dan dari tembaga palang pintu kami, selama umur kami
kiranya kekuatan kami.
Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun. Ia berkendaraan melintasi langit
sebagai penolong kami dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan.
Allah yang abadi adalah tempat perlindungan kami, dan di bawah kami ada
lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depan kami dan
berfirman: Punahkanlah!
berdasarkan Ulangan 33:25-27
Namun penting untuk diingat bahwa „lawan‰ yang kita hadapi sebagai
orang Kristen bukanlah sesama manusia darah daging. Lawan kita adalah
roh-roh jahat yang memusuhi kita yang berasal dari kerajaan Iblis. Paulus
menunjukkan hal ini dalam Efesus 6:12: „Sebab kita tidak berperang
melawan manusia, melainkan pribadi-pribadi yang tidak berjasad, penguasa-
penguasa dunia yang tidak kelihatan, setan-setan yang berkuasa, dan
penghulu-penghulu kegelapan yang memerintah dunia ini; dan melawan
roh-roh jahat yang sangat besar jumlahnya.‰ (Firman Allah yang Hidup)
Dalam peperangan gaib yang ke dalamnya Tuhan memanggil kita untuk
berperang, aturan mainnya berbeda dengan yang biasa berlaku dalam dunia
materi atau yang kasat mata ini. Berdasarkan tata nilai yang berlaku di alam
rohani, mengampuni lebih ampuh kekuatannya dari pada mendendam,
memberkati lebih ampuh dari pada mengutuk, mengucapkan syukur lebih
292 Berkat atau Kutuk
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kami, supaya
kami senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
berdasarkan II Korintus 9:8
Dalam nama Yesus aku tunduk kepada Allah, dan melawan Iblis, maka ia
akan lari daripadaku.
berdasarkan Yakobus 4:7
294
Catatan Tambahan
PENDAHULUAN
Tak pelak lagi, tema berkat dan kutuk merupakan inti dari hubungan yang dijalin
Tuhan dengan manusia. Masalah berkat dan kutuk itu dapat diumpamakan seperti
batang sebuah pohon yang mempunyai banyak dahan yang menjulur ke berbagai
arah yang berlainan. Apabila masalah ini dipelajari secara sistematis, selanjutnya ia
akan menimbulkan beberapa pertanyaan praktis dan penting mengenai bidang-
bidang lain yang juga disinggung oleh kebenaran Alkitab.
Bab ini akan khusus membahas dua di antara pertanyaan-pertanyaan yang pasti
akan timbul itu:
1. Pada masa ini, dapatkah manusia, atas dasar iman, mengalami kelepasan total
dari segala kutuk dosa yang menimpanya? Jika tidak mungkin, kapan · dan
bagaimana · kelepasan yang sempurna ini akan terjadi?
2. Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak contoh mengenai hamba-hamba
Tuhan yang mengucapkan suatu kutuk atas musuh-musuh mereka.
Bagaimanakah sepantasnya reaksi orang Kristen apabila ia dimusuhi oleh
orang lain dan mendapatkan perlakuan yang kurang baik?
PERTANYAAN UNTUK STUDI
1. Proklamasi mempunyai dua dampak yang dihasilkan, sebutkanlah.
2. Benar atau salah: Mengucapkan proklamasi di dalam hati tidak akan efektif.
3. Apakah tiga langkah berurutan yang harus dilakukan saat menghadapi orang
yang mengutuk kita?
4. Dalam peperangan rohani sebagaimana yang Tuhan ijinkan umat-Nya alami,
apakah yang lebih ampuh dari membenci?
5. Membuat suatu proklamasi yang sesuai kebutuhan kita menunjukkan bahwa
kita menerima dan menerapkan Firman Tuhan dengan cara yang _________
dan bukan pasif.
AYAT HAFALAN
Pilihlah salah satu ayat di pasal ini untuk Anda hafalkan.
TANGGAPAN IMAN
Tuhan aku mengucap syukur kepada-Mu atas kemenangan yang Kau berikan
padaku melalui Yesus Kristus. Oleh iman aku lebih dari pada pemenang. (Bacalah
1 Korintus 15:57; 1 Yohanes 5:4).
23
L etika tergantung pada kayu salib Yesus telah memikul segala akibat
mengerikan yang seharusnya menimpa umat manusia karena
pemberontakan mereka terhadap Allah. Akibat-akibat tersebut terbagi dalam
dua golongan: akibat-akibat yang menimpa umat manusia karena dosa awal
yang dilakukan di Taman Eden; dan kutuk-kutuk yang diucapkan kemudian
sehubungan dengan hukum Taurat yang diturunkan lewat Nabi Musa.
Di Galatia 3:13 Paulus membicarakan golongan yang kedua ini. Ia
secara khusus mengatakan bahwa „Kristus telah menebus kita dari kutuk
hukum Taurat‰. Paulus menghubungkan hal tersebut dengan prinsip:
hukum Taurat menyatakan bahwa siapa pun juga, jika dihukum dengan cara
digantung pada sebuah tiang kayu, ia menjadi suatu kutuk, sebab dengan
digantung demikian orang yang bersangkutan itu dikutuk. Dengan
demikian, hukum Taurat yang menetapkan kutuk itu sendiri telah sekaligus
membuka jalan bagi kelepasan dari kutuk itu melalui pengorbanan Kristus
yang menggantikan umat manusia (di kayu salib).
Di pasal 4 kita menyimpulkan bahwa „kutuk hukum Taurat‰ antara lain
mencakup hal-hal seperti: penghinaan, kemandulan, ketidakberhasilan,
penyakit mental dan jasmani; keretakan rumah tangga; kemiskinan;
kekalahan; penindasan; kegagalan; dan hilangnya perkenan Tuhan.
Menurut pernyataan Paulus yang terlihat jelas di Galatia 3:13, kematian
Kristus pada kayu salib menyediakan atau memungkinkan adanya kelepasan
297
298 Berkat atau Kutuk
dari segala akibat yang timbul dari setiap pelanggaran hukum Taurat. Tetapi
dalam ayat itu Paulus tidak mencantumkan bentuk-bentuk kutuk yang
didatangkan sebagai hukuman Tuhan atas Adam dan Hawa setelah mereka
melanggar perintah-Nya di Taman Eden. Adapun kutuk-kutuk yang ada
terlebih dahulu ini tercatat di Kejadian 3:16-19 dan terbagi dalam dua
bagian utama. Yang pertama adalah kutuk yang diucapkan terhadap Hawa,
dan yang kedua adalah kutuk yang diucapkan terhadap Adam.
Kutuk yang dijatuhkan sebagai hukuman atas Hawa berhubungan
dengan fungsinya yang unik sebagai seorang wanita dan kutuk ini pun
terbagi dalam dua bagian:
Jelas bahwa kutuk-kutuk yang diucapkan pada waktu itu juga mempunyai
dampak atas bumi ini. Hal ini memang masuk akal karena terdapat
hubungan yang demikian erat antara Adam dan alam lingkungannya. Hal
ini dapat dilihat dari perkataan dalam bahasa Ibrani untuk „bumi‰, yaitu
adamah. Adam sendiri terbuat dari tanah. Tuhan menganggapnya bertang-
gungjawab juga untuk memelihara dan menjaga keadaan bumi ini.
Selain itu ada suatu kutuk istimewa yang diucapkan atas ular. Kutuk
tersebut menjadikan ular berbeda dari segala makhluk hewan lainnya sejak
waktu itu.
Di Pengkhotbah 1:2 dan Roma 8:20 keadaan bumi dan penduduknya
yang disebabkan oleh kutuk-kutuk ini digambarkan dengan sebuah kata:
kesia-siaan.
Pelepasan dari „kutuk hukum Taurat‰ yang disebutkan Rasul Paulus
dalam Galatia 3:13 itu tidak mencakup kutuk-kutuk yang diuraikan di atas.
Kutuk-kutuk yang baru saja diuraikan ini merupakan akibat dari pembe-
rontakan Adam dan Hawa di Taman Eden. Pada waktu itu belum ada suatu
sistem atau perangkat hukum yang diberikan oleh Tuhan sendiri, sehingga
tentu saja belum ada kutuk yang dijatuhkan atas pelanggarannya.
Di Roma 5:13-14 Paulus berkata: „Sebab sebelum hukum Taurat ada,
telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak
ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman
Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat
dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam.‰
Selama periode „dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa‰ itu
umat manusia belum mempunyai suatu sistem atau perangkat hukum yang
diberikan oleh Tuhan sendiri. Tetapi semua manusia tetap menanggung
300 Berkat atau Kutuk
Tetapi dalam Injil Lukas silsilah nenek moyang Yesus ditelusuri kembali
sampai kepada Adam, ini berarti Yesus „menyatu‰ dengan seluruh umat
manusia yang dimulai dari Adam. Selama hidup di bumi Ia paling sering
menggunakan gelar „Anak Manusia‰ bagi diri-Nya sendiri. Dalam bahasa
Ibrani nama Adam itu berarti „manusia‰. Jadi, „Anak Manusia‰ sebenarnya
sama dengan „Anak Adam‰. Maka dengan memakai gelar ini, Yesus
sesungguhnya selalu menekankan betapa Ia telah „menyatu‰ dengan selurah
keturunan Adam, yaitu seluruh umat manusia.
Oleh karena identifikasi atau „penyatuan‰ ini, kematian Yesus pada kayu
salib sebagai korban pengganti manusia itu tidak hanya menyediakan
kelepasan bagi kutuk yang ditimpakan atas pelanggaran hukum Taurat.
Kematian-Nya juga menyediakan kelepasan dari segala akibat buruk yang
didatangkan atas umat manusia oleh dosa Adam yang semula, tanpa melihat
apakah mereka berada di bawah hukum Taurat atau tidak.
Hal ini ditunjukkan oleh dua buah „gelar‰ atau julukan yang berbeda
yang diberikan Paulus kepada Yesus dalam I Korintus 15. Dalam ayat 45
ia menyebut Yesus „Adam yang akhir‰, dan di ayat 47, „manusia kedua‰.
Kedua gelar tersebut mengacu kepada kematian dan kebangkitan Yesus dari
antara orang mati.
Pada kayu salib Yesus mati sebagai „Adam yang akhir‰. Yesus telah
memikul segala akibat buruk yang menimpa seluruh umat manusia karena
ketidaktaatan Adam. Ketika Yesus mati, sesungguhnya semua akibat buruk
tersebut telah habis dipunahkan. Ketika Yesus dikuburkan, sesungguhnya
semuanya itu telah dihapuskan sama sekali dari permukaan bumi untuk
selama-lamanya.
Tetapi pada hari yang ketiga Yesus bangkit kembali dari antara orang
mati sebagai „manusia kedua‰. Dengan demikian Ia telah menjadi Kepala
atau Sesepuh dari suatu umat manusia yang sama sekali baru, yaitu bangsa
manusia Immanuel, umat manusia Allah, suatu umat manusia ciptaan baru,
yang di dalamnya manusia dan Allah telah disatukan.
Semua orang yang karena iman dan keputusan mereka telah menyatu
dengan Yesus dalam kematian-Nya, penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya
302 Berkat atau Kutuk
dari kematian, dengan sendirinya menjadi anggota atau warga dari umat
manusia yang baru. Dalam I Petrus 1:3-4 rasul Petrus berkata mengenai
mereka: „Allah ... telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat
cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.‰
Oleh karena itu ada dua aspek yang saling melengkapi dari penebusan
atas kutuk yang disediakan melalui kematian Yesus. Sebagai „keturunan
Abraham‰ yang dilahirkan dalam keadaan takluk kepada hukum Taurat,
Yesus memikul semua kutuk atas pelanggaran hukum Taurat yang
disebutkan dalam Ulangan 28: 15-68. Sebagai „Adam yang akhir‰, Ia juga
memikul segala kutuk yang dijatuhkan atas Adam dan Hawa karena
ketidaktaatan mereka yang mula-mula itu. Seperti telah kita lihat, kutuk-
kutuk tersebut berpengaruh pula pada keadaan bumi dan tumbuh-
tumbuhan di atasnya, yang teruta ma
Yesus bukan saja memikul sekali terlihat dari adanya dua macam
kutuk-kutuk yang telah tanaman yang tidak produktif, yaitu duri
menimpa Adam dan Hawa, dan onak.
tetapi juga kutuk yang Perjanjian Baru memberikan suatu
menimpa bumi ini.
gambaran yang indah sekali untuk
memperlihatkan bahwa Yesus bukan saja
memikul kutuk-kutuk yang telah menimpa Adam dan Hawa, tetapi juga
kutuk yang menimpa bumi ini. Dalam Yohanes 19:5 sang rasul mencatat
peristiwa ketika Yesus dihadapkan kepada para penuduh-Nya:
Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus
kepada mereka: „Lihatlah manusia itu („sang Manusia‰, dalam terjemahan
bahasa lnggris)!‰
yang didatangkan Adam atas bumi ini. Mahkota yang dipakai-Nya meng-
gambarkan kutuk duri, sedangkan warna ungu jubah-Nya menggambarkan
kutuk onak.
Adegan yang singkat namun menarik ini memperlihatkan Yesus sebagai
„Adam yang akhir‰, yang memikul kutuk yang telah menimpa Adam dan
Hawa maupun kutuk yang didatangkan atas bumi oleh karena perbuatan
mereka.
Oleh karena itu, ditinjau dari sudut
...ditinjau dari sudut mana
mana pun juga, kelepas an dan kutuk
pun juga, kelepasan dan
yang disediakan oleh kematian Yesus kutuk yang disediakan oleh
sesungguh nya bersi fat paripurna dan kematian Yesus sesungguh-
lengkap. Penebusannya mencakup setiap nya bersifat paripurna dan
kutuk yang ditimpakan atas umat lengkap.
manusia. Yaitu mencakup kutuk yang
dijatuhkan atas Adam dan Hawa karena ketidaktaatan mereka. Penebusan
itu mencakup pula kutuk yang didatangkan atas bumi ini oleh ketidaktaatan
mereka; dan ia mencakup pula semua kutuk yang selanjutnya didatangkan
oleh pelanggaran terhadap hukum Musa.
Tetapi, selanjutnya pelajaran Alkitab memperlihatkan bahwa kelepasan
yang seutuhnya dari kutuk itu akan dilaksanakan dalam beberapa tahap
secara berturut-turut. Kelepasan dan „kutuk hukum Taurat‰ sudah dapat
diterima pada masa sekarang ini oleh orang-orang yang dapat menerimanya
dengan iman. Namun segala sesuatunya baru akan sempurna pada saat
kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak. Pada waktu itu pula semua
orang yang diangkat untuk bertemu dengan Tuhan akhirnya dan untuk
selama-lamanya akan terlepas dari kutuk Adam itu.
Di Filipi 3:20-21 Paulus menggambarkan perubahan yang akan terjadi
pada tubuh setiap orang percaya pada waktu itu:
Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita
menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah
tubuh kita yang fana ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia,
304 Berkat atau Kutuk
Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri
akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan
yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa,
dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Kelima hal negatif di atas merupakan akibat dari kutuk Adam yang
mula-mula. Kelepasan yang seutuhnya dari semua hal itu akan terlebih
dahulu dialami oleh orang-orang percaya yang terangkat untuk bertemu
dengan Kristus pada saat Ia kembali. Dalam Yakobus 1:18 mereka ini
digambarkan sebagai „anak sulung di antara semua ciptaan-Nya‰. Perubah-
an yang akan mereka alami merupakan suatu jaminan mengenai kepastian
penebusan yang pada akhirnya akan juga dialami oleh seluruh ciptaan
Allah.
Pada masa sesudah itu bagi penduduk bumi yang masih tersisa,
pemerintahan millenium (seribu tahun) Kristus yang adil dan suci akan
banyak mengurangi, namun belum sepenuhnya menghapuskan, kutuk
hukum Taurat itu. Umur manusia akan menjadi jauh lebih panjang, tetapi
kutuk Adam akan tetap ada. Demikian juga bumi ini dan seluruh hewan
akan mengalami suatu masa kesuburan dan kelimpahan yang tidak pernah
dialaminya semenjak kejatuhan manusia dalam dosa, namun „kesia-siaan‰
masih belum hilang sepenuhnya. Penghapusan yang terakhir dan
306 Berkat atau Kutuk
sepenuhnya dari setiap kutuk baru akan terjadi pada masa „langit yang baru
dan bumi yang baru‰ (II Petrus 3:13).
Semua ini merupakan hasil yang dicapai melalui pertukaran yang
dilakukan pada kayu salib, ketika Yesus menjadi suatu kutuk untuk dapat
menghapuskan segala kutuk yang menimpa umat manusia dan seluruh
ciptaan Tuhan karena ketidaktaatan manusia. Di dalam Wahyu 22:3
penghapusan kutuk yang seutuhnya diungkapkan dalam sebuah kalimat
yang singkat namun mencakup semuanya: „Maka tidak akan ada lagi
laknat [kutuk].‰
AYAT HAFALAN
Pilihlah satu ayat lain dalam pasal 22 untuk Anda hafalkan.
TANGGAPAN IMAN
Terima kasih Tuhan Yesus atas jaminan kewargaanku di surga. Aku sungguh-
sungguh menantikan kedatangan-Mu kembali.
24
308
Memberkati atau Mengutuk 309
Bila kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, itu berarti kita ikut
menikmati kemenangan Kristus atas kejahatan, seperti yang digambarkan
dalam II Korintus 2:14-15:
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan
kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.
Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah
mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.
Seperti Maria dari desa Betania yang menuangkan minyak yang mahal
harganya di atas kepala Yesus, kita pun akan menyebarkan bau harum
semerbak di sekeliling kita. Orang-orang yang melawan dan mengecam kita
pun akan ikut mendapat berkat karena keharuman itu. (Lihat Markus 14:3-
9.)
Di sini kita melihat suatu perbedaan
mendasar antara Perjanjian Lama dan ...hamba Tuhan yang
Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama mengucapkan suatu kutuk
Tuhan seringkali memakai umat-Nya atas orang-orang yang
menjadi suatu alat untuk menghukum menentang atau tidak
menaati Tuhan, dan
bangsa-bangsa lain. Ketika membawa
akibatnya adalah seperti
bani Israel ke negeri Kanaan, misalnya, jika Tuhan sendiri yang
Tuhan memakai Yosua dan tentaranya mengutuk mereka.
untuk melaksanakan hukuman-Nya atas
310 Berkat atau Kutuk
bangsa Kanaan yang telah mendiami negeri itu sebelumnya. Dalam berbagai
kasus lain di Perjanjian Lama, ada banyak hamba Tuhan yang mengucapkan
suatu kutuk atas orang-orang yang menentang atau tidak menaati Tuhan,
dan akibatnya adalah seperti jika Tuhan sendiri yang mengutuk mereka.
Dalam Yosua 6:26 misalnya, sesudah bani Israel merebut dan
menghancurkan kota Yerikho, Yosua mengucapkan kutuk yang berikut ini
atas siapa pun yang di kemudian hari membangun kembali kota Yerikho di
atas tanah yang sama:
Pada zamannya [Ahab] itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho.
Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan
dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang
bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN
yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.
adalah Tuhan sendiri. Hanya ini yang dapat menjelaskan mengapa akibat
kutuk itu demikian dahsyatnya.
Seorang hamba Tuhan lainnya yang mengucapkan kutuk yang akibatnya
menimpa orang sampai beberapa generasi selanjutnya adalah Raja Daud.
Dalam Mazmur 69:23-26 dan sekali lagi dalam Mazmur 109:6-13 Daud
mengucapkan serangkaian kutuk atas orang atau orang-orang yang tidak
disebutkan namanya, karena pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap
seorang yang saleh, yang telah dituduh dan dijatuhi hukuman secara tidak
adil. Kira-kira seribu tahun kemudian, sesudah kematian dan kebangkitan
Yesus, para rasul melihat bahwa kutuk-kutuk Daud itu digenapi dalam diri
Yudas Iskariot, yang telah mengkhianati Yesus. (Lihat Kisah 1:15-20.)
Beberapa orang nabi sesudah zaman Daud juga pernah mengucapkan
kutuk yang mendatangkan hukuman Tuhan dengan berbagai cara. Dalam II
Raja-raja 1:9-12, misalnya, Nabi Elia memanggil api dari langit yang
menghanguskan secara berturut-turut dua pasukan tentara yang ditugaskan
untuk menangkapnya. Dalam II Raja-raja 2:23-24 Nabi Elisa, penggantinya,
mengutuk sejumlah anak-anak muda yang memperolok-olok dia, dan
akibatnya 42 orang di antara mereka tewas diterkam beruang.
Kemudian sesudah itu Tuhan memakai Nabi Elisa untuk menyembuhkan
secara ajaib penyakit kusta yang diderita oleh seorang panglima bangsa Siria
bernama Naaman. Naaman selanjutnya menawarkan banyak hadiah kepada
Elisa sebagai tanda terima kasihnya, tetapi Elisa menolaknya, untuk
menunjukkan bahwa tidak mungkin bagi Naaman untuk „membayar‰
kesembuhan yang diterimanya dari Tuhan sendiri itu. Belakangan Gehazi,
pelayan Elisa, karena didorong oleh ketamakannya berlari menyusul
Naaman dan dengan dalih yang palsu meyakinkan Naaman untuk
memberikan kepadanya suatu hadiah yang cukup besar terdiri dari perak
dan sejumlah pakaian yang bagus (II Raja-raja 5:1-27).
Ketika Gehazi kembali, Elisa yang mendapat penglihatan secara
supranatural menegur dia atas ketamakan dan kecurangannya. Lalu Elisa
mengucapkan hukuman Tuhan atasnya:
312 Berkat atau Kutuk
„Penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu
untuk selama-lamanya.‰ Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena
kusta, putih seperti salju.
Yesus menegur mereka atas sikap mereka itu dan berkata: „Engkau tidak
tahu kamu ini dari roh apa. Karena Anak Manusia tidak datang untuk
membinasakan orang tetapi untuk menyelamatkan mereka.‰
Yesus tidak menyangkal bahwa Elia pernah memanggil api untuk
membinasakan musuh-musuhnya. Dan Ia juga tidak mempertanyakan
kemampuan Yakobus dan Yohanes dalam melakukan hal yang sama. Ia
hanya mengingatkan bahwa mereka hidup pada suatu zaman lain dan oleh
karenanya Tuhan memakai hamba-hamba-Nya dengan cara yang lain pula.
Mereka dipanggil untuk menjadi bejana kemurahan Allah, bukan alat untuk
menjatuhkan hukuman.
Namun demikian, Perjanjian Baru mencatat adanya beberapa hamba
Tuhan yang mengucapkan suatu kutuk. Yesus sendiri merupakan salah satu
contohnya. Pada waktu itu Yesus sedang dalam perjalanan-Nya menuju kota
Yerusalem. Dalam keadaan lapar Ia menghampiri sebatang pohon ara untuk
memetik buah yang seharusnya sudah keluar pada waktu itu, karena saat itu
adalah musim berbuah bagi pohon ara. Tetapi setelah melihat bahwa pohon
itu hanya berdaun lebat dan tidak menghasilkan buah, Ia berkata kepada
pohon itu: „Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!‰ (Matius
21:19).
Keesokan harinya, ketika Ia dan mu-
...Yesus memberikan
rid-murid-Nya mele wati tempat itu
kepada murid-murid-Nya
pohon ara itu telah menjadi kering sam- otoritas atau kuasa yang
pai ke akar-akarnya. Petrus pun berkata: sama seperti yang
„Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kau diperlihatkan-Nya ketika
kutuk itu sudah kering.‰ (Markus mengutuk pohon ara itu:
“Aku berkata kepadamu,
11:21). Sebagai jawaban-Nya, Yesus
sesungguhnya jika kamu
memberikan kepada murid-murid-Nya percaya dan tidak
otoritas atau kuasa yang sama seperti bimbang, kamu bukan saja
yang diperlihatkan-Nya ketika mengutuk akan dapat berbuat apa
pohon ara itu: „Aku berkata kepadamu, yang Kuperbuat dengan
sesungguhnya jika kamu percaya dan pohon ara itu...
tidak bimbang, kamu bukan saja akan
314 Berkat atau Kutuk
dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, ... .‰ (Matius
21:21). Dengan perkataan lain, Ia memberikan mereka kuasa untuk
mengucapkan kutuk yang sama seperti yang baru saja Ia ucapkan kepada
pohon ara itu.
Banyak penafsir Alkitab berkata bahwa pohon ara itu menggambarkan
kehidupan iman orang Yahudi penganut hukum Taurat Musa yang telah
merosot menjadi formalitas agama belaka. Kehidupan beragama mereka itu
penuh dengan „daun‰, artinya secara lahiriah kelihatannya bagus. Tetapi
tidak menghasilkan buah yang seharusnya dihasilkan oleh hukum Taurat
itu · Yesus mengatakan bahwa buah yang diharapkan adalah „keadilan dan
belas kasihan dan kesetiaan*‰ (Matius 23:23). Akibatnya, orang-orang yang
bersungguh-sungguh mencari Tuhan dan datang pada sistem agama demi-
kian untuk memuaskan rasa lapar rohani mereka itu, pada akhirnya men-
jadi kecewa dan pulang dengan perasaan hampa. Maka Tuhan kemudian
menjatuhkan penghukuman-Nya sehingga dalam jangka waktu satu
generasi seluruh sistem itu dibuat „kering sampai ke akar-akarnya‰.
Tampaknya para murid itu tidak memahami makna di balik pohon ara
yang tidak berbuah itu, dan mereka akan melewati pohon itu begitu saja.
Yesuslah yang bertindak terhadap pohon itu, dan kemudian menugaskan
para murid-Nya untuk mengambil tindakan yang sama. Namun sebagian
besar orang Kristen dalam generasi-generasi berikutnya tampaknya tidak
mengerti benar makna dari pelajaran Yesus ini. Kita sering menemui „po-
hon-pohon ara yang tidak berbuah‰, yaitu sistem keagamaan yang menye-
satkan manusia dan yang mengecewakan orang-orang yang dengan sungguh-
sungguh ingin mengetahui hakikat Injil yang sebenarnya. Apakah kita akan
berjalan begitu saja melewati „pohon-pohon ara‰ itu, tanpa mempedulikan
apa yang terjadi? Atau apakah kita juga akan mengambil tindakan agresif
semacam yang diperlihatkan oleh Yesus itu?
Dalam Matius 10:14-15 ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya yang
pertama untuk memberitakan Injil, Ia memberi mereka otoritas atau kuasa
*
„Keadilan dan belas kasihan dan iman‰, menurut terjemahan bahasa Inggris.
Memberkati atau Mengutuk 315
Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap
dia,
dan berkata: „Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat
dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan
berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?‰
„Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau
menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.‰
Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil
meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. Melihat apa yang
telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.
Dampak dari kata-kata Paulus atas diri Elimas itu demikian cepat terlihat
dan amat menakjubkan, sama seperti kutuk penyakit kusta yang diucapkan
oleh Nabi Elisa atas Gehazi. Penulis Kisah Para Rasul menandaskan bahwa
pada saat itu Paulus „penuh dengan Roh Kudus‰. Oleh karena itu, kata-kata
yang diucapkannya bukanlah disebabkan oleh reaksi kedagingannya sendiri
terhadap perlawanan yang dialaminya, tetapi benar-benar merupakan
hukuman yang langsung dijatuhkan oleh Tuhan sendiri dan diucapkan oleh
Roh Kudus. Gubernur itu demikian terkesan atas kuasa Yesus yang melebihi
kuasa Iblis itu, sehingga ia langsung menjadi orang percaya.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa sebenarnya ada faktor penentu
bagi orang Kristen dalam memutuskan apakah ia boleh atau tidak
mengucapkan kutuk dalam situasi-situasi tertentu. Jika terdorong oleh suatu
Memberkati atau Mengutuk 317
bar itu, tetapi tiba-tiba arah angin berubah 180 derajat dan jilatan api
berbalik sehingga tidak lagi mengancam gedung gereja kami.
Akhirnya bar itu hancur sama sekali, sedangkan gereja hanya ternoda
oleh warna hitam-hitam karena asap, dan kerugian itu sudah ditanggung
oleh perusahaan asuransi. Tidak terdapat korban jiwa, dan tidak ada juga
yang mengalami cidera. Setelah meninjau tempat kejadian, pimpinan dinas
kebakaran berkata kepada penatua senior gereja itu: „Kelihatannya kalian
mempunyai hubungan yang istimewa dengan Bos yang di atas itu!‰
Saya sendiri tertegun dan diliputi rasa takut. Saya menjadi yakin bahwa
yang baru saja saya saksikan itu merupakan dampak dari kutuk yang telah
saya ucapkan atas bar itu hanya dua bulan sebelumnya. Saya tidak menyesali
kejadian itu. Saya memang merasa bahwa Tuhan sendiri yang telah
melakukan campur tangan dan menjatuhkan hukuman, namun masih juga
disertai belas kasihan. Tetapi pada waktu yang bersamaan saya juga
menyadari betapa besar kuasa yang timbul dan kata-kata yang diucapkan
oleh seorang hamba Tuhan. Saya pun memutuskan bahwa saya akan terus
memohon kemurahan Tuhan agar saya tidak sekali-kali menyalahgunakan
kuasa tersebut.
Dalam skala kecil, kehancuran bar karena kebakaran itu menegaskan
suatu kebenaran Alkitab yang merupakan suatu fakta pokok dan masalah
berkat dan kutuk ini: Kuasa yang dimiliki lidah sungguh tidak terhingga
besarnya · dalam mendatangkan kebaikan maupun kejahatan. Dengan
lidah kita dapat memberkati, tetapi kita dapat juga mengutuk; dengan lidah
kita dapat membangun dan merubuhkan; dengan lidah kita dapat melukai
maupun menyembuhkan; dengan lidah kita dapat melakukan kebaikan
yang besar, tetapi juga menimbulkan kerugian yang besar.
Kuasa lidah itu juga menakutkan, oleh karena kita sendiri tidak mampu
mengendalikannya. Pengalaman kita berkali-kali menunjukkan betapa
benarnya apa yang dikatakan dalam Yakobus 3:8: „Tetapi tidak seorang pun
yang berkuasa menjinakkan lidah.‰ Oleh karena itu, hanya ada satu jalan
yang aman bagi kita: menyerahkan lidah kepada Tuhan melalui Roh Kudus
dan meminta agar Ia mengendalikannya bagi kita. Untuk membantu kita
320 Berkat atau Kutuk
melakukan hal ini, berikut ini adalah dua buah doa yang dipanjatkan oleh
Daud, yang dapat kita panjatkan juga kepada Tuhan:
AYAT HAFALAN
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Roma 12:14
TANGGAPAN IMAN
Tuhan, aku memilih untuk menjadi alat kemurahan-Mu yaitu dengan memberkati,
membangun dan menunjukkan kasih kepada mereka yang ada di sekitarku.
JAWABAN
322
Jawaban 323
2. Salah. Allah hanya menawarkan kepada kita satu solusi yang mencakup
seluruh kebutuhan manusia: salib Yesus.
3. Kelaparan, kehausan, ketelanjangan, kekurangan akan segala sesuatu.
4. Rasa malu, penolakan.
5. (1) Yesus dihukum supaya kita diampuni.
(2) Yesus disakiti supaya kita disembuhkan.
(3) Yesus dijadikan berdosa karena dosa-dosa kita, supaya kita dibe-
narkan oleh kebenaran-Nya.
(4) Yesus mengalami kematian kita supaya kita menerima kehidupan-
Nya.
(5) Yesus menjadi miskin karena kemiskinan kita supaya kita menjadi
kaya karena kekayaan-Nya.
(6) Yesus menanggung rasa malu kita supaya kita menerima kemuliaan-
Nya.
(7) Yesus menanggung penolakan kita supaya kita diterima Allah
sebagai anak-anak-Nya.
(8) Yesus menjadi kutuk supaya kita menerima berkat.
6. Kutuk, berkat.
7. Mengucap syukur.
332
333
334
• Doa dan Puasa Menentukan Masa Depan
• Dapatkan yang Terbaik dari Tuhan
• Iman yang Olehnya Kita Hidup
• Pelayanan Doa Syafaat
• Peperangan Rohani
• Berdoa bagi Kesejahteraan Bangsa
• War in Heaven – Pertempuran dahsyat Allah melawan kejahatan
• The Power of Proclamation
• Kuasa Rohani yang Mengubah Hidup Anda
• Perjalanan Menuju Kekekalan
• Lucifer Exposed
• Mendeklarasikan Firman Tuhan – Renungan 365 Hari
• Empowered For Life
V. SERI PEMBENTUKAN KARAKTER
• Mengalah Itu Indah
• Sehatkah Lidah Anda
• Tujuan Hidup
• Ujian Dalam Kehidupan Orang Percaya
VI. SERI GEREJA DAN PELAYANAN
• Membangun Jemaat Kristus
• Yerusalem Memanggilku
• Rediscovering GodÊs Church – Temukan Kembali Rencana Tuhan
yang Semula bagi Gerejanya
• Anda Dipanggil untuk Menjadi Pemenang
335
• Manokwari, Radio Swara Kemenangan FM 101
Pukul 06.20 – 06.35, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Surabaya, Radio Sangkakala AM 1062
Pukul 08.45 – 09.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 20.45 – 21.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Manado, Radio El Gibbor FM 95,7
Pukul 14.00– 14.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 18.00– 18.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Halmahera Utara, Radio Syallom FM 90,2
Pukul 07.00 – 07.20, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 20.00 – 20.20, Setiap hari Senin – Jumat (in English)
• Manado, Radio ROM 2 FM 102
Pukul 20.00 – 20.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Kendari, Radio Kendari Solusi FM 98,3
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Pontianak, Radio Samaria FM 97,9
Pukul 15.00 – 15.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa
• Palu, Radio Proskuneo FM 105,8
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Lampung, Radio Heartline FM 91,7
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Salatiga, Radio Suara Agape FM 107,9
Pukul 18.00 – 18.15, Setiap hari Selasa – Sabtu (in Bahasa)
• Pekalongan, Radio Blessing Family FM 107,0
Pukul 21.30 – 22.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Samarinda, Radio Heartline FM 98,4
Pukul 06.45 – 07.00, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Medan, Radio Bethany AM 900
Pukul 07.00 – 07.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Ungaran, Radio Sahabat Sejati FM 107,7
Pukul 09.30 – 09.45, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pukul 22.00 – 22.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Tasikmalaya, Radio Nafiri FM 96,2
Pukul 22.00 – 22.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
336
• Malang, Radio Suara Sangkakala FM 97,9
Pukul 06.00 – 06.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Palangkaraya, Radio Sangkakala FM 88,4
Pukul 07.00 – 07.15, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
• Salatiga, Radio Bethany FM 107,7
Pukul 20.30 – 20.45, Setiap hari Senin – Jumat (in Bahasa)
Pengajaran Derek Prince juga tersedia dalam bentuk kaset, Audio CD, MP-3,
DVD, dan script. Anda juga dapat melihat artikel pengajaran Derek Prince
dan free download MP3 kotbah Derek Prince di www.dpmindonesia.org
337
Derek Prince akan membagikan kepada Anda kebenaran-
kebenaran Firman Tuhan yang Anda butuhkan untuk menjadi
seorang pemenang di dalam dunia ini. Kebenaran-kebenaran
yang akan menguatkan iman Anda dan memberikan Anda kunci
untuk memiliki hidup yang berkemenangan di dalam Kristus.
Buku yang menguatkan Iman dan memberikan Hidup yang
Berkemenangan.
388 Halaman Rp. 55.000,-
262 Halaman Rp. 32.500,- 314 Halaman Rp. 35.000,- 266 Halaman Rp. 32.500,-
Buku ini menjelaskan secara detil segala sesuatu yang Anda butuhkan untuk membangun
kehidupan kekristenan Anda yang sehat, kuat, dan dipenuhi oleh Roh. Miliki hidup yang
berkemenangan dengan DASAR yang telah diberikan Kristus bagi Gereja-Nya.
338
Entah anda menyadarinya atau tidak, semua orang Kristen
terlibat di dalam pertempuran sehari-hari melawan kekuatan jahat
(Iblis). Melalui buku ini, Derek Prince menunjukkan bagaimana
melakukan peperangan rohani dan meraih kemenangan bagi
bala tentara Tuhan, para pemenang!
Buku ini menjelaskan kepada Anda tentang:
• Peperangan di Alam Roh
• Senjata untuk Pertahanan
• Senjata untuk Penyerangan
128 Halaman Rp. 26.000,-
339
Melalui buku ini Anda akan mengalami perubahan yang sangat
penting di dalam hidup Anda dan menemukan keintiman bersama
Allah seperti yang belum pernah Anda alami sebelumnya
Bahkan bila Anda belum pernah membaca Alkitab sebelumnya,
Anda akan menemukan di dalam buku ini panduan pelajaran
yang sistematis dan mudah untuk diikuti, yang akan menolong
Anda. Atau bila Anda telah sekian lama menjadi orang Kristen,
Anda akan mendapati bahwa bukanlah suatu hal yang sulit bagi
Anda untuk berbicara dengan Allah, untuk memiliki persekutuan
dengan sesama orang percaya, untuk mendapatkan bimbingan
dan untuk membagikan iman Anda kepada orang lain.
216 halaman Rp. 37.500,-
340
416 Hal. Rp 74.000,-
Derek Prince merupakan seorang Guru Alkitab yang diakui di seluruh dunia.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lainnya akan dijawab oleh beliau di
dalam menerangkan Rencana Tuhan yang semula bagi Gereja-Nya.
Dalam buku ini Anda akan mengetahui bagaimana caranya menemukan:
341
432 Hal. Rp 84.500,-
„Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh
perkataan kesaksian mereka...‰
(Wahyu 12:11)
342
MILIKI SERI PENGAJARAN FIRMAN TUHAN OLEH DEREK PRINCE
DALAM FORMAT AUDIO CD DAN MP3 DI BAWAH INI:
SERI KARAKTER
• Kesombongan Vs Kerendahan Hati Part – 1
• Kesombongan Vs Kerendahan Hati Part – 2
• Kesabaran
• Ketekunan
• Takut Akan Tuhan Part – 1
• Takut Akan Tuhan Part – 2
• Kehambaan
• Perjalanan Menuju Kesempurnaan Part – 1
• Perjalanan Menuju Kesempurnaan Part – 2
• Kekuatan Melalui Kelemahan
• Pengampunan
343
• Manusia Lama Dan Manusia Baru
• Pertobatan
• KALEB: Pelajaran Dari Kehidupan Seekor Anjing
• Dosa Independen : Mengapa perkara ini terjadi pada umat Allah
344