Anda di halaman 1dari 6

SIRS

1. Definisi
WHO mengatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan
informasi untuk proses pengambilan keputusan di setiap level dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu sistem yang mengintegrasikan
pengumpulan data, pemprosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi yang diperlukan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan melalui manajemen yang
lebih baik di berbagai level pelayanan kesehatan. Sedangkan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi yang khusus didisain untuk membantu
manajemen dan perencanaan program kesehatan (Setyawan, 2016).

2. Latar Belakang Terbentuknya


Sebelum teknologi berkembang seperti sekarang, beberapa masalah di bidang
kesehatan diantaranya adalah pencatatan secara manual. Hal ini sering menimbulkan
kesalahan dalam membaca dan ketidakrapian arsip serta administrasi sehingga menyebabkan
susahnya proses administrasi dan pelayanan kepada pasien. Selain itu, waktu tunggu yang
lama akibat terlambatnya informasi juga terbukti dapat merugikan pasien. Contohnya adalah
pasien yang pernah datang dan memiliki keadaan gawat, pada saat ditelusuri arsip rekam
medisnya ternyata susah untuk dicari. Ketidaklengkapan informasi rekam medis pada pasien
dapat menyebabkan kekeliruan pelaksanaan terapi secara kuratif maupun rehabilitatif
(Odelia, 2018).
Selain itu semakin banyaknya pasien yang datang pada sebuah rumah sakit
menyebabkan semakin banyak pengelolaan data yang harus dilakukan baik data medik
maupun data administrasi sehingga dapat menyebabkan beberapa masalah seperti (Binus,
2017):
a. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data
sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat,
tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
b. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak
sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
c. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya
kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang
lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan
akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah
bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah
sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu
prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
d. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara
manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya
kebenarannya.
Oleh karena itu pemerintah kemudian membuat kebijakan pada Undang Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 52 ayat 1 yang mengatakan bahwa
setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit,
yang kemudian ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (Odelia, 2018).
Selanjutnya PERMENKES ini turun diturunkan dalam Juklak Teknik Sistem
Informasi Rumah Sakit (JUKNIS SIRS) 2011. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat landasan
hukum tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yaitu Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013. Di dalam juknis SIRS 2011 tertera apa saja yang
dibutuhkan oleh rumah sakit dalam SIRS dan wajib dilaporkan kepada negara untuk dapat
menjadi laporan acuan. Pelaporan tersebut diintegrasikan dengan dashboard Kemenkes yang
bertujuan untuk menjamin ketersediaan, kualitas dan akses data kesehatan prioritas dan
muatan data lainnya serta mengoptimalkan aliran data kesehatan dari kabupaten/kota
dan/atau provinsi ke Kementerian atau sebaliknya. Dalam proses pelaporan tersebut
diperlukannya keterupdatean masing-masing rumah sakit guna mengetahui perkembangan
kesehatan tiap rumah sakit (Odelia, 2018).
Table x. Perkembangan Sistem SIRS

Bagan x. Struktur Hierarki SIRS


Bagan x. Arus data dan Informasi RS
3. Isi dan Manfaat
a. Klasifikasi SIRS (Nainggolan, 2013)
 Sistem Informasi Klinik: sistem informasi yang secara langsung untuk
membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Contoh : Sistem informasi di
ICU, Sistem Informasi pada alat CT Scan, USG
 Sistem Informasi Administrasi: sistem informasi yang membantu pelaksanaan
administrasi di rumah sakit. Contoh : Sisfo Pendaftaran, Sisfo Billing system,
Sisfo apotek, Sisfo Penggajian
 Sistem Informasi Manajemen: sistem informasi yang membantu manajemen
rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Contoh: SIM pelayanan, Sisfo
Keuangan, Sisfo Pemasaran
b. Manfaat dari SIRS
Sistem informasi rumah sakit memiliki beberapa manfaat yang didapat
apabila sebuah rumah sakit menerapkanya dengan baik. Dibawah ini merukan contoh
manfaat yang didapat apabila menggunakan sistem informasi rumah sakit.
 Pengendalian mutu pelayanan medis,
 Pengendalian mutu dan penilaian produktivitas,
 Analisa pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan,
 Perencanaan dan evaluasi program,
 Menyederhanakan pelayanan,
 Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan
suatu nilai tambah bagi manajemen,
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.
Dengan bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi bahkan
dihindari. SIMRS membuat fungsi dari bagian perawatan lebih dikonsentrasikan
pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan
dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi
wewenang direksi. Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial
pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis
akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada
siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi
secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan (Handiwidjodjo, 2009).

Daftar Pustaka

Handiwidjodjo, Wimmie. 2009. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jurnal EKSIS Vol 2 no
2 November

Nainggolan, S. 2013. Menuju Komputerisasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Penerapan
Konsep Pengolahan Data Terdistribusi, Jendela Rumah Sakit, No 44/XII/1994

Odelia, Evi M. 2018. Pengembangan Kapasitas Organisasi Melalui Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan di RSUD dr.
Mohamad Soewandhie Surabaya. Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

Binus, 2017. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS). Written by I Gusti Made
Karmawan, S.Kom., MM. In https://sis.binus.ac.id/2017/01/23/sistem-informasi-manajemen-rumah-
sakit-sim-rs/ diakses pada 21-08-2019 07:09
Setyawan, Dedi. 2016. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) pada RSUD Kardinah Tegal. Indonesian Journal on Computer and Information
Technology.

Anda mungkin juga menyukai