Bapak Ahmad berusia 72 tahun, sesuai dengan antrian kuota haji, baru mendapat giliran
kesempatan untuk menunaikan ibadah haji pada tahun depan setelah mengalami masa tunggu (waitng list)
selama 10 tahun. Dari hasil pemeriksaan kesehatan tahap pertama di puskesmas, ternyata beliau
mengalami masalah kesehatan haji yakni sebagai penderita hemiparesis dekstra dan harus dibantu dengan
kursi roda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Hasrat beliau untuk berhaji sangat meluap dan amat
bersemangat, serta selalu optimis agar mampu melaksanakan ibadah haji semaksimal mungkin. Menurut
dokter yang merawat Bapak Ahmad, beliau dinyatakan memenuhi syarat kesehatan untuk melaksanakan
ibadah haji dengan pendampingan, namun sayang sekali pendamping beliau selaku mahram (puteranya)
belum mendapatkan giliran berangkat haji sesuai dengan antrian kuota haji.
Langkah 1
1. Hemiparesis: Hemi= sisi Paresis= kelemahan; Kondisi salah satu sisi tubuh mengalami
kelemahan otot
2. Mahrom: Semua orang yang haram untuk dinikahi sebab keturunan atau nasab, sepersusuhan dan
pernikahan dalam syariat islam, pendamping calon jamaah haji tanpa melanggar syariat islam
3. Pemeriksaan kesehatan tahap 1 jamaah haji: Pemeriksaan kesehatan calon jamaah haji oleh tim
kesehatan saat pendaftaran untuk mendapatkan nomor kursi
4. Kuota haji: Batasan jumlah jamaah haji Indonesia yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi
berdasarkan ketetapan Organisasi Konferensi Islam (10% penduduk muslim setiap negara yang
menjadi anggota OKI)
5. Waiting List:Waktu yang dibutuhkan calon jamaah haji untuk mendapatkan nomor porsi sesuai
antrian (masa tunggu sebelum keberangkatan), daftar jamaah haji yang telah mendaftar dan
mendapatkan nomor porsi dan menunggu keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji
Langkah 2
1. Apa saja masalah kesehatan haji yang dikaitkan dengan adanya kuota haji ?
2. Apakah regulasi yang mengatur kesehatan haji ?
3. Mengapa kasus hemiparesis dianggap sebagai masalah kesehatan haji ?
4. Mengapa faktor risiko dianggap penting ?
5. Bagaimana solusi pencegahan faktor risiko tinggi pada jamaah haji ?
6. Mengapa Pak Ahmad dinyatakan dapat memenuhi syarat untuk berangkat haji ?
7. Mengapa pemeriksaan kesehatan harus dilakukan ?
Langkah 3
1. Apa saja masalah kesehatan haji yang dikaitkan dengan adanya kuota haji ?
Antusiasme yang tinggi menyebabkan permasalahan pada akomodasi apabila
dilakukan secara bersama dan juga dikaitkan dengan kuota yang telah ditentukan oleh
pemerintah Arab Saudi, keterbatasan SDM petugas haji
Adanya resiko penyebaran penyakit dari jamaah haji lainnya
Dilakukan pendeteksian dini untuk mendapatkan data kesehatan calon jamaah haji
2. Apakah regulasi yang mengatur kesehatan haji ?
UU No.13 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
UU No.8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Permenkes No.15 tahun 2016 tentang Istitaah Kesehatan Haji
PMA No.13 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler
3. Mengapa kasus hemiparesis dianggap sebagai masalah kesehatan haji ?
Karena hemiparesis termasuk dalam kategori risiko tinggi
Karena tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari sehingga memerlukan
pendampingan dalam jamaah haji
4. Mengapa faktor risiko dianggap penting ?
Karena dapat mempengaruhi aktivitas dalam melaksanakn ibadah haji
Dapat memperberat penyakit yang sudah dimiliki oleh calon jamaah haji
Mencegah terjadinya trauma pada jamaah haji
Dapat menurunkan angka kesakitan
5. Bagaimana solusi agar Pak Ahmad dapat berangkat haji ?
Dengan mendaftarkan pengajuan pendamping karena pemerintah dapat
memprioritaskan pendamping sesuai dengan syarat: mempunyai hubungan keluarga
(akta keluarga), sudah melunasi BPIH, sudah terdaftar minimal 3 tahun sebelumnya,
jamaah haji dan pendamping dalam satu provinsi
Jika waktu keberangkatan pendamping dan CJH berbeda, dapat mengajukan
permohonan penggabungan dengan syarat seperti diatas
Karena Pak Ahmad termasuk golongan lansia dan resiko tinggi, maka harus
didampingi oleh mahrom. Jika mahrom tidak bisa melakukan pendampingan, maka
dapat digantikan oleh petugas haji
6. Mengapa Pak Ahmad dinyatakan dapat memenuhi syarat untuk berangkat haji ?
Karena penyakit yang diderita oleh Pak Ahmad tidak tergolong dalam daftar penyakit
yang dilarang untuk berangakat
Karena usia PakAhmad termasuk dalam kategori resiko tinggi dan perlu
pendampingan
7. Mengapa pemeriksaan kesehatan harus dilakukan ?
Pendeteksian dini untuk mendapatkan data kesehatan calon jamaah haji
Untuk memenuhi syarat Istitaah
Untuk menentukan kategori calon jamaah haji
Untuk mengoptimalkan kesehatan calon jamaah haji
Tahap 1: untuk mengatagorikan jamaah haji risiko tinggi dan non risiko tinggi
Tahap 2: untuk mengatagorikan istitaah (laik sehat ibadah haji)
Tahap 3: untuk mengatagorikan laik terbang
Langkah 4
Langkah 5
1. Regulasi penyelenggaraan kesehatan haji
2. Faktor risiko kesehatan haji
3. Istitha’ah kesehatan haji
4. Alur pemeriksaan kesehatan calon jamaah haji
5. Pembinaan kesehatan calon jamaah haji
Pak Ahmad
72 Tahun
Kategori Risiko
Tinggi
Mengajukan
permohonan
penggabungan