Anda di halaman 1dari 37

KEBIJAKAN MANASIK

KESEHATAN HAJI

PUSAT KESEHATAN HAJI


2022
Manasik Kesehatan Haji
Akan menjadi Kegiatan Utama

Kesehatan Haji yang TSM


(Terstruktur, Sisitimatis,
Masif)
DASAR HUKUM
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
3. UU No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
4. Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istitahaah Kesehatan Jemaah
Haji
5. Permenkes No 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji
6. PMA No 13 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler
7. Permenkes No 9 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Kesehatan Haji Di Arab Saudi
8. Petunjuk Penanganan COVID pada jamaah haji 2021
9. Standar Tempat Karantina dan Isolasi Mandiri pada Penyelenggaraan
Haji di Masa Pandemi COVID 19 tahun 2021
MENGAPA PERLU MANASIK KESEHATAN HAJI?

1. 34% jemaah berusia ≥ 60 tahun


(2020)
2. 48% jemaah berpendidikan SLTA ke
bawah (2020)
3. 68,01% jemaah risti kesehatan (2020)
4. Banyaknya jemaah sakit yang dirawat
di Arab Saudi (6.094 orang) (2019)
5. Banyaknya jemaah wafat di Arab
Saudi (453 orang)-(1,96‰) (2019)
6. Layanan edukasi kesehatan jemaah
belum TSM (Terstruktur, Sistematis
dan Masif), sedangkan materi edukasi
yang dihasilkan sudah banyak
Sumber gambar: Haramain.info
Manasik kesehatan haji adalah
proses pemberian informasi kepada
jemaah haji yang bersifat promotif
dan preventif tentang pembinaan,
pelayanan dan pelindungan
kesehatan sebelum keberangkatan,
selama ibadah haji, dan setelah
ibadah haji
Manasik Kesehatan Haji bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman jemaah haji agar
mampu memelihara kesehatan dan
mencegah risiko kesehatan secara
mandiri sehingga dapat menjalankan
ibadah haji sesuai syariat Islam

Manasik Kesehatan Haji


diselenggarakan secara TSM
(Terstruktur, Sistematis dan Masif)

Sumber gambar: Haramain.info


PENYELENGGARAAN MANASIK KESEHATAN HAJI

Penyusunan dan penetapan pedoman,


koordinasi perencanaan, koordinasi dan
Setiap tingkatan PUSAT
kolaborasi, monitoring dan bimbingan
berkoordinasi teknis,dan evaluasi
dan kolaborasi
dengan Lintas Koordinasi perencanaan, koordinasi dan
PROVINSI kolaborasi tingkat provinsi, monitoring dan
Program, Lintas
bimbingan teknis, dan evaluasi di tingkat
Sektor
kabupaten/kota.
(Kemenag),
Organisasi Perencanaan, dan pelaporan, koordinasi dan
KAB/KOTA
Profesi, Ormas kolaborasi, monitoring dan evaluasi.
Islam dan
Organisasi Tim Pemeriksaan dan Pembinaan
Seminat Kesehatan Puskesmas, TKH, PPIH Pelaksanaan dan pelaporan
bidang Kesehatan, KBIH
Istihaah Kesehatan Jemaah haji

Permenkes No.15 tahun 2016


Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji


2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
Pendampingan.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk
Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
BATASAN – PENGERTIAN UMUM
( Permenkes 15 Tahun 2016 )

• Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah,


pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa
menelantarkan kewajiban terhadap keluarga
• Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari
aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
• Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji adalah serangkaian kegiatan
terpadu, terencana, terstruktur dan terukur, diawali dengan
Pemeriksaan Kesehatan pada saat mendaftar menjadi Jemaah Haji
sampai masa keberangkatan ke Arab Saudi.
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
a. Merupakan Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji
tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani
setidaknya dengan kategori cukup.
b. Penentuan tingkat kebugaran dilakukan melalui pemeriksaan kebugaran yang
disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah Haji.
c. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif dalam kegiatan promotif
dan preventif
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan Pendampingan
Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan pendampingan merupakan Jemaah Haji dengan kriteria:
a. Berusia 60 tahun atau lebih.
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria Tidak
memenuhi syarat Istithaah sementara dan/atau tidak memenuhi
syarat Istithaah.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji untuk Sementara
Jemaah Haji dengan kriteria:
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain Tuberkulosis
sputum BTA Positif, Tuberculosis Multi Drug Resistance, Diabetes Melitus Tidak
Terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare Kronik, Stroke Akut, Perdarahan
Saluran Cerna, Anemia Gravis.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14
minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. KRITERIA TIDAK MEMENUHI SYARAT ISTITHAAH
KESEHATAN HAJI

a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa


b. Gangguan jiwa berat
c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya
Kenapa Harus
Istithaah
Kesehatan??

“Karena Ibadah haji merupakan ibadah dengan


aktivitas fisik yang tinggi“ yaitu :
1. Arofah (Wukuf)
2. Mabit (Muzdalifah) Aktifitas yg paling
3. Mina, Jamarot sering dilakukan :
4. Thowaf JALAN KAKI
5. Sa’i

“Semua ini merupakan tantangan yang harus dihadapi. Oleh


k a r e n a i t u , d i b u t u h k a n p e r s i a p a n ke s e h a t a n fi s i k , p s i k i s d a n i l m u
sehing ga dapat menunaikan rangkaian ibadah haji dengan baik
s a m p a i ke m b a l i d i t a n a h a i r ”
KONSEP PIKIR DAN KEGIATAN
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
1. MEWUJUDKAN JEMAAH HAJI YANG
BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP
KESEHATAN DIRINYA AGAR TIDAK
MEREPOTKAN ORANG LAIN.
MANASIK KESEHATAN PERSEORANGAN DAN
KELOMPOK
HAJI
MABRUR
MANASIK HAJI DAN
MANASIK KESEHATAN
2. MEWUJUDKAN SUMBERDAYA
MANUSIA INDONESIA YANG MAMPU
BERPERAN SERTA DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
TUJUAN PEMBINAAN DAN PENGUKURAN
KEBUGARAN JHI
KEBUGARAN HAJI :
1. PENGUKURAN
KEBUGARAN JASMANI TUJUAN
2. PEMBINAAN KEBUGARAN • JEMAAH YANG MANDIRI
JASMANI • JEMAAH YANG TIDAK
3. SENAM HAJI MEREPOTKAN ORANG LAIN
4. SENAM PEREGANGAN DI
DALAM UPAYA • HAJI YANG MABRUR DAN
PESAWAT
5. SENAM PEREGANGAN DI MENCAPAI KEMBALI DENGAN SELAMAT
MAKTAB • MENGHASILKAN DATA
6. AKTIFITAS FISIK DAN KONDISI KESEHATAN DAN
LATIHAN FISIK DI RUMAH, KEBUGARAN JEMAAH HAJI
EMBARKASI DAN BAGI TIM KESEHATAN (TKHI)
DEBARKASI
Pembinaan Kesehatan Haji
I. P e m b i n a a n I s ti t h a a h K e s e h a t a n J e m a a h h a j i m a s a t u n g g u
Dilakukan terhadap seluruh Jemaah Haji setelah memperoleh nomor
porsi.

II. P e m b i n a a n I s ti t h a a h K e s e h a t a n J e m a a h h a j i m a s a k e b e r a n g k a t a n
D i l a ku ka n ke p a d a J em a a h H a j i ya n g a ka n berangkat pada tahun
berjalan.
EVALUASI PEMERIKSAAN
KESEHATAN HAJI KAB
BANYUWANGI
TAHUN 2019
JUMLAH JAMAAH HAJI PER KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
ESTIMASI KEBERANGKATAN 2022
200
180
160
140
120
Axis Title

100
80
60
40
20
0
20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100-109
KRITERIA RISIKO TINGGI PADA PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP 1
TAHUN 2019 PADA JAMAAH HAJI TAHUN 2019

400

350

300

250
Axis Title

200

150

100

50

0
Hijau Kuning Merah Putih BELUM PEMERIKSAAN
KRITERIA ISTITAAH PADA PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP 2
TAHUN 2019 PADA JAMAAH HAJI

600
400
200
0
Axis Title
Persentasi Cakupan Vaksinasi Covid-19 Dosis 1 dan Dosis 2 pada JH Jawa Timur

160 150
140
121
120 112
109 106 109
96 98 99
100 91
80 72 72
60 % D1
60 51 50
42 44 39 % D2
40
16 20
20
-
gi r ) ik r
la a
n
n atu il ta (M o ro o so e s be ang
k a B B r eg Gr m b
g w il ta n ow Je m
Ba
n
n yu B oj
o
on
d Jo
a
REKAP PENGUKURAN KEBUGARAN JEMAAH HAJI PROV JATIM 2018 PER-KAB/ KOTA

95.1 – 100 % 80.1 – 95 % 65.1 – 80 % < 65 %


HASIL “REAL COUNT” SEMENTARA
KEBUGARAN HAJI TAHUN 2019
BERDASARKAN DATABASE JHI
VERSI REKAP LAPORAN KAB/
DIATAS RATA-RATA
KOTA
PROVINSI
DIBAWAH RATA-RATA PROVINSI
1. Kab. Tulungagung
2. Kab. Malang
3. Kab Lumajang
4. Kab. Banyuwangi
5. Kab. Sidoarjo
6. Kab. Mojokerto
7. Kab Bangkalan
8. Kab. Jombang
9. Kab. Sampang
10. Kab.
KESJAOR Pamekasan
PROV JAWA TIMUR 2019
11. Kota Probolinggo
12. Kota Malang
13. Kota Surabaya
14. Kota Batu
BELUM MENGIRIM DATA
KABUPATEN PASURUAN
PELAKSANAAN KEBUGARAN HAJI
TAHUN 2019
PENURUNAN TREND PELAKSANAAN
KEBUGARAN JASMANI

PENYEBAB PENURUNAN CAPAIAN


DI TAHUN 2019

1. BELUM SEMUA JEMAAH HAJI MEMAHAMI MANFAAT DARI PENGUKURAN


KEBUGARAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN
2. MASIH ADA PETUGAS YANG MEMPUNYAI “STEREOTIP” BAHWA TANPA
PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI JEMAAH HAJI TETAP BISA BERANGKAT
KE TANAH SUCI
KESIMPULAN

• JH tahun 2021 yang belum menerim vaksinasi covid-19


untuk segera melengkapi dosis 1 dan dosis ke-2.
• JH tahun 2022 akan diberikan vaksinasi meningitis. Masa
berkalu 2 tahun.
• Diperlukan koordinasi LP/ LS yang lebih yang lebih baik
dalam pelaksanaan manasik kesehatan JH pada jasmani
jemaah haji
• smani pada pengukuran kebugaran jasmani tahap kedua
• Sinkronisasi data agar lebih ditingkatkan disemua level
Kesimpulan
• PENGUKURAN KEBUGARAN HAJI 1440 H TAHAP II DAPAT DILAKSANAKAN
KEMBALI DAN DAPAT DIPAKAI SEBAGAI :
• DAPAT DIKETAHUI KONDISI KESEHATAN JEMAAH HAJI
• JEMAAH APAT DIBERIKAN INFO ATAU TIPS UNTUK MENJAGA
KEBUGARANNYA
• PERLU MENGGANDENG KEMENAG DAN KBIH UNTUK PELAKSANAAN
PENGUKURAN KEBUGARAN PADA SAAT PENGUKURAN TAHAP KEDUA
UNTUK MENCAPAI TARGET YANG OPTIMAL
CATATAN PENTING UNTUK KITA SEMUA
1. Pemeriksaan Kesh Calon Jemaah Haji  lakukan juga pengukuran kebugaran
-> filosofi : “dinas kesehatan tdk bertujuan atau berhak menolak/membatalkan
kebarangkatan calon jemaah haji, tp justru mendukung keberangkatan mereka dg
cara menyiapkan kondisi kesehatan calon jemaah agar mereka benar2 prima”
2. SAAT MANASIK, PERLU MATERI TAMBAHAN KHUSUS (MASALAH SEPELE TAPI PENTING)
 MATERI TENTANG PENGGUNAAN TOILET DI PESAWAT (tisu basah, brg yg penting unt
dibawa)
 MATERI KEBERSIHAN LINGKUNGAN
3. DINKES sulistijowati67 DINKES KAB/KOT  WAJIB SINERGI LINTAS PROGRAM
4. CALON JEMAAH HENDAKNYA MEMATUHI REKOMENDASI DARI PETUGAS KESEHATAN
PROGRAM LATIHAN FISIK JALAN CEPAT/JOGGING
KELOMPOK/PERORANGAN
Contoh latihan/
1 TINGKAT KEBUGARAN PESERTA LATIHAN   BAIK CUKUP KURANG
pembiasaan 2 JENIS LATIHAN Jalan kaki Jalan kaki Jalan kaki
untuk 3
4
FREKUENSI LATIHAN
PERSIAPAN SEBELUM LATIHAN FISIK :
4 - 5 X Seminggu
 
3 - 4 X Seminggu
 
2 X Seminggu
 
meninggatkan   - Pastikan kondisi tubuh sehat untuk berlatih.      
  - Pastikan jalur yang akan dilalui rata dan aman      
kebugaran Ukur tekanan darah, bila tekanan darah lebih tinggi dari biasanya
Jemaah Haji   - tunda kegiatan      
Hitung denyut nadi di pergelangan tangan selama 1 menit, tunda
  - latihan bila denyut nadi lebih dari 100kali/menit      
5 KEGIATAN LATIHAN      
  PEMANASAN :      
  - Lakukan jalan kaki perlahan dan peregangan otot-sendi 10 Menit 5 - 10 menit 5 menit
  LATIHAN INTI :      
  - Jalan cepat 40-60 menit sesuai kemampuan 40 - 60 Menit 30 - 40 Menit 20 - 30 Menit
Lakukan Tes bicara : selama berjalan masih mampu
  - bernyanyi/bicara.      
  - Hitung denyut nadi setelah latihan : 130-150x/menit      
  PENDINGINAN :      
  - Lakukan jalan kaki perlahan dan pelemasan otot-sendi 10 menit 5 - 10 menit 5 Menit
6 PERHATIAN :      
  - Hentikan latihan fisik dan laporkan ke petugas kesehatan,      
bila kepala pusing, penglihatan berkunang-kunang, nyeri dada,
  sesak napas, nyeri sendi, dll      
  - Jangan lupa minum air yang cukup selama berlatih.      
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai