Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TKHI

SELAMA PERJALANAN TUGAS MENDAMPINGI JAMAAH HAJI


KLOTER 90 EMBARKASI SOC
1439 H/ 2018 M

Disusun Oleh:
dr. Ekar Lekstyowati
Ririn Farina
Hery Purnomo
LAPORAN KEGIATAN TKHI SOC 90 TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang undang no 13 tahun 2008 BAB III Pasal 6: Pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi,
transportasi, pelayanan kesehatan keamanan, dan hal lain yang diperlukan oleh
jemaah haji.Tim kesehatan Haji telah berupaya keras dalam mendukung
terwujudnya Indonesia yang berdaulat Mandiri dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong melalui kegiatan peningkatan kesehatan jamaah Haji
B. Tujuan

1. Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji

2. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah,
sampai tiba kembali di tanah air

3. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa


keluar / masuk oleh jemaah haji

4. Terlaksananya pemeriksaan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan


jemaah haji

5. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor resiko secara


benar dan lengkap

6. Terwujudnya persyaratan kesehatan (istitho’ah)


i. Tercapainya peningkatan kewaspadaan penyebaran penyakit berpotensi
KLB
II. PELAKSANAAN
A. Pelatihan Kompetensi

1. Permasalahan Kendala dan hambatan


Calon petugas TKHI yang lolos dalam seleksi berkas dan tes
psikometeri kemudian diberikan pelatihan kompetensi untuk
memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan haji kloter di Indonesia maupun di Arab Saudi.
Pembekalan ini dititik beratkan pada kondisi – kondisi yang spesifik
sering terjadi pada pelayanan haji. Kompetensi ini juga meliputi ujian
tentang pengetahuan dan keterampilan penangangan
kegawatdaruratan. Inti pelayanan yang diutamakan termasuk soft
skill petugas dalam menghadapi permasalahan yang mungkin ada di
dalam pelaksanaan pelayanan sebagai petugas. Materi pelatihan
dalam bentuk ceramah, permainan, simulasi peran, diskusi, dan
pelatihan fisik yaitu senam dan jalan kaki. Dalam pelatihan juga
diberikan materi manasik haji agar petugas juga dapat mempunyai
gambaran yang baik mengenai prosesi ibadah haji.

2. Masukan & saran


Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelatihan antara lain:
- Diberikannya kesempatan untuk melatih kembali kemampunan
penanganan kedaruratan medis dengan menambah jumlah jam
pelajaran khusus materi ini, dan mengurangi jam pelajaran
yang sifatnya untuk permainan.
- Materi manasik haji disertai dengan praktek.
- Dengan model pelatihan yang menggunakan metode
andragogi kami usulkan agar modul dapat diberikan online dan
dapat diunduh sebelum pelaksanaan pelatihan sehingga sudah
dapat dipelajari di rumah sebelum pelatihan.
- Diberikan materi khusus tentang tata cara mengisi COD dan
AV.
B. Pelatihan Integrasi
Pelatihan integrasi diikuti petugas haji dari bidang pelayanan ibadah dan
pelayanan kesehatan. Pelatihan ini dilaksanakan agar dapat terbina tim yang
solid dalam pelayanan. Proses pelatihan berjalan dengan baik dan cukup
lengkap, dengan materi yang diajarkan dilaksanakan dengan metode ceramah,
diskusi, role play, permainan dan pelatihan fisik melalui pelatihan senam dan
jalan. Akomodasi dan konsumsi selama pelatihan sangat baik.
Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelatihan antara lain :
- Interaksi antar bidang (petugas kesehatan dan petugas pendamping
ibadah) lebih ditingkatkan melalui materi pelatihan.
- Pemantapan manasik di awal pelatihan agar calon petugas yang belum
berhaji mempunyai dasar dalam diskusi.
- Diberikan simulasi real-time alur pelaporan kloter-sektor dan sistem
rujukan.

C. Embarkasi
Kegiatan dan pelayanan jamaah di embarkasi cukup baik. Petugas TKHI datang
satu hari sebelum kedatangan jemaah calon haji di embarkasi dengan menempati
asrama di wisma armina. Di wisma armina, petugas TKHI memperoleh pembinaan
dari seksi pembinaan bidang ibadah dan bidang kesehatan. Pembinaan ini sangat
membantu petugas dalam memberikan gambaran kondisi aktual di Arab Saudi,
dan pembekalan lain berkaitan dengan proses pelayanan di Arab Saudi sekaligus
pembaruan komitmen pelayanan petugas agar tetap konsentrasi pada pelayanan
kepada jamaah calon haji. Pelayanan di asrama armina cukup memuaskan, hanya
saja kita masih harus mencari makan di luar asrama.
Kontak pertama petugas dengan jemaah calon haji terjadi pada proses
penerimaan jemaah calon haji di Asrama Haji Donohudan. Upacara ini dapat pula
digunakan oleh petugas TKHI sebagai sarana skrining awal jamaahnya, ada
beberapa jamaah yang ditemukan suatu faktor resiko pada EKJH tetapi kurang di
bekali obat dari daerah sehingga di Embarkasi di resepkan kembali dan harus
mencari obat di apotik luar embarkasi. Saran kami pada penyelenggaraan haji
tahun depan adalah agar petugas haji di daerah dapat bekerja sama dengan lebih
baik agar kelengkapan obat yang harus dibawa terutama yang memerlukan obat
rutin selama di Arab Saudi. Pada petugas pemeriksa jemaah calon haji di
puskesmas dan rumah sakit agar dapat lebih teliti memeriksa dan mendiagnosis
jemaah calon haji dan dengan lengkap pula menuliskannya pada Input di EKJH.
Pada saat pemeriksaan awal jamaah kami ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit
dapat dilayani dengan baik dan cepat. Tim di embarkasi juga sangat memfasilitasi
proses menuju ke pesawat, khususnya dalam mendampingi jamaah dengan kursi
roda. Saran kami adalah petugas diberi logistik untuk sarapan/makan siang/makan
malam saat di embarkasi, banyak jamaah risti yang lolos dalam pemeriksaan,
masih banyak risti yang di EKJH tidak tertera riwayat penyakit sebelumnya.

1. Jumlah Total Jamaah : 358


Laki laki : 154
Perempuan : 204
2. Jumlah Total Jamaah risti : 306
Laki laki : 115
Perempuan : 191
3. Distribusi Jamaah berdasarkan umur (tabel/pie chart)

4. Distribusi Jemaah Berdasarkan Jemaah risti (table/ pie chart) horizontal

5. Jemaah rujukan
Di Embarkasi 1 orang jamaah yg dirujuk ke rs Moewardi dan batal
berangkat an Hadi Royanto 68 th

NO NAMA SEX UMUR KAB DIAGNOSIS KET

6. Jemaah tunda
NO NAMA SEX UMUR KAB SEBAB KET
BATAL
1 Hadi Laki laki 68 th Banyumas
Royanto

7. Jemaah wafat
NO NAMA SEX UMUR KAB SEBAB KET
WAFAT
D. Arab Saudi
1. Kunjungan/ Visitasi Jemaah
Setiap saat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Daftar Jemaah visitasi berdasar jenis kelamin
3. Distribusi 10 besar penyakit pada kunjungan
1) Acut upper resp infection
2) Hipertensi
3) Dm type 2
4) Dyspepsia
5) Dm dengan ulkus
6) PPOK
7) Asma
8) Conjungtifitis
9) TF
10) Artropati

4. Jemaah rujukan
NO NAMA SEX UMUR KAB DIAGNOSA RS KET
RUJUKAN

5. Jemaah Wafat
NO NAMA SEX UMUR KAB SEBAB KET
WAFAT
1 TUJIRAH PEREMPUAN 61 th Banyumas Acute miocard RS Mina Al Wady
hipertensi
2 DJAMISAH PEREMPUAN 72 th Banyumas Shock RSAS Al Noor
Kardiogenik
3 DJUDIN LAKI LAKI 74 th Banyumas shock sepsis RSAS Al Dar
pneumonia
6. Jemaah Tanazul dan titipan
NO NAMA SEX UMUR KAB SEBAB KET
TANAZUL
1 Suriah perempuan 60 th Banyumas Menunggui Saat
suami sakit keberangkatan
Ikut kloter 93
2 Laki laki kendal Saat
keberangkatan

Mekah sebelum ARMUZNA


Jamaah SOC 90 ditempatkan dalam satu hotel di Sysiah – Mahbas Jin,
yaitu hotel Hajar Palace no 231. Jamaah menempati lantai 3 sampai dengan 6.
Petugas menempati kamar 308 dan 309 di lantai 3. Jarak hotel dengan Masjidil
Haram sekitar 4 km. transportasi dilayani dengan bus sholawat no 8 yang haltenya
tepat di depan hotel. Untuk dapat sampai ke Masjidil Haram, perlu naik bus
sholawat, satu kali naik bus lagi sampai terminal Syb Amir di dekat Masjidil Haram.
- Ruangan hotel baik, dengan adanya space ruangan di tengah hotel
sehingga sirkulasi udara juga baik. Ruangan juga dekat, sehingga
memudahkan visitasi.
- Di dalam masing - masing kamar, terdapat lemari penyimpanan pakaian,
meja kecil, kamar mandi dilengkapi dengan wastafel. Tiap kamar
disediakan kulkas, serta tiap lorong ada mesin cuci, untuk tempat
menjemur pakaian disediakan hotel di lantai paling atas, di lantai MZ
tersedia untuk Mushola.
- Ada ditemukan beberapa belatung di dalam hotel, namun setelah
berkoordinasi dengan pihak hotel dan sansur sektor, hal ini dapat teratasi.
Ternyata di timbulkan adanya bangkai burung dara di mesin AC. Solusi
jamaah di pindah kamar
- Suplai air bersih di hotel cukup, Alhamdulillah tidak pernah kehabisan, refill
air minum juga cepat.
- Pelayanan sektor di mekah cukup baik. proses perujukan pasien yang perlu
di rujuk mendapat bantuan dari sektor, namun tiap sektor hanya tersedia 1
buah ambulance, kadang harus bergantian antar kloter jika dalam satu
waktu membutuhkan bantuan ambulance emergency.
- Proses pelayanan request obat via siskohatkes berjalan seperti yang
diharapkan, namun petugas kloter harus datang sendiri ke sector/ KKHI
untuk amprah obat.
- Tidak tersedianya tenaga pelayanan pengantar obat.
- Pemenuhan kebutuhan obat tidak sesuai dengan asumsi pengeluaran,
sehingga pemberian obat tidak bisa maksimal. Hal ini meningkatkan
kunjungan ke petugas kloter (obat yang diminum sudah habis, tetapi sakit
belum sembuh).
- Dominasi KBIH tidak terjadi, karena kloter 90 SOC 100% dari KBIH
Muhamadiyah. Sehingga memudahkan untuk berkoordinasi.
- Kurangnya tenaga dokter dan dokter spesialis serta perawat di sektor,
hanya tersedia 2 dokter umum, 2 perawat, 2 supir ambulance, 1 apoteker,
1 temus, yang selalu siaga 24 jam setiap hari.

Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelayanan di Mekah antara lain :
- Pelayanan obat melalui android perlu diperbaiki.
- Pemenuhan obat dari sektor agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan di
kloter.
- Disediakannya tenaga pengantar obat.
- Armada ambulance diperbanyak, setidaknya 3 buah ambulance standby.
- Ditambahnya tenaga dokter spesialis di sektor.
- Lokasi KKHI yang jauh dan kurang familiar membuat kesulitan ketika akan
menuju ke KKHI.

Arafah
Seluruh jamaah mengikuti proses tarwiyah kecuali 5 petugas kloter. Proses
menuju Mina dapat berjalan dengan baik karena jamaah sudah diatur bergiliran
menaiki bis sesuai dengan urutan rombongan. Jamaah dengan kursi roda juga
terfasilitasi dengan baik. Sebagian jamaah yang tarwiyah terpantau dengan baik
dengan bekerja sama dengan petugas TKHD untuk mendampingi. Tenda yang
ada di arafah cukup menampung jamaah. Kamar mandi terletak dekat sekali
dengan tenda sehingga memudahkan jamaah mengaksesnya. Makanan dan
minuman selama di arafah cukup. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan
dengan baik. pelaporan dengan siskohatkes berjalan baik, namun jarak dengan
sektor dan KKHI sangat jauh, tidak ada kendaraan yang siap mengantar-jemput
petugas yang membutuhkan, tenda dan karpet yang digunakan bekas, kotor,
banyak debu dan jamurnya.

Musdalifah
Proses perjalanan menuju musdalifah mina dapat dilaksanakan dengan
lancar. Jamaah tidak berhenti di musdalifah karena kita dapat tenda di Mina Jadid
yang masih masuk area Muzdolifah, jamaah menempati tenda di Mina Jadid dan
terbagi menjadi 3 tenda.

Mina
Maktab yang didapatkan di mina termasuk yang paling jauh dengan tempat
lempar jumroh. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik, petugas
mendapatkan tempat tersendiri di dekat tenda jamaah. Jamaah juga mendapatkan
tenda yang cukup. Pelayanan konsumsi di mina cukup baik. tidak terlambat dan
cukup jumlahnya. Sebagian jamaah ada yang langsung towaf ifadhoh setelah
lempar jumroh Aqobah. Perlu pendekatan yang baik kepada jamaah yang
langsung ifadhoh ke masjidil haram hanya yang benar – benar sehat. Jamaah
yang beresiko tinggi kami sarankan tinggal di tenda agar dapat pemantauan yang
lebih baik. AC tidak pernah dibersihkan/diservis, tenda dan karpet bekas, banyak
debu dan jamurnya. Ada satu jamaah yang sakit dan di rawat di RS Mina Al Wadi
dan akhirnya meninggal di RS.

Mekah paska armina.


Setelah kembali ke makkah, jamaah haji beristirahat kemudian
merencanakan untuk melakukan thawaf ifadah setelah bus sholawat beroperasi
bagi yang belum ifadho. Beberapa jamaah dirujuk ke KKHI karena kondisi yang
perlu perawatan intensif, ada juga jamaah yang kita berikan cairan infus karena
dehidrasi dan tidak mau makan. Jamaah yang di rujuk ke RSAS ada satu yang
meninggal di RS An Noor Makkah

Perjalanan dari Makkah ke Madinah


Jamaah menaiki bus dengan teratur sesuai rombongan, ada jamaah suami
isteri yang masih di rawat di RS King Faisal dan di serahkan ke pihak KKHI untuk
mengevakuasi bila sudah memungkinkan. Ada satu jamaan yang kondisinya
menurun saat perjalanan ke Madinah sehingga sesampai di Madinah segera di
rujuk ke KKHI dan dilanjutkan rujuk ke RS Arab di Madinah

Madinah
Jamaah kloter 90 termasuk dalam gelombang Dua Akhir sehingga
mendapatkan jadwal ke madinah setelah dari Makkah. Di madinah jamaah calon
haji akan melaksanakan ibadah shalat wajib berjamaah arbain. Kondisi pelayanan
jamaah calon haji di madinah dapat kami laporkan sebagai berikut :
- Kami menginap di Hotel Mawadah Al Noor, Sektor 2 Madinah, yang
berjarak 300 meter dari masjid Nabawi.
- Petugas mendapatkan 1 kamar, sehingga ditempati bersama 3 petugas laki
– laki dan 2 petugas perempuan.
- Suhu pada saat kedatangan mencapai 47 derajat, tapi suhu rata – rata
berangsur turun seiring berjalannya hari.
- Pelayanan sektor tidak dapat maksimal karena sektor tidak diperkenankan
melakukan layanan rawat inap bagi jamaah yang sakit, jadi jika ada jamaah
yang sakit harus segera dirujuk ke KKHI yang berjarak sekitar 15 menit dari
hotel. Sektor berusaha tetap eksis dengan melakukan pelayanan
sembunyi-sembunyi, terutama pelayanan distribusi obat. Pelayanan obat
dilayani petugas sektor dengan mengambil tempat di KKHI. Dokter
penanggung jawab sektor menerima konsulan pasien baik lewat telepon,
sms atau melalui media komunikasi online (whatsapp dan bbm).
- Pelayanan kesehatan ke jamaah dilakukan dengan :
 Tidak menata obat di kamar petugas atau di tempat umum
 Tidak memasang petunjuk tentang pelayanan kesehatan di tempat
umum
 Tidak melakukan pelayanan kesehatan di tempat terbuka.
 Visitasi sekaligus pengobatan.

Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelayanan di Madinah


antara lain :
- Akomodasi petugas agar dipisahkan antara petugas laki – laki dan
perempuan. Kamar petugas wanita melewati petugas pria.
- Siskohatkes saat itu dapat digunakan secara penuh dan data selalu
update sepenuhnya.

E. Pesawat (keberangkatan)
Pada saat masuk pesawat, jamaah dapat masuk dengan tertib dan duduk
sesuai tempat duduk masing-masing dibantu oleh pramugari dan purser. Pesawat
dapat terbang sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Setelah pesawat
mengudara beberapa jamaah ada yang mengeluh sakit ringan, seperti pusing dan
mual. Jamaah yang sakit dapat tertangani dengan obat-obat yang petugas bawa
dari rumah. Petugas sudah berkomunikasi dengan purser untuk melihat kotak
emergency kit yang ada di pesawat, tapi belum sempat ditunjukkan. Alhamdulillah
jamaah aman, dan tidak ada yang memerlukan tindakan darurat. Pelayanan
promosi kesehatan selama di penerbangan difasilitasi dengan baik oleh petugas
garuda di pesawat. Beberapa jamaah juga mengalami masalah dengan
penggunaan toilet, namun setelah diberikan penjelasan dapat memahami cara
menggunakan toilet yang ada di pesawat.

Bandara King Abul Aziz International Airport Jedah (datang)


Sambutan petugas PPIH bandara sangat baik. Petugas TKHI disambut di
pintu keluar setelah pemeriksaan imigrasi dan menanyakan kodisi kesehatan
jamaah. Jamaah yang sakit diarahkan menuju kantor PPIH/ Sektor bandara untuk
mendapatkan perawatan intensif. Waktu transit di bandara sangat singkat
sehingga petugas TKHI dalam melakukan evaluasi kondisi jamaah calon haji
sangat singkat dan langsung diarahkan agar menaiki bus sehingga pendampingan
rombongan yang mempunyai resti belum maksimal.

Pesawat (pulang)
Pada saat masuk pesawat, jamaah dapat masuk dengan tertib dan duduk
sesuai tempat duduk masing-masing dibantu oleh pramugari dan purser.
Penerbangan tidak mengalami delay. Jamaah yang sakit dapat tertangani dengan
obat-obat yang petugas bawa, sisa dari pelayanan di Makkah dan Madinah.
Petugas dihubungi purser untuk melihat kotak emergency kit yang ada di pesawat,
langsung ditunjukan, diambil dan diperiksa isinya. Alhamdulillah jamaah aman,
dan tidak ada yang memerlukan tindakan darurat. Pelayanan promosi kesehatan
selama di penerbangan difasilitasi dengan baik oleh petugas garuda di pesawat.
Penggunaan toilet sudah tidak menjadi masalah karena sudah pernah naik
pesawat sebelumnya. Saat transit di Bandara India petugas tetep aktif dan
mengontrol kondisi jamaah.

F. Debarkasi
Pada waktu mendarat petugas kesehatan dari debarkasi langsung naik
pesawat untuk memastikan jamaah yang sakit. Petugas khusus untuk evakuasi
jamaah yang memerlukan kursi roda juga sudah disiapkan. Jamaah turun dengan
tertib dan langsung naik bus. Setelah dilakukan pendataan, jamaah dibawa
menuju donohudan untuk melaksakan upacara penyambutan kedatangan dan
penyambutan dari petugas haji daerah

G. Kendala teknis dan permasalahan serta pemecahan

NO PERMASALAHAN ETAPE SOLUSI


1 Simulasi tatalaksana kasus kegawatan PELATIHAN Sempurnakan
haji perlu diadakan lebih banyak saat kurikulum
pelatihan kompetensi, dibantu dengan
probandus yang terlatih dan penguji
yang berpengalaman.
2 Ketidaktersediaannya tenaga dokter Makkah/ Sektor ditambah tenaga
spesialis di tiap sektor, hanya 2 dokter dokter spesialis di tiap
umum. sektor.
3 Kurangnya jumlah armada ambulance Makkah Tambah armada
di tiap sektor, hanya 1 ambulance

4 Ketidak tersediannya obat batuk dan Sektor Makkah/KKHI Diusulkan masuk


flue kombinasi, sehingga menurunkan daftar belanja obat
adherence
5 Tidak adanya sinkronisasi input data Makkah Update siskohat
antar petugas kloter, sehingga sering
terjadi duplikasi input data.
6 Kadang – kadang terjadi crowded Makkah Update siskohat
traffic, sehingga selalu sering muncul
gagal login, berupa notifikasi
username/password tidak dikenal.

7 Karpet dan Fasilitas Tenda serta AC di perlu perhatian khusus


Armuzna, tidak layak untuk dihuni, kepada pemerintah
karena karpet, AC dan tenda tidak arab Saudi untuk
dicuci dan dibersihkan, kemungkinan melakukan
banyak partikel debu dan jamur serta pencucian/penggantian
bakteri serta virus yang tertempel, yang AC, Tenda, Karpet
menyebabkan terjadinya Infeksi dengan yang baru
Saluran Nafas yang Masive saat Pasca untuk menghindari
Armuzna. terjadinya hal ini
8 Alkes yang disediakan untuk kloter di Makkah Pengadaan alkes
dalam tas kloter sangat minimal, tidak
ada alat cek darah tepi, tidak ada pulse
oxymetri, dsb, sehingga harus
membeli/membawa sendiri.
9 Kurang berjalannya tentang undang- Sebelum Di perketat
undang istitoah jamaah, masih banyak keberangkatan
jamaah sakit tapi tetap diberangkatkan

III. Kesimpulan dan Rekomendasi


Dalam pelaksanaan tugas pendampingan jamaah haji kloter 90 SOC , pada dasarnya
telah dilakukan sesuai prosedur, walaupun dalam pelaksanaan tugas tersebut masih ada
hambatan dan kendala, tetapi alhamdulillah bisa kami atasi.

Upaya untuk mengatasi adanya kendala tersebut adalah

-Sarana dan prasarana sebenarnya sudah ada, tetapi masih kurang. Sehingga perlu penambahan
sarana dan prasarana sesuai dengan permasalahan tersebut di atas.

- Dalam pelaksanaan kegiatan terintegrasi, undang-undang tentang isthithoah belum sepenuhnya


dilaksanakan.

IV. Penutup
Demikian laporan tugas TKHI kloter 90 embarkasi SOC tahun 1439 H/ 2018 M, kami buat.

Tentunya dalam pembuatan laporan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, oleh
karena itu mohon masukkan dan kritik dari para senior kami, untuk dapat melengkapi dan
menyempurnakan laporan ini, sehingga dapat sesuai dengan yang di harapkan.

Semoga Alloh SWT menerima semua tindakan kami TKHI kloter 90 dalam pemdampingan Jamaah
Haji sebagai amal ibadah yang diterima olehNYa
Lampiran

Kegiatan visitasi di hotel Makkah

Visitasi di KKHI
Perawatan Luka

Penyuluhan dengan TPP

Anda mungkin juga menyukai