Anda di halaman 1dari 31

Kebijakan kesehatan

haji
NAMA KELOMPOK
• NI MADE ANASARI (P07120216008)
• NI LUH PUTU MANI JUNI A.D (P07120216009)
• NI LUH PUTU PUTRI WIDIARI (P07120216010)
• DESAK MADE ARI WAHUNI (P07120216011)
• I PUTU WAWAN NARENDRA PUTRA
(P07120216012)
• KOMANG AGUS WIRANATA (P07120216013)
• MADE AYU RYAS PRIHATINI (P07120216014)
18/09/2018 2
Pengertian Penyelenggaraan
Kesehatan Haji
• Pengertian penyelenggaraan kesehatan haji,
merupakan rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan haji meliputi pemeriksaan
kesehatan, bimbingan dan penyuluhan kesehatan
haji, pelayanan kesehatan, imunisasi, surveilans,
sitem kewaspadaan dini dan respon KLB,
penanngulangan KLB musibah massal, kesling dan
manajemen penyelenggaran kesehatan Haji

18/09/2018 3
Dasar Hukum
• UU No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Keputusan Presiden No. 62 tahun 1995
tentang Penyelenggaraan Urusan Haji
• Kepmenkes Nomor :
442/MENKES/SK/VI/2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Haji
• Permenkes Nomor :
2407/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Pelayanan Kesehatan Haji

18/09/2018 4
• UU No. 13 Tahun 2008
• Bab III Pasal 6
• Bab VIII Pasal 31
• PP. No 79. Tahun 2012 Tentang
pelaksanaan UU 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
• BAB II. Penyelenggaraan Ibadah Haji
Reguler
• Pasal 14
Bimbingan jemaah haji  bimbingan
kesehatan dilaksanakan sebelum
keberangkatan ke Arab Saudi, selama
perjalanan dan selama di Arab Saudi.
18/09/2018 5
• Pasal 27
Pembinaan dan pelayanan kesehatan wajib diberikan
sebelum keberangkatan.
Pemerintah wajib melindungi jemaah haji dari penyakit
menular.
• BAB III. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK)
• Pasal 36 ayat 1 : PIHK wajib memberikan bimbingan,
pelayanan kesehatan dan perlindungan kepada jemaah haji
khusus.
• BAB IV Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)
• Pasal 58 : Penyelenggara perjalanan ibadah umrah wajib
memberikan Pelayanan = diantaranya pelayanan kesehatan
jemaah umrah
Tujuan Penyelenggaraan
Kesehatan Haji
• Meningkatkan kondisi kesehatan Jemaah haji
sebelum keberangkatan.
• Menjaga agar Jemaah haji dalam kondisi sehat
selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali ke tanah air.
• Mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar/masuk
oleh Jemaah haji.

18/09/2018 7
Secara khusus tujuan penyelenggaraan kesehatan haji adalah
• Terlaksananya pemeriksaan, pengobatan
dan pemeliharaa kesehatan Jemaah haji
sebelum keberangkatan.
• Terwujudnya pencatatan data status
kesehatan dan faktor resiko secara benar
dan lengkap.
• Terwujudnya fungsi Buku Kesehatan
Jemaah Haji (BKJH) sebagai media informasi
kesehatan Jemaah.

18/09/2018 8
SASARAN HAJI DI INDONESIA

seluruh calon/ jemaah haji sejak terdaftar di daerah


asal, di perjalanan, selama di Arab Saudi dan 14 hari
setelah kembali dari Arab Saudi, pengelola
kesehatan haji, tenaga kesehatan, instansi
pemerintah di semua jenjang administrasi yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji,
dan petugas kesehatan haji (Tim Kesehatan Haji
Indonesia dan Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji di
Arab Saudi bidang kesehatan)

18/09/2018 9
KEBIJAKAN HAJI DI INDONESIA
• Meningkatkan sistem dan manajemen penyelenggaraan
kesehatan haji secara terpadu, menyeluruh baik lintas
program maupun lintas sektor dengan pendekatan
epidemiologi.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji dengan
mengoptimalkan kemampuan di puskesmas, dinas
kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi,
embarkasi/ debarkasi haji dan di Arab Saudi.
• Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan
kesehatan calon/ jemaah haji dengan pendekatan
manajemen risiko, profesional, terintegrasi lintas
program, lintas sektor terkait dan mengikut sertakan
peran masyarakat.

18/09/2018 10
• Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans
dengan fokus penyakit potensial wabah terutama
Meningitis meningokokus, penyakit menular baru (new
emerging diseases) dan penyakit menular yang
berjangkit kembali (re emerging diseases), sistem
kewaspadaan dini dan respon KLB, bencana serta
musibah masal.
• Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia dalam penyelenggaraan
kesehatan haji dibidang pemeriksaan dan pembinaan,
surveilans, Kesehatan Lingkungan, penanggulangan KLB
dan musibah masal, sistem informasi kesehatan haji.
• Menyediakan dan meningkatkan perangkat keras dan
perangkat lunak sistem informasi manajemen kesehatan
haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan.
18/09/2018 11
• Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan
obat, alat kesehatan haji maupun distribusinya.
• Menjalin kerjasama lintas program, sektoral,
regional Asean, bilateral dengan Pemerintah
Arab Saudi maupun Internasional.
• Meningkatkan dan memantapkan sistem
rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) di Arab Saudi bidang kesehatan dan
Petugas yang menyertai jemaah haji (TKHI
Kloter) melalui prosedur, kriteria serta cara
penyeleksian secara berjenjang dari dinas
kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan
provinsi dan pusat.
• Meningkatkan kemampuan penggalian sumber
daya daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dan
sumber daya yang berasal dari masyarakat
dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

18/09/2018 12
STRATEGI KEBIJAKAN KESEHATAN
HAJI
– Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
calon jemaah haji sehingga petugas dan
masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan haji.
– Advokasi pada pengambil keputusan untuk
dukungan politis dan komitmen dalam
pembiayaan terutama SKD dan respon KLB,
bencana dan musibah masal.

18/09/2018 13
– Swadana dalam pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan calon jemaah haji Penggalangan kemitraan
dengan badan pengelola pembiayaan kesehatan
seperti Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan
asuransi kesehatan lainnya dalam pembinaan
kesehatan haji.
– Fasilitasi dan asistensi metode, teknologi
pemeriksaan, pembinaan serta pengukuran kualitas
(quality assurance) kesehatan haji. Pengembangan
metode dan materi pelatihan petugas kesehatan haji
(PPIH dan TKHI) yang sesuai dengan kebutuhan di
lapangan (aplikatif), Intensifikasi surveilans
epidemiologi, SKD dan respon KLB
18/09/2018 14
Lingkup Pelayanan Kesehatan Haji
• Di tanah air sebelum berangkat haji.
• Di Embarkasi menjelang pemberangkatan.
• Pelayanan kesehatan penerbangan (saat
berada di dalam pesawat).
• Di tanah suci selama menjalankan ibadah.
• Deberkasi (saat) kepulangan Jemaah.

18/09/2018 15
18/09/2018 16
DI TANAH AIR
Pelaksanaan pelayanan medis di tanah air dilaksanakan di puskesmas, rumah
sakit kabupaten/ kota, embarkasi debarkasi haji.

18/09/2018 17
DI ARAB SAUDI
• Pelayanan Medis Petugas TKHI Kloter
• Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh
dokter Aspiran
• Pelayanan Medis di BPHI oleh PPIH bidang
kesehatan
• Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Madinah
• Memantau kondisi kesehatan seluruh jemaah
haji,
• Melapor ke wakadaker pelayanan kesehatan

18/09/2018 18
DI PESAWAT
• Pelayanan medis di pesawat dilaksanakan oleh dokter
dan tenaga keperawatan Kloter
• Memeriksa kelengkapan obat yang disediakan di
pesawat.
• Melakukan visite secara berkala kepada calon jemaah
haji risti.
• Memberikan pengobatan kepada jemaah haji sakit.
• Memberikan penyuluhan kesehatan untuk
mengurangi dampak peningkatan tekanan udara dan
mabuk dalam perjalanan.
• Membuat Certificate of Death (COD) bagi calon/
jemaah haji yang wafat.

18/09/2018 19
Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah (saat
kedatangan)
• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat
jalan, rawat sementara bagi jemaah haji yang
memerlukan.
• Melakukan rujukan ke RSAS atau ke BPHI
Makkah dengan disertai laporan rujukan (Lru).
• Menjawab konsultasi rujukan dari dokter
kloter.
• Membuat Certificate of Death (COD) bagi
jemaah haji yang wafat
18/09/2018 20
Di Madinatul Hujjaj - Jeddah (saat
pemulangan)
• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat
jalan, rawat inap bagi jemaah haji yang
memerlukan.
• Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai
laporan rujukan (Lru) dan laporan tanda terima
rujukan (Tru).
• Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak
bersama kloternya, perlu disertai resume
riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).
• Membuat Certificate of Death (COD) bagi
jemaah haji yang wafat.
• Dll....

18/09/2018 21
Di Madinah
Di Airport Madinah (saat kedatangan dan pemulangan)
• Melakukan rujukan ke BPHI Madinah atau ke RSAS
dengan disertai laporan rujukan (Lru).
• Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah
haji yang wafat.
Di BPHI
• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan,
rawat inap bagi jemaah haji yang memerlukan.
• Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan
rujukan (Lru) dan laporan tanda terima rujukan
(Tru).
• Memberikan pelayanan kesehatan gigi.
18/09/2018 22
Di BPHI
• Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak
bersama kloternya, perlu disertai resume
riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).
• Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta
resume penyakit dan pengobatannya (Rpp)
kepada dokter kloter yang akan mendampingi.
Di BPHI
• Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.
• Membuat Certificate of Death (COD) bagi
jemaah haji yang wafat.

18/09/2018 23
Di Makkah
• Memberikan pelayanan rawat jalan.
• Memberikan pelayanan rawat inap.
• Memberikan pelayanan kegawat daruratan dan
spesialistik.
• Memberikan pelayanan rujukan ke RSAS disertai
formulir Lru dan Tru.
• Memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari kloter.
• Memberikan pelayanan penunjang kesehatan terbatas.
• Dll...

18/09/2018 24
Di Arafah Mina (Armina)

• Memberikan pelayanan rawat jalan.


• Memberikan pelayanan rujukan ke BPHI Makkah
atau ke RSAS disertai formulir Lru dan Tru.
• Memberikan pelayanan kegawat daruratan.
• Memberikan pelayanan kesehatan rawat inap.
• Di Arafah Mina (Armina)
• Memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari
kloter.
• Dll...

18/09/2018 25
Imunisasi
Imunisasi Meningitis Meningokokus

• Tujuan :
Imunisasi meningitis meningokokus tetravalen untuk
memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit
Bagi calon jemaah haji yang tidak mempunyai bukti
imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen harus
imunisasi di pelabuhan Embarkasi dan diberi kartu
ICV serta minum Cyprofloxacin 500 mg dosis tunggal
sebagai profilaksis.

18/09/2018 26
Surveilans Epidemiologi (SE)

Tujuan :
• Adalah mencegah keluarnya penyakit menular
dari Indonesia dan masuknya penyakit
menular dari luar negeri yang mungkin
terbawa oleh calon/ jemaah haji ke Indonesia,
mengetahui distribusi penyakit, kematian
menurut waktu dan tempat serta faktor risiko
yang terdapat pada calon/ jemaah haji
Indonesia
18/09/2018 27
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN
HAJI
• Kesehatan adalah modal dalam perjalanan ibadah
haji.
• Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji, antara
lain untuk meningkatkan kondisi kesehatan
jemaah haji sebelum berangkat, menjaga agar
jamah haji dalam kondisi sehat selama
menunaikan ibadah sampai ke tanah air, serta
mencegah tejadinya transmisi penyakit menular
yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh
jemaah haji.

18/09/2018 28
Syarat menunaikan ibadah haji
• Telah mendapat suntikan vaksinasi meningitis paling lama 2
(dua) tahun sebelum keberangkatan haji dengan bukti
International Certivicate of Vaccination (ICV) yang sah.
• Pada saat berangkat dari embarkasi usia kehamilan
mencapai sekurang¬kurangnya 14 (empat belas) minggu
dan sebanyak-banyaknya 26 (dua puluh enam) minggu.
• Tidak tergolong dalam kehamilan risiko tinggi, baik untuk
ibu serta janinnya, yang dinyatakan dengan keterangan dari
dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang
memiliki surat ijin praktik.
• Menyerahkan surat pernyataan tertulis di atas kertas
bermeterai yang ditandatangani oleh yang bersangkutan
dan diketahui oleh suaminya atau pihak keluarganya

18/09/2018 29
TAHAP - TAHAP PEMERIKSAAN KESEHATAN
CALON JEMAAH HAJI

• Pemeriksaan Kesehatan I
Pemeriksaan Kesehatan II

18/09/2018 30
Terima kasih....

18/09/2018 31

Anda mungkin juga menyukai