Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Penelitian Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Sultan Amai Gorontalo
Oleh
FAKHRUL BOULU
NIM : 151012132
NIM : 151012132
benar-benar adalah hasil karya tulis dari diri saya sendiri. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, atau plagiat, atau bukan dibuat oleh
diri sendiri (orang lain) sebagiannya maupun keseluruhannya, maka skripsi ini dan
gelar yang nantinya akan diperoleh akan dibatalkan karena ketentuan hukum.
Penulis
Fakhrul Boulu
Nim: 151012132
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
iii
ABSTRAK
Fakhrul Boulu. 2019. Eksistensi KH. Harsono Misaalah Sebagai Tokoh Agama
Dalam Mengemban Peran dan Tanggung Jawab Pendidikan Islam di Desa Padang
Barat, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi Prodi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Pembimbing (I) Dr. Razak H. Umar
M.Pd dan Pembimbing (II) Tita Rostitawati M.Fil.I.
Kata Kunci: KH. Harsono Misaalah, Pendidikan Islam, Dakwah, Bintauna
Hal-hal yang dianggap tabu oleh agama Islam, seperti misalnya dalam hal
pengobatan (berupa pemberian makanan/sesajian kepada mahluk halus melalui
paranormal dengan tujuan bisa menyembuhkan pasien tersebut) itu sudah menjadi
suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat Bintauna. Berdasarkan
persoalan diatas, maka penelitian ini membahas tentang bagaimana peran dan
tanggung jawab KH. Harsono Misaalah dibidang pendidikan Islam dan dakwah
dalam menyikapi realitas sosial masyarakat serta apa karya monumental KH.
Harsono Misaalah dalam orientasi pendidikan Islam. Tujuannya untuk mengetahui
apa saja perubahan yang sudah dilakukan KH. Harsono Misaalah dalam orientasi
pendidikan Islam dan dakwah, dan apa karya monumental KH. Harsono Misaalah
dalam pendidikan Islam.
iv
MOTTO & PERSEMBAHAN
Allah tidak akan menguji hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya (Al-
dan Maha Tinggi. Atas rahmat-Mu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir,
berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
untuk masa depanku, dalam meraih cita-citaku. Dengan ini saya persembahkan
karya ini untuk, Alm. Ayahanda saya Kamal Boulu. Dan terima kasih atas kasih
sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir, hingga KH. Harsono Misaalah
meninggal. Lalu teruntuk ibunda saya Marhana Lantana, terima kasih juga atas
limpahan doa yang sering dipanjatkan serta segala hal yang telah bunda lakukan
Terima kasih selanjutnya untuk kakak-kakak saya yang luar biasa, dalam
memberi dukungan dan doa yang tanpa henti dan telah membantu ibu saya dalam
membiayai kuliah saya. Ka Ila beserta suaminya Said Hassan yang selama ini sudah
menjadi kakak sekaligus sahabat bagi saya. Kalian adalah segalanya, terima kasih
v
Terima kasih juga yang tak terhingga untuk para dosen pembimbing.
Bapak/ibu yang sudah sabar membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini.
Terima kasih juga atas segala pihak yang telah mendukung pembuatan skripsi isi,
terutama juga untuk guru-guru MA Aliyah Bintauna yang membantu saya untuk
Tarbiyah angkatan 2015. Terima kasih atas canda tawanya yang setiap hari kita
lalui bersama, solidaritas nya, susahnya, senangnya, yang benar-benar kita rasakan
selama ini sampai pada akhirnya kita bisa mencapai tahap ini. Semoga saat-saat
seperti itulah akan menjadi kenangan yang paling berkesan untuk kita semua. Dan
untuk semua pihak yang terlibat, saya ucapkan terima kasih banyak atas segalanya
and Wish U All the Best. Semoga Tuhan membalas segala perbuatan yang kalian
lakukan kepada saya. Semoga urusan kalian selalu dimudahkan dan diangkat
derajatnya oleh Allah SWT. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari apa
yang diharapkan, tetapi saya berharap isinya bisa memberikan manfaat sebagai ilmu
Gorontalo.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang memiliki rahmat, hidayah,
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd), Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kesulitan dan rintangan yang penulis alami, namun berkat hidayah dari Allah SWT
yang disertai dengan usaha dan keras penulis, serta bimbingan dari dosen-dosen,
Untuk itu sebagai ungkapan dari rasa syukur, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dari
vii
2. Dr. Sofyan AP. Ka‘u, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. Ahmad Faisal, M.Ag.,
selakui Wakil Rektor II, dan Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd., selaku Wakil
Rektor III IAIN Sultan Amai Gorontalo.
3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
4. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd., Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd., Dr. H. Arten
Mobonggi, M.Pd., selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
5. Drs. Kasidi M.Pd, dan Tita Rostitawati, M.Fil.I, M.Pd, selaku pembimbing I
dan pembimbing II dalam penulisan skripsi ini, yang dengan sabar dan ikhlas
memberikan bimbingan dan arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Razak H. Umar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Dr. Hj. Munirah, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Sultan Amai Gorontalo.
7. Drs. H. M. Ramoend Manahung, M.Sos.I, selaku kepala Perpustakaan IAIN
Sultan Amai Gorontalo serta karyawan-karyawannya yang telah membatu dari
berbagai macam kesulitan terutama dalam hal kepustakaan.
8. Seluruh staf Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang tidak bisa penulis sebut satu
persatu.
9. Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Khairaat Bintauna, bapak Hamdan
Pohontu S.Ag. M.Pd, dan seluruh tenaga staf dewan guru, yang telah
membantu dalam penelitian ini untuk memperoleh data-data serta informasi
yang dibutuhkan.
10. Keluarga Besar Jurusan PAI (Bapak Dr. Razak H. Umar, M.Pd., Ibu Dr. Hj.
Munirah, M.Pd., Ibu Irma Purnima Niha, SE, dan Teman-teman seangkatan
PAI maupun adik-adik sejurusan PAI) semoga kebaikan kalian semua dilipat
gandakan oleh Allah SWT.
11. Saudara-saudaraku Ikhwan dan Akhwat dalam organisasi PMII HMI IAIN
Sultan Amai Gorontalo, semoga makin menjayakan dakwah di kampus tercinta
ini.
viii
12. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 15 lulusan MA Bintauna, Syukran
atas doa, dukungan dan ukhuwahnya.
13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat seperjuangan, dan masyarakat
setempat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini terima kasih atas segala bentuk bantuannya.
14. Melalui kesempatan ini juga, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada seluruh keluarga dan kerabat yang telah banyak memberikan
bantuan maupun do’a. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta ALM.
Kamal Boulu (Papa) dan Marhana Lantana (Mama) yang selama ini telah
mendidik dengan setulus serta menyayangi dan mendo’akan keberhasilan dan
kesuksesanku dalam setiap sujud mereka. Amiin Ya Robbal Alamiin. akhir
kata,
Wallahul Muwaffiq Illa Aqwaamittariq...
Wallahul Musta’an…
Penulis
Fakhrul Boulu
Nim: 151012132
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
a. Latar belakang ..............................................................................................1
b. Rumusan Masaalah ....................................................................................10
c. Pengertian Judul dan Devinisi Konseptual ................................................10
d. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................14
BAB II KAJIAN TEORI .....................................................................................15
a. Pengertian Pendidikan Islam ......................................................................15
b. Pengertian Dakwah ....................................................................................21
c. Pengertian Biografi ....................................................................................25
d. Penelitian Yang Relevan ............................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................31
a. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian................................................31
b. Fokus penelitian .........................................................................................35
c. Sumber Data ...............................................................................................35
d. Teknik Pengumpulan data ..........................................................................36
e. Analisis Data ..............................................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN ...........................................................................41
a. Biografi KH. Harsono Misaalah ................................................................41
b. Bagaimana peran KH. Harsono Misaalah dibidang pendidikan Islam dan
dakwah dalam menyikapi realitas sosial masyarakat .................................44
c. Apa karya KH. Harsono Misaalah dalam orientasi pendidikan Islam .......58
d. Apa Harapan Yang Ingin Dicapai KH. Harsono Misaalah Khususnya di
Kecamatan Bintauna ..................................................................................65
BAB V PENUTUP ................................................................................................66
A. Kesimpulan ................................................................................................66
B. Saran ...........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................72
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan tantangan bagi pendidikan dan dakwah dewasa ini. Kebutuhan akan
primer.
Pelan tapi pasti, ilmu pengetahuan yang didominasi oleh umat Islam saat ini
Ketika merenungkan perubahan zaman yang terus melaju pesat, dan setiap orang
menjadi sosok yang dinanti untuk memberi pencerahan. Hal ini senada dengan al-
qur’an yang menyatakan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
1
Mardjoko Idris, Kebangkitan Intelektualisme di Mesir (Yogyakarta : Teras, 2008) h. 2
2
Al-Qur’an dan Terjemahnya Q.S Al-Mujadalah [58] 11.
1
2
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai kultural, nilai
menjadi pengarah dan pendorong bagi umat dan masyarakat untuk tetap berada
pada koridor agama, karena realitas sekarang ini justru telah jauh dari harapan yang
sesungguhnya. Hal ini memang harus dilakukan demi untuk meningkatkan kualitas
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Maka seharusnya pesantren
bukan hanya menekankan pada segi pengetahuan saja, tetapi harus juga
peradaban melalui ilmu dan pengetahuan secara terus menerus sejalan dengan visi
dan misi hidup umat manusia. Pendidikan juga memberi sahamnya bagi pemecahan
berpikir sehat dengan metode ilmiah yang kuat. Oleh karenanya, seseorang akan
lebih bermanfaat apabila ilmu dan pengetahuan yang dia miliki ia salurkan kepada
semua orang hingga dapat mewujudkan kebahagiaan antar umat manusia. Dimana
3
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
umumnya terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga tidak menutup
kemungkinan bisa secara otodidak. Pendidikan biasanya berawal dari seorang bayi
yang dilahirkan dan akan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal
dari sebelum bayi itu terlahir seperti yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang
yakni dengan cara memainkan musik dan membaca kepada bayi yang masih berada
bagi semua kalangan umat manusia, sebab dapat menjadikan tumpuan serta harapan
merupakan sarana, wahana, serta proses, dan alat untuk mentransfer warisan baik
berupa ilmu pengetahuan maupun kepribadian bagi umat manusia. Dari nenek
moyang kepada anak-cucu dan orang tua kepada anak-anaknya atau dari generasi
Hasyim Asy’Ari pada tahun 1899, sepulangnya dari mekah, KH. Harsono Misaalah
mendirikan pesantren Tebu Ireng yang kemudian menjadi pesantren terbesar dan
4
Postingan dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan Di akses pada; Kamis 16 November 2017
5
Bambang Widyantomo, Idealisme kepemimpinan pendidikan (Ciputat : HAJA Mandiri, 1010) h.
6
4
terpenting di Jawa pada abad ke-20. Dan pada tahun 1926, KH. Hasyim Asy’Ari
menjadi salah satu pencetus berdirinya Nahdatul Ulama (NU) yang artinya awal
Kemudian ada pula KH. Ahmad Dahlan atau Muhammad darwis (lahir di
mengajarkan pendidikan agama Islam yang modern mulia dirintisnya pada tahun
pengetahuan agama yang luas agar dapat menampilkan ajaran Islam secara rasional
dan kontekstual. Hal ini membuat pelaku dakwah mampu melakukan interpretasi
dalam merespon nilai-nilai yang masuk melalui berbagai saluran informasi dari
6
Tim Narasi, 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia; Biografi singkat Seratus Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20 (NARASI : Yogyakarta, 2009) Cet. Ke-3, h. 33
7
Abdurrahman, KH. Muhammad Abubakar; Pengabdi Sepanjang Hayat (Migrasi : Yogyakarta,
2017) h. 2
5
hanya proses dan hasil yang akan memburuk, tetapi juga akan berdampak buruk
pendidikan Islam di dunia tidak terlepas dari peran oleh para tokok-tokoh
peran dan kerja oleh tokoh yang berpengaruh penting, terlebih lagi di dunia
pendidikan Islam.
teguh ajaran agama, manusia memiliki sebuah nilai dan tuntunan yang tetap dan
bersifat universal dalam hidup. Walaupun kita tidak dapat memungkiri bahwa
pendidikan agama (Islam) itu tidak terlepas dari pergumulan ideologi dan politik
dapat membentengi moral, karena pendidikan agama dalam hal ini pesantren-
pesantren dan madrasah adalah sebuah sistem pendidikan murni yang berasal dari
mendidik umat manusia dari ajaran nilai-nilai agama islam, namun seiring
8
Hajir Tajiri, Etika dan Estetika Dakwah: Perspektif Teologis, Filosofis, dan Praktis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2015) h. 1
6
sekarang sudah tidak lagi berfokus pada kurikulum yang berbasis keagamaan saja
based curriculum). Dengan demikian, pesantren yang sekarang ini sudah tidak bisa
lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, akan tetapi juga
merespon dari berbagai persoalan yang beredar di masyarakat sekitar.9 Oleh karena
itu, perlu ada seorang yang mampu membuat sesuatu untuk dapat mewujudkan
mimpi itu. Karena dalam suatu bangsa jika tidak seseorang yang bergerak untuk
memulai perubahan maka itu semua tidak akan tercapai, dan hanya akan menjadi
perubahan besar yang bernilai plus untuk umat manusia. Begitu pula peradaban
perjalanan hidup dan perjuangannya dalam dunia pendidikan Islam bisa serta
9
Postingan dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren Di akses pada; Jum’at 17 November 2017
7
memiliki pengaruh yang sangat besar pada perubahan dan kemajuan di Bintauna
yakni diantaranya Raja Patilima yang merupakan raja yang menjadi peletak dasar
masuknya agama Islam di wilayah kerajaan Bintauna karena ia adalah raja yang
pertama kali memeluk agama Islam. Raja Patilima mulai memeluk agama Islam
(Pembesar Negeri) dan dinobatkan menjadi raja di Ternate pada tahun 1783.10
drainase, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Hal itu dapat dilihat dari data
penurunan angka kemiskinan dari 25,53% pada tahun 2008 turun secara signifikan
menjadi 14% pada tahun 2011. Di bidang pertanian, terjadi peningkatan capaian
produksi padi diatas rata-rata nasional yakni 5% pada tahun 2011, hal ini lebih
menetapkan visi daerah sebagai “Kabupaten Padi”.11 Akan tetapi, disini peneliti
lebih berfokus pada tokoh pendidikan agama Islam di wilayah kecamatan Bintauna
yakni bapak Kyai Haji. Harsono Misaalah. KH. Harsono Misaalah merupakan
sosok seorang tokoh pendidikan agama Islam yang mengabdikan dirinya di pondok
10
Fathan Boulu, Hamdan Datunsolang: Sosok Pemimipin Yang Cerdas (Yayasan Dian Sejahtera,
Gorontalo, 2011) h. 2
11
Ibid., h.116
8
pendidikan agama Islam yang sangat terkenal dan di kagumi terutama oleh
mulia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya undangan masyarakat dari
tersebut.12
realitas sosial masyarakat setempat. Sebagai orang yang terlahir dari rahim
lari dari manhaj Al-Khairaat yang telah dibangun oleh Guru Tua.
12
H. Abdurrahman Bata, S.Pd.I. Wawancara, Pada Tanggal 18 November 2017
9
Karena pada saat itu hingga sekarang ditemukan beberapa kasus seperti
tidak sesuai atau bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Misalnya
dalam hal pengobatan, jika ada orang yang sakit diadakan pemberian makanan
kepada mahkluk halus yang dilakukan oleh seorang paranormal yang bisa
kasus penyogokan, dimana seseorang memberikan sesuatu berupa uang atau benda
Hal-hal semacam inilah yang dianggap tabu oleh agama Islam, dengan
Guru yang memiliki kompetensi pedagogik serta Kyai yang memiliki pemahaman
agama Islam yang luas itu melalui siswa-siswanya ditanamkan aqidah serta
keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia semuanya
datang dari Allah. Karena itu apabila ada orang yang sakit, maka mintalah
kesembuhan kepada Allah melalui seorang dokter bukan kepada dukun. Juga
carilah seorang pemimpin yang taat dalam beragama seta memiliki visi misi yang
jelas agar supaya dapat membangun masa depan yang lebih cerah.
13
H. Abdurrahman Bata, S.Pd.I. Wawancara, Pada Tanggal 18 November 2017
10
peranan seorang tokoh penggerak dalam dunia pendidikan Islam maka kajian ini
akan membahas tentang pendidikan Islam dan dakwah yang difokuskan pada peran
KH. Harsono Misaalah dalam realitas sosial masyarakat pertanyaan pokok yang
dirumuskan penulis untuk penelitian ini adalah; Bagaimana Ulasan biografi KH.
Harsono Misaalah serta bagaimana peran KH. Harsono Misaalah di bidang dakwah
B. Rumusan Masaalah
permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini, rumusan masaalah tersebut
masyarakat?
pendidikan Islam?
1. Pengertian Judul
a. Eksistensi
atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni
eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan
dalam tulisan ini juga memiliki arti yang berbeda, eksistensi yang dimaksud
b. Tokoh Agama
tempat rujukan ilmu bagi orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kedua teori tersebut dapat dijelaskan pengertian tokoh adalah orang yang
12
c. Mengemban
Mengemban memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga
d. Peran
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab secara umum adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
14
Postingan dari https://lektur.id/arti-mengemban/ Di akses pada; Kamis 17 November 2017
13
f. Pendidikan Islam
mulia.
2. Definisi Konseptual
15
Zubaedi. Isu-Isu Baru Dalam Diskursus Filsafat Pendidikan Islam dan Kapita Selekta
Pendidikan Islam (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2012) h. 2
14
merupakan seorang tokoh pendidikan Islam yang dapat diambil pelajaran serta
dengan menelaah salah satu tokoh pendidikan Islam Bintauna yaitu KH.
Harsono Misaalah.
1. Tujuan Penelitian
Misaalah.
2. Manfaat Penelitian
kita semua.
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah pendidikan dalam konteks Islam, pada umumnya mengacu pada term
Tarbiyah, Ta’dib, dan Ta’lim. Dari ketiga term tersebut, penggunaan yang
paling populer adalah term Tarbiyah. Sedangkan kedua term lainnya jarang
a. Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari bahasa Arab Rabba, Yarbu, Tarbiyah, artinya
mendewasakan peserta didik baik secara fisik, psikis, maupun spiritual. Seperti
yang dikatakan oleh Qurtubi yang dikutip oleh Sahrodi bahwa Rabb merupakan
suatu gambaran atau perbandingan antara Allah sebagai pendidik dan manusia
Karena manusia diciptakan oleh Allah, maka dia yang lebih mengetahui
16
Abdul Halim, “Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoris, dan Praktis. (Jakarta:
Ciputat Pers, 2009) h. 25
17
Jamali Sahroni, “Membedah Nalar Pendidikan Islam, Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan
Islam (Yokyakarta: Pustaka Rihla Group, 2010) h. 42
15
16
dari pendidik kepada peserta didik agar dia bisa memiliki sikap dan semangat
firman Allah:
pendidikan, namun itu tidaklah terbatas di ranah kognitif saja, akan tetapi juga
meliputi aspek afektif yang direalisasikan sebagai apresiasi atau sikap respek
18
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: Kencana, 2009) h. 13
19
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S Al-Isra’ [17] 24
17
b. Ta’lim
Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata
c. Ta’dib
Istilah Ta’dib dari akar kata Addaba, yuaddibu, Ta’diiban. Yang memiliki
arti: membuat makanan, melatih ahlak yang baik, sopan santun, dan tatacara
pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata Addaba yang merupakan asal kata dari
Ta’dib disebut juga Muallimi, yang merupakan sebutan orang yang mendidik
20
Musthofa Rahman, “Pendidikan islam Dalam Perspektif Al-qur’an (Yokyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010) h. 60
21
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S Al-A’laq [96] 4
22
Munardji, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2009) h. 4-5
18
seakar kata dengan adab memiliki arti pendidikan, peradaban, atau kebudayaan.
Artinya orang yang berpendidikan adalah orang yang ber peradaban, sebaliknya
صلَّى َ َِّللاَّ سو ِل ُ ع ْن َر َ ِث ُ َس بْنَ َما ِل ٍك يُ َحد َ ت أَن ُ س ِم ْع َ
سلَّ َم قَا َل أ َ ْك ِر ُموا أ َ ْو َاَلَدَ ُك ْم َوأ َ ْح ِِسنُوا أََدَبَ ُه ْم
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو
َّ
Terjemahnya:
“Aku mendengar Annas bin Malik berkata: rasulullah saw bersabda:
muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah ahlak mereka”. (HR. Ibnu Majah,
nomor 3661)24
dari kecil sampai akhir hayatnya melalui berbagai macam ilmu pengetahuan
proses tersebut bisa menjadi tanggung jawab orang tua maupun masyarakat
menuju pendekatan diri kepada Allah SWT sehingga menjadi manusia yang
23
Ibid..,
24
Muhammad bin Yazid bi Majah Al-Qazwainy, “Sunan Ibnu Majah” (Beirut: Dar Al-Fikr, 1983)
25
M. Ladzi Safroni, Al-Ghazali Berbicara tentang Pendidikan Islam (Aditya Media Publishing:
Yogyakarta, 2013) h. 81
19
manusia yang unggul baik secara intelektual, kaya dalam beramal, serta bijak
tentang manusia.26
manusia yang seutuhnya, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu
berdasarkan ajaran Al-qur’an dan sunnah, maka tujuan dalam konteks ini,
sebagai sumber pendidikan Islam. Berpijak dari kedua sumber pokok itu, maka
Konsep pendidikan yang dibawa oleh KH. Harsono Misaalah tidak lain
bersumber dari konsep pendidikan Islam secara umum dan konsep pendidikan Al-
Khairaat secara khusus yang didirikan oleh Habib Idrus bin Salim Al Jufri. Nilai-
nilai kebajikan dan kebijaksanaan sebagai dasar filosofi dari nama Al-Khairaat ini
yang sesungguhnya menjadi misi utama untuk terus dihidupkan, disebarkan, dan
26
Zubaedi. Loc. Cit.
27
Hery Noer Aly, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 2009) h. 5
20
pendidikan adalah sebuah perjuangan dan pencerahan yang harus dilakukan dengan
gigih untuk mencapai dua tujuan pokok, Pertama, tujuan pokok jangka pendek,
ِ َو ِل ُك ٍل ِو ْج َهةٌ ُه َو ُم َو ِلي َها فَا ْست َ ِبقُوا ْال َخي َْرا
ت أَيْنَ َما
َ َّللاَ َعلَ ٰى ُك ِل
ٍش ْيء َّ َّللاُ َج ِميعًا ِإ َّن ِ ْ ت َ ُكونُوا يَأ
َّ ت بِ ُك ُم
ٌ قَد
ِير
Terjemahnya:
“Dan bagi tiap-tiap umat memiliki kiblat nya sendiri-sendiri yang dia
menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-lombalah dalam berbuat
kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian di hari kiamat. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala
sesuatu”.28
Konsep pendidikan dalam ayat ini adalah bersifat jangka pendek, maksudnya
agar bisa membina umat Islam dalam memahami ilmu-ilmu agama sehingga dapat
terbebas dari kebutaan dan keterbelakangan ilmu pengetahuan agama dan agar
dan Hadits dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang baik-
28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S Al-Baqarah [2] 148
21
kepada Allah Swt. Tujuan ini didasari pada kenyataannya, tidak semua orang harus
dididik dan disiapkan menjadi alim ulama. Ada sebagian golongan orang awam
mereka tidak terhalang untuk mengingat kepada Allah Swt, oleh kegiatan dagang
dan bisnis.
B. Pengertian Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi, dakwah berasal dari kata kerja Da’a, Yad’u, Da’watan,
dakwah adalah sebuah aktifitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau
29
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S An-Nur [24] 37
30
Ahmad Warson Munawwir, “Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya:
Pustaka Progresif, 2007) h. 406
22
3. Kemudian definisi dakwah oleh Toha Yahya Oemar dalam bukunya Ilmu
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
Secara umum menurut hemat penulis, dari beberapa definisi dakwa yang
dikemukakan oleh para ahli diatas, dakwah adalah seruan atau ajakan yang
2. Tujuan Dakwah
31
Wahyu Ilahi, “Manajemen Dakwah” (Jakarta: Kencana, 2010) h. 21
32
Mohamad Ali Aziz, “Ilmu Dakwah” (Jakarta: Kencana, 2009) h.5
33
Ibid.., h. 11
23
kualitas Ibadah, akhlak, serta aqidah yang tinggi. Secara umum tujuan dakwah
ii. Agar manusia bisa mendapatkan ampunan dan menghindari azab dari
Allah SWT.
suatu apapun.
Sementara itu M Natsir dalam kutipan karya dari Mohamad Ali Aziz,
dalam bukunya Ilmu Dakwah berpendapat bahwa tujuan dakwah itu adalah:
ii. Menuntun kita pada fungsi hidup sebagai hamba Allah SWT dunia
iii. Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah
Allah SWT.
34
Wahyu Ilaihi, “Komunikasi Dakwah” (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010) h. 19
24
3. Fungsi Dakwah
terdapat suatu kekuatan yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Ia
35
Kustadi Suhandang, “Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi” (Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA, 2013). h. 193-198.
25
kehidupan manusia selama berada di dunia ini secara cermat dan rapi.
Konsep dakwah yang diperankan oleh KH. Harsono Misaalah tidak lari jauh
dari apa yang sudah dijelaskan diatas yakni membina dan mengarahkan serta
lapisan masyarakat.
C. Pengertian Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu bios yang artinya “hidup”,
sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi bisa berbentuk beberapa barisan
kalimat saja, namun bisa juga dapat berupa lebih dari satu karya fisik maupun
nonfisik.36
36
Postingan dari http://www.biografiku.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-
menulis.html?m=0 Di akses pada; Sabtu 16 Desember 2017
26
penting namun lebih mendetail dengan gaya bahasa yang lebih formal.
serta keterangan mengenai arti dari tindakan-tindakan tertentu atau misteri yang
seorang tokoh yang terkenal maupun yang tidak terkenal. Akan tetapi biasanya
biografi bercerita mengenai suatu kejadian di satu tempat atau ditempat lain.
dunia, akan tetapi tidak jarang juga bercerita mengenai seseorang yang masih
hidup. Dari beberapa periode waktu tersebut (dari yang masih hidup sampai
37
Vera Sardila, “Strategi Pengembangan Linguistik Terapan Melalui Kemampuan Menulis
Biografi dan Autobiografi: Sebuah Upaya Membangun Keterampilan Menulis Kreatif
Mahasiswa” Jurnal Pemikiran Islam,Vol.40,No.2 Juli - Agustus 2015 h.115
27
dan tidak hanya sekadar daftar tangga lahir atau kapan meninggal dunia, tetapi
pribadi.38
Jadi biografi dapat diartikan sebagai sejarah seseorang baik yang sudah
meninggal dunia maupun masih hidup, yang terkenal maupun tidak terkenal,
ditulis secara singkat maupun yang dibukukan, yang ditulis oleh orang lain
Biografi yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini adalah biografi tentang
KH. Harsono Misaalah yang dimulai dari kehidupan masa kecilnya hingga
Bab IV.
38
Ibid..,
28
baik itu buku maupun tulisan lainnya maka peneliti akan memberikan contoh
beberapa buku, skripsi, maupun jurnal, sebagai teori banding sehingga muncul
penemuan baru.
Pertama, buku yang ditulis oleh Abdurrahman, M.Hum dengan judul “KH.
kepemimpinan.
Kedua, buku yang ditulis oleh Fathan Boulu, dengan judul “Hamdan
Jika dilihat letak perbedaannya yaitu ia adalah seorang politikus yang berjuang
Ketiga, jurnal tentang pemikiran Islam yang ditulis oleh Vera Sardila,
bagaimana cara menulis se-kreatif mungkin untuk menarik minat pembaca baik
menulis buku, artikel, jurnal yang sifatnya umum dan biografi khususnya.
Keempat, Buku yang ditulis oleh Zubaedi dengan judul “Isu-Isu Baru
Islam” yang berisi tentang isu-isu penting dan kapita selekta seputar pendidikan
Islam dalam mata kuliah filsafat pendidikan Islam yang mencakup analisis
pengembangan muti PTAI dengan manajemen mutu, pendidikan life skill dan
ini.
Kelima, skripsi yang ditulis oleh Abdurrahman Bata, dengan judul “Peran
terfokus pada bagaimana misi dan proses dakwah Al-Khairaat Bintauna untuk
METODE PENELITIAN
bahasa tulisan. Untuk itu maka mutlak diperlukan penguasaan yang baik
data yang dilakukan secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan yang
non interaktif, tergantung dari maksud dan tujuan dari penelitian tersebut, serta
hasil lain yang ingin dicapai dan diketahui sehingga berpengaruh pada
39
Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo, Pedoman penulisan Karya
Tulis Ilmiah Skripsi: Program Studi Pendidikan Agama Islam (Gorontalo, Jurusan PAI, 2015) h.1
31
32
secara intensif, melalui berbagai macam uji coba sehingga memiliki prosedur
secara holistik dan komprehensif dengan cara deskriptif dan dalam bentuk kata-
kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
a. Penelitian Biografi
seseorang yang masih hidup maupun orang yang sudah meninggal dunia
asalkan memiliki data yang relevan. Denzin & Lincoln menjelaskan, cerita
tentang kehidupan seseorang itu ditulis oleh orang lain dan bukan orang yang
dokumen, dan lain-lain yang akan menjadi sumber data yang nantinya
40
Ibid.., h.5
41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2005) h.6
33
dari subjeknya yang dianggap menarik dan unik oleh orang lain.42
Cristiano Ronaldho, mulai dari pengalaman kehidupan saat kecil sampai saat
ini.
Tahap kedua, peneliti mulai mencari dan menggali data yang relevan
mengenai biografi lengkap dan konkrit serta kontekstual dari si tokoh tersebut.
melakukan pemilihan dari data-data tersebut. Setelah itu bisa diambil mana data
telah didapat tadi untuk memperoleh keterangan yang lebih baik, kejelasan,
42
Postingan dari https://www.kompasiana.com/rozy12410044/metode-biografis-merupakan-
pencarian-data-dalam-penelitian-kulalitatif_552e05e46ea8348c208b4596 Di akses pada tanggal 17
Desember 2017
34
Tahap kelima, mengaitkan arti data yang diperoleh dengan struktur yang
lebih besar untuk menjelaskan arti data tersebut untuk dijelaskan secara
b. Penelitian Historis
atau melihat kembali masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara
secara sistematis. Atau dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas
43
Ibid..,
44
Postingan dari http://www.bilvapedia.com/2014/05/ciri-dan-langkah-penelitian-
historis.html#.WjYnHN-Wa00 Di akses pada tanggal 17 Desember 2017
35
Penggunaan jenis penelitian historis ini adalah agar supaya peneliti dapat
padanya dimasa lalu yang menyebabkan KH. Harsono Misaalah mengubah pola
2. Fokus Penelitian
Yaitu penelitian yang akan peneliti lakukan ini berorientasi pada biografi
Alm. KH. Harsono Misaalah, serta perannya di bidang dakwah dan pendidikan
3. Sumber data
a. Data Primer
Data primer adalah sebuah data yang langsung didapatkan dari sumber
pertama atau bisa disebut dengan data pokok. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil data pokok dari sejarah singkat yang disusun oleh para ustadz-
Bintauna.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber kedua atau
ketiga atau biasa disebut dengan data pendukung. Dalam memperoleh data
kerabat KH. Harsono Misaalah. Selain itu peneliti juga melakukan observasi
a. Observasi
mencatat hasil dari pengamatan tersebut agar dapat mengetahui apa yang
45
Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif” Majalah Ilmiah
Pawiyatan; Vol: xx, No: 1, Maret 2013 h.84
37
seorang peneliti dapat terlibat baik secara aktif maupun tidak aktif.46
moderat. Dimana peneliti kadang ikut aktif terlibat dalam kegiatan informan
kegiatannya.47
b. Wawancara
46
Ibid.., h.85
47
Spradley (1980) membagi partisipasi atau keterlibatan peneliti menjadi empat yaitu; (1) partisipasi
pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat kegiatan yang diamati; (2)
partisipasi moderat, di mana peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan kadang tidak aktif; (3)
partisipasi aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti; (4) partisipasi lengkap,
di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang dalam, sehingga tidak kelihatan sedang
melakukan penelitian. Yang ditulis oleh Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data Dalam
Penelitian Kualitatif” Majalah Ilmiah Pawiyatan; Vol: xx, No: 1, Maret 2013 h.84
38
48
Lexy J. Moleong, Op.Cit.., h.186
49
Ibid.., h.190
39
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dari berbagai macam bahan
artefak, foto-foto, sketsa, dan data-data lainya yang berkaitan dengan KH.
ruang dan waktu sehingga bisa memberikan peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan
5. Analisis Data
Catatan lapangan, yang diberi kode agar sumber datanya tetap dapat
ditelusuri.
50
Ibid.., h.248
40
Dari kedua devinisi diatas kita dapat memahami bahwa ada yang
yang perlu ada dalam menganalisis suatu data. Namun pada penelitian kali ini
peneliti lebih memilih menggunakan proses, bagaimana dan sampai sejauh mana
dibidang sosial, dan organisasi yang pernah digelutinya. Dan penelitian ini
51
Ibid.., h.248
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Nama lengkapnya adalah KH. Harsono Tajudin Misaalah atau biasa disapa
dengan Aba Gaf. KH. Harsono Misaalah lahir di desa Bohabak pada tanggal 14
Mei tahun 1956, dan wafat pada tanggal 24 Oktober 2017 pukul 12.00 WIB di
kota Bandung saat menemani santri-santri nya ikut Pekan Olahraga Nasional.
bernama Lulu Yarbo pada tahun 1979 dan dikaruniai empat orang anak yang
Awaliyah Al-Khairaat (MDA) desa Bohabak dan tamat pada tahun 1971. Saat
selesai pada tahun 1975. Memasuki remaja akhir, KH. Harsono Misaalah
KH. Harsono Misaalah memiliki semangat belajar dan motivasi yang tinggi
52
Tim Penyusun “Riwayat Hidup Almarhum KH. Harsono Misaalah” 25 Oktober 2017
53
Ibid..,
41
42
keadaan ekonomi pada saat itu tidak memungkinkan, hal tersebut tidak
seseorang bisa melalui cobaan baik dari yang biasa maupun yang paling sulit
itu bisa dilewati apabila mencari jalan keluar dengan cara yang di Ridhoi oleh
KH. Harsono Misaalah adalah orang yang tekun dan disiplin dalam
54
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S Al-Baqarah [2] 286
55
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S Al-Insyirah/Ash-Sharh [94] 5-6
56
H. Abdurrahman Bata, S.Pd.I. (Guru, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono Misaalah)
Wawancara, Pada Tanggal 18 November 2017
43
KH. Harsono Misaalah termasuk salah satu guru muda pada zamannya.
Sekarang
57
Tim Penyusun “Riwayat Hidup Almarhum KH. Harsono Misaalah” 25 Oktober 2017
58
Ibid..,
44
1. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Bintauna banyak terkait oleh adat istiadat dan
kepercayaan yang dijadikan sebagai norma dan tatakrama yang semuanya juga
dijalankan dan ditaati setiap warga, jika ditemukan ada yang tidak menaati
aturan-aturan tersebut maka akan mendapat sanksi dari raja atau pemangku
adat.60
59
R.C Mokodenseho, Arsip Kerajaan Bintauna, Tahun 1795
60
Ibid..,
45
keagamaan masih biasa dilakukan oleh penduduk hingga sekarang dan masih
menunjukan peran serta alasan yang tidak jelas, maka pada saat yang
Barakato” artinya meyakini adanya kekuatan gaib dan gejala-gejala alam yang
luar biasa. Misalnya adanya fenomena hujan yang turun secara tiba-tiba (langit
yang masih cerah) itu diasumsikan oleh masyarakat ada orang yang berbuat tidak
benar atau melanggar aturan-aturan yang seharusnya tidak boleh langgar, dan
juga meyakini suatu benda seperti keris yang bisa menyembuhkan atau dapat
63
Setelah Islam masuk ke Bintauna pada abad ke-17 , masyarakat mulai
mengenal ajaran agama Islam beriringan dengan dinobatkan nya raja ke-empat
61
Ibid..,
62
Abdurrahman Bata, Skripsi: “Peran Pondok Pesantren Al-Khairaat Terhadap Pembinaan Ahlak
Umat Di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara” (Palu: IAIN Palu, 2001)
h. 45
63
Z.A Lantong, “Mengenal Bolaang Mongondow” (Totabuan: UD 1996) h. 10
46
yaitu Patilima Datunslang pada tahun 1783.64 Karena dulu masyarakat Bintauna
berasal dari Ambon pada zaman kerajaan ke-tiga yang dipimpin oleh raja Data
Ajaran agama yang masuk di kerajaan Bintauna itu tergantung dari seorang
raja yang memimpin pada saat itu, dan masyarakat hanya bertugas menaati semua
peraturan rajanya. Sebelum raja Patilima Datunsolang memeluk agama Islam ada
Sarubangsa pada tahun 1795 yang wajib dilakukan oleh seseorang pada saat akan
mengangkat pegawai sesuai dengan jabatan di dalam ajaran agama Islam yaitu:
kepada raja.
dan lain-lain.
64
R.C Mokodenseho, Loc. Cit.
65
Ibid..,
66
Ibid..,
47
imam sholat berjamaah dan bertanggung jawab langsung kepada Hakim dan
Kadi.
Data pada saat itu telah dihapuskan oleh raja Patilima Datunsolang dan
digantikan dengan peraturan baru yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam.
Untuk melestarikan ajaran agama Islam tersebut, pada tahun 1926 raja
berjalannya waktu.68
67
Ibid..,
68
Ibid..,
48
b. Bidang Dakwah
sosial-masyarakat di wilayah yang masih kental dengan adat dan budaya dari
69
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S An-Nahl [16] 125
49
menyampaikan dakwahnya dengan cara yang arif dan bijaksana serta berbagai
keraguan dari dalam diri, dan melakukan pendekatan yang dibalut dengan joke
dari bahasa yang khas atau bahasa daerah/tradisional sedemikian rupa sehingga
sendiri dan tidak merasa adanya paksaan, tekanan batin, maupun konflik antar
sesama.71
Sebagai Bukti, KH. Harsono Misaalah berhasil mencapai tiga bentuk dari
kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan segala bentuk
70
Moh. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah secara garis besar tiga cakupan metode dakwah,
yaitu: a. Hikmah. Berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan
menitikberatkan pada kemampuan-kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-
ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. b. Mauizhaah Hasanah.
Yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. c. Mujadalah. Adalah berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan
tekanan-tekanan kepada sasaran dakwah. Oleh MA Aziz “Ilmu Dakwah” (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2004) h. 136
71
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
50
Dengan demikian dapat dipahami bahwa secara praktis tujuan awal dakwah
terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan
72
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Q.S At-Talaq [65] 11
51
tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil, makmur, damai dan sejahtera
terlepas dari ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja baik di
ilmu ghaib itu sesat?” dengan menggunakan metode bil-hikmah serta dalil-
menjawab “ boleh saja untuk dipelajari dan tidak semua ilmu ghaib itu sesat,
oleh karena itu carilah guru yang sudah berpengalaman dan benar-benar
Pendidikan dan dakwah memiliki hubungan yang dekat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Karena keduanya memiliki sasaran yang sama, yaitu
pandangan tentang dasar-dasar hidup yang baik, nilai-nilai luhur serta tujuan
Pendidikan dan dakwah haruslah saling berkoordinasi antara satu sama lain
agar kehidupan manusia memiliki balance antara kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat.
Dengan demikian, dakwah dan pendidikan memiliki tujuan yang sama, yakni
bertanggung jawab. Oleh karena itu dakwah melalui pendidikan sangatlah tepat
untuk menjawab tantangan yang ada dewasa ini. untuk itu, tidak sedikit lembaga-
Selain berdakwah, KH. Harsono Misaalah juga adalah seorang guru sekaligus
siswa) untuk belajar, diantaranya adalah faktor Psikologis atau kecerdasan siswa,
motivasi hidup, minat, sikap, dan bakat dari siswa itu sendiri.
kecerdasan seseorang perlu dimiliki oleh seorang guru yang profesional agar
supaya guru bisa memahami sampai sejauh mana tingkat kecerdasan yang
untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya
3. Minat. Seorang guru perlu membangkitkan mina siswa agar tertarik dengan
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga siswa tidak bosan dan
73
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
54
4. Sikap. Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau
nya untuk senantiasa mengingat Allah dalam urusan apapun baik suka maupun
duka, susah ataupun senang dan berbagai macam hal berkaitan dengan dunia.74
iman dan taqwa kepada Allah SWT serta sebagai wahana pengembangan sikap
74
Drs. Aminulah Gam, (Guru, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono Misaalah) Wawancara,
Pada Tanggal 20 November 2017
55
fungsional.
yang ditawarkan oleh KH. Harsono Misaalah itu mengacu pada konsep
pendidikan Al-Khairaat yang dibawa oleh Habib Idrus bin Salim Al Jufri. Yang
segala sesuatu yang mempengaruhi kebaikan kepada roh manusia semenjak kecil
sampai dewasa hingga menjadi orang tua sekalipun, oleh karena itu manusia
Pasal 2. Visi
75
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
56
masyarakat umum, asas pendidikan dalam rumah tangga ialah kesayangan dan
kecintaan, asas hidup dalam dunia pergaulan umum (masyarakat) ialah keadilan
dan kebenaran, sedangkan asas pendidikan dalam ruang sekolah ialah kedua-
76
Keputusan Mukhtamar Al-Khairaat, “Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Al-
Khairaat” 25 Agustus 2008
57
a. Istilah “Mengembangkan Potensi Manusia” hal ini sejalan dengan Bab I pasal
I ayat (4) UU Sisidiknas yaitu “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
tersedia pada jalur dan jenjang serta jenis pendidikan tertentu78…..” dan
kreatifitas atau meminjam istilah Ki Hajar Dewantara yaitu daya cipta, rasa,
dan karsa).
dalam proses pembelajaran” pasal ini seakan memberi inspirasi pada lembaga
77
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
78
Himpunan Peraturan Perundang-undangan, “Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003” Tentang
Sisdiknas Tahun 2003. H. 3
58
teknologi yang dibarengi dengan seni sebagai pilar terpenting dalam ilmu
pengetahuan.79
Hal ini sesuai dengan Bab Ii pasal (3) UU Sisidiknas “pendidikan nasional
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, dan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
pondok pesantren Bintauna yang dibina oleh KH. Harsono Misaalah sepakat
mengembangkan misi pendidikan dan dakwah hingga saat ini dan tentunya
Karya adalah sebuah hasil pemikiran kreatif seseorang yang tidak dapat
dibatasi. Ketika seseorang berkarya secara bebas ia akan menuruti imajinasi nya
bisa berupa buku, puisi, novel, esai, dan artikel. Karya yang berupa material dapat
79
Ibid.., h. 7
80
Ibid.., h. 6
59
diwujudkan berupa bangunan, kursi, meja dan patung. Karya yang baik adalah
berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Islam sangat menganjurkan agar supaya
umatnya bisa saling menghormati dan menghargai yang didasari dengan jiwa
yang benar-benar tulus dan ikhlas. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita
Menurut KBBI karya adalah sebuah pekerjaan, hasil perbuatan, atau ciptaan.
Hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan, atau terjemahan. Hasil ciptaan yang
bukan tiruan, segala sesuatu yang di cetakan, tuturan, cerita, dan sebagainya, baik
berupa puisi, prosa, maupun lakon. Berkarya artinya mempunyai pekerjaan yang
tetap.81
Monumental memiliki arti bersifat permanen atau suatu peringatan pada sesuatu
yang hal yang bersifat agung. Untuk itu karya monumental memiliki dua
pengertian:
peringatan pada sesuatu hal yang agung. Kedua, karya seni atau desain tertentu
yang bisa meningkatkan kewibawaan dari suatu lingkungan sesuai dengan nilai-
nilai yang dikaitkan pada peristiwa, tempat, atau individual yang didukung oleh
81
Postingan Dari https://kbbi.web.id/karya Di akses pada; Sabtu 27 Januari 2018
60
sejak tahun 1908 yang pada awalnya masih dalam bentuk sebuah bangunan
Habib Sayid Idrus bin Salim Al-Jufri berkunjung ke Bintauna dan menginap
beberapa malam di rumah salah satu keluarga arab Al-Jaeradi tepatnya di desa
Telaga.84 Guru Tua sempat berdo’a kepada Allah SWT agar supaya di daerah
tersebut bisa berdiri pondok pesantren Al-Khairaat, dan pada akhirnya do’a
Manado yaitu ustadz Basir dan ustadz Hasan Bajiad yang pada saat itu jumlah
muridnya mencapai 123 orang yang kemudian dibagi menjadi tiga kelas
setempat karena mereka telah merasakan manfaatnya, hal ini dapat dibuktikan
82
Abdurrahman Bata, Skripsi: Op. Cit.., h. 47
83
Ibid..,
84
Ibid.., h. 48
85
Ibid..,
61
dengan makin meningkatnya pelayanan dari lembaga tersebut, atas dasar itulah
hingga pada tahun 1977 telah berubah statusnya dari madrasah menjadi pondok
pesantren yang pada saat itu masih menampung beberapa tingkatan pendidikan
tahun 1994 atas inisiatif KH. Harsono Misaalah dan Abdul Muthalib Ruana
yang dibantu oleh pengurus Al-Khairaat (seperti ustadz Efendi Suratiniyo dan
pendidikan yakni Madrasah Aliyah yang sampai saat ini keberadaannya masih
namun kepercayaan animisme dan dinamisme saat itu masih kuat pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Drs. Dahiar Bata bahwa memang masih
Islam dan masih dipraktekkan oleh penduduk yang dilakukan secara sembunyi-
sembunyi.87
Seperti misalnya setiap tanggal 15 di bulan Safar, dimana pada hari itu satu
keluarga mandi bersama-sama di tepi laut baik anak yang sudah dewasa maupun
yang masih kecil, karena bulan Safar diyakini oleh masyarakat sebagai bulan
86
Ibid.., h. 49
87
Dahira Bata, (Tokoh Masyarakat, Teman Sejawat KH. Harsono Misaalah) Wawancara, Pada
Tanggal 30 November 2017
62
yang panas dan akan mendatangkan berbagai jenis penyakit yang akan
menyerang warga.88
Tradisi seperti ini tentu saja dilarang oleh agama Islam karena akan
membuka peluang maksiat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Namun
tradisi seperti ini sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat karena para tokoh-
Karena tradisi dan adat dari masyarakat mengarah pada kesyirikan yang
ajaran Islam, akan tetapi sebagian besar bisa merubah pandangan masyarakat
dalam memahami ajaran Islam dan bisa membedakan mana yang halal dan
dengan kebudayaan baru yang lebih Islami, seperti dulunya masih percaya
dengan mahluk halus yang bisa menyembuhkan penyakit sekarang sudah lebih
88
Dahira Bata, (Tokoh Masyarakat, Teman Sejawat KH. Harsono Misaalah) Wawancara, Pada
Tanggal 30 November 2017
89
Drs. Aminulah Gam, (Guru, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono Misaalah) Wawancara,
Pada Tanggal 20 November 2017
63
percaya dengan pengobatan medis atau dengan perantara obat bahwa Allah
SWT lah yang maha menyembuhkan segala macam penyakit, juga mengenai
puasa dimana masyarakat percaya dengan berbuka puasa di jam 12 siang itu
dibolehkan bagi anak-anak maupun orang dewasa dan bisa dilanjutkan kembali
bahwa sebenarnya berbuka di jam 12 siang untuk org dewasa tidak boleh dan
kalau sudah terlanjur maka harus mengganti puasanya di bulan lainnya setelah
seorang Imam besar di masjid tersebut yang dimana saat ada hari-hari besar
90
Ja’far Alamry, (Tokoh Masyarakat, Teman Sejawat KH. Harsono Misaalah) Wawancara, Pada
Tanggal 30 November 2017
64
Islam, KH. Harsono Misaalah lah yang selalu memimpin acara nya ketika
sedang berlangsung.91
tukang pemanjat kelapa (bisa dibilang pekerjaan ekstrim) yang terus bekerja
bantuan dari mahluk gaib, masaalah pembagian warisan, haji, zakat, dan lain-
seperti haul Guru tua, hari Santri Nasional, dan lain sebagainya.
91
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
92
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
93
Hamdan Pohontu, S.Ag. M.Pd. (Kepala Sekolah, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono
Misaalah) Wawancara, Pada Tanggal 19 November 2017
65
Adapun keyakinan atau aqidah yang harus diperkuat oleh masyarakat islam
SWT, agar tidak mudah goyah dengan bujukan-bujukan atau rayuan-rayuan dari
pihak manapun.95
Pun masyarakat yang sering konflik itu kita harus mengajak nya dialog dan
dikasih pemahaman keislaman yang holistik agar menjadi tidak terpecah belah,
individu yang tidak pernah silaturahmi diajak pertemuan antar warga baik melalui
muslim.96
94
H. Abdurrahman Bata, S.Pd.I. (Guru, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono Misaalah)
Wawancara, Pada Tanggal 18 November 2017
95
H. Abdurrahman Bata, S.Pd.I. (Guru, Kerabat, dan Sahabat Dekat KH. Harsono Misaalah)
Wawancara, Pada Tanggal 18 November 2017
96
Drs. Aminulah Gam, Wawancara, Pada Tanggal 20 November 2017
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nama lengkapnya adalah KH. Harsono Tajudin Misaalah atau biasa disapa
dengan Aba Gaf. KH. Harsono Misaalah lahir di desa Bohabak pada tanggal
14 Mei tahun 1956, dan wafat pada tanggal 24 Oktober 2017 pukul 12.00
WIB di kota Bandung saat menemani santri-santri nya ikut Pekan Olahraga
yang bernama Lulu Yarbo pada tahun 1979 dan dikaruniai empat orang anak
yang ditawarkan oleh KH. Harsono Misaalah itu mengacu pada konsep
pendidikan Al-Khairaat yang dibawa oleh Habib Idrus bin Salim Al Jufri.
semenjak kecil sampai dewasa hingga menjadi orang tua sekalipun, oleh
karena itu manusia harus menerima didikan asal mempunyai roh kesucian
pendidikan dalam rumah tangga ialah kesayangan dan kecintaan, asas hidup
66
67
3. Karena tradisi dan adat dari masyarakat mengarah pada kesyirikan yang
dengan ajaran Islam, akan tetapi sebagian besar bisa merubah pandangan
masyarakat dalam memahami ajaran Islam dan bisa membedakan mana yang
B. Saran
dapat ditingkatkan dan diteliti lebih mendalam lagi karena penulis sadar
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Mengingat pentingnya bagi
2. Mengenai karya KH. Harsono Misaalah itu tidak dituangkan dalam bentuk
Bolmut itu sangat berpengaruh di wilayahnya. Dan semoga skripsi ini bisa
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Aziz Jum’ah Amin, “Fiqh Dakwah” terjemahan Abdus Salam Masykur
(Solo: Citra Islam Press, 1997)
Aziz Mohamad Ali, “Ilmu Dakwah” (Jakarta: Kencana, 2009)
Abdurrahman, KH. Muhammad Abubakar; Pengabdi Sepanjang Hayat (Migrasi :
Yogyakarta, 2017)
Aly Hery Noer, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 2009)
Boulu Fathan, Hamdan Datunsolang: Sosok Pemimipin Yang Cerdas (Yayasan
Dian Sejahtera, Gorontalo, 2011)
Furchan H. Arief dan H. Agus Maimun, Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai
Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Halim Abdul, “Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoris, dan
Praktis. (Jakarta: Ciputat Pers, 2009)
Harahap Syahrin, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam (Jakarta: Prenada
Media Group, 2011)
Idris Mardjoko, Kebangkitan Intelektualisme di Mesir (Yogyakarta : Teras, 2008)
Ilahi Wahyu, “Komunikasi Dakwah” (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010)
Ilahi Wahyu, “Manajemen Dakwah” (Jakarta: Kencana, 2010)
Keputusan Mukhtamar Al-Khairaat, “Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pendidikan Al-Khairaat” 25 Agustus 2008
Lantong Z.A, “Mengenal Bolaang Mongondow” (Totabuan: UD 1996)
Mokodenseho R.C, Arsip Kerajaan Bintauna, Tahun 1795
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2005)
Mujib Abdul dan Mudzakir Jusuf, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: Kencana,
2009)
Munardji, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2009)
Munawwir Ahmad Warson, “Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Surabaya: Pustaka Progresif, 2007)
Rahman Musthofa, “Pendidikan islam Dalam Perspektif Al-qur’an (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010)
70
C. Undang-Undang