Anda di halaman 1dari 8

KETERKAITAN AKTIVITAS MASYARAKAT DI

TEPIAN SUNGAI MUSI DENGAN LINGKUNGAN


DISEKITARNYA

Disusun Oleh :

Adinda Qurota Irani (03061381722067)

Dosen Pembimbing
Maya Fitri Oktarini, S.T, M.T.

Program Studi Teknik Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2019
KETERKAITAN AKTIVITAS MASYARAKAT DI TEPIAN SUNGAI MUSI
DENGAN LINGKUNGAN DISEKITARNYA .(35-36 ILIR, PALEMBANG,
SUMATERA SELATAN)
Adinda Qurota Irani (03061381722067)
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Sriwijaya
email : qurotairani@gmail.com

ABSTRAK
Sungai Musi memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di Kota
Palembang. Selain sebagai sumber air baku PDAM dan sarana transportasi, Sungai
Musi juga digunakan untuk aktivitas MCK oleh masyarakat yang berada di tepi sungai.
Adanya kebiasaan masyarakat menjadikan sungai sebagai tempat mencari nafkah
maupun sebagai tempat transportasi mengakibatkan banyak bangkai kapal maupun
kapal yang diletakkan tidak pada tempatnya yang menjadikan sungai terlihat kumuh
dan sempit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
perilaku masyarakat dengan metode observasi, wawancara, dan kuisioner. Penelitian
dilakukan terhadap 100 masyarakat yang berada di tepi Sungai Musi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, pendidikan, pendapatan,
dan sikap mempengaruhi perilaku masyarakat dalam membuang sampah

Metode penelitian yang digunakan dalamm makalah ini adalah Metode


Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan sebagai pemandu agar fokus.Pada
riset ini hal yang penulis analisis adalah respon Masyarakat 35-36 Ilir terhadap
lingkugan sekitarnya dengan memperhatikan kondisi arsitektural,kondisi ekologis dan
kondisi geografis dan hal lainnya.

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat sadar ini adalah
masalah kita bersama, untuk itu selaku insan manusia yang bertanggung jawab dan
memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga
dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya
akan tercipta lingkungan yang baik.

Kata Kunci : Sungai Musi, Transportasi, Aktivitas

1. Pendahuluan
Kawasan tepian sungai merupakan daerah yang strategis dan memiliki
aksessibilitas yang tinggi. Adanya ketergantungan terhadap sungai mengakibatkan
daerah tepian sungai digunakan sebagai pemukiman dan digunakan juga sebagai
tempat untuk mencari mata pencahariaan. Sungai Musi merupakan
sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dengan panjang
750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatra dan membelah Kota
Palembang menjadi dua bagian. Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota
Palembang pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga
sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.
Beberapa aktivitas yang dilakukan masyarakat di Sungai Musi yaitu tempat mandi,
mencuci, memasak, jalur transportasi air, sarana rekreasi air, tempat tinggal (lanting),
penunjang ekonomi dan membuang sisa sampah rumah tangga .

Masyarakat di tepian Sungai Musi memarkirkan kapal kapal mereka di


sembarang tempat dan menjadikan banyak bangkai kapal yang berada dipinggir
sungai. Kebiasaan ini sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat tersebut.
Terlebih di daerah tepian Sungai Musi khususnya didaerah 35-36 Ilir. Banyak sekali
bangkai sampah maupun sampah yang berserakan ditepian sungai. hasil kegiatan
disekitar juga kerap dibuang ke Sungai Musi karena kemudahan, sehingga semakin
membuat kesan kumuh pada lingkungan sekitar sungai.

Terdapat 4 aspek yang berkaitan dengan dampak kegiatan warga disekitar


tepian sungai yaitu aspek sanitasi dan kesehatan masyarakat, ekosistem, transportasi,
dan pemerintahan. Sanitasi masyarakat di tepi sungai yang identik dengan sanitasi
buruk bisa dirubah dimulai dari hal kecil. Banyak dijumpai dimana-mana tanpa
adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran
baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta munculnya
berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Lingkungan tentu
saja mempengaruhi keadaan manusia sebagai makhluk sosial. Bagaimana mereka
nyaman, aman, dan betah dengan keadaan fisik lingkungan seperti apapun karena
interaksi antar sesama di dalamnya. Begitupula yang terjadi di permukiman bantaran
sungai 35-36 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, dimana interaksi sosial
mempengaruhi tingkat kebetahan di tengah lingkungan fisik yang kurang layak.

2. Tinjauan Pustaka
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia
dan mikro-organisme (virus dan bakteri).Ilmu yang mempelajari lingkungan
adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari
ilmu biologi.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dengan


memberikan lembar kuisioner kepada responden yang selanjutnya dilakukan
perhitungan yang disusun dalam bentuk tabel dan diagram. Penelitian ini juga
didukung dengan survey langsung ke lapangan guna lebih memahami keadaan lokasi
sebenarnya.

4. Lokasi

Penelitian dilakukan di daerah 35-36 Ilir, Kota Palembang, Sumatera Selatan.


Lokasi berdekatan dengan Jembatan Musi II dan berbatasan langsung dengan Sungai
Musi. Lokasi yang disurvey merupakan permukiman yang benar-benar berada di tepi
sungai dengan kondisi yang cukup padat.

5. Permasalahan disekitar tepian sungai 35-36 Ilir

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung,


baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung
prikehidupan dan penghidupan.
Keberadaan kapal sebagai transportasi di kehidupan sehari-hari tak lepas dari
kegiatan masyarakat disekitar sungai tetapi, mereka menganggap barang yang telah
dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dan menelantarkan dengan
seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi factor yang
paling dominan, di samping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus
dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak
dapat menjaga lingkungan sekitar.

Pada saat mewawancarai beberapa warga didaerah tepian sungai 35-36 Ilir hanya
beberapa dari warga yang melakukan kegiatan dengan menyelaraskan keadaan
lingkungan atau peka terhadap lingkungan sekitar. Masyarakat disekitar lingkungan
tepian sungai dirasa kurang peduli dengan lingkungan mereka sendiri , bisa jadi
karena telah terbiasa selama bertahun tahun dengan keadaan dan menjadikan hal
tersebut menjadi kebiasaan. Maka dari itu sangat diperlukan sosialisai agar warga
dapat mengetahui cara menyikapi dengan benar.

Pengelolaan lingkungan yang baik dan pekanya terhadap lingkungan bisa


dijadikan solusi dari permasalahan ini dan tentunya peran dari pemerintah juga bisa
sangat membantu. Karena kondisi jalan disekiar sungai yang sempit dan juga lahan
permukiman yang tidak tertata menjadikan warga setempat maupun masyarakat dari
luar menjadi sulit untuk mengakses masuk ke daerah permukiman dan akhirnya
masyarakat menjadi acuh terhadap lingkungan sekitar. Pembatas antara sungai dan
permukiman sudah banyak yang rusak menjadikan masyarakat langsung memarkirkan
kapal disembarang tempat dan menjadikan tepian sungai menjadi terlihat kumuh.

Cara terbaik dalam mengelola dan menangani keadaan tepian sungai dengan
berbagai permasalahannya yaitu dengan
1. Menyadarkan warga bahwa lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kegiatan
didaerah tersebut.
2. Membuat dermaga agar warga sekitar tidak memarkirkan kapal disembarang
tempat

3. Membuat jerambah pembatas antara sungai dan permukiman

4. Memperbaiki akses sirkulasi kendaraan karena jalan akses untuk memasuki


kawasan yang sempit.
5. Membuat open space sebagai tempat resapan disekitar permukiman warga dan
bisa dijadikan sebagai tempat berkumpul warga sekitar.

6. Mempertahankan rumah rumah ciri khas tepian sungai yang nantinya bisa
dijadikan tempat wisata
6. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan uraian-uraian dalam pembahasan, dapat ditarik beberapa


kesimpulan antara lain seperti berikut :

1. Kesadaran kita semua agar menjaga lingkungan dan harus peduli dengan
lingkungan sekitar karena jika bukan kita yang memulai siapa lagi yang
akan melakukannya.

2. Dampak yang ditimbulkan dari lingkungan yang tidak baik akhirnya juga
akan terkena pada kita oleh karena itu kita harus bisa peka akan
lingkungan yang baik juga berdampak baik bagi kita begitupun sebaliknya.

Ada beberapa saran yang ingin dikedepankan penulis dalam tulisan ini, yaitu:

1. Kita semua harus menjaga lingkungan dan harus bisa menempatkan diri
dimanapun kita berada dan sadar akan kebersihan lingkungan karena
dampaknya juga akan berpengaruh kepada kita semua.

2. Di harapkan kepada warga sekitar tepian sungai 35-36 Ilir dan kita semua
agar menjaga lingkungan dan harus peduli dan peka terhadap lingkungan
karena dampak yang akan didapat pasti berpengaruh kepada masyarakat
disekitarnya.
REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Musi

https://journal.ubb.ac.id/index.php/snppm/article/view/548/489

https://drive.google.com/file/d/1FOkfK2chZnx8NuQBE64-ddXN5OeKcrpB/view

https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ACYBGNRlxEEg303a8HRngnGt
iEEPqygO2A%3A1572020263371&ei=JyCzXcmgFpv6rQG2hISgBA&q=aktivitas+h
arian+masyarakat+tepian+sungai&oq=aktivitas+harian+masyarakat+tepian+sungai&
gs_l=psy-ab.3...3983767.3983767..3984685...0.0..0.91.91.1......0....1..gws-wiz.CHk5
OnzH-ks&ved=0ahUKEwiJ0ILr57flAhUbfSsKHTYCAUQQ4dUDCAo&uact=5

https://megapolitan.kompas.com/read/2015/04/30/13455241/Masyarakat.Tepian.Sung
ai.Jadi.Aktor.Utama.Kelestarian.Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai