Anda di halaman 1dari 6

Tentang trans musi

Trans Musi, angkutan bus perkotan yang beroperasi di Kota Pelembang adalah yang
paling spektakuler dalam pertumbuhan armada angkutan dibandingkan dengan daerah
lainnya. Bayangkan, belum genap 2 tahun, Kota Palembang telah memiliki armada sebanyak
85 buah bus. Bahkan dalam waktu dekat ini akan ditambah lagi 80 bus untuk melayani 5
koridor di lintas perkotaan.

Keberhasilan Trans Musi ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kota Palembang yang
menyerahkan kegiatan transportasi perkotaan ini kepada PT Sarana Pembangunan Palembang
Jaya (SP2J) melalui unit usaha BRT Trans Musi yang merupakan perusahaan BUMD.
Pemerintah kota hanya mengawasi dan menyertakan modalnya dalam bentuk menyerahkan
bus bantuan Kementrian Perhubungan kepada SP2J untuk di kelola dan dioperasikan
sebagaimana mestinya.

‘’Hingga saat ini, Trans Musi adalah satu-satunya bus angkutan perkotaan yang tidak di
subsidi oleh pemerintah daerah,’’ kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang, Drs
Wimpi SH MM yang di dampingi Kabid Transportasi, Jalan dan Rel Dinas Perhubungan
Kota Palembang Agus Supiyanto.

BRT Trans Musi sebenarnya sudah beroperasi sejak September 2009 lalu dengan 20 bus
medium yang merupakan bantuan dari APBD Kota Pelembang. Bus ini hanya melayani dua
koridor. Koridor I dari Terminal Alang-Alang Lebar melewati simpang Polda Sumsel dan
berakhir di bawah jembatan Ampera dan Koridor II dari Terminal Sako melewati simpang
Polda Sumsel dan berakhir di Palembang Indah Mall.

Simpang Polda Sumsel menjadi titik sentral bagi penumpang BRT Trans Musi yang akan
berpindah dari Koridor I ke Koridor II atau sebaliknya. Bagi pengguna BRT Trans Musi dari
koridor II yang akan ke jembatan Ampera misalnya, bisa transit di simpang Polda Sumsel.

Secara resmi, operasional BRT Trans Musi di launcing pada 22 Februari 2010. Melihat
kesuksesan Trans Musi, pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perhubungan
memberikan 5 buah bus ukuran besar pada 1 Mei 2010. SP2J pun kemudian menambah 60
bus berukuran sedang dan melakukan soft lounching pada 23 Februari 2011 lalu.

Dengan adanya tambahan armada, rute yang dilayani Trans Musi pun bertambah menjadi 5
koridor. Koridor III melayani Terminal Jakabaring – Terminal Palembang Square Mall,
Koridor IV melayani Terminal Plaju – Terminal Karya Jaya dan Koridor V Bandara Sultan
Badaruddin II – Terminal Alang-Alang Lebar.

Agus menjelaskan, tujuan dikembangkannya BRT Trans Musi adalah dalam rangka
menyediakan pelayanan angkutan umum yang sesuai dengan kebutuhan masyarkat,
pemanfaatan jaringan jalan secara optimal sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas,
menarik pengguna kendaraan pribadi sehingga menggunakan angkutan umum, memberikan
dampak positif terhadap lingkungan dan pemanfaatan jaringan jalan secara optimal sehingga
mengurangi kemacetan lalu lintas.

Banyak keuntungan jika menggunakan BRT Trans Musi. Misalnya keamanan. Karena Trans
Musi memberikan jaminan keamanan yang lebih baik kepada penggunanya, karena selain
dilengkapi dengan pintu keluar/masuk yang hanya dibuka/tutup oleh pengemudi.
Kenyamanan sudah pasti, karena bus dengan kapasitas 22 tempat duduk (untuk bus medium)
dan 15 untuk berdiri namun tidak berdesak-desakan ini di lengkapi dengan penyejuk udara
(AC)

Untuk menjamin kepastian layanan kepada pengguna, operasional Trans Musi diatur
sedemikian rupa dengan jam keberangkatan yang selalu tepat waktu setiap 10-15 menit sekali
di setiap terminal keberangkatan maupun di halte-halte yang telah disediakan. Dengan kata
lain, bus tidak pernah ngetem sehingga perjalanan lebih singkat.

Biaya nya pun sangat murah yaitu Rp 3000/penumpang untuk satu kali perjalananan. Saat ini
pola pembayarannya masih dilakukan secara manual yaitu dengan membeli karcis kepada
kondektur di dalam bus. Namun ke depan Trans Musi akan mengerapkan smart card,
sehingga tidak ada lagi transaksi uang antara penumpang dengan awak bus, sehingga lebih
akuntabilitas.

Masyarakatpun menyambut baik kehadiran Trans Musi ini, dan berharap sejumlah daerah
bisa dilalui oleh bus kota kebanggaan masyarakat Palembang. Sebagaimana disampaikan Siti
Munawarah, salah seorang pegawai kesehatan di RS Chadijah yang selalu selalu
menggunakan Trans Musi setiap pulang dan pergi kerja.

Sejak ada Trans Musi, Munawarah menjadi pelanggan tetap Trans Musi. Alasannya selain
nyaman dan aman, pengemudi mengoperasikan kendarannya dengan sangat baik, tidak
seperti pengemudi bus kota yang mengoperasikan kendaraannya dengan ugal-ugalan, ngebut
bahkan membahayakan penumpang maupun pejalan kaki lainnya.

Selain sejuk karena di lengkapi dengan penyejuk ruangan, Trans Musi tidak bising sepeti bus
kita lainnya, yang menghidupkan musik dengan suara yang hingar bingar. Belum lagi para
pencopet yang kerap beroperasi saat bus kota dalam kondisi padat. ‘’Saya merasa nyaman
dan aman naik Trans Musi,’’ katanya

Karena memberikan keamanan dan kenyamanan itulah, Trans


Musi mendapat tempat di hati dan menjadi pilihan masyarakat
Pelembang. Dari pengamatan di lapangan, terlihat bus besar
maupun bus medium selalu penuh khsusnya pada jam-jam orang pergi dan pulang kerja
maupun sekolah. Setiap harinya, rata-rata Trans Musi mengangkut penumpang sebanyak
15.000 orang. Bahkan pada awal minggu ini mengangkut hingga 17.000 penumpang.

Dengan tarif Rp 3000/penumpang, pendapatan SP2J setiap harinya dari unit Trans Musi ini
sebesar Rp 45 juta. ‘’Untuk biaya operasional seperti pembayaran gaji karyawan, pembelian
bahan bakar dan biaya perawatan sudah tertutupi dan bisa dikatakan untung. Namun untuk
pengembalian investasi, sepertinya kami harus bekerja lebih keras lagi,’’ kata Aries

Pendidikan Pengemudi
Pengemudi adalah satu komponen penting dalam kesuksesan operasional Trans Musi. Untuk
itu SP2J benar-benar selektif dalam mencari calon pengemudi Trans Musi dan harus melalui
serangkaian tes.

Manager BRT Trans Musi Palembang, Aries Rachmansyah di kantornya mengatakan,


pihaknya menerima pengemudi berdasarkan keahliannya. Hanya BRT Trans Musi yang
menghargai tingkat pendidikan seseorang, sekalipun hanya berijazah Sekolah Dasar (SD) dan
Selolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
‘’Kadang ada orang yang memiliki keahlian mengemudi, tapi pendidikannya hanya sampai
SD. Tapi karena dia ahli dalam mengemudi bahkan mengemudianya melebihi kehandalan
mereka yang berijazah SMA sekalipun, kita terima mereka sebagai pengemudi Trans Musi.
Karena kita lebih mempercayakan skill mereka dibandingkan pendidikan mereka,’’ kata
Aries.

Sebelum menjadi pengemudi Trans Musi, mereka harus di tes pengetahuan umumnya tentang
mengemudi dan pemahaman rambu-rambu lalu lintas. Selain harus lolos tes kesehatan dan
bebas dari psikotropika, calon pengemudi akan mendapatkan pelatihan disiplin, pelatihan
fisik dan etika mengemudi sebanyak dua kali dalam sebulan dengan pihak Kepolisian dan
Kodam. Juga dilatih bagaimana menangani kecelakaan bilamana terjadi dengan Dinas
Kesehatan.

Melalui serangkaian tes dan pelatihan itu nantinya pengemudi akan mendapatkan Sertifikasi
Pengemudi Angkutan Umum (SPAU) sebagai bukti kelulusan. Berdasarkan catatan Dinas
Perhubungan saat ini sudah ada 160 pengemudi yang mengantongi SPAU. ‘’Pengemudi
pemilik SPAU ini lah yang nantinya akan membawa Trans Musi, karena pengemudi Trans
Musi wajib mengantongi SPAU,’’ jelas Agus Supriyanto.

Karena sudah mengantongi SPAU, maka pengelola Trans Musi memberikan apresiasi dengan
tingkat kesejahteraan cukup bagus, yaitu antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta setiap bulannya.

Pengemudi Trans Musi juga tidak bisa leluasa mengebut atau menyalip bus di depannya.
Karena semuanya diawasi dan di monitor dari kantor pusat melalui alat Global Positioning
System (GPS) yang di letakkan di seluruh bus. Kalaupun harus menyalip bus di depannya
harus mendapat izin dari pusat. Alasannya pun harus kuat, yaitu karena bus didepannya
mengalami kerusakan. “Kalau berangkat dari pool urutannya nomor 1 ya kembalinya harus
nomor 1 juga,’’ jelas Aries.

Pendidikan SPAU ini tentunya sangat berguna bagi pengemudi


saat mengoperasikan kendaraannya. Karena ada saja kasus-kasus
tindak kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku seperti
pencopet atau yang mengalami kelainan seksual. Namun semuanya itu ditangani dengan
tindakan preventif.

Dengan peralatan yang tersedia di kendaraan, pengemudi Trans Musi bisa memberikan
isyarat dan kemudian menginformasikan kepada pusat pengendali operasi bahwa telah terjadi
tindak kejahatan di dalam bus yang dioperasikannya. Dengan informasi tersebut, pusat
kendali akan menginformasikan kepada jajarannya yang ada di halte selanjutnya untuk
bersiap-siap melakukan tindakan pengamanan. Karena Trans Musi tidak bisa menurunkan di
sembarang tempat melainkan harus di halte-halte yang telah disediakan.

Koneksi dengan Bus Air


Sebagaimana diketahui, 5 Koridor yang dilayani oleh Trans Musi terhubungan dengan
koridor-koridor lainnya. Untuk perpindahan dari satu koridor ke koridor lainnya, pemegang
karcis tidak perlu membeli karcis lainnya, cukup dengan karcis yang di beri dari koridor
awal. Bahkan karcis itu bisa juga di gunakan untuk naik bus air, yang dermaganya berada di
bawah jembatan Ampera. ‘’Pemegang karcis Trans Musi bisa langsung naik bus air tanpa
harus membeli karcis lagi’’ kata Agus Supriyanto.

Diyamin, Kepala Dermaga 16 Ilir mengatakan, bus air yang tersedia melayani ke sejumlah
daerah di wilayah kota Palembang. Namun yang paling pavorit adalah tempat wisata Pulau
Kemarau dan Sungai Lais. Ke depan bus air ini juga akan melayani rute Jakabaring pada Juni
2011 ini.

Bus air yang tersedia ada 6 buah. Sebanyak 2 buah merupakan bantuan Kementrian
Perhubungan. Kapal yang terbuat dari fiber dengan mesin 2 x 30 PK di beri nama Pangeran
Sido Ing Lautan dan Ario Dila. Sedangkan 4 buah kapal milik pemda Palembang diberi nama
Siguntang Mahameru, Belido, Bamulih Wisata dan Putri Rambut Selako.

Sebagaimana aturan Ditjen Perhubungan Laut, seluruh bus air di lengkapi dengan live jacket
dan pelampung yang berjumlah 55 buah. Untuk bus air bantuan Kementrian Perhubungan
dilengkapi dengan penyejuk ruangan, toilet, full musik, GPS dan alat pengukur kedalaman
dan kecepatan arus air. Namun tidak sedikit masyarakat yang memilih bus air milik pemda
karena kordiornya yang tebuka sehingga bisa leluasa melihat pemandangan di sekitar sungai
Musi.

Untuk hari Senin-Jumat biasanya hanya beroperasi sebanyak 2 kali dalam sehari dengan
jumlah penumpang rata-rata sebanyak 30-40 penumpang. Hal ini dikarenakan minat
masyarakat yang menggunakan bus air ini sangat sedikit. Tapi pada hari Santu-Minggu dan
hari-hari libur, kapal yang mampu menampung hingga 50 penumpang ini bisa beroperasi
hingga 3 kali dalam sehari dengan jumlah penumpang sebanyak 50 orang.

Bagi masyarakat yang memegang tiket Trans Musi, tidak akan di


pungut biaya lagi. Tapi bagi masyarakat yang sengaja ingin naik
bus air hingga ke Pulau Kemarau dan Sungai Lais dikenakan
biaya Rp 3000/penumpang. ‘’Murah sekali, padahal jarak yang
ditempuh untuk sampai Sungai Lais sekitar 7 km,” jelas Diyamin.

Diakui oleh Diyamin, dalam pengoperasian bus air ini, pihaknya


masih mengalami kerugian alias masih mendapatkan supsidi
berupa bantuan solar sebanyak 10 liter setiap harinya untuk satu kapal yang bersumber dari
APBD. Hal itu pula yang membuat SP2J selaku pengelola Trans Musi masih belum bersedia
mengeloa bus air.

Sayangnya, meski interkoneksi sudah terjadi, namun dalam ketepatan waktunya masih perlu
di perbaiki lagi. Karena bus air baru mulai melakukan aktifitasnya pada jam 09.00 wib,
sedangkan penumpang Trans Musi ada yang sudah tiba di bawah jembatan Ampera sejak 1-2
jam sebelumnya, sehingga pelancong yang akan menikmati keindahan Pulau Kemarau dan
Sungai Lais harus menunggu cukup lama. (TIM)

Tentang baja

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk
kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari
tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah
kubus atom, dan susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom.
Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang
membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat
keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon,
mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain
itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis
baja diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan
niobium.[1]

Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas
baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal dari atom penyusun besi. Tanpa karbon ini
maka struktur kristal dari besi murni tidak memiliki resistensi antar atom dan akan saling
melewati satu sama lain, atau menjadi sangat lembek. Baja karbon ini dikenal sebagai baja
hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan
cangkul.

Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan
tariknya , namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi menggunakan tungku pembakar
selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi
yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di
pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga
produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum
di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa.
Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin,
perkakas, dan senjata.

Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-
lembaga standar. Proses pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS),
menggantikan sebagian besar metoda-metoda lama dengan menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kualitas produk akhir.

Anda mungkin juga menyukai